materi soisalisasi k3 rev.4 04.04.16 (2)

75
SOSIALISASI K3 PTTA PT. TELKOM AKSES Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Upload: rndta

Post on 16-Apr-2017

2.340 views

Category:

Education


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

SOSIALISASI K3 PTTA

PT. TELKOM AKSES

“Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit”

Page 2: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Outline Sosialisasi K3

Page 3: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Maksud & Tujuan Sosialisasi K3

1. Menyediakan/memberikan wawasan kepada setiap pekerja tentang

keselamatan, kesehatan kerja agar para pekerja merasa aman.

Dengan memperhatikan Aspek Keamanan, Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, dapat mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat

Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan pencemaran terhadap

lingkungan kerja maupun lingkungan sekitarnya.

2. Agar pekerja lebih berhati-hati dalam bekerja dan dapat saling

mengingatkan rekan-rekan kerjanya jika ada tindakan atau kondisi

yang tidak aman.

3. Pekerja dapat mencegah atau menghentikan kerusakan yang lebih

parah jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran dan

kecelakaan/luka ringan dan saat terjadi evakuasi pekerja tidak

panik.

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 4: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

DASAR PERATURAN

Undang – undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

BAB III

SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Pasal 3

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;

n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;

o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;

q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.

Page 5: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Lanjutan Pasal 4

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

BAB V

PEMBINAAN

Pasal 9

1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;

b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;

c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;

d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.

3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya,

dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

BAB IX

KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA

Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

Page 6: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Lanjutan. . .

Undang – undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Paragraf 5

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pasal 86

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

a. keselamatan dan kesehatan kerja;

b. moral dan kesusilaan; dan

c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 87

1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 7: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

• FILOSOFI/PENGERTIAN UMUM

Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah suatu pemiiran dan upaya untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia

pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

• KEILMUAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua ilmu dan penerapannya untuk

mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat kerja (PAK),

kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan

• HUKUM

Ialah Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat sehat

selama melakukan pekerjaan serta begitu pula bagi orang lain yang memasuki tempat

kerja maupun proses produksi dapat secara aman dan efisien serta keselamatan dan

kesehatan masyarakat luas

• OHSAS 18001:2007

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat

berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain

(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Pengertian Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)

Page 8: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Tujuan K3

UNIVERSAL

• Mencegah terjadinya kecelakaan kerja

• Mencegah agar kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali (repeated accident)

• Menjamin pekerja saat melakukan pekerjaan dan dapat mengembangkan potensinya

UNDANG-UNDANG No. 1 tahun 1970 Tentang KESELAMATAN KERJA

• Agar setiap TK dan orang lain yg berada di tempat kerja terjamin keselamatannya

• Agar proses produksi tetap berjalan dg lancar

• Agar setiap TK dpt meingkatkan produksi kerjanya dan meningkatkan produktivitas perusahaan

Page 9: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten melalui tahap :

Syarat – syarat K3

DESIGN

CONSTRUCTION

UJI COBA

OPERATION

IMPROVEMENT

Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten dan melekat diseluruh tahapan / proses berjalannnya suatu pekerjaan mulai dari tahap awal – proses – sampai dengan pekerjaan selesai (akhir) hingga hasil pekerjaan tersebut dapat digunakan / berfungsi

Page 10: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

FRAMEWORK HSE

Page 11: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

5 Elemen yang menunjang HSE Framework/Safey Program

OHSAS 18001:2007

Page 12: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Penerapan syarat-syarat K3 dilaksanakan secara konsisten melalui tahap :

Syarat – syarat K3

DESIGN

CONSTRUCTION

UJI COBA

OPERATION

IMPROVEMENT

Page 13: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Kebijakan QHSE PT. TELKOM AKSES

Page 14: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

1. Anda Bertanggung Jawab Untuk keselamatan anda sendiri dan orang lain

2. Kecelakan harus dicegah

3. Jangan Cari cara yang mudah (gampang), selalu ikuti peraturan kerja

AMAN

4. Jika anda belum terlatih jangan lakukan

5. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Benar

6. Cermati Reksiko Lingkungan sekitar sebelum melaksanakan pekerjaan

7. Jangan melakukan pejerjaan jika kondisi tidak aman

8. Jangan bercanda gurau ketika sedang bekerja lakukan dengan SERIUS &

HATI-HATI !!

