materi penataan ruang dan bidang (1)

56
04/04/2012 1 fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id Prinsip-prinsip Sasaran Penataan Ruang dan Bidang Joni Hermana Jurusan Teknik Lingkungan Email: [email protected], hp: 08123029313 Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Program Pascasarjana Teknik Lingkungan fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id ISI PEMBAHASAN 1. KONSEP PENATAAN RUANG 2. SUMBERDAYA AIR 3. PELAYANAN JALAN 4. CIPTA KARYA

Upload: melly-fatmala

Post on 17-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nmnbjnxzjncjxzc

TRANSCRIPT

  • 04/04/2012

    1

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    Prinsip-prinsip Sasaran Penataan Ruang dan

    Bidang Joni Hermana

    Jurusan Teknik LingkunganEmail: [email protected], hp: 08123029313

    Magister Teknik Sanitasi LingkunganProgram Pascasarjana Teknik Lingkungan

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    ISI PEMBAHASAN

    1. KONSEP PENATAAN RUANG

    2. SUMBERDAYA AIR

    3. PELAYANAN JALAN

    4. CIPTA KARYA

  • 04/04/2012

    2

    Sumber Pustaka:

    1. Sebagian besar materi ini berasal dari Materi Presentasi Para Staf Ahli Menteri PU (SAMPU), Kementerian Pekerjaan Umum, 2011 dan 2012

    2. Berbagai Sumber dan Literatur sebagai tambahan.

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    Konsep Penataan Ruang

  • 04/04/2012

    3

  • 04/04/2012

    4

  • 04/04/2012

    5

  • 04/04/2012

    6

  • 04/04/2012

    7

  • 04/04/2012

    8

  • 04/04/2012

    9

  • 04/04/2012

    10

  • 04/04/2012

    11

  • 04/04/2012

    12

  • 04/04/2012

    13

  • 04/04/2012

    14

  • 04/04/2012

    15

  • 04/04/2012

    16

  • 04/04/2012

    17

  • 04/04/2012

    18

  • 04/04/2012

    19

  • 04/04/2012

    20

  • 04/04/2012

    21

  • 04/04/2012

    22

  • 04/04/2012

    23

  • 04/04/2012

    24

  • 04/04/2012

    25

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    Sumberdaya Air

  • 04/04/2012

    26

  • 04/04/2012

    27

    Air sangat diperlukan, baik untuk keperluan irigasi guna mendukungproduksi pangan, maupun untuk keperluan domestic, perkotaan(munici-pality) dan industri. Akibat kecilnya volume/debit air padamusim kemarau, terjadilah krisis air yang dapat memicu konflik antarpemakai air (water users), dan terjadinya pencemaran air sungaikhususnya di kawasan perkotaan, serta menurunnya produksi tanamanpangan.

    Beberapa kendala dan tantangan yang harus dihadapi dalam pengelola-an SDA pada saat ini, antara lain :

    - Faktor perubahan iklim global (global climate change)

    - Pertambahan penduduk

    - Ketersediaan dan kinerja infrastruktur SDA

    - Kelembagaan pengelolaan SDA

    - Perilaku masyarakat pengguna SDA

    - Kerusakan DAS

    - Peraturan perundang-undangan

  • 04/04/2012

    28

    HYDROLOGIC CYCLE

    3

  • 04/04/2012

    29

  • 04/04/2012

    30

  • 04/04/2012

    31

  • 04/04/2012

    32

  • 04/04/2012

    33

    Pengelolaan SDA diatur dengan UU No. 7/2004, tentang Sumber DayaAir, menggantikan UU No. 11/1974, tentang Pengairan. Perubahan UUini sangat diperlukan untuk merespons dinamika permasalahn SDAdan perubahan paradigma dalam tata kelola pemerintahan (GoodGovernance).

    Kerangka Pikir UU No. 7/2004 memuat landasan hukum, visi-misi,azas dan tujuan pengelolaan SDA.

    NEGARA : - Menguasai SDA dan dipergunakan untuk sebesar-besarkemakmuran rakyat.

    - Menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagikebutuhan pokok minimalsehari-hari guna memenuhikehidupan yang sehat, bersih dan produktif.

    - Mengakui hak ulayat masyarakat hukum adat atas SDA, sepanjang tidak bertentangan dengan UU dankepentingan nasional.

    - Menentukan hak guna air, yang terdiri dari hak gunapakai air dan hak guna usaha air.

    PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (SDA)

  • 04/04/2012

    34

    KERANGKA PIKIR UU 7/2004

    VISI PENGELOLAAN SDATerwujudnya kemanfaatan SDA ygberkelanjutan untuk sebesar-besar

    kemakmuran rakyat

    LIMA MISI PENGELOLAAN SDA1. KONSERVASI sumber daya air.2. PENDAYAGUNAAN sumber daya air.3. PENGENDALIAN daya rusak air.4. PEMBERDAYAAN dan peningkatan

    peran masyarakat, dunia usaha, danpemerintah.

    5. Peningkatan ketersediaan danketerbukaan data serta INFORMASI SDA

    UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)

    TUJUH ASAS PENGELOLAAN SDA:Kelestarian, Keseimbangan,

    Kemanfaatan Umum, Keterpaduan dan keserasian, Keadilan,

    Kemandirian, Transparansi dan akuntabilitas

    Pola pengelolaan SDA adalah kerangka dasar dalam merencanakan,melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi SDA,pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air.

    Wilayah Sungai adalah kesatuan wialyah pengelolaan SDA dalam satuDAS atau lebih, dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya 2000 Km.

    WS merupakan ekosistem SDA yang bersifat kompleks dan umumnyatidak sejalan dengan batas-batas administrasi pemerintahanb, sehinggapengelolaan SDA harus dilaksanakan secara holistic, terpadu, adil danberkelanjutan dengan prinsip one river-one plan, one river-oneintegrated management.

    SDA dikelola secara menyeluruh, terpadu (holistic) dan berwawasan LHdengan tujuan mewujudkan kemanfaatan SDA yang berkelanjutan untuksebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk itu, disusun Pola PengelolaanSDA dengan pendekatan wilayah sungai secara terpadu antara airpermukaan dan air tanah (conjunctive management).

    PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

    (Pendekatan Holistik)

  • 04/04/2012

    35

    Batas WS

    DAS A

    DAS BDAS C

    DAS D

    Batas DAS A dan DAS B

    ILUSTRASI WILAYAH SUNGAI

    (River Basin Territory)

    Sistem Interkoneksi antar DAS

    Sistem Interkoneksi antar DAS

    LINGKUP PENGELOLAAN SDA

    U p a y a

    Merencanakan Melaksanakan Memantau Mengevaluasi

    P e n y e l e n g g a r a a n

    Konservasi SDA:

    1. Perlindungan dan

    pelestarian SA

    2. Pengawetan air

    3. Pengelolaan kualitas

    air dan pengendalian

    pencemaran air

    Pendayagunaan SDA:

    1. Penatagunaan

    2. Penyediaan

    3. Penggunaan

    4. Pengembangan

    5. Pengusahaan

    Pengendalian Daya

    Rusak Air:

    1. Pencegahan

    2. Penanggulangan

    3. Pemulihan

    Menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi SDA

    Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan dg mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan

    masy secara adil

    Mencegah, menanggulangi, dan memulihkan akibat kerusakan kualitas lingk. yg diakibatkan oleh daya rusak air

    TUJU

    AN

    :

  • 04/04/2012

    36

    Karena pengelolaan SDA mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintaswilayah yang memerlukan keterpaduan tindak, untuk menjaga kelangsung-an fungsi dan manfaat SDA, dibentuk forum koordinasi dalam berbagaitingkatan sbb :(a) Dewan Sumber Daya Air Nasional

    (b) Dewan Sumber Daya Air Provinsi

    (c) Dewan Sumber Daya Air Kabupaten/Kota

    (d) Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai

    Dalam rangka penerapan tata kelola pemerintah yang baik (GoodGovernance), masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk ber-peran dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadappengelolaan SDA.

