materi konfercab

Upload: khamdunkhiyaruddinmisbah

Post on 11-Oct-2015

391 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

pc pmiii semarang

TRANSCRIPT

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    4

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXIVPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 001.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    KETETAPAN MANUAL ACARA KONFERCAB XXXIVPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG

    Bismillahirohmaanirrohim

    Pimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam Konfercab XXXVI PMII

    Cabang Kota Semarang, maka di pandang perlu adanya penetapan manual acaraKonfercab XXXVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kota Semarang

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang manualacara Konfercab PMII Cabang Kota Semarang.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :1. Manual acara Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang, sebagaimana terlampir2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriq

    Ditetapkan di : SemarangHari : .tanggal :Agustus 2014Pukul : Wib

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    5

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 002.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    KETETAPAN TATA TERTIB PEMILIHAN PRESIDIUM KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG

    BismillahirohmaanirrohimPimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran Konfercab XXXVI PMII Cabang

    Kota Semarang, maka di pandang perlu adanya penetapan pimpinan sidang tetapKonfercab XXXVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kota Semarang

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang tata tertibpemilihan presidium sidang Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :

    1. Tata Tertib Pemilihan Presidium KONFERCAB XXXVI PMII Cabang Kota Semarang.2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari :tanggal : , Agustus 2014Pukul : Wib

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    6

    TATA TERTIBPEMILIHAN PRESEDIUM SIDANG TETAP

    KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    1. Ketentuan Presedium Sidang Tetapa. Presidium sidang bukan Pegurus Cabang PMII Kota Semarang periode 2013-2014b. Presidium sidang adalah anggota PMII kota Semarangc. Presidium sidang terdiri dari presidium sidang I ( ketua presidium), II ( sekretaris

    presidium), III ( anggota presidium)d. Setiap peserta sidang yang direkomendasi oleh komisariat pada KONFERCAB

    XXXVI Kota Semarang berhak dipilih menjadi presidium sidinge. Setiap komisariat berhak untuk mengajukan 1 nama untuk presidium sidang.

    2. Mekanisme Pemilihan Presidium Sidanga. Presedium sidang dipilih oleh peserta KONFERCAB XXXVIb. Bakal calon presidium sidang hadir dalam forumc. Tiga suara teratas sah menjadi presidium I,II,dan IIId. Pemilihan dilakukan dangan asas LUBER dan menggunakan kertas pemilihan

    yang disediakan panitia KONFERCAB XXXVIDitetapkan di : SemarangHari : ..tanggal : ..Agustus 2014Pukul : .. wib

    PIMPINAN SIDANGKONFERCAB XXXVI

    PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIAKOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    7

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 003.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    HASIL PEMILIHAN PRESEDIUM KONFERCAB XXXIVPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG

    BismillahirohmaanirrohimPimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran Konfercab XXXVI PMII Cabang

    Kota Semarang, maka di pandang perlu adanya penetapan pimpinan sidang tetapKonfercab XXXVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kota Semarang.

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang Presidiumtetap Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :

    1. Hasil Pemilihan Presidium Sidang KONFERCAB XXXVI PMII Cabang kota Semaranga. Ketua presidium : ..b. Sekretaris : ..c. Anggota : ..

    2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari :tanggal : , Agustus 2014Pukul :

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    8

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 004.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    KETETAPAN TATA TERTIB KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG

    Bismillahirohmaanirrohim

    Pimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG2. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran Konfercab XXXVI PMII Cabang

    Kota Semarang, maka di pandang perlu adanya penetapan pimpinan sidang tetapKonfercab XXXVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kota Semarang.

    3. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang tata tertibKonfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :1. Tata Tertib KONFERCAB XXXVI PMII Cabang Kota Semarang ,2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari :tanggal :...Agustus 2014Pukul : wib

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    9

    TATA TERTIB SIDANGKONFERENSI CABANG XXXVI

    PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIAKOTA SEMARANG

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 11. Konferensi Cabang XXXVI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Semarang yang

    selanjutnya disebut KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang adalahpermusyawaratan tertinggi dalam organisasi PMII di Kota Semarang.

    2. KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang diselenggarakan oleh PC PMII KotaSemarang.

    3. KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang diikuti oleh Pengurus Komisariat danPengurus Rayon PMII di wilayah koordinasi PC PMII Kota Semarang.

    4. KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya separuh lebih satu dari jumlah komisariat yang berada di Kota Semarang.

    BAB IIWAKTU DAN TEMPAT

    Pasal 2KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang diselenggarakan pada tanggal 23 sampai 24Bulan Agustus Tahun 2014 di Gedung Serba Guna NU Kota Semarang. Jl. Karanganyar-Mangkang Km 11 Kota Semarang.

    BAB IIIPIMPINAN, TUGAS DAN WEWENANG

    Pasal 3Pimpinan dan Kepanitian KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang:

    1. Pimpinan KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang adalah Pengurus CabangSemarang Masa Khidmat 2013-2014

    2. Pimpinan KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang bertanggung jawab penuh atasterselenggaranya KONFERCAB XXXVI Kota Semarang

    3. Penanggung jawab KONFERCAB XXXVI membentuk panitia yang terdiri dari panitiaSC dan panitia OC

    Pasal 4KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang mempunyai tugas dan wewenang untuk :

    1. Mengevaluasi, melaporkan dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban PC PMIIKota Semarang Masa Khidmat 2013-2014.

    2. Membahas dan menetapkan Strategi Pengembangan Kaderisasi dan KebijakanOrganisasi.

    3. Membahas dan menetapkan Strategi gerakan dan hubungan eksternal4. Membahas dan menetapkan Strategi dakwah dan pengembangan Kajian Islam.5. Membahas dan menetapkan strategi Pengembangan Kelembangan KOPRI dan

    Pemberdayaan Kader Perempuan.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    10

    6. Membahas dan menetapkan Pokok-pokok rekomendasi dan kebijakan strategiorganisasi.

    7. Memilih, menetapkan, dan mengesahkan Ketua Umum PC PMII Kota Semarang MasaKhidmat 2013-2014 dan tim formatur.

    BAB IVPESERTA KONFERCAB

    Pasal 4Peserta KONFERCAB XXXVI terdiri dari:

    1. Pengurus Cabang PMII Kota Semarang masa khidmat 2013-2014 yang terdiri dariPengurus Harian dan seluruh jajaran pengurus.

    2. Utusan-utasan Komisariat yang masing-masing berjumlah maksimal 5 orang.3. Utusan-utusan yang dimaksud pada ayat (3) diatas terdiri dari ;

    a. Peserta penuh ; adalah satu orang dari utusan komisariat yang depinitifb. Peserta penijau ; adalah empat orang dari utusan komisariat yang depinitif

    4. Undangan yang terdiri dari Pengurus Rayon yang berjumlah maksimal 3 orang,Pengurus Koordinator Cabang, Mabincab, Alumni dan Media massa

    Pasal 5

    1. Setiap peserta diberikan tanda pengenal KONFERCAB XXXVI dan wajib dipakaiselama sidang-sidang KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang

    2. Panitia dan atau petugas keamanan yang ditunjuk oleh panitia berhak mencegahkehadiran peserta dan atau orang perorang yang masuk dalam persidangan manakalatidak menggunakan tanda pengenal KONFERCAB XXXVI.

    3. Panitia wajib memakai ID card.

    Pasal 6

    Hak dan kewajiban peserta adalah sebagai berikut :1. Berkewajiban menaati tata tertib KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang.2. Berkewajiban menjaga ketertiban, kelancaran dan kualitas sidang-sidang selama

    berjalanya KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang.3. Setiap peserta penuh memiliki hak bicara, hak dipilih dan hak suara4. Setiap peserta peninjau memiliki hak bicara dan hak dipilih.5. Peserta penuh dan peninjau berbicara lewat pimpinan sidang.6. Apabila ada peserta yang melanggar isi ketentuan pasal ini, maka pimpinan berhak

    menenangkan dan menegur peserta yang bersangkutan.7. Apabila ada peserta yang melanggar isi ketentuan pasal ini sebanyak 3 kali maka

    pimpinan berhak mengeluarkan peserta sidang.

    BAB V

    MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

    Pasal 7

    Musyawarah dan rapat-rapat KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang terdiri dari :

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    11

    1. Sidang pleno merupakan persidangan yang dihadiri oleh seluruh peserta KONFERCABXXXVI PMII Kota Semarang yang tediri dari:

    a. Sidang Pleno I membahas manual acara dan tata tertib Pemilihan Presidium sidang,serta pemilihan dan penetapan presidium sidang.

    b. Sidang Pleno II membahas dan menetapkan tata tertib KONFERCAB XXXVI PMIIKota Semarang.

    c. Sidang Pleno III penyampaian Laporan pertanggung jawaban PC PMII KotaSemarang dan pandangan umum Komisariat.

    d. Sidang Pleno IV pembagian Rapat Sidang Komisi.e. Sidang Pleno V ( pleno Komisi) membahas dan mengesahkan hasil-hasil sidang

    komisi serta pokok-pokok rekomendasi yang termuat dalam masing-masing komisi.f. Sidang Pleno VI Pendemisioneran PC PMII Kota Semarang periode 2012-2013.g. Sidang Pleno VII membahas tata tertib pemilihan ketua umum dan formatur.h. Sidang pleno VIII Pemilihan dan menetapkan Tim Formatur PC PMII Kota Semarang

    periode 2013-2014

    2. Sidang komisia. Komisi A : Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan Organisasib. Komisi B : Strategi Gerakan Dan Hubungan Eksternalc. Komisi C : Strategi Dakwah Dan Lembaga Kajian Islamd. Komisi D : Pengembangan Kelembangan KOPRI dan Pemberdayaan Kader

    Perempuan

    BAB VIPIMPINAN SIDANG

    Pasal 81. Pimpinan sidang pleno I terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris dan 1

    (satu) orang anggota yang ditentukan oleh pimpinan KONFERCAB XXXVI PMII KotaSemarang

    2. Pimpinan sidang pleno II,III,IV,V terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orangsekretaris dan 1 (satu) orang anggota yang dipilih oleh peserta KONFERCAB XXXVIPMII Kota Semarang

    3. Pimpinan sidang Komisi terdiri dari seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipiliholeh komisi bersangkutan

    4. Pimpinan sidang VI,VII dan VIII dipimpin oleh MABINCAB dan PKC PMII JawaTengah yang hadir dalam KONFERCAB XXXVI PMII Kota Semarang

    5. Sidang dianggap sah sekurang-kurangnya dihadiri 2 pimpinan sidang dan qourum6. Pimpinan sidang dapat menggunakan tanda ketuk dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Satu ketukan digunakan untuk mengesahkan kesepakatan forumb. Dua kali ketukan digunakan untuk memending sidangc. Tiga kali ketukan digunakan untuk memulai dan mengakhiri forumd. Ketukan berkali-kali digunakan untuk mengkondisikan peserta atau forum sidang

    Pasal 9Tugas, Hak dan Kewajiban

    1. Tugas Pimpinan Sidanga. Memimpin jalannya persidangan sampai selesai dan tetap dalm kebersamaan yang

    dipimpin dalam khidmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan untuk mencapaimufakat

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    12

    b. Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, menyimpulkan pembicaraan,meminta persetujuan forum dan meluruskan jalannya sidang.

