materi presentasi ushul fiqh

5
DEFINISI KAIDAH USHUL FIQH Kaidah bahasa arab al-asas (dasar) yg mnjadi dasar berdirinya sesuatu/pedoman Ushul fiqh menurut istilah syara’: "kumpulan kaidah 2 & aneka pmbhsn yg dijadikan sebagai acuan dlm menetapkan hk syariat mengenai perb. man" Kaidah ushul fiqh suatu perkala kulli (kaidah2 umum)yg dgnnya bs sampai pd pengambilan ksmpln hk dr dalil"nya yg trperinci Jd org yg ingin mmahami dalil2 syariah (al quran & sunnah) dan mntapkan hk suatu kasus, mestilah tau dgn baik kaidah2 ushul fiqh Sumber hk dan nilai” islam adalah al quran & sunnah, teks” al quran & hadis tsb hrs dpahami dan dgali kandungnnya menggunakan dsiplin ilmu khusus, yaitu ilmu ushul fiqh. Tnp ilmu ini tdk bs dgali mnghasilkan fiqh (hk islam), nah proses penggaliannya itu mnggunakan pedoman kaidah ushul fiqh OBJEK KAIDAH USHUL FIQH objek ushul fiqh Sumber hk (al quran & sunnah), metode penggalian hk dr smbernya Kaidah ushul dalil hk (ushul fiqh itu sndr), objek ushul lbh luas, kaidah - mngarah ke pmahaman thdp quran & sunnah lbh akurat KAIDAH TERKAIT IBADAH Hk asal dlm ibadah a/ mnunggu & mngikuti tuntunan syariah Dlm mlksnakan ibadah mahdah hrs ada dalil & ikut tuntunan dr quran / hadis, klo gak ya jd nggak sah Suci dari hadas tidak ada batas waktu Apabila ssorg tlah suci dr hdas bsr/kcil, mk ia ttp suci smpai ia ykin batalnya Percampuran dlm ibadah mewajibkan menyempurnakannya Yg dmaksud percmpuran adlh ada 2 mcm kemungkinan, yaitu menyempurnakan ibadah / berpindah kpd keringanan Cth: apabla sseorg udah niat puasa , kmudian di siang hari ia mndadak hrs pergi jauh, apa dia hrs mnylesaikan puasanya / batal? Brdsar kaidah d atas mk hrs dsmpurnkn puasanya. Kecuali jk menyulitkan prjalannannya Tidak bisa digunakan analogi (qiyas) dalam ibadah yang tidak bisa dipahami maksudnya Maksudnya mmbtasi pnggunaan qiyas (logika). Sgl bntuk ibdah sbnarnya bs saja dpikirkan & dnalar krn illat (motif tmblnya hk) hk ibdh tsb dpt dktahui, nmun krn ada jg illat hk ibdh yg tdk bs dinalar. Dg dmkian mk ibadah ini g bs d qiyas shngga dtrima ap adanya Cth: shalat gerhana matahari Tidaklah sah mendahulukan ibadah sebelum ada sebabnya bermaksud tidak bisa kita mendahulukan suatu ibadah sebelum tiba waktunya (shalat 5 wkt) Setiap tempat yang sah digunakan untuk shalat sunnah secara mutlak, sah pula digunakan shalat fardhu Selama tempat tsb bersih dan bisa digunakan untuk shalat, maka hal tersebut boleh untuk melaksanakan shalat (blh / sah shalat idul ftri d lapangan, mk sah pula mlkukan shalat fardu dsitu) Mengutamakan orang lain pada urusan ibadah adalah makruh dan dalam urusan selainnya disenangi makruh jk mendahulukan org lain dlm mslah ibadah. Akan ttp, tdk jd mslh jk mndahlukan org lain dlm hal duniawi / mslh sosial di masy (ngalah di sshaf g blh, antrian duluin orang tua - bagus) Keutamaan yang dikaitkan dengan ibadah sendiri adalah lebih utama daripada yang dikaitkan dengan tempatnya ada keterkaitan antr perb ibadah sseorang dg tempat & antara beribadah sendirian dg berjamaah (shalat sendirian di lingkungan kabah a/ lebih utama drpd di luar lingk ka’bah, namun apabila shalat di luar kabah scr berjamaah mk lebih utama dibandingkan dg shalat di lingkungan kabah tp sendirian. Bumi ini seluruhnya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi dmn saja kita brd asalkan bersih dr najis mk kita blh melakukan shalat krn semuanya dianggap mesjid kec d kuburan & kamar mandi

