materi buku ajar tetes mata 1

52
KONSELING DAN SWAMEDIKASI PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT, MATA DAN TELINGA A. Konseling Pasien Berbagai kepustakaan mengemukakan bahwa konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi. Mortensen (1964) mengatakan, “Counseling is the heart of the guidance program”. Ruth Strang (1958) menyatakan, “Guidance is broader : Counseling is a most important tool of guidance”. Jadi konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan sistem dan kegiatan bimbingan. Mortensen (1964) mendefinisikan konseling sebagai suatu proses antar-pribadi, dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya terutama dalam pemberian obat. Jones (1970) menyebutkan bahwa konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang konselor dengan klien. Selanjutnya hubungan ini bersifat individual atau seorang, meskipun kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Pengertian tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Brammer dan Shotrom (1982) yang menekankan konseling sebagai suatu perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan keputusan intensionalitas, pencegahan terhadap munculnya masalah penyesuaian diri, dan memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari bagi orang normal. Dalam konseling terjadi hubungan antara konselor dengan klien melalui wawancara. Karakteristik hubungan konseling menurut Shotrom dan Brammer (1960) ditandai dengan : - Hubungan yang bersifat unik dan umum Unik dalam hal : sikap dan perilaku konselor dank klien, struktur yang terencana dan bersifat terapeutik, adanya penerimaan klien secara penuh oleh konselor. Umum dalam hal : karakteristik hubungan yang juga terdapat dalam berbagai bentuk situasi hubungan antar manusia seperti kesamaan, keakraban.

Upload: rusli-unci

Post on 10-Jul-2015

370 views

Category:

Health & Medicine


2 download

DESCRIPTION

materi kuliah konseling

TRANSCRIPT

Page 1: Materi buku ajar tetes mata 1

KONSELING DAN SWAMEDIKASI PEMBERIAN OBAT

MELALUI MULUT, MATA DAN TELINGA

A. Konseling Pasien

Berbagai kepustakaan mengemukakan bahwa konseling merupakan bagian dari

bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling merupakan inti kegiatan

bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi.

Mortensen (1964) mengatakan, “Counseling is the heart of the guidance program”. Ruth Strang

(1958) menyatakan, “Guidance is broader : Counseling is a most important tool of guidance”.

Jadi konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan sistem dan

kegiatan bimbingan.

Mortensen (1964) mendefinisikan konseling sebagai suatu proses antar-pribadi, dimana

satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan

menemukan masalahnya terutama dalam pemberian obat. Jones (1970) menyebutkan bahwa

konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang konselor dengan klien.

Selanjutnya hubungan ini bersifat individual atau seorang, meskipun kadang melibatkan lebih

dari dua orang dan dirancang membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap

ruang lingkup hidupnya sehingga dapat memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup

hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Pengertian tersebut

hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Brammer dan Shotrom (1982) yang menekankan

konseling sebagai suatu perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan

keputusan intensionalitas, pencegahan terhadap munculnya masalah penyesuaian diri, dan

memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari

bagi orang normal.

Dalam konseling terjadi hubungan antara konselor dengan klien melalui wawancara.

Karakteristik hubungan konseling menurut Shotrom dan Brammer (1960) ditandai dengan :

- Hubungan yang bersifat unik dan umum

Unik dalam hal : sikap dan perilaku konselor dank klien, struktur yang terencana dan bersifat

terapeutik, adanya penerimaan klien secara penuh oleh konselor.

Umum dalam hal : karakteristik hubungan yang juga terdapat dalam berbagai bentuk situasi

hubungan antar manusia seperti kesamaan, keakraban.

Page 2: Materi buku ajar tetes mata 1

1. Adanya keseimbangan objektivitas dan subjektivitas

Objektif dalam hal : aspek hubungan yang bersifat kognitif, ilmiah, objektif, dimana klien

dipandang secara objektif.

Subjektif dalam hal : kehangatan dan perpaduan antara konselor dan klien

2. Adanya keseimbangan unsur kognitif dan afektif

Kognitif dalam hal : proses pemindahan informasi, pemberian nasehat/penafsiran

Afektif dalam hal : aspek ekspresi perasaan dan sikap

3. Adanya keseimbangan antara kesamar-samaran dan kejelasan

Dalam situasi tertentu konselor memberikan rangsangan yang bersifat tersamar, sedangkan

dalam situasi lain konselor memberikan rangsangan yang jelas.

4. Adanya keseimbangan tanggungjawab

Tanggungjawab tidak seluruhnya ada pada konselor tapi juga pada klien.

Cavanagh (1982) mengatakan konseling menunjuk suatu hubungan antara pemberi

bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, dimana keterampilan pemberi

bantuan dan suasana yang dibuatnya membantu orang lain belajar untuk berhubungan dengan

dirinya sendiri dan orang lain dalam cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif. Selanjutnya

dikatakan bahwa pengertian ini mengandung 7 unsur pokok, yaitu :

1. Kkonselor adalah seorang professional.

2. Interaksi hubungan yang bersifat membantu. Minimal terdapat saling pengertian,

kepercayaan dan kerjasama.

3. Konselor professional memerlukan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian

yang bersifat membantu.

4. Konselor membantu klien untuk belajar. Hal ini menunjukkan bahwa konseling pada

hakikatnya merupakan suatu proses belajar dimana akan terjadi suatu perubahan perilaku.

5. Dalam konseling klien belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain, hal

ini berarti konselor membantu klien berhubungan dengan dirinya secara lebih baik, sehingga

lebih terintegrasi dan mengurangi konflik. Belajar berhubungan dengan orang lain juga

penting karena pada dasarnya kebutuhan dasar psikologis hanya dapat terpenuhi melalui

hubungan antar pribadi.

6. Klien belajar untuk berhubungan dalam cara-cara tumbuh dan produktif. Ada 3 makna

dalam hal ini, yaitu : orang tumbuh dalam kompetensi intra dan interpersonal; konseling

Page 3: Materi buku ajar tetes mata 1

ditujukan untuk pertumbuhan kepribadian dan bukan semata-mata menghilangkan symptom

(gejala); konseling tidak melulu bagi orang yang menghadapi gangguan psikologis tapi juga

bagi yang mereka yang tergolong normal.

7. Konseling terjadi karena adanya kebutuhan klien akan bantuan.

Kottler dan Brown (1985), menjelaskan konseling merupakan suatu proses yang

dirancang untuk merangsang berpikir ide dapat mengendap, berkembang dan tumbuh kearah

suatu konsepsi pribadi.

Dalam suatu managemen penyakit konseling adalah bagian integral yang memegang

peranan penting. Contohnya adalah konseling penggunaan obat yang dilakukan secara

swamedikasi (yaitu melakukan pengobatan sendiri berkaitan masalah penyakit dialami).

Umumnya konseling bertujuan agar setiap pasien dapat menerima kondisi penyakitnya secara

wajar, bukan mengangapnya hukuman tetapi lebih kepada suatu kondisi medis yang memerlukan

penanganan agar tidak berdampak negatif terhadap kehidupannya sehari-hari.

Secara khusus konseling pasien bertujuan :

1. Membangun hubungan yang wajar dengan pasien, sehingga memudahkan dalam menggali

informasi, pemenuhan perawatan dan peningkatan managemen harian.

2. Memberikan informasi dan pendidikan tentang penyakit, misal prevalensi, transmisi,

rekurensi, pencegahan infeksi, pilihan terapi dan fasilitas pendukung.

