prepared by: boedijono kartolo venki wibowo christy ... · pdf fileprof. rudy c...
TRANSCRIPT
Prepared By:
Boedijono Kartolo Venki Wibowo
Christy Surjadi Ferawati
1
Studi Kasus :
IKEA
Magister Manajemen
Manajemen Strategik
Disusun oleh :
Boedijono Kartolo (012013069)
Christy Surjadi (012013068)
Venki Wibowo (012013084)
Ferawati (012014090)
Dosen :
Prof. Rudy C Tarumingkeng,PH.D.
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan atas anugerah serta kekuatan yang
diberikan-Nya memampukan kami untuk menyelesaikan makalah ini. Dia juga yang mengatur
dan menjadikan semua ini terselesaikan dengan indah pada waktunya.
Makalah ini disusun oleh kami, Venki Wibowo, Christy Surjadi, Boedijono Kartolo, dan
Ferawati guna memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
Manajemen Strategik dengan dosen pengajar Prof. Rudy C Tarumingkeng,PH.D. Studi kasus
yang akan kami bahas adalah ”IKEA : Furniture Retailer to the World” yang berasal dari buku
Essentials of Strategic Management karya Charles W. L. Hill dan Gareth R. Jones.
Keberhasilan suatu karya tentunya tak lepas dari bantuan, bimbingan, doa, serta saran dari
pihak-pihak lain yang turut berperan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,
pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati kami hendak menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak
langsung, baik berupa dukungan materiel maupun moril.
Mengingat keterbatasan pengetahuan kami dan masih sedikitnya pengalaman kami,
dengan rendah hati kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami bersedia menerima saran dan kritik yang ingin
disampaikan untuk kebaikan kesempurnaan karya di masa yang akan datang. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Hormat Kami,
Venki Wibowo
Christy Surjadi
Boedijono Kartolo
Ferawati
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9
BAB III ANALISIS STRATEGI BISNIS ................................................................. 18
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 26
4
BAB I
PENDAHULUAN
1951 1954 1967 1981 1983
IKEA adalah salah satu perusahaan ritel perabot rumah tangga terbesar di dunia
yang berasal dari Swedia. Cara pengucapan IKEA adalah /i'ke.a/ seperti cara membaca
bahasa Indonesia. Cara pengucapan lainnya yang banyak digunakan adalah /aɪ'ki:ə/
seperti kata bahasa Inggris, idea. IKEA merupakan kepanjangan dari nama pendiri dan asal
pendiri, yaitu Ingvar Kamprad dan kampung halamannya, Elmtaryd, Desa Agunnaryd, di Swedia
Selatan.IKEA mulai beroperasi di Swedia pada 1943.
Toko-toko lama milik IKEA biasanya sangat besar dengan cat warna biru dan
aksen kuning (yang juga merupakan warna nasional Swedia) dan hanya memiliki sedikit
kaca. Bangunan-bangunan ini biasanya dibangun berbentuk labirin dan dirancang
sedemikian rupa sehingga konsumen akan berkeliling mengikuti arah jarum jam. Layout
seperti ini dibuat agar konsumen menjelajah ke seluruh bagian toko. Ini berbeda dari toko
biasa di mana konsumen bebas memilih lokasi yang ia tuju. Namun demikian, beberapa
jalan pintas juga dibuat untuk konsumen yang tidak ingin mengikuti alur yang telah
disediakan. Penggunaan cahaya natural juga dimaksimalkan untuk mengurangi biaya
energi dan memberikan pencahayaan yang lebih baik.
Katalog IKEA yang berisi info produk IKEA diperkirakan adalah buku yang
pendistribusiannya kedua terluas setelah Alkitab dan biasanya diperbaharui setiap
Agustus. Pada tanggal 15 Oktober 2014, Hero Supermarket, pemegang lisensi IKEA di
Indonesia telah membuka gerai pertama IKEA Indonesia di Alam Sutera, Tangerang,
Banten. IKEA Alam Sutera merupakan toko ke-364 dan yang paling baru dari 46 negara
5
di dunia. IKEA juga sudah menjalin kerjasama dengan industri lokal di Solo, Jawa
Tengah dengan mengambil bahan baku dan pengrajin di Solo dan Yogya. Produk-produk
lokal tersebut akan dipasarkan IKEA ke pasar internasional.
IKEA menjalankan strategi untuk memenuhi kebutuhan target marketnya, dengan
menawarkan berbagai macam furniture yang berkualitas dengan harga relatif murah
(ekonomis). Target marketnya adalah mahasiwa dan pasangan muda yang memiliki
pendapatan relatif rendah, yang tentunya tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk
membeli furniture. IKEA memahami bahwa keluarga muda membutuhkan furniture
untuk mengisi rumah baru mereka, namun mereka tidak memiliki banyak uang untuk
melakukannya.
