materi sejarah tentang politik luar negeri di indonesia

23
PELAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI DI INDONESIA Disusun oleh : Arun Afriandi Bayu Anggoro W Muhammad Jazuly Sofa Erfiana Triyatno Vivie Widiyatun Nisa’

Upload: vievie-wii

Post on 10-Jan-2017

108 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

PELAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI

DI INDONESIA

Disusun oleh :Arun AfriandiBayu Anggoro WMuhammad JazulySofa ErfianaTriyatnoVivie Widiyatun Nisa’

Page 2: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia
Page 3: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

JUDUL

MATERI

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

PENUTUP

MATERI

Kelahiran Politik Luar Negeri RI

Pengertian :Landasan

Politik Luar Negeri RIPOLITIK LUAR

NEGERI INDONESIATahun 1950-

1959Tahun 1959-

1966Tahun 1966-

1998Tahun 1998-

sekarang

Page 4: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

JUDUL

MATERI

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

PENUTUP

Let’s see

Page 5: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Kelahiran Politik Luar Negeri RI

Kelahiran politik luar negeri Indonesia memiliki kaitan erat dengan sejarah revolusi Indonesia.

Revolusi Indonesia ditandai dengan kebebasan Indonesia dari tangan kolonialisme Belanda. Fase revolusi Indonesia yang pertama adalah pergerakan memperjuangkan kemerdekaan. Sedangkan fase selanjutnya lebih dikenal dengan revolusi perjuangan sosial sebagai negara yang baru merdeka. Setiap fase revolusi tentunya menelorkan arah politik luar negeri yang berbeda.

Kelahiran Politik Luar Negeri RI

Page 6: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Politik luar negeri merupakan kumpulan kebijaksanaan atau setiap yang ditetapkan oleh suatu negara untuk mengatur hubungan dengan negara lain untuk yang ditujukan untuk kepentingan nasional.

Pengertian :

Page 7: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Landasan Politik Luar Negeri RI

Hal yang menjadi landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut.Pancasila sebagai Landasan Idil : Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman dan pijakan dalam melaksanakan politik luar negeri Indonesia.Landasan Konstitusional : Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama dan Alinea keempat, serta pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13.

Page 8: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Landasan Operasional : ∞Peraturan perundang-undangan, UU No. 37 Tahun1999 tentang Hubungan Luar Negeri.∞ketetapan MPR  mengenai garis-garis besar haluan negara ( GBHN) terutama dibidang hukum luar negeri.∞kebijakan yang dibuat oleh presiden.∞kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri.

Page 9: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

POLITIK LUAR NEGERI

INDONESIA

Page 10: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

TH. 1950-1959

Prioritas utama politik luar negeri dan diplomasi Indonesia pasca kemerdekaan hingga tahun 1950an lebih ditujukan untuk menentang segala macam bentuk penjajahan di atas dunia, termasuk juga untuk memperoleh pengakuan internasional atas proses dekolonisasi yang belum selesai di Indonesia, dan menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia melalui politik bebas aktifnya. Usaha dekolonisasi yang dilakukan oleh pihak Belanda dan Sekutu membuat Indonesia memberikan perhatian ekstra pada bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang telah digapai dan diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Indonesia dituntut untuk cerdas dalam menentukan strategi agar kemerdekaan yang telah diraih tidak sia-sia. Pada waktu itu Indonesia berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan dunia internasional dengan cara diplomasi.