3. Meminimalkan dampak psikologis, yang umumnya timbul pada penyakitnya

4. Mengetahui saat yang tepat untuk merujuk pada terapi psikologis intensif

5. Membantu proses memberitahu kondisi pasien pada kerabat/pasangan pasien.

Syarat-syarat konseling yang baik :

1. Persiapkan kondisi lingkungan yang tepat

2. Sejumlah faktor lingkungan dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan konseling :

3. Pastikan setting ruangan nyaman, tidak bersifat konfrontasi (misalnya : kursi yang nyaman

dengan posisi yang komunikatif dan bukannya saling berhadapan terhalang meja)

4. Sebaiknya menunda diskusi yang bersifat mendetail selama sebelum pasien sepenuhnya

merasa siap

5. Minimalisir kemungkinan adanya gangguan

Page 4: Materi buku ajar tetes mata 1

6. Hindari (tunda) mencatat selama melakukan konseling

7. Berikan waktu pada pasien untuk dapat mengkomunikasikan perasaannya tanpa harus

dipaksa

8. Situasi santai tetapi formal

9. Memiliki sikap yang tepat, jadilah pendengar yang baik dan tunjukkan sikap empati; keahlian

ini adalah hal yang esensial untuk menghasilkan konseling yang efektif. Pasien perlu

memandang dokter sebagai seorang yang kompeten, terpercaya, dan professional serta peduli

terhadap dirinya. Cobalah untuk menempatkan posisi kita pada posisi pasien sehingga dapat

membangun empati. Pertimbangkan saat konsultasi sebagai suatu kesempatan untuk

menggali isu yang relevan baik medis dan psikologis sehingga pasien memiliki kesempatan

untuk terlibat langsung dalam keputusan managemen menggunakan obat.

10. Menyediakan informasi yang benar

Berikan penjelasan singkat tentang masalah pada penggunaan terapi obat (misal : penyebab

penyakit, pilihan terapi, prognosis dsb); Untuk menjelaskan prognosis yang buruk, berhati-

hatilah dalam memberikan penjelasan. Jangan memberikan janji yang menyesatkan, namun

gunakan bahasa yang komunikatif, kesiapan pasien untuk menerima, jika belum siap tunggu

sampai siap, kalau perlu keluarganya yang diberitahu dahulu.

11. Penjelasan untuk terapi obat harus betul-betul jelas

Kapan harus diminum, berapa kapsul/ tablet yang harus diminum. Jangan lupa menjelaskan

kalau terjadi akibat yang tidak diinginkan setelah minum obat, harap segera datang kembali.

Selain itu jangan lupa tanyakan pada pasien, apakah pasien tersebut alergi terhadap suatu

obat. Kalau pasien tidak tahu, jangan dilupakan peringatan untuk datang kembali bila terjadi

sesuatu setelah minum obat. Penjelasan juga berlaku untuk segala hal yang boleh dan tidak

boleh dilakukan oleh pasien selama dalam pengobatan atau pengawasan dokter.

12. Mengatakan dan melakukan hal yang tepat. Tunjukkan sikap peduli, berusaha untuk

membangun kepercayaan pasien; berikan pertanyaan terbuka (open question) dan tidak

bersifat menghakimi; Berhati-hati, jangan membuatbahasa tubuh yang member kesan

negative; Usahakan untuk mencari tahu sejauh mana pengetahuan/persepsi pasien tentang

penyakit/obat/pilihan terapi. Perhatikan latar belakang dan usia pasien, gunakan bahasa yang

sederhana, sedapat mungkin menghindari istilah kedokteran, kecuali jika istilah tersebut

Page 5: Materi buku ajar tetes mata 1

sudah popular di masyarakat. Berikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang dianggap

kurang jelas.

13. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian : Ada orang tertentu yang tidak mampu untuk

menerima informasi dalam jumlah banyak dikarenakan stress yang dialaminya, untuk kasus

seperti ini seringkali lebih baik untuk menjadwal ulang konseling sampai mereka siap.

Pandangan dan prasangka pribadi dokter dapat berdampak negative terhadap managemen

pasien. Bahkan jika dokter berkata benar namun bahasa tubuhnya mengatakan sebaliknya,

hal tersebut dapat mengikis pesan yang ingin disampaikan. Saat memberikan

informasi/nasehat usahakan untuk tidak memberikan pernyataan positif dengan memakai

kata „tetapi‟. Nada suara lembut tetapi berwibawa, berikan penjelasan tanpa berkesan

menggurui.

B. Manfaat dan Tujuan Konseling

Manfaat dari Konseling yaitu :

1. Bagi Pasien :

a. Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan

b. Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya

c. Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri

d. Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu

e. Menurunkan kesalahan penggunaan obat

f. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terpai.

g. Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan

h. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan

2. Bagi Farmasis

a. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.

b. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi

Farmasis

c. Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan pengguanaan obat (Medicatiaon

Error)

d. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi upaya dalam

memasarkan jasa pelayanan.

Page 6: Materi buku ajar tetes mata 1

Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :

a. Membina hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan

pasien kepada farmasis.

b. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.

c. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan

cara/metode yang memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.

C. Tahapan Proses Konseling

Tahapan-tahapan proses konseling meliputi yaitu :

Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :

1. Persiapan dalam melakukan konseling

Tujuan : pendekatan dan membangun kepercayaan

2. Tahap konseling

a. Pembukaan

1) Memperkenalkan diri

2) Menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama ?

3) Sapa pasien dengan ramah

4) Perkenal diri anda

5) Jelaskan tujuan konseling

6) Informasikan lama waktu yang dibutuhkan

b. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah

c. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya

d. Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh

e. Menutup diskusi

f. Follow up diskusi

Page 7: Materi buku ajar tetes mata 1

3. Aspek Konseling yang harus disampaikan :

a. Deskripsi dan kekuatan obat

b. Jadwal dan cara penggunaan

c. Mekanisme kerja obat

d. Dampak gaya hidup

e. Penyimpanan

f. Efek potensial yang tidak diinginkan

4. Masalah dalam konseling yaitu :

a. Faktor penyakit

b. Faktor terapi

c. Faktor pasien

d. Faktor komunikasi

D. Hal-hal yang harus disiapkan dalam memberikan pelayanan Konseling pada

pasien

Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahui oleh seorang

farmasis agar tujuan konseling tercapai. Hal yang Perlu diperhatikan adalah latar belakang pasien

(database pasien ) seperti biodata, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, alergi, riwayat keluarga

,sosial dan ekonomi. Hal lain yang pelu diperhatikan adalah membuat daftar masalah

yang dihadapi pasien ( terutama masalah yang berkaitan dengan obat ). Setelah kedua hal

tersebut dilakukan barudapat memberikan konseling berdasarkan masalah yang sudah di susun

kemudian dapat dilihat dari perubahan sikap pasien apakah konseling yang telah diberikan sudah

tepat atau belum.

E. Kendala dalam pemberian obat dan konseling

Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada prosespengobatan dan

pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain adalah perasaan marah, malu,

sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empati, mencari sumber timbulnya

masalah tersebut, tetap bersikap terbuka dan siap membantu. Untuk kendala yang berasal dari

latar belakang pendidikan, budaya dan bahasa Kendala dapat diatasi dengan menggunakan istilah

sederhana dan dapat dipahami, berhati-hati dalam menyampaikan hal yang sensitif, atau

menggunakan penterjemah.Untuk kendala yang berasal dari fisik dan mental dapat diatsai

dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai atau melibatkan orang yang merawatnya.

Page 8: Materi buku ajar tetes mata 1

Sedangkan kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat berupa mendominasi percakapan.

Menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak mendengarkan apa yang pasien

sampaikan, cara berbicara yang tidak sesuai (terlalu keras, sering mengulang suatu kata ),

menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami pasien, sikap dan gerakan badan

yang tidak sesuai yang dapat mengganggu konsentrasi pasien, sedikit atau terlalu banyak

melakukan kontak mata dengan pasien. Bila ini terjadi pada upaya mengatasinya adalah dengan

memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya dengan bebas, menunjukan

kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali

anggukan kepala, kata dan sikap badan yang cenderung ke arah pasien. Menyesuaikan volume

suara dan mengurangi kebiasaan mengeluarkan kata-kata yang mengesankan gugup dan tidak

siap, menghindari pemakaian istilah yang tidak dipahami oleh pasien, tidak menyilangkan kedua

tangan dan menghindari gerakan berulang yang tidak pada tempatnya dan menjaga kontak mata

dengan pasien.

Selain kendala tersebut diatas terdapat kendala lain yang kadang kurang diperhatikan

oleh tenaga farmasi, kendala tersebut adalah lingkungan pada saat konseling

dilakukan. Tempat yang terbuka, suasana yang bising, sering adanya interupsi,

adanya partisi (kaca counter ) dapat mempengaruhi pasien dalam menerima konseling. Hal ini

harus diperhatikanoleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling. Adanya tempat

khusus ataupun tidak menerima telepon atau tamu lain dapat memberikan rasa privasi dan

nyaman kepada pasien. Itulah sekilas pandangan tentang pelayan konseling pasien, diharapkan

dengan melakukan pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan peran

dan citra tenaga farmasi di masyarakat.

F. Modal Untuk Melaksanakan Konseling Bagi Pasien

1. Menguasai ilmu

Kalau kita menguasai ilmu yang akan disampaikan, maka komuniksi lancar dan

meyakinkn maka pasen akan puas dan pecaya, ini meupakan kunci utama. Kalu pasien sudah

percaya maka mereka akan patuh.

2. Kemampuan berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi penting, karena teknik berbicara akan sangat berpengaruh

pada keberhasilan komunikasi

G. Metode Konseling

Page 9: Materi buku ajar tetes mata 1

Beberapa metode Konseling yaitu :

1. Three Prime Questions

a) Bagaimana penjelasan farmasis tentang obat anda ?

b) Bagaimana penjelasan farmasis cara pakai obat anda ?

c) Bagaimana penjelasan farmasis tentang harapan setelah minum/memakai Obat Anda ?

2. Final Verification

a) Meminta pasien untuk mengulang instruksi

b) Yakin bahwa pesan tidak ada terlewat

c) Koreksi bila ada salah informasi

3. Show and tell

a) Melakukan cerita

b) Melakukan peragaan

c) Melalui gambar, tayangan

K. Komponen konseling

d) Enam komponen konseling minimal yaitu:

e) a. Nama obat, jumlahnya dan indikasinya

f) b. Aturan pakai, cara dan lama pemakaian

g) c. Interaksi obat

h) d. Efek samping obat

i) e. Pengaruh terhadap pola hidup, pola makan

f. Cara penyimpanan

1. Pengenalan/ pembuka

1. Tujuan : pendekatan dan membangun kepercayaan

2. Teknik :

a. Memperkenalkan diri

b. Menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama ?

Contoh Pengenalan/ pembukaan :

a. Sapa pasien dengan ramah

b. Perkenal diri anda

c. Jelaskan tujuan konseling

Page 10: Materi buku ajar tetes mata 1

d. Informasikan lama waktu yang dibutuhkan

2. Penilaian Awal/Identifikasi

Tujuan : menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi yang harus dipenuhi.

Perhatikan apakah pasien baru/lama dan peresepan baru/lama/OTC

3. Teknik :Three Prime Questions

4. Contoh:

5. Pasien mendapat obat antihipertensi

Pasien baru: Apakah sudah mendapatkan informasi tentang: nama obat, kegunaan dan

cara penggunaan inhaler.. ?

Pasien Lama: Apakah ada masalah tentang cara penggunaan inhaler, kepatuhan..?

3. Pemberian Informasi

Tujuan: Mendorong perubahan sikap/prilaku agar memahami dan mengikuti regimen

terapi.

Teknik :Show & Tell

6. Contoh Pemberian informasi

7. Berikan informasi pokok tentang:

8. Nama obat dan bentuk sediaan

9. Kegunaan inhaler

10. Cara menggunakan inhaler

11. Cara penyimpanan (suhu<30 c="" cahaya="" span="" terlindung="">

12. Gunakan sarana: Poster, contoh inhaler

13. Cara Penggunaan Inhaler Information Sheet ?

14. a. Mengeluarkan dahak / lendir(bila ada)

15. b. Latihan nafas

16. c. Periksa alat / wadah

17. d. Tahap penggunaan:

18. 1) Kocok dulu dan buka penutup.

19. 2) Tarik dan keluarkan nafas.

20. 3) Pasang alat dimulut.

21. 4) Ambil nafas pelan-dalam dan tekan alat

22. 5) Tutup mulut,tahan nafas 5-10 detik,alat dilepas.

Page 11: Materi buku ajar tetes mata 1

23. 6) Keluarkan nafas lewat hidung,bila ada dosis ke-2, beri jarak 5 mnt.

24. 7) Cuci mulut atau berkumur.

25. 4. Verifikasi

26. Tujuan :

27. a. Untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah disampaikan.

28. b. Mengulang hal-hal penting.

29. Tehnik : fill in the gaps

30. Contoh Penilaian akhir/ Verifikasi yaitu:

31. Bertanya tentang pemahaman informasi yang disampaikan.

32. Meminta pasien untuk menceritakan dan memperagakan ulang cara penggunaan.

33. 5. Tindak lanjut

34. Tujuan :

35. a. Mengikuti perkembangan pasien

36. b. Monitoring keberhasilan pengobatan.

37. Tehnik :

38. a. Membuat patient medication record(PMR)

39. b. Komunikasi melalui telepon.

40. Contoh Penutup / Tindak lanjut:

41. Ingatkan waktu untuk kontrol

42. Berikan salam dan ucapkan “semoga lekas sembuh”

43. Lakukan pencatatan pada kartu konseling/ PMR.

44.

Page 12: Materi buku ajar tetes mata 1
Page 13: Materi buku ajar tetes mata 1
Page 14: Materi buku ajar tetes mata 1

45.

C. SWAMEDIKASI OBAT YANG MELALUI MULUT

D. SWAMEDIKASI OBAT YANG MELALUI MATA

E. SWAMEDIKASI OBAT YANG MELALUI TELINGA

\

Page 15: Materi buku ajar tetes mata 1

Daftar Pustaka

Australian Herpes Management Forum. Guidelines for Clinicians Counseling & Communication

Skill for Patient With Genital Herpes

Berger, B. Effective Patient Counseling. US Pharmacist Publication.

Surya, HM.2003. Psikologi Konseling. Jakarta, CV. Pustaka Bani Quraisy

A. Pengertian Konseling

Konseling berasal dari kata counsel yang artinya saran, melakukan diskusi dan pertukaran

pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang

membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan

sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan

masalah. Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dalam elemen kunci dari

pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan

compounding dan dispensing aja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga

kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care.

Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan kefarmasian

yang mempunyai tanggung jawab etika serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan

edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat. Kegiatan konseling dapat diberikan atas

inisiatif langsung dari Apoteker mengingat perlunya pemberian konseling karena pemakaian

obat-obat dengan cara penanganan khusus, obat-obat yang membutuhkan terapi jangka panjang

sehingga perlu memastikan untuk kepatuhan pasien meminum obat. Konseling yang diberikan

atas inisiatif langsung dari Apoteker disebut konseling aktif. Selain konseling aktif dapat juga

konseling terjadi jika pasien datang untuk berkonsultasi pada apoteker untuk mendapatkan

Page 16: Materi buku ajar tetes mata 1

penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk

konseling seperti ini disebut konseling pasif.

