materi pbl blok 5

16
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal. Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling

Upload: glorya-benthamy-siamiloy

Post on 11-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

drssssjjjjjjjjjjjjjjggggggg

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Pbl Blok 5

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.

Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.

Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.

Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles.

Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.

2. Osteoporosis merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang secara progresif atau cepat. Berkurangnya massa tulang ini menyebabkan tulang menjadi tipis dan lemah. Maka tidak mengherankan bila pada orang yang mengalami osteoporosis yang parah akan mudah mengalami patah tulang tanpa sebab yang jelas.

Tulang normal dibentuk oleh protein yang disebut kolagen serta mineral kalsium. Osteoporosis menyebabkan terjadinya kekosongan deposit kolagen dan kalsium pada tulang. Sehingga proses

Page 2: Materi Pbl Blok 5

pembentukan lapisan tulang menjadi tidak berlangsung sementara proses penipisan berlangsung terus.

Pada tulang normal selalu terjadi proses pembentukan dan penipisan tulang secara terus menerus. Hal ini bertujuan untuk menjaga massa tulang agar tidak terlalu berat sehingga tidak menganggu proses pergerakan. Seperti saya sebutkan diatas, pada osteoporosis, proses pembentukan tidak terjadi sementara proses penipisan berlangsung terus menerus.

Tulang yang tipis akan sangat lemah dan mudah patah dengan benturan yang ringan sekalipun. Pada tulang normal, benturan ini tidak akan menyebabkan apa apa, sementara pada penderita osteoporosis menyebabkan patah tulang yang parah. Hampir semua tulang mengalami hal ini termasuk tulang rusuk, panggul dan pergelangan tangan.

Meskipun osteoporosis bisa menyerang laki laki dan perempuan, namun sebagian besar penderita osteoporosis adalah perempuan yang telah mengalami menopause. Dipercaya bahwa hormon estrogen merupakan bahan yang sangat penting dalam mempertahankan massa tulang. Nah, pada perempuan yang menopause, produksi hormon ini sangat sangat berkurang sehingga mempercepat terjadinya pengurangan massa tulang. Tanpa pencegahan yang efektif, seorang perempuan bisa kehilangan 20 – 30% massa tulangnya pada 10 tahun pertama memasuki masa menopause. Proses osteoporosis bisa berlangsung secara diam diam dan dalam jangka waktu yang lama. Tidak sedikit perempuan yang mengabaikan hal ini karena memang mereka tidak merasakan apa apa, sampai terjadinya gejala patah tulang yang disebabkan oleh sesuatu trauma ringan.

Menurut penelitian di Amerika, lebih dari 20 juta orang menderita osteoporosis, dan 1,3 juta diantaranya mengalami gejala patah tulang. Bagaimana dengan Indonesia? Sampai detik ini saya belum menemukan data yang cukup.

Tujuan utama pengobatan osteoporosis adalah untuk mencegah patah tulang dengan menghentikan pengurangan massa tulang dan meningkatkan massa serta kekuatan tulang.

Pencegahan dan pengobatan osteoporosis diantaranya pengaturan diet makanan, menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol, teratur berolah raga, cukup mengkonsumsi kalsium dan vitamin D, pengobatan dengan hormon pengganti estrogen pada perempuan menopause serta obat obatan seperti aledronate, etidronate atau kalsitonin. Obat obat yang saya sebutkan terakhir akan mengurangi proses penipisan tulang.

3. sendi Lutut (Osteoarthritis)

Diperkirakan kurang lebih 25% orang berusia 55 tahun atau lebih mengalami nyeri lutut yang terjadi hampir setiap hari dalam satu bulan. Pengapuran sendi lutut atau istilah medisnya dikenal sebagai osteoarthritis sendi lutut, meningkat prevalensinya sejalan dengan bertambahnya usia dan lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Faktor risiko terjadinya pengapuran sendi lutut meliputi kegemukan (obesitas), trauma daerah lutut, riwayat operasi daerah lutut, pekerjaan yang membuat seseorang membungkuk dan mengangkat beban.