9. Selalu mencermati kecelakan yang hampir terjadi dan Laporkan

10. Jika ragu-ragu sebaiknya tidak dilakukan

Page 15: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

• Safety Hat/Helmet

(Helm Keselamatan)

• Safety Shoes

(Sepatu Keselamatan)

• Body Haarness (Sabuk Pengaman)

• Safety Glove (Sarung Tangan Safety)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Alat Pelindung Diri (APD) PPE standard for worker can include :

SITE SAFETY

Page 16: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Safety Tools (APD & APK)

Dasar Hukum Peraturan Perundangaan RI Tentang APD

Undang-undang No. 1 tahun 1970.

Pasal 3 ayat (1) butir f: Memberikan Alat-alat Perlindungan Diri pada para pekerja.

Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi TK yang bersangkutan .

Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan.

Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma APD yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.

Page 17: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara Cuma-cuma

APD yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada dibawah

pimpinannya untuk mencegah PAK.

Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982

Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan

tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta

penyelenggaraan makanan ditempat kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI N0.PER.08/MEN/VII/2010

Tentang Alat Pelindung Diri. Dan Dijelaskan juga dalam beberapa BAB dan Pasal

seperti :

Pasal 2, menjelaskan beberapa item sebagai berikut :

1. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

2. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar

Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.

3. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha

secara cuma-cuma.

Spesifikasi ALAT PELINDUNG DIRI & Testpen Electric

Dasar Hukum Peraturan Perundangaan RI Tentang APD

Page 18: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Masalah Kesehatan Kerja dapat terjadi Bila

Page 19: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

KECELAKAAN KERJA

PENGERTIAN 1. Menurut PERMENAKER NO. 03/MEN/1998

Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula

yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda

2. Menurut PERMENAKER NO. 04/MEN/1993

Kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja,

termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian

pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat

darirumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah yang

melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui

Page 20: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Faktor Peyebab Kecelakaan Kerja

Page 21: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

2 factor terbesar penyebab Kecelakan Kerja, Yaitu :

600

30

10

1 Fatality Accident

Loss Time Accident (Serious Acc)

Accidents / Property Damage

Near Miss

ACCIDENT RATIO (W. Heinrich)

Unsafe acts = 86 % Unsafe conditions = 14 %

PIRAMIDA KASUS KECELAKAAN

PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

Page 22: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Page 23: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)
Page 24: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

5 Hiraki Pengendalian Bahaya

1. Eliminasi Control, Teknik pengendallian yang

menghilngkan sumber bahaya diarea kerja

2. Subtitusi Hazard, Teknik pengendalian bahaya

dengan menggantikan (Bahan, Prosess, alat dll)

3. Engineering control/Perancangan = Teknik

lainnya.

4. Administrasi Control, pengendian bahaya

dengan memberikan memberikan pengarahkan

kepada pekerja, peringatan, instruksi, dan

tanda, label/Safety sign untuk orang waspada

akan adanya bahaya dilokasi kerja.

5. APD, Pemilihan dan penggunaan alat

pelindung diri merupakan merupakan hal yang

paling tidak efektif dalam pengendalian

bahaya,dan APD hanya berfungsi untuk

mengurangi seriko dari dampak bahaya.

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 25: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Langkah Penanggulangan Kecelakan Kerja

PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN • Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknik & teknologi

• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa

• Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3

STANDARISASI • Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3

INSPEKSI / PEMERIKSAAN • Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan &

persyaratan K3

RISET TEKNIS, MEDIS, PSIOLOGIS & STATISTIK • Riset / penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan, teknik & teknologi

PENDIDIKAN & LATIHAN • Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & keterampilan K3 bagi Tenaga Kerja

PERSUASI • Cara Penyuluhan, Penerapan & Pendekatan di bidang K3

ASURANSI • Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pembayaran premi yang

lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3

PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA • Langkah – langkah pengaplikasian di tempat kerja dalam upaya memenuhi syarat – syarat K3

di tempat kerja

Ref. International Labour Organitation (ILO)

Page 26: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Incident adalah kejadian yang bisa menimbulkan / berpotensi mengarah pada kecelakaan. Near miss adalah Incident yang tidak menimbulkan cidera manusia atau kerusakan / kerugian / lost lainnya Tetapi ada juga yang mendefinisikan incident = definisi hampir terjadi kecelakaan (near miss)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Page 27: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA ADALAH SUATU KEJADIAN YANG POTENSIAL, YANG DAPAT MENYEBABKAN KECELAKAAN KERJA ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA KECUALI KEBAKARAN, PELEDAKAN, DAN BAHAYA BUANGAN LIMBAH

Page 28: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Fatality. .