Konseling obat adalah suatu prosesyang memberikan kesempatan kepada pasien untuk

mengeksplorasikan diri yang dapat mengarah pada peningkatan pengetahuan, pemahaman dan

kesadaran tentang penggunaan obat yang benar.

B. Manfaat dan Tujuan Konseling

Manfaat dari Konseling yaitu :

1. Bagi Pasien :

a. Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan

b. Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya

c. Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri

d. Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu

e. Menurunkan kesalahan penggunaan obat

f. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terpai.

g. Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan

h. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan

2. Bagi Farmasis

a. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.

b. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi Farmasis

c. Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan pengguanaan obat (Medicatiaon Error)

d. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi upaya dalam

memasarkan jasa pelayanan.

Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :

1. Membian hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan pasien

kepada farmasis.

2. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.

3. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan cara/metode yang

memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.

C. Prinsip Konseling

Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan Apoteker

sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker dalam

pelayanan konseling mengalami perubahan modela pendekatan "Medical Model" menjadi

pendekatan "Helping Model". Hal-Hal yang perlu diperhatikan oleh apoteker tertera dalam Tabel

1.

Page 17: Materi buku ajar tetes mata 1

"Mengerti kebutuhan, keinginan, dan pilihan dari pasien"

1) Menentukan Kebutuhan

Konseling tidak terjadi bila pasien datang tanpa ia sadari apa yang dibutuhkannya.

Seringkali pasien datang tanpa dapat mengungkapkan kebutuhannya, walaupun sebetulnya ada

sesuatu yang dibutuhkan. Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal dengan mengemukakan

pertanyaan terbuka dan mendengar dengan baik dan hati-hati.

2) Perasaan

Farmasis harus dapat mengerti dan menerima perasaan pasien (berempati). Farmasis harus

mengetahui dan mengerti perasaan pasien (bagaimana perasaan menjadi orang sakit) sehingga

dapat berinteraksi dan menolong dengan lebih efektif. Beberapa bentuk perasaan atau emosi

pasien dan cara penanganannya adalah sebagai berikut :

a) Frustasi yaitu membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien untuk mencari alternatif jalan

lain yang lebih tepat dan meminimalkan rasa ketidaknyamanan dari aktifitas hariannya yang

tertunda.

b) Takut dan cemas yaitu membantu menjernihkan situasi apa yang sebenarnya ditakutinya dan

membuat pasien menerima keadaan dengan keberanian yang ada dalam dirinya.

c) Marah yaitu mencoba ikut terbawa suasana marahnya, dan jangan juga begitu saja menerima

kemarahannya tetapi mencari tahu kenapa pasien marah dengan jalan mendengarkan dan

berempati.

d) Depresi yaitu Usahakan membiarkan pasien mengekspresikan penderitaannya, membiarkan

privasinya, tetapi dengarkan jika pasien ingin bicara

e) Hilang kepercayaan diri

f) Merasa bersalah

D. Sasaran Konseling a. Konseling Pasien Rawat Jalan

b. Konseling Pasien Rawat Inap

Page 18: Materi buku ajar tetes mata 1

E. Kegiatan Konseling Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :

a. Persiapan dalam melakukan konseling

b. Tahap konseling

Pembukaan

Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah

Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya

Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh

Menutup diskusi

Follow up diskusi

Aspek Konseling yang harus disampaikan :

a. Deskripsi dan kekuatan obat

b. Jadwal dan cara penggunaan

c. Mekanisme kerja obat

d. Dampak gaya hidup

e. Penyimpanan

f. Efek potensial yang tidak diinginkan

Masalah dalam konseling yaitu :

a. Faktor penyakit

b. Faktor terapi

c. Faktor pasien

d. Faktor komunikasi

F. Hal-hal yang harus disiapkan dalam memberikan pelayanan Konseling pada

pasien Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahui oleh seorang

apoteker agar tujuan konseling tercapai .Hal yang Perlu diperhatikan adalah latar belakang

pasien (database pasien ) seperti biodata, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, alergi, riwayat

keluarga ,sosial dan ekonomi.Hal kedua yang pelu diperhatikan adalah membuat daftar

masalah yang dihadapi pasien( terutama masalah yang berkaitan dengan obat ). Setelah

kedua hal tersebut dilakukan barudapat memberikan konseling berdasarkan masalah yang sudah

di susun kemudian dapat dilihatdari perubahan sikap pasien apakah konseling yang telah

diberikan sudah tepat atau belum.

G. Kendala dalam pemberian obat dan konseling Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada prosespengobatan dan

pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain adalahperasaan marah, malu,

sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empathy,mencari sumber timbulnya

masalah tersebut, tetap bersikap terbuka dan siap membantu.Untuk kendala yang berasal dari

Latarbelakang pendidikan, budaya dan bahasa Kendala dapat d i a t as i dengan

Menggunakan i s t i l ah sederhana dan dapa t d ipahami , Berha t i -ha t i da l am

menyampaikan hal yang sensitif , atau Menggunakan penterjemah.Untuk kendala yang berasal

dari f isik dan mental dapat diatsai dengan upaya menggunakanalat bantu yang sesuai atau

Melibatkan orang yang merawatnya.Sedangkan Kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat

berupa m endominasi percakapan,Menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian

Page 19: Materi buku ajar tetes mata 1

dan tidak mendengarkan apa yangpasien sampaikan, cara berbicara yang tidak sesuai

(terlalu keras , sering mengulang suatukata ), Menggunakan istilah yang terlalu teknis yang

tidak dipahami pasien, sikap dan gerakanbadan yang tidak sesuai yang dapat mengganggu

konsentrasi pasien, sedikit atau terlalubanyak melakukan kontak mata dengan pasien.Bila

ini terjadi pada upaya mengatasinya adalah dengan Memberikan pasien

kesempatanuntuk menyampaikan masalahnya dengan bebas, menunjukan kepada pasien bahwa

apa yangdisampaikannya didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata

ya dansikap badan yang cenderung ke arah pasien, Menyesuaikan volume suara dan

mengurangikebiasaan mengeluarkan kata-kata yang mengesankan gugup dan tidak

siap, menghindaripemakaian istilah yang tidak dipahami oleh pasien, tidak

menyilangkan kedua tangan danmenghindari gerakan berufang yang tidakk pada tempatnya

dan Menjaga kontak mata dengan pasien.

Selain kendala - kendala tersebut diatas terdapat kendala lain yang kadang kurang

diperhatikanoleh tenaga farmasi . kendala tersebut adalah lingkungan pada saat

konseling dilakukan. Tempat yang terbuka, suasana yang bising, sering adanya

interupsi, adanya partisi (kacakounter ) dapat mempengaruhi pasien dalam menerima

konseling. Hal ini harus diperhatikanoleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling.

Adanya tempat khusus ataupun tidakmenerima telepon atau tamu lain dapat memberikan

rasa privasi dan nyaman kepada pasien .Itulah sekilas pandangan tentang pelayan konseling

pasien , diharapkan dengan melakukanpelayanan konseling secara benar dan konsisten akan

meningkatkan peran dan citra tenagafarmasi di masyarakat luas

H. Modal Untuk Melaksanakan Konseling Bagi Pasien 1. MENGUASAI ILMU

Kalau kita menguasai ilmu yang akn kita sampaikan, maka kita akan dapat berbicr lacr,

meyakinkn sehingga pasen akan puas dan pecaya, ini meupakan kunci utama. Kalu psien sudah

percaya maka mereka akan patuh.

2. KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI

Ini penting, karena teknik berbicara akan sangat berpengaruh pada keberhasilan komunikasi

I. Metode Konseling Beberapa metode Konseling yaitu :

1. Three Prime Questions

Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Obat Anda ?

Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Cara Pakai Obat Anda ?

Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Harapan setelah minum/memakai Obat Anda ?

2. Final Verification

Meminta Pasien utk Mengulang Instruksi

Yakin Bahwa pesan tidak ada terlewat

Koreksi bila ada Salah Informasi

3. Show and Tell

Melakukan Cerita

Melakukan Peragaan

Melalui Gambar, Tayangan

J. Tahapan Proses Konseling

Page 20: Materi buku ajar tetes mata 1

Tahapan-tahapan proses konseling meliputi yaitu :

1. Pengenalan/ pembuka

Tujuan : pendekatan dan membangun kepercayaan

Teknik :

a. Memperkenalkan diri

b. Menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama ?

Contoh Pengenalan/ pembukaan :

a. Sapa pasien dengan ramah

b. Perkenal diri anda

c. Jelaskan tujuan konseling

d. Informasikan lama waktu yang dibutuhkan

“selamat pagi, saya Tanti, Apoteker disisni ( perkenalkan diri ). Saya ingin menanyakan

beberapa pertanyaan singkat tentang obat-obatan yang baru Anda peroleh (subjyek yang akan

ditanyakan ). Hanya butuh waktu beberapa menit saja (waktu yang dibutuhkan ). Informasi yang

Anda berikan nanti akan sangat membantu kita untuk mengenali masalah yang mungkin timbul

dari obat-oabt yang baru anda terima ini. (tujuan/iuran)

2. Penilaian Awal/Identifikasi

Tujuan : menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi yang harus dipenuhi.

Perhatikan apakah pasien baru/lama dan peresepan baru/lama/OTC

Teknik :Three Prime Questions

Contoh:

Pasien mendapat obat antihipertensi

Ny. Jamilah: “Dokterbilang, sayamemerlukanobatini, tapisayamerasabaik-baiksaja,

mungkinsayabenar-benartidakmembutuhkannya?”

Tn.Jamil: “Saya tahu TD saya tinggi dan harus minum obat secara teratur, tapi jadwal saya sibuk

dan sering lupa…?”

Pasien baru: Apakah sudah mendapatkan informasi tentang: nama obat, kegunaan dan cara

penggunaan inhaler.. ?

Pasien Lama: Apakah ada masalah tentang cara penggunaan inhaler, kepatuhan..?

3. Pemberian Informasi

Tujuan: Mendorong perubahan sikap/prilaku agar memahami dan mengikuti regimen terapi.

Tehnik :Show & Tell

Contoh Pemberian informasi

Berikan informasi pokok tentang:

Nama obat dan bentuk sediaan

Kegunaan inhaler

Cara menggunakan inhaler

Cara penyimpanan (suhu<30 c="" cahaya="" span="" terlindung="">

Gunakan sarana: Poster, contoh inhaler

Cara Penggunaan Inhaler Information Sheet ?

a. Mengeluarkan dahak / lendir(bila ada)

b. Latihan nafas

c. Periksa alat / wadah

d. Tahap penggunaan:

1) Kocok dulu dan buka penutup.

2) Tarik dan keluarkan nafas.

Page 21: Materi buku ajar tetes mata 1

3) Pasang alat dimulut.

4) Ambil nafas pelan-dalam dan tekan alat

5) Tutup mulut,tahan nafas 5-10 detik,alat dilepas.

6) Keluarkan nafas lewat hidung,bila ada dosis ke-2, beri jarak 5 mnt.

7) Cuci mulut atau berkumur.

4. Verifikasi

Tujuan :

a. Untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah disampaikan.

b. Mengulang hal-hal penting.

Tehnik : fill in the gaps

Contoh Penilaian akhir/ Verifikasi yaitu:

Bertanya tentang pemahaman informasi yang disampaikan.

Meminta pasien untuk menceritakan dan memperagakan ulang cara penggunaan.

5. Tindak lanjut

Tujuan :

a. Mengikuti perkembangan pasien

b. Monitoring keberhasilan pengobatan.

Tehnik :

a. Membuat patient medication record(PMR)

b. Komunikasi melalui telepon.

Contoh Penutup / Tindak lanjut:

Ingatkan waktu untuk kontrol

Berikan salam dan ucapkan “semoga lekas sembuh”

Lakukan pencatatan pada kartu konseling/ PMR.

K. Komponen konseling Enam komponen konseling minimal yaitu:

a. Nama obat, jumlahnya dan indikasinya

b. Aturan pakai, cara dan lama pemakaian

c. Interaksi obat

d. Efek samping obat

e. Pengaruh terhadap pola hidup, pola makan

f. Cara penyimpanan

Page 22: Materi buku ajar tetes mata 1

2.1 Definisi pemberian obat per oral

Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini

merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk

obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk

membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah

gelas air atau cairan yang lain.

Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah

(mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam bentuk

kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada

suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di

buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu

sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.

Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di lakukan dengan cara

yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat di

beri minuman dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat di

beri minum, pencuci mulut atau kembang gula.

2.2 Tempat pemberian obat

Tempat pemberian obat adalah oral / melaui mulut .

Page 23: Materi buku ajar tetes mata 1

2.3 Persiapan alat pemberian obat melalui oral

a. kartu pesanan harus di periksa secara hati-hati tentang pesanan obatnya. Sebelum

mengambil/mengeluarkan obat, perawat harus mencocokan kartu pesanan obat dengan label

pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca tiga kali untuk menyakinkan obat yang di

berikan:

1. Pada saat botol obat di ambil dari almari.

2. Pada mencocokan pada dengan kartu pesanan obat.

3. Pada saat di kembalikan.

b. Obat dalam bentuk cair di tuangkan menjauhi sisi table, sejajar dengan mata pada permukaan

datar. Sebelum mengembalikan obat kedalam almari atau lemari es, perawat harus mengusap

bibir botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label.

c. Tablet dan kapsul di keluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada mangkok yang

dialasi kertas untuk diberikan pada pasien. Kapsul dan tablet tidak boleh di peggang.(pagliaro.

Pagliaro, 1986, Pharmacologic Aspects Of Nursing, The Cv Mosby Co,St Louis)

2.4 Persiapan tempat pemberian obat melalui oral.

a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien

b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja

2.5 Pesiapan pasien dalam pemberian obat melalui oral

a. Menjelaskan tujuan pemberian

b. Menjelaskan langkah yang akan dilakukan

2.6 Cara kerja pemberian obat melalui oral.

Page 24: Materi buku ajar tetes mata 1

Peralatan :

a. Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang ada)

b. Kartu rencana pengobatan

c. Cangkir disposable untuk tempat obat

d. Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).

Tahap kerja :

a. Siapan peralatan dan cuci tangan

b. Kaji kemammpuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemapuan menelan, mual dan

muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak boleh makan/ minum).

c. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan cara

pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.

d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau

lemari es sesuai yang di perlukan).

e. Siapkan obat- obatan yang akan diberikan (gunakan teknik asptik, jangan menyentuh obat dan

cocokkan dengan order pengobatan)

f. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara :

Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah

Atur posisi pasien duduk bila mungkin

Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan anjurkan pasien

meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien dianjurkan minum.

Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk diisap sebelumnya,

atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau pisang.

Tetap bersama pasien sampai obat ditelan.

Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan, setiap

keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara jelas dan

tulis tanda tangan anda dengan jelas.

Kemudian semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci tangan.

Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu pemberian.

2.7 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat melalui oral.

