pelayanan informasi obat (pio)€¦ · pelayanan informasi obat (pio) wiwin herdwiani.,s.f.,...
TRANSCRIPT
PELAYANAN INFORMASI OBAT
(PIO)
Wiwin Herdwiani.,S.F., M.Sc.,Apt Disampaikan Dlm Konfercab IAI PC Grobogan
Purwodadi, 22 Mei 2016
Wiwin’s fie
1
Latar belakang
KepMenKes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004
Tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek
Farmasis tidak sekedar meracik obat untuk pasien
Interaksi dengan pasien dan profesi kesehatan lain
Farmasis dituntut meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan prilaku
Untuk memberikan pelayanan informasi obat dan konseling
SOP FARMASIS DI APOTEK
Kompetensi A: asuhan kefarmasian
Kompetensi B: akuntabilitas praktek farmasi
Kompetensi C: managemen praktis farmasi
Kompetensi D: komunikasi farmasi
Kompetensi E: pendidikan dan pelatihan farmasi
Kompetensi F: penelitian dan pengembangan farmasi
Komunikasi??
“Ia berbicara, namun ia tidak mengatakan sesuatupun”
Apakah Anda memahami
maksud pernyataan tersebut?
Mengapa Komunikasi Penting Bagi
Farmasis?
Communication skills are crucial to helping
you develop your practice.
Your position as a pharmacist will require
you to communicate well verbally, orally,
and in writing with health-care professionals
and with patients.
APAKAH KOMUNIKASI
Pebentukan pesan dari pemikiran, perasaan, perilaku pengirim (sender)
Penyampaian pesan kepada penerima (reciever)
Reaksi dari penerima
SENDER
RECEIVER
Pesan (message)
Umpan balik (feedback)
RINTANGAN
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
Pentingnya persepsi
Sharing persepsi sama
Feedback untuk mengecek persepsi
Persepsi, credibility dan persuasi
MACAM-MACAM PESAN
NON VERBAL
55%
VERBAL
45%
NON VERBAL Menggambarkan Besar perasaan
Pikiran (disadari atau tidak)
Mengekspresikan wajah, gerakan
Sangat sulit dibuat-buat
Lebih terpercaya
Komponen:
Tatapan mata
Ekspresi wajah
Gerak isyarat
Cara berdiri/ sikap tubuh
Perilaku
Nada suara
Cara berpakaian
Umur. Kelamin
Latar belakang budaya. Etnik
jarak
BODY LANGUAGE
GESTURE
EKSPRESI WAJAH
KONTAK MATA
KONTAK FISIK
BODY POSTURE
JARAK PERSONAL
EKSPRESI WAJAH
Setelah mengatakan sesuatu, ekspresi wajah merupakan bagian yang terpenting dalam komunikasi.
Ekspresi wajah menggambarkan suasana hati dan emosi dengan mata dan mulut merupakan tanda yang dominan.
Farmasis juga penting tahu ekspresi wajah bahwa pasien mengerti atau menerima /tidak nasehat/informasi.
KONTAK MATA
Menghindari kontak mata merupakan jalan sukses
untuk menghindari komunikasi.
Menjaga kontak mata selama percakapan vital untuk
meyakinkan meyakinkan proses berkelanjutan karena
menunjukkan tertarik pada subyek dan biasa untuk
menentukan siapa yang akan berbicara.
KONTAK FISIK
Kontak fisik merupakan segala aspek proses komunikasi dan dapat meningkatkan komunikasi verbal.
Sentuhan yang simpatik pada lengan sering dapat mengatakan jauh lebih berarti dari katakata.
Tony Thampi
A Touchy Subject—Touching
Touching a client is very
problematic in today’s society.
It is a powerful way to
communicate caring and
empathy.
It can also be easily
misunderstood, misconstrued,
and damaging to the
counseling relationship.
Empathy
You want to build the
relationship with the client
through all the previously
mentioned skills. Yet all
these skills will be hindered
without the use of empathy.
BODY POSTURE
Postur tubuh sangat berpengaruh bagaimana percakapan berhasil.
1.posisi tertutup: kalau orang berdiri dengan menyilangkan tangan. Ini merupakan postur yang negatif dan tidak seorang mau memulai percakapan
2.posisi kaki: kaki orang mengarah kemana ia akan pergi. Ini untuk ngecek apakah pendengar penuh perhatian atau tidak.
3.body posture yang positif: badan mengarah kepada orang yang berbicara atau duduk dengan relaks merupakan contoh bahasa non-verbal yang dapat membuat komunikasi baik.
JARAK PERSONAL
Kita semua punya jarak yang merasa nyaman. Jarak personal bervariasi tergantung kultur dan situasi.