IKEA memiliki value offering yakni menawarkan berbagai macam produk
kebutuhan rumah dengan desain menarik, kualitas baik, harga relatif rendah, serta
memiliki nilai ekonomis.Terkait value position, IKEA bukan hanya sekedar toko yang
menjual furniture, namun telah menjadi suatu jaringan yang dikategorikan sebagai “start
up furniture”. Konsumen dapat langsung membawa pulang produk yang mereka inginkan
serta merakitnya sendiri di rumah. IKEA menerapkan sistem self-service, dimana
konsumen diberikan kesempatan untuk mendesain sendiri ruangan yang mereka inginkan,
dengan panduan sales representatif yang berpengalaman. Tata ruang IKEA diatur
sedemikian rupa, penempatan produk diatur layaknya konsep ruangan di rumah, sehingga
konsumen memiliki gambaran imajinatif.
Perkembangan IKEA disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta gaya hidup
konsumen. IKEA dengan visinya yakni menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi
semua orang dan berharap agar semua orang mampu membeli furniture sebagai
kelengkapan rumah, maka inovasi dilakukan untuk menekan segala biaya produksi,
distribusi dan retail. Para pengunjung diberikan experience dengan tata ruang yang dibuat
layaknya interior rumah dengan berbagai tema, mereka diajak berkeliling sesuai jalur
yang telah ditentukan sesuai dengan zona masing-masing. Konsumen juga
diberikan experience untuk mendesain sendiri ruangan sesuai dengan keinginan mereka,
membeli produk sesuai dengan bentuk dan material yang dibutuhkan serta merakit sendiri
produk tersebut di rumah. Dengan tersedianya area food court dan playground yang
6
memberikan kenyamanan bagi para pengunjung, menjadikan IKEA bukan hanya sekedar
tempat berbelanja, namun sebagai sarana hiburan keluarga terdapat aplikasi teknologi
melalui mobile phone yang memudahkan konsumen dalam berbelanja, yakni augmented
reality, dengan aplikasi ini konsumen seakan-akan dapat melihat dan menempatkan
produk pada foto ruangan di rumah, untuk mengetahui bagaimana produk tersebut akan
terlihat dan apakah produk tersebut cocok dengan kondisi ruangan yang telah ada.
Bentuk gerai IKEA kebanyakan adalah balok biru besar, didalamnya juga diatur
sedemikian rupa sehingga pelanggan betah untuk berbelanja disana. IKEA terkenal
dengan design-nya yang unik dan modern namun dengan harga yang terjangkau. Tanpa
mengurangi kualitas barang.
Sejalan dengan pendekatan keberlanjutan global, IKEA Indonesia akan
menawarkan IKEA Blue Bag yang ramah lingkungan untuk pelanggan sebagai tempat
kantong plastik. Setiap pembelian Blue Bag akan melihat 100% dari nilai ritel, selain
sumbangan dari IKEA, juga diperuntukkan bagi proyek air dan sanitasi limbah lokal
Mercy Corps Indonesia. Ini termasuk pembelian, instalasi, dan pemeliharaan 100 septic
tank selama dua tahun di wilayah Kecamatan Penjaringan. Proyek Blue Bag juga akan
memfasilitasi berlangsungnya kampanye perilaku sanitasi lokal untuk mendidik dan
mendorong orang untuk mengadopsi meningkatkan kebiasaan kesehatan dan sanitasi.
Pada 2012 IKEA menambah investasi 3 miliar euro untuk memperluas pasar di
India. Perusahaan juga berencana menambah dan mengembangkan toko di Cina, Jepang,
Finlandia, dan Italia. Pada 2010 IKEA mampu mencapai pendapatan 23,5 miliar euro dan
laba bersih 2,7 miliar euro.
IKEA juga melakukan strategi rendah biaya di China, dimana harga produknya
disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. IKEA menurunkan harganya sebesar
12% di China dan sekitar 15% penjualan produknya berbahan baku dari China. Selain itu
IKEA juga akan membangun 10 toko baru di Beijing, Guang Dong dan Shanghai.
Pembukaan toko baru di Shanghai merupakan yang terbesar di Asia dengan luas lahan
30.000 m2 sehingga mampu mendatangkan pengunjung sekitar 80.000/hari
7
IKEA yang baru saja memasuki pasar Indonesia 15 Oktober lalu langsung diserbu
penggemarnya. Di gerai seluas 35.000 meter persegi itu, pengunjung bisa memuaskan
diri berbelanja perabot, mencari inspirasi interior, hingga mencoba kuliner khas Swedia.