Page 25: Materi buku ajar tetes mata 1

a. Pemberiannya obatnya adalah melalui mulut.

b. Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan praktis dalam memberikannya.

c. Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang bersifat merangsang

(emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan

oksitoksin).

d. Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat kerjanya.

e. Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya adalah : obat

cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan diagnostik).

f. Baik sekali untuk mengobati infeksi usus

g. Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet, Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan. -

- See more at: http://portgas911.blogspot.com/2014/03/makalah-pemberian-obat-secara-

oral_11.html#sthash.BoH5kGQ3.dpuf

Petunjuk cara penggunaan tetes mata yang baik dan benar

1. Cuci tangan menggunakan air dan sabun

Page 26: Materi buku ajar tetes mata 1

.

2. Periksa ujung penetes dan yakinkan bahwa

ujung penetes tidak rusak

3 Hindari menyentuh ujung penetes dengan

tangan atau benda apapun, tetes mata dan

penetetes harus tetap bersih.

4 Condongkan kepala kebelakang, tarik

kebawah kelopak mata dengan jari telunjuk

sehingga kantong kelopak mata terbuka.

Page 27: Materi buku ajar tetes mata 1

5 Pegang botol tetes mata (ujung bawah),

dekatkan dengan mata tanpa menyentuh ke

mata.

6 Tekan botol tetes bagain bawah dengan

lembut sehingga memberikan jumlah tetesan

yang sesuai jatuh ke dalam kelopak mata .

7. Pejamkan mata secara perlahan selama 2

sampai 3 menit dan tundukkan kepala seolah-

olah melihat ke lantai. Lap cairan berlebih

dari wajah dengan tisu

8. Pasang kembali dan kencangkan tutup segera.

Jangan menghapus atau bilas ujung penetes.

Page 28: Materi buku ajar tetes mata 1

Petunjuk cara penggunaan salep mata yang baik dan benar

9. Cuci tangan untuk menghilangkan bau dan

obat yang melekat pada tangan.

1. Cuci tangan menggunakan air dan sabun

Page 29: Materi buku ajar tetes mata 1

.

2 Hindari menyentuh ujung tube dengan tangan

atau benda apapun, salep mata dan wadah

harus tetap bersih.

4 Pegang tube bagian bawah dengan ibu jari dan

jari telunjuk, dekatkan dengan mata tanpa

menyentuh ke mata. Tekan tube bagain bawah

dengan lembut sehingga memberikan olesan

salep yang sesuai ke dalam kelopak mata

bawah

5. Condongkan kepala kedepan dan pejamkan mata

secara perlahan selama 1 sampai 2 menit.

Lap kelebihan salep di kelopak mata dan bulu

mata dengan lap atau tissu bersih.

3 Condongkan kepala kebelakang, tarik

kebawah kelopak mata dengan jari telunjuk

sehingga kantong kelopak mata terbuka .

Page 30: Materi buku ajar tetes mata 1

7. Cuci tangan untuk menghilangkan bau dan

obat yang melekat pada tangan.

6. Lap dengan tissue bersih ujung tube dan tutup

Page 31: Materi buku ajar tetes mata 1

Petunjuk cara penggunaan tetes telinga yang baik dan benar

1. Cuci tangan menggunakan air dan sabun

2. Bersihkan telinga dengan tissue atau lap basah,

biarkan hingga kering.

Page 32: Materi buku ajar tetes mata 1

3. Periksa ujung penetes dan yakinkan bahwa

ujung penetes tidak rusak

4. Hangatkan wadah botol tetes hingga mendekati suhu

tubuh dengan memegang wadah pada telapak tangan

beberapa menit

5. jika sediaan suspensi berawan, sebaiknya botol dikocok

selama kurang lebih 10 detik

Page 33: Materi buku ajar tetes mata 1

6. Miringkan telinga atau baring. Tarik telinga ke

belakang dan ke atas, sementara untuk anak tarik

telinga ke belakang dan ke bawah untuk membuaka

lubang telinga.

7. Dekatkan tetes ke lubang telinga jangan menyentuh,

teteskan tetes telinga sesuai jumlah yang dianjurkan.

Page 34: Materi buku ajar tetes mata 1

8. Tekan dengan lembut pada flat yang berada di atas

lubang telinga untuk memudahkan tetesan masuk ke

dalam lubang telinga.

9. Biarkan selama 60 detik dalam posisi miring, kemudian

tegakkan telinga pada posisi semula.

10. Pasang kembali dan kencangkan tutup

segera. Jangan menghapus atau bilas ujung

penetes.

Page 35: Materi buku ajar tetes mata 1

11. Cuci tangan untuk menghilangkan bau dan

obat yang melekat pada tangan.

Page 36: Materi buku ajar tetes mata 1

Pemberian obat per oral

Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini merupakan cara

yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat di

berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi

, maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan

yang lain.

Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak

dapat di pakai pada keadaan gawat. Obat yang di berikan per oral biasanya membutuhkan waktu

30 sampai dengan 45 menit sebelum di absorbsi dan efek puncaknya di capai setelah 1 sampai

dengan 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tida enak sering mengganggu pasien. Cara per oral

tidak dapat di pakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang

akan menjalani pangisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan

menelan.

Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah (mislanya

garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam bentuk kapsul yang

diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral

atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh di buka, obat

tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak minum antasaid atau susu sekurang-

kurangnya satu jam setelah minum obat.

Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus di lakukan dengan cara yang

paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat di beri

minuman dingin (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat di beri

minum, pencuci mulut atau kembang gula.

Persiapan Pemberian obat per oral.

Page 37: Materi buku ajar tetes mata 1

1. A. kartu pesanan harus di periksa secara hati-hati tentang pesanan obatnya. Sebelum

mengambil/mengeluarkan obat, perawat harus mencocokan kartu pesanan obat dengan

label pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca tiga kali untuk menyakinkan

obat yang di berikan:

2. Pada saat botol obat di ambil dari almari.

3. Pada mencocokan pada dengan kartu pesanan obat.

4. Pada saat di kembalikan.

1. B. Obat dalam bentuk cair di tuangkan menjauhi sisi table, sejajar dengan mata

pada permukaan datar. Sebelum mengembalikan obat kedalam almari atau lemari

es, perawat harus mengusap bibir botol sehingga obat tidak lengket atau merusak

label.

2. C. Tablet dan kapsul di keluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada

mangkok yang dialasi kertas untuk diberikan pada pasien. Kapsul dan tablet tidak

boleh di peggang.(pagliaro. Pagliaro, 1986, Pharmacologic Aspects Of Nursing,

The Cv Mosby Co,St Louis)

Cara pemberian obat per oral

Peralatan :

1. Baki berisi obat-obatan atau kereta sorong obat-obat (tergantung sarana yang ada)

2. Kartu rencana pengobatan

3. Cangkir disposable untuk tempat obat

4. Martil dan lumping penggerus (bila di perlukan)

Tahap Kerja :

1. Siapkan peralatan dan cuci tangan

2. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual

dan muntah, atau tidak boleh makan dan minum).

3. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien, nama dan dosis obat,waktu dan cara

pemberian). Bila ada keraguan-keraguan laporkan keperawat jaga atau dokter.

4. Ambil obat sesuai yang di perlukan (baca order pengobatan dan ambil di almari, rak atau

lemari es sesuai yang di perlukan).

5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan (gunakan teknik aseptik, jangan menyentuh

obat dan cocokan dengan order pengobatan)

6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara:

Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah

Atur posisi pasien duduk bila mungkin

Kaji tanda-tanda vital pasien

Berikan cairan/air yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan anjurkan

pasien meletakan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien di anjurkan minum.

Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien beberapa butir es batu untuk di isap

sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apel atau pisang.

Tetap bersama pasien sampai obat di telan.

