materi paca 2

17
Program studi PendidikanTata Busana adalah program studi yang berada di bawah naungan jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga. Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana memiliki 2 konsentrasi/peminatan, yaitu : 1. Desain Mode 2. Produksi Busana Lulusan dari Pendidikan Tata Busana (S1) adalah lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidang pendidikan, profesional pada bidang yang Busana, kualitas kepribadian yang matang dan dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman, seiring dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi serta seni budaya yang berwawasan masa depan Dengan Gelar Lulusan Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Tata Busana Tercatat memiliki Akreditasi A. Tingkat penerimaan lulusan PS Tata Busana (S1) oleh pasar kerja sangat tinggi karena telah mampu bersaing dengan sekolah mode yang lebih dahulu ada sehingga peluang atau prospek untuk mendapatkan kerjapun tinggi. Tujuan Program Studi Tata Busana antara lain : 1. Menghasilkan tenaga profesional kependidikan dalam bidang Busana secara formal dan non formal 2. Menghasilkan tenaga profesional dalam bidang industri Busana 3. Menghasilkan tenaga profesional di bidang produksi garmen, pengendalian mutu busana/tekstil dan pemasaran pada jasa busana 4. Menghasilkan tenaga profesional di bidang wirausaha busana Dilihat dari ilmu yang dimiliki, para lulusan atau alumni program studi pendidikan Tata Busana merupakan tenaga kerja yang memiliki

Upload: robert-sinaga

Post on 26-Jul-2015

172 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Paca 2

Program studi PendidikanTata Busana adalah program studi yang berada di bawah naungan jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga. Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana memiliki 2 konsentrasi/peminatan, yaitu :

1. Desain Mode

2. Produksi Busana

Lulusan dari Pendidikan Tata Busana (S1) adalah lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidang pendidikan, profesional pada bidang yang Busana, kualitas kepribadian yang matang dan dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman, seiring dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi serta seni budaya yang berwawasan masa depan Dengan Gelar Lulusan Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Studi Tata Busana Tercatat memiliki Akreditasi A. Tingkat penerimaan lulusan PS Tata Busana (S1) oleh pasar kerja sangat tinggi karena telah mampu bersaing dengan sekolah mode yang lebih dahulu ada sehingga peluang atau prospek untuk mendapatkan kerjapun tinggi.

 

Tujuan Program Studi Tata Busana antara lain :

1. Menghasilkan tenaga profesional kependidikan dalam bidang Busana secara formal dan non formal

2. Menghasilkan tenaga profesional dalam bidang industri Busana3. Menghasilkan tenaga profesional di bidang produksi garmen, pengendalian mutu

busana/tekstil dan pemasaran pada jasa busana4. Menghasilkan tenaga profesional di bidang wirausaha busana

 

Dilihat dari ilmu yang dimiliki, para lulusan atau alumni program studi pendidikan Tata Busana merupakan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sebagai tenaga  dibidang busana mempunyai kompetensi/menguasai:

1. Ilmu di bidang busana2. Mengelola kelas, laboratorium dan workshop.3. Menggunakan media/sumber.4. Landasan pendidikan.5. Interaksi belajar mengajar.6. Menilai hasil belajar siswa.7. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah.8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.9. Mendalami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian.10. Berwirausaha di bidang busana.

Page 2: Materi Paca 2

 Usaha yang telah dilakukan dalam peningkatan profesionalisme lulusan adalah dengan menanamkan budaya kerja produktif melalui kuliah praktek. Sementara itu, pengembangan jiwa wirausaha diharapkan terbentuk melalui kuliah Dasar Manajemen, Kewirausahaan dan Pengelolaan Usaha Busana

 

Lulusan Program Studi Tata Busana saat ini bekerja pada bidang Busana Antara Lain :

1. Sebagai guru bidang Studi Tata Busana di SMK2. Desainer khusus barang-barang perca3. Desainer dan stylist di butik4. Stylist dan wadrobe di stasiun tv5. Serta konsultan fashion di butik6. Majalah7. Tabloid

 