BARIER DALAM KOMUNIKASI
1. Barier lingkungan
2. Barier personal
3. Barier pasien
4. Barier administrasi dan
keuangan
5. Barier waktu
TANGGUNG JAWAB FARMASIS DALAM
MODEL KOMUNIKASI
Sender: Farmasis tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa pesan ditranfer dalm bentuk yang jelas.
Reciever: bertanggung jawab mendengarkan apa yang ditransfer oleh sender.
THE PHARMACIST - RECEIVING
INF0RMATION
LISTENING
Good communication is bulit on active listening
Listening/ “mendengarkan” berarti menaruh perhatian terhadap segala pesan yang dikirim orang. Ini termasuk perhatian tidak hanya apa yang dikatakan orang, tetapi cara mereka berkata, cara dia berdiri, ekspresi wajah, gerak-isyarat dan lain-lain
TANDA-TANDA BEHAVING AND ACTIVE
LISTENING
Mendorong, membesarkan hati, menganjurkan mereka berbicara menceriterakan sejarahnya, dengan tersenyum, mengangguk, diam (“mm”, “ya”, “teruskan”, “betul?” dsb)
Melihat kepada orang lain, menjaga kontak mata pada keadaan yang bagus
Bertatap muka, tidak menoleh atau melihat ke bawah
Mendengarkan secara sederhana dan simpatik merupakan dasar komunikasi yang baik
MENDENGARKAN DAN JAWABAN YANG
EMPATI
Mendengarkan dengan baik
Jawaban yang empati
Sikap yang empati
Aspek nonverbal dari mendengarkan
Problems in establishing helping relationship
RESPONDING
ISI, farmasis harus yakin bahwa informasi
diterima dengan betul
PERASAAN, jawaban dengan perasaan
merupakan komunikasi dengan level yang lebih
dalam
menjawab orang yang sedang emosi lebih ke
perasaan daripada isi dari pesan, memberi
kesempatan untuk menyelidiki sebabnya.
QUESTIONING
keep the following points in mind
Buat pertanyaan open-ended
Yakin bahwa pasien tahu point pertanyaan anda
Sesuaikan pertanyaan dengan kemampuan pasien untuk menjawab dengan mudah
Hindari pertanyaaan yang terpenting
Hindari menggunakan sebuah pertanyaan jika pernyataan sudah diartikan
PERTANYAAN YANG BAIK
Jelas dan mudah dimengerti
Anda minum obat untuk lambung anda? Untuk pencernaan? Untuk konstipasi? Untuk diare?
Anda minum obat untuk saluran pencernaan?
Tidak membingungkan
Alkohol dapat merubah aktivitas banyak obat. Saya ingin tahu seberapa banyak anda minum alkohol. Dapatkah anda ceriterakan berapa banyak alkohol yang anda minum minggu lalu?
Berapa banyak alkohol yang anda minum?
THE PATIENT --
RECEIVING INFORMATION
Kita semua sangat kurang perhatian kita.
Walaupun informasi diulang, mungkin juga
tidak pernah diberikan.
THE PHARMACIST -- SENDING
INFORMATION
1. TULUS
2. SEDERHANA
3. PENDEK
4. SPESIFIK
WHY QUESTION
Untuk membentuk hubungan dengan karyawan atau pelanggan, supaya hati-hati penggunaan pertanyaan “mengapa”.
Dengan pertanyaan “mengapa” membuat orang defensive karena kebanyakan orang tidak dapat memberi alasan rasional mengapa mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu yang mereka kerjakan.
OPEN-ENDED QUESTIONS
Apa dokter memberi tahu gunanya obat ini?
Apakah dokter memberi tahu bagaimana
caranya minum obat ini?
Apa yang dokter katakan apa yang anda
harapkan dari minum obat ini?
CLEAR
1. Clearly describe: penjelasan yang jelas situasi yang anda lihat
2. Listen to:mendengarkan orang lain bicara
3. Explain: penjelasan situasi secara spesifik perasaan anda
4. Assert your stance
5. Results: hasil yang diharapkan
THE PATIENT --
SENDING INFORMATION
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Kontak mata: tatapan/ menghindar/ membelalak/
Ekspresi wajah: mengankat alis/ tersenyum/ mengkerutkan dahi
Gesture: menunjuk/ menggegam tinju/ bergerak relaks
Postur: tegang/ relaks/ merosot (tertelungkup)
Nada suara: datar/ mengasyikkan/ marah
Puncak suara: rendah dan bisu/ tinggi dan gairah
Pakaian : tidak rapi, warna-warni, kasual
KOMUNIKASI DENGAN SITUASI
TERTENTU
1. Orang tua
2. Kelemahan bicara merupakan barier komunikasi
3. Pasien sakit terminal
4. Pasien AIDs
5. Pasien dengan masalah kesehatan mental
6. Anak remaja
7. Care givers
ORANG TUA
1. Orang tua minum obat resep atau tanpa resep tidak proporsional dibanding kelompok usia lainnya, maka perlu adanya konseling