    2. Hak dan Kewajiban Pimpinan Sidanga. Mengesahkan tata tertib sidangb. Menetapkan dan mengesahkan keputusan sidangc. Menetapkan dan mengesahkan laporan pertanggungjawaband. Mencatat dan mengumumkan setiap keputusan yang diambile. Memperingatkan dan atau mengeluarkan peserta sidang apabila mengganggu

    jalannya persidangan dengan kesepakatan pesertaf. Mengatur jalannya persidangan

    Pasal 10Oleh karena satu dan lain hal ketua sidang memandang perlu adanya untuk membicarakanmasalah-masalah yang pelu untuk dirundingkan atau dilobby atau harus berkonsultasidengan penanggung jawab KONFERCAB XXXVI dan atau panitia pengarahKONFERCAB XXXVI, maka sementara dapat meninggalka tempat pimpinan sidangdiserahkan kepada wakil atau sekertaris.

    BAB VIIQUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    Pasal 11Quorum

    1. Setiap sidang pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh 1/2 dari jumlah peserta penuhyang ada.

    2. Sidang komisi dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih satu dari anggota komisi3. Apabila point (1) dan (2) tidak tercapai, maka sidang ditunda selama 3 X 5 menit

    menunggu peserta hadir.4. Apabila dalam waktu 3 X 5 menit belum memenuhi quorum maka sidang dapat dimulai

    tanpa memperhatikan quorum

    Pasal 12

    Pengambilan Keputusan1. Semua keputusan diusahakan melalui musyawarah mufakat.2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, maka diadakan lobi selama 2 X 5 menit.3. Jika musyawarah mufakat tidak tercapai pada saat lobby maka keputusanya dilakukan

    dengan pemugutan suara4. Keputusan yang berdasarkan pada pemungutan suara ini dianggap sah apabila disetujui

    suara terbanyak.5. Apabila hasil pemungutan suara berimbang maka dilakukan lobby 1X15 menit dan

    apabila hasilnya berimbang maka diambil secara qurah (undi)6. Pemungutan suara dilakukan secara bebas dan terbuka

    Pasal 131. Seluruh pelaksanaan sidang dicatat dalam berita acara persidangan yang berisi :

    a. Waktu, tempat dan tanggal persidanganb. Jenis persidangan (Pleno, komisi)

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    13

    c. Pimpinan sidang, sekretaris siding dan anggotad. Jumlah peserta yang menandatangini daftar hadire. Notulensi jalanya persidanganf. Kesimpulan keputusan sidang

    2. Semua keputusan dan ketetapan KONFERCAB XXXVI ditandatangani oleh pimpinansidang KONFERCAB XXXVI

    BAB VIIIKETENTUAN TAMBAHAN

    Pasal 141. Tata tertib pemilihan Ketua Umum dan tim formatur KONFERCAB XXXVI diatur

    dalam tata tertib tersendiri.2. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur kemudian sesuai kesepakatan

    forum.3. Tata tertib ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Semarang,

    Hari :tanggal : Agustus 2014Pukul : WIB

    PIMPINAN SIDANGKONFERCAB XXXVI

    PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIAKOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    14

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 005.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG

    Bismillahirohmaanirrohim

    Pimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa untuk mengevaluasi, mempertanggungjawabkan dan menilai kinerja Pengurus

    Cabang PMII Kota Semarang 2013-2014, maka di pandang perlu adanya laporanpertanggungjawaban pengurus PMII Kota Semarang

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkanlaporan pertanggungjawaban Pengurus Cabang PMII Kota Semarang 2013-2014.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :1. MENERIMA / MENOLAK Laporan pertanggungjawaban PC PMII Kota Semarang

    periode 2013-20142. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari : ............................Tanggal : ......, Agustus 2014Pukul : ........Wib

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    15

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 006.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    STRATEGI PENGEMBANGAN KADERISASI DAN KEBIJAKAN ORGANISASIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG 2013-2014

    BismillahirohmaanirrohimPimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya

    peraturan Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan organisasi PMII cabang KotaSemarang 2013-2014.

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang StrategiPengembangan Kaderisasi dan Kebijakan organisasi PMII cabang Kota Semarang 2013-2014.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :

    1. Strategi Pengembangan Kaderisasi dan Kebijakan organisasi PMII cabang KotaSemarang 2013-2014

    2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari : ..tanggal : ,Agustus 2014Pukul : . Wib

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    16

    KOMISI ASTRATEGI PENGEMBANGAN KADERISASI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI

    PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIAKOTA SEMARANG

    2013-2014

    A. PENDAHULUANDari dahulu hingga sekarang, bagi PMII, tema kaderisasi senantiasa menjadi bahan

    kajian actual tak ada habis-habisnya. Kaderisasi memang penting karena PMII mempunyaitanggung jawab besar. Tantangan ke depan sangat berat mengingat kita sekarang sudahmenjalani globalisasi dimana dunia menjadi medan pertarungan sumberdaya, makabagaimana PMII menyiapkan kader-kadernya dengan baik akan menentukan arah masa depanbangsa ini. Harapan masa depan layak disematkan di pundak mahasiswa yang dalamsejarahnya mampu memposisikan diri sebagai agen perubahan sosial (agent of social change)dan agen kontrol sosial (agent of social control), baik di era 1908, 1928, 1945, 1966, 1974maupun 1998. Karenanya, mahasiswa sering dijadikan tolok ukur wajah kepemimpinanbangsa ke depan. Potret mahasiswa sekarang adalah potret kepemimpinan negeri ini di masamendatang.

    Sayangnya, banyak pihak yang kini mempertanyakan gerakan mahasiswa yang dinilaitidak jelas arah. Ada empat tanda gerakan mahasiswa sejak 1998 sampai sekarang dipandanggagap, yaitu: Satu, ketidakjelasan ideologi (carut-marut tata nilai) sehingga melahirkanketidakjelasan program kerja yang bisa disepakati bersama bahkan program kerja gerakanmahasiswa menjadi sangat pragmatis seperti ingin cepat lulus dan dapat penghidupan layak;Dua, tidak adanya ideologi yang jelas sebagai dampak dari menguatnya ideologi pasar bebassehingga segala sesuatu mulai ditransaksikan; Tiga, kalaupun ada program kerja bersifatfluktuatif atau naik turun mengikuti momentumnya saja dan lebih lagi sekadar mediatik untuktampil di permukaan semata; dan Empat, tidak radikal membumi alias terlalu elitis, sehinggakesadaran yang muncul berbasis wacana dan jarang membumi dalam kenyataan yangsebenarnya.

    Dalam situasi demikian, mahasiswa dituntut kembali menata dirinya untuk menjadigenerasi yang bisa dibanggakan dalam menjawab tantangan zaman (Kun Ibna Zamanika).Pemuda harus bisa berfikir dan bertindak secara realistis sesuai zamannya dan bergerak untukmencapai cita-cita bersama-sama.

    B. PENGKADERAN DI KOTA SEMARANGDalam sistem kaderisasi PMII, dikenal tiga tahapan proses, yaitu produksi (merekrut-

    mendidik), distribusi (menyebar-membagi pangkalan gerakan) dan kontestasi (bersaing untukmemenangkan pertarungan).

    1. Produksi KaderSebagai organisasi kader, PMII senantiasa melakukan produksi kader. Walau kita

    terkadang tidak tahu setelah dari PMII mau jadi apa atau kerja apa. Maka yang palingelementer bagi PMII adalah produksi sumberdaya, menciptakan kader PMII yang bermutudan siap bersaing dalam merebut basis modal, basis pengetahuan dan basis kekuasaan negara.Kader PMII harus mampu memiliki standar performance, sehingga mampu melahirkan kaderyang lebih bagus dari yang sebelumnya. Di situlah pentingnya pengembangan basis potensikader sebagai bekal agar kader percaya diri dalam berkompetisi di lapangan.

    Produksi kader PMII selama ini ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu kaderisasiformal, non-formal dan informal. Kaderisasi sudah dimulai sejak rekruitmen anggota.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    17

    Kaderisasi formal berupa Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan KaderDasar (PKD) dan Pelatihan Kader Lanjut (PKL). Dari sini yang terlihat kaderisasi yangpaling sering dilakukan adalah kaderisasi formal. Namun follow-upnya sering tidak jelas ataukalaupun ada terlihat kurang serius pelaksanaannya. Maka perlu ada proses yang bisa lebihdimaksimalkan.

    Dalam kaderisasi formal biasanya kita penuhi dengan materi yang bersifat nilai ataumenginternalisasikan hal-hal yang bersifat normatif. MAPABA, misalnya, sebagai pintu awalmasuk ke dalam PMII bertujuan untuk mewujudkan Anggota Mutakid yang meyakini PMIIsebagai wadah Pergerakan yang tepat untuk memperjuangkan kebenaran sesuai akidah IslamAhlussunnah wal Jamaah dan menegakkan martabat bangsa sesuai cita-cita kemerdekaanNegara Kesatuan Republik Indonesia.

    Sedangkan PKD diarahkan penguatan nilai, pengembangan watak pribadi, penguatanpengetahuan dan potensi kader. PKD bertujuan untuk mewujudkan Kader Mujahid yangmampu mengembangkan watak kepribadian, pengetahuan dan potensinya masing-masinguntuk meraih cita-cita pergerakan.

    Adapun PKL merupakan proses kaderisasi lanjutan yang lebih bersifat refleksi danpengembangan. PKL bertujuan untuk mewujudkan Kader Mujtahid yang siap menjadipemain/aktor utama dalam ketahanan, pertahanan dan pembangunan bangsa di segala bidangguna menegakkan Islam Ahlussunnal wal Jamaah dan memperteguh kemerdekaan Indonesiadi era kompetisi global, yaitu terwujudnya bangsa yang jaya, Islam yang benar, banguntersentak dari bumiku subur.

    Kaderisasi informal juga lebih sering kita lakukan secara sadar maupun tidak sadar,seperti bimbingan, diskusi kecil-kecilan, bahkan main poker yang bisa menjadi wahanamelatih mental dengan saling menggasak satu sama lain. Sedangkan kaderisasi non-formaladalah kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan pasca-kaderisasi formal, sesuai dengantingkatannya, seperti diskusi agama, sekolah filsafat, sosiologi, pelatihan proposal, kursusbahasa asing, diklat kepemimpinan, diklat produksi ekonomi perdagangan (kewirausahaan),diklat riset ilmu pengetahuan dan teknologi, diklat media komunikasi dan informasi(jurnalistik), diklat dakwah, diklat kebudayaan, diklat kesehatan, diklat peradilan hukum danHAM, diklat politik anggaran dan kebijakan, diklat bela negara, kepanduan dankepecintaalaman, dan lain-lain. Sebagai contoh, kalau tidak menguasai bahasa, terutamabahasa Inggris, PMII akan banyak gagal menjadi pemain global, karena kita tidak mampumembaca kenyataan global yang menggunakan bahasa asing. Atau di bidang jurnalistik,PMII perlu membekali kader dengan skill kejurnalistikan dan membangun jejaring denganmedia massa. Di bidang advokasi, PMII perlu membuat pelatihan advokasi seperti advokasiburuh, advokasi anggaran dan kebijakan bahkan kepengacaraan dan peradilan supayamenguasai advokasi litigasi maupun non-litigasi.