Upload: liskadamiati

Post on 07-Dec-2014

153 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Presentasi Ushul Fiqh

DEFINISI KAIDAH USHUL FIQHKaidah bahasa arab al-asas (dasar) yg mnjadi dasar berdirinya sesuatu/pedomanUshul fiqh menurut istilah syara’:

"kumpulan kaidah2 & aneka pmbhsn yg dijadikan sebagai acuan dlm menetapkan hk syariat mengenai perb. man"

Kaidah ushul fiqh suatu perkala kulli (kaidah2 umum)yg dgnnya bs sampai pd pengambilan ksmpln hk dr dalil"nya yg trperinci

Jd org yg ingin mmahami dalil2 syariah (al quran & sunnah) dan mntapkan hk suatu kasus, mestilah tau dgn baik kaidah2 ushul fiqhSumber hk dan nilai” islam adalah al quran & sunnah, teks” al quran & hadis tsb hrs dpahami dan dgali kandungnnya menggunakan dsiplin ilmu khusus, yaitu ilmu ushul fiqh. Tnp ilmu ini tdk bs dgali mnghasilkan fiqh (hk islam), nah proses penggaliannya itu mnggunakan pedoman kaidah ushul fiqh

OBJEK KAIDAH USHUL FIQHobjek ushul fiqh Sumber hk (al quran & sunnah), metode penggalian hk dr smbernyaKaidah ushul dalil hk (ushul fiqh itu sndr), objek ushul lbh luas, kaidah - mngarah ke pmahaman thdp quran &

sunnah lbh akurat

KAIDAH TERKAIT IBADAHHk asal dlm ibadah a/ mnunggu & mngikuti tuntunan syariahDlm mlksnakan ibadah mahdah hrs ada dalil & ikut tuntunan dr quran / hadis, klo gak ya jd nggak sahSuci dari hadas tidak ada batas waktuApabila ssorg tlah suci dr hdas bsr/kcil, mk ia ttp suci smpai ia ykin batalnyaPercampuran dlm ibadah mewajibkan menyempurnakannyaYg dmaksud percmpuran adlh ada 2 mcm kemungkinan, yaitu menyempurnakan ibadah / berpindah kpd keringananCth: apabla sseorg udah niat puasa , kmudian di siang hari ia mndadak hrs pergi jauh, apa dia hrs mnylesaikan puasanya / batal? Brdsar kaidah d atas mk hrs dsmpurnkn puasanya. Kecuali jk menyulitkan prjalannannyaTidak bisa digunakan analogi (qiyas) dalam ibadah yang tidak bisa dipahami maksudnyaMaksudnya mmbtasi pnggunaan qiyas (logika). Sgl bntuk ibdah sbnarnya bs saja dpikirkan & dnalar krn illat (motif tmblnya hk) hk ibdh tsb dpt dktahui, nmun krn ada jg illat hk ibdh yg tdk bs dinalar. Dg dmkian mk ibadah ini g bs d qiyas shngga dtrima ap adanyaCth: shalat gerhana matahariTidaklah sah mendahulukan ibadah sebelum ada sebabnyabermaksud tidak bisa kita mendahulukan suatu ibadah sebelum tiba waktunya (shalat 5 wkt)Setiap tempat yang sah digunakan untuk shalat sunnah secara mutlak, sah pula digunakan shalat fardhuSelama tempat tsb bersih dan bisa digunakan untuk shalat, maka hal tersebut boleh untuk melaksanakan shalat (blh / sah shalat idul ftri d lapangan, mk sah pula mlkukan shalat fardu dsitu)Mengutamakan orang lain pada urusan ibadah adalah makruh dan dalam urusan selainnya disenangimakruh jk mendahulukan org lain dlm mslah ibadah. Akan ttp, tdk jd mslh jk mndahlukan org lain dlm hal duniawi / mslh sosial di masy (ngalah di sshaf g blh, antrian duluin orang tua - bagus)Keutamaan yang dikaitkan dengan ibadah sendiri adalah lebih utama daripada yang dikaitkan dengan tempatnyaada keterkaitan antr perb ibadah sseorang dg tempat & antara beribadah sendirian dg berjamaah (shalat sendirian di lingkungan kabah a/ lebih utama drpd di luar lingk ka’bah, namun apabila shalat di luar kabah scr berjamaah mk lebih utama dibandingkan dg shalat di lingkungan kabah tp sendirian. Bumi ini seluruhnya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandidmn saja kita brd asalkan bersih dr najis mk kita blh melakukan shalat krn semuanya dianggap mesjid kec d kuburan & kamar mandiKekhawatiran membolehkan qhasar shalatJk dlm suatu keadaan yg mendesak, dibolehkan u/ melakukan qhasar shalat (naik armada bus, pas pemberhentian sebentar drpd tertinggal blh mengqasar)