Fatality adalah sebuah kondisi atau situasi dimana

yang menyebabkan kematian atau kehilangan

nyawa

Page 29: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Fatality Accident

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 30: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

PILIHAN ANDA ???

Atau berakhir seperti ini… We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Menggunakan APD dan Taat K3??

Page 31: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Page 32: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Penaggulangan Bahaya Bekerja di Ketinggian

PERSYARATAN KETIKA AKAN BEKERJA DI ATAS KETINGGIAN

1. Pekerja harus dalam kondisi fit sebelum melakukan kegiatan bekerja di

atas ketinggian dan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis

2. Semua pekerja sebelum melakukan kegiatan bekerja di atas ketinggian

harus sudah mendapat pelatihan “Bekerja di Ketinggian”

3. Prosedure kerja aman (JSA) harus dibuat oleh koordinator teknisi/pekerja

yang terlibat dalam bekerja di ketinggian & semua pekerja harus

berpartisipasi dalam rumusan JSA.

4. Semua peralatan Penahan dan Pencegah Jatuh serta Peralatan Pendukung

harus dalam kondisi baik dan sudah diinspeksi sebelum digunakan

5. Semua peralatan pendukung (EWP, Scaffold, Ladders, dll) sesuai dengan

persyaratan standard, dan dididirikan atau dioperasikan oleh orang yang

berkompeten

Risiko yang paling umum pada saat bekerja di atas ketinggian adalah jatuh dari atas ketinggian atau tertimpa material dari atas ketinggian.

Page 33: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

FAKTOR – FAKTOR SESEORANG

TERJATUH DARI ATAS KETINGGIAN

(WORK AT HEIGH – WAH) :

People (Manusia)--- Kurang Pengetahuan, Keahlian dan kemampuan terbatas, Kondisi tidak fit untuk bekerja, mengambil jalan pintas, berprilaku tidak aman.

Environment (Lingkungan)----Kondisi cuaca, permukaan licin dan berserakan dan tidak bersih,

Dll (Peralatan, Procedur/Instruksi Kerja & Organisasi) --- Peralatan tidak standart (rusak/tidak layak), Prosedur/Instruksi kerja tidak disosialisasikan dengan benar & Organisasi yang kurang pengawasan dan pelatihan.

Page 34: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Perlengkapan Standar APD Minimal untuk memulai pekerjaan ketinggian adalah :

1. Full Set Body Harness untuk kerja di ketinggian

• Positioning Lanyard

• Absorber Lanyard

• 2 atau 3 Set Carabineer Screw

2. Safety Shoes / Boots untuk kerja ketinggian

3. Safety Helmet dengan tali dagu

4. Kaca mata pelindung dari Sinar matahari

5. Tas Toolkit

6. Kantung Bolt (semacam tas dengan bentu menyerupai karung

dengan webbing Flip untuk di kaitkan di pinggang atau di body

harnest)

7. Sarung tangan untuk melakukan pemanjatan di tower dan atau

safety glove untuk bekerja pada fiber optik

8. Safety vest dan jas hujan

Page 35: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Prosedur Pemakaian Full Body Harness

Page 36: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

PENGETAHUAN DASAR BAHAYA LISTRIK

JENIS BAHAYA KONTAK LISTRIK

1. KONTAK SENTUHAN LANGSUNG YANG DIMAKSUD DENGAN SENTUHAN LANGSUNG ADALAH SENTUH LANGSUNG PADA BAGIAN AKTIF PERLENGKAPAN ATAU INSTALASI LISTRIK

YANG DIMAKSUD DENGAN BAGIAN AKTIF PERLENGKAPAN ATAU INSTALASI LISTRIK ADALAH BAGIAN KONDUKTIF YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI SIRKIT LISTRIK, YANG DALAM KEADAAN KERJA NORMAL UMUMNYA BERTEGANGAN DAN ATAU DIALIRI ARUS LISTRIK

