pengendalian operasi k3 rev

Upload: sant9

Post on 10-Mar-2016

46 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teknik k3

TRANSCRIPT

  • PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi

    Prosedur Pengendalian Operasional

    Tgl Revisi

    : 20 Februari 2014

    Bentuk Perubahan Revisi

    Sebab Perubahan

    SK Direksi No 1/158/KPTS/2013 tanggal 2 September 2013, tentang perubahan Struktur Organisasi dan Job Description yang baru.

    Peraturan Peralihan

    PEMBUAT MENYETUJUI

    Nama Lesdin S. Jusarwanto, SE. Ak.

    Jabatan Ahli K3 P2K3 Direktur-1/Management Representative

    Tanda Tangan

    Tanggal 20 Februari 2014 20 Februari 2014

    DISTRIBUSI

    No. Salinan Penerima No. Salinan Penerima

    01 Direksi 07 Wilayah II Makasar

    02 Divisi Enjiniring 08 Wilayah III DKI Jakarta

    03 Divisi Bangunan 09 Wilayah IV Pekanbaru

    04 Divisi Manajemen, Energy, Lingkungan dan Luar Negeri

    10 Wilayah V Palembang

    05 Divisi Pengembangan Lahan, Kawasan dan Property

    11 Biro SDM & Litbang

    06 Wilayah I Semarang 12 SPI

    SEJARAH PERUBAHAN

    No. Revisi Tanggal No. Dokumen Perubahan

    1 2 02 15 Maret 2012 20 Februari 2014

    02

    1

  • QHS-PK-HSE-09

    QHS-

    PK-HSE-09 Perbaikan kodefikasi sesuai perubahan pada ProsedurPengendalian

    Dokumen

    - SK Direksi No 1/158/KPTS/2013 tanggal 2 September 2013, tentang perubahan Struktur Organisasi dan Job Description yang baru.

  • PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    1. TujuanMenjamin pencegahan dan pengendalian resiko K3 yang timbul akibat kegiatan operasi PT. YODYA KARYA (Persero)

    2. Ruang LingkupProsedur ini diterapkan untuk pengendalian K3 kegiatan operasional perusahaan PT.YODYA KARYA (Persero).

    3. ReferensiOHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.6

    4. Landasan Kebijakan

    a. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

    b. Undang-undang No. 8 tahun 1982c. Peraturan Pemerintah RI No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan Kerjad. Permenaker No. 5 tahun 1995 tentang Sistem Manajemen

    Keselamatan dan KesehatanKerja.

    5. Prosedur

    5.1. Prosedur Umum

    1) Semua pekerja dan semua orang wajib mematuhi semuatanda-tanda / rambu-rambu;

    2) Pekerja harus memperhatikan dan mengindahkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh atasan dan harus berhati-hatiterhadap semua orang yang berada dalam ruang kerjanya;

    3) Sebelum memulai pelaksanaan suatu pekerjaan, harusdipastikan bahwa pekerja telah mendapatkan

    pengenalan / sosialisasimengenai peraturan umum keselamatan dari

    petugas K3 di tempat kegiatan kerja;

    4) Pekerja, tamu dan umum selama berada di area proyekPT.YODYA KARYA tidak diijinkan mengadakan permainan judidan / atau perjudian lainnya, mabuk dan mengkonsumsinarkoba yang membuat situasi cenderung membuat keonaransehingga mengganggu ketentraman dan ketertiban bekerja;

    5) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1.4.) di atas, akan

  • diserahkan dan berurusan dengan pihak yang berwajib;

    6) Semua kecelakaan dan kejadian harus dilaporkan pada Petugas K3

    di tempat kegiatan kerja. Dalam hal terjadi luka padaseseorang, harus segera menghubungi petugas K 3. Petugasini akan mengurus pengangkutan orang yang terluka ke rumahsakit;

    Halaman -2-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    7) Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus segeradiberikan sesaat setelah kejadian kecelakaan;

    8) Semua peralatan dan alat bantu kerja harus telah dipastikankeamanannya untuk digunakan;

    9) Setiap pekerja wajib memelihara daerah kerja masing-masingagar selalu dalam kondisi yang bersih dan sehat, janganmembuang air kecil atau besar di sembarang tempat, sertadilarang mandi di tempat yang terbuka;

    10) Setiap pekerja dilarang meninggalkan tempat bekerja tanpa ijin;

    11) Setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri / keselamatan kerja, seperti :

    12) Pekerja diwajibkan memelihara dan merawat alat-alat pelindungdiri / keselamatan kerja anda dengan baik dan digunakandengan benar serta menyimpannya di tempat yang amansetelah selesai bekerja;

    13) Setiap pekerja harus memeriksa alat pengaman, misalnyasabuk pengaman sebelum dipakai. Jangan memakai alatpengaman yang rusak, dan harus melaporkan segera alatpengaman yang rusak untuk diganti;

    14) Setiap pekerja diwajibkan untuk mengenal dan mengetahuilokasi pintu dan tangga darurat, pemadam api, alarm tandabahaya dan kebakaran, tempat berkumpul serta rute dancara evakuasi;

  • 15) Jika terjadi kebakaran atau kondisi yang darurat, pekerja agardapat menenangkan diri dan mengikuti petunjuk penyelamatanyang diberikan oleh petugas;

    16) Apabila terjadi kebakaran tanda bahaya (sirine) harusdibunyikan. Semua orang harus diminta menyingkir dari tempatkebakaran dan semua orang yang berkepentingan harusdiberitahu;

    17) Pelaksana K3 harus menyediakan Tabung PemadamKebakaran di kantor-kantor, bengkel dan gudang-gudang;

    18) Apabila terjadi kebakaran di tempat / di daerah tersebut di atas,harus segera bertindak memadamkan kebakaran tersebutsecara tuntas;

    19) Bila menghadapi benda yang panas atau cahaya yang menyilaukan :a. Harus melindungi mata terhadap cahaya alat pengelas baik

    pada saatmengelas dengan alat pengelas listrik maupun pada saatmemotong denganalat pengelas gas.

    b. Dilarang memegang benda panas tanpa memakai sarungtangan yang sesuaidan disiram air pada benda panas tersebut terlebih dulu.

