materi stkip

37
MATERI MEMAHAMI ETIKA DENGAN TEMAN Prinsip-prinsip etika pergaulan: 1. Hak dan kewajiban Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tapi juga jangan sampai meninggalkan kewajiban kita sebagai makhluk sosial. 2. Tertib dan disiplin Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktivitas. Disiplin waktu biar nggak keteteran. 3. Kesopanan Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru dimanapaun dan kapanpun. 4. Kesederhanaan Bersikaplah sederhana layaknya Rasulullah SAW. 5. Kejujuran Jujur akan membawa kita ke dalam kebenaran. Bersikap jujurlah walau itu pahit. 6. Keadilan Senantiasa bersikap adil dalam bergaul. Tidak membeda-bedakan teman. 7. Cinta Kasih Saling mencintai dan menyayangi teman kita agar terhindar dari permusuhan. 8. Suasana & tempat pergaulan kita Ini sangat penting juga buat kita. Musti diperhatiin yaa Faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan Remaja. Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga

Upload: ikhtiar-akar-pohon

Post on 04-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bidang Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI STKIP

MATERI

MEMAHAMI ETIKA DENGAN TEMAN

Prinsip-prinsip etika pergaulan:

1. Hak dan kewajiban

Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tapi juga jangan sampai meninggalkan kewajiban

kita sebagai makhluk sosial.

2. Tertib dan disiplin

Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktivitas. Disiplin waktu biar nggak

keteteran.

3. Kesopanan

Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru

dimanapaun dan kapanpun.

4. Kesederhanaan

Bersikaplah sederhana layaknya Rasulullah SAW.

5. Kejujuran

Jujur akan membawa kita ke dalam kebenaran. Bersikap jujurlah walau itu pahit.

6. Keadilan

Senantiasa bersikap adil dalam bergaul. Tidak membeda-bedakan teman.

7. Cinta Kasih

Saling mencintai dan menyayangi teman kita agar terhindar dari permusuhan.

8. Suasana & tempat pergaulan kita

Ini sangat penting juga buat kita. Musti diperhatiin yaa

Faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan Remaja.

Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan

yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan

diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada

remaja, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara lain :

1.      Kondisi fisik

Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Mereka biasanya mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka

dambakan. Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih.

Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik se ideal itu. Karenanya, remaja

harus bisa belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik seefektif

mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukannya makna

Page 2: MATERI STKIP

kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak,

serta kepribadian yang baik.

2.      Kebebasan Emosional

Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas

melakukan apa saja yang mereka suakai. Dalam masa peralihan dari anak-anak menuju

dewasa, seorang remaja senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui

dan disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat

anatara anak dan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan

terasa lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling

pengertian dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain.

Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan

melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan

diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara

orang tua dan anak adalah menjadi pendengar yang aktif.

3.      Interaksi sosial.

Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep

diri yang positip, sehingga seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten

dan disenangi oleh lingkungan. Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai

dengan kenyataan yang ada ( tidak di kurangi atau dilebih-lebihkan).

4.      Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten.

Artinya harus terus digali dan dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat

sejauh mana potensi itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk selanjutnya

diperdalam, hingga dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima kemampuan diri

secara positip, seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat

terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti

5.      Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, mengatakan bahwa

orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang

lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap positip, optimis, spontan, bahagia,

serta penuh gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu

kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan memiliki

jiwa yang sakit. Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta

tertekan.

Page 3: MATERI STKIP

MATERIETIKA KEDISIPLINAN SISWA PELAJAR

Umumnya seorang pelajar atau mahasiswa yang belajar di suatu institusi pendidikan harus bersedia mematuhi segala ketentuan yang berlaku untuk bisa diterima belajar di sekolah atau di kampus. Setelah diterima pun tetap harus menjaga diri untuk tidak menyalahi peraturan yang ada baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis agar tidak dikenai sanksi sanksi disiplin yang merugikan dirinya sendiri. Intinya adalah selama seseorang harus mentaati peraturan suatu institusi pendidikan dari awal masuk hingga lulus.

Berikut ini adalah beberapa peraturan dasar yang harus patuhi oleh seorang siswa pelajar sekolah maupun seorang mahasiswa yang berkuliah di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta secara umum :

1. Berpakaian yang Rapi dan Sopan

Jika harus menggunakan seragam, maka seragam harus selalu dikenakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, lengkap dengan berbagai atribut yang ada. Pakaian yang dikenakan harus bersih, rapi, layak pakai, tidak terbuka, tidak mengundang, dan lain sebagainya.

2. Mengikuti Kelas Pembelajaran

Seorang siswa maupun mahasiswa harus hadir pada kelas-kelas yang telah ditentukan untuknya sesuai dengan jadwal yang ditentukan serta mengisi daftar hadir yang ada. Termasuk mengikuti ujian dengan baik dan penuh tanggung jawab.

3. Tidak Melakukan Tindak Kecurangan

Selama mengikuti ujian tidak diperbolehkan melakukan tindakan curang untuk mendapatkan nilai yang baik seperti mencontek, bekerja sama, membuka catatan (kecuali ujian open book), berkomunikasi jarak jauh, kolusi dengan orang dalam, dan lain sebagainya.

4. Tidak Terlibat dengan Narkoba dan Tindak Kriminalitas Lainnya

Bagi orang-orang yang melanggar biasanya disediakan hukuman yang tegas mulai dari skorsing hingga pengembalian kepada orangtua (drop out) tergantung dari tingkat kesalahannya. Untuk narkoba biasanya hukumannya akan jauh lebih tegas seperti dikeluarkan secara permanen agar menjadi pelajaran bagi siswa / mahasiswa yang lain untuk selalu menjauhi narkotika dan obat-obatan terlarang.

5. Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Dilarang melakukan berbagai tindakan yang menimbulkan kegaduhan, gangguan, kerusuhan, huru-hara, perkelahian, tawuran, ketidaknyamanan, kebencian, teror, rasa takut, dan lain sebagainya. Kegiatan belajar dan mengajar tidak boleh diganggu oleh siapapun juga baik dari

Page 4: MATERI STKIP

dalam maupun dari luar, kecuali apabila memang melanggar hukum maupun nilai-nilai yang berlaku.