2. KONTAK SENTUHAN TIDAK LANGSUNG YANG DIMAKSUD DENGAN SENTUH TAK LANGSUNG ADALAH SENTUHAN PADA BAGIAN KONDUKTIF TERBUKA (BKT) SUATU PERLENGKAPAN ATAU INSTALASI LISTRIK YANG MENJADI BERTEGANGAN AKIBAT KEGAGALAN ISOLASI

YANG DIMAKSUD DENGAN BAGIAN KONDUKTIF TERBUKA SUATU PERLENGKAPAN ADALAH BAGIAN KONDUKTIF YANG TIDAK MERUPAKAN BAGIAN DARI SIRKIT LISTRIKNYA , YG DALAM KEADAAN NORMAL TIDAK BERTEGANGAN

Page 37: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

RESIKO KEGAGALAN ISOLASI PADA LISTRIK

Resiko atas kebakaran

Akibat utama dari gangguan arus yang melalui konduktor atau alat lain yang tidak diharapkan untuk menerima arus adalah peningkatan suhu yang tidak normal.

Suhu yang tinggi ini dapat menyebabkan kerusakan pada kabel atau bahkan percikan api pada material, lalu terbakar.

Resiko akan kematian

Hal ini terjadi pada manusia dan disebut juga “Electrocution”. Electrocution ialah mengalirnya arus ke tubuh manusia, dan sangat berbahaya. Aliran arus merusak dua fungsi tubuh yang vital : pernapasan dan detak jantung. Penelitian menyatakan skala resiko berdasarkan dua faktor : arus pengenal dan lamanya waktu kontak

Page 38: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Dampak Waktu Tegangaan Listrik

BESAR TEGANGAN

KONTAK/DETIK

DAMPAK FISIK

200 V 1 Ma Ambang Perasaan Sensasi Kesemutan

500 V 5 Ma Ambang Batas Bahaya yang masih mampu

diterima oleh manusia

1.000 V 10 – 20

Ma

Tubuh mulai kejang-Kejang

(Tidak dapat melepaskan diri)

10.000 V 10-20

Ma

Semakin FATAL, Namun pernafasan masih

normal

(Jika Berlanjut dapat Menyebabkan Kematian)

60.000 V 6 A Sangat FATAL, kejang-kejang terus menerus

disertai gangguan nafas dan menyebabkan luka

bakar/kematian (hangus)

Page 39: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Penaggulangan Bahaya Bekerja Tegangaan Listrik

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 40: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman TM minimal adalah 1,5 m baik vertikal atau horizontal.

Peraturan Pemerintah :

Karena menyangkut fasilitas PEMDA seperti jalan raya, trotoar atau instalasi

pengguna lainnya (telekom/PAM), dikawasan perkotaan pekerjaan konstruksi

SKTM untuk sistem distribusi harus dilaksanakan dengan ketentuan/seijin

PEMDA setempat. Sebagaimana ditetapkan dalam SNI 04-0225-2000 tentang

Peraturan Umum Instalasi Listrik, Jarak aman antara instalasi bawah tanah

lain ditetapkan sebagai berikut

JARAK AMAN BEKERJA DEKAT DENGAN INSTALASI LISTRIK

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (20kv)

Page 41: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Perhitungan Jarak Aman Bekerja dengan Listrik

Rambu Lalu Lintas

Pondasi Tiang

ODP Tiang

560 c

m

60

110

30

140

cm

15

0 c

m

150 cm

Tiang Listrik 9 12 14 16

Kedalaman 1 1,5 1,5 2

Tiang Telepon 7 9

Kedalaman 1,4 1,8

SUTM (Teganngan Menengah) 20 kv

Gro

und C

leara

nce

Standart jarak AMAN bekerja dekat dengan Tegangan Listrik Menengah :

S = 60+ 1KV/1cn + 70cm S = 60 + 20

1 + 70

= 60 + 20 + 70 150cm Keterangan : S = Jarak (cm) Kva = Tegangan Listrik 70cm = Spare Jarak aman

Page 42: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Jaringan Menengah (SUTM 20KV) 3 fase

Grounding

Arus “R”

Arus “T”

Macam-macam Tiang Listrik Tegangaan Listrik Menengah (20KV)

Arus “R”

Arus “S”

Arus “S”

Arus “S”

Isolator

Saluran Tegangan Rendah (220v)

Page 43: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Foto Kondisi di Lapangan