Page 38: Materi buku ajar tetes mata 1

1. Catat tindakan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang di berikan, setiap

keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara jelas

dan tulis tanda tangan anda dengan jelas. Kembalikan semua perlatan yang di pakai

dengan tepat kemudian cuci tangan.

2. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit setelah waktu

pemberian.

Page 39: Materi buku ajar tetes mata 1

MATA, MULUT, DAN TELINGA

GANGGUAN TIDUR, DROWSINESS DAN FATIQUE SERTA LAYANAN PADA PASIEN

DIABETES

NOMOR BUKU NO. 19

PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL

Pengertian

Memberikan obat melalui mulut.

Tujuan

Menyedian obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran gastrointestinal.

Page 40: Materi buku ajar tetes mata 1

Menghidari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.

Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri.

Fokus perhatian

Alergi terhadap obat, kemampuna klien untuk menlan obat, adanya muntah dan diare yang dapat

mengganggu absorbsi obat, efek samping obat, interaksi obat,kebutuha pembelajaran mengenai

obat yang diberikan.

Persiapan alat

Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana yang ada)

Kartu atua buku rencana pengobatan

Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat

Pemotong obat (jika diperlukan)

Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan)

Gelas pengukur (jika diperlukan )

Gelas dan air minum

Sedotan

Sendok

Pipet

Spuit sesui ukuran mulut anak-anak

Prosedur pelaksanaan

1. Sipkan peralatan dan cuci tangan .

2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (kemampuan menelan, mual atau

muntah, adanya program NPO/tahan makan dan minum, akan dilakukan pengisapan lmbung

titak terdapatnya bunyi usus)

3. Periksa kembali order pengobatan(nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian),

periksa tanggal kedaluwarsa obat ada keraguan pada order pengobatan, laporkan pada perawata

berwenagn atau dokter sesui dengan kebijakn masing-masing institusi.

4. Ambil obat sesui keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau lemari es

sesui yang diperlukan).

5. Siapkan obat-obat yang akan diberikan . siapkan jumlah obat yang sesui dengna dosis yang

diperlukan tanpa mengotaminasi obat (gunakan teknik aseptic untuk menjaga kebersihan obat).

Tablet atau kapsul

Page 41: Materi buku ajar tetes mata 1

Tuangakn tablet atau kapsul dengan takaran sesuai kebutuhan ke dalam mangkuk sekali pakai

tanpa mententuh obat.

Gunakan alat pemotong tablet (jika perlu) untuk membagi obat sesui dengna dosis yang

diperlukan. Buang bagian tablet yang tidak digunakna atau sesui dengna kebijakan institusi

masing-masing.

Jika klien mengalami kesulitan untuk menelan, gurus obat menjadi bubuk dengan menggunakna

martil dan lumping penggerus. Setelah itu, campurkan dengna meggunakan air atau makanan .

Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat. Beberapa obat tidak boleh digerus karena

mempengaruhi daya kerjanya.

Obat dalam bentuk cair

Putar/bolek-balik obat agar tercampur rata sebelum dituangkan. Buang obat jika telah berubah

warna atau menjadi lebih keruh.

Buka penutup botol dan letakkan menghadp ke atas.

Menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.

Pegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak tangan anda kemudian

tungkan obat jauh dari label.mencegah label menjadi rusak akibat tumpahn cairan obat sehingga

label tidak dapat dibaca dengan tepat.

Tuangkan obat dengan takaran sesai dengan takaran sesui kebutuhan ke dalam mangkuk obat

berskala.

Sebelum menutup botol, usap bagian bibir botol dengan kertas tisu.

Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mongering pada tutup botol.

Jika jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml ), gunakan spuit steril tanpa

jarum untuk mengambilnya dari botol.

6. Berikan obat pada waktu dan dengna cara yang benar:

Identifikasi klien dengna tepat.

Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh klien.

Atur pada posisi duduk. Jika tidak memungkinkan , atur posisi lateral.

Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi.

Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu):

- Ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum pemberian obat penurun tensi, ukur

frekuensi pernapasan sebelum pemberina narkotik.

- Jika hasilnya di atas atau di bawah normal, laporkan kepada dokter yang bersangkutan.

Page 42: Materi buku ajar tetes mata 1

Beri klien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit menelan, anjurkan klien meletakkan

obat di lidah bagian belakan kemudian anjurkan minum.

Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan reflex menelan.

Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu sebelum minum

obat atau beikan obat dengan dicampur jus apel, pisang, atau air gula.

Jika klien mengatakan obat yang ada berikan berbeda dengan obat yang dibeikan pada hari-hari

sebelumnya, obat jangan anda berikan terlebih dahulu sebelum anda mengecek ulang pada buku

catatan obat\.

Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.

7. Catat obat yang telah diberikan, meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan , dan tanda tangan

anda. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya dan tindakan

perawatan yang sudah dilakukan sesui ketentuan institusi.

8. Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar.

9. Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien (biasanya 30 menit setelah pemberian obat).

Pemberian obat kepada bayi dan anak-anak

pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat pada bayi dan anak-anak.

(mangkuk plastic sekali pakai, pipet tetes, sendok, spuit plastic tanpa jarum, atau spuit

tuberkulin).

Cairkan obat oral dengan sedikit air.

Agar mudah ditelan. Jika menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak untuk

meminum seluruh obat yang dibeikan dan meminum hanya sebagian.

Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengna zat lain yang dapat mengubah

rasa pahit, misalnya madu, pemanis buatan.

Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan

Mencegah aspirasi.

Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi.

Posisi ini mencegah gagging (reflex muntah) dan mengeluarkan kembali obat yang diberikan.

Dapatkan informasi yang bermanfaat dari orang tua anak mengenai bagiamana memberiakn

obat yang paling baik pada anak yang bersangkutan.

Jika anak tidak kooperatif selama pemberian obat, lakukan langkah-langkah berikut.

- Letakan anak di atas pangkuan anda dengna tangan kanan di belakang tubuh anda.

- Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda.

Page 43: Materi buku ajar tetes mata 1

- Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh anda.

Setelah obat diminum, ikuti dengna memberikan minum air atau minuman lain yang dapat

menghilangkan rasa obat yang tersisa.

Lakukan higinene oral setelah anak-anak minum obat disertai pemanis

Pemanis yang tersisa di mulut dapat menyebabkan anak berisiko tinggi mengalami karies dentis.

MEMBERIKAN OBAT SECARA SUBLINGUAL

Pengertian

Pemberian obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah sampai diabsorbsi ke dalam

pembuluh darah.

Tujuan

Memperoleh efek local dan sistemik.

Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral.

Menghidari kerusakan obat oleh hepar.

Prosedur pelaksanaan

Secara umum persiapan dan langkah-langkah sama dengan pemberian obat secara oral. Hal yang

perlu diperhatikan adalah klien perlu diberi penjelasan untuk meletakkna obat dibawah lidah,

obat tidak boleh ditelahn, dan biarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbs seluruhnya.

Catatan

Obata yang biasa diberikan dengan cara sublingual adalah nitrogliserin, suatu obat

yasodilator yang digunakan pada penyakit jantung angina pectoris.

PEMBERIAN OBAT SECARA BUKAL

Pengertian

Pemberian obat dengan cara meletakkannya di antara gusi dengna membrane mukosa pipi.

Tujuan

Memperoleh efek local dan sistemik.

Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral

Menghindari kerusakan obat oleh hepar.

Prosedru pelaksanaan

Page 44: Materi buku ajar tetes mata 1

Secara umum sama dengna pemberian obat dengan cara oral. Akan tetapi, klien perlu diberi

penjelasan bahwa obat harus diletakkan di antara gusi dan selaput mukosa pipi sampai seluruh

obat habis diabsorbsi.