    Wewenang dan tanggung jawab pengelolaan SDA dibagi menjadi 3 tingkatan, sbb :(a) Pemerintah: WS lintas sungai, WS lintas negara, WS strategis nasional

    (b) Pemerintah Provinsi : WS lintas kabupaten/kota

    (c) Pemerintah Kabupaten/Kota : WS dalam satu kabupaten/kota

    LINGKUP PENGELOLAAN SDA

    Air merupakan sumber daya alam mengalir (flowing resources) yang ter-barukan (renewable), keberadaannya terbatasi oleh waktu, ruang, jum-lah dan mutu, mengikuti fenomena alam yang disebut siklus hidrologi.

    Bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan terutama disebabkan olehkerusakan daerah aliran sungai (DAS).

    Faktor curah hujan yang tinggi akibat perubahan iklim global (globalclimate change) sering memicu terjadinya banjir bandang dan tanahlongsor.

    Pada musim kemarau, dampak perubahan iklim global ditandai olehsedikitnya curah hujan yang turun, sehingga volume/debit air di sungai-sungai sangat kecil, mengakibatkan terjadinya kekeringan.

    PENDAHULUAN

    VALUE OFFERING

    DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

  • 04/04/2012

    37

    HUBUNGAN STAKEHOLDERS PENGELOLAAN SDA

    REGULATOR DEVELOPER

    OPERATORUSER danPemerhati

    WADAH KOORDINASI

    MenteriGubernurBupatiWalikotaLembagaLegislatif

    Pemerintah/ swasta/ masyarakat

    Users : PertanianPerkotaanEnergiIndustriPerkebunKonservasiMasy Adat

    Pemerhati : PakarSDALSM

    UPT SDA PJT.

    Value Offering dalam pengelolaan SDA :(1) Pengelolaan SDA scr holistic berbasis wilayah sungai

    (2) Keseimbangan antara konservasi dan pendayagunaan

    (3) Kemanfaatan SDA yang berkelanjutan

    (4) Perlindungan hak dasar masyarakat atas air

    (5) Adil, demokratis, transparan dan akuntabel

    Values tersebut merupakan PARADIGMA UU NO.7/2004

    KESIMPULAN PENGELOLAAN SDA

  • 04/04/2012

    38

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    Penyelenggaraan Jalan

    STAF AHLI MENTERI V KEMENTERIAN PUMakassar, 26 Maret 2012Medan, 11 Mei 2011

    Poernarachman H.

    STAKEHOLDERS LLAJ

    4/4/2012 76SUMBER UU NO. 22/2009 TTG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN

    STRATEGI PENYELENGGARA JALAN

  • 04/04/2012

    39

    INFRASTRUKTUR JALAN (1)

    A.DERIVASI KEEMPAT1. TATA RUANG

    2. SISTIM LOGISTIK

    3. SISTIM TRANSPORTASI

    4. INFRASTRUKTUR JALAN

    INFRASTRUKTUR JALAN (2)