Program studi Tata Busana sering melakukan pelatihan dan kerjasama pada sekolah-sekolah Mode Di Indonesia antara lain :

1. Desain dan pola di Sekolah Mode Inter Study2. Desain, pola, dan komputer desain di program studi desain mode jurusan desain fakultas

seni rupa Institut Kesenian Jakarta3. Pelatihan pola di Sekolah Mode Poppy Darsono4. Komputer desain di Sekolah Mode Bunka5. Komputer desain di Akademi Seni Rupa dan Desain ISWI6. Komputer desain di Sekolah Mode Susan Budihardjo7. Desain di Rumah Mode Musa Widiadmodjo8. Tekstil dan garmen di PT Mardohar Jakarta.

Prodi Pendidikan

Page 3: Materi Paca 2

Tata Busana

SK Penataan dan Penetapan Kembali Ijin Penyelenggaraan Program Studi : 1525/D/T/2009 Tanggal : 28 Agustus 2009

A. AKREDITASI PROGRAM STUDI

Hasil akreditasi oleh BAN : AMasa Berlaku : Tahun 2005 s/d tahun 2010No. SK : 007/BAN- PT/Ak- IX/SI/2005Tanggal SK : 08 Juni 2005

B. GELAR LULUSAN

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

C. TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan Program Studi S1 Pendidikan Tata Busana adalah menghasilkan lulusan yang profesional menjadi tenaga :

1. Guru SMK bidang study Tata Busana2. Guru keterampilan bidang busana MAN3. Guru mulok busana /SMP4. Instruktur BL5. Guru sekolah Mode6. Peneliti Bidang Busana

Page 4: Materi Paca 2

7. Bidang Industri Busana (Garment dan Retail) : (sumber : fashion design manual)

Fashion Marchandiser Pattern maker/ Gradder Sampel hand Garmen Cutter Sales representative Fashion Fashion Buyer Desainer Visual Marchandiser Fashion Ilustration Fahion Designer Fashion writer Wirausaha

D. KOMPETENSI LULUSAN

Lulusan Program Studi Pendidikan Tata Busana (S1) mempunyai kompetensi/menguasai:

1. Kompetensi Pedagogik

Memiliki kemampuan mengenal peserta didik, meliputi karakteristik intelektual, sosial emosional dan fisik serta latar belakang peserta didik, sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal

Menguasai substansi dan metodologi dasar keilmuan bidang busana yang mendukung pembelajaran serta kemampuan memilih dan mengemas bidang ilmu tersebut menjadi bahan ajar sesuai dengan konteks kurikulum dan kebutuhan peserta didik.

Mampu membuat desain pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku. Menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran, strategi/pendekatan dan metode

pembelajaran, sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif baik di lembaga pendidikan formal dan pendidikan non formal

Mampu membuat berbagai model media pembelajaran sesuai dengan tingkatan peserta didik.

Memahami konsep evaluasi pembelajaran dan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan menilai proses dan hasil pembelajaran, serta kemampuan menindaklanjuti hasil asesmen untuk perbaikan pembelajaran secara berkelanjutan

Memiliki kemampuan mengarahkan peserta didik dalam mengaplikasikan hasil belajar di dunia kerja.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif bijaksana dan berwibawa sehingga bisa menjadi panutan bagi peserta didik dan masyarakat.

Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan berperilaku sebagai pendidik profesional.

Page 5: Materi Paca 2

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa percaya diri Memiliki kemampuan mengembangkan diri secara terus menerus sebagai pendidik

professional Mampu menilai kinerja sendiri yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan pendidikan.

3. Kompetensi Profesional

Mampu menguasai substansi materi bidang busana yang mengacu kepada kurikulum formal dan informal serta pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Mampu menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan bidang busana dan menerapkannya dalam dunia kerja sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Mampu melakukan kegiatan research untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bidang busana.

Memiliki kemampuan bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya di bidang pendidikan dan keahlian dibidang busana.

4. Kompetensi Sosial

Mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat sebagai stakeholders.

Memiliki kemampuan menerapkan pengetahuan dan keterampilan dibidang busana dalam memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.

Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

E. KURIKULUM

Page 6: Materi Paca 2

1. Menjahit Dasar Mesin Kecil    Biaya            : 500.000,- (daftar berdua disc 20%)    Durasi           : 10 kali pertemuan, @2 Jam    Waktu           : Hari Senin-Sabtu    Fasilitas        : Peralatan menjahit full set

    Bonus belajar 2 kali seminggu selama sebulan & sulam pita tingkat dasar.    Materi yang di ajarkan :

  Cara pengambilan ukuran badan, membuat pola dasar, pecah model, merancang bahan  Cara membuat pola yang sebenarnya ( Mematrun ), memotong bahan dan menjahit  Cara mempergunakan mesin jahit dengan segala fungsinya dengan baik dan benar  Menjahit baju anak, baju dewasa non formal, hem.

    Garansi sampai bisa

2. Menjahit Dasar Mesin Jahit High Speed    Biaya            : Private 600.000,- , reguler 500.000,- (daftar berdua disc 20%)    Durasi           : 20 kali pertemuan, @2 Jam    Waktu           : Hari Senin-Sabtu    Fasilitas        : Peralatan menjahit full set    Bonus belajar 2 kali seminggu selama sebulan & sulam pita tingkat dasar.    Materi Yang di ajarkan :

  Memasang benang, sekoci mesin jahit high speed.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan lurus-lurus.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan belok-belok.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan patahan dan titik sudut.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan mundur maju/jahitan kunci.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan lipatan.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan stik balik.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan tindes.  Menjalankan mesin jahit high speed dengan hasil jahitan lambat atau cepat.  Membuat pola, memotong dan menjahit.  Menjahit baju anak, dewasa non formal, celana panjang.

    Garansi sampai bisa

3. Menjahit Tingkat   Lanjut Teknik Dasar Garment     Biaya            : Private 600.000,- , regular 400.000,- (daftar berdua disc 20%)    Durasi           : 20 kali pertemuan, @ 2jam    Waktu           : Hari Senin-Sabtu, jam 9 pagi-5 sore    Bonus belajar 3 kali seminggu selama sebulan & celana panjang,hem jahitan sendiri    Materi Yang Di ajarkan :

  Menjahit Dasar Mesin Jahit High Speed  Cara menjahit saku tempel untuk digunakan pada kemeja dan celana.

  Cara menjahit kerah dan manset untuk digunakan pada kemeja kerah tangan panjang.

  Cara menjahit blekset utuk digunakan pada baju kaos.

  Cara menjahit sleting celana bukaan depan.

  Cara menjahit sleting jaket bukaan depan.

  Cara menjahit sleting jepang.

  Cara menjahit saku samping pada celana panjang.

  Cara menjahit saku belakang paspol pada celana panjang.

  Cara menjahit saku belakang paspol pakai tutup pada celana panjang.

Page 7: Materi Paca 2

  Menjalankan Mesin Obras Garment

28 May 2009

Pola Dasar Dalam Menjahit

Pengertian Pola dasar

Pola atau Patern dalam menjahit adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain digunting. Potongan kain atau kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk badan dan model tertentu.

Pola dasar dalam menjahit baju terdiri dari :

1. Pola badan bagian atas, dari bahu sampai ke pinggang, biasanya disebut pola badan bagian muka dan belakang.

2. Pola bagian bawah, dari pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki. Atau biasa disebut pola dasar rok muka dan belakang.

3. Pola lengan, dari lengan bagian atas atau bahu terendah sampai siku atau pergelangan, biasa disebut pola dasar lengan.

4. Adapula pola badan atas dengan pola badan bawah yang menjadi satu biasa disebut pola dasar gaun atau baju terusan. Sebenarnya tidak ikut kursus menjahit juga tidak apa-apa untuk mengetahui hal ini.

Tujuan mempelajari Pola dasar jahit menjahit ataupun dalam belajar menjahit adalah supaya dapat mewujudkan busana sesuai model, bentuk tubuh atau proporsi tubuh dengan baik dan serasi.