6. Menjaga Nama Baik Sekolah / Kampus

Baik selama menjadi murid, mahasiswa, maupun sebagai alumni lulusan harus selalu menjaga nama baik institusi pendidikan tempat dia menimba ilmu. Jangan sampai perbuatan atau tintak tanduknya menyebabkan pencemaran nama baik sekolah / kampus di mata masyarakat.

7. Menghormati Guru, Dosen, Asisten dan Karyawan Sekolah / Kampus

Setiap siswa/mahasiswa diwajibkan selalu menghormati guru, dosen, asisten dosen beserta staf karyawan yang bekerja di sekolah atau kampus tempatnya belajar. Dilarang keras melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang-orang tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Setiap masalah harus diselesaikan secara baik-baik sesuai prosedur yang ada, bukan dengan cara main hakim sendiri.

8. Menjaga dan Merawat Harta Benda Milik Sekolah / Kampus

Semua warga suatu institusi pendidikan wajib menjaga dan merawat segala aset yang menjadi milik institusi pendidikan seperti gedung, meja, kursi, papan tulis, alat-alat tulis, komputer, ac, lcd projector, ohp, pengeras suara, pajangan, tanaman, kendaraan, dan lain sebagainya. Dilarang keras melakukan sabotase maupun pengrusakan terhadap harta benda milik sekolah atau kampus.

9. Belajar dengan Baik dan Tekun

Baik secara tertulis maupun tidak tertulis setiap siswa wajib lulus dalam tempo waktu tertentu dengan nilai yang memenuhi syarat. Oleh sebab itu setiap siswa / mahasiswa dituntut untuk belajar dengan baik agar nilainya bagus dan bisa lulus dengan lancar.

10. Melalukan Administrasi Pendidikan Dengan Baik

Berbagai ketentuan administrasi yang ditentukan oleh sekolah/perguruan tinggi harus dipenuhi dengan biak dan penuh tanggung jawab. Beberapa ketentuan administrasi yang berlalu umum yaitu seperti pendaftaran awal, pembayaran uang masuk, pembayaran uang pangkal, pembayaran biaya pendidikan rutin, daftar ulang, dan lain-lain.

Masih ada banyak lagi peraturan lainnya yang belaku secara umum di sebuah institusi pendidikan formal seperti playgroup, taman kanak-kanak (tk), sd, smp, sma dan perguruan tinggi.

Page 5: MATERI STKIP

MATERIPERKEMBANGAN KARIR DI MASYARAKAT

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar anak, karena  menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.

Para ahli membagi tingkatan IQ menjadi bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut (Fudyartanto 2002):

Tingkat Kecerdasan (IQ) Klasifikasi140-169 amat superior120-139 superior110-119 rata-rata tingi90-109 rata-rata80-89 rata-rata rendah70-79 batas lemah mental20-69 lemah mentalPemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

-  Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan perilaku seseorang.

-  Minat

Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan dengan cara.

Page 6: MATERI STKIP

Membuat menarik materi

Materi bisa dibuat menarik melalui bentuk buku materi, desain pembelajaran, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, dan guru juga harus memperhatikan performansi saat mengajar.

Pemilihan jurusan atau bidang sekolah

Pemilihan sebaiknya diserahkan pada siswa, sesuai dengan minatnya.

-  Sikap

Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Shay,2003).

-  Bakat

Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaian dengan belajar, Slavin(1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Dengan demikian bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Mengajar merupakan sebuah seni dan ilmu karena untuk menjadi seorang guru/dosen dibutuhkan keahlian khusus, ia membutuhkan beberapa keterampilan dan persiapan dalam bentuk pendidikan bermutu, guru/dosen harus menguasi ilmu pengetahuan dimana mereka akan menjadi perantaranya sehingga siswa/mahasiswa tidak hanya mempelajari pengetahuan mentah, tapi juga belajar bagaimana menerapkan dan menghubungkan pengetahuan itu dalam kehidupannya. Selain itu mengajar memerlukan hati, semangat dan rasa cinta terhadap bahan yang diajarkan serta murid yang dididiknya, dan juga kecintaan serta semangat yang terus menerus pada bidang pendidikan, yang berarti juga tekad untuk belajar sepanjang hayat dan ada keinginan untuk membuat siswa/mahasiswa belajar dengan senang dan mencapai keberhasilan, karena pendidikan yang berhasil adalah apabila para murid mendapatkan ilmu pengetahuan dan bisa mengembangkan pengetahuan melebihi gurunya/dosennya.Kemudian bahwa mengajar itu adalah seni dan ilmu karena tidak ada proses mengajar tanpa belajar (Freire dalam Pedagogy of Freedom, Ethics, Democracy, and Civic Courage) menurutnya ada 7 (tujuh) prinsip yang mendasarinya masing-masing adalah:

1. Mengajar bukanlah sekedar proses mengalihkan pengetahuan melainkan proses untuk menciptakan kemungkinan-kemungkinan bagi produksi dan konstruksi pengetahuan (baru). Karenanya,

2. Mengajar bukan hanya menyediakan muatannya tapi juga mengajak pelajar berfikir dengan tepat, yaitu suatu kemampuan untuk tidak terlalu merasa yakin akan kepastian atau kesangsian yang niscaya. Karenanya pula,

3. Pengajaran tidak akan pernah mengembangkan sebuah prespektif yang benar-benar kritis kalau hanya menuruti kehendak hapalan mekanis atau pengulangan irama ritmis dari partitur dan ide-ide dengan mengorbankan tantangan kreatif.

4. Meski guru/dosen dan siswa/mahasiswa tidaklah sama, yang pertama dibentuk atau dibentuk ulang oleh proses mengajar, dan pada saat bersamaan pelajar membentuk dirinya sendiri pula.

