materi psikologi pembelajaran prof. rudy sumiharsono

146
IKIP PGRI JEMBER IKIP PGRI JEMBER PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM PASCA SARJANA 2014 2014 PSIKOLOGI PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN OLEH OLEH PROF. DR. H.M. RUDY SUMIHARSONO, M.M. PROF. DR. H.M. RUDY SUMIHARSONO, M.M.

Upload: pipit-rika-wijaya

Post on 30-Jun-2015

1.360 views

Category:

Education


13 download

DESCRIPTION

materi diberikan saat mengajar mahasiswa pascasarjana teknologi pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

IKIP PGRI JEMBERIKIP PGRI JEMBERPROGRAM PASCA SARJANAPROGRAM PASCA SARJANA

20142014

PSIKOLOGIPSIKOLOGI PEMBELAJARANPEMBELAJARANOLEHOLEH

PROF. DR. H.M. RUDY SUMIHARSONO, M.M.PROF. DR. H.M. RUDY SUMIHARSONO, M.M.

Page 2: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

STANDAR KOPETENSISTANDAR KOPETENSI

Mahasiswa memahami hakekat Mahasiswa memahami hakekat Psikologi pembelajaran serta Psikologi pembelajaran serta mampu mengaplikasikannya mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar – dalam kegiatan belajar – pembelajaranpembelajaran

Page 3: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

BUKU SUMBER :BUKU SUMBER :1.1. Abror, Abd. Rachman, 1993 , Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Abror, Abd. Rachman, 1993 , Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT.

Tiara WacanaTiara Wacana

2.2. Alex Sobur, 2003, Alex Sobur, 2003, Psikologi UmumPsikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia , Bandung, Pustaka Setia

3.3. Dakir, Dasar-dasar Psikologi, 1993, Yogyakarta: Pustaka PelajarDakir, Dasar-dasar Psikologi, 1993, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

4.4. Dalyono, M. , 1997 , Psikologi Pendidikan Komponen MKDKK, Jakarta: Dalyono, M. , 1997 , Psikologi Pendidikan Komponen MKDKK, Jakarta: PT. Rineka CiptaPT. Rineka Cipta

5.5. Depdikbud. 1981. Depdikbud. 1981. Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan. Jakarta : Ditjendikti. Jakarta : Ditjendikti

6.6. Dinas P dan K Prop. Jawa Timur. 2003. Dinas P dan K Prop. Jawa Timur. 2003. Pengintegrasian LifePengintegrasian Life Skills ke Dalam Silabus Berdasarkan KBK Skills ke Dalam Silabus Berdasarkan KBK

7. 7. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan PembelajaranBelajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka CiptaJakarta: Rineka Cipta

8. 8. Dimyati Mahmud, 1990, Dimyati Mahmud, 1990, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan,Terapan, Yogyakarta, BPFEYogyakarta, BPFE

Page 4: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

BUKU SUMBER :BUKU SUMBER :

9. Mohamad Nur., dkk. 1999. 9. Mohamad Nur., dkk. 1999. Teori BelajarTeori Belajar. Surabaya : . Surabaya : University Press Universitas Negeri SurabayaUniversity Press Universitas Negeri Surabaya

10. Nana Sudjana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

11. Syaiful Sagala, 2005, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta

12. Soemanto, Wasty, 1998, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,

13. W. Gulo.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia

14. Winkel. 1981. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

Page 5: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PENGERTIAN PSIKOLOGIPENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi (Yunani) : psyche yang Psikologi (Yunani) : psyche yang artinya jiwa, dan logos berarti ilmu artinya jiwa, dan logos berarti ilmu pengetahuan.pengetahuan.

Jadi secara etimologi (menurut arti Jadi secara etimologi (menurut arti

kata) psikologi artinya ilmu yang kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar prosesnya maupun latar belakangnya.belakangnya.

Page 6: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Paul Musen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku Paul Musen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku psycology an introduction, psycology an introduction, psikologi diartikan sebagai psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari ilmu yang mempelajari mindmind (pikiran) namun dalam (pikiran) namun dalam perkembangannya berubah menjadi perkembangannya berubah menjadi behavior behavior (tingkah (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.yang mempelajari tingkah laku manusia.

Para ahli psikologi modern belakangan ini tidak lagi Para ahli psikologi modern belakangan ini tidak lagi mengartikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari mengartikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan. gejala-gejala kejiwaan.

Menurut Thomas Alva Edison (1847-1931) berujar, “Menurut Thomas Alva Edison (1847-1931) berujar, “My My mind I incapable of conceiving such a thing as a soul” mind I incapable of conceiving such a thing as a soul” (pikiran saya tidak mampu untuk mamahami hal seperti (pikiran saya tidak mampu untuk mamahami hal seperti jiwa) jiwa)

Page 7: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

APA YANG DIMAKSUD DENGAN BELAJAR ?

Belajar merupakan aktivitaskearah perubahan tingkahlaku melalui interaksi aktif individu terhadap lingkungan (pengalaman)

PENGERTIAN BELAJARPENGERTIAN BELAJAR

Page 8: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

C.T. Morgan dalam Introduction to Psycology (1961) merumuskan belajar sebagai “suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu”.

Page 9: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

James O. Wittaker, “Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”

(belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman).

Page 10: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Howard L. Kingsley sebagai berikut: “Learning is the process by wich behavior (in the broader sense) is originates or changed through practice or training” (Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).

Page 11: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Gates dalam bukunya Educational Psychology memberikan definisi belajar sebagai berikut: “Learning may be defined as the progresive change behavior which is associated on the hand with succesive precentation of a situation and on the other; with repeated efforts of the individual to reach to it effectively”.

(Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan tingkah laku yang saling berhubungan yang lebih maju dalam penampilannya pada situasi, dengan usaha-usaha yang berulang-ulang dan yang bersangkutan agar dapat mencapai keefektifan).

Page 12: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Robert M. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning mengemukakan: “Learning is a change in human disposition or capacity, which persist over a period of time, and which is not simply ascribable to processes of growth”. (Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkahlaku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu).

Page 13: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2 pandangan mengenai perubahan 2 pandangan mengenai perubahan yang terjadi dalam proses belajaryang terjadi dalam proses belajar

1.1. Pandangan Behavioristik Pandangan Behavioristik Menurut pandangan ini (seperti J.B. Watson, Menurut pandangan ini (seperti J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner) Belajar E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner) Belajar adalah perubahan tingkah laku, dengan cara adalah perubahan tingkah laku, dengan cara seseorang berbuat pada situasi tertentu. seseorang berbuat pada situasi tertentu. Yang dimaksud tingkah laku disini ialah Yang dimaksud tingkah laku disini ialah tingkah laku yang dapat diamatitingkah laku yang dapat diamati

2.2. Pandangan Kognitif Pandangan Kognitif Menurut Pandangan ini (seperti Jean Piaget, Menurut Pandangan ini (seperti Jean Piaget, Robert Glaser, John Anderson, Jerome Robert Glaser, John Anderson, Jerome Bruner, dan David Ausubel) Belajar adalah Bruner, dan David Ausubel) Belajar adalah proses internal mental manusia yang tidak proses internal mental manusia yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan dapat diamati secara langsung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat bertingkah laku dan berbuat

Page 14: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Neobehaviorist Neobehaviorist memperluas pandangan behavioristik memperluas pandangan behavioristik tentang belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat tentang belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung seperti harapan-harapan, diamati secara langsung seperti harapan-harapan, keinginan, keyakinan, dan pikiran. keinginan, keyakinan, dan pikiran.

Albert Bandura Albert Bandura (1986) dengan (1986) dengan teori kognitif sosial-teori kognitif sosial-nya nya menganggap belajar lebih dari sekedar adanya menganggap belajar lebih dari sekedar adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati. perubahan dalam tingkah laku yang diamati.

Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati berdasar pada pengetahuan yang dapat diamati berdasar pada pengetahuan tersebut. tersebut.

Teori ini dapat dianggap sebagai tali penghubung antara Teori ini dapat dianggap sebagai tali penghubung antara aliran behaviorisme dengan teori kognitif.aliran behaviorisme dengan teori kognitif.

Page 15: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Menurut Crow & crow dalam buku Menurut Crow & crow dalam buku Educational Educational Psycology Psycology (1958) menyatakan ”(1958) menyatakan ”Learnig is Learnig is acquisition of habits, knowledge, and acquisition of habits, knowledge, and attitude”attitude”, belajar adalah memperoleh , belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

Belajar menunjuk adanya perubahan yang Belajar menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah laku.progresif dari tingkah laku.

Belajar menyangkut proses yang mengarah Belajar menyangkut proses yang mengarah pada sasaran atau tujuan. pada sasaran atau tujuan.

Any change in any object or organism, Any change in any object or organism, particularly a behavioral or psychological particularly a behavioral or psychological change.change.(proses adalah suatu perubahan yang (proses adalah suatu perubahan yang progresif menyangkut tingkah laku atau progresif menyangkut tingkah laku atau kejiwaan)kejiwaan)

Page 16: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

KESIMPULAN

1. Belajar merupakan suatu porses yang terjadi dalam diri seseorang (pandangan kognitif), tetapi juga menekankan pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa belajar telah berlangsung (pandangan behavioristik) secara progresif untuk memperoleh tujuan dan harapan tertentu.

2. Psikologi belajar sangat dibutuhkan agar manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat mengambil keputusan yang bijaksana, serta terfokus dalam mencapai tujuan dan harapan.

3. belajar merupakan perubahan tingkah laku yang membedakan antara keadaan sebelum dan sesudah melakukan belajar yang mana melalui proses latihan-latihan atau dari pengalaman-pengalaman.

