materi

55
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia saat ini sangatlah tidak terbatas. Secara umum sumber daya dapat dibagi menjadi : (1) sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resource) seperti: ikan, udang, rumput laut, kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resource) meliputi: mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas; (3) energi kelautan, seperti: OTEC, pasang surut, gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental service) seperti : pariwisata dan perhubungan laut. Udara yang kita hirup sampai detik ini, air yang mengalir dan masih kita manfaatkan, tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan oksigen (0 2 ) untuk kita hirup sekaligus dapat kita konsumsi, sinar matahari yang terbit untuk kita nikmati keindahannya dan tanah yang juga dapat dimanfaatkan semuanya merupakan sumber daya alam. Namun, bagaimana dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam itu sendiri? Semua itu tergantung pandai atau tidaknya manusia memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Pemanfaatan SDA juga dapat dilakukan oleh para pedagang untuk mencari nafkah. Misalnya: penjual sayur-sayuran untuk 1

Upload: taufiq-al-idrus

Post on 28-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

FIELD TRIP DESA BAGAN PERCUT

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia saat ini sangatlah tidak

terbatas. Secara umum sumber daya dapat dibagi menjadi : (1) sumber daya yang

dapat diperbaharui (renewable resource) seperti: ikan, udang, rumput laut,

kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumber daya yang tidak dapat

diperbaharui (non renewable resource) meliputi: mineral, bahan tambang/galian,

minyak bumi dan gas; (3) energi kelautan, seperti: OTEC, pasang surut,

gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental service) seperti :

pariwisata dan perhubungan laut.

Udara yang kita hirup sampai detik ini, air yang mengalir dan masih kita

manfaatkan, tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan oksigen (02) untuk kita hirup

sekaligus dapat kita konsumsi, sinar matahari yang terbit untuk kita nikmati

keindahannya dan tanah yang juga dapat dimanfaatkan semuanya merupakan

sumber daya alam.

Namun, bagaimana dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam itu sendiri?

Semua itu tergantung pandai atau tidaknya manusia memanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Pemanfaatan SDA juga dapat dilakukan oleh para pedagang

untuk mencari nafkah. Misalnya: penjual sayur-sayuran untuk memenuhi

kebutuhan hidup, penjual ikan yang memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan

menjual ikan-ikan yang didapat dari laut dan lainnya.

Dengan mempelajari dan melakukan penelitian kita dapat mengetahui

bagaimana dengan kehidupan masyarakat yang hidup di pesisir? Apakah mereka

bisa memanfaatkannya? Dan apakah berpengaruh terhadap pendapatan mereka.

Semua dapat dicapai apabila semua manusia yang menggunakannya pandai

memanfaatkannya dengan bijak.

Bila dibandingkan dengan kelompok pelaku ekonomi lainnya, kelompok

ekonomi yang mengalami kondisi keterasingan dari dinamika perekonomian

nasional lebih parah terjadi pada kelompok nelayan. Hal ini banyak bersumber

dari sifat dasar arena aktivitas yang dimiliki tidak memiliki dukungan perangkat

1

hukum yang memadai, seperti tidak dimungkinkannya pemilikan laut atau

kawasan pantai sebagai asset produksi, kebutuhan investasi yang relatif besar dan

beresiko tinggi, serta luas pemasaran yang cenderung hanya untuk memenuhi

kebutuhan local. Kondisi seperti ini mengakibatkan kelompok masyarakat nelayan

cenderung tertinggal jauh dibandingkan dengan kelompok lain yang bekerja

didaratan.

Hal ini yang muncul di permukaan dalam hubungannya dengan

peningkatan kualitas hidup nelayan adalah keterdesakkan kelompok masyarakat

ini akibat semakin intensifnya penetrasi nelayan asing terhadap sumber daya dan

pasar domestic. Pengusaha dalam bidang marine-bisnis nasional dengan modal

besar dengan jaringan pasar yang luas dan pemanfaatan teknologi yang hampir

mustahil tersaingi oleh kelompok masyarakat nelayan nasional. Upaya

perlindungan melalui peraturan daerah dan peningkatan kemandirian kelompok

masyarakat ini merupakan agenda yang mendesak untuk segera diselesaikan

sebagai bagian integral pengembangan masyarakat nelayan.