Tidak heran jika gerai peritel asal Swedia yang berada di Alam Sutera itu kebanjiran
pengunjung pada hari pembukaannya. Bahkan, IKEA berencana untuk membuka gerai
keduanya di Jakarta.
Pengunjung mengaku menyukai produk IKEA karena kesederhanaan, harga yang
terjangkau, konsep eco friendly dan desainnya yang sophisticated. Sebelum tersedia gerai
di Indonesia, beberapa pelanggan bahkan sampai pergi ke Singapura atau Malaysia untuk
membeli produk IKEA. Namun, di balik produk dan konsep yang IKEA tawarkan, ada
beberapa rahasia sukses yang membuat perusahaan ini mampu terus melebarkan sayap ke
berbagai negara.
IKEA merupakan perusahaan retailer furniture terbesar di dunia yang memiliki
351 gerai di 43 negara (September 2014). Bukan hanya pelanggan yang dibuat terkesan
dengan produk furniture berkualitas berharga terjangkau milik IKEA, namun juga para
kompetitor dan perusahaan di seluruh dunia. Pasalnya, IKEA memiliki sistemsupply
chain yang unik dan teknik manajemen inventori khusus yang sudah lama mereka
praktekkan.
Visi IKEA adalah : ingin menyediakan produk furnitur rumah tangga dengan
desain yang baik, fungsional, dengan harga serendah mungkin sehingga bisa dijangkau
oleh sebanyak mungkin pelanggan. Semua fungsi di perusahaan, termasuk operasi supply
chain dan manajemen inventori, bekerja bersama untuk menunjang perwujudan visi ini.
IKEA merancang produk-produk yang unik dan hanya membutuhkan biaya
manufaktur rendah. Selain itu, mereka juga memiliki aturan yang ketat terkait fungsi,
distribusi efisien, kualitas dan dampak produk terhadap lingkungan.
Dalam sebuah studi kasus, sebanyak lebih dari 50% produk dibuat dari material
yang tahan lama atau hasil daur ulang. IKEA memang berusaha untuk memakai sesedikit
mungkin material untuk memproduksi produknya, tanpa mengorbankan kualitas dan
durabilitasnya. Dengan menggunakan sesedikit mungkin material, perusahaan berhasil
8
memangkas biaya transportasi. Makin sedikit material yang harus diangkut, makin sedikit
pula biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, tenaga kerja, dan pengiriman.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode analisis yang dicetuskan oleh Albert
Humprey pada dasawarsa 1960-1970-an. SWOT merupakan sebuah akronim dari huruf
awal : Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan
Threat (Ancaman).
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar,
yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 (empat) sisi yang
berbeda. Hasil analisis ini biasanya adalah arahan / rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, serta mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT
akan membantu penggunanya untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat
selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena sangat
dimungkinkan 2 (dua) orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang
berbeda ke 4 (empat) bagian tersebut. Hal ini diwajarkan, karena analisis SWOT adalah
sebuah analisis yang akan memberikan Output berupa arahan dan tidak memberikan
solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan tertentu dalam sebuah bisnis ataupun
organisasi.
Adapun manfaat dari Analisis SWOT tersebut, antara lain:
1. Dapat diambil tindakan manajemen yang tepat sesuai dengan kondisi.
2. Untuk membuat rekomendasi yang tepat.
3. Informasi yang lebih akurat.
10
4.Untuk mengurangi risiko akibat dilakukannya keputusan yang berkali-kali
(double decision)
5.Menjawab hal yang bersifat intuitif atau keputusan yang bersifat emosional.
Selain itu, Manfaat atau kegunaan analisis SWOT tidak terbatas pada organisasi
yang mencari laba. Analisis SWOT dapat digunakan dalam setiap situasi pengambilan
keputusan ketika keadaan-akhir yang diinginkan (tujuan) telah ditetapkan. Contohnya
antara lain : organisasi nirlaba, unit pemerintah, dan individu. Analisis SWOT juga dapat
digunakan dalam perencanaan pra-krisis dan pencegahan krisis manajemen. Analisis
SWOT juga dapat digunakan dalam menciptakan sebuah rekomendasi selama studi
kelayakan.
Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi kunci faktor
internal dan eksternal yang penting untuk mencapai tujuan.
a. Faktor internal – Kekuatan dan kelemahan internal organisasi.