    Di bidang kewirausahaan, PMII harus mengadakan pelatihan produksi ekonomi danperdagangan dan membangun jaringan dengan kelompok wirausaha sehingga perdagangankader PMII bisa maju. Begitu juga yang ingin di akademisi, partai politik maupun LSM. Itusemuanya mencita-citakan kader-kader PMII ke depan bisa survive. Khusus kaderisasi non-formal ini sekarang agak susut (berkurang) atau jarang diadakan karenanya perluditingkatkan lagi. Selama ini kita lebih banyak mengadakan seminar, workshop, lokakarya,simposium, pemantauan pemilu, dan lain-lain, yang seharusnya juga perlu diseimbangkandengan pelatihan lobi, anggaran, manajemen, merekrut kader, dll.

    Perlu disadari bahwa hasil dari proses produksi kader semacam ini tidaklah seragam.PMII tidak seperti pabrik odol atau pabrik sabun yang mampu menghasilkan produk yangseragam. Di PMII itu hasil produk kadernya macam-macam walau pendekatan kaderisasiformalnya sama. Dulu kader PMII itu biasa kucel, tapi pintar dan cerdas. Ada juga yang rapi,juga pintar dan cerdas. Ada pula yang kucel tapi kurang pintar dan cerdas. Semua harus

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    18

    dirawat dan dididik sebagai bagian dari kader PMII. Ini tentu agak berbeda dengan kenyataanPMII sepuluh atau dua puluh tahun silam. Pada tahun 1990-an, PMII mengalami masa-masayang khas memproduksi orang-orang yang berani melawan secara frontal terhadappemerintah yang ditandai banyaknya gerakan advokasi, demontrasi dan perlawanan terhadapnegara. Tentu sekarang agak beda karena situasinya juga sudah berbeda.

    2. Distribusi KaderDistribusi kader sering disamakan dengan diaspora atau penyebaran kader di berbagai

    bidang. Padahal makna Diaspora bukan menyebarnya orang ke mana-mana, tetapimenyebarnya sistem. Seperti Yahudi menyebar sistem di mana-mana. Sistem pengetahuan,sistem kekuasaan ataupun sistem modal. Diaspora juga diartikan penyebaran struktural tetapitidak kelihatan.

    Terkait diaspora gerakan ini kita disuruh apa? Menjawabnya agak susah. Distribusi iniakan berjalan strategis kalau melalui pola intruksi dari pimpinan PMII. Pertanyaannya,apakah kalau diinstruksi, sahabat-sahabat bersedia menjalankannya? Ini persoalan karenakebiasaan kita minta diinstruksi tetapi kalau diinstruksi selalu mengajak diskusi, selalumengelak. Sesungguhnya kita disuruh ngapain itu muncul dari dalam diri sendiri, bukan dariluar kita. Maka munculkan energi dari dalam yang lebih kuat. Kami sendiri tidak bisa jawabkalau ditanya: Kita harus ngapain?.

    Secara umum, mengamati situasi saat ini, penyebaran kader (tepatnya: Alumni) PMIIbisa diklasifikasikan dalam lima bidang, yaitu: pengetahuan, kekuasaan, modal, advokasiyang lebih dekat dengan arah kebijakan atau relasi kekuasaan, dan pofesional yang benar-benar murni skill seperti wartawan. Yang paling dominan adalah pengetahuan (wacana) danpolitik. Sedangkan yang lain masih sedikit. Itu karena dalam 20 tahun terakhir ini, lebihbanyak alumni PMII yang lulusan diklat politik dan ansos.

    Kita memang jarang melakukan pelatihan professional. Maka tidak heran yang lahirdari PMII lebih banyak jadi politisi, pemikir, advokat (advokasi melalui LSM) dan jarangyang menjadi pengusaha (walau ada beberapa tapi butuh pendekatan khusus untukdigerakkan demi kepentingan kolektif). Sekarang ini mencari uang untuk organisasi saja lebihbanyak dari alumni politisi. Jarang kita mendekat ke alumni yang pengusaha. Padahal mintauang pada pengusaha itu susah. Maka ketika kita berbicara membangun basis modal(produksi ekonomi dan perdagangan) sama saja dengan membabat alas. Sehingga harus adaproses kaderisasi yang lebih bermutu supaya semuanya bisa berjalan dengan baik. Bagaimanacara memperkuat hubungan dengan kekuasaan dan bagaimana setelah dari PMII. Di situlahperlu untuk memperbanyak atau sesering mungkin menyelenggarakan kaderisasi non-formal.

    Terkait diaspora ini kita perlu disiplin. Sebab sulitnya mengatur diaspora kader PMIIjuga terkait erat dengan rendahnya kedisiplinan kita. Kalau direfleksikan, penyebaran kaderPMII itu bukan diaspora, tetapi penyebaran yang merupakan kecelakan. Benar-benarmenyebar yang susah dikontrol. Ini menjadi tugas kita bersama. Kader yang sudahdidistribusikan harus bisa memahami alur sistem diaspora yang dijalankan. Di ruangmanapun, di bidang apapun dan di pangkalan gerakan manapun diberi mandat, harus patuhdan melaksanakan dengan baik dan optimal, bukan semata-mata untuk individu tetapi untukkebersamaan. Soal sistem inilah yang harus dirumuskan bersama-sama sehingga akanmenjadi kultur (budaya) atau habitus di PMII.

    3. Kontestasi KaderKontestasi bisa diartikan sebagai proses kompetisi atau persaingan kader dalam

    rangka memenangkan pertarungan/perebutan untuk menguasai berbagai pangkalan gerakan.Dalam hal ini mental atau nyali kader menjadi salah satu faktor penentu, di luar faktorkeberuntungan takdir.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    19

    Kontestasi kader meniscayakan adanya penataan yang rapi mulai dari proses produksidan distribusi, termasuk adanya pembagian peran dalam berbagai pangkalan gerakan supayatidak bertubrukan sesama kader. Standar keberhasilan kader akan dilihat dari kemampuan diasurvive dalam persaingan hidup. Apakah dia mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwadia siap untuk bersaing dengan siapapun dan di tempat manapun?

    Seorang kader yang sudah melalui fase produksi dan sudah didistribusikan dituntutharus siap survive di pangkalan tersebut dan di situlah dia akan bersaing dengan banyakorang (berkontestasi): akankah dia bertahan dan semakin mampu berkarir dengan bagus,ataukah malah terpental dan terbuang dari pangkalan gerakan tersebut?

    C. BEKAL KADERISASIBagaimana PMII menghadapi perang terbuka kompetisi global tersebut? Apa yang

    sudah disiapkan PMII agar kader-kadernya mampu berbuat banyak di era pasar bebas?1. Bekal Iman, Ilmu dan KetrampilanDalam menghadapi pertempuran, yang perlu disiapkan adalah bekal yang cukup

    sehingga percaya diri memasuki gelanggang pertempuran. Sebaliknya, kalau bekal kurangtentu akan susah untuk bisa menang, kecuali ada keajaiban. Bekal di sini mencakup banyakhal, seperti keimanan dan ketakwaan, ilmu pengetahuan, keterampilan (skill), jaringan, dll.Bekal tersebut diakumulasi untuk gerakan dengan membangun basis di pangkalan gerakanyang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

    2. Bekal Disiplin dalam Menjalankan MandatUntuk bisa punya bekal yang cukup dan mampu membangun basis pangkalan gerakan

    yang memadai, maka niscaya adanya kedisiplinan diri bagi tiap kader dalam segala hal, daridisiplin dalam penguasaan ilmu maupun perilakunya, seperti dalam hal yang sederhanaterkait mengatur waktu, studi, menjalankan tugas organisasi maupun pengembangankapasitas diri sesuai dengan bakat-minatnya.

    Ketika semua kader PMII sudah mampu membangun disiplin diri maka tinggal diaturbagaimana formasi gerakannya agar bermanfaat untuk kepentingan bersaa. Dengan demikian,bukan mustahil PMII akan memenangkan pertempuran (pelajaran berharga dari perangBadar, perang Uhud dan perang-perang lainnya).

    3. Bekal Percaya Diri dalam Segala KeadaanKaderisasi PMII diharapkan bisa membuat kader percaya diri menghadapi tantangan

    zaman dalam segala keadaan. Percaya diri membuat kader PMII berani menghadapiglobalisasi yang meniscayakan persaingan sumberdaya. Siapa yang bagus kualitasnya akansurvive, siapa yang kurang bagus kualitasnya akan tergilas. Orang yang tidak punyakemampuan akan tidak percaya diri dan itu tanda-tanda akan tergilas.

    Secara sederhana, standar keberhasilan kader PMII adalah mana kala dia percaya diridengan kemampuan yang dimilikinya. Al-Itimad ala an-Nafs Asasun Najah; Percaya Diriadalah Kunci Kesuksesan/Keberhasilan/Kemenangan). Demikian bunyi maqolah Arab yangpopular di kalangan pesantren. Keberhasilan, kesuksesan dan kemenangan akan diraih selamakita masih percaya diri. Percaya diri dalam apa saja, baik atas akidah kita, amaliah kita, ilmukita, jati diri kita, SDM kita, identitas kultural kita, keterampilan kita, skill kita, kemampuanmanajerial kita, kemampuan lobi atau komunikasi kita, kemandirian kita, dan lain seterusnya.

    Pertanyaannya, dengan mengikuti organisasi PMII bisa membuat kita semakinpercaya diri atau tidak? Semakin terampil atau tidak? Semakin berani dalam bersaing denganorang lain atau tidak? Kalau ternyata kecenderungannya lebih banyak negatif, banyak kaderyang keluar dari PMII karena tidak bertambah ilmu, mental atau keterampilannya, makaberarti kaderisasi perlu ditingkatkan.

    4. Bekal Kolektivitas (Berjamaah)

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    20

    Menghadapi situasi demikian, kita harus membangun gerakan kolektif (berjamaah)agar bisa survive bersama-sama (survival collective). Ini bahasa lama yang sudah 10 tahunkita dengar dan kita gagas tetapi masih perlu diwujudkan dengan gerak nyata.

    Dengan bekal yang cukup, disiplin, percaya diri dan kolektivitas akan membuat kitabias survive. Maka meniscayakan pembagian peran dan kerja sama dalam mewujudkan cita-cita.

    D. REKOMENDASI STRATEGI KADERISASI DAN KEBIJAKAN ORGANISASIMembicarakan PMII dalam konteks strategi maupun taktik gerakan, khususnya terkait

    dengan penataan pangkalan kaderisasi, maka mau tidak mau juga harus berbicara NahdlatulUlama (NU), karena secara historis, ideologis dan kultural PMII tidak bisa lepas (dependensi)dengan NU (1960), walau PMII pernah independensi (1972) dan interdependensi (1991)dengan ormas terbesar di dunia tersebut.

    Mengkaji akar kesejarahan pendirian NU tidak lepas dari tiga basis kekuatan gerakanstrategis yang sudah ada sebelumnya, yaitu (1) Nahdlatul Wathon yang bergerak di bidangpolitik kebangsaan dan kenegaraan (gerakan melawan penjajah Belanda demi meraihkemerdekaan yang melahirkan banyak aktivis politik yang terlibat dalam mengelola negara);(2) Nahdlatut Tujjar yang bergerak di bidang basis produksi dan perdagangan; dan (3)Tashwirul Afkar yang bergerak di bidang pengembangan ilmu pengetahuan. Ketiga kekuatantersebut kemudian menyatu dalam wadah organisasi bernama Nahdlatul Ulama (NU).