    B. OUTCOME LINTAS SEKTOR (NETWORK THINKING)

    1. PEKERJAAN UMUM

    2. PERHUBUNGAN

    3. KEPOLISIAN

    4. PERINDUSTRIAN

    5. PERDAGANGAN

    6. BPPT

    7. PEMERINTAH DAERAH

    8. PENGUSAHA LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN

    9. MASYARAKAT

  • 04/04/2012

    40

    INDIKATOR KINERJA UTAMA

    1. TINGKAT KEMANTAPAN JALAN

    2. TINGKAT FASILITASI PENYELENGGARAAN JALAN DAERAH MENUJU 60% KONDISI MANTAP

    3. TINGKAT PENGGUNAAN JALAN NASIONAL

    4. PANJANG PENINGKATAN STRUKTUR/PELEBARAN JALAN

    5. PANJANG JALAN BARU YANG DIBANGUN

    NILAI

    NILAI DALAM PROSES PERENCANAAN STRATEGIS

  • 04/04/2012

    41

    PENAWARAN NILAIIKU PELAYANAN

    PENYELENGGARA JALAN

    PELAYANAN PUBLIK

    PENERAPAN STANDAR

    PELAYANAN JALAN MANTAP

    JALAN MANTAPPRESERVASI

    JALAN TERUKUR

    PENAMBALAN LOBANG JALAN

    TERUKUR

    PENYUSUNAN IKU

    JALAN DI PANTURA SELALU DALAM KONDISI MANTAP

  • 04/04/2012

    42

    STANDAR PELAYANAN P-an J

    1. IKU TINGKAT KEMANTAPAN JALAN:a. Standar Pelayanan Jalan Mantap

    b. Target Kinerja Jalan Mantap

    c. Penerapan Standar Pelayanan Jalan Mantap

    2. IKU FASILITASI JALAN DAERAH MENUJU 60% JALAN MANTAP:a. Standar Fasilitasi Jalan Daerah

    b. Target Kinerja Pelayanan Jalan Daerah

    c. Penerapan Standar Pelayanan Jalan Daerah

    3. IKU PEMBANGUNAN JALAN BARU (JALAN TOL):a. Standar Jaminan Investasi

    b. Target Kinerja Jaminan Investasi

    c. Penerapan Standar Jaminan Investasi

    PERSOALAN JALAN TOL DAN PERUMUSAN NILAI-NILAI

    INVESTASINYA

  • 04/04/2012

    43

    PERSOALAN INVESTASI JALAN TOL

    TAHUN 1978-2011: PANJANG JALAN TOL 738 KM ATAU KEMAMPUAN MEMBANGUN 22,4 KM/TAHUN

    JASA MARGA 531 KM (72%), + 400 KM DIBANGUN KEMENTERIAN PU/BINA MARGA ( 1974-1990) SEBAGAI PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KE JASA MARGA

    BADAN USAHA JALAN TOL LAIN 237 KM (28%)

    RENCANA 2005-2009:1.697 KM REALISASI 43 KM

    RENCANA 2010-2014: 800 KM REALISASI SD SAAT INI + 40 KM

    24 RUAS TOL DIEVALUASI, AKAN DIADENDUM PPJT-NYA, BIAYA INVESTASI 2006 MASIH + RP. 74 TRILYUN AKAN MENJADI + RP. 111 TRILYUN TAHUN INI, KARENA LAMBAT DIBANGUN (karena pembebasan lahan) DALAM KURUN WAKTU 5 TAHUN BIAYA INVESTASI BERTAMBAH + RP 37 TRILYUN ( 50%)

    RENCANA JALAN TOL CIKAMPEK-PALIMANAN

  • 04/04/2012

    44

    RENCANA JALAN TOL CIKAMPEK-PALIMANAN

    PERUMUSAN NILAI MISI KE 2 & IKU TERKAIT

    Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebashambatan antar-perkotaan dan di kawasanperkotaan yang memiliki intensitas pergerakanlogistik tinggi yang menghubungkan dan melayanipusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional

    Mewujudkan jaringan Jalan Nasional BebasHambatan, berarti mengoptimalkan semua sumberdaya untuk keberhasilan program pembangunanjalan tol 2010-2014.

    A.L. SUMBER DAYA INTANGIBLE UTAMA ADALAH TATA NILAI PENGUSAHAAN JALAN TOL

  • 04/04/2012

    45

    Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional

    MISI

    IKU

    JAMINAN INVESTASI

    5) PEMBANGUNAN JALAN TOL 800 KM SELAMA TAHUN 2010-2014

  • 04/04/2012

    46

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id

    Bidang Cipta Karya

    Makassar, 26 Maret 2012

    Ir. Setia Budhy Algamar, MURPStaf Ahli Menteri PU Bidang Ekonomi dan Investasi

    1

    A. UMUM1. Proporsi penduduk perkotaan yang bertambah Arus urbanisasi perkotaan mengalami peningkatan yang amat

    tajam. Saat ini penduduk perkotaan mencapai 50% dari total

    penduduk nasional. Diperkirakan pada tahun 2025 nanti 68,3 persen penduduk

    indonesia akan mendiami kawasan perkotaan.