PENERAPAN KAIDAH FIQHKehati-hatian dalam mnerapkan kaidahIni diperlukan agar antr mslh yg akan dpcahkan dg kaidh yg dgnkn bs tpat (pas). Olh krn itu mslh hrs dtliti dlu- Ruang lingkupnya, apa mslh bid ibadah, muamalah, munakahat?- Apkh mslh tsb brhub dg mslh prioritas? Dmn ada bnturan kpentingan?- Apakh mslh tsb ruang lingkupnya kcil/bsr?Meneliti mslh2 fiqh yg mrpkn kkecualian yg ad d luar kaidah fiqhStiap kaidah fiqh mmliki kkcualian, mkin luas ruang lingkp kaidah, mkin luas mslh msuk. Mk pnting u/ mengelompokkan kaidah brdsar perjnjangannya. Cth: apbl mslhnya di bid muamalah, mk cr dlu kaidah di bid itu, klo blm dtmukan, beralih ke kaidah asasiKesinambungan antara 1 kaidah dg kaidah lainnya

Page 2: Materi Presentasi Ushul Fiqh

Perlu jg dprhatikan keseimbangan antr satu kaidah yg dgnkan untuk mmchkan maslh dg kaidah lain yg lbh luas ruang lingkupnyaDg ini kita tau persis ketapatannya

 Kaidah ushuliyah yang berkaitan dengan amr yang menunjukkan kewajiban bagi mukallaf untuk mengamalkannya. Kaidah-kaidahnya adalahArtinya : “Asal dari perintah itu wajib”Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat : 43

  Kaidah kedua :Artinya : “Asal dari perintah itu hukumnya sunnat.”Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 60.

  Kaidah ushuliyah yang berhubungan dengan larangan (nahy)Artinya : “Asal dari larangan itu hukumnya haram.”Contohnya larangan membuat kerusakan di muka bumi dalam surat Al-Baqarah ayat 11.

  Kaidah yang menunjukkan pada umum yang melengkapi dan melingkupi semua yang khusus, misalnya kaidah :Artinya: “Keumuman itu yang dimaksudkan adalah lafazhnya.”Artinya: “Keumuman itu tidak dapat menggambarkan suatu hukum.”Artinya: “Al-‘Am itu umumnya bersifat menyeluruh, sedangkan lafazh umum yang mutlak hanya bersifat sebagian.”

  Kaidah yang berkaitan dengan khas atau khusus, misalnya :Artinya: “Sesungguhnya pengkhususan lafazh umum adalah diperbolehkan.”Artinya: “Sifat itu bagian dari pengkhususan.”

  Kaidah muthlaq dan muqayyad, misalnya:Artinya: “Mutlak itu dibawa ke muqayyad jika sebab dan hukumnya sama.”Artinya: “Mutlak itu dibawa ke muqayyad jika sebabnya berbeda.”

  Kaidah mujmal dan mubayyin, misalnya :Artinya: “Mengakhirkan penjelasan pada saat dibutuhkan itu tidak diperbolehkan.”Artinya: “Diperbolehkan mengakhirkan penjelasan pada saat dititahkan sesuatu.”

  Kaidah yang berkaitan dengan muradif dan musytarak, misalnya:Artinya: “Penggunaan musytarak pada yang dikehendaki ataupun beberapa maknanya itu diperbolehkan.”

  Kaidah yang berkaitan dengan manthuq (tersurat/tekstual) mafhum (tersirat/kontekstual). Misalnya kaidah :Artinya: “Semua mafhum mukhalafah dapat dijadikan hujjah, kecuali mafhum laqab.”