    Dalam perjalanannya, ketika NU berubah menjadi Partai Politik tahun 1954 (dimulaisejak NU keluar dari Masyumi tahun 1952), praktis gerakan NU yang lebih menonjol adalahpolitik-kekuasaan, yang di kemudian hari dipaksa rezim Orde Baru berfusi dalam PPP tahun1973 (tekanan dari Ali Murtopo, sang arsitek Orde Baru terhadap Sahabat Zamroni selakuKetua Umum PB PMII dan rencana fusi partai-partai islam ke dalam PPP inilah yangmenyebabkan PMII kemudian menyatakan independen dari NU pada tahun 1972 dalampertemuan di Balai Desa Murnajati, Malang bagian utara. Deklarasi ini disebut DeklarasiMurnajati). Setelah Khittah NU tahun 1984 yang menyatakan NU tidak terikat dengangerakan politik manapun, maka dalam sebuah pertemuan di Kaliurang pada tahun 1991 PMIImeredefinisi relasinya dengan NU menjadi interdependensi, deklarasi ini dikenal sebagaiDeklarasai Kaliurang.

    Ketiga kekuatan kuasa strategis tersebut, yaitu Politik Kenegaraan (NahdlatulWathon), Modal (Nahdlatut Tujjar) dan Pengetahuan (Tashwirul Afkar) sebagai kekuatan intiNU harus dikembalikan lagi kejayaannya. Ketika NU atau PMII ingin jaya maka harusmenggerakkan ketiga-tiganya sekaligus sebagai kekuatan strategis. Andaikata NU atau PMIImampu menata ketiga basis inti tersebut dengan baik maka kemungkinan besar akan tampilsebagai pemimpin peradaban.

    Yahudi adalah contoh nyata ketika mampu mengendalikan modal, pengetahuan dannegara sekaligus mampu tampil sebagai pemimpin peradaban dunia (bahkan negara sebesarAS pun mampu dikendalikan oleh Yahudi). Dalam bidang politik, Yahudi membuat konsepnegara-bangsa (nation-state) melalui tokohnya bernama Ernas Renan, untuk mendukungpendirian negara etnis Yahudi, Israil. Dalam bidang ekonomi, Yahudi membuat konsepKapitalisme dan Sosialisme. Dalam bidang pengetahuan mereka men-design dan menguasaiperkembangan filsafat, sosiologi, ilmu politik dan teknologi. Maka bisa dipahami jika duniasekarang ini benar-benar hasil design bangsa Yahudi.

    1. Kaderisasi di Pangkalan Politik KebangsaanPertama-tama adalah hubungan PMII dengan Negara (Hablu minal daulah).

    Membicarakan relasi PMII dengan negara sama artinya dengan menggerakkan semangatgerakan Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air/Kaum Pribumi) yang menjadi salah satucikal-bakal berdirinya NU. Ini adalah embrio gerakan politik dalam tradisi NU. Semangat

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    21

    untuk mengelola negara ini sampai kini masih kuat di kalangan warga NU dan PMII (bisadilihat dari para seniornya).

    Di era kemerdekaan, orang-orang tua NU sudah terlibat aktif dalam perjuanganmelawan penjajah, misalnya, dengan menjadi anggota laskar Hizbullah yang kemudianbergabung dalam Tentara Nasional Indonsia (TNI), walau tidak lama, karena harus keluarketika tidak lulus dalam program Restrukturisasi dan Rasionalisasi (Rera) TNI dan Birokrasi(era Perdana Menteri Moh. Hatta tahun 1948). Mereka tidak lulus karena banyak yang tidakpunya ijazah sekolah resmi (kebanyakan yang lulus adalah alumni PETA dan KNIL). Inilahkenapa sampai sekarang kita susah mencari jendral kader NU karena sejak itu kader NU yangdi kelompok tentara sudah dihabisi.

    Dalam sejarah Indonesia, para tokoh NU, mulai KH. Hasyim Asyari, KH. WahidHasyim, KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Saefudin Zuhri, Subhan ZE, KH.Idham Chalis, hingga KH. Abdurrahman Wahid, pernah menorehkan tinta emas sebagaipemimpin perjuangan bangsa. Walau sejarah menunjukkan betapa banyak pihak yang inginmenggerus NU dari panggung politik, tetapi sejarah mencatat bahwa dari NU pernah lahirseorang guru bangsa dan menjadi presiden bernama KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

    Dalam usianya yang ke-50 (1960-2010), PMII tergolong elastis dan fleksibel dalamberhubungan dengan kekuasaan. PMII yang berdiri pada tahun 1960 menjadi bagian dariPartai NU. Menjelang orde lama runtuh (1965-1966), gerakan PMII (era kepemimpinanSahabat Zamroni) dekat dengan TNI dan ikut mempelopori aksi pembubaran PKI tahun1965. Namun seiring terkonsolidasinya kekuatan orde baru, PMII dikucilkan, sehingga PMIIterlibat dalam aksi perlawanan orde baru pada akhir 1980-an dan tahun 1990-an hingga ordebaru tumbang tahun 1998. Di era reformasi PMII tidak jelas dalam berhubungan dengankekuasaan, misalnya, mendukung Gus Dur atau melawan.

    Di era reformasi pula terasa kentara tarikan politik kekuasaan oleh relasi personalkader-kadernya. Hal itu bisa dilihat dalam setiap momentum kongres, konkorcab maupunkonferensi cabang, pertarungan rebutan Ketua Umum lebih didasarkan pada pertarunganpolitik jangka pendek. Hal yang sama juga terjadi di OKP lainnya termasuk ormas NU danbanom-banomnya. Pragmatisme politik yang hari ini terjadi di Indonesia sungguh berbedadegan era-era sebelumnya. Dan PMII sebagaimana OKP-OKP yang lain termasuk yangterlihat gagap bahkan tidak siap menghadapi kenyataan tersebut. Inilah pergeseran yangberbeda dengan masa-masa dahulu.

    Hari ini kalau kita bertanya pada kader PMII: mau jadi apa? Rata-rata banyakmenjawab jadi PNS, Politisi, KPU, Panwas, bahkan PPK dan PPS. Ini memang menandakanhamper semua ingin jadi pejabat, ingin hidup instan, bermartabat dan cepat kaya. Sebetulnyahal demikian itu tidak masalah manakala tidak hanya sekadar untuk pertaruhan individu,melainkan untuk pertaruhan kolektif. Maka di sinilah kita harus bisa memiliki standarperformance, sehingga mampu melahirkan kader yang lebih bagus dari kader yangsebelumnya.

    Secara normatif, berhubungan dengan kekuasaan sah-sah saja. Berhubungan bisamesra atau melawan. Maka kita harus tahu kapan mesti bermesraan dan kapan mestimelawan. Mengelola kekuasaan memang penting karena di situlah politik anggaran dankebijakan diputuskan dan dilaksanakan. Maka PMII harus bisa memaknai gerakan kekuasaansebagai basis strategi jangka panjang. Ketika masih aktif di PMII, politik yang diterapkanadalah politik kebangsaan dan politik kerakyatan. Ketika sudah menjadi alumni,dipersilahkan bertarung di kekuasaan (baik di eksekutif, legislative, yudikatif, TNI, Polri,BUMN, BUMD, dan lembaga negara lainnya).

    Satu hal yang harus dipahami di sini adalah pengelolaan negara merupakan sebagaibagian dari kehidupan kita. Kunci utama dalam hal ini adalah kepintaran kita bermain dalampusaran kekuasaan dan mampu memaknai independensi PMII secara tepat, tentunya tidak

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    22

    menyimpang dari visi dan misi PMII. Hal itu penting karena dalam situasi pertarungan globalini ketika semua ideology agama, politik dan ekonomi bertarung, salah satu strategi untukmempertahankan dan mensyiarkan ideology adalah melalui jalur kekuasaan.

    Namun, distribusi kader di ruang kekuasaan harus selektif, tidak sembarang orang,supaya tidak mengecewakan bagi kepentingan kolektif di kemudian hari mengingat sekarangini kita berada pada sebuah zaman yang beda dengan masa lalu sebagaimana kalau kitapahami ketika mengkaji materi geopolitik internasional. Artinya, kita benar-benar berpacudengan gerakan perubahan zaman global yang semakin cepat dimana arus kuatneoliberalisme ingin mengurangi peran negara. Negara akan dilumpuhkan untuk kepentinganpasar bebas. Maka bagi kita bangsa Indonesia yang masih menata diri, sangat penting untukmenjaga negara. Negara harus kita jaga, kita kelola, dan kita pimpin untuk kepentingankolektif bangsa, bukan untuk individu atau untuk bangsa asing, karena pertaruhan kita adalahsurvival bangsa kita di tengah arus globalisasi. Anak muda PMII dan NU harus percaya dirimampu memimpin negara. Gus Dur memberikan kepercayaan pada anak muda NU, bahwakita mampu menjadi presiden. Di sinilah, kita harus siap menjalankan tugas, baik tugas NUmaupun tugas negara.

    2. Kaderisasi di Pangkalan ModalMembicarakan relasi PMII dengan modal sama dengan menggerakkan semangat

    Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Kaum Pedagang) yang menjadi salah satu cikal-bakalberdirinya NU. Dalam kurun waktu perjalanan 50 tahun (1960-2010), menunjukkan relasiPMII dengan modal sangat lemah. Hampir semua memahami kalau rata-rata kader PMIIberasal pada komunitas nahdliyin yang secara umum sudah hancur basis kekuatan modalnya.

    Sejak Nahdlatul Ulama berubah menjadi Partai Politik (1954), kekuatan ekonomi NUhampir tidak tertata. Apalagi kebijakan orde baru sangat memarginalkan NU. Maka segenapgenerasi muda bangsa hendaklah mampu membangun mental dan tradisi produksi danpersiapkan diri untuk bersaing dengan bangsa lain. Baik kita merasa di-gembleng atau tidakdi PMII dengan belajar geo politik, geo ekonomi, geo strategi, sejarah masyarakat, Aswaja,dan materi kaderisasi lainnya, maka kita harus memahami bahwa ruang pertarungan kita adadi situ. Bukan semata mengkritisi pemerintah atau pemodal, tapi harus realistis dengankenyataan di lapangan.

    Maksud kaderisasi dengan pengembangan basis produksi kader ini adalah membekalikader dengan semangat produksi dengan mengolah segala sumberdaya alam dan sumberdayamanusia yang kita miliki untuk bekal hidup di tengah arus globalisasi, agar kita ini tidakselalu mengandalkan proposal atau mental ongkang-ongkang yang hanya menunggu modaldatang karena mental yang demikian ini akan layak punah dalam situasi pertarungan global.PMII harus membekali kadernya dengan mental dan skill kemandirian ekonomi yang kuatdengan mendidik kadernya menjadi pekerja keras, terampil, disiplin dan profesional. Bukankader ongkang-ongkang yang maunya instan, cepat dapat uang melalui jalur pintas, daninginnya segera jadi orang besar dan suskes tanpa tahan proses.

