metodologi penelitian - stkip kusuma negara

326
Metodologi Penelitian Buku ini ini membahas secara mendalam konsep-konsep teoretis dan praktis pelaksanaan penelitian karena bidang penelitian dewasa ini terasa semakin mendapat prioritas terutama bagi mereka yang ingin mendapatkan penemuan baru. mengingat pentingnya kegiatan penelitian maka penulis berkeinginan untuk menyusun Buku ini untuk dapat dijadikan referensi atau pedoman praktis kepada pihak yang ingin mendalami metodologi penelitian . Isi pokok buku ini meliputi: (1) Teori Pengembang Ilmu, (2) Konsep Dasar Penelitian Pendidikan, (3) Arti Metodologi dan jenis Penelitian , (4) Ragam Penelitian Pendidikan, (5) Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif(6) Penelitian Eksperimen (7) Perumusan Masalah Penelitian, (8) Sumber dan Variabel Penelitian, (9) Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling, (10) Instrumen Penelitian, (11) Penelitian Tindakan Kelas, (12) Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian, (13) Aplikasi Penelitian Pada Pendidikan (14) Menulis Karya Tulis Ilmiah, dan (15) Laporan Hasil Penelitian. dengan harapan dapat dijadikan bekal bagi para mahasiswa dalam Memperoleh bahan bacaan guna memahami dasar pengetahuan tentang metodologi penelitian Kehadiran buku ini diharapkan supaya mahasiswa memiliki wawasan yang mendalam tentang konsep penelitian pendidikan dan mampu menyusun serta melaksanakan penelitian di bidang pendidikan pada akhir masa studi dan kelak pada saat berkerja di lingkungan persekolahan.

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

Metodologi Penelitian

Buku ini ini membahas secara mendalam konsep-konsep teoretis dan

praktis pelaksanaan penelitian karena bidang penelitian dewasa ini

terasa semakin mendapat prioritas terutama bagi mereka yang ingin

mendapatkan penemuan baru. mengingat pentingnya kegiatan

penelitian maka penulis berkeinginan untuk menyusun Buku ini untuk

dapat dijadikan referensi atau pedoman praktis kepada pihak yang

ingin mendalami metodologi penelitian . Isi pokok buku ini meliputi:

(1) Teori Pengembang Ilmu, (2) Konsep Dasar Penelitian Pendidikan,

(3) Arti Metodologi dan jenis Penelitian , (4) Ragam Penelitian

Pendidikan, (5) Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif(6)

Penelitian Eksperimen (7) Perumusan Masalah Penelitian, (8) Sumber

dan Variabel Penelitian, (9) Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling,

(10) Instrumen Penelitian, (11) Penelitian Tindakan Kelas, (12)

Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian, (13) Aplikasi Penelitian

Pada Pendidikan (14) Menulis Karya Tulis Ilmiah, dan (15) Laporan

Hasil Penelitian. dengan harapan dapat dijadikan bekal bagi para

mahasiswa dalam Memperoleh bahan bacaan guna memahami dasar

pengetahuan tentang metodologi penelitian

Kehadiran buku ini diharapkan supaya mahasiswa memiliki wawasan

yang mendalam tentang konsep penelitian pendidikan dan mampu

menyusun serta melaksanakan penelitian di bidang pendidikan pada

akhir masa studi dan kelak pada saat berkerja di lingkungan

persekolahan.

Page 2: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita persembahkan kepada Allah SWT dengan

limpahan Rahmat dan petunjuk-Nyalah kita masih diberikan sedikit

ilmu yang dapat berguna bagi Agama, Bangsa dan seluruh umat

manusia. Tak lupa selawat beriring salam kita haturkan kepada

junjungan kita NABI besar Muhammad SAW yang telah membimbing

umat manusia dari alam kebodohon kealam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

D e n g a n p e n u h S e m a n g a t d a n p e r j u a n g a n

a k h i r n y a P e n u l i s b i s a menyelesaikan buku Metodolgi

Penelitian dengan harapan dapat dijadikan bekal bagi para

mahasiswa terutama bagi mereka yang ingin mendapatkan

penemuan baru.

Mengingat pentingnya kegiatan penelitian maka penulis

berkeinginan untuk menyusun Buku ini untuk dapat dijadikan

referensi atau pedoman praktis kepada pihak yang ingin mendalami

metodologi penelitian

Kehadiran Buku ini Akan menambah dan melengkapi

khasanah buku nasional yang telah ada dengan informasi dan metode

penyampaian lebih Muktakir dan terkini , penyebaran buku

metodologi penelitian Telah menyebar keseluruh Perguruan Tinggi

di Indonesia sehingga sangat tepat buku ini dijadikan sebagai

panduan dan pegangan bagi mereka yang ingin mendapatkan

penemuan baru.

Penulis Berkeinginan mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada semua pihak yang telah mendukung terciptanya Buku

metodologi penelitian , Semoga buku ini mampu memberikan

Page 3: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

manfaat yang berarti bagi pihak yang ingin mendalami metodologi

penelitian. Penulis turut berdo’a agar Buku ini dapat berguna bagi

semua Pembaca, Insyaallah Penulis akan mempertahankan ilmu

yang berguna yang telah Penulis dapatkan dan dapat Penulis transfer

melalui Buku ini .

Akhirnya dengan segala kerendahan hati Penulis mohon maaf

lahir batin jika dalam Buku metodologi penelitian ini terdapat

kekurangan serta kekeliruan untuk perbaikan dikemudian hari,

semua saran dan kritik yang membangun semangat, Penulis terima

dengan terbuka.

Jakarta

Penulis,

Iswadi, M. Pd

Page 4: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................................................................................................. ii

Bab 1 Teori Pengembang Ilmu ............................................................................................................................................................... 1

Bab 2 Konsep Dasar Penelitian Pendidikan ..................................................................................................................................... 41

Bab 3 Arti Metodologi dan jenis Penelitian ..................................................................................................................................... 64

Bab 4 Ragam Penelitian Pendidikan ................................................................................................................................................... 75

Bab 5 Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif ....................................................................................................... 81

Bab 6 Penelitian Eksperimen ................................................................................................................................................................. 131

Bab 7 Perumusan Masalah Penelitian ............................................................................................................................................... 151

Bab 8 Sumber dan Variabel Penelitian .............................................................................................................................................. 164

Bab 9 Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling .............................................................................................................................. 175

Bab 10 Instrumen Penelitian ................................................................................................................................................................. 202

Bab 11 Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................................................................................................... 220

Bab 12 Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian .............................................................................................................. 232

Bab 13 Aplikasi Penelitian Pada Pendidikan .................................................................................................................................. 251

Bab 14 Menulis Karya Tulis Ilmiah .................................................................................................................................. 264

Bab 15 Laporan Hasil Penelitian .......................................................................................................................................................... 303

Daftar Pustaka ............................................................................................................................................................................................... 315

Riwayat Penulis ............................................................................................................................................................................................ 320

Page 5: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

1

Metodologi Penelitian 2017

Bab 1 Teori Pengembang Ilmu

A. Pentingnya Ilmu

Berikut ini beberapa kata-kata bijak yang berisi nasehat

akan pentingnya ilmu dan mempelajarinya.

Pertama: Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,

Beliau berkata: “Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan

menjagamu sedangkan kamulah yang akan menjaga harta. Ilmu

itu hakim (yang memutuskan berbagai perkara) sedangkan harta

adalah yang dihakimi. Telah mati para penyimpan harta dan

tersisalah para pemilik ilmu, walaupun diri-diri mereka telah tiada

akan tetapi pribadi-pribadi mereka tetap ada pada hati-hati

manusia.” (Adabud Dunyaa wad Diin, karya Al-Imam Abul

Hasan Al-Mawardiy, hal.48)

Kedua: Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

Suatu ketika beliau melihat para pemuda yang giat mencari

ilmu , kemudian berkata : “Selamat datang wahai sumber-

sumber hikmah dan para penerang kegelapan. Walaupun kalian

telah usang pakaiannya akan tetapi hati-hati kalian tetap baru.

Kalian tinggal di rumah-rumah (untuk mempelajari ilmu), kalian

adalah kebanggaan setiap kabilah.” (Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa

Fadhlih, karya Al-Imam Ibnu ‘Abdil Barr, 1/52), Yakni

bahwasanya sifat mereka secara umum adalah sibuk

Page 6: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

2

Metodologi Penelitian 2017

dengan mencari ilmu dan tinggal di rumah dalam rangka

untuk mudzaakarah (mengulang pelajaran yang telah

didapatkan) dan mempelajarinya. Semua ini membuat

mereka terlupa akan berbagai macam pakaian dan

kemewahan dunia.

Ketiga: Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Beliau

berkata: “Pelajarilah oleh kalian ilmu, karena sesungguhnya

mempelajarinya karena Allah adalah khasy-yah; mencarinya

adalah ibadah; mempelajarinya dan mengulangnya adalah tasbiih;

membahasnya adalah jihad; mengajarkannya kepada yang tidak

mengetahuinya adalah shadaqah; memberikannya kepada

keluarganya adalah pendekatan diri kepada Allah; karena ilmu itu

menjelaskan perkara yang halal dan yang haram; menara jalan-

jalannya ahlul jannah, dan ilmu itu sebagai penenang di saat was-

was dan bimbang; yang menemani di saat berada di tempat yang

asing; dan yang akan mengajak bicara di saat sendirian; sebagai

dalil yang akan menunjuki kita di saat senang dengan bersyukur

dan di saat tertimpa musibah dengan sabar; senjata untuk

melawan musuh; dan yang akan menghiasainya di tengah-tengah

sahabat-sahabatnya.

Dengan ilmu tersebut Allah akan mengangkat kaum-kaum lalu

menjadikan mereka berada dalam kebaikan, sehingga mereka

menjadi panutan dan para imam; jejak-jejak mereka akan diikuti;

Page 7: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

3

Metodologi Penelitian 2017

perbuatan-perbuatan mereka akan dicontoh serta semua pendapat

akan kembali kepada pendapat mereka. Para malaikat merasa

senang berada di perkumpulan mereka; dan akan mengusap

mereka dengan sayap-sayapnya; setiap makhluk yang basah dan

yang kering akan memintakan ampun untuk mereka, demikian

juga ikan yang di laut, binatang buas yang di daratan dan

binatang ternak sekalipun (semuanya memintakan ampun kepada

Allah untuk mereka). Karena sesungguhnya ilmu adalah yang

akan menghidupkan hati dari kebodohan dan yang akan

menerangi pandangan dari berbagai kegelapan. Dengan ilmu ,

seorang hamba akan mencapai kedudukan-kedudukan yang

terbaik dan derajat-derajat yang tinggi serta baik di dunia

maupun di akhirat.

Memikirkan ilmu menyamai puasa; mempelajarinya menyamai

shalat malam; dengan ilmu akan tersambunglah tali

shilaturrahmi, dan akan diketahui perkara yang halal sehingga

terhindar dari perkara yang haram. Ilmu adalah pemimpinnya

amal sedangkan amal itu adalah pengikutnya, ilmu itu hanya

akan diberikan kepada orang-orang yang berbahagia; sedangkan

orang-orang yang celaka akan terhalang darinya.” (Ibid. 1/55).

Page 8: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

4

Metodologi Penelitian 2017

Keutamaan manusia dari makhluk Allah lainnya terletak

pada ilmunya. Allah bahkan menyuruh para malaikat agar

sujud kepada Nabi Adam as karena kelebihan ilmu yang

dimilikinya. Cara kita bersyukur atas keutamaan yang

Allah berikan kepada kita adalah dengan menggunakan

segala potensi yang ada pada diri kita untuk Allah atau di

jalan Allah.

B. Adab Menuntut Ilmu

Dalam menuntut ilmu perlu diperhatikan beberapa adab,

yaitu:

1. Niat

Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho

Allah. Hendaknya diiringi dengan hati yang ikhlas benar-

benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan diri,

menipu orang lain ataupun pamer kepandaian. Tetapi

untuk mengeluarkan diri dari kebodohan dan menjadikan

diri kita bermanfaat bagi orang lain.

2. Bersungguh-sungguh

Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan

tidak pernah berhenti. Allah mengisyaratkan dalam firman-

Page 9: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

5

Metodologi Penelitian 2017

Nya yang artinya : “Dan orang-orang yang berjuang di jalan

Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”

3. Terus-menerus

Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita

dapatkan sehingga kita enggan untuk mencari lebih banyak

lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh Sofyan bin

Ayyinah : “Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut

ilmu. Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat

puas) maka berarti ia bodoh.” Allah lebih menyukai amalan

yang sedikit tapi dilakukan secara terus menerus

dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan

sehari saja.

4. Sabar dalam menuntut Ilmu

Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh

seorang penuntut ilmu adalah sabar terhadap gurunya

seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS Al Kahfi

: 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu

jika mendapatkan kesulitan dalam memahami dan

mempelajari ilmu. Allah tidak menyukai orang yang

berputus asa dari rahmat-Nya.

Page 10: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

6

Metodologi Penelitian 2017

5. Menghormati dan memuliakan orang yang

menyampaikan ilmu kepada kita

Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah

berdiam diri maupun bertanya pada saat yang tepat dan

tidak memotong pembicaraan guru. Mendengarkan dengan

khidmat, dan memperhatikan ketika beliau menerangkan.

6. Baik dalam bertanya

Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan

kebodohan diri kita, bukan untuk meremehkan, menjebak,

mengetes, mempermalukan guru kita dan sebagainya.

Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum

diketahuinya melainkan sampai beliau mengerti. Orang

yang tidak mau bertanya berarti menyia-nyiakan ilmu yang

banyak bagi dirinya sendiri. Allah pun memerintahkan kita

untuk bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam

firman-Nya

Artinya: “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali

orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka

bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika

kamu tidak mengetahui,”(Q. S An-Nahl: 43)

C. Kewajiban Menuntut Ilmu

Page 11: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

7

Metodologi Penelitian 2017

Setiap muslim wajib menuntut ilmu. Rasulullah saw

bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim

laki-laki dan perempuan”. Kewajiban menuntut ilmu tidak

hanya mengenai ilmu pengetahuan umum saja tetapi juga

ilmu pengetahuan agama yang hukumnya fardlu ‘ain,

karena beramal tanpa berilmu sama saja dengan bohong

dan tidak ada artinya di mata Allah. Maka jika salah, kita

dapat terjerumus ke perbuatan dosa. Umat Islam juga tidak

boleh ketinggalan dalam hal ilmu pengetahuan dan tidak

boleh pula menjadi orang yang bodoh , karena orang pintar

akan lebih disenangi. Dengan kepintaran yang kita miliki,

kita tidak akan mudah ditipu dan dibohongi orang lain.

Imam Syafii sendiri selalu merasa kurang akan ilmu yang

dimilikinya dan selalu mencatat setiap ilmu yang

diperolehnya karena takut lupa.

Kategori ilmu yang wajib dipelajari:

• Fardu Ain

Wajib dipelajari (Akidah, syariah, akhlak)

• Fardu Kifayah

Page 12: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

8

Metodologi Penelitian 2017

Perlu dipelajari untuk memenuhi keperluan diri,

masyarakat dan negara (perbuatan, perniagaan, teknologi)

Ilmu sihir diharamkan untuk dipelajari.

D. Kewajiban Mengamalkan Ilmu

Abu Darda Radhiyallhu ‘Anhu berkata, "Engkau tidak akan

menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang belajar.

Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai

engkau mengamalkannya".

Ali Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Ilmu membisikkan untuk

diamalkan kalau saeorang menyambut (maka ilmu itu akan

bertahan bersama dirinya). Bila tidak demikian maka ilmu itu

akan pergi".

Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, "Seorang alim

senantiasa dalam keadaan bodoh hingga dia mengamalkan

ilmunya. Bila dia sudah mengamalkannya, barulah ia menjadi

alim".

Tiada guna banyak belajar, tetapi tidak diamalkan. Pada

akhirnya, ilmu yang dipelajari akan menjadi ilmu

pengetahuan biasa saja, tanpa mendapat faedah

daripadanya. Amalan akan menjadi baik jika seseorang itu

berilmu. Oleh karna itu, umat Islam hendaklah belajar dan

mengamalkannya. Karena tanpa amalan, ilmu itu tidak

Page 13: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

9

Metodologi Penelitian 2017

menjadi Nur untuk kita. Rasulullah bersabda : “Orang alim

itu ialah orang yang beramal dengan apa yang dia tahu.”

Diriwayatkan daripada Anas bin Malik, Rasulullah

bersabda: “Diantara tanda hampir kiamat adalah terhapusnya

ilmu Islam, munculnya kejahilan, ramainya peminum arak dan

perzinaan dilakukan secara terang-terangan.”

Kemudian ada juga Firman Allah SWT yang artinya:

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,

sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal

kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”

(Q. S Al-Baqarah : 44)

Dalam ayat lain ketika berbicara tentang kisah Syu'aib as,

Allah SWT berfirman yang artinya: “Syu'aib berkata: "Hai

kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang

nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya

rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku

tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa

yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan)

perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik

bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada

Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.”

(Q. S Huud: 88).

Page 14: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

10

Metodologi Penelitian 2017

Dan firman Allah SWT, yang artinya: “dan demi (rombongan)

yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-

perbuatan maksiat),dan demi (rombongan) yang membacakan

pelajaran,” (Q. S Ash-Shaf: 2-3).

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid r.a., ia berkata: "Saya

mendengar Rasulullah saw. Bersabda, 'Pada hari Kiamat nanti

akan dibawa seorang lelaki itu dilemparkan ke dalam api Neraka.

Maka terburailah ususnya dalam api Neraka, lalu ia berputar-

putar seperti seekor keledai berputar-putar mengelilingi batu

penggilingan, maka penduduk Neraka berkumpul mendekatinya

dan berkata: 'Hai Fulan, mengapa kamu seperti ini? Bukankah

dahulu kamu menyuruh kami kepada perkara ma'ruf dan

melarang kami dari perkara munkar?' Maka lelaki itu berkata:

'Dahulu aku menyuruh kamu kepada perkara ma'ruf namun aku

sendiri tidak melakukannya dan melarang kamu dari perkara

munkar namun aku sendiri melakukannya’." (HR Bukhari dan

Muslim).

Barangsiapa tidak mengamalkan ilmunya atau

perkataannya bertolak belakang dengan perbuatannya

(munafik), maka ia pantas mendapat adzab yang sangat

pedih, buruk dan keji. Allah membongkar aib dirinya

dihadapah manusia di dalam Neraka Jahannam, di mana

ususnya terburai, lalu orang sok alim yang banyak

Page 15: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

11

Metodologi Penelitian 2017

berbicara ini berputar-putar mengelilinginya seperti seekor

kedelai. Sementara orang-orang menyaksikannya dan

keheranan melihat keadaannya. Lalu Allah membuatnya

berbicara tentang perbuatan dosanya sebagai celaan pedas

dari Allah atas dirinya dan celaan atas orang lain yang sama

seperti dirinya. Kita memohon kepada Allah keselamatan

dari kerugian dan penyesalan di hari Kiamat.

Allah telah memberikan anugerah yang cukup besar

kepada manusia yaitu akal dan pikiran. Dengan akal

manusia bisa mencari tahu sesuatu hal-hal yang baru.

Dengan mencari sesuatu hal-hal yang baru jika dapat

diketahui maka manusia sudah mendapatkan ilmu .Dengan

pikiran manusia dapat membedakan mana yang baik dan

mana buruk Ilmu merupakan suatu jalan untuk menuju ke

surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:

“segala sesuatu ada jalannya dan jalan menuju surga adalah

ilmu” orang yang paling utama diantara manusia adalah

orang mukmin yang mempunyai ilmu, dimana kalau

dibutuhkan(orang) dia membawa manfaat/memberi

petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia

memperkaya /menambah sendiri pengetahuannya.

E. Makna Ganda Ilmu

Page 16: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

12

Metodologi Penelitian 2017

Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang

terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-

kurangnya tiga hal, yaitu pengetahuan, aktivitas, dan

metode. Dalam hal yang pertama dan ini yang terumum,

ilmu senantiasa berarti pengetahuan (knowledge). Di antara

para filsuf dari berbagai aliran terdapat pemahaman umum

bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan yang sistematis dari

pengetahuan (any systematic body of knowledge). Dalam

kalangan ilmuwan sendiri umumnya juga ada kesepakatan

bahwa ilmu terdiri atas pengetahuan. Dalam bukunya The

Foundations of Science (1969) Sheldon J. Lachman

memberikan batasan tentang ilmu yaitu:

“Science refers primarily to those systematically organized bodies

of accumulated knowledge concerning the universe which have

beeen derived exclusively througth tecniques of objective

observation. The content of science, then, consists of organized

bodies of data.” (Ilmu menunjuk pertama-tama pada kumpulan-

kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan yang

dihimpun tentang alam semesta yang melulu diperoleh melalui

teknik-teknik pengamatan yang obyektif. Dengan demikian, maka

isi ilmu terdiri dari kumpulan-kumpulan teratur dari data).

Pengertian ilmu sebagai pengetahuan itu sesuai dengan

asal-usul istilah Inggris science yang berasal dari bahasa

Page 17: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

13

Metodologi Penelitian 2017

Latin scientia yang diturunkan dari kata scire yang artinya

mengetahui (to know). Tetapi pengetahuan sesungguhnya

hanyalah hasil atau produk dari sesuatu kegiatan yang

dilakukan oleh manusia. Bahasa Latin scire juga berarti

belajar (to learn). Dengan demikian, dapatlah dipahami

bilamana ada makna tambahan dari ilmu sebagai aktifitas

(atau suatu proses, yakni serangkaian aktivitas yang

dilakukan manusia). Charles Singer merumuskan bahwa

ilmu adalah “Proses yang membuat Pengetahuan” (Science is

the process which makes knowledge). Pemahaman ilmu sebagai

proses atau rangkaian aktivitas juga dikemukakan oleh

John Warfield yang menegaskan demikian :

“But science is also viewed as a process. The process orientation is

most relevant to a concern for inquiry, since inquiry is a major

part of science as a process” (Social System : Planning, Policy

and Complexity, 1976). “Tetapi, ilmu juga dipandang sebagai

suatu proses. Pandangan proses ini paling bertalian dengan sutau

perhatian terhadap penyelidikan, karena penyelidikan adalah

suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu proses”. Oleh karena

ilmu dapat dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas

manusia, maka dari makna ini orang dapat melangkah lebih

lanjut untuk sampai pada metode dari aktivitas itu.

Menurut Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in

Philosophy; An Introductory Textbook, 1964, banyak orang

Page 18: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

14

Metodologi Penelitian 2017

telah mempergunakan istilah ilmu untuk menyebut suatu metode

guna memperoleh pengetahuan yang obyektif dan dapat diperiksa

kebenarannya (a method of obtaining knowledge that is objective

and verifiable).

Demikianlah makna ganda dari pengertian ilmu. Tetapi,

pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau

metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya

tidak saling bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu

merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan.

Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas

itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan

akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan

yang sistematis.

Ilmu dapat dipahami dari 3 sudut, yakni ilmu dapat

dihampiri dari arah aktivitas para ilmuwan atau dibahas

mulai dari segi metode atau dimengerti sebagai

pengetahuan yang merupakan hasil yang sudah sistematis.

Pemahaman yang lengkap akan tercapai kalau ketiga segi

itu diberi perhatian yang seimbang. Pemahaman yang tertib

tentang ilmu akan menghasilkan tiga ciri pokok yaitu

sebagai rangkaian kegiatan manusia atau proses, sebagai tata

tertib tindakan pikiran atau prosedur, dan sebagai keseluruhan

hasil yang dicapai atau produk. Berdasarkan ketiga kategori

Page 19: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

15

Metodologi Penelitian 2017

proses, prosedur, dan produk yang semuanya bersifat

dinamis (tidak ada yang statis), ilmu dapat dipahami

sebagai aktivitas penelitian, metode kerja, dan hasil

pengetahuan. Dengan demikian, pengertian ilmu

selengkapnya berarti aktivitas penelitian, metode ilmiah,

dan pengetahuan sistematis.

Ketiga pengertian ilmu itu saling bertautan logis dan

berpangkal pada satu kenyataan yang sama bahwa ilmu

hanya terdapat dalam masyarakat manusia. Suatu

penjelasan yang sistematis harus dimulai dengan manusia

sebagai pelaku yang disebut ilmu. Hanyalah manusia

(dalam hal ini ilmuwan) yang memiliki kemampuan

rasional, melakukan aktivitas kognitif (menyangkut

pengetahuan), dan mendambakan berbagai tujuan yang

berkaitan dengan ilmu. Jadi, tepatlah bilamana perngertian

ilmu pertama dipahami dari seginya sebagai serangkaian

aktivitas yang rasional, kognitif, dan bertujuan. Sesuatu

aktivitas hanya dapat mencapai tujuannya bilamana

dilaksanakan dengan metode yang tepat. Dengan demikian,

penjelasan mengenai aktivitas para ilmuwan yang

merupakan penelitian akan beralih pada metode ilmiah

yang dipergunakan. Ilmu lalu mempunyai pengertian

kedua sebagai metode. Dari rangkaian kegiatan studi atau

penyelidikan secara berulang-ulang dan harus

Page 20: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

16

Metodologi Penelitian 2017

dilaksanakan dengan tata cara yang metodis, akhirnya

dapat dibuahkan hasil berupa keterangan baru atau

tambahan mengenai sesuatu hal. Dengan demikian, pada

pembahasan terakhir pengertian ilmu mempunyai arti

sebagai pengetahuan. Makna ganda daripada ilmu yakni:

ilmu merupakan rangkaian aktivitas manusia yang rasional

dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka

prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan

kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-

gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk

tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,

memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.

F.Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian

Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas

manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang

dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas

tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga

merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat

rasional, kognitif, dan teleologis. Aktivitas rasional berarti

kegiatan yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk

menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan

perasaan atau naluri. Ilmu menampakkan diri sebagai

kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris.

Page 21: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

17

Metodologi Penelitian 2017

Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan

intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran

dan kegiatan rasional yang selanjutnya melahirkan ilmu.

Menurut Bernard Barber pemikiran rasional atau

rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu.

Dikatakannya bahwa “the germ of science in human society lies

in man’s aboriginal and unceasing attempt to understand and

control the world in which he live by the use of rational thought

and activity”. (benih ilmu dalam masyarakat manusia terletak di

dalam usaha manusia yang tak henti-hentinya dan asli

pembawaannya untuk memahami dan menguasai dunia tempat ia

hidup dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas rasional).

Ciri penentu yang kedua dari kegiatan yang merupakan

ilmu ialah sifat kognitif, bertalian dengan hal mengetahui

dan pengetahuan. Filsuf Polandia Ladislav Tondl

menyatakan bahwa science terutama berarti conscious and

organized cognitive activity (aktivitas kioginitf yang teratur dan

sadar).

Dijelaskannya lebih lanjut:

“Tujuan-tujuan terpenting ilmu bertalian dengan apa yang telah

dicirikan sebagai fungsi pengetahuan atau kognitif dari ilmu,

dengan fungsi itu ilmu memusatkan perhatian terkuat pada

pemahaman kaidah-kaidah yang tak diketahui sebelumnya dan

Page 22: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

18

Metodologi Penelitian 2017

baru atau pada penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini

mengenai kaidah-kaidah demikian itu”.

Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat

kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan

pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian

aktivitas seperti pengenalan, penerapan, pengkonsepsian,

dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui

dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal. Ilmu selain

merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan

kognitif, juga bercorak teologis, yakni mengarah pada

tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan

aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin

dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang

diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu

adalah aktivitas manusiawi yang mempunyai tujuan.

Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh masing-masing ilmuwan. Rangkaian

aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif untuk

menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran,

memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, dan

melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu

dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai

ilmuwan. Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan

penelitian dan mengembangkan ilmu. Hal ini ditegaskan

Page 23: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

19

Metodologi Penelitian 2017

dalam The International Encyclopedia of Higher Education

yang mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang

melakukan penelitian ilmiah dan penelitian ilmiah

diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk

memajukan pengetahuan.

G. Ilmu Sebagai Metode Ilmiah

Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung

prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah

tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan

langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk

menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah

metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah merupakan

prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola

kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh

pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan

yang ada.

Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi

pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan,

pengukuran, perbandingan, dan survai.

Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang

harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis,

maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan

Page 24: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

20

Metodologi Penelitian 2017

logika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang

tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup

metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi,

penalaran analogis, analisis logis. Selanjutnya, metode

ilmiah meliputi suatu rangkaian langkah yang tertib. Dalam

kepustakaan metodologi ilmu tidak ada kesatuan pendapat

mengenai jumlah, bentuk, dan urutan langkah yang pasti.

Sheldon J.Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6

langkah yang berikut :

1. Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus atau

pernyataan-pernyataan yang khusus untuk

penyelidikan.

2. Perancangan penyelidikan itu.

3. Pengumpulan data.

4. Penggolongan data.

5. Pengembangan generalisasi-generalisasi.

6. Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu

terhadap data dan generalisasi-genralisasi.

George Abell merumuskan metode ilmiah sebagai suatu

prosedur khusus dalam ilmu yang mencakup 3 langkah

berikut :

Page 25: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

21

Metodologi Penelitian 2017

1) Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari

percobaan-percobaan.

2) Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan

gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian dengan

kumpulan pengetahuan yang ada.

3) Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat

apakah mereka secara memadai meramalkan dan

melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari

percobaan-percobaan yang baru.

Metode ilmiah lain dikemukakan oleh J. Eigelberner yang

mencakup 5 langkah sebagai berikut :

1) Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari,

dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat

dipakai untuk memberi bentuk dan arah pada telaah

penelitian.

2) Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan.

3) Penggolongan dan pengaturan data agar supaya

menemukan kesamaan-kesamaan, uruttan-urutan, dan

hubungan-hubungan yang ada.

4) Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan memakai

proses-proses penyimpulan yang logis dan penalaran.

5) Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-

kesimpulan itu.

Page 26: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

22

Metodologi Penelitian 2017

Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah

dirumuskan secara berbeda-beda, ada 4 – 5 langkah yang

merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan

dalam penelitian. Langkah-langkah baku itu ialah

penentuan masalah, perumusan hipotesis atau pangkal

duga bila dianggap perlu, pengumpulan data, penurunan

kesimpulan, dan pengujian atau verifikasi hasil.

Tata langkah tersebut melibatkan berbagai konsep dalam

metode ilmiah. Konsep adalah ide umum yang mewakili

sesuatu himpunan hal yang biasanya dibedakan dari

pencerapan atau persepsi mengenai suatu hal khusus satu

per satu. Konsep merupakan alat yang penting untuk

pemikiran utama dalam penelitian ilmiah.

Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode

ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-

pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian

ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan

dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci.

Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik

adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali

bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk

memperoleh dan menangani data dalam penelitian.

Page 27: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

23

Metodologi Penelitian 2017

Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan

penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu

mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan

langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian

cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal

sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode

merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian

ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai

metode.

H. Ilmu Sebagai Pengetahuan Sistematis

Pengertian ilmu memang paling mudah dipahami sebagai

pengetahuan. Di kalangan ilmuwan maupun para filsuf

pada umumnya ada kesepakatan bahwa ilmu adalah

sesuatu kumpulan pengetahuan sistematis. Demikian lazim

perumusan itu sehingga pengertian ilmu sebagia aktifitas

dan sebagai metode tampak terselubungi dan kurang

dikenal. Namun, pemahaman yang terlengkap hanyalah

bilamana ilmu ditelaah sebagai aktifitas, metode, dan

pengetahuan secara utuh. Penelahaan ini dapat saja dimulai

dari salah satu dari antara ketiga segi itu. Tetapi, urutan

yang kiranya sudah tepat dan memudahkan pemahaman

ialah bilamana dimulai sebagai aktifitas, aktifitas itu

mempergunakan metode tertentu, dan terakhir aktivitas

Page 28: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

24

Metodologi Penelitian 2017

dengan metode itu mendatangkan hasil berupa

pengetahuan.

Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah

keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam

pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu

gejala/peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun

keorangan. Jadi, pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang

merupakan isi substantif yang terkadung dalam ilmu. Isi itu

dalam istilah keilmuan disebut fakta.

Pengetahuan dapat dibedakan dan digolongkan dalam

berbagai jenis menurut sesuatu ukuran. Pengetahuan

manusia dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu

pengetahuan mengenai fakta-fakta dan pengetahuan

mengenai hubungan-hubungan umum di antara fakta-fakta

(Bertran Russell, 1956, hal. 439). Pengetahuan juga dapat

digolongkan menjadi dua macam lainnya, yakni

pengetahuan empiris murni yang menunjukkan adanya

benda-benda berikut ciri-cirinya yang dikenal manusia dan

pengetahuan a priori murni yang menunjukkan hubungan-

hubungan di antara hal-hal umum yang memungkinkan

orang membuat penyimpulan-penyimpulan dari fakta-

fakta yang terdapat dalam pengetahuan empiris (Bertran

Russell, 1972, hal. 149).

Page 29: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

25

Metodologi Penelitian 2017

Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk

pada fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa

ilmu bukanlah fakta-fakta. Pernyataan yang lebih tepat

ialah bahwa ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta. Fakta-

fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah. Dari pengamatan

itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai

data. Yang dimaksud dengan data ialah berbagai

keterangan yang dipandang relevan bagi suatu

penyelidikan dan yang dihimpun berdasarkan persyaratan

yang ditentukan secara rinci.

Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu yang

diketahui. Dengan demikian, maka setiap ilmu harus

mempunyai sesuatu pokok soal .Seorang ahli logika

modern juga menyatakan bahwa suatu ilmu adalah suatu

kumpulan yang sistematis atau teratur dari pengetahuan

yang bertalian dengan suatu pokok soal khusus, dan pokok

soal dari setiap ilmu ialah suatu bagian tertentu dari bahan

pengalaman manusia (Mellone, 1954, hal. 295).

Setiap pokok soal yang cukup rumit mempunyai aneka segi

dan permasalahan. Sesuatu ilmu biasanya membatasi diri

pada segi atau permasalahan tertentu dalam

penelaahannya terhadap pokok soal, sedang berbagai segi

dan permasalahan lainnya dikeluarkan dari titik pusat

Page 30: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

26

Metodologi Penelitian 2017

perhatiannya untuk menjadi sasaran dari ilmu-ilmu khusus

lainnya. Dengan demikian, setiap ilmu menurut salah satu

maknanya adalah pengetahuan. Pengetahuan itu mengenai

sesuatu pokok soal dan berdasarkan suatu titik pusat minat.

Pokok soal dan titik pusat minat itu membentuk suatu

sasaran yang sesuai dari ilmu yang bersangkutan.

Ciri umum dari suatu ilmu yang membuatnya berbeda

dengan filsafat ialah ciri empiris. Kalau filsafat masih tetap

merupakan pemikiran reflektif yang coraknya sangat

umum, kebalikannya ilmu-ilmu fisis, biologi, psikologi, dan

ilmu-ilmu sosial telah merupakan rangkaian aktivitas

intelektual yang sifatnya empiris. Jadi, ciri empiris dari ilmu

mengandung pengertian bahwa pengetahuan yang

diperoleh itu berdasarkan pengamatan atau percobaan.