    20) Apabila mengendarai kendaraan, jarak kendaraan dengan alatberat yang sedang bekerja harus selalu dijaga, dan pengendaraharus berhati-hati terhadap kemungkinan alat berat tersebutbergerak atau berputar tanpa aba-aba;

    21) Pekerja dan siapapun dilarang beristirahat di bawah crane,cable crane, loader atau tempat-tempat dimana ada barangyang tergantung;

    22) Dilarang memasuki ruangan yang tanpa ventilasi;

    23) Hal-hal berikut ini harus diperhatikan :

    Halaman -3-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

  • a. Memasang bendera atau tanda-tanda bahaya pada batas daerah yangberbahaya / dilarang masuk.

    b. Dilarang sekali-kali masuk ke daerah yang sudah dipasang tanda-tandadilarang masuk.

    c. Pekerja dan siapapun harus mematuhi petugas yang memberikan tanda-tandadengan bendera.

    24) Tanda-tanda dilarang masuk harus diambil kembali apabila kondisi sudah aman;

    25) Buanglah sampah di tempat yang telah disediakan, dilarangmembuang sesuatu di sembarang tempat;

    26) Dilarang melempar atau membuang sesuatu bila tidak bisamelihat tempat membuang tersebut dengan jelas;

    27) Dilarang mempergunakan baju atau celana yang terlalulonggar, dan rambut panjang (gondrong) terurai sebab bisatersangkut pada besi beton dan sebagainya dan berbahayaterhadap pesawat / mesin yang berputar;

    28) Semua barang-barang dan perkakas harus diletakkan denganrapi dan stabil sehingga tidak mudah runtuh atau jatuh;

    29) Bila semen atau cairan beton kena mata anda:a. Mata yang terkena semen atau cairan beton harus

    segera dicuci dengan airyang jernih dan jangan berhenti sebelum betul-betul bersih.

    b. Menghubungi petugas pertolongan pertama untuk mendapatkan pertolonganpertama.

    c. Petugas akan membawa anda ke rumah sakit bila kondisinya berbahaya

    30) Semua cairan beton yang menempel pada tubuh dan pada pakaian

    harus secepatnya dicuci dengan air hingga bersih;

    31) Setiap pekerja dilarang mengoperasikan peralatan tanpa ijinsipenanggung jawab peralatan tersebut dan / atau yangdiberikan kuasa atasnya.

    5.2. Prosedur

    Kesehata

    n Kerja 1)

    Kewajiba

    n

    Perusaha

  • an

    a. Pemeriksaan Kesehatan sebelum pekerjaan dimulai(tenaga kerja mulaidipekerjakan) dengan menugaskan atau menunjuk dokteryang berkompetensesuai dengan peraturan yang berlaku;

    b. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan membuat rencanapemeriksaankesehatan berkala dan pemeriksaan khusus sebelumbekerja;

    C. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar :

    Tenaga kerja dalam kondisi kesehatan yang baik, Tidak memiliki penyakit menular, Cocok untuk jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan,

    Halaman -4-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dapat terjamin,

    d. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan hams dicatat dandisimpanuntuk referensi.

    e. Untuk pekerjaan - pekerjaan tertentu perlu dilaku-kanpemeriksaan yangsesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yangdiperkirakan timbul(misal : jantung, mata, dll.).

    f. Manajemen Representatif dan dokter yang ditunjuk mempunyai kewajiban :

    menyusun Pedoman Pemeriksaan Kesehatan sebelumKerja, menjamin penempatan tenaga kerja sesuaidengan kesehatan dan pekerjaan yang akandilakukannya,

  • meminta pesetujuan Pengurus K3 atau Direkturterhadap Pedoman Pemeriksaan Kesehatan tersebut.

    g. Pedoman Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja dikembangkanmengikutikemampuan perusahaan dan kemajuan kedokteran dalamkeselamatan kerja.

    h. Jika 3 ( tiga ) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan olehdokter dan tidak ada keragu - raguan maka tidak perlu dilakukanpemeriksaan kesehatan sebelum kerja.

    i. Pengurus K3 wajib membuat laporan dan menyampaikan selambat-lambatnya 2 ( dua ) bulan setelah pemeriksaan kesehatandilakukan. Laporan ditujukan kepada Direktur Jendral BinaLindung Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja melalui DinasTenaga Kerja setempat.

    j. Pengurus K3 bertanggung jawab atas biaya yang diperlukanterhadap pemeriksaan berkala atau pemeriksaan kesehatan khususyang dilaksanakan atas Pertimbangan Kesehatan Daerah atau atasperintah Majelis Pertimbangan Kesehatan Pusat.