    Untuk memperkuat basis produksi, maka kaderisasi PMII harus dikembalikan padakompetensi individunya. Apa yang bisa diunggulkan dari kader itulah yang harus digali.Bukankah kita masih mempunyai kader yang suka mencangkul (berkebun atau bertani),bertambak, berdagang, beternak, dan seterusnya sampai ada yang menjadi calo politisi? Danlain seterusnya. Itu semua potensi kader yang bisa dikembangkan. Caranya adalah denganmembangun basis produksi di berbagai sektor (pertanian, perkebunan, pertambakan,kelautan, koperasi, perdagangan, perbankan, produksi barang yang bernilai ekonomis sepertibaju, kerajinan, makanan dan lain-lain. Hal ini penting sebagai upaya untuk membentukwatak dan pribadi kader PMII yang mandiri dan siap untuk survive di tempat manapun dalamikatan gerak kolektif PMII.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    23

    3. Kaderisasi di Pangkalan PengetahuanMembicarakan relasi PMII dengan pengetahuan sama artinya dengan menggerakkan

    semangat Tashwirul Afkar (Konseptualisasi Pemikiran) yang dulu dididikah oleh KH. AbdulWahab Hasbullah yang kemudian menjadi salah satu cikal-bakal berdirinya NU. Pengetahuanadalah cakrawala kita memandang dunia, termasuk basis nilai kita dalam menyikapipersoalan. Pengetahuan akan menjadi standar berfikir, bersikap dan bertindak. Denganstandar pengetahuan yang jelas, kita akan mampu mengenali arah dan pola gerakan PMII.Relasi PMII dengan ilmu pengetahuan pada umumnya lebih banyak di bidang ilmu agama.Ini bisa dipahami karena mayoritas kader PMII alumni pesantren dan basisnya juga dikampus agama, walau pertumbuhan PMII di kampus umum mulai membaik.

    Dalam perkembangan 20 tahun terakhir, pengetahuan kritis bersemai kuat di PMIIsehingga membuat PMII sedemikian liberal. Kajian-kajian teori kritis baik filsafat maupunsosiologi merambah pada pemikiran keagamaan sampai mengantarkan PMII memilihParadigma Kritis Transformatif dan Kritik Wacana Agama. Tentu saja dengan segalakekurangan dan kelebihannya, perkembangan ini cukup member warna bagi sejarah PMII.

    Tugas utama PMII adalah merumuskan system pengetahuan yang berbasiskankenyataan ke-Indonesiaan sehingga pengetahuan ini bisa dijadikan basis nilai, basis strategidan basis taktik bangsa dalam mengarungi pertempuran global. Di saat yang sama, parapemikir PMII juga masih banyak yang sekadar menyadur pemikir orang lain alias belumorisinil. Baik pemikiran sosiologi, politik maupun keislaman (dari yang liberal kanan sampaiyang kiri mentok), semuanya masih sebatas mendaur ulang pemikiran orang lain. PemikirPMII belum ada yang sekelas Tan Malaka, Bung Karno dan yang lain yang orisinil dan bisamenjadi basis gerakan.

    Sayangnya pengetahuan yang selama ini kita konsumsi sudah banyak produk asing,baik teori filafat, sosiologi, politik, ekonomi, kritik wacana agama, dan yang lainnya.Pengetahuan ala sekolahan yang kita pelajari sejak TK sampai Perguruan Tinggi sangatpositivistik (rasionalis dan empiris/inderawi) dan sering dangkal dalam memandang sebuahpersoalan. Pengetahuan ala positifisme ini sering menafikan kebenaran pengetahuan irfani(bathin).

    Di situlah, proses berpengetahuan kita harus ditata kembali. Jangan sampai diskusi-diskusi hanya berhenti dalam tataran forum. Paling banter hanya sekadar menjadi kulaankata-kata, yang kemudian dapat disampaikan dalam forum pelatihan di cabang masing-masing. Ini tentu sebuah keadaan yang sangat tidak kita harapkan. Padahal kita sebagai orangIndonesia mempunyai banyak basis pengetahuan lokal yang sangat arif dan tidak kalahdengan pengetahuan barat. Dulu, sejak kecil kita selalu dikenalkan dengan takhayyul, dukun,kesaktian, dan selalu percaya pada kiai. Namun sekarang semuanya sudah tidak ada lagikepercayaan tentang hal semacam itu. Maka jangan heran kalau ini semua berdampak padahilangnya nasionalisme kebangsaan yang sekerang ini sudah sampai pada level yangmendasar.

    Seharusnya, kita yang mempunyai kekayaan peradaban yang adiluhung ini, bisamenerima baik pengetahuan positifistik (burhani) maupun pengetahuan kebathinan ataukeruhanian (irfani) juga pengetahuan tekstual (bayani). Hubungan ketiga basis pengetahuantersebut tidak saling menghancurkan satu sama lain tetapi saling menopang (sirkulatif), salingmelengkapi satu sama lainnya. Semua basis ilmu pengetahuan tersebut kita gunakan untukmembangun alam raya ini dengan baik sebagaimana ajaran Alloh SWT. Pengetahuan berasaldari Alloh dan diberikan kepada manusia untuk bekal menjalankan mandat sebagaiKhalifatullah fil-ardh.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    24

    F. STRUKTUR ORGANISASI

    1. Badan Pengurus Harian (BPH)terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara Umum, WakilBendahara, Ketua I, Ketua II, Ketua III dan Ketua IV.

    a. Ketua UmumKedudukan:Ketua umum adalah mandataris KONFERCAB sekaligus sebagai pemimpintertinggi organisasi ditingkatan PC PMII Kota Semarang.Tugas:1. Memimpin, mengatur dan mengkoordinir pelaksanaan kebijaksanaan

    organisasi PC PMIII Kota Semarang.2. Melaksanakan kebijaksanaan organisasi, baik internal maupun eksternal3. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap koordinasi dan mengupayakan

    terobosan strategis dalam rangka pengembangan organisasi, baik di dalammaupun keluar.

    4. Memimpin, mengkordinir serta menjaga kelancaran pelaksanaan kebijakan-kebijakan organisasi.

    5. Menentukan arah kebijakan umum organisasi untuk kemudiandimusyawarahkan dengan pengurus lain.

    6. Mengontrol dan mengevaluasi tugas-tugas sekretaris dan ketua.Wewenang;1. Bersikap dan bertindak untuk atas nama menjaga kelancaran pelaksanaan

    kebijakan-kebijakan organisasi secara penuh.2. Melakukan resuffle pengurus dengan persetujuan Rapat Badan Pengurus

    Harian.3. Aktif membuka dan atau menjalin kerjasama dengan pihak luar yang

    mendukung bagi pengembangan organisasi.4. Memberikan pengarahan serta pencarian solusi yang tepat dalam setiap

    kegiatan maupun pengambilan keputusan.5. Bersama Sekretaris Umum dan atau wakil sekretaris untuk menandatangani

    surat-surat organisasi.6. Mendelegasikan tugas dan kewenangan kepada salah satu Ketua bila

    berhalangan sesuai dengan bidangnya.

    b. Sekretaris UmumKedudukan:Sekretaris adalah pimpinan organisasi tertinggi kedua setelah Ketua UmumTugas:1. Membantu Ketua Umum menjalankan organisasi baik internal maupun

    eksternal.2. Mendinamisasikan kondisi kepengurusan PC.3. Mengupayakan kelengkapan kesekretariatan guna mendukung gerak dan

    langkah organisasi.4. Mengkoordinasikan kegiatankegiatan kesekretariatan5. Mempersiapkan rapat-rapat organisasi dan mendokumentasikannya.6. Mewujudkan sistem dokumentasi organisasi yang rapi, sempurna dan

    terpelihara.Wewenang:

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    25

    1. Mengatur dan mengkoordinir pembagian kerja dan tugas antara Sekretaris danwakil sekretaris.

    2. Melakukan penerapan sistem administrasi dan manajemen organisasi secaraefektif dan efisien.

    3. Mensistematiskan rancangan program kerja, peraturan, surat-surat keputusandalam lingkungan organisasi.

    4. Bersama Ketua Umum dan atau Ketua menandatangani surat-surat organisasi.5. Mengontrol pengalokasian dan pengelolaan dana di masing-masing

    departemen/lembaga.

    c. Wakil SekretarisKedudukan:1. Wakil Sekretaris berkedudukan di bawah Sekretaris Umum.2. Wakil Sekretaris adalah pelaksana kerja kesekretariatan bersama Sekretaris

    dan ketua-ketuaTugas:

    1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris dalam menjalankan tugasorganisasi.

    2. Membantu mengatur mekanisme kesekretariatan, mencatat, dan mengarsipkandata-data.

    3. Melaksanakan penertiban urusan-urusan rutin organisasi.4. Mengaktifkan sistem mekanisme kontrol persuratan organisasi.5. Melakukan koordinasi dengan bidang-bidang terkait dibawahnya untuk

    menyusun rancangan program kerja yang berkaitan dengan kesekretariatan.Wewenang:

    1. Mewakili Sekretaris sesuai dengan penanganan yang dimaksud ketikaSekretaris berhalangan.

    2. Bersama Ketua Umum dan atau ketua menandatangani surat-surat organisasisesuai bidang kerjanyanya

    3. Bersama Sekretaris melakukan inventarisasi barang - barang yang dimilikioleh organisasi

    d. BendaharaKedudukan:Bendahara adalah pelaksana kebijakan PC di bidang pencarian dana danpengaturan keuangan organisasi.Tugas :

    1. Mengatur, menyimpan dan mencatat penerimaan maupun pengeluarankeuangan

    2. Membuat petunjuk teknis tentang tata cara permintaan, pembayaran danpengeluaran keuangan serta pendayagunaan inventaris organisasi

    3. Melaporkan situasi keuangan secara berkala4. Membantu Ketua dalam menggali sumber-sumber pendanaan untuk

    pembiayaan organisasi.Wewenang:

    1. Memimpin kegiatan sehari-hari kebendaharaan

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    26

    2. Merumuskan rancangan tentang pengaturan penerimaan dan pengeluaransecara periodik dan berkala

    3. Menginventarisir dan melakukan pendataan terhadap donatur yang ada4. Aktif mencari sumber dana dari data donatur yang ada5. Bersama Ketua Umum dan Sekretaris menyusun pengalokasian dana bagi

    kegiatan-kegiatan organisasi.

    e. Wakil BendaharaKedudukan:

    1. Wakil Bendara berkedudukan di bawah Bendahara .2. Wakil Bendahara adalah pelaksana dan membantu atas kerja-kerja BendaharaTugas:

    1. Membantu Bendahara mengatur, menyimpan dan mencatat penerimaanmaupun pengeluaran keuangan organisasi.

    2. Membantu Bendahara membuat petunjuk teknis tentang tata cara permintaan,pembayaran dan pengeluaran keuangan serta pendayagunaan inventarisorganisasi.

    3. Melakukan koordinasi dengan ketua-ketua dalam menyusun anggaran kerjadepartemen.

    Wewenang:

    1. Membantu Bendahara merumuskan rancangan tentang pengaturan penerimaandan pengeluaran secara periodik atau berkala.

    2. Membantu Bendahara menginventaris donatur yang ada dan menjadikannyasabagai sumber resmi pembiayaan organisasi.

    3. Membantu Bendahara membuka peluang-peluang sumber pendanaan.

    f. Ketua I ( Internal )Kedudukan:Sebagai pelaksana kebijakan PC yang bertugas dalam menangani koordinasi dandinamisasi organisasi yang ada dibawah PC dalam hal ini Pengurus Komisariat.Tugas:

    1. Membantu tugas Ketua Umum sesuai dengan bidang kerjanya2. Melakukan koordinasi intensif dan dinamisasi organisasi Cabang.3. Melakukan monitoring atas kondisi obyektif tiap KomisariatWewenang:

    1. Mewakili Ketua Umum sesaui dengan penanganan yang dimaksud ketikaKetua umum berhalangan.

    2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu danterorganisisr.

