materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia

36
MEMBANGUN PILAR BISNIS 3 Islamic Business Coaching #21

Upload: rendra-visual

Post on 13-Apr-2017

286 views

Category:

Art & Photos


71 download

TRANSCRIPT

MEMBANGUNPILAR BISNIS 3

Islamic Business Coaching #21

PENILAIAN

Standar yang Umumnya Digunakan Manusia

Pengamatan Indera (1)

Dengan kemampuan inderanya, manusia mampu memahami fakta yang dihadapinyaManusia bisa membedakan: apel itu enak dimakan, dampaknya akan baik. Sedangkan batu itu tidak enak, dampaknya akan buruk, dst.Pengetahuan itulah yang menjadi landasan bagi manusia untuk melakukan sesuatu atau tidak

Pengamatan Indera (1)

Kemampuan inderawi tersebut terus dibantu dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologiMemang menunjukkan dampak baik-buruk dari fakta-fakta yang dihadapi manusiaNamun sebenarnya hanya dalam jangka pendek sajaUntuk jangka panjang, kemampuan iptek sesungguhnya sangatlah terbatas

Pengamatan Indera : Contoh

Pengamatan Indera : Contoh

Pengamatan Indera : Contoh

Pengamatan Indera : Contoh

Pengamatan Indera : Contoh

Bagaimana Dampak Jangka Panjang Sekali?

Indera dan iptek manusia tidak akan pernah menjangkau dampak yang panjang sekaliIptek manusia, bagaimanapun canggihnya, tidak akan pernah mampu melihat bagaimana nasib manusia yang sudah masuk di kuburanKecuali hanya melihatnya menjadi bangkai dan melebur menjadi tanahPertanyaannya: apakah memang benar demikian?Iptek menyatakan bahwa materi dan energi itu kekal, berarti kiamat tidak akan pernah terjadiPertanyaannya: benarkah demikian?

Bagaimana Dampak Jangka Panjang Sekali?

Iptek manusia mampu mengamati apa manfaat daging babi, bahkan iptek juga mampu menghilangkan dampak buruk yang ditimbulkan daging babi bagi kesehatanPertanyaan: jika manusia makan daging babi, apakah akan berdampak baik untuk jangka panjang sekali di akherat?Mampukah iptek memastikannya?Demikian juga untuk minuman keras, bangkai, darah, dsb.Apakah manusia mampu memastikan dampak baik dan buruknya dalam jangka panjang sekali di akherat?

Pengamatan Indera : Kesimpulan

Kemampuan indera dan iptek yang dimiliki manusia sangat terbatas dan sangat relatifTidak mampu memastikan dampak yang akan diakibatkan dari perbuatan manusia, terutama untuk jangka panjang (dalam ratusan tahun), terlebih lagi untuk jangka panjang sekali di akheratTidak dapat dijadikan standar perbuatan yang dapat memberi jaminan kepastian

Pengamatan Indera : Komentar Al-Qur’an

Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka [1329] dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. (QS: Al Mu’min/Ghafir: 83)

نات فرحوا بما فلما جاءتهم رسلهم بالبيعندهم من العلم وحاق بهم ما كانوا به

يستهزئون

[1329] mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka maksudnya ialah bahwa mereka sudah merasa cukup dengan ilmu pengetahuan yang ada pada mereka dan tidak merasa perlu lagi dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh rasul-rasul mereka. Malah mereka memandang enteng dan memperolok-olokkan keterangan yang dibawa rasul-rasul itu.

Perasaan / Naluri (2)

Banyak perbuatan manusia yang faktanya tidak dapat diindera manusiaMisalnya: jujur, santun, keras, lembut, pujian, celaan, dsbUntuk menilainya manusia memerlukan naluri atau perasaan

Jujur itu baik, bohong itu jelek, santun itu baik, kurang ajar itu jelek, menolong itu baik, tidak peduli itu jelek, lembut itu baik, keras itu jelek, memuji itu baik, mencela itu jelek dsb.