Kalau ilmu berbeda dari filsafat berdasarkan ciri empiris

itu, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri

sistematisnya. Ciri sistematis berarti bahwa berbagai

keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan

pengetahuan itu mempunyai hubungan-hubungan

ketergantungan dan teratur.

Selain ciri-ciri empiris dan sistematis, masih ada 3 ciri pokok

lainnya dari ilmu, yaitu obyektif, analitis, dan verifikatif.

Ciri obyektif dari ilmu berarti bahwa pengetahuan itu bebas

Page 31: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

27

Metodologi Penelitian 2017

dari prasangka prseorangan dan kesukaan pribadi. Ilmu

haruslah hanya mengandung pernyataan dan data yang

menggambarkan secara terus terang maupun

mencerminkan secara tepat gejala-gejala yang ditelaahnya.

Ilmu juga mempunyai ciri analitis, yaitu pengetahuan

ilmiah itu berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke

dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami

berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian

itu. Ciri verifikatif berarti ilmu itu senantiasa mengarah

pada tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh

manusia untuk menemukan suatu nilai luhur dalam

kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah.

Kebenaran ini berupa asas-asas yang berlaku umum atau

kaidah-kaidah universal. Dengan memiliki pengetahuan

ilmiah dan mencapai kebenaran itu manusia berharap

dapat membuat ramalan tentang peristiwa mendatang dan

menerangkan atau menguasai alam sekelilingnya.

I. Ilmu Sebagai Aktivitas Penelitian, Metode Ilmiah, Dan

Pengetahuan Sistematis

Di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan tinggi,

boleh dikatakan setiap waktu istilah “ilmu” diucapkan dan

sesuatu ilmu diajarkan. Istilah ilmu atau science merupakan

Page 32: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

28

Metodologi Penelitian 2017

suatu perkataan yang cukup bermakna ganda, yaitu

mengandung lebih daripada satu arti. Oleh karena itu,

dalam memakai istilah tersebut seseorang harus

menegaskan atau sekurang-kurangnya menyadari arti

mana yang dimaksud. Menurut cakupannya pertama-tama

ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebut

segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu

kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu

pada ilmu seumumnya (science-in-general). Arti yang kedua

dari ilmu menunjuk pada masing-masing bidang

pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal

tertentu. Dalam arti ini ilmu berarti sesuatu cabang ilmu

khusus seperti misalnya antropologi, biologi, geografi, atau

sosiologi. Istilah Inggris “science” kadang-kadang diberi arti

sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi, yakni sebagai

pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material

(systematic knowledge of the physical or material world).

Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas

manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang

dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas

tunggal saja, melainkan sutau rangkaian aktivitas sehingga

merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat

rasional, kognitif, dan teleologis.

Page 33: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

29

Metodologi Penelitian 2017

Aktivitas rasional berarti kegiatan yang mempergunakan

kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda dengan

aktivitas berdasarkan perasaan atau naluri. Ilmu

menampakkan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari

pengamatan empiris.

Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan

intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran

dan kegiatan rasional yang selanjutnya melahirkan ilmu.

Menurut Bernard Barber pemikiran rasional atau

rasionalitas manusia merupakan sumber utama dari ilmu.

Dikatakannya bahwa “the germ of science in human society lies

in man’s aboriginal and unceasing attempt to understand and

control the world in which he live by the use of rational thought

and activity”. (benih ilmu dalam masyarakat manusia terletak di

dalam usaha manusia yang tak henti-hentinya dan asli

pembawaannya untuk memahami dan menguasai dunia tempat ia

hidup dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas rasional).

Ciri penentu yang kedua dari kegiatan yang merupakan

ilmu ialah sifat kognitif, bertalian dengan hal mengetahui

dan pengetahuan. Filsuf Polandia Ladislav Tondl

menyatakan bahwa science terutama berarti conscious and

organized cognitive activity (aktivitas kioginitf yang teratur dan

sadar).

Page 34: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

30

Metodologi Penelitian 2017

Dijelaskannya lebih lanjut : “Tujuan-tujuan terpenting ilmu

bertalian dengan apa yang telah dicirikan sebagai fungsi

pengetahuan atau kognitif dari ilmu, dengan fungsi itu ilmu

memusatkan perhatian terkuat pada pemahaman kaidah-kaidah

yang tak diketahui sebelumnya dan baru atau pada

penyempurnaan keadaan pengetahuan dewasa ini mengenai

kaidah-kaidah demikian itu”.

Jadi pada dasarnya ilmu adalah proses yang bersifat

kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan

pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian

aktivitas seperti pengenalan, pencerapan, pengkonsepsian,

dan penalaran yang dengannya manusia dapat mengetahui

dan memperoleh pengetahuan akan suatu hal.

Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional

dan kognitif, juga bercorak teologis, yakni mengarah pada

tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan

aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin

dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang

diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu

adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan. Tujuan ilmu itu

dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.

Page 35: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

31

Metodologi Penelitian 2017

Rangkaian aktivitas pemikiran yang rasional dan kognitif

untuk menghasilkan pengetahuan, mencapai kebenaran,

memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, dan

melakukan peramalan, pengendalian, atau penerapan itu

dilaksanakan oleh seseorang yang digolongkan sebagai

ilmuwan. Setiap ilmuwan sejati bertugas melakukan

penelitian dan mengembangkan ilmu. Hal ini ditegaskan

dalam The International Encyclopedia of Higher Education yang

mendefinisikan ilmuwan sebagai seseorang yang

melakukan penelitian ilmiah dan penelitian ilmiah

diartikan sebagai penelitian yang dilaksanakan untuk

memajukan pengetahuan.

Ilmu Sebagai Metode Ilmiah

Penelitian sebagai suatu rangkaian aktivitas mengandung

prosedur tertentu, yakni serangkaian cara dan langkah

tertib yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian cara dan

langkah ini dalam dunia keilmuan disebut metode. Untuk

menegaskan bidang keilmuan itu seringkali dipakai istilah

metode ilmiah (scientific method).

Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup

berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara

Page 36: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

32

Metodologi Penelitian 2017

teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau

memperkembangkan pengetahuan yang ada.

Prosedur yang merupakan metode ilmiah meliputi

pengamatan, percobaan, analisis, deskripsi, penggolongan,

pengukuran, perbandingan, dan survai.

Oleh karena ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang

harus mematuhi berbagai kaidah pemikiran yang logis,

maka metode ilmiah juga berkaitan sangat erat dengan

logika. Dengan demkikian, prosedur-prosedur yang

tergolong metode logis termasuk pula dalam ruang lingkup

metode ilmiah. Ini misalnya ialah deduksi, abstraksi,

penalaran analogis, analisis logis.

Selanjutnya, metode ilmiah meliputi suatu rangkaian

langkah yang tertib. Dalam kepustakaan metodologi ilmu

tidak ada kesatuan pendapat mengenai jumlah, bentuk, dan

urutan langkah yang pasti.

Sheldon J. Lachman mengurai metode ilmiah menjadi 6

langkah yang berikut :

1) Perumusan pangkal-pangkal duga yang khusus

atau pernyataan-pernyataan yang khusus untuk

penyelidikan.

Page 37: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

33

Metodologi Penelitian 2017

2) Perancangan penyelidikan itu.

3) Pengumpulan data.

4) Penggolongan data.

5) Pengembangan generalisasi-generalisasi.

6) Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil, yaitu

terhadap data dan generalisasi-genralisasi.

George Abell merumuskan metode ilmiah sebagai suatu

prosedur khusus dalam ilmu yang mencakup 3 langkah

berikut :

1) Pengamatan gejala-gejala atau hasil-hasil dari

percobaan-percobaan.

2) Perumusan pangkal-pangkal duga yang melukiskan

gejala-gejala ini, dan yang bersesuaian dengan kumpulan

pengetahuan yang ada.

3) Pengujian pangkal-pangkal duga ini dengan mencatat

apakah mereka secara memadai meramalkan dan

melukiskan gejala-gejala baru atau hasil-hasil dari

percobaan-percobaan yang baru.

Metode ilmiah lain dikemukakan oleh J. Eigelberner yang

mencakup 5 langkah sebagai berikut :

Page 38: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

34

Metodologi Penelitian 2017

1) Analisis masalah untuk menetapkan apa yang dicari,

dan penyusunan pangkal-pangkal duga yang dapat dipakai

untuk memberi bentuk dan arah pada telaah penelitian.

2) Pengumpulan fakta-fakta yang bersangkurtan.

3) Penggolongan dan pengaturan data agar supaya

menemukan kesamaan-kesamaan, uruttan-urutan, dan

hubungan-hubungan yang ada.

4) Perumusan kesimpulan-kesimpulan dengan memakai

proses-proses penyimpulan yang logis dan penalaran.

5) Pengujian dan pemeriksaan kebenaran kesimpulan-

kesimpulan itu.

Walaupun pendapat para ahli mengenai metode ilmiah

dirumuskan secara berbeda-beda, ada 4 – 5 langkah yang

merupakan pola umum yang senantiasa dilaksanakan

dalam penelitian.

Langkah-langkah baku itu ialah penentuan masalah,

perumusan hipotesis atau pangkal duga bila dianggap

perlu, pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan

pengujian atau verifikasi hasil.

Tata langkah tersebut di muka melibatkan berbagai konsep

dalam metode ilmiah. Konsep adalah ide umum yang

mewakili sesuatu himpunan hal yang biasanya dibedakan

Page 39: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

35

Metodologi Penelitian 2017

dari pencerapan atau persepsi mengenai suatu hal khusus

satu per satu. Konsep merupakan alat yang penting untuk

pemikiran utama dalam penelitian ilmiah.

Pengertian metode tidak pula sama dengan tehnik. Metode

ilmiah adalah berbagai prosedur yang mewujudkan pola-

pola dan tata langkah dalam pelaksanaan sesuatu penelitian

ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu dilaksanakan

dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci.

Cara-cara itulah yang mewujudkan tehnik. Jadi, tehnik

adalah sesuatu cara operasional tehnis yang seringkali

bercorak rutin, mekanis, atau spesialistis untuk

memperoleh dan menangani data dalam penelitian.

Dari hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan

penelaahan atau proses penelitian yang merupakan ilmu itu

mengandung prosedur, yakni serangkaian cara dan

langkah tertentu yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian

cara dan langkah ini dalam istilah dunia keilmuan dikenal

sebagai metode atau sering disebut metode ilmiah. Metode

merupakan ciri penentu yang kedua dan dengan demikian

ilmu dapat pula dibahas, dipahami, dan dijelaskan sebagai

metode.

Page 40: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

36

Metodologi Penelitian 2017

Pengertian ilmu memang paling mudah dipahami sebagai

pengetahuan. Di kalangan ilmuwan maupun para filsuf

pada umumnya ada kesepakatan bahwa ilmu adalah

sesuatu kumpulan pengetahuan sistematis. Demikian lazim

perumusan itu sehingga pengertian ilmu sebagia aktifitas

dan sebagai metode tampak terselubungi dan kurang

dikenal. Namun, pemahaman yang terlengkap hanyalah

bilamana ilmu ditelaah sebagai aktifitas, metode, dan

pengetahuan secara utuh. Penelahaan ini dapat saja dimulai

dari salah satu dari antara ketiga segi itu. Tetapi, urutan

yang kiranya sudah tepat dan memudahkan pemahaman

ialah bilamana dimulai sebagai aktifitas, aktivitas itu

mempergunakan metode tertentu, dan terakhir aktivitas

dengan metode itu mendatangkan hasil berupa

pengetahuan.

Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah

keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam

pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu

gejala/peristiwa baik yang bersifat alamiah, sosial maupun

keorangan. Jadi, pengetahuan menunjuk pada sesuatu yang

merupakan isi substantif yang terkadung dalam ilmu. Isi itu

dalam istilah keilmuan disebut fakta.

Page 41: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

37

Metodologi Penelitian 2017

Pengetahuan dapat dibedakan dan digolongkan dalam berbagai

jenis menurut sesuatu ukuran. Pengetahuan manusia dapat

dibedakan dalam dua jenis, yaitu pengetahuan mengenai fakta-

fakta dan pengetahuan mengenai hubungan-hubungan umum di

antara fakta-fakta (Bertran Russell, 1956, hal. 439).

Pengetahuan juga dapat digolongkan menjadi dua macam

lainnya, yakni pengetahuan empiris murni yang menunjukkan

adanya benda-benda berikut ciri-cirinya yang dikenal manusia

dan pengetahuan a priori murni yang menunjukkan hubungan-

hubungan di antara hal-hal umum yang memungkinkan orang

membuat penyimpulan-penyimpulan dari fakta-fakta yang

terdapat dalam pengetahuan empiris (Bertran Russell, 1972,

hal. 149).

Walaupun pengertian mengenai pengetahuan menunjuk

pada fakta-fakta sebagai intinya, perlulah dipahami bahwa

ilmu bukanlah fakta-fakta. Pernyataan yang lebih tepat

ialah bahwa ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta. Fakta-

fakta itu diamati dalam aktivitas ilmiah. Dari pengamatan

itu selanjutnya fakta-fakta dihimpun dan dicatat sebagai

data. Yang dimaksud dengan data ialah berbagai

keterangan yang dipandang relevan bagi suatu

penyelidikan dan yang dihimpun berdasarkan persyaratan

yang ditentukan secara rinci.

Page 42: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

38

Metodologi Penelitian 2017

Pengetahuan pada dasarnya menunjuk pada sesuatu yang

diketahui. Dengan demikian, maka setiap ilmu harus

mempunyai sesuatu pokok soal . Seorang ahli logika

modern juga menyatakan bahwa suatu ilmu adalah suatu

kumpulan yang sistematis atau teratur dari pengetahuan yang

bertalian dengan suatu pokok soal khusus, dan pokok soal dari

setiap ilmu ialah suatu bagian tertentu dari bahan pengalaman

manusia (Mellone, 1954, hal. 295).

Setiap pokok soal yang cukup rumit mempunyai aneka segi

dan permasalahan. Sesuatu ilmu biasanya membatasi diri

pada segi atau permasalahan tertentu dalam

penelaahannya terhadap pokok soal, sedang berbagai segi

dan permasalahan lainnya dikeluarkan dari titik pusat

perhatiannya untuk menjadi sasaran dari ilmu-ilmu khusus

lainnya. Dengan demikian, setiap ilmu menurut salah satu

maknanya adalah pengetahuan. Pengetahuan itu mengenai

sesuatu pokok soal dan berdasarkan suatu titik pusat minat.

Pokok soal dan titik pusat minat itu membentuk suatu

sasaran yang sesuai dari ilmu yang bersangkutan.

Ciri umum dari suatu ilmu yang membuatnya berbeda

dengan filsafat ialah ciri empiris. Kalau filsafat masih tetap

merupakan pemikiran reflektif yang coraknya sangat

umum, kebalikannya ilmu-ilmu fisis, biologi, psikologi, dan

Page 43: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

39

Metodologi Penelitian 2017

ilmu-ilmu sosial telah merupakan rangkaian aktivitas

intelektual yang sifatnya empiris. Jadi, ciri empiris dari ilmu

mengandung pengertian bahwa pengetahuan yang

diperoleh itu berdasarkan pengamatan atau percobaan.

Kalau ilmu berbeda dari filsafat berdasarkan ciri empiris

itu, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri

sistematisnya. Ciri sistematis berarti bahwa berbagai

keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan

pengetahuan itu mempunyai hubungan-hubungan

ketergantungan dan teratur.

Selain ciri-ciri empiris dan sistematis, masih ada 3 ciri pokok

lainnya dari ilmu, yaitu obyektif, analitis, dan verifikatif.

Ciri obyektif dari ilmu berarti bahwa pengetahuan itu bebas

dari prasangka prseorangan dan kesukaan pribadi. Ilmu

haruslah hanya mengandung pernyataan dan data yang

menggambarkan secara terus terang maupun

mencerminkan secara tepat gejala-gejala yang ditelaahnya.

Ilmu juga mempunyai ciri analitis, yaitu pengetahuan

ilmiah itu berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke

dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami

berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian

itu. Ciri verifikatif berarti ilmu itu senantiasa mengarah

pada tercapainya kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh

manusia untuk menemukan suatu nilai luhur dalam

Page 44: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

40

Metodologi Penelitian 2017

kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah.

Kebenaran ini berupa asas-asas yang berlaku umum atau

kaidah-kaidah universal. Dengan memiliki pengetahuan

ilmiah dan mencapai kebenaran itu manusia berharap

dapat membuat ramalan tentang peristiwa mendatang dan

menerangkan atau menguasai alam sekelilingnya.

Bab 2

Konsep Dasar Penelitian Pendidikan

A. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan secara sistematis dengan maksud untuk

mendapatkan informasi ilmiah mengenai serentetan

peristiwa dan dalam rangka pemecahan suatu

permasalahan.

Ditinjau dari segi proses, penelitian merupakan berbagai

kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah,

menyajikan, menganalisa data/ peristiwa/ informasi, serta

Page 45: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

41

Metodologi Penelitian 2017

interpretasi dan pengambilan kesimpulan. Dari segi

pendekatan penelitian merupakan kegiatan dengan

mempergunakan pendekatan-pendekatan ilmiah (metode

ilmiah). Dari segi tujuan suatu penelitian dilakukan untuk

menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan

balk untuk kebutuhan secara praktis maupun teoritis.

Metodologi penelitian adalah ilmu tentang tata cara (metode)

melakukan penelitian, atau ilmu tentang cara meneliti. Dengan

demikian penelitian akan menghasilkan karya yang optimal dan

kesimpulan akan dapat diberlakukan secara umum atau dapat

dipertanggung jawabkan manakala penelitian tersebut dengan

menggunakan cara-cara keilmuan atau metodologi yang lazim

dipergunakan dalam penelitian ilmiah, (Supardi, 2005 : 9 – 10).

Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan orang untuk

mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah dari proses penelitian, (Arief Furchan,

1982 : 44).

Penelitian pendidikan dapat juga disebut sebagai suatu proses

pengumpulan data atau informasi yang sistematis dan analisis

yang logis terhadap informasi atau data untuk tujuan tertentu,

(Ibnu Hadjar, 1996: 10).

Page 46: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

42

Metodologi Penelitian 2017

Menurut Sukardi (2003 : 3), penelitian adalah cara

pengamatan guna mencari jawaban terhadap suatu

permasalahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpuikan bahwa

penelitian adalah merupakan suatu prosedur ilmiah dalam

mencari informasi atau data untuk dianalisis guna

menjawab permasalahan yang terjadi.

B. Tujuan Melakukan Penelitian

Tujuan melakukan penelitian adalah untuk menemukan

permasalahan baru, berusaha menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian, dan menguji hipotesis.

C. Manfaat Mempelajari Metode Penelitian

Manfaat atau kegunaan mempelajari metodologi penelitian

adalah:

1) Seseorang akan mempunyai pengetahuan, dan

pengertian dari dasar-dasar penelitian yang benar.

Page 47: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

43

Metodologi Penelitian 2017

2) Seseorang akan mengetahui kegiatan penelitian pada

ruang Iingkup permasalahan dan bidang kegiatan

manusia secara spesifik (misal, Iingkup penelitian

kependidikan akan berbeda dengan Iingkup penelitian

kedokteran, penelitian sosial. penelitian agama dan lain

sebagainya).

3) Menyadarkan pada diri seseorang balk mereka yang

berada di dunia usaha (perusahaan), dunia pendidikan,

kependudukan dan lain sebagainya dalam tugas

menemukan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan

untuk memecahkan masaiah-masalah yang dihadapi

balk kepentingan praktis maupun teoritis.

4) Mengembangkan dan meiatih seseorang memiliki

“sikap ilmiah” (kritis, skeptis, analitisdanlogis).

5) Mampu mengembangkan diri menjadi penulis karya

ilmiah yang balk, artinya bahwa dengan kegiatan

penelitian akan mampu mendidik seseorang untuk

menulis secara ilmiah dalam bentuk laporan has!’

penelitian yang dapat dipertangung-jawabkan.

6) Kegunaan-kegunaan lain balk secara pribadi maupun

institusional sesuai dengan kegiatan penelitian yang

dilakukannya

D. Pengertian Metode Penelitian Pendidikan

Page 48: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

44

Metodologi Penelitian 2017

Pendidikan merupakan salah satu pilar kebangkitan suatu

bangsa. Bahkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

Tahun 1945, secara jelas Negara menjadikan upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai tujuan Negara.

Melihat dari tujuan tersebut, pemerintah berkewajiban

untuk menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-

baiknya. Usaha pemerintah ini, di tahun 2003 diwujudkan

dalam bentuk Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional. Selain membentuk suatu sistem pendidikan,

peningkatan kualitas pendidikan juga harus dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satu cara yang cukup efektif

dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah

dilakukannya penelitian di bidang pendidikan.

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara

sistematik dan teliti teliti untuk mengetahui jawaban serta

mencari solusi dari suatu masalah yang dihadapi. Cara untuk

mengatahui inilah yang selanjutnya disebut sebagai metode

penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Setiap penelitian mempunyai

tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan

penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan,

pembuktian, dan pengembangan. Penelitian pendidikan

yang bersifat penemuan misalnya, menemukan metode

Page 49: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

45

Metodologi Penelitian 2017

mengajar matematika yang efektif, efisien, dan

menyenangkan, media pendidikan, system evaluasi,

criteria guru professional, dan lain-lain. Penelitian bersifat

mengembangkan misalnya, mengembangkan metode

mengajar yang telah ada sehingga menjadi lebih efektif.

Penelitian bersifat pembuktian misalnya, membuktikan

keragu-raguan terhadap metode mengajar yang diimpor

dari luar apakah efektif untuk di Indonesia atau tidak.

Kegiatan penelitian inilah yang diharapkan untuk

menemukan solusi dari berbagai permasalahan

pembelajaran/ pendidikan di Indonesia. Dengan kegiatan

penelitian inilah sangat dimungkinkan ditemukannya

berbagai macam metode pembelajaran yang cocok

diterapkan di Indonesia. Penelitian juga akan

memungkinkan ditemukannya produk media

pembelajaran yang akan membantu proses penyampaian

konsep dengan lebih mudah. Penelitian juga akan dapat

menjawab tantangan evaluasi seperti apa yang sesuai dan

cocok untuk diterapkan di Indonesia.

Upaya menjadikan penelitian sebagai perilaku ilmiah bagi

setiap akademisi akan membantu terciptanya suatu kondisi

bangsa yang maju. Bisa dibayangkan setelah 67 tahun

merdeka tetapi bangsa kita masih saja dikategorikan

Page 50: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

46

Metodologi Penelitian 2017

sebagai Negara berkembang dengan sumber daya manusia

yang rendah. HDI memberikan penilaian kualitas manusia

di suatu Negara dengan didasarkan pada kualitas

pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Upaya peningkatan

ketiga komponen di atas tidak bisa hanya dilakukan dengan

menggelontorkan sebanyak-banyaknya uang, namun harus

disertai kegiatan penelitian. Di negara-negara maju

kegiatan penelitian sudah menjadi perilaku yang

berkembang dengan sangat baik. Perhatikan perusahaan

Honda, sejak perusahaan itu berdiri, sudah berapa jenis

sepeda motor yang telah mereka produksi? Berapa banyak

jenis mobil yang telah berhasil mereka pasarkan? Upaya

memperbarui produk seperti itu hanya bisa dilakukan

melalui kegiatan penelitian. Kalau dikaitkan dengan

pendidikan, bisa dipahami bahwa saat ini banyak sekali

metode pembelajaran baru yang berkembang, kegiatan-

kegiatan hingga sampai mengantarkan ditemukannya

metode pembelajaran sebagai sebuah produk baru itulah

yang dinamakan penelitian. Dalam skala kecil saja, ketika

Anda kehilangan uang misalnya, tentunya Anda akan

mencarinya dengan berbagai cara. Melacak kembali di

mana pertama kali uang hilang, bertanya kepada orang lain,

dan sebagainya. Kegiatan itu juga bisa dikategorikan ke

dalam kegiatan penelitian.

Page 51: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

47

Metodologi Penelitian 2017

E. Penelitian Pendidikan

Pengertian dari penelitian pendidikan adalah suatu

kegiatan yang sistematis untuk menemukan jawaban yang

mendekati kebenaran mengenai permasalahan pendidikan

atas dasar penalaran yang rasional dan logis, serta adanya

dukungan dari fakta empiris.

Penelitian pendidikan umumnya dilakukan untuk

mengembangkan, menemukan dan menguji atas kebenaran

dari suatu konsep, prinsip, pengetahuan dan mengenai

pendidikan secara umum. Adapun tujuan penelitian

pendidikan sebagai berikut :

1. Untuk bahan masukan, meningkatkan mutu isi,

proses serta hasil pembelajaran dan pendidikan di

sekolah.

2. Untuk membantu tenaga kependidikan seperti

guru dan lainnya dalam mengatasi masalah

pendidikan dan pembelajaran baik di luar maupun

di dalam kelas.

3. Untuk meningkatkan profesionalisme di dalam

dunia pendidikan maupun tenaga kependidikan.

4. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan

budaya akademik dalam lingkungan sekolah,

Page 52: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

48

Metodologi Penelitian 2017

sehingga bisa melakukan perbaikan mutu

pembelajaran dan pendidikan secara berkelanjutan.

5. Untuk meningkatkan keterampilan bagi tenaga

pengajar khususnya saat melakukan PBT.

6. Untuk meningkatkan kerja sama yang profesional

di antara para pendidik maupun tenaga

kependidikan.

Selain itu manfaat dari penelitian pendidikan sendiri yaitu:

1) Sebagai peta yang dapat mendeskripsikan

mengenai keadaan pendidikan serta

mendeskripsikan tentang kemampuan sumber

dayamengenai kemungkinan hambatan yang bisa

dihadapi.

2) Sebagai sarana diagnosis ketika mencari penyebab

suatu kegagalan dan masalah yang di hadapi pada

saat pelaksanaan pendidikan agar bisa dicari

penyelesaiannya.

3) Sebagai bahan dasar untuk menyusun suatu

kebijakan, termasuk strategi dalam pengembangan

pendidikan.

4) Sebagai masukan yang dapat memberikan

gambaran mengenai kemampuan dalam peralatan,

Page 53: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

49

Metodologi Penelitian 2017

pembiayaan, perbekalan dan tenaga kerja yang

memiliki peran dalam keberhasilan

pendidikan.Untuk jenis-jenis dari penelitian

pendidikan sendiri dibagi menjadi 6 bagian yakni :

a) Penelitian DeskriptifPenelitian ini berusaha untuk

menggambarkan suatu kegiatan penelitian yang

dilakukan terhadap objek-objek tertentu dengan cara

sistematis dan jelas.

b) Penelitian EksperimenPenelitian ini dilakukan dengan

menggunakan 3 persyaratan yaitu peneliti harus

melakukan kegiatan mengontrol, kemudian

memanipulasi serta melakukan observasi.

c) Penelitian Tindakan KelasPenelitian ini merupakan

bentuk penelitian terhadap refleksi diri berdasarkan

yang sudah dilakukan partisipan selama ini dalam

situasi-situasi sosial (pendidikan) agar bisa

memperbaiki praktek yang dilakukannya.

d) Penelitian KualitatifMetode penelitian ini yang sering

kali digunakan untuk melakukan penelitian terhadap

kondisiobjekalamiah.

Page 54: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

50

Metodologi Penelitian 2017

e) Penelitian KuantitatifMetode penelitian ini yang

digunakan untuk meneliti sampel atau populasi

tertentu.

f) R & DResearch an Development atau penelitian dan

pengembangan ini merupakan strategi yang ampuh

untuk memperbaiki praktek. Maksudnya untuk

mengembangkan produk baru.

Pada hakikatnya penelitian pendidikan merupakan cara

untuk memperoleh informasi yang bisa

dipertanggungjawabkan sebagai upaya untuk

memahami proses kependidikan.

F. Langkah-langkah penelitian

Di depan telah dikemukakan bahwa penelitian adalah

suatu proses sistematik dan terencana untuk mendapatkan

pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap

pertanyaa tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan

tersebut harus serasi dan saling mendukung satu sama lain,

agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang

cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan

yang tidaka meragukan (Budiyono, 2003: 10). Langkah-

langkah penelitian secara garis besar dijelaskan sebagai

berikut .

Page 55: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

51

Metodologi Penelitian 2017

1) Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah;

2) Penelaahan kepustakaan;

3) Penyususnan hipotesis;

4) Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi

operasional variable-variabel penelitian;

5) Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data;

6) Penyusunan rancangan penelitian;

7) Penentuan sampel;

8) Pengumpulan data;

9) Pengolahan dan analisis data;

10) Interpretasi hasil penelitian;

Langkah-langkah penelitian sebenarnya tidak harus kaku,

beberapa ahli terkadang memberikan rincian langkah

penelitian yang berbeda-beda, sebagaimana Schluter (1926)

dalam Ahmad Kurnia, memberikan 15 langkah dalam

melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-

langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.

b. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan

masalah-malalah yang ingin dipecahkan.

c. Membangun sebuah bibliografi.

d. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.

Page 56: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

52

Metodologi Penelitian 2017

e. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-

unsur permasalahan.

f. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah

menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik

langsung ataupun tidak langsung.

g. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki

sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.

h. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan

tersedia atau tidak.

i. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat

dipecahkan atau tidak.

j. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.

k. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.

l. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk

membuat interpretasi.

m. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.

n. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan

kaki).

o. Menulis laporan penelitian.

Selanjutnya Abclson (1933) memberikan 5 langkah berikut:

1. Tentukan Judul Penelitian Judul dinyatakan secara

singkat dan jelas.

2. Pemilihan Masalah

Page 57: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

53

Metodologi Penelitian 2017

3. Dalam pemilihan masalah ini harus:

a)Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.

b)Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut.

c)Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut

kepentingan umum.

d) Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat

jelaskan materi. situasi dan hal- hal lain yang menyangkut

bidang yang akan diteliti.

3. Pemecahan Masalah

Dalam pemecahan masalah harus diikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang

sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur

yang dapat memecahkan masalah.

b) Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan

secara singkat.

c) Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas

yang diperlukan

d) Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh

termasuk referensi yang digunakan.

e) Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti

dalam memecahkan masalah.Urutkan asumsi-asumsi

Page 58: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

54

Metodologi Penelitian 2017

yang digunakan serta hubungannya dalam berbagai fase

penelitian

4. Kesimpulan

a. Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau

tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh.

b. Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa

implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan

beberapa inferensi.

5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan

yang berhubungan dengan masalah

Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan

berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya

sebagai model dalam memecahkan masalah.

Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langkah-langkah

penelitian meliputi 11 langkah, yaitu :

1. Identifikasi,Pemilihan dan Perumusan Masalah

Penelitian

a. Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah penelitian dapat bersumber dari :

Page 59: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

55

Metodologi Penelitian 2017

•Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil

penelitian

• Seminar, diskusi, konferensi dan lain-lain pertemuan

ilmiah

• Pernyataan pemegang otoritas

• Pengamatan selintas

• Pengalaman pribadi

• Perasaan intuitif

b. Pemilihan masalah penelitian

Dalam memilih masalah penelitian ada 2 hal yang perlu

dijadikan pertimbangan yaitu :

• Pertimbangan dari arah masalahnya

• Pertimbangan dari arah calon peneliti

c. Perumusan masalah penelitian

•Perumusan hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat

Tanya

• Rumusan hendaklah padat dan jelas

Page 60: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

56

Metodologi Penelitian 2017

•Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang

mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan

itu.

2. Penelaahan Kepustakaan

a. Penelaahan sumber-sumber yang berupa buku

b. Pemilihan berdasarkan pada prinsip:

1) Relevansi

2) Kemutakhiran ( kecuali studi sejarah )

c.Penelaahan sumber-sumber yang berupa laporan hasil

penelitian. Penilikan berdasarkan atas prinsip :

1) Relevansi

2) Kemutakhiran

3) Bobot

3. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis hendaklah mempertimbangkan:

a.Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua

variabel atau lebih

Page 61: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

57

Metodologi Penelitian 2017

b.Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif

atau pernyataan.

c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat

d.Hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya hendaklah orang

mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran

hipotesis itu.

4. Identifikasi, Klasifikasi dan Pendefinisian Variabel

a. Mengidentifikasi variabel.

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperanan

dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti

b. Mengklarifikasi variable

Berdasarkan proses kauantifikasinya, variabel digolongkan

menjadi:

1) Variabel nominal

2) Variabel ordinal

3) Variabel interval

4) Variabel rasio

Page 62: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

58

Metodologi Penelitian 2017

Berdasarkan atas fungsinya dalam penelitian variabel

dibedakan menjadi:

1) Variabel tergantung

2) Variabel bebas

3) Variabel moderator

4) Variabel kendali

5) Variabel rambang

c. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel

Definisi operasional dirumuskan berdasarkan atas sifat-

sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati

(diobservasi)

1) Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan (operations)

yang harus dilakukan agar yang didefinisikan itu terjadi

2) Yang berdasar atas bagaimana hal yang didefinisikan

itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat

pengambil datanya)

5. Pemilihan atau Pengembangan Alat Pengambil Data

Alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat:

Page 63: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

59

Metodologi Penelitian 2017

a. Validitas

b. Reliabilitas

6. Penyusunan rancangan penelitian

7. Penentuan sampel

8. Pengumpulan data

9. Pengolahan dan analisis data

10. Interpretasi hasil analisis

11. Penyusunan laporan

Secara garis besar ada tiga kegiatan yang pasti dilakukan

dalam kegiatan penelitian, yaitu: (1) Pembuatan Rancangan

Penelitian, (2) Pelaksanaan Penelitian, dan (3) Pembuatan

Laporan Penelitian. Ketiga langkah tersebut merupakan

langkah yang sangat besar dan perlu penjelasan lebih lanjut.

Langkah-langkah penelitian selengkapnya adalah sebagai

berikut:

1. Memilih masalah

2. Studi pendahuluan

3. Merumuskan masalah

4. Merumuskan anggapan dasar (hipotesis)

Page 64: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

60

Metodologi Penelitian 2017

5. Memilih pendekatan (metode penelitiannya)

6. Menentukan variable dan sumber data

7. Menentukan dan menyusun instrument

8. Mengumpulkan data

9. Analisis data

10. Menarik kesimpulan

11. Menulis laporan

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, sekilas mungkin

akan tampak berbeda, namun sebenarnya langkah-langkah

yang telah dijabarkan tersebut memiliki kesamaan satu

dengan yang lainnya. Hal ini sangat dimungkinkan

mengingat prinsip dari penelitian haruslah berdasarkan

pada metode ilmiah yang bisa diamati dan dapat

dipertanggungjawabkan keasahihannya.

E. Manfaat atau luaran Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah usaha untuk memecahkan

suatu permasalahan tertentu. Sebagai akibat dari usaha

tersebut, maka akan dihasilkan suatu solusi. Suatu

penelitian yang baik adalah jika solusi tersebut dapat

diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dalam

penelitian pendidikan, salah satu langkah yang urgen

untuk dipahami oleh peneliti adalah mendasarkan

Page 65: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

61

Metodologi Penelitian 2017

penelitian kepada seberapa pentingkah penelitian ini

dilakukan dan apakah luaran dari hasil penelitian ini

bermanfaat untuk memberikan solusi bagi masalah

pendidikan dan pembelajaran. Mengingat penelitian harus

berakarkan pada masalah, dengan kata lain, jika dipandang

tidak ada masalah yang harus dipecahkan maka tidak perlu

diadakannya suatu penelitian.