Page 7: MATERI STKIP

MATERIPERKELAHIAN REMAJA

Kenakalan remaja dalam bentuk perkelahian kelompok antar remaja saat ini sering terjadi. Banyak anak remaja yang ikut mengambil bagian dalam aksi-aksi perkelahian beramai-ramai antar kelompok atau geng dan antar sekolah. Perkelahian kelompok antar remaja ini merupakan cermin secara mini perilaku masa remaja saat ini disamping mencerminkan peningkatan ambisi dan pelampiasan rekasi frustasi negative, sebab mereka merasa marah, tertekan, dan dihalang-halangi oleh masyarakat dalam memainkan peran social. Biasanya perilaku mereka juga di dorong oleh kompensasi pembalasan terhadap perasaan-perasaan inferior/min-pleks, untuk kemudian di tebus dalam bentuk tingkah laku “melambung dan ngejago” guna mendapatkan perlakuan lebih terhadapnya.

Tingkah laku kriminal yang terjadi pada remaja pada umumnya merupakan kegagalan sistem kontrol diri terhadap implus-implus yang kuat dan dorongan-dorongan instinktif. Dengan adanya implus-implus yang kuat, dorongan primitive serta sentiment-sentimen hebat, kemudian mereka salurkan lewat perbuatan kejahatan, kekerasan dan agresi. Yang mereka anggap memiliki nilai-nilai yang tinggi. Maka dari itu mereka merasa perlu memamerkan energy dan semangat hidup mereka dalam wujud aksi bersama seperti perkelahian antar kelompok atau tawuran.

Adanya perasaan senasib dan sepenanggungan antara para remaja yang kurang kasih sayang dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orang tua serta dari luar yang kemudian terasa tersisih dari masyarakat, mereka akan merasa lebih berarti bila berada di tengah kelompoknya. Karena di dalam kelompok tersebut mereka merasa lebih di hargai dari pada di lingkungan keluarga. Kebanyakan dari remaja yang terlibat perkelahian antara kelompok, mereka merasa tidak di hargai di lingkungan keluarganya sendiri tidak menemukan kasih sayang dari orang tua atau saudara, dan tidak menemukan tujuan yang jelas untuk melakukan aksi bersama sehingga mereka menjadi tidak kerasan di rumah dan akan merasa lebih nyaman berada di tengah kelompoknya. Mereka merasa lingkungan keluarga tidak bersahabat bahkan cenderung melarang, mengekang serta menghukum mereka.

Dengan begitu remaja yang merasa bingung, galau, kesepian, sengsara, dan tertekan batinnya karena merasa selalu dihambat dan di haling-halangi keinginannya untuk memainkan peran social dan ditolak oleh masyarakat mereka memilih untuk bergerombol dengan remaja lain yang senasib dengannya, kemudian mereka mencari dukungan moril guna memainkan peran social yang berarti, dan memainkan peran social yang berarti dan melakukan kegiatan yang spektakuler bersama-sama. Karena itulah gerombolan atau kumpulan remaja tersebut senang berkelahi, atau melakukan tawuran antar kelompok supaya lebih nampak dan untuk menonjolkan ego mereka.

Perkelahian antar kelompok tersebut akan memperkuat kesadaran menjadi anggota dari suatu kelompok (sebagai keluarga baru) dan memperteguh semangat kelompok. Walaupun kelompok tersebut sifatnya tidak permanen, tetapi jelas menampilkan perilaku-perilaku yang khas, seperti pencerminan dari suatu dunia sosial anak masa kini yang nyata ada sekarang, yang memiliki sentiment-sentimen kelompok primer yang kuat, ambisi serta materil tertentu.

Dari kelompok tersebut kemudian keluar tekanan yang keras dimana anggota kelompok harus melakukan aksi-aksi bersama. Ketidakpatuhan dan penyimpangan dari tingkah laku akan dihukum keras. Bahkan apabila ada salah

Page 8: MATERI STKIP

satu anggota kelompok yang melakukan penghiyanatan akan bisa saja di hukum dengan hukuman mati. Namun sebaliknya kesetiakawanan yang tinggi, solodaritas, loyalitas, dan kesediaan untuk berkorban demi nama besar kelompok sendiri akan sangat di hargai oleh anggota kelompok, khususnya oleh ketua kelompok. Terdapat dua factor yang mempengaruhi perkelahian kelompok antar remaja, diantaranya yaitu factor internal dan factor eksternal.

Factor internal berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh anak-anak remaja dalam menghadapi masalah di lingkungan sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Tingkah laku mereka tersebut merupakan bentuk reaksi yang irasional dalam proses belajar, dalam bentuk ketidak mampuan mereka untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain anak tersebut melakukan pelarian diri yang irasional dengan melakukan hal-hal yang negative seperti perilaku agresi, kekerasan, dan pelanggaran terhadap norma yang diwujudkan dalam bentuk perkelahian kelompok antar remaja.

Page 9: MATERI STKIP

MATERIKECERDASAN SISWA

kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang menuntut

pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk

berinteraksi secara fungsional dengan yang lain. Intelectual Quotient atau

yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan

kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet,

ahli psikologi dari perancis pada awal abad ke 20. Kemudian Lewis

ternman dari unuversitas stanford berusaha membakukan test IQ yang

dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi,

sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal dengan test Stanford-Binet.

Pada saat itu IQ dipahami sebagai pokok dari sebuah kecerdasan

seseorang sehingga IQ dianggap menjadi tolak ukur keberhasilan dan

prestasi hidup seseorang. Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang

memberikan orang tersebut kemampuan untuk berhitung, beranalogi,

berimajinasi dan memiliki daya kreasi serta inovasi. Kecerdasan

intelektual merupkan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada

dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-

masing individu tersebut1[1]. Prakarsa kedua orang di atas menghasilkan

test Stanford-Binet, yang digunakan untuk mengukur kecerdasan anak

yang boleh masuk sekolah biasa atau sekolah luar biasa.

Dalam pandang Stanford-Binet- IQ dipandang sebagai berikut :

1.      Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan

tertentu, semakin cerdas seseorang, semakin cakaplah ia menentukan

tujuan tersebut, dengan tidak mudah membelokkan tujuan tersebut,

2.      Kemampuan untuk menyelesaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan

tersebut,

3.      Kemampuan untuk melakukan otokritik, yang terwujud dalam

kemampuan untuk mencari kesalahan yang telah diperbuatnya dan

memperbaiki kesalahan tersebut.

IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan atau kecerdasan yang

didapat dari hasil pengerjaan soal-soal atau kemampuan untuk

memecahkan sebuah pertanyaan dan selalu dikaitkan dengan hal

akademik seseorang.

1

Page 10: MATERI STKIP

Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak akan ada

informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan, diolah dan diinformasikan

kembali pada saat dibutuhkan. Proses dalam menerima, menyimpan dan

mengolah kembali informasi biasa disebut “berfikir”. Berfikir adalah media

untuk menambah perbendaharaan otak manusia.

Ada lima dimensi kemampuan intelektual, yaitu :

1.      Kognisi, yang merupakan operasi pokok intelektual dalam proses belajar,

2.      Mengingat merupakan proses mental primer untuk retensi atau

menyimpan dan reproduksi segala sesuatu yang diketahui intelektual,

3.      Berfikir divirgen, yaitu operasinya jelas mencakup potensi bakat kreatif,

yang bertugas mencoba sesuatu,

4.      Berfikir konvergen, yaitu berfikir yang menghasilkan informasi dari

informasi yang sudah ada, yang hasilnya ditentukan oleh respon yang

diberikan,

5.      Evaluasi, yaitu kemampuan mencari keputusan atau mencari informasi

dari kriteria yang memuaskan

Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh

IQ (Intelligence Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya

anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap

seseorang dapat ditentukan seorang tersebut umur 3 tahun. Daya

tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan genetik yang dibawanya

dari keluarga ayah dan ibu disamping faktor gizi makan yang cukup.

IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai orang

dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan

dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan

memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan

penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain,

seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit) dan gangguan emosional.

Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-

kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan

IQ-nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi maasuk sekolah,

penguasaan bahasanya akan cepat dan banyak.

Dalam perkembangannya, pandangan terhadap kecerdasan ini

mengarah pada pemikiran bahwa terdapat hubungan secara fungsional

Page 11: MATERI STKIP

antara kecerdasan intelektual dengan emosi seseorang. Rappaport dalam

risetnya di tahun 1970-an menyimpulkaan bahwa emosi tidak hanya

dibutuhkan dalam penerimaan, pengorganasian dan pemanggilan

informasi yang ada di memory. Orang tidak akan pernah mencapai

kesuksesan dalam bidang apapun kecuali mereka menyenangi bidang itu.

Jadi untuk mengoptimalkan kecerdasan intelektual yang biasa disebut

dengan accelereated learning, tidak dapat dicapai tanpa bantuan aktifitas

emosional yang positif.

Page 12: MATERI STKIP

MATERI

KELANJUTAN STUDI KE SMA/SMK

Untuk memilih suatu sekolah tak lepas dari prospek masa depan individu yang dapat menunjang cita-

citanya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ada semacam perbedaan sekolah lanjutan antara

sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang mana sekolah umum mempersiapkan siswanya untuk

melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan sekolah kejuruan mempersiapkan siswanya untuk

masuk dunia kerja atau siap kerja.

Siswa sebagai peserta didik bila ditinjau dari segi usia, mereka tergolong pada usia remaja, yang mana

pada masa tersebut mempunyai karakteristik, kebiasaan, harapan, cita-cita, kebutuhan tersendiri.

Selain itu mengingat pada usia tersebut biasa disebut dengan masa perkembangan. Kadang kala

mereka dirisaukan pada suatu pilihan tentang pendidikan keberhasilan belajar dan kelanjutan studi

dan pekerjaan setelah mereka tamat.

Untuk mengatasi semua itu diperlukan suatu bimbingan yang biasa disebut dengan bimbingan karir.

Oleh karena itu perlu adanya bimbingan karier di sekolah agar siswa dapat memperoleh gambaran

tentang berbagai jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, serta jenis-jenis pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuan siswa, dan mengetahui bagaimana cara menempuh atau memperoleh pekerjaan

yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih terlebih dahulu sekolah lanjutan yang

diinginkan dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Pada umumnya bimbingan karier memang diberikan untuk anak sekolah menengah Atas (SMA),

sebagai bimbingan untuk menentukan dan memilih suatu pekerjaan, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa siswa SMP juga memerlukan adanya bimbingan karier sebagai usaha untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah khususnya untuk sekolah lanjutan, karena dalam

menentukan sekolah lanjutan individu harus memahami sekolah yang akan dimasuki dengan bakat

minat serta cita-citanya.

Oleh sebab itu sudah menjadi tugas konselor untuk menyampaikan informasi tentang hal tersebut

sehingga siswa dapat memilih dan menentukan pilihannya sesuai dengan dirinya. Dalam hal ini

konselor tidak dapat mengerjakan sendiri karena membutuhkan pemikiran dan waktu yang cukup,

sehingga konselor dapat bekerja sama dengan berbagai fihak dalam menyampaikan informasi ini.

Karena itu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa informasi ini sangatlah penting dan bermanfaat bagi

siswa dan orang tua siswa.

Untuk dapat merencanakan studi lanjutan setelah SMP perlu adanya pertimbangan serta langkah-

langkah yang berkaitan dengan keadaan dirinya dan masa depannya, antara lain :

Page 13: MATERI STKIP

a. Menyesuaikan dengan bakat minatnya

Dengan siswa menyesuaikan studi lanjutan dengan bakat dan minatnya maka siswa akan merasa

senang dan puas atas segala sesuatu yang mereka impikan. Dan hasilnya pun akan lebih maksimal

dibandingkan dengan pilihan orang lain yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.

b. Kemampuan fisik, akademis dan sosial ekonomi

Hal ini dipandang perlu, untuk dapat menentukan pilihan maka siswa harus bisa memandang keadaan

serta kemampuan yang ada dalam dirinya. Misalnya siswa yang cacat berkeinginan untuk masuk TNI

maka hal ini tidak mungkin karena dalam pendidikan TNI banyak menggunakan gerakan fisik.