Faktor-faktor internal dapat dipandang sebagai kekuatan atau kelemahan
tergantung pada dampaknya terhadap tujuan organisasi. Apa yang dapat
mewakili kekuatan yang berkaitan dengan satu tujuan mungkin kelemahan
untuk tujuan lain.
b. Faktor eksternal – Peluang dan ancaman yang disajikan oleh lingkungan
eksternal
Faktor-faktor eksternal dapat mencakup masalah-masalah makro ekonomi,
perubahan teknologi, undang-undang, dan perubahan sosial-budaya, serta
perubahan-perubahan dalam pasar atau posisi kompetitif. Hasilnya sering
disajikan dalam bentuk matriks.
Strengths (kekuatan)
“Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri”.
11
Weakness (kelemahan)
“Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri”.
Opportunities (peluang)
“Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar”.
Threats (ancaman)
“Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri”.
2.2 Teori Persaingan
Seringkali perusahaan terlalu terpaku pada persaingan yang terjadi antara suatu
perusahaan dengan kompetitornya dimana kenyataannya persaingan tidak hanya terjadi
antar perusahaan yang ada dalam industri saat ini. Dalam teori persaingan yang
dikemukakan oleh Porter (2008) dimana persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan
tidak hanya terjadi di antara kompetitor namun juga pada empat aspek lainnya yaitu
konsumen, pemasok, pendatang baru dan produk pengganti. Teori ini dikenal dengan
Porter’s Five Forces Model.
12
Sumber: Michael E. Porter, 2008
Gambar 2.1
Porter’s Five Forces Model
Porter’s Five Forces Model atau lima analisis kekuatan bersaing Porter dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Threat of New Entrants (Ancaman dari pendatang baru)
Pendatang baru ke industri membawa kapasitas baru dan keinginan untuk
mendapatkan pangsa pasar dimana hal ini dapat memberi tekanan pada harga, biaya,
dan tingkat investasi yang diperlukan. Terutama ketika pendatang baru merupakan
diversifikasi dari pasar lain, mereka dapat meningkatkan kemampuan yang sudah ada
untuk memasuki kompetisi. Oleh karena itu ancaman masuk dapat membatasi
potensial profit suatu industri. Ketika ancaman yang masuk tinggi, pemain lama
harus menurunkan harga mereka atau meningkatkan investasi untuk mencegah
pemain baru.
13
2) Bargaining Power of Buyers (Kekuatan tawar-menawar pembeli)
Kekuatan konsumen dapat menangkap nilai lebih dengan memaksa terjadinya
penurunan harga, tuntutan untuk kualitas atau layanan yang lebih baik (yang otomatis
akan meningkatkan biaya) dan umumnya dapat mempermainkan antara produsen
yang satu dengan yang lainnya. Konsumen akan memiliki kekuatan lebih jika mereka
memiliki kemampuan bernegosiasi yang baik dan berpengaruh terhadap para pelaku
industri, khususnya jika konsumen tergolong price sensitive yang menggunakan
benefit mereka untuk menekan harga.
3) Threat of Substitute Products or Services (Ancaman dari produk pengganti)
Produk pengganti tampil dengan fungsi yang sama atau menyerupai produk yang
telah ada dengan pengertian yang berbeda. Kehadiran produk pengganti seringkali
tidak disadari karena terkadang produk pengganti terlihat berbeda dari produk
industri yang diadaptasi oleh mereka. Ancaman dari produk pengganti dikatakan
tinggi apabila menunjukkan indikasi berikut (Porter, 2008) :
- Produk pengganti menawarkan harga yang bersaing dengan produk industri
pencetus. Semakin baik harga yang ditawarkan produk subtitusi, maka akan
semakin mengancam potensial profit industri.
- Biaya yang dikeluarkan konsumen untuk beralih ke produk subtitusi lebih
rendah. Misalnya dalam produk obat-obatan, banyak konsumen beralih dari
produk obat ternama dan terkenal ke obat generik yang jauh lebih murah untuk
meminimalisasikan biaya.
4) Bargaining Power of Suppliers (Kekuatan tawar-menawar pemasok)
Pemasok yang kuat dapat menangkap nilai lebih untuk mereka dengan mengenakan
harga yang lebih tinggi, membatasi kualitas dan pelayanan atau membedakan harga
bagi pelaku industri. Pemasok yang kuat, termasuk pemasok tenaga kerja, dapat
14
menguras profitabilitas dari suatu industri dengan menambahkan biaya yang secara
tidak langsung dapat menaikkan harga produk. Perusahaan bergantung pada sejumlah
kelompok pemasok dalam memproduksi produknya. Kelompok pemasok dikatakan
kuat apabila (Porter, 2008) :
- Perusahaan pemasok lebih terkonsentrasi daripada industri yang membeli
produknya.
- Kelompok pemasok tidak tergantung sepenuhnya pada industri untuk pemasukan
mereka.
- Pelaku industri menghadapi penggantian harga jika berganti pemasok.