    2) Tenaga Kerja Yang Harus Diperiksa Kesehatannya

    a. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertamakali, (Untukpemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekananpadakesehatan fisik dan kesehatan individu).

    b. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi :

    Pemeriksaan fisik lengkap dan kesegaran jasmani; Pemeriksaan rontgen paru - paru (bilamana mungkin); Pemeriksaan laboratorium rutin; Pemeriksaan lain yang dianggap perlu

    C. Secara berkala, sesuai dengan risiko - risiko yang ada padapekerjaan tersebut.

    Halaman -5-

    PT. YODYA KARYA (Persero) No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

  • ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    d. Selain pemeriksaan kesehatan berkala, dilakukan juga pemeriksaan kesehatan

    khusus yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

    3) Pengawasan Kegiatan Kesehatan Kerja

    a. Perusahaan wajib untuk menilai pengaruh pekerjaan terhadaptenaga kerja,Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan Kerja menyelenggarakanpelayanan danpengujian diperusahaan.

    b. Bentuk / formulir permohonan sebagai dokter PemeriksaKesehatan, pelaporandan bentuk formulir lain guna pelaksanaan Peraturan Menteri iniditetapkanoleh Direktur

    4) Perselisihan

    a. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai hasilpemeriksaan berkaladan pemeriksaan khusus, maka penyelesaiannya akan dilakukanoleh MajelisPertimbangan Kesehatan Daerah.

    b. Apabila salah satu pihak tidak menerima putusan tersebut, makadalam jangkawaktu 14 (empat belas) hah setelah pengambilan keputusantersebut, pihakyang bersangkutan dapat mengaju-kan persoalannya kepadaMajelisPertimbangan Kesehatan Pusat.

    C. Pembentukan, susunan keanggotaan serta tugas dan wewenangMajelis Pertimbangan Kesehatan Pusat dan Daerah ditetapkanoleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan danPerlindungan Tenaga Kerja.

    5) Pemeriksaan Kesehatan Berkala

    a. Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk :

    mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudahbekerja selama periode tertentu

    menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin yang perlu dilakukan usaha pencegahan

  • b. Semua perusahaan Penyedia Jasa di atas hams melakukanpemeriksaankesehatan berkala minimal sekali dalam 1 (satu) tahun, kecualiditentukan lainoleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan danPerlindunganTenaga Kerja;

    C. Pemeriksaan Kesehatan Berkala meliputi fisik lengkap kesegaranjasmani, rontgen paru - paru (bilamana mungkin) danlaboratorium rutin serta pemeriksaan lain;

    d. Penyedia Jasa atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedomanpemeriksaan kesehatan berkala sesuai dengan kebutuhanmenurut jenis -jenis pekerjaan yang ada;

    Halaman -6-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    e. Pedoman pemeriksaan kesehatan berkala dikembangkanmengikutikemampuan perusahaan dan kemajuan kedokteran dalamkeselamatan kerja;

    f. Dalam hal ditemukan kelainan atau gangguan kesehatan padatenaga kerjapada pemeriksaan berkala, perusahaan

    wajib mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki gangguan tersebut,

    mencari penyebab terjadinya gangguan tersebut, tetap menjamin terselenggaranya keselamatan dan kesehatankerja.

    g. Agar pemeriksaan kesehatan berkala mencapai sasaran yangluas, makapelayanan kesehatan diluar perusahaan dapat dimanfaatkan olehpengurus

  • menurut keperluan;

    h. Dalam melaksanakan kewajiban pemeriksaan kesehatan berkala,dtunjuk satu atau beberapa Badan sebagai penyelenggara yangakan membantu perusahaan yang tidak mampu melakukansendiri pemeriksaan kesehatan berkala.

    6) Pemeriksaan Khusus

    a. Pemeriksaan Kesehatan Khusus dimaksudkan untuk menilai

    adanyapengaruh - pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenagakerja ataugolongan tenaga kerja tertentu;

    b. Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap tenagakerja yangtelah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukanperawatan yanglebih dari 2 ( dua ) minggu;

    C. Tenaga kerja yang berusia 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerjawanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yangmelakukan pekerjaan tertentu;

    d. Tenaga kerja yang terdapat dugaan - dugaan tertentu mengenaigangguankesehatannya, perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuaidengan kebutuhan;

    e. Pemeriksaan Kesehatan Khusus diadakan pula

    Apabila terdapat keluhan - keluhan dari tenaga kerja berdasarkan atas pengamatan dan penilaian

    pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan atas penilaian Pusat Bina Hyperkes atau

    apabila ada laporan atau atas pendapat umum dimasyarakat.f. Terhadap kelainan - kelainan dan gangguan - gangguan

    kesehatan yangdisebabkan akibat pekerjaan khusus ini berlaku ketentuan -ketentuanAsuransi Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan peraturanperundang-undanganyang berlaku.

    7) Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

    a. Apabila dalam pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaankhusus sebagaimana ditetapkan dalam peraturan MenteriTenaga Kerja dan

    Halam

  • an -7-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Transmigrasi No. Per. 02/Men/1980 ditemukan penyakit kerja,pengurus wajib melaporkan secara tertulis kepada KantorDirektorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan danDinas Perlindungan Tenaga Kerja setempat.

    b. Penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan adalah sebagaimanaditetapkandalam lampiran Pedoman ini.

    c. Laporan diatas harus dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua)kali 24 jamsetelah penyakit tersebut dibuat diagnosanya.

    d. Bentuk dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud

    ditetapkan olehDirektur Jenderal Pembinaan Hubungan dan PerlindunganTenaga Kerja .

    8) Tindakan Pencegahan (Preventif)

    a. Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan tindakanpreventif agarpenyakit akibat kerja yang sama tidak terulang kembalididerita oleh tenagakerja.

    b. Apabila terdapat keragu raguan terhadap hasilpemeriksaan yang telahdilakukan oleh dokter, pengurus dapat meminta bantuanpihak DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi, menegakkan diagnosapenyakit akibat kerja.

    c. Pengurus wajib menyediakan secara cuma - cuma semua alatperlindungandiri yang diwajibkan penggunaannya untuk pencegahanpenyakit akibat kerja.