Page 3: Materi Pbl Blok 5

Perjalanan penyakit pengapuran sendi lutut ini sangat bervariasi. Penyakit dapat membaik pada beberapa pasien, tetap stabil tidak berubah pada pasien lain, atau penyakit memburuk secara perlahan-lahan pada pasien lainnya. Pengapuran sendi lutut merupakan penyebab tersering terjadinya gangguan mobilitas pada orang usia lanjut. Banyak orang dengan nyeri pada sendi lututnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, menggunakan jamban, berjalan, dan sebagainya.

Pengapuran sendi lutut memengaruhi seluruh struktur di dalam sendi, tidak hanya menyebabkan hilangnya lapisan hialin rawan sendi, namun perubahan bentuk tulang atau pembesaran tulang juga terjadi, yang disertai pula dengan teregangnya kapsul sendi dan kelemahan otot-otot di sekitar sendi lutut.

Nyeri pada sendi lutut umumnya terkait dengan aktivitas, seperti naik tangga, bangkit dari kursi, dan berjalan dengan jarak cukup jauh. Kekakuan sendi juga lazim terjadi pada pagi hari namun biasanya berlangsung kurang dari 30 menit.

Tatalaksana pengapuran sendi lutut meliputi upaya untuk mengurangi rasa nyeri, memperbaiki bentuk abnormal sendi lutut yang menjadi bengkok, serta mengidentifikasi ketidakstabilan sendi lutut

Terapi non farmakologis (terapi bukan obat) meliputi:

- Latihan jasmani dengan berat badan tanpa atau hanya sebagian saja ditopang oleh sendi lutut (misalnya berenang, naik sepeda, dan sebagainya), serta latihan jasmani untuk menguatkan otot-otot paha. Hindari melakukan latihan jasmani jika nyeri pada sendi lutut bertambah buruk

- Menurunkan berat badan atau bila perlu berjalan dengan bantuan tongkat untuk mengurangi beban dari berat badan yang harus ditopang oleh sendi lutut. Tongkat yang digunakan dipegang oleh tangan yang berada di sisi yang berseberangan dengan sisi sendi lutut yang nyeri. Pada saat digunakan, tongkat dan tungkai yang nyeri harus menapak pada saat yang bersamaan.

- Memperbaiki abnormalitas sendi lutut yang membengkok dengan brace atau patellar taping atau lapisan dalam sepatu (shoe insert) jika tidak membaik dengan terapi medis lainnya

- Akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri setelah beberapa kali sesi akupunktur dilakukan

Terapi obat meliputi:

- Analgetik untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat berupa obat minum atau obat topikal yang dioleskan di daerah lutut

- Suntikan asam hialuronat (hyaluronic acid) ke dalam sendi lutut

- Glukosamin and kondroitin sulfat

- Suntikan kortikosteroid ke dalam sendi lutut

Obat pengurang rasa nyeri yang lazim digunakan meliputi asetaminofen (parasetamol), obat anti inflamasi (anti radang) non-steroid (AINS) misalnya Natrium Diklofenak, Piroksikam, Ibuprofen, dan sebagainya, serta penghambat siklooksigenase-2 (COX-2 inhibitor) seperti Celecoxib. AINS dan COX-2

Page 4: Materi Pbl Blok 5

inhibitor lebih efektif mengurangi rasa nyeri dibandingkan parasetamol. Walaupun demikian, kelebihan AINS terhadap parasetamol dalam mengurangi rasa nyeri tersebut tidak terlalu berbeda jauh dan oleh karena efek samping toksisitas AINS terhadap ginjal dan efek samping AINS terhadap terjadinya perdarahan saluran cerna, parasetamol seyogianya menjadi terapi lini pertama untuk mengurangi nyeri pada pengapuran sendi lutut, meskipun tampaknya parasetamol kurang efektif di antara pasien yang telah mendapat terapi AINS sebelumnya.

4. Semua pergerakan tubuh kita melibatkan otot. Otot merupakan alat gerak aktif. Otot berfungsi membentuk tubuh, sebagai alat pergerakan, menjaga kestabilan persendian,dan memproduksi panas tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari,kita mengenal otot sebagai daging. Otot merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel otot.