Page 17: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

B. Teori-teori Psikologi BelajarB. Teori-teori Psikologi Belajar1.1. Teori belajar psikologi behavioristikTeori belajar psikologi behavioristik

Teori belajar psikologi behavioristik Teori belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka ini sering disebut behavioristik. Mereka ini sering disebut “contemporary behaviorists” atau juga “contemporary behaviorists” atau juga disebut “S-R psychologists”. disebut “S-R psychologists”.

Mereka berpendapat bahwa tingkah laku Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.dari lingkungan.

Page 18: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1.1 Teori belajar “classical 1.1 Teori belajar “classical conditioning” conditioning”

Tokohnya adalah Ivan Petrovitch Pavlov (1848-1936). Tokohnya adalah Ivan Petrovitch Pavlov (1848-1936).

Menurut teori ini, belajar adalah pembentukan Menurut teori ini, belajar adalah pembentukan kebiasaan yang diakibatkan oleh pensyaratan kebiasaan yang diakibatkan oleh pensyaratan (conditioning) atau menghubungkan stimulus (conditioning) atau menghubungkan stimulus yang lebih kuat dengan stimulus yang lebih yang lebih kuat dengan stimulus yang lebih lemah hingga organisme itu dimungkinkan lemah hingga organisme itu dimungkinkan sebagai hasil belajar asosiatifnya untuk sebagai hasil belajar asosiatifnya untuk mentransfer respon yang biasanya dihubungkan mentransfer respon yang biasanya dihubungkan dengan stimulus yang lebih kuat bilamana dengan stimulus yang lebih kuat bilamana stimulus yang lebih kuat itu dihentikan atau stimulus yang lebih kuat itu dihentikan atau dihilangkan.dihilangkan.

Page 19: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Eksperimen Pavlov yang paling terkenal ialah dengan menggunakan Eksperimen Pavlov yang paling terkenal ialah dengan menggunakan anjing yang mengeluarkan air liur pada saat melihat makanan. anjing yang mengeluarkan air liur pada saat melihat makanan.

Makanan merupakan stimulus tak bersyarat (Unconditioned stimulus, Makanan merupakan stimulus tak bersyarat (Unconditioned stimulus, disingkat US). Stimulus bersyaratnya (Conditioned stimulus, disingkat US). Stimulus bersyaratnya (Conditioned stimulus, disingkat CS) berupa bunyi dering bel. disingkat CS) berupa bunyi dering bel.

Dalam eksperimennya, Pavlov menemukan bahwa kalau sinyal atau Dalam eksperimennya, Pavlov menemukan bahwa kalau sinyal atau isyarat atau pertanda (seperti bunyi bel) dibunyikan sewaktu isyarat atau pertanda (seperti bunyi bel) dibunyikan sewaktu diperlihatkan makanan kepada seekor anjing yang lapar, dan diperlihatkan makanan kepada seekor anjing yang lapar, dan serangkaian ini diulang beberapa kali, maka sampailah anjing itu serangkaian ini diulang beberapa kali, maka sampailah anjing itu mengeluarkan air liurnya menanggapi atau menyambut bunyi bel itu mengeluarkan air liurnya menanggapi atau menyambut bunyi bel itu sendiri. sendiri.

Air liur sewaktu melihat makanan dapat dianggap sebagai respon bawaan Air liur sewaktu melihat makanan dapat dianggap sebagai respon bawaan atau alamiah (Unconditioned respon, disingkat UR), sedangkan air atau alamiah (Unconditioned respon, disingkat UR), sedangkan air liur terhadap bunyi bel disebut sebagai respon bersyarat liur terhadap bunyi bel disebut sebagai respon bersyarat (Conditioned respon, disingkat CR).(Conditioned respon, disingkat CR).

Page 20: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Adapun prosedurnya dapat dikemukakan Adapun prosedurnya dapat dikemukakan dengan diagram sebagai berikut:dengan diagram sebagai berikut:

US  (makanan) ………………………. UR (air liur)US  (makanan) ………………………. UR (air liur)

CS + US  (bunyi bel + makanan)….. UR (air liur)CS + US  (bunyi bel + makanan)….. UR (air liur)

CS + US  (diulang) ………………….. UR (air liur)CS + US  (diulang) ………………….. UR (air liur)

CS   (bunyi bel saja) ………………... CR (air liur)CS   (bunyi bel saja) ………………... CR (air liur)

Page 21: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1.2. Teori belajar “operant 1.2. Teori belajar “operant conditioning”conditioning”

Skinner menganggap “reward” atau Skinner menganggap “reward” atau “reinforcement” sebagai faktor “reinforcement” sebagai faktor terpenting dalam proses belajar. terpenting dalam proses belajar.

Skinner berpendapat, bahwa tujuan Skinner berpendapat, bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku. mengontrol tingkah laku.

Page 22: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Skinner membagi dua jenis respon Skinner membagi dua jenis respon dalam proses belajar, yakni: dalam proses belajar, yakni:

a.a. Respondent responses: yaitu respon yang Respondent responses: yaitu respon yang terjadi karena perangsang-perangsang terjadi karena perangsang-perangsang (stimuli) tertentu, stimulus itu disebut (stimuli) tertentu, stimulus itu disebut “eliciting stimuli”“eliciting stimuli”

b.b. Operant responses: yaitu respon yang Operant responses: yaitu respon yang terjadi karena diikuti oleh perangsang-terjadi karena diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu, stimuli yang serupa perangsang tertentu, stimuli yang serupa itu disebut “reinforcing stimuli”.itu disebut “reinforcing stimuli”.

Page 23: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Perbedaan penting antara Pavlov’s classical Perbedaan penting antara Pavlov’s classical conditioning dan Skinner’s operant conditioning conditioning dan Skinner’s operant conditioning ialah: ialah:

- Dalam classical conditioning Reinforcement Dalam classical conditioning Reinforcement diperlukan, akibat-akibat muncul karena suatu diperlukan, akibat-akibat muncul karena suatu tingkah laku tingkah laku

- Reinforcement tidak diperlukan karena Reinforcement tidak diperlukan karena stimulusnya menimbulkan respon yang stimulusnya menimbulkan respon yang diinginkan.diinginkan.

Page 24: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1.3 Teori belajar “connectionism”1.3 Teori belajar “connectionism”

Tokoh teori ini adalah Thorndike (1874-1949).Tokoh teori ini adalah Thorndike (1874-1949).

Teori belajar ini disebut “connectionism” Teori belajar ini disebut “connectionism” karena belajar merupakan proses karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. stimulus dan respon.

Teori ini sering pula disebut “trial and error Teori ini sering pula disebut “trial and error learning”, individu yang belajar melakukan learning”, individu yang belajar melakukan kegiatan melalui proses “mencoba dan kegiatan melalui proses “mencoba dan salah” dalam rangka memilih respon yang salah” dalam rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus tertentu.tepat bagi stimulus tertentu.

Page 25: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Dari penelitiannya itu, Thorndike Dari penelitiannya itu, Thorndike menemukan hukum-hukum:menemukan hukum-hukum:

a. “Law of readiness”: Jika reaksi terhadap stimulus a. “Law of readiness”: Jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau bereaksi, maka reaksi menjadi memuaskan.bereaksi, maka reaksi menjadi memuaskan.

b. “Law of exercise”: Semakin banyak dipraktekkan b. “Law of exercise”: Semakin banyak dipraktekkan atau digunakannya hubungan stimulus respon, atau digunakannya hubungan stimulus respon, semakin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai semakin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai dengan “reward”.dengan “reward”.

c. “Law of effect”: Hukum ini menyatakan bahwa c. “Law of effect”: Hukum ini menyatakan bahwa hubungan stimulus respon itu akan menjadi semakin hubungan stimulus respon itu akan menjadi semakin kuat bila disertai dengan rasa senang atau puas, kuat bila disertai dengan rasa senang atau puas, demikian pula sebaliknya.demikian pula sebaliknya.

Page 26: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2. Teori belajar psikologi kognitif2. Teori belajar psikologi kognitif

Dalam teori belajar ini berpendapat, bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”.

Menurut teori ini tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh “insight” untuk pemecahan masalah.

Page 27: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2.1 Teori belajar “Gestalt”2.1 Teori belajar “Gestalt”

Peletak dasar gestalt adalah Max Wertheimer Peletak dasar gestalt adalah Max Wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang (1880-1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving. pengamatan dan problem solving.

Sumbangannya ini diikuti oleh Kurt Koffka Sumbangannya ini diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941), yang menguraikan secara (1886-1941), yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum terperinci tentang hukum-hukum pengamatan; pengamatan;

Kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang Kemudian Wolfgang Kohler (1887-1959) yang meniliti tentang “insight” pada simpanse.meniliti tentang “insight” pada simpanse.

Page 28: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Suatu konsep yang penting dalam Suatu konsep yang penting dalam psikologi gestalt adalah tentang psikologi gestalt adalah tentang “insight”, yaitu pengamatan / “insight”, yaitu pengamatan / pemahaman mendadak terhadap pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-hubungan-hubungan antar bagian-bagian di dalam suatu situasi bagian di dalam suatu situasi permasalahan. permasalahan.

Insight itu sering dihubungkan dengan Insight itu sering dihubungkan dengan pernyataan spontan “aha” atau “oh, pernyataan spontan “aha” atau “oh, I see now”.I see now”.

Page 29: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Kohler (1927) menemukan tumbuhnya insight Kohler (1927) menemukan tumbuhnya insight pada seekor simpanse dengan pada seekor simpanse dengan menghadapkannya pada masalah bagaimana menghadapkannya pada masalah bagaimana memperoleh pisang yang terletak di luar memperoleh pisang yang terletak di luar kurungan atau tergantung di atas kurungan. kurungan atau tergantung di atas kurungan.