Kunci keberhasilan pola dasar dalam menjahit baju terletak pada ketepatan mengambil ukuran, cara menggambar pola dan memahami bentuk tubuh sipemakai.

Mengambil ukuran badan

Saat jahit menjahit yaitu mengambil ukuran, model atau orang yang diukur harus berdiri dengan sikap tegak lurus supaya ukuran yang diambil tepat.

Sebelumnya ikatlah tali ban atau ban elastic kecil dengan lebar tidak lebih dari 2 cm pada pinggang sebagai batas badan atas dan bawah. Perhatikan benar agar letak tali tepat di tempatnya dan tidak berkelok-kelok.

Page 8: Materi Paca 2

MenjahitDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Wanita sedang menjahit dengan mesin jahit.

Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, pepagan, dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit. Orang yang bekerja menjahit pakaian disebut penjahit. Penjahit pakaian pria disebut tailor, sedangkan penjahit pakaian wanita disebut modiste. Pendidikan menjahit dapat diperoleh di kursus menjahit atau sekolah mode.

Produk jahit-menjahit dapat berupa pakaian, tirai, kasur, seprai, taplak, kain pelapis mebel, dan kain pelapis jok. Benda-benda lain yang dijahit misalnya layar, bendera, tenda, sepatu, tas, dan sampul buku.

Di industri garmen, menjahit sebagian besar dilakukan memakai mesin jahit. Di rumah, orang menjahit memakai jarum tangan atau mesin jahit. Pekerjaan ringan yang melibatkan jahit-menjahit di rumah misalnya membetulkan jahitan yang terlepas, menisik pakaian, atau memasang kancing yang terlepas. Sebagai seni kriya, orang menjahit untuk membuat saputangan, serbet, bordir, hingga boneka isi dan kerajinan perca.

Daftar isi

1 Menjahit pakaian 2 Teknik jahit-menjahit

o 2.1 Tusuk dasar o 2.2 Kampuh dasar

Page 9: Materi Paca 2

3 Peralatan o 3.1 Alat untuk membuat pola o 3.2 Alat jahit-menjahit

4 Sejarah 5 Referensi 6 Daftar pustaka 7 Pranala luar

Menjahit pakaian

Wanita sedang menggunting pola. Foto tahun 1936.

Pekerjaan menjahit pakaian terdiri dari tahap pembuatan pola, pemotongan bahan, dan menjahit.

Pembuatan pola

Dalam istilah desain busana, pola adalah bagian-bagian pakaian yang dibuat dari kertas untuk dijiplak ke atas kain sebelum kain digunting dan dijahit. Pola dasar dibuat berdasarkan model pakaian, dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran badan pemakai. Ada dua teknik utama dalam membuat pola dasar[1]: konstruksi datar yang menggambar pola di atas kertas dengan memakai pengukuran-pengukuran yang akurat, dan konstruksi padat (pola draping) yang membuat pola memakai kain muslin atau belacu di atas boneka jahit. Metode menggambar pola sesuai nama pencipta metode, misalnya Dressmaking dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts dan Cuppens Geurs dari Belanda. Majalah wanita juga sering memuat pola siap pakai (pola jadi) berikut instruksi cara menjahitnya.

Page 10: Materi Paca 2

Pemotongan bahan

Setelah pola disematkan ke kain dengan jarum pentul, kain digunting sesuai pola yang dijadikan contoh. Dalam produksi pakaian secara massal, kain dipotong dengan mesin potong. Sebelum pola dilepas dari bahan, garis-garis dan tanda-tanda pada pola dijiplak ke atas kain dengan bantuan rader, karbon jahit, dan kapur jahit.

Pekerjaan menjahit

Setelah kain digunting, potongan kain disambung dengan memakai jarum tangan atau mesin jahit. Dalam menjahit dikenal sejumlah teknik jahitan, misalnya tusuk balik (setik balik), tusuk rantai, dan tusuk tangkai. Selain itu dikenal jahitan kampuh untuk menyambung dua helai kain menjadi satu, dan teknik menjahit kelim. Walaupun jahitan mesin lebih rapi daripada jahitan tangan, tidak semua teknik jahitan dapat dilakukan dengan mesin. Setelah pakaian selesai dijahit, bagian tepi kampuh yang bertiras dirapikan dengan mesin obras agar benang-benang kain tidak terlepas.