Kabel TIC SR 220 V ke rumah duduk di

atas kabel tlp

Kabel Telepon ditunggangi kabel TIC SR ke rumah

Page 44: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Foto Kondisi di Lapangan

Tiang dan kabel tlp

1,5 m

Kabel SUTM PLN 20.000 Volt

Page 45: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

ILUSTRASI TERJADINYA KEBAKARAN AKIBAT KABEL TELEPON BERGESEKAN DGN KABEL PLN

Terjadinya kebakaran listrik adalah disebabkan terjadinya percikan api listrik sebagai akibat adanya loncatan elektron-elektron antara dua titik yang berbeda potensial (misalnya antara penghantar dengan netral atau antara dua fasa yang berbeda), dalam waktu cukup lama dan loncatan elektronnya terjadi secara berulang-ulang.

Hal ini bisa terjadi karena kegagalan isolasi atau jarak isolasi yang terlalu dekat, misalnya akibat adanya gesekan

Gesekan bisa membuat isolasi kabel PLN luka dan

terjadi kontak menimbulkan bunga api

Konduktor phasa

Konduktor netral

Atau kabel telepon menjadi bertegangan

220 V

Page 46: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Kesimpulan

PLN Telah membuat standar jarak minimum konduktor terhadap

benda-benda lain, namun praktek di lapangan ternyata banyak

yang bersinggungan antara kabel telkom dengan kabel Jaringan

Tegangan Rendah (220v) PLN, Dan banyak tiang telepon yg

berdekatan dengan Jaringan Tengangan Menengah (20kv).

Saat Kontruksi pembangunan tiang telepon terkadang pekerja tidak

memperhatikan jarak aman yg telah diterapkan 150 cm.

Bila terjadi gesekan yang berulang maka akan terjadi luka isolasi

sehingga bisa terjadi loncatan bunga api atau kabel telepon menjadi

bertegangan, akibat selanjutnya bisa bahaya kontak listrik bagi

para teknisi saat menagani ganggu dll.

Page 47: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

SARAN

Sebaiknya Tim survey Telkom Akses menandakan area-area tiang

telepon yang berdekatan dengan Saluran Listrik Tegangan

Menengah (20Kv). Marking area tersebut di infokan kepada Spv,

Korlap dan para teknisi.

Yang bertujuan untuk teknisi lebih waspada pada zona tersebut

dan dilakukanny pengawasan yang ketat oleh korlap pada zona

bahaya yang telah di berikan tanda tsb.

Page 48: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Kebakaran

Nyala api yang tidak dapat ditangani / dikendali yang dapat menyebabkan

kerugian material dan jiwa.

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 49: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

6 Klasifikasi (kelas) kebakaran berdasarkan NFPA berikut

dengan media pemadam efektifnya antara lain :

Page 50: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Panas Oksigen

- Tingkatan energi suatu

bahan untuk terbakar

pada suhu bakarnya.

- Gas yang mendukung

prores pembakaran.

- Udara mengandung

21% oksigen, gas

nitrogen, 1% gas argon

dan gas-gas lain

Padat Cair Gas

Wujud Bahan

Bahan Bakar

SEGITIGA API

Page 51: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

1. Jangan mencuri arus listrik. 2. Jangan membuat saluran baru tanpa berkoordinasi dengan

PLN. 3. Jangan meletakkan barang-barang cair di dekat alat elektronik. 4. Jangan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. 5. Pastikan kabel listrik dalam kondisi baik dan sesuai dengan

muatan arus listriknya

Mencegah Kebakaran Arus Listrik:

1. Jangan merokok di tempat tidur. 2. Jangan menaruh obat nyamuk bakar berdekatan dengan barang-barang yang

mudah terbakar. 3. Jangan biarkan anak kecil bermain korek api. 4. Jangan membakar sampah di tengah terik matahari dan angin kencang. 5. Jangan menyalakan lilin di atas barang yang mudah terbakar. 6. Pastikan semua peralatan yang menggunakan listrik sudah dipadamkan sebelum

meninggalkan rumah. 7. Pastikan kompor dalam keadaan mati sebelum meninggalkan rumah.