Dalam eksperimen itu Kohler mengamati bahwa Dalam eksperimen itu Kohler mengamati bahwa kadangkala simpanse dapat memecahkan kadangkala simpanse dapat memecahkan masalah secara mendadak, kadangkala masalah secara mendadak, kadangkala simpanse gagal meraih pisang, kadangkala simpanse gagal meraih pisang, kadangkala duduk merenungkan masalah, dan kemudian duduk merenungkan masalah, dan kemudian secara tiba-tiba menemukan pemecahan secara tiba-tiba menemukan pemecahan masalah.masalah.

Page 30: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2.2 Teori belajar “Cognitive-Field”2.2 Teori belajar “Cognitive-Field”

Bertolak dari penemuan gestalt psychology, Kurt Lewin (1892-Bertolak dari penemuan gestalt psychology, Kurt Lewin (1892-1947) mengembangkan suatu teori belajar “cognitive field” 1947) mengembangkan suatu teori belajar “cognitive field” dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. sosial.

Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam Lewin memandang masing-masing individu berada di dalam suatu medan kekuatan psikologis dimana individu itu bereaksi suatu medan kekuatan psikologis dimana individu itu bereaksi (life space).(life space).

Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam maupun dari luar antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam maupun dari luar diri individu seperti tantangan dan permasalahan. diri individu seperti tantangan dan permasalahan.

Menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari Menurut Lewin, belajar berlangsung sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif yaitu hasil dari dua macam perubahan dalam struktur kognitif yaitu hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri dan yang kekuatan, satu dari struktur medan kognisi itu sendiri dan yang lainnya dari kebutuhan motivasi internal individu.lainnya dari kebutuhan motivasi internal individu.

Page 31: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Apa yang dimaksud dengan tujuan Apa yang dimaksud dengan tujuan belajar - pembelajaran ?belajar - pembelajaran ?

Tujuan belajar-pembelajaran Tujuan belajar-pembelajaran merupakan perilaku yang diharapkan merupakan perilaku yang diharapkan

dapat dicapai siswa sehubungan dapat dicapai siswa sehubungan dengan aktivitas belajar –pembelajaran dengan aktivitas belajar –pembelajaran

dilakukandilakukan

Page 32: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2.3. Teori belajar “Cognitive-2.3. Teori belajar “Cognitive-Developmental”Developmental”

Dalam teorinya Piaget memandang proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.

Dia adalah psikolog dengan teori komprehensif tentang perkembangan inteligensi atau proses

Page 33: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Piaget Piaget membagi tingkat-tingkat membagi tingkat-tingkat perkembangan:perkembangan:

a.a. Tingkat sensori motoris (0,0 – 2,0)Tingkat sensori motoris (0,0 – 2,0)Bayi dengan reflek bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk Bayi dengan reflek bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah lakuyang lebih kompleks.tingkah lakuyang lebih kompleks.

b.b. Tingkat preoperasional (2,0 – 7,0)Tingkat preoperasional (2,0 – 7,0)Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai di dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak dapat dijumpai di dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak telah mulai mengenal symbol/nama.telah mulai mengenal symbol/nama.

c.c. Tingkat operasional konkret (7,0 – 11,0)Tingkat operasional konkret (7,0 – 11,0)Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak.hal-hal yang abstrak.

d.d. Tingkat operasi formal (11,0 - …..)Tingkat operasi formal (11,0 - …..)Anak telah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk lebih kompleks. Anak telah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk lebih kompleks. Contoh: remaja telah dapat membuat hipotesis-hipotesis dari suatu problem dan Contoh: remaja telah dapat membuat hipotesis-hipotesis dari suatu problem dan membuat keputusan terhadap problem itu secara tepat.membuat keputusan terhadap problem itu secara tepat.

Page 34: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2.4 Teori belajar “Discovery 2.4 Teori belajar “Discovery Learning”Learning”

Teori ini dikemukakan oleh J. Bruner. Teori ini dikemukakan oleh J. Bruner.

Disebut discovery learning yaitu dimana murid Disebut discovery learning yaitu dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. bentuk akhir.

The act of discovery dari Bruner diantaranya:The act of discovery dari Bruner diantaranya: Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual.Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual. Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik.Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti

murid itu menguasai metode discovery learning.murid itu menguasai metode discovery learning. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi.Murid lebih senang mengingat-ingat informasi.

Page 35: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

3. Teori belajar psikologi humanistis

Menurut teori ini bahwa tiap orang itu menentukan perilaku mereka sendiri.

Mereka bebas dalam memilih kualitas hidup mereka, tidak terikat oleh lingkungannya seperti yang dikemukakan dalam teori behaviorisme.

Perhatian psikologi humanistic yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Page 36: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Dalam bukunya “Freedom to Learn” Rogers Dalam bukunya “Freedom to Learn” Rogers menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik diantaranya adalah:humanistik diantaranya adalah:

- Manusia itu mempunyai kemampuan untuk - Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.belajar secara alami.

- Belajar yang signifikan terjadi apabila subject - Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid  mempunyai matter dirasakan murid  mempunyai relevansi relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri.dengan maksud-maksudnya sendiri.

- Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan - Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.melakukannya.

- Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan - Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

Page 37: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1. Faktor Internal: Faktor internal yaitu faktor-1. Faktor Internal: Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri faktor yang berasal dari dalam diri individu, meliputi :individu, meliputi :

a. Kesehatana. Kesehatanb. Inteligensi dan Bakatb. Inteligensi dan Bakatc. Minat dan Motivasic. Minat dan Motivasid. Cara Belajard. Cara Belajar

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.

Page 38: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2. Faktor Eksternal: yaitu faktor-faktor yang 2. Faktor Eksternal: yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu, yaitu :berasal dari luar diri individu, yaitu :

a. Keluargaa. KeluargaTinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya keluarga, tenang atau tidaknya situasi dalam rumahkeluarga, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah

b. Sekolahb. SekolahKualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah kemampuan anak, keadaan fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, murid per kelas,

c. Masyarakatc. Masyarakatsekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya, anak-anaknya rata-rata sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya, anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baikbersekolah tinggi dan moralnya baik

d. Lingkungan Sekitard. Lingkungan Sekitarbangunan rumah penduduk sangat rapat suasana sekitar, keadaan lalu bangunan rumah penduduk sangat rapat suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim, lintas, iklim,

Page 39: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

3.3. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang telah dilakukannya)dengan penilaian yang telah dilakukannya)Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai, Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai,

menghargai menghargaiPerilaku eksternal: mengajak, menolak, melaksanakan, Perilaku eksternal: mengajak, menolak, melaksanakan,

membela, ikut serta membela, ikut serta

4.4. Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu sistem nilai) suatu sistem nilai) Perilaku internal : membentuk sistem nilai Perilaku internal : membentuk sistem nilai Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,

5.5. Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya)kehidupannya)Perilaku internal : menunjukkan ......melibatkan diri ........Perilaku internal : menunjukkan ......melibatkan diri ........Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan,

membuktikan membuktikan

Page 40: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

merupakan perilaku yang merupakan perilaku yang menyangkut aspek menyangkut aspek

ketrampilan/gerakanketrampilan/gerakan

PERILAKU RANAH PSIKOMOTOR

Page 41: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

TERDIRI DARI 7 PERILAKUTERDIRI DARI 7 PERILAKU1. Persepsi1. Persepsi ( (kemampuan mengenal obyek motorik dengan kemampuan mengenal obyek motorik dengan

panca indera)panca indera)Perilaku internal Perilaku internal : membedakan, menafsirkan, : membedakan, menafsirkan, Perilaku eksternal Perilaku eksternal : mengidentifikasi, membedakan, memilih: mengidentifikasi, membedakan, memilih

2.2. KesiapanKesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan)melakukan suatu gerakan)Perilaku internalPerilaku internal : berkonsentrasi, : berkonsentrasi, menyiapkan diri menyiapkan diri

Perilaku eksternalPerilaku eksternal : menunjukkan, mengawali, : menunjukkan, mengawali, mempersiapkan mempersiapkan

3. Gerakan terbimbing3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh)dengan mengikuti contoh)Perilaku internal Perilaku internal : meniru contoh: meniru contohPerilaku eksternalPerilaku eksternal : mengikuti, memasang, mencoba, : mengikuti, memasang, mencoba,

membuat membuat

Page 42: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

4. Gerakan terbiasa4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan tanpa (kemampuan melakukan gerakan tanpa melihat contoh)melihat contoh)Perilaku internal Perilaku internal : terampil: terampilPerilaku eksternal Perilaku eksternal : memainkan, : memainkan,

mendemonstrasikan mendemonstrasikan, , mengatur mengatur

5. Gerakan kompleks5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan serangkaian ( kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara tepat, lancar, luwes)gerakan secara tepat, lancar, luwes)Perilaku internal Perilaku internal : terampil ..............: terampil ..............Perilaku eksternal Perilaku eksternal : memasang, membongkar, : memasang, membongkar,

mendemonstrasikan mendemonstrasikan

Page 43: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

6.6. Penyesuaian pola gerakanPenyesuaian pola gerakan (kemampuan (kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya) yang dihadapinya) Perilaku internal : menyesuaikan diri, bervariasiPerilaku internal : menyesuaikan diri, bervariasiPerilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat Perilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasIvariasI

7. 7. Penciptaan pola gerakanPenciptaan pola gerakan (kemampuan membuat (kemampuan membuat pola gerakan baru)pola gerakan baru)Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baruPerilaku internal : menciptakan sesuatu yang baruPerilaku eksternal : merancang, menciptakan, Perilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesainmendesain

Page 44: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Page 45: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

A.A. BehavioristikBehavioristikThorndikeThorndike

Pembelajaran dengan memberi stimulus Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. yang tepat seperti yang kita inginkan.