Sebagai contoh misalnya, seseorang melihat bahwa belajar

matematika di suatu sekolah tidak menggembirakan. Hal

ini didasarkan dari fakta dan data yang ada bahwa nilai

rata-rata matematika pada Ujian Nasional selalu lebih

rendah dari nilai rata-rata mata pelajaran lainnya. Melihat

masalah di atas, maka orang tadi bermaksud untuk melihat

akar masalahnya, maka ia pun melakukan observasi

(pengamatan) di sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan,

ia memberikan kesimpulan bahwa salah satu penyebab

rendahnya prestasi belajar matematika adalah dikarenakan

pembelajaran menerapkan pembelajaran yang berpusat

pada guru. Akibatnya siswa menjadi pasif.

Berkaca dari masalah tersebut, ia ingin memberikan solusi

dengan mengubah proses pembelajarannya yang semula

berpusat pada guru diubah dengan menerapkan

pembelajaran Problem Solving (misalnya) yang

Page 66: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

62

Metodologi Penelitian 2017

mengedepankan keaktifan siswa. Selanjutnya ia melakukan

penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

pembelajaran Problem Solvingmenghasilkan prestasi

belajar yang lebih baik daripada pembelajaran sebelumnya.

Dari contoh di atas, luaran yang diharapkan oleh peneliti

adalah menjadikan Problem Solving sebagai solusi masalah

bagi pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Sehingga ia

berharap metode ini dapat diterapkan di kelas-kelas. Ketika

akhirnya semua sekolah mulai menerapkan Problem

Solving maka luaran penelitian ini dikatakan baik dan

bermanfaat bagi masyarakat luas. Luaran-luaran inilah

yang sangat penting untuk dicermati. Banyak penelitian

yang dilakukan oleh mahasiswa yang tidak didasarkan

pada prinsip ini. Sehingga, penelitian mahasiswa tak

ubahnya sebagai karya yang hanya mengusung semangat

asal lulus saja.

Sehingga perlu kiranya, peneliti (mahasiswa) untuk bisa

memikirkan dampak luaran penelitian yang di lakukan.

Page 67: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

63

Metodologi Penelitian 2017

Bab 3

Metodologi dan jenis Penelitian

Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah

Penelitian, oleh karena itu, banyak dosen ataupun

mahasiswa yang melakukan penelitian dalam pendidikan.

Penelitian itu ada yang bersifat mandiri maupun yang

bersifat proyek. Banyak kita lihat penelitian para dosen

maupun mahasiswa dilaksanakan dilaboraterium, kelas,

bahkan terjun langsung ke lapangan.

Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan

secara sistematik untuk menguji jawaban – jawaban

sementara ( hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti

melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta

secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat

pula diterima atau diterapkan dalam ilmu- ilmu sosial

sekalipun pengukurannya dalam ilmu – ilmu kealaman.

Penelitian pendidikan hendaknya dilaksanakan secara

sitematis, logis, dan secara berencana. Secara sistematis

artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai

dengan aturan – aturan ilmiah dalam penelitian pada

umumnya. Logis atrinya dilaksanakan berdasarkan logika

Page 68: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

64

Metodologi Penelitian 2017

berfikir ilmiah dengan menggunakan langkah–langkah

pemecahan masalah dan prinsip - prinsip teori penelitian.

Sedangkan secara berencana, yaitu betul- betul

direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan diteliti,

bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa

yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat

atau lokasinya penelitian, dan sebagainya.

Pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakikatnya

adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang

membentuknya melalui proses belajar dalam konteks

lingkungan yang berubah – ubah. Pendidikan sebagai suatu

sistem tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga

berorientasi pada proses agar memperoleh hasil yang

optimal

Ruang lingkup metodologi penelitian pendidikan luas

sekali karena pendidikan sendiri merupakan bidang kajian

yang terkait erat dengan beberapa disiplin ilmu seperti

psikologi, sosiologi, antropologi, politik, ekonomi dan

sebagainya. Banyak sekali konsep metodologi penelitian

pendidikan yang dikembangkan dengan mendapatkan

inspirasi atau berlandaskan pada berbagai bidang ilmu

tersebut.

Page 69: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

65

Metodologi Penelitian 2017

Metode yang digunakan dalam penelitian pendidikan juga

mengacu pada metodologi yang lazim digunakan di

berbagai bidang ilmu tersebut, yakni mengacu pada

pendekatan behavioral science. Berbagai konsep seperti

intelegensi, peran, status, norma, konsep diri, keefektifan

biaya juga dikaji dalam penelitian pendidikan dengan

menggunakan pendekatan tersebut. Metodologi penelitian

pendidikan pada mulanya berorinetasi pada pendekatan

behavioristik. Hal ini tampak jelas dari pengaruh disiplin

ilmu psikologi yang digunakan untuk uji – uji pengukuran

berbagai aspek belajar mengajar.

Kompleksitas masalah pendidikan merupakan pembatas

karena fenomena – fenomena yang muncul dalam

metodologi penelitian pendidikan merupakan dampak

interaksi antar pelaku yang ada dalam dunia pendidikan itu

sendiri (dalam hal ini adalah orang tua, siswa, guru,

masyarakat, dan sebagainya). Keterbatasan selanjutnya

dalam dunia penelitian pendidikan adalah metodologi

yang digunakan. Karena keterbatasan metodologi ini,

beberapa penelitian pendidikan bahkan kadang harus

ditunda karena alat ukur yang valid masih belum tersedia.

Page 70: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

66

Metodologi Penelitian 2017

A. Pengertian Metodologi

“Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan

“logos” terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.

Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai

tujuan. ”Logos” artinya ilmu(mbojo:2012).

Metodologi adalah sebuah ilmu atau cara yang digunakan untuk

memperoleh suatu kebenaran menggunakan sistem penelurusan

dengan cara – cara tertentu untuk menemukan kebenaran yang

tergantung dari sebuah kajian yang realitas(Mageia:2012).

“Metodologi adalah ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk

memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya”(Hadi, dkk.1998:11)

B. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah proses pengumpulan data dan menganalisis

data atau informasi secara sistematis sehingga menghasilkan

kesimpulan yang sah dan mutlak (Anggoro, 2008:1.1).

“Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang

melalui penyelidikan hati – hati dan sempurna terhadap suatu

masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap

masalah tersebut”(Hillway dalam Hadi dkk,1998:9).

Page 71: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

67

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang tersusun

atau sistematis untuk meningkatkan pengetahuan kita, juga

merupakan suatu usaha yang tersusun sistematis dan

terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah yang

mempunyai jawaban(Mbojo:2012).

C. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suatu suasana dalam belajar dan sebuah proses

pembelajaran agar siswa atau peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk dapat

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan oleh dirinya dan juga masyarakat(wikipedia:2012).

D. Metodologi Penelitian Pendidikan

Metodologi penelitian adalah sebuah kumpulan dari beberapa

metode – metode ataupun beberapa cara – cara tertentu yang

dapat diterima oleh akal sehat untuk menemukan atau mencari

sesuatu kembali(Prima:2010).

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan –

peraturan, suatu prosedur, yang biasanya digunakan oleh seorang

pelaku disiplin ilmu(wikipedia:2012).

Page 72: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

68

Metodologi Penelitian 2017

Metodologi penelitian suatu sistem atau sebuah cara yang

diperoleh untuk memperoleh suatu informasi/bahan

materi suatu pengetahuan ilmiah dengan tujuan untuk

menemukan hal – hal atau prinsip – prinsip yang bisa

dikatakan baru atau cara memecahkan

masalah(Kountur.2007:105).

Penelitian pendidikan merupakan suatu proses atau cara yang

terdiri atas beberapa tahap – tahap atau

langkah(Educationesia:2012).

Pendidikan merupakan suatu penyelidikan yang tersusun

secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan

seseorang juga merupakan suatu usaha yang sitematis dan

terorganisir untuk menyelidiki sebuah masalah tertentu

untuk memperoleh sebuah jawaban yang

kongkrit(mbojo:2012).

E. Jenis – Jenis Penelitian Pendidikan

Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan

berbagai macam metodologi. Keputusan mengenai

metodologi yang akan dipakai akan tergantung kepada

tujuan, pendekatan, bidang ilmu, sifat, tempat, sifat

masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin

Page 73: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

69

Metodologi Penelitian 2017

digunakan. Berikut ini adalah pembahasan jenis penelitian

menurut masalahnya:

1. Penelitian Historis

Penelitian historis adalah membuat suatu rekonstruksi

masa lalu/lampau secara sistematis dan juga objektif

dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,

memverifikasi, serta mensistensikan bukti – bukti untuk

menegakkan sesuatu yang benar/fakta(4skripsi:2010).

Data–data yang dikumpulkan biasanya merupakan hasil

dari pengamatan seseorang, misalnya dari sebuah surat

atau dokumen – dokumen yang berhubungan dengan

data(Hadi dkk:1998:50)

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah membuat pencandraan secara

tersusun ataupun sistematis, faktual dan juga akurat

mengenaisuatu fakta dan sifat dari suatu

populasi(4skripsi:2010).

3. Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan adalah penelitian untuk menyelidiki

pola dan perurutan pertumbuhan dan perubahan sebagai sebuah

fungsi dari waktu(4skripsi:2010).

Page 74: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

70

Metodologi Penelitian 2017

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan

Penelitian Kasus dan Penelitian lapangan adalah penelitian

yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar

belakang keadaan di masa ini dan hubungan atau interaksi

lingkungan sesuatu unit sosial(4skripsi:2010). Penelitian kasus

memusatkan pemikiran pada kasus secara intensif dan juga

sangat terperinci mengenai masalah latar belakang keadaan

sekarang/saat ini(Hadi dkk,1998:51).

5. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan

untuk mendeteksi sampai sejauh mana variasi pada suatu faktor

yang berkaitan dengan variasi pada satu atau mungkin juga lebih

dari satu faktor lain didasarkan pada koefisien korelasi, Penelitian

korelasional menggambarkan suatu pendekatan yang bersifat

umum untuk suatu penelitian yang hanya berfokus pada

penaksiran pada kovariasi diantara beberapa variabel yang

muncul secara sendirinya(Emzir,2012:37).

6. Penelitian Kausal Komparatif

Penelitian Kausal Komparatif adalah penelitian yang

dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan

berdasarkan atas pengamatanterhadap langsung terhadap akibat

yang ada, menemukan kembali faktor yang menjadi penyebabnya

Page 75: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

71

Metodologi Penelitian 2017

melalui data – data tertentu . Penyelidikan kausal komparatif

adalah penyelidikan empiris yang tersusus secara sistematis

dimana ilmuwan tidak dapat mengendalikan variable bebas secara

langsung karena variable tersebut sudah pernah

terjadi(Emzir,2012:119).

7. Penelitian Eksperimental

Penelitian Eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

untuk menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab

akibat dengan cara mengenalkan satu atau lebih kelompok

ekperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dan

membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok

control yang tidak dapat dikenai kondisi perlakuan.

8. Penelitian Eksperimental Semu

Penelitian Eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

untuk menemukan atau memperoleh suatu informasi yang

merupakan bagian informasi yang diperoleh dari penelitian

atau eksperimen yang sesungguhnya dalam kondisi yang

tidak memungkinkan untuk mengontrol dan mengubah

semua variable yang relevan

.

9. Penelitian Tindakan

Page 76: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

72

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan

untuk menngembangkan suatu keterampilan yang baru

atau pendekatan baru untuk memecahkan sebuah masalah

dengan menerapkannya langsung pada dunia kerja saat ini.

Penelitian tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk

menciptakan keterampilan yang brau untuk mengatasi

kebutuhan yang ada dalam dunia kerja atau kebutuhan

praktis yang lain(Hadi dkk,1998:53).

RANGKUMAN

Page 77: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

73

Metodologi Penelitian 2017

Metodologi penelitian pendidikan hendaknya

dilaksanakan secara sitematis, logis, dan secara berencana.

Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik

tertentu serta sesuai dengan aturan – aturan ilmiah dalam

penelitian pada umumnya. Logis atrinya dilaksanakan

berdasarkan logika berfikir ilmiah dengan menggunakan

langkah – langkah pemecahan masalah dan prinsip- prinsip

teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu betul-

betul direncanakan secara sengaja tentang apa yang akan

diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan

penelitian, siapa yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti,

dimana tempat atau lokasinya penelitian. Jenis penelitian

ditinjau dari segi masalahnya itu terdiri atas 9 jenis, yaitu

penelitian historis, penelitian deksriptif, penelitian

perkembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan,

penelitian korelasional, penelitian kausal komparatif,

penelitian eksperimental, Penelitian Eksperimental semu

dan penelitian tindakan.

Bab 4

Page 78: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

74

Metodologi Penelitian 2017

Ragam Penelitian Pendidikan

Penelitian pada dasarya adalah suatu kegiatan atau

proses sistematis untuk memcahkan masalah yang

dilakukan dengan metode ilmiyah. Oleh karena itu,

sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu

dijelaskan terlebih dahulu hakikat metode ilmiyah

(scientific metods).

Tujuan dari usaha ilmiyah adalah untuk

menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena.

Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua prilaku

dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat

mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke

arah tujuan ini berhubungan dengan pemerolehan

pengetahuan dan pengembangan serta pengujian teori-

teori. Eksistensi dari suatu teori yang dapat hidup sangat

mempermudah kemajuan ilmu pengetahuan yang secara

simultan menjelaskan banyak fenomena.

Dari berbagai fenomena yang terjadi, dan dilihat dari

penyebabnya maka penelitian pun dapat dikelompokkan

menjadi beberapa macam yang akan penulis bahas

dibawah ini.

A. Penelitian Ditinjau dari Tujuan

Page 79: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

75

Metodologi Penelitian 2017

Seorang peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab-

sebab atau hal-hal yang mempengaruhi tentang sesuatu.

Sebagai contoh, di suatu desa secara berturut-turut terjadi

kematian penduduk, Ragam penelitian terutama anak-anak

dibawah umur lima tahun. Kejadian tersebut kelihatan

misterius sehingga menarik perhatian para dokter. Maka

dibentuklah sebuah tim untuk mengadakan penelitian

dengan maksud untuk menemukan sebab musabab

terjadinya musibah tersebut. Penelitian semacam ini

dinamakan penelitian Exploratif.

Semua kejadian yang berhubungan dengan proses belajar

mengajar dicatat, diteliti da diadakan penyempuraan

seperlunya sehingga akhirnya diharapkan ditemukannya

Prototipe Metode penyampaian dengan menggunakan buku

berprograma. Mengadakan percobaan dan

penyempurnaan inilah yang digolongkan sebagai

penelitian Developmental atau penelitian pengembangan.

Jenis penelitian yang ketiga ditinjau dari tujuan adalah

penelitian Verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk

pengecek kebenaran hasil penelitian lain. Penelitian

kebijakan adalah penelitian yang dilakukan oleh lembaga

pemerintah karena menyangkut tindakan yang diambil

oleh pemerintah dan dinerlakukan secara luas.

Page 80: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

76

Metodologi Penelitian 2017

B. Penelitian ditinjau dari Pendekatan

1.Pendekatan Longitudinal (pendekatan bujur) dengan

pendekatan ini maka peneliti mencatat kemampuan berfikir

sejak anak duduk dikelas I. Berturut-turut setiap tahun

perkembangan tersebut dicatat yaitu de kelas II – kelas VI.

Yang perlu diperhatikan adalah waktu pencatatan

dilakukan. Apabila peneliti melakukan pencatatan pertama

pada bulan Juni, maka pencatatan-pencatatan berikutnya

harus dilakukan pada bulan yang sama sehingga

kondisinya sama. Kebaikan penelitian ini adalah kareaa

subjek yang diamati sama, sehingga faktor-faktor intern

individu tidak berpengaruh terhadap hasil. Kelemahannya,

waktu penelitian sangat lama dan dikhawatirkan dalam

jangka waktu yang lama ini telah banyak perubahan

kondisi kareana perubahan zaman.

2.Pendekatan Cross-sectional (pendekatan silang) berbeda

dengan pendekatan bujur, pendekatan silang tidak

menggunakan subjek yang sama satu hal yang

mengujtugka adalah bahwa datanya dengan cepat dapat

terkumpul.

C. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu

Page 81: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

77

Metodologi Penelitian 2017

Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interes, maka tentu

saja bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya

menurut siapa yang mengadakan penelitian.

D. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya

Pertama, penelitian Labolatorium seperti penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam, Penelitian Bahasa dll.

Kedua, penelitian Perpustakaan seperti Content

Analysis (analisis isi buku) yang menghasilkan suatu

kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi

buku, tata penulisan, lay-out, ilustrasi dsb.

Ketiga, penelitian kancah atau penelitian lapangan

seperti penelitian pendidikan disekolah, dikeluarga,

masyarakat, pbrik, rumah sakit, asal semuanya mengarah

tercapainya tujuan pendidikan.

E. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel

Pertama, Variabel masa lalu, masa sekarang dan masa yag

akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan

menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan

sekarang disebut penelitian deskriptif. Kedua, Penelitian

dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang

disebut penelitian experimen. Ketiga, penelitian tindakan

Page 82: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

78

Metodologi Penelitian 2017

F. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang dituntut

menggunakan angka-angka sedangkan Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang seringkali dipergunakan dalam

penelitian-penelitian ilmu sosial. Hal ini dirasakan perlu

karena fenomea sosial seringkali tidak bisa ditujukan secara

kuatitatif. Ini berarti bahwa penelitian kuantitatif dan

penelitian kualitatif saling melengkapi.

RANGKUMAN

1.Penelitian Ditinjau dari Tujuan :

Page 83: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

79

Metodologi Penelitian 2017

a) Penelitian eksploratif

b) Penelitian depelopmen

c) Penelitian Verifikatif

2.Penelitian Ditinjau dari Pendekatan: Pedekatan longi

todina (pendekatan bujur) dan pendekatan Cross-Sectional

(pedekatan silang)

3.Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu: Penelitian terhadap

Pendidikan (pendidikan guru, ekonomi, kesehatan, tehnik,

pertanian dsb).

4.Penelitian Ditinjau dari Tempatnya: disekolah, keluarga,

masyarakat, dan rumah sakit.

5.Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel: Penelitian

Variabel masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan

datang.

6.Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang dituntut

menggunakan angka-angka sedangkan Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang seringkali dipergunakan dalam

penelitian- penelitian ilmu sosial.

Bab 5

Page 84: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

80

Metodologi Penelitian 2017

Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

1. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif

Di era globalisasi seperti sekarang ini, ragam penelitian

dalam dunia pendidikan kian hari semakin dikembangkan.

Banyak hal- hal baru yang perlu diteliti dan dikaji lebih

lanjut. Keanekaragaman budaya, perkembangan informasi

dan teknologi turut andil besar dalam kemajuan zaman

seperti sekarang ini. Dahulu manusia tidak mengenal

telepon genggam atau internet. Seiring berjalannya waktu,

dengan adanya riset dan penelitian oleh para ahli teknologi,

lahirlah telepon genggam (hand phone), leptop, kamera dll.

Semua hal ini tak lepas dari yang namanya penelitian.

Seperti yang diketahui ragam penelitian ada banyak sekali

dan dapat ditinjau dari beberapa aspek, namun dalam

kajian ini dideskripsikan tentang konsep dasar penelitian

kualitatif. Ketika penelitian kualitatif sedang diperkenalkan

kira-kira tahun 1990, pandangan mata peneliti khususnya

peneliti muda memincing ke arah itu. Penelitian kualitatif

relatif lebih baru atau muda dibandingkan dengan

penelitian kuantitatif. Tentunya kedua penelitian ini juga

memiliki kelemahan, keuntungan ataupun kerugian.

(Arikunto, 2006: 11).

Page 85: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

81

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah, sistematis

terhadap bagian- bagian dan fenomena serta hubungan-

hubungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengembangkan dan mengunakan model-model

matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan

dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian

sentral dalam penelitian ini karena hal ini emberikan

hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris

dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan

kuantitatif. Sedangkan penelitian kualitatif adalah

penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna

(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian ini.

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus

penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu

landasan teori juga dimanfaatkan sebagai gambaran umum

tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan

penelitian.

Penelitian membangun sebuah gambaran yang kompleks

dan menyeluruh (holistik). Peneliti juga menganalisis kata-

kata dan melaporkan pandangan atau opini para informan.

Keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang

alamiah / wajar (natural setting).

Page 86: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

82

Metodologi Penelitian 2017

Hal ini dimungkinkan karena penelitian kualitatif adalah sebuah

proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan

kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. (Wiria

Atmadja, 2008: 8)

Lebih jauh Creswell (1994: 146) menyatakan:

Characteristics of a qualitative research problem are: (a) the

concept is immature due to a conspicuous lack of theory and

previous research;(b) a notion that the available theory may

be inaccurate, inappropriate, incorrect, or biased; (c) a need

exists to explore and describe the phenomena and to

develop theory; or (d) the nature of phenomenon may not

be suited to quantitative measure.

Pernyataan tersebut menginformasikan empat karakteristik

masalah dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) Konsep belum

menunjukkan kemantapan sehubungan dengan teori dan

penelitian sebelumnya, 2) Patut diduga bahwa teori yang

dikemukakan mungkin tidak akurat, tidak sesuai, salah,

atau mengalami bias, 3) Adanya tuntutan untuk

menyelidiki dan menguraikan gejala dalam rangka

mengembangkan teori yang sudah ada. (4) Sifat alami

peristiwa tidak cocok jika diukur secara kuantitatif.

Hal-hal di atas menunjukkan betapa tidak sederhananya

pola kerja penelitian kualitatif. Kerumitan akan semakin

Page 87: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

83

Metodologi Penelitian 2017

dirasakan penelitian ketika sampai pada tahap

menganalisis data.

Diperlukan pemahaman yang menyeluruh dan mendetil

langkah-langkah penelitian. Di samping itu, penelitian

harus memiliki penguasaan prosedur, teknik, dan langkah-

langkah penelitian. Termasuk dalam hal ini adalah analisis

data.

Dibawah ini penulis secara khusus akan membahas konsep

dasar penelitian kualitatif, yang mengkaji mulai dari

pengertian, prosedur dan tahapan, corak, dimensi-dimensi,

tujuan, tahapan, dan data penelitian kualitatif. Kajian ini

cukup penting dikemukakan sebagai landasan awal bagi

para peneliti yang akan melakukan penelitian atau

menyusun karya tulis ilmiah khususnya skripsi, tesis dan

disertasi dalam bentuk penelitian kualitatif.

A. Pengertian Penelitian Kualitatif

Moleong (2013: 6) setelah melakukan analisis terhadap

beberapa definisi penelitian kualitatif kemudian membuat

definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok

pengertian penelitian kualitatif. Menurut Moleong,

penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

Page 88: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

84

Metodologi Penelitian 2017

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain. secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah.

Sementara itu, Mulyana (2008: 151) mendeskripsikan

penelitian kualitatif sebagai penelitian dengan

menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu

fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan fakta

melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek

penelitian.

Nana Syaodi (2013: 94) menyebutkan bahwa penelitian

kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan,

persepsi pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.

Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-

prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu peneliti

membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari

data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data

Page 89: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

85

Metodologi Penelitian 2017

dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup

deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-

catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil

analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif

berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang

kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut

interpretasi berdasarkan pengalaman sosial.

Sukardi (2013: 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan

sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

di desain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk

objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode

ilmiah menjadi patokan.

Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia

sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,

perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang

diteliti. (Bungin, 2001: 24) Misalkan dapat berupa penelitian

tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang.

Rancangan penelitian kualitatif dalam pendidikan

penelitiannya bersifat sementara, karena ketika penelitian

berlangsung, peneliti secara terus menerus menyesuaikan

rancangan tersebut dengan proses penelitian dan kenyataan

Page 90: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

86

Metodologi Penelitian 2017

yang terjadi di lapangan khususnya di dalam dunia

pendidikan.

Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan

yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan

berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna

jamak dari pengalaman individual, makna yang secara

sosial dan historis dibangun dengan maksud

mengembangkan suatu teori atau pola) atau pandangan

advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu,

kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.

(Emzir, 2009: 28)

Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan atau metode

kualitatif. Menurut Sugiyono (2012: 15) bahwa metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber

data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik

pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Page 91: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

87

Metodologi Penelitian 2017

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks yang alamiah dan dengan

menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.

B. Tahapan Penelitian Kualitatif

Bahwa prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan

dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya

didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam

pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan

dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila

perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang

dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian

mestilah merancang langkah-langkah kegiatan penelitian.

Paling tidak terdapat tiga tahap utama dalam penelitian

kualitatif, yaitu:

Page 92: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

88

Metodologi Penelitian 2017

1) Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini,

peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan

dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang

informasi yang diperolehnya.

2) Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala

informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk

memfokuskan pada masalah tertentu.

3) Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan

fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian

melakukan analisis secara mendalam tentang fokus

masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi

berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu

pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru. (Sugiyono,

2012: 43)

Secara spesifik, ketiga tahap tersebut dapat djabarkan

dalam tujuh langkah penelitian kualitatif yaitu: 1)

Identifikasi masalah, 2) Pembatasan masalah, 3) Penetapan

fokus masalah, 4) Pelaksanaan penelitian, 5) Pengolahan

dan pemaknaan data, 6) Pemunculan teori, dan 7)

Pelaporan hasil penelitian. (Sudjana dan Ibrahim, 2001: 62).

Sementara itu, Danim (2002: 80) mengemukakan bahwa

secara garis besar tahapan penelitian kualitatif adalah:

Page 93: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

89

Metodologi Penelitian 2017

1. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.

2. Mengumpulkan data di lapangan.

3. Menganalisis data.

4. Merumuskan hasil studi.

5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.

C. Corak Penelitian Kualitatif

Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan

menjadi tujuh tipe utama, yaitu: phenomenology,

ethnography, action research, biography, grounded theory,

design and development research, and case studi and field

research. (Jonhson dan Wichern, 2005: 8)

1. Penelitian Etnografi

Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus

pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup

dari fenomena sosiokultural. Biasanya para peneliti

etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu

masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga

memerhatikan pekerjaan, pengangguran, dan masyarakat

lainnya). Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga

macam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan

Page 94: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

90

Metodologi Penelitian 2017

dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan tiga jenis data:

kutiapan, uraian, dan kutipan dokumen menghasilkan

dalam suatu produk: uraian naratif.

2. Penelitian Grounded Theory “Teori Dasar”

Strauss dan Corbin dalam Sugiyono (2012: 191)

mendefinisikan grounded theory (teori dasar) adalah suatu

teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian

fenomena yang mewakilinya. Menurut Strauss dan Corbin,

penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk

membangun teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan

wilayah di bawah studi.

3. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses

yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan

dalam proses (siswa, guru, dan peserta didik lainnya)

dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang

diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan

konstribusi kepada kepedulian praktis dari orang dalam

situasi problematis secara langsung dan untuk tujuan lebih

lanjut dari ilmu sosial secara serempak. (Sugiyono, 2012:

235).

Page 95: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

91

Metodologi Penelitian 2017

4. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (design and development

research) adalah salah satu jenis penelitian pragmatik yang

menawarkan suatu cara untuk menguji teori dan

memvalidasi parktikyang terus-menerus dilakukan secara

esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara

untuk menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan

peralatan-peralatan baru yang didasarkan pada suatu

analisis metodik tentang kasus-kasus spesifik.

5. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan (Case Studi

and field research)

Yin dalam Bungin (2005: 173) menyatakan bahwa studi

kasus merupakan suatu inquiry empiris yang mendalami

fenomena dalam kehidupan yang nyata, ketika batas antara

fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas

(Herdiansyah, 2010:76). Tujuan penlitian kasus dan

penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara

instensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan

interaksi lingkungan suatu unit sosial. Macam-macam

penelitian studi kasus, antara lain:

a) Studi kasus intrinsik (intrinsic case study) Studi kasus ini

dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan

Page 96: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

92

Metodologi Penelitian 2017

mendalam tentang suatu kasus tertentu. Studi atau kasus

dilakukan karena alasan peneliti ingin mengetahui secara

intrinsik fenomena, keteraturan, dan kekhususan kasus,

bukan untuk alasan eksternal lainnya.

b) Studi kasus instrumental (instrumental case study) Studi

kasus instrumental merupakan studi atas kasus untuk

alasan eksternal, bukan karena ingin mengetahaui hakikat

suatu kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebagai

sarana untuk memahami hal lain di luar kasus seperti

untuk membuktikan suatu teori yang sebelumnya sudah

ada.

c) Studi kasus kolektif (collective case study) Studi kasus

ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi

atas fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut.

Studi kasus kolektif ingin membentuk suatu teori atas

dasar persamaan dan keteraturan yang diperoleh dari

setiap kasus yang diselidiki.

6. Biografi (biography) merupakan study terhadap

seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas

permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti

yang bersangkutan. Denzin dan Lincoln (1994) dalam

Herdiansyah (2010: 65) mendefinisikan biografi sebagai

Page 97: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

93

Metodologi Penelitian 2017

suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan dokumen-

dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan

momen penting yang terjadi dalam kehidupannya tersebut.

Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai

subyek dalam penelitian dapat berupa orang yang masih

hidup ataupun orang yang sudah meninggal dunia,

sepanjang data yang relevan dapat diperoleh peneliti dari

dokumen yang tersedia.

7. Fenomenologi, Polkinghorne (1989) dalam

Herdiansyah (2010: 67) mendefinisikan fenomenologi

sebagai sebuah studi untuk memberikan gambaran tentang

arti dari pengalaman-pengalaman beberapa individu

mengenai konsep tertentu.Fenomenologi dapat bersifat

individu misalnya seseorang mengalami malam lailatul

qadar yang dialami oleh beberapa orang Muslim pada

bulan Ramadhan atau seseorang yang mengalami near-

death experiences atau dapat disebut dengan pengalaman

terhadap kematian menyatakan bahwa pengalaman

tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa fenomenal

sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat ekstrim yang

mendekati kematiannya.

Contoh tersebut merupakan contoh yang bersifat

individual yang hanya dialami oleh perseorangan.

Page 98: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

94

Metodologi Penelitian 2017

Selanjutnya pengalaman yang bersifat masal yaitu misalnya

pada saat terjadinya tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu

yang menewaskan ratusan ribu orang.

D. Dimensi-Dimensi Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik,

metode fenomenologis, metode impresionistik, dan metode

postpositivistic. Adapun karakteristik penelitian jenis ini

adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional

atau bottomup). Metode kualitatif sering digunakan

untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang

timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam

metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat

generating theory, sehingga teori yang dihasilkan

berupa teori substansif.

2) Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan

dihargai tinggi. Minat peneliti banyak tercurah pada

bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang

partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa

yang disebut sebagai fakta fenomenologis.

Page 99: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

95

Metodologi Penelitian 2017

3) Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan

penelitian yang baku. Rancangan penelitian

berkembang selama proses penelitian.

4) Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami,

mencari makna di balik data, untuk menemukan

kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris

logis, dan empiris logis.

5) Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber

data yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa

berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

6) Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip

fenomenologis, yaitu dengan memahami secara

mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.

7) Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data

sehingga keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa

yang diteliti.

8) Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang

dan telah berlangsung.

9) Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam

konteks waktu serta situasi tertentu. (Sudjana dan

Ibrahim, 2001: 11-12).

E. Tujuan Penelitian Kualitatif

Page 100: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

96

Metodologi Penelitian 2017

Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa

tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu

untuk:

1) Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan

berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan

kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan

kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya

penyempurnaannya.

2) Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan

peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan

sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu

serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.

3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan

prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang

terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan

pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.

(Sudjana dan Ibrahim, 2001: 15)

F. Data Penelitian Kualitatif

Page 101: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

97

Metodologi Penelitian 2017

Dalam hubungannya dengan data penelitian kualitatif,

Sugiyono, (2012: 226) menyebutkan terdapat 4 macam

teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Menurut S. Margono dalam Zuriah (2009: 173) observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap

objek di tempat terjadi, karena penting untuk melihat

perilaku dalam keadaan (setting) alamiah, melihat

dinamika, dan gambaran perilaku berdasarkan situasi yang

ada.

2. Wawancara/Interview

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Menurut Zuriah (2009: 179) wawancara ialah alat

pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik

observasi partisipatif dengan wawancara mendalam.

Page 102: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

98

Metodologi Penelitian 2017

3. Dokumentasi

Menurut Zuriah (2009: 191), dokumentasi adalah cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti

arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil

atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa

yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.

4. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data-data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan dari

triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang

beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan.

Page 103: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

99

Metodologi Penelitian 2017

Sementara itu, dalam permasalahan teknis analisis data

dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Analisis data sebelum di lapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan,

atau data sekunder, yang digunakan untuk menentukan

fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini

masih bersifat sementara, dan berkembang setelah peneliti

masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman

a) Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hak yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b) Data Display (penyajian data) Penelitian kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan natar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dala penelitian kualitatif adalah dengan

Page 104: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

100

Metodologi Penelitian 2017

teks yang bersifat naratif. Dalam melakukan display data,

selain teks naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik,

network (jejaring kerja) dan chart.

c) Conclusion Drawing/verification Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2012: 245-252)

2. Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian dikenali istilah kuantitatif dan kualitatif.

Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu

sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial.

Dalam konteks ini Sanapiah Faisal dalam (musafa nanang,

2012) membaginya menjadi 2 yaitu: Pertama, mazhab

penelitian sosial yang menggunakan pendekatan

kuantitatif, atau yang lebih populer dengan sebutan

Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Kedua, mazhab

penelitian sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif,

atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pendekatan

Penelitian Kualitatif.

Page 105: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

101

Metodologi Penelitian 2017

Suharsimi Arikuntodalam (musafa nanang, 2012)

berpendapat bahwa kaitan pilihan memulai dan memilih

suatu pendekatan atau metode ilmiah juga yang ada dalam

penelitian tentu tidak bisa terlepas dari kebaikan dan

kelemahan, keuntungan dan kerugian. Oleh karena itu

untuk dapat memberikan pertimbangan dan keputusan

mana yang lebih baik dalam penggunaan suatu pendekatan

maka terlebih dahulu perlu dipahami masing-masing

pendekatan tersebut.

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah

mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini

disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan

pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan

sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,

karena dengan metode ini dapat ditemukan dan

dikembangkan berbagai iptek baru.

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian

yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan

Page 106: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

102

Metodologi Penelitian 2017

terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan

desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut

penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian

akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik,

atau tampilan lainnya. Penelitian kuantitatif didasari oleh

filsafat positivisme yg menekankan fenomena-fenomena

objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi

objektivitass desain penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur

dan percobaan terkontrol. (sukmadinata, N, 2013)

Menurut Sugiyono (14:2015), metode penelitian kuantitatif

merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena

itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,

terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.