2. Belajar
3. Penglihatan
4. Pendengaran
5. Perbedaan nilai dan persepsi
Kemampuan Belajar
Orang Tua
1. Usia berpengaruh terhadap proses belajar. Orang tua belajar lebih lambat dp orang muda
2. Kecepatan pembicaraan, jumlah informasi yang disampaiakan tergantung kemampuan individu untuk mengerti.
3. Memori jangka pendek, mengingat kembali, jangka perhatian berkurang untuk beberapa pasien tua.
4. Perlu dilakukan tujuan jangka pendek, memecah pembelajaran kedalam komponen lebih kecil
5. Perlu dicek dengan meminta pasien mengulang aturan pakai dan informasi lainnya dengan melihat reaksi non-verbal
APHASIA
Kelompok pasien menderita aphasia dengan kesulitan bicara (strokes)pasien aphasic mempunyai pendengaran normal
Dia ingin berkata tapi tidak dapat mengatakannya
Membutuhkan waktu lebih lama untuk komunikasi karena mereka mendengar kata tapi tidak segera mengingat artinya.
Paling baik membiarkan pasien berusaha
Dapat menyebut hari tetapi tidak dapat menceriterakan bahwa selasa sebelum kamis
PASIEN SAKIT TERMINAL
Pasien tidak senang diskusi dengan topik kematian percakapan tidak jelas, tidak suka hal yang salah atau membuat sedih pasien.
Pasien sakit terminal membutuhkan dukungan dari keluarga, teman dan farmasis
Home health care pilihan utama
Farmasis harus siap, profesional dan emosional untuk berinteraksi dengan pasien sakit terminal
Pertemuan dengan pasien dimana dia berada
Menggunakan open-ened question
Datang dan kontak dengan keluarga pasien
PASIEN AIDS
Jangan perlakukan mereka berbeda dengan yang lain
Gunakan open-enden question untuk mengetahui pasien bersedia berinteraksi
Membantu dalam problim solving karena lainnya tidak membantu
Kunci adalah mengetahui apa yang pasien butuhkan dan layanan apa yang dapat anda berikan untuk pertemuan yang terbaik
PASIEN DENGAN MASALAH
KESEHATAN MENTAL
Mereka kesulitan dalam komunikasi
Farmasis tidak tahu apa yang harus dikatakan
Farmasis takut berbuat salah sehingga menyebabkan emosi
Farmasis tidak yakin bagaimana informasi harus disediakan
Lebih ke dasar ethis
REMAJA
Remaja kelompok bahwa mereka merupakan pusat perhatian orang
Peer group merupakan hal penting dalam prose menentukan keputusan
Lebih mandiri tidak minta tolong
Remaja tidak menghiraukan simptom nyeri atau sakit. Lebih perhatian pada tanda sakit yang penting
Tidak ada orang mengerti saya, termasuk farmasis
Meningkatkan Komunikasi
Gunakan empati (berusaha mendengarkan, mengerti dan menolong)
Komunikasi menerima apa adanya mereka
Gunakan open-ended questions untuk menggambarkan perasaannya keluar
Menggunakan material tertulis baru
Konseling
KOMPETENSI D: KOMUNIKASI
FARMASI
Memantapkan hubungan profesional antara farmasis dengan pasien dan keluarganya menyelesaikan masalah terapi obat
Memantapkan hubungan profesional antara farmasis dengan tenaga kesehatan lain keluasan terapi yang optimal khususnya dalam aspek obat
Memantapkan hubungan dengan semua tingkat/ lapisan managemen dengan bahasa managemen berdasarkan atas semangat asuhan kefarmasian
Memantapkan hubungan dengan sesama farmasis berdasarkan saling menghormati dan mengakui kemampuan profesi demi tegaknya martabat profesi.
KEGIATANNYA
Menghormati etika dan kemampuan dari profesi lain sebagai kolega
Memantapkan hubungan antar profesi dengan tujuan tercapainya efektifitas dan keamanan penggunaan obat pasien
Mendiskusikan masalah obat pasien dalam suatu teamwork tenaga kesehatan dan merancang penyelesaian masalah
Membuat protokol bersama denagn tim, tentang terapi obat pasien berdasarkan bukti ilmiah dan klinis
Mengkomunikasikan proses pengobatan dari waktu ke waktu yang ditunjukkan dengan indikator
Memberikan informasi obat dengan tepat, obyektif dan lengkap dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara aktif maupun pasif demi tercapainya pengobatan rasional
FARMASIS HARUS PD
Percaya diri akan pengetahuan yang unik
Farmasis mempunyai kontribusi besar
terhadap kesembuhan pasien
Profesional dalam farmakoterapi rasional
MANFAAT KONSELING BAGI
PASIEN
Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat
Mengurangi ketidak patuhan
Mengurangi ADR
Menjamin bahwa pengobatan aman dan efektif
Tambahan penjelasan tentang penyakitnya
Membantu dengan merawat diri sendiri
Membantu situasi selain obat (KB, masalah emosional)
Mengurangi biaya kesehatan baik individu, pemerintah dan masyarakat
MANFAAT KONSELING BAGI
FARMASIS Legal protection
Memelihara status profesional sebagai bagian tim kesehatan
Meningkatkan kepuasan pekerjaan
Mengurangi stres pekerjaan
Tambahan pelayanan untuk mengikat pasien dan membantu dalam berkompetisi
Meningkatkan pendapatan melalui pembayaran saat pelayanan konseling dan mengurangi kehilangan pasien.