Mencegah Kebakaran Umum

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Page 52: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Sarana Pemadam Api PT Telkom Akses:

Ada 2 Sarana Pemadam API PT Telkom Akses : 1. APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN)

2. SPRINGKLER (LT 7 dan OPMC)

3. Hydrant

Page 53: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Adalah suatu alat pemadam kebakaran yang dapat dijinjing/di bawa, dioperasikan oleh satu orang, berdiri sendiri, mempunyai berat antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan pada api awal.

53

JENIS APAR

JENIS BASAH

- AIR

- BUSA

JENIS KERING

- DRY POWDER

- CO2

- HALLON

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 54: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Bagian-bagian APAR :

1

2

3

4

5

6

Keterangan Gambar : 1. Safety Pin 2. Handle 3. Preasure Gauge 4. Selang 5. Tabung 6. Nozzle

Page 55: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

CARA PENGGUNAAN APAR :

Page 56: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Cara Penggunaan (APAR)

Page 57: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

SPRINKLER

• Sprinkler adalah alat yang berguna untuk memadamkan api secara otomatis dan alar ini merupakan bagian dari fire sprinkler system yang akan mengeluarkan debit air ketika terdeteksi ada api, atau ketika telah melampaui suhu yang telah ditentukan.

57

Page 58: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

CARA KERJA FIRE SPRINKLER

• Saat terjadi kebakaran, api memanaskan cairan yang ada dalam tabung kaca (close-head glass bulb).

• Apabila panas sudah mencapai suhu tertentu (+/- 68 Celcius) maka tabung kaca akan pecah

• Setelah tabung kaca pecah, maka air akan keluar dari mulut pipa.

58

Page 59: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

HYDRANT GEDUNG

• Hydrant adalah sistem instalasi jaringan

pemipaan berisi air bertekanan tertentu

yang digunakan sebagai sarana untuk

memadamkan kebakaran.

• Hydrant gedung adalah hidran yang

terletak atau dipasang di dalam bangunan

dari sistem serta peralatannya disediakan

serta dipasang oleh pihak

bangunan/gedung tersebut.

59

Page 60: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Rangkaian peralatan

Jaringan

Pipa

Hydrant

Penyediaan air.

Jaringan pipa berupa sistem

pipa tegak dan pipa cabang;

Hydrant terdiri dari kotak hydrant

yang berisi selang, nozel, katup

dan kopling pengeluaran air;

Page 61: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

HYDRANT HALAMAN

• Hydrant yang terletak di luar/lingkungan bangunan,

sedangkan instalasi dan peralatan serta sumber air disediakan

oleh pihak pemilik bangunan.

• Hydrant halaman mempunyai kopling pengeluaran air ukuran 2

½ inci dua buah yang terpasang berupa pilar hidran.

• Ditempatkan minimum 12,2 meter dari gedung.

• Maksimal jarak antar hidran halaman 200 meter.

• Debit air minimum pancaran satu hidran 250 gpm (NFPA 24).

• Sisa tekanan minimum pada outlet hydrant sebesar 6,9 bar.

Page 62: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Bahaya potensial adalah cedera mata dan kulit karena percikan api dari proses

penyambungan, pembuangan pecahan serat (core) dan banyak lagi. Sebelum memulai

instalasi, aturan keselamatan harus dipasang di dinding tempat kerja dan terakhir

dengan semua personil onsite.

Semua personil harus memakai peralatan keselamatan konstruksi ditambah setiap

orang harus memakai pelindung mata ketika bekerja dengan serat optik.

K3 Dasar Bekerja dengan FO

Page 63: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

SAFETY RULES FOR FIBER OPTICS • Jauhkan semua makanan dan minuman dari area kerja. Jika partikel serat

yg tertelan mereka dapat menyebabkan pendarahan.

• Selalu memakai kacamata keselamatan dgn perisai sisi untuk melindungi

mata dari pecahan fiber atau serpihan fiber. Perlakukan serpihan serat

optik yang sama seperti yang anda akan memperlakukan serpihan kaca.

• Bersihkan semua serat & kabel serta membuangnya dengan benar. Jika

terusedia, bekerja pada alas hitam dan memakai celemek untuk

meminimalkan partikel serat pada pakaian. Serat partikel pada pakaian

kemudian bisa masuk ke makanan, minuman dan membahayakan orang

lain.

• Jangan melihat langsung ke akhir kabel serat terutama dgn mikroskop

sampai meyakini bahwa tidak ada sumber cahaya di ujung lain setelah

diuji dengan pengukuran redaman untuk optik (OPM).