Hubungan stimulus dan respons ini bila Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.

selanjutnya, bila siswa menemukan selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.hasil.

Page 46: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

B. KognitivismeB. KognitivismePiagetPiaget

Pembelajaran adalah dengan Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman/insigh memperoleh pemahaman/insigh sedangkan pengaktifan indera dapat sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. menggunakan media/alat Bantu.

Disamping itu penyampaian pengajaran Disamping itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.menggunakan banyak metode.

Page 47: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

C. HumanisticC. HumanisticEggen & KauchakEggen & Kauchak

Dalam pembelajaran ini guru sebagai Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. dalam dirinya sendiri.

Siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan Siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan pribadinya secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.agar dapat memperoleh hasil.

Page 48: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

D. Social learning/PermodelanD. Social learning/PermodelanAlbert BanduraAlbert Bandura

Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam Bandura (1986) mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu proses pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan penguatan (reinforcement), motivasi (reproduction), dan penguatan (reinforcement), motivasi (motivion). (motivion).

Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut: pengajaran dapat dicapai melalui beberapa cara yang berikut: • • Penyampaian harus interktif dan menarik Penyampaian harus interktif dan menarik • • Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat • • Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu yang tinggihendaklah mempunyai mutu yang tinggi

Page 49: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

E. KonstruktivismeE. Konstruktivisme

Proses individu menghubungkan dan Proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/ mengasimilasikan pengetahuan/ kecakapan/pengalaman yang telah kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan pengetahuan/ dimilikinya dengan pengetahuan/ kecakapan/pengalaman baru kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi perubahan/ sehingga terjadi perubahan/ perkembanganperkembangan

Page 50: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1. ALIRAN BEHAVIORISTIK1. ALIRAN BEHAVIORISTIKA. ASUMSIA. ASUMSI

Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungandikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan

B. CIRI-CIRIB. CIRI-CIRI1. Mementingkan pengaruh lingkungan 1. Mementingkan pengaruh lingkungan 2. Mementingkan bagian-bagian2. Mementingkan bagian-bagian3. Mementingkan peranan reaksi3. Mementingkan peranan reaksi4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu6. Mementingkan pembentukan kebiasaan6. Mementingkan pembentukan kebiasaan7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial 7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial

and and error” error”

Page 51: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pengembangan teori dan praktik pendidikan dan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.bila dikenai hukuman.

Page 52: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah antaranya adalah Thorndike, , Watson, , Clark Hull, , Edwin Guthrie, dan , dan Skinner. .

Berikut akan dibahas karya-karya Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam analisis serta peranannya dalam pembelajaran.pembelajaran.

Page 53: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/ Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/ pembentukan koneksi (asosiasi, bond) antara pembentukan koneksi (asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon ( “learning by selecting stimulus dengan respon ( “learning by selecting and connecting” atau “trial and error learning” ) and connecting” atau “trial and error learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l :berdasarkan hukum tertentu a.l :a. hukum kesiapan a. hukum kesiapan b. hukum latihan/pengulanganb. hukum latihan/pengulanganc. hukum efek/akibatc. hukum efek/akibat

SS RR

StimulusStimulus bondbond Respon Respon

TEORI KONEKSIONISME Thorndike

Page 54: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

B. TEORI KLASIKAL KONDISIONINGB. TEORI KLASIKAL KONDISIONINGIvan PavlovIvan Pavlov

Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara berulangkali tingkah laku lingkungan, yaitu secara berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami menimbulkan tingkah laku tersebutmenimbulkan tingkah laku tersebut CS 1 + US 1 CS 1 + US 1 R 1 (UR)R 1 (UR)CS 2 + US 2 CS 2 + US 2 R 2 (UR)R 2 (UR) ----------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------CS 15 + US 15 CS 15 + US 15 R 15 (UR + CR)R 15 (UR + CR)CS 16 + US 16 CS 16 + US 16 R 16 (UR + CR)R 16 (UR + CR) ----------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------- CS n CS n R n ( CR) R n ( CR)

1.1. Ada makanan, keluar air liurAda makanan, keluar air liur2.2. Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liurDibunyikan lonceng, tdk keluar air liur3.3. Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liurDibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur4.4. Dibunyikan lonceng, keluar air liurDibunyikan lonceng, keluar air liur

Page 55: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

C. TEORI OPERAN CONDITIONINGC. TEORI OPERAN CONDITIONINGSkinnerSkinner

Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat (reinforcing stimuli)(reinforcing stimuli)

ES ES RR RR RSRS OR OR

Eliciting Eliciting Respondent Operan Respondent Operan Stimuli Stimuli

Stimuli Stimuli Reinforcing Reinforcing Response Response Response Response

Operan = Bertindak ke atasOperan = Bertindak ke atas

1.1. Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makanAnjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan

2.2. Anak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiahAnak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiah

Page 56: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Analisis teori BehavioristikAnalisis teori Behavioristik Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik.

Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti program pembelajaran seperti Teaching MachineTeaching Machine, Pembelajaran berprogram, , Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat ((reinforcementreinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori ), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.belajar yang dikemukakan Skiner.

Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.respon.

Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan.atau perasaan.

Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Page 57: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIF2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIFJean PiagetJean Piaget

A. ASUMSIA. ASUMSIManusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan semua aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari eksistensi internal manusia yang dapat diamatiakibat dari eksistensi internal manusia yang dapat diamati

B. CIRI-CIRIB. CIRI-CIRI1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu2. Mementingkan keseluruhan2. Mementingkan keseluruhan3. Mementingkan perenan fungsi kognitif3. Mementingkan perenan fungsi kognitif4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu5. Mementingkan kondisi saat ini5. Mementingkan kondisi saat ini6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight” 7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight”

Page 58: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. individu dengan lingkungan.

Fokus perkembangan kognitif Piaget Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. dewasa.

Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. biologi organisme tertentu.

Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.yaitu proses adaptasi.

Page 59: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Ada empat faktor yang Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :kognitif yaitu :

1) lingkungan fisik1) lingkungan fisik2) kematangan2) kematangan3) pengaruh social3) pengaruh social4) proses pengendalian diri 4) proses pengendalian diri

(equilibration) (Piaget, 1977)(equilibration) (Piaget, 1977)

Page 60: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Tahap perkembangan kognitif :Tahap perkembangan kognitif :1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2

tahun)tahun)2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8

tahun)tahun)3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai

12-14 tahun)12-14 tahun)4) Periode operasi formal4) Periode operasi formal

Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.logis.

Page 61: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

A. Teori GestaltA. Teori GestaltSumber utama dalam belajar adalah Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari. dimengertinya hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight )Pemahaman(insight )

Insight dipengaruhi oleh :Insight dipengaruhi oleh :1. Kemampuan dasar yang dimiliki1. Kemampuan dasar yang dimiliki2. Pengalaman yang relevan2. Pengalaman yang relevan3. Situasi yang dihadapi3. Situasi yang dihadapi

Page 62: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Proses insight dapat terjadi melalui periode Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba. Simpance mencari dan mencoba-coba. Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan pisang. pisang.

Simpanse mencoba meraih pisang dan tdk Simpanse mencoba meraih pisang dan tdk terjangkau . Dr proses itu simpance memahami terjangkau . Dr proses itu simpance memahami hub dia, balok dan pisang. Simpance hub dia, balok dan pisang. Simpance menyusun balok agar bisa meraih pisangmenyusun balok agar bisa meraih pisang

Page 63: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

B. Teori Pemrosesan B. Teori Pemrosesan Informasi - GagneInformasi - Gagne

Teori pemrosesan informasi merupakan teori Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan kognitif tentang belajar yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, disimpan, dan bagaimana informasi diterima, disimpan, dan dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajarbelajar

Teori ini menggunakan analogi komputer yang Teori ini menggunakan analogi komputer yang digambarkan sebagai manusia. Komputer digambarkan sebagai manusia. Komputer memproses, menyimpan dan mengingatmemproses, menyimpan dan mengingat

Page 64: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

SKEMA PEMROSESAN INFORMASI

Register Register

pengindraapengindraann

Pemrosesan

awal

1. Perhatian2. Perlu waktu

Memori jangka

panjang

Memori jangka pendek

Stimulus

MelihatMendengarMerabaMembauMencecap Lupa/

hilang

pengulangan

recall

Lupa/hilang pengulangan

Page 65: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

StimulusMelihat

Mendengar

Meraba

Membau

mencecap

Register Register pengindraanpengindraan

Pemrosesan

awal

1. Perhatian

2. Perlu waktuLupa/hilang

Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan interpretasi seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.

REGISTER PENGINDRAAN

Page 66: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaanPersepsi masuk dan berada dalam register penginderaan

dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik).dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik).

Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesakJika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak

informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi

jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akanjika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan

masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek. masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.