Page 107: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

103

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau

sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian

bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan

masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat

dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji

melalui pengumpulan dan lapangan. Untuk

mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data

yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara

kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif

sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan

terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya

diambil sampel random, sehingga kesimpulan hasil

penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana

sampel tersebut diambil.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan

sebagai bebas nilai (value free). Dengan kata lain, penelitian

kuantitatif sangat ketat menerapkanprinsip-prinsip

objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui

penggunaaninstrumen yang telãh diuji validitas dan

reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif

mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat

bias, misalnyaakibat masuknya persepsi dan nilai-nilai

pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu,

penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik

Page 108: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

104

Metodologi Penelitian 2017

ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35)

dalam (musafa nanang, 2012)

Dalam hal pendekatan, penelitian kuantitatif lebih

mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek

penelitian dan variabel-variabel tersebut harus

didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable

masing-masing. Reliabilitas danvaliditas merupakan syarat

mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan

pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan

menentukan kualitas hasil penelitiandan kemampuan

replicasi serta generalisasi penggunaan model penelitian

sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan

adanya hipotesa dan pengujian yang kemudian akan

menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti

penentuan teknikanalisa dan formula statistik yang akan

digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna

dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistic

bukan padamakna secara kebahasaan dan kulturalnya.

(musafa nanang, 2012).

1.Penggunaan Metode Kuantitatif

Menurut Sugiono (2015:34) Metode Kuantitatif digunakan

apabila:

Page 109: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

105

Metodologi Penelitian 2017

a) Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian

sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan antara yang

seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan

pelaksanaan, antara teori dan praktek, antara rencana

dengan pelaksanaan.

b) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas

dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok

digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi

tidak mendalam.

c) Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment

tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini

metode eksperimen paling cocok digunakan.

d) Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.

e) Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat.

f) Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan

tentang validitas pengetahuan, teori, dan produk tertentu.

2. Kompetensi Peneliti Kuantitatif

a) Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang

bidang pendidikan yang akan diteliti.

b) Mampu melakukan analisis masalah secara akurat,

sehingga dapat ditemukan masalah penelitian

pendidikan yang betul-betul masalah.

Page 110: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

106

Metodologi Penelitian 2017

c) Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat

sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah

yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian.

d) Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif,

seperti metode survey, eksperimen, action research,

expost facto, evaluasi dan R & D.

e) Mampu menyusun instrument baik test maupun nontest

untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti,

mampubmenguji validitas dan reliabilitas instrumen.

f) Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner,

maupun dengan wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

g) Mampu menyajikan data, menganalisis data secara

kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah dan

menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.

h) Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil

penelitian maupun hasil pengujian hipotesis.

i) Mampu membuat laporan secara sistematis, dan

menyampaikan hasil penelitian ke pihak-pihak yang

terkait.

j) Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan

membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah.

k) Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada

masyarakat luas

Page 111: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

107

Metodologi Penelitian 2017

Dalam penelitian kuantitatif diyakini adanya sejumlah

asumsi sebagai dasar dalam melihat fakta atau gejala.

Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah:

1) objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama

lain, baik bentuk, struktur, sifat maupun dimensi

lainnya.

2) suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan

dalam jangka waktu tertentu.

3) Suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang

bersifat kebetulan, melainkan merupakan akibat dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jonathan

Sarwono, 2011)

Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi

paradigma kuantitatif berpandangan bahwa sumber ilmu

terdiri dari dua hal, yaitu pemikiran rasional dan empiris.

Karenaitu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi

(sesuai dengan teori-teori terdahulu) dan korespondensi

(sesuai dengan kenyataan empiris). Kerangka

pengembangan ilmu itu dimulai dengan proses perumusan

hipotesis yang dideduksi dari teori, kemudian diuji

kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut

secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secara

Page 112: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

108

Metodologi Penelitian 2017

epistemologis pengembangan ilmu itu berputar mengikuti

siklus, logico, hipotetico dan verifikatif.

Ada tiga hal mendasar yang harus diketahui dalam

penelitian kuantitatif yaitu aksioma, karakteristik

penelitiandan proses penelitian.

a. Aksioma (Pandangan Dasar)

Aksioma meliputirealitas, hubungan peneliti dengan yang

diteliti, hubungan variable, kemungkinan generalisasi dan

peranan nilai.

b. Karakteristik Penelitian

Menurut sugioni (2015:23-24) Penelitian kuantitatif

memiliki beberapa karakteristik berikut:

1) Desain

a) Spesifik, jelas, rinci

b) Ditentukan secara mantap sejakawal

c) Menjadi pegangan langkah demi langkah.

2) Tujuan

Page 113: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

109

Metodologi Penelitian 2017

a) Menunjukkan hubungan antar variable

b) Mengujiteori

c) Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif

3) Tehnik Pengumpulan data

a) Kuesioner

b) Observasi dan wawancara terstruktur

4) InstrumenPenelitian

a) Tes, angket, wawancara terstruktur

b) Instrument yang telah terstandar

5) Data

a) Kuantitatif

b) Hasil pengukuran variable yang dioperasionalkan

dengan menggunakan instrument

6) Sampel

a) Besar

b) Representatif

Page 114: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

110

Metodologi Penelitian 2017

c) Sedapat mungkin random

d) Ditentukan sejak awal

7) Analisis

a) Setelah sèlesai pengumpulan

b) Deduktif

c) Menggunakan statistik

8) Hubungan dengan Responden

a) Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya

obyektif

b) Kedudukan peneliti lebih tinggi daripada responden

c) Jangka pendek sampai hipotesis dapat ditemukan.

9) Usulan Desain

a) Luas dan rinci

b) Literatur yang berhubungan dengan masalah dan

variabel yang diteliti.

c) Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya

d) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas

Page 115: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

111

Metodologi Penelitian 2017

e) Hipotesis dirumuskan dengan jelas

f) Ditulis secara rinci danjelas sebelum terjun ke lapangan

10) Kapan penelitian dianggap selesai?

a) Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat

diselesaikan

11) Kepercayaan terhadap hasil Penelitian

a) Pengujian validitas dan realiabilitas instrument

B. Prosedur Penelitian Kuantitatif

Menurut Sugiono (2015:49-51) prosedur penelitian

kuantitatif adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh

peneliti harus sudah jelas. Menurut Tuckman, setiap

penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari

masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah

penelitian merupakan hal yang paling sulit dalam proses

penelitian (Sugiyono: 52).

Adapun penjelasan mengenai prosedur penelitian

kuantitatih ialah sebagai berikut:

Page 116: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

112

Metodologi Penelitian 2017

Langkah ke 1, rumusan masalah merupakan suatu

pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui

pengumpulan data. Dengan pertanyaan ini maka akan

dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian

selanjutnya.

Langkah ke 2, landasan teori ini perlu ditegakkan agar

penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan

sekedar perbuatan coba-coba. Adanya landasan teori

merupakan ciri bahwa penelitian itu cara ilmiah untuk

mendapatkan data. Teori yang digunakan berfungsi untuk

memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk

merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk

menyusun instrumen penelitian.

Langkah ke 3, hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Bila

dilihat dari eksplanasinya, bentuk hipotesis penelitian yaitu

hipotesis deskripsi (variabel mandiri), komparatif

(perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Hipotesis

deskripsi adalah jawaban sementara terhadap masalah

deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri,

Page 117: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

113

Metodologi Penelitian 2017

hipotesis komparatif adalah jawaban sementara terhadap

masalah komparatif (variabelnya sama tetapi populasi atau

sampelnya berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu

yang berbeda), hipotesis asosiatif adalah adalah jawaban

sementara terhadap masalah asosiatif (yang menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih)

Langkah ke 4, hipotes yang masih merupakan jawaban

sementara, selanjutnya harus dibuktikan kebenarannya

dengan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat

dilakukan melalui wawancara (apabila peneliti ingin

menemukan permasalahan yang harus diteliti dan

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

serta jumlah respondennya sedikit/kecil), angket (teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya) dan observasi (digunakan

bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses

kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar).

Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang

telah ditentukan oleh peneliti. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

Page 118: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

114

Metodologi Penelitian 2017

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi

juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel

itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representatif (mewakili).

Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu

peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel

penelitian. Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya

panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel

panjang maka instrumennya adalah mistar (meteran),

Page 119: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

115

Metodologi Penelitian 2017

variabel berat maka instrumennya adalah timbangan berat.

Sedangkan instrumen penelitian dalam bidang sosial,

khususnya bidang pendidikan yang sudah baku sulit

ditemukan. Untuk itu, peneliti harus mampu membuat

instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.

Menetapkan variabel-variabel yang diteliti. Dari variabel-

variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan

selanjutnya ditentukan indikator yang akan di ukur. Dari

indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir

pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan

penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik

pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”.

Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas

dan reabilitasnya. Terdapat tiga cara pengujian validitas

instrumen, yaitu pengujian validitas konstrak, pengujian

validitas isi dan pengujian validitas eksternal.

1. Pengujian validitas konstrak

Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan

pendapat dari ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun itu. setelah pengujian

konstrak dari para ahli dan berdasarkan pengalaman

empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji

Page 120: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

116

Metodologi Penelitian 2017

coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel

dari mana populasi diambil. Setelah data ditabulasikan,

maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan

analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor

item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan

antar skor faktor dengan skor total.

2.Pengujian validitas isi

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi

pelajaran yang telah diajarkan. Untuk instrumen yang akan

mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka

pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau

rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian

validitas isi menggunakan kisi-kisi instrumen. Pada setiap

instrumen baik test maupun non test terdapat butir-butir

pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-

butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan

dengan ahli, selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis

dengan analisis item atau uji beda.

3.Pengujian validitas eksternal

Page 121: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

117

Metodologi Penelitian 2017

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara

membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria

yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang

terjadi di lapangan.

Sedangkan pengujian reliabilitas instrumen dapat

dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal

pengujian dapat dilakukan dengan rest-retest, equivalent,

dan gabungan keduanya.

a. Test-retest

Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan tes-

retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen

beberapa kali pada responden. Instrumennya sama,

respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Bila

koefisien korelasi positif dan siginfikan maka instrumen

tersebut sudah dinyatakan reliabel.

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara

bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian

reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan

sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang

sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas

Page 122: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

118

Metodologi Penelitian 2017

instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara

data instrumen yang satu dengan data instrumen yang

dijadikan equivalent. Bila korelasi positif dan signifikan,

maka instrumen dinyatakan reliabel.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara

mencobakan dua instrumen yang equivalent beberapa kali,

ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen dilakukan

dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu

dikorelaksikan pada pengujian kedua, dan selanjutnya

dikorelasikan secara silang.

Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu berbeda, akan

dapat dianalisis enam koefisien reliabilitas. Bila keenam

koefisien korelasi itu semuanya positif dan siginfikan, maka

dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel.

Secara internal pengujian dapat dilakukan dengan

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada

instrumen tertentu. Pengujian reliabilitas dengan internal

consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen

sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan

teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrumen.

Page 123: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

119

Metodologi Penelitian 2017

Langkah ke 5, setelah data terkumpul selanjutnya

dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan

masalah dan hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data

dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif

dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa

statistik parametris dan statistik nonparametris.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif

dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan

data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan

untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila

sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik

pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

random.

Page 124: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

120

Metodologi Penelitian 2017

Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan

nonparametris. Penggunaan statistik parametris dan

nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang

akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi

banyak asusmsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan

dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam

penggunaan salah satu test mengharuskan data dua

kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam

regresi harus terpenuhi asumsi lineritas. Statistik

nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi,

misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi

normal. Statistik parametris mempunyai kekuatan yang

lebih daripada statistik non parametris, bila asumsi yang

melandasi dapat terpenuhi. Statistik parametris

kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval

dan rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan

untuk menganalisis data nominal, ordinal.

Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan

pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel,

tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang,

piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.

Langkah ke 6, setelah hasil penelitian diberikan

pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan.

Page 125: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

121

Metodologi Penelitian 2017

Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap

rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul.

Apabila rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya

juga ada lima. Peneliti juga harus memberikan saran-saran.

Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat

terpecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan

kesimpulan hasil penelitian.

Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti,

maka perlu di cek apakah ada yang salah dalam

penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data,

atau rumusan masalah yang diajukan.

C. Dimensi-dimensi Penelitian Kuantitatif

Menurut Sudarto, A (2013) dimensi dimensi penelitian

kuantitatif ialah sebagai berikut:

1. Penelitian survey

Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada

setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh

peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan

terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-

Page 126: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

122

Metodologi Penelitian 2017

pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk

mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara

variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman dan

pendapat dari responden. Dalam pelaksanan survei,

kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.

Metode survei biasanya digunakan untuk mendapatkan

data dari tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti

melakukan perlakuan dalam pengumpulan data

(kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya), perlakuan

yang diberikan tidak sama pada eksperimen.

Penelitian survei memiliki berbagai macam variasi dalam

pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku

penelitian survei minimal dapat dikelompokkan menjadi

lima macam bentuk, yaitu, survei catatan (sirvey of record)

merupakan penelitian yang menggunakan sumber-sumber

berupa catatan dan informasi nonreaksi. Survei

menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos

(biasanya didistribusikan kepada responden dengan

bantuan jasa pos), survei melalui telepon (biasanya

menggunakan buku petunjuk telepon untuk menghubungi

responden), survei dengan wawancara kelompok (biasanya

hasil survey lebih merefleksikan tingkah laku kelompok

dan merupakan hasil consensus antar responden), dan

Page 127: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

123

Metodologi Penelitian 2017

wawancara individual (survey model ini menggunakan

pendekatan konvensional, dengan wawancara

perorangan). Demikian penjabaran mengenai pengertian

penelitian baik itu kuantitaif maupun kualitatif, pendekatan

survey pada penelitian kuantitatif, langkah-langkah dalam

penelitian survey, serta jenis-jenisnya.

2. Penelitian analisis data sekunder

Analisis data sekunder merupakan analisis data survei yang

telah tersedia. Analisis ini mencakup interpretasi,

kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam bentuk

lain. Semua itu ditunjukkan melalui hasil penelitian

pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan

analisis ulang (re-analysis) dalam bentuk atau sudut

pandang berbeda dari laporan pertama Thomas dalam

(Mubah, S, 2007). Hasil dari penelitian pertama itu disaring

melalui pengertian peneliti kedua, tergantung dari konteks

dan situasi sosialnya.

Dari data sekunder didapat dua manfaat yang

menyertainya. Penelitian sekunder dapat menjadi alternatif

untuk mendapat jawaban yang tidak didapat dari

penelitian primer. Dari data sekunder peneliti juga

mendapat manfaat dengan menjadikanya alat komparasi

Page 128: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

124

Metodologi Penelitian 2017

dengan data yang telah ada untuk mencari perbedaan

dengan temuan yang baru.

Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber yang

mudah diakses, seperti perpustakaan. Bentuknya juga

beragam, dari bentuk dokumentasi seperti surat, kontrak,

dan memo. Peneliti juga bisa menggunakan jasa penyedia

info dan CD ROM. Namun, yang perlu diperhatikan adalah

terkadang data sekunder in bersifat subyektif dan

memihak, tergantung penyedianya. Kent dalam (Mubah, S,

2007). Memaparkan bahwa setidaknya ada empat tipe

berbeda dari data sekunder:

a. jurnal, artikel, buku dan koran yang dipublikasikan.

b. data statistik dari pemerintah atau sumber lain.

c. data dari rumah produksi, penelitian pasar atau iklan

d. data hasil dari operasional sehari-hari.

Keuntungan yang didapat dari penggunaan data sekunder

antara lain:

1) peneliti baru mendapat info setelah penelitian usai

sehingga data didapat menyeluruh, tidak setengah-

setengah.

Page 129: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

125

Metodologi Penelitian 2017

2) bukan hanya jadi alternatif sumber bahan, tetapi dapat

juga menjadi sumber data utama

3) data jenis ini dapat memberi data dengan kualitas lebih

tinggi dengan mengusulkan hipotesis, formulasi masalah

dan metode penelitian yang sebaiknya dilakukan

4) data sekunder telah melalui proses analisis yang baik.

Selain empat keuntungan di atas, peneliti pengguna data

sekunder hendaknya juga perlu memerhatikan beberapa

kelemahannya seperti:

a) data yang terkadang bias dan tidak sesuai dengan tujuan

penelitian yang spesifik,

b) data terlampau luas sehingga bisa terjadi misinterpretasi,

c) biasanya tidak up to date sehingga kadang perlu analisis

ulang dengan tambahan data tertentu,

d) data lama inilah yang terkadang dapat mengurangi

validitasnya.

Kesimpulannya, penggunaan data sekunder dalam

penelitian bisa menjadi pilihan. Selain kemudahan akses

sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, data jenis ini

juga cukup memadai bagi penelitian oleh mahasiswa.

Page 130: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

126

Metodologi Penelitian 2017

Namun, yang perlu dijadikan catatan adalah bahwa data

sekunder cenderung bias sehingga tidak akurat atau tidak

sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Tetapi,

secara keseluruhan penggunaan data sekunder lebih

banyak keuntungannya sehingga tak heran jika data ini

banyak dipakai.

3. Penelitian analisis isi

Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian

untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru

(replicable), dan sahih data dengan memperhatikan

konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi

atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi,

bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal

komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal.

Sejauh ini, makna komuniaksi menjadi amat dominan

dalam setiap peristiwa komunikasi

Analisis isi; penelitian ini dilakukan bukan kepada orang,

tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya.

Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar,

dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu muncul,

lalu dengan alat bantu statistik dihitung.

RANGKUMAN

Page 131: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

127

Metodologi Penelitian 2017

Dari deskripsi yang dikemukakan diatas, dapat

dikemukakan kesimpulan tentang Penelitian kualitatif

sebagai berikut:

a. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan

menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

b. Setidaknya terdapat tiga tahap utama dalam penelitian

kualitatif, yaitu: 1) Tahap deskripsi atau tahap orientasi,

2) Tahap reduksi, dan 3) Tahap seleksi.

c. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan

menjadi lima tipe utama, yaitu: phenomenology,

ethnography, action research, biography, grounded

theory, design and development research, and case studi

and field research,

d. Karakteristik penelitian kualitatif antara lain: 1)

Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional

atau bottomup), 2) Perspektif emic/partisipan sangat

diutamakan dan dihargai tinggi, 3) Penelitian kualitatif

Page 132: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

128

Metodologi Penelitian 2017

tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku, 4)

Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip

fenomenologis, 5) Peneliti berfungsi pula sebagai alat

pengumpul data sehingga keberadaanya tidak

terpisahkan dengan apa yang diteliti, dan 6) Analisis data

dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah

berlangsung.

e. Tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan

yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan suatu proses kegiatan

pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, 2)

Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan

peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan, dan 3)

Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan

prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang

terjadi di lapangan.

f. Terdapat 4 macam teknik pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif, yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3)

Dokumentasi, dan 4) Trianggulasi. Sedangkan pada

analisis datanya dilakukan sebelum di lapangan dan

setelah di lapangan dengan model Miles and Huberman.

Sedangkan Konsep Dasar Penelitian kuantitatif

merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya

adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas

Page 133: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

129

Metodologi Penelitian 2017

sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan

data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan

dari hasilnya.

Proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana

langkah-langkahnya jelas, mulai dari penyusunan latar

belakang masalah; identifikasi, pemilihan dan perumusan

masalah, landasan teori, perumusan hipotesis,

pengumpulan data, analisis data sampai pada membuat

kesimpulan dan saran.

Bab 6

Penelitian Eksperimen

Menurut Solso & MacLin dalam (Sudarto, A, 2013),

penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di

dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang

dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat.

Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam

menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh,

hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap

kelompok yang dikenakan perlakuan.

Page 134: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

130

Metodologi Penelitian 2017

Menurut Yatim Riyanto dalam (Sudarto, A, 2013),

penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol

terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian

eksperimen adalah penelitian dengan melakukan

percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap

kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan

tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.

Wiersma dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan

eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-

kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai

variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.

Arikunto dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan

eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab

akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang

mengganggu.

Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen pada

prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis

guna membangun hubungan yang mengandung fenomena

sebab akibat (causal-effect relationship). Contoh hubungan

Page 135: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

131

Metodologi Penelitian 2017

sebab akibat dibidang pendidikan misalnya, seorang

mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi

cenderung berhasil dalam menyelesaikan mata kuliah

merencana mesin. Penelitian eksperimen pada umumnya

dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang

berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang

dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan terjadi?

Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh

peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana pengaruh

beberapa variable terhadap satu atau variabel terikat dapat

diidentifikasi.

Ciri utama penelitian eksperimen yang membedakannya

dengan semua jenis penelitian lainnya adalah perlakuan

atau manipulasi ternadap variabel bebas untuk mengetahui

efeknya terhadap variabel terikat. Variabel yang dilibatkan,

yaitu variabel bebas dan variabel terikat, sudah ditetapkan

secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Variabel

bebas (disebut juga variabel perlakuan, variabel

independen, atau variabel penyebab) adalah variabel yang

dimanipulasisecara sistematis dalam eksperimen. Contoh

variabel bebas adalah metode pembelajaran, ienis-jenis

penguatan, frekuensi penguatan media pembelajaran,

iingkungan belajar, mater pembelajaran, jumlah kelompok

belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat (disebut

Page 136: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

132

Metodologi Penelitian 2017

iuga variabel kriteria atau variabel dependen) adalah

variabel yang diukur sebagai akibat adanya perlakuan

terhadap variabel bebas. Contoh variabel terikat dalam

penelitian pendidikan, antara lain adalah hasil belajar

siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian belajar,

dan/atau skor tes.

Menurut Christensen dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian

eksperimen memiliki beberapa ciri khas, yaitu:

a. Variabel penelitian dan situasi perlakuan diatur secara

ketat, dengan menetapkan perlakuan, kontrol. dan

pengacakan.

b. Adanya kelompok pergendali sebagai pembanding

bagi kelompok eksperimen.

c. Mengendalikan variansi untukmemaksimalkan

variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis

penelitian, meminimalisir variansi variabel

pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil

eksperimen. jugameminimalisir variansi kekeliruan.

termasuk kekeliruan pengukuran. Pemilihan dan

penentuan subyek serta penempatan subyek dalam

kelompok perlakuan dan kelompok pengendalian

jugadilakukan secara acak.

Page 137: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

133

Metodologi Penelitian 2017

d. Validitas internal diperlukan pada desain eksperimen

guna mengetahui apakah manipulasi benar-benar

berdampak pada perbedaan hasil yang dicapai.

e. Validitas eksternal berkaitan dengan bagaimana

keterwakilan populasi dan ketergeneralisasian hasil

eksperimen.

Sedangkan dalam bidang pendidikan Eksperimen

berdasarkan lokasinya dapat dibedakan atas dua bentuk,

yaitu eksperimen di laboratorium dan eksperimen di luar

laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilaksanakan

Peneliti dalam sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi

tertentu untuk meningkatkan akurasi hasil penelitian.

Sedangkan eksperimen di luar laboratorium (juga disebut

eksperimen lapangan) biasanya dilakukan oleh peneliti

guna mendapatkan hasil eksperimen dalam lingkungan

yang sebenamya, misalnya di kelas atau di masyarakat

Dari kedua bentuk penelitian eksperimen tersebut

eksperimen diluar laboratorium adalah bentuk

eksperimen yang paling banyak dilakukan, karena

mempunyai beberapa keunggulan, misalnya:

1) lebih mudah dalam pemberian perlakuan;

Page 138: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

134

Metodologi Penelitian 2017

2) memungkinkan untuk melakukan eksperimen pada

kondisi yang sebenarnya;

3) hasil eksperimen lebih sesuai dengan permasalahan

yang dihadapi oleh para pendidik. Sedangkan

kelemahan utamanya adalah sulit untuk mengendalikan

variabel-variabel luar yang mengancam validitas

internal dan validitas eksternal hasil eksperimen

Eksperimen laboratorium memiliki keunggulan utama,

yaitu sangat cocok untuk mendalami masalah yang

berkaitandengan pengembangan ilmu pengetahuan,

termasuk ilmu pendidikan. Dalam pelaksanaan eksperimen

ini memungkinkan untuk mengendalikan variabel-variabel

luar yang mengancam validitas internal dan validitas

eksternal hasil eksperimen. Namun karena ketatnya

pengendalian terhadap variabel-variabel luar, sehingga

hasil eksperimen ini adakalanya tidak memungkinkan

untuk diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.

Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian

eksperimental:

a) Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari

sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain

Page 139: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

135

Metodologi Penelitian 2017

dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara

yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang

tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.

b) Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel

yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan

keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke

dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak

diinginkan peneliti dari variable.

c) Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan

mengamati untuk mengetahui apakah ada pengaruh

manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya

terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian

eksperimental yang dilakukannya

Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur

penting yang harus diperhatikan dalam melakukan

penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan.

Variabel kontrol disini adalah inti dari metode

eksperimental, karena variabel control inilah yang akan

menjadi standar dalam melihat apakah ada perubahan,

maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan

yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah

operasi yang sengaja dilakukan dalam penelitian

Page 140: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

136

Metodologi Penelitian 2017

eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi

adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-

kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah

peneliti menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus

mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan

telah terjadi (Observasi).

Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat

kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah

antara lain:

a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar

untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai

perlakuan eksperimental.

b. Menggunakan sedikitnya dua kelompok

c. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam

(internal validity).

d. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external

validity)

Penelitian eksperimental (experimental research),

merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling

penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk

menguji hubungan sebab akibat. Pendekatan penelitian ini

banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sains atau

Page 141: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

137

Metodologi Penelitian 2017

ilmu kealaman, sebab memang awal pengembangannya

adalah dalam bidang tersebut.

Penelitian-penelitian dalam bidang sains baik fisika, kimia

maupun biologi hampir seluruhnya ditujukan untuk

menguji peengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu

atau beberapa hal atau variabel. Penelitian eksperimental

merupakan pendekatan penelitian yang cukup khas.

Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama

penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh

suatu variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan

sebab akibat. Penelitian seringkali ditujukan untuk

mengetahui hubungan antara dua hal, segi, aspek,

komponen atau lebih. Hal, segi, aspek atau komponen

tersebut memiliki kualitas atau karakteristik yang

bervariasi sehingga sering disebut sebagai variabel. Hal,

segi, aspek, komponen yang sama atau tidak bervariasi

pada sesuatu objek atau seseorang disebut konstan.

Permasalahan kita saat ini adalah apa yang dimaksud

dengan penelitian eksperimen, karakteristik penelitian

eksperimen dan prosedur penelitian eksperimen? Dan

macam-macam penelitian eksperimen untuk menjawab

permasalahan tersebut mari kita simak lebih lanjut uraian

isi buku dibawa ini.

Page 142: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

138

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian eksperimental menggunakan suatu percobaan

yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data

yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Penelitian yang menggunakan rancangan percobaan

dianggap sebagai jenis penelitian yang paling diinginkan

oleh seorang peneliti. Menurut Margono (2010:110)

percobaan ialah bagian penelitian yang membandingkan

dua kelompok sasaran penelitian. Sementara menurut

Sukmadinata (2011:212) penelitian eksperimen ialah

penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa

variabel terhadap variabel lain. Berdasarkan kedua

pendapat ahli diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang

dimaksud dengan penelitian eksperimen ialah bagian

penelitian yang membandingkan dua kelompok untuk

mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap

variabel lain.

Dewasa ini penelitian eksperimental juga banyak

digunakan dalam penelitian bidang sosial dan humaniora,

termasuk pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Ciri

utama penelitian eksperimental adanya pengontrolan

variabel dan pemberian perlakuan kelompok eksperimen.

Untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat

antara suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain

Page 143: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

139

Metodologi Penelitian 2017

minimal diambil dua kelompok sampel yang mewakili

suatu populasi.

Karakteristik Penelitian Eksperimental:

1) Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan

tertentu.

2) Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-

kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi.

3) Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati

hasil manipulasi.

Menurut Wihelm Wundt (dalam Alsa, 2004)

mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimen, yaitu:

1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan

dan dimana ia akan melakukan penelitian.

2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat

diulang dengan kondisi yang sama.

3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah,

mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan

yang dikehendakinya.

4. Diperlukan kelompok pembanding (control group)

selain kelompok yang diberi perlakukan

(eksperimental group).

Page 144: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

140

Metodologi Penelitian 2017

Macam-Macam Eksperimen

Menurut Sukmadinata (2011:203) ada beberapa variasi dari

penelitian eksperimental, yaitu eksperimen murni,

eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.

1. Eksperimen Murni

Dalam eksperimen murni (true experimental) pengujian

variabel bebas dan variabel terikat dilakukan terhadap

sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Subjek-subjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut

(juga pada masing-masing kelompok) diambil secara acak.

Pengambilan sampel secara acak, hanya mungkin apabila

subjek-subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama.

Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan karakteristik

subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan.

Penyamaannya dilakukan melalui pengujian kecerdasan,

bakat, kecakapan, ketahanan fisik dan lain-lain.

Pengujian tersebut dalam bidang sosial, seringkali tidak

bisa dilakukan terhadap semua karakteristik dan

kemampuan. Apabila tidak bisa dilakukan pengujian, maka

kesamaan (penyamaan) karakteristik tersebut didasarkan

atas asumsi atau keyakinan peneliti. Asumsi tersebut

diambil berdasarkan alasan atau argumentasi yang kuat,

Page 145: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

141

Metodologi Penelitian 2017

yang diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu, fakta-

fakta atau alasan logis yang kuat.

2.Eksperimen Kuasi

Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan

eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni.

Eksperimen ini biasa juga disebut eksperimen semu. Karena

berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan

variabel, kemungkinan sukar sekali dapat digunakan

eksperimen murni. Eksperimen kuasi bisa digunakan

minimal kalau dapat mengontrol satu variabel saja

meskipun dalam bentuk matching, atau memasangkan /

menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik.

3.Eksperimen Lemah atau Pra Eksperimen

Model desain eksperimen ini adalah yang paling lemah,

oleh karena itu disebut eksperimen lemah atau “weak

experimental”. Desain ini kadang-kadang disebut juga pra

eksperimen atau “pre experimental”, karena sepintas

modelnya seperti eksperimen tetapi bukan. Mengapa

disebut eksperimen lemah atau pra eksperimen, karena

tidak ada penyamaan karakteristik (random) dan tidak ada

pengontrolan variabel, model ini sebaiknya hanya

digunakan untuk penelitian latihan. Tidak digunakan

Page 146: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

142

Metodologi Penelitian 2017

untuk penelitian tesis, disertasi atau penelitian-penelitian

yang hasilnya digunakan untuk penentuan kebijkan,

pengembangan ilmu, dan sejenisnya.

4. Eksperimen Subjek Tunggal

Dalam eksperimen murni, kuasi dan lemah digunakan

subjek atau partisipan kelompok. Perbedaan antar

kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar

kelompok-kelompok tersebut. Dalam eksperimen subjek

tunggal, subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa

satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal juga

diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis

berdasarkan subjek secara individual. Pendekatan dasar

dalam eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu

dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan

perlakuan dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur

dalam kedua kondisi tersebut.

Konsep dan proses Penelitian Eksperimen

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada

prisnsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Secara

eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:

Page 147: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

143

Metodologi Penelitian 2017

a. Melakukan kajian secara induktif yang terkait

dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

b. Mengidentifikasikan permasalahan.

c. Melakukan studi litelatur yang relevan,

mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan

definisi operasional dan variabel.

d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi

variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk

mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang

tepat, menentukan populasi dan memilih sampel

penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai,

mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan

menentukan hipotesis

e. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi

perlakukan pada kelompok eksperimen)

f. Mengumpulkan data hasil eksperimen

g. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap

variable

h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang

sesuai

i. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun

variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan

Page 148: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

144

Metodologi Penelitian 2017

hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang

terjadi. Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel

bebas dan variabel terikat sudah ditentukan secara tegas

oleh peneliti sejak awal penelitian. Dalam bidang

pembelajaran misalnya yang diidentifikasikan sebagai

variabel bebas antara lain: metode mengajar, macam-

macam penguatan, frekuensi penguatan, sarana-prasarana

pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah

kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan

variabel terikat antara lain: hasil belajar siswa, kesiapan

belajar siswa, kemandirian siswa

Tujuan penelitian eksperimen menurut Soekanto (1955)

dan Arikuato (2005):

1. Menyelidiki ada tidaknya hubungan kausalitas antara

perlakuan dengan target perilaku.

2. Membandingkan perlakuan tertentu kepada kelompok

tertentu dan menyelidiki kontrol sebagai

pembanding.

3. Memprediksi efek dari suatu perlakuan pada variabel

tergantung.

4. Mempelajari hubungan kausalitas tersebut.

Pengolahan data Penelitian Eksperimen

Page 149: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

145

Metodologi Penelitian 2017

Empat pokok yang akan ditulis :

a. Persiapan penelitian

b. Pelaksanaan penelitian

c. Hasil penelitian

d. Pembahasan

Dua hal penting yang membagi cara mengolah data :

a. Penelitian eksperimen

b. Penelitian non eksperimen

Persiapan penelitian

Eksperimen

a) Memilih subjek yang representatifkemudian

dikelompokan menjadi kelompok eksperimen dan

kontrol

b) Pengembangan perlakuan

c) Instrumen untuk mengukur

d) Rancangan prosedur yang ada

NON EKSPERIMEN

a) Memilih subyek representatif dan populasi

b) Instrumen penelitian validitas dan realibilitasnya

Page 150: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

146

Metodologi Penelitian 2017

c) Rancangan prosedur pengumpulan data

Catatan:

Perlu ditulisakn hasil uji coba dan instrumenya dalam

bentuk tabel, jika ada instrumen dari peneliti lain yang

digunakan perlu dicantumkan sumbernya.

Pelaksanaan penelitian

EKSPERIMEN

1) Melakukan pre test kepada kelompok eksperimen

2) Melakukan test kepada kelompok eksperimen bahkan

jika mau memberikan perlakuan juga kepada kelompok

control

3) Melakukan post test kepada kelompok eksperimen

NON EKSPERIMEN

a. Menuliskan cara pengambilan datanya

b. Prosedur pengambilan data oleh responden

Catatan:

Page 151: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

147

Metodologi Penelitian 2017

Dalam bagian itu juga perlu dituliskan karakter penelitian,

jumlahnya, hambatan-hambatanya dan waktu dalam

mengumpulkan datanya.

Hasil penelitian:

a) Analisis data disajikan kedalam tabel, diagram yang

diikuti dengan penjelasanya dan dikaitkan dengan

hipotesis.

b) Penyajian pokok-pokok penulisan disajikan secara urut

dan sistematis, ringkas dan jelas pada pointnya.

c) Kalimat atau paragraf yang dituliskan harus berkaitan

dengan hipotesis dan hasil penelitian yang telah ditulis

sebelum dan sesudahnya.

d) Menggunakan statistik varians prosentasenya

Pembahasan:

a. Merangkum hasil penelitian.

b. Menyoroti penemuan utama dengan memberikan

interprestasi dari peneliti berdasarkan berpikir

dankajian teori yang digunakan.

c. Kemungkinan-kemungkinan perlu dibahas oleh

peneliti.