- Pemasok menawarkan produk yang berbeda dari yang lain.
- Tidak ada produk pengganti untuk produk yang disediakan oleh pemasok.
- Pemasok dapat berkesempatan menjadi pendatang baru di suatu industri.
5) Rivalry Among Existing Competitors (Persaingan antar kompetitor yang ada)
Persaingan antar kompetitor yang ada dapat dilihat dari berbagai bentuk, seperti
diskon harga, pengenalan produk baru, iklan, dan peningkatan layanan. Tingkat
persaingan yang tinggi membatasi profitabilitas dari suatu industri. Menurut Porter
(2008) tingkatan persaingan yang mengatur potensial profit suatu industri tegantung
oleh dua hal, yang pertama adalah on the intensity with which companies compete
dan kedua adalah on the basis on which they compete. Porter (2008) berpendapat
bahwa intensitas persaingan akan lebih luas apabila :
- Jumlah kompetitor banyak atau sama dalam segi ukuran dan kekuatan.
- Pertumbuhan industri lambat yang mengakibatkan perebutan pangsa pasar.
- Tingginya hambatan keluar.
15
- Pesaing sangat berkomitmen pada bisnis dan memiliki aspirasi untuk
kepemimpinan, terutama jika mereka memiliki tujuan yang melampaui kinerja
ekonomi dalam suatu industri tertentu.
2.3 Four Pillars of Strategic Management
Empat faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam membangun dan
mempertahankan keunggulan kompetitif adalah: efisiensi, inovasi, kualitas, respon
terhadap pelanggan (Hill & Jones, 2010). Masing-masing faktor merupakan produk dari
kompetensi khas perusahaan. Bahwasanya, dalam pengertian sebenarnya kompetensi
khas yang “umum”. Kompetensi umum inilah yang memungkinkan perusahaan untuk
membedakan penawaran produk dan menawarkan kegunaan yang lebih untuk
pelanggannya dan menurunkan struktur biaya.
Gambar 2.2
The Building Blocks of Competitive Advantage
16
1) Efisiensi
Di satu sisi, bisnis hanyalah sebuah perangkat untuk mengubah input menjadi output.
Input adalah faktor dasar produksi, seperti tenaga kerja, tanah, modal, manajemen,
dan teknologi know-how. Output adalah produk barang dan jasa yang dihasilkan.
Tolak ukur yang paling sederhana dari efisiensi adalah jumlah input yang dibutuhkan
untuk menghasilkan output tertentu, jadi, efisiensi = output / input. Semakin efisien
suatu perusahaan maka semakin sedikit input yang dibutuhkan untuk menghasilkan
output tertentu.
2) Inovasi
Inovasi mengacu pada tindakan menciptakan proses atau produk baru. Ada dua tipe
inovasi yaitu inovasi produk dan inovasi proses (Hill & Jones, 2010). Inovasi produk
bisa berupa pengembangan produk yang benar-benar baru atau produk lama yang
memiliki atribut baru dan keunggulan dibandingkan produk pendahulunya.
Contohnya pengembangan Apple terhadap iPod di awal tahun 2000-an. Inovasi
proses adalah pengembangan dari proses baru untuk memproduksi produk dan
mendistribusikannya ke pelanggan. Inovasi produk menciptakan nilai dengan
menciptakan produk baru atau versi yang disempurnakan dari produk yang sudah ada
yang dianggap memiliki kegunaan lebih oleh konsumen sehingga meningkatkan
pricing options. Inovasi proses seringkali memungkinkan perusahaan untuk
menciptakan nilai lebih dengan menurunkan biaya produksi.
3) Kualitas
Ketika pelanggan mengevaluasi kualitas suatu produk, mereka umumnya
mengukurnya dengan dua atribut, yaitu quality as excellence dan quality as
reliability yang berkaitan dengan reliabilitas. Dari perspektif quality as excellence,
atribut yang penting adalah hal-hal seperti desain produk dan styling, daya tarik
estetika, fitur dan fungsi, tingkat layanan yang terkait dengan pengiriman produk dan
17
lain sebagainya. Dari perspektif quality as reliability, suatu produk dapat dikatakan
reliabel ketika melakukan tugas yang telah dirancang secara konsisten, melakukan
dengan baik dan jarang rusak. Sama dengan quality as excellence, reliabilitas
meningkatkan kegunaan yang konsumen dapat dari suatu produk hingga
meningkatkan pricing options.