Otot manusia dibentuk oleh tiga macam tipe otot, yaitu:

A. Otot polos

B. Otot lurik

C. Otot jantung

A. Otot polos.

Otot polos merupakan otot yang gerakannya dipengaruhi oleh saraf otonom (tidak sadar), berbentuk gelondong, ujungnya meruncing, berinti satu terletak ditengah sel, bekerja lambat dan teratur. Otot polos terdapat pada dinding usus, pembuluh darah, saluran kelamin, dinding rahim, dan saluran ekskresi.

B. Otot lurik/otot rangka.

Otot lurik melekat pada rangka sehingga disebut otot rangka. Gerakannya dipengaruhi oleh saraf sadar, batasan sel-selnya tidak jelas, berbentuk silindris, memiliki banyak inti di tepi sel, dan terdapat bagian terang gelap (lurik) karena adanya protein otot (aktin dan meiosin). Otot rangka menempel pada tulang dengan perantaraan urat (tendon). Jika tendon melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan jika melekat pada tulang yang tidak dapat bergerak disebut origo.

Otot lurik mampu menggerakan tulang karena dapat berkontraksi (memendek) dan memanjang (relaksasi).

C. Otot jantung.

Otot jantung terletak di jantung. Berbentuk silindris yang bercabang-cabang dan memiliki inti di tengah serabut. Gerakan otot jantung dipengaruhi oleh saraf tidak sadar (otonom). Otot ini secara khusus hanya membentuk organ jantung.

Page 5: Materi Pbl Blok 5

KERJA OTOT

Otot bekerja karena memiliki kemampuan untuk mengkerut (kontraksi) dan mengembang kembali (relaksasi). Otot akan berkontraksi bila ada rangsang yang mengenai sel otot tersebut. Kerja otot dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Otot antagonis.

Otot antagonis bekerja secara berlawanan. Contohnya antara lain:

a. Gerakan otot ekstensor (meluruskan) pada otot bisep dan gerakan otot fleksor (membengkokkan) pada otot trisep.

b. Gerakan otot abduktor (menjauhi badan) dan otot adduktor (mendekati badan) pada gerakan tangan kesamping badan

c. Gerakan otot supinator (menengadahkan) dan otot pronator (menelungkup) pada gerakan tangan menelungkup dan menengadah

d. Gerakan otot depressor (menurunkan) dan otot elevator (menaikkan) pada gerakan mengangkat bahu ke atas

2. Otot sinergis.

Otot sinergis bekerja secara bersama-sama (mengerut dan berkontraksi). Contohnya otot leher pada waktu memutar kepala.

5. Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.

Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)

Fungsi kerangka:

1. Untuk menggerakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.

2. Melindungi alat-alat tubuh yang penting dan lemah, misalnya otak, jantung, dll.

3. Tempat melekatnya otot-otot

4. Tempat pembentukan sel darh merah dan sel darah putih

5. Alat gerak pasif

a. Tulang Rawan :

• Tulang rawan hanya mengandung sedikit zat kapur sehingga lunak.

Page 6: Materi Pbl Blok 5

• Tulang rawan terdapat pada bayi, dan bagian-bagian tertentu pada kerangka dewasa.

b. Tulang Keras :

Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunanya terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriknya diperkuat dengan zat kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak(padat) dan tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang.

• Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam yaitu sumsum kering dan sumsum merah.

• Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epifise.

Persendian

Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih.

Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu:

● 1. Hubungan Sinartrosis

• Sinkondrosis : antara tulang dihubungkan melalui tulang rawan sehingga memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan.

Contoh :

hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.

Hubungan ruas-ruas tulang belakang.

• Sinfibrosis : kedua ujung tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosis yang pada akhirnya mengalami penulangan dan tidak memungkinkan adanya gerak.