    2. Angka kemiskinan perkotaan yang masih tinggi Angka kemiskinan penduduk perkotaan mengalami kenaikan

    relatif tinggi akibat krisis finansial lokal dan global Saat ini sekitar 18% atau 21,25 juta jiwa penduduk Indonesia

    tinggal di kawasan kumuh yang terletak di kawasan perkotaan dengan luas mencapai sekitar 54.000 Hektar

  • 04/04/2012

    47

    1

    A. UMUM3. Kota sebagai engine of growth Kota-kota besar dan menengah yang berjumlah 37 kota,

    atau 9% dari total jumlah daerah, mempunyai sumbangan 40% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

    Sedangkan bila dipisahkan kota-kota besar saja, yang hanya berjumlah 14 kota saja, atau hanya 3,4% dari total jumlah daerah, mampu menyumbang 30% dari total PDB nasional

    1

    A. UMUM4. Desentralisasi

    Persebaran kota di indonesia saat ini lebih banyak terpusat di pulau Jawa Di satu sisi, desentralisasi berhasil membawa pemerintah daerah dalam

    nuansa kompetisi yang kondusif untuk mendorong pembangunanperkotaan di masing-masing daerah.

    Di sisi lain, pembangunan yang ekspansif dan tidak terencana justrumembahayakan daya dukung kota, terutama di kota besar danmetropolitan

    5. Kerusakan lingkungan hidup Meningkatnya penggunaan ruang dan sumber daya alam di permukaan, di

    bawah dan di atas tanah kawasan perkotaan yang tidak terkendali

    6. Daya saing kota dan demokratisasi Di era globalisasi saat ini, kota-kota di Indonesia tidak hanya harus

    bersaing dengan kota di dalam negeri semata Bentuk persaingan pun bergeser dari comparative advantage menuju ke

    era competitive advantage

  • 04/04/2012

    48

    1

    A. UMUM7. Perubahan Iklim dan Bencana Alam

    Meningkatnya temperatur rata-rata bumi dan meningkatnyapermukaan air laut mengancam bahaya banjir. Posisi Indonesia yang berada di kawasan ring of fire

    memerlukan perencanaan permukiman yang terarah danberkelanjutan

    8. Modal Sosial Penduduk dan kekayaan bangsa merupakan potensi modal

    sosial Jika aspek modal sosial tidak diperhitungkan, maka investasi

    yang dilakukan tidak mendorong peningkatan kesejahteraan

    1

    1. Pengembangan Permukiman Masih luasnya kawasan kumuh, Masih terbatasnya Prasarana Sarana Dasar pada Daerah Tertinggal,

    Pulau Kecil, Daerah Terpencil, dan Kawasan Perbatasan Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

    1) Penataan Lingkungan Permukimana. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi

    kebakaranb. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL

    untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalampenyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman

    c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatanekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage

    d. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkunganpermukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggarandaerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangkapemenuhan Standar Pelayanan Minimal.

    2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

  • 04/04/2012

    49

    2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negaraa. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi

    efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan RumahNegara

    b. Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metro, besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia

    c. Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan denganpengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan)

    3) Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijaua. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,

    sarana olah raga

    4) Kapasitas Kelembagaan Daeraha. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam

    pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan

    b. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan danpeningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi

    c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunangedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan

    3. Air Minum

    1) Kelembagaan dan peraturan perundangana. Masih rendahnya kapasitas SDM maupun kelembagaan

    penyelenggara air minum di daerah.b. Mindset penyelenggaraan, tugas, dan kewenangan dalam

    pelayanan air minum masih harus dirubah.c. Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait

    penyelenggaraan SPAM sehingga peran pembinaanpengembangan SPAM menjadi sangat lemah.

    d. Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan olehpenyelenggara SPAM (PDAM), termasuk rekruitmen SDM belum terpadu dengan program pengembangan SDM Penyelenggara SPAM.

    e. Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kotamendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.

  • 04/04/2012

    50

    3. Air Minum

    2) Terbatasnya pendanaana. Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam

    masalah pendanaan untuk pengembangan, maupunoperasional dan pemeliharaan yang diantaranyadisebabkan oleh masih rendahnya tarif dan masih tingginyabeban utang.

    b. Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebihtergantung dari pinjaman luar negeri daripadamengembangkan alternatif pendanaan dalam negeri.

    c. Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerahdalam pengembangan SPAM masih rendah.