4) Respon terhadap pelanggan
Untuk mencapai respon terbaik terhadap pelanggan, perusahaan harus mampu
melakukan pekerjaan yang lebih baik dari kompetitornya dalam mengidentifikasi dan
memuaskan kebutuhan pelanggan. Mencapai kualitas unggul dan inovasi merupakan
hal yang harus dilengkapi untuk mencapai respon terbaik terhadap pelanggan. Faktor
lain yang menonjol dalam setiap pembahasan mengenai respon terhadap pelanggan
adalah kebutuhan untuk menyesuaikan barang dan jasa untuk kebutuhan unik dari
pelanggan secara individu dan secara berkelompok.
18
BAB III
ANALISIS STRATEGI BISNIS
3.1 Target Market IKEA
IKEA menjalankan strategi untuk memenuhi kebutuhan target marketnya, dengan
menawarkan berbagai macam furniture yang berkualitas dengan harga relatif murah
(ekonomis). Target marketnya adalah mahasiwa dan pasangan muda yang memiliki
pendapatan relatif rendah, yang tentunya tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk
membeli furniture. IKEA memahami bahwa keluarga muda membutuhkan furniture
untuk mengisi rumah baru mereka, namun mereka tidak memiliki banyak uang untuk
melakukannya.
3.2 Analisis SWOT
Dalam menganalisis permasalahan yang ada pada IKEA, kami menggunakan
analisis SWOT untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan perusahaan sebelum
merumuskan solusi untuk meningkatkan dan memperbaiki kekurangan atau masalah yang
ada.
a. Strength (Kekuatan)
Produk IKEA dikenal dengan rancangannya yang modern dan kadang terbilang
aneh. Salah satu prinsip IKEA adalah mengurangi harga dengan berbagai cara
tanpa mengurangi kualitas. Hal ini bisa dilihat di toko-toko IKEA dan di
katalognya dalam bentuk pertanyaan seperti "Mengapa IKEA menjualnya tanpa
dirakit?".
Penataan dan desain toko yang unik. Toko IKEA kebanyakan berbentuk balok
biru yang besar dengan jendela yang minim. Penataannya pun biasanya diatur
sedemikian rupa agar pengunjung datang dan masuk ke bagian ruang pamer
untuk melihat berbagai produk, kemudian ke market-hall tempat barang-barang
kecil, lalu ke gudang untuk mengambil perabot yang akan dibeli dan akhirnya
19
tiba di kasir. Jalur yang dibuat mengarahkan pengunjung untuk melewati seluruh
toko dan tersedia pula berbagai jalan pintas yang agak kecil. Biasanya, toko
terdiri dari dua lantai dengan ruang pamer (show room) dan market-hall di atas
dan gudang di bawah. Selain itu di IKEA store sendiri terdapat pula restoran
yang menjual makanan Swedia termasuk Bakso Swedia yang khas.
IKEA memiliki merek yang telah dikenal secara internasional.
IKEA mempunyai hubungan yang baik dengan pemasok material dan
manufaktur. Dengan hubungan baik, mereka bisa mendapatkan harga yang lebih
murah.
IKEA memiliki semacam code of conduct yang disebut IKEA Way of
Purchasing Home Furnishing Products (IWAY). Didalamnya terdapat aturan-
aturan dan tata cara yang membantu para manufaktur mengurangi dampak
aktivitas mereka terhadap lingkungan. Peraturan yang ada pada IWAY
meningkatkan standar dengan mengembangkan aktivitas bisnis berkelanjutan,
yang memberikan dampak positif di lingkungan bisnis tempat para pemasok
beroperasi.
Perakitan “Do-It-Yourself” yang Menurunkan Biaya Kemasan. Mayoritas
furnitur IKEA dijual dalam bentuk bagian-bagian untuk dirakit sendiri oleh
pembeli. Bagian-bagian tersebut dikemas dengan efisien dalam kemasan yang
ringkas dan relatif tipis sehingga mudah dimuat dalam truk pengangkut. Karena
jumlah produk yang bisa diangkut dapat dimaksimalkan dalam setiap
pengangkutan, IKEA mampu menghemat banyak di sisi transportasi.
b. Weakness(Kelemahan)
Tingkat ketergantungan penjualan yang besar ada pada pasar Eropa dengan 90%
dari toko yang berbasis di Eropa dan sisanya di seluruh Amerika, Timur Tengah
dan Asia.
IKEA dikenal sebagai toko dengan harga terjangkau tetapi mempunyai kualitas,
dan mempunyai pelayanan yang baik terhadap pelanggan. Disatu sisi hal ini
bagus untuk memastikan bisnis yang berulang dalam basis pelanggan tetapi
20
disisi lain menimbulkan kesulitan tersendiri karena harus mempertahankan biaya
rendah.