Contoh :

Hubungan antar tulang-tulang tengkorak

● 2. Hubungan Diartrosis

Hubungan antar tulang ini memunkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial, meliputi :

• Sendi Engsel, terdapat pada hubungan antara :

o ruas-ruas jari

o siku

o lutut

• Sendi Putar, terdapat pada hubungan antara :

Page 7: Materi Pbl Blok 5

o tulang hasta dengan pengumpil

o tulang kepala dengan tulang atlas

• Sendi Pelana, terdapat pada hubungan antara :

o Ruas-ruas jari dengan telapak kaki

• Sendi Peluru, terdapat pada hubungan antara :

o tulang lengan dengan gelang bahu

o tulang paha dengan gelang panggul

• Sendi Kaku, terdapat pada hubungan antara :

o tulang-tulang pergelangan tangan

o tulang-tulang pergelangan kaki

Kelainan Pada Tulang

*-Kelainan tulang karena kebiasaan yang salah :

• Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan

• Kiposis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang

• Skoliosis, tulang punggung yang bengkok ke kiri atau ke kanan

*-Kelainan tulang karena kekurangan gizi

• Kekurangan zat gizi seperti vitamin D, zat kapur, dan fosfor, dapat menimbulkan gangguan proses pembentukan tulang.

*-Fraktura (patah tulang)

*-Fisura (retak tulang)

*-Arthritis (radang sendi)

*-Memar

Sistem Otot

● Jenis-jenis Otot

• Otot Polos

• Otot Lurik/otot rangka

• Otot Jantung (miokardium)

● Cara Kerja Otot

Page 8: Materi Pbl Blok 5

Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi)

Cara kerja otot dapat dibedakan :

• Secara antagonis atau berlawanan; yaitu cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi.

Contoh: Otot trisep dan bisep pada lengan atas.

• Secara sinergis atau bersamaan; yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi.

Contoh : – otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah

- otot-otot dada

- otot-otot perut

6. A.Latar Belakang

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yaitu suatu kelainanpada kartilago (tulang rawan sendi ) yang ditandai dengan perubahan klinis, histologis dan radiologist. Penyakit ini bersifat asimetris tidak meradang dantidak ada komponen sistemik . Osteoarthritis juga merupakan gangguan kartilagoarticularis yang secara simultan ditemukan perubahan cartilage hyalin, tulangsubchondral dan tulang daisekitar sendi (Hudaya, 1996). Penyakit ini tergolong penyakit sendi degeneratif sangat sering dijumpaidan telah diketahui sejak ±5000 tahun yang lalu. Sehingga banyak istilah yangdiberikan pada penyakit ini. Mula-mula penyakit ini disebut osteoarthritis karenasemula suatu radang teryata setelah diteliti secara primer tidak didapati adanyatanda-tanda radang baik akut atau kronis , karena itu kemudian diusulkan nama Osteoarthrosis (Hudaya, 1996) 3 Osteoarthritis (OA) paling sering menyerang mereka yang sudah lanjutusia, terutama diatas 40 tahun. Sekitar 50 % penderita OA mengalami perubahan radiologist namun hanya separuhnya yang terdapat gejala-gejala (Moll, 1992).

Osteoarthritis menyerang pria dan wanita, tapi lebih banyak wanita yangmenderita penyakit ini dalam stadium sedang sampai berat. Di Amerika angkakejadian OA 15 % terjadi pada wanita dewasa dan 11 % terjadi pada pria dewasa,paling banyak terjadi pada usia 55 tahun. Di Inggris angka kejadian kurang lebih50 % pada usaia diatas 60 tahun. Sedangkan pada wanita Indonesia yang berumurdibawah 40 tahun hanya 2 % menderita OA, 30% pada wanita usia 40-60 tahundan 60% para wanita usia lebih dari 61 tahun (Kalim, 1995).Sendi yang paling sering mengalami gangguan adalah sendi yangmenanggung berat badan seperti lutut 70%, panggul 25% pergelangan kaki 20% vertebra 30%, Cervical 20%, bahu 15%, serta sendi-sendi pergelamgan tangantetapi sangat jarang ditemui (Moll, 1992).Mengingat pentingnya fungsi dari sendi lutut, maka penanganan OA padalutut harus diusahakan seoptimal mungkin, dengan lebih dulu memahami keluhan-keluhan yang ditimbulkan OA pada lutut tersebut. OA pada lutut dapatmenimbulkan gangguan kapasitas fisik yang