    9) Kewajiban Tenaga Kerja

    a. Tenaga kerja harus memberikan keterangan keterangan yangdiperlukan bila

  • diperiksa oleh dokter kesehatan kerja;

    b. Tenaga kerja harus memakai alat alat perlindungan diri yangdiwajibkanuntuk pencegahan penyakit akibat kerja;

    c. Tenaga kerja harus memenuhi dan mentaati semua syarat syarat untukpencegahan penyakit akibat kerja;

    d. Tenaga kerja berhak meminta pada pengurus agar dilaksanakansemua syarat syarat penyakit akibat kerja sebagaimana ditetapkanoleh peraturan danperundang-undangan;

    e. Tenaga kerja berhak menyatakan keberatan untuk melakukanpekerjaan yangdiragukan keadaan pencegahannya terhadap penyakit akibatkerja.

    5.3. Prosedur Lingkungan Tempat Kerja

    1) Kebersihan Lokasi Kerja

    a. Bahan - bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi hams dipindahkan ke tempat yang aman, seperti :

    Semua paku yang menonjol hams disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

    Halaman -8-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Peralatan dan benda - benda kecil tidak bolehdibiarkan karena benda -benda tersebut dapatmenyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orangjatuh atau tersandung (terantuk ).

    Sisa - sisa barang alat - alat dan sampah tidak bolehdibiarkan tertumpuk di tempat kerja.

  • Tempat - tempat kerja dan gang - gang (passageways)yang licin karena oli atau sebab lain hams dibersihkanatau disiram pasir, abu atau sejenisnya .

    Alat - alat yang mudah dipindah - pindahkan setelahdipakai hams dikembalikan pada tempat penyimpansemula.

    b. Tempat Pembuangan (Disposal Area)

    - Bahan bongkaran dan Iain-Iain yang sudah tidak terpakaitersebut hams dibuang / diangkut ke luar lokasi pekerjaanatau ke tempat pembuangan yang a man;

    Tidak diperbolehkan membuang bahan kimia danbahan beracun dan berbahaya atau bahan / sisabahan yang mengandung zat tersebut yang dapatmencemari tanah dan air dan lingkungan;

    Tidak diijinkan membuang sisa material ke dalam saluran drainase alami;

    Limbah sebelum dibuang hams dipisahkan dandiperlakukan sesuai peraturan penanganan limbah :

    i. limbah kertas, sampah dibakar atau dikubur

    ii. limbah pelumas bekas, cat, dan bahan yang bersifatkorosif lainnya hams disimpan di dalam drum yangditutup rapat dan ditanam di dalam tanah;

    2) Kebisingan

    a. Kebisingan harus diidentifikasi dan diukur sesuai persyaratanperundangan.Orang yang terkena kebisingan harus didata agar mudahmenentukan pesertapelatihan penilaian dan pngendalian resiko di tempat kerja danjuga rencanapemeriksaan kesehatan.

    b. Kebisingan yang membahayakan bagi tenaga kerja harusdikurangi sampai dibawah nilai ambang batas.

    c. Kebisingan tempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan NilaiAmbang Batasyang berlaku.

    d. Jika bekerja pada atau dekat mesin yang bising, yakinkan bahwamesin yangbising diisolasi untuk sedapat mungkin mengisolasi kebisingandari pekerja.

    e. Kebisingan diatas nilai ambang batas tidak boleh terpapar secaraterusmenerus selama 8 jam .. Pada setiap jangka waktu tertentu harusdiistirahatkan

  • Halaman -9-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    f. Tanyakan apakah tingkat kebisingan telah diukur dan bagaimanahasilnya;(kebisingan yang kontinyu pada 85 dB(A) atau lebihmenyebabkan kerusakanpendengaran).

    g. Jika kebisingan tidak dapat diatasi secara teknis maka tenagakerja harusmemakai alat pelindung telinga (ear protectors)

    h. Mintalah agar ear muffs atau ear plugs yang tepat dan NRR (Noise Reduction

    Rate) pada kemasan tepat untuk mereduksi kebisingan di area pajanan dan yakinkan karyawan menggunakannya dengan benar ;

    i. Pakailah alat pelindung telinga selama berada pada tempat kerja dengan

    kebisingan;

    j. Jika alat pelindung telinga tidak digunakan, agar selalu dalam keadaan bersih

    dan disimpan pada tempat yang aman;

    k. Masukkan sumbat telinga dengan tangan bersih

    l. Perhatikan bila rusak : jika ear muffs sudah longgar atau sumbat

    telingamenjadi keras dan rusak, mintalah penggantinya

    3) Penanganan Keadaan Darurat (Sistem Tanggap Darurat)

    a. Suatu rencana evakuasi untuk keadaan darurat dan pertolonganpertamaharus dibuat sebelumnya untuk setiap daerah tempat bekerjameliputi seluruhpegawai / petugas, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)dan

  • peralatan, alat alat komunikasi, alat alat jalurtransportasi harus telahdipersiapkan dan tersedia;

    b. Isi kotak obat diidentifikasi dari potensi bahaya di area kerja sbb :

    TABEL JUMLAH PETUGAS P3K BERDASARKAN JUMLAH PEKERJAKategori resiko Jumlah Naker Petugas P3K

    RESIKO RENDAH < 50 ORG Org yg ditunjuk paling sedikit 1 org50 -20 ORG Paling tidak 1 org utk 200 pekerja> 200 ORG

    RESIKO MENENGAH < 20 ORG Org yg ditunjuk paling sedikit 1 org.20 - 100 ORG Paling tidak 1 org utk 100 pekerja> 100 ORG