Perasaan / Naluri (2)

Naluri manusia memang mampu merasakan dan membedakan, bahwa jujur itu baik, bohong itu jelek, lembut itu baik, kasar itu jelek, dstPertanyaan : faktanya apakah setiap jujur itu baik dan setiap bohong itu jelek?Apakah setiap kekerasan itu jelek dan setiap yang lembut itu baik?Jawabnya : Sangat Relatif

Kesimpulan : perasaan tidak dapat dijadikan standar (patokan) untuk menilai baik-buruknya perbuatan

Perasaan / Naluri : Komentar Al-Qur’an

”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 216)

كم وعسى أن كتب عليكم القتال وهو كره لوا كم وعسى أن تحب تكرهوا شيئا وهو خير ل

كم والله يعلم وأنتم ال شيئا وهو شر لتعلمون

Predikat Perbuatan (3)

Manusia memang mampu memberi predikat perbuatan, bahwa membunuh itu tercela, menolong terpuji, mencuri tercela, memberi terpuji, sex bebas tercelaPertanyaan : faktanya apakah setiap membunuh itu tercela, setiap menolong itu terpuji? Fakta: membunuh itu perbuatan yang netral, sebagaimana perbuatan memberi, sex, dll juga netral

Predikat Perbuatan (3)

Status terpuji dan tercela datangnya dari luar perbuatan itu, yaitu pendapat manusiaKenyataannya: pendapat manusia sangatlah relatifKesimpulan: pendapat manusia tidak dapat dijadikan standar (patokan) untuk menilai terpuji dan tercelanya perbuatan

Predikat Perbuatan : Komentar Al-Qur’an

”Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?“”Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”. ”Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat”. ”Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok”. (QS. Al-Kahfi: 103-106)

ئكم باألخسرين أعماال ذين ١٠٣﴿قل هل ننب ﴾ الضل سعيهم في الحياة الدنيا وهم يحسبون

هم ي�حسنون صنعا ذين كفروا ١٠٤﴿أن ﴾ أولئك الهم ولقائه فحبطت أعمالهم فال نقيم بآيات رب

م ١٠٥﴿لهم يوم القيامة وزنا ﴾ ذلك جزاؤهم جهنخذوا آياتي ورسلي هزوا ١٠٦﴿بما كفروا وات ﴾

Pendapat Banyak Orang (4)

Manusia memang suka mengikuti apa kata orang banyakApakah pendapat banyak orang itu akan memberi kepastian baik dan buruknya perbuatan?Ingatlah kisah Lukman dengan anaknya:Suatu ketika Lukman dengan anaknya pergi dengan membawa bekal yang cukup banyak yang dibawa oleh seekor keledai

Pendapat Banyak Orang (4)

Karena Lukman sayang dengan anaknya, anaknya disuruh menaiki keledai dan dia rela berjalan kakiKetika melewati kampung 1, mereka dicela orang-orang kampung: dasar anak tidak tahu diri, ayahnya disuruh berjalan, sedangkan dia malah enak-enakan naik keledai

Pendapat Banyak Orang (4)

Akhirnya anaknya disuruh turun dan Lukman menaiki keledainyaMelewati kampung 2, mereka dicela orang-orang kampung: dasar bapak tidak tahu diri, anaknya disuruh berjalan, sedangkan dia malah enak-enakan naik keledai

Pendapat Banyak Orang (4)

Akhirnya anaknya disuruh naik keledai, sehingga keduanya berada di atas keledaiMelewati kampung 3, mereka dicela orang-orang kampung: dasar manusia tidak berperikehewanan, keledai kok disiksa, sudahlah disuruh mengangkut bekal, masih harus ditunggangi dua orang, apa tidak kasihan

Pendapat Banyak Orang (4)

Akhirnya keduanya turun dan keledainya hanya dituntun oleh kedua orang tersebutMelewati kampung 4, mereka dicela orang-orang kampung: dasar manusia bodoh, bawa keledai kok malah hanya dituntun, tidak dinaiki, apa tidak sia-sia? Apa tidak lelah harus jalan kaki terus?Manakah pendapat yang harus diikuti?Kesimpulan: pendapat orang banyak juga relatif, tidak dapat dijadikan standar yang bisa memastikan baik buruknya perbuatan