Page 152: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

148

Metodologi Penelitian 2017

RANGKUMAN

Penelitian eksperimen merupakan jenis penelitian yang

dapat dilaksanakan oleh guru di samping penelitian

tindakan kelas. Kalau dilakukan dengan hati-hati dan

cermat besar kemungkinan akan mendapatkan kepuasan

tersendiri, baik dalam bidang akademik maupun ilmu

pengetahuan yang diperoleh. Guru sering sekali

memperoleh ilmu baru, mendapat metode baru yang dapat

dicobakan untuk mendapatkan gambaran secara jelas

perbedaan yang diakibatkan, terlebih kalau mampu

mengendalikan variabel pengganggu pelaksanaan

eksperimen. Untuk itu mempelajari berbagai jenis

penelitian sangat penting dalam mengantarkan guru dalam

Page 153: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

149

Metodologi Penelitian 2017

meningkatkan/ mengembangkan profesinya secara nyata

dalam menghayati berbagai masalah yang dihadapi sehari-

hari di kelas. Dengan penguasaan penelitian eksperimen

akan dapat melengkapi tugas guru dalam upaya

mengantarkan para siswanya untuk mendapatkan prestasi

yang lebih baik. Selamat mencoba untuk melakukan

penelitian eksperimen yang sesuai dengan disiplin ilmu

yang sedang ditekuni dan dikembangkan.

Penelitian eksperimental merupakan penelitian untuk

mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap

variabel lain. Eksperimen berbeda dengan penelitian lain

sebab penelitian ini menggunakan kelompok kontrol selain

kelompok eksperimen. Ada beberapa macam variabel yang

perlu diperhatikan dalam penelitian eksperimen, yaitu

variabel bebas atau variabel yang berpengaruh,variabel

terikat atau yang dipengaruhi, variabel penyela,dan vaiabel

ekstranus. Penelitian eksperimen asalnya digunakan dalam

bidang sain, tetapi sekarang biasa juga digunakan dalam

bidang ilmu sosial dan humaniora, termasuk pendidikan,

kurikulum, dan pembelajaran.

Page 154: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

150

Metodologi Penelitian 2017

Bab 7

Perumusan Masalah Penelitian

Kita sering menghadapi masalah atau persoalan dalam

kehidupan sehari-hari, maupun masalah yang menuntut

pemecahan secara sistematik. Masalah yang kita hadapi

kadang kala hanya menuntut pemecahan secara sederhana

saja dan bersifat segera serta tidak perlu ada data

pendukungnya, karena hasil pemecahan itu hanya berguna

untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat

awam. Pemecahan masalah hanya melalui jalan

musyawarah antara pihak-pihak terkait. Di samping

masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang

bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya,

menuntut dan memerlukan pengumpulan data pendukung

Page 155: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

151

Metodologi Penelitian 2017

yang memadai dan valid yang dipakai untuk membuat

keputusan dan menarik kesimpulan.

Kita seringkali menghadapi masalah, tapi tanpa menyadari

adanya masalah tersebut. Masalah kadangkala hanya

terlintas dalam pikiran kita, tetapi hal ini tidaklah cukup

memberikan kontribusi terhadap penelitian. Pikiran dan

pemahaman kita terkait dengan rumusan masalah

penelitian sangat menentukan akan pentingnya nilai

penelitian. Bahkan kita perlu mencurahkan waktu lebih

banyak untuk menentukan masalah penelitian tersebut.

Gall, Gall & Borg, 2003 dalam Punaji Setyosari (2010:52),

“proses menemukan suatu masalah dalam penelitian

merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam

pengembangan profesi”

Bertolak pada pendapat di atas, kami berkesimpulan

bahwa Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian

merupakan hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan

dari suatu penelitian, karena dengan adanya masalah maka

diupayakan pemecahannya dengan berbagai metode ilmiah

untuk menjawab atau menyelesaikan masalah tersebut,

sehingga kita kenal dengan adanya Metodologi Penelitian.

1. Pengertian Masalah dan Perumusan Masalah

Page 156: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

152

Metodologi Penelitian 2017

Setiap individu atau kelompok (organisasi) tidak terlepas

dari sesuatu masalah dalam kehidupan ini; dan setiap orang

atau kelompok akan mencari jalan keluar atau solusi untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik yang

dilakukan sesuai dengan pengalaman maupun

penyelesaiannya melalui kajian-kajian ilmiah atau

penelitian ilmiah. Dari pernyataan di atas, timbullah

pertanyaan apakah sebenarnya masalah itu?

Menurut Setyosari Punaji H. (2010:53), “masalah adalah

keadaan atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Masalah sebagai gapaian antara kebutuhan yang dinginkan

dan kebutuhan yang ada”.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa:

“masalah adalah sesuatu hal yang harus dipecahkan”.

Menurut (John Dewey, 1993; dan Kerlinger, 1986) dalam

Sukardi, bahwa:

• Permasalahan diartikan sebagai sesuatu yang

menghalangi tercapainya tujuan.

• Permasalahan adalah sesuatu yang dijadikan target

yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena

sesuatu hal target tidak dapat tercapai.

Page 157: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

153

Metodologi Penelitian 2017

• Permasalahan adalah jarak antara sesuatu yang

diharapkan dengan sesuatu kenyataan yang ada.

Menurut Suharputra Uhar: masalah secara sederhana

sering diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang ada

(Das sein) dengan apa yang seharusnya (Das sollen).

Masalah sebagai situasi atau keadaan yang saat kita

mengalami tidak memiliki cukup informasi untuk

menjawab suatu pertanyaan atau saat kita mengalami

bahwa pengetahuan yang kita miliki kacau balau sehingga

tidak mampu menjawab persoalan yang sedang kita

hadapi.

Dari beberapa definisi di atas, kami dapat menyimpulkan

bahwa masalah adalah sesuatu yang menghalangi

tercapainya tujuan yang harus diupayakan untuk

menyelesaikannya melalui suatu proses yang dilakukan

secara sistematis.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memilih dan

memilah problematika atau masalah yang ditemuinya,

apakah masalah tersebut benar-benar permasalahan yang

layak diteliti dan memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau

tidak. Misalnya memenuhi ciri-ciri dapat diukur dengan

instrument penelitian, sering ditemui di lapangan dan

Page 158: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

154

Metodologi Penelitian 2017

mempunyai manfaat yang berguna bagi masyarakat dan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Sudarman Danim, dalam Uhar Suharsaputra (2012:190),

bahwa: Titik tekan perumusan masalah adalah pada apa

masalah penelitian itu, sedangkan pertanyaan penelitian

lebih teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi,

hipotesis, dan bahkan instrument secara sangat spesifik,

meskipun dalam praktiknya terkadang tidak dibedakan,

karena keduanya mengacu pada tujuan penelitian yang

sama.

Menurut Sukardi, sebelum permasalahan dapat

dirumuskan dengan baik, permasalahan penelitian dapat

dinilai dengan beberapa pertanyaan atau pernyataan

seperti berikut:

a. Problem penelitian sebaiknya dapat memberikan

kontribusi terhadap teori yang ada dan bidang ilmu peneliti

yang berkepentingan.

b. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan

penelitian yang ada, problematikan hendaknya

memberikan motivasi timbulnya permasalahan baru untuk

dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya.

Page 159: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

155

Metodologi Penelitian 2017

c. Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen

pertanyaan.

d. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan

dengan kenyataan yang ada.

Menurut KasiramMoh. (2008:221), “satu topik atau judul

dapat berisi beberapa masalah yang semuanya harus

dirumuskan secara operasional. Sebelum masalah dapat

dirumuskan, maka masalah harus diidentifikasi lebih

dahulu”.

Fraenkel dan Wallen (1990) dalam H. Moh. Kasiram,

mengemukakan sebagai berikut:

a. Masalah harus fleksibel, artinya rumusan masalah

tersebut harus dapat dijawab melalui sumber yang jelas,

tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.

b. Rumusan masalah harus jelas, artinya semua orang

memberikan persepsi yang sama terhadap masalah

tersebut.

c. Rumusan masalah harus signifikan, artinya jawaban

masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi

terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah

kehidupan ini.

Page 160: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

156

Metodologi Penelitian 2017

d. Rumusan masalah harus etis, artinya masalah tersebut

tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral,

nilai-nilai keyakinan dan agama.

Dari beberapa pendapat di atas, kami dapat

menyimpulkan bahwa suatu problematika atau masalah

penelitian harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

atau pernyataansecara operasional dengan jelas, fleksibel,

signifikan serta tidak berkaitan dengan hal-hal yang bersifat

etika, moral, nilai-nilai keyakinan.

2. Kriteria Dalam Mengidentifikasi Masalah Penelitian

Sebagaimana telah diutarakan dalam bagian pendahuluan

bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan melalui

suatu penelitian ilmiah. Masalah yang diteliti dan

diselesaikan atau mendapatkan jawaban setelah melalui

suatu kajian dan penelitian ilmiah adalah masalah-masalah

yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Setiap orang yang akan melakukan penelitian ilmiah,

terlebih dahulu harus mengidentifikasi masalah yang akan

diteliti. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

merupakan hal yang sangat penting, karena rumusan

masalah harus disesuaikan dengan jenis penelitian yang

Page 161: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

157

Metodologi Penelitian 2017

akan dilakukan. Misalnya penelitian kuantitatif, kualitatif,

studi pustaka, eksperimen, historis dan lainsebagainya.

Menurut Kasiram Moh. Masalah dapat dibedakan menjadi

beberapa macam yaitu: “masalah deskriptif, korelatif,

analitik atau kausal, fungsional, komparatif, dan asosiatif”.

1) Masalah deskriptif yaitu, bila kejadian itu belum jelas,

belum bisa digambarkan atau dilukiskan dengan

gambling fenomenanya seperti apa adanya.

2) Masalah korelatif yaitu bila munculnya fenomena itu

berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara dua

factor (variabel) atau lebih.

3) Masalah analitik atau kausal yaitu bila adanya fenomena

itu adalah hasil dari proses sebab akibat.

4) Masalah fungsional , terjadi bila kita dihadapkan pada

pilihan mana yang lebih baik dari dua alternatif.

5) Masalah asosiatif ialah suatu permasalahan yang

berhubungan antara dua variabel atau lebih. Ada tiga

macam hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan

kausal dan hubungan interaktif. Hubungan simetris

yaitu suatu hubungan dua variable atau lebih yang

bersifat kebersamaan. Hubungan kausal yaitu

hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi ada variable

dependen dan independen. Sedangkan hubungan

Page 162: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

158

Metodologi Penelitian 2017

interaktif, yaitu hubungan yang saling mempengaruhi

antara satu variabel dan variabel lainnya.

Ada beberapa jenis penelitian dengan masing-masing

karakteristik permasalahannya, akan tetapi secara garis

besar ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan

dalam mengidentifikasi suatu rumusan masalah penelitian

ilmiah, yaitu sebagai berikut:

Sukardi mengemukakan bahwa “ciri-ciri permasalahan

yang baik serta layak untuk diteliti di antaranya yaitu dapat

diteliti, mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat

praktis, dapat diukur, sesuai dengan kemampuan dan

keinginan peneliti”.

Menurut Tuckman (1999) dalam Setyosari Punaji, bahwa

suatu masalah yang dipilih harus memiliki ciri-ciri khusus

(karakteristik) sebagai berikut:

Masalah menanyakan dua atau lebih variable, dinyatakan

atau dirumuskan secara jelas dan tidak ambigius,

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (atau, kalau

tidak, dalam bentuk suatu pernyataan secara implisit

seperti: tujuan penelitian ini adalah ingin menentukan

apakah …), dapat diuji melalui metode empiris; artinya

adanya kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab

Page 163: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

159

Metodologi Penelitian 2017

pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan, dan masalah

tidak menyangkut moral dan etika.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa kriteria yang harus diperhatikan dalam

mengidentifikasi masalah untuk merumuskan suatu

masalah penelitian ilmiah, memiliki ciri-ciri sebagai berikut

• Masalah menanyakan dua atau lebih variabel

• Masalah dinyatakan atau dirumuskan secara jelas dan

tidak ambigius

• Masalah dapat didukung dengan data empiris.

• Masalah tidak menyangkut moral dan etika

• Sesuai dengan keinginan dan kemampuan peneliti.

• Dapat bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat.

Seorang peneliti dalam merumuskan masalah harus

menetapkan dua variabel atau lebih yang akan dijadikan

obyek formal penelitian, sehingga arah dan sasaran

penelitian akan menjadi jelas, dan hal ini sangat penting

untuk menentukan instrument penelitian yang akan

dipergunakan dalam melakukan pendekatan untuk

memperoleh data maupun untuk pengukuran.

Suatu permasalahan dikatakan dapat diteliti apabila

masalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui

Page 164: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

160

Metodologi Penelitian 2017

tindakan koleksi data dan tidak ambigius, kemudian

dianalisis. Untuk memperoleh jawaban atas suatu

permasalahan tersebut dilakukan dengan mencari

informasi dengan beberapa cara misalnya bertanya pada

responden dengan melakukan wawancara, melakukan

observasi langsung atau menggunakan angket dan

menyebarkannya kepada responden terkait. Data berkaitan

dengan masalah penelitian yang diperoleh tersebut harus

bisa dipecahkan melalui kerangka berpikir ilmiah serta

menjangkau banyak hal dalam proses penyelesaiannya.

Masalah dapat didukung dengan data empiris dan dapat

diukur, artinya fenomena masalah tersebut dapat diukur

secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris

atau ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat

dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan

penting. Karena dukungan data empiris memberikan

hubungan yang erat antara fakta dan konstruk suatu

fenomena.

Masalah tidak menyangkut moral dan etika, artinya

masalah yang akan diteliti tersebut tidak berkaitan dengan

moral atau etika individu atau kelompok yang merupakan

responden perolehan data dalam variabel tersebut

Page 165: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

161

Metodologi Penelitian 2017

Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti, artinya

peneliti perlu menyesuaikan kemampuan dan

keinginannya, peneliti harus mempunyai kepercayaan

bahwa apa yang hendak dilakukan di lapangan akan

berhasil, karena data yang ada di lapangan dan

kemampuan peneliti untuk mengumpulkan kemudian

menganalisisnya sampai hasil penelitian dapat diperoleh.

Mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis,

artinya masalah tersebut mempunyai kontribusi signifikan,

mempunyai manfaat bagi peneliti maupun bermanfaat bagi

masyarakat pada umumnya. Manfaat teoritis yang

berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dan

manfaat praktis yang langsung dapat digunakan atau

dirasakan oleh masyarakat.

Page 166: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

162

Metodologi Penelitian 2017

RANGKUMAN

Kegiatan penelitian merupakan aktifitas manusia untuk

memenuhi rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Rasa ingin

tahu seseorang terhadap sesuatu, karena hal tersebut

dirasakan sebagai masalah atau hal yang menantang

seseorang untuk mengetahui hal yang sebenarnya dan

factor-faktor yang mempengaruhinya. Kumpulan sesuatu

yang diketahui itulah yang disebut dengan pengetahuan.

Dalam kegiatan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu

harus mengetahui masalah yang merupakan sasaran

penelitian. Setelah mengetahui suatu masalah, maka

peneliti harus mengidentifikasi masalah tersebut apakah

memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau tidak, bila ciri-ciri

masalah itu memenuhi kriteria masalah yang memerlukan

jawaban atau penyelesaiannya melalui suatu penelitian

ilmiah, maka peneliti harus merumuskan masalah tersebut

secara operasional agar dapat menentukan metode dan

langkah-langkah ilmiah pemecahannya.

Page 167: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

163

Metodologi Penelitian 2017

Apabila cara yang digunakan untuk mencari pengetahuan

itu menggunakan metode ilmiah, maka hasil penelitian itu

disebut pengetahuan ilmiah

Bab 8

Sumber dan Variabel Penelitian

A. Sumber Data Dalam Penelitian

Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek dari

mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya,

maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti,

baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data berupa

responden ini dipakai dalam penelitian kuantitatif.

Sedangkan sumber data dalam penelitian kualitatif, posisi

narasumber sangat penting, bukan hanya sekedar memberi

respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena

itu informan (orang yang memberi informasi, sumber

informasi, sumber data) atau disebut subjek yang diteliti,

karena ia bukan saja sebagai sumber data, melainkan juga

aktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya suatu

penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.

Page 168: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

164

Metodologi Penelitian 2017

Imam Suprayogo mengemukakan bahwa, Jenis sumber

data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasi

sebagai berikut.

Narasumber (Informan)

Narasumber dalam hal ini yaitu orang yang bisa

memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang ingin kita

ketahui. Seorang informan bisa saja menyembunyikan

informasi penting yang dimiliki oleh karena itu peneliti

harus pandai-pandai menggali data dengan cara

membangun kepercayaan, keakraban dan kerjasama

dengan subjek yang dieteliti di samping tetap kritis dan

analitis. Peneliti harus mengenal lebih mendalam

informannya, dan memilih informan yang benar-benar bisa

diharapkan memberikan informasi yang akurat.

Peristiwa atau aktifitas

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui

pengamatan terhadap peristiwa atau aktifitas yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa

atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses

Page 169: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

165

Metodologi Penelitian 2017

bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena

menyaksikan sendiri secara langsung.

Tempat atau lokasi

Informasi kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas

dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik

merupakan tempat maupun linkungannya. Dari

pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa

secaracermat mengkaji dan secara kritis menarik

kemungkinan kesimpulan.

Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia

bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seprti

arsip, database, surat-surat, rekaman, gambar, benda-benda

peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.

Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa diteliti dan

dipahami atas dasar dokumen atau arsip.

Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data dalam

penelitian, maka diklasifiksikan menjadi tiga bagian yang

disingkat dengan 3P yaitu: person, place, dan paper. Person

adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa

Page 170: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

166

Metodologi Penelitian 2017

jawaban lisan melelui wawancara atau jawaban tertulis

melalui angket. Place adalah sumber data yang menyajikan

tampilan berupa keadaan diam dan gerak. Place yang diam

misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna

dan lain-lain, sedangkan place yang bergerak misalnya

aktifitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari,

sajian sinetron, serta kegiatan pembelajaran. Paper adalah

data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,

gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertian ini

maka paper bukan terbatas hanya pada kertas sebagaimana

terjemahan dari kata paper dalam bahasa Inggris, tetapi bisa

berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar serta yang

lainnya, yang cocok untuk dokumentasi.

Jika dilihat dari mana sumber data berasal, maka sumber

data dapat dibagi menjadi sumber data primer dan sumber

data sekunder. Data primer adalah data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber aslinya atau tanpa

perantara. Adapun data sekunder adalah data penelitian

yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

Penelitian kuantitatif menempatkan sumber data sebagai

objek sedangkan penelitian kualitatif menempatkan sumber

data sebagai subjek yang memiliki kedudukan yang

penting.

Page 171: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

167

Metodologi Penelitian 2017

B. Variabel Penelitian

Dalam statistik inferensial, kita ingin mengetahui gambaran

karakteristik tertentu dari suatu populasi, namun

terkadang hal tersebut terkadang tidak mungkin dan tidak

praktis untuk mengamati seluruh obyek/individu yang

menyusun suatu populasi. Pedagang eceran beras hanya

meneliti segenggam beras untuk menentukan kualitas

sekarang beras. Pedagang emas hanya meneliti bekas

gosokan dari perhiasan tersebut untuk menentukan

kualitas emas perhiasan tersebut. Peneliti lingkungan

hanya meneliti beberapa milliliter air untuk menentukan

kualitas air pada suatu sungai atau danau. Pertanyaannya,

mengapa tidak meneliti secara keseluruhan, bukankah

hasilnya akan lebih baik dan lebih tepat?

Mengingat seorang peneliti dalam melakukan penelitian

penuh dengan keterbatasan baik dari segi biaya, waktu, dan

lain sebagainya maka penelitian yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi atau data yang diinginkan sesuai

dengan permasalah yang diteliti ditempuh dengan

mengambil sebagian dari populasi, dengan

mempertimbangkan ketebatasan yang ada dari peneliti.

Page 172: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

168

Metodologi Penelitian 2017

Bagian dari populasi tersebut sebagai tempat untuk

mengumpulkan informasi dinamakan contoh (sampel).

Dengan demikian, sampel merupakan bagian dari populasi

yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu,

yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data

yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.

Dari definisi tersebut jelas bahwa sampel yang kita ambil

digunakan untuk menggambarkan karakteristik suatu

populasi, atau dengan kata lain, sampel digunakan untuk

menggeneralisasi suatu populasi. Dengan demikian,

sampel harus betul-betul bersifat representatif sehingga

dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi

dari mana sampel itu diambil.

Ada tiga keuntungan utama pengambilan sampel:

Biaya lebih rendah, Pengumpulan data lebih cepat, danHal

ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk

meningkatkan akurasi dan kualitas data karena kumpulan

data lebih kecil.

Page 173: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

169

Metodologi Penelitian 2017

Jenis-Jenis sampel

Dalam proses pemilihan sampel ada dua faktor penentu

yang berperan yaitu:

Ada atau tidak adanya faktor pengacakan, danPeran orang

yang memilih (mengambil) sampel tersebut.

Pada proses pengambilan sampel dengan menggunakan

faktor pengacakan didalamnya termasuk unsur-unsur

peluang, sedangkan peran dari orang pemilih sampel dapat

bersifat obyektif dan dapat pula bersifat subyektif.

Yang dimaksud dengan sikap obyektif dalam memilih

sampel adalah suatu cara pemilihan sampel yang

menggunakan metode tertentu yang jelas, sehingga

penarikan sampel tersebut bila dilakukan oleh orang lain

akan diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda dari

penarikan sampel sebelumnya, dalam menduga sifat atau

ciri populasinya. Jadi dengan pengambilan sampel dengan

menggunakan metode tertentu dan jelas, akan diperoleh

sampel yang konsisten, artinya bila pengambilan sampel

dilakukan secar berulang-ulang terhadap populasi yang

sama hasilnya tetap terkendali dalam arti tetap

menggambarkan sifat atau ciri dari populasinya, walaupun

Page 174: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

170

Metodologi Penelitian 2017

hasilnya tidak persis sama antara yang satu dengan yang

lainnya.

Sifat subyektif dalam memilih sampel adalah suatu

pemilihan sampel dengan melibatkan pertimbangan

pribadi dari pengambil sampel untuk mengambil sampel

yang baik menurut versinya sendiri (versi peneliti). Dengan

demikian sampel yang diperoleh merupakan sampel yang

berbias, apalagi orang yang memilih cotnoh sampel

mempunyai latar belakang yang kurang terhadap konsep

statistika khususnya konsep tentang teori penarikan

sampel.

C. VARIABEL PENELITIAN

Pengertian variabel penelitian adalah

1) Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah

objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.

2) Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah

objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.

3) Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan,

faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat

mempengaruhi hasil eksperimen.

Page 175: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

171

Metodologi Penelitian 2017

4) M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang

mempunyai bermacam-macam nilai.

5) Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang

bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan

perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).

Macam-macam Variabel

1. Variabel Kuantitatif.

a. Variabel diskrit (nominal, kategorik) yaitu variabael 2

kutub berlawanan. Contoh:

1) Kehadiran: hadir, tidak hadir

2) Jenis kelamin: laki-laki, perempuan.

b. Variabel kontinum

1) Variabel Ordinal: variabel tingkatan. Contoh: Satria

terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.

2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah

Anto kesekolah 10 km, sedangkan Yuli 5 km maka vr

intervalnya adalah 5 km.

3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali).

Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan

Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.

Page 176: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

172

Metodologi Penelitian 2017

4) Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan

suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka.

Contoh: kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.

5) Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus,

Prediktor). Merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).

6) Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output,

Kriteria, Konsekuen). Merupakan variabel yang

dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.

Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian.

Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian =

Variabel Dependen.

7) Variabel Moderator merupakan variabel yang

mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah)

hubungan antara variabel independen dengan

dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel

independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang

memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah

variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.

8) Variabel Intervening (Antara). Merupakan variabel yang

menghubungkan antara variabel independen dengan

variabel dependen yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati

Page 177: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

173

Metodologi Penelitian 2017

atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas

Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen

(Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

7. Variabel Kontrol.

Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap

dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak

diteliti. Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga

penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus

ditetapkan variable control berupa gaji yang sama,

peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain.

Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan

apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor

pendidikan

Bab 9

Page 178: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

174

Metodologi Penelitian 2017

Populasi Sampel dan Tekhnik Sampling

Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita

dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang tidak

dipahami betul. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas

mengenai populasi, sampel dan teknik sampling. Populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas;

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek

tersebut. Bahkan satu orangpun dapat digunakan sebagai

populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai

karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi,

dan lain-lain. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Page 179: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

175

Metodologi Penelitian 2017

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

diberlakukan untuk populasi.

Oleh karena itu sampel yang akan diambil dari populasi

harus betul-betul representatif (dapat mewakili).

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling

dan non probability sampling. Probability sampling adalah

teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple

random sampling, proportionate stratified random

sampling, disproportinate statified random sampling dan

cluster sampling (area sampling). Sedangkan non

probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik ini terdiri sampling sistematis, sampling kuota,

sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh

dan snowbal sampling. Menentukan ukuran sampel

Page 180: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

176

Metodologi Penelitian 2017

merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah

anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.

Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama

dengan populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati

populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin

kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi

populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi

(diberlakukan umum). Terdapat dua rumus yang dapat

digunakan untuk menghitung besarnya sampel yang

diperlukan dalam penelitian. Selain itu juga diberikan cara

menentukan ukuran sampel yang sangat praktis yaitu

dengan menggunakan tabel dan nomogram. Tabel yang

digunakan adalah tabel Krejcie dan Nomogram Harry King.

Dengan kedua cara tersebut tidak perlu dilakukan

perhitungan yang rumit. Untuk pengertian dan penjelasan

lebih lanjut mengenai probability sampling, non probability

samplingserta cara menentukan ukuran sampel akan

dibahas pada tulisan khusus mengenai Teknik

Pengambilan Sampling.

Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya

penelitian-penelitian bidang lainnya di tujukan untuk

memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang besar

dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan

meneliti kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit.

Page 181: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

177

Metodologi Penelitian 2017

Kelompok besar tersebut bisa terdiri atas orang seperti

guru, siswa, kepala sekolah, dsb, atau lembaga seperti

sekolah, jurusan, fakultas, kantor, dinas, direktorat, dsb.,

atau organisasi seperti komite sekolah, dewan sekolah,

organisasi guru, asosiasi profesi, dsb., atau bisa juga benda-

benda seperti bangunan sekolah, fasilitas belajar, media

belajar, buku-buku, dll. Lingkup wilayah bisa mencakup

seluruh wilayah Negara, satu propinsi ataupunsuatu kota

atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi

lingkup penelitian kita di sebut populasi.

Dalam penelitian, populasi ini di bedakan antara populasi

secara umum dengan populasi target “target population”.

Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran

keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum

penelitian mungkin seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat,

tetapi populasi targetnya adalah seluruh guru IPA SMA

negeri di Jawa Barat. Hasil penelitian kita tidak berlaku bagi

guru-guru di luar IPA SMA negeri, seperti guru

Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dll.

Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi

berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika

Page 182: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

178

Metodologi Penelitian 2017

manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau

ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran

manusia.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang

menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang

kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata

simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter

populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya,

jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.

Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala,

nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian

(Hadari Nawawi, 1993:141).

Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian),

dapat berupa populasi (universe) atau sampel.

Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan

sebagai berikut:

a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni

populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena

Page 183: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

179

Metodologi Penelitian 2017

memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000

orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan

karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1,

dan lain-lain.

b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni

populasi yang tidak dapat di temukan batas-batasnya,

sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah

secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti

harus dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai

sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu

jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di

gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan

karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang,

dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini

di sebut juga parameter.

Selain itu, populasi dapat di bedakan ke dalam hal berikut

ini:

a. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni

sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara

kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi

populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru;

Page 184: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

180

Metodologi Penelitian 2017

berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis,

dll.

b. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni

sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di

nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di

kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik

yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis.

Di samping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian

harus di bedakan ke dalam sifat berikut ini:

a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang

unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak

perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya,

seorang dokter yang akan melihat golongan darah

seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.

Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena

baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama saja.

b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang

unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang

bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik

secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang

sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam

kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.

Page 185: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

181

Metodologi Penelitian 2017

Meskipun banyak anggotanya terbatas jumlahnya seperti

jumlah mobil di Jakarta, jumlah mahasiswa di Universitas

Islam Negeri Jakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat

di hitung namun karena hal itu sulit di lakukan maka di

anggap tidak terbatas. Metode penarikan/ pengambil data

dengan jelas mengawali/ melibatkan seluruh anggota

populasi di sebut sensus.

Seorang peneliti meskipun mengetahui bahwa metode

sensus ini akan banyak memerlukan pemikiran, memakan

waktu yang lama serta relatif mahal, namun tetap

melakukan sensus, hal ini di sebabkan karena:

a. Untuk ketelitian

Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan kecermatan

yang tinggi, sehingga memerlukan data-data yang besar

jumlahnya. Apabila unsur ketelitian dan kecermatan ini

harus di prioritaskan maka harus di gunakan metode

sensus.

b. Sumber bersifat heterogen

Page 186: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

182

Metodologi Penelitian 2017

Apabila mengahadapi sumber informasi yang bersifat

heterogen di mana sifat dan karakteristik masing-masing

sumber sulit untuk di bedakan maka lebih baik di gunakan

metode sensus.

Karena populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian,

maka jika seseorang meneliti semua elemen ia harus

meneliti semua populasi. Penelitian populasi di lakukan

dengan cara sensus. Cara sensus yang baik di lakukan bila

sesuai dengan hal-hal berikut:

1. Tingkat presisi karakteristik subjek penelitian sangat

diutamakan (seperti jumlah, jenis, waktu dan ukuran).

Misalnya, pada kegiatan sensus penduduk, sensus

ekonomi, dll.

2. Ukuran populasi sangat kecil

Bila jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara

sensus tepat di terapkan. Misalnya, pada penelitian kelas

atau penilaian diri bagi para pembuat kebijakan bagi

lingkungan kantor.

Pada dasarnya, penelitian dengan cara sensus lebih baik

daripada sampling sebab cara sensus lebih

mempresentasikan populasinya. Meskipun demikian,

Page 187: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

183

Metodologi Penelitian 2017

seperti yang di kemukakan di atas, pada hal-hal tertentu

cara sampling bisa lebih efektif dan efisien daripada cara

sensus.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh

(monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul

disebabkan hal berikut ini:

a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai

akibat dari besarnya jumlah populasi sehingga harus

meneliti sebagian saja dari populasi.

b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari

hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti menegakkan

kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian

yang lebih luas.

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan

mempergunakan sampel berikut ini:

a. Ukuran populasi

Page 188: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

184

Metodologi Penelitian 2017

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa

parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti,

pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali

tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti

itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga)

yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk

mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah

dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.

b. Masalah biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak

sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah

objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –

lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas.

Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi

biaya.

c. Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih

sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan

hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan

kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian

sampel, dalam hal ini, lebih cepat.

Page 189: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

185

Metodologi Penelitian 2017

d. Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh

populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya,

tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh

seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya,

juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji

kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya

pada sampel.

e. Masalah ketelitian

Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan

cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian, dalam

hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis

data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian

terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam

melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,

penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian

dalam suatu penelitian.

f. Masalah ekonomis

Page 190: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

186

Metodologi Penelitian 2017

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang

penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan

dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan?

Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan

kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih

ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-

161); Selanjutnya, Hadari Nawawi,1923: 146-148). Mengenai

penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu

ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan

berapa persen suatu sample harus diambil. Suatu hal yang

perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan

heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen,

jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,

sebaliknya, jika keadaan populasi heterogen, maka

pertimbanagna pengambilan sample harus memperhatikan

hal:

a) Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.

b) Besarnya populasi dalam tiap kategori.

Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar

seberapa jauh dapat diusahakan. Satu nasihat yang perlu

diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang kelewat

banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is

always better than undersampling). Namun demikian ada

Page 191: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

187

Metodologi Penelitian 2017

cara untuk memperoleh sample minimal yang harus

diselidiki dengan menggunakan rumus:

n ≥ pq z 1/ 2 a 2b

keterangan:

n = jumlah sampel

≥ = sama dengan atau lebih besar

P = proporsi populasi persentase kelompok pertama

q = proporsi sisa di dalam populasi

z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 %

b = persentase perkiraan kemungkinan membuat

kekeliruan dalam menentukan sampel.

Contoh:

Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di

jateng adalah 400.000 orang. Diantara mereka yang tinggal

didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang.

Bebrapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka

mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin disekolah

di wilayah masing-masing.

Page 192: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

188

Metodologi Penelitian 2017

Perhitungan:

F = 50.000 X 100 % = 12,5 % atau P = 0,125

400.000

q = 1,00 -0,125 = 0,875

Z 1/2= 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05)

B = 5 % atau 0,05

Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:

n ≥ 0,125 X 0,875 1,962

0,05

n < 168,05 dibulatkan 169 orang.

Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel

minimal itu, maka dapat dilakukan peningkatan jumlah

sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan

sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat

diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan persentase

kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan

sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu,

maka sample minimum menjadi :

Page 193: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

189

Metodologi Penelitian 2017

n ≥ 0,125 X 0,875 2,582

0,02

n > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang.

Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak

diketahui maka variasi p dan q dapat mengganti dengan

harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 = 0,25) suku

Ruang sampel yang harus diselidiki

n ≥ 0,25 1,96

0,05

n ≥ 384.

Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi

atau yang representatif, artinya yang menggambarkan

keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara

maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan

duplikat dari populasi.

Pada umumnya masalah sampling timbul apabila

penelitian bermaksud untuk:

Page 194: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

190

Metodologi Penelitian 2017

1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan

kerapkali seorang penyelidik tidak menyelidiki semua

objek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa,

melainkan hanya sebagian saja dari objek gejala atau

kejadian yang dimaksudkan.

2. Ingin mengadakan generalisasi, dari hasil-hasil,

penyelidikannya.Mengadakan generalisasi berarti

mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada objek-objek,

gejala-gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki.

Mahasiswa yang baru belajar metodelogi penelitian di

tingkat awal harus menyadari betul bahwa sample bukan

merupakan duplikat populasi ;karena itu , ia tidak boleh

berprestensi bahwa suatu sample jika telah ditetapkan

dengan cara-cara tertentu dapat menjadi cermin yang

sempurna bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini

bahwa sample tidak mengalami kesesatan walaupun

pengambilannya sudah menggunakan metode-metode

statistik tertentu.

Petunjuk –petunjuk untuk mengambil sampel :

Page 195: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

191

Metodologi Penelitian 2017

1. Daerah generalisasi

Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas

populasinnya sebagai daerah generalisasi, selanjutnya

barulah menentukan sampelnya sebagai daerah

penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : “

kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas

sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk

sekolah-sekolah lain”.

2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-

batasnyaBila luas populasinya telah ditetapkan , harus

segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat

populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila

menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi

penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan

terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan

memberikan batas-batas yang tegas, kemudian

menetapkan sampelnya. Jangan terjadi

kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih

dahulu baru kemudian sampelnya.