    RESIKO TINGGI < 5 org Org yg ditunjuk paling sedikit 1 org5 - 50 org Paling sedikit 1 utk 50 org pekerja> 50 org Sedikitnya 1 org yg dilatih utk

    kondisi darurat

    Halaman -10-

  • PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Sumber : HSE ISBN 0-7176-0426-8JUMLAH NAKER Tempat kerja dengan

    sedikit kemungkinan

    Tempat kerja dengan ada kemungkinan terjadi kecelakaan

    Tempat kerja denganbanyak kemungkinan terjadi kecelakaan

    terjadi kecelakaan

    0 -20 Kotak P3K Bentuk I Kotak P3K bentuk I & II Kotak P3K bentuk II

    25 - 100 I II III100 - 500 II III III + kotak dokter> 500 II III + kotak dokter

    Setiap 500 naker + kotakdokter

    Setiap 500 naker + kotak dokter

    Daftar Isi kotak Obat menurut bentuknya masing-masing

    Kotak Bentuk I berisi"lOgr kapas putih 10 bh plester cepat (tensoplast1 roll pembalut gulung lebar 2,5 cm 1 bh gunting1 roll pembalut gulung lebar 5 cm 1 buku catatan1 pembalutsegitiga 1 buku pedoman K31 pembalut cepat/steril/snelverband 1 daftar isi kotak P3K10 bh kassa steril ukuran 5 x 5 cm1 roll plester lebar 2,5 cm

    Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk IObat pelawan rasa sakit ( antalgin/acetosal) Obat merah

    SodaObat sakit perut (Paverin, Enterovioform) kueNorit Obat tetes mataObat anti alergi Obat gosok

    Kotak Bentuk II berisi50 gr kapas putih 1 bidai"lOOgr kapas gemuk 1 gunting pembalut3 roll pembalut gulung lebar 2,5 cm 1 bh sabun2 roll pembalut gulung lebar 5 cm 1 dos kertas pembersih2 roll pembalut gulung lebar 7,5 cm 1 pinset2 pembalut segitiga 1 lampu senter2 pembalut cepat/steril/snelverband 1 buku catatan10 bh kassa steril ukuran 5 x 5 cm 1 buku pedoman K310 bh kassa steril ukuran 7,5 x 7,5 cm 1 daftar isi kotak P3K1 roll plester lebar 1 cm20 bh plester lebar 1 cm20 bh pleseter cepat (tensoplast)

  • Halaman -11-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk IIObat pelawan rasa sakit ( antalgin/acetosal) Obat gosokObat sakit perut (Paverin, Enterovioform) Salep antihistaminNorit Salep sulfa atau SA powderObat anti alergi Boor zalifSoda kue, garam dapur SofratulleMerculochrom Larutan rivanol 1/10 500 ccObat tetes mata Amoniak cair 25 % 100 cc

    Kotak Bentuk III berisi300 gr kapas putih300 gr kapas gemuk6 roll pembalut gulung lebar 2,5 cm8 roll pembalut gulung lebar 5 cm

    1 roll plester lebar 2,5 cm3 bidai1 gunting pembalut1 bh sabun

    2 roll pembalut gulung lebar 10 cm4 pembalut segitiga2 pembalut cepat/steril/snelverband20 bh kassa steril ukuran 5 x 5 cm40 bh kassa steril ukuran 7,5 x 7,5 cm1 roll plester lebar 1 cm20 bh plester cepat

    2 dos kertas pembersih1 lampu senter1 buku catatan1 buku pedoman K31 daftar isi kotak P3K1 pinset

    Obat-obatan utk kotak P3K bentuk III sama dengan obat-obatan utk KotaK P3K Bentuk ii

    Kotak khusus dokter berisi1 set minor surgery lengkap 2 flakon anti panas injectie1 btl alkohol 70 % isi 100 cc 5 ampul adrenaline injectie1 btl aquades isi 100 cc 1 flakon cortison injectie1 btl betadine solution 60 cc 2 ampul cardizol injectie1 btl lisol 100 cc 2 ampul aminophyline injectie5 spuit injection disposable 2,5 cc 10 sulfas atropine injectie 0,25 g5 spuit injection disposable 5cc 10 sulfas atropine injectie 0,5 g

  • 20 lidi kapas 5 ampul anti spascodik injectie2 flakon ATS injection isi 100 cc(simpan di 2 handuktempat sejuk) 1 tempat cuci tangan5 flakon PS 4 : 1/2 atau 4 : 1 atau ppinjektie 1 mangkok bengkokAmpul morphin injectie 1 buku catatan3 ampul peridine injectie 1 buku pedoman P3K2 flakon antihistamine injectie 1 daftar isi

    c. Setiap tenaga kerja hams diberitahu

    Halaman -12-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    d. Persiapan - persiapan hams dilakukan untuk memungkinkanmengangkutdengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit ataumengalamikecelakaan kerumah sakit atau tempat berobat semacam ini.

    e. Petunjuk / informasi hams diumumkan ditempel di tempat yangbaik (strategis)yang memberitahukan :

    Tempat yang terdekat dengan kotak obat - obatan, alat- alat P3K, ruang P3K, ambulans, kereta untuk orangsakit dan tempat dimana dapat dicari orang yangbertugas untuk urusan kecelakaan.

    Tempat telpon terdekat untuk menelpon / memanggilambulans, nomor telpon dan nama orang yangbertugas dan lain - lain;

    Nama, alamat, nomor telpon dokter, rumah sakit dantempat penolong yang dapat segera dihubungi dalamkeadaan darurat / emergency.

  • 4) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

    a. Semua supervisor di tempat kerja harus dilatih P3K dan mempunyaisertifikat P3Kyang bertaraf nasional. Sejumlah karyawan yang memenuhi syaratharus dilatihP3K.

    b. Fasilitas P3K harus dapat dilaksanakan pada tempat yang nyaman padatiap tempatkerja. Pusat P3K harus dibangun pada tiap tempat kerja yang luas /besar denganperalatan yang memadai dan harus mudah diidentifikasikan, dijagakebersihannya,dicatat yang baik, dan penerangan dan ventilasi yang mencukupi /cocok.Penyediaan sediaan medis yang cukup untuk pengobatan, bidai, tandudan obat obatan harus disediakan. Pusat P3K harus mempunyai airmengalir yang bersih.

    c. Perlengkapan keadaan darurat misalnya tandu / usungan, dan telephoneharustersedia di Pusat P3K.

    d. Kotak kotak P3K yang mencukupi berisi perlengkapan danpersediaan obat obatan harus disediakan di tempat kerja di bawah pengawasansupervisor.

    e. Cara cara harus ditentukan dan dipublikasikan untuk keadaandarurat dari padakaryawan yang cedera dari tempat kerja, persiapan P3K dandimana perlu, untukmedis atau pengobatan rumah sakit / dokter setempat .

    f. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba -tiba, hamsdilakukan oleh dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalampertolonganpertama pada kecelakaan (P3K).

    g. Perlengkapan P3K :

    Alat P3K atau kotak obat-obatan yang memadai hamsdisediakan ditempat kerja dan di jaga agar tidak dikotori olehdebu, kelembaban udara dan Iain-Iain

    Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan hams berisi palingsedikit dengan obat untuk kompres, perban, gauze yangsteril, antiseptik, plester, forniquet, gunting, splint danperlengkapan gigitan ular

    h. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan tidak boleh berisi benda -benda lainselain alat-alat P3K yang diperlukan dalam keadaan darurat

    Ha

  • laman -13-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    i. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan hams berisi keterangan / instruksiyang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti

    j. Isi dari kotak obat - obatan dan alat P3K hams diperiksa secara teratur danhams dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).

    k. Kereta untuk mengangkat orang sakit (Carrying basket) hams selalutersedia. Jika tenaga kerja diperkerjakan dibawah tanah atau padakeadaan lain, alat penyelamat hams selalu tersedia didekat tempatmereka bekerja.

    I. Jika tenaga kerja diperkerjakan ditempat - tempat yang menyebabkanadanya risiko tenggelam atau keracunan gas alat - alat penyelamathams selalu tersedia didekat tempat mereka bekerja.

    5) Tempat Kerja dan Alat-alat Kerja

    a. Disetiap tempat kerja hams dilengkapi dengan sarana untuk keperluankeluarmasuk bagi pekerja dan karyawan yang bekerja ditempat tersebut

    b. Tempat - tempat kerja, tangga - tangga, lorong - lorong dan gang - gangtempatorang bekerja atau tempat-tempat yang sering dilalui, hams diberipeneranganyang cukup .

    c. Semua tempat kerja hams mempunyai ventilasi yang cukup sehinggadapatmengurangi bahaya akibat debu, uap dan bahaya lainnya.

    6) Kebersihan dan Kerapihan Tempat Kerja

    a. Kebersihan dan kerapian di tempat kerja hams dijaga dengan baik;

    b. Bahan bangunan, peralatan dan Iain-Iain diatur / ditempatkan sehinggatidakmerintangi lalu lintas yang dapat menimbulkan kecelakaan;

    7) Pencegahan Dari Bahaya Kejatuhan Benda

    a. Tindakan pencegahan hams dilakukan untuk menjamin bahwa

  • peralatan perancah,alat - alat kerja, bahan - bahan dan benda - benda lainnya tidakdilemparkan,diluncurkan atau dijatuhkan ke bawah yang dapat menyebabkankecelakaan.

    b. Di lokasi yang mungkin terjadi seperti itu, hams diberi pagar / tali /tandapengaman dan rambu-rambu

    c. Pada lokasi terbuka yang cukup luas, hams dipasang jaring / netsepanjang arealkerja.

    d. Pengamanan pada daerah terbuka / lubang, diberikan, rambu-rambuperingatan,batasan masuk ke lokasi / atau daerah terlarang

    8) Larangan Memasuki Lokasi Kerja

    a. Orang yang tidak berkepentingan dilarang memasuki tempat kerja;

    b. Apabila karena alasan tertentu hams memasuki / melewati tempat kerja hams :

    Memakai Alat Pelindung Diri (APD) Ada ijin dari petugas atau didampingi petugas yang lebih

    mengetahui kondisi tempat kerja,

    Halaman -14-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Tidak boleh membawa benda atau peralatan yang dapat menimbulkan bahaya, Tindakan hams dilakukan untuk mencegah bahaya terhadap

    orang yang disebabkan oleh runtuhnya bagian yang lemahdari bangunan darurat atau bangunan yang tidak stabil.

    9) Tanda Peringatan, Rambu-Rambu dan Mat Pelindung Diria. Penempatan Tanda Bahaya

    b. Tanda keselamatan kerja yang standar hams digunakan ditempat kerja :

  • Di tempat dimana bahaya tidak mudah di ketahui sepertipada pekerjaan penggalian dan kegiatan - kegiatan dibagian atas.

    Di tempat dimana terdapat sudut / bagian tersembunyi dilapangan yang mungkin menimbulkan bahaya (tikungan )bagi kendaraan hams dipasang kaca.

    b. Papan pengumuman atau rambu petunjuk dipasang pada tempat - tempatyang menarik perhatian; tempat yang strategis yang menyatakandimana kita dapat menemukan :

    Alarm kebakaran Nomor telpon dan alamat - alamat Dinas Pemadam Kebakaran yang terdekat.

