tata ruang pertanahan · penataan ruang. aspek penataan ruang di indonesia telah memiliki piranti...

4
TATA RUANG PERTANAHAN MEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN Peringatan Hari Tata Ruang yang jatuh pada 8 November.... halaman 3 Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia MUSRENBANG REGIONAL WILAYAH SULAWESI halaman 2 TALKSHOW TATA RUANG DI RRI PRO 3 FM halaman 4 RESENSI BUKU SEJARAH PENATAAN RUANG DI INDONESIA halaman 4 EDISI 11 / DESEMBER 2014 Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara merupakan esensi dari Nawacita pertama yang menjadi prioritas Presiden Jokowi. Salah satunya adalah membangun kedaulatan maritim dengan membentuk konsep Poros Maritim Dunia. Presiden Jokowi ingin mengembalikan kejayaan bahari Nusantara, menjaga stabilitas keamanan kawasan, serta membuka peluang kerja sama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat. Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudra, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa. Gagasan Indonesia membentuk Poros Maritim Dunia dinilai mendapat tanggapan positif. Ketertarikan itu ditunjukkan salah satunya oleh Jepang. Mereka ingin ikut membangun infrastrukturnya. Pada bulan November, disebutkan bahwa ada tiga desa perbatasan diklaim menjadi wilayah Malasyia. Hal ini tentu menjadi salah satu potensi masalah yang harus segera dituntaskan. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar menyatakan desa di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain menjadi sasaran prioritas pembangunan. Kabar lain yang mengemuka pada bulan ini yaitu pekerjaan perencanaan tata ruang di Indonesia harus bersertifikat perencana dari Ikatan Ahli Perencana (IAP) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Dengan demikian produk- produk rencana tata ruang di Indonesia berkualitas dan berintegritas sehingga dapat tercipta ruang hidup yang nyaman, aman dan produktif. Hal tersebut dibahas dalam dialog Menteri Agraria dan Tata Ruang dengan IAP di Jakarta, pada tanggal 20 November 2014. Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Ferry Mursyidan Baldan, menyampaikan kesiapan Kementerian ATR untuk bekerjasama dengan Badan Sertifikasi Perencana IAP untuk sertifikasi perencana dalam kegiatan perencanaan di wilayah Kementeriannya. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Ferry Mursyidan Baldan menyatakan bahwa Kementerian ATR ingin memastikan bahwa tanah dimanfaatkan sebesar- besarnya untuk rakyat. Untuk mendukung hal itu, pemerintah tidak akan ragu-ragu mencabut sertifikat tanah yang dipegang oleh siapa pun jika pemanfaatan lahannya justru merugikan masyarakat banyak. Pemerintah juga siap menghadapi berbagai langkah yang mungkin dilakukan pemegang hak sebelumnya, termasuk jika langkah hukum harus dilakukan. Pembentukan bank tanah kembali diwacanakan. Kebijakan ini akan diambil oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan lahan pembangunan infrastruktur pada 2015-2019. Untuk itu, kajian mendalam tentang jenis peruntukan infrastruktur dan mekanisme terus dilakukan. Bank tanah berkaitan dengan jaminan ketersediaan lahan pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah harus mengkaji secara mendalam luasan lahan yang dibutuhkan untuk setiap jenis infrastruktur. Selain itu, kebijakan bank tanah harus memiliki payung hukum, mekanisme distribusi/ pemanfaatan, dan mekanisme peruntukan yang jelas. (dari berbagai sumber) NEWSLETTER KILAS BALIK: DINAMIKA ISU TATA RUANG DAN PERTANAHAN REDAKSI: | Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan | | Tim Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan | Editor : Astri Yulianti, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Indra Ade Saputra dan Astri Yulianti | Ilustrasi Poros Maritim. Sumber: economy.okezone.com

Upload: lyhuong

Post on 07-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TATA RUANG PERTANAHAN · penataan ruang. Aspek penataan ruang di Indonesia telah memiliki piranti regulasi yang memadai dengan adanya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Ir. Oswar Mungkasa, selaku Direktur Tata Ruang dan Pertanahan (kiri), memimpin jalannya rapat pada sosialisasi