Oral atau melalui mulut: Hal ini biasanya berarti menelan pil dengan segelas air. Hal

ini harus dilakukan hanya jika orang itu terjaga dan waspada dan tidak beresiko tersedak

pil atau air.

Sublingual: Ini berarti bahwa pil diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan

diserap ke aliran darah. Orang tersebut tidak boleh minum atau makan apapun sampai

obat itu hilang.

Bukal: Ini berarti bahwa obat dapat ditempatkan di dalam mulut antara salah satu pipi

dan gusi di dekatnya di mana ia akan larut dan diserap ke aliran darah. Biasanya, obat-

obatan yang dapat diambil sublingually juga bisa diambil oral. Orang tersebut tidak boleh

minum atau makan apapun sampai obat itu hilang.

Minum pil secara oral biasanya lebih mudah bagi kebanyakan orang. Namun, mungkin sulit

untuk memberikan obat cara ini untuk anak bayi atau muda, orang yang terlalu mengantuk atau

tidak mampu bekerja sama, seseorang yang tidak bisa menjaga obat dalam mulut mereka

(misalnya seseorang yang telah drools atau muntah ), atau orang yang mengalami kejang terlalu

banyak. Dalam situasi ini, berbicara dengan dokter Anda tentang bentuk rektal dari obat seperti

Diastat.

Khusus pesanan diperlukan dari dokter Anda

Nama obat.

Dosis setiap pil dan berapa banyak untuk mengambil pada dosis masing-masing.

Ketika harus diberikan - misalnya setelah sejumlah serangan atau setelah kelompok

kejang yang terakhir periode waktu tertentu.

Seberapa sering itu dapat diambil dan berapa banyak dalam satu hari.

Saat-saat itu TIDAK harus diambil.

Cara untuk mengambil itu - menelan, sublingual atau bukal.

Page 45: Materi buku ajar tetes mata 1

Pemberian Obat pada Mata

2.1 Pemberian Obat pada Mata

2.1.1 Pengertian, Jenis-Jenis Dan Tujuan

Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata. Obat

yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep, meliputi preparat yang biasa dibeli

bebas , misalnya air mata buatan dan vasokonstrikstor (misalnya visine, dsb). Namun banyak

klien menerima resep obat-obatan oftalmic untuk kondisi mata seperti glaukoma dan untuk terapi

setelah suatu prosddur, misalnya ekstraksi katarak. Persentase besar klien yang menerima obat

mata ialah klien lanjut usia. Masalah yang berhubungan dengan usia termasuk penglihatan yang

buruk, tremor tangan dan kesulitan dalam memegang atau menggunakan botol obat,

mempengaruhi kemudahan lansia menggunakan obat mata secara mandiri. Perawat atau bidan

memberi penjelasan kepada klien dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam

pemberian obat mata. (Donnelly. 1987) menganjurkan untuk memperlihatkan klien setiap

langkah prosedur pemberian obat tetes mata untuk meningkatkan kepatuhan klien. 1

Obat mata dapat digolongkan menjadi

a. Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi

b. Obat mata golongan kortikosteroid

c. Obat mata lainnya1

Tujuan pemberian obat pada mata diantaranya:

digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil,

untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,

digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

Page 46: Materi buku ajar tetes mata 1

Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya

infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata yang luka/

ulkus.

Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau alergi mata atau juga bengkak yang bisa

disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata oleh virus itu resisten

terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata golongan kortikosteroid untuk

menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu menghindari infksi sekunder.

Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang disebabkan

oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau alergi.

Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi.

Prinsip pemberian obat mata

1. Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun

yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, perawat atau bidan menghindari obat mata apapun

secara langsung ke kornea.

2. Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat atau bidan

menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata atau

tube salep.

3. Perawat atau bidan menggunakan obat mata hana untuk mata yang terinfeksi. 1

2.1.2 Indikasi dan kontra indikasi pemberian obat pada mata

Indikasi

Biasanya obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai berikur

meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu,

sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.

antiseptik dan antiinfeksi.

radang atau alergi mata.

Kontraindikasi

Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita

glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan

nasehat dokter.

2.1.4 Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan Bahan:

Page 47: Materi buku ajar tetes mata 1

1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.

2. Pipet.

3. Pinset anatomi dalam tempatnya.

4. Korentang dalam tempatnya.

5. Plestier.

6. Kain kasa.

7. Kertas tisu.

8. Balutan.

9. Sarung tangan.

10. Air hangat/kapas pelembab.

a. tetes atau salep mata

1. botol obat dengan tetes mata steril atau tube salep.

2. Patch dan plester mata (bila perlu).

3. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat.

4. Bola kapas atau tisu.

5. Wadah cuci berisi air hangat atau lap.

6. Sarung tangan sekali pakai.

b. cakram intraokuler

1. cakram obat.

2. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat.

3. Sarung tangan sekali pakai. 1

Page 48: Materi buku ajar tetes mata 1

SWAMEDIKASI

Definisi

Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi sakit ringan

sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari anggota

masyarakat melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya mengandalkan obat modern.

Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau

menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata.

Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk

meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes

No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam

mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun

bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan

penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan informasi

obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang

ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen informasi yang yang diperlukan

untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan

aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak? seberapa

sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh minum obat

itu?).

Kriteria obat yang digunakan

Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa

resep:

Page 49: Materi buku ajar tetes mata 1

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun

dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.

3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga

kesehatan

4. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga

kesehatan

5. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia

6. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk

pengobatan sendiri

Jenis obat yang digunakan

1. Tanpa resep dokter :

- obat bebas tak terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar hijau

- obat bebas terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar biru

2. Obat Wajib Apotek (OWA) Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran hitam,

dasar merah

3. suplemen makanan

Seseorang melakukan swamedikasi karena:

Berdasar pengalamannya atau keluarga

Menggunakan sisa obat orang lain

Menggunakan kopi resep

Menggunakan obat OTR dari apotek atau toko obat

Syarat suatu obat swamedikasi :

Obat harus aman,kualitas dan efektif,

Obat yang digunakan harus punya indikasi, dosis, bentuk sediaan yang tepat,

Page 50: Materi buku ajar tetes mata 1

Obat yang diserahkan harus disertai informasi yang jelas dan lengkap.

Faktor yang menyebabkan meningkatnya swamedikasi :

Perkembangan teknologi farmasi yang inovatif

Jenis atau merek obat yang beredar telah diketahui atau dikenal masyarakat luas

Berubahnya peraturan tentang obat atau farmasi

Kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat

Pengaruh informasi atau iklan

Kemudahan mendapatkan obat

Mahalnya biaya kesehatan

Dampak positifnya :

Pencegahan maupun pengobatan yang lebih dini

Biaya yang lebih terjangkau dan cepat

Dampak negatifnya :

Pengobatan yg kurang rasional

Hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan pengobatan sendiri :

Apakah masalah kesehatan anda memerlukan pemeriksaan dokter .

Apakah anda memerlukan Obat .

Konsultasikan dgn Apoteker tentang obat yg dpt diperoleh tanpa resep dokter, untuk mengatasi

masalah kesehatan anda.

Aturan pemakaiannya, perlu diperhatikan :

Bagaimana cara memakainya

Page 51: Materi buku ajar tetes mata 1

Berapa jumlah yang digunakan sekali pakai

Berapa kali sehari

Berapa lama pemakaiannya

Waktu pemakaian

Manfaat

Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri ringan, hanya jika dilakukan

dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang cukup tentang obat yang digunakan

dan kemampuan nengenali penyakit atau gejala yang timbul. Swamedikasi secara serampangan

bukan hanya suatu pemborosan, namun juga berbahaya.

Page 52: Materi buku ajar tetes mata 1