Sehingga hal ini perlu untuk melihat dan mempertimbangkan keadaan dirinya, baik secara fisik,

kemampuan dan ekonomi.

c. Keadaan sekolah lanjutan

Dalam memilih sekolah lanjutan, pasti tidaklah sembarangan. Oleh karena itu perlu kita melihat

keadaan sekolah bukan hanya secara fisik akan tetapi juga secara administrasi.

d. Kesempatan dan peluang yang tersedia

Kesempatan dan peluang yang tersedia, setelah siswa melihat apakah sekolah lanjutan yang

diinginkan sesuai dengan bakat dan minatnya, maka harus melihat adakah peluang atau adakah

program yang siswa inginkan sehingga benar-benar sesuai dengan yang diinginkan.

e. Prospek ke depan

Sekolah lanjutan merupakan batu loncatan untuk kita meraih masa depan, sehingga dalam memilih

sekolah lanjutan hendaknya yang memiliki prospek ke depan, yang mendukung masa depan yang

dicita-citakan.

Page 14: MATERI STKIP

MATERIBOLOS

1. PengertianYang di maksud dengan bolos sekolah di sini adalah:a. keadaan dimana siswa tidak datang kesekolah untuk mengikuti pelajaransebagaimana mestinya pada jam yang telah ditetapkan( penulis, red)b.suatu perbuatan mangkir, melarikan diri dari aktifitas sekolah

2.Pengertian faktor penyebab.

Yang di maksud dengan faktor penyebab di sini adalah, segala yang menjadi alasan yang ada kaitannya dengan kegiatan belajar, sehingga siswa tidak hadir di sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

3.Faktor-faktor penyebab siswa bolos sekolah.

Jika kita baca dari beberapa sumber yang ada, maka kita dapat menggambarkan beberapa faktor penyebab sehingga siswa bolos sekolah di antaranya;

A.Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari siswa berupaa.perilaku dan kebiasaan siswa yang memang tidak suka belajar.Sekolah hanya di jadikan tempat mangkal karena kalau di rumah nanti di suruh kerja dan tidak dapat jajan sekolah.b.tidak ada motivasi belajar.Siswa sepertinya tidak ada dorongan untuk maju entah bercita-cita menjadi apa, sehingga ia tidak merasa perlu untuk sekolah secara baik.

B.Faktor Eksternal berasal dari luar;a.di pengaruhi oleh teman yang suka bolos, hal ini bisa terjadi misalnya karena ia punya teman yang suka bolos dan bermain seperti di taman, internet dll.b.tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah, artinya siswa tidak mampu menguasai pelajaran tertentu sehingga menyebabkan ia malas belajar/bolos.c.tidak mengerjakan PR, artinya bahwa siswa yang bersangkutan mempunyai tugas dari guru yang belum di selesaikan, sehingga ia takut masuk nanti dimarahi guru.d.peraturan sekolah longgar.Peraturan dan pengawasan sekolah yang longgar kurang begitu memperhatikan anak didiknya dengan alasan tertentu juga bisa menjadi penyebab siswa gampang bolos karena pihak sekolah tidak pernah menindaklanjutinya.e.suasana belajar tidak menarik.Hal ini bisa terjadi kalau guru yang mengajar kurang memperhatikan suasana belajar di kelas bagaimana agar siswa merasa senang setiap mengikuti pelajaran yang di sajikan.f.hukuman yang tak setimpal atas kesalahan/pelanggaran yg di lakukan siswa.Kadangkala ada guru yang tak mampu menahan emosi karena pelanggaran yang berulang-ulang dilakukan oleh siswa sehingga hukuman yang di berikan melebihi apa yang seharusnya.

Page 15: MATERI STKIP

Minggat dari sekolah atau bolos bukanlah hal yang aneh lagi buat pelajar. Bahkan, acara minggat ini kini tidak dilakoni pelajar cowok aja, tapi juga merambah ke pelajar cewek.

 Keinginan bolos sekolah ini bermacam-macam. Ada yang sekadar menghilangkan rasa suntuk karena pelajaran di sekolah atau lagi punya masalah pribadi yang membuat ngga konsen belajar.

 “Gurunya membuat BT, kayak ngedongeng, belum lagi kalau sudah marah, tambah puyeng,”  begitulah alasan untuk bolos yang diungkapkan kebanyakan murid

 Kebiasaan bolos sekolah itu banyak faktor penyebab. Di mana tidak semuanya karena kenakalan siswa. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa minggat dari sekolah, di antaranya karena merasa bosan dengan gaya mengajar dari guru. Karena biasanya, jika guru berhasil membangun suasana belajar yang menarik bagi siswanya, maka senakal apa pun, siswa tersebut, maka dia akan menunggui guru tersebut. Berbeda dengan guru-guru yang sudah menakutkan bagi siswa mulai dari gaya mengajar, cara menghadapi siswa hingga kelas yang menoton.

 Ada memang yang bolos karena gurunya gagal membuat suasana menarik di kelas, sehingga membuat siswa bosan dan mencoba mencari suasana berbeda di luar sekolah,

 Penyebab lain adalah adanya masalah pribadi baik dengan orang tua, pacar, maupun dengan teman-teman. Biasanya, masalah ini membuatnya tidak konsentrasi.

 Namun, bolos sekolah juga dilakukan siswa karena pengaruh dari teman-teman. Karena masa remaja, pengaruh teman-teman yang disebut dengan konvernitas sangat besar. Bahkan, nilai yang dibawa dari rumah bisa hilang karena konvernitas tadi.

 Sebenarnya, hal ini wajar karena memang pada masa ini, teman merupakan salah satu penentu karakter bagi remaja setelah orang tua.

 Secara psikologis, ini menyebabkan pengaruh teman bisa lebih menentukan dibandingkan orang tua. Apalagi bila perhatian dari orang tua minim. Maka remaja akan lari dengan teman-temanya sebagai teman curhat.

 Jika teman-teman yang dipilihnya yang dapat memberikan nilai positif itu tidak ada masalah. Tapi jika teman yang dipilihnya adalah yang berpengaruh negatif, maka karakternya akan terbentuk di sana. Untuk itu, guru-guru harus mengevaluasi sebab bolosnya siswa mereka. Apakah disebabkan karena siswanya atau karena suasana belajar di sekolah.

Page 16: MATERI STKIP

MATERI

MENERAPKAN SIKAP DAN PERILAKU KERJA

1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Perilaku Kerja Prestatif Apabila ingin menjadi seorang wirausaha yang berhasil, ia harus bekerja prestatif. Prestatif adalah suatu sikap dari seorang wirausaha. Bekerja dan berbuat secara prestatif adalah merupakan modal dasar untuk keberhasilan seorang wirausaha.

Seorang wirausaha yang prestatif adalah seorang wirausaha yang selalu gigih dalam menghadapi pekerjaannya,selalu menghadapi tantangan tanpa mengenal lelah. Untuk menjadi seorang wirausaha yang berhasil harus memiliki ciriciri karakteristik prestatif sebagai berikut :Ciri ciri Watak

1. Percaya diria. Keyakinanb. Ketidaktergantunganc. Individualistisd. Optimisme

2. Berorientasi pada hasila. Kebutuhan akan prestasib. Ketekunan dan ketabahanc. Kerja kerasd. Berorientasi pada labae. Mempunyai dorongan kuat

3. Pengambilan resikoa. Energi dan inisiatifb. Kemampuan mengambil resikoc. Suka pada tantangan

4. Kepemimpinana. Bertingkah laku sebagai pemimpinb. Dapat bergaul dengan orang lainc. Menanggapi saran-saran dan kritik

5. Keorisinilana. Inovatif, kreatif, dan fleksibelb. Mempunyai banyak sumberc. Serba bisa

6. Berorientasi ke masa depana. Mengetahui banyakb. Pandangan ke masa depanc. PersepektifMenurut Zimmer, ada beberapa karakteristik wirausaha yang berhasil karena bekerja secara prestatif, diantaranya adalah :a. Mimiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya.b. Mau bertanggung jawab.

Page 17: MATERI STKIP

c. Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpastian.d. Kreatif dan fleksibal.e. Yakin pada dirinyaf. Ingin memperoleh balikan dengan segera.g. Motivasi untuk lebih unggul.h. Peluang untuk mencapaiobsesi.i. Energik, seorang wirausaha lebih baik dibandingkan dengan rata-rata orang lain.

Apabila karakteristik prestatif seorang wirausaha diterapkan dalam dunia usaha, maka :a. Mereka akan memiliki tekad yang kuat dalam berusaha bukan karena terpaksa.b. Mereka akan mawas diri dan bertekad bulat untuk berusaha maju.c. Mereka berpikir ada kemungkinan gagal tetapi mereka tidak mengenal rasa takut.d. Mereka selalu berpikir positif, karena ingin berkreatif.

Ada beberapa falsafah untuk bekerja prestatif para wirausaha yang perlu dihayati diantaranya yaitu :a. Kegagalan usaha harus diterima sebagai pengalaman.b. Terimalah apa adanya dan kurangi kelemahan-kelemahannya.c. Adanya keberhasilan usaha setelah mengalami kegagalan.d. Resiko kegagalan selalu ada, tapi para wirausaha harus menerimanya dan bertanggung jawab.e. Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.

2. Menerapkan Perilaku Bekerja Prestatif. Penerapan Kesempatan Bekerja Ketrampilan dan keahlian para wirausaha perlu ditingkatkan sehingga pengalihan bisnis usaha swasta asing dapat beralih ke tangan wiraswata Indonesia. Untuk keperluan tersebut diperlukan semangat kerja yang tinggi, prestatif, efektif, dan efisien. Dengan semangat kerja yang tinggi, prestatif, dan efisien diharapkan para wirausahawan dapat :1) Aktif dan kreatif dari pada berpikir kritis2) Kebiasaan mencari kerja harus diubah dengan menciptakan pekerjaan.Menanamkan perilaku kerja prestatif, efektif, dan efisien perlu diterapkan dan ditingkatkan dengan jalan :1) Pembinaan dan pengembangan kerja.2) Bimbingan penyuluhan dan pengawasan kerja.3) Memotivasi para pekerja agar mau bekerja aktif, kreatif, dan inisiyatif. Seorang wirausaha yang ingin selalu maju pasti berusaha untuk mengurangi sifat ketergantungan kepada orang lain. Untuk itu perlu adanya semangat dan sikap bekerja yang lebih prestatif, efektif, dan efisien.

3. Bentuk-bentuk Kerja PrestatifCiri khusus perilaku kerja prestatif adalah selalu ingin maju di segala bidang.Seorang wirausaha yang selalu ingin maju harus mau belajar banyak serta harus mempunyai keyakinan yang kuat dalam usahanya.

Perilaku yang prestatif dapat dilihat dalam sikap-sikap sebagai berikut :a. Kerja ikhlas. Yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan dilandasi dengan hati yang tulus.Adapun alasan-alasan yang mendorong seseorang untuk bekerja ikhlas adalah :1) kebutuhan untuk berprestasi dalam bekerja.

Page 18: MATERI STKIP

2) Pemilihan bidang usaha yang cocok dengan hobi/kesenangan wirausahawan.3) Memberikan pelayanan yang terbaik pada para konsumen.

Selain negatif yang harus dikurangi atau dihilangkan dari kepribadian wirausahawan antara lain :1) Cepat merasa puas diri.2) Cepat putus asa3) Kurang bertanggung jawab.4) Terlalu berani berwirausaha tanpa memperhitungkan resiko.5) Kurang bergaul.6) Memaksakan kemauan sendiri.7) Sangat pemalu dan pendiam.8.) Bersikap sombong jika mendapat keberhasilan.b. Kerja mawas terhadap emosional.Yaitu bekerja dengan tidak terpengaruh oleh perasaan/kemarahan yang sedang melanda jiwanya.

c. Kerja cerdas.Yaitu dalam bekerja harus pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang dan dapat mencari solusi sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan.

Wirausahawan yang bekerja dengan cerdas dalam menjalankan usahanya selain menggunakan modal fisik dan modal abstrak. Faktor-faktor tersebut adalah : 1) Pikiran.Dengan pikiran orang dapat menghasilkan suatu gagasan2) Pendidikan dan pengalaman.Seorang wirausaha yang cerdas adalah seorang wirausaha dalam bekerja dapat memanfaatkan pendidikan dan pengalamannya sebagai modala menjalankan usahanya.3) Waktu.Waktu adalah modal yang sangat berharga, sebagai seorang wirausaha waktu harus benar- benar dapat dimanfaatkan untuk pekerjaan yang produktif.3) Perbuatan baik. Para wirausahawan apabila ingin sukses harus selalu berbuat baik kepada siapapun. Karena perbuatan baik kepada siapapun akan selalu menimbulkan tanggapan dari orang lain. d. Kerja keras.Seseorang wirausaha yang pekerja keras adalah seorang wirausaha yang dapat memanfaatkan waktu yang optimal sehingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak ataupun kesulitan yang dihadapi. Untuk dapat bekerja keras kita harus dapat menghindari cara- cara pemborosan waktu, antara lain :1) Mengobral yang tidak ada hubungannya dengan kemajuan usaha.2) Serin terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.3) Membuang waktu untuk bermalas-malas.4) Tidak membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.5) Membuang waktu untuk bermalas-malas. e. Kerja tuntas.Yaitu dalam bekerja seorang wirausaha mampu mengorganisasi bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan usaha sampai selesai dengan maksimal.

Agar suatu pekerjaan dapat diselesaiakn dengan tuntas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain yaitu :1) Berusaha menghilangkan rasa malas.2) Yakin bahwa pekerjaannya selesai.3) Membuat manajemen waktu.4) Tidak menunda-nunda pekerjaan.

Page 19: MATERI STKIP

MATERIPERILAKU MENYIMPANG

Pengertian Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang yang lazim disebut dengan nonkonformitas merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu perorangan atau kelompok dalam masyarakat untuk menghidar dari nilai dan norma. Prilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan kaidah dinamakan menyimpang atau suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan ini dinyatakan sebagai menyimpang.

Beberapa pengertian perilaku menyimpang oleh para ahli sosiologi, diantaranya yaitu;

1. Becker, perilaku menyimpang bukanlah kualitas yang dilakukan orang, melainkan konsekuensi dari adanya suatu peraturan dan penerapan sangsi yang dilakukan oleh orang lain terhadap pelaku tindakan tersebut.

2. Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sebagai tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.

3. James Vander, Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

Dengan demikian penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai sutau pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat. Penyimpangan memilki ciri mengganggu stabil-itas masyarakat. Bruce J. Cohen menjelaskan terjadinya penyimpangan sosial diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu;

1. Adanya perubahan norma-norma dari suatu periode ke periode wakatu lain.2. Tidak ada norma atau aturan yang bersifat mutlak yang bisa digunakan untuk

menentukan benar tidaknya kelakuan seseorang. Norma sesuai dengan masyarakat dan kebudayaan masyarakat yang berbeda satu sama lain.

3. Individu-individu yang tidak mematuhi norma disebabkan karena mengamati orang-orang lain yang tidak mematuhi atau karena mereka tidak dididik untuk mematuhinya.

4. Adanya individu-individu yang belum mendalami norma dan belum manyadari kenapa norma-norma itu harus dipatuhi. Hal ini disebabkan karena proses sosialisasi yang belum sempurna dalam dirinya.

5. Adanya individu-individu yang kurang yakin akan kebenaran atau kebaikan norma, atau dihadapkan dengan situasi di mana terdapat norma-norma yang tidak sesuai.

6. Terjadi konflik peran dalam seorang individu karena ia menjalankan beberapa peran yang menghendaki corak perilaku yang berbeda.

Teori-Teori Penyimpangan

Teori biologis

Teori bilogis melihat faktor biologis sebagai penyebab dari sebagian besar tindakan penyimpangan.

Teori psikologis

Page 20: MATERI STKIP

Teori menganggap bahwa ketidakmampuan menyesuaikan diri secara psikologislah yang merupakan penyebab penyimpangan.

Teori sosialisasi

Teori ini menghubungkan penyimpangan dengan ketidak mampuan untuk menghayati nilai dan norma yang dominan di masya-rakat. Ketidakmampuan mungkin disebabkan oleh sosialisasi dalam kebudayaan yang menyimpang.

Teori anomi

Teori menyatakan bahwa masyarakat kompleks cenderung menjadi masyarakat tanpa norma, yang tidak memberikan pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi orang.

Teori reaksi masyarakat (labeling theory)

Teori ini memusatkan perhatian pada pembuat peraturan dan para pelanggar peraturan. Pemberian cap menyimpang pada seseorang seringkali merubah perlakuan masyarakat terhadap orang itu.

Teori konflik

Teori konflik terdiri atas teori konflik budaya yang menilai penyimpangan diawali dengan adanya pertentangan norma antara berbagai kebudayaan khusus yang berlainan. Teori konflik kelas sosial melihat penyimpangan bermula dari adanya perbenturan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang berbeda.

Teori pengendalian

Teori ini menghubungkan penyimpangan dengan lemahnya ikatan-ikatan dengan lembaga-lembaga sosial di masyarakat, seperti keluarga, sekolah dan pekerjaan. Teori pengendalian memandang norma yang diakui dan pemberian hukuman yang sistematis sebagai alat kendalii yang bermanfaat.

Page 21: MATERI STKIP

MATERI

BIMBINGAN KELOMPOK

MALAS BELAJAR

Melihat perkembangan jaman akhir-akhir ini dibidang teknologi yang semakin canggih membuat beberapa anak kehilangan minat dalam belajar. Seringkali orang tua mengeluhkan akan hal ini, memang tidak bisa kita hindari perkembangan IPTEK yang terus maju di Indonesia, meskipun beberapa factor penyebabnya dikarenakan budaya luar yang mulai masuk di Indonesia.

Ada baik nya bagi para orang tua mulai mengawasi aktivitas anak, yang mungkin nantinya akan berdampak besar terhadap anak tersebut, maka dari itu inilah pentingnya peranan orang tua didalam keluarga.