TATA RUANG PERTANAHANMEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN

Peringatan Hari Tata Ruang yang jatuh pada 8 November.... halaman 3

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

MUSRENBANG REGIONAL WILAYAH SULAWESIhalaman 2

TALKSHOW TATA RUANG DI RRI PRO 3 FMhalaman 4

RESENSI BUKUSEJARAH PENATAAN RUANG

DI INDONESIAhalaman 4

EDISI 11 / DESEMBER 2014

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara merupakan esensi dari Nawacita pertama yang menjadi prioritas Presiden Jokowi. Salah satunya adalah membangun kedaulatan maritim dengan membentuk konsep Poros Maritim Dunia. Presiden Jokowi ingin mengembalikan kejayaan bahari Nusantara, menjaga stabilitas keamanan kawasan, serta membuka peluang kerja sama regional dan internasional bagi kemakmuran rakyat. Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudra, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa.

Gagasan Indonesia membentuk Poros Maritim Dunia dinilai mendapat tanggapan positif. Ketertarikan itu ditunjukkan salah

satunya oleh Jepang. Mereka ingin ikut membangun infrastrukturnya.

Pada bulan November, disebutkan bahwa ada tiga desa perbatasan diklaim menjadi wilayah Malasyia. Hal ini tentu menjadi salah satu potensi masalah yang harus segera dituntaskan. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar menyatakan desa di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain menjadi sasaran prioritas pembangunan.

Kabar lain yang mengemuka pada bulan ini yaitu pekerjaan perencanaan tata ruang di Indonesia harus bersertifikat perencana dari Ikatan Ahli Perencana (IAP) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Dengan demikian produk-produk rencana tata ruang di Indonesia berkualitas dan berintegritas sehingga dapat tercipta ruang hidup yang nyaman, aman dan produktif. Hal tersebut dibahas dalam dialog Menteri Agraria dan Tata Ruang dengan IAP di Jakarta, pada tanggal 20 November 2014. Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Ferry Mursyidan Baldan, menyampaikan kesiapan Kementerian ATR untuk bekerjasama dengan Badan Sertifikasi Perencana IAP untuk sertifikasi perencana dalam kegiatan perencanaan di wilayah Kementeriannya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Ferry Mursyidan Baldan menyatakan bahwa Kementerian ATR ingin memastikan bahwa tanah dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk rakyat. Untuk mendukung hal itu, pemerintah tidak akan ragu-ragu mencabut sertifikat tanah yang dipegang oleh siapa pun jika pemanfaatan lahannya justru merugikan masyarakat banyak. Pemerintah juga siap menghadapi berbagai langkah yang mungkin dilakukan pemegang hak sebelumnya, termasuk jika langkah hukum harus dilakukan.

Pembentukan bank tanah kembali diwacanakan. Kebijakan ini akan diambil oleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan lahan pembangunan infrastruktur pada 2015-2019. Untuk itu, kajian mendalam tentang jenis peruntukan infrastruktur dan mekanisme terus dilakukan. Bank tanah berkaitan dengan jaminan ketersediaan lahan pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah harus mengkaji secara mendalam luasan lahan yang dibutuhkan untuk setiap jenis infrastruktur. Selain itu, kebijakan bank tanah harus memiliki payung hukum, mekanisme distribusi/pemanfaatan, dan mekanisme peruntukan yang jelas. (dari berbagai sumber)

NEWSLETTER

KILAS BALIK: DINAMIKA ISU TATA RUANG DAN PERTANAHAN

REDAKSI:| Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan |

| Tim Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan | Editor : Astri Yulianti, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Indra Ade Saputra dan Astri Yulianti |

Ilustrasi Poros Maritim. Sumber: economy.okezone.com

Page 2: TATA RUANG PERTANAHAN · penataan ruang. Aspek penataan ruang di Indonesia telah memiliki piranti regulasi yang memadai dengan adanya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Ir. Oswar Mungkasa, selaku Direktur Tata Ruang dan Pertanahan (kiri), memimpin jalannya rapat pada sosialisasi konsep Geopark, di Bappenas, (12/11). Sumber: Dokumentasi TRP

Musrenbang Regional Wilayah Sulawesi

Geopark dan Tata Ruang

Jakarta [12/11]. Badan Geologi, Kementerian ESDM mensosialisasikan konsep Geopark di dalam forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN). Konsep ini menjadi salah satu usulan pengembangan pemanfaatan ruang di dalam penataan ruang nasional. Melalui rapat ini diharapkan seluruh anggota BKPRN memahami lebih dalam konsep geopark dan mampu menyikapi usulan pemanfaatan ruang yang semakin beragam. Narasumber yang dihadirkan, yaitu Penyelidik Bumi Utama, Badan Geologi, Oki Oktariadi, dan dihadiri oleh seluruh anggota BKPRN.