    10) Mat Pelindung Diri

    a. Mat pelindung diri hams di identifikasi berdasarkan tabel penilaianresiko dandibuat data pajanan karyawan di area yang membutuhkan APD.

    b. Alat pelindung diri (APD) hams diberikan oleh Pengurus kepadapekerja, dan hamsdengan kualitas yang baik dan cocok untuk dapat memberikanperlindungan yangcukup, dan dipelihara oleh pekerja;

    C. Pengenalan dan pelatihan tentang penggunaan dan pemeliharaan alatpelindung diri hams dilaksanakan.

    d. Helm hams diberikan kepada semua pekerja yang tidak terlindung daribahayajatuhnya benda atau kemungkinan terkena benturan.

    e. Alat pelindung mata hams diberikan untuk para pekerja yang tidakterlindung daribahaya partikel yang melayang, bahaya dari cahaya yang menyilaukandan zat yangberbahaya:

    pelindung muka berbahan plastik hams dikenakan untukmenjaga muka dari percikan bahan kimia, bahan bersifatkorosif, dan partikel melayang lainnya;

    kacamata anti debu digunakan pekerja kacamata las (berbagai jenis) digunakan pekerja las sesuai

    dengan intensitas cahayanya;

    f. Dalam menangani bahan yang kasar, sarung tangan hams diberikan dan dipakai;

    g. Sarung tangan karet digunakan untuk melindungi pekerja dari semendan bahan-bahan kimia bersifat asam;

    H

  • alaman -15-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    h. Sarung tangan kulit berlapis chrom dikenakan pekerja yang dampakpekerjaannya dapat menimbulkan abrasi;

    i. Sarung tangan kulit dengan insulasi listrik digunakan pekerja yang

    berhubungan dengan pekerjaan listrik;

    j. Mat pelindung kaki (safety shoes) hams diberikan pada semua pekerja yangtak terlindung dari bahaya terhadap kaki dengan ukuran yang cocokdan enak dipakai :

    pekerja las hams menggunakan sepatu pengaman lars panjang; operator alat berat, pekerja konstruksi besi dan baja,

    mekanik, operator jack hammer / tamper memakai safetyshoes dengan ujung sepatu berpelindung besi (metal skin);

    - Sepatu boot karet digunakan pekerja yang bekerja di tempat basah,k. Sabuk pengaman hams diberikan apabila peralatan lain tidak

    memungkinkan. Titik angkur penguat dan tali pengaman keduanyadiberikan untuk mengaitkan sabuk tersebut hingga mempunyaikekuatan yang cukup. Tali pusat hams dipasang dengan ketentuanbahwa pemakai akan tertahan oleh sabuk pengaman dengan jatuh bebastidak lebih dari 1,5 (satu koma lima) meter :

    Sabuk pengaman hams dipakai oleh pekerja di tempat tinggi; Sabuk pengaman dilengkapi dengan tali penolong (untuk

    menarik ke atas pada keadaan darurat) dipergunakan olehpekerja di bagian man hole, boiler,

    I. Jaring pengaman hams disediakan pada tempat orang dimungkinkan jatuhdan hams memiliki penguat yang aman sedekat mungkin dengantingkat tempat bekerja.

    m. Penahan kebisingan (ear plugs atau ear muffs) hams diberikan untuktempat kerja dimana tingkat kebisingan melebihi 85 dB (A).

    n. Alat pelindung pernapasan hams diberikan oleh pengusaha dan dipakaioleh pekerja pada tempat kerja dengan tingkat debu yang tinggi,berasap / uap logam (cat) dan bilamana kontrol terhadap sumbernyatidak dapat dilaksanakan.

  • O. Pakaian tahan air (mantol) digunakan pekerja yang bekerja di terowonganyang terdapat curahan air, bekerja ditempat terbuka pada saat hujan, ditempat yang terdapat curahan bahan kimia bersifat asam.

    4.11 Alat Angkat

    a. Alat-alat angkat hams direncanakan dipasang, dilayani dan dipeliharasedemikianrupa sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya;

    b. Peralatan dari alat alat angkat hams direncanakan dengan matang,agar tidakmenimbulkan kecelakaan. Kecelakaan yang mungkin terjadi antaralain :

    Muatan yang melebihi kapasitas Kerusakan mesin Kabel baja pengangkat putus Terjepit

    c. Peralatan dimaksud antara lain :

    Poros penggerak

    Halaman -16-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    Mesin - mesin Kabel - kabel baja

    d. Kran angkat yang dipakai, dibuat dan dipertimbangkan terhadap :

    Perimbangan dari setiap bagian peralatan bantu yangbesarnya muatan yang diangkat;

    Pengaruh, kondisi dan ragamnya muatan dan kekuatannya; Perpasang; Mempertimbangkan tegangan :

    Tegangan maksimum yang terjadi hams lebih kecil daritegangan maksimum yang diijinkan;

    hams ada keseimbangan sehingga dapat berfungsi tanpamelalui batas -batas pemuaian, pelenturan, getaran, puntiran

  • dan tanpa terjadi kerusakan sebelum batas waktunya. Setiap kran angkat yang tidak direncanakan untuk

    mengangkut muatan kerja maksimum yang diijinkan padasemua posisi yang dapat dicapai, hams mempunyai petunjukradius muatan;

    Derek (Derricks) hams direncanakan dan dibangunsedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya waktubekerja;

    Kaki rangka yang berbentuk segitiga, hams : Terbuat dari bahan yang memenuhi syarat Terjamin keamanannya waktu mengangkat beban maksimum

    e. Pencegahan dan Larangan :

    Tindakan pencegahan hams dilakukan untuk melarangorang memasuki daerah lintas keran jalan (traveling crane)untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit, dll;

    Pesawat - pesawat angkat mono-rail hams dilengkapisakelar pembatas untuk menjamin agar perjalanan naik dariperalatan angkat (lifting device) hams berhenti dijarak yangaman pada posisi atas.