3. Sumber-sumber informasi tentang populasiUntuk

mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat

diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi

tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk

Page 196: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

192

Metodologi Penelitian 2017

dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi

dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan,

kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan

sebagainnya.Meskipun demikian, haruslah diteliti

kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan

validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan

sampai terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia

sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954

tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4

orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata

mungkin tidak seperti itu (4 orang).

4. Menetapkan besar kecilnya sampel Mengenai berapa

besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah

penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.

5. Menetapkan teknik sampling dalam masalah sampel,

ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang

tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan

sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang

menyeleweng disebut: biased sampling. Biased sampling

adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh

populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi

saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh

populasi. Contoh: misalnya mengadakan penelitian

tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya

Page 197: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

193

Metodologi Penelitian 2017

diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya

yang melarat? miskin saja. Dengan sendirinya akan

mengakibatkan adanya kesimpulan yang menyeleweng

atau disebut biased conclusion.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel

yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan

dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan

sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik

pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random

sampling / probability sampling dan sampel tidak acak

atau nonrandom samping/nonprobability sampling.

Random sampling adalah cara pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada

setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya

ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka

setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100

untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang

dimaksud dengan nonrandom sampling atau

nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak

mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan

Page 198: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

194

Metodologi Penelitian 2017

sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel

karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan

yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya

kemungkinannya 0 (nol).

A. Probability/Random Sampling

Teknik random sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana semua individu dalam populasi, baik secara

individu maupun kelompok memiliki kesempatan yang

sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan

didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji

dalam praktek.

1. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung

dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap

unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama

untuk bisa dipilih menjadi sampel.

2. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak

DistratifikasikanTeknik ini biasa digunakan pada

populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau

berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa

tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi

Page 199: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

195

Metodologi Penelitian 2017

diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang

ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.

3. Cluster Sampling atau Sampel Gugus Teknik ini digunakan

jika populasi tidak terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya,

penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di

suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara

langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas

sebagai kelompok atau cluster.

B. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel

Tidak Acak

Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak

dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen

populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih

menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi

sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena

faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh

peneliti.

1. Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan

pertimbangan kemudahan dalam memilih sampel,

peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali

berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil

Page 200: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

196

Metodologi Penelitian 2017

sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ

atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh

karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah

accidental sampling – idak disengaja – atau juga captive

sample (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik

jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang

kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang

sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa

kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,

hasilnya ternyata kurang obyektif.

2. Purposive Sampling Sesuai dengan namanya, sampel

diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang

atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut

memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia

adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel

penelitiannya. Misalnya, untuk memperoleh data

tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu

sekolah, maka kepala sekolah merupakan orang yang

terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment

sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang

menjadi sampel karena mereka mempunyai

“information rich”.

Page 201: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

197

Metodologi Penelitian 2017

3. Quota Sampling Teknik sampel ini adalah bentuk dari

sampel distratifikasikan secara proposional, namun

tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan

saja. Dalam teknik ini jumlah populasi tidak

diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam

beberapa kelompok. Sampel diambil dengan

memberikan jatah atau quorum tertentu pada setiap

kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung oada

unit sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan

data dihentikan.

4. Snowball Sampling – Sampel Bola SaljuTeknik ini adalah

teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya

kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang

menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Teknik

ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu

tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu

atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa

dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih

banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama

untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa

dijadikan sampel.

5. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis. Jika

peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak

dan tidak memiliki alat pengambil data secara random,

Page 202: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

198

Metodologi Penelitian 2017

cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan.

Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur

populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang

bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.

Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa

dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur

populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran

populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu

populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan

diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di

antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

6. Area Sampling atau Sampel WilayahTeknik ini dipakai

ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi

penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya,

dalam penelitian pendidikan kita mengadakan

penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan

dari suatu populasi atau kabupaten, kemudian terhadap

sekolah-sekolah, lalu kelas-kelas dan akhirnya para

siswa.

RANGKUMAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

Page 203: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

199

Metodologi Penelitian 2017

a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian

kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan.

b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target

c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi,

sebagai contoh (monster) yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu.

d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah:

1. Ukuran populasi

2. Masalah biaya

3. Masalah waktu

4. Percobaan yang sifatnya merusak

5. Masalah ketelitian

6. Masalah ekonomis

e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel

yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan

dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan

sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

yang representatif.

Page 204: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

200

Metodologi Penelitian 2017

f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan

sampel

1. Probability/Random Sampling

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel

Tidak Acak

Bab 10

Instrumen Penelitian

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses

penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada

penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah.

Page 205: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

201

Metodologi Penelitian 2017

Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus

dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan

istilah metode penelitin, yakni suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu

rasional, empiris, dan sistematis.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan

instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat

integral dan termasuk dalam komponen metodelogi

penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat

yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,

menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas

dan realibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument

yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung

validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-

kaidah penyusunan instrument.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan

diuraikan berbagai hal terkait dengan instrument penelitian

yang pembahasannya diawali dengan pengertian

instrumen penelitian, jenis, lagkah-langkah penyusunan,

dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.

Page 206: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

202

Metodologi Penelitian 2017

A. PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan

untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu

masalah. Instrumen penelitian dapat diartikan pula sebagai

alat untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan

menyajikan data-data secara sistematis serta objektif

dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji

suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung

suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen

pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan di permudah olehnya.

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen

merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel

secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut

Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan

untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan

dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atribut-atribut

psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi

Page 207: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

203

Metodologi Penelitian 2017

atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi

mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,

perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk

atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi

kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

B. INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK PENELITIAN

KUALITATIF

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin

menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data

seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi

kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung

pada peneliti itu sendiri.

Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi

instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri,

maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti,

meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif,

penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,

Page 208: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

204

Metodologi Penelitian 2017

kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik

secara akademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305).

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).

Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap

segala stimulus dari lingkungan yang harus

diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian,

2) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap

semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka

ragam data sekaligus,

3) Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada

suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat

menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,

4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak

dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk

memahaminya, kita perlu sering merasakannya,

menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita,

Page 209: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

205

Metodologi Penelitian 2017

5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data

yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan

hipotesis dengan segera untuk menentukan arah

pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul

seketika,

6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil

kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada

suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan

untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan

atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).

Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer")

di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga

mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara

lain:

a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan

mengalami apa yang terjadi pada subjek yang

ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut

"memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi

di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah

salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian

kualitatif.

b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan

data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian

Page 210: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

206

Metodologi Penelitian 2017

dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan

data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner)

yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-

variabel tertentu saja.

c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data,

menganalisanya, melakukan refleksi secara terus

menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman

yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian

kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas

yang tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat.

Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen

adalah

a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas

peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang

bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-

hati, peneliti akan secara tidak sadar

mencampuradukkan antara data lapangan hasil

observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.

b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti

sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh

kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis,

dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus

memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight"

Page 211: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

207

Metodologi Penelitian 2017

(wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan

makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989)

mengatakan "lantaran pengalaman belajar ini sifatnya

sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan

untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".

c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk

mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang

terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian

kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika

kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui

statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti

kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang

bersifat plural (beragam), sering tidak terduga

sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya.

Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan

jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak

mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.

C. INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK PENELITIAN

KUANTITATIF

Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian

adalah penelitinya sendiri, maka dalam penelitian

kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat

yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu

membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen

Page 212: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

208

Metodologi Penelitian 2017

itu. Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian

kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes.

Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang

berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh

responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai

dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen

berupa nontes, seperti skala sikap atau daptar pernyataan

untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik

pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara

untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau

wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang

menggunakan teknik observasi, dan lainnya.

Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif

yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini

menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan

informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen

ini dapat dengan mudah menberikan gambaran

penampilan, terutama panampilan di dalam orang

menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi

munculnya sifat-sifat.

Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang

mungkin akan diajukan kepada responden.

Page 213: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

209

Metodologi Penelitian 2017

Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis

kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

D. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN

Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam

penyusunan instrumen penelitian, yaitu:

1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.

2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi

3. Mencari indikator dari setiap dimensi.

4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrument

5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan

instrument

6. Petunjuk pengisian instrument.

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus

memiliki dua syarat yaituValid dan reliabel. Valid berarti

instrumen secara akurat mengukur objek yang harus

diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari

waktu ke waktu.

Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen

ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan

reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya

Page 214: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

210

Metodologi Penelitian 2017

menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Sedangkan reliabilitas menunjukkan

tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.

Sumadi Suryabrata (2008:60) mengemukakan bahwa

validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana

instrumen itu merekam/mengukur apa yang dimaksudkan

untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen

merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data

(pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang

atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan,

atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau

kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama

atau dalam waktu yang berlainan.

Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur

adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun

dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Sedangkan

reliabilitas alat ukur menurutnya adalah kesesuaian alat

ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang

beras dengan timbangan beras, mengukur panjang kain

dengan meter, dan sebagainya.

Page 215: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

211

Metodologi Penelitian 2017

Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaitu Stabilitas,

Ekivalensi, dan Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel,

1995). Stabilitas mengacu pada kemampuan instrumen

untuk menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu

(dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).

Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua atau lebih

macam instrumen yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk

mengukur satu hal yang sama. Misalnya, dua peneliti

mengukur penggunaan listrik di suatu aula. Dua peneliti ini

menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jika

temuan kedua peneliti ini sama, maka instrumen mereka

memilki sifat "ekivalen".

Konsistensi internal tercapai jika semua item dalam

instrumen mengukur satu hal yang sama. Jika terdapat 10

pertanyaan tentang motivasi, maka ke 10 pertanyaan itu

mengukur hal yang sama (motivasi).

F. PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN

Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono:

2010)

1. Pengujian Validitas Konstruk

Page 216: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

212

Metodologi Penelitian 2017

Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Misalnya

akan mengukur efektivitas kerja, maka perlu didefinisikan

terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itu

disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur

efektivitas kerja sesuai dengan definisi.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan

pendapat ahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang

aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori

tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang

telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan

minimal tiga orang, dan umumnya mereka telah bergelar

doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan

dengan uji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka

pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis

faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item

instrumen.

2. Pengujian Validitas Isi (Content)

Page 217: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

213

Metodologi Penelitian 2017

Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah

instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi

belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan

tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang

mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun

berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan.

Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui

pelaksanaan program, maka instrumen disusun

berdasarkan program yang telah direncanakan.

Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian

validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran

yang telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut

tidak mempunyai validitas isi.

Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas

isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.

Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator

sebagai tolok ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan atau

pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.

Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas

dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.

Page 218: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

214

Metodologi Penelitian 2017

3. Pengujian Validitas Eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara

membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria

yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang

terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur

kinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada

instrumen tersebut dibandingkan dengan catatan-catatan di

lapangan (empiris) tentang kinerja yang baik. Bila

telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen

dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan

instrumen tersebut mempunyai Validitas eksternal yang

tinggi.

G. PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono

(2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal.

Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest

(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara

internal pengujian dilakukan dengan menganalisis

konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan

teknik-teknik tertentu.

1. Test retest

Page 219: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

215

Metodologi Penelitian 2017

Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada

responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan

waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien

korelasi antara percobaan pertama dengan yang

berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan,

maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliabel.

2. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara

bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa

tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini?

Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda

mulai bekerja di lembaga ini?

Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi

instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang

sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan

antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang

dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan,

maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.

3. Gabungan

Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang

Page 220: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

216

Metodologi Penelitian 2017

sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest

(stability) dan ekuivalen.

Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan

dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian

kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika

dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda,

maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas.

Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan

signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu

reliabel.

4. Internal Consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency,

dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja,

kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-

teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas

instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari

Spearman Brown (Sp lit half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.

RANGKUMAN

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif

Page 221: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

217

Metodologi Penelitian 2017

tentang variable yang sedang diteliti. Dalam penelitian

kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri,

sedangkandalam penelitian kuantitatif, instrumen harus

dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari

peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen

sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian,

yaitu Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.

Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi, Mencari

indikator dari setiap dimensi. Mendeskripsikan kisi-kisi

instrument. Merumuskan item-item pertanyaan atau

pernyataan instrument dan Petunjuk pengisian instrumen.

Semua instrumen (baik yang tes maupun non tes) harus

memiliki dua syarat yaitu valid dan reliabel. Valid berarti

instrumen secara akurat mengukur objek yang harus

diukur. Reliabel berarti hasil pengukuran konsisten dari

waktu ke waktu.

Page 222: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

218

Metodologi Penelitian 2017

Bab 11

Penelitian Tindakan Kelas

Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat

ditempuh melalui beberapa upaya, yaitu antara lain melalui

pembenahan isi kurikulum, peningkatan kualitas

pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan

bahan ajar yang memadai, penyediaan sarana belajar, dan

peningkatan kompetensi guru.

Keberhasilan seorang guru bukan diukur hanya rutinitas

kehadirannya saja tetapi bagaimana dia bisa

mendinamisasi, memdorong, merangsang, menantang para

siswanya untuk maju secara dinamis dan progresif yang

akhirnya mencapai target pembelajaran.

Page 223: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

219

Metodologi Penelitian 2017

Namun pada perjalanan untuk menuju target pembelajaran

yang bagus terdapat masalah yang muncul, oleh karena itu

guru harus menemukan solusi penyelesaian masalah

melalui langkah-langkah penelitian yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Penelitian tindakan merupakan alternative pengembangan

dan perbaikan praktek pendidikan yang tidak hanya

berbasis akademis, yaitu guru menerapkan temuan para

pakar, sehingga kerja guru seperti dinilai berdasarkan

criteria teori-teori yang diambil dari filsafat, psikologi dan

sosiologi. Pada penelitian tindakan kinerja guru diukur

melalui criteria kegitan praktek sehari-hari dalam

pendidikan.

Pengembangan pendidikan dengan basis penelitian

akademik hanya menetapkan guru sebagai objek

pengembangan pendidikan, sehingga kurang memberi

peran pada guru untuk memperbaiki praktek

pendidikannya sendiri. Pengembangan model ini sering

mengakibatkan guru hanya sebagai pelaksana tanpa

mengetahui secara persis apa yang mendasari kegiatan

perbaikan itu, apa yang ingin dicapai dari kegiatan itu.

Page 224: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

220

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian akademis menempatkan pakar sebagai satu-

satunya orang yang mengetahui bagaimana perbaikan

pendidikan itu dilakukan sedang guru sebagai pelaksana

saja. Hal ini berbeda dengan pengmbangan dan perbaikan

praktek pendidikan melalui penelitian tindakan yang

menempatkan guru sebagai pembaharu untuk tugas dan

tanggung jawabnya sendiri dengan menggunakan criteria

prakteknya yang dilakukan sehari-hari.

Secara konventif kita mengenal dua jenis penelitian, yaitu

penelitian kuantitatif yang sering disebut penelitian

posifistic dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif

menuntun peneliti untuk menguji sebuah teori sedangkan

penelitian kualitatif justru membangun teori. Bila

kuantitatif memiliki alur dari teori (hasil dari kualitatif)

selanjutnya diuji. Sedangkan kualitatif berdasar satu acuan

teori peneliti masuk ke dalam untuk menemukan pola-pola

(teori baru).

Sementara tindakan perbaikan atau pemecahan masalah

dapat dilakukan dengan melihat situs (secara lengkap)

menemukan penyebab, menemukan karakter subjek,

selanjutnya mencari teori-teori yang sesuai dengan masalah

Page 225: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

221

Metodologi Penelitian 2017

dan subjek, selanjutnya teori dilakukan, barulah kita bisa

melihat bagaimana dampaknya. Hal itulah yang disebut

penelitian tindakan (action research).

Maka dari itu pada buku ini akan di bahas mengenai

rencana dan langkah-langkah dalam pembuatan penelitian

tindakan kelas?

1. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

A. Fokus Masalah

Kegiatan PTK sebelum pelaksanaan penyusunan rencana

PTK merupakan kegiatan yang mendasari pelaksanaan

PTK, yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah

Kegiatan diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang

fokus masalah yang akan diteliti, bidang masalah diteliti

dan dikembangkan. Dalam pendidikan dan kurikulum,

bidang masalah yang dipilih adalah bidang masalah yang

memiliki sumbangan paling besar terhadap mutu hasil

pendidikan, khususnya mutu kemampuan dan pribadi

Page 226: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

222

Metodologi Penelitian 2017

siswa, misalnya implementasi kurikulum. Bidang tersebut

masih mencakup secara luas, cakupannya dapat terdiri dari

berbagai sub bidang atau segi, misalnya segi pembelajaran,

segi praktik, pengelolaan kurikulum, kegiatan ekstra

kurikuler, penggunaan media, evaluasi, dll. Dalam segi

pembelajaran masih terdapat lagi masalah-masalah yang

bisa diidentifikasi dan dipilih sebagai fokus masalah,

seperti pembelajaran pemecahan masalah, pembelajaran

konstektual, eksprensial, pembelajaran inkuiri-diskaveri,

pembelajaran kooperatif dll. Dalam pemilihan fokus

masalah atau kegiatan yang ingin dipilih didasarkan atau

urgensi dan mafaatnya, serta kemampuan diri dalam

melaksanakan kegiatan pemecahan masalah tersebut.

2. Pengumpulan data

Langkah kedua ini merupakan langkah dengan melakukan

kegiatan pengumpulan data berkenaan dengan

pelaksanaan kegiatan yang menjadi fokus masalah. Sebagai

contoh masalah yang menjadi dasar adalah pembelajaran

kooperatif (pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa

dalam pembelajaran). Dalam langkah ini seorang guru

mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen,

mengingat-ingat kegiatan pembelajaran, serta hasil

pembelajaran yang berkenan dengan pemecahan masalah

Page 227: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

223

Metodologi Penelitian 2017

yang pernah dilakukannya. Topik-topik apa yang dibahas,

bagaimana langkah-langkahnya, bagaimana kegiatan guru

dan siswa, buku media, dan sumber belajar, keberhasilan

yang dicapai, dll.

3. Analisis dan interpretasi data

Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis secara

kualitatif, diuraikan, dibandingkan, dikategorikan,

disintesiskan, lalu diurutkan secara sistematis. Hasil

analisis diinterpretasikan dalam arti diberi makna, baik

makna umum maupun makna atau sendiri-sendiri.

4. Solusi permasalahan

Hasil masalah-masalah yang telah dijabarkan, kemudian

dicarikan solusi untuk mencari/mengembangkan cara

perbaikan, yang dapat dilakukan dengan mengkaji teori

dan hasil-hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan

teman (guru lain) atau dengan pakar, serta guru dapat

menggali pengalaman sendiri. Pengembangan cara

perbaikan atau tindakan harus sesuai dengan kemampuan

dan komitmen guru sebagai peneliti pelaksana,

kemampuan siswa, fasilitas yang tersedia, serta iklim

belajar dan iklim kerja di sekolah.

Page 228: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

224

Metodologi Penelitian 2017

B. Pelaksanaan PTK

Berdasarkan empat kegiatan awal, yaitu identifikasi

masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data,

dan solusi permasalahan, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan langkah-langkah umum PTK yang merupakan

satu daur atau siklus, yang terdiri dari kegiatan:

1. Perencanaan

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan

rencana pembelajaran dan skenario tindakan, termasuk

bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat

pendukung atau sarana lain yang diperlukan,

mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, dan

melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan.

2. Pelaksanaan (Tindakan)

Fase tindakan merupakan tahapan pelaksanaan tindakan-

tindakan (intervensi) yang telah direncanakan. Pada fase ini

peneliti peneliti sudah harus benar-benar menguasai

skenario pengajaran sebelum menerapkannya. Fokus

perhatian peneliti pada fase bukan pada bagaimana

mengimplementasikan rencana atau pada proses

Page 229: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

225

Metodologi Penelitian 2017

peningkatan keterampilan mengajar guru, tetapi pada

proses menggunakan strategi yang direncanakan untuk

melihat seberapa jauh strategi itu mengatasi masalah yang

ingin diatasi. Peneliti disarankan untuk berkolaborasi

dengan satu atau lebih kolega yang mengampu mata

pelajaran yang sama. Kolaborator tersebut bertugas

mengamati implementasi perencanaan dan melihat

seberapa jauh strategi itu memecahkan masalah.

3. Observasi

Observasi merupakan proses pengumpulan data mengenai

tingkat keberhasilan strategi yang digunakan untuk

memecahkan masalah. Observasi difokuskan pada data

yang berhubungan dengan kriteria keberhasilan yang telah

ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang lazim diajukan

pada fase observasi adalah: Seberapa efektif strategi yang

digunakan memecahkan masalah? bukan, seberapa baik

pengajaran guru? Atau, seberapa baik strategi pengajaran

itu diimplementasikan oleh guru? Kedua pertanyaan

terakhir adalah pertanyaan untuk observasi ketika

mahasiswa melakukan praktik mengajar, bukan dalam

observasi PTK. Pada fase observasi ini, peneliti dan

kolaborator juga menyepakati sumber dan jenis data yang

akan dikumpulkan serta teknik dan instrument yang akan

Page 230: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

226

Metodologi Penelitian 2017

digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Proses

penjaringan data sesuai dengan kesepakatan yang diambil

juga dilakukan pada fase observasi ini.

4. Refleksi

Refleksi merupakan proses analisis data dan diskusi

(keduanya selalu berlangsung tumpang tindih) untuk

menentukan sejauh mana data yang dijaring menunjukkan

keberhasilan strategi mengatasi masalah. Refleksi juga

menunjukkan faktor-faktor apa saja yang mendukung

keberhasilan strategi atau persoalan-persoalan tambahan

apa yang muncul selama proses implementasi strategi.

Analisis terhadap hasil observasi dilakukan dengan

membandingkan data yang terjaring dengan kriteria

keberhasilan yang telah ditargetkan.

Sebagai contoh, sebuah strategi yang diarahkan untuk

meningkatkan kemahiran para guru di sebuah Sekolah

Dasar dalam pembelajaran melalui metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

Division), pembelajaran kooperatif dianggap berhasil bila

(1) para guru tersebut menyenangi pembelajaran kooperatif

tipe STAD, (2) peneliti merasa nyaman menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) para guru semakin

Page 231: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

227

Metodologi Penelitian 2017

aktif dalam pembelajaran, (4) kemahiran guru menjalankan

pembelajaran kooperatif tipe STAD TIK dalam aktivitas

pembelajaran, seperti terungkap melalui penilaian siswa

yang memberikan nilai rata-rata 4,6 (dalam skala 5) kepada

guru melalui angket.

Refleksi yang dilakukan melalui proses analisis data dan

diskusi ini berfungsi untuk menilai kriteria keberhasilan

yang mana yang sudah tercapai, mana yang belum tercapai

dan apa yang menyebabkan kriteria itu belum tercapai.

Hasil penilaian ini akan memperlihatkan unsur strategi

yang perlu diperbaiki. Dengan demikian peneliti dan

kolaborator dapat memperbaiki strategi tersebut secara

optimal sehingga pengimplementasian strategi revisi ini

nantinya dapat mencapai semua target keberhasilan.

Strategi yang sudah diperbaiki (revised strategy) inilah

yang menjadi fase perencanaan (plan) pada siklus kedua,

yang nantinya diimplemetasikan, diobservasi, dan

direfleksi kembali. Siklus tersebut dapat diulang beberapa

kali hingga seluruh kriteria keberhasilan tercapai. Jumlah

siklus tidak dapat diprediksi pada awal penelitian. Jika

setelah siklus pertama semua kriteria keberhasilan dapat

dicapai maka penelitian dapat dihentikan. Namun selama

kriteria-kriteria keberhasilan itu belum tercapai, revisi

Page 232: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

228

Metodologi Penelitian 2017

terhadap strategi perlu dilakukan dan siklus berikutnya

dilaksanakan.

Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi

dan interpretasi dilakukan secara simultan. Aktor utama

adalah guru. Namun, guru dapat dibantu oleh alat perekam

data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar

pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu

diterapkan enam kriteria, sebagai berikut:

1. Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu

komitmen guru sebagai pengajar

2. Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru

terlampau banyak

3. Metodologi harus reliabel (handal) hingga guru dapat

menerapkan strategi yang sesuai dengan situasi

kelasnya

4. Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan

kemampuan dan komitmennya

5. Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang

berkaitan dengan tugasnya

6. PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat

sekolah.

RANGKUMAN

Page 233: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

229

Metodologi Penelitian 2017

Langkah-langkah dalam PTK merupakan satu daur atau

siklus yang terdiri dari:

1. merencanakan perbaikan,

2. melaksanakan tindakan,

3. mengamati, dan

4. melakukan refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang

sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila

diimplementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang

terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan

kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-

masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan

bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan

masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara

cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur

tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar

berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.

Page 234: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

230

Metodologi Penelitian 2017

Bab 12

Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian

A. Prosedur Penyusunan Proposal Penelitian

Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yg dibuat

dalam rangka mengadakan penelitian yg dirancang dan

disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian. Tujuan

Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara

singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan

dilakukan, melalui proposal peneliti akan memahami

segala kebutuhn yang direncanakan. Dalam menyusun

proposal penelitian, hendaknya mengikuti aturan

penulisan proposal yang ada di institusi.

Secara umum, pengertian proposal adalah sebuah tulisan

yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk

menjabarkan atau menjelasan sebuah maksud kepada

Page 235: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

231

Metodologi Penelitian 2017

pembaca yang ditentukan (baik pribadi maupun lembaga)

sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai

maksud penulis tersebut lebih mendetail. Pada buku ini

penulis ingin menjabarkan tentang "Proposal Penelitian".

Proposal Penelitian dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang

disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan

membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia

ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian

(usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang

peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal

Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan

berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda

baca, kutipan dll.

Secara umum, dalam penyusunan proposal penelitian ada

langkah-langkah yang harus sepatutnya ditempuh, yaitu:

Langkah pertama, memikirkan tentang apa yang akan

diteliti. Kedua, mencari ide yang relavan. Ketiga, ide yang

telah tergambar dalam pemikirannya dipersempit sehingga

apa yang akan diteliti menjadi jelas. Keempat, membuat

rumusan masalah. Kelima, mengkaji pentingnya masalah.

Keenam, menelaan bahan-bahan pustaka. Ketujuh,

mempertimbangkan pendekatan yang akan dilakukan.

Page 236: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

232

Metodologi Penelitian 2017

Kedelapan, merumuskan desain penelitian. Kesembilan,

mencari alternatif alat pengukuran yang tepat. Kesepuluh,

melakukan tekhnik analisi data yang tepat. Kesebelas,

memperbaiki desain. Keduabelas, merumuskan penelitian

prosedur. Ketigabelas, membuat draf proposal.

Keempatbelas, memdiskusikan draf dengan kolega

untukmendapatkan umpan balik, bila ternyata belum

memadai, maka kembali kelangka tujuh sampai

keduabelas. Jika dianggap sudah memadai masuk

kelangakah limabelas, yaitu melakukan penelitian rintisan

atau pilot study. Langkah enambelas, merivisi draf

berdasarkan hasil penelitian rintisan. Langkah tujuh belas,

menyerahkan proposal kepada lembaga yang

berkepentingan.

Komponen dasar yang harus ada pada setiap proposal

penelitian adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan teori dan metode

penelitian. Dalam menulis proposal penelitian, semua

komponen yang merupakan bagian dari proposal mulai

dari pendahuluan hingga ke biodata peneliti, harus ditulis

dan di Jelaskan dengan baik. Sehingga mudah dipahami

oleh pemeriksa atau reviewer. Dalam menulis proposal

maka harus dipertimbangkan bahwa untuk

Page 237: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

233

Metodologi Penelitian 2017

menginformasikan tentang masalah penelitian dan tentang

peneliti selengkap mungkin.

1. Latar Belakang Masalah

Bagian ini pada dasarnya berisi tiga aspek utama. Pertama,

deskripsikanlah keadaan ideal yang ingin dicapai berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi. Keadaan ideal ini

barangkali sesuai dengan tujuan dalam kurikulum atau apa

yang menjadi harapan umum. Dalam hal keterampilan

membaca siswa, misalnya keadaan yang diingankan adalah

para siswa memiliki keterampilan membacayang memadai

yang ditandai oleh karakteristik tertentu atau membaca

sangatlah penting sebagai kunci sukses dalam belajar.

Kedua, mendeskripsikan keadaan yang nyata yang

memang ada dan terjadi di lapangan. Keadaan ini dapat

diperoleh melalui hasil pengamatan dan pengalaman

sehari-hari dalam pelaksanaan tugas mengajar kita sebagai

sebagai guru. Keadaan ini biasanya bertentangan dengan

keadaan yang diharapkan. Dalam hal keterampilan

membaca, misalnya keadaan yang ada dilapanganbisa

berupa siswa tidak terbiasa membaca, siswa lebih suka

menonton televisi di rumah daripada membaca buku

pelajaran, sisswa lwbih senang membaca komik daripada

Page 238: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

234

Metodologi Penelitian 2017

membaca buku pelajaran, siswa lebih suka mengisi waktu

luang dengan bermain daripada membaca, atau hasil

membaca siswa jelek.

Berdasarkan kedua aspek itu, dapat ditarik permasalahan

yang akan dicoba untuk dipecahkan. Dalam hal

keterampilan membaca berdasarkan keadaan ideal dan

keadaan nyata dapat ditarik permasalahan tentang (1)

rendahnya sikap siswa yang positif terhadap kegiatan

membaca, (2) rendahnya kebiasaan membaca siswa, atau (3)

rendahnya keterampilan membaca siswa. Karena

keterbatasan waktu, peneliti boleh memfokuskan

penelitiannya pada satu masalah saja.

Ketiga, deskripsikanlah salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Upayan itulah yang akan menjadi alternatif tindakan.

Upaya-upaya itu bisa berasal dari ide peneliti, hasil

kolaborasi peneliti dengan teman sejawat, atau dari hasil

membaca buku, majalah, atau jurnal ilmiah.

2. Perumusan Masalah

Bagian ini berisi permasalahan apa yang hendak dicoba

untuk diubah, dikembangkan, ditingkatkan, atau

ditumbuhkan. Perumusan masalah sebaiknya

Page 239: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

235

Metodologi Penelitian 2017

menggunakan kalimat pertanyaan. Beberapa perumusan

masalah berikut dapat dipertimbangkan sebagai contoh, (1)

bagaimana upaya peningkatan sikap positif siswa terhadap

kegiatan membaca melalui pendekatan proses? (2)

bagaimanakah upaya penumbuhan kebiasaan membaca

melalui penerapan pendekatan proses? Atau (3)

bagaimanakah upaya peningkatan keterampilan membaca

melalui penerapan pendekatan proses?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran kegiatan penelitian

sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Biasanya tujuan penelitian ini dinyatakan dalam kalimat

pernyataan. Sesuai rumusan masalah di atas, misalnya

tujuan penelitiannya mungkin berupa (1) untuk

meningkatan sikap positif siswa terhadap kegiatan

membaca melalui pendekatan proses, (2) untuk

menumbuhan kebiasaan membaca melalui penerapan

pendekatan proses, Atau (3) untuk meningkatan

keterampilan membaca melalui penerapan pendekatan

proses.

4. Manfaat Hasil Penelitian

Page 240: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

236

Metodologi Penelitian 2017

Bagian ini berisi kemanfaatan hasil penelitian bagi berbagai

pihak. Dalam konteks pelajaran di kelas, misalnya manfaat

hasil penelitian dikaitkan dengan siswa dalam upaya untuk

meningkatkan prestasi belajar, dengan guru dalam upaya

untuk meningkatkan profesionalisme, atau dengan sekolah

dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah pada umumnya.

5. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan

1. Kerangka Teoretik

Bagian ini biasanya barisi tentang konsepsi teoretis hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk

itu, uraian dapat diperoleh terutama dengan membaca

berbagai referensi yang terkait. Dalam hal keterampilan

membaca, misalnya dapat dideskripsikan hal-hal konsep

membaca, tujuaan membaca, jenis membaca, faktor

penentu keberhasilan membaca, dan lain-lain

2. Tindakan yang akan Dilakukan

Bagian ini berisi tentang konsepsi teoretis tindakan yang

akan dilakukan disertai dengan prosedur pelaksanaannya.

Dengan kata lain, si peneliti harus dapat mendeskripsikan

apa dan bagaimana dengan tindakan yang akan dilakukan?

Page 241: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

237

Metodologi Penelitian 2017

Dalam hal penerapan pendekatan proses, dapat

dideskripsikan tentang konsep pendekatan proses dan

prosedur pelaksanaan pendekatan proses dalam

pembelajaran membaca.

3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan paparan kerangka teoretis dan tindakan yang

akan dilakukan, dapat diajukan hipotesis tindakan.

Hipotesis tindakan ini dapat dinyatakan dalam kalimaat

pernyataan. Beberapa contoh hipotesis tindakan, yaitu: (1)

jika pendekatan proses dilakukan dalam proses membaca,

diharapkan sifat positif siswa terhadap kegiatan membaca

meingkat, (2) jika pendekatan proses diterapkan dalam

pembelajaran membaca, diharapkan kebiasaan membaca

siswa dapat tumbuh, (3) jika pendekatan proses diterapkan

dalam pembelajaran membaca, diharapkan keterampilan

membaca siswa meningkat.

6. Metodologi Penelitian

1. Setting Penelitian

Pada bagian ini dideskripsikan tentang kapan dan dimana

penelitian akan dilakukan. Penelitian tindakan kelas

Page 242: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

238

Metodologi Penelitian 2017

biasanya dilakukan di kelas dan sekolah tertentu serta

dalam kurun waktu tertentu.

Pada bagian ini juga dideskripsikan tentang subjek

penelitian: siapa, jumlahnya berapa, dan karakteristiknya

bagaimana. Selain itu, siapa kolaborator penelitian tindakan

kelas ini juga disertakan. Kolaborator itu bisa kepala

sekolah, wakasek, atau guru bidang studi sejenis.

2. Prosedur Penelitian

Pada bagian ini dideskripsikan tahapan penelitian yang

akan dilakukan. Tahapan itu mencakup perencanaan,

implementasi tindakan, observasi dan monitoring serta

refleksi.

a. Perencanaan, deskripsikan tentang (1) rencana

identifikasi permasalahan beserta cara untuk memantapkan

keadaam sebenarnya, (2) rencana alternatif tindakan yang

mungkin dilakukan dalam pembelajaran yang digunakan

untuk mengubah, mengembangkan, menumbuhkan, atau

meningkatkan, dan (3) rencana pelaksanaan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan alternatif tindakan yang

dipilih dan disepakati.