Page 11: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Keberhasilan Indonesia mendapatkan pengakuan dunia internasional melalui meja perundingan ini menjadi titik tolak dari perjuangan diplomasi Indonesia mencapai kepentingannya. Betapa pada masa itu, kekuatan diplomasi Indonesia disegani oleh negara-negara lain. Pada kondisi kemampuan militer dan ekonomi yang kurang, Indonesia mampu meraih simpati publik internasional dan berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan secara resmi melalui perundingan. Sejak pertengahan tahun 1950 an, Indonesia telah memprakarsai dan mengambil sejumlah kebijakan luar negeri yang sangat penting dan monumental, seperti, Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Konsep politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif merupakan gambaran dan usaha Indonesia untuk membantu terwujudnya perdamaian dunia. Salah satu implementasinya adalah keikutsertaan Indonesia dalam membentuk solidaritas bangsa-bangsa yang baru merdeka dalam forum Gerakan Non-Blok (GNB) atau (Non-Aligned Movement/NAM). Foruminimerupakan refleksi atasterbaginya duniamenjadi dua kekuatan besar, yakni Blok Barat (Amerika Serikat ) dan Blok Timur (Uni Soviet). Konsep politik luar negeri yang bebas aktif ini berusaha membantu bangsa-bangsa di dunia yang belum terlepas dari belenggu penjajahan.

Page 12: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Presiden Soekarno dalam era ini berusaha sekuat tenaga untuk mempromosikan Indonesia ke dunia internasional melalui slogan revolusi nasionalnya yakni Nasakom (nasionalis, agama dan komunis) dimana elemen-elemen ini diharapkan dapat beraliansi untuk mengalahkan Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme).

TH.1959-1966

Page 13: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Pada masa ini juga politik luar negeri Indonesia pernah belok ke arah negara-negara Eropa Timur atau Uni Sovyet, dan memusuhi negara-negara eropa. Hal ini disebabkan oleh dua faktor penting, yaitu:•Faktor dari dalam negeri (intern), yaitu karena dominannya (besarnya pengaruh) Partai Komunis Indonesia (PKI) menguasai kehidupan politik Indonesia;•Faktor dari luar negeri (ekstern), yaitu kurang simpatiknya bangsa eropa dan Amerika dalam menghadapi berbagai persoalan di negara Indonesia.

Page 14: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Dengan dua alasan itu, pemerintah Indonesia akhirnya membelokkan haluan politiknya ke arah timur (Uni Sovyet). Indonesia mengambil haluan politik luar negeri dengan membentuk Poros Jakarta _ Hanoi _ Phnom Penh _ Peking _ Pyongyang.      Dianutnya politik luar negeri yang cenderung condong ke Sovyet menyebabkan perubahan kehidupan sosial politik bangsa Indonesia. Partai Komunis Indonesia (PKI) berkembang dengan leluasa. Partai-partai politik lain dibubarkan satu per satu, sehingga dalam negara hanya ada satu partai, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Puncaknya terjadilah peristiwa G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965.

Page 15: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

TH. 1966-1998

Pada masa orde baru telah terjadi sebuah peristiwa berdarah yang telah banyak memakan korban jiwa, yaitu peristiwa G30SPKI. Akibat peristiwa pemberontakan tersebut, maka rakyat menyerukan berbagai macam tuntutan yang dipelopori oleh Kesatuan aksi yang tergabung dalam front pancasila.

Tuntutan tersebut dikenal dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yang isinya adalah :Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnyaPerombakan Kabinet DwikoraPenurunan harga sembako

Page 16: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Tuntutan pertama dapat terpenuhi pada tanggal 12 Maret 1966, dan pada bulan Juli 1966 MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara) yang anggotanya telah mengalami perombakan mengadakan sidang umum. Dalam sidang tersebut menghasilkan 24 ketetapan yang salah satu diantaranya berisi tentang penegasan kembali kebijakan politik luar negri Republik Indonesia, yaitu Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966.

Hal-hal yang diatur dalam kebijakan yang dihasilkan tersebut antara lain adalah :

Bebas-aktif, anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.Mengabdi kepada kepentingan nasional dan Amanat Penderitaan Rakyat.