KONSELING DIPERLUKAN
1/3 pasien tidak menerima konseling mengenai obatnya dari
dokter
Pengobatan gagal mentaati instruksi
---30 – 48%
Geriatri --- 55% salah aturan pakai
Nonprescriptions --- 15 – 66% drug misuse
Dengan konseling 85% patuh
Tanpa konseling 63% patuh
Makin tahu pasien masalah kesehatannya, makin taat mengikuti
instruksi pengobatan
Untuk itu KIE (Komunikasi. Edukasi dan Informasi) akan sangat
membantu untuk memperbaiki ketaatan pasien.
KETIDAK PATUHAN DALAM
ATURAN PAKAI
Kegagalan memahami tujuan terapi
Ketidak mampuan instruksi penggunaan obat
tera[pi polifarmasi
Frekuensi penggunaan
Lama terapi
Munculnya efek yang tidak menyenangkan
Menghilangkan atau berkurangnya gejala penyakit
Ketakutan akan ketergantungan
Rasa obat yang tidak enak
Penyakit
Biaya, takaran atau takaran obat
SK MENKES 1027/MENKES/SK/IX/2004
PELAYANAN
Pelayanan resep
Promosi dan edukasi
Pelayanan residensial (home care)
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
Persyaratan administratif: nama, sip, alamat dokter,
tanggal penulisan resep, tt/paraf dokter, nama alamat,
umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama obat,
potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang
jelas, informasi laiinnya
Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkomp, cara dan lama pemberian
Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dll)
PELAYANAN RESEP
Informasi obat: Apoteker memberi informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan minuman yang harus dihindari selama terapi.
Konseling: tentang sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien.
DEFINISI KONSELING
Konseling adalah diskusi, nasehat,edukasi tentang penyakit dan pengobatan sehingga pasien memperoleh keuntungan yang optimal dalam meningkatkan kuaitas hidup dan perawatannya
Konseling bukan sekedar pemberian informasi
Konseling secara psikologi membantu memecahkan masalah kesehatan pasien, ikut mengusahakan kualitas hidup pasien
Konseling memberikan empati, dukungan, membesarkan hati, arahan dan saran kepada pasien
TUJUAN KONSELING
Menciptakan hubungan dengan pasien dan membentuk trust
Memperlihatkan perhatian dan asuhan pada pasien
Membantu pasien mengatur dan adaptasi pengobatannya
Membantu pasien mengatur dan adaptasi penyakitnya
Mencegah atau meminimalkan masalah yang berhubungan dengan efek samping, efek yang tidak dikehendaki dan kepatuhan baik sekarang atau yang akan datang
Meningkatkan kapasitas pasien untuk menyelesaikan masalah kesehatan
CARA FARMASIS MENINGKATKAN SIKAP SAAT
KONSELING
Menggunakan pesan secara non-verbal
Percaya diri
Belajar terus menerus
Dapat menyakinkan
Dapat membujuk
Tegas
Mengikuti teknologi baru
SELF MEDICATION
LINDOCARRF
Location -- lokasi
Intensity -- berat ringan
Nature -- tipe/ macam
Duration -- durasi/ lama serangan
Occurrence -- kejadian kapan
Concomitance -- gejala lain yang menyertai
Aggravating -- yang memberatkan keluhan
Radiating -- penyebaran
Relieving -- yang meringankan keluhan
Frequency -- berapa kali per hari/ perjam
KESIMPULAN
Memahami ilmu dan teknik konseling yang digunakan
Farmasis dapat menemukan cara tersendiri untuk setiap saat konseling, the future is yours to create
Mungkin perlu memperbaiki layout apotek
Banyak staff ekstra (apoteker pendamping)
Banyak membaca dan belajar
Pekerjaan farmasis selalu berkembang dan farmasis berkembang menjadi konsultan yang efektif efisien
Perubahan tidak terjadi sekejap tetapi peraturan dan profesionalisme yang berkembang dapat membuat perubahan yang lebih baik sekarang daripada yang lalu.