Register pengindraan

Lanjutan teori pemrosesan informasiLanjutan teori pemrosesan informasi

stimulus Proses awal

lupa/hilang

Page 67: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1. KAPASITAS TERBATAS1. KAPASITAS TERBATAS

2. WAKTU SANGAT SINGKAT (TDK LEBIH 2. WAKTU SANGAT SINGKAT (TDK LEBIH DARI 2 DETIK)DARI 2 DETIK)

SIFAT REGISTER PENGINDERAANSIFAT REGISTER PENGINDERAAN

Page 68: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1.1. Perlu perhatian Perlu perhatian

a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentutertentu

b.b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang yang

sedang dilakukansedang dilakukan

2.2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaranPerlu waktu untuk sampai dalam kesadaran

MEMORI JANGKA PANJANG

Pemrosesan awal

PROSES AWALPROSES AWAL

Page 69: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1.1. Sesuatu yang lain dari yang lainSesuatu yang lain dari yang lain

2.2. Sesuatu yang mendadak datang Sesuatu yang mendadak datang atau yang atau yang mendadak hilangmendadak hilang

3.3. Sesuatu yang menyangkut diri Sesuatu yang menyangkut diri si si subyeksubyek

HAL-HAL YANG MENARIK PERHATIANHAL-HAL YANG MENARIK PERHATIAN

Page 70: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan pemrosesan dengan membangkitkan perhatian, pemrosesan dengan membangkitkan perhatian, antara lain :antara lain :A. untuk komunikasi lisanA. untuk komunikasi lisan

1.Mengulang1.Mengulang

2.Mengeraskan suara2.Mengeraskan suara

3.Memperlemah suara3.Memperlemah suara

4.Melambatkan suara4.Melambatkan suara

5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll 5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll

B. Untuk komunikasi tulisB. Untuk komunikasi tulis 1. pewarnaan 1. pewarnaan 2. cetak tebal 2. cetak tebal 3. cetak miring, dll 3. cetak miring, dll

IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARANIMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Page 71: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

MEMORI JANGKA PENDEKMEMORI JANGKA PENDEKShort Term MemoryShort Term Memory

Persepsi yang telah diproses ditransfer ke memori jangka Persepsi yang telah diproses ditransfer ke memori jangka pendekpendek

Memori jangka pendek kapasitasnya terbatas ( 5 – 9 bits Memori jangka pendek kapasitasnya terbatas ( 5 – 9 bits (hal yang berbeda dlm satuan waktu tertentu/ 10-20 menit)(hal yang berbeda dlm satuan waktu tertentu/ 10-20 menit)

Informasi yang masuk ke memori jangka pendek dapat Informasi yang masuk ke memori jangka pendek dapat berasal dari register pengindraan atau dari memori jangka berasal dari register pengindraan atau dari memori jangka panjang dan sering terjadi secara bersamaanpanjang dan sering terjadi secara bersamaan

MEMORIJANGKA PENDEK

lupa pengulangan

Page 72: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

LANJUTAN MEMORI JANGKA PENDEKLANJUTAN MEMORI JANGKA PENDEK

.. penyimpanan dilakukan dengan rehearsal penyimpanan dilakukan dengan rehearsal (mengucapkan secara berulangkali)(mengucapkan secara berulangkali)

.. Jika dalam waktu 30 detik tidak ada Jika dalam waktu 30 detik tidak ada pengulangan maka informasi akan pengulangan maka informasi akan hilang/dilupakanhilang/dilupakan

.. Semakin lama informasi berada dalam memori Semakin lama informasi berada dalam memori jangka pendek semakin besar kesempatan jangka pendek semakin besar kesempatan untuk masuk ke dalam memori jangka panjanguntuk masuk ke dalam memori jangka panjang

Page 73: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Implikasi dalam pembelajaranImplikasi dalam pembelajaran1.1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi

satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan tidak terdesak informasi berikutnya) tidak terdesak informasi berikutnya)

2.2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjangdalam memori jangka panjang

3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir ketika 3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir ketika harus menjawab pertanyaanharus menjawab pertanyaan

Page 74: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Memori jangka panjangMemori jangka panjang

memoriJangka panjang

Pengulangan& pengkodean

recall

Page 75: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

LanjutanLanjutan

1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari 1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk meyimpan informasi sistem memori untuk meyimpan informasi dalam kurun waktu yang panjang dengan dalam kurun waktu yang panjang dengan kapasitas yang besarkapasitas yang besar

2.2. informasi yang telah tersimpan dalam memori informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang tidak pernah akan terlupakan. jangka panjang tidak pernah akan terlupakan. Kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan Kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali (recall)kemampuan untuk menemukan kembali (recall)

Page 76: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Mengapa lupa ?Mengapa lupa ?

1.1. Persepsi tidak diproses lebih Persepsi tidak diproses lebih lanjutlanjut

2.2. Informasi dalam memori jangka Informasi dalam memori jangka pendek tidak ditranfer ke dalam pendek tidak ditranfer ke dalam memori jangka panjangmemori jangka panjang

3. Distorsi recall3. Distorsi recall

4. Interferensi ( tercampur atau 4. Interferensi ( tercampur atau terdesak oleh informasi lain)terdesak oleh informasi lain)

Page 77: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Mengapa ingat ?Mengapa ingat ?

1.1. Efek pertama (perhatian masih penuh) Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek terakhir (tidak terinferensi dan efek terakhir (tidak terinferensi informasi lain)informasi lain)

2. 2. Belajar informasi baru lebih mudah bila Belajar informasi baru lebih mudah bila sebelumnya telah mempelajari hal sebelumnya telah mempelajari hal serupaserupa

Page 78: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

C. TEORI KONSTRUKTIVISTIKC. TEORI KONSTRUKTIVISTIK

Dasar pandangan Dasar pandangan Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baruketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru

Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/ pengalaman mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/ pengalaman yang telah dimilikinya denganyang telah dimilikinya dengan

pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkembanganrubahan/perkembangan

Page 79: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Prinsip teori kostruktivistik Prinsip teori kostruktivistik

1. 1. pembelajaran sosialpembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi , siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya dengan orang dewasa dan teman sebaya yang yang lebih mampulebih mampu

2. 2. zona perkembangan terdekat, zona perkembangan terdekat, siswa belajar siswa belajar konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada

zona zona perkembangan terdekatperkembangan terdekat merekamereka3. 3. pemagangan kognitif, pemagangan kognitif, siswa secara bertahap siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan mereka yang telah menguasai bidangnyamereka yang telah menguasai bidangnya4. 4. scaffolding, scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, siswa diberikan tugas-tugas kompleks,

sulit sulit dan dan realistik untuk kemudian diberikan realistik untuk kemudian diberikan bantuan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebuttugas tersebut

Page 80: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARANIMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

1.1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentukecakapan, pengalaman tertentu

2.2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, Melalui proses pembelajaran siswa menambah, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi)pengalaman yang baru ( proses konstruksi)

3.3. Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses konstruksikonstruksi

Page 81: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Ciri-ciri pembelajaran Ciri-ciri pembelajaran konstruktivismekonstruktivisme

Menekankan pada proses belajar bukan mengajarMenekankan pada proses belajar bukan mengajar Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu

proses, bukan menekankan hasilproses, bukan menekankan hasil Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu

secara alami pada siswasecara alami pada siswa Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikanMendorong siswa untuk melakukan penyeledikan Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja

dan pemahaman siswadan pemahaman siswa Memberi kesempatan pada siswa untuk Memberi kesempatan pada siswa untuk

membangun pengetahuan dan pemahaman baru membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyatayang didasarkan pada pengalaman yang nyata

Page 82: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Siswadengan pengetahuan,

pemahaman,kecakapan, pengalaman

Skema Pembelajaran Berdasar Skema Pembelajaran Berdasar Teori KonstruktivistikTeori Konstruktivistik

struktur kognitif

lama

Siswa Menambah, merevisi,

memodivikasipengetahuan, pemahaman,kecakapan, pengalaman,

proses pembelajaran

proses konstruksi

struktur kognitif baru

peran guru :memvasilitasi

terjadinya proses kontruksi siswa

Page 83: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

MOTIVASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM IMPLIKASINYA DALAM

PEMBELAJARANPEMBELAJARAN

Page 84: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Pengertian motivasiPengertian motivasi

Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION". perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN.

Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan. mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.

Page 85: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

KASUSKASUS

11.. Beberapa siswa tetap bersemangat mengikuti Beberapa siswa tetap bersemangat mengikuti pelajaran, sementara yang lain ingin pelajaran, sementara yang lain ingin pelajaran segera berakhirpelajaran segera berakhir

2.2. Sebagian siswa bekerja keras mengerjakan Sebagian siswa bekerja keras mengerjakan tugas, sementara yang lainnya asyik bermaintugas, sementara yang lainnya asyik bermain

3.3. Terdapat siswa tidak puas dengan nilai B Terdapat siswa tidak puas dengan nilai B sementara yang lainnya cukup puas dengan sementara yang lainnya cukup puas dengan nilai Cnilai C

Page 86: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Apa yang dimaksud motivasi Apa yang dimaksud motivasi belajar ? belajar ?

Motivasi belajar merupakan proses internal Motivasi belajar merupakan proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankanmempertahankan perilaku belajar dalam perilaku belajar dalam rentang waktu tertenturentang waktu tertentu

Motivasi belajar adalah kekuatan yang Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas belajaraktivitas belajar

Page 87: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Motivasi :Motivasi :

Apa yang ..............?Apa yang ..............?

membuat orang membuat orang berbuatberbuat

membuat orang membuat orang tetaptetap berbuatberbuat

menentukan arahmenentukan arah perbuatan perbuatan

Page 88: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

APA URGENSI MOTIVASI BAGI APA URGENSI MOTIVASI BAGI KEPENTINGAN BELAJAR ?KEPENTINGAN BELAJAR ?

1.1. Motivasi menentukan arah tindakan Motivasi menentukan arah tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seseorang dalam belajar ( analogi seperti kemudi mobil)seperti kemudi mobil)

2.2. Motivasi menentukan Motivasi menentukan intensitas/kadar tindakan seseorang intensitas/kadar tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seperti mesin dalam belajar ( analogi seperti mesin mobil)mobil)

Page 89: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

JenisJenis motivasi meliputi apa saja ?motivasi meliputi apa saja ?