Oki menyampaikan bahwa Geopark adalah sebuah daerah dengan batas yang sudah ditetapkan dengan jelas dan memiliki kawasan permukaan

Palu, (6/12). Dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Regional guna memperoleh masukan dalam rangka penyempurnaan rancangan awal Rancangan RPJMN 2015 -2019.

Penyelenggaraan kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional RPJMN 2015 - 2019 di Tahun 2014 terbagi dalam beberapa wilayah yaitu Wilayah Jawa - Bali serta Kepulauan Nusa Tenggara, Wilayah Kalimantan, Wilayah Sulawesi, Wilayah Kepulauan Maluku dan Papua.

Pelaksanaan Musrenbang Regional RPJMN 2015 - 2019 yang pertama dilaksanakan di ruang Nagana, Kantor Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah, (6/12). Acara dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago; Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggolah; serta para pejabat eselon I dan II Kementerian PPN/Bappenas, perwakilan pejabat dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Kelautan dan Perikanan dan para narasumber dari universitas Hasanuddin, Universitas Gorontalo, Universitas Haluoleo, dan Universitas Palu.

Adapun peserta yang hadir berasal dari para pejabat di lingkungan Bappeda Provinsi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait dengan prioritas pembangunan. Selain itu hadir pula para Bupati dan Walikota di Provinsi Sulawesi Tengah, perwakilan Organisasi

Masyarakat Sipil, Asosiasi Pengusaha Daerah, Muspida, dan Tokoh Masyarakat setempat.

Acara terbagi dalam sesi pagi dan sesi siang. Secara umum, sesi pagi dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan Laporan penyelenggaraan Musrenbang Regional Rancangan RPJMN 2015 - 2019 yang disampaikan oleh Bapak Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas, Dr.Ir. Imron Bulkin. Selanjutnya, Gubernur Sulawesi Tengah memberikan sambutan selamat datang. Berikutnya, diselenggarakan dialog Menteri PPN/Kepala Bapenas dengan seluruh peserta dan terakhir dilakukan konferensi pers dengan para wartawan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago, berharap Wilayah Sulawesi dapat meningkatkan kualitas pembangunannya serta menjadi lokomotif untuk pengembangan wilayah timur Indonesia. Prioritas pembangunan wilayah Sulawesi terutama menekankan pada pembangunan pangan dan pertanian yang dapat menjadi pemasok dan penopang pangan nasional. Sejalan dengan visi misi Presiden, maka pembangunan kemaritiman perlu diperhaitkan. Dengan kondisi alam yang sangat baik, industri kreatif dan pariwisata memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Lebih lanjut, dalam perspektif kewilayahan, percepatan kemajuan di perdesaan sudah menjadi komitmen bersama. [SY/GP]

yang cukup luas untuk pembangunan ekonomi lokal. Geopark tidak hanya berhubungan dengan keragaman geologi, tapi juga arkeologi dan sosial budaya masyarakat. Saat ini, Badan Geologi telah menginventarisasi 180 lokasi keragaman geologi, dan 36 lokasi di antaranya telah diverifikasi memiliki nilai warisan geologi (heritage).

Di Sumatera, terdapat kaldera danau Toba, lut tawar, granit Belitung, dan danau vulkanik Gunung Tujuh. Di Jawa, terdapat karst Sawarna, cuang taneuh Pangandaran, dan vulcano Krakatau. Di Kalimantan, terdapat delta Mahakam dan danau Sentalu. Di Bali – Nusa Tenggara, terdapat kaldera Batur dan gunung Rinjani. Di Sulawesi terdapat tower karst Maros dan danau Tondano,

dan di Maluku, Papua, terdapat Raja Ampat.