• Melihat serat dari sudut minimal 6 inci dari mata pada saat menggunakan

alat visual tracing and fault location atau biasa disebut senter optik untuk

menentukan apakah cahaya tembus ke sisi yang satunya.

• Jangan menyentuh mata saat bekerja dengan serat optik sampai sampai

telah benar-benar mencuci tangan dengan bersih.

• Hanya bekerja di daerah yang berventilasi baik.

• Perhatikan semua tanda-tanda (Warning yang terpasang pada

perangkat. Apabila lalai dalam penanganannya dapat menyebabkan

kecelakaan fatal

• Periksa system Grounding sebelum perangkat dioperasikan

Page 64: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

SAFETY RULES FOR FIBER OPTICS • Pada perangkat terdapat beberapa tanda pengaman yang harus

diperhatikan untuk menjaga Keselamatan Kerja

• Pengamanan lokasi pekerjaan dan pemasangan rambu-rambu untuk

pekerjaan yang dilaksanakan di jalan raya atau tempat lain yang

dianggap perlu

• Gunakan alat keselamatan kerja ketika bekerja pada lokasi yang

membahayakan

• Jangan melihat langsung kepada ujung fiber optic atau connector. Sinar

laser yang dipancarkan dapat menyebabkan kerusakan pada mata

• Bila diperlukan pengeboran di lokasi yang sudah terpasang perangkat,

tutup terlebih dahulu perangkat tersebut dengan plastic / terpal sehingga

debu tidak menyebar kedalam perangkat

• Pergunakan perkakas yang mempunyai isolator bila bekerja pada

perangkat elektronik agar tidak terjadi hubungan singkat

• Jauhkan semua bahan yang mudah terbakar pada saat menyambung

serat optik

• Masukkan semua sisa potongan optic dengan memasukannya ke wadah

untuk dibuang

• Bersihkan semua serat kabel serta membuangnya di tempat khusus agar

tidak mengenai kulit. Jika tersedia, bekerja pada alas hitam dan memakai

celemek untuk meminimalkan partikel serat pada pakaian. Serat partikel

pada pakaian kemudian bias masuk ke makanan, minuman dan

membahayakan orang lain.

Page 65: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

EMERGENCY PENGERTIAN Sebuah keadaan darurat yang diluar dugaan yang dapat terjadi kapanpun & dapat m

erugikan material ataupun korban jiwa jika tidak ditangani segera mungkin.

Contoh : Kebakaran, banjir, huru-hara, teror bom dll

Apa yang dilakukan dalam keadaan darurat ?

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Page 66: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Daftar Kontak Darurat

Tanggal Terbit : 03/03/2014

TAOP-SUM-PR-04-FR02

NO DEPARTEMEN/ INSTANSI YANG HARUS

DIHUBUNGI

Klinik K3

Klinik K2

CR Dept

Security / Posko K3

Security / Posko K2

Engineering K3

CR Dept

3 Pemadam Kebakaran Curug -

Tangerang

Security / Posko K3

Security / Posko K2

CR Dept

Klinik K3

Klinik K2

HR Dept K2

GA Dept K2

RS Siloam Glianeagless (UGD)

RS Honoris (UGD)

RS Usada Insani (UGD)

RS Qadar (UGD)

Puskesmas Kecamatan Curug

Dinas Kesehatan Tangerang

5 Engineering Dept K3

Security / Posko K3

Security / Posko K2

HR Dept

GA Dept

CR Dept

Koramil Curug

Kodim Tangerang

Posek Curug

Polres Tangerang

Disnaker Tangerang

CR Dept

GA Dept

Security / Posko K3

Security / Posko K2

Revisi : 00

Halaman : 1

QHS - TELKOM AKSES

DAFTAR KONTAK NOMOR DARURAT

FORM

KEADAAN DARURAT NO TELEPON/ EXTENSION

Kecelakaan yang memerlukan perawatan

medis / ke Klinik

Kebakaran ringan/ sedang

Kebakaran yang tidak bisa diatasi oleh

pabrik

6

7

4 Kebakaran / keracunan dengan korban

yang memerlukan perawatan medis yang

tidak bisa diatasi oleh pihak pabrik

Terjadi masalah dengan panel

(Kegagalan listrik)