1.1. Dari segi sifatDari segi sifat

a. motivasi dasar ( dorongan untuk memenuhi a. motivasi dasar ( dorongan untuk memenuhi

kebutuhan dasar hidup manusia yang kebutuhan dasar hidup manusia yang bersifat bersifat biologis/jasmaniah) biologis/jasmaniah)

b. motivasi sosial ( dorongan untuk memenuhi b. motivasi sosial ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia ) kebutuhan sosial manusia )

c. motivasi religius ( dorongan untuk memenuhi c. motivasi religius ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan religi ) kebutuhan religi )

Page 90: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2.2. Dari segi sumberDari segi sumber

a. a. Motivasi internal, berfungsinya Motivasi internal, berfungsinya motivasi motivasi karena bersumber dari karena bersumber dari dalam diri individu dalam diri individu

b. b. Motivasi eksternal, berfungsinya Motivasi eksternal, berfungsinya motivasi karena bersumber darimotivasi karena bersumber dariluar diri individu luar diri individu

Page 91: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Faktor-faktor apa saja yang Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar ?mempengaruhi motivasi belajar ?

1.1. Faktor internalFaktor internala. kepribadian siswaa. kepribadian siswab. kemampuanb. kemampuan

2.2. Faktor eksternalFaktor eksternal a. karakteristik tugasa. karakteristik tugas b. insentifb. insentif c. perilaku guruc. perilaku guru d. setting pembelajarand. setting pembelajaran

Page 92: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

APA TUGAS GURU TERKAIT APA TUGAS GURU TERKAIT DENGAN MOTIVASI BELAJAR ?DENGAN MOTIVASI BELAJAR ?

MEMBANGKITKAN MEMBANGKITKAN MENGEMBANGKANMENGEMBANGKAN

MEMELIHARA MEMELIHARA MENINGKATKANMENINGKATKAN

MOTIVASIMOTIVASI

BELAJARBELAJAR

SISWASISWA

Page 93: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

BAGAIMANA CARANYA ?BAGAIMANA CARANYA ?

1.1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajaridipelajari

2.2. Mengkaitkan materi dengan latar belakang Mengkaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswakehidupan siswa

3.3. Menimbulkan perasaan ingin tahu Menimbulkan perasaan ingin tahu (penasaran)(penasaran)

4.4. penggunaan multi metode/mediapenggunaan multi metode/media

5.5. mengemukakan tujuan ( jelas, penting, mengemukakan tujuan ( jelas, penting,

memungkinkan untuk dicapai)memungkinkan untuk dicapai)

Page 94: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PRINSIP BELAJAR DAN PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM IMPLIKASINYA DALAM

PEMBELAJARANPEMBELAJARAN

Bitmap Image

Page 95: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PENDEKATAN PEMBELAJARANPENDEKATAN PEMBELAJARAN(CBSA)(CBSA)

A. SIFAT CBSAA. SIFAT CBSA

CBSA bersifat NON dikotomisCBSA bersifat NON dikotomis

tetapi bersifat kontinumtetapi bersifat kontinum

Page 96: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

lanjutan sifat CBSAlanjutan sifat CBSA

aktivitas gururendahtinggi

tinggi

Aktifitassiswa

diskusi

ceramah

Page 97: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

B. RasionalB. Rasional

1.1. Aktivitas dalam diri pelajar merupakan salah Aktivitas dalam diri pelajar merupakan salah satu unsur dari hakekat belajar satu unsur dari hakekat belajar

2.2. Ragam pengalaman memperkuat efektivitas Ragam pengalaman memperkuat efektivitas belajarbelajar

3.3. Keterlibatan dalam persoalan yang dipelajari Keterlibatan dalam persoalan yang dipelajari merupakan sumber motivasi belajar siswamerupakan sumber motivasi belajar siswa

4.4. Mengkonkritkan konsep abstrak sehingga Mengkonkritkan konsep abstrak sehingga mempermudah untuk dipelajari mempermudah untuk dipelajari

5.5. Hasil belajar optimal memerlukan pengalaman Hasil belajar optimal memerlukan pengalaman langsung dan motivasi internallangsung dan motivasi internal

Page 98: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

C. Ciri – ciriC. Ciri – ciri

1.1. Pembelajaran lebih berpusat pada Pembelajaran lebih berpusat pada siswasiswa

2.2. Guru berperan sebagai pembimbing Guru berperan sebagai pembimbing dalam mewujudkan terjadinya dalam mewujudkan terjadinya pengalaman belajar siswapengalaman belajar siswa

3. 3. Guru aktif melakukan tindakan Guru aktif melakukan tindakan pembelajaranpembelajaran

4. 4. Siswa aktif melakukan tindakan belajarSiswa aktif melakukan tindakan belajar

Page 99: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

D. Idikator Kadar CBSA D. Idikator Kadar CBSA ( Mc. Keachie)( Mc. Keachie)

1.1. Keterlibatan siswa dalam menentukan tujuan Keterlibatan siswa dalam menentukan tujuan belajar – belajar – pembelajaranpembelajaran2.2. Kadar afektif dalam belajar – pembelajaranKadar afektif dalam belajar – pembelajaran3.3. Partisipasi siswa dalam belajar – pembelajaranPartisipasi siswa dalam belajar – pembelajaran4. 4. Kohesivitas kelasKohesivitas kelas5.5. Perbuatan siswa yang salah/kurang relevanPerbuatan siswa yang salah/kurang relevan6. 6. Keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusanKeterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan7. 7. Jumlah waktu yang digunakan Jumlah waktu yang digunakan untuk menang-untuk menang- gulangi gulangi masalah siswamasalah siswa

Page 100: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

E. SaranE. Saran

AKTIFITAS NON PRODUKTIF

1. Menulis

2. Membaca

3. Mengamati grafik

AKTIFITAS PRODUKTIF

1. Membuat laporan2. Meringkas3. Menafsirkan

grafik

HINDARI PENGGUNAAN GUNAKAN

Page 101: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PENDEKATAN KETRAMPILAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES (PKP)PROSES (PKP)

1. Arti Ketrampilan proses1. Arti Ketrampilan proses

Yang dimaksud ketrampilan Yang dimaksud ketrampilan proses adalah ketrampilan proses proses adalah ketrampilan proses kerja ilmiah yang diperlukan siswa kerja ilmiah yang diperlukan siswa untuk mengelola hasil belajarnya untuk mengelola hasil belajarnya

Page 102: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan PKPLanjutan PKP

2. Macam Ketrampilan Proses2. Macam Ketrampilan Proses a. Ketrampilan dasara. Ketrampilan dasar

b. ketrampilan lanjut b. ketrampilan lanjut (integratif)(integratif)

Page 103: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

KETRAMPILAN PROSES DASARKETRAMPILAN PROSES DASAR

1) Mengamati (melihat, mendengar, 1) Mengamati (melihat, mendengar, meraba, meraba, membau, mencecap)membau, mencecap)

2) mengklasifikasi (mengelompokkan, 2) mengklasifikasi (mengelompokkan,

mengkontraskan, mencari : mengkontraskan, mencari : persamaan, persamaan, perbedaan )perbedaan )

3) Menginterpretasikan ( menaksir, 3) Menginterpretasikan ( menaksir, menyimpulkan)menyimpulkan)

Page 104: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan ketrampilan proses dasarLanjutan ketrampilan proses dasar

4) Memprediksi ( memperkirakan, 4) Memprediksi ( memperkirakan, kecenderungan)kecenderungan)

5) menerapkan ( menggunakan ....)5) menerapkan ( menggunakan ....)

6) mengkomunikasikan ( mempresentasikan, 6) mengkomunikasikan ( mempresentasikan,

melaporkan, memperagakan, melaporkan, memperagakan, mendiskusikan)mendiskusikan)

Page 105: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

KETRAMPILAN PROSES LANJUTKETRAMPILAN PROSES LANJUT(Ketrampilan melakukan penelitian)(Ketrampilan melakukan penelitian)

1)1) mencari, menemukan, mengidentifikasi mencari, menemukan, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalahmasalah, merumuskan masalah

2)2) mengidentifikasi variabelmengidentifikasi variabel

3)3) merumuskan hipotesismerumuskan hipotesis

4)4) membuat instrumenmembuat instrumen

5) pengumpulan data5) pengumpulan data

6) menganalisa data6) menganalisa data

7) menyimpulkan7) menyimpulkan

Page 106: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PENGERTIAN PEMBELAJARAN PENGERTIAN PEMBELAJARAN DENGAN PKPDENGAN PKP

Suatu bentuk pembelajaran yang Suatu bentuk pembelajaran yang didalamnya memberi didalamnya memberi pengalaman pada siswa dalam pengalaman pada siswa dalam proses kerja ilmiahproses kerja ilmiah

Page 107: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

SKEMA PKP DALAM SKEMA PKP DALAM PEMBELAJARANPEMBELAJARAN

OUT PUT

PENGETAHUANSIKAP, NILAI, KETRAMPILAN

KETRAMPILANPROSES KERJAILMIAH

PROSESINPUT

MELAKUKAN PROSES KERJA

ILMIAH

Page 108: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

RASIONALRASIONAL

1.1. Iptek berkembang pesat, siswa tidak Iptek berkembang pesat, siswa tidak cukup hanya mengandalkan apa yang cukup hanya mengandalkan apa yang diberikan di sekolah, siswa perlu belajar diberikan di sekolah, siswa perlu belajar diluar sekolah. Oleh karenanya diluar sekolah. Oleh karenanya pembelajaran disekolah harus pembelajaran disekolah harus mengembangkan kemauan dan mengembangkan kemauan dan kemampuan untuk belajar. Siswa tidak kemampuan untuk belajar. Siswa tidak hanaya bersifat konsumtif tetapi juga hanaya bersifat konsumtif tetapi juga produktif dalam bidang iptek produktif dalam bidang iptek