Sebagai contoh saya akan memaparkan bagaimana gambaran kehidupan

para nelayan di daerah Kecamatan Bagan Percut sebagaimana hasil dari

kunjungan belajar kami untuk mendapatkan beberapa informasi terkait kehidupan

nelayan disana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, kita juga dapat menarik rumusan

atas masalah-masalah yang timbul, diantaranya yaitu :

1. Bagaimana keadaan Alam di desa percut ?

2. Bagaimana kehidupan masyarakat yang bekerja menjual ikan di desa

percut ?

3. Apakah mereka memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik?

4. Siapa-siapa saja yang memanfaatkan sumber daya disekitar mereka?

5. Bagaimana dengan pendapatan para penjual ikan yang dalam sehari

menyisihkan waktu mereka untuk berdagang?

6. Apakah ada masalah yang mereka hadapi dan bagaimana masalah yang

ada?

2

7. Bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah yang sering muncul?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang penulis kembangkan antara lain :

1. Menambah wawasan kepada pembaca mengenai keadaan alam di Desa

Percut.

2. Menceritakan keseruan perjalanan fieldtrip.

3. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Desa Percut.

4. Mendeskripsikan aktivitas penjual ikan dalam memanfaatkan sumber daya

alam disekitar mereka.

5. Menganalisis pendapatan masyarakat yang menjual ikan .

6. Mendeskripsikan lokasi tempat terjadinya transaksi yang terjadi setiap

hari.

7. Menjelaskan beberapa jenis ikan yang diperjual-belikan.

8. Memaparkan rencana-rencana pemanfaatan sumber daya alam .

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

kepada mahasiswa bagaimana keadaan kehidupan masyarakat disekitar pesisir di

desa percut. serta menambah wawasan mahasiswa agar mahasiswa mampu

mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi hal-hal yang sering terjadi di

daerah tersebut.

3

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1 Kajian Sumber Daya Alam ( SDA )

Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong

di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan

mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam,

berbagai jenis logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan

populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era

eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara

signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak

diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya

tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo,

Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati

atau nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur

Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan

Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang

ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan

dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.

2.2 Unsur-unsur Terbentuknya Pasar

Menurut A.T Mosher, unsur-unsur yang terkait dengan adanya kemajuan

pasar antara lain :

1. Adanya pasar input dan pasar output

2. Teknologi yang senantiasa berubah

3. Sarana transportasi

4. Infrastruktur

5. Lembaga pemerintah

6. Bank

4

Lalu bagaimana dengan Pasar di Desa Percut? Apakah sudah memenuhi semua

unsur-unsur tersebut? Berikut penjabarannya :

1. Mempunyai kebijakan Program Agromerinpolitan (dijuluki sebagai kota

perikanan)

2. Masih harus dibangun Program Agropolitan (sebagai kota pertanian)

3. Adanya unsur pasar input (kegiatan nelayan dan potensi)

4. Harga yang dilakukan kepada pelanggan bersifat refresentatif

5. Nelayan kaku dengan teknologi yang ada

6. Transportasi sudah ada dan sangat mendukung

7. Infrastruktur perbaikan mesin atau mekanik (tidak ada), sarana jalan raya

(sudah ada)

5

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Masalah dan Isu Strategi

A. Masalah Yang Dihadapi Masyarakat Dan Nelayan Daerah Bagan

Percut

Ada beberapa masalah yang dilihat dari beberapa aspek yang dihadapi dalam

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pesisir di daerah Bagan Percut, yaitu ;

1. Aspek Sosial

Masih kurangnya keterlibatan dan kemampuan masyarakat lokal untuk

berpartisipasi secara aktif dan diberdayakan dalam upaya berbagai

pelestarian lingkungan serta dalam proses pengambilan keputusan untuk

pengelolaan sumber daya pesisir.

2. Aspek Ekonomi

- Belum dilaksanakannya secara optimal dan berkelanjutan kegiatan

pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pesisir karena keterbatasan

modal, sarana produksi, pengetahuan dan keterampilan, serta faktor

eksternal seperti keterbatasan pelayanan dan penyediaan fasilitas oleh

pemerintah.

- Masih perlu ditingkatkannya koordinasi dalam penyusunan

perencanaan dan pengambilan keputusan oleh instansi-instansi

pemerintah daerah yang berkaitan dengan pembangunan pesisir.

3. Aspek Ekologis

Masih rendahnya pengertian dan kesadaran masyarakat untuk melindungi,

menjaga keseimbangan dan memantapkan ekosistem pesisir, sehingga

terjadi banyak pengrusakan hutan bakau (magrove), tumbuh karang dalam

jangka waktu pendek.

4. Aspek Administratif

Masih perlunya ditingkatkan koordinasi dan mