metodologi penelitian - stkip kusuma negara
TRANSCRIPT
Metodologi Penelitian
Buku ini ini membahas secara mendalam konsep-konsep teoretis dan
praktis pelaksanaan penelitian karena bidang penelitian dewasa ini
terasa semakin mendapat prioritas terutama bagi mereka yang ingin
mendapatkan penemuan baru. mengingat pentingnya kegiatan
penelitian maka penulis berkeinginan untuk menyusun Buku ini untuk
dapat dijadikan referensi atau pedoman praktis kepada pihak yang
ingin mendalami metodologi penelitian . Isi pokok buku ini meliputi:
(1) Teori Pengembang Ilmu, (2) Konsep Dasar Penelitian Pendidikan,
(3) Arti Metodologi dan jenis Penelitian , (4) Ragam Penelitian
Pendidikan, (5) Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif(6)
Penelitian Eksperimen (7) Perumusan Masalah Penelitian, (8) Sumber
dan Variabel Penelitian, (9) Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling,
(10) Instrumen Penelitian, (11) Penelitian Tindakan Kelas, (12)
Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian, (13) Aplikasi Penelitian
Pada Pendidikan (14) Menulis Karya Tulis Ilmiah, dan (15) Laporan
Hasil Penelitian. dengan harapan dapat dijadikan bekal bagi para
mahasiswa dalam Memperoleh bahan bacaan guna memahami dasar
pengetahuan tentang metodologi penelitian
Kehadiran buku ini diharapkan supaya mahasiswa memiliki wawasan
yang mendalam tentang konsep penelitian pendidikan dan mampu
menyusun serta melaksanakan penelitian di bidang pendidikan pada
akhir masa studi dan kelak pada saat berkerja di lingkungan
persekolahan.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita persembahkan kepada Allah SWT dengan
limpahan Rahmat dan petunjuk-Nyalah kita masih diberikan sedikit
ilmu yang dapat berguna bagi Agama, Bangsa dan seluruh umat
manusia. Tak lupa selawat beriring salam kita haturkan kepada
junjungan kita NABI besar Muhammad SAW yang telah membimbing
umat manusia dari alam kebodohon kealam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
D e n g a n p e n u h S e m a n g a t d a n p e r j u a n g a n
a k h i r n y a P e n u l i s b i s a menyelesaikan buku Metodolgi
Penelitian dengan harapan dapat dijadikan bekal bagi para
mahasiswa terutama bagi mereka yang ingin mendapatkan
penemuan baru.
Mengingat pentingnya kegiatan penelitian maka penulis
berkeinginan untuk menyusun Buku ini untuk dapat dijadikan
referensi atau pedoman praktis kepada pihak yang ingin mendalami
metodologi penelitian
Kehadiran Buku ini Akan menambah dan melengkapi
khasanah buku nasional yang telah ada dengan informasi dan metode
penyampaian lebih Muktakir dan terkini , penyebaran buku
metodologi penelitian Telah menyebar keseluruh Perguruan Tinggi
di Indonesia sehingga sangat tepat buku ini dijadikan sebagai
panduan dan pegangan bagi mereka yang ingin mendapatkan
penemuan baru.
Penulis Berkeinginan mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada semua pihak yang telah mendukung terciptanya Buku
metodologi penelitian , Semoga buku ini mampu memberikan
manfaat yang berarti bagi pihak yang ingin mendalami metodologi
penelitian. Penulis turut berdo’a agar Buku ini dapat berguna bagi
semua Pembaca, Insyaallah Penulis akan mempertahankan ilmu
yang berguna yang telah Penulis dapatkan dan dapat Penulis transfer
melalui Buku ini .
Akhirnya dengan segala kerendahan hati Penulis mohon maaf
lahir batin jika dalam Buku metodologi penelitian ini terdapat
kekurangan serta kekeliruan untuk perbaikan dikemudian hari,
semua saran dan kritik yang membangun semangat, Penulis terima
dengan terbuka.
Jakarta
Penulis,
Iswadi, M. Pd
Daftar Isi
Kata Pengantar ...................................................................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................................................................................. ii
Bab 1 Teori Pengembang Ilmu ............................................................................................................................................................... 1
Bab 2 Konsep Dasar Penelitian Pendidikan ..................................................................................................................................... 41
Bab 3 Arti Metodologi dan jenis Penelitian ..................................................................................................................................... 64
Bab 4 Ragam Penelitian Pendidikan ................................................................................................................................................... 75
Bab 5 Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ....................................................................................................... 81
Bab 6 Penelitian Eksperimen ................................................................................................................................................................. 131
Bab 7 Perumusan Masalah Penelitian ............................................................................................................................................... 151
Bab 8 Sumber dan Variabel Penelitian .............................................................................................................................................. 164
Bab 9 Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling .............................................................................................................................. 175
Bab 10 Instrumen Penelitian ................................................................................................................................................................. 202
Bab 11 Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................................................................................................... 220
Bab 12 Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian .............................................................................................................. 232
Bab 13 Aplikasi Penelitian Pada Pendidikan .................................................................................................................................. 251
Bab 14 Menulis Karya Tulis Ilmiah .................................................................................................................................. 264
Bab 15 Laporan Hasil Penelitian .......................................................................................................................................................... 303
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................................................................... 315
Riwayat Penulis ............................................................................................................................................................................................ 320
1
Metodologi Penelitian 2017
Bab 1 Teori Pengembang Ilmu
A. Pentingnya Ilmu
Berikut ini beberapa kata-kata bijak yang berisi nasehat
akan pentingnya ilmu dan mempelajarinya.
Pertama: Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,
Beliau berkata: “Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan
menjagamu sedangkan kamulah yang akan menjaga harta. Ilmu
itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan harta
adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan harta dan
tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada
akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati
manusia.” (Adabud Dunyaa wad Diin, karya Al-Imam Abul
Hasan Al-Mawardiy, hal.48)
Kedua: Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
Suatu ketika beliau melihat para pemuda yang giat mencari
ilmu , kemudian berkata : “Selamat datang wahai sumber-
sumber hikmah dan para penerang kegelapan. Walaupun kalian
telah usang pakaiannya akan tetapi hati-hati kalian tetap baru.
Kalian tinggal di rumah-rumah (untuk mempelajari ilmu), kalian
adalah kebanggaan setiap kabilah.” (Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa
Fadhlih, karya Al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr, 1/52), Yakni
bahwasanya sifat mereka secara umum adalah sibuk
2
Metodologi Penelitian 2017
dengan mencari ilmu dan tinggal di rumah dalam rangka
untuk mudzaakarah (mengulang pelajaran yang telah
didapatkan) dan mempelajarinya. Semua ini membuat
mereka terlupa akan berbagai macam pakaian dan
kemewahan dunia.
Ketiga: Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Beliau
berkata: “Pelajarilah oleh kalian ilmu, karena sesungguhnya
mempelajarinya karena Allah adalah khasy-yah; mencarinya
adalah ibadah; mempelajarinya dan mengulangnya adalah tasbiih;
membahasnya adalah jihad; mengajarkannya kepada yang tidak
mengetahuinya adalah shadaqah; memberikannya kepada
keluarganya adalah pendekatan diri kepada Allah; karena ilmu itu
menjelaskan perkara yang halal dan yang haram; menara jalan-
jalannya ahlul jannah, dan ilmu itu sebagai penenang di saat was-
was dan bimbang; yang menemani di saat berada di tempat yang
asing; dan yang akan mengajak bicara di saat sendirian; sebagai
dalil yang akan menunjuki kita di saat senang dengan bersyukur
dan di saat tertimpa musibah dengan sabar; senjata untuk
melawan musuh; dan yang akan menghiasainya di tengah-tengah
sahabat-sahabatnya.
Dengan ilmu tersebut Allah akan mengangkat kaum-kaum lalu
menjadikan mereka berada dalam kebaikan, sehingga mereka
menjadi panutan dan para imam; jejak-jejak mereka akan diikuti;
3
Metodologi Penelitian 2017
perbuatan-perbuatan mereka akan dicontoh serta semua pendapat
akan kembali kepada pendapat mereka. Para malaikat merasa
senang berada di perkumpulan mereka; dan akan mengusap
mereka dengan sayap-sayapnya; setiap makhluk yang basah dan
yang kering akan memintakan ampun untuk mereka, demikian
juga ikan yang di laut, binatang buas yang di daratan dan
binatang ternak sekalipun (semuanya memintakan ampun kepada
Allah untuk mereka). Karena sesungguhnya ilmu adalah yang
akan menghidupkan hati dari kebodohan dan yang akan
menerangi pandangan dari berbagai kegelapan. Dengan ilmu ,
seorang hamba akan mencapai kedudukan-kedudukan yang
terbaik dan derajat-derajat yang tinggi serta baik di dunia
maupun di akhirat.
Memikirkan ilmu menyamai puasa; mempelajarinya menyamai
shalat malam; dengan ilmu akan tersambunglah tali
shilaturrahmi, dan akan diketahui perkara yang halal sehingga
terhindar dari perkara yang haram. Ilmu adalah pemimpinnya
amal sedangkan amal itu adalah pengikutnya, ilmu itu hanya
akan diberikan kepada orang-orang yang berbahagia; sedangkan
orang-orang yang celaka akan terhalang darinya.” (Ibid. 1/55).
4
Metodologi Penelitian 2017
Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak
pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh para malaikat agar
sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang
dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang
Allah berikan kepada kita adalah dengan menggunakan
segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di
jalan Allah.
B. Adab Menuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu perlu diperhatikan beberapa adab,
yaitu:
1. Niat
Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho
Allah. Hendaknya diiringi dengan hati yang ikhlas benar-
benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan diri,
menipu orang lain ataupun pamer kepandaian. Tetapi
untuk mengeluarkan diri dari kebodohan dan menjadikan
diri kita bermanfaat bagi orang lain.
2. Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan
tidak pernah berhenti. Allah mengisyaratkan dalam firman-
5
Metodologi Penelitian 2017
Nya yang artinya : “Dan orang-orang yang berjuang di jalan
Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”
3. Terus-menerus
Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita
dapatkan sehingga kita enggan untuk mencari lebih banyak
lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh Sofyan bin
Ayyinah : “Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut
ilmu. Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat
puas) maka berarti ia bodoh.” Allah lebih menyukai amalan
yang sedikit tapi dilakukan secara terus menerus
dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan
sehari saja.
4. Sabar dalam menuntut Ilmu
Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh
seorang penuntut ilmu adalah sabar terhadap gurunya
seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS Al Kahfi
: 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu
jika mendapatkan kesulitan dalam memahami dan
mempelajari ilmu. Allah tidak menyukai orang yang
berputus asa dari rahmat-Nya.
6
Metodologi Penelitian 2017
5. Menghormati dan memuliakan orang yang
menyampaikan ilmu kepada kita
Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah
berdiam diri maupun bertanya pada saat yang tepat dan
tidak memotong pembicaraan guru. Mendengarkan dengan
khidmat, dan memperhatikan ketika beliau menerangkan.
6. Baik dalam bertanya
Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan
kebodohan diri kita, bukan untuk meremehkan, menjebak,
mengetes, mempermalukan guru kita dan sebagainya.
Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum
diketahuinya melainkan sampai beliau mengerti. Orang
yang tidak mau bertanya berarti menyia-nyiakan ilmu yang
banyak bagi dirinya sendiri. Allah pun memerintahkan kita
untuk bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam
firman-Nya
Artinya: “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui,”(Q. S An-Nahl: 43)
C. Kewajiban Menuntut Ilmu
7
Metodologi Penelitian 2017
Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw
bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim
laki-laki dan perempuan”. Kewajiban menuntut ilmu tidak
hanya mengenai ilmu pengetahuan umum saja tetapi juga
ilmu pengetahuan agama yang hukumnya fardlu ‘ain,
karena beramal tanpa berilmu sama saja dengan bohong
dan tidak ada artinya di mata Allah. Maka jika salah, kita
dapat terjerumus ke perbuatan dosa. Umat Islam juga tidak
boleh ketinggalan dalam hal ilmu pengetahuan dan tidak
boleh pula menjadi orang yang bodoh , karena orang pintar
akan lebih disenangi. Dengan kepintaran yang kita miliki,
kita tidak akan mudah ditipu dan dibohongi orang lain.
Imam Syafii sendiri selalu merasa kurang akan ilmu yang
dimilikinya dan selalu mencatat setiap ilmu yang
diperolehnya karena takut lupa.
Kategori ilmu yang wajib dipelajari:
• Fardu Ain
Wajib dipelajari (Akidah, syariah, akhlak)
• Fardu Kifayah
8
Metodologi Penelitian 2017
Perlu dipelajari untuk memenuhi keperluan diri,
masyarakat dan negara (perbuatan, perniagaan, teknologi)
Ilmu sihir diharamkan untuk dipelajari.
D. Kewajiban Mengamalkan Ilmu
Abu Darda Radhiyallhu ‘Anhu berkata, "Engkau tidak akan
menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang belajar.
Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai
engkau mengamalkannya".
Ali Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Ilmu membisikkan untuk
diamalkan kalau saeorang menyambut (maka ilmu itu akan
bertahan bersama dirinya). Bila tidak demikian maka ilmu itu
akan pergi".
Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, "Seorang alim
senantiasa dalam keadaan bodoh hingga dia mengamalkan
ilmunya. Bila dia sudah mengamalkannya, barulah ia menjadi
alim".
Tiada guna banyak belajar, tetapi tidak diamalkan. Pada
akhirnya, ilmu yang dipelajari akan menjadi ilmu
pengetahuan biasa saja, tanpa mendapat faedah
daripadanya. Amalan akan menjadi baik jika seseorang itu
berilmu. Oleh karna itu, umat Islam hendaklah belajar dan
mengamalkannya. Karena tanpa amalan, ilmu itu tidak
9
Metodologi Penelitian 2017
menjadi Nur untuk kita. Rasulullah bersabda : “Orang alim
itu ialah orang yang beramal dengan apa yang dia tahu.”
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik, Rasulullah
bersabda: “Diantara tanda hampir kiamat adalah terhapusnya
ilmu Islam, munculnya kejahilan, ramainya peminum arak dan
perzinaan dilakukan secara terang-terangan.”
Kemudian ada juga Firman Allah SWT yang artinya:
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal
kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
(Q. S Al-Baqarah : 44)
Dalam ayat lain ketika berbicara tentang kisah Syu'aib as,
Allah SWT berfirman yang artinya: “Syu'aib berkata: "Hai
kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya
rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku
tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa
yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan)
perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada
Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.”
(Q. S Huud: 88).
10
Metodologi Penelitian 2017
Dan firman Allah SWT, yang artinya: “dan demi (rombongan)
yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-
perbuatan maksiat),dan demi (rombongan) yang membacakan
pelajaran,” (Q. S Ash-Shaf: 2-3).
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid r.a., ia berkata: "Saya
mendengar Rasulullah saw. Bersabda, 'Pada hari Kiamat nanti
akan dibawa seorang lelaki itu dilemparkan ke dalam api Neraka.
Maka terburailah ususnya dalam api Neraka, lalu ia berputar-
putar seperti seekor keledai berputar-putar mengelilingi batu
penggilingan, maka penduduk Neraka berkumpul mendekatinya
dan berkata: 'Hai Fulan, mengapa kamu seperti ini? Bukankah
dahulu kamu menyuruh kami kepada perkara ma'ruf dan
melarang kami dari perkara munkar?' Maka lelaki itu berkata:
'Dahulu aku menyuruh kamu kepada perkara ma'ruf namun aku
sendiri tidak melakukannya dan melarang kamu dari perkara
munkar namun aku sendiri melakukannya’." (HR Bukhari dan
Muslim).
Barangsiapa tidak mengamalkan ilmunya atau
perkataannya bertolak belakang dengan perbuatannya
(munafik), maka ia pantas mendapat adzab yang sangat
pedih, buruk dan keji. Allah membongkar aib dirinya
dihadapah manusia di dalam Neraka Jahannam, di mana
ususnya terburai, lalu orang sok alim yang banyak
11
Metodologi Penelitian 2017
berbicara ini berputar-putar mengelilinginya seperti seekor
kedelai. Sementara orang-orang menyaksikannya dan
keheranan melihat keadaannya. Lalu Allah membuatnya
berbicara tentang perbuatan dosanya sebagai celaan pedas
dari Allah atas dirinya dan celaan atas orang lain yang sama
seperti dirinya. Kita memohon kepada Allah keselamatan
dari kerugian dan penyesalan di hari Kiamat.
Allah telah memberikan anugerah yang cukup besar
kepada manusia yaitu akal dan pikiran. Dengan akal
manusia bisa mencari tahu sesuatu hal-hal yang baru.
Dengan mencari sesuatu hal-hal yang baru jika dapat
diketahui maka manusia sudah mendapatkan ilmu .Dengan
pikiran manusia dapat membedakan mana yang baik dan
mana buruk Ilmu merupakan suatu jalan untuk menuju ke
surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“segala sesuatu ada jalannya dan jalan menuju surga adalah
ilmu” orang yang paling utama diantara manusia adalah
orang mukmin yang mempunyai ilmu, dimana kalau
dibutuhkan(orang) dia membawa manfaat/memberi
petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia
memperkaya /menambah sendiri pengetahuannya.
E. Makna Ganda Ilmu
12
Metodologi Penelitian 2017
Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang
terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-
kurangnya tiga hal, yaitu pengetahuan, aktivitas, dan
metode. Dalam hal yang pertama dan ini yang terumum,
ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge). Di antara
para filsuf dari berbagai aliran terdapat pemahaman umum
bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis dari
pengetahuan (any systematic body of knowledge). Dalam
kalangan ilmuwan sendiri umumnya juga ada kesepakatan
bahwa ilmu terdiri atas pengetahuan. Dalam bukunya The
Foundations of Science (1969) Sheldon J. Lachman
memberikan batasan tentang ilmu yaitu:
“Science refers primarily to those systematically organized bodies
of accumulated knowledge concerning the universe which have
beeen derived exclusively througth tecniques of objective
observation. The content of science, then, consists of organized
bodies of data.” (Ilmu menunjuk pertama-tama pada kumpulan-
kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan yang
dihimpun tentang alam semesta yang melulu diperoleh melalui
teknik-teknik pengamatan yang obyektif. Dengan demikian, maka
isi ilmu terdiri dari kumpulan-kumpulan teratur dari data).
Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan
asal-usul istilah Inggris science yang berasal dari bahasa
13
Metodologi Penelitian 2017
Latin scientia yang diturunkan dari kata scire yang artinya
mengetahui (to know). Tetapi pengetahuan sesungguhnya
hanyalah hasil atau produk dari sesuatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia. Bahasa Latin scire juga berarti
belajar (to learn). Dengan demikian, dapatlah dipahami
bilamana ada makna tambahan dari ilmu sebagai aktifitas
(atau suatu proses, yakni serangkaian aktivitas yang
dilakukan manusia). Charles Singer merumuskan bahwa
ilmu adalah “Proses yang membuat Pengetahuan” (Science is
the process which makes knowledge). Pemahaman ilmu sebagai
proses atau rangkaian aktivitas juga dikemukakan oleh
John Warfield yang menegaskan demikian :
“But science is also viewed as a process. The process orientation is
most relevant to a concern for inquiry, since inquiry is a major
part of science as a process” (Social System : Planning, Policy
and Complexity, 1976). “Tetapi, ilmu juga dipandang sebagai
suatu proses. Pandangan proses ini paling bertalian dengan sutau
perhatian terhadap penyelidikan, karena penyelidikan adalah
suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu proses”. Oleh karena
ilmu dapat dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas
manusia, maka dari makna ini orang dapat melangkah lebih
lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu.
Menurut Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in
Philosophy; An Introductory Textbook, 1964, banyak orang
14
Metodologi Penelitian 2017
telah mempergunakan istilah ilmu untuk menyebut suatu metode
guna memperoleh pengetahuan yang obyektif dan dapat diperiksa
kebenarannya (a method of obtaining knowledge that is objective
and verifiable).
Demikianlah makna ganda dari pengertian ilmu. Tetapi,
pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau
metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya
tidak saling bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu
merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan.
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas
itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan
akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan
yang sistematis.
Ilmu dapat dipahami dari 3 sudut, yakni ilmu dapat
dihampiri dari arah aktivitas para ilmuwan atau dibahas
mulai dari segi metode atau dimengerti sebagai
pengetahuan yang merupakan hasil yang sudah sistematis.
Pemahaman yang lengkap akan tercapai kalau ketiga segi
itu diberi perhatian yang seimbang. Pemahaman yang tertib
tentang ilmu akan menghasilkan tiga ciri pokok yaitu
sebagai rangkaian kegiatan manusia atau proses, sebagai tata
tertib tindakan pikiran atau prosedur, dan sebagai keseluruhan
hasil yang dicapai atau produk. Berdasarkan ketiga kategori
15
Metodologi Penelitian 2017
proses, prosedur, dan produk yang semuanya bersifat
dinamis (tidak ada yang statis), ilmu dapat dipahami
sebagai aktivitas penelitian, metode kerja, dan hasil
pengetahuan. Dengan demikian, pengertian ilmu
selengkapnya berarti aktivitas penelitian, metode ilmiah,
dan pengetahuan sistematis.
Ketiga pengertian ilmu itu saling bertautan logis dan
berpangkal pada satu kenyataan yang sama bahwa ilmu
hanya terdapat dalam masyarakat manusia. Suatu
penjelasan yang sistematis harus dimulai dengan manusia
sebagai pelaku yang disebut ilmu. Hanyalah manusia
(dalam hal ini ilmuwan) yang memiliki kemampuan
rasional, melakukan aktivitas kognitif (menyangkut
pengetahuan), dan mendambakan berbagai tujuan yang
berkaitan dengan ilmu. Jadi, tepatlah bilamana perngertian
ilmu pertama dipahami dari seginya sebagai serangkaian
aktivitas yang rasional, kognitif, dan bertujuan. Sesuatu
aktivitas hanya dapat mencapai tujuannya bilamana
dilaksanakan dengan metode yang tepat. Dengan demikian,
penjelasan mengenai aktivitas para ilmuwan yang
merupakan penelitian akan beralih pada metode ilmiah
yang dipergunakan. Ilmu lalu mempunyai pengertian
kedua sebagai metode. Dari rangkaian kegiatan studi atau
penyelidikan secara berulang-ulang dan harus
16
Metodologi Penelitian 2017
dilaksanakan dengan tata cara yang metodis, akhirnya
dapat dibuahkan hasil berupa keterangan baru atau
tambahan mengenai sesuatu hal. Dengan demikian, pada
pembahasan terakhir pengertian ilmu mempunyai arti
sebagai pengetahuan. Makna ganda daripada ilmu yakni:
ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang rasional
dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka
prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-
gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk
tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
F.Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas
manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang
dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas
tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga
merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat
rasional, kognitif, dan teleologis. Aktivitas rasional berarti
kegiatan yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk
menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan
perasaan atau naluri. Ilmu menampakkan diri sebagai
kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris.
17
Metodologi Penelitian 2017
Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan
intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran
dan kegiatan rasional yang selanjutnya melahirkan ilmu.
Menurut Bernard Barber pemikiran rasional atau
rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu.
Dikatakannya bahwa “the germ of science in human society lies
in man’s aboriginal and unceasing attempt to understand and
control the world in which he live by the use of rational thought
and activity”. (benih ilmu dalam masyarakat manusia terletak di
dalam usaha manusia yang tak henti-hentinya dan asli
pembawaannya untuk memahami dan menguasai dunia tempat ia
hidup dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas rasional).
Ciri penentu yang kedua dari kegiatan yang merupakan
ilmu ialah sifat kognitif, bertalian dengan hal mengetahui
dan pengetahuan. Filsuf Polandia Ladislav Tondl
menyatakan bahwa science terutama berarti conscious and
organized cognitive activity (aktivitas kioginitf yang teratur dan
sadar).
Dijelaskannya lebih lanjut:
“Tujuan-tujuan terpenting ilmu bertalian dengan apa yang telah
dicirikan sebagai fungsi pengetahuan atau kognitif dari ilmu,
dengan fungsi itu ilmu memusatkan perhatian terkuat pada
pemahaman kaidah-kaidah yang tak diketahui sebelumnya dan
18
Metodologi Penelitian 2017
baru atau pada penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini
mengenai kaidah-kaidah demikian itu”.
Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat
kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan
pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian
aktivitas seperti pengenalan, penerapan, pengkonsepsian,
dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui
dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal. Ilmu selain
merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan
kognitif, juga bercorak teologis, yakni mengarah pada
tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan
aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang
diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu
adalah aktivitas manusiawi yang mempunyai tujuan.
Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh masing-masing ilmuwan. Rangkaian
aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif untuk
menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, dan
melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu
dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai
ilmuwan. Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan
penelitian dan mengembangkan ilmu. Hal ini ditegaskan
19
Metodologi Penelitian 2017
dalam The International Encyclopedia of Higher Education
yang mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang
melakukan penelitian ilmiah dan penelitian ilmiah
diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk
memajukan pengetahuan.
G. Ilmu Sebagai Metode Ilmiah
Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung
prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah
tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan
langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk
menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah
metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah merupakan
prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola
kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh
pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan
yang ada.
Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi
pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan,
pengukuran, perbandingan, dan survai.
Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang
harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis,
maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan
20
Metodologi Penelitian 2017
logika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang
tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup
metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi,
penalaran analogis, analisis logis. Selanjutnya, metode
ilmiah meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam
kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat
mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti.
Sheldon J.Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6
langkah yang berikut :
1. Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus atau
pernyataan-pernyataan yang khusus untuk
penyelidikan.
2. Perancangan penyelidikan itu.
3. Pengumpulan data.
4. Penggolongan data.
5. Pengembangan generalisasi-generalisasi.
6. Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu
terhadap data dan generalisasi-genralisasi.
George Abell merumuskan metode ilmiah sebagai suatu
prosedur khusus dalam ilmu yang mencakup 3 langkah
berikut :
21
Metodologi Penelitian 2017
1) Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari
percobaan-percobaan.
2) Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan
gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian dengan
kumpulan pengetahuan yang ada.
3) Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat
apakah mereka secara memadai meramalkan dan
melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari
percobaan-percobaan yang baru.
Metode ilmiah lain dikemukakan oleh J. Eigelberner yang
mencakup 5 langkah sebagai berikut :
1) Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari,
dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat
dipakai untuk memberi bentuk dan arah pada telaah
penelitian.
2) Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan.
3) Penggolongan dan pengaturan data agar supaya
menemukan kesamaan-kesamaan, uruttan-urutan, dan
hubungan-hubungan yang ada.
4) Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan memakai
proses-proses penyimpulan yang logis dan penalaran.
5) Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-
kesimpulan itu.
22
Metodologi Penelitian 2017
Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah
dirumuskan secara berbeda-beda, ada 4 – 5 langkah yang
merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan
dalam penelitian. Langkah-langkah baku itu ialah
penentuan masalah, perumusan hipotesis atau pangkal
duga bila dianggap perlu, pengumpulan data, penurunan
kesimpulan, dan pengujian atau verifikasi hasil.
Tata langkah tersebut melibatkan berbagai konsep dalam
metode ilmiah. Konsep adalah ide umum yang mewakili
sesuatu himpunan hal yang biasanya dibedakan dari
pencerapan atau persepsi mengenai suatu hal khusus satu
per satu. Konsep merupakan alat yang penting untuk
pemikiran utama dalam penelitian ilmiah.
Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode
ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-
pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian
ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan
dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci.
Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik
adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali
bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk
memperoleh dan menangani data dalam penelitian.
23
Metodologi Penelitian 2017
Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan
penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu
mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan
langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian
cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal
sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode
merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian
ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai
metode.
H. Ilmu Sebagai Pengetahuan Sistematis
Pengertian ilmu memang paling mudah dipahami sebagai
pengetahuan. Di kalangan ilmuwan maupun para filsuf
pada umumnya ada kesepakatan bahwa ilmu adalah
sesuatu kumpulan pengetahuan sistematis. Demikian lazim
perumusan itu sehingga pengertian ilmu sebagia aktifitas
dan sebagai metode tampak terselubungi dan kurang
dikenal. Namun, pemahaman yang terlengkap hanyalah
bilamana ilmu ditelaah sebagai aktifitas, metode, dan
pengetahuan secara utuh. Penelahaan ini dapat saja dimulai
dari salah satu dari antara ketiga segi itu. Tetapi, urutan
yang kiranya sudah tepat dan memudahkan pemahaman
ialah bilamana dimulai sebagai aktifitas, aktifitas itu
mempergunakan metode tertentu, dan terakhir aktivitas
24
Metodologi Penelitian 2017
dengan metode itu mendatangkan hasil berupa
pengetahuan.
Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah
keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam
pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu
gejala/peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun
keorangan. Jadi, pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang
merupakan isi substantif yang terkadung dalam ilmu. Isi itu
dalam istilah keilmuan disebut fakta.
Pengetahuan dapat dibedakan dan digolongkan dalam
berbagai jenis menurut sesuatu ukuran. Pengetahuan
manusia dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
pengetahuan mengenai fakta-fakta dan pengetahuan
mengenai hubungan-hubungan umum di antara fakta-fakta
(Bertran Russell, 1956, hal. 439). Pengetahuan juga dapat
digolongkan menjadi dua macam lainnya, yakni
pengetahuan empiris murni yang menunjukkan adanya
benda-benda berikut ciri-cirinya yang dikenal manusia dan
pengetahuan a priori murni yang menunjukkan hubungan-
hubungan di antara hal-hal umum yang memungkinkan
orang membuat penyimpulan-penyimpulan dari fakta-
fakta yang terdapat dalam pengetahuan empiris (Bertran
Russell, 1972, hal. 149).
25
Metodologi Penelitian 2017
Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk
pada fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa
ilmu bukanlah fakta-fakta. Pernyataan yang lebih tepat
ialah bahwa ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta. Fakta-
fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah. Dari pengamatan
itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai
data. Yang dimaksud dengan data ialah berbagai
keterangan yang dipandang relevan bagi suatu
penyelidikan dan yang dihimpun berdasarkan persyaratan
yang ditentukan secara rinci.
Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu yang
diketahui. Dengan demikian, maka setiap ilmu harus
mempunyai sesuatu pokok soal .Seorang ahli logika
modern juga menyatakan bahwa suatu ilmu adalah suatu
kumpulan yang sistematis atau teratur dari pengetahuan
yang bertalian dengan suatu pokok soal khusus, dan pokok
soal dari setiap ilmu ialah suatu bagian tertentu dari bahan
pengalaman manusia (Mellone, 1954, hal. 295).
Setiap pokok soal yang cukup rumit mempunyai aneka segi
dan permasalahan. Sesuatu ilmu biasanya membatasi diri
pada segi atau permasalahan tertentu dalam
penelaahannya terhadap pokok soal, sedang berbagai segi
dan permasalahan lainnya dikeluarkan dari titik pusat
26
Metodologi Penelitian 2017
perhatiannya untuk menjadi sasaran dari ilmu-ilmu khusus
lainnya. Dengan demikian, setiap ilmu menurut salah satu
maknanya adalah pengetahuan. Pengetahuan itu mengenai
sesuatu pokok soal dan berdasarkan suatu titik pusat minat.
Pokok soal dan titik pusat minat itu membentuk suatu
sasaran yang sesuai dari ilmu yang bersangkutan.
Ciri umum dari suatu ilmu yang membuatnya berbeda
dengan filsafat ialah ciri empiris. Kalau filsafat masih tetap
merupakan pemikiran reflektif yang coraknya sangat
umum, kebalikannya ilmu-ilmu fisis, biologi, psikologi, dan
ilmu-ilmu sosial telah merupakan rangkaian aktivitas
intelektual yang sifatnya empiris. Jadi, ciri empiris dari ilmu
mengandung pengertian bahwa pengetahuan yang
diperoleh itu berdasarkan pengamatan atau percobaan.
Kalau ilmu berbeda dari filsafat berdasarkan ciri empiris
itu, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya. Ciri sistematis berarti bahwa berbagai
keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan-hubungan
ketergantungan dan teratur.
Selain ciri-ciri empiris dan sistematis, masih ada 3 ciri pokok
lainnya dari ilmu, yaitu obyektif, analitis, dan verifikatif.
Ciri obyektif dari ilmu berarti bahwa pengetahuan itu bebas
27
Metodologi Penelitian 2017
dari prasangka prseorangan dan kesukaan pribadi. Ilmu
haruslah hanya mengandung pernyataan dan data yang
menggambarkan secara terus terang maupun
mencerminkan secara tepat gejala-gejala yang ditelaahnya.
Ilmu juga mempunyai ciri analitis, yaitu pengetahuan
ilmiah itu berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke
dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami
berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian
itu. Ciri verifikatif berarti ilmu itu senantiasa mengarah
pada tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh
manusia untuk menemukan suatu nilai luhur dalam
kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah.
Kebenaran ini berupa asas-asas yang berlaku umum atau
kaidah-kaidah universal. Dengan memiliki pengetahuan
ilmiah dan mencapai kebenaran itu manusia berharap
dapat membuat ramalan tentang peristiwa mendatang dan
menerangkan atau menguasai alam sekelilingnya.
I. Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian, Metode Ilmiah, Dan
Pengetahuan Sistematis
Di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan tinggi,
boleh dikatakan setiap waktu istilah “ilmu” diucapkan dan
sesuatu ilmu diajarkan. Istilah ilmu atau science merupakan
28
Metodologi Penelitian 2017
suatu perkataan yang cukup bermakna ganda, yaitu
mengandung lebih daripada satu arti. Oleh karena itu,
dalam memakai istilah tersebut seseorang harus
menegaskan atau sekurang-kurangnya menyadari arti
mana yang dimaksud. Menurut cakupannya pertama-tama
ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut
segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu
kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu
pada ilmu seumumnya (science-in-general). Arti yang kedua
dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang
pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal
tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu
khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi, atau
sosiologi. Istilah Inggris “science” kadang-kadang diberi arti
sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai
pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material
(systematic knowledge of the physical or material world).
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas
manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang
dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas
tunggal saja, melainkan sutau rangkaian aktivitas sehingga
merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat
rasional, kognitif, dan teleologis.
29
Metodologi Penelitian 2017
Aktivitas rasional berarti kegiatan yang mempergunakan
kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda dengan
aktivitas berdasarkan perasaan atau naluri. Ilmu
menampakkan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari
pengamatan empiris.
Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan
intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran
dan kegiatan rasional yang selanjutnya melahirkan ilmu.
Menurut Bernard Barber pemikiran rasional atau
rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu.
Dikatakannya bahwa “the germ of science in human society lies
in man’s aboriginal and unceasing attempt to understand and
control the world in which he live by the use of rational thought
and activity”. (benih ilmu dalam masyarakat manusia terletak di
dalam usaha manusia yang tak henti-hentinya dan asli
pembawaannya untuk memahami dan menguasai dunia tempat ia
hidup dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas rasional).
Ciri penentu yang kedua dari kegiatan yang merupakan
ilmu ialah sifat kognitif, bertalian dengan hal mengetahui
dan pengetahuan. Filsuf Polandia Ladislav Tondl
menyatakan bahwa science terutama berarti conscious and
organized cognitive activity (aktivitas kioginitf yang teratur dan
sadar).
30
Metodologi Penelitian 2017
Dijelaskannya lebih lanjut : “Tujuan-tujuan terpenting ilmu
bertalian dengan apa yang telah dicirikan sebagai fungsi
pengetahuan atau kognitif dari ilmu, dengan fungsi itu ilmu
memusatkan perhatian terkuat pada pemahaman kaidah-kaidah
yang tak diketahui sebelumnya dan baru atau pada
penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini mengenai
kaidah-kaidah demikian itu”.
Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat
kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan
pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian
aktivitas seperti pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian,
dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui
dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal.
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional
dan kognitif, juga bercorak teologis, yakni mengarah pada
tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan
aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang
diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu
adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan. Tujuan ilmu itu
dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.
31
Metodologi Penelitian 2017
Rangkaian aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif
untuk menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, dan
melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu
dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai
ilmuwan. Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan
penelitian dan mengembangkan ilmu. Hal ini ditegaskan
dalam The International Encyclopedia of Higher Education yang
mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang
melakukan penelitian ilmiah dan penelitian ilmiah
diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk
memajukan pengetahuan.
Ilmu Sebagai Metode Ilmiah
Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung
prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah
tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan
langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk
menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah
metode ilmiah (scientific method).
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup
berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara
32
Metodologi Penelitian 2017
teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau
memperkembangkan pengetahuan yang ada.
Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi
pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan,
pengukuran, perbandingan, dan survai.
Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang
harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis,
maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan
logika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang
tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup
metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi,
penalaran analogis, analisis logis.
Selanjutnya, metode ilmiah meliputi suatu rangkaian
langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu
tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan
urutan langkah yang pasti.
Sheldon J. Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6
langkah yang berikut :
1) Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus
atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk
penyelidikan.
33
Metodologi Penelitian 2017
2) Perancangan penyelidikan itu.
3) Pengumpulan data.
4) Penggolongan data.
5) Pengembangan generalisasi-generalisasi.
6) Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu
terhadap data dan generalisasi-genralisasi.
George Abell merumuskan metode ilmiah sebagai suatu
prosedur khusus dalam ilmu yang mencakup 3 langkah
berikut :
1) Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari
percobaan-percobaan.
2) Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan
gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian dengan kumpulan
pengetahuan yang ada.
3) Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat
apakah mereka secara memadai meramalkan dan
melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari
percobaan-percobaan yang baru.
Metode ilmiah lain dikemukakan oleh J. Eigelberner yang
mencakup 5 langkah sebagai berikut :
34
Metodologi Penelitian 2017
1) Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari,
dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat dipakai
untuk memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian.
2) Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan.
3) Penggolongan dan pengaturan data agar supaya
menemukan kesamaan-kesamaan, uruttan-urutan, dan
hubungan-hubungan yang ada.
4) Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan memakai
proses-proses penyimpulan yang logis dan penalaran.
5) Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-
kesimpulan itu.
Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah
dirumuskan secara berbeda-beda, ada 4 – 5 langkah yang
merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan
dalam penelitian.
Langkah-langkah baku itu ialah penentuan masalah,
perumusan hipotesis atau pangkal duga bila dianggap
perlu, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan
pengujian atau verifikasi hasil.
Tata langkah tersebut di muka melibatkan berbagai konsep
dalam metode ilmiah. Konsep adalah ide umum yang
mewakili sesuatu himpunan hal yang biasanya dibedakan
35
Metodologi Penelitian 2017
dari pencerapan atau persepsi mengenai suatu hal khusus
satu per satu. Konsep merupakan alat yang penting untuk
pemikiran utama dalam penelitian ilmiah.
Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode
ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-
pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian
ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan
dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci.
Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik
adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali
bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk
memperoleh dan menangani data dalam penelitian.
Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan
penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu
mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan
langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian
cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal
sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode
merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian
ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai
metode.
36
Metodologi Penelitian 2017
Pengertian ilmu memang paling mudah dipahami sebagai
pengetahuan. Di kalangan ilmuwan maupun para filsuf
pada umumnya ada kesepakatan bahwa ilmu adalah
sesuatu kumpulan pengetahuan sistematis. Demikian lazim
perumusan itu sehingga pengertian ilmu sebagia aktifitas
dan sebagai metode tampak terselubungi dan kurang
dikenal. Namun, pemahaman yang terlengkap hanyalah
bilamana ilmu ditelaah sebagai aktifitas, metode, dan
pengetahuan secara utuh. Penelahaan ini dapat saja dimulai
dari salah satu dari antara ketiga segi itu. Tetapi, urutan
yang kiranya sudah tepat dan memudahkan pemahaman
ialah bilamana dimulai sebagai aktifitas, aktivitas itu
mempergunakan metode tertentu, dan terakhir aktivitas
dengan metode itu mendatangkan hasil berupa
pengetahuan.
Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah
keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam
pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu
gejala/peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun
keorangan. Jadi, pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang
merupakan isi substantif yang terkadung dalam ilmu. Isi itu
dalam istilah keilmuan disebut fakta.
37
Metodologi Penelitian 2017
Pengetahuan dapat dibedakan dan digolongkan dalam berbagai
jenis menurut sesuatu ukuran. Pengetahuan manusia dapat
dibedakan dalam dua jenis, yaitu pengetahuan mengenai fakta-
fakta dan pengetahuan mengenai hubungan-hubungan umum di
antara fakta-fakta (Bertran Russell, 1956, hal. 439).
Pengetahuan juga dapat digolongkan menjadi dua macam
lainnya, yakni pengetahuan empiris murni yang menunjukkan
adanya benda-benda berikut ciri-cirinya yang dikenal manusia
dan pengetahuan a priori murni yang menunjukkan hubungan-
hubungan di antara hal-hal umum yang memungkinkan orang
membuat penyimpulan-penyimpulan dari fakta-fakta yang
terdapat dalam pengetahuan empiris (Bertran Russell, 1972,
hal. 149).
Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk
pada fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa
ilmu bukanlah fakta-fakta. Pernyataan yang lebih tepat
ialah bahwa ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta. Fakta-
fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah. Dari pengamatan
itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai
data. Yang dimaksud dengan data ialah berbagai
keterangan yang dipandang relevan bagi suatu
penyelidikan dan yang dihimpun berdasarkan persyaratan
yang ditentukan secara rinci.
38
Metodologi Penelitian 2017
Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu yang
diketahui. Dengan demikian, maka setiap ilmu harus
mempunyai sesuatu pokok soal . Seorang ahli logika
modern juga menyatakan bahwa suatu ilmu adalah suatu
kumpulan yang sistematis atau teratur dari pengetahuan yang
bertalian dengan suatu pokok soal khusus, dan pokok soal dari
setiap ilmu ialah suatu bagian tertentu dari bahan pengalaman
manusia (Mellone, 1954, hal. 295).
Setiap pokok soal yang cukup rumit mempunyai aneka segi
dan permasalahan. Sesuatu ilmu biasanya membatasi diri
pada segi atau permasalahan tertentu dalam
penelaahannya terhadap pokok soal, sedang berbagai segi
dan permasalahan lainnya dikeluarkan dari titik pusat
perhatiannya untuk menjadi sasaran dari ilmu-ilmu khusus
lainnya. Dengan demikian, setiap ilmu menurut salah satu
maknanya adalah pengetahuan. Pengetahuan itu mengenai
sesuatu pokok soal dan berdasarkan suatu titik pusat minat.
Pokok soal dan titik pusat minat itu membentuk suatu
sasaran yang sesuai dari ilmu yang bersangkutan.
Ciri umum dari suatu ilmu yang membuatnya berbeda
dengan filsafat ialah ciri empiris. Kalau filsafat masih tetap
merupakan pemikiran reflektif yang coraknya sangat
umum, kebalikannya ilmu-ilmu fisis, biologi, psikologi, dan
39
Metodologi Penelitian 2017
ilmu-ilmu sosial telah merupakan rangkaian aktivitas
intelektual yang sifatnya empiris. Jadi, ciri empiris dari ilmu
mengandung pengertian bahwa pengetahuan yang
diperoleh itu berdasarkan pengamatan atau percobaan.
Kalau ilmu berbeda dari filsafat berdasarkan ciri empiris
itu, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri
sistematisnya. Ciri sistematis berarti bahwa berbagai
keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan-hubungan
ketergantungan dan teratur.
Selain ciri-ciri empiris dan sistematis, masih ada 3 ciri pokok
lainnya dari ilmu, yaitu obyektif, analitis, dan verifikatif.
Ciri obyektif dari ilmu berarti bahwa pengetahuan itu bebas
dari prasangka prseorangan dan kesukaan pribadi. Ilmu
haruslah hanya mengandung pernyataan dan data yang
menggambarkan secara terus terang maupun
mencerminkan secara tepat gejala-gejala yang ditelaahnya.
Ilmu juga mempunyai ciri analitis, yaitu pengetahuan
ilmiah itu berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke
dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami
berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian
itu. Ciri verifikatif berarti ilmu itu senantiasa mengarah
pada tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh
manusia untuk menemukan suatu nilai luhur dalam
40
Metodologi Penelitian 2017
kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah.
Kebenaran ini berupa asas-asas yang berlaku umum atau
kaidah-kaidah universal. Dengan memiliki pengetahuan
ilmiah dan mencapai kebenaran itu manusia berharap
dapat membuat ramalan tentang peristiwa mendatang dan
menerangkan atau menguasai alam sekelilingnya.
Bab 2
Konsep Dasar Penelitian Pendidikan
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dengan maksud untuk
mendapatkan informasi ilmiah mengenai serentetan
peristiwa dan dalam rangka pemecahan suatu
permasalahan.
Ditinjau dari segi proses, penelitian merupakan berbagai
kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, menganalisa data/ peristiwa/ informasi, serta
41
Metodologi Penelitian 2017
interpretasi dan pengambilan kesimpulan. Dari segi
pendekatan penelitian merupakan kegiatan dengan
mempergunakan pendekatan-pendekatan ilmiah (metode
ilmiah). Dari segi tujuan suatu penelitian dilakukan untuk
menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan
balk untuk kebutuhan secara praktis maupun teoritis.
Metodologi penelitian adalah ilmu tentang tata cara (metode)
melakukan penelitian, atau ilmu tentang cara meneliti. Dengan
demikian penelitian akan menghasilkan karya yang optimal dan
kesimpulan akan dapat diberlakukan secara umum atau dapat
dipertanggung jawabkan manakala penelitian tersebut dengan
menggunakan cara-cara keilmuan atau metodologi yang lazim
dipergunakan dalam penelitian ilmiah, (Supardi, 2005 : 9 – 10).
Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan orang untuk
mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dari proses penelitian, (Arief Furchan,
1982 : 44).
Penelitian pendidikan dapat juga disebut sebagai suatu proses
pengumpulan data atau informasi yang sistematis dan analisis
yang logis terhadap informasi atau data untuk tujuan tertentu,
(Ibnu Hadjar, 1996: 10).
42
Metodologi Penelitian 2017
Menurut Sukardi (2003 : 3), penelitian adalah cara
pengamatan guna mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpuikan bahwa
penelitian adalah merupakan suatu prosedur ilmiah dalam
mencari informasi atau data untuk dianalisis guna
menjawab permasalahan yang terjadi.
B. Tujuan Melakukan Penelitian
Tujuan melakukan penelitian adalah untuk menemukan
permasalahan baru, berusaha menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian, dan menguji hipotesis.
C. Manfaat Mempelajari Metode Penelitian
Manfaat atau kegunaan mempelajari metodologi penelitian
adalah:
1) Seseorang akan mempunyai pengetahuan, dan
pengertian dari dasar-dasar penelitian yang benar.
43
Metodologi Penelitian 2017
2) Seseorang akan mengetahui kegiatan penelitian pada
ruang Iingkup permasalahan dan bidang kegiatan
manusia secara spesifik (misal, Iingkup penelitian
kependidikan akan berbeda dengan Iingkup penelitian
kedokteran, penelitian sosial. penelitian agama dan lain
sebagainya).
3) Menyadarkan pada diri seseorang balk mereka yang
berada di dunia usaha (perusahaan), dunia pendidikan,
kependudukan dan lain sebagainya dalam tugas
menemukan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk memecahkan masaiah-masalah yang dihadapi
balk kepentingan praktis maupun teoritis.
4) Mengembangkan dan meiatih seseorang memiliki
“sikap ilmiah” (kritis, skeptis, analitisdanlogis).
5) Mampu mengembangkan diri menjadi penulis karya
ilmiah yang balk, artinya bahwa dengan kegiatan
penelitian akan mampu mendidik seseorang untuk
menulis secara ilmiah dalam bentuk laporan has!’
penelitian yang dapat dipertangung-jawabkan.
6) Kegunaan-kegunaan lain balk secara pribadi maupun
institusional sesuai dengan kegiatan penelitian yang
dilakukannya
D. Pengertian Metode Penelitian Pendidikan
44
Metodologi Penelitian 2017
Pendidikan merupakan salah satu pilar kebangkitan suatu
bangsa. Bahkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945, secara jelas Negara menjadikan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai tujuan Negara.
Melihat dari tujuan tersebut, pemerintah berkewajiban
untuk menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-
baiknya. Usaha pemerintah ini, di tahun 2003 diwujudkan
dalam bentuk Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional. Selain membentuk suatu sistem pendidikan,
peningkatan kualitas pendidikan juga harus dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satu cara yang cukup efektif
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah
dilakukannya penelitian di bidang pendidikan.
Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematik dan teliti teliti untuk mengetahui jawaban serta
mencari solusi dari suatu masalah yang dihadapi. Cara untuk
mengatahui inilah yang selanjutnya disebut sebagai metode
penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Setiap penelitian mempunyai
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan,
pembuktian, dan pengembangan. Penelitian pendidikan
yang bersifat penemuan misalnya, menemukan metode
45
Metodologi Penelitian 2017
mengajar matematika yang efektif, efisien, dan
menyenangkan, media pendidikan, system evaluasi,
criteria guru professional, dan lain-lain. Penelitian bersifat
mengembangkan misalnya, mengembangkan metode
mengajar yang telah ada sehingga menjadi lebih efektif.
Penelitian bersifat pembuktian misalnya, membuktikan
keragu-raguan terhadap metode mengajar yang diimpor
dari luar apakah efektif untuk di Indonesia atau tidak.
Kegiatan penelitian inilah yang diharapkan untuk
menemukan solusi dari berbagai permasalahan
pembelajaran/ pendidikan di Indonesia. Dengan kegiatan
penelitian inilah sangat dimungkinkan ditemukannya
berbagai macam metode pembelajaran yang cocok
diterapkan di Indonesia. Penelitian juga akan
memungkinkan ditemukannya produk media
pembelajaran yang akan membantu proses penyampaian
konsep dengan lebih mudah. Penelitian juga akan dapat
menjawab tantangan evaluasi seperti apa yang sesuai dan
cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Upaya menjadikan penelitian sebagai perilaku ilmiah bagi
setiap akademisi akan membantu terciptanya suatu kondisi
bangsa yang maju. Bisa dibayangkan setelah 67 tahun
merdeka tetapi bangsa kita masih saja dikategorikan
46
Metodologi Penelitian 2017
sebagai Negara berkembang dengan sumber daya manusia
yang rendah. HDI memberikan penilaian kualitas manusia
di suatu Negara dengan didasarkan pada kualitas
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Upaya peningkatan
ketiga komponen di atas tidak bisa hanya dilakukan dengan
menggelontorkan sebanyak-banyaknya uang, namun harus
disertai kegiatan penelitian. Di negara-negara maju
kegiatan penelitian sudah menjadi perilaku yang
berkembang dengan sangat baik. Perhatikan perusahaan
Honda, sejak perusahaan itu berdiri, sudah berapa jenis
sepeda motor yang telah mereka produksi? Berapa banyak
jenis mobil yang telah berhasil mereka pasarkan? Upaya
memperbarui produk seperti itu hanya bisa dilakukan
melalui kegiatan penelitian. Kalau dikaitkan dengan
pendidikan, bisa dipahami bahwa saat ini banyak sekali
metode pembelajaran baru yang berkembang, kegiatan-
kegiatan hingga sampai mengantarkan ditemukannya
metode pembelajaran sebagai sebuah produk baru itulah
yang dinamakan penelitian. Dalam skala kecil saja, ketika
Anda kehilangan uang misalnya, tentunya Anda akan
mencarinya dengan berbagai cara. Melacak kembali di
mana pertama kali uang hilang, bertanya kepada orang lain,
dan sebagainya. Kegiatan itu juga bisa dikategorikan ke
dalam kegiatan penelitian.
47
Metodologi Penelitian 2017
E. Penelitian Pendidikan
Pengertian dari penelitian pendidikan adalah suatu
kegiatan yang sistematis untuk menemukan jawaban yang
mendekati kebenaran mengenai permasalahan pendidikan
atas dasar penalaran yang rasional dan logis, serta adanya
dukungan dari fakta empiris.
Penelitian pendidikan umumnya dilakukan untuk
mengembangkan, menemukan dan menguji atas kebenaran
dari suatu konsep, prinsip, pengetahuan dan mengenai
pendidikan secara umum. Adapun tujuan penelitian
pendidikan sebagai berikut :
1. Untuk bahan masukan, meningkatkan mutu isi,
proses serta hasil pembelajaran dan pendidikan di
sekolah.
2. Untuk membantu tenaga kependidikan seperti
guru dan lainnya dalam mengatasi masalah
pendidikan dan pembelajaran baik di luar maupun
di dalam kelas.
3. Untuk meningkatkan profesionalisme di dalam
dunia pendidikan maupun tenaga kependidikan.
4. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan
budaya akademik dalam lingkungan sekolah,
48
Metodologi Penelitian 2017
sehingga bisa melakukan perbaikan mutu
pembelajaran dan pendidikan secara berkelanjutan.
5. Untuk meningkatkan keterampilan bagi tenaga
pengajar khususnya saat melakukan PBT.
6. Untuk meningkatkan kerja sama yang profesional
di antara para pendidik maupun tenaga
kependidikan.
Selain itu manfaat dari penelitian pendidikan sendiri yaitu:
1) Sebagai peta yang dapat mendeskripsikan
mengenai keadaan pendidikan serta
mendeskripsikan tentang kemampuan sumber
dayamengenai kemungkinan hambatan yang bisa
dihadapi.
2) Sebagai sarana diagnosis ketika mencari penyebab
suatu kegagalan dan masalah yang di hadapi pada
saat pelaksanaan pendidikan agar bisa dicari
penyelesaiannya.
3) Sebagai bahan dasar untuk menyusun suatu
kebijakan, termasuk strategi dalam pengembangan
pendidikan.
4) Sebagai masukan yang dapat memberikan
gambaran mengenai kemampuan dalam peralatan,
49
Metodologi Penelitian 2017
pembiayaan, perbekalan dan tenaga kerja yang
memiliki peran dalam keberhasilan
pendidikan.Untuk jenis-jenis dari penelitian
pendidikan sendiri dibagi menjadi 6 bagian yakni :
a) Penelitian DeskriptifPenelitian ini berusaha untuk
menggambarkan suatu kegiatan penelitian yang
dilakukan terhadap objek-objek tertentu dengan cara
sistematis dan jelas.
b) Penelitian EksperimenPenelitian ini dilakukan dengan
menggunakan 3 persyaratan yaitu peneliti harus
melakukan kegiatan mengontrol, kemudian
memanipulasi serta melakukan observasi.
c) Penelitian Tindakan KelasPenelitian ini merupakan
bentuk penelitian terhadap refleksi diri berdasarkan
yang sudah dilakukan partisipan selama ini dalam
situasi-situasi sosial (pendidikan) agar bisa
memperbaiki praktek yang dilakukannya.
d) Penelitian KualitatifMetode penelitian ini yang sering
kali digunakan untuk melakukan penelitian terhadap
kondisiobjekalamiah.
50
Metodologi Penelitian 2017
e) Penelitian KuantitatifMetode penelitian ini yang
digunakan untuk meneliti sampel atau populasi
tertentu.
f) R & DResearch an Development atau penelitian dan
pengembangan ini merupakan strategi yang ampuh
untuk memperbaiki praktek. Maksudnya untuk
mengembangkan produk baru.
Pada hakikatnya penelitian pendidikan merupakan cara
untuk memperoleh informasi yang bisa
dipertanggungjawabkan sebagai upaya untuk
memahami proses kependidikan.
F. Langkah-langkah penelitian
Di depan telah dikemukakan bahwa penelitian adalah
suatu proses sistematik dan terencana untuk mendapatkan
pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaa tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan
tersebut harus serasi dan saling mendukung satu sama lain,
agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang
cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan
yang tidaka meragukan (Budiyono, 2003: 10). Langkah-
langkah penelitian secara garis besar dijelaskan sebagai
berikut .
51
Metodologi Penelitian 2017
1) Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah;
2) Penelaahan kepustakaan;
3) Penyususnan hipotesis;
4) Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi
operasional variable-variabel penelitian;
5) Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data;
6) Penyusunan rancangan penelitian;
7) Penentuan sampel;
8) Pengumpulan data;
9) Pengolahan dan analisis data;
10) Interpretasi hasil penelitian;
Langkah-langkah penelitian sebenarnya tidak harus kaku,
beberapa ahli terkadang memberikan rincian langkah
penelitian yang berbeda-beda, sebagaimana Schluter (1926)
dalam Ahmad Kurnia, memberikan 15 langkah dalam
melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
b. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan
masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
c. Membangun sebuah bibliografi.
d. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
52
Metodologi Penelitian 2017
e. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-
unsur permasalahan.
f. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah
menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik
langsung ataupun tidak langsung.
g. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki
sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
h. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan
tersedia atau tidak.
i. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat
dipecahkan atau tidak.
j. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
k. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
l. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk
membuat interpretasi.
m. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
n. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan
kaki).
o. Menulis laporan penelitian.
Selanjutnya Abclson (1933) memberikan 5 langkah berikut:
1. Tentukan Judul Penelitian Judul dinyatakan secara
singkat dan jelas.
2. Pemilihan Masalah
53
Metodologi Penelitian 2017
3. Dalam pemilihan masalah ini harus:
a)Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b)Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut.
c)Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut
kepentingan umum.
d) Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat
jelaskan materi. situasi dan hal- hal lain yang menyangkut
bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah harus diikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang
sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur
yang dapat memecahkan masalah.
b) Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan
secara singkat.
c) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas
yang diperlukan
d) Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh
termasuk referensi yang digunakan.
e) Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti
dalam memecahkan masalah.Urutkan asumsi-asumsi
54
Metodologi Penelitian 2017
yang digunakan serta hubungannya dalam berbagai fase
penelitian
4. Kesimpulan
a. Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau
tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh.
b. Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa
implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan
beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan
yang berhubungan dengan masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan
berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya
sebagai model dalam memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langkah-langkah
penelitian meliputi 11 langkah, yaitu :
1. Identifikasi,Pemilihan dan Perumusan Masalah
Penelitian
a. Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian dapat bersumber dari :
55
Metodologi Penelitian 2017
•Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil
penelitian
• Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan
ilmiah
• Pernyataan pemegang otoritas
• Pengamatan selintas
• Pengalaman pribadi
• Perasaan intuitif
b. Pemilihan masalah penelitian
Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu
dijadikan pertimbangan yaitu :
• Pertimbangan dari arah masalahnya
• Pertimbangan dari arah calon peneliti
c. Perumusan masalah penelitian
•Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat
Tanya
• Rumusan hendaklah padat dan jelas
56
Metodologi Penelitian 2017
•Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang
mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan
itu.
2. Penelaahan Kepustakaan
a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku
b. Pemilihan berdasarkan pada prinsip:
1) Relevansi
2) Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )
c.Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil
penelitian. Penilikan berdasarkan atas prinsip :
1) Relevansi
2) Kemutakhiran
3) Bobot
3. Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:
a.Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih
57
Metodologi Penelitian 2017
b.Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif
atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat
d.Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang
mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran
hipotesis itu.
4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel
a. Mengidentifikasi variabel.
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
b. Mengklarifikasi variable
Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan
menjadi:
1) Variabel nominal
2) Variabel ordinal
3) Variabel interval
4) Variabel rasio
58
Metodologi Penelitian 2017
Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel
dibedakan menjadi:
1) Variabel tergantung
2) Variabel bebas
3) Variabel moderator
4) Variabel kendali
5) Variabel rambang
c. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel
Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-
sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati
(diobservasi)
1) Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations)
yang harus dilakukan agar yang didefinisikan itu terjadi
2) Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan
itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat
pengambil datanya)
5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data
Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:
59
Metodologi Penelitian 2017
a. Validitas
b. Reliabilitas
6. Penyusunan rancangan penelitian
7. Penentuan sampel
8. Pengumpulan data
9. Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
Secara garis besar ada tiga kegiatan yang pasti dilakukan
dalam kegiatan penelitian, yaitu: (1) Pembuatan Rancangan
Penelitian, (2) Pelaksanaan Penelitian, dan (3) Pembuatan
Laporan Penelitian. Ketiga langkah tersebut merupakan
langkah yang sangat besar dan perlu penjelasan lebih lanjut.
Langkah-langkah penelitian selengkapnya adalah sebagai
berikut:
1. Memilih masalah
2. Studi pendahuluan
3. Merumuskan masalah
4. Merumuskan anggapan dasar (hipotesis)
60
Metodologi Penelitian 2017
5. Memilih pendekatan (metode penelitiannya)
6. Menentukan variable dan sumber data
7. Menentukan dan menyusun instrument
8. Mengumpulkan data
9. Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menulis laporan
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, sekilas mungkin
akan tampak berbeda, namun sebenarnya langkah-langkah
yang telah dijabarkan tersebut memiliki kesamaan satu
dengan yang lainnya. Hal ini sangat dimungkinkan
mengingat prinsip dari penelitian haruslah berdasarkan
pada metode ilmiah yang bisa diamati dan dapat
dipertanggungjawabkan keasahihannya.
E. Manfaat atau luaran Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah usaha untuk memecahkan
suatu permasalahan tertentu. Sebagai akibat dari usaha
tersebut, maka akan dihasilkan suatu solusi. Suatu
penelitian yang baik adalah jika solusi tersebut dapat
diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dalam
penelitian pendidikan, salah satu langkah yang urgen
untuk dipahami oleh peneliti adalah mendasarkan
61
Metodologi Penelitian 2017
penelitian kepada seberapa pentingkah penelitian ini
dilakukan dan apakah luaran dari hasil penelitian ini
bermanfaat untuk memberikan solusi bagi masalah
pendidikan dan pembelajaran. Mengingat penelitian harus
berakarkan pada masalah, dengan kata lain, jika dipandang
tidak ada masalah yang harus dipecahkan maka tidak perlu
diadakannya suatu penelitian.
Sebagai contoh misalnya, seseorang melihat bahwa belajar
matematika di suatu sekolah tidak menggembirakan. Hal
ini didasarkan dari fakta dan data yang ada bahwa nilai
rata-rata matematika pada Ujian Nasional selalu lebih
rendah dari nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Melihat
masalah di atas, maka orang tadi bermaksud untuk melihat
akar masalahnya, maka ia pun melakukan observasi
(pengamatan) di sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan,
ia memberikan kesimpulan bahwa salah satu penyebab
rendahnya prestasi belajar matematika adalah dikarenakan
pembelajaran menerapkan pembelajaran yang berpusat
pada guru. Akibatnya siswa menjadi pasif.
Berkaca dari masalah tersebut, ia ingin memberikan solusi
dengan mengubah proses pembelajarannya yang semula
berpusat pada guru diubah dengan menerapkan
pembelajaran Problem Solving (misalnya) yang
62
Metodologi Penelitian 2017
mengedepankan keaktifan siswa. Selanjutnya ia melakukan
penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
pembelajaran Problem Solvingmenghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik daripada pembelajaran sebelumnya.
Dari contoh di atas, luaran yang diharapkan oleh peneliti
adalah menjadikan Problem Solving sebagai solusi masalah
bagi pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Sehingga ia
berharap metode ini dapat diterapkan di kelas-kelas. Ketika
akhirnya semua sekolah mulai menerapkan Problem
Solving maka luaran penelitian ini dikatakan baik dan
bermanfaat bagi masyarakat luas. Luaran-luaran inilah
yang sangat penting untuk dicermati. Banyak penelitian
yang dilakukan oleh mahasiswa yang tidak didasarkan
pada prinsip ini. Sehingga, penelitian mahasiswa tak
ubahnya sebagai karya yang hanya mengusung semangat
asal lulus saja.
Sehingga perlu kiranya, peneliti (mahasiswa) untuk bisa
memikirkan dampak luaran penelitian yang di lakukan.
63
Metodologi Penelitian 2017
Bab 3
Metodologi dan jenis Penelitian
Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah
Penelitian, oleh karena itu, banyak dosen ataupun
mahasiswa yang melakukan penelitian dalam pendidikan.
Penelitian itu ada yang bersifat mandiri maupun yang
bersifat proyek. Banyak kita lihat penelitian para dosen
maupun mahasiswa dilaksanakan dilaboraterium, kelas,
bahkan terjun langsung ke lapangan.
Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan
secara sistematik untuk menguji jawaban – jawaban
sementara ( hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti
melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta
secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat
pula diterima atau diterapkan dalam ilmu- ilmu sosial
sekalipun pengukurannya dalam ilmu – ilmu kealaman.
Penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan secara
sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis
artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai
dengan aturan – aturan ilmiah dalam penelitian pada
umumnya. Logis atrinya dilaksanakan berdasarkan logika
64
Metodologi Penelitian 2017
berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah–langkah
pemecahan masalah dan prinsip - prinsip teori penelitian.
Sedangkan secara berencana, yaitu betul- betul
direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti,
bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa
yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat
atau lokasinya penelitian, dan sebagainya.
Pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakikatnya
adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang
membentuknya melalui proses belajar dalam konteks
lingkungan yang berubah – ubah. Pendidikan sebagai suatu
sistem tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga
berorientasi pada proses agar memperoleh hasil yang
optimal
Ruang lingkup metodologi penelitian pendidikan luas
sekali karena pendidikan sendiri merupakan bidang kajian
yang terkait erat dengan beberapa disiplin ilmu seperti
psikologi, sosiologi, antropologi, politik, ekonomi dan
sebagainya. Banyak sekali konsep metodologi penelitian
pendidikan yang dikembangkan dengan mendapatkan
inspirasi atau berlandaskan pada berbagai bidang ilmu
tersebut.
65
Metodologi Penelitian 2017
Metode yang digunakan dalam penelitian pendidikan juga
mengacu pada metodologi yang lazim digunakan di
berbagai bidang ilmu tersebut, yakni mengacu pada
pendekatan behavioral science. Berbagai konsep seperti
intelegensi, peran, status, norma, konsep diri, keefektifan
biaya juga dikaji dalam penelitian pendidikan dengan
menggunakan pendekatan tersebut. Metodologi penelitian
pendidikan pada mulanya berorinetasi pada pendekatan
behavioristik. Hal ini tampak jelas dari pengaruh disiplin
ilmu psikologi yang digunakan untuk uji – uji pengukuran
berbagai aspek belajar mengajar.
Kompleksitas masalah pendidikan merupakan pembatas
karena fenomena – fenomena yang muncul dalam
metodologi penelitian pendidikan merupakan dampak
interaksi antar pelaku yang ada dalam dunia pendidikan itu
sendiri (dalam hal ini adalah orang tua, siswa, guru,
masyarakat, dan sebagainya). Keterbatasan selanjutnya
dalam dunia penelitian pendidikan adalah metodologi
yang digunakan. Karena keterbatasan metodologi ini,
beberapa penelitian pendidikan bahkan kadang harus
ditunda karena alat ukur yang valid masih belum tersedia.
66
Metodologi Penelitian 2017
A. Pengertian Metodologi
“Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan
“logos” terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.
Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
tujuan. ”Logos” artinya ilmu(mbojo:2012).
Metodologi adalah sebuah ilmu atau cara yang digunakan untuk
memperoleh suatu kebenaran menggunakan sistem penelurusan
dengan cara – cara tertentu untuk menemukan kebenaran yang
tergantung dari sebuah kajian yang realitas(Mageia:2012).
“Metodologi adalah ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk
memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya”(Hadi, dkk.1998:11)
B. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah proses pengumpulan data dan menganalisis
data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan
kesimpulan yang sah dan mutlak (Anggoro, 2008:1.1).
“Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan hati – hati dan sempurna terhadap suatu
masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah tersebut”(Hillway dalam Hadi dkk,1998:9).
67
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang tersusun
atau sistematis untuk meningkatkan pengetahuan kita, juga
merupakan suatu usaha yang tersusun sistematis dan
terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah yang
mempunyai jawaban(Mbojo:2012).
C. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suatu suasana dalam belajar dan sebuah proses
pembelajaran agar siswa atau peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk dapat
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya dan juga masyarakat(wikipedia:2012).
D. Metodologi Penelitian Pendidikan
Metodologi penelitian adalah sebuah kumpulan dari beberapa
metode – metode ataupun beberapa cara – cara tertentu yang
dapat diterima oleh akal sehat untuk menemukan atau mencari
sesuatu kembali(Prima:2010).
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan –
peraturan, suatu prosedur, yang biasanya digunakan oleh seorang
pelaku disiplin ilmu(wikipedia:2012).
68
Metodologi Penelitian 2017
Metodologi penelitian suatu sistem atau sebuah cara yang
diperoleh untuk memperoleh suatu informasi/bahan
materi suatu pengetahuan ilmiah dengan tujuan untuk
menemukan hal – hal atau prinsip – prinsip yang bisa
dikatakan baru atau cara memecahkan
masalah(Kountur.2007:105).
Penelitian pendidikan merupakan suatu proses atau cara yang
terdiri atas beberapa tahap – tahap atau
langkah(Educationesia:2012).
Pendidikan merupakan suatu penyelidikan yang tersusun
secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan
seseorang juga merupakan suatu usaha yang sitematis dan
terorganisir untuk menyelidiki sebuah masalah tertentu
untuk memperoleh sebuah jawaban yang
kongkrit(mbojo:2012).
E. Jenis – Jenis Penelitian Pendidikan
Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan
berbagai macam metodologi. Keputusan mengenai
metodologi yang akan dipakai akan tergantung kepada
tujuan, pendekatan, bidang ilmu, sifat, tempat, sifat
masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin
69
Metodologi Penelitian 2017
digunakan. Berikut ini adalah pembahasan jenis penelitian
menurut masalahnya:
1. Penelitian Historis
Penelitian historis adalah membuat suatu rekonstruksi
masa lalu/lampau secara sistematis dan juga objektif
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi, serta mensistensikan bukti – bukti untuk
menegakkan sesuatu yang benar/fakta(4skripsi:2010).
Data–data yang dikumpulkan biasanya merupakan hasil
dari pengamatan seseorang, misalnya dari sebuah surat
atau dokumen – dokumen yang berhubungan dengan
data(Hadi dkk:1998:50)
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah membuat pencandraan secara
tersusun ataupun sistematis, faktual dan juga akurat
mengenaisuatu fakta dan sifat dari suatu
populasi(4skripsi:2010).
3. Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan adalah penelitian untuk menyelidiki
pola dan perurutan pertumbuhan dan perubahan sebagai sebuah
fungsi dari waktu(4skripsi:2010).
70
Metodologi Penelitian 2017
4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan
Penelitian Kasus dan Penelitian lapangan adalah penelitian
yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan di masa ini dan hubungan atau interaksi
lingkungan sesuatu unit sosial(4skripsi:2010). Penelitian kasus
memusatkan pemikiran pada kasus secara intensif dan juga
sangat terperinci mengenai masalah latar belakang keadaan
sekarang/saat ini(Hadi dkk,1998:51).
5. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendeteksi sampai sejauh mana variasi pada suatu faktor
yang berkaitan dengan variasi pada satu atau mungkin juga lebih
dari satu faktor lain didasarkan pada koefisien korelasi, Penelitian
korelasional menggambarkan suatu pendekatan yang bersifat
umum untuk suatu penelitian yang hanya berfokus pada
penaksiran pada kovariasi diantara beberapa variabel yang
muncul secara sendirinya(Emzir,2012:37).
6. Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian Kausal Komparatif adalah penelitian yang
dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan
berdasarkan atas pengamatanterhadap langsung terhadap akibat
yang ada, menemukan kembali faktor yang menjadi penyebabnya
71
Metodologi Penelitian 2017
melalui data – data tertentu . Penyelidikan kausal komparatif
adalah penyelidikan empiris yang tersusus secara sistematis
dimana ilmuwan tidak dapat mengendalikan variable bebas secara
langsung karena variable tersebut sudah pernah
terjadi(Emzir,2012:119).
7. Penelitian Eksperimental
Penelitian Eksperimental adalah penelitian yang dilakukan
untuk menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan cara mengenalkan satu atau lebih kelompok
ekperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dan
membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
control yang tidak dapat dikenai kondisi perlakuan.
8. Penelitian Eksperimental Semu
Penelitian Eksperimental adalah penelitian yang dilakukan
untuk menemukan atau memperoleh suatu informasi yang
merupakan bagian informasi yang diperoleh dari penelitian
atau eksperimen yang sesungguhnya dalam kondisi yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol dan mengubah
semua variable yang relevan
.
9. Penelitian Tindakan
72
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan
untuk menngembangkan suatu keterampilan yang baru
atau pendekatan baru untuk memecahkan sebuah masalah
dengan menerapkannya langsung pada dunia kerja saat ini.
Penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk
menciptakan keterampilan yang brau untuk mengatasi
kebutuhan yang ada dalam dunia kerja atau kebutuhan
praktis yang lain(Hadi dkk,1998:53).
RANGKUMAN
73
Metodologi Penelitian 2017
Metodologi penelitian pendidikan hendaknya
dilaksanakan secara sitematis, logis, dan secara berencana.
Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik
tertentu serta sesuai dengan aturan – aturan ilmiah dalam
penelitian pada umumnya. Logis atrinya dilaksanakan
berdasarkan logika berfikir ilmiah dengan menggunakan
langkah – langkah pemecahan masalah dan prinsip- prinsip
teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu betul-
betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan
diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan
penelitian, siapa yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti,
dimana tempat atau lokasinya penelitian. Jenis penelitian
ditinjau dari segi masalahnya itu terdiri atas 9 jenis, yaitu
penelitian historis, penelitian deksriptif, penelitian
perkembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan,
penelitian korelasional, penelitian kausal komparatif,
penelitian eksperimental, Penelitian Eksperimental semu
dan penelitian tindakan.
Bab 4
74
Metodologi Penelitian 2017
Ragam Penelitian Pendidikan
Penelitian pada dasarya adalah suatu kegiatan atau
proses sistematis untuk memcahkan masalah yang
dilakukan dengan metode ilmiyah. Oleh karena itu,
sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu
dijelaskan terlebih dahulu hakikat metode ilmiyah
(scientific metods).
Tujuan dari usaha ilmiyah adalah untuk
menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena.
Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua prilaku
dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat
mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke
arah tujuan ini berhubungan dengan pemerolehan
pengetahuan dan pengembangan serta pengujian teori-
teori. Eksistensi dari suatu teori yang dapat hidup sangat
mempermudah kemajuan ilmu pengetahuan yang secara
simultan menjelaskan banyak fenomena.
Dari berbagai fenomena yang terjadi, dan dilihat dari
penyebabnya maka penelitian pun dapat dikelompokkan
menjadi beberapa macam yang akan penulis bahas
dibawah ini.
A. Penelitian Ditinjau dari Tujuan
75
Metodologi Penelitian 2017
Seorang peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab-
sebab atau hal-hal yang mempengaruhi tentang sesuatu.
Sebagai contoh, di suatu desa secara berturut-turut terjadi
kematian penduduk, Ragam penelitian terutama anak-anak
dibawah umur lima tahun. Kejadian tersebut kelihatan
misterius sehingga menarik perhatian para dokter. Maka
dibentuklah sebuah tim untuk mengadakan penelitian
dengan maksud untuk menemukan sebab musabab
terjadinya musibah tersebut. Penelitian semacam ini
dinamakan penelitian Exploratif.
Semua kejadian yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar dicatat, diteliti da diadakan penyempuraan
seperlunya sehingga akhirnya diharapkan ditemukannya
Prototipe Metode penyampaian dengan menggunakan buku
berprograma. Mengadakan percobaan dan
penyempurnaan inilah yang digolongkan sebagai
penelitian Developmental atau penelitian pengembangan.
Jenis penelitian yang ketiga ditinjau dari tujuan adalah
penelitian Verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
pengecek kebenaran hasil penelitian lain. Penelitian
kebijakan adalah penelitian yang dilakukan oleh lembaga
pemerintah karena menyangkut tindakan yang diambil
oleh pemerintah dan dinerlakukan secara luas.
76
Metodologi Penelitian 2017
B. Penelitian ditinjau dari Pendekatan
1.Pendekatan Longitudinal (pendekatan bujur) dengan
pendekatan ini maka peneliti mencatat kemampuan berfikir
sejak anak duduk dikelas I. Berturut-turut setiap tahun
perkembangan tersebut dicatat yaitu de kelas II – kelas VI.
Yang perlu diperhatikan adalah waktu pencatatan
dilakukan. Apabila peneliti melakukan pencatatan pertama
pada bulan Juni, maka pencatatan-pencatatan berikutnya
harus dilakukan pada bulan yang sama sehingga
kondisinya sama. Kebaikan penelitian ini adalah kareaa
subjek yang diamati sama, sehingga faktor-faktor intern
individu tidak berpengaruh terhadap hasil. Kelemahannya,
waktu penelitian sangat lama dan dikhawatirkan dalam
jangka waktu yang lama ini telah banyak perubahan
kondisi kareana perubahan zaman.
2.Pendekatan Cross-sectional (pendekatan silang) berbeda
dengan pendekatan bujur, pendekatan silang tidak
menggunakan subjek yang sama satu hal yang
mengujtugka adalah bahwa datanya dengan cepat dapat
terkumpul.
C. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
77
Metodologi Penelitian 2017
Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interes, maka tentu
saja bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya
menurut siapa yang mengadakan penelitian.
D. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
Pertama, penelitian Labolatorium seperti penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam, Penelitian Bahasa dll.
Kedua, penelitian Perpustakaan seperti Content
Analysis (analisis isi buku) yang menghasilkan suatu
kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi
buku, tata penulisan, lay-out, ilustrasi dsb.
Ketiga, penelitian kancah atau penelitian lapangan
seperti penelitian pendidikan disekolah, dikeluarga,
masyarakat, pbrik, rumah sakit, asal semuanya mengarah
tercapainya tujuan pendidikan.
E. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel
Pertama, Variabel masa lalu, masa sekarang dan masa yag
akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan
sekarang disebut penelitian deskriptif. Kedua, Penelitian
dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang
disebut penelitian experimen. Ketiga, penelitian tindakan
78
Metodologi Penelitian 2017
F. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang dituntut
menggunakan angka-angka sedangkan Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang seringkali dipergunakan dalam
penelitian-penelitian ilmu sosial. Hal ini dirasakan perlu
karena fenomea sosial seringkali tidak bisa ditujukan secara
kuatitatif. Ini berarti bahwa penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif saling melengkapi.
RANGKUMAN
1.Penelitian Ditinjau dari Tujuan :
79
Metodologi Penelitian 2017
a) Penelitian eksploratif
b) Penelitian depelopmen
c) Penelitian Verifikatif
2.Penelitian Ditinjau dari Pendekatan: Pedekatan longi
todina (pendekatan bujur) dan pendekatan Cross-Sectional
(pedekatan silang)
3.Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu: Penelitian terhadap
Pendidikan (pendidikan guru, ekonomi, kesehatan, tehnik,
pertanian dsb).
4.Penelitian Ditinjau dari Tempatnya: disekolah, keluarga,
masyarakat, dan rumah sakit.
5.Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel: Penelitian
Variabel masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang.
6.Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang dituntut
menggunakan angka-angka sedangkan Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang seringkali dipergunakan dalam
penelitian- penelitian ilmu sosial.
Bab 5
80
Metodologi Penelitian 2017
Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
Di era globalisasi seperti sekarang ini, ragam penelitian
dalam dunia pendidikan kian hari semakin dikembangkan.
Banyak hal- hal baru yang perlu diteliti dan dikaji lebih
lanjut. Keanekaragaman budaya, perkembangan informasi
dan teknologi turut andil besar dalam kemajuan zaman
seperti sekarang ini. Dahulu manusia tidak mengenal
telepon genggam atau internet. Seiring berjalannya waktu,
dengan adanya riset dan penelitian oleh para ahli teknologi,
lahirlah telepon genggam (hand phone), leptop, kamera dll.
Semua hal ini tak lepas dari yang namanya penelitian.
Seperti yang diketahui ragam penelitian ada banyak sekali
dan dapat ditinjau dari beberapa aspek, namun dalam
kajian ini dideskripsikan tentang konsep dasar penelitian
kualitatif. Ketika penelitian kualitatif sedang diperkenalkan
kira-kira tahun 1990, pandangan mata peneliti khususnya
peneliti muda memincing ke arah itu. Penelitian kualitatif
relatif lebih baru atau muda dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif. Tentunya kedua penelitian ini juga
memiliki kelemahan, keuntungan ataupun kerugian.
(Arikunto, 2006: 11).
81
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah, sistematis
terhadap bagian- bagian dan fenomena serta hubungan-
hubungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan dan mengunakan model-model
matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian
sentral dalam penelitian ini karena hal ini emberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris
dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif. Sedangkan penelitian kualitatif adalah
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian ini.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu
landasan teori juga dimanfaatkan sebagai gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
penelitian.
Penelitian membangun sebuah gambaran yang kompleks
dan menyeluruh (holistik). Peneliti juga menganalisis kata-
kata dan melaporkan pandangan atau opini para informan.
Keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang
alamiah / wajar (natural setting).
82
Metodologi Penelitian 2017
Hal ini dimungkinkan karena penelitian kualitatif adalah sebuah
proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan
kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. (Wiria
Atmadja, 2008: 8)
Lebih jauh Creswell (1994: 146) menyatakan:
Characteristics of a qualitative research problem are: (a) the
concept is immature due to a conspicuous lack of theory and
previous research;(b) a notion that the available theory may
be inaccurate, inappropriate, incorrect, or biased; (c) a need
exists to explore and describe the phenomena and to
develop theory; or (d) the nature of phenomenon may not
be suited to quantitative measure.
Pernyataan tersebut menginformasikan empat karakteristik
masalah dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) Konsep belum
menunjukkan kemantapan sehubungan dengan teori dan
penelitian sebelumnya, 2) Patut diduga bahwa teori yang
dikemukakan mungkin tidak akurat, tidak sesuai, salah,
atau mengalami bias, 3) Adanya tuntutan untuk
menyelidiki dan menguraikan gejala dalam rangka
mengembangkan teori yang sudah ada. (4) Sifat alami
peristiwa tidak cocok jika diukur secara kuantitatif.
Hal-hal di atas menunjukkan betapa tidak sederhananya
pola kerja penelitian kualitatif. Kerumitan akan semakin
83
Metodologi Penelitian 2017
dirasakan penelitian ketika sampai pada tahap
menganalisis data.
Diperlukan pemahaman yang menyeluruh dan mendetil
langkah-langkah penelitian. Di samping itu, penelitian
harus memiliki penguasaan prosedur, teknik, dan langkah-
langkah penelitian. Termasuk dalam hal ini adalah analisis
data.
Dibawah ini penulis secara khusus akan membahas konsep
dasar penelitian kualitatif, yang mengkaji mulai dari
pengertian, prosedur dan tahapan, corak, dimensi-dimensi,
tujuan, tahapan, dan data penelitian kualitatif. Kajian ini
cukup penting dikemukakan sebagai landasan awal bagi
para peneliti yang akan melakukan penelitian atau
menyusun karya tulis ilmiah khususnya skripsi, tesis dan
disertasi dalam bentuk penelitian kualitatif.
A. Pengertian Penelitian Kualitatif
Moleong (2013: 6) setelah melakukan analisis terhadap
beberapa definisi penelitian kualitatif kemudian membuat
definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok
pengertian penelitian kualitatif. Menurut Moleong,
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
84
Metodologi Penelitian 2017
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain. secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
Sementara itu, Mulyana (2008: 151) mendeskripsikan
penelitian kualitatif sebagai penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu
fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan fakta
melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek
penelitian.
Nana Syaodi (2013: 94) menyebutkan bahwa penelitian
kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan,
persepsi pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-
prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.
Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu peneliti
membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari
data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data
85
Metodologi Penelitian 2017
dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup
deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-
catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil
analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif
berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang
kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut
interpretasi berdasarkan pengalaman sosial.
Sukardi (2013: 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan
sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
di desain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk
objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode
ilmiah menjadi patokan.
Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia
sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang
diteliti. (Bungin, 2001: 24) Misalkan dapat berupa penelitian
tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang.
Rancangan penelitian kualitatif dalam pendidikan
penelitiannya bersifat sementara, karena ketika penelitian
berlangsung, peneliti secara terus menerus menyesuaikan
rancangan tersebut dengan proses penelitian dan kenyataan
86
Metodologi Penelitian 2017
yang terjadi di lapangan khususnya di dalam dunia
pendidikan.
Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan
yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan
berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna
jamak dari pengalaman individual, makna yang secara
sosial dan historis dibangun dengan maksud
mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan
advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu,
kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.
(Emzir, 2009: 28)
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan atau metode
kualitatif. Menurut Sugiyono (2012: 15) bahwa metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
87
Metodologi Penelitian 2017
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks yang alamiah dan dengan
menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
B. Tahapan Penelitian Kualitatif
Bahwa prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan
dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya
didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam
pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan
dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila
perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang
dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian
mestilah merancang langkah-langkah kegiatan penelitian.
Paling tidak terdapat tiga tahap utama dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
88
Metodologi Penelitian 2017
1) Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini,
peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang
informasi yang diperolehnya.
2) Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala
informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk
memfokuskan pada masalah tertentu.
3) Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan
fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian
melakukan analisis secara mendalam tentang fokus
masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi
berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu
pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru. (Sugiyono,
2012: 43)
Secara spesifik, ketiga tahap tersebut dapat djabarkan
dalam tujuh langkah penelitian kualitatif yaitu: 1)
Identifikasi masalah, 2) Pembatasan masalah, 3) Penetapan
fokus masalah, 4) Pelaksanaan penelitian, 5) Pengolahan
dan pemaknaan data, 6) Pemunculan teori, dan 7)
Pelaporan hasil penelitian. (Sudjana dan Ibrahim, 2001: 62).
Sementara itu, Danim (2002: 80) mengemukakan bahwa
secara garis besar tahapan penelitian kualitatif adalah:
89
Metodologi Penelitian 2017
1. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
2. Mengumpulkan data di lapangan.
3. Menganalisis data.
4. Merumuskan hasil studi.
5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.
C. Corak Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan
menjadi tujuh tipe utama, yaitu: phenomenology,
ethnography, action research, biography, grounded theory,
design and development research, and case studi and field
research. (Jonhson dan Wichern, 2005: 8)
1. Penelitian Etnografi
Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus
pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup
dari fenomena sosiokultural. Biasanya para peneliti
etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu
masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga
memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat
lainnya). Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga
macam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan
90
Metodologi Penelitian 2017
dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan tiga jenis data:
kutiapan, uraian, dan kutipan dokumen menghasilkan
dalam suatu produk: uraian naratif.
2. Penelitian Grounded Theory “Teori Dasar”
Strauss dan Corbin dalam Sugiyono (2012: 191)
mendefinisikan grounded theory (teori dasar) adalah suatu
teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian
fenomena yang mewakilinya. Menurut Strauss dan Corbin,
penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk
membangun teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan
wilayah di bawah studi.
3. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses
yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan
dalam proses (siswa, guru, dan peserta didik lainnya)
dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang
diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan.
Penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan
konstribusi kepada kepedulian praktis dari orang dalam
situasi problematis secara langsung dan untuk tujuan lebih
lanjut dari ilmu sosial secara serempak. (Sugiyono, 2012:
235).
91
Metodologi Penelitian 2017
4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (design and development
research) adalah salah satu jenis penelitian pragmatik yang
menawarkan suatu cara untuk menguji teori dan
memvalidasi parktikyang terus-menerus dilakukan secara
esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara
untuk menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan
peralatan-peralatan baru yang didasarkan pada suatu
analisis metodik tentang kasus-kasus spesifik.
5. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan (Case Studi
and field research)
Yin dalam Bungin (2005: 173) menyatakan bahwa studi
kasus merupakan suatu inquiry empiris yang mendalami
fenomena dalam kehidupan yang nyata, ketika batas antara
fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas
(Herdiansyah, 2010:76). Tujuan penlitian kasus dan
penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara
instensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial. Macam-macam
penelitian studi kasus, antara lain:
a) Studi kasus intrinsik (intrinsic case study) Studi kasus ini
dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan
92
Metodologi Penelitian 2017
mendalam tentang suatu kasus tertentu. Studi atau kasus
dilakukan karena alasan peneliti ingin mengetahui secara
intrinsik fenomena, keteraturan, dan kekhususan kasus,
bukan untuk alasan eksternal lainnya.
b) Studi kasus instrumental (instrumental case study) Studi
kasus instrumental merupakan studi atas kasus untuk
alasan eksternal, bukan karena ingin mengetahaui hakikat
suatu kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebagai
sarana untuk memahami hal lain di luar kasus seperti
untuk membuktikan suatu teori yang sebelumnya sudah
ada.
c) Studi kasus kolektif (collective case study) Studi kasus
ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi
atas fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut.
Studi kasus kolektif ingin membentuk suatu teori atas
dasar persamaan dan keteraturan yang diperoleh dari
setiap kasus yang diselidiki.
6. Biografi (biography) merupakan study terhadap
seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas
permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti
yang bersangkutan. Denzin dan Lincoln (1994) dalam
Herdiansyah (2010: 65) mendefinisikan biografi sebagai
93
Metodologi Penelitian 2017
suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan dokumen-
dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan
momen penting yang terjadi dalam kehidupannya tersebut.
Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai
subyek dalam penelitian dapat berupa orang yang masih
hidup ataupun orang yang sudah meninggal dunia,
sepanjang data yang relevan dapat diperoleh peneliti dari
dokumen yang tersedia.
7. Fenomenologi, Polkinghorne (1989) dalam
Herdiansyah (2010: 67) mendefinisikan fenomenologi
sebagai sebuah studi untuk memberikan gambaran tentang
arti dari pengalaman-pengalaman beberapa individu
mengenai konsep tertentu.Fenomenologi dapat bersifat
individu misalnya seseorang mengalami malam lailatul
qadar yang dialami oleh beberapa orang Muslim pada
bulan Ramadhan atau seseorang yang mengalami near-
death experiences atau dapat disebut dengan pengalaman
terhadap kematian menyatakan bahwa pengalaman
tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa fenomenal
sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat ekstrim yang
mendekati kematiannya.
Contoh tersebut merupakan contoh yang bersifat
individual yang hanya dialami oleh perseorangan.
94
Metodologi Penelitian 2017
Selanjutnya pengalaman yang bersifat masal yaitu misalnya
pada saat terjadinya tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu
yang menewaskan ratusan ribu orang.
D. Dimensi-Dimensi Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik,
metode fenomenologis, metode impresionistik, dan metode
postpositivistic. Adapun karakteristik penelitian jenis ini
adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional
atau bottomup). Metode kualitatif sering digunakan
untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang
timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam
metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat
generating theory, sehingga teori yang dihasilkan
berupa teori substansif.
2) Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan
dihargai tinggi. Minat peneliti banyak tercurah pada
bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang
partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa
yang disebut sebagai fakta fenomenologis.
95
Metodologi Penelitian 2017
3) Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan
penelitian yang baku. Rancangan penelitian
berkembang selama proses penelitian.
4) Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami,
mencari makna di balik data, untuk menemukan
kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris
logis, dan empiris logis.
5) Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber
data yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
6) Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip
fenomenologis, yaitu dengan memahami secara
mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
7) Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data
sehingga keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa
yang diteliti.
8) Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang
dan telah berlangsung.
9) Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam
konteks waktu serta situasi tertentu. (Sudjana dan
Ibrahim, 2001: 11-12).
E. Tujuan Penelitian Kualitatif
96
Metodologi Penelitian 2017
Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa
tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu
untuk:
1) Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan
kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan
kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya
penyempurnaannya.
2) Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan
peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan
sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu
serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan
prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang
terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan
pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.
(Sudjana dan Ibrahim, 2001: 15)
F. Data Penelitian Kualitatif
97
Metodologi Penelitian 2017
Dalam hubungannya dengan data penelitian kualitatif,
Sugiyono, (2012: 226) menyebutkan terdapat 4 macam
teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Menurut S. Margono dalam Zuriah (2009: 173) observasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap
objek di tempat terjadi, karena penting untuk melihat
perilaku dalam keadaan (setting) alamiah, melihat
dinamika, dan gambaran perilaku berdasarkan situasi yang
ada.
2. Wawancara/Interview
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Menurut Zuriah (2009: 179) wawancara ialah alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik
observasi partisipatif dengan wawancara mendalam.
98
Metodologi Penelitian 2017
3. Dokumentasi
Menurut Zuriah (2009: 191), dokumentasi adalah cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti
arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil
atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data-data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan dari
triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang
beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan.
99
Metodologi Penelitian 2017
Sementara itu, dalam permasalahan teknis analisis data
dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Analisis data sebelum di lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan,
atau data sekunder, yang digunakan untuk menentukan
fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini
masih bersifat sementara, dan berkembang setelah peneliti
masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman
a) Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hak yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b) Data Display (penyajian data) Penelitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan natar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dala penelitian kualitatif adalah dengan
100
Metodologi Penelitian 2017
teks yang bersifat naratif. Dalam melakukan display data,
selain teks naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik,
network (jejaring kerja) dan chart.
c) Conclusion Drawing/verification Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2012: 245-252)
2. Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian dikenali istilah kuantitatif dan kualitatif.
Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu
sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial.
Dalam konteks ini Sanapiah Faisal dalam (musafa nanang,
2012) membaginya menjadi 2 yaitu: Pertama, mazhab
penelitian sosial yang menggunakan pendekatan
kuantitatif, atau yang lebih populer dengan sebutan
Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Kedua, mazhab
penelitian sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif,
atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pendekatan
Penelitian Kualitatif.
101
Metodologi Penelitian 2017
Suharsimi Arikuntodalam (musafa nanang, 2012)
berpendapat bahwa kaitan pilihan memulai dan memilih
suatu pendekatan atau metode ilmiah juga yang ada dalam
penelitian tentu tidak bisa terlepas dari kebaikan dan
kelemahan, keuntungan dan kerugian. Oleh karena itu
untuk dapat memberikan pertimbangan dan keputusan
mana yang lebih baik dalam penggunaan suatu pendekatan
maka terlebih dahulu perlu dipahami masing-masing
pendekatan tersebut.
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
102
Metodologi Penelitian 2017
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian
akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik,
atau tampilan lainnya. Penelitian kuantitatif didasari oleh
filsafat positivisme yg menekankan fenomena-fenomena
objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
objektivitass desain penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur
dan percobaan terkontrol. (sukmadinata, N, 2013)
Menurut Sugiyono (14:2015), metode penelitian kuantitatif
merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena
itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,
terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
103
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau
sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian
bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat
dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji
melalui pengumpulan dan lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif
sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan
terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya
diambil sampel random, sehingga kesimpulan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana
sampel tersebut diambil.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan
sebagai bebas nilai (value free). Dengan kata lain, penelitian
kuantitatif sangat ketat menerapkanprinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui
penggunaaninstrumen yang telãh diuji validitas dan
reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif
mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat
bias, misalnyaakibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu,
penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik
104
Metodologi Penelitian 2017
ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35)
dalam (musafa nanang, 2012)
Dalam hal pendekatan, penelitian kuantitatif lebih
mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek
penelitian dan variabel-variabel tersebut harus
didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable
masing-masing. Reliabilitas danvaliditas merupakan syarat
mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan
pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan
menentukan kualitas hasil penelitiandan kemampuan
replicasi serta generalisasi penggunaan model penelitian
sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan
adanya hipotesa dan pengujian yang kemudian akan
menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti
penentuan teknikanalisa dan formula statistik yang akan
digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna
dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistic
bukan padamakna secara kebahasaan dan kulturalnya.
(musafa nanang, 2012).
1.Penggunaan Metode Kuantitatif
Menurut Sugiono (2015:34) Metode Kuantitatif digunakan
apabila:
105
Metodologi Penelitian 2017
a) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian
sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara teori dan praktek, antara rencana
dengan pelaksanaan.
b) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas
dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok
digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi
tidak mendalam.
c) Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment
tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini
metode eksperimen paling cocok digunakan.
d) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat.
f) Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan
tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.
2. Kompetensi Peneliti Kuantitatif
a) Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang
bidang pendidikan yang akan diteliti.
b) Mampu melakukan analisis masalah secara akurat,
sehingga dapat ditemukan masalah penelitian
pendidikan yang betul-betul masalah.
106
Metodologi Penelitian 2017
c) Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat
sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah
yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian.
d) Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif,
seperti metode survey, eksperimen, action research,
expost facto, evaluasi dan R & D.
e) Mampu menyusun instrument baik test maupun nontest
untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti,
mampubmenguji validitas dan reliabilitas instrumen.
f) Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner,
maupun dengan wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
g) Mampu menyajikan data, menganalisis data secara
kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
h) Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil
penelitian maupun hasil pengujian hipotesis.
i) Mampu membuat laporan secara sistematis, dan
menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak yang
terkait.
j) Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan
membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah.
k) Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada
masyarakat luas
107
Metodologi Penelitian 2017
Dalam penelitian kuantitatif diyakini adanya sejumlah
asumsi sebagai dasar dalam melihat fakta atau gejala.
Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah:
1) objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama
lain, baik bentuk, struktur, sifat maupun dimensi
lainnya.
2) suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan
dalam jangka waktu tertentu.
3) Suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang
bersifat kebetulan, melainkan merupakan akibat dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jonathan
Sarwono, 2011)
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi
paradigma kuantitatif berpandangan bahwa sumber ilmu
terdiri dari dua hal, yaitu pemikiran rasional dan empiris.
Karenaitu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi
(sesuai dengan teori-teori terdahulu) dan korespondensi
(sesuai dengan kenyataan empiris). Kerangka
pengembangan ilmu itu dimulai dengan proses perumusan
hipotesis yang dideduksi dari teori, kemudian diuji
kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut
secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secara
108
Metodologi Penelitian 2017
epistemologis pengembangan ilmu itu berputar mengikuti
siklus, logico, hipotetico dan verifikatif.
Ada tiga hal mendasar yang harus diketahui dalam
penelitian kuantitatif yaitu aksioma, karakteristik
penelitiandan proses penelitian.
a. Aksioma (Pandangan Dasar)
Aksioma meliputirealitas, hubungan peneliti dengan yang
diteliti, hubungan variable, kemungkinan generalisasi dan
peranan nilai.
b. Karakteristik Penelitian
Menurut sugioni (2015:23-24) Penelitian kuantitatif
memiliki beberapa karakteristik berikut:
1) Desain
a) Spesifik, jelas, rinci
b) Ditentukan secara mantap sejakawal
c) Menjadi pegangan langkah demi langkah.
2) Tujuan
109
Metodologi Penelitian 2017
a) Menunjukkan hubungan antar variable
b) Mengujiteori
c) Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
3) Tehnik Pengumpulan data
a) Kuesioner
b) Observasi dan wawancara terstruktur
4) InstrumenPenelitian
a) Tes, angket, wawancara terstruktur
b) Instrument yang telah terstandar
5) Data
a) Kuantitatif
b) Hasil pengukuran variable yang dioperasionalkan
dengan menggunakan instrument
6) Sampel
a) Besar
b) Representatif
110
Metodologi Penelitian 2017
c) Sedapat mungkin random
d) Ditentukan sejak awal
7) Analisis
a) Setelah sèlesai pengumpulan
b) Deduktif
c) Menggunakan statistik
8) Hubungan dengan Responden
a) Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya
obyektif
b) Kedudukan peneliti lebih tinggi daripada responden
c) Jangka pendek sampai hipotesis dapat ditemukan.
9) Usulan Desain
a) Luas dan rinci
b) Literatur yang berhubungan dengan masalah dan
variabel yang diteliti.
c) Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
d) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
111
Metodologi Penelitian 2017
e) Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f) Ditulis secara rinci danjelas sebelum terjun ke lapangan
10) Kapan penelitian dianggap selesai?
a) Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat
diselesaikan
11) Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
a) Pengujian validitas dan realiabilitas instrument
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiono (2015:49-51) prosedur penelitian
kuantitatif adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh
peneliti harus sudah jelas. Menurut Tuckman, setiap
penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah
penelitian merupakan hal yang paling sulit dalam proses
penelitian (Sugiyono: 52).
Adapun penjelasan mengenai prosedur penelitian
kuantitatih ialah sebagai berikut:
112
Metodologi Penelitian 2017
Langkah ke 1, rumusan masalah merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Dengan pertanyaan ini maka akan
dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian
selanjutnya.
Langkah ke 2, landasan teori ini perlu ditegakkan agar
penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan
sekedar perbuatan coba-coba. Adanya landasan teori
merupakan ciri bahwa penelitian itu cara ilmiah untuk
mendapatkan data. Teori yang digunakan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitian.
Langkah ke 3, hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Bila
dilihat dari eksplanasinya, bentuk hipotesis penelitian yaitu
hipotesis deskripsi (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Hipotesis
deskripsi adalah jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri,
113
Metodologi Penelitian 2017
hipotesis komparatif adalah jawaban sementara terhadap
masalah komparatif (variabelnya sama tetapi populasi atau
sampelnya berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu
yang berbeda), hipotesis asosiatif adalah adalah jawaban
sementara terhadap masalah asosiatif (yang menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih)
Langkah ke 4, hipotes yang masih merupakan jawaban
sementara, selanjutnya harus dibuktikan kebenarannya
dengan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat
dilakukan melalui wawancara (apabila peneliti ingin
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
serta jumlah respondennya sedikit/kecil), angket (teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya) dan observasi (digunakan
bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar).
Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang
telah ditentukan oleh peneliti. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
114
Metodologi Penelitian 2017
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi
juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (mewakili).
Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu
peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian. Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya
panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel
panjang maka instrumennya adalah mistar (meteran),
115
Metodologi Penelitian 2017
variabel berat maka instrumennya adalah timbangan berat.
Sedangkan instrumen penelitian dalam bidang sosial,
khususnya bidang pendidikan yang sudah baku sulit
ditemukan. Untuk itu, peneliti harus mampu membuat
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
Menetapkan variabel-variabel yang diteliti. Dari variabel-
variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan
selanjutnya ditentukan indikator yang akan di ukur. Dari
indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan
penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik
pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”.
Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas
dan reabilitasnya. Terdapat tiga cara pengujian validitas
instrumen, yaitu pengujian validitas konstrak, pengujian
validitas isi dan pengujian validitas eksternal.
1. Pengujian validitas konstrak
Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan
pendapat dari ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun itu. setelah pengujian
konstrak dari para ahli dan berdasarkan pengalaman
empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji
116
Metodologi Penelitian 2017
coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel
dari mana populasi diambil. Setelah data ditabulasikan,
maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan
analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor
item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan
antar skor faktor dengan skor total.
2.Pengujian validitas isi
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Untuk instrumen yang akan
mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau
rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian
validitas isi menggunakan kisi-kisi instrumen. Pada setiap
instrumen baik test maupun non test terdapat butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-
butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan
dengan ahli, selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis
dengan analisis item atau uji beda.
3.Pengujian validitas eksternal
117
Metodologi Penelitian 2017
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria
yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang
terjadi di lapangan.
Sedangkan pengujian reliabilitas instrumen dapat
dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal
pengujian dapat dilakukan dengan rest-retest, equivalent,
dan gabungan keduanya.
a. Test-retest
Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan tes-
retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali pada responden. Instrumennya sama,
respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Bila
koefisien korelasi positif dan siginfikan maka instrumen
tersebut sudah dinyatakan reliabel.
b. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian
reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan
sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang
sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas
118
Metodologi Penelitian 2017
instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara
data instrumen yang satu dengan data instrumen yang
dijadikan equivalent. Bila korelasi positif dan signifikan,
maka instrumen dinyatakan reliabel.
c. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara
mencobakan dua instrumen yang equivalent beberapa kali,
ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen dilakukan
dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu
dikorelaksikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya
dikorelasikan secara silang.
Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu berbeda, akan
dapat dianalisis enam koefisien reliabilitas. Bila keenam
koefisien korelasi itu semuanya positif dan siginfikan, maka
dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Secara internal pengujian dapat dilakukan dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen tertentu. Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan
teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen.
119
Metodologi Penelitian 2017
Langkah ke 5, setelah data terkumpul selanjutnya
dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif
dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa
statistik parametris dan statistik nonparametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif
dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan
data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik
pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random.
120
Metodologi Penelitian 2017
Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan
nonparametris. Penggunaan statistik parametris dan
nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang
akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi
banyak asusmsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan
dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam
penggunaan salah satu test mengharuskan data dua
kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam
regresi harus terpenuhi asumsi lineritas. Statistik
nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi,
misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi
normal. Statistik parametris mempunyai kekuatan yang
lebih daripada statistik non parametris, bila asumsi yang
melandasi dapat terpenuhi. Statistik parametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval
dan rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan
untuk menganalisis data nominal, ordinal.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan
pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel,
tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,
piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.
Langkah ke 6, setelah hasil penelitian diberikan
pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan.
121
Metodologi Penelitian 2017
Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul.
Apabila rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya
juga ada lima. Peneliti juga harus memberikan saran-saran.
Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat
terpecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan
kesimpulan hasil penelitian.
Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti,
maka perlu di cek apakah ada yang salah dalam
penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data,
atau rumusan masalah yang diajukan.
C. Dimensi-dimensi Penelitian Kuantitatif
Menurut Sudarto, A (2013) dimensi dimensi penelitian
kuantitatif ialah sebagai berikut:
1. Penelitian survey
Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada
setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh
peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan
terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-
122
Metodologi Penelitian 2017
pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk
mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara
variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman dan
pendapat dari responden. Dalam pelaksanan survei,
kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Metode survei biasanya digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data
(kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya), perlakuan
yang diberikan tidak sama pada eksperimen.
Penelitian survei memiliki berbagai macam variasi dalam
pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku
penelitian survei minimal dapat dikelompokkan menjadi
lima macam bentuk, yaitu, survei catatan (sirvey of record)
merupakan penelitian yang menggunakan sumber-sumber
berupa catatan dan informasi nonreaksi. Survei
menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos
(biasanya didistribusikan kepada responden dengan
bantuan jasa pos), survei melalui telepon (biasanya
menggunakan buku petunjuk telepon untuk menghubungi
responden), survei dengan wawancara kelompok (biasanya
hasil survey lebih merefleksikan tingkah laku kelompok
dan merupakan hasil consensus antar responden), dan
123
Metodologi Penelitian 2017
wawancara individual (survey model ini menggunakan
pendekatan konvensional, dengan wawancara
perorangan). Demikian penjabaran mengenai pengertian
penelitian baik itu kuantitaif maupun kualitatif, pendekatan
survey pada penelitian kuantitatif, langkah-langkah dalam
penelitian survey, serta jenis-jenisnya.
2. Penelitian analisis data sekunder
Analisis data sekunder merupakan analisis data survei yang
telah tersedia. Analisis ini mencakup interpretasi,
kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam bentuk
lain. Semua itu ditunjukkan melalui hasil penelitian
pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan
analisis ulang (re-analysis) dalam bentuk atau sudut
pandang berbeda dari laporan pertama Thomas dalam
(Mubah, S, 2007). Hasil dari penelitian pertama itu disaring
melalui pengertian peneliti kedua, tergantung dari konteks
dan situasi sosialnya.
Dari data sekunder didapat dua manfaat yang
menyertainya. Penelitian sekunder dapat menjadi alternatif
untuk mendapat jawaban yang tidak didapat dari
penelitian primer. Dari data sekunder peneliti juga
mendapat manfaat dengan menjadikanya alat komparasi
124
Metodologi Penelitian 2017
dengan data yang telah ada untuk mencari perbedaan
dengan temuan yang baru.
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
mudah diakses, seperti perpustakaan. Bentuknya juga
beragam, dari bentuk dokumentasi seperti surat, kontrak,
dan memo. Peneliti juga bisa menggunakan jasa penyedia
info dan CD ROM. Namun, yang perlu diperhatikan adalah
terkadang data sekunder in bersifat subyektif dan
memihak, tergantung penyedianya. Kent dalam (Mubah, S,
2007). Memaparkan bahwa setidaknya ada empat tipe
berbeda dari data sekunder:
a. jurnal, artikel, buku dan koran yang dipublikasikan.
b. data statistik dari pemerintah atau sumber lain.
c. data dari rumah produksi, penelitian pasar atau iklan
d. data hasil dari operasional sehari-hari.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan data sekunder
antara lain:
1) peneliti baru mendapat info setelah penelitian usai
sehingga data didapat menyeluruh, tidak setengah-
setengah.
125
Metodologi Penelitian 2017
2) bukan hanya jadi alternatif sumber bahan, tetapi dapat
juga menjadi sumber data utama
3) data jenis ini dapat memberi data dengan kualitas lebih
tinggi dengan mengusulkan hipotesis, formulasi masalah
dan metode penelitian yang sebaiknya dilakukan
4) data sekunder telah melalui proses analisis yang baik.
Selain empat keuntungan di atas, peneliti pengguna data
sekunder hendaknya juga perlu memerhatikan beberapa
kelemahannya seperti:
a) data yang terkadang bias dan tidak sesuai dengan tujuan
penelitian yang spesifik,
b) data terlampau luas sehingga bisa terjadi misinterpretasi,
c) biasanya tidak up to date sehingga kadang perlu analisis
ulang dengan tambahan data tertentu,
d) data lama inilah yang terkadang dapat mengurangi
validitasnya.
Kesimpulannya, penggunaan data sekunder dalam
penelitian bisa menjadi pilihan. Selain kemudahan akses
sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, data jenis ini
juga cukup memadai bagi penelitian oleh mahasiswa.
126
Metodologi Penelitian 2017
Namun, yang perlu dijadikan catatan adalah bahwa data
sekunder cenderung bias sehingga tidak akurat atau tidak
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Tetapi,
secara keseluruhan penggunaan data sekunder lebih
banyak keuntungannya sehingga tak heran jika data ini
banyak dipakai.
3. Penelitian analisis isi
Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian
untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru
(replicable), dan sahih data dengan memperhatikan
konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi
atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi,
bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal
komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal.
Sejauh ini, makna komuniaksi menjadi amat dominan
dalam setiap peristiwa komunikasi
Analisis isi; penelitian ini dilakukan bukan kepada orang,
tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya.
Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar,
dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul,
lalu dengan alat bantu statistik dihitung.
RANGKUMAN
127
Metodologi Penelitian 2017
Dari deskripsi yang dikemukakan diatas, dapat
dikemukakan kesimpulan tentang Penelitian kualitatif
sebagai berikut:
a. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan
menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
b. Setidaknya terdapat tiga tahap utama dalam penelitian
kualitatif, yaitu: 1) Tahap deskripsi atau tahap orientasi,
2) Tahap reduksi, dan 3) Tahap seleksi.
c. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan
menjadi lima tipe utama, yaitu: phenomenology,
ethnography, action research, biography, grounded
theory, design and development research, and case studi
and field research,
d. Karakteristik penelitian kualitatif antara lain: 1)
Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional
atau bottomup), 2) Perspektif emic/partisipan sangat
diutamakan dan dihargai tinggi, 3) Penelitian kualitatif
128
Metodologi Penelitian 2017
tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku, 4)
Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip
fenomenologis, 5) Peneliti berfungsi pula sebagai alat
pengumpul data sehingga keberadaanya tidak
terpisahkan dengan apa yang diteliti, dan 6) Analisis data
dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah
berlangsung.
e. Tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan
yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan suatu proses kegiatan
pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, 2)
Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan
peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan, dan 3)
Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan
prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang
terjadi di lapangan.
f. Terdapat 4 macam teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif, yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3)
Dokumentasi, dan 4) Trianggulasi. Sedangkan pada
analisis datanya dilakukan sebelum di lapangan dan
setelah di lapangan dengan model Miles and Huberman.
Sedangkan Konsep Dasar Penelitian kuantitatif
merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
129
Metodologi Penelitian 2017
sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya.
Proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana
langkah-langkahnya jelas, mulai dari penyusunan latar
belakang masalah; identifikasi, pemilihan dan perumusan
masalah, landasan teori, perumusan hipotesis,
pengumpulan data, analisis data sampai pada membuat
kesimpulan dan saran.
Bab 6
Penelitian Eksperimen
Menurut Solso & MacLin dalam (Sudarto, A, 2013),
penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat.
Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam
menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh,
hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap
kelompok yang dikenakan perlakuan.
130
Metodologi Penelitian 2017
Menurut Yatim Riyanto dalam (Sudarto, A, 2013),
penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol
terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian
eksperimen adalah penelitian dengan melakukan
percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap
kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.
Wiersma dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan
eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-
kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai
variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen pada
prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis
guna membangun hubungan yang mengandung fenomena
sebab akibat (causal-effect relationship). Contoh hubungan
131
Metodologi Penelitian 2017
sebab akibat dibidang pendidikan misalnya, seorang
mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi
cenderung berhasil dalam menyelesaikan mata kuliah
merencana mesin. Penelitian eksperimen pada umumnya
dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang
dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan terjadi?
Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh
peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana pengaruh
beberapa variable terhadap satu atau variabel terikat dapat
diidentifikasi.
Ciri utama penelitian eksperimen yang membedakannya
dengan semua jenis penelitian lainnya adalah perlakuan
atau manipulasi ternadap variabel bebas untuk mengetahui
efeknya terhadap variabel terikat. Variabel yang dilibatkan,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat, sudah ditetapkan
secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Variabel
bebas (disebut juga variabel perlakuan, variabel
independen, atau variabel penyebab) adalah variabel yang
dimanipulasisecara sistematis dalam eksperimen. Contoh
variabel bebas adalah metode pembelajaran, ienis-jenis
penguatan, frekuensi penguatan media pembelajaran,
iingkungan belajar, mater pembelajaran, jumlah kelompok
belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat (disebut
132
Metodologi Penelitian 2017
iuga variabel kriteria atau variabel dependen) adalah
variabel yang diukur sebagai akibat adanya perlakuan
terhadap variabel bebas. Contoh variabel terikat dalam
penelitian pendidikan, antara lain adalah hasil belajar
siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian belajar,
dan/atau skor tes.
Menurut Christensen dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian
eksperimen memiliki beberapa ciri khas, yaitu:
a. Variabel penelitian dan situasi perlakuan diatur secara
ketat, dengan menetapkan perlakuan, kontrol. dan
pengacakan.
b. Adanya kelompok pergendali sebagai pembanding
bagi kelompok eksperimen.
c. Mengendalikan variansi untukmemaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalisir variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil
eksperimen. jugameminimalisir variansi kekeliruan.
termasuk kekeliruan pengukuran. Pemilihan dan
penentuan subyek serta penempatan subyek dalam
kelompok perlakuan dan kelompok pengendalian
jugadilakukan secara acak.
133
Metodologi Penelitian 2017
d. Validitas internal diperlukan pada desain eksperimen
guna mengetahui apakah manipulasi benar-benar
berdampak pada perbedaan hasil yang dicapai.
e. Validitas eksternal berkaitan dengan bagaimana
keterwakilan populasi dan ketergeneralisasian hasil
eksperimen.
Sedangkan dalam bidang pendidikan Eksperimen
berdasarkan lokasinya dapat dibedakan atas dua bentuk,
yaitu eksperimen di laboratorium dan eksperimen di luar
laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilaksanakan
Peneliti dalam sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi
tertentu untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian.
Sedangkan eksperimen di luar laboratorium (juga disebut
eksperimen lapangan) biasanya dilakukan oleh peneliti
guna mendapatkan hasil eksperimen dalam lingkungan
yang sebenamya, misalnya di kelas atau di masyarakat
Dari kedua bentuk penelitian eksperimen tersebut
eksperimen diluar laboratorium adalah bentuk
eksperimen yang paling banyak dilakukan, karena
mempunyai beberapa keunggulan, misalnya:
1) lebih mudah dalam pemberian perlakuan;
134
Metodologi Penelitian 2017
2) memungkinkan untuk melakukan eksperimen pada
kondisi yang sebenarnya;
3) hasil eksperimen lebih sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi oleh para pendidik. Sedangkan
kelemahan utamanya adalah sulit untuk mengendalikan
variabel-variabel luar yang mengancam validitas
internal dan validitas eksternal hasil eksperimen
Eksperimen laboratorium memiliki keunggulan utama,
yaitu sangat cocok untuk mendalami masalah yang
berkaitandengan pengembangan ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu pendidikan. Dalam pelaksanaan eksperimen
ini memungkinkan untuk mengendalikan variabel-variabel
luar yang mengancam validitas internal dan validitas
eksternal hasil eksperimen. Namun karena ketatnya
pengendalian terhadap variabel-variabel luar, sehingga
hasil eksperimen ini adakalanya tidak memungkinkan
untuk diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian
eksperimental:
a) Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari
sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain
135
Metodologi Penelitian 2017
dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara
yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang
tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
b) Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel
yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan
keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke
dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak
diinginkan peneliti dari variable.
c) Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan
mengamati untuk mengetahui apakah ada pengaruh
manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya
terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian
eksperimental yang dilakukannya
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur
penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan.
Variabel kontrol disini adalah inti dari metode
eksperimental, karena variabel control inilah yang akan
menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan,
maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan
yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah
operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian
136
Metodologi Penelitian 2017
eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi
adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-
kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah
peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus
mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan
telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat
kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah
antara lain:
a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar
untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai
perlakuan eksperimental.
b. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
c. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam
(internal validity).
d. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external
validity)
Penelitian eksperimental (experimental research),
merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling
penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk
menguji hubungan sebab akibat. Pendekatan penelitian ini
banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sains atau
137
Metodologi Penelitian 2017
ilmu kealaman, sebab memang awal pengembangannya
adalah dalam bidang tersebut.
Penelitian-penelitian dalam bidang sains baik fisika, kimia
maupun biologi hampir seluruhnya ditujukan untuk
menguji peengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu
atau beberapa hal atau variabel. Penelitian eksperimental
merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas.
Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama
penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh
suatu variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan
sebab akibat. Penelitian seringkali ditujukan untuk
mengetahui hubungan antara dua hal, segi, aspek,
komponen atau lebih. Hal, segi, aspek atau komponen
tersebut memiliki kualitas atau karakteristik yang
bervariasi sehingga sering disebut sebagai variabel. Hal,
segi, aspek, komponen yang sama atau tidak bervariasi
pada sesuatu objek atau seseorang disebut konstan.
Permasalahan kita saat ini adalah apa yang dimaksud
dengan penelitian eksperimen, karakteristik penelitian
eksperimen dan prosedur penelitian eksperimen? Dan
macam-macam penelitian eksperimen untuk menjawab
permasalahan tersebut mari kita simak lebih lanjut uraian
isi buku dibawa ini.
138
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian eksperimental menggunakan suatu percobaan
yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Penelitian yang menggunakan rancangan percobaan
dianggap sebagai jenis penelitian yang paling diinginkan
oleh seorang peneliti. Menurut Margono (2010:110)
percobaan ialah bagian penelitian yang membandingkan
dua kelompok sasaran penelitian. Sementara menurut
Sukmadinata (2011:212) penelitian eksperimen ialah
penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa
variabel terhadap variabel lain. Berdasarkan kedua
pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan penelitian eksperimen ialah bagian
penelitian yang membandingkan dua kelompok untuk
mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap
variabel lain.
Dewasa ini penelitian eksperimental juga banyak
digunakan dalam penelitian bidang sosial dan humaniora,
termasuk pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Ciri
utama penelitian eksperimental adanya pengontrolan
variabel dan pemberian perlakuan kelompok eksperimen.
Untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat
antara suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain
139
Metodologi Penelitian 2017
minimal diambil dua kelompok sampel yang mewakili
suatu populasi.
Karakteristik Penelitian Eksperimental:
1) Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan
tertentu.
2) Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-
kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi.
3) Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati
hasil manipulasi.
Menurut Wihelm Wundt (dalam Alsa, 2004)
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimen, yaitu:
1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan
dan dimana ia akan melakukan penelitian.
2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat
diulang dengan kondisi yang sama.
3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah,
mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan
yang dikehendakinya.
4. Diperlukan kelompok pembanding (control group)
selain kelompok yang diberi perlakukan
(eksperimental group).
140
Metodologi Penelitian 2017
Macam-Macam Eksperimen
Menurut Sukmadinata (2011:203) ada beberapa variasi dari
penelitian eksperimental, yaitu eksperimen murni,
eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.
1. Eksperimen Murni
Dalam eksperimen murni (true experimental) pengujian
variabel bebas dan variabel terikat dilakukan terhadap
sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Subjek-subjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut
(juga pada masing-masing kelompok) diambil secara acak.
Pengambilan sampel secara acak, hanya mungkin apabila
subjek-subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama.
Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan karakteristik
subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan.
Penyamaannya dilakukan melalui pengujian kecerdasan,
bakat, kecakapan, ketahanan fisik dan lain-lain.
Pengujian tersebut dalam bidang sosial, seringkali tidak
bisa dilakukan terhadap semua karakteristik dan
kemampuan. Apabila tidak bisa dilakukan pengujian, maka
kesamaan (penyamaan) karakteristik tersebut didasarkan
atas asumsi atau keyakinan peneliti. Asumsi tersebut
diambil berdasarkan alasan atau argumentasi yang kuat,
141
Metodologi Penelitian 2017
yang diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu, fakta-
fakta atau alasan logis yang kuat.
2.Eksperimen Kuasi
Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan
eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni.
Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Karena
berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan
variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan
eksperimen murni. Eksperimen kuasi bisa digunakan
minimal kalau dapat mengontrol satu variabel saja
meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan /
menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik.
3.Eksperimen Lemah atau Pra Eksperimen
Model desain eksperimen ini adalah yang paling lemah,
oleh karena itu disebut eksperimen lemah atau “weak
experimental”. Desain ini kadang-kadang disebut juga pra
eksperimen atau “pre experimental”, karena sepintas
modelnya seperti eksperimen tetapi bukan. Mengapa
disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena
tidak ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada
pengontrolan variabel, model ini sebaiknya hanya
digunakan untuk penelitian latihan. Tidak digunakan
142
Metodologi Penelitian 2017
untuk penelitian tesis, disertasi atau penelitian-penelitian
yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijkan,
pengembangan ilmu, dan sejenisnya.
4. Eksperimen Subjek Tunggal
Dalam eksperimen murni, kuasi dan lemah digunakan
subjek atau partisipan kelompok. Perbedaan antar
kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar
kelompok-kelompok tersebut. Dalam eksperimen subjek
tunggal, subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa
satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal juga
diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis
berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan dasar
dalam eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu
dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan
perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur
dalam kedua kondisi tersebut.
Konsep dan proses Penelitian Eksperimen
Proses penyusunan penelitian eksperimen pada
prisnsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Secara
eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:
143
Metodologi Penelitian 2017
a. Melakukan kajian secara induktif yang terkait
dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
b. Mengidentifikasikan permasalahan.
c. Melakukan studi litelatur yang relevan,
mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan
definisi operasional dan variabel.
d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi
variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk
mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang
tepat, menentukan populasi dan memilih sampel
penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai,
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan
menentukan hipotesis
e. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi
perlakukan pada kelompok eksperimen)
f. Mengumpulkan data hasil eksperimen
g. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap
variable
h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang
sesuai
i. Membuat laporan penelitian eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun
variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan
144
Metodologi Penelitian 2017
hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang
terjadi. Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel
bebas dan variabel terikat sudah ditentukan secara tegas
oleh peneliti sejak awal penelitian. Dalam bidang
pembelajaran misalnya yang diidentifikasikan sebagai
variabel bebas antara lain: metode mengajar, macam-
macam penguatan, frekuensi penguatan, sarana-prasarana
pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah
kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan
variabel terikat antara lain: hasil belajar siswa, kesiapan
belajar siswa, kemandirian siswa
Tujuan penelitian eksperimen menurut Soekanto (1955)
dan Arikuato (2005):
1. Menyelidiki ada tidaknya hubungan kausalitas antara
perlakuan dengan target perilaku.
2. Membandingkan perlakuan tertentu kepada kelompok
tertentu dan menyelidiki kontrol sebagai
pembanding.
3. Memprediksi efek dari suatu perlakuan pada variabel
tergantung.
4. Mempelajari hubungan kausalitas tersebut.
Pengolahan data Penelitian Eksperimen
145
Metodologi Penelitian 2017
Empat pokok yang akan ditulis :
a. Persiapan penelitian
b. Pelaksanaan penelitian
c. Hasil penelitian
d. Pembahasan
Dua hal penting yang membagi cara mengolah data :
a. Penelitian eksperimen
b. Penelitian non eksperimen
Persiapan penelitian
Eksperimen
a) Memilih subjek yang representatifkemudian
dikelompokan menjadi kelompok eksperimen dan
kontrol
b) Pengembangan perlakuan
c) Instrumen untuk mengukur
d) Rancangan prosedur yang ada
NON EKSPERIMEN
a) Memilih subyek representatif dan populasi
b) Instrumen penelitian validitas dan realibilitasnya
146
Metodologi Penelitian 2017
c) Rancangan prosedur pengumpulan data
Catatan:
Perlu ditulisakn hasil uji coba dan instrumenya dalam
bentuk tabel, jika ada instrumen dari peneliti lain yang
digunakan perlu dicantumkan sumbernya.
Pelaksanaan penelitian
EKSPERIMEN
1) Melakukan pre test kepada kelompok eksperimen
2) Melakukan test kepada kelompok eksperimen bahkan
jika mau memberikan perlakuan juga kepada kelompok
control
3) Melakukan post test kepada kelompok eksperimen
NON EKSPERIMEN
a. Menuliskan cara pengambilan datanya
b. Prosedur pengambilan data oleh responden
Catatan:
147
Metodologi Penelitian 2017
Dalam bagian itu juga perlu dituliskan karakter penelitian,
jumlahnya, hambatan-hambatanya dan waktu dalam
mengumpulkan datanya.
Hasil penelitian:
a) Analisis data disajikan kedalam tabel, diagram yang
diikuti dengan penjelasanya dan dikaitkan dengan
hipotesis.
b) Penyajian pokok-pokok penulisan disajikan secara urut
dan sistematis, ringkas dan jelas pada pointnya.
c) Kalimat atau paragraf yang dituliskan harus berkaitan
dengan hipotesis dan hasil penelitian yang telah ditulis
sebelum dan sesudahnya.
d) Menggunakan statistik varians prosentasenya
Pembahasan:
a. Merangkum hasil penelitian.
b. Menyoroti penemuan utama dengan memberikan
interprestasi dari peneliti berdasarkan berpikir
dankajian teori yang digunakan.
c. Kemungkinan-kemungkinan perlu dibahas oleh
peneliti.
148
Metodologi Penelitian 2017
RANGKUMAN
Penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang
dapat dilaksanakan oleh guru di samping penelitian
tindakan kelas. Kalau dilakukan dengan hati-hati dan
cermat besar kemungkinan akan mendapatkan kepuasan
tersendiri, baik dalam bidang akademik maupun ilmu
pengetahuan yang diperoleh. Guru sering sekali
memperoleh ilmu baru, mendapat metode baru yang dapat
dicobakan untuk mendapatkan gambaran secara jelas
perbedaan yang diakibatkan, terlebih kalau mampu
mengendalikan variabel pengganggu pelaksanaan
eksperimen. Untuk itu mempelajari berbagai jenis
penelitian sangat penting dalam mengantarkan guru dalam
149
Metodologi Penelitian 2017
meningkatkan/ mengembangkan profesinya secara nyata
dalam menghayati berbagai masalah yang dihadapi sehari-
hari di kelas. Dengan penguasaan penelitian eksperimen
akan dapat melengkapi tugas guru dalam upaya
mengantarkan para siswanya untuk mendapatkan prestasi
yang lebih baik. Selamat mencoba untuk melakukan
penelitian eksperimen yang sesuai dengan disiplin ilmu
yang sedang ditekuni dan dikembangkan.
Penelitian eksperimental merupakan penelitian untuk
mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap
variabel lain. Eksperimen berbeda dengan penelitian lain
sebab penelitian ini menggunakan kelompok kontrol selain
kelompok eksperimen. Ada beberapa macam variabel yang
perlu diperhatikan dalam penelitian eksperimen, yaitu
variabel bebas atau variabel yang berpengaruh,variabel
terikat atau yang dipengaruhi, variabel penyela,dan vaiabel
ekstranus. Penelitian eksperimen asalnya digunakan dalam
bidang sain, tetapi sekarang biasa juga digunakan dalam
bidang ilmu sosial dan humaniora, termasuk pendidikan,
kurikulum, dan pembelajaran.
150
Metodologi Penelitian 2017
Bab 7
Perumusan Masalah Penelitian
Kita sering menghadapi masalah atau persoalan dalam
kehidupan sehari-hari, maupun masalah yang menuntut
pemecahan secara sistematik. Masalah yang kita hadapi
kadang kala hanya menuntut pemecahan secara sederhana
saja dan bersifat segera serta tidak perlu ada data
pendukungnya, karena hasil pemecahan itu hanya berguna
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat
awam. Pemecahan masalah hanya melalui jalan
musyawarah antara pihak-pihak terkait. Di samping
masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang
bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya,
menuntut dan memerlukan pengumpulan data pendukung
151
Metodologi Penelitian 2017
yang memadai dan valid yang dipakai untuk membuat
keputusan dan menarik kesimpulan.
Kita seringkali menghadapi masalah, tapi tanpa menyadari
adanya masalah tersebut. Masalah kadangkala hanya
terlintas dalam pikiran kita, tetapi hal ini tidaklah cukup
memberikan kontribusi terhadap penelitian. Pikiran dan
pemahaman kita terkait dengan rumusan masalah
penelitian sangat menentukan akan pentingnya nilai
penelitian. Bahkan kita perlu mencurahkan waktu lebih
banyak untuk menentukan masalah penelitian tersebut.
Gall, Gall & Borg, 2003 dalam Punaji Setyosari (2010:52),
“proses menemukan suatu masalah dalam penelitian
merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam
pengembangan profesi”
Bertolak pada pendapat di atas, kami berkesimpulan
bahwa Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian
merupakan hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan
dari suatu penelitian, karena dengan adanya masalah maka
diupayakan pemecahannya dengan berbagai metode ilmiah
untuk menjawab atau menyelesaikan masalah tersebut,
sehingga kita kenal dengan adanya Metodologi Penelitian.
1. Pengertian Masalah dan Perumusan Masalah
152
Metodologi Penelitian 2017
Setiap individu atau kelompok (organisasi) tidak terlepas
dari sesuatu masalah dalam kehidupan ini; dan setiap orang
atau kelompok akan mencari jalan keluar atau solusi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik yang
dilakukan sesuai dengan pengalaman maupun
penyelesaiannya melalui kajian-kajian ilmiah atau
penelitian ilmiah. Dari pernyataan di atas, timbullah
pertanyaan apakah sebenarnya masalah itu?
Menurut Setyosari Punaji H. (2010:53), “masalah adalah
keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Masalah sebagai gapaian antara kebutuhan yang dinginkan
dan kebutuhan yang ada”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa:
“masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan”.
Menurut (John Dewey, 1993; dan Kerlinger, 1986) dalam
Sukardi, bahwa:
• Permasalahan diartikan sebagai sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan.
• Permasalahan adalah sesuatu yang dijadikan target
yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena
sesuatu hal target tidak dapat tercapai.
153
Metodologi Penelitian 2017
• Permasalahan adalah jarak antara sesuatu yang
diharapkan dengan sesuatu kenyataan yang ada.
Menurut Suharputra Uhar: masalah secara sederhana
sering diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang ada
(Das sein) dengan apa yang seharusnya (Das sollen).
Masalah sebagai situasi atau keadaan yang saat kita
mengalami tidak memiliki cukup informasi untuk
menjawab suatu pertanyaan atau saat kita mengalami
bahwa pengetahuan yang kita miliki kacau balau sehingga
tidak mampu menjawab persoalan yang sedang kita
hadapi.
Dari beberapa definisi di atas, kami dapat menyimpulkan
bahwa masalah adalah sesuatu yang menghalangi
tercapainya tujuan yang harus diupayakan untuk
menyelesaikannya melalui suatu proses yang dilakukan
secara sistematis.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memilih dan
memilah problematika atau masalah yang ditemuinya,
apakah masalah tersebut benar-benar permasalahan yang
layak diteliti dan memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau
tidak. Misalnya memenuhi ciri-ciri dapat diukur dengan
instrument penelitian, sering ditemui di lapangan dan
154
Metodologi Penelitian 2017
mempunyai manfaat yang berguna bagi masyarakat dan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Sudarman Danim, dalam Uhar Suharsaputra (2012:190),
bahwa: Titik tekan perumusan masalah adalah pada apa
masalah penelitian itu, sedangkan pertanyaan penelitian
lebih teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi,
hipotesis, dan bahkan instrument secara sangat spesifik,
meskipun dalam praktiknya terkadang tidak dibedakan,
karena keduanya mengacu pada tujuan penelitian yang
sama.
Menurut Sukardi, sebelum permasalahan dapat
dirumuskan dengan baik, permasalahan penelitian dapat
dinilai dengan beberapa pertanyaan atau pernyataan
seperti berikut:
a. Problem penelitian sebaiknya dapat memberikan
kontribusi terhadap teori yang ada dan bidang ilmu peneliti
yang berkepentingan.
b. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan
penelitian yang ada, problematikan hendaknya
memberikan motivasi timbulnya permasalahan baru untuk
dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya.
155
Metodologi Penelitian 2017
c. Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen
pertanyaan.
d. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan yang ada.
Menurut KasiramMoh. (2008:221), “satu topik atau judul
dapat berisi beberapa masalah yang semuanya harus
dirumuskan secara operasional. Sebelum masalah dapat
dirumuskan, maka masalah harus diidentifikasi lebih
dahulu”.
Fraenkel dan Wallen (1990) dalam H. Moh. Kasiram,
mengemukakan sebagai berikut:
a. Masalah harus fleksibel, artinya rumusan masalah
tersebut harus dapat dijawab melalui sumber yang jelas,
tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
b. Rumusan masalah harus jelas, artinya semua orang
memberikan persepsi yang sama terhadap masalah
tersebut.
c. Rumusan masalah harus signifikan, artinya jawaban
masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi
terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan ini.
156
Metodologi Penelitian 2017
d. Rumusan masalah harus etis, artinya masalah tersebut
tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan dan agama.
Dari beberapa pendapat di atas, kami dapat
menyimpulkan bahwa suatu problematika atau masalah
penelitian harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
atau pernyataansecara operasional dengan jelas, fleksibel,
signifikan serta tidak berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan.
2. Kriteria Dalam Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Sebagaimana telah diutarakan dalam bagian pendahuluan
bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan melalui
suatu penelitian ilmiah. Masalah yang diteliti dan
diselesaikan atau mendapatkan jawaban setelah melalui
suatu kajian dan penelitian ilmiah adalah masalah-masalah
yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.
Setiap orang yang akan melakukan penelitian ilmiah,
terlebih dahulu harus mengidentifikasi masalah yang akan
diteliti. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
merupakan hal yang sangat penting, karena rumusan
masalah harus disesuaikan dengan jenis penelitian yang
157
Metodologi Penelitian 2017
akan dilakukan. Misalnya penelitian kuantitatif, kualitatif,
studi pustaka, eksperimen, historis dan lainsebagainya.
Menurut Kasiram Moh. Masalah dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu: “masalah deskriptif, korelatif,
analitik atau kausal, fungsional, komparatif, dan asosiatif”.
1) Masalah deskriptif yaitu, bila kejadian itu belum jelas,
belum bisa digambarkan atau dilukiskan dengan
gambling fenomenanya seperti apa adanya.
2) Masalah korelatif yaitu bila munculnya fenomena itu
berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara dua
factor (variabel) atau lebih.
3) Masalah analitik atau kausal yaitu bila adanya fenomena
itu adalah hasil dari proses sebab akibat.
4) Masalah fungsional , terjadi bila kita dihadapkan pada
pilihan mana yang lebih baik dari dua alternatif.
5) Masalah asosiatif ialah suatu permasalahan yang
berhubungan antara dua variabel atau lebih. Ada tiga
macam hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan
kausal dan hubungan interaktif. Hubungan simetris
yaitu suatu hubungan dua variable atau lebih yang
bersifat kebersamaan. Hubungan kausal yaitu
hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi ada variable
dependen dan independen. Sedangkan hubungan
158
Metodologi Penelitian 2017
interaktif, yaitu hubungan yang saling mempengaruhi
antara satu variabel dan variabel lainnya.
Ada beberapa jenis penelitian dengan masing-masing
karakteristik permasalahannya, akan tetapi secara garis
besar ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan
dalam mengidentifikasi suatu rumusan masalah penelitian
ilmiah, yaitu sebagai berikut:
Sukardi mengemukakan bahwa “ciri-ciri permasalahan
yang baik serta layak untuk diteliti di antaranya yaitu dapat
diteliti, mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat
praktis, dapat diukur, sesuai dengan kemampuan dan
keinginan peneliti”.
Menurut Tuckman (1999) dalam Setyosari Punaji, bahwa
suatu masalah yang dipilih harus memiliki ciri-ciri khusus
(karakteristik) sebagai berikut:
Masalah menanyakan dua atau lebih variable, dinyatakan
atau dirumuskan secara jelas dan tidak ambigius,
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (atau, kalau
tidak, dalam bentuk suatu pernyataan secara implisit
seperti: tujuan penelitian ini adalah ingin menentukan
apakah …), dapat diuji melalui metode empiris; artinya
adanya kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab
159
Metodologi Penelitian 2017
pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan, dan masalah
tidak menyangkut moral dan etika.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kriteria yang harus diperhatikan dalam
mengidentifikasi masalah untuk merumuskan suatu
masalah penelitian ilmiah, memiliki ciri-ciri sebagai berikut
• Masalah menanyakan dua atau lebih variabel
• Masalah dinyatakan atau dirumuskan secara jelas dan
tidak ambigius
• Masalah dapat didukung dengan data empiris.
• Masalah tidak menyangkut moral dan etika
• Sesuai dengan keinginan dan kemampuan peneliti.
• Dapat bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat.
Seorang peneliti dalam merumuskan masalah harus
menetapkan dua variabel atau lebih yang akan dijadikan
obyek formal penelitian, sehingga arah dan sasaran
penelitian akan menjadi jelas, dan hal ini sangat penting
untuk menentukan instrument penelitian yang akan
dipergunakan dalam melakukan pendekatan untuk
memperoleh data maupun untuk pengukuran.
Suatu permasalahan dikatakan dapat diteliti apabila
masalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui
160
Metodologi Penelitian 2017
tindakan koleksi data dan tidak ambigius, kemudian
dianalisis. Untuk memperoleh jawaban atas suatu
permasalahan tersebut dilakukan dengan mencari
informasi dengan beberapa cara misalnya bertanya pada
responden dengan melakukan wawancara, melakukan
observasi langsung atau menggunakan angket dan
menyebarkannya kepada responden terkait. Data berkaitan
dengan masalah penelitian yang diperoleh tersebut harus
bisa dipecahkan melalui kerangka berpikir ilmiah serta
menjangkau banyak hal dalam proses penyelesaiannya.
Masalah dapat didukung dengan data empiris dan dapat
diukur, artinya fenomena masalah tersebut dapat diukur
secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris
atau ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat
dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan
penting. Karena dukungan data empiris memberikan
hubungan yang erat antara fakta dan konstruk suatu
fenomena.
Masalah tidak menyangkut moral dan etika, artinya
masalah yang akan diteliti tersebut tidak berkaitan dengan
moral atau etika individu atau kelompok yang merupakan
responden perolehan data dalam variabel tersebut
161
Metodologi Penelitian 2017
Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti, artinya
peneliti perlu menyesuaikan kemampuan dan
keinginannya, peneliti harus mempunyai kepercayaan
bahwa apa yang hendak dilakukan di lapangan akan
berhasil, karena data yang ada di lapangan dan
kemampuan peneliti untuk mengumpulkan kemudian
menganalisisnya sampai hasil penelitian dapat diperoleh.
Mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis,
artinya masalah tersebut mempunyai kontribusi signifikan,
mempunyai manfaat bagi peneliti maupun bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya. Manfaat teoritis yang
berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dan
manfaat praktis yang langsung dapat digunakan atau
dirasakan oleh masyarakat.
162
Metodologi Penelitian 2017
RANGKUMAN
Kegiatan penelitian merupakan aktifitas manusia untuk
memenuhi rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Rasa ingin
tahu seseorang terhadap sesuatu, karena hal tersebut
dirasakan sebagai masalah atau hal yang menantang
seseorang untuk mengetahui hal yang sebenarnya dan
factor-faktor yang mempengaruhinya. Kumpulan sesuatu
yang diketahui itulah yang disebut dengan pengetahuan.
Dalam kegiatan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu
harus mengetahui masalah yang merupakan sasaran
penelitian. Setelah mengetahui suatu masalah, maka
peneliti harus mengidentifikasi masalah tersebut apakah
memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau tidak, bila ciri-ciri
masalah itu memenuhi kriteria masalah yang memerlukan
jawaban atau penyelesaiannya melalui suatu penelitian
ilmiah, maka peneliti harus merumuskan masalah tersebut
secara operasional agar dapat menentukan metode dan
langkah-langkah ilmiah pemecahannya.
163
Metodologi Penelitian 2017
Apabila cara yang digunakan untuk mencari pengetahuan
itu menggunakan metode ilmiah, maka hasil penelitian itu
disebut pengetahuan ilmiah
Bab 8
Sumber dan Variabel Penelitian
A. Sumber Data Dalam Penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek dari
mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan
kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya,
maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti,
baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data berupa
responden ini dipakai dalam penelitian kuantitatif.
Sedangkan sumber data dalam penelitian kualitatif, posisi
narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi
respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena
itu informan (orang yang memberi informasi, sumber
informasi, sumber data) atau disebut subjek yang diteliti,
karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga
aktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya suatu
penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
164
Metodologi Penelitian 2017
Imam Suprayogo mengemukakan bahwa, Jenis sumber
data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasi
sebagai berikut.
Narasumber (Informan)
Narasumber dalam hal ini yaitu orang yang bisa
memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang ingin kita
ketahui. Seorang informan bisa saja menyembunyikan
informasi penting yang dimiliki oleh karena itu peneliti
harus pandai-pandai menggali data dengan cara
membangun kepercayaan, keakraban dan kerjasama
dengan subjek yang dieteliti di samping tetap kritis dan
analitis. Peneliti harus mengenal lebih mendalam
informannya, dan memilih informan yang benar-benar bisa
diharapkan memberikan informasi yang akurat.
Peristiwa atau aktifitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui
pengamatan terhadap peristiwa atau aktifitas yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa
atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses
165
Metodologi Penelitian 2017
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung.
Tempat atau lokasi
Informasi kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas
dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik
merupakan tempat maupun linkungannya. Dari
pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa
secaracermat mengkaji dan secara kritis menarik
kemungkinan kesimpulan.
Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang
berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia
bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seprti
arsip, database, surat-surat, rekaman, gambar, benda-benda
peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.
Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dan
dipahami atas dasar dokumen atau arsip.
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data dalam
penelitian, maka diklasifiksikan menjadi tiga bagian yang
disingkat dengan 3P yaitu: person, place, dan paper. Person
adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa
166
Metodologi Penelitian 2017
jawaban lisan melelui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket. Place adalah sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan gerak. Place yang diam
misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna
dan lain-lain, sedangkan place yang bergerak misalnya
aktifitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari,
sajian sinetron, serta kegiatan pembelajaran. Paper adalah
data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertian ini
maka paper bukan terbatas hanya pada kertas sebagaimana
terjemahan dari kata paper dalam bahasa Inggris, tetapi bisa
berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar serta yang
lainnya, yang cocok untuk dokumentasi.
Jika dilihat dari mana sumber data berasal, maka sumber
data dapat dibagi menjadi sumber data primer dan sumber
data sekunder. Data primer adalah data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber aslinya atau tanpa
perantara. Adapun data sekunder adalah data penelitian
yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.
Penelitian kuantitatif menempatkan sumber data sebagai
objek sedangkan penelitian kualitatif menempatkan sumber
data sebagai subjek yang memiliki kedudukan yang
penting.
167
Metodologi Penelitian 2017
B. Variabel Penelitian
Dalam statistik inferensial, kita ingin mengetahui gambaran
karakteristik tertentu dari suatu populasi, namun
terkadang hal tersebut terkadang tidak mungkin dan tidak
praktis untuk mengamati seluruh obyek/individu yang
menyusun suatu populasi. Pedagang eceran beras hanya
meneliti segenggam beras untuk menentukan kualitas
sekarang beras. Pedagang emas hanya meneliti bekas
gosokan dari perhiasan tersebut untuk menentukan
kualitas emas perhiasan tersebut. Peneliti lingkungan
hanya meneliti beberapa milliliter air untuk menentukan
kualitas air pada suatu sungai atau danau. Pertanyaannya,
mengapa tidak meneliti secara keseluruhan, bukankah
hasilnya akan lebih baik dan lebih tepat?
Mengingat seorang peneliti dalam melakukan penelitian
penuh dengan keterbatasan baik dari segi biaya, waktu, dan
lain sebagainya maka penelitian yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi atau data yang diinginkan sesuai
dengan permasalah yang diteliti ditempuh dengan
mengambil sebagian dari populasi, dengan
mempertimbangkan ketebatasan yang ada dari peneliti.
168
Metodologi Penelitian 2017
Bagian dari populasi tersebut sebagai tempat untuk
mengumpulkan informasi dinamakan contoh (sampel).
Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi
yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu,
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data
yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil
digunakan untuk menggambarkan karakteristik suatu
populasi, atau dengan kata lain, sampel digunakan untuk
menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian,
sampel harus betul-betul bersifat representatif sehingga
dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi
dari mana sampel itu diambil.
Ada tiga keuntungan utama pengambilan sampel:
Biaya lebih rendah, Pengumpulan data lebih cepat, danHal
ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk
meningkatkan akurasi dan kualitas data karena kumpulan
data lebih kecil.
169
Metodologi Penelitian 2017
Jenis-Jenis sampel
Dalam proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu
yang berperan yaitu:
Ada atau tidak adanya faktor pengacakan, danPeran orang
yang memilih (mengambil) sampel tersebut.
Pada proses pengambilan sampel dengan menggunakan
faktor pengacakan didalamnya termasuk unsur-unsur
peluang, sedangkan peran dari orang pemilih sampel dapat
bersifat obyektif dan dapat pula bersifat subyektif.
Yang dimaksud dengan sikap obyektif dalam memilih
sampel adalah suatu cara pemilihan sampel yang
menggunakan metode tertentu yang jelas, sehingga
penarikan sampel tersebut bila dilakukan oleh orang lain
akan diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dari
penarikan sampel sebelumnya, dalam menduga sifat atau
ciri populasinya. Jadi dengan pengambilan sampel dengan
menggunakan metode tertentu dan jelas, akan diperoleh
sampel yang konsisten, artinya bila pengambilan sampel
dilakukan secar berulang-ulang terhadap populasi yang
sama hasilnya tetap terkendali dalam arti tetap
menggambarkan sifat atau ciri dari populasinya, walaupun
170
Metodologi Penelitian 2017
hasilnya tidak persis sama antara yang satu dengan yang
lainnya.
Sifat subyektif dalam memilih sampel adalah suatu
pemilihan sampel dengan melibatkan pertimbangan
pribadi dari pengambil sampel untuk mengambil sampel
yang baik menurut versinya sendiri (versi peneliti). Dengan
demikian sampel yang diperoleh merupakan sampel yang
berbias, apalagi orang yang memilih cotnoh sampel
mempunyai latar belakang yang kurang terhadap konsep
statistika khususnya konsep tentang teori penarikan
sampel.
C. VARIABEL PENELITIAN
Pengertian variabel penelitian adalah
1) Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah
objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.
2) Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah
objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
3) Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan,
faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen.
171
Metodologi Penelitian 2017
4) M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai.
5) Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang
bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan
perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).
Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit (nominal, kategorik) yaitu variabael 2
kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran: hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin: laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal: variabel tingkatan. Contoh: Satria
terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah
Anto kesekolah 10 km, sedangkan Yuli 5 km maka vr
intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali).
Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan
Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
172
Metodologi Penelitian 2017
4) Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan
suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka.
Contoh: kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
5) Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus,
Prediktor). Merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
6) Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output,
Kriteria, Konsekuen). Merupakan variabel yang
dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian.
Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian =
Variabel Dependen.
7) Variabel Moderator merupakan variabel yang
mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan
dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel
independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang
memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah
variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
8) Variabel Intervening (Antara). Merupakan variabel yang
menghubungkan antara variabel independen dengan
variabel dependen yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati
173
Metodologi Penelitian 2017
atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas
Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen
(Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independen terhadap
dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga
penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus
ditetapkan variable control berupa gaji yang sama,
peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain.
Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan
apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor
pendidikan
Bab 9
174
Metodologi Penelitian 2017
Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita
dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak
dipahami betul. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas
mengenai populasi, sampel dan teknik sampling. Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek
tersebut. Bahkan satu orangpun dapat digunakan sebagai
populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai
karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi,
dan lain-lain. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
175
Metodologi Penelitian 2017
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi.
Oleh karena itu sampel yang akan diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (dapat mewakili).
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling
dan non probability sampling. Probability sampling adalah
teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple
random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportinate statified random sampling dan
cluster sampling (area sampling). Sedangkan non
probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik ini terdiri sampling sistematis, sampling kuota,
sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh
dan snowbal sampling. Menentukan ukuran sampel
176
Metodologi Penelitian 2017
merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah
anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama
dengan populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin
kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum). Terdapat dua rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung besarnya sampel yang
diperlukan dalam penelitian. Selain itu juga diberikan cara
menentukan ukuran sampel yang sangat praktis yaitu
dengan menggunakan tabel dan nomogram. Tabel yang
digunakan adalah tabel Krejcie dan Nomogram Harry King.
Dengan kedua cara tersebut tidak perlu dilakukan
perhitungan yang rumit. Untuk pengertian dan penjelasan
lebih lanjut mengenai probability sampling, non probability
samplingserta cara menentukan ukuran sampel akan
dibahas pada tulisan khusus mengenai Teknik
Pengambilan Sampling.
Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya
penelitian-penelitian bidang lainnya di tujukan untuk
memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang besar
dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan
meneliti kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit.
177
Metodologi Penelitian 2017
Kelompok besar tersebut bisa terdiri atas orang seperti
guru, siswa, kepala sekolah, dsb, atau lembaga seperti
sekolah, jurusan, fakultas, kantor, dinas, direktorat, dsb.,
atau organisasi seperti komite sekolah, dewan sekolah,
organisasi guru, asosiasi profesi, dsb., atau bisa juga benda-
benda seperti bangunan sekolah, fasilitas belajar, media
belajar, buku-buku, dll. Lingkup wilayah bisa mencakup
seluruh wilayah Negara, satu propinsi ataupunsuatu kota
atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi
lingkup penelitian kita di sebut populasi.
Dalam penelitian, populasi ini di bedakan antara populasi
secara umum dengan populasi target “target population”.
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum
penelitian mungkin seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat,
tetapi populasi targetnya adalah seluruh guru IPA SMA
negeri di Jawa Barat. Hasil penelitian kita tidak berlaku bagi
guru-guru di luar IPA SMA negeri, seperti guru
Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dll.
Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika
178
Metodologi Penelitian 2017
manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau
ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran
manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang
menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang
kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata
simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter
populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya,
jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.
Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala,
nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian
(Hadari Nawawi, 1993:141).
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian),
dapat berupa populasi (universe) atau sampel.
Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan
sebagai berikut:
a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni
populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena
179
Metodologi Penelitian 2017
memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000
orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan
karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1,
dan lain-lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni
populasi yang tidak dapat di temukan batas-batasnya,
sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah
secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti
harus dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai
sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu
jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di
gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang,
dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini
di sebut juga parameter.
Selain itu, populasi dapat di bedakan ke dalam hal berikut
ini:
a. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni
sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara
kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi
populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru;
180
Metodologi Penelitian 2017
berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis,
dll.
b. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni
sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di
nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di
kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik
yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.
Di samping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian
harus di bedakan ke dalam sifat berikut ini:
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang
unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak
perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya,
seorang dokter yang akan melihat golongan darah
seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena
baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang
unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang
bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang
sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam
kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.
181
Metodologi Penelitian 2017
Meskipun banyak anggotanya terbatas jumlahnya seperti
jumlah mobil di Jakarta, jumlah mahasiswa di Universitas
Islam Negeri Jakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat
di hitung namun karena hal itu sulit di lakukan maka di
anggap tidak terbatas. Metode penarikan/ pengambil data
dengan jelas mengawali/ melibatkan seluruh anggota
populasi di sebut sensus.
Seorang peneliti meskipun mengetahui bahwa metode
sensus ini akan banyak memerlukan pemikiran, memakan
waktu yang lama serta relatif mahal, namun tetap
melakukan sensus, hal ini di sebabkan karena:
a. Untuk ketelitian
Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan kecermatan
yang tinggi, sehingga memerlukan data-data yang besar
jumlahnya. Apabila unsur ketelitian dan kecermatan ini
harus di prioritaskan maka harus di gunakan metode
sensus.
b. Sumber bersifat heterogen
182
Metodologi Penelitian 2017
Apabila mengahadapi sumber informasi yang bersifat
heterogen di mana sifat dan karakteristik masing-masing
sumber sulit untuk di bedakan maka lebih baik di gunakan
metode sensus.
Karena populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian,
maka jika seseorang meneliti semua elemen ia harus
meneliti semua populasi. Penelitian populasi di lakukan
dengan cara sensus. Cara sensus yang baik di lakukan bila
sesuai dengan hal-hal berikut:
1. Tingkat presisi karakteristik subjek penelitian sangat
diutamakan (seperti jumlah, jenis, waktu dan ukuran).
Misalnya, pada kegiatan sensus penduduk, sensus
ekonomi, dll.
2. Ukuran populasi sangat kecil
Bila jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara
sensus tepat di terapkan. Misalnya, pada penelitian kelas
atau penilaian diri bagi para pembuat kebijakan bagi
lingkungan kantor.
Pada dasarnya, penelitian dengan cara sensus lebih baik
daripada sampling sebab cara sensus lebih
mempresentasikan populasinya. Meskipun demikian,
183
Metodologi Penelitian 2017
seperti yang di kemukakan di atas, pada hal-hal tertentu
cara sampling bisa lebih efektif dan efisien daripada cara
sensus.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh
(monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul
disebabkan hal berikut ini:
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai
akibat dari besarnya jumlah populasi sehingga harus
meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari
hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti menegakkan
kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian
yang lebih luas.
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan
mempergunakan sampel berikut ini:
a. Ukuran populasi
184
Metodologi Penelitian 2017
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa
parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti,
pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali
tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti
itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga)
yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah
dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak
sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah
objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –
lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas.
Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi
biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih
sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan
hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian
sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
185
Metodologi Penelitian 2017
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh
populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya,
tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya,
juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji
kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya
pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan
cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian, dalam
hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis
data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian
terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam
melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,
penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian
dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
186
Metodologi Penelitian 2017
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang
penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan
dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan?
Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan
kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih
ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-
161); Selanjutnya, Hadari Nawawi,1923: 146-148). Mengenai
penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu
ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan
berapa persen suatu sample harus diambil. Suatu hal yang
perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan
heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen,
jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,
sebaliknya, jika keadaan populasi heterogen, maka
pertimbanagna pengambilan sample harus memperhatikan
hal:
a) Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
b) Besarnya populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar
seberapa jauh dapat diusahakan. Satu nasihat yang perlu
diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang kelewat
banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is
always better than undersampling). Namun demikian ada
187
Metodologi Penelitian 2017
cara untuk memperoleh sample minimal yang harus
diselidiki dengan menggunakan rumus:
n ≥ pq z 1/ 2 a 2b
keterangan:
n = jumlah sampel
≥ = sama dengan atau lebih besar
P = proporsi populasi persentase kelompok pertama
q = proporsi sisa di dalam populasi
z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 %
b = persentase perkiraan kemungkinan membuat
kekeliruan dalam menentukan sampel.
Contoh:
Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di
jateng adalah 400.000 orang. Diantara mereka yang tinggal
didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang.
Bebrapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka
mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin disekolah
di wilayah masing-masing.
188
Metodologi Penelitian 2017
Perhitungan:
F = 50.000 X 100 % = 12,5 % atau P = 0,125
400.000
q = 1,00 -0,125 = 0,875
Z 1/2= 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05)
B = 5 % atau 0,05
Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
n ≥ 0,125 X 0,875 1,962
0,05
n < 168,05 dibulatkan 169 orang.
Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel
minimal itu, maka dapat dilakukan peningkatan jumlah
sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan
sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat
diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan persentase
kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan
sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu,
maka sample minimum menjadi :
189
Metodologi Penelitian 2017
n ≥ 0,125 X 0,875 2,582
0,02
n > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang.
Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak
diketahui maka variasi p dan q dapat mengganti dengan
harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 = 0,25) suku
Ruang sampel yang harus diselidiki
n ≥ 0,25 1,96
0,05
n ≥ 384.
Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi
atau yang representatif, artinya yang menggambarkan
keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara
maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan
duplikat dari populasi.
Pada umumnya masalah sampling timbul apabila
penelitian bermaksud untuk:
190
Metodologi Penelitian 2017
1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan
kerapkali seorang penyelidik tidak menyelidiki semua
objek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa,
melainkan hanya sebagian saja dari objek gejala atau
kejadian yang dimaksudkan.
2. Ingin mengadakan generalisasi, dari hasil-hasil,
penyelidikannya.Mengadakan generalisasi berarti
mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada objek-objek,
gejala-gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki.
Mahasiswa yang baru belajar metodelogi penelitian di
tingkat awal harus menyadari betul bahwa sample bukan
merupakan duplikat populasi ;karena itu , ia tidak boleh
berprestensi bahwa suatu sample jika telah ditetapkan
dengan cara-cara tertentu dapat menjadi cermin yang
sempurna bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini
bahwa sample tidak mengalami kesesatan walaupun
pengambilannya sudah menggunakan metode-metode
statistik tertentu.
Petunjuk –petunjuk untuk mengambil sampel :
191
Metodologi Penelitian 2017
1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas
populasinnya sebagai daerah generalisasi, selanjutnya
barulah menentukan sampelnya sebagai daerah
penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : “
kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas
sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk
sekolah-sekolah lain”.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-
batasnyaBila luas populasinya telah ditetapkan , harus
segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat
populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila
menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi
penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan
terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan
memberikan batas-batas yang tegas, kemudian
menetapkan sampelnya. Jangan terjadi
kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih
dahulu baru kemudian sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasiUntuk
mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat
diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi
tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk
192
Metodologi Penelitian 2017
dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi
dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan,
kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan
sebagainnya.Meskipun demikian, haruslah diteliti
kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan
validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan
sampai terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia
sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954
tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4
orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata
mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel Mengenai berapa
besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah
penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling dalam masalah sampel,
ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang
tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan
sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang
menyeleweng disebut: biased sampling. Biased sampling
adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh
populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi
saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh
populasi. Contoh: misalnya mengadakan penelitian
tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya
193
Metodologi Penelitian 2017
diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya
yang melarat? miskin saja. Dengan sendirinya akan
mengakibatkan adanya kesimpulan yang menyeleweng
atau disebut biased conclusion.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik
pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random
sampling / probability sampling dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada
setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya
ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka
setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang
dimaksud dengan nonrandom sampling atau
nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
194
Metodologi Penelitian 2017
sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel
karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan
yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya
kemungkinannya 0 (nol).
A. Probability/Random Sampling
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana semua individu dalam populasi, baik secara
individu maupun kelompok memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan
didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji
dalam praktek.
1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap
unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel.
2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak
DistratifikasikanTeknik ini biasa digunakan pada
populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa
tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi
195
Metodologi Penelitian 2017
diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang
ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus Teknik ini digunakan
jika populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya,
penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di
suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara
langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas
sebagai kelompok atau cluster.
B. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel
Tidak Acak
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak
dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen
populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi
sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena
faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti.
1. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan
pertimbangan kemudahan dalam memilih sampel,
peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil
196
Metodologi Penelitian 2017
sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ
atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh
karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah
accidental sampling – idak disengaja – atau juga captive
sample (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik
jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang
kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang
sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa
kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,
hasilnya ternyata kurang obyektif.
2. Purposive Sampling Sesuai dengan namanya, sampel
diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang
atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut
memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia
adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya. Misalnya, untuk memperoleh data
tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu
sekolah, maka kepala sekolah merupakan orang yang
terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai
“information rich”.
197
Metodologi Penelitian 2017
3. Quota Sampling Teknik sampel ini adalah bentuk dari
sampel distratifikasikan secara proposional, namun
tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan
saja. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam
beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu pada setiap
kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung oada
unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan
data dihentikan.
4. Snowball Sampling – Sampel Bola SaljuTeknik ini adalah
teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Teknik
ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu
atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa
dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih
banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama
untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa
dijadikan sampel.
5. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis. Jika
peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak
dan tidak memiliki alat pengambil data secara random,
198
Metodologi Penelitian 2017
cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan.
Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur
populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang
bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa
dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur
populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran
populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu
populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan
diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di
antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
6. Area Sampling atau Sampel WilayahTeknik ini dipakai
ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya,
dalam penelitian pendidikan kita mengadakan
penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan
dari suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap
sekolah-sekolah, lalu kelas-kelas dan akhirnya para
siswa.
RANGKUMAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
199
Metodologi Penelitian 2017
a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan.
b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target
c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi,
sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu.
d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah:
1. Ukuran populasi
2. Masalah biaya
3. Masalah waktu
4. Percobaan yang sifatnya merusak
5. Masalah ketelitian
6. Masalah ekonomis
e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif.
200
Metodologi Penelitian 2017
f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan
sampel
1. Probability/Random Sampling
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel
Tidak Acak
Bab 10
Instrumen Penelitian
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses
penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada
penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah.
201
Metodologi Penelitian 2017
Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus
dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan
istilah metode penelitin, yakni suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu
rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan
instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat
integral dan termasuk dalam komponen metodelogi
penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas
dan realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument
yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung
validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-
kaidah penyusunan instrument.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan
diuraikan berbagai hal terkait dengan instrument penelitian
yang pembahasannya diawali dengan pengertian
instrumen penelitian, jenis, lagkah-langkah penyusunan,
dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.
202
Metodologi Penelitian 2017
A. PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan
untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu
masalah. Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai
alat untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji
suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung
suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan di permudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel
secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut
Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan
untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan
dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi
203
Metodologi Penelitian 2017
atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,
perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk
atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi
kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
B. INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK PENELITIAN
KUALITATIF
Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin
menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data
seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi
kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung
pada peneliti itu sendiri.
Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri,
maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti,
meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
204
Metodologi Penelitian 2017
kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik
secara akademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305).
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap
segala stimulus dari lingkungan yang harus
diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian,
2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap
semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka
ragam data sekaligus,
3) Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada
suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat
menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,
4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak
dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk
memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita,
205
Metodologi Penelitian 2017
5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data
yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan
hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika,
6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil
kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada
suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan
untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan
atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer")
di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga
mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara
lain:
a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan
mengalami apa yang terjadi pada subjek yang
ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut
"memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi
di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah
salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian
kualitatif.
b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan
data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian
206
Metodologi Penelitian 2017
dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner)
yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-
variabel tertentu saja.
c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,
menganalisanya, melakukan refleksi secara terus
menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman
yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian
kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas
yang tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen
adalah
a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas
peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang
bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-
hati, peneliti akan secara tidak sadar
mencampuradukkan antara data lapangan hasil
observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti
sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis,
dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus
memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight"
207
Metodologi Penelitian 2017
(wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan
makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989)
mengatakan "lantaran pengalaman belajar ini sifatnya
sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan
untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk
mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian
kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika
kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui
statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti
kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang
bersifat plural (beragam), sering tidak terduga
sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya.
Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan
jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak
mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.
C. INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK PENELITIAN
KUANTITATIF
Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian
adalah penelitinya sendiri, maka dalam penelitian
kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat
yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu
membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen
208
Metodologi Penelitian 2017
itu. Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian
kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes.
Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang
berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh
responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai
dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen
berupa nontes, seperti skala sikap atau daptar pernyataan
untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik
pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara
untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau
wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang
menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif
yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini
menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan
informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen
ini dapat dengan mudah menberikan gambaran
penampilan, terutama panampilan di dalam orang
menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi
munculnya sifat-sifat.
Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang
mungkin akan diajukan kepada responden.
209
Metodologi Penelitian 2017
Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis
kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
D. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam
penyusunan instrumen penelitian, yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrument
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan
instrument
6. Petunjuk pengisian instrument.
E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus
memiliki dua syarat yaituValid dan reliabel. Valid berarti
instrumen secara akurat mengukur objek yang harus
diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari
waktu ke waktu.
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen
ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan
reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya
210
Metodologi Penelitian 2017
menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan
tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.
Sumadi Suryabrata (2008:60) mengemukakan bahwa
validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana
instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan
untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen
merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data
(pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang
atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan,
atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau
kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama
atau dalam waktu yang berlainan.
Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur
adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun
dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan
reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat
ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang
beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain
dengan meter, dan sebagainya.
211
Metodologi Penelitian 2017
Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaitu Stabilitas,
Ekivalensi, dan Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel,
1995). Stabilitas mengacu pada kemampuan instrumen
untuk menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu
(dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).
Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua atau lebih
macam instrumen yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk
mengukur satu hal yang sama. Misalnya, dua peneliti
mengukur penggunaan listrik di suatu aula. Dua peneliti ini
menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika
temuan kedua peneliti ini sama, maka instrumen mereka
memilki sifat "ekivalen".
Konsistensi internal tercapai jika semua item dalam
instrumen mengukur satu hal yang sama. Jika terdapat 10
pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10 pertanyaan itu
mengukur hal yang sama (motivasi).
F. PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN
Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono:
2010)
1. Pengujian Validitas Konstruk
212
Metodologi Penelitian 2017
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya
akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan
terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu
disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur
efektivitas kerja sesuai dengan definisi.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan
pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang
aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.
Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang
telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan
minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar
doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan
dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka
pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item
instrumen.
2. Pengujian Validitas Isi (Content)
213
Metodologi Penelitian 2017
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah
instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi
belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan
tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang
mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun
berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan program, maka instrumen disusun
berdasarkan program yang telah direncanakan.
Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran
yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut
tidak mempunyai validitas isi.
Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas
isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.
Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator
sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.
Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas
dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
214
Metodologi Penelitian 2017
3. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria
yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang
terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur
kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada
instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di
lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila
telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen
dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan
instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang
tinggi.
G. PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono
(2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal.
Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal pengujian dilakukan dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik-teknik tertentu.
1. Test retest
215
Metodologi Penelitian 2017
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada
responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan
waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien
korelasi antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan,
maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa
tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini?
Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda
mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang
sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan
antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang
dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan,
maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
3. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang
216
Metodologi Penelitian 2017
sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest
(stability) dan ekuivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan
dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian
kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika
dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda,
maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas.
Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan
signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu
reliabel.
4. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja,
kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-
teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk
memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas
instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown (Sp lit half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.
RANGKUMAN
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif
217
Metodologi Penelitian 2017
tentang variable yang sedang diteliti. Dalam penelitian
kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri,
sedangkandalam penelitian kuantitatif, instrumen harus
dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari
peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen
sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
Enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian,
yaitu Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi, Mencari
indikator dari setiap dimensi. Mendeskripsikan kisi-kisi
instrument. Merumuskan item-item pertanyaan atau
pernyataan instrument dan Petunjuk pengisian instrumen.
Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus
memiliki dua syarat yaitu valid dan reliabel. Valid berarti
instrumen secara akurat mengukur objek yang harus
diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari
waktu ke waktu.
218
Metodologi Penelitian 2017
Bab 11
Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat
ditempuh melalui beberapa upaya, yaitu antara lain melalui
pembenahan isi kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan
bahan ajar yang memadai, penyediaan sarana belajar, dan
peningkatan kompetensi guru.
Keberhasilan seorang guru bukan diukur hanya rutinitas
kehadirannya saja tetapi bagaimana dia bisa
mendinamisasi, memdorong, merangsang, menantang para
siswanya untuk maju secara dinamis dan progresif yang
akhirnya mencapai target pembelajaran.
219
Metodologi Penelitian 2017
Namun pada perjalanan untuk menuju target pembelajaran
yang bagus terdapat masalah yang muncul, oleh karena itu
guru harus menemukan solusi penyelesaian masalah
melalui langkah-langkah penelitian yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Penelitian tindakan merupakan alternative pengembangan
dan perbaikan praktek pendidikan yang tidak hanya
berbasis akademis, yaitu guru menerapkan temuan para
pakar, sehingga kerja guru seperti dinilai berdasarkan
criteria teori-teori yang diambil dari filsafat, psikologi dan
sosiologi. Pada penelitian tindakan kinerja guru diukur
melalui criteria kegitan praktek sehari-hari dalam
pendidikan.
Pengembangan pendidikan dengan basis penelitian
akademik hanya menetapkan guru sebagai objek
pengembangan pendidikan, sehingga kurang memberi
peran pada guru untuk memperbaiki praktek
pendidikannya sendiri. Pengembangan model ini sering
mengakibatkan guru hanya sebagai pelaksana tanpa
mengetahui secara persis apa yang mendasari kegiatan
perbaikan itu, apa yang ingin dicapai dari kegiatan itu.
220
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian akademis menempatkan pakar sebagai satu-
satunya orang yang mengetahui bagaimana perbaikan
pendidikan itu dilakukan sedang guru sebagai pelaksana
saja. Hal ini berbeda dengan pengmbangan dan perbaikan
praktek pendidikan melalui penelitian tindakan yang
menempatkan guru sebagai pembaharu untuk tugas dan
tanggung jawabnya sendiri dengan menggunakan criteria
prakteknya yang dilakukan sehari-hari.
Secara konventif kita mengenal dua jenis penelitian, yaitu
penelitian kuantitatif yang sering disebut penelitian
posifistic dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif
menuntun peneliti untuk menguji sebuah teori sedangkan
penelitian kualitatif justru membangun teori. Bila
kuantitatif memiliki alur dari teori (hasil dari kualitatif)
selanjutnya diuji. Sedangkan kualitatif berdasar satu acuan
teori peneliti masuk ke dalam untuk menemukan pola-pola
(teori baru).
Sementara tindakan perbaikan atau pemecahan masalah
dapat dilakukan dengan melihat situs (secara lengkap)
menemukan penyebab, menemukan karakter subjek,
selanjutnya mencari teori-teori yang sesuai dengan masalah
221
Metodologi Penelitian 2017
dan subjek, selanjutnya teori dilakukan, barulah kita bisa
melihat bagaimana dampaknya. Hal itulah yang disebut
penelitian tindakan (action research).
Maka dari itu pada buku ini akan di bahas mengenai
rencana dan langkah-langkah dalam pembuatan penelitian
tindakan kelas?
1. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
A. Fokus Masalah
Kegiatan PTK sebelum pelaksanaan penyusunan rencana
PTK merupakan kegiatan yang mendasari pelaksanaan
PTK, yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Kegiatan diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang
fokus masalah yang akan diteliti, bidang masalah diteliti
dan dikembangkan. Dalam pendidikan dan kurikulum,
bidang masalah yang dipilih adalah bidang masalah yang
memiliki sumbangan paling besar terhadap mutu hasil
pendidikan, khususnya mutu kemampuan dan pribadi
222
Metodologi Penelitian 2017
siswa, misalnya implementasi kurikulum. Bidang tersebut
masih mencakup secara luas, cakupannya dapat terdiri dari
berbagai sub bidang atau segi, misalnya segi pembelajaran,
segi praktik, pengelolaan kurikulum, kegiatan ekstra
kurikuler, penggunaan media, evaluasi, dll. Dalam segi
pembelajaran masih terdapat lagi masalah-masalah yang
bisa diidentifikasi dan dipilih sebagai fokus masalah,
seperti pembelajaran pemecahan masalah, pembelajaran
konstektual, eksprensial, pembelajaran inkuiri-diskaveri,
pembelajaran kooperatif dll. Dalam pemilihan fokus
masalah atau kegiatan yang ingin dipilih didasarkan atau
urgensi dan mafaatnya, serta kemampuan diri dalam
melaksanakan kegiatan pemecahan masalah tersebut.
2. Pengumpulan data
Langkah kedua ini merupakan langkah dengan melakukan
kegiatan pengumpulan data berkenaan dengan
pelaksanaan kegiatan yang menjadi fokus masalah. Sebagai
contoh masalah yang menjadi dasar adalah pembelajaran
kooperatif (pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa
dalam pembelajaran). Dalam langkah ini seorang guru
mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen,
mengingat-ingat kegiatan pembelajaran, serta hasil
pembelajaran yang berkenan dengan pemecahan masalah
223
Metodologi Penelitian 2017
yang pernah dilakukannya. Topik-topik apa yang dibahas,
bagaimana langkah-langkahnya, bagaimana kegiatan guru
dan siswa, buku media, dan sumber belajar, keberhasilan
yang dicapai, dll.
3. Analisis dan interpretasi data
Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis secara
kualitatif, diuraikan, dibandingkan, dikategorikan,
disintesiskan, lalu diurutkan secara sistematis. Hasil
analisis diinterpretasikan dalam arti diberi makna, baik
makna umum maupun makna atau sendiri-sendiri.
4. Solusi permasalahan
Hasil masalah-masalah yang telah dijabarkan, kemudian
dicarikan solusi untuk mencari/mengembangkan cara
perbaikan, yang dapat dilakukan dengan mengkaji teori
dan hasil-hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan
teman (guru lain) atau dengan pakar, serta guru dapat
menggali pengalaman sendiri. Pengembangan cara
perbaikan atau tindakan harus sesuai dengan kemampuan
dan komitmen guru sebagai peneliti pelaksana,
kemampuan siswa, fasilitas yang tersedia, serta iklim
belajar dan iklim kerja di sekolah.
224
Metodologi Penelitian 2017
B. Pelaksanaan PTK
Berdasarkan empat kegiatan awal, yaitu identifikasi
masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data,
dan solusi permasalahan, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan langkah-langkah umum PTK yang merupakan
satu daur atau siklus, yang terdiri dari kegiatan:
1. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan
rencana pembelajaran dan skenario tindakan, termasuk
bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat
pendukung atau sarana lain yang diperlukan,
mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, dan
melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan.
2. Pelaksanaan (Tindakan)
Fase tindakan merupakan tahapan pelaksanaan tindakan-
tindakan (intervensi) yang telah direncanakan. Pada fase ini
peneliti peneliti sudah harus benar-benar menguasai
skenario pengajaran sebelum menerapkannya. Fokus
perhatian peneliti pada fase bukan pada bagaimana
mengimplementasikan rencana atau pada proses
225
Metodologi Penelitian 2017
peningkatan keterampilan mengajar guru, tetapi pada
proses menggunakan strategi yang direncanakan untuk
melihat seberapa jauh strategi itu mengatasi masalah yang
ingin diatasi. Peneliti disarankan untuk berkolaborasi
dengan satu atau lebih kolega yang mengampu mata
pelajaran yang sama. Kolaborator tersebut bertugas
mengamati implementasi perencanaan dan melihat
seberapa jauh strategi itu memecahkan masalah.
3. Observasi
Observasi merupakan proses pengumpulan data mengenai
tingkat keberhasilan strategi yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Observasi difokuskan pada data
yang berhubungan dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang lazim diajukan
pada fase observasi adalah: Seberapa efektif strategi yang
digunakan memecahkan masalah? bukan, seberapa baik
pengajaran guru? Atau, seberapa baik strategi pengajaran
itu diimplementasikan oleh guru? Kedua pertanyaan
terakhir adalah pertanyaan untuk observasi ketika
mahasiswa melakukan praktik mengajar, bukan dalam
observasi PTK. Pada fase observasi ini, peneliti dan
kolaborator juga menyepakati sumber dan jenis data yang
akan dikumpulkan serta teknik dan instrument yang akan
226
Metodologi Penelitian 2017
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Proses
penjaringan data sesuai dengan kesepakatan yang diambil
juga dilakukan pada fase observasi ini.
4. Refleksi
Refleksi merupakan proses analisis data dan diskusi
(keduanya selalu berlangsung tumpang tindih) untuk
menentukan sejauh mana data yang dijaring menunjukkan
keberhasilan strategi mengatasi masalah. Refleksi juga
menunjukkan faktor-faktor apa saja yang mendukung
keberhasilan strategi atau persoalan-persoalan tambahan
apa yang muncul selama proses implementasi strategi.
Analisis terhadap hasil observasi dilakukan dengan
membandingkan data yang terjaring dengan kriteria
keberhasilan yang telah ditargetkan.
Sebagai contoh, sebuah strategi yang diarahkan untuk
meningkatkan kemahiran para guru di sebuah Sekolah
Dasar dalam pembelajaran melalui metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division), pembelajaran kooperatif dianggap berhasil bila
(1) para guru tersebut menyenangi pembelajaran kooperatif
tipe STAD, (2) peneliti merasa nyaman menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) para guru semakin
227
Metodologi Penelitian 2017
aktif dalam pembelajaran, (4) kemahiran guru menjalankan
pembelajaran kooperatif tipe STAD TIK dalam aktivitas
pembelajaran, seperti terungkap melalui penilaian siswa
yang memberikan nilai rata-rata 4,6 (dalam skala 5) kepada
guru melalui angket.
Refleksi yang dilakukan melalui proses analisis data dan
diskusi ini berfungsi untuk menilai kriteria keberhasilan
yang mana yang sudah tercapai, mana yang belum tercapai
dan apa yang menyebabkan kriteria itu belum tercapai.
Hasil penilaian ini akan memperlihatkan unsur strategi
yang perlu diperbaiki. Dengan demikian peneliti dan
kolaborator dapat memperbaiki strategi tersebut secara
optimal sehingga pengimplementasian strategi revisi ini
nantinya dapat mencapai semua target keberhasilan.
Strategi yang sudah diperbaiki (revised strategy) inilah
yang menjadi fase perencanaan (plan) pada siklus kedua,
yang nantinya diimplemetasikan, diobservasi, dan
direfleksi kembali. Siklus tersebut dapat diulang beberapa
kali hingga seluruh kriteria keberhasilan tercapai. Jumlah
siklus tidak dapat diprediksi pada awal penelitian. Jika
setelah siklus pertama semua kriteria keberhasilan dapat
dicapai maka penelitian dapat dihentikan. Namun selama
kriteria-kriteria keberhasilan itu belum tercapai, revisi
228
Metodologi Penelitian 2017
terhadap strategi perlu dilakukan dan siklus berikutnya
dilaksanakan.
Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi
dan interpretasi dilakukan secara simultan. Aktor utama
adalah guru. Namun, guru dapat dibantu oleh alat perekam
data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar
pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu
diterapkan enam kriteria, sebagai berikut:
1. Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu
komitmen guru sebagai pengajar
2. Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru
terlampau banyak
3. Metodologi harus reliabel (handal) hingga guru dapat
menerapkan strategi yang sesuai dengan situasi
kelasnya
4. Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan
kemampuan dan komitmennya
5. Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang
berkaitan dengan tugasnya
6. PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat
sekolah.
RANGKUMAN
229
Metodologi Penelitian 2017
Langkah-langkah dalam PTK merupakan satu daur atau
siklus yang terdiri dari:
1. merencanakan perbaikan,
2. melaksanakan tindakan,
3. mengamati, dan
4. melakukan refleksi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang
sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang
terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-
masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan
bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan
masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara
cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur
tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar
berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
230
Metodologi Penelitian 2017
Bab 12
Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian
A. Prosedur Penyusunan Proposal Penelitian
Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yg dibuat
dalam rangka mengadakan penelitian yg dirancang dan
disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian. Tujuan
Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara
singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan
dilakukan, melalui proposal peneliti akan memahami
segala kebutuhn yang direncanakan. Dalam menyusun
proposal penelitian, hendaknya mengikuti aturan
penulisan proposal yang ada di institusi.
Secara umum, pengertian proposal adalah sebuah tulisan
yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk
menjabarkan atau menjelasan sebuah maksud kepada
231
Metodologi Penelitian 2017
pembaca yang ditentukan (baik pribadi maupun lembaga)
sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai
maksud penulis tersebut lebih mendetail. Pada buku ini
penulis ingin menjabarkan tentang "Proposal Penelitian".
Proposal Penelitian dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang
disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan
membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia
ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian
(usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang
peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal
Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan
berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda
baca, kutipan dll.
Secara umum, dalam penyusunan proposal penelitian ada
langkah-langkah yang harus sepatutnya ditempuh, yaitu:
Langkah pertama, memikirkan tentang apa yang akan
diteliti. Kedua, mencari ide yang relavan. Ketiga, ide yang
telah tergambar dalam pemikirannya dipersempit sehingga
apa yang akan diteliti menjadi jelas. Keempat, membuat
rumusan masalah. Kelima, mengkaji pentingnya masalah.
Keenam, menelaan bahan-bahan pustaka. Ketujuh,
mempertimbangkan pendekatan yang akan dilakukan.
232
Metodologi Penelitian 2017
Kedelapan, merumuskan desain penelitian. Kesembilan,
mencari alternatif alat pengukuran yang tepat. Kesepuluh,
melakukan tekhnik analisi data yang tepat. Kesebelas,
memperbaiki desain. Keduabelas, merumuskan penelitian
prosedur. Ketigabelas, membuat draf proposal.
Keempatbelas, memdiskusikan draf dengan kolega
untukmendapatkan umpan balik, bila ternyata belum
memadai, maka kembali kelangka tujuh sampai
keduabelas. Jika dianggap sudah memadai masuk
kelangakah limabelas, yaitu melakukan penelitian rintisan
atau pilot study. Langkah enambelas, merivisi draf
berdasarkan hasil penelitian rintisan. Langkah tujuh belas,
menyerahkan proposal kepada lembaga yang
berkepentingan.
Komponen dasar yang harus ada pada setiap proposal
penelitian adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan teori dan metode
penelitian. Dalam menulis proposal penelitian, semua
komponen yang merupakan bagian dari proposal mulai
dari pendahuluan hingga ke biodata peneliti, harus ditulis
dan di Jelaskan dengan baik. Sehingga mudah dipahami
oleh pemeriksa atau reviewer. Dalam menulis proposal
maka harus dipertimbangkan bahwa untuk
233
Metodologi Penelitian 2017
menginformasikan tentang masalah penelitian dan tentang
peneliti selengkap mungkin.
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini pada dasarnya berisi tiga aspek utama. Pertama,
deskripsikanlah keadaan ideal yang ingin dicapai berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi. Keadaan ideal ini
barangkali sesuai dengan tujuan dalam kurikulum atau apa
yang menjadi harapan umum. Dalam hal keterampilan
membaca siswa, misalnya keadaan yang diingankan adalah
para siswa memiliki keterampilan membacayang memadai
yang ditandai oleh karakteristik tertentu atau membaca
sangatlah penting sebagai kunci sukses dalam belajar.
Kedua, mendeskripsikan keadaan yang nyata yang
memang ada dan terjadi di lapangan. Keadaan ini dapat
diperoleh melalui hasil pengamatan dan pengalaman
sehari-hari dalam pelaksanaan tugas mengajar kita sebagai
sebagai guru. Keadaan ini biasanya bertentangan dengan
keadaan yang diharapkan. Dalam hal keterampilan
membaca, misalnya keadaan yang ada dilapanganbisa
berupa siswa tidak terbiasa membaca, siswa lebih suka
menonton televisi di rumah daripada membaca buku
pelajaran, sisswa lwbih senang membaca komik daripada
234
Metodologi Penelitian 2017
membaca buku pelajaran, siswa lebih suka mengisi waktu
luang dengan bermain daripada membaca, atau hasil
membaca siswa jelek.
Berdasarkan kedua aspek itu, dapat ditarik permasalahan
yang akan dicoba untuk dipecahkan. Dalam hal
keterampilan membaca berdasarkan keadaan ideal dan
keadaan nyata dapat ditarik permasalahan tentang (1)
rendahnya sikap siswa yang positif terhadap kegiatan
membaca, (2) rendahnya kebiasaan membaca siswa, atau (3)
rendahnya keterampilan membaca siswa. Karena
keterbatasan waktu, peneliti boleh memfokuskan
penelitiannya pada satu masalah saja.
Ketiga, deskripsikanlah salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada.
Upayan itulah yang akan menjadi alternatif tindakan.
Upaya-upaya itu bisa berasal dari ide peneliti, hasil
kolaborasi peneliti dengan teman sejawat, atau dari hasil
membaca buku, majalah, atau jurnal ilmiah.
2. Perumusan Masalah
Bagian ini berisi permasalahan apa yang hendak dicoba
untuk diubah, dikembangkan, ditingkatkan, atau
ditumbuhkan. Perumusan masalah sebaiknya
235
Metodologi Penelitian 2017
menggunakan kalimat pertanyaan. Beberapa perumusan
masalah berikut dapat dipertimbangkan sebagai contoh, (1)
bagaimana upaya peningkatan sikap positif siswa terhadap
kegiatan membaca melalui pendekatan proses? (2)
bagaimanakah upaya penumbuhan kebiasaan membaca
melalui penerapan pendekatan proses? Atau (3)
bagaimanakah upaya peningkatan keterampilan membaca
melalui penerapan pendekatan proses?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran kegiatan penelitian
sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.
Biasanya tujuan penelitian ini dinyatakan dalam kalimat
pernyataan. Sesuai rumusan masalah di atas, misalnya
tujuan penelitiannya mungkin berupa (1) untuk
meningkatan sikap positif siswa terhadap kegiatan
membaca melalui pendekatan proses, (2) untuk
menumbuhan kebiasaan membaca melalui penerapan
pendekatan proses, Atau (3) untuk meningkatan
keterampilan membaca melalui penerapan pendekatan
proses.
4. Manfaat Hasil Penelitian
236
Metodologi Penelitian 2017
Bagian ini berisi kemanfaatan hasil penelitian bagi berbagai
pihak. Dalam konteks pelajaran di kelas, misalnya manfaat
hasil penelitian dikaitkan dengan siswa dalam upaya untuk
meningkatkan prestasi belajar, dengan guru dalam upaya
untuk meningkatkan profesionalisme, atau dengan sekolah
dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah pada umumnya.
5. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan
1. Kerangka Teoretik
Bagian ini biasanya barisi tentang konsepsi teoretis hal-hal
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk
itu, uraian dapat diperoleh terutama dengan membaca
berbagai referensi yang terkait. Dalam hal keterampilan
membaca, misalnya dapat dideskripsikan hal-hal konsep
membaca, tujuaan membaca, jenis membaca, faktor
penentu keberhasilan membaca, dan lain-lain
2. Tindakan yang akan Dilakukan
Bagian ini berisi tentang konsepsi teoretis tindakan yang
akan dilakukan disertai dengan prosedur pelaksanaannya.
Dengan kata lain, si peneliti harus dapat mendeskripsikan
apa dan bagaimana dengan tindakan yang akan dilakukan?
237
Metodologi Penelitian 2017
Dalam hal penerapan pendekatan proses, dapat
dideskripsikan tentang konsep pendekatan proses dan
prosedur pelaksanaan pendekatan proses dalam
pembelajaran membaca.
3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paparan kerangka teoretis dan tindakan yang
akan dilakukan, dapat diajukan hipotesis tindakan.
Hipotesis tindakan ini dapat dinyatakan dalam kalimaat
pernyataan. Beberapa contoh hipotesis tindakan, yaitu: (1)
jika pendekatan proses dilakukan dalam proses membaca,
diharapkan sifat positif siswa terhadap kegiatan membaca
meingkat, (2) jika pendekatan proses diterapkan dalam
pembelajaran membaca, diharapkan kebiasaan membaca
siswa dapat tumbuh, (3) jika pendekatan proses diterapkan
dalam pembelajaran membaca, diharapkan keterampilan
membaca siswa meningkat.
6. Metodologi Penelitian
1. Setting Penelitian
Pada bagian ini dideskripsikan tentang kapan dan dimana
penelitian akan dilakukan. Penelitian tindakan kelas
238
Metodologi Penelitian 2017
biasanya dilakukan di kelas dan sekolah tertentu serta
dalam kurun waktu tertentu.
Pada bagian ini juga dideskripsikan tentang subjek
penelitian: siapa, jumlahnya berapa, dan karakteristiknya
bagaimana. Selain itu, siapa kolaborator penelitian tindakan
kelas ini juga disertakan. Kolaborator itu bisa kepala
sekolah, wakasek, atau guru bidang studi sejenis.
2. Prosedur Penelitian
Pada bagian ini dideskripsikan tahapan penelitian yang
akan dilakukan. Tahapan itu mencakup perencanaan,
implementasi tindakan, observasi dan monitoring serta
refleksi.
a. Perencanaan, deskripsikan tentang (1) rencana
identifikasi permasalahan beserta cara untuk memantapkan
keadaam sebenarnya, (2) rencana alternatif tindakan yang
mungkin dilakukan dalam pembelajaran yang digunakan
untuk mengubah, mengembangkan, menumbuhkan, atau
meningkatkan, dan (3) rencana pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan alternatif tindakan yang
dipilih dan disepakati.
239
Metodologi Penelitian 2017
b. Implementasi tindakan, deskripsikan tentang langkah-
langkah implementasi tindakan yang dilakukan oleh guru
dan siswa dalam pembelajaran.
c. Observasi dan Monitoring, deskripsikan tentang (1) alat
moniring apa saja yang akan digunakan untuk memonitor
pelaksanaan tindakan dan peristiwa apa saja yang terjadi
selama pelaksanaan tindakan di kelas, (2) siapa yang akan
melakukan monitoring, dan (3) kapan monitoring itu akan
dilakukan.
d. Analisis dan Refleksi, deskripsikan tentang bagaimana
caranya melakukan refleksi terhadap implementasi
tindakan yang didasarkan atas hasil monitoring.
7. Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dideskripsikan tentang bagaimana caranya
mengumpulkan data sebagai dasar untuk menetapkan
alternatif tindakan dan melakukan refleksi. Sebenarnya,
upaya pengumpulan data telah dilakukan ketika peneliti
mengidentifikasi permasalahan. Pengumpulan data juga
dilakukan ketika peneliti melakukan monitoring tehadap
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan. Data-data iyu
kelak akan dijadikan sebagai bahan untuk menganalisis dan
kemudian merefleksikan temuan peneliti.