  Kaidah yang berhubungan dengan zhahir dan muawwal, misalnya:Artinya: “Masalah cabang dapat dimasuki takwil secara ittifaq.”

  Kaidah yang berhubungan dengan nasikh-mansukh, misalnya:

Artinya: “Dalil qath’i tidak dapat dihapus dengan dalil zhanni.”Artinya : “Penghapusan tanpa adanya pengganti diperbolehkan.”Menurut beliau, selain kaidah lughawiyah, sebenarnya ada pula kaidah tasyri’iyah, tetapi acuan pokoknya

tetap kaidah bahasa. Kaidah yang kedua ini akan penulis jelaskan secara terpisah di makalah ini setelah pembahasan kaidah ushuliyah.

Adapun contoh-contoh qaidah ushuliyyah yang dipaparkan oleh prof. Dr. Rachmat Syafe’i,MA. adalah sebagai berikut:[9]

a.       Kaidah :Artinya: “Yang dipandang dasar (titik talak) adalah petunjuk umum dasar lafazh bukan sebab khusus (latar belakang kejadian).

Page 3: Materi Presentasi Ushul Fiqh

b.      Kaidah :Artinya : “Bila dalil yang menyuruh bergabung dengan dalil yang melarang maka didahulukan dalil yang melarang.”

c.       Kaidah :Artinya: “Makna implisit tidak dijadikan dasar bila bertentangan dengan makna eksplisit.”

d.      Kaidah :Artinya : “Lafazh nakirah dalam kalimat negatif (nafi) mengandung pengertian umum.”

e.       Kaidah نArtinya : “Petunjuk nash didahulukan daripada petunjuk zahir.”

f.       Kaidah :Artinya : “Petunjuk perintah (amr) menunjukan wajib.”

g.      Kaidah :Artinya : “Tidak dibenarkan berijtihad dalam masalah yang ada nash-nya.”

h.      Kaidah :Artinya : “Dalalah lafazh mutlak dibawa pada dalalah lafazh muqayyah.”

i.        Kaidah :Artinya : “Perintah terhadap sesuatu berarti larangan atas kebalikannya.      Metode Perolehan Kaidah Ushuliyah

Ulama Ushuliyah membagi metode perolehan kaidah ushuliyah dengan 3 bagian, yaitu metode mutakallimin dan

metode ahnaf, dan metode campuran. Masing-masing punya ciri-ciri tersendiri.

1)      Metode Mutakallimin

Metode mutakallimin sering disebut sebagai metode Syafi’iyah. Metode ini banyak dikembangkan oleh

golongan  mu’tazilah, asy’ariyah dan Imam Syafi’i sendiri. mereka menggunakan metode ini dengan cara

memproduksi kaidah-kaidah serta mengeluarkan qonun-qonun ushuliyah dari penggalian lafal-lafal serta uslub-

uslub bahasa Arab.

Kitab-kitab ushul yang banyak menggunakan metode mutakallimin adalah:

a)      Al-Mustashfa, karangan Imam al-Ghazali (w. 505 H).

b)      Al-Ahkam, karangan Abu Hasan al-Amidi (w. 613 H).

c)      Al-Minhaj, karanganp al-baidhawi (w. 685 H).

d)     Al-Mu’tamad, karangan Muhammad bin Ali al-Basri (Tokoh Mu’tazillah) .

e)      Al-Burhan, karangan Imam Haramain (w. 487 H).

f)        Al-Manshul, karangan Fakruddin ar-Razi.

2)      Metode Ahnaf

Metode ahnaf (hanafiyah) dicetuskan oleh Imam Abu Hanafiah dengan jalan mengadakan istiqra (induksi) terhadap

pendapat-pendapat Imam sebelumnya dan mengumpulkan pengertian makna dan batasan-batasan yang mereka

pergunakan sehingga metode ini mengambil konklusi darinya.

Kitab-kitab yang menggunakan metode Hanafiah adalah sebagai berikut:

a)      Al-Fushul fil Ushul, karangan Abu Bakar al-Hashash.

b)      Taqwimul Adillah, karangan al-Qodli Abu Zaid ad-Dabusi.

3)      Metode Campuran

Yaitu metode penggabungan antara metode Mutakallimin dan metodehanafiah, yakni dengan cara memperhatikan

kaidah-kaidah ushuliyah dan mengemukakan dali-dalil atas kaidah-kaidah tersebut.