Banyaknya produk yang dijual tentunya membutuhkan suatu proses supply
chain yang efisien yang tidak mudah untuk dilakukan.
c. Opportunity (Peluang)
Meningkatnya permintaan pasar terhadap produk furniture dengan harga yang
terjangkau tetapi mempunyai kualitas yang baik.
Era globalisasi menimbulkan peluang untuk membuka pasar baru dan membuat
jaringan internasional dengan bekerjasama dengan sejumlah perusahaan lokal
terutama untuk kawasan Asia dan Eropa Timur.
d. Threat (Ancaman)
Dalam pertumbuhan pasar ritel yang semakin kompetitif, para pesaing mulai
mengikuti cara strategi yang dilakukan IKEA.
Pangsa pasar penjualan yang terbesar ada pada pasar Eropa. Ketika
perekonomian eropa mengalami penurunan, hal ini juga menjadi sebuah
ancaman bagi IKEA.
3.3 Analisis Four Pillars
a. Superior Efficiency:
Di dalam mengembangkan produk furniture-nya maka Gillis Lundgren
adalah orang pertama di IKEA yang mengusulkan self assembly untuk produk
furniture IKEA. Usulan ini memberikan dampak positif di dalam menciptakan
produk yang efisien. Dengan menerapkan metode ini perusahaan telah menurunkan
transportation cost dan juga warehouse cost dan juga yang tidak kalah penting adalah
21
mengurangi resiko kerugian karena kerusakan barang di dalam pengiriman. Metode
yang diciptakan pada tahun 1950an ini sampai sekarang masih diterapkan.
Hal lain yang mendukung terjadinya efisiensi adalah pemilihan supplier
dari Polandia yang dapat mengerjakan produk IKEA 50% lebih murah dibandingkan
dengan bila dikerjakan di Swedia.
b. Superior Innovation:
Inovasi yang dilakukan IKEA adalah:
Product Innovation: menciptakan produk self-assembly dengan tingkat harga jual
yang lebih murah dibandkingkan dengan produk sejenis.
Processs Innovation: IKEA menciptakan mesin pembuat furniture untuk
menunjang pengerjaan produk self assembly yang belum ada pada waktu itu.
Di samping inovasi tersebut IKEA mempunyai inovasi di dalam membuat
lay-out dari store mereka yang mendorong konsumen untuk melalui semua rak-rak
yang berisi produk-produk IKEA dengan tujuan untuk menciptakan impulse
purchase.
c. Superior Quality
IKEA mempunyai konsep menjual produk berkualitas dengan harga
murah, hal ini dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh majalah Swedia Allt I
Hemmet yang memberikan hasil bahwa kualitas produk IKEA adalah yang terbaik
diantara produk-produk lain buatan Swedia.
d. Superior Customer Responsiveness
IKEA selalu memperhatikan masalah yang dihadapi oleh pelanggannya,
diantaranya adalah:
Pelanggan selalu mendapatkan produk yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau.
22
Pelanggan boleh mengambil sendiri produk yang dipilihnya untuk menghindari
antrean yang panjang di dalam store, sehingga pelanggan tidak perlu menunggu
dengan waktu yang lama.
IKEA menyediakan tempat makan dan tempat bermain anak agar pelanggan dapat
berbelanja dengan nyaman.
Hal-hal di atas dikembangkan oleh IKEA dari awal usahanya hingga
sekarang dan terbukti penerapan yang konsisten membawa IKEA menjadi salah satu
retailer furniture berkelas dunia dengan jumlah outlet sebanyak 285 buah yang
tersebar di 35 negara dengan omzet penjualan sebesar 21.2 milyar euro per tahun
mengacu pada data tahun 2008.
3.4 Analisis Porter’s Five Forces Model
Sebelum membahas Porter’s Five Forces Model, maka perlu kita ketahui
terlebih dahulu bahwa IKEA mengembangkan hubungan kekeluargaan yang sangat erat
antara masing-masing personil di dalam perusahaan. Pada awalnya para pekerja di IKEA
adalah mereka yang tinggal di area dekat dengan perusahaan. Kerekatan hubungan
tersebut yang membuat karyawan merasa betah untuk bekerja di IKEA, hubungan antara
atasan dan bawahan akrab dan di dalam tegur sapa mereka tidak harus melakukan dengan
formal. Mereka menerapkan sistem ‘egalitarian’ yang membuat celah antara atasan dan
bawahan tidak lebar.
Pengembangan budaya seperti ini yang membuat kekompakan personil IKEA
cukup kuat untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lain.
a. Risk of entry by potential competitors.