Page 9: Materi Pbl Blok 5

berupa : (1) Adanya nyeri pada lututbaik nyeri diam, tekan, ataupun gerak, (2) Adanya keterbatasn lingkup gerak sendikarena nyeri, (3) Adanya spasme, penurunan kekuatan otot dan odema. Sedangkangangguan fungsionalnya berupa: (1) Adanya gangguan aktifitas jongkok berdiriterutama saat toileting, (2) Kesulitan untuk naik turun tangga terutama saatmenekuk dan menapak, (3) Berjalan jauh serta mengalami gangguan untuk 4aktifitas sholat terutama untuk duduk antara dua sujud, serta berdiri lama (DepkesRI, 2000).Selain alat terapi dengan SWD fisioterapi juga menggunakan Terapi Latihan (TL). Pada kondisi Osteoarthritis knee apabila dilakukan secara teraturdapat mengurangi nyeri pada sendi lutut, mengurangi spasme, mencegahkontraktur, meningkatkan kekuatan otot dan LGS serta odema (Sujatno,1993).Menurut Melzak Dan Wall pengurangan nyeri spasme dan keterbatasanlingkup gerak sendi (LGS) lutut dengan latihan yang teratur dengan dosis yangsesuai. Teknik gerakan dan fiksasi yang benar dapat menyeimbangkan aktifitasantara otot fleksor dan ekstensor lutut. Pemberian terapi latihan secara aktif akanberpengaruh terhadap otot, sendi dan tulang. Sehingga terjadi pumping action pada sendi lutut. Dengan adanya pumping action akan meningkatkan sirkulasidarah, curah jantung meningkat dan metabolisme meningkat. Dalam hal ini akanmemberikan efek sedative (penanganan, dimana dalam proses mengurangi nyeriterjadi pembuangan zat-zat “P” yaitu zat yang menyebabkan nyeri) sehimgganyeri akan berkurang. Spasme akan berkurang, lingkup gerak sendi meningkatdan mencegah terjadinya kontraktur dengan demikian akan mengembalikanaktifitas penderita seperti semula (Nelson, 1991)

7. A.Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanik Regio Lutut

1.Anatomi, Fisiologi Lututa. Tulang pembentuk sendi lutut Tulang yang membentuk sendi lutut antara lain: Tulang femur distal, tibia proksimal, tulang fibula, tulang patella.

1)Tulang femur (Tulang paha)Tulang femur termasuk tulang panjang yang bersendi ke atas dengan pelvis dan ke bawah dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proksimal,diaphysis dan epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalampersendian lutut adalah epiphysis distalis. Epiphysis distalis merupakan bulatansepanjang yang disebut condylus femoralis lateralis dan medialis. Di bagian Proksimal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang disebut epicondylus lateralis dan medialis. Pandangan dari depan, terdapat dataran sendiyang melebar ke lateral yang disebut facies patellaris yang nantinya bersendidengan tulang patella. Dan pandangan dari belakang, diantara condylus lateralis 8dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossa intercondyloideal (Aswin,1989)

.2) Tulang patella (Tulang tempurung lutut)Tulang Patella merupakan tulang dengan bentuk segitiga pipih dengan apeks menghadap ke arah distal. Pada permukaan depan kasar sedangkanpermukaan dalam atau Dorsal memiliki permukaan sendi yaitu facies articularis medialis yang sempit (Aswin, 1989).

3) Tulang Tibia (Tulang kering)Tulang Tibia terdiri dari epiphysis proxsimalis, diaphysis, epiphysis diatalis. Epiphysis proxsimalis pada tulang tibia terdiri dari dua bulatan yang disebut condylus lateralis dan condylus medialis yang atasnya terdapat dataran sendi yangdisebut facies artikularis lateralis dan medialis yang dipisahkan oleh ementiointercondyolidea. Lutut merupakan sendi yang bentuknya dapat dikatakan tidak ada kesusaian bentuk, kedua Condylus dari femur secara bersama-samamembentuk sejenis katrol (troclea), sebaliknya dataran Tibia tidak ratapermukaannya, ketidaksesuaian ini dikompensasikan oleh bentuk meniscus (Aswin, 1989).