    3. Secara aktif melakukan koordinasi dengan Ketua Umum dalam melakukankerja-kerja internal organisasi.

    4. Bersama Sekretaris dan Wakil Sekretaris untuk menandatangani surat-suratorganisasi.

    5. Dalam menjalankan tugas ketua I di bantu oleh :- Departemen pendidikan dan kaderisasi

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    27

    - Departemen pengembangan pers dan wacana

    g. Ketua II ( Eksternal )Kedudukan:

    Sebagai pelaksana kebijakan PC sesuai dengan bidang penjaringan kerja strategiskemasyarakatan.Tugas :

    1. Membantu pelaksanaan Ketua Umum sesuai dengan bidang kerjanya2. Melakukan kerja jaringan, hubungan organisasi dan hubungankemasyarakatan.3. Menyerap dan mensosialisasaikan informasi dari hasil penjaringan kepadapengurus PC.Wewenang:

    1. Mewakili Ketua Umum sesaui dengan penanganan yang dimaksud ketikaKetua umum berhalangan.

    2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu danterorganisisr

    3. Secara aktif melakukan koordinasi dengan Ketua Umum dalam melakukankerja-kerja eksternal organisasi.

    4. Bersama Sekretaris dan Wakil Sekretaris untuk menandatangani surat-suratorganisasi.

    5. Dalam menjalankan tugas ketua II di bantu oleh :- Departemen pengembangan organisasi ( DPO )- Departemen sosial dan politik ( depsospol )

    h. Ketua III ( Keagamaan )Kedudukan :Sebagai pelaksana kebijakan PC secara khusus dalam bidang kajian agama dandakwah Islam serta hubungan dengan pesantren dan masyarakat.Tugas:1. Membantu pelaksanaan Ketua Umum sesuai dengan bidang kerjanya.2. Melakukan koordinasi dan dinamisasi kader-kader Komisariat dan Rayon

    dalam hal kajian keagamaan dan dakwah Islam.

    Wewenang:1. Mewakili Ketua Umum sesuai dengan penanganan yang dimaksud ketika

    Ketua Umum berhalangan.2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu dan

    terorganisir2. Secara aktif melakukan koordinasi dengan Ketua Umum dalam melakukan

    kerja-kerja yang berkaitan dengan bidang keagamaan.3. Bersama Sekretaris dan Wakil Sekretaris untuk menandatangani surat-surat

    organisasi.4. Dalam pelaksanaan tugasnnya ketua III dibantu oleh

    - Departemen Kajian Keagamaan dan Dakwah Islam ( DKKDI )

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    28

    a. Ketua IV ( Kopri )Kedudukan :Sebagai pelaksana kebijakan PC secara khusus dalam bidang gender danemansipasii perempuan dan bertanggungjawab kepada ketua umum PCsebagaimana dalam peraturan dan kewenangan Kopri dalam Ad/Art PMII.Tugas:1. Membuat program kerja dan membantu tugas ketua umum sesuai dengan

    bidang kerjanya.2. Melakukan koordinasi dan dinamisasi gerak kader kader perempuan.3. Melakukan monitoring atas kondisi obyektif kader perempuan di tiap

    Komisariat.Wewenang :

    1. Mewakili ketua umum sesuai dengan penanganan yang dimaksud ketika ketuaumum berhalangan.

    2. Mengkoordinir dan menjalankan bidang secara terarah, terpadu danterorganisasi

    3. Secara aktif melakukan koordinasi dengan ketua dalam melakukan kerja-kerjayang terkait dengan isu-isu jender dan perempuan.

    4. Bersama sekretaris umum dan atau sekretaris untuk menandatangai surat-suratorganisasi

    5. Dalam pelaksanaan tugasnya ketua IV dibantu oleh :- Lembaga pemberdayaan perempuan ( LPP )

    2. Badan-Badan Struktural

    A. Internala. Departemen Pendidikan dan Kaderisasi (DEPDIKA)

    - DEPDIKA bertugas untuk merumuskan konsepsi pendidikan danmelaksanakan pelatihan dalam rangka proses pengkaderan.

    - DEPDIKA bertugas melaksanakan pengkaderan baik secara formal, nonformal maupun informal.

    - DEPDIKA bertugas merancang sistem evaluasi pengkaderan dalamlingkup Cabang Kota Semarang yang digunakan sebagai acuan padatingkat Komisariat

    - DEPDIKA berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategisberkaitan dengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.

    - DEPDIKA bertanggung jawab kepada Ketua 1 terhadap program yangdicanangkan.

    b. Departemen Pers dan Pengembangan Wacana (DPPW)- DPPW bertugas melaksanakan program yang berkaitan dengan

    pengembangan wacana dan pemberdayaan kader dalam bidang intelektual.- DPPW bertugas melaksanakan program yang berkaitan dengan

    pengembangan studi jurnalistik, penerbitan dan dokumentasi serta responisu-isu aktual baik lokal sampai global.

    - DPPW berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategisberkaitan dengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.

    - DPPW melakukan kajian-kajian berkaitan dengan wacana aktual baiklokal, regional, nasional maupun internasional sebagai wacana kader.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    29

    - DPPW bertanggungjawab kepada Ketua 1 terhadap program yangdicanangkan.

    B. Eksternala. Departemen Pengembangan Organisasi (DPO)

    - DPO bertugas melaksanakan porgram yang berkaitan denganpendampingan dan pengembangan Komisariat dan Rayon di lingkunganKota Semarang.

    - DPO berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis berkaitandengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.

    - DPO bertugas melakukan monitoring, pendampingan dan pengembanganKomisariat dan Rayon.

    - DPO bertanggungjawab kepada Ketua II terhadap program yang telahdicanangkan

    - DPO melakukan investigasi terhadap Komisariat / Rayon sebagai acuanputusan Pengurus Cabang yang memiliki kekuatan hukum tetap.

    b. Departemen Sosial dan Politik (DEPSOSPOL)- DEPSOSPOL bertugas melakukan pembahasan secara mendalam terhadap

    isu-isu sosial dan politik.- DEPSOSPOL bertugas untuk memberikan rekomendasi keputusan pada

    Pengurus Cabang terhadap isu-isu aktual.- DEPSOSPOL berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis

    berkaitan dengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.- DEPSOSPOL bertanggung jawab kepada Ketua II terhadap program yang

    telah dicanangkan.

    c. Departemen Kajian Keagamaan dan Dakwah Islam (DKKDI)- DKKDI melakukan kajian keagamaan untuk pewujudan Islam rahmatan

    lil alamin- DKKDI melakukan kampanye maupun pendampingan untuk Islam

    rahmatan lil alamin- DKKDI melakukan pemetaan dan pengembangan dakwah untuk

    masyarakat, kampus, dan internal organisasi.- DKKDI menjalin komunikasi dan kerja sama intern serta antar umat

    beragama- DKKDI berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis

    berkaitan denga segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.- DKKDI bertanggungjawab kepada Ketua III

    3. Badan Badan Fungsionalb. Lembaga Ekonomi dan Pengembangan Teknologi (LEPT)

    - LEPT berkedudukan sebagai lembaga semi otonom yang melaksanakan segalaprogram yang telah dicanangkan dalam RAKER.

    - LEPT bertugas melakukan kajian secara mendalam terkait pada bidangekonomi dan Sains teknologi

    - LEPT berwenang untuk mengambil kebijakan strategis dan taktis berkaitandengan segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER

    - LEPT bertanggungjawab kepada Ketua Umum

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    30

    - Membentuk forum diskusi yang berhubungan dengan ekonomi pengembanganteknologi

    c. Lembaga Advokasi Masyarakat (LAMAS)- LAMAS melakukan studi analisis terhadap kebijakan publik yang berkembang

    di tingkat lokal Semarang dalam rangka pendampingan kaum marginal.- Mengembangkan komunikasi atas permasalahan kebijakan publik yang ada di

    Komisariat dan Rayon.- Melakukan tindakan advokasi kebijakan daerah lokal maupun regional.- Menjalin kerja sama dengan organisasi /LSM/ Lembaga tingkat regional

    ataupun lokal dalam melakukan pembelaan terhadap masyarakat bawah- LAMAS bertanggungjawab kepada Ketua Umum- Membentuk forum diskusi yang berhubungan dengan advokasi masyarakat.

    d. Lembaga Penelitian (LEMLIT)- LEEMLIT berkedudukan sebagai lembaga semi otonom yang melaksanakan

    segala program yang telah dicanangkan dalam RAKER.- Melakukan kajian mendalam terhadap permasalahan-permasalahan yang

    terjadi dalam berbagai bidang- Melakukan pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan yang ditemui

    dalam berbagai bidang- Membangun dan mengembangkan kelompok-kelompok penelitian- Melakukan kerjasama dengan lembaga riset atau organisasi sejenis- Melakukan publikasi hasil-hasil penelitian- LEMLIT bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    31

    4. Struktur Organisasi Pengurus Cabang

    Keterangan :: jalur instruksi: jalur koordinasi

    Konfercab

    Mabincab Ketua Umum

    Wakil sekretaris

    Sekretaris

    Wakil bendahara

    Bendahara

    Ketua I Ketua II Ketua III Ketua IV

    DEPDIKA

    DP2W

    DEPSOSPOL

    DPO

    DKKDI DPP

    LAMAS

    LEPT

    LEMLIT

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    32

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 007.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    STRATEGI GERAKAN PMII DAN HUBUNGAN EKSTERNALPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG 2013-2014

    BismillahirohmaanirrohimPimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya

    peraturan tentang Strategi Gerakan PMII dan Hubungan Eksternal PMII Cabang kotaSemarang 2013-2014

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang StrategiGerakan PMII dan Hubungan Eksternal PMII Cabang kota Semarang 2013-2014.

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan :

    1. Strategi Gerakan PMII dan Hubungan Eksternal PMII Cabang kota Semarang 2013-20142. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari : .tanggal : , Agustus 2014Pukul : .Wib

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    33

    KOMISI BSTRATEGI GERAKAN PMII DAN HUBUNGAN EKSTERNAL

    PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIAKOTA SEMARANG 2013-2014

    REALITAS KOTA SEMARANG

    Kota Semarang merupakan ibu kota Jawa Tengah. Kedudukannya sangat strategis sebagaisimpul transportasi regional, menjadikan kota Semarang mempunyai kelengkapan sarana danprasarana fisik yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pesatnya laju pembangunankota ini telah menyebabkan perubahan pada kondisi fisik dan sosial kota.

    Semakin besar suatu kota, maka semakin besar / komplekslah permasalahan yangdihadapinya. Kota Semarang dalam beberapa tahun terakhir ini menghadapi permasalahanyang cukup sulit diatasi, yaitu banjir dan merambah pada persoalan baru yaitu kemacetanjalan. Bencana banjir merupakan permasalahan yang umum, terutama di daerah padatpenduduk, kawasan perkotaan, daerah tepi pantai / pesisir, dan daerah cekungan. Merebaknyatransportasi mulai dari motor dan mobil tidak di imbangi dengan pengurangan kendaraanyang sudah tua, sehingga menjadikan penyempitan jalan.

    Kota Semarang yang berpenduduk kurang lebih 1.592.632 orang pada tahun 2010 (sumber:BPS kota Semarang) juga mendapati problem sosial seperti kemiskinan (yang tercatat sebesar26,4%), pengangguran, serta anak jalanan. Melihat besaran jumlah tersebut yang tentunyadiikuti dengan dampak yang ditimbulkannya, seperti terjadinya kriminalitas dan mengganggupemandangan kota, maka pemerintah perlu segera menemukan solusi yang tepat untukmengatasinya.