Produk IKEA adalah untuk pasar menengah (anak muda dan keluarga
muda) dengan harga terjangkau. Pada dasarnya untuk produk jenis furniture yang
relative tidak membutuhkan teknologi tinggi dan tidak melibatkan modal besar dan
dengan pangsa pasar seperti ini entry barrier-nya relative rendah. Elastisitas demand
tentunya tinggi karena produk sejenis dengan harga yang bersaing dengan IKEA
23
dapat menggeser preferensi pelanggan untuk memilih produk lain tersebut. Namun
demikian IKEA mampu untuk tetap pada harga yang lebih rendah dari produk lain
dan juga inovasi design yang stylish yang dapat membuat pelanggan tertarik
merupakan kunci sukses IKEA di dalam menguasai pasar produk ini.
b. Threat of substitutes
Dikarenakan pangsa pasar untuk produk ini adalah kalangan menengah
dan juga dengan harga yang relative murah/ terjangkau maka bagi pelanggan untuk
memilih produk lain yang sejenis dengan kualitas dan design yang setara dan harga
yang lebih murah memiliki kesempatan yang besar. Seperti diuraikan di atas bahwa
produk ini mempunyai demand elasticity yang tinggi maka entry barrier untuk
produk substitusi adalah rendah.
Namun demikian karena IKEA bisa mempertahankan kualitas dan design
yang menarik serta dapat mempertahankan harga yang lebih ekonomis dibanding
produk lain, maka untuk diterobos oleh pesaing cukup sulit. Hal ini terbalik pada
saat IKEA mengembangkan pasarnya di Inggris, produk ini dapat menjadi substitusi
produk asli Inggris dengan merk Habitat.
Hal yang perlu diperhatikan pula bahwa model yang dikembangkan oleh
IKEA mencapai 9,500 produk (data tahun 2008) yang tentunya menjadi suatu
pertimbangan bagi lawan bisnis untuk melawan IKEA.
c. Bargaining Power of Suppliers
Strategi IKEA adalah memiliki banyak supplier di dalam menunjang
bisnisnya dan berdasarkan data pada tahun 2008 memiliki 1380 supplier di 54 negara
sehingga mengatasi kekuatan dari supplier untuk mendikte IKEA.
d. Bargaining Power of Buyers
Di dalam mengatasi daya tawar para pembeli IKEA selalu
mengembangakan produk dengan kualitas baik, model yang menarik, dan harga
yang terjangkau (murah). Tidak hanya sampai di situ saja maka di setiap store IKEA
selalu ada tempat bermain anak, restoran dan tentunya store yang dirancang
24
sedemikan rupa untuk membuat konsumen menjadi nyaman untuk berbelanja di
toko-toko IKEA di seluruh dunia.
Strategi ini terbukti membawa keberhasilan bagi IKEA di dalam
mengembangkan bisnisnya ke seluruh dunia.
25
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdarsarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa IKEA adalah salah satu
perusahaan ritel perabot rumah tangga terbesar di dunia yang berasal dari Swedia yang
memiliki 351 gerai di 43 negara (September 2014). IKEA menjalankan strategi untuk
memenuhi kebutuhan target marketnya, dengan menawarkan berbagai macam furniture
yang berkualitas dengan harga relatif murah (ekonomis).
IKEA memiliki value offering yakni menawarkan berbagai macam produk
kebutuhan rumah dengan desain menarik, kualitas baik, harga relatif rendah, serta
memiliki nilai ekonomis.Terkait value position, IKEA bukan hanya sekedar toko yang
menjual furniture, namun telah menjadi suatu jaringan yang dikategorikan sebagai “start
up furniture”
4.2 Saran
Sebaiknya IKEA memperkuat bisnisnya di luar Eropa. Agar tidak ada
ketergantungan penjualan hanya pada toko di Eropa saja. Karena saat ini, tingkat
ketergantungan penjualan pada toko di Eropa sebesar 90%. Selain itu, bila perekonomian
Eropa mengalami penurunan, hal tersebut juga dapat menjadi sebuah ancaman bagi
IKEA. Sebaiknya tingkat ketergantungan penjualan merata di setiap toko di berbagai
Negara.
Selain itu, sebaiknya IKEA melakukan inovasi dan penelitian lebih lanjut agar
dapat mempertahankan visinya yaitu kualitas tinggi dengan harga yang rendah. Karena
untuk mempertahankan harga yang rendah dengan situasi ekonomi yang semakin sulit ini
bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu, perlu memiliki suatu strategi untuk
mempertahankan harga rendah dan kualitas yang tinggi tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
Allan Afuah: Strategic Innovation: New Game Strategies for Competitive Advantage.
Routledge, 2009
Hill, Charles W.L & Jones, Gareth R. (2012). Essentials of Strategic Management 3rd
Edition, South-Western Cengage Learning
http://www.ikea.com/ms/in_ID/this-is-ikea/about-the-ikea-group/index.html