Terjadi kerusuhan atau demonstrasi

Terjadi tumpahan bahan kimia

besar/yang tidak bisa ditangani oleh

pihak Departemen

021-5902414

021-5902425 Ext : 2342 / 2391-2395

021-5902425 Ext : 2117

021-5902414

021-5902425 Ext : 2127 / 2465

021-5909856

021-5902425 Ext : 2117

021-5984343

021-5902414

021-5902425 Ext : 2127 / 2465

021-5902425 Ext : 2117

021-5902414

021-5902425 Ext : 2342 / 2391-2395

021-5902425 Ext : 2105 / 2126

021-5902425 Ext : 2119 / 2120

021-5460066

021-55748122

021-55752575 Ext 103

021-5902425 Ext : 2117

021-5902425 Ext : 2119 / 2120

021-5902414

021-5902425 Ext : 2127 / 2465

021-5902425 Ext : 2105 / 2126

021-5902425 Ext : 2119 / 2120

021-5902425 Ext : 2117

021-5981464

021-5523490 / 5523389

021-5982262

1

2

021-5523160

021-5524823

021-5464466 Ext 118

021-5980801

021-5523339

021-5909856

021-5902414

021-5902425 Ext : 2127 / 2465

Page 67: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(P3K) Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan

terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk

sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi

Tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan

sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari

penyakit yang dialami.

Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab

penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan

kematian

We All Go Home from Work Without Injury or Illness

Kami Akan Pulang Dari Tempat Kerja Tanpa Cedera Atau Sakit

Page 68: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Sistematika Pertolongan Pertama

• Jangan Panik

• Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

• Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban

• Hubungi dokter atau Rumah Sakit terdekat.

Page 69: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Fasilitas K3 di Tempat Kerja

• Ruang P3K • Kotak P3k dan isi standar (tidak dianjurkan obat

minum / telan) • Alat evakuasi dan alat transportasi, dan • Fasilitas tambahan berupa Alat Pelindung Diri

(APD) atau peralatan khusus ditempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.

• APD dalam P3K yaitu Sarung tangan lateks, Sarung tangan kerja, Kacamata pelindung, Baju pelindung, Masker penolong

Page 70: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Petugas P3K di Tempat Kerja • Memiliki lisensi & buku kegiatan P3K dari Instansi yg bertanggung jawab mendapatkan

di bidang Ketenagakerjaan setempat

• Syarat lisensi :

– Bekerja pada perusahaan bersangkutan

– Sehat jasmani dan rohani

– Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K

– Memiliki pengetahuan & ketrampilan dasar di bidang P3K yg dibuktikan dengan

sertifikat pelatihan

• Petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya.

Page 71: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Kotak P3K

Obat Luka Gores

Kapas

Plester 2,5cm

Kasa Steril

Verban gulung 2,5cm

Verban gulung 5cm

Kain segitiga

Gunting Pembalut

Pembalut Cepat Steril

Plester Cepat (Hansaplast)

Obat Luka Bakar

Minyak Kayu Putih/Balsem

Obat Tetes Mata

Page 72: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

Henti Nafas LANGKAH 2 & 3 DILAKUKAN BERGANTIAN :

• JIKA 1 ORANG PENOLONG : 15X KOMPRESI DADA

DAN 2X VENTILASI PARU-PARU, ULANG SAMPAI

4X DAUR KOMPRESI

• JIKA 2 ORANG PENOLONG : 5X KOMPRESI DADA

DAN 1X VENTILASI PARU-PARU, ULANG SAMPAI 1

MENIT DENGAN MIN.60 KOMPRESI DADA DAN 12X

VENTILASI PARU-PARU

“KESALAMATAN tidak hanya tanggung jawab orang SAFETY ”tetapi tanggung jawab BERSAMA”

Page 73: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

LESSON LEARNT AWARNESS

“Belajarlah dari masa lalu,

hiduplah untuk masa depan. Yang

terpenting adalah tidak berhenti

bertanya.”

“Di tengah-tengah kesulitan ada

kesempatan”

Albert Einstein

TELKOM AKSES – TUNTAS TELKOM AKSES – KUALITAS TELKOM AKSES – 100% FIBER TELKOM AKSES – TUNTAS, KUALITAS, 100% FIBER

Page 74: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)
Page 75: Materi soisalisasi k3 rev.4   04.04.16 (2)

Terimakasih