    3. Air Minum

    3) Menurunnya kuantitas air baku

    a. Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakinterbatas akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik.

    b. Kualitas sumber air baku semakin menurun akibatmeningkatnya aktivitas dan kegiatan masyarakat dan industritidak disertai dengan perlindungan terhadap lingkungan.

    c. Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku dibeberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi sehingga pemanfaatan air baku yang lintaswilayah seringkali menimbulkan konflik.

    d. Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehinggamenimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna

  • 04/04/2012

    51

    3. Air Minum

    4) Masih rendahnya cakupan dan kualitas pelayanan

    a. Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan berkisar antara10%-50% dengan kehilangan rata-rata sekitar 37% pada tahun2004 dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnyamasih rendah.

    b. Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untukmasyarakat menengah ke atas di perkotaan, sementarapelayanan air minum untuk masyarakat miskin selain belummemadai, juga harus membayar lebih mahal

    5) Masih rendahnya partisipasi masyarakat dan dunia usahadalam penyelenggaraan air minum

    1. Infrastruktur ke-PU-an dipandang sebagai aset nasional

    2. Penyediaan infrastruktur ke-PU-an berorientasikepuasan pengguna berbasis kualitas, tidak lagicukup hanya untuk memenuhi SPM

    3. Pengembangan infrastruktur ke-PU-an mengutamakan pembangunan berkelanjutan

    4. Saat ini s.d. ke depan harus dilaksanakan proses reformasi yang berjenjang dan bertahap

    IDENTIFIKASI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR KE-PU-AN

  • 04/04/2012

    52

    Merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Departemen PekerjaanUmum pada tahun 2025, dimana infrastruktur bidang pekerjaan umum danpermukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis sesuaiperkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiringdengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.

    Infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang Andal merupakancerminan dari tingkat ketersediaan dan pelayanan bidang pekerjaan umum danpermukiman dalam pengertian:

    1. Kondisi dan fungsi prasarana jaringan irigasi yang dapat memberikanpelayanan irigasi secara optimal serta kondisi/keadaan air irigasi yang dapattersedia dalam jumlah, waktu, tempat dan mutu sesuai dengan kebutuhantanaman untuk mendukung produktivitas usaha tani secara maksimal.

    2. Pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimal, yang meliputiaspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan,keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata.

    Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukimanyang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025

    3. Pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yaitupenyediaan air minum yang memenuhi standar baku mutu dan kesehatan manusiadan dalam jumlah yang memadai serta jaminan pengaliran 24 jam per hari.

    4. Pelayanan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dan menggunakan metode yangramah lingkungan serta sesuai standar teknis.

    5. Bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanandan kemudahan.

    6. Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan semua infrastruktur PU danpermukiman yang andal tersebut berbasis penataan ruang.

    7. Jasa konstruksi nasional yang berdaya saing dan mampu menyelenggarakan pekerjaankonstruksi secara lebih efisien dan efektif.

    Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan infrastrukturbidang pekerjaan umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan.Sehingga tercipta kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yangmencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera.

    Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukimanyang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025

  • 04/04/2012

    53

    VISI JANGKA PANJANG DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaanyang layak, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan

    M I S I

    1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur permukiman diperkotaan dan perdesaan untuk mewujudkan permukimanyang layak, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif,berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pengembanganwilayah.

    2. Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitaspemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalampenyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukimantermasuk pengembangan sistem pembiayaan dan polainvestasinya.

    VISI JANGKA PANJANG DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

    Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaanyang layak, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan

    M I S I

    3. Melaksanakan pembinaan dalam penataan kawasan sertapengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yangmemenuhi standar keandalan bangunan gedung.

    4. Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasankumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar, dan daerah tertinggal termasuk penyediaanair minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

    5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektifdan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip-prinsipgood governance.

  • 04/04/2012

    54

    LINGKUP KEGIATAN BIDANG CIPTA KARYA

    NON FISIK :1. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dalam Pengembangan

    Permukiman.