Penyelesaian akhir

Setelah selesai, pakaian sering perlu dilicinkan dengan setrika di atas papan setrika. Penyetrikaan bagian-bagian yang sulit seperti lengan baju dilakukan dengan bantuan bantal setrika.

Teknik jahit-menjahit

Benang dan jarum ditusukkan ke kain untuk membuat berbagai bentuk jahitan sehingga dikenal berbagai jenis tusuk atau setik. Tusuk jelujur dan setik jelujur misalnya, mengacu kepada teknik menjahit dan menyulam yang sama.

Tusuk dasar

Tusuk jelujur Tusuk rantai Tusuk tangkai Tusuk balik Tusuk piquer Tusuk som Tusuk feston Tusuk flanel Tusuk balut

Kampuh dasar

Kampuh terbuka

Page 11: Materi Paca 2

Kampuh balik Kampuh kostum Kampuh perancis Kampuh pipih Kampuh sarung Kampuh geser

Peralatan

Alat untuk membuat pola

Buku kostum (buku pola) Boneka jahit (boneka pengepas) Pita ukur (meteran) Kertas Pensil gambar (warna hitam, merah, biru) Penghapus Penggaris (penggaris siku, penggaris lengkung, penggaris lurus) Pita skala Kapur jahit Karbon jahit Rader Jarum pentul Gunting kertas

Alat jahit-menjahit

Benang Gunting Jarum pentul Jarum jahit Bantalan jarum Mesin jahit Spul Pendedel (pembuka jahitan) Bidal (topi jari) Sekoci Sepatu jahit Mesin obras Mesin rumah kancing Mesin pasang kancing Mesin som Mesin plisket

Sejarah

Page 12: Materi Paca 2

Wanita menjahit dengan jarum tangan di Oklahoma, Amerika Serikat. Foto tahun 1917.

Menjahit sudah dikenal orang sejak 20.000 tahun yang lalu,[2] jauh sebelum orang mengenal cara menenun. Jarum jahit sudah dikenal manusia sejak zaman Paleolitik. Pada masa itu, jarum dibuat dari tulang dan gading mamut [3] yang dipakai untuk menjahit kulit dan bulu binatang. Jarum jahit tertua dari besi asal abad ke-3 SM ditemukan di Manching, Jerman. Di makam kuno pejabat Dinasti Han, arkeolog Cina melaporkan penemuan perangkat jahit-menjahit berikut bidal.[2]

Penemu berkebangsaan Inggris, Thomas Saint menciptakan mesin jahit pertama dan sekaligus mematenkannya pada tahun 1790. Sebelumnya, penemu berkebangsaan Jerman, Karl Weisenthal sudah menciptakan jarum mesin jahit yang pertama, namun tidak berhasil menyelesaikan rancangan mesin jahit ciptaannya. Mesin jahit ciptaan Saint tidak diproduksi dan hanya sampai pada tahapan model untuk pendaftaran paten.[2]

Pada 1830, penjahit Perancis Barthelemy Thimonnier menciptakan dan mematenkan mesin jahit yang dapat dipakai menjahit. Delapan puluh unit mesin jahit ciptaannya dipakai oleh Angkatan Darat Perancis untuk menjahit seragam tentara. Thimonnier meninggal dalam keadaan pailit di Inggris setelah pabriknya dihancurkan para penjahit yang merasa pekerjaannya terancam oleh mesin.[2]

Walter Hunt dari New York menciptakan mesin jahit pertama yang menghasilkan jahitan kunci (lock-stitch) pada tahun 1834, namun tidak pernah mematenkannya.[4] Berbeda dari mesin-mesin jahit sebelumnya, mesin jahit ciptaan Hunt dapat membuat jahitan kunci memakai dua benang. Benang atas masuk ke mata jarum berada di ujung jarum, sementara sekoci di bagian bawah mengantarkan benang bawah.[4]