240
Metodologi Penelitian 2017
8. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini didesripsikan tentang bagaimana cara
menganalisis data yang terkumpul. Analisis data dalam
penelitian tindakan kelas biasanya berupa analisis
deskriptif kualitatif. Artinya peneliti mendeskripsikan
dengan kata-kata data-data yang diperoleh untuk
kemudian disimpulkan apakah telah terjadi perubahan atau
belum terhadap permasalahan yang dicoba untuk diubah
atau ditingkatkan. Selain analisis data deskriptif kualitatif,
juga dapat dilakukan analisis statistik dengan beberapa
persyaratan tertentu.
9. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan tindakan merupakan ukuran berhasil
tidaknya implementasi tindakan yang akan dilakukan. Oleh
karena itu, pada bagian ini dideskrisikan tentang apa
ukuran yang akan dijadikan patokan untuk menyatakan hal
tersebut.
Selain kesemua bagian tersebut, dalam proposal penelitian
tindakan kelas yang lengkap juga disertai dengan jadwal
penelitian, anggaran penelitian, personlia penelitian, dan
daftar pustaka.
241
Metodologi Penelitian 2017
B. Prosedur Penulisan Laporan penelitian
1. Pengertian Laporan Penelitian
Laporan penelitian dalam bahasa Inggris report berasal dari
bahasa Latin portare yang berarti membawa, menyangkut,
menyampaikan. Penelitian menurut Kerlinger ialah proses
menemuan yang mempunyai karakteristik sistematik dan
terkontrol, empiris dan berdasarkan pada tiori dan
hipotesis atau jawaban sementara. Menurut Bahdin
(35:2005) laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi
paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari
suatu kegiatan penelitan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari beberapa pengertian
menurut para ahli yaitu, laporan penelitian adalah kerja
akhir dari suatu proses panjang atau pendek dari suatu
penelitian atau tahapan penelitian tertentu yang
merupakan deskripsi sementara ataupun terakhir yang
disusulah secara sistematis, obyektif, ilmiah, dan
dilaksanakan tepat pada waktunya. Laporan penelitian
menjadi semakin penting setelah dijadikan peninggalan
tertulis dari suatu penelitian yang telah dilaksanakan.
2. Tujuan Laporan Penelitian
242
Metodologi Penelitian 2017
a. Untuk mengenal pasti masalah. Dalam penulisan laporan
penelitian yang dibuat harus bisa membuat pembaca
ataupun penulis benar-benar mengenali bahan yang
dibahas.
b. Mencanangkan penyelesaian. Dalam setiap laporan
penelitian biasanya disugukan dengan masalah dan
tentunya membutuhkan solusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Penyelesaian yang di canangkan harus
tepat sehingga tujuan yang ingin disampaikan dapat
tercapai.
c. Mencanangkan tindakan yang perlu dilakukan. Dalam
hal ini penulis hendaknya mencantumkan beberapa
tindakan yang perlukan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada sehingga ada kejelasan berupa
fakta bukan hanya opini semata.
d. Membuat kesimpulan. Kesimpulan merupakan inti dari
penelitian yang sudah di buat oleh penulis. Kesimpulan
memegang peranan penting agar pembaca dapat
memahami keseluruhan dari isi laporan yang di buat serta
tujuan dan juga manfaatanya.
3. Manfaat Laporan Penelitian
243
Metodologi Penelitian 2017
a. Menyampaikan informasi (presentation of information).
Tujuan dari penulisan laporan adalah untuk
menyampaikan informasi seputar penelitian yang sudah
dibuat oleh penulis. Informasi-informasi yang disampaikan
tentunya diharapkan dapat berguna bagi masyarakat.
b. Komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu maksud
kepada pihak yang disarankan. Seperti yang kita ketahui
bahwa laporan penelitian merupakan komunikasi tertulis
dimana ide penelitian disampaikan oleh penulis lewat
media tulis. Keguanaannya adalah untuk mempermudah
komunikasi sehingga mengurangi pertemuan tatap muka,
media tulisan yang dipilih sudah bisa mewakili apa yang
ingin disampaikan oleh penulis.
c. Dokumen yang memberikan maklumat, laporan, ide
kepada pembaca tentang suatu hal. Laporan penelitian
adalah sebuah dokumen sah yang memuat suatu ide untuk
disampaikan kepada penulis.
4. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh
karena itu penulisan nya harus sesuai dengan kode etik
penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat
norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya
244
Metodologi Penelitian 2017
ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan
perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan
penyebutan sumber data atau informan.
Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam)
bab. Sebelum bab-bab laporan, ada bagian pendahuluan
yang memberikan gambaran umum mengenai laporan.
Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari
beberapa halaman yang berisi:
a. Halaman judul
• Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.
• Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di baca
sepintas.
• Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi yang
sedang di teliti.
b. Halaman persetujuan
Halaman persetujuan merupakan halaman yang berisi
persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses,
hasil dan laporan penelitian siswa atau mahasiswa.
245
Metodologi Penelitian 2017
c. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian.
Tanda pengesahan promotor yang menyatakan bahwa
laporan sudah sah.
d. Abstrak
• Merupakan ringkasan hasil penelitian yang lengkap.
• Mencangkup permasalahan (latar belakang), metode, dan
hasil penelitian.
• Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak.
e. Kata pengantar
Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang masalah
tujuan, lembaga yang mensponsori peneliatian, dan
sebagainya. Pengantar dapat ditulis oleh orang yang
memimpin atau oleh lembaga penelitian atau oleh
seseorang yang mewakili lembaga yang mensponsori
penelitian.
f. Daftar isi
246
Metodologi Penelitian 2017
Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali bagian-
bagian laporan dan mereka dapat melihat hubungann
antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
g. Daftar tabel
h. Daftar gambar atau grafik (jika ada)
Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan laporan
yang terdiri dari enam bab adalah sebagai berikut.
1) Bab I (Pendahuluan)
Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat memperkenalkan
secara ringkas kepada pembaca tentang masalah penelitian,
ruang lingkupnya, keguanaan teoritis, serta praktisnya,
tinjauan pustaka dan kerangka teori, serta metode
peneliatian. Ikhwal bagaimana membuat rumusan masalah,
tinjauan masalah, kerangka teori, dan penentuan metode
penelia, pada uraian bab II.
2) Bab II (Metodologi Penelitian)
Hal serupa dijelaskan metode penelitian pada dasarnya
adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan
tertib yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
247
Metodologi Penelitian 2017
untuk memecahkan suatu masalah (penelitian) guna
mendapatkan kebenaran yang objektif.
3) Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan)
Pada bagian ini dikemukakan hasil serta analisis data yang
diperoleh pada tahap penyedian data sehingga diperoleh
rumusan kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang
menjadi obyek penelitian.
4) Bab IV (Kesimpulan dan Saran)
Kesimpulan harus perkataan singkat dan tepat yang
dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam
kesimpulan ini akan terjamin akan tercermin jawaban darai
masalah yang diajukan dalam penelitian dan sekaligus
mencerminkan apa yang menjadi isi pada bagian hasil dan
pembahasan.
Saran dirumuskan berdasarkan pengalaman dan
pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada peneliti yang
sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang serupa
ataumengembangkan penelitian yang telah dilakukan.
5) Bab V (Daftar Pustaka)
248
Metodologi Penelitian 2017
Semua dokumen, baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan, yang digubakan pada laporan kita
semuanya dicantumkan sebagai dafar kepustakaan yang
ditempatkan dibagian akhir lapoaran.
6) Bab VI (Lapiaran – lampiran)
Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis yang akan tampak
tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan atau
akan tidak pantas karena akan mengganggu kelancaran
penyajian laporan
RANGKUMAN
Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yg dibuat
dalam rangka mengadakan penelitian yg dirancang dan
disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian. Tujuan
Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara
singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan
dilakukan, melalui proposal peneliti akan memahami
segala kebutuhn yang direncanakan. Dalam menyusun
proposal penelitian, hendaknya mengikuti aturan
penulisan proposal yang ada di institusi.
Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh
karena itu penulisan nya harus sesuai dengan kode etik
249
Metodologi Penelitian 2017
penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat
norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya
ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan
perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan
penyebutan sumber data atau informan.
Bab 13
Aplikasi Penelitian dalam Pendidikan
A. Pengertian Penelitian Pendidikan
Sebelum Penulis membahas lebih jauh tentang pengertian
penelitian pendidikan, pertanyaan awal yang perlu
diajukan, pada buku ini adalah apakah penelitian itu?
250
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu
manapun, termasuk terhadap praktik pendidikan.
Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih
diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian
yang demikian, dikelompokkan sebagai penelitian terapan
atau applied research. Sedangkan penelitian yang
diarahkan untuk menguji konsep, asumsi, dan proposisi,
penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian dasar.
Penelitian bidang pendidikan tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun
kuantitatif.
Apakah Penelitian itu? Penelitian pada hakikatnya
merupakan suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode
ilmiah. Para pakar mengemukakan pendapat yang berbeda
dalam merumuskan batasan penelitian atau penyelidikan
terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari
kebenaran melalui pendekatan ilmiah.
Berikut ini adalah pendapat para tokoh tentang penelitian:
251
Metodologi Penelitian 2017
a. Menurut Tuckman, Penelitian adalah langkah –
langkah sistematis untuk mendapatkan suatu jawaban
dari pertanyaan – pertanyaan.
b. Menurut Gay, Penelitian adalah penggunaan metode
ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab
dan menyelesaikan suatu masalah.
c. Menurut Ruseffendi, Penelitian adalah cara mencari
kebenaran melalui ilmiah.
d. Menurut Karlinger, penelitian adalah proses
penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis,
terkontrol, empiris dan berdasarkan pada teori dan
hipotesis atau jawaban sementara.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,
penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis
data yang dilakukan secara sistematis dan logis
menggunakan metode-metode ilmiah untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
Dalam dunia pendidikan, dengan penelitian bisa membawa
pengertian yang semakin baik terhadap perilaku orang
perseorangan, termasuk subyek didik atau pendidik, proses
belajar mengajar serta situasi atau kondisi yang bisa
membuat lebih berhasilnya proses pendidikan. Pada ilmu-
ilmu tingkah laku, penelitian mengarah pada
252
Metodologi Penelitian 2017
pengembangan dan pengujian teori-teori tingkah laku.
Pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik maupun
pendidik semakin diperlukan dari hasil-hasil penelitian
dalam bidang pendidikan, baik dari segi ilmu maupun
prakteknya. Pada umumnya penelitian–penelitian
pendidikan tergolong penelitian jenis terapan guna
mengembangkan generalisasi-generalisasi yang berkenaan
dengan proses belajar mengajar dan bahan-bahan mengajar.
Karena itu, penelitian pendidikan memberikan
perhatiannya pada pengembangan dan pengujian terori-
teori tentang bagaimana peserta didik (pelajar, mahasiswa)
berperilaku dalam seting pendidikan.
Dari pengertian penelitian yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian penelitian pendidikan
adalah usaha yang digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan
dalam upaya memahami proses kependidikan dalam
lingkungan pendidikan dengan cara pengumpulan dan
analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis
menggunakan metode-metode ilmiah , baik di lingkungan
pendidikan formal, pendidikan informal maupun
pendidikan nonformal.
B. Tujuan Penelitian Pendidikan
253
Metodologi Penelitian 2017
Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan
yang kadang sulit dan melelahkan, tetapi secara umum
penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi baru
Penelitian dapat bertujuan untuk mengungkap informasi
atau data yang masih baru menurut pandangan peneliti.
Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah
ada dan berada di suatu tempat dalam waktu yang lama.
Jika data atau fakta tersebut baru diungkap dan disusun
secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat ini maka
dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut baru.
b. Mengembangkan dan menjelaskan
Penelitian dapat bertujuan untuk mengembangkan dan
menjelaskan sesuatu. Dengan melakukan pengembangan
dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta –
fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada
pemberian pernyataan sementara atau hipotesis penelitian.
c. Menerangkan, memprediksi dan mengontrol variabel
Penelitian dapat juga bertujuan untuk mencermati gejala –
gejala yang terjadi dan mentransfernya ke dalam bentuk
data penelitian. Peneliti perlu mengetahui variabel bebas
254
Metodologi Penelitian 2017
atau variabel terikat sehingga ia dapat mengetahui secara
pasti variabel yang lainnya. Kemudian dapat menerangkan
keterkaitan variabel yang ada. Dapat memprediksi apa
yang terjadi diantara variabel atau mengontrol variabel
unruk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat.
C. Macam – macam penelitian pendidikan
Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari
beberapa aspek bagaimana suatu bentuk penelitian dilihat
dan dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut termasuk
: aspek tujuan, metode dan bidang kajian.
1. Macam – macam penelitian dari aspek tujuan. Menurut
Gay ditinjau dari tujuannya ada dua jenis penelitian yaitu
penelitian dasar dan penelitian lanjut. Sementra Mouly
mengemukakan pengklasifikasian yang lebih detail dan
berorintasi pada pendidikan dengan membaginya menjadi
5 macam penelitian. Diantaranya sebagai berikut:
a. Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan
dengan tujuan perluasan ilmu atau memperbaiki suatu teori
tanpa mempertimbangkan kegunaanya dalam pendidikan.
Contohnya: Para ahli pendidikan berusaha menggunakan
binatang untuk menyelidiki kehiduapan, karakterisstik dan
tingkah laku hewan.
255
Metodologi Penelitian 2017
b. Penelitian Terapan (Aplied Research) adalah penelitian
yang dilakukan denga tujuan memecahkan masalah dan
hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat baik individu maupun kelompok. Contohnya:
Penelitian yang berkaitan dengan bagaimana
meningkatkan motivasi belajar siswa, penerapan
kurikulum baru, peningkatan kualitas belajar.
c. Penelitian evaluasi (Evaluation Research) adalah
penelitian yang bertujuan untuk menyediakan informasi
bagi para pengambil keputusan terkait keampuhan atau
keunggulan suatu program dibandingkan dengan program
– program yang lainnya, dilihat dari efektifitas,
pembiayaan, sarana – prasarana dan sejenisnya.
Contohnya: Penelitian terhadap implementasi kurikulum.
d. Penelitian pengembangan (development research)
adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan model –
model pembelajaran maupun bahan–bahan pembelajaran
mengacu pada teori – teori pembelajaran yang telah ada.
Contohnya : Pengembangan bahan ajar.
e. Penelitian tindakan (action research) adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang
256
Metodologi Penelitian 2017
dihadapi oleh peneliti dalam rangka untuk memperbaiki
kinerjanya.
Contohnya: Penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru
untuk memperbaiki kualitas kegiatan pembelajarannya.
2.Macam–macam penelitian menurut aspek metode
dibedakan menjadi berikut :
a. Penelitian deskriptif adalah kegiatan penelitian yang
dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis.
Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan
secara jelas dan sekuensial terhadap penelitian yang telah
ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan.
b. Penelitian sejarah adalah penelitian yang hampir sama
dengan penelitian deskriptif, yang membedakannya adalah
peniliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode
wawancara pada pelaku sejarah.
c. Penelitian survei adalah penelitian yang tidak membatasi
satu atau beberapa variabel, peneliti dapat menggunakan
banyak variabel dan populasi yang luas sesuai dengan
tujuan penelitian.
257
Metodologi Penelitian 2017
d. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan
untuk melihat apakah dua variabel atau lebih memiliki
hubungan atau tidak.
e. Penelitian ex-post facto adalah penelitian yang bertujuan
mengungkap apakah ada hubungan antara fakta yang
terjadi saat ini dengan faktor – faktor yang terjadi di masa
lalu.
f. Penelitian eksperimen adalah penelitian metode inti dari
model penelitian yang ada karena peneliti melakukan tiga
persyaratan dari suatu penelitian, ketiga persyaratan itu
adalah kegiatan mengontrol, memanipulasi dan observasi.
g. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian
eksperimen semu atau penelitian yang mendekati
eksperimen. Namun yang membedakan antara penelitian
eksperimen dan peneliti kuasi eksperimen adalah peneliti
harus berhati – hati dalam menarik hubungan kausal yang
terjadi, karena dalam peneliti kuasi eksperimen kita tidak
dapat mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan
insentif.
3. Macam – macam penelitian menurut aspek bidang kajian
dibedakan menjadi berikut:
258
Metodologi Penelitian 2017
a. Penelitian kependidikan adalah penelitian yang
menekankan pada sekitar masalah pendidikan, baik yang
mencakup faktor internal pendidikan termasuk : komponen
guru, siswa, kurikulum sistem pengajaran, manajemen
pendidikan dan hubungan lembaga dengan masyarakat.
b. Penelitian nonkependidikan adalah penelitian yang
memiliki cakupan yang luas seluas bidang keahlian dan
variasi dari pembaca. Contoh: penelitian sosial.
D. Manfaat Penelitian pendidikan
Dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dalam pendidikan, penelitian memiliki beberapa manfaat
yaitu:
1. Menemukan sesuatu yang baru.
Dalam dunia pengetahuan, penemuan yang dilakukan
melalui suatu kegiatan penelitian adalah hasil yang handal
dan mendapatkan pengakuan dari kalangan ilmuwan.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara
berkelanjutan melalui penelitian.
3. Melakukan validasi terhadap teori lama.
259
Metodologi Penelitian 2017
Hasil penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau
pembaruan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap
paradigma teori yang telah lama berlaku.
4. Menemukan permasalahan penelitian.
Permasalahan penelitian pada prinsipnya dapat diproleh di
mana saja seorang peneliti berada.
5. Menambah khazanah pengayaan ilmiah yang baru.
Dengan penelitian bisa bermanfaat sebagai pelengkap
khazanah ilmu yang baru, sehingga ilmu pengetahuan
senantiasa berkembang ke arah penyempurnaan terhadap
ilmu pengetahuan yang ada.
RANGKUMAN
1. Penelitian pendidikan adalah usaha yang digunakan
untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses
kependidikan dalam lingkungan pendidikan dengan cara
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara
sistematis dan logis menggunakan metode-metode ilmiah ,
baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan
informal maupun pendidikan nonformal.
260
Metodologi Penelitian 2017
2. Tujuan penelitian pendidikan
a. Memproleh informasi baru
b. Mengembangkan dan menjelaskan
c. Menerangkan, memprediksi dan mengontrol variabel
3. Macam – macam penelitian Secara garis besar, penelitian
dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu
bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek
tinjauan tersebut termasuk: aspek tujuan, metode dan
bidang kajian.
a. Macam – macam penelitian dari aspek tujuan
1) Penelitian dasar
2) Penelitian Terapan
3) Penelitian evaluasi
4) Penelitian pengembangan
5) Penelitian tindakan
b. Macam – macam penelitian menurut aspek metode
1) Penelitian deskriptif
261
Metodologi Penelitian 2017
2) Penelitian sejarah
3) Penelitian survei
4) Penelitian korelasional
5) Penelitian ex-post facto
6) Penelitian eksperimen
7) Penelitian kuasi eksperimen
c. Macam – macam penelitian menurut aspek bidang
kajian
a. Penelitian Kependidikan
b. Penelitian Non kependidikan
4. Manfaat penelitian pendidikan
1. Menemukan sesuatu yang baru.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Melakukan validasi terhadap teori lama.
4. Menemukan permasalahan penelitian.
5. Menambah khazanah pengayaan ilmiah yang baru.
262
Metodologi Penelitian 2017
Bab 14
Menulis Karya Tulis Ilmiah
Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk
menulis karya ilmiah. Karya ilmiah sering menjadi masalah
tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya bukan pada
sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh
dosennya, melainkan bagaimana tatacara penulisannya
yang baik dan benar. Diantara karya ilmiah yang mereka
263
Metodologi Penelitian 2017
harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah,
proposal penelitian, proposal skripsi, laporan penelitian
dan sebagainya. Sebagaimana dipahami bahwa kegiatan
menulis ilmiah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama
menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester
mereka harus menulis karya ilmiah dalam berbagai bentuk
dalam setiap matakuliah yang mereka tempuh. Dengan
demikian mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang
lebih luas dan mendalam mengenai apa yang disebut
dengan karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya.
Namun, dalam menghadapi tugas menulis di atas, banyak
mahasiswa yang masih menganggapnya sebagai beban
berat. Anggapantersebut timbul karena kegiatan menulis
memang meminta banyak tenaga, waktu, serta perhatian
yang sungguh-sungguh. Di samping itu menuntut
keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh
mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan
kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan
dengan dengan mata kuliah yang bukan mata kuliah di
bidangnya. Dalam praktik penulisan tugas ilmiah tersebut,
mahasiswa selalu berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada mahasiswa
yang sangat tekun dan berusaha dengan banyak bertanya,
264
Metodologi Penelitian 2017
dan membaca berbagai literatur serta rajin ke perpustakaan
untuk menghasilakan sebuah karya tulis. Namun
sayangnya, sebagian yang lain hanya potong kompas (short
cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan copy
paste (copas) tugas teman maupun sekedar copas dari
internet, tanpa menambah atau merubah sedikit pun tulisan
tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada
individu masing-masing mahasiswa, mereka menempatkan
tugas menulis karya ilmiah itu sebagai sebuah kewajiban
ilmiah atau beban ilmiah. Pada buku ini, penulis mencoba
memberikan pemahaman konsep dasar hakikat menulis
karya ilmiah. Harapan penulis tentu buku ini dapat menjadi
guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami
konsep dasar karya ilmiah dan bagaimana tatacara
penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan
bahasa selingkung di perguruan tinggi.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha
memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis
kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk
mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk
membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat
dalam objek tulisan.
265
Metodologi Penelitian 2017
Tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal
yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain.
Jikapun tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema
yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya
pengembangan dari tema terdahulu. Tradisi keilmuan
menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar
menjadi penerima ilmu. Akan tetapi, sekaligus sebagai
pemberi (penyumbang) ilmu.
Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan
tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat
menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi
seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai
tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada
teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Istilah karya
ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang
menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian
ilmiah dan cara kerja ilmiah.
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan
laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun
laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara
kerja ilmiah.
266
Metodologi Penelitian 2017
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan
Definisi yang dikemukakan oleh Brotowidjoyo (1985: 8-9)
adalah, “Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.” Karya ilmiah harus ditulis
secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa
mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah itu
adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data
dan fakta di lapangan, dan bukan kebenaran yang normatif.
Sedangkan menurut (Setiawan, 2010 : 51).Karya ilmiah
adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui
kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan
pengetahuan orang sebelumnya
Dalam wacana yang lain dijelaskan bahwa karya ilmiah
adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu
tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar
267
Metodologi Penelitian 2017
dan bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Jadi, karya ilmiah ditulis bukan sekedar
untuk mempertangungjawabkan penggunaan sumber daya
penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk
mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmih tersebut
secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena suatu karya
ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun
waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Akhadiah, 1991: 24).
Karya ilmiah memenuhi syarat-syarat keilmiahan pada
suatu ilmu tertentu yang dikuasai oleh penulisnya. Hasil
penulisan ilmiah harus bersifat sistematis artinya disusun
dalam suatu urutan teratur, sehingga pembaca mudah
memahami hasil penulisan tersebut. Tulisan ilmiah juga
harus disusun secara logis dan benar. Oleh karena itu,
untuk mencapai keilmiahan yang logis dan benar itu,
seorang penulis karya ilmiah harus memiliki landasan teori
yang kuat. Landasan teori yang kuat akan menyebabkan
keilmiahan yang ditampilkan tidak menyimpang dari suatu
disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Akhadiah, 1988: 20).
Pertanggungjawaban ilmiah tidak hanya berkaitan dengan
susunan (teknis) penulisannya. Penyusunan karya ilmiah
harus memenuhi kaidah, antara lain: (1) penyebutan
268
Metodologi Penelitian 2017
sumber tulisan yang jelas. Jika penyusun karya ilmiah
mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu
harus disebutkan dengan jelas dan lengkap; (2) memenuhi
kaidah penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai
dengan bahasa yang baik dan benar (Wardani, 2007: 20).
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan
informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa
dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,
laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi
umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil,
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah
yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan
simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh
para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
269
Metodologi Penelitian 2017
mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian.
Ciri-ciri Karya Ilmiah
Karya ilmiah menggunakan bahasa keilmuan, yaitu ragam
bahasa yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang
khusus dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang
tertentu. Oleh karena itu penulis karya ilmiah hendaknya
mengambil topic permasalahan karya ilmiah nya sesuai
bidang yang ditekuni agar hasil karya-karya ilmiahnya
dapat lebih terperinci dan mendalam.
Ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah antara
lain:
1.Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh
penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh
pembaca.
2.Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat
penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu
menyusun kalimat dengan subjek dan predikat yang jelas.
3.Tidak Emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan
penulis. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa
diberi tambahan pada subjektifitas penulisnya.
270
Metodologi Penelitian 2017
4.Penggunaan bahasa baku dalam ejaa, kata, kalimat dan
paragraf. Penulis harus menggunakan bahasa mengikuti
kaidah tatabahasa agar tulisannya tidak mengandung salah
tafsir bagi pembaca.
5.Penggunaan istilah keilmuan, artinya penulis karya
ilmiah harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan
bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap
ilmu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang yang
lain.
6.Bersifat dekoratif, artinya penulis dalam karya ilmiah
harus menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki
satu makna.
7.Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan
pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar, dan
kecermatan penulisan.
8.Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraph dalam
setiap bab.
9.Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran. Tulisan
ilmiah hendaknya tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke
penjelasan atau paparan yang hendak disampaikan kepada
pembaca.
271
Metodologi Penelitian 2017
10.Penggunaaan alimat efektif, artinya kalimat itu padat
berisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga makna
yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat mencapai
sasaran (Rahayu, 207 : 50).
Syarat-syarat Ilmiah
Sebuah karya ilmiah dikatakan sebagai tulisan ilmiah
apabila memenuhi syarat-syarat penulisan ilmiah sebagai
berikut:
1.Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat
dipahami pembaca.
2.Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya
bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran
ganda bagi pembacanya.
3.Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan
secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti
metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif,
benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
4.Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis
hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun
secara padat berisi.
272
Metodologi Penelitian 2017
5.Berdasarkan landasan teoritis yang kuat, artinya suatu
hasil karya ilmiah bukan subjektifitas penulisnya, tetapi
harus berlandaskan teori-teori tertentu yang dikuasai secara
mendalam oleh penulis.
6.Tulisan harus relevan dengan ilmu tertentu, artinya
tulisan harus ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu
bidang ilmu tertentu.
7.Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan
ilmiah harus menggunakan landasan teori berupa teori
mutakhir (terbaru).
8.Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku acuan dan
kutipan harus bertanggung jawab dengan menyebutkan
sumber tulisan dalam karya ilmiahnya (Suparno dan M
Yunus, 2007: 20).
Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, hal yang tidak boleh
dilupakan adalah penggunaan bahasa baku. Bahasa baku
merupakan ragam bahasa orang yang berpendidikan, yaitu
bahasa dunia pendidikan. Menurut Parera (1993 : 35)
bahasa baku memiliki tiga sifat utama, antara lain adanya
kemantapan dinamis, ini diwujudkan melalui kaidah
273
Metodologi Penelitian 2017
aturan kebahasaan yang bersifat tetap. Namun,
kemantapan bahasa baku juga bersifat dinamis artinya
bahasa baku masih memungkinkan adanya perubahan
yang bersistem dan teratur di bidang kosa kata dan
peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis
ragam yang diperlukan dalam kehidupan modern. Sifat
kedua yang menandai bahasa baku adalah sifat
kecendikiannya. Kecendikian bahasa berwujud melalui
penyusunan kalimat, pargraf, dan kesatuan bahasa yang
lebih besar yang menunjukkan penalaran dan pemikiran
yang logis, teratur dan masuk akal. Proses kecendikiaan
bahasa itu penting karena pengenalan ilmu dan teknologi
modern, yang kini umumnya masih bersumber dari bahasa
asing, harus dapat dilangsungkan lewat buku bahasa
Indonesia. Sifat ketiga, yang menandai bahasa baku adalah
sifat penyeragaman kaidah. Ada kaidah-kaidah bahasa
yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk semua kepentingan
resmi, dan dipahami secara sama oleh pengguna bahasa
baku.
F. Penulisan Daftar Pustaka
Daftar Pustaka adalahdaftar bacaan yang disarankan untuk
dibaca dan tidak diacu dalam tulisan, baik dalam
tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar untuk memperluas
274
Metodologi Penelitian 2017
wawasan bagi mereka yang ingin mengetahuinya lebih
lanjut. Pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah sudah
dibakukan tersajinya daftar acuan yang dipakai dalam
menyusun naskah karangan.
Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku,
makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan
yang dibaca, tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam
daftar acuan, sedangkan semua sumber yang dikutip secara
langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Akhadiah (1991: 87)
menjelaskan bahwa pada umumnya, unsur yang ditulis
dalam daftar acuan secara berturut-turut meliputi (1) nama
penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan
nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan,
(3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat
penerbitan, dan (5) nama penerbit, halaman (volume dan
nomor halaman untuk jurnal). Unsur-unsur tersebut dapat
bervariasi bergantung jenis sumber pustakanya.
1. Acuan dari Buku Buku yang berisi satu karangan dan
ditulis oleh satu atau lebih dari satu orang. Penulisan
acuan disusun sebagai berikut: Nama penulis ditulis di
depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul buku
275
Metodologi Penelitian 2017
dicetak miring, dengan huruf besar pada awal setiap
kata, kecuali kata hubung. Edisi atau jilid/cetakan
dalam kurung (jika ada). Tempat penerbitan dan nama
penerbit dipisahkan dengan titik dua (:) Contoh: Faizal,
S. 1992. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar
dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press. Beberapa buku
dengan penulis yang sama dan diterbitkan dalam
tahun yang sama. Nama penulis ditulis di depan, data
tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan
seterusnya, yang urutannya ditentukan secara
kronologis atau berdarsarkan abjad judul buku-
bukunya. Contoh: Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career
Ladder Plans: Trends and Emerging Issues. Atlanta,
GA: Career Ladder Clearinghouse. Cornet, L. & Weeks,
K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the
States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
2. Buku yang berisi kumpulan artikel (Ada editornya)
Penulisan acuan sama dengan penulisan acuan dari
buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu
editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di
antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh:
Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual
Education: Teaching English As A Second Language. New
York: Praeger. Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan
276
Metodologi Penelitian 2017
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
3. Acuan dari Artikel dalam Jurnal Nama penulis ditulis
paling depan diikuti tahun penerbitan dan judul
artikel yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf
besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis
dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap
katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata
hubung. Bagian akhir ditulis berturut-turut tahun ke
berapa atau volume (kalau ada), nomor berapa (dalam
kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh: Ahmad, S. 1994. Peranan Ibu dalam
Mempersiapkan Generasi Pembangunan Abad XXI.
Bungawellu: Jurnal Kajian Wanita,1(1), 1 - 22.
4. Acuan dari Internet a) Artikel dalam jurnal Nama
penulis ditulis seperti acuan dari jurnal cetak, diikuti
secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama
jurnal dicetak miring dengan diberi keterangan dalam
kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri
dengan alamat sumber acuan disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh: Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal
Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), jilid 5, No. 4,
277
Metodologi Penelitian 2017
(http://www.malang.ac.id, Diakses 20 Januari 2000).
b) Karya Individual Nama penulis ditulis seperti acuan
dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tahun, judul karya dicetak miring dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri
dengan alamat sumber acuan disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh: Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A
Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm
before the Storm
(Online),(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/surv
ey.html, Diakses 1Juni 1996).
c) Bahan Diskusi Nama penulis ditulis seperti acuan
dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh
tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama
bahan diskusi dicetak miring, dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri
dengan alamat e-mail sumber acuan tersebut disertai
dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda
kurung. Contoh: Wilson, D. 20 November 1995.
Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion List, (Online),
([email protected], Diakses 22
November 1995).