Pada kesempatan tersebut, Oki menyampaikan pula bahwa tujuan akhir dari pengembangan geopark bukan hanya memuliakan bumi dan menyejahterakan masyarakat, tapi juga menegakkan jati diri sebagai bangsa. Dengan adanya geopark diharapkan mampu menimbulkan kesadaran masyarakat akan lingkungannya, melakukan perlindungan, konservasi, hingga memberikan kesejahteraan pada masyarakat dan menimbulkan share value (tanggungjawab bersama dalam mengurus bumi). Dalam pengembangannya, geopark membutuhkan keterlibatan dari berbagai pemangku kepentingan.

Dari sisi tata ruang, jika geopark ini menyangkut kepentingan nasional, maka untuk penguatan perlu pengaturan di dalam RTRWN dan KSN di tingkat nasional. Untuk itu, materi geopark sebaiknya menjadi masukan penyempurnaan RTRWN yang sedang dalam revisi. Dalam operasionalisasinya perlu pengaturan di tingkat daerah, misal masuk sebagai Kawasan Strategis Provinsi dan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota. Namun dalam pelaksanaannya, tantangan yang akan dihadapi bukan dalam penetapan saja, tapi dalam pemanfaatannya. [GP]

POTRET KEGIATAN:

Para Pejabat Eselon I dan Eselon II Kementerian PPN/Bappenas berfoto bersama setelah kegiatan Musrenbang Regional wilayah Sulawesi selesai, di Palu. (6/12). Sumber: Dokumentasi TRP

2

Page 3: TATA RUANG PERTANAHAN · penataan ruang. Aspek penataan ruang di Indonesia telah memiliki piranti regulasi yang memadai dengan adanya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

HARI TATA RUANG NASIONAL 2014

Logo Peringatan Hari Tata Ruang Nasional 2014

Peringatan Hari Tata Ruang yang jatuh pada 8 November telah dilakukan di Indonesia sejak 2008 dengan mengusung tema yang terkait permasalahan-permasalahan penataan ruang. Aspek penataan ruang di Indonesia telah memiliki piranti regulasi yang memadai dengan adanya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Melalui peraturan tersebut, pemerintah berupaya mendorong pemanfaatan ruang di Indonesia sesuai dengan kapasitas daya dukungnya.

Sejarah Singkat Penataan Ruang

Pada tahun 1960-an perencanaan pembangunan masih dilandasi cara berpikir dengan pendekatan daratan yang dua dimensi. Pada tahun 1980an mulai berkembang pendekatan spasial tiga dimensi, yaitu mencakup darat, laut, angkasa. Selain itu, pendekatan yang digunakan juga telah bersifat multi dan inter-disiplin meliputi ekonomi, lingkungan hidup, hankam, serta terbangun atas berbagai faktor yang inter-dependensi (memperhatikan keterkaitan hulu-hilir, rural-urban, center-hinterland, dan lain-lain) dengan aspek komprehensif-integral. Perubahan cara pandang dari dua dimensi ke tiga dimensi ini membutuhkan waktu yang panjang.

Pada Tahun 1989 dibentuklah Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional (TKPTRN) berdasarkan Keppres No. 57 Tahun 1989. Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional (atau dikenal sebagai Tim Tata Ruang Nasional) ini dibentuk dengan tugas antara lain untuk merumuskan kebijakan dan mengoordinasikan langkah-langkah penanganan masalah pemanfaatan ruang serta menyusun strategi nasional pengembangan pola tata ruang (SNPPTR) secara terpadu melalui pendekatan wilayah, sebagai dasar bagi

pengembangan tata ruang daerah dan kawasan tertentu, serta mengendalikan pemanfaatan ruang tersebut.