Prinsip mesin jahit dengan jahitan kunci diperbaiki oleh penemu bernama Elias Howe dari Massachusetts. Ia mematenkan mesin jahit ciptaannya pada tahun 1846.[4] Isaac Merritt Singer mulai merancang mesin jahit pertamanya pada tahun 1850. Ide membuat mesin jahit didapatnya dari mesin jahit Orson C. Phelps dari Boston yang diproduksi di bawah lisensi Lerow & Blodgett. Pada 1851, Singer mematenkan mesin jahit jahitan kunci pertamanya, dan mendirikan perusahaan I. M. Singer & Company. Dua tahun berikutnya, Singer sukses sebagai produsen dan penjual mesin jahit terbesar di Amerika Serikat,[5] dan terbesar di dunia pada tahun 1855.[5] Pada tahun 1891, Singer mulai memakai motor listrik untuk menggerakkan mesin jahit untuk industri komersial.[5]

Page 13: Materi Paca 2

Ebenezer Butterick dari Massachusetts adalah pelopor kertas pola komersial untuk menjahit pakaian. Pada 1863, Butterick dan istrinya menciptakan sistem ukuran untuk pola jadi yang dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh pemakai.[6] Sebelum Butterick menjual pola dengan ukuran yang berbeda-beda, pola hanya dibuat dalam satu ukuran, penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran tubuh pemakai. Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864.[4] Awalnya Butterick hanya menjual pola untuk pakaian pria dan anak-anak, namun mulai menjual pola untuk pakaian wanita sejak tahun 1866.[6] Pada tahun berikutnya, Butterick menerbitkan majalah busana pertamanya, Ladies Quarterly of Broadway Fashions dan majalah bulanan Metropolitan pada 1868. Sebuah majalah untuk memasarkan pola-pola Butterick, The Delineator diterbitkan Butterick pada 1873. Pada 1876, E. Butterick & Co. sudah memiliki 100 cabang dan 1.000 perwakilan di pelosok-pelosok Amerika Serikat dan Kanada. Di Eropa, pola-pola pakaian dari Butterick juga digemari di Paris, London, Wina, dan Berlin.[6]

Aenne Burda menerbitkan majalah mode Burda Moden yang memopulerkan pola siap pakai di Jerman. Sejak 1952, Burda mulai menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan katalog terpisah berisi pola-pola untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa dan anak-anak.[7]

Di Jepang, Buku teks pertama tentang cara menjahit pakaian Barat untuk pria, diterbitkan pada 1903. Buku tersebut berisi cara menjahit pakaian formal pria seperti tuksedo dan jas.[8] Buku teks pertama tentang cara menjahit baju anak diterbitkan pada tahun 1916 di Osaka. Majalah wanita Shufu no Tomo edisi Maret 1924 memuat cara menjahit gaun terusan satu potong. Majalah Sankei Graph edisi September 1955 memuat artikel tentang kepopuleran sekolah menjahit di Jepang yang waktu itu memiliki lebih dari 5.000 sekolah menjahit.[8] Di Jepang, metode menggambar pola didominasi sistem So-En dari Bunka Fashion College dan sistem Dressmaking dari sekolah Dressmaker Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin).[8] Dari tahun 1970-an hingga 1980-an, majalah So-En memuat pola pakaian kreasi desainer lulusan Bunka Fashion College.[9] So-En pertama kali terbit pada 1936, dan berawal dari sekolah menjahit baju Barat untuk anak dan wanita yang didirikan Isaburō Namiki pada 1919.[10] Hingga 2005, So-En terbit sebagai majalah yang memuat cara membuat pola dan menjahit pakaian. Setelah itu, So-En berlanjut sebagai majalah industri busana. Pesaingnya, majalah bulanan Dressmaking yang juga memuat pola-pola baju Barat, terbit pertama kali pada 1949.[11] Setelah kepopuleran menjahit di rumah disaingi murahnya pakaian jadi, majalah Dressmaking berhenti terbit pada Mei 1993. Majalah busana Non-no juga tidak lagi memuat artikel tentang cara menjahit sejak Oktober 1994.[8]