Page 109: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan rasionalLanjutan rasional

2.2. Kebenaran ilmu pengetahuan Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat bersifat relatif, oleh karenanya relatif, oleh karenanya

perlu senantiasa untuk dipertanya-perlu senantiasa untuk dipertanya-kan dan diperbaharuikan dan diperbaharui

3. 3. Hasil belajar optimal memelukan Hasil belajar optimal memelukan pengalaman langsung dan motivasi pengalaman langsung dan motivasi internalinternal

Page 110: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

CIRI – CIRI PKPCIRI – CIRI PKP

1. 1. Pembelajaran tidak hanya berorientasi Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi pada pada hasil tetapi juga berorientasi pada proses (keterlibatan siswa dalam proses (keterlibatan siswa dalam

proses proses kerja ilmiah)kerja ilmiah)

2.2. Menampakkan aktivitas siswa dalam Menampakkan aktivitas siswa dalam bentuk ketrampilan kerja ilmiahbentuk ketrampilan kerja ilmiah

3. 3. Materi pembelajaran berupa “bahan Materi pembelajaran berupa “bahan mentah” mentah” untuk selanjutnya diproses untuk selanjutnya diproses dalam dalam pembelajaranpembelajaran

Page 111: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PENDEKATAN “LIFE SKILL”PENDEKATAN “LIFE SKILL”

1.1. Arti “life skill”Arti “life skill”life skill adalah kecakapan siswa dalam life skill adalah kecakapan siswa dalam menghadapi persoalan hidup secara menghadapi persoalan hidup secara

wajar tanpa tertekan, dan secara proaktif wajar tanpa tertekan, dan secara proaktif dan kreatif dapat mencari dan menemu-dan kreatif dapat mencari dan menemu-kan solusinyakan solusinya

Page 112: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Macam Life SkillsMacam Life Skills

Life Skills

General Life Skills

Specific Life Skills

Personal Skills

Social Skills

Academic Skills

Vocational Skills

Self Awareness

Thinking Skills

Page 113: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Self AwarenessSelf Awareness

Kesadaran :• Sbg. makhluk Tuhan• Akan eksistensi diri• Akan potensi diri

Page 114: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Thinking SkillThinking Skill

Kecakapan :• Menggali informasi• Mengolah informasi• Mengambil keputusan• Memecahkan masalah

Page 115: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

SOSIAL SKILLSSOSIAL SKILLS

• KECAKAPAN KOMUNIKASI LISAN

• KECAKAPAN KOMUNIKASI TULIS

• KECAKAPAN BEKERJASAMA

Page 116: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Academic SkillsAcademic Skills

• kecakapan :• mengidentifikasi variabel• menghubungkan variabel• merumuskan hipotesis• melaksanakan penelitian

Page 117: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

VOCATIONAL SKILLSVOCATIONAL SKILLS

Kecakapan dalam bidang Pekerjaan tertentu

Page 118: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Life Skills dalam Jenjang Life Skills dalam Jenjang PendidikanPendidikan

ACADEMICLIFE SKILLS

VOCATIONALLIFE SKILLSSMU

SMK

TK/SD/SMP

GENERALLIFE SKILLS

Page 119: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Contoh pengintegrasian Contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabuskomponen life skills dalam silabus

Standar kompetensi :Standar kompetensi :

siswa mampu menulis berbagai siswa mampu menulis berbagai jenis wacana, surat, dan isi ringkas jenis wacana, surat, dan isi ringkas suatu bacaansuatu bacaan

Page 120: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Kompetensi dasar :Kompetensi dasar :

Siswa mampu:Siswa mampu:

menggunakan EYDmenggunakan EYD

menggunakan kalimat efektifmenggunakan kalimat efektif

membuat berbagai surat resmimembuat berbagai surat resmi

Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabusdalam silabus

Page 121: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Materi Pokok :Materi Pokok :

macam dan karakteristik surat :macam dan karakteristik surat :

surat undangansurat undangan

surat penawaransurat penawaran

surat perijinansurat perijinan

surat permohonansurat permohonan

Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabusdalam silabus

Page 122: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Pengalaman belajarPengalaman belajar : :1.1. Masing-masing siswa mengumpulkan sedikitnya 4 Masing-masing siswa mengumpulkan sedikitnya 4

macam surat macam surat

ketrampilan : menggali informasi, sadar ketrampilan : menggali informasi, sadar akan akan eksistensi diri, dan sadar akan potensi dirieksistensi diri, dan sadar akan potensi diri

2.2. siswa berdiskusi kelompok untuk menentukan siswa berdiskusi kelompok untuk menentukan karakteristik setiap macam suratkarakteristik setiap macam suratKetrampilan :Ketrampilan : mengolah informasi, bekerjasama, berkomunikasi mengolah informasi, bekerjasama, berkomunikasi lisan, berkomunikasi tulis, mengambil keputusan lisan, berkomunikasi tulis, mengambil keputusan

Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabusdalam silabus

Page 123: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

3.3. siswa presentasi hasil diskusi siswa presentasi hasil diskusi kelompokkelompok

ketrampilan : berkomunikasi lisanketrampilan : berkomunikasi lisan

4.4.Siswa menyimpulkan tentang Siswa menyimpulkan tentang karakteristik karakteristik setiap macam surat setiap macam surat

ketrampilan : ketrampilan : mengambil keputusanmengambil keputusan

5.5.Masing-masing siswa mempraktekkan Masing-masing siswa mempraktekkan membuat salah satu macam suratmembuat salah satu macam surat

Ketrampilan : Ketrampilan : Komunikasi lisan, kesadaran Komunikasi lisan, kesadaran akan eksistensi diri, kesadaran akan potensi akan eksistensi diri, kesadaran akan potensi diridiri

Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabusdalam silabus

Page 124: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

KESULITAN BELAJARKESULITAN BELAJAR

Page 125: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

1.1. ARTI KESULITAN BELAJARARTI KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan ditandai oleh adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan belajar; baik yang dalam mencapai tujuan belajar; baik yang disadari, tidak disadari, bersifat fisiologis, disadari, tidak disadari, bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiologis.psikologis, maupun sosiologis.

Page 126: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

2. CIRI-CIRI KESULITAN BELAJAR2. CIRI-CIRI KESULITAN BELAJAR

1.1. hasil belajar dibawah “passing grade”hasil belajar dibawah “passing grade”

2.2. hasil belajar dibawah potensi yang hasil belajar dibawah potensi yang dimilikinyadimilikinya

3.3. hasil belajar tidak sebanding dengan hasil belajar tidak sebanding dengan usahanyausahanya

4.4. lambat dalam melakukan tugas belajarlambat dalam melakukan tugas belajar

Page 127: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan ciri-ciri kesulitan belajarLanjutan ciri-ciri kesulitan belajar

5.5. menunjukkan sikap yang kurang/tidak menunjukkan sikap yang kurang/tidak wajar (misalnya : acuh tak acuh, wajar (misalnya : acuh tak acuh, menentang, berpura-pura )menentang, berpura-pura )

6.6. Menunjukkan prilaku yang kurang/tidak Menunjukkan prilaku yang kurang/tidak wajar ( misalnya : membolos, sering wajar ( misalnya : membolos, sering datang terlambat, tidak mengerjakan tugasdatang terlambat, tidak mengerjakan tugas

7.7. Menunjukkan gejala emosional yang Menunjukkan gejala emosional yang tidak/kurang wajar ( misalnya : mudah tidak/kurang wajar ( misalnya : mudah marah, mudah tersinggung, murung )marah, mudah tersinggung, murung )

Page 128: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

3. LATAR BELAKANG KESULITAN 3. LATAR BELAKANG KESULITAN BELAJARBELAJAR

a. Faktor interna. Faktor intern

1) Kelemahan fisik1) Kelemahan fisik

a) Kurang berfungsinya panca inderaa) Kurang berfungsinya panca indera

b) Sakitb) Sakit

c) Cacat tubuh/pertumbuhan yang c) Cacat tubuh/pertumbuhan yang kurang sempurnakurang sempurna

Page 129: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan latar belakang kesulitan Lanjutan latar belakang kesulitan belajarbelajar

2) Kelemahan mental baik bawaan maupun 2) Kelemahan mental baik bawaan maupun pengalaman (misal : IQ rendah, gangguan pengalaman (misal : IQ rendah, gangguan

mental)mental)

3) Kelemahan emosional (misalnya : immaturity, 3) Kelemahan emosional (misalnya : immaturity, pobia)pobia)

4) Kebiasaan dan sikap yang salah ( misalnya 4) Kebiasaan dan sikap yang salah ( misalnya bamyak melakukan tindakan yang tidak relefan, bamyak melakukan tindakan yang tidak relefan, sering bolos, sering tidak masuk)sering bolos, sering tidak masuk)

5) Tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan 5) Tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukandasar yang diperlukan

Page 130: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan latar belakang kesulitan belajarLanjutan latar belakang kesulitan belajar

b. Faktor eksternalb. Faktor eksternal1) kurikulum yang tidak sesuai dengan 1) kurikulum yang tidak sesuai dengan

karakteristik siswa karakteristik siswa2) kelemahan dalam sistem instruksional2) kelemahan dalam sistem instruksional3) terlampau berat beban belajar3) terlampau berat beban belajar4) sering pindah sekolah4) sering pindah sekolah5) kelemahan dalam lingkungan keluarga5) kelemahan dalam lingkungan keluarga6) terlampau banyak kegiatan di luar 6) terlampau banyak kegiatan di luar

kelas kelas

Page 131: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

PENDEKATAN THD KESULITAN PENDEKATAN THD KESULITAN BELAJARBELAJAR

Kesulitan belajar bukan hanya masalah Kesulitan belajar bukan hanya masalah instruksional-paedagogis tetapi juga instruksional-paedagogis tetapi juga masalah psikologis, karena kesulitan masalah psikologis, karena kesulitan belajar berakar dari aspek psikologis belajar berakar dari aspek psikologis terutama gangguan kepribadian dan terutama gangguan kepribadian dan penyesuaian diri oleh karena itu penyesuaian diri oleh karena itu bantuan yang diberikan disamping bantuan yang diberikan disamping bersifat instruksional-paedagogis juga bersifat instruksional-paedagogis juga diperlukan bantuan psikologis yang diperlukan bantuan psikologis yang bersifat terapiutik.bersifat terapiutik.