Kitab yang mengikuti metode campuran antara lain:

a)      Badiun Nidhom, karangan al-Badzawi.

b)      Al-Ahkam, karangan Mudhoffaruddin al-Bagdadi al-Hanafi (w. 694 H).[11]D. CONTOH KAIDAH-KAIDAH USHULIYAH SERTA DASAR-DASARPENGAMBILANNYA            .1.  بـمـقـاصـده االمـور  (Segala sesuatu bergantung pada tujuannya)

Page 4: Materi Presentasi Ushul Fiqh

Contoh: kalau kita sholat kita pasti bertemu dengan yang namanya niat, kalau kita tidak bertemu dengan yang namanya niat berarti kita tidak pernah sholat.begitu juga dengan yang lainnya, seperti puasa, zakat, haji dll.  Kita pasti bertemu dengan yang namnya niat.Dasar kaidah ini para ulama mengambil dari ayat al-Qur’an yang berbunyi:

Artinya: ”Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat.”(QS. Ali-Imran: 145)

Syarat-syarat kaidah Ushuliyyah

1. Harus dalam bentuk yang singkat

2. Merupakan perkara yang sempurna

3. Maudu’nya (temanya) harus kulli bukan juz’I (umum)

4. Kaidah-kaidah ushul tersebut tidak bertentangan dengan syari’at dan maqosid syari’ah

5. Tidak bertentangan dengan kaidah lain (baik itu kaidah ushul ataupun kaidah fiqh) yang sebanding dengannya atau lebih kuat darinya.

6. Kaidah-kadiah ushul tersebut harus tegas dan tidak ragu-ragu

HUBUNGAN ANTARA KAIDAH-KAIDAH USHUL DENGAN USHUL FIQHKetika kita melihat defenis dari ushul fiqh dan kaidah-kaidah ushul, akan jelas sekali perbedaan atara keduanya. Tetapi meskipun demikian, keduanya tidak akan bisa dipisahkan karena ilmu kaidah-kaidah ushul merupakan bagian dari ilmu ushul fiqh. Hubungan antara keduanya adalah hubungan atara umum dan khusus (ilmu ushul fiqh lebih umum dari ilmu kaidah-kaidah ushul).Adapun perbedaan atara keduanya adalah sebagai berikut:

Mayoritas kaidah-kaidah ushul adalah nilai yang di ambil dari ushul fiqh (ushul fiqh jauh lebih luas pembahasannya daripada kaidah-kaidah ushul).

Perbedaan dalam segi maudu’ (tema). Tema kaidah-kaidah ushul adalah ushul fiqh itu sendiri adapun tema ushul fiqh adalah al- adillah al ijmaliayah min hautsu dobthi al fiqh.

Dari segi Tujuan. Tujuan dari kaidah-kaidah ushul adalah menyempurnakan ushul fiqh dengan cara menyempurnakan nilai-nilai ushul dengal lafaz yang singkat, dan mengembalikan nilai-nilai tersebut kepada nilai yang lebih umum yang menjadi kaidah buat kaidah tersebut.  Dengan demikian tujuan ilmu kaidah-kaidah ushul adalah ingin memberikan bentuk lain untuk ushul fiqh dalam bentuk kaidah yang lebih singkat dan sistematis. Adapun tujuan ushul fiqh adalah pencapaian nilai-nilai yang dapat menyempurnakan ijtihad dalam fiqh.

Dari segi histories (Apakah ushul fiqh muncul terlebih dahulu atau kaidah-kaidah ushul?)

Sahabat-sahabat Rasulullah, tabi’in dan yang mengikuti mereka sejak dahulu telah berijithad dengan memakai kaidah-kaidah ushul.  Kemudian pembahasan semakin luas hingga muncullah ilmu ushul fiqh. Demikian juga ilmu ushul fiqh semakin luas hingga di butuhkan kaidah-kaidah singkat yang dapat dengan mudah diterapkan oleh seorang mujtahid, dan inilah yang menjadi tonggak munculnya ilmu kaidah-kaidah ushul. Dengan demikian kaidah-kaidah ushul lebih dahulu muncul dari ilmu ushul fiqh, dah ilmu ushul fiqh muncul sebelum munculnya ilmu kaidah-kaidah ushul.