Beberapa contoh penyebab anak malas belajar, salah satunya yang paling sering terjadi adalah game, mungkin bukan hal yang aneh lagi jika anak mulai malas belajar dikarenakan terlalu asik bermain play station atau lain nya. Disini lah para orang tua mulai meng-antisipasi anak-anak nya agar tidak membebaskan dalam bermain.

Ada beberapa kemungkinan dari anak yang sering bermain game selain malas belajar, diantara nya adalah kurangnya jam istirahat dan lupa segala mulai dari makan, mandi dan masih banyak lagi, anda setuju dengan saya..? Jadi mulai sekarang kurangi jam anak dalam bermain.

Mengatasi Anak Malas BelajarAnak Malas belajar sudah menjadi salah satu keluhan umum para orang tua. Kasus yang biasa terjadi adalah anak lebih suka bermain dari pada belajar. Anak usia sekolah tentunya perlu untuk belajar, antara lain berupa mengulang kembali pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah (pr) ataupun mempelajari hal-hal lain di luar pelajaran sekolah. Malas dijabarkan sebagai tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk belajar (Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia)Jika anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya/untungnya karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat menikmati hasil belajar. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan senang yang dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).

Penyebab :Faktor intinsik (dalam diri anak sendiri)

1. Kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain.2. Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak bermain/membantu orang tua)3. Sedang sakit4. Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan barang kesayangan dll)5. IQ/EQ anak

Faktor ekstrinsika.

1. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau sebaliknya (terlalu berlebihan memperhatikan) Banyak orangtua yang menuntut anak belajar hanya demi

Page 22: MATERI STKIP

angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab anak selaku pelajar. Memaksakan anak untuk les ini itu. dsb.

2. Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang “kacau” karena ada adik baru).

3. Bermasalah di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan).Termasuk dalam hal ini adalah guru dan teman sekolah.

4. Tidak mempunyai sarana yang menunjang blajar (misal tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku penunjang , dan penerangan yang bagus.alat tulis, buku dll)e. suasana rumah misalnya rumah penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap.

5. Selain itu tersedianya fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations.

 

Mengatasi Malas Belajar Anak Mencari sebab musababnya anak menjadi malas adalah langkah pertama.

Saran berikutnya antara lain sbb:

1. Menanamkan pengertian yang benar tentang seluk beluk belajar pada anak sejak dini. Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak. menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.

2. Berikan contoh “belajar” pada anak.Anak cenderung meniru perilaku orangtua. Ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orangtua juga perlu untuk terlihat belajar (misalnya membaca buku-buku). Sesekali ayah-ibu perlu berdiskusi satu sama lain, mengenai topik-topik serius (suasana seperti anak sedang kerja kelompok dan diskusi dengan teman-teman, jadi anak melihat kalau orangtuanya juga belajar).

3. Berikan insentif jika anak belajar. Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harus berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian. Pujilah anak saat ia mau belajar tanpa mesti disuruh

4. Sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak (bukan dalam keadaan mengetes anak, tapi misalnya sembari mengisi tts atau ikut menjawab kuis ). Jika anak bisa menjawab, puji dia dengan menyebut kepintarannya sebagai hasil belajar. Kalau anak tidak bisa, tunjukkan rasa kecewa dan mengatakan “Yah Ade nggak bisa jawab, nggak bisa bantu Mama deh. Ade, di buku pelajarannya ada nggak sih jawabannya? Kita lihat yuk sama-sama”. Dengan cara ini, anak sekaligus akan merasa dipercaya dan dihargai oleh orangtua, karena orangtua mau meminta bantuannya.

5. Mengajarkan kepada anak pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak.Misalnya active learning atau learning by doing, atau learning through playing, sehingga anak merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.

6. Komunikasi. Hendaklah ortu membuka diri , berkomunikasi dengan anaknya guna memperoleh secara langsung informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil

Page 23: MATERI STKIP

bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.

7. Menciptakan disiplin.jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.8. Menegakkan kedisiplinan.9. Setelah point 8, Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai

meninggalkan rutinitas yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak.

10. Pilih waktu belajar terbaik untuk anak, ketika anak merasa segar. Mungkin sehabis mandi sore. Anak juga bisa diajak bersama-sama menentukan kapan waktu belajarnya.

11. Kenali pola kemampuan dan perkembangan anak kemudian susunlah suatu jadwal belajar yang sesuai.dalam hal ini IQ, EQ, kemampuan konsentrasi ,daya serap dll.

12. Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyamanSetidaknya orangtua memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian.

13. Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak. Dalam hal ini jika anak sakit/sedih.

Page 24: MATERI STKIP

MATERINARKOBA

Pengertian Narkoba Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar   kesehatan  adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.Jenis-jenis NarkobaNarkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut: 1.    NarkotikaMenurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi  pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.        Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2.      PsikotropikaPsikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.

3.     Zat adiktif lainnya

Page 25: MATERI STKIP

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang

bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan NarkobaFaktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.

2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi kasus.Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahgunaan narkoba.Tanda Gejala Dini Korban Penyalahgunaan NarkobaMenurut Ami Siamsidar Budiman (2006 : 57–59) tanda awal atau gejala dini dari seseorang yang menjadi korban kecanduan narkoba antara lain :1.   Tanda-tanda fisik Penyalahgunaan NarkobaKesehatan fisik dan penampilan diri menurun dan suhu badan tidak beraturan, jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, mata dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik)2.   Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di rumahMembangkang terhadap teguran orang tua, tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai melupakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus diri, sering tertidur dan mudah marah, sering berbohong, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecandu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan, berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk.3.   Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba ketika di sekolahPrestasi belajar di sekolah tiba-tiba menurun mencolok, perhatian terhadap lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlambat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah

Page 26: MATERI STKIP

tersinggung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, meninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemarinya), mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpul dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.

Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pengertian NarkobaPenggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsi kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan, namun terbentur pada lemahnya hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut akan dihukum mati.Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin lepas dari dunia hitam ini. Akan tetapi usaha untuk seorang pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang dibayangkan. Untuk itu katakan Say no to drugs….!!!