    Tiang Derek (gin pales) hams dari bahan yang kuat danhams dijangkarkan dan diperkuat dengan kabel

    Semua bagian - bagian dari kerekan (winches) hamsmemenuhi syarat antara lain : Mampu menahan tekanan beban maksimum yang terjadi ; Aman terhadap kemungkinan putus / jatuh; Tidak merusak kabel atau tambang.

    f. Penggunaan dan penempatan dongkrak

    Posisi dongkrak hams betul-betul aman, tidak memutar atau bergeser.

    Dongkrak hams dilengkapi dengan peralatan yang effektifuntuk mencegah agar tidak melebihi posisi maksimum (overtravel).

    g. Persyaratan Operator Mat Angkat

    h. Operator keran angkat (crane) hams memenuhi kompetensi operator keranangkat sesuai peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/MEN/1989,tentang klasifikasi syarat-syarat Operator Keran Angkat;

    Halaman -17-

  • PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    i. Setiap operator keran angkat harus memiliki SIO (Surat Ijin mengoperasikan) alat,

    yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang;

    j. Operasi keran angkat harus oleh operator yang telah mendapatkan sertifikasi

    pelatihan dan mempunyai SIO

    k. Penempatan Operator di pesawat angkat harus sesuai dengan kelas / tingkatan

    kemampuan angkat keran tersebut.

  • Halaman -18-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    4.12. Bengkel dan Motor Pool

    Hal - hal yang perlu diperhatikan untuk pekerjaan ini adalah:

    a. Pemasangan dan pembongkaran peralatan / suku cadang (parts) harusdikomando/ diperintah oleh foreman;

    b. Bila melakukan pengecekan boom dan mengangkat body dump truckuntukkeselamatan harus dipasang ganjal dengan kayu atau balok yangkuat;

    c. barang - barang yang ada di atas truk atau trailer harus diikat denganjaring ataurantai terhadap body truk agar tidak terjadi kecelakaan. Bilamembongkar barang-barang berat agar ditempat yang rata dan aman;

    d. Alat Pelindung Diri berupa kacamata debu, kaos tangan dan pelindungyang lainbila anda sedang melaksanakan pekerjaan pengelasan dengan asitilinatau listrik.Pangaman di sekitar tempat kerja harus dipasang untuk mencegahmasuknyaorang yang tidak berkepentingan;

    e. Pengaman atau pagar harus dipasang pada turbine shaft, puli mesingrinda, danbagian berputar lainnya;

    f. Semua alat-alat listrik agar diberi / dipasang kabel aarde / grounding;

    g. alat pemadam kebakaran harus disediakan bila terdapat bahan bakardanmemasang tanda / rambu Barang Mudah Terbakar.

    6. WAKTU PENYELESAIAN

  • Waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pengendalian operasional K3 disesuaikan dengan masing-masing operasional pekerjaan.

    6. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN Prosedur ini dapat diimplementasikan dalam kegiatan operasional pekerjaan.

    Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dari kegiatan operasional pekerjaan..

    Halaman -19-

    PT. YODYA KARYA (Persero)ARCHITECTS, ENGINEERING & MANAGEMENT CONSULTANT

    No. Dokumen : QHS-PK-HSE-09

    No. Revisi : 01

    Prosedur Pengendalian Operasional Tgl Revisi : 15 Maret 2012

    7. LAMPIRAN

    NO FORMULIR KERJA NOMOR FORMULIR

    1 Instruksi Kerja Penempatan Pintu Masuk dan Keluar QHS-IK-HSE-09.01

    2 Instruksi Kerja Lampu Penerangan QHS-IK-HSE-09.02

    3 Instruksi Kerja Ventilasi/Sirkulasi Udara QHS-IK-HSE-09.03

    4 Instruksi Kerja Pencegahan Terhadap Bahaya Kebakaran dan Alat Pemadam Kebakaran

    QHS-IK-HSE-09.04

  • 5 Instruksi Kerja Lingkungan dan Pemkaian Bahan-bahan Kimia QHS-IK-HSE-09.05

    6 Instruksi Kerja Peringatan dan Perlengkapan QHS-IK-HSE-09.06

    7 Instruksi Kerja Perlindungan Tenaga Kerja Agar Tidak Jatuh QHS-IK-HSE-09.07

    8 Instruksi Kerja Permukaan Yang Terbuka dan Berlobang QHS-IK-HSE-09.08

    9 Instruksi Kerja Bekerja Diketinggian QHS-IK-HSE-09.09

    10 Chekl List Penyakit-penyakit akibat kerja Yg Hrs Dilaporkan QHS-FK-HSE-09.01

    11 Laporan Harian K3L QHS-FK-HSE-09.02

    12 Perluasan Informasi QHS-FK-HSE-09.03

    13 Ijin Bekerja K3L QHS-FK-HSE-09.04

    14 Laporan Inspeksi K3L QHS-FK-HSE-09.05

    15 Tabel Acuan Pengukuran QHS-FK-HSE-09.06

    16 Daftar Simak Perlengkapan Dan Peralatan Penunjang K3L QHS-FK-HSE-09.07

    17 Surat Pernyataan -

    Halaman -20-