Page 132: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

TEKNIK PENGUNGKAPAN TEKNIK PENGUNGKAPAN KESULITAN BELAJARKESULITAN BELAJAR

1.1. ObservasiObservasi

2.2. Tes hasil belajarTes hasil belajar

3.3. Tes diagnostikTes diagnostik

4.4. Tes bakat/minatTes bakat/minat

5.5. Angket/kuesionerAngket/kuesioner

Page 133: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

UPAYA PENANGANAN KESULITAN BELAJARUPAYA PENANGANAN KESULITAN BELAJAR

1.1. Penanganan secara instruksional Penanganan secara instruksional paedagogispaedagogis

a. pembelajaran ulanga. pembelajaran ulang

b. program pengayaanb. program pengayaan

c. pembelajaran individualc. pembelajaran individual

d. penyediaan pelajaran pilihand. penyediaan pelajaran pilihan

2. Penangan secara psikologis melalui 2. Penangan secara psikologis melalui layanan BP yang bersifat terapiutiklayanan BP yang bersifat terapiutik

Page 134: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran

Page 135: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

A. Pengertian KurikulumA. Pengertian Kurikulum

1.1. Secara etimologisSecara etimologis

a.a. kurikulum berasal dari kata kurikulum berasal dari kata “curere” “curere” (bhs. Latin) yang berarti jarak (bhs. Latin) yang berarti jarak yang yang harus ditempuh oleh pelariharus ditempuh oleh pelari

b.b. kurikulum berasal dari kata kurikulum berasal dari kata “chariot” “chariot” (bhs. Yunani) yang berarti (bhs. Yunani) yang berarti kereta pacu kereta pacu yang membawa seseorang yang membawa seseorang dari “start” dari “start” sampai “finish”sampai “finish”

Page 136: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan pengertian kurikulumLanjutan pengertian kurikulum

2.2. Secara terminologisSecara terminologisa.a. Kurikulum dalam arti sempitKurikulum dalam arti sempit

kurikulum adalah sejumlah mata kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai program/tingkat untuk mencapai program/tingkat pendidikan tertentu pendidikan tertentu kurikulum dalam arti sempit kurikulum dalam arti sempit

memunculkan istilah kegiatan memunculkan istilah kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan kurikuler, ko-kurikuler, dan

ekstra ekstra kurikuler kurikuler

Page 137: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

LanjutanLanjutan pengertian kurikulumpengertian kurikulum

b. kurikulum dalam arti luasb. kurikulum dalam arti luaskurikulum adalah seperangkat pengalaman kurikulum adalah seperangkat pengalaman yang diperlukan untuk mencapai suatu yang diperlukan untuk mencapai suatu

tujuan tujuan pendidikan tertentupendidikan tertentu

Menurut UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Menurut UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kurikulum adalah Pendidikan Nasional kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta serta cara yang digunakan sebagai pedoman cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Page 138: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

B. KOMPONEN KURIKULUMB. KOMPONEN KURIKULUM

1.1. TujuanTujuanTujuan sebagai komponen dari kurikulum Tujuan sebagai komponen dari kurikulum berupa kemampuan/kompetensi yang berupa kemampuan/kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa setelah diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaranmengikuti kegiatan pembelajaran

KKejelasan rumusan tujuan penting karena ejelasan rumusan tujuan penting karena digunakan sebagai dasar dalam digunakan sebagai dasar dalam menentukan materi, bentuk kegiatan, menentukan materi, bentuk kegiatan, sarana, organisasi, dan evaluasi sarana, organisasi, dan evaluasi

Page 139: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan komponen kurikulumLanjutan komponen kurikulum

2.2. Komponen isi/materiKomponen isi/materiisi/materi berupa bahan yang harus diajarkan oleh isi/materi berupa bahan yang harus diajarkan oleh guru/dipelajari oleh siswaguru/dipelajari oleh siswa

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan:Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan:a.a. Kedudukan : umum, akademik, profesi/vokasi Kedudukan : umum, akademik, profesi/vokasib. sifat materi : kognitif, afektif, psikomotorikb. sifat materi : kognitif, afektif, psikomotorikc. urutan : mudah-sukar, kronologis, deduktif c. urutan : mudah-sukar, kronologis, deduktif , , induktifinduktifd. sumber materi : benda, tempat, orang, barang d. sumber materi : benda, tempat, orang, barang cetakancetakan

Page 140: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan komponen kurikulumLanjutan komponen kurikulum

3.3. Komponen strategiKomponen strategi Komponen strategi berupa bentuk Komponen strategi berupa bentuk kegiatan/ pengalaman yang diperlukan kegiatan/ pengalaman yang diperlukan (tanya jawab, diskusi, eksperimen, (tanya jawab, diskusi, eksperimen, observasi, simulasi dll.)observasi, simulasi dll.)

4. Komponen organisasi4. Komponen organisasi Komponen organisasi berupa model Komponen organisasi berupa model penyusunan dan penyajian isi/materipenyusunan dan penyajian isi/materi

Page 141: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan komponen kurikulumLanjutan komponen kurikulum

a.a. Terpisah (subject centered curiculum)Terpisah (subject centered curiculum)

materi disusun dan disampaikan dalam materi disusun dan disampaikan dalam bentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang bentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah antara satu dengan yang lainterpisah antara satu dengan yang lain

b.b. Gabungan (broad field curiculum)Gabungan (broad field curiculum)

materi disusun dan disampaikan dalam materi disusun dan disampaikan dalam bentuk bidang studi yang merupakan bentuk bidang studi yang merupakan gabungan dari materi yang gabungan dari materi yang serumpun/sejenisserumpun/sejenis

Page 142: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan komponen kurikulumLanjutan komponen kurikulum

c.c. Terpadu (integrated curiculum)Terpadu (integrated curiculum)

materi disusun dan disampaikan dalam materi disusun dan disampaikan dalam bentuk kegiatan yang bersifat bentuk kegiatan yang bersifat

“wholistik”“wholistik”

5.5. Komponen evaluasiKomponen evaluasi

Komponen evaluasi berupa kegiatan mengetahui Komponen evaluasi berupa kegiatan mengetahui

proses dan hasil pembelajaran yang menyangkut : proses dan hasil pembelajaran yang menyangkut :

efektifitas, efisiensi, relevansi, dan produktifitasefektifitas, efisiensi, relevansi, dan produktifitas

Page 143: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

C. ASAS KURIKULUMC. ASAS KURIKULUM

1. asas filosofis1. asas filosofis

2. asas sosio-kultural-religius2. asas sosio-kultural-religius

3. asas psikologis3. asas psikologis

4. asas perkembangan IPTEK4. asas perkembangan IPTEK

Page 144: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

D. PRINSIP KURIKULUMD. PRINSIP KURIKULUM

1. Prinsip relefansi1. Prinsip relefansi

kesesuaian antara kurikulum dengan: kesesuaian antara kurikulum dengan:

dunia kerja, perkembangan masyarakat, dunia kerja, perkembangan masyarakat, lingkungan kehidupan siswa, serta kesesuaian lingkungan kehidupan siswa, serta kesesuaian antara tujuan – isi– pengalaman – evaluasiantara tujuan – isi– pengalaman – evaluasi

2. Prinsip efektifitas2. Prinsip efektifitas

kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan

targetnya. Dalam targetnya. Dalam rangka mencapai efektifitas rangka mencapai efektifitas dapat dilakukan dengan : penataran, pemilihan dapat dilakukan dengan : penataran, pemilihan dan penggunaan media yang tepat.dan penggunaan media yang tepat.

Page 145: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

Lanjutan prinsip kurikulumLanjutan prinsip kurikulum

3. Prinsip efisiensi3. Prinsip efisiensi

kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan

tenaga, biaya, waktu yang digunakantenaga, biaya, waktu yang digunakan

4. Prinsip kesinambungan4. Prinsip kesinambungan

kesinambungan antar tingkat pendidikan (vertikal), kesinambungan antar tingkat pendidikan (vertikal), antar materi (horisontal)antar materi (horisontal)

5.5. Prinsip fleksibelitasPrinsip fleksibelitas

memungkinkan untuk dapat disesuaikan dengan sikon memungkinkan untuk dapat disesuaikan dengan sikon pada saat pelaksanaannyapada saat pelaksanaannya

Page 146: Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono

E. TUGAS GURU DALAM BIDANG KURIKULUME. TUGAS GURU DALAM BIDANG KURIKULUM

1.1. Merencanakan kegiatan belajar- Merencanakan kegiatan belajar- pembelajaran ( tujuan – materi – pembelajaran ( tujuan – materi – pengalaman/strategi – evaluasi)pengalaman/strategi – evaluasi)

2.2. Melaksanakan kegiatan belajar - Melaksanakan kegiatan belajar - pembelajaranpembelajaran

3. Melakukan evaluasi kegiatan belajar - 3. Melakukan evaluasi kegiatan belajar - pembelajaranpembelajaran