Tim ini berprestasi melahirkan UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Kajian konsep hukum tata ruang Indonesia secara menyeluruh mengandung 4 (empat) konsep dasar, yaitu: (i) Ruang sebagai tempat sumber daya alam (kekayaan alam); (ii) Ruang sebagai konsep kewilayahan (yurisdiksi); (iii) Ruang sebagai sistem pendukung kehidupan (ekosistem); dan (iv) Ruang sebagai perwujudan hak-hak yang perwujudannya dilakukan oleh sistem kelembagaan (institusi). Seiring berkembangnya berbagai aspek dan kondisi politik dan ekonomi Indonesia, UU tersebut dirasa belum mengakomodir beberapa hal sehingga dilakukan revisi UU penataan ruang, yang kemudian disahkan menjadi UU No. 26 Tahun 2007.

Dengan keluarnya UU tersebut, Tim Tata Ruang yang sebelumnya dinamakan BKTRN (2000) berubah menjadi Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) melalui Keppres No. 4 Tahun 2009.

Penataan Ruang Kini

Pada Tahun 2013, Presiden Republik Indonesia menetapkan 8 November sebagai Hari Tata Ruang Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2013 tentang Hari Tata Ruang Nasional. Dasar pertimbangan terbitnya keppres ini adalah wujud komitmen formal negara untuk secara terus menerus meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang penataan ruang. Selain itu, peringatan ini juga menjadi momentum meningkatkan keterpaduan antarwilayah, antarsektor dan antarpemangku kepentingan dalam penyelenggaraan penataan ruang untuk mewujudkan ruang

nusantara yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Pada Tahun 2014, tema yang diusung adalah “Penataan Ruang yang Partisipatif dan Berkeadilan.” Puncak Peringatan Hari Tata Ruang Nasional 2014 diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) pada Minggu (09/11) yang bertempat di Panggung Ramayana, Desa Wisata, Komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Pada kegiatan tersebut, dilaksanakan pula Deklarasi Pelopor Penataan Ruang yang dibacakan oleh Pelopor Tata Ruang dari Provinsi NTT. Muatan Deklarasi Pelopor yang dibacakan meliputi beberapa hal sebagai berikut: (i) Pelopor bersama-sama Pemerintah untuk ikut serta menyelenggarakan penataan ruang untuk mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; (ii) Pelopor turut berperan aktif melakukan kegiatan yang cerdas, inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas tata ruang pada lingkungannya; (iii) Pelopor turut menyebarluaskan penataan ruang kepada generasi muda lainnya agar bersama-sama ikut menata ruang bagi semuanya; dan (iv) Pelopor mendukung program penataan ruang yang partisipatif dan berkeadilan untuk harmonisasi ruang wilayah nusantara untuk kehidupan yang lebih baik.

Adapun beberapa rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Tata Ruang Nasional 2014 adalah sebagai berikut: public lecture Urban Heritage Conservation, temu kader pelopor Tata Ruang Indonesia, malam apresiasi Kota Hijau, festival Kota Hijau di beberapa daerah, talkshow mengenai Penataan Ruang yang Partisipatif dan Berkeadilan, dan lain sebagainya. [OC/AY]

WAWASAN

LINK TERKAITDirektorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas Portal Tata Ruang dan PertanahanSekretariat BKPRN

Potret Kegiatan TRPGeopark dan Tata RuangMusrenbang Regional Wilayah Sulawesi Talkshow Tata Ruang di RRI PRO3 FM

Penataan Ruang yang Partisipatif dan Berkeadilan

Deklarasi Pelopor Penataan Ruang Provinsi NTT di Komplek TMII, Jakarta (9/11). Sumber: Dokumentasi TRP

3

Page 4: TATA RUANG PERTANAHAN · penataan ruang. Aspek penataan ruang di Indonesia telah memiliki piranti regulasi yang memadai dengan adanya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

SEJARAH PENATAAN RUANG DI INDONESIA

Judul Buku:SEJARAH PENATAAN RUANG INDONESIA 1948 - 2000 Penyusun: Dirjen Penataan RuangPenerbit : Dirjen Penataan RuangJumlah halaman: 574

DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN,BAPPENASJalan Taman Suropati No. 2AGedung Madiun Lt. 3

T : 021 392 7412F : 021 392 6601 E : [email protected]: www.trp.or.idPortal : www.tataruangpertanahan.com

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:

Penataan Ruang untuk Semua

Penataan ruang untuk semua, dari kita untuk kita dan oleh kita. Jika ada yang melanggar tata ruang, maka secara tidak langsung melanggar kesepakatan yang telah menjadi komitmen bersama. Demikian disampaikan oleh Ir. Oswar Mungkasa, MURP, Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian PPN/Bappenas pada talkshow “Penataan Ruang yang Partisipatif dan Berkeadilan,” di RRI Pro3 FM. Talkshow yang diadakan oleh Dirjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

bekerjasama dengan RRI Jakarta Pro 3 FM ini merupakan rangkaian dari kegiatan peringatan Hari Tata Ruang Nasional 2014, sekaligus merupakan bentuk dari sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait Penataan Ruang. Pada talkshow di RRI Pro3 FM tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni: Dedy Permadi, Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah wilayah I, Kementerian Pekerjaan Umum dan dan Perumahan Rakyat, dan Ir. Oswar Mungkasa, Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian PPN/Bappenas.

Oswar juga menjelaskan bahwa Tata Ruang meliputi pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk pengendalian pemanfaatan ruang sudah ada PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) yang memiliki tugas untuk mengurusi tindak pelanggaran pemanfaatan ruang. Namun, PPNS yang baru tersedia hanya sejumlah 500 orang di seluruh Indonesia, sementara kebutuhan akan PPNS sekitar 2000 orang, hal ini pun terkendala

mekanisme rekrutmen karena setiap tahun hanya mampu dilakukan rekrutmen sejumlah maksimal 200 orang. “Tata Ruang telah memiliki dasar hukum UU 26 Tahun 2007, namun saat ini ada dua PR yang harus dikerjakan, yakni penyusunan regulasi yang terkait dengan ruang, yaitu RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional dan PP Tata Ruang Laut,” tandasnya.

Dedy mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki kewajiban untuk melakukan sosialisasi RTRW kepada masyarakat di pelosok daerahnya masing-masing. Lebih lanjut, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati jika berniat membeli tanah di daerahnya. “Bagi masyarakat yang akan membeli tanah, disarankan untuk mengecek RTRW di daerah masing-masing, sehingga tanah yang nanti dikelola, peruntukkannya disesuaikan dengan RTRW yang telah ada,” ungkapnya. [AY/ZH]

RESENSI BUKU:

Talkshow Hari Tata Ruang Nasional 2014: “Penataan Ruang yang Partisipatif dan Berkeadilan,”

Ir. Oswar Mungkasa, Direktur Tata Ruang dan Pertanahan (kiri), bersama Dedy Permadi, Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I (kanan). Sumber: Dokumentasi TRP

Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 merupakan cikal bakal penataan ruang yang berkembang di masa sekarang ini. Tata ruang yang dijelaskan pada Undang-Undang tersebut merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik yang direncanakan maupun tidak. Namun demikian, pada perkembangannya, Undang-Undang ini kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No. 26 Tahun 2007.

Buku ini menjelaskan mengenai sejarah penataan ruang mulai dari masa pendudukan Belanda yang terdiri atas beberapa bagian seperti: masa kolonial sampai 1950-an, era 1950-an hingga masa awal orde baru, selama masa orde baru, dan selama masa reformasi. Perkembangan penataan ruang di Indonesia dijelaskan berdasarkan kurun waktu yang menjadi tonggak sejarah. Pada buku ini pula dibahas mengenai perkembangan sumber daya manusia, kelembagaan, perundangan, keterkaitan dengan pembangunan perkotaan dan wilayah serta beberapa kasus daerah di propinsi, kota, dan kabupaten. Selain itu, dibahas pula secara

singkat mengenai perkembangan asosiasi profesi maupun teori dan praktek dalam penataan ruang. Dari sisi pembangunan perkotaan, penjelasan diawali dengan pendekatan aspek masyarakat, pendekatan ruang beserta implikasi dan prospeknya, perumahan dan penataan ruang. Dari sisi pembangunan wilayah, secara khusus dibahas dari sisi sektoral seperti transportasi, lingkungan hidup dan wilayah sungai. Disebutkan pula dalam buku ini bahwa dinamika ekonomi ternyata turut ikut serta merangsang perkembangan wilayah, seperti perkembangan kota yang pesat akibat adanya perkembangan industri. [AY]

4