    Sebagai organisasi kemahasiswaan yang berbasis pada kaderisasi, Pergerakan MahasiswaIslam Indonesia (PMII) dituntut untuk berperan aktif dalam mengawal jalannyapembangunan baik secara sosial maupun fisik agar tidak terjadi ketimpangan yang merugikanmasyarakat dan basis kultur (Nahdliyin) dari PMII.

    REALITAS KEMAHASISWAAN (PMII)Mahasiswa menyadari bahwa mereka adalah Lapisan Paling Maju dan dengan

    demikian menentukan watak kepemimpinan bangsa di masa depan yang bertanggungjawabterhadap transformasi sosial dalam skala besar. Kesadaran yang sudah menyatu dengan alirandarah setiap generasi muda bangsa, kian lama akan mengkristal menjadi perlawanan takkenal lelah. Dialektika sejarahpun mendorong terbentuknya pemahaman untuk gerakbersama, menentukan langkah dalam menghadapi tantangan global dan nasional.

    Sampai saat ini, kita sering menyaksikan meningkatnya intensitas gerakan mahasiswadalam melancarkan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah maupun sekedar aksisolidaritas yang di tujukan untuk membangkitkan semangat melawan bentuk-bentuk

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    34

    kekerasan, baik dalam maupun luar negeri. Bukan hanya itu, arus besar hiruk pikukperselingkuhan sebagian aktifis mahasiswa dengan kepentingan politik praktis, yang ternyatajustru menyurutkan moralitas sebagian mahasiswa Indonesia, termasuk aktivis PMII dalam Menaklukkan Monster Kampus maupun penjahat yang membungkus idealisme denganPragmatisme.

    Dalam konteks inilah PMII di tuntut untuk melakukan pengamatan dan pembacan globalserta melancarkan aksi-aksi strategis guna mengkontrol jalanya roda pemerintahan danmenggiring pada terwujudnya cita-cita reformasi.

    Berbarengan dengan proses pematangan kesadaran politis dan militansi melakukan aksi-aksi langsung ini, PMII menghadapi beberapa soal sehubungan dengan kelanjutan gerakandan militansi perjuangan. Dimana beberapa kelompok melihat mutlaknya kebutuhan untukbergabung dengan sektor-sektor lain di masyarakat seperti buruh, tani dll, karena menyadaripredikat PMII yang disini adalah mahasiswa bukanlah sebagai kelas yang tersendiri darimasyarakat.

    Masalah lain seperti; pematangan diri secara organisasional, kaderisasi, hubungan antarkelompok mahasiswa, prioritas issue yang mau di angkat juga menuntut untuk segera diselesaikan. Belum lagi menyikapi kelompok-kelompok politis tertentu yang kadangmenggunakan tawar-menawaran ( wani piro ??? ) yang menggoda yang justrumenghancurkan independensi gerakan dan atau moral yang tentu saja ada di tiap mahasiswa;tentang kehadiran di ruang kuliah, ujian semester, SKS minimal yang harus di penuhi, tugas-tugas kuliah, dan masalah akademis lain, adalah hal esensial yang tidak bisa di hindaridengan alasan-alasan politis seperti diatas, yang mana hal tersebut merupakan persoalan yangmembelit gerakan saat ini.

    Dari sebuah kenyataan diatas muncul hal yang menggelisahkan dalam perkembangangerakan dalam konteks eksternal, gerakan sosial politik mengkondisikan gerakan mahasiswadalam posisi yang nyaris mengalami disorientasi. Tidak tahu lagi apa yang mau di lakukan,kesulitan melakukan kontekstualisasi dalam konstelasi politik nasional yang begitu cepatmengalami pergeseran. Banyak issue-issue kritis yang di respon dan pada akhirnya terjebakpada issue-issue mikrokospis. Dalam konteks internal di hadapkan oleh fenomenadekonsolidasi organisasi yang membuat kita begitu sulit mematerialkan aganda-agendagerakan, cairnya organisasi, problem kaderisasi, dan lemahnya konsolidasi gerakan yangmembuat ketidaksinergisan gerak, kondisi ini mengalami proses percepatan hinggaterkapar kehilangan basis moralitas karena berselingkuh dengan politik kekuasaan.Sehingga membatasi secara stuktural dinamika gerakan.

    Di sinilah peran PMII, dimana sebagai satu organ gerakan mahasiswa yang memilikilegitimasi moral memimiliki tanggung jawab untuk mentransformasikan ke tengah publikdimana dalam lingkar hiruk pikuk politik nasional yang serba membodohkan dan gemparankekuatan modal global yang menggerogoti moral resources kita. Maka PMII harusmenyiapkan kader yang militant dan bermoral yang di bekali kekuatan kepemimpinan

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    35

    memadai dan sesekali melancarkan serangan sporadik terhadap kebijakan yang tidak populisdan menjadikannya sebagai program minimalis gerakan.

    Ada beberapa point yang perlu menjadi catatan PMII Kota Semarang dalammengembangkan gerakan yang akan datang yaitu;

    Bangunan jaringan yang ada selama ini kebanyakan hanya masih berkutat padakelompok internal atau dalam lingkungan NU baik dari partai politik, LSM ataupunstakeholder person yang masih dekat dengan NU. PMII belum secara luasmembangun jejaring luar yang sebenarnya juga banyak berpengaruh dalam perubahandi masyarakat.

    Memahami positioning PMII diluar juga harus dimaknai sebagai warring position(arena pertarungan). Dalam arena ini PMII maupun kadernya secara langsung ataupuntidak pasti bertarung dengan entitas lain baik dalam eksistensi organ, wacanaberpengetahuan maupun dalam proses perubahan yang dicita-citakan. Disinilah kaderPMII harus mulai memahami rule of the game yang harus dilakukan agar sesuatutujuan dapat tercapai dengan maksimal.

    Relasi yang seharusnya dibangun oleh PMII juga harus melihat kapasitas internalyang dimiliki PMII, sehingga jejaring yang dibangun akan mempunyai strukturpondasi yang kuat dan strategis.

    Dalam proses ada dan hadir bagi masyarakat, PMII harus menemukan wilayahmana yang akan menjadi orientasi gerakan dengan melihat kemampuan wilayahgarapan. Apakah wilayah advokasi kebijakan publik (dalam kasus-kasus tertentu,seperti advokasi Pedagang Kaki Lima, advokasi Penggusuran, buruh dan lainnya)ataukah organisir massa yang berkutat dalam wacana intelektual tanpa ada gerakanyang nyata.

    Media massa yang selama ini menjadi salah satu stakeholder kuat dalam prosesperubahan dalam masyarakat, karena dapat mempengaruhi publik dengan dasyat,ternyata belum menjadi garapan yang serius dari PMII. Realitas ini terbaca darilemahnya jejaring yang dipunyai PMII dari kalangan media massa, sehingga pesanyang ingin disampaikan kepada masyarakat tidak terjangkau secara luas.

    PMII sebagai salah satu stakeholder pergerakan harus dapat maksimal membangunjejaring sesama stakeholder lain yang juga berperan penting dalam proses perubahan bangsaini, seperti partai politik, NGO, birokrasi, pengusaha, media (pers) dan lainnya, dan bukanhanya berkutat pada lingkungan NU saja.

    Dalam bidang eksternal ada beberapa hal yang mendesak dilakukan oleh PMII dalamrangka sebagai sebuah wujud gerak yang ada dengan penuh kesadaran dalam memandangkenyataan.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    36

    PMII DAN BEBERAPA PERSOALAN DI MASYARAKAT

    1. PendidikanPendidikan merupakan pilar penting untuk membangun sebuah tatanan masyarakat yangcerdas dan bernartabat. Baik itu pendidikan formal maupun informal. Secara umum,pendidikan di indonesia dan semarang pada khususnya ada perbaikan, baik secarainfrastruktur maupun suprastruktur, yaitu dengan pemberian dana Bantuan OperasionalSekolah (BOS) dan usaha mewujudkan pendidikan yang terjangkau. Akan tetapi dalamproses perbaikan ini, masih ada penyimpangan baik dalam penyaluran anggaran danmenjadikan lembaga pendidikan sebagai industri.

    2. Kebijakan Pembangunan PemerintahGebrakan walikota Semarang Soemarmo dengan slogan Saatnya Semarang Setara membawa implikasi kepada kota semarang secara fisik, pembangunan dan penataanseputar kota, sungai banjir kanal barat, dan beberapa rencana lainnya selain membawakemanfaatan bagi masyarakat, juga menjadi persoalan. Karena setiap pembangunanselalu di ikuti dengan penggusuran-penggusuran yang tidak dikelola dan terkomunikasisecara baik. Sehingga terjadi penolakan dan demonstrasi kepada pemerintah.(penggusuran PKL Basudewo, PKL Pahlawan, PKL Pemuda, PKL Simpang Lima),meskipun di relokasi akan tetapi tidak menjadi sebuah jawaban bagi para PKL karenamahalnya kontrak tempat dan pangsa konsumen yang berubah/ atau tidak menjanjikanseperti sebelumnya.

    PMII Kota semarang yang juga mempunyai fungsi sebagai pengontrol danpendampingan masyarakat harus ambil bagian dalam proses pembangunan kotasemarang sebagai mediator dan menjadi solusi atas problematika.

    3. PolitikMengenai bentuk kepedulian dan tanggung jawab PMII terhadap proses politik yangdemokratis sebagaimana amanat ini tercantum dalam UUD 45 dan bentuk partisipatifterhadap masyarakat dalam memberikan pendidikan politik di kota semarang, makakiranya PMII Kota semarang harus memiliki andil terhadap proses politik yang adadengan memberikan pendidikan politik untuk pemula dan pentingnya politik untukmewujudkan kesejahteraan. Secara organisatoris PMII belum mewujudkan hal itu,jejaring yang sudah terbangun dari periode sebelumnya dan saat ini akan terpatahkandengan masa periodisasi kepengurusan. Periode kepengurusan seharusnya diimbangidengan SDM yang cukup sebagai proses kaderisasi masa periode selanjutnya. Sehinggakonteks keberlanjutan komunikasi dalam konteks berpolitik di Kota semarang tidakterpatahkan dan akan terbangun secara keberlanjutan.

    4. Sosial BudayaBeragamnya budaya di kota Semarang bisa menjadikan kota Semarang rawan akankonflik etnis dan kelompok, hal ini perlu adanya pengelolaan komunikasi yang baik agarperbedaan yang ada menjadi kekuatan untuk menambah daya saing kota Semarangdengan daerah lainnya. Di sini peran PMII kota semarang yang mengusung semangat

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    37

    pluralisme dan keterbukaan menjadi penting bagi keberlangsungan kehidupan yangharmonis antar kelompok dan etnis.

    SINERGITAS GERAKAN ATAS ISSUE DAN POLA GERAKAN EKSTERNAL

    PMII kota semarang yang terdiri dari 8 komisariat dengan karakter yang beragam merupakansebuah modal bagi PMII Kota semarang untuk menjalin relasi yang sinergis dan salingmelengkapi. Dengan beragamnya potensi kader di kota semarang, PMII dimungkinkan bisauntuk melakukan gerakan pendampingan kepada masyarakat semarang dan kaummustadhafin dengan beragam cara atau metode, tidak hanya secara turun ke jalan tetapi bisamelakukan gerak nyata sebagai cerminan dari visi misi PMII. Sehingga dalam geraknya,PMII kota semarang lebih dinamis, memberikan solusi dan potensi kader terakomodir. Tidakhanya pada satu model gerakan yang cenderung vis a vis terhadap pemerintah tetapi bisamenjadi partner bagi semua kalangan.Rekomendasi Komisi

    1. PMII kota Semarang perlu memperluas jaringan di basis pengusaha untukmemperkuat skills kadernya di bidang kewirausahaan.