Pendapat Banyak Orang : Komentar Al-Qur’an

”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS. Al-An’am: 116)

وك عن وإن تطع أكثر من في األرض يضل الظن وإن هم إال بعون إال سبيل الله إن يت

يخرصون

Adat Istiadat (5)

Terkadang manusia melihat orang yang celaka karena melanggar adat dan mendapat keberuntungan karena mengikuti adatPertanyaan: apakah ada jaminan bahwa mengikuti adat pasti beruntung dan melanggar adat pasti celaka?Jawabnya : semua itu tetap Relatif

Bahkan aqal manusia itu sendiri sangat sulit menghubungkan antara adat dengan dampak yang ditimbulkan, kecuali hanya serba kemungkinanKesimpulan: adat istiadat tidak dapat dijadikan standar yang pasti untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan

Pendapat Banyak Orang : Komentar Al-Qur’an

”Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?“(QS. Al-Baqarah: 170)

بعوا ما أنزل الله قالوا بل وإذا قيل لهم اتبع ما ألفينا عليه آباءنا أولو كان آباؤهم ال نت

يعقلون شيئا وال يهتدون

Undang-Undang (5)

Orang yang melanggar undang-undang memang akan langsung merasakan dampaknya (hukuman) di dunia ini oleh negaraYang harus diingat adalah, undang-undang itu dibuat berdasarkan kesepakatan mayoritas manusiaApakah kalau suara mayoritas sudah menetapkan sesuatu, itu pasti akan berdampak baik pada manusia?Apakah kalau suara mayoritas melegalkan pajak, bunga, aborsi, judi, prostitusi, hubungan sex yang suka sama suka, itu pasti akan baik bagi manusia?Jawabnya seperti pembahasan sebelumnya. Pendapat manusia, walaupun mayoritas tetaplah relatif, tidak dapat dijadikan standar untuk memastikan perbuatan

Undang-Undang : Komentar Al-Qur’an

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Al-Baqarah: 213)

بع وأن احكم بينهم بما أنزل الله وال تتأهواءهم واحذرهم أن يفتنوك عن بعض ما

ما يريد الله وا فاعلم أن أنزل الله إليك فإن تولاس أن يصيبهم ببعض ذنوبهم وإن كثيرا من الن

لفاسقون

Mana yang Memberi Kepastian?

Pasti Baik untuk: Jangka Pendek, Panjang dan Panjang Sekali

Manusia Membutuhkan Standar yang Pasti

Kesimpulan : Seluruhnya Relatif

Tidak Mampu Menjangkau Dampak Jangka Panjang maupun Jangka Panjang

Sekali (di Akherat)

Hanya Dampak Jangka Pendek Saja

Kemampuan Manusia:

Selanjutnya ……

Menghilangkan Relativitas yang Muncul dari Pendapat Manusia

Fungsi Al-Qur’an

Dari Al-Qur’an

Darimana Manusia dapat Memperoleh yang Pasti?

Firman Allah SWT:

”Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan”. (QS. Al-Baqarah: 213)

ين بي اس أمة واحدة فبعث الله الن كان النرين ومنذرين وأنزل معهم الكتاب مبش

اس فيما اختلفوا فيه بالحق ليحكم بين الن

Maka ……

”Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-

orang yang tidak mengetahui”.(QS. Al-Jatsiyah: 18)

Firman Allah SWT

Dengan Mengambil Syari’atnya

Bagaimana Al Qur’an Dapat Menjadi Standar Perbuatan?

ثم جعلناك على شريعة من بع أهواء� بعها وال تت األمر فات

ذين ال يعلمون ال

Kesimpulan

Standar Perbuatan yang memberikan dampak yang pasti adalah yang sesuai dengan Syari’at IslamPasti baik untuk jangka pendek, panjang dan panjang sekaliBaik dalam arti yang haqiqi bukan i’tibaryBagaimana cara menjadikan Syari’at Islam sebagai standar perbuatan?Ikuti segmen Syariat Islam berikutnya