Page 10: Materi Pbl Blok 5

Hubungan - hubungan antara tulang tersebut menbentuk suatu sendi yaitu:antara tulang femur dan patella disebut articulation patella femorale , hubunganantara Tibia dan femur disebut articulatio tibia femorale. Yang secara keseluruhandapat dikatakan sebagai sendi lutut atau knee joint .94)

Tulang Fibula Tulang Fibula ini berbentuk kecil panjang, terletak di sebelah lateral dari tibia juga terdiri dari tiga bagian yaitu: epiphysis proximal, diaphysis, dan epiphysis distalis. Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibula yang ke proximal meruncing menjadi apex capitulis fibula. Pada Capitulum terdapat dua dataranyang disebut facies articularis capituli fibula untuk bersendi dengan tibia . Diaphysis mempunyai empat crista lateralis, crista medialis, crista lateralis dan facies posterior. Epiphysis distalis ke arah lateral membulat disebut malleoluslateralis (mata kaki luar) (Aswin, 1989)

dalam kapsula artikularis (lamina sinovial) dibentuk oleh membrane sinovial yang mensekresikan cairan sinovial (sinovia) ke dalam ruang sendi ujung artikular tulang masanya membesar dan mempunyai lapisan luar tulang yang tipistetapi padat (kompakta ), disebelah dalamnya terdapat anyaman tulang spongiosa.Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan Fibrosus yang avasculer sehingga jikacedera sulit untuk proses penyembuhan (Aswin, 1989)

dalam kapsula artikularis (lamina sinovial) dibentuk oleh membrane sinovial yang mensekresikan cairan sinovial (sinovia) ke dalam ruang sendi ujung artikular tulang masanya membesar dan mempunyai lapisan luar tulang yang tipistetapi padat (kompakta ), disebelah dalamnya terdapat anyaman tulang Spongiosa .Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan Fibrosus yang avasculer sehingga jikacedera sulit untuk proses penyembuhan (Aswin, 1989).

3) Jaringan lunak

a. Meniscus Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lutut adalah meniscus lateralis . Adapun fungsi Meniscus adalah: (1) penyebaran pembebanan(2) peredam kejut (shock absorber ) (3) mempermudah gerakan rotasi (4)mengurangi gerakan dan stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh Menisces dan diteruskan ke sebuah sendi.

b. Bursa Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinyagesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membrane synovial . Adabeberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain: (1) bursa popliteus , (2)bursa supra patellaris , (3) bursa infra patellaris , (4) bursa subcutan prapatelaris ,(5) bursa sub patellarisc.

c.Otot-otot penggerak sendi Disini penulis ingin membahas tentang otot-otot yang bekerja pada sendilutut termasuk didalamnya pelekatan dan persyarafan serta fungsi dari otot tersebut.

1.Bagian anterior adalah m.rektus femoris, m.vastus lateralis, m. vastusmedialis, m. vastus intermedialis.

2.Bagian posterior adalah m. bicep femoris, m. semitendinosis, m. semimembranosis, m. gastrocnemius.

3.Bagian medial adalah m. sartorius.

Page 11: Materi Pbl Blok 5

4.Bagian lateral m. Tensorfacialatae.

c. Sistem persyarafan . Kapsula fibrosa dan sebagian kecil membran Sinovial dipasok (disuplai)saraf. Beberapa saraf pada kapsula fibrosa merupakan akhiran saraf berkapsula(berhubungan dengan pengendalian refleks sikap atau proprioseptif ), danselebihnya adalah akhiran saraf bebas (berhubungan dengan sensasi nyeri).Pada sendi dapat dibedakan adanya empat tipe reseptor sensoris, yangmasing-masing merupakan modifikasi reseptor-reseptor serupa yang terdapat dikulit: Reseptor tipe menjawab regangan dan beradaptasi lambat, Reseptor tipe berupa korpuskulum besar yang dipasok oleh serabut bermielin sedangberadaptasi cepat, Reseptor tipe mempunyai nilai ambang tinggi danberadaptasi lambat. Ketiga reseptor tersebut berperan propriosepsi, Reseptor tipe V adalah akhiran-akhiran saraf bebas serabut- serabut halus tak bermielin yangberperan dalam sensasi nyeri (Aswin, 1989).