    2. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dalam penataan Bangunandan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara

    3. Pengaturan, Pembinaan Pengawasan dalam Pengelolaan Sanitasidan Persampahan

    4. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan SistemPenyediaan Air Minum

    FISIK : Penyelenggaraan Pembangunan Lingkungan Permukiman,Bangunan Gedung, Infrastruktur Sanitasi dan Persampahan danSistem Penyediaan Air Minum

    Sesuai target

    Naik perlahan

    (Indikator)84,0%87,7%Proporsi kepastian kepemilikan lahan

    32

    Memperbaiki kehidupan penduduk miskin yang hidup di permukiman kumuh pada 202011

    Telah tercapai

    Kualitas kurang baik

    59,6%60,0%-Rumah tangga di perdesaan

    31b

    Telah tercapai

    Kualitas kurang baik

    78,8%81,8%-Rumah tangga di perkotaan

    31a

    Telah tercapai

    -65,5%68%30,9%Sanitasi yang baik31

    Sesuai target

    Banyak kemajuan

    65,5%52,1%-Sumber air terlindungi Perdesaan

    30d

    Telah tercapai

    -76,1%87,6%-Sumber air terlindungi - Perkotaan

    30c

    Perlu usaha keras

    Naik perlahan

    52,8%9,0%-Air minum perpipaan desa

    30b

    Perlu usaha keras

    Terus menurun

    67,7%30,8%-Air minum perpipaan kota

    30a

    Sesuai target

    Naik dengan stabil

    67%52,1%38,2%Proporsi penduduk terhadap air bersih

    30

    Target: Menurunkan hingga separuhnya proporsi pernduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015

    10

    StatusCatatanTargetSaat Ini

    (2007/2008)1990IndikatorNo.

    Sumber : UNDP, 2007

  • 04/04/2012

    55

    KARAKTERISTIK UTAMA KEGIATAN/PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

    Pembangunan bidang cipta karya merupakan tanggungjawab pemerintah daerah (kabupaten/kota)

    Bantuan pemerintah pusat bersifat stimulan sebagaipengungkit, artinya kerjasama dengan pemerintah daerahsangat diperlukan

    Mengutamakan kerjasama dan komunikasi antarstakeholders

    Sesuai dengan dan memenuhi kebutuhan masyarakat

    Contoh :

    PROSES PENGANGGARAN

    PERLU ADA RPJM UNTUK KESEPAKATAN ANGGARAN

    Matriks Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Sub-Bidang keDepan

    Penyelenggaraan TugasTugas

    Fungsi Pengaturan Pembinaan Pembangunan Pengawasan

    Operator

    Regulator

    Fasilitator

    13

  • 04/04/2012

    56

    111

    TUGAS

    PEMERINTAH

    PENYELENGGARAAN TUGAS

    PENGATURAN PEMBINAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN

    PUSAT

    Menyiapkan

    perangkat

    NSPK yang

    berlaku secara

    nasional

    Melakukan

    pembinaan

    kepada provinsi

    dan kab/kota

    Melakukan

    pengawasan

    kepada provinsi

    dan kab/kota

    Melakukan

    pembangunan

    daerah sebagai

    stimulan

    PROVINSI

    Menjabarkan

    NSPK

    Nasional

    menjadi Perda

    provinsi

    Melakukan

    pembinaan

    kepada

    kab/kota

    Melakukan

    pengawasan

    kepada

    kab/kota

    Melakukan

    pembangunan

    bersama

    dengan

    kab/kota

    KOTA/KAB.

    Menjabarkan

    NSPK

    Nasional

    menjadi Perda

    kab/kota

    Melakukan

    pembinaan

    terhadap

    pembangunan

    kota/kab

    Melakukan

    pengawasan

    terhadap

    kegiatan

    pembangunan

    kota/kab

    Melakukan

    pembangunan

    kab/kota

    Matriks Penyelenggaraan Tupoksi Bid. Permukiman

    20

    Terima kasih

    fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS surabayahttp://www.ftsp.its.ac.id