Page 17: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Upaya yang dilakukan Indonesia yaitu dengan :₪Mempertahankan persahabatan dengan pihak barat.₪Menjalankan politik pintu terbuka bagi infestor asing serta pinjaman luar negeri.₪Bergabungnya kembali Indonesia sebagai anggota PBB pada 28 Desember 1966.₪Memperbaiki hubungan dengan sejumlah negara yang sempat renggang karena adanya  politik konfrontasi masa Orde Lama.₪Didirikan pula bentuk kerjasama regional ASEAN dalam rangka menjaga stabilitas kawasan.

Politik pada masa Orde Baru lebih memperhatikan masalah stabilitas regional akan menjamin keberhasilan rencana pembangunan Indonesia.

Page 18: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

₪Pada 1992 Indonesia menjad ketua Gerakan Non Blok tetapi pada saat itu timbul pertikaian dan perpecahan di negara Yugoslavia (Serbia menyerang Bosnia yang mayoritas beragama Islam). ₪Indonesia menggunakan APEC untuk menentukan posisi kepemimpinan Indonesia. ₪ Awalnya Indonesia tidak mau bergabung sebab takut tidak mampu menghadapi liberalisasi perdagangan dan dipandang dapat mengurangi rasa kerjasama dianatara negara-negara ASEAN tetapi setelah berakhirnya Perang Dingin Indonesia bergabung dalam APEC.

Page 19: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

TH. 1998-SEKARANGMasa reformasi merupakan masa setelah

pemerintahan yang dipimpin oleh Soeharto runtuh setelah selama 32 tahun memimpin negara ini. Pada masa itu kebijakan-kebijakan luar negeri yang dikeluarkan dianggap cukup baik serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dan prinsip dasar politik luar negri yang bebas dan aktif. Prinsip politik luar negri yang bebas dan aktif tersebut masih diterapkan hingga pemerintahan sekarang ini.

Page 20: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara, huruf C angka 2 terkait hubungan luar negri, dirumuskan hal-hal sebagai berikut :•Menegaskan arah politik luar negri Indonesia yang bebas dan aktif•Dalam pelaksanaan perjanjian dan kerjasama internasional yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat.

Selain ketetapan MPR tersebut, pada tanggal 14 September 1999 pemerintah juga telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 37 tahun 1999 tentang hubungan Luar Negri, dimana dalam menerapkan politik luar negri, pemerintah selalu merujuk pada ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam undang-undang tersebut.

Page 21: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Politik luar negeri Indonesia merupakan bebas aktif. Bebas, artinya bahwa bangsa kita bebas menjalin hubungan dengan negara-negara lain di dunia tanpa harus terikat dengan blok barat atau blok timur. Aktif, artinya bahwa kita akan senantiasa berusaha menciptakan dan mewujudkan kehidupan dunia yang aman dan damai.

Landasan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif tertuang dalam alinea pertama dan keempat Pembukaan UUD 1945 serta dalam pasal 11 UUD 1945.

Sebagai wujud pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Indonesia melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950;

b.menyelenggarakan KAA di Bandung pada tahun 1955

c.mengirimkan misi perdamaian dunia.d.membentuk gerakan non blok (non aligned).e.membentuk organisasi ASEAN.f.menjalin kerja sama dengan negara-negara di

dunia.g.Aktif dalam organisasi internasiona;.

Page 22: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia

Di abad globalisasi, ketergantungan antarnegara semakin tinggi, sehingga tidak mungkin suatu negara hanya menjalin hubungan dengan Negara tertentu saja. Bagi bangsa Indonesia, tututan globalisasi tidak menjadi penghambat dalam pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, sebab sejak awal kemerdekaan Indonesia menjalin hubungan dengan semua bangsa di dunia, tanpa ada pembatasan blok atau kepentingan politik. Sehingga dapat dikatakan, bahwa politik luar negeri bebas aktif sesuai dengan situasi globalisasi seperti sekarang ini.

Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif ditujukan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

Page 23: Materi Sejarah Tentang Politik Luar Negeri di Indonesia