    2. PMII kota Semarang perlu untuk memperkuat jaringan dengan media massa denganprogram-program magang sebagai bentuk untuk memfasilitasi kader pelatihanjurnalistik di tingkatan komisariat.

    3. PMII Kota Semarang perlu membuat forum-forum komunikasi antar iman dan etnis,sebagai bentuk komitmen menjaga keharmonisan dan memperkuat iman.

    4. PMII kota Semarang perlu membuat komunitas-komunitas profesional yangmengakomodir beragamnya studi fakultatif yang ditempuh kader.

    5. PMII kota semarang perlu mengadakan pelatihan advokasi anggaran untuk mengawalproses penganggaran di kota Semarang.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    38

    KEPUTUSAN KONFERENSI CABANG XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    Nomor: 008.KONFERCAB.XXXVI.PMII.08.2014Tentang:

    STRATEGI DAKWAH DAN PENGEMBANGAN KAJIAN ISLAMPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    CABANG KOTA SEMARANG 2013-2014

    BismillahirohmaanirrohimPimpinan Konferensi Cabang (KONFERCAB) XXXVI Pergerakan Mahasiswa IslamIndonesia Cabang Kota Semarang, setelah:

    MENIMBANG1. Bahwa demi memberikan arah kebijakan organisasi, maka di pandang perlu adanya

    peraturan tentang Strategi Dakwah dan Pengembangan Kajian Islam PMII cabang KotaSemarang 2013-2014

    2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka di pandang perlu untuk menetapkankeputusan Konferensi Cabang XXXVI PMII Cabang Kota Semarang tentang StrategiDakwah dan Pengembangan Kajian Islam PMII cabang Kota Semarang 2013-2014

    MENGINGAT1. Anggaran Dasar PMII2. Anggaran Rumah Tangga PMII3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

    MEMPERHATIKANHasil Sidang Pleno Konfercab XXXVI PMII Cabang Kota Semarang

    MEMUTUSKANMenetapkan

    1. Strategi Dakwah dan Pengembangan Kajian Islam PMII cabang Kota Semarang 2013-2014.

    2. Keputusan ini akan di tinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan

    Wallahul muwafiq ilaa aqwamithoriqDitetapkan di : SemarangHari :tanggal : , Agustus 2014Pukul :

    PIMPINAN SIDANG KONFERCAB XXXVIPERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

    KOTA SEMARANG

    () (.) (.)Ketua Sekretaris Anggota

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    39

    KOMISI CSTRATEGI DAKWAH DAN PENGEMBANGAN KAJIAN ISLAM

    PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIAKOTA SEMARANG

    FAKTA PEMIKIRAN DAKWAH ISLAM

    Bangsa Indonesia dihadapkan dengan persoalan yang sangat komplek, persoalan yangmenjadi target penyelesaian adalah kemiskinan, pengangguran, korupsi, dan bencana alam.Dengan keadaan bangsa yang memprihatinkan tersebut, bukan hanya pihak-pihak tertentuyang memikirkan dan mempertanggungjawabkannya, tetapi kita semua perlu untuk mencarijalan keluar (problem solving) untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, mencari jalankeluar dari keterpurukan dan memberikan masukan/petunjuk kepada segenap elemen bangsamerupakan bagian dari terminologi dan hakikat dakwah dan ibadah menurut agama Islam.Jadi, kalimat dan kata dakwah sesungguhnya tidak hanya sebatas mengajak orang untukmelakukan ibadah ritualistik (Normatif, Mahdhoh) maupun Amar Maruf Nahy Munkar tetapimelakukan kerja-kerja sosial juga merupakan bagian dari pekerjaan dakwah dalam Islam.

    Maraknya aksi kekerasan dan terorisme yang dilakukan oleh segelintir orang denganmengatasnamakan agama yang 8 tahun terakhir ini sering terjadi membuat kita semua patutkecewa, sedih dan prihatin. Kecewa karena aksi tersebut telah mengakibatkan munculnyabanyak korban, baik hilangnya nyawa orang, hancurnya bangunan maupun citra baikIndonesia di mata internasional. Sedih karena di saat bangsa kita masih menghadapitantangan globalisasi, tetapi ada segelintir anak bangsanya yang justru merusakpembangunan. Sedihnya lagi mereka melakukan itu semua demi atas nama jihad di jalanAllah, menjadi pengantin yang akan masuk surga, walau dengan cara mati bunuh diri.

    Sungguh ini doktrin pemahaman agama yang salah. Prihatin karena mereka yang menjadipelaku terorisme itu juga sudah masuk ke generasi anak muda.

    Apabila kita memperhatikan gerakan dakwah yang dilakukan umat Islam Indonesiabelum terlalu banyak kelompok-kelompok Islam yang memaknai dakwah secaratransendental-transformatif, yaitu peristilahan untuk menyebut gerakan dakwah yangberimplikasi pada perubahan sosial, menuju terwujudnya masyarakat yang adil danbermartabat. Kebanyakan dakwah Islam hari ini masih belum menjawab persoalan yangterjadi di tengah-tengah masyarakat, baik persoalan keagamaan, sosial sampai persoalankebangsaan.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    40

    Di Indonesia, terdapat berbagai bentuk dan paham keislaman. Secara general, dapatdipetakan ada kelompok tekstualis yang berdakwah sesuai dengan bunyi teks Al-Quran-Hadits dalam menjalankan agama (sebut saja kaum tekstualis) dan yang paling getol danmembahayakan dalah gerakan PKS & KAMMI, maupun kelompok Islam liberal-modernisyang lebih pada gerakan pemikiran. Namun kalau diteliti, sebetulnya kedua gerakan dakwahtersebut masih jauh dari harapan masyarakat karena kedunya belum bisa menjawab problemyang dihadapi masyarakat yang berkultur Nahdiyyin. Umumnya, mereka hanyamengedepankan egoisme dan fanatisme, sehingga muncul berbagai kekerasan dan pemaksaanoleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Amar Maruf Nahi Munkar, dakwah yangtidak menukik pada persoalan yang dihadapi umat yang paling mendasar, yaitu persoalankemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan penjajahan ekonomi-politik. Kaum tekstualisterjebak pada dakwah yang hanya bicara soal romantisme masa lalu dan dakwah yang hanyamenyerukan ruju ila Al-Quran, sementara kaum liberal terjebak pada wacana modernisme

    Barat. Tidak ada konsep dakwah, apalagi sampai pada tataran gerakan, yang mengarahkepada gerakan memperbaiki kondisi masyarakat Indonesia yang masih terpuruk. Gerakananti korupsi, misalnya, masih sebatas seruan moral dan belum menyentuh pada laku umat.Demikian juga dalam menangani masalah ekonomi dan pemberdayaan rakyat kecil.

    Melihat kondisi sebagaimana tergambar tersebut, sebagai umat Islam, kita mempunyaitanggung jawab bagaimana bisa menemukan formula gerakan dakwah yang bisa mengatasipersoalan umat dengan berdakwah sesuai dengan realitas masyarakat Kota Semarang.

    REFLEKSI PENGEMBANGAN PEMIKIRAN DAN DAKWAH PMII

    Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai sebuah organisasikemahasiswaan yang berideologi Islam Ahlussunnah waljamah senantiasa mempunyai perandan tanggung jawab yang sangat besar untuk melakukan gerakan dakwah islamiyah, yaitumewujudkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin yang bias diterima semua elemenmasyarakat islam sesuai dengan konteks kultural masyarakat Indonesia.

    Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai salah satu komponen yangmenjunjung nilai nilai pluralisme dan humanisme, seyogyanya mempunyai peran dalamupaya memperbaiki bangsa dari keterpurukan dengan sebuah konsep dakwah dan sosok dai

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    41

    yang bisa mendobrak kebekuan cara berpikir umat, membuka fanatisme kelompok, dan bisamembebaskan bangsa dari penjajahan, kemiskinan dan kebodohan.

    Hari ini ketika membicarakan tentang PMII yang berideologi Islam yang diwujudkandalam kerangka berfikir Ahlussunnah waljamaah (Manhajul Fikr) ternyata banyak kaderPMII yang belum betul-betul memahami dan mampu mengaplikasikanya dalam kehidupanseharhari. Namun, apabila kita perhatikan hari ini, terutama di kota besar seperti Semarang,Surakarta dan Purwokerto, yang mengambil peran dakwah islamiyah, umumnya, kelompokIslam fundamentalis dan Islam modernis. Sementara Islam Aswaja (PMII dan NU) belummaksimal. Masjid yang menjadi pusat kegiatan umat, sudah banyak yang diambil-alih kaumfundamentalis dan modernis. Sementara aktivis PMII yang nota bene berasal dari pesantrenagak ogah memeriahkan masjid.

    Masjid merupakan pusat kegiatan umat Islam dan gerakan pemberdayaan danpengembangan umat Islam, sebagaimana dipraktikkan oleh Rosulullah SAW. dilakukanmelalui masjid. Padahal situasi masyarakat yang sedang dihimpit berbagai persoalankehidupan krisis, kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan bencana alama yang silihberganti ini butuh solusi konkret untuk mengatasinya. Namun kader PMII sengaja tidakmenyadari dan melupakannya. Di situlah PMII harus melakukan koreksi terhadap polagerakan dakwahnya selama ini yang cenderung kurang membumi dalam menjawab persoalanyang dihadapi masyarakat.

    ISU STRATEGIS DAKWAH DAN PENGEMBANGAN KAJIAN ISLAM DI PMII

    Dari paparan di atas, setidaknya ada isu strategis gerakan pemikiran dan dakwah PMIIadalah:

    Secara eksternal, gerakan dakwah keislaman di kota besar masih didominasi oleh kaumIslam fundamentalis dan Islam liberal-modernis dimana kaum islam itupun bukan lahirdari perut Negara Indonesia melainkan hasil impor Negara barat, sementara Islam Aswajayang asli lahir dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kurang maksimal.Adapun tantangan dakwah di kota kecil, walau gesekannya belum sekeras di kota besar,namun akhir-akhir ini juga sudah mulai terasa menghadapi tantangan yang hampir serupadengan yang di kota besar.Karena strategi-strategi yang dipakai sudah merambah sampaikepelosok-pelosok desa.

  • Materi KONFERCAB XXXVIPC PMII Kota Semarang

    42

    Secara internal, belum kuatnya etos berdakwah pada diri kader PMII, sehinggamengakibatkan belum maksimalnya strategi gerakan pemikiran dan dakwah PMII dalammenjawab kebutuhan masyarakat sekitar

    STRATEGI DAKWAH DAN PENGEMBANGAN KAJIAN ISLAM DI PMII

    Dari isu strategis tersebut, program strategis yang merupakan cara atau taktik gerakanpemikiran dan dakwah PMII ke depan adalah:

    1. Penggemblengan secara optimal nilai-nilai keislaman (Ahlussunah Waljamaah) PMIIdi semua tingkatan (Rayon, Komisariat, PC, dan Masyarakat)

    2. Meng