Page 243: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

239

Metodologi Penelitian 2017

b. Implementasi tindakan, deskripsikan tentang langkah-

langkah implementasi tindakan yang dilakukan oleh guru

dan siswa dalam pembelajaran.

c. Observasi dan Monitoring, deskripsikan tentang (1) alat

moniring apa saja yang akan digunakan untuk memonitor

pelaksanaan tindakan dan peristiwa apa saja yang terjadi

selama pelaksanaan tindakan di kelas, (2) siapa yang akan

melakukan monitoring, dan (3) kapan monitoring itu akan

dilakukan.

d. Analisis dan Refleksi, deskripsikan tentang bagaimana

caranya melakukan refleksi terhadap implementasi

tindakan yang didasarkan atas hasil monitoring.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini dideskripsikan tentang bagaimana caranya

mengumpulkan data sebagai dasar untuk menetapkan

alternatif tindakan dan melakukan refleksi. Sebenarnya,

upaya pengumpulan data telah dilakukan ketika peneliti

mengidentifikasi permasalahan. Pengumpulan data juga

dilakukan ketika peneliti melakukan monitoring tehadap

pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan. Data-data iyu

kelak akan dijadikan sebagai bahan untuk menganalisis dan

kemudian merefleksikan temuan peneliti.

Page 244: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

240

Metodologi Penelitian 2017

8. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini didesripsikan tentang bagaimana cara

menganalisis data yang terkumpul. Analisis data dalam

penelitian tindakan kelas biasanya berupa analisis

deskriptif kualitatif. Artinya peneliti mendeskripsikan

dengan kata-kata data-data yang diperoleh untuk

kemudian disimpulkan apakah telah terjadi perubahan atau

belum terhadap permasalahan yang dicoba untuk diubah

atau ditingkatkan. Selain analisis data deskriptif kualitatif,

juga dapat dilakukan analisis statistik dengan beberapa

persyaratan tertentu.

9. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria keberhasilan tindakan merupakan ukuran berhasil

tidaknya implementasi tindakan yang akan dilakukan. Oleh

karena itu, pada bagian ini dideskrisikan tentang apa

ukuran yang akan dijadikan patokan untuk menyatakan hal

tersebut.

Selain kesemua bagian tersebut, dalam proposal penelitian

tindakan kelas yang lengkap juga disertai dengan jadwal

penelitian, anggaran penelitian, personlia penelitian, dan

daftar pustaka.

Page 245: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

241

Metodologi Penelitian 2017

B. Prosedur Penulisan Laporan penelitian

1. Pengertian Laporan Penelitian

Laporan penelitian dalam bahasa Inggris report berasal dari

bahasa Latin portare yang berarti membawa, menyangkut,

menyampaikan. Penelitian menurut Kerlinger ialah proses

menemuan yang mempunyai karakteristik sistematik dan

terkontrol, empiris dan berdasarkan pada tiori dan

hipotesis atau jawaban sementara. Menurut Bahdin

(35:2005) laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi

paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari

suatu kegiatan penelitan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari beberapa pengertian

menurut para ahli yaitu, laporan penelitian adalah kerja

akhir dari suatu proses panjang atau pendek dari suatu

penelitian atau tahapan penelitian tertentu yang

merupakan deskripsi sementara ataupun terakhir yang

disusulah secara sistematis, obyektif, ilmiah, dan

dilaksanakan tepat pada waktunya. Laporan penelitian

menjadi semakin penting setelah dijadikan peninggalan

tertulis dari suatu penelitian yang telah dilaksanakan.

2. Tujuan Laporan Penelitian

Page 246: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

242

Metodologi Penelitian 2017

a. Untuk mengenal pasti masalah. Dalam penulisan laporan

penelitian yang dibuat harus bisa membuat pembaca

ataupun penulis benar-benar mengenali bahan yang

dibahas.

b. Mencanangkan penyelesaian. Dalam setiap laporan

penelitian biasanya disugukan dengan masalah dan

tentunya membutuhkan solusi untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Penyelesaian yang di canangkan harus

tepat sehingga tujuan yang ingin disampaikan dapat

tercapai.

c. Mencanangkan tindakan yang perlu dilakukan. Dalam

hal ini penulis hendaknya mencantumkan beberapa

tindakan yang perlukan untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada sehingga ada kejelasan berupa

fakta bukan hanya opini semata.

d. Membuat kesimpulan. Kesimpulan merupakan inti dari

penelitian yang sudah di buat oleh penulis. Kesimpulan

memegang peranan penting agar pembaca dapat

memahami keseluruhan dari isi laporan yang di buat serta

tujuan dan juga manfaatanya.

3. Manfaat Laporan Penelitian

Page 247: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

243

Metodologi Penelitian 2017

a. Menyampaikan informasi (presentation of information).

Tujuan dari penulisan laporan adalah untuk

menyampaikan informasi seputar penelitian yang sudah

dibuat oleh penulis. Informasi-informasi yang disampaikan

tentunya diharapkan dapat berguna bagi masyarakat.

b. Komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu maksud

kepada pihak yang disarankan. Seperti yang kita ketahui

bahwa laporan penelitian merupakan komunikasi tertulis

dimana ide penelitian disampaikan oleh penulis lewat

media tulis. Keguanaannya adalah untuk mempermudah

komunikasi sehingga mengurangi pertemuan tatap muka,

media tulisan yang dipilih sudah bisa mewakili apa yang

ingin disampaikan oleh penulis.

c. Dokumen yang memberikan maklumat, laporan, ide

kepada pembaca tentang suatu hal. Laporan penelitian

adalah sebuah dokumen sah yang memuat suatu ide untuk

disampaikan kepada penulis.

4. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh

karena itu penulisan nya harus sesuai dengan kode etik

penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat

norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya

Page 248: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

244

Metodologi Penelitian 2017

ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan

perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan

penyebutan sumber data atau informan.

Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam)

bab. Sebelum bab-bab laporan, ada bagian pendahuluan

yang memberikan gambaran umum mengenai laporan.

Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari

beberapa halaman yang berisi:

a. Halaman judul

• Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.

• Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di baca

sepintas.

• Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi yang

sedang di teliti.

b. Halaman persetujuan

Halaman persetujuan merupakan halaman yang berisi

persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses,

hasil dan laporan penelitian siswa atau mahasiswa.

Page 249: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

245

Metodologi Penelitian 2017

c. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian.

Tanda pengesahan promotor yang menyatakan bahwa

laporan sudah sah.

d. Abstrak

• Merupakan ringkasan hasil penelitian yang lengkap.

• Mencangkup permasalahan (latar belakang), metode, dan

hasil penelitian.

• Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam abstrak.

e. Kata pengantar

Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang masalah

tujuan, lembaga yang mensponsori peneliatian, dan

sebagainya. Pengantar dapat ditulis oleh orang yang

memimpin atau oleh lembaga penelitian atau oleh

seseorang yang mewakili lembaga yang mensponsori

penelitian.

f. Daftar isi

Page 250: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

246

Metodologi Penelitian 2017

Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali bagian-

bagian laporan dan mereka dapat melihat hubungann

antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.

g. Daftar tabel

h. Daftar gambar atau grafik (jika ada)

Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan laporan

yang terdiri dari enam bab adalah sebagai berikut.

1) Bab I (Pendahuluan)

Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat memperkenalkan

secara ringkas kepada pembaca tentang masalah penelitian,

ruang lingkupnya, keguanaan teoritis, serta praktisnya,

tinjauan pustaka dan kerangka teori, serta metode

peneliatian. Ikhwal bagaimana membuat rumusan masalah,

tinjauan masalah, kerangka teori, dan penentuan metode

penelia, pada uraian bab II.

2) Bab II (Metodologi Penelitian)

Hal serupa dijelaskan metode penelitian pada dasarnya

adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan

tertib yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah

Page 251: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

247

Metodologi Penelitian 2017

untuk memecahkan suatu masalah (penelitian) guna

mendapatkan kebenaran yang objektif.

3) Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan)

Pada bagian ini dikemukakan hasil serta analisis data yang

diperoleh pada tahap penyedian data sehingga diperoleh

rumusan kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang

menjadi obyek penelitian.

4) Bab IV (Kesimpulan dan Saran)

Kesimpulan harus perkataan singkat dan tepat yang

dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam

kesimpulan ini akan terjamin akan tercermin jawaban darai

masalah yang diajukan dalam penelitian dan sekaligus

mencerminkan apa yang menjadi isi pada bagian hasil dan

pembahasan.

Saran dirumuskan berdasarkan pengalaman dan

pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada peneliti yang

sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang serupa

ataumengembangkan penelitian yang telah dilakukan.

5) Bab V (Daftar Pustaka)

Page 252: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

248

Metodologi Penelitian 2017

Semua dokumen, baik yang dipublikasikan maupun tidak

dipublikasikan, yang digubakan pada laporan kita

semuanya dicantumkan sebagai dafar kepustakaan yang

ditempatkan dibagian akhir lapoaran.

6) Bab VI (Lapiaran – lampiran)

Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis yang akan tampak

tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan atau

akan tidak pantas karena akan mengganggu kelancaran

penyajian laporan

RANGKUMAN

Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yg dibuat

dalam rangka mengadakan penelitian yg dirancang dan

disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian. Tujuan

Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara

singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan

dilakukan, melalui proposal peneliti akan memahami

segala kebutuhn yang direncanakan. Dalam menyusun

proposal penelitian, hendaknya mengikuti aturan

penulisan proposal yang ada di institusi.

Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh

karena itu penulisan nya harus sesuai dengan kode etik

Page 253: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

249

Metodologi Penelitian 2017

penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat

norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya

ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan

perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan

penyebutan sumber data atau informan.

Bab 13

Aplikasi Penelitian dalam Pendidikan

A. Pengertian Penelitian Pendidikan

Sebelum Penulis membahas lebih jauh tentang pengertian

penelitian pendidikan, pertanyaan awal yang perlu

diajukan, pada buku ini adalah apakah penelitian itu?

Page 254: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

250

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu

manapun, termasuk terhadap praktik pendidikan.

Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih

diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian

yang demikian, dikelompokkan sebagai penelitian terapan

atau applied research. Sedangkan penelitian yang

diarahkan untuk menguji konsep, asumsi, dan proposisi,

penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian dasar.

Penelitian bidang pendidikan tersebut dapat dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun

kuantitatif.

Apakah Penelitian itu? Penelitian pada hakikatnya

merupakan suatu usaha untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan dengan menggunakan metode-metode

ilmiah. Para pakar mengemukakan pendapat yang berbeda

dalam merumuskan batasan penelitian atau penyelidikan

terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari

kebenaran melalui pendekatan ilmiah.

Berikut ini adalah pendapat para tokoh tentang penelitian:

Page 255: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

251

Metodologi Penelitian 2017

a. Menurut Tuckman, Penelitian adalah langkah –

langkah sistematis untuk mendapatkan suatu jawaban

dari pertanyaan – pertanyaan.

b. Menurut Gay, Penelitian adalah penggunaan metode

ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab

dan menyelesaikan suatu masalah.

c. Menurut Ruseffendi, Penelitian adalah cara mencari

kebenaran melalui ilmiah.

d. Menurut Karlinger, penelitian adalah proses

penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis,

terkontrol, empiris dan berdasarkan pada teori dan

hipotesis atau jawaban sementara.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,

penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis

data yang dilakukan secara sistematis dan logis

menggunakan metode-metode ilmiah untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu.

Dalam dunia pendidikan, dengan penelitian bisa membawa

pengertian yang semakin baik terhadap perilaku orang

perseorangan, termasuk subyek didik atau pendidik, proses

belajar mengajar serta situasi atau kondisi yang bisa

membuat lebih berhasilnya proses pendidikan. Pada ilmu-

ilmu tingkah laku, penelitian mengarah pada

Page 256: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

252

Metodologi Penelitian 2017

pengembangan dan pengujian teori-teori tingkah laku.

Pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik maupun

pendidik semakin diperlukan dari hasil-hasil penelitian

dalam bidang pendidikan, baik dari segi ilmu maupun

prakteknya. Pada umumnya penelitian–penelitian

pendidikan tergolong penelitian jenis terapan guna

mengembangkan generalisasi-generalisasi yang berkenaan

dengan proses belajar mengajar dan bahan-bahan mengajar.

Karena itu, penelitian pendidikan memberikan

perhatiannya pada pengembangan dan pengujian terori-

teori tentang bagaimana peserta didik (pelajar, mahasiswa)

berperilaku dalam seting pendidikan.

Dari pengertian penelitian yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian penelitian pendidikan

adalah usaha yang digunakan untuk mendapatkan

informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan

dalam upaya memahami proses kependidikan dalam

lingkungan pendidikan dengan cara pengumpulan dan

analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis

menggunakan metode-metode ilmiah , baik di lingkungan

pendidikan formal, pendidikan informal maupun

pendidikan nonformal.

B. Tujuan Penelitian Pendidikan

Page 257: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

253

Metodologi Penelitian 2017

Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan

yang kadang sulit dan melelahkan, tetapi secara umum

penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Memperoleh informasi baru

Penelitian dapat bertujuan untuk mengungkap informasi

atau data yang masih baru menurut pandangan peneliti.

Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah

ada dan berada di suatu tempat dalam waktu yang lama.

Jika data atau fakta tersebut baru diungkap dan disusun

secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat ini maka

dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut baru.

b. Mengembangkan dan menjelaskan

Penelitian dapat bertujuan untuk mengembangkan dan

menjelaskan sesuatu. Dengan melakukan pengembangan

dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta –

fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada

pemberian pernyataan sementara atau hipotesis penelitian.

c. Menerangkan, memprediksi dan mengontrol variabel

Penelitian dapat juga bertujuan untuk mencermati gejala –

gejala yang terjadi dan mentransfernya ke dalam bentuk

data penelitian. Peneliti perlu mengetahui variabel bebas

Page 258: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

254

Metodologi Penelitian 2017

atau variabel terikat sehingga ia dapat mengetahui secara

pasti variabel yang lainnya. Kemudian dapat menerangkan

keterkaitan variabel yang ada. Dapat memprediksi apa

yang terjadi diantara variabel atau mengontrol variabel

unruk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat.

C. Macam – macam penelitian pendidikan

Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari

beberapa aspek bagaimana suatu bentuk penelitian dilihat

dan dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut termasuk

: aspek tujuan, metode dan bidang kajian.

1. Macam – macam penelitian dari aspek tujuan. Menurut

Gay ditinjau dari tujuannya ada dua jenis penelitian yaitu

penelitian dasar dan penelitian lanjut. Sementra Mouly

mengemukakan pengklasifikasian yang lebih detail dan

berorintasi pada pendidikan dengan membaginya menjadi

5 macam penelitian. Diantaranya sebagai berikut:

a. Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan

dengan tujuan perluasan ilmu atau memperbaiki suatu teori

tanpa mempertimbangkan kegunaanya dalam pendidikan.

Contohnya: Para ahli pendidikan berusaha menggunakan

binatang untuk menyelidiki kehiduapan, karakterisstik dan

tingkah laku hewan.

Page 259: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

255

Metodologi Penelitian 2017

b. Penelitian Terapan (Aplied Research) adalah penelitian

yang dilakukan denga tujuan memecahkan masalah dan

hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

masyarakat baik individu maupun kelompok. Contohnya:

Penelitian yang berkaitan dengan bagaimana

meningkatkan motivasi belajar siswa, penerapan

kurikulum baru, peningkatan kualitas belajar.

c. Penelitian evaluasi (Evaluation Research) adalah

penelitian yang bertujuan untuk menyediakan informasi

bagi para pengambil keputusan terkait keampuhan atau

keunggulan suatu program dibandingkan dengan program

– program yang lainnya, dilihat dari efektifitas,

pembiayaan, sarana – prasarana dan sejenisnya.

Contohnya: Penelitian terhadap implementasi kurikulum.

d. Penelitian pengembangan (development research)

adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan model –

model pembelajaran maupun bahan–bahan pembelajaran

mengacu pada teori – teori pembelajaran yang telah ada.

Contohnya : Pengembangan bahan ajar.

e. Penelitian tindakan (action research) adalah penelitian

yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang

Page 260: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

256

Metodologi Penelitian 2017

dihadapi oleh peneliti dalam rangka untuk memperbaiki

kinerjanya.

Contohnya: Penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru

untuk memperbaiki kualitas kegiatan pembelajarannya.

2.Macam–macam penelitian menurut aspek metode

dibedakan menjadi berikut :

a. Penelitian deskriptif adalah kegiatan penelitian yang

dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis.

Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan

secara jelas dan sekuensial terhadap penelitian yang telah

ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan.

b. Penelitian sejarah adalah penelitian yang hampir sama

dengan penelitian deskriptif, yang membedakannya adalah

peniliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode

wawancara pada pelaku sejarah.

c. Penelitian survei adalah penelitian yang tidak membatasi

satu atau beberapa variabel, peneliti dapat menggunakan

banyak variabel dan populasi yang luas sesuai dengan

tujuan penelitian.

Page 261: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

257

Metodologi Penelitian 2017

d. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan

untuk melihat apakah dua variabel atau lebih memiliki

hubungan atau tidak.

e. Penelitian ex-post facto adalah penelitian yang bertujuan

mengungkap apakah ada hubungan antara fakta yang

terjadi saat ini dengan faktor – faktor yang terjadi di masa

lalu.

f. Penelitian eksperimen adalah penelitian metode inti dari

model penelitian yang ada karena peneliti melakukan tiga

persyaratan dari suatu penelitian, ketiga persyaratan itu

adalah kegiatan mengontrol, memanipulasi dan observasi.

g. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian

eksperimen semu atau penelitian yang mendekati

eksperimen. Namun yang membedakan antara penelitian

eksperimen dan peneliti kuasi eksperimen adalah peneliti

harus berhati – hati dalam menarik hubungan kausal yang

terjadi, karena dalam peneliti kuasi eksperimen kita tidak

dapat mengontrol dan memanipulasi secara bebas dan

insentif.

3. Macam – macam penelitian menurut aspek bidang kajian

dibedakan menjadi berikut:

Page 262: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

258

Metodologi Penelitian 2017

a. Penelitian kependidikan adalah penelitian yang

menekankan pada sekitar masalah pendidikan, baik yang

mencakup faktor internal pendidikan termasuk : komponen

guru, siswa, kurikulum sistem pengajaran, manajemen

pendidikan dan hubungan lembaga dengan masyarakat.

b. Penelitian nonkependidikan adalah penelitian yang

memiliki cakupan yang luas seluas bidang keahlian dan

variasi dari pembaca. Contoh: penelitian sosial.

D. Manfaat Penelitian pendidikan

Dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dalam pendidikan, penelitian memiliki beberapa manfaat

yaitu:

1. Menemukan sesuatu yang baru.

Dalam dunia pengetahuan, penemuan yang dilakukan

melalui suatu kegiatan penelitian adalah hasil yang handal

dan mendapatkan pengakuan dari kalangan ilmuwan.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara

berkelanjutan melalui penelitian.

3. Melakukan validasi terhadap teori lama.

Page 263: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

259

Metodologi Penelitian 2017

Hasil penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau

pembaruan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap

paradigma teori yang telah lama berlaku.

4. Menemukan permasalahan penelitian.

Permasalahan penelitian pada prinsipnya dapat diproleh di

mana saja seorang peneliti berada.

5. Menambah khazanah pengayaan ilmiah yang baru.

Dengan penelitian bisa bermanfaat sebagai pelengkap

khazanah ilmu yang baru, sehingga ilmu pengetahuan

senantiasa berkembang ke arah penyempurnaan terhadap

ilmu pengetahuan yang ada.

RANGKUMAN

1. Penelitian pendidikan adalah usaha yang digunakan

untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat

dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses

kependidikan dalam lingkungan pendidikan dengan cara

pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis dan logis menggunakan metode-metode ilmiah ,

baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan

informal maupun pendidikan nonformal.

Page 264: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

260

Metodologi Penelitian 2017

2. Tujuan penelitian pendidikan

a. Memproleh informasi baru

b. Mengembangkan dan menjelaskan

c. Menerangkan, memprediksi dan mengontrol variabel

3. Macam – macam penelitian Secara garis besar, penelitian

dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu

bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek

tinjauan tersebut termasuk: aspek tujuan, metode dan

bidang kajian.

a. Macam – macam penelitian dari aspek tujuan

1) Penelitian dasar

2) Penelitian Terapan

3) Penelitian evaluasi

4) Penelitian pengembangan

5) Penelitian tindakan

b. Macam – macam penelitian menurut aspek metode

1) Penelitian deskriptif

Page 265: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

261

Metodologi Penelitian 2017

2) Penelitian sejarah

3) Penelitian survei

4) Penelitian korelasional

5) Penelitian ex-post facto

6) Penelitian eksperimen

7) Penelitian kuasi eksperimen

c. Macam – macam penelitian menurut aspek bidang

kajian

a. Penelitian Kependidikan

b. Penelitian Non kependidikan

4. Manfaat penelitian pendidikan

1. Menemukan sesuatu yang baru.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan.

3. Melakukan validasi terhadap teori lama.

4. Menemukan permasalahan penelitian.

5. Menambah khazanah pengayaan ilmiah yang baru.

Page 266: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

262

Metodologi Penelitian 2017

Bab 14

Menulis Karya Tulis Ilmiah

Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk

menulis karya ilmiah. Karya ilmiah sering menjadi masalah

tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya bukan pada

sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh

dosennya, melainkan bagaimana tatacara penulisannya

yang baik dan benar. Diantara karya ilmiah yang mereka

Page 267: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

263

Metodologi Penelitian 2017

harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah,

proposal penelitian, proposal skripsi, laporan penelitian

dan sebagainya. Sebagaimana dipahami bahwa kegiatan

menulis ilmiah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam

seluruh proses belajar yang dialami mahasiswa selama

menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester

mereka harus menulis karya ilmiah dalam berbagai bentuk

dalam setiap matakuliah yang mereka tempuh. Dengan

demikian mereka diharapkan akan memiliki wawasan yang

lebih luas dan mendalam mengenai apa yang disebut

dengan karya ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya.

Namun, dalam menghadapi tugas menulis di atas, banyak

mahasiswa yang masih menganggapnya sebagai beban

berat. Anggapantersebut timbul karena kegiatan menulis

memang meminta banyak tenaga, waktu, serta perhatian

yang sungguh-sungguh. Di samping itu menuntut

keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh

mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan

kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan

dengan dengan mata kuliah yang bukan mata kuliah di

bidangnya. Dalam praktik penulisan tugas ilmiah tersebut,

mahasiswa selalu berupaya semaksimal mungkin untuk

dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada mahasiswa

yang sangat tekun dan berusaha dengan banyak bertanya,

Page 268: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

264

Metodologi Penelitian 2017

dan membaca berbagai literatur serta rajin ke perpustakaan

untuk menghasilakan sebuah karya tulis. Namun

sayangnya, sebagian yang lain hanya potong kompas (short

cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan copy

paste (copas) tugas teman maupun sekedar copas dari

internet, tanpa menambah atau merubah sedikit pun tulisan

tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada

individu masing-masing mahasiswa, mereka menempatkan

tugas menulis karya ilmiah itu sebagai sebuah kewajiban

ilmiah atau beban ilmiah. Pada buku ini, penulis mencoba

memberikan pemahaman konsep dasar hakikat menulis

karya ilmiah. Harapan penulis tentu buku ini dapat menjadi

guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami

konsep dasar karya ilmiah dan bagaimana tatacara

penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan

bahasa selingkung di perguruan tinggi.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha

memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang

dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti untuk

memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis

kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk

mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk

membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat

dalam objek tulisan.

Page 269: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

265

Metodologi Penelitian 2017

Tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal

yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain.

Jikapun tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema

yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya

pengembangan dari tema terdahulu. Tradisi keilmuan

menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar

menjadi penerima ilmu. Akan tetapi, sekaligus sebagai

pemberi (penyumbang) ilmu.

Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan

tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat

menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi

seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai

tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada

teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Istilah karya

ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang

menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian

ilmiah dan cara kerja ilmiah.

A. Pengertian Karya Ilmiah

Karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan

laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun

laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara

kerja ilmiah.

Page 270: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

266

Metodologi Penelitian 2017

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang

memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah

dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan

memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan

dan ditaati oleh masyarakat keilmuan

Definisi yang dikemukakan oleh Brotowidjoyo (1985: 8-9)

adalah, “Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan

yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi

penulisan yang baik dan benar.” Karya ilmiah harus ditulis

secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa

mengingat akibatnya. Kebenaran dalam karya ilmiah itu

adalah kebenaran yang objektif-positif, sesuai dengan data

dan fakta di lapangan, dan bukan kebenaran yang normatif.

Sedangkan menurut (Setiawan, 2010 : 51).Karya ilmiah

adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil

pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui

kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan

pengetahuan orang sebelumnya

Dalam wacana yang lain dijelaskan bahwa karya ilmiah

adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu

tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar

Page 271: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

267

Metodologi Penelitian 2017

dan bertanggung jawab, serta menggunakan bahasa yang

baik dan benar. Jadi, karya ilmiah ditulis bukan sekedar

untuk mempertangungjawabkan penggunaan sumber daya

penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk

mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmih tersebut

secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena suatu karya

ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun

waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Akhadiah, 1991: 24).

Karya ilmiah memenuhi syarat-syarat keilmiahan pada

suatu ilmu tertentu yang dikuasai oleh penulisnya. Hasil

penulisan ilmiah harus bersifat sistematis artinya disusun

dalam suatu urutan teratur, sehingga pembaca mudah

memahami hasil penulisan tersebut. Tulisan ilmiah juga

harus disusun secara logis dan benar. Oleh karena itu,

untuk mencapai keilmiahan yang logis dan benar itu,

seorang penulis karya ilmiah harus memiliki landasan teori

yang kuat. Landasan teori yang kuat akan menyebabkan

keilmiahan yang ditampilkan tidak menyimpang dari suatu

disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Akhadiah, 1988: 20).

Pertanggungjawaban ilmiah tidak hanya berkaitan dengan

susunan (teknis) penulisannya. Penyusunan karya ilmiah

harus memenuhi kaidah, antara lain: (1) penyebutan

Page 272: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

268

Metodologi Penelitian 2017

sumber tulisan yang jelas. Jika penyusun karya ilmiah

mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu

harus disebutkan dengan jelas dan lengkap; (2) memenuhi

kaidah penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai

dengan bahasa yang baik dan benar (Wardani, 2007: 20).

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan

penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel

jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan

produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan

informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah

tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam

melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa

dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,

laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi

umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil,

tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah

yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan

simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan

penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh

para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.

Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada

Page 273: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

269

Metodologi Penelitian 2017

mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan

kemampuan menyusun laporan penelitian.

Ciri-ciri Karya Ilmiah

Karya ilmiah menggunakan bahasa keilmuan, yaitu ragam

bahasa yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang

khusus dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang

tertentu. Oleh karena itu penulis karya ilmiah hendaknya

mengambil topic permasalahan karya ilmiah nya sesuai

bidang yang ditekuni agar hasil karya-karya ilmiahnya

dapat lebih terperinci dan mendalam.

Ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah antara

lain:

1.Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh

penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh

pembaca.

2.Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat

penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu

menyusun kalimat dengan subjek dan predikat yang jelas.

3.Tidak Emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan

penulis. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa

diberi tambahan pada subjektifitas penulisnya.

Page 274: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

270

Metodologi Penelitian 2017

4.Penggunaan bahasa baku dalam ejaa, kata, kalimat dan

paragraf. Penulis harus menggunakan bahasa mengikuti

kaidah tatabahasa agar tulisannya tidak mengandung salah

tafsir bagi pembaca.

5.Penggunaan istilah keilmuan, artinya penulis karya

ilmiah harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan

bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap

ilmu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang yang

lain.

6.Bersifat dekoratif, artinya penulis dalam karya ilmiah

harus menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki

satu makna.

7.Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan

pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancar, dan

kecermatan penulisan.

8.Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraph dalam

setiap bab.

9.Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran. Tulisan

ilmiah hendaknya tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke

penjelasan atau paparan yang hendak disampaikan kepada

pembaca.

Page 275: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

271

Metodologi Penelitian 2017

10.Penggunaaan alimat efektif, artinya kalimat itu padat

berisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga makna

yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat mencapai

sasaran (Rahayu, 207 : 50).

Syarat-syarat Ilmiah

Sebuah karya ilmiah dikatakan sebagai tulisan ilmiah

apabila memenuhi syarat-syarat penulisan ilmiah sebagai

berikut:

1.Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat

dipahami pembaca.

2.Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya

bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran

ganda bagi pembacanya.

3.Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan

secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti

metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif,

benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.

4.Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis

hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun

secara padat berisi.

Page 276: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

272

Metodologi Penelitian 2017

5.Berdasarkan landasan teoritis yang kuat, artinya suatu

hasil karya ilmiah bukan subjektifitas penulisnya, tetapi

harus berlandaskan teori-teori tertentu yang dikuasai secara

mendalam oleh penulis.

6.Tulisan harus relevan dengan ilmu tertentu, artinya

tulisan harus ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu

bidang ilmu tertentu.

7.Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan

ilmiah harus menggunakan landasan teori berupa teori

mutakhir (terbaru).

8.Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku acuan dan

kutipan harus bertanggung jawab dengan menyebutkan

sumber tulisan dalam karya ilmiahnya (Suparno dan M

Yunus, 2007: 20).

Bahasa Baku dalam Karya Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah, hal yang tidak boleh

dilupakan adalah penggunaan bahasa baku. Bahasa baku

merupakan ragam bahasa orang yang berpendidikan, yaitu

bahasa dunia pendidikan. Menurut Parera (1993 : 35)

bahasa baku memiliki tiga sifat utama, antara lain adanya

kemantapan dinamis, ini diwujudkan melalui kaidah

Page 277: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

273

Metodologi Penelitian 2017

aturan kebahasaan yang bersifat tetap. Namun,

kemantapan bahasa baku juga bersifat dinamis artinya

bahasa baku masih memungkinkan adanya perubahan

yang bersistem dan teratur di bidang kosa kata dan

peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis

ragam yang diperlukan dalam kehidupan modern. Sifat

kedua yang menandai bahasa baku adalah sifat

kecendikiannya. Kecendikian bahasa berwujud melalui

penyusunan kalimat, pargraf, dan kesatuan bahasa yang

lebih besar yang menunjukkan penalaran dan pemikiran

yang logis, teratur dan masuk akal. Proses kecendikiaan

bahasa itu penting karena pengenalan ilmu dan teknologi

modern, yang kini umumnya masih bersumber dari bahasa

asing, harus dapat dilangsungkan lewat buku bahasa

Indonesia. Sifat ketiga, yang menandai bahasa baku adalah

sifat penyeragaman kaidah. Ada kaidah-kaidah bahasa

yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk semua kepentingan

resmi, dan dipahami secara sama oleh pengguna bahasa

baku.

F. Penulisan Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalahdaftar bacaan yang disarankan untuk

dibaca dan tidak diacu dalam tulisan, baik dalam

tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar untuk memperluas

Page 278: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

274

Metodologi Penelitian 2017

wawasan bagi mereka yang ingin mengetahuinya lebih

lanjut. Pada bagian akhir sebuah tulisan ilmiah sudah

dibakukan tersajinya daftar acuan yang dipakai dalam

menyusun naskah karangan.

Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku,

makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan

yang dibaca, tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam

daftar acuan, sedangkan semua sumber yang dikutip secara

langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus

dicantumkan dalam daftar pustaka. Akhadiah (1991: 87)

menjelaskan bahwa pada umumnya, unsur yang ditulis

dalam daftar acuan secara berturut-turut meliputi (1) nama

penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan

nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan,

(3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat

penerbitan, dan (5) nama penerbit, halaman (volume dan

nomor halaman untuk jurnal). Unsur-unsur tersebut dapat

bervariasi bergantung jenis sumber pustakanya.

1. Acuan dari Buku Buku yang berisi satu karangan dan

ditulis oleh satu atau lebih dari satu orang. Penulisan

acuan disusun sebagai berikut: Nama penulis ditulis di

depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul buku

Page 279: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

275

Metodologi Penelitian 2017

dicetak miring, dengan huruf besar pada awal setiap

kata, kecuali kata hubung. Edisi atau jilid/cetakan

dalam kurung (jika ada). Tempat penerbitan dan nama

penerbit dipisahkan dengan titik dua (:) Contoh: Faizal,

S. 1992. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar

dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press. Beberapa buku

dengan penulis yang sama dan diterbitkan dalam

tahun yang sama. Nama penulis ditulis di depan, data

tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, c, dan

seterusnya, yang urutannya ditentukan secara

kronologis atau berdarsarkan abjad judul buku-

bukunya. Contoh: Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career

Ladder Plans: Trends and Emerging Issues. Atlanta,

GA: Career Ladder Clearinghouse. Cornet, L. & Weeks,

K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the

States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

2. Buku yang berisi kumpulan artikel (Ada editornya)

Penulisan acuan sama dengan penulisan acuan dari

buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu

editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di

antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh:

Letheridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual

Education: Teaching English As A Second Language. New

York: Praeger. Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan

Page 280: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

276

Metodologi Penelitian 2017

Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.

Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

3. Acuan dari Artikel dalam Jurnal Nama penulis ditulis

paling depan diikuti tahun penerbitan dan judul

artikel yang ditulis dengan cetak biasa, dan huruf

besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis

dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap

katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata

hubung. Bagian akhir ditulis berturut-turut tahun ke

berapa atau volume (kalau ada), nomor berapa (dalam

kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut.

Contoh: Ahmad, S. 1994. Peranan Ibu dalam

Mempersiapkan Generasi Pembangunan Abad XXI.

Bungawellu: Jurnal Kajian Wanita,1(1), 1 - 22.

4. Acuan dari Internet a) Artikel dalam jurnal Nama

penulis ditulis seperti acuan dari jurnal cetak, diikuti

secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama

jurnal dicetak miring dengan diberi keterangan dalam

kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri

dengan alamat sumber acuan disertai dengan

keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh: Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal

Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu

Pendidikan, (Online), jilid 5, No. 4,

Page 281: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

277

Metodologi Penelitian 2017

(http://www.malang.ac.id, Diakses 20 Januari 2000).

b) Karya Individual Nama penulis ditulis seperti acuan

dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh

tahun, judul karya dicetak miring dengan diberi

keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri

dengan alamat sumber acuan disertai dengan

keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.

Contoh: Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A

Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm

before the Storm

(Online),(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/surv

ey.html, Diakses 1Juni 1996).

c) Bahan Diskusi Nama penulis ditulis seperti acuan

dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh

tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama

bahan diskusi dicetak miring, dengan diberi

keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri

dengan alamat e-mail sumber acuan tersebut disertai

dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda

kurung. Contoh: Wilson, D. 20 November 1995.

Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN

Discussion List, (Online),

([email protected], Diakses 22

November 1995).

Page 282: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

278

Metodologi Penelitian 2017

d) E-mail Pribadi Nama pengirim (jika ada) ditulis

paling depan disertai keterangan dalam kurung

(alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut

oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak

miring), nama yang dikirimi disertai keterangan dalam

kurung (alamat e-mail yang dikirimi). Contoh: Naga,

Dali. S. ([email protected]). 1 Oktober 1997. Artikel

untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah

([email protected]).

5. Acuan Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM

Penulisannya pada daftar acuan sama dengan acuan

dari artikel dalam jurnal cetak ditambah dengan

penyebutan CD-Romnya dalam kurung. Contoh:

Krashen, S., Long, M. & Scaecella, R. 1979. Age, Rate

and Eventual Attainment in Second Language

Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM

Quarterly-Digital, 1997).