278
Metodologi Penelitian 2017
d) E-mail Pribadi Nama pengirim (jika ada) ditulis
paling depan disertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut
oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak
miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam
kurung (alamat e-mail yang dikirimi). Contoh: Naga,
Dali. S. ([email protected]). 1 Oktober 1997. Artikel
untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah
5. Acuan Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya pada daftar acuan sama dengan acuan
dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan
penyebutan CD-Romnya dalam kurung. Contoh:
Krashen, S., Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate
and Eventual Attainment in Second Language
Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM
Quarterly-Digital, 1997).
6. Acuan dari Karya Terjemahan. Nama penulis asli
ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya
asli (kalau tahun tidak tercantum ditulis "tanpa tahun",
judul terjemahan, nama penerjemah, tahun
terjemahan, tempat penerbitan dan nama penerbit
terjemahan. Contoh: Berg, A. & Muscat, R. 1975. Faktor
Gizi. Terjemahan oleh Sediaoetama, A. D. 1987. Jakarta:
279
Metodologi Penelitian 2017
Bhratara Karya. Boserup, E. 1970. Peranan Wanita
dalam Perkembangan Ekonomi. Terjemahan oleh
Joebhaar, M. & Sunarto. 1984. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
7. Acuan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi Nama
penyusun paling awal, diikuti tahun yang tercantum
pada sampul, judul skripsi atau disertasi dicetak biasa
diikuti dengan pernyataan Skripsi, Tesis atau Disertasi
dicetak miring, kemudian pernyataan tidak
diterbitkan. Nama kota tempat perguruan tinggi, dan
nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi
Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK.
Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana IKIP Malang.
8. Acuan dari Buletin Nama penulis diikuti tahun
penerbitan, judul artikel, kemudian nama Buletin
dicetak miring, dan nomor terbitan, tahun keberapa,
dan halaman artikel. Contoh: Suyono, H. 1994.
Membangun Keluarga Sejahtera Ikut Mengentaskan
Kemiskinan. Buletin KB Nasional, No. 2. Tahun I, 3 - 4.
9. Acuan dari Laporan Nama laporan ditulis paling awal,
diikuti tahun, judul artikel, kota penerbitan, nama
lembaga yang menerbitkan (mengeluarkan laporan).
280
Metodologi Penelitian 2017
Contoh: Population Report. 1995. More Evidence in the
Cancer Debate. Baltimore, MD: The Johns Hopkins
School of Hygiene and Public Health, Population
Information Programs, Center for Communication
Programs.
10. Acuan dari Prosiding/Risalah Penulisan identitas
acuan dimulai dengan nama penulis, diikuti tahun,
judul artikel. Diikuti kata "Dalam" kemudian nama
penyunting atau editor (kalau ada), nama prosiding/
risalah dicetak miring, nomor halaman artikel dalam
kurung, kota tempat berlangsungnya kegiatan, dan
lembaga penyelenggara kegiatan (atau kota penerbitan
dan nama penerbit). Contoh: Achir, Y. A. &
Wirosuhardjo, K. 1995. Pengembangan Sikap
Menyukai Makanan Tradisional Melalui Pendidikan.
Dalam F. G. Winarno., N. L. Puspitasari. & F.
Kusnandar, (Eds.) Prosiding Widyakarya Nasional
Khasiat Makanan Tradisional (259-264). Jakarta:
Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI.
11. Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar,
Penataran, Lokakarya Nama penyusun ditulis paling
awal, diikuti tahun penyajian, judul makalah, diikuti
pernyataan Makalah disajikan dalam (nama
pertemuan dicetak miring), lembaga penyelenggara,
281
Metodologi Penelitian 2017
tempat, dan tanggal penyelenggaraan. Contoh:
Suhardjo. 1992. Pengorganisasian Pengajaran Berdasar
Teori Elaborasi. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Teknologi Pendidikan dan Kongres II Ikatan
Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia. IKIP Malang,
Malang, 17 - 19 November.
12. Acuan dari Dokumen Resmi Pemerintah tanpa nama
Penulis
a) Dokumen yang Diterbitkan oleh suatu Penerbit
Tanpa Lembaga Judul atau nama dokumen ditulis
paling awal dengan cetak miring, diikuti tahun
penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama
penerbit. Contoh: Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta
Jaya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
1989. Jakarta: PT Kresiasi Jaya Utama.
b) Dokumen yang Ditulis Atas Nama Lembaga dengan
atau Tanpa Penerbit Nama lembaga penanggungjawab
ditulis paling awal, diikuti dengan tahun, judul
karangan yang dicetak miring, nama tempat
penerbitan, dan nama lembaga yang
bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut,
atau nama penerbit (kalau ada) Contoh: Badan
282
Metodologi Penelitian 2017
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1992.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta: Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1991
tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Balai Pustaka.
(Parera, 1993: 34 – 40) Sebagai catatan, kaidah
penulisan daftar pustaka dalam penulisannya tetap
mengacu pada bahasa selingkung di perguruan tingi
masing-masing. Maksudnya, bahwa setiap perguruan
tinggi memiliki acuan tersendiri yang biasanya
tercantum di dalam buku panduan penulisan skripsi,
tesis maupun disertasi. Dengan demikian mahasiswa
dalam penulisan notasi ilmiah maupun daftar pustaka
harus berpegangan dari buku acuan tersebut. Adapun
kaidah di atas adalah kaidah umum yang bisa dipakai
diberbagai perguruan tinggi.
Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah
1. Karya Tulis
283
Metodologi Penelitian 2017
Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberikan
kepada siswa sekolah menengah mengenai salah satu aspek
satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat komponen
masalah, tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan.
Panjangnya kurang lebih sepuluh halaman ketikan dua
spasi pada “kertas ukuran A4”.
2. Makalah
Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk
disajikan dalam seminar atau simposium. Tebalnya sekitar
15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran
A4, termasuk abstrak dan daftar pustaka.
Makalah juga harus disusun berdasarkan hasil penelitian,
entah penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Jadi,
semua komponen penelitian ada tercakup di dalamnya.
Namun, format susunannya tidak perlu formal seperti pada
skripsi, tesis, dan disertasi. Abstrak yang diletakkan pada
awal makalah, biasanya berisi tujuan penulisan, masalah
penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak lazim berisi
kata kunci dari abstrak itu.
Kemajuan teknologi dewasa ini tidak menuntut penyaji
makalah membacakan makalahnya melainkan hanya
menjelaskan makalah dari power point yang ditayangkan.
284
Metodologi Penelitian 2017
3. Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain yang
ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan
strata satu (S1). Masalah yang diajukan berkenaan dengan
salah satu aspek yang menjadi substansi bidang keilmuan
yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari
sebuah karya tulis. Semua komponen penelitian yang
dikemukakan pada subbab 8.1 harus jelas tampak dalam
sebuah skripsi.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan
fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian
langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak
langsung (study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi
harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu
logis dan empiris. Jumlah halaman untuk skripsi minimal
60 halaman. Kalau karya tulis tidak diujikan, dan makalah
disajikan dalam suatu seminar atau suatu pertemuan
ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu sidang ujian
skripsi.
4. Tesis
285
Metodologi Penelitian 2017
Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam
pendidikan strata dua. Isinya merupakan pendalaman dari
salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis
juga diujikan dalam satu sidang ujian tesis.
Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang
diperoleh dari perguruan tinggi guna memperluas
khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah
master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru
dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu
hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman
untuk Tesis minimal 80 halaman.
5. Disertasi
Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam
pendidikan strata tiga. Isinya merupakan tinjauan filosofis
terhadap satu aspek atau segi dari bidang ilmu yang diteliti.
Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada
pendidikan strata tiga. Mengapa? Karena induk dari segala
ilmu adalah filsafat. Mereka yang sudah menyelesaikan
pendidikan strata tiga atau yang telah menyelesaikan
disertasi dikatakan pengetahuannya telah sampai pada
tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau di negara lain,
mereka yang telah lulus dalam pendidikan strata tiga diberi
286
Metodologi Penelitian 2017
gelar Ph. D (Philosophy Degree). Artinya, telah mencapai
derajat filosof.
Disertasi merupakan suatu karangan ilmiah yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan
oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru
besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi, desertasi
berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan
menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap
suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,
penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri,
penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah
halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman
6. Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah
suatu penelitian dilakukan. Laporan penelitian juga berisi
komponen masalah, metode penelitian, objek penelitian,
instrumen penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi
untuk melakukan sesuatu yang lain berdasarkan hasil
penelitian itu.
• Macam-Macam Laporan Ilmiah
287
Metodologi Penelitian 2017
1. Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan
dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status
organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan,
atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala
Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero
adalah contoh-contoh laporan periodis.
2. Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi
tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti
pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3. Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan
tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda
(biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu
bangunan, pabrik, atau sumber alam.
4. Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan
dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan
dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak
288
Metodologi Penelitian 2017
daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat
cara menaikkan efisiensinya.
1. Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang
penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh
dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi,
dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian,
universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor
pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap
menerbitkan laporan-laporan itu.
Dengan melihat penggolongan laporan ilmiah tersebut,
suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan
ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin
berbeda-beda menurut setiap bidang ilmu. Walaupun
sangat beragam dan variatif, macam laporan ilmiah dapat
dikategorikan menjadi hal-hal berikut.
1. Laporan kemajuan: yaitu laporan yang
disampaikan untuk melihat perkembangan
kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk
melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan
bagaimana rencana antisipasinya.
289
Metodologi Penelitian 2017
2. Laporan akhir: laporan ini dapat didahului laporan
kemajuan untuk melihat pencapaian yang
diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan
penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.
3. Laporan berkala: disusun untuk melihat suatu
kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan,
dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat
diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode
yang satu dengan periode lainnya.
4. Laporan hasil uji: laporan ini perlu juga
menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan
informasi ilmiah tentang sesuatu, karena
dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan
tertentu.
• Ciri-Ciri Laporan Ilmiah
Berikut adalah ciri-ciri laporan ilmiah menurut Mukayat
Brotowidjojo :
1. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang
tertentu. Laporan dibuat atas permintaan atau perintah.
Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis
untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka.
Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada
290
Metodologi Penelitian 2017
pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya
laporan berbentuk pamflet atau selebaran.
2. Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan
atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang
terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi,
pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran.
Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan
nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam
surat-menyurat formal.
3. Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya
terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan,
kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifi k.
Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, pendapat
pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data
laporan itu tak cukup atau bertentangan satu dengan
lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari bahwa
konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
4. Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus
dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan
pendapat penyaji data atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar
pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis
ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan,
291
Metodologi Penelitian 2017
bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan ungkapan
yang ceroboh.
5. Judul, sub-judul, dan sub-sub judul, disusun dan
diatur dengan perencanaan yang mantik. Dalam Kamus
Bahasa Indonesia, mantik diartikan dengan (1) cara berpikir
yang hanya mendasarkan pikiran belaka; (2) perkataan
yang benar. Laporan yang disajikan dengan baik dapat
digunakan sebagai acuan.
Adapun ciri-ciri laporan ilmiah yang lainnya, yaitu sebagai
berikut:
• Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri
dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan
yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian
penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan
tersebut.
• Komponen dan Substansi
292
Metodologi Penelitian 2017
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,
namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan,
bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah
yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
• Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa
impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
• Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah dan
kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
• Syarat Penulisan Laporan Ilmiah
1. Komunikatif yaitu uraian yang disampaikan dapat
dipahami pembaca. Kata dan kalimat yang disusun penulis
hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman penulis
hendaknya sama dengan pemahaman pembaca.
293
Metodologi Penelitian 2017
2. Bernalar yaitu tulisan itu harus sistematis,
berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan
mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara
objektif, benar, dan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Ekonomis yaitu kata atau kalimat yag ditulis
hendaknya diseleksi sedekimian rupa sehingga tersusun
secara padat berisi.
4. Berdasarkan landasan teori yang kuat yaitu suatu
hasil karya ilmiah bukan subjektivitas penulisnya, tetapi
harus berlandaskan pada teori – teori tertentu yang dikuasai
secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian
berdasar teori – teori tersebut.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu
yaitu tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang
menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Maka, tulisan
ilmiahnya harus menunjukkan kedalaman wawasan dan
kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu
tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu
akan tampak melaluin teori, pendekatan, pemaparanyang
selalu berlandaskan pada prinsip – prinsip ilmu tertentu.
6. Memiliki sumber penopang mutakhir yaitu tulisan
ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori
294
Metodologi Penelitian 2017
mutakhir (terbaru). Penulis ilmiah harus mencermati teori –
teori mutakhir melalui penelusuran internet atau jurnal
ilmiah.
7. Bertanggung jawab yaitu sumber data, buku acuan,
dan kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan
dan ditulis dalam karya ilmiah. Teknik penulisan yang
tepat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar juga
termasuk bentuk tanggung jawab seoranng penulis karya
ilmiah.
Mukayat Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan
bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya sama
seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai
berikut.
1. Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal
yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama
itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman
orang lain.
1. Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik
tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi
pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan
pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.
Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan
295
Metodologi Penelitian 2017
kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta
harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan
menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi
seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik
dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang
meyakinkan tidak boleh dibuang.
1. Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus
menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi
dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan
rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan,
bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu
bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat
mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang
fakta.
1. Kemampuan untuk menganalisis dan
menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis.
Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan
bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya
satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan
cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak
boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data
saja, atau membuang data yang ia anggap tidak
296
Metodologi Penelitian 2017
mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data
itu tidak meragukan.
1. Kemampuan mengatur fakta secara sistematis.
Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik,
supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu
perencanaan dan penalarannya.
1. Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu
disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang
(tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang
dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat
dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan
lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya,
semuanya itu tergantung pembacanya.
• Jenis Laporan Ilmiah
• Laporan Lengkap (Monograf): laporan hasil
penelitian yang lengkap mencakup atau berisi:
• Proses penelitian secara menyeluruh dengan
mengutarakan semua teknik dan pengalaman peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
• Teknik penulisan harus menjelaskan hal-hal yang
sebenarnya terjadi.
297
Metodologi Penelitian 2017
• Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di
setiap tahap analisis misalnya tentang
peggantian/penukaran teknik/model yang digunakan.
• Menyampaikan kegagalan yang dialami dan
kendala yang dihadapi.
• Artikel Ilmiahadalah perasan (inti sari) dari laporan
lengkap (monograf), yang disusun lebih padat dan
disesuaikan dengan jumlah halaman yang disediakan
dalam jurnal-jurnal ilmiah.
• Laporan Ringkas (Summary Report) adalah
laporan yang disusun atau ditulis kembali berdasarkan
artikel ilmiah atau studi-studi yang berkenaan dengan
kepentingan masyarakat dalam bentuk yang mudah
dipahami dan dengan bahasa yang tidak terlalu teknis.
Laporan ini hanya memuat temuan-temuan utama saja
tanpa menyajikan desain dan metode yang dipakai dalam
melakukan penelitian.
• Laporan untuk Administrator dan Pembuat
Keputusanadalah laporan yang memuat tentang hal-hal
penting dalam pembuatan keputusan oleh pihak pimpinan.
Laporan ini tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena
298
Metodologi Penelitian 2017
pihak administrator dan pembuat kebijakan tidak
memerlukan laporan demikian.
• Kerangka Laporan Ilmiah
Kerangka karya ilmiah terdiri dari:
1. Bagian Pembuka
• Cover
• Halaman judul.
• Halaman pengesahan.
• Abstraksi
• Kata pengantar.
• Daftar isi.
2. Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah.
1.2 Perumusan masalah.
1.3 Pembahasan atau pembatasan masalah.
299
Metodologi Penelitian 2017
1.4 Tujuan penelitian.
1.5 Manfaat penelitian.
Bab II Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
2.1 Pembahasan teori
2.2 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
2.3 Pengajuan hipotesis
Bab III Metodologi penelitian
3.1 Waktu dan tempat penelitian.
3.2 Metode dan rancangan penelitian
3.3 Populasi dan sampel.
3.4 Instrumen penelitian.
3.5 Pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian
4.1 Jabaran varibel penelitian.
4.2 Hasil penelitian.
4.3 Pengajuan hipotesis.
300
Metodologi Penelitian 2017
4.4 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan
teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bab V Penutupan
• Kesimpulan
• Saran
4. Bagian penunjang
• Daftar pustaka.
• Lampiran- lampiran antara lain instrumen
penelitian.
• Daftar Tabel
301
Metodologi Penelitian 2017
Bab 15
Laporan Hasil Penelitian
A. Pengertian Laporan Penelitian
Laporan penelitian dalam bahasa Inggris report
berasal dari bahasa Latin portare yang berarti membawa,
menyangkut, menyampaikan. Penelitian menurut
Kerlinger ialah proses menemuan yang mempunyai
karakteristik sistematik dan terkontrol, empiris dan
berdasarkan pada tiori dan hipotesis atau jawaban
sementara. Menurut Bahdin (35:2005) laporan penelitian
adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari beberapa
pengertian menurut para ahli yaitu, laporan penelitian
adalah kerja akhir dari suatu proses panjang atau pendek
dari suatu penelitian atau tahapan penelitian tertentu yang
merupakan deskripsi sementara ataupun terakhir yang
disusulah secara sistematis, obyektif, ilmiah, dan
dilaksanakan tepat pada waktunya. Laporan penelitian
menjadi semakin penting setelah dijadikan peninggalan
tertulis dari suatu penelitian yang telah dilaksanakan.
B. Tujuan Laporan Penelitian
302
Metodologi Penelitian 2017
1. Untuk mengenal pasti masalah
Dalam penulisan laporan penelitian yang dibuat harus bisa
membuat pembaca ataupun penulis benar-benar mengenali
bahan yang dibahas.
2. Mencanangkan penyelesaian
Dalam setiap laporan penelitian biasanya disugukan
dengan masalah dan tentunya membutuhkan solusi untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian yang di
canangkan harus tepat sehingga tujuan yang ingin
disampaikan dapat tercapai.
3.Mencanangkan tindakan yang perlu dilakukan
Dalam hal ini penulis hendaknya mencantumkan beberapa
tindakan yang perlukan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada sehingga ada kejelasan berupa
fakta bukan hanya opini semata.
4. Membuat kesimpulan
Kesimpulan merupakan inti dari penelitian yang sudah di
buat oleh penulis. Kesimpulan memegang peranan penting
agar pembaca dapat memahami keseluruhan dari isi
laporan yang di buat serta tujuan dan juga manfaatanya.
303
Metodologi Penelitian 2017
C. Manfaat Laporan Penelitian
1. Menyampaikan informasi (presentation of information).
Tujuan dari penulisan laporan adalah untuk
menyampaikan informasi seputar penelitian yang sudah
dibuat oleh penulis. Informasi-informasi yang disampaikan
tentunya diharapkan dapat berguna bagi masyarakat.
2. Komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu maksud
kepada pihak yang disarankan. Seperti yang kita ketahui
bahwa laporan penelitian merupakan komunikasi tertulis
dimana ide penelitian disampaikan oleh penulis lewat
media tulis. Keguanaannya adalah untuk mempermudah
komunikasi sehingga mengurangi pertemuan tatap muka,
media tulisan yang dipilih sudah bisa mewakili apa yang
ingin disampaikan oleh penulis.
3. Dokumen yang memberikan maklumat, laporan, ide
kepada pembaca tentang suatu hal. Laporan penelitian
adalah sebuah dokumen sah yang memuat suatu ide untuk
disampaikan kepada penulis.
D. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh
karena itu penulisan nya harus sesuai dengan kode etik
304
Metodologi Penelitian 2017
penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat
norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya
ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan
perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan
penyebutan sumber data atau informan.
Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam)
bab. Sebelum bab-bab laporan, ada bagian pendahuluan
yang memberikan gambaran umum mengenai laporan.
Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari
beberapa halaman yang berisi:
1. Halaman judul
a. Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.
b. Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di
baca sepintas.
c. Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi
yang sedang di teliti.
2. Halaman persetujuan
Halaman persetujuan merupakan halaman yang
berisi persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap
proses, hasil dan laporan penelitian siswa atau mahasiswa.
305
Metodologi Penelitian 2017
3. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian.
Tanda pengesahan promotor yang menyatakan bahwa
laporan sudah sah.
4. Abstrak
a. Merupakan ringkasan hasil penelitian yang
lengkap.
b. Mencangkup permasalahan (latar belakang),
metode, dan hasil penelitian.
c.Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam
abstrak.
5. Kata pengantar
Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang
masalah tujuan, lembaga yang mensponsori peneliatian,
dan sebagainya. Pengantar dapat ditulis oleh orang yang
memimpin atau oleh lembaga penelitian atau oleh
seseorang yang mewakili lembaga yang mensponsori
penelitian.
6. Daftar isi
306
Metodologi Penelitian 2017
Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali
bagian-bagian laporan dan mereka dapat melihat
hubungann antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
7. Daftar tabel
8. Daftar gambar atau grafik (jika ada)
Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan
laporan yang terdiri dari enam bab adalah sebagai berikut.
1) Bab I (Pendahuluan)
Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat memperkenalkan
secara ringkas kepada pembaca tentang masalah penelitian,
ruang lingkupnya, keguanaan teoritis, serta praktisnya,
tinjauan pustaka dan kerangka teori, serta metode
peneliatian. Ikhwal bagaimana membuat rumusan masalah,
tinjauan masalah, kerangka teori, dan penentuan metode
penelia, pada uraian bab II.
2) Bab II (Metodologi Penelitian)
Hal serupa dijelaskan metode penelitian pada dasarnya
adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan
tertib yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
307
Metodologi Penelitian 2017
untuk memecahkan suatu masalah (penelitian) guna
mendapatkan kebenaran yang objektif.
3) Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan)
Pada bagian ini dikemukakan hasil serta analisis data yang
diperoleh pada tahap penyedian data sehingga diperoleh
rumusan kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang
menjadi obyek penelitian.
4) Bab IV (Kesimpulan dan Saran)
Kesimpulan harus perkataan singkat dan tepat yang
dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam
kesimpulan ini akan terjamin akan tercermin jawaban darai
masalah yang diajukan dalam penelitian dan sekaligus
mencerminkan apa yang menjadi isi pada bagian hasil dan
pembahasan. Saran dirumuskan berdasarkan pengalaman
dan pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada peneliti
yang sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang
serupa ataumengembangkan penelitian yang telah
dilakukan.
5) Bab V (Daftar Pustaka)
Semua dokumen, baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan, yang digabungkan pada laporan kita
308
Metodologi Penelitian 2017
semuanya dicantumkan sebagai daftar kepustakaan yang
ditempatkan dibagian akhir lapoaran.
6) Bab VI (Lapiaran – lampiran)
Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis yang akan tampak
tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan atau
akan tidak pantas karena akan mengganggu kelancaran
penyajian laporan.
RANGKUMAN
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Macam-macam laporan ilmiah menurut Brotowidjoyo
adalah sebagai berikut :
1. Laporan Periodis
2. Laporan Kemajuan
3. Laporan Hasil Uji
4. Laporan Rekomendasi
309
Metodologi Penelitian 2017
5. Laporan Penelitian
Ciri-ciri laporan ilmiah adalah sebagai berikut :
• Struktur Sajian
• Komponen dan Substansi
• Sikap Penulis
• Penggunaan Bahasa
Format dari kerangka karya ilmiah adalah terdiri dari:
1.Bagian Pembuka
• Cover
• Halaman judul.
• Halaman pengesahan.
• Abstraksi
• Kata pengantar.
• Daftar isi.
2. Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
310
Metodologi Penelitian 2017
1.1 Latar belakang masalah.
1.2 Perumusan masalah.
1.3 Pembahasan atau pembatasan masalah.
1.4 Tujuan penelitian.
1.5 Manfaat penelitian.
Bab II Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
2.1 Pembahasan teori
2.2 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
2.3 Pengajuan hipotesis
Bab III Metodologi penelitian
3.1 Waktu dan tempat penelitian.
3.2 Metode dan rancangan penelitian
3.3 Populasi dan sampel.
3.4 Instrumen penelitian.
3.5 Pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian
311
Metodologi Penelitian 2017
4.1 Jabaran varibel penelitian.
4.2 Hasil penelitian.
4.3 Pengajuan hipotesis.
4.4 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis
tentang hasil yang didapatnya.
Bab V Penutupan
• Kesimpulan
• Saran
4. Bagian penunjang
• Daftar pustaka.
• Lampiran- lampiran antara lain instrumen
penelitian.
• Daftar Tabel
SedangkanPengertian dasar laporan ialah menyajikan fakta
secara objektif dan jelas. Peranan Laporan sebagai media
komunikasi yang baik. Fungsi laporan penelitian untuk
keperluan studi akademis, pengembangan ilmu
312
Metodologi Penelitian 2017
pengetahuan, keperluan lembaga masyarakat, lembaga
pemerintahan, atau lembaga bisnis tertentu.
Laporan penelitian biasanya terdiri dari lima atau enam bab
yang berisi diataranya pendahuluan, metodelogi penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran,
daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.
313
Metodologi Penelitian 2017
DAFTAR PUSTAKA
Abu Zakariya Yahya, Imam. Riadhus Shalihin. 1994. Surabaya: PT Bungkul Indah.
Akhadiah, Sabarti. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Alkaf, Halid Nuraida. 2009. Metodologi Penelitian Penelitian. Ciputat: Islamic Research publishing.
Anggoro, Toha. 2008. Materi Pokok Metode Penelitian Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Bandung, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian 2006. jakarta. Rineka Cipta. Edisi Revisi VI.
Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Prenada Media Group. Jakarta.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian Kontemporer). Jakarta: Rajawali Press, 2001.
Creswell, John W. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. California: Sage Publications, Inc., 1994.
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung; Pustaka Setia, 2002.
Dordrecht, D. Reidel, 1973 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo.
314
Metodologi Penelitian 2017
Erlangga. ________, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga. J.D. Parera. 1993. Bahasa Indonesia Sebagai Matakuliah Dasar Umum. Jakarta.
Erlangga. Keraf, Gorys. 1978. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende: Nusa Indah.
Garna, Judistira K., Ilmu-Ilmu Sosial: Dasar – Konsepsi – Posisi
Hadi, Amirul dan Haryono. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Hadi, Amirul. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan II. Bandung: Pustaka Setia.
Haryono. 1998. Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Imam Suprayogo dan Topbroni, Methodologi Penelitian Sosial Agama (Cet. XII; Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003).
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Kasiram Moh. H, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, Malang, UIN Malang Press, Cet. I
Kountur, Rony. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: PPM. M. Burhan Bungin. 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif :
Komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mahsun. 2005. penelitian bahasa: tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Grafindo Persadan.
315
Metodologi Penelitian 2017
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) . Jakarta: Bumi Aksara.
Minto Rahayu. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT. Grasindo.
Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Mubah, S. (2007).Penelitian Analisis Data Sekunder Mukhlis, A. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Konsep Dasar
dan Langkah – langkah. Surabaya: Unesa. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Mustaqim, Abdul, Menjadi Orang Tua Bijak, Bandung : Al-
Bayan PT Mizan Pustaka, 2005. RA., Johnson and Wichern DW. Applied Multivariate
Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Chiffs, 2005.
Setiawan, Budhi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Salatiga: Widyasari Press.
Setyosari Punaji H, 2010 Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, cet. I
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 2001.
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra Uhar, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung, PT. Refika Aditama, Cet. I
316
Metodologi Penelitian 2017
Suharsimi Arikunto. 2000. Manaj emen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (cet. XII; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002).
Suherman, Ayi. 2013. Penelitian Pendidikan. Cimahi. CV. ArjunaIndra.
Sukardi, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke 12
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2013.
Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPS UPI dan PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Sukmadinata, Nana. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Suparno dan M. Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suranto. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan dengan Program
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: KENCANA
Tim pelatih proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resesearch).
Tim Pustaka Phoenix, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Media Pustaka Phonix
Titus, Harold H., Living Issues in Philosophy: An Introductory Textbook
317
Metodologi Penelitian 2017
Tondl, Ladislav, Scientific Prosedures: A Contribution Concerning the Methodological Problem of Scientific Consepts and Scientific Explanation
Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Cet. V; Bandung: PT Remaja Rosdakarya dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
RIWAYAT PENULIS
318
Metodologi Penelitian 2017
Iswadi, M. Pd dilahirkan di desa Mesjid Laweung, 01
November 1979 sebagai anak kelima dari sembilan
bersaudara. Ayah nya bernama Mohd Amin dan Ibu
bernama Hamidah. dia telah memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (2005) kemudian melanjutkan
Kursus Perguruan Lepas Ijazah (KPLI) di Institut
Perguruan Darul Aman Malaysia (2006) dan
menyelesaikan program Magister Pendidikan di
Unsyiah (2009). Sejak sekolah dasar hinggga sekolah
menengah penulis selalu optimis belajar . Hal itu
membawa nya ke luar negeri ketika selesai
menempuh Program Sarjana Pendidikan Biologi di
Universitas Serambi Mekkah Aceh. penulis
mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah
Malaysia pada tahun 2006. Selanjutnya, prestasi yang
sudah dia ukir di bangku sarjana dan KPLI tidaklah
cukup bagi nya untuk mengabdi kepada nusa dan
bangsa. Tahun 2007 dia terus berusaha untuk menjadi
yang terbaik untuk Indonesia dengan kuliah melalui
Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS)yang
merupakan program beasiswa dari Dikti untuk dosen
di Magister Administrasi Pendidikan Universitas
319
Metodologi Penelitian 2017
Syiah Kuala. Alhasil juga lulus tepat waktu pada
Tahun 2009 , dan saat ini sedang menyelesaikan studi
di program doktoral Manajemen Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta dengan program Beasiswa
Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI, saat ini penulis juga berprofesi sebagai dosen
tetap di STKIP Kusuma Negara Jakarta, Kegiatan
mengajar telah di mulai sejak masih mahasiswa tahun
2004, yaitu sejak menjadi staf pengajar di pesantren
Oemar Dian Indrapuri Aceh Besar dilanjutkan dengan
staf pengajar di SMA Negeri 5 Banda Aceh, SMA
Negeri 4 Banda Aceh, staf SMA Negeri 10 Fajar
Harapan, MAS Ruhul Islam Anak Bangsa dan SMA
Lab School Unsyiah. Disamping itu, begitu selesai
pendidikan sarjana di Universitas Serambi Mekkah
Aceh, dia langsung menjadi asisten dosen di fakultas
Tarbiyah UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Selanjutnya
dia juga aktif sebagai dosen STIK Pantekulu Banda
Aceh. Sekembali dari studi di Malaysia tahun 2006 dia
langsung diangkat menjadi Dosen tetap di
Universitas Serambi Mekkah Aceh. Namun tetap aktif
mengajar di PTS lainnya seperti Universitas
320
Metodologi Penelitian 2017
Abulyatama Aceh, Universitas Iskandar Muda Aceh,
STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh,
Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh, dan sejak
tahun 2015 telah pindah unit kerja menjadi dosen
tetap di STKIP Kusuma Negara Jakarta sekaligus
dosen lepas di Universitas Mr. Moestopo (beragama)
Jakarta. Di bidang birokrasi akademik dia pernah
menjabat sebagai Pembantu Dekan III FKIP
Universitas Serambi Mekkah Aceh. Kiprah nya di
bidang politik juga pernah berperan sebagai Ketua
Rumah Kreasi Indonesia Hebat Provinsi Aceh periode
2014-2019, yaitu salah satu organisasi relawan Jokowi-
JK pada saat pilpres tahun 2014 lalu dan sukses
bersama tim mewujudkan kemenangan Jokowi-JK
sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-
2019.
Di samping itu, dia aktif juga di bidang sosial karena
saat ini dia sedang menjabat sebagai Ketua Lembaga
Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Aceh periode
2015–Sekarang. Di bidang pendidikan, dia pernah
menjadi Koordinator Tim Perumus Simposium Guru
321
Metodologi Penelitian 2017
dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI Tahun 2015.
dia bersama tim akademisi sudah berhasil
merumuskan prosiding dan jurnal dari karya-karya
guru se-Indonesia.
“Orang Yang Memahami Orang Lain Adalah
Bijaksana,Orang Yang Memahami Diri Sendiri Bebas dari
Prasangka (Loo Tzu, Filsuf China)’’
322
Metodologi Penelitian 2017