d.Sistem peredaran darah 1.Sistem peredaran darah arteriPeredaran darah yang akan dibahas kali ini adalah sistem peredaran darahyang menuju ke tungkai dan Vena yang juga memelihara darah sekitar sendi lutut, arteri yang memelihara darah di sekitar sendi lutut.

a)Arteri femoralisMerupakan lanjutan dari arteri iliaca external yang keluar dari cavumabdominalis lacuna vasorum lalu berjalan ke lateral dari venanya kemudian kebawah menuju ke dalam fossa illipectiana kemudian masuk ke canalisaddectorius sehingga arteri poplitea masuk ke fossa poplitea di sisi medial femurlalu arteri femoralis bercabang menjadi cabang arteri superficial dan cabang profunda Carolla, 1990)

.b) Arteri poplitea. Arteri poplitea merupakan lanjutan dari arteri femoralis melalui canalisaddoktorius , masuk fossa poplitea pada sisi flexor sendi lutut , bercabang menjadi(1) a. knees superior lateralis, (2) a. knees superior medialis , (3) a. knees inferior lateralis , (4) a. knees inferior medialis (Corolla, 1990).

2. Sistem peredaran darah vena. Pada umumnya peredaran darah vena berdampingan dengan pembuluhdarah arteri. Pembuluh darah vena pada tungkai sebagian besar bermuara kedalam vena femoralis. Vena-vena itu adalah (1) vena shapena parva (2) vena poplitea dan mengalirkan terus ke (3) vena sapena magna dan bermuara ke dalam(4) vena femoralis (Corolla, 1990).

2.Biomekanik lutut. Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan tubuh manusia. Padabahasan karya tulis ini penulis hanya membahas komponen kinematis, ditinjaudari gerak secara osteokinematika dan secara artrokinematika yang terjadi padasendi lutut.

a.Osteokinematika Lutut termasuk dalam sendi ginglyus (hinge modified) dan mempunyaigerak yang cukup luas seperti sendi siku, luas gerak fleksinya cukup besar. Osteokinematika yang memungkinkan terjadi pada sendi lutut adalah gerak flexidan extensi pada bidang segitiga dengan lingkup gerak sendi untuk gerak fleksi, sebesar ± 140˚hingga 150˚dengan posisi ekstensi 0˚atau 5˚dan gerak putarankeluar 40˚ hingga 45˚dari awal mid posisi (Parjoto, 2000).Fleksi sendi lutut adalah gerakan permukaan posterior ke bawah menjauhipermukaan posterior tungkai bawah. Putaran ke dalam adalah gerakan yangmembawa jari-jari ke arah sisi dalam tungkai (medial). Putaran keluar adalahgerakan membawa jari-jari ke arah luar (lateral) tungkai. Untuk putaran (rotasi) dapat terjadi posisi lutut fleksi 90 , R (<90˚) (Parjoto, 2000)

Page 12: Materi Pbl Blok 5

b.Artrokinematika Pada kedua permukaan sendi lutut pergerakan yang terjadi meliputi gerak Sliding dan rolling, maka disinilah berlaku hukum konkaf-konvek. Hukum ini menyatakan bahwa “jika permukaan sendi cembung (konvek) bergerak pada permukaan sendi cekung (konkaf) maka pergerakan sliding dan rolling berlawanan, dan “jika permukaan sendi cekung , maka gerak slidding dan rolling searah” (Mudasir, 2002). Pada permukaan femur cembung (konvek) bergerak, maka gerakkan slidding dan rolling berlawanan arah. Saat gerak fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliddingnya kebelakang. Dan pada permukaan tibia cekung (konkaf) bergerak, fleksi ataupun ekstensi menuju ke depan atau ventral.