6. Acuan dari Karya Terjemahan. Nama penulis asli

ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya

asli (kalau tahun tidak tercantum ditulis "tanpa tahun",

judul terjemahan, nama penerjemah, tahun

terjemahan, tempat penerbitan dan nama penerbit

terjemahan. Contoh: Berg, A. & Muscat, R. 1975. Faktor

Gizi. Terjemahan oleh Sediaoetama, A. D. 1987. Jakarta:

Page 283: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

279

Metodologi Penelitian 2017

Bhratara Karya. Boserup, E. 1970. Peranan Wanita

dalam Perkembangan Ekonomi. Terjemahan oleh

Joebhaar, M. & Sunarto. 1984. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

7. Acuan dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi Nama

penyusun paling awal, diikuti tahun yang tercantum

pada sampul, judul skripsi atau disertasi dicetak biasa

diikuti dengan pernyataan Skripsi, Tesis atau Disertasi

dicetak miring, kemudian pernyataan tidak

diterbitkan. Nama kota tempat perguruan tinggi, dan

nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Contoh:

Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi

Kewacanaan Pembelajar Bahasa Inggris di LPTK.

Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: Program

Pascasarjana IKIP Malang.

8. Acuan dari Buletin Nama penulis diikuti tahun

penerbitan, judul artikel, kemudian nama Buletin

dicetak miring, dan nomor terbitan, tahun keberapa,

dan halaman artikel. Contoh: Suyono, H. 1994.

Membangun Keluarga Sejahtera Ikut Mengentaskan

Kemiskinan. Buletin KB Nasional, No. 2. Tahun I, 3 - 4.

9. Acuan dari Laporan Nama laporan ditulis paling awal,

diikuti tahun, judul artikel, kota penerbitan, nama

lembaga yang menerbitkan (mengeluarkan laporan).

Page 284: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

280

Metodologi Penelitian 2017

Contoh: Population Report. 1995. More Evidence in the

Cancer Debate. Baltimore, MD: The Johns Hopkins

School of Hygiene and Public Health, Population

Information Programs, Center for Communication

Programs.

10. Acuan dari Prosiding/Risalah Penulisan identitas

acuan dimulai dengan nama penulis, diikuti tahun,

judul artikel. Diikuti kata "Dalam" kemudian nama

penyunting atau editor (kalau ada), nama prosiding/

risalah dicetak miring, nomor halaman artikel dalam

kurung, kota tempat berlangsungnya kegiatan, dan

lembaga penyelenggara kegiatan (atau kota penerbitan

dan nama penerbit). Contoh: Achir, Y. A. &

Wirosuhardjo, K. 1995. Pengembangan Sikap

Menyukai Makanan Tradisional Melalui Pendidikan.

Dalam F. G. Winarno., N. L. Puspitasari. & F.

Kusnandar, (Eds.) Prosiding Widyakarya Nasional

Khasiat Makanan Tradisional (259-264). Jakarta:

Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI.

11. Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar,

Penataran, Lokakarya Nama penyusun ditulis paling

awal, diikuti tahun penyajian, judul makalah, diikuti

pernyataan Makalah disajikan dalam (nama

pertemuan dicetak miring), lembaga penyelenggara,

Page 285: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

281

Metodologi Penelitian 2017

tempat, dan tanggal penyelenggaraan. Contoh:

Suhardjo. 1992. Pengorganisasian Pengajaran Berdasar

Teori Elaborasi. Makalah disajikan dalam Seminar

Nasional Teknologi Pendidikan dan Kongres II Ikatan

Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia. IKIP Malang,

Malang, 17 - 19 November.

12. Acuan dari Dokumen Resmi Pemerintah tanpa nama

Penulis

a) Dokumen yang Diterbitkan oleh suatu Penerbit

Tanpa Lembaga Judul atau nama dokumen ditulis

paling awal dengan cetak miring, diikuti tahun

penerbitan dokumen, kota penerbit, dan nama

penerbit. Contoh: Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta

Jaya. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

1989. Jakarta: PT Kresiasi Jaya Utama.

b) Dokumen yang Ditulis Atas Nama Lembaga dengan

atau Tanpa Penerbit Nama lembaga penanggungjawab

ditulis paling awal, diikuti dengan tahun, judul

karangan yang dicetak miring, nama tempat

penerbitan, dan nama lembaga yang

bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut,

atau nama penerbit (kalau ada) Contoh: Badan

Page 286: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

282

Metodologi Penelitian 2017

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1992.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta: Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1991

tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Balai Pustaka.

(Parera, 1993: 34 – 40) Sebagai catatan, kaidah

penulisan daftar pustaka dalam penulisannya tetap

mengacu pada bahasa selingkung di perguruan tingi

masing-masing. Maksudnya, bahwa setiap perguruan

tinggi memiliki acuan tersendiri yang biasanya

tercantum di dalam buku panduan penulisan skripsi,

tesis maupun disertasi. Dengan demikian mahasiswa

dalam penulisan notasi ilmiah maupun daftar pustaka

harus berpegangan dari buku acuan tersebut. Adapun

kaidah di atas adalah kaidah umum yang bisa dipakai

diberbagai perguruan tinggi.

Bentuk-Bentuk Karya Ilmiah

1. Karya Tulis

Page 287: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

283

Metodologi Penelitian 2017

Karya tulis adalah karangan ilmiah yang lazim diberikan

kepada siswa sekolah menengah mengenai salah satu aspek

satu mata pelajaran. Di dalamnya terdapat komponen

masalah, tujuan penulisan, pembahasan, dan kesimpulan.

Panjangnya kurang lebih sepuluh halaman ketikan dua

spasi pada “kertas ukuran A4”.

2. Makalah

Makalah adalah karangan ilmiah yang ditulis untuk

disajikan dalam seminar atau simposium. Tebalnya sekitar

15 halaman diketik satu setengah spasi pada kertas ukuran

A4, termasuk abstrak dan daftar pustaka.

Makalah juga harus disusun berdasarkan hasil penelitian,

entah penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Jadi,

semua komponen penelitian ada tercakup di dalamnya.

Namun, format susunannya tidak perlu formal seperti pada

skripsi, tesis, dan disertasi. Abstrak yang diletakkan pada

awal makalah, biasanya berisi tujuan penulisan, masalah

penulisan, dan hasil atau kesimpulan. Abstrak lazim berisi

kata kunci dari abstrak itu.

Kemajuan teknologi dewasa ini tidak menuntut penyaji

makalah membacakan makalahnya melainkan hanya

menjelaskan makalah dari power point yang ditayangkan.

Page 288: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

284

Metodologi Penelitian 2017

3. Skripsi

Skripsi adalah karangan ilmiah yang mengemukakan

pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain yang

ditulis untuk menjadi syarat tugas akhir pada pendidikan

strata satu (S1). Masalah yang diajukan berkenaan dengan

salah satu aspek yang menjadi substansi bidang keilmuan

yang ditekuni. Skripsi memiliki bobot yang lebih tinggi dari

sebuah karya tulis. Semua komponen penelitian yang

dikemukakan pada subbab 8.1 harus jelas tampak dalam

sebuah skripsi.

Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan

fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian

langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak

langsung (study kepustakaan). Pembahasan dalam skripsi

harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu

logis dan empiris. Jumlah halaman untuk skripsi minimal

60 halaman. Kalau karya tulis tidak diujikan, dan makalah

disajikan dalam suatu seminar atau suatu pertemuan

ilmiah, maka skripsi diujikan di muka suatu sidang ujian

skripsi.

4. Tesis

Page 289: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

285

Metodologi Penelitian 2017

Tesis adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam

pendidikan strata dua. Isinya merupakan pendalaman dari

salah satu aspek atau segi program studi yang diikuti. Tesis

juga diujikan dalam satu sidang ujian tesis.

Penulisan tesis bertujuan mensintesikan ilmu yang

diperoleh dari perguruan tinggi guna memperluas

khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah

master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru

dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu

hal yang menjadi tema tesis tersebut. Jumlah halaman

untuk Tesis minimal 80 halaman.

5. Disertasi

Disertasi adalah karangan ilmiah sebagai tugas akhir dalam

pendidikan strata tiga. Isinya merupakan tinjauan filosofis

terhadap satu aspek atau segi dari bidang ilmu yang diteliti.

Penekanan pada aspek filosofis ini menjadi ciri pada

pendidikan strata tiga. Mengapa? Karena induk dari segala

ilmu adalah filsafat. Mereka yang sudah menyelesaikan

pendidikan strata tiga atau yang telah menyelesaikan

disertasi dikatakan pengetahuannya telah sampai pada

tingkat filsafat. Maka itu, di Inggris atau di negara lain,

mereka yang telah lulus dalam pendidikan strata tiga diberi

Page 290: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

286

Metodologi Penelitian 2017

gelar Ph. D (Philosophy Degree). Artinya, telah mencapai

derajat filosof.

Disertasi merupakan suatu karangan ilmiah yang

mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh

penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis

terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan

oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru

besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi, desertasi

berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan

menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap

suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut,

penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri,

penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor. Jumlah

halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman

6. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian adalah laporan yang dibuat setelah

suatu penelitian dilakukan. Laporan penelitian juga berisi

komponen masalah, metode penelitian, objek penelitian,

instrumen penelitian, hasil yang dicapai. Lalu rekomendasi

untuk melakukan sesuatu yang lain berdasarkan hasil

penelitian itu.

• Macam-Macam Laporan Ilmiah

Page 291: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

287

Metodologi Penelitian 2017

1. Laporan Periodis

Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan

dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status

organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan,

atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala

Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero

adalah contoh-contoh laporan periodis.

2. Laporan Kemajuan

Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi

tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti

pembangunan bendungan dan proyek penelitian.

3. Laporan Hasil Uji

Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan

tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda

(biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu

bangunan, pabrik, atau sumber alam.

4. Laporan Rekomendasi

Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan

dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan

dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak

Page 292: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

288

Metodologi Penelitian 2017

daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat

cara menaikkan efisiensinya.

1. Laporan Penelitian

Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang

penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh

dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi,

dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian,

universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor

pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap

menerbitkan laporan-laporan itu.

Dengan melihat penggolongan laporan ilmiah tersebut,

suatu prinsip yang dapat ditemui dalam setiap laporan

ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin

berbeda-beda menurut setiap bidang ilmu. Walaupun

sangat beragam dan variatif, macam laporan ilmiah dapat

dikategorikan menjadi hal-hal berikut.

1. Laporan kemajuan: yaitu laporan yang

disampaikan untuk melihat perkembangan

kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk

melihat kemungkinan munculnya kesulitan dan

bagaimana rencana antisipasinya.

Page 293: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

289

Metodologi Penelitian 2017

2. Laporan akhir: laporan ini dapat didahului laporan

kemajuan untuk melihat pencapaian yang

diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan

penelitian, laporan kemajuan, dan laporan akhir.

3. Laporan berkala: disusun untuk melihat suatu

kinerja yang melibatkan karakter keilmiahan,

dalam suatu periode waktu tertentu sehingga dapat

diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode

yang satu dengan periode lainnya.

4. Laporan hasil uji: laporan ini perlu juga

menyertakan rekomendasi, setelah disampaikan

informasi ilmiah tentang sesuatu, karena

dimungkinkan akan menjadi dasar suatu kebijakan

tertentu.

• Ciri-Ciri Laporan Ilmiah

Berikut adalah ciri-ciri laporan ilmiah menurut Mukayat

Brotowidjojo :

1. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang

tertentu. Laporan dibuat atas permintaan atau perintah.

Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis

untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka.

Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada

Page 294: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

290

Metodologi Penelitian 2017

pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya

laporan berbentuk pamflet atau selebaran.

2. Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan

atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang

terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi,

pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran.

Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan

nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam

surat-menyurat formal.

3. Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya

terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan,

kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifi k.

Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, pendapat

pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data

laporan itu tak cukup atau bertentangan satu dengan

lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari bahwa

konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.

4. Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus

dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan

pendapat penyaji data atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar

pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis

ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan,

Page 295: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

291

Metodologi Penelitian 2017

bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan ungkapan

yang ceroboh.

5. Judul, sub-judul, dan sub-sub judul, disusun dan

diatur dengan perencanaan yang mantik. Dalam Kamus

Bahasa Indonesia, mantik diartikan dengan (1) cara berpikir

yang hanya mendasarkan pikiran belaka; (2) perkataan

yang benar. Laporan yang disajikan dengan baik dapat

digunakan sebagai acuan.

Adapun ciri-ciri laporan ilmiah yang lainnya, yaitu sebagai

berikut:

• Struktur Sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri

dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok

pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal

merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti

merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan

yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian

penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta

rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan

tersebut.

• Komponen dan Substansi

Page 296: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

292

Metodologi Penelitian 2017

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,

namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan,

bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah

yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya

abstrak.

• Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang

disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa

impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,

tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

• Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa

baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah dan

kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

• Syarat Penulisan Laporan Ilmiah

1. Komunikatif yaitu uraian yang disampaikan dapat

dipahami pembaca. Kata dan kalimat yang disusun penulis

hendaknya bersifat denotatif, sehingga tidak menimbulkan

penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman penulis

hendaknya sama dengan pemahaman pembaca.

Page 297: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

293

Metodologi Penelitian 2017

2. Bernalar yaitu tulisan itu harus sistematis,

berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan

mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara

objektif, benar, dan dapat dipertanggung jawabkan.

3. Ekonomis yaitu kata atau kalimat yag ditulis

hendaknya diseleksi sedekimian rupa sehingga tersusun

secara padat berisi.

4. Berdasarkan landasan teori yang kuat yaitu suatu

hasil karya ilmiah bukan subjektivitas penulisnya, tetapi

harus berlandaskan pada teori – teori tertentu yang dikuasai

secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian

berdasar teori – teori tersebut.

5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu

yaitu tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang

menguasai suatu bidang ilmu tertentu. Maka, tulisan

ilmiahnya harus menunjukkan kedalaman wawasan dan

kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu

tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu

akan tampak melaluin teori, pendekatan, pemaparanyang

selalu berlandaskan pada prinsip – prinsip ilmu tertentu.

6. Memiliki sumber penopang mutakhir yaitu tulisan

ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori

Page 298: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

294

Metodologi Penelitian 2017

mutakhir (terbaru). Penulis ilmiah harus mencermati teori –

teori mutakhir melalui penelusuran internet atau jurnal

ilmiah.

7. Bertanggung jawab yaitu sumber data, buku acuan,

dan kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan

dan ditulis dalam karya ilmiah. Teknik penulisan yang

tepat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar juga

termasuk bentuk tanggung jawab seoranng penulis karya

ilmiah.

Mukayat Brotowidjojo mengemukakan juga persyaratan

bagi pembuat laporan ilmiah itu yang menurutnya sama

seperti bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu sebagai

berikut.

1. Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal

yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama

itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman

orang lain.

1. Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik

tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi

pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan

pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.

Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan

Page 299: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

295

Metodologi Penelitian 2017

kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta

harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan

menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi

seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik

dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang

meyakinkan tidak boleh dibuang.

1. Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus

menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi

dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan

rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan,

bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.

Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu

bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat

mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang

fakta.

1. Kemampuan untuk menganalisis dan

menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis.

Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan

bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya

satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan

cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak

boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data

saja, atau membuang data yang ia anggap tidak

Page 300: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

296

Metodologi Penelitian 2017

mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data

itu tidak meragukan.

1. Kemampuan mengatur fakta secara sistematis.

Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik,

supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu

perencanaan dan penalarannya.

1. Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu

disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang

(tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang

dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat

dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan

lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya,

semuanya itu tergantung pembacanya.

• Jenis Laporan Ilmiah

• Laporan Lengkap (Monograf): laporan hasil

penelitian yang lengkap mencakup atau berisi:

• Proses penelitian secara menyeluruh dengan

mengutarakan semua teknik dan pengalaman peneliti

dalam melaksanakan penelitian.

• Teknik penulisan harus menjelaskan hal-hal yang

sebenarnya terjadi.

Page 301: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

297

Metodologi Penelitian 2017

• Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di

setiap tahap analisis misalnya tentang

peggantian/penukaran teknik/model yang digunakan.

• Menyampaikan kegagalan yang dialami dan

kendala yang dihadapi.

• Artikel Ilmiahadalah perasan (inti sari) dari laporan

lengkap (monograf), yang disusun lebih padat dan

disesuaikan dengan jumlah halaman yang disediakan

dalam jurnal-jurnal ilmiah.

• Laporan Ringkas (Summary Report) adalah

laporan yang disusun atau ditulis kembali berdasarkan

artikel ilmiah atau studi-studi yang berkenaan dengan

kepentingan masyarakat dalam bentuk yang mudah

dipahami dan dengan bahasa yang tidak terlalu teknis.

Laporan ini hanya memuat temuan-temuan utama saja

tanpa menyajikan desain dan metode yang dipakai dalam

melakukan penelitian.

• Laporan untuk Administrator dan Pembuat

Keputusanadalah laporan yang memuat tentang hal-hal

penting dalam pembuatan keputusan oleh pihak pimpinan.

Laporan ini tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena

Page 302: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

298

Metodologi Penelitian 2017

pihak administrator dan pembuat kebijakan tidak

memerlukan laporan demikian.

• Kerangka Laporan Ilmiah

Kerangka karya ilmiah terdiri dari:

1. Bagian Pembuka

• Cover

• Halaman judul.

• Halaman pengesahan.

• Abstraksi

• Kata pengantar.

• Daftar isi.

2. Bagian Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah.

1.2 Perumusan masalah.

1.3 Pembahasan atau pembatasan masalah.

Page 303: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

299

Metodologi Penelitian 2017

1.4 Tujuan penelitian.

1.5 Manfaat penelitian.

Bab II Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

2.1 Pembahasan teori

2.2 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan

2.3 Pengajuan hipotesis

Bab III Metodologi penelitian

3.1 Waktu dan tempat penelitian.

3.2 Metode dan rancangan penelitian

3.3 Populasi dan sampel.

3.4 Instrumen penelitian.

3.5 Pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian

4.1 Jabaran varibel penelitian.

4.2 Hasil penelitian.

4.3 Pengajuan hipotesis.

Page 304: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

300

Metodologi Penelitian 2017

4.4 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan

teoritis tentang hasil yang didapatnya.

Bab V Penutupan

• Kesimpulan

• Saran

4. Bagian penunjang

• Daftar pustaka.

• Lampiran- lampiran antara lain instrumen

penelitian.

• Daftar Tabel

Page 305: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

301

Metodologi Penelitian 2017

Bab 15

Laporan Hasil Penelitian

A. Pengertian Laporan Penelitian

Laporan penelitian dalam bahasa Inggris report

berasal dari bahasa Latin portare yang berarti membawa,

menyangkut, menyampaikan. Penelitian menurut

Kerlinger ialah proses menemuan yang mempunyai

karakteristik sistematik dan terkontrol, empiris dan

berdasarkan pada tiori dan hipotesis atau jawaban

sementara. Menurut Bahdin (35:2005) laporan penelitian

adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan

hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari beberapa

pengertian menurut para ahli yaitu, laporan penelitian

adalah kerja akhir dari suatu proses panjang atau pendek

dari suatu penelitian atau tahapan penelitian tertentu yang

merupakan deskripsi sementara ataupun terakhir yang

disusulah secara sistematis, obyektif, ilmiah, dan

dilaksanakan tepat pada waktunya. Laporan penelitian

menjadi semakin penting setelah dijadikan peninggalan

tertulis dari suatu penelitian yang telah dilaksanakan.

B. Tujuan Laporan Penelitian

Page 306: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

302

Metodologi Penelitian 2017

1. Untuk mengenal pasti masalah

Dalam penulisan laporan penelitian yang dibuat harus bisa

membuat pembaca ataupun penulis benar-benar mengenali

bahan yang dibahas.

2. Mencanangkan penyelesaian

Dalam setiap laporan penelitian biasanya disugukan

dengan masalah dan tentunya membutuhkan solusi untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian yang di

canangkan harus tepat sehingga tujuan yang ingin

disampaikan dapat tercapai.

3.Mencanangkan tindakan yang perlu dilakukan

Dalam hal ini penulis hendaknya mencantumkan beberapa

tindakan yang perlukan untuk menyelesaikan

permasalahan yang ada sehingga ada kejelasan berupa

fakta bukan hanya opini semata.

4. Membuat kesimpulan

Kesimpulan merupakan inti dari penelitian yang sudah di

buat oleh penulis. Kesimpulan memegang peranan penting

agar pembaca dapat memahami keseluruhan dari isi

laporan yang di buat serta tujuan dan juga manfaatanya.

Page 307: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

303

Metodologi Penelitian 2017

C. Manfaat Laporan Penelitian

1. Menyampaikan informasi (presentation of information).

Tujuan dari penulisan laporan adalah untuk

menyampaikan informasi seputar penelitian yang sudah

dibuat oleh penulis. Informasi-informasi yang disampaikan

tentunya diharapkan dapat berguna bagi masyarakat.

2. Komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu maksud

kepada pihak yang disarankan. Seperti yang kita ketahui

bahwa laporan penelitian merupakan komunikasi tertulis

dimana ide penelitian disampaikan oleh penulis lewat

media tulis. Keguanaannya adalah untuk mempermudah

komunikasi sehingga mengurangi pertemuan tatap muka,

media tulisan yang dipilih sudah bisa mewakili apa yang

ingin disampaikan oleh penulis.

3. Dokumen yang memberikan maklumat, laporan, ide

kepada pembaca tentang suatu hal. Laporan penelitian

adalah sebuah dokumen sah yang memuat suatu ide untuk

disampaikan kepada penulis.

D. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh

karena itu penulisan nya harus sesuai dengan kode etik

Page 308: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

304

Metodologi Penelitian 2017

penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat

norma yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya

ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan

perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan

penyebutan sumber data atau informan.

Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam)

bab. Sebelum bab-bab laporan, ada bagian pendahuluan

yang memberikan gambaran umum mengenai laporan.

Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari

beberapa halaman yang berisi:

1. Halaman judul

a. Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.

b. Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di

baca sepintas.

c. Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi

yang sedang di teliti.

2. Halaman persetujuan

Halaman persetujuan merupakan halaman yang

berisi persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap

proses, hasil dan laporan penelitian siswa atau mahasiswa.

Page 309: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

305

Metodologi Penelitian 2017

3. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian.

Tanda pengesahan promotor yang menyatakan bahwa

laporan sudah sah.

4. Abstrak

a. Merupakan ringkasan hasil penelitian yang

lengkap.

b. Mencangkup permasalahan (latar belakang),

metode, dan hasil penelitian.

c.Tabel dan grafik tidak boleh dicantumkan dalam

abstrak.

5. Kata pengantar

Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang

masalah tujuan, lembaga yang mensponsori peneliatian,

dan sebagainya. Pengantar dapat ditulis oleh orang yang

memimpin atau oleh lembaga penelitian atau oleh

seseorang yang mewakili lembaga yang mensponsori

penelitian.

6. Daftar isi

Page 310: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

306

Metodologi Penelitian 2017

Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali

bagian-bagian laporan dan mereka dapat melihat

hubungann antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.

7. Daftar tabel

8. Daftar gambar atau grafik (jika ada)

Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan

laporan yang terdiri dari enam bab adalah sebagai berikut.

1) Bab I (Pendahuluan)

Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat memperkenalkan

secara ringkas kepada pembaca tentang masalah penelitian,

ruang lingkupnya, keguanaan teoritis, serta praktisnya,

tinjauan pustaka dan kerangka teori, serta metode

peneliatian. Ikhwal bagaimana membuat rumusan masalah,

tinjauan masalah, kerangka teori, dan penentuan metode

penelia, pada uraian bab II.

2) Bab II (Metodologi Penelitian)

Hal serupa dijelaskan metode penelitian pada dasarnya

adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan

tertib yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah

Page 311: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

307

Metodologi Penelitian 2017

untuk memecahkan suatu masalah (penelitian) guna

mendapatkan kebenaran yang objektif.

3) Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan)

Pada bagian ini dikemukakan hasil serta analisis data yang

diperoleh pada tahap penyedian data sehingga diperoleh

rumusan kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang

menjadi obyek penelitian.

4) Bab IV (Kesimpulan dan Saran)

Kesimpulan harus perkataan singkat dan tepat yang

dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam

kesimpulan ini akan terjamin akan tercermin jawaban darai

masalah yang diajukan dalam penelitian dan sekaligus

mencerminkan apa yang menjadi isi pada bagian hasil dan

pembahasan. Saran dirumuskan berdasarkan pengalaman

dan pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada peneliti

yang sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang

serupa ataumengembangkan penelitian yang telah

dilakukan.

5) Bab V (Daftar Pustaka)

Semua dokumen, baik yang dipublikasikan maupun tidak

dipublikasikan, yang digabungkan pada laporan kita

Page 312: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

308

Metodologi Penelitian 2017

semuanya dicantumkan sebagai daftar kepustakaan yang

ditempatkan dibagian akhir lapoaran.

6) Bab VI (Lapiaran – lampiran)

Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis yang akan tampak

tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan atau

akan tidak pantas karena akan mengganggu kelancaran

penyajian laporan.

RANGKUMAN

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang

memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah

dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan

memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan

dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Macam-macam laporan ilmiah menurut Brotowidjoyo

adalah sebagai berikut :

1. Laporan Periodis

2. Laporan Kemajuan

3. Laporan Hasil Uji

4. Laporan Rekomendasi

Page 313: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

309

Metodologi Penelitian 2017

5. Laporan Penelitian

Ciri-ciri laporan ilmiah adalah sebagai berikut :

• Struktur Sajian

• Komponen dan Substansi

• Sikap Penulis

• Penggunaan Bahasa

Format dari kerangka karya ilmiah adalah terdiri dari:

1.Bagian Pembuka

• Cover

• Halaman judul.

• Halaman pengesahan.

• Abstraksi

• Kata pengantar.

• Daftar isi.

2. Bagian Isi

Bab I Pendahuluan

Page 314: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

310

Metodologi Penelitian 2017

1.1 Latar belakang masalah.

1.2 Perumusan masalah.

1.3 Pembahasan atau pembatasan masalah.

1.4 Tujuan penelitian.

1.5 Manfaat penelitian.

Bab II Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

2.1 Pembahasan teori

2.2 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan

2.3 Pengajuan hipotesis

Bab III Metodologi penelitian

3.1 Waktu dan tempat penelitian.

3.2 Metode dan rancangan penelitian

3.3 Populasi dan sampel.

3.4 Instrumen penelitian.

3.5 Pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian

Page 315: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

311

Metodologi Penelitian 2017

4.1 Jabaran varibel penelitian.

4.2 Hasil penelitian.

4.3 Pengajuan hipotesis.

4.4 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis

tentang hasil yang didapatnya.

Bab V Penutupan

• Kesimpulan

• Saran

4. Bagian penunjang

• Daftar pustaka.

• Lampiran- lampiran antara lain instrumen

penelitian.

• Daftar Tabel

SedangkanPengertian dasar laporan ialah menyajikan fakta

secara objektif dan jelas. Peranan Laporan sebagai media

komunikasi yang baik. Fungsi laporan penelitian untuk

keperluan studi akademis, pengembangan ilmu

Page 316: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

312

Metodologi Penelitian 2017

pengetahuan, keperluan lembaga masyarakat, lembaga

pemerintahan, atau lembaga bisnis tertentu.

Laporan penelitian biasanya terdiri dari lima atau enam bab

yang berisi diataranya pendahuluan, metodelogi penelitian,

hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran,

daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

Page 317: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

313

Metodologi Penelitian 2017

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zakariya Yahya, Imam. Riadhus Shalihin. 1994. Surabaya: PT Bungkul Indah.

Akhadiah, Sabarti. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Alkaf, Halid Nuraida. 2009. Metodologi Penelitian Penelitian. Ciputat: Islamic Research publishing.

Anggoro, Toha. 2008. Materi Pokok Metode Penelitian Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Bandung, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian 2006. jakarta. Rineka Cipta. Edisi Revisi VI.

Bungin, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Prenada Media Group. Jakarta.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian Kontemporer). Jakarta: Rajawali Press, 2001.

Creswell, John W. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. California: Sage Publications, Inc., 1994.

Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung; Pustaka Setia, 2002.

Dordrecht, D. Reidel, 1973 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan

Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT

Raja Grafindo.

Page 318: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

314

Metodologi Penelitian 2017

Erlangga. ________, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga. J.D. Parera. 1993. Bahasa Indonesia Sebagai Matakuliah Dasar Umum. Jakarta.

Erlangga. Keraf, Gorys. 1978. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende: Nusa Indah.

Garna, Judistira K., Ilmu-Ilmu Sosial: Dasar – Konsepsi – Posisi

Hadi, Amirul dan Haryono. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hadi, Amirul. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan II. Bandung: Pustaka Setia.

Haryono. 1998. Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Ibnu Hadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Imam Suprayogo dan Topbroni, Methodologi Penelitian Sosial Agama (Cet. XII; Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003).

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Kasiram Moh. H, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, Malang, UIN Malang Press, Cet. I

Kountur, Rony. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: PPM. M. Burhan Bungin. 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif :

Komunikasi, ekonomi, dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mahsun. 2005. penelitian bahasa: tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Grafindo Persadan.

Page 319: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

315

Metodologi Penelitian 2017

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Masnur Muslich. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) . Jakarta: Bumi Aksara.

Minto Rahayu. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT. Grasindo.

Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Mubah, S. (2007).Penelitian Analisis Data Sekunder Mukhlis, A. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Konsep Dasar

dan Langkah – langkah. Surabaya: Unesa. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Mustaqim, Abdul, Menjadi Orang Tua Bijak, Bandung : Al-

Bayan PT Mizan Pustaka, 2005. RA., Johnson and Wichern DW. Applied Multivariate

Statistical Analysis. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Chiffs, 2005.

Setiawan, Budhi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Salatiga: Widyasari Press.

Setyosari Punaji H, 2010 Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, cet. I

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 2001.

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra Uhar, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung, PT. Refika Aditama, Cet. I

Page 320: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

316

Metodologi Penelitian 2017

Suharsimi Arikunto. 2000. Manaj emen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (cet. XII; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002).

Suherman, Ayi. 2013. Penelitian Pendidikan. Cimahi. CV. ArjunaIndra.

Sukardi, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Ke 12

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2013.

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPS UPI dan PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Sukmadinata, Nana. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumadi Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Suparno dan M. Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suranto. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan dengan Program

Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2005. Pedoman Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: KENCANA

Tim pelatih proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resesearch).

Tim Pustaka Phoenix, 2012, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Media Pustaka Phonix

Titus, Harold H., Living Issues in Philosophy: An Introductory Textbook

Page 321: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

317

Metodologi Penelitian 2017

Tondl, Ladislav, Scientific Prosedures: A Contribution Concerning the Methodological Problem of Scientific Consepts and Scientific Explanation

Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Cet. V; Bandung: PT Remaja Rosdakarya dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009

RIWAYAT PENULIS

Page 322: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

318

Metodologi Penelitian 2017

Iswadi, M. Pd dilahirkan di desa Mesjid Laweung, 01

November 1979 sebagai anak kelima dari sembilan

bersaudara. Ayah nya bernama Mohd Amin dan Ibu

bernama Hamidah. dia telah memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (2005) kemudian melanjutkan

Kursus Perguruan Lepas Ijazah (KPLI) di Institut

Perguruan Darul Aman Malaysia (2006) dan

menyelesaikan program Magister Pendidikan di

Unsyiah (2009). Sejak sekolah dasar hinggga sekolah

menengah penulis selalu optimis belajar . Hal itu

membawa nya ke luar negeri ketika selesai

menempuh Program Sarjana Pendidikan Biologi di

Universitas Serambi Mekkah Aceh. penulis

mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah

Malaysia pada tahun 2006. Selanjutnya, prestasi yang

sudah dia ukir di bangku sarjana dan KPLI tidaklah

cukup bagi nya untuk mengabdi kepada nusa dan

bangsa. Tahun 2007 dia terus berusaha untuk menjadi

yang terbaik untuk Indonesia dengan kuliah melalui

Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS)yang

merupakan program beasiswa dari Dikti untuk dosen

di Magister Administrasi Pendidikan Universitas

Page 323: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

319

Metodologi Penelitian 2017

Syiah Kuala. Alhasil juga lulus tepat waktu pada

Tahun 2009 , dan saat ini sedang menyelesaikan studi

di program doktoral Manajemen Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta dengan program Beasiswa

Unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

RI, saat ini penulis juga berprofesi sebagai dosen

tetap di STKIP Kusuma Negara Jakarta, Kegiatan

mengajar telah di mulai sejak masih mahasiswa tahun

2004, yaitu sejak menjadi staf pengajar di pesantren

Oemar Dian Indrapuri Aceh Besar dilanjutkan dengan

staf pengajar di SMA Negeri 5 Banda Aceh, SMA

Negeri 4 Banda Aceh, staf SMA Negeri 10 Fajar

Harapan, MAS Ruhul Islam Anak Bangsa dan SMA

Lab School Unsyiah. Disamping itu, begitu selesai

pendidikan sarjana di Universitas Serambi Mekkah

Aceh, dia langsung menjadi asisten dosen di fakultas

Tarbiyah UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Selanjutnya

dia juga aktif sebagai dosen STIK Pantekulu Banda

Aceh. Sekembali dari studi di Malaysia tahun 2006 dia

langsung diangkat menjadi Dosen tetap di

Universitas Serambi Mekkah Aceh. Namun tetap aktif

mengajar di PTS lainnya seperti Universitas

Page 324: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

320

Metodologi Penelitian 2017

Abulyatama Aceh, Universitas Iskandar Muda Aceh,

STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh,

Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh, dan sejak

tahun 2015 telah pindah unit kerja menjadi dosen

tetap di STKIP Kusuma Negara Jakarta sekaligus

dosen lepas di Universitas Mr. Moestopo (beragama)

Jakarta. Di bidang birokrasi akademik dia pernah

menjabat sebagai Pembantu Dekan III FKIP

Universitas Serambi Mekkah Aceh. Kiprah nya di

bidang politik juga pernah berperan sebagai Ketua

Rumah Kreasi Indonesia Hebat Provinsi Aceh periode

2014-2019, yaitu salah satu organisasi relawan Jokowi-

JK pada saat pilpres tahun 2014 lalu dan sukses

bersama tim mewujudkan kemenangan Jokowi-JK

sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-

2019.

Di samping itu, dia aktif juga di bidang sosial karena

saat ini dia sedang menjabat sebagai Ketua Lembaga

Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Aceh periode

2015–Sekarang. Di bidang pendidikan, dia pernah

menjadi Koordinator Tim Perumus Simposium Guru

Page 325: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

321

Metodologi Penelitian 2017

dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI Tahun 2015.

dia bersama tim akademisi sudah berhasil

merumuskan prosiding dan jurnal dari karya-karya

guru se-Indonesia.

“Orang Yang Memahami Orang Lain Adalah

Bijaksana,Orang Yang Memahami Diri Sendiri Bebas dari

Prasangka (Loo Tzu, Filsuf China)’’

Page 326: Metodologi Penelitian - STKIP Kusuma Negara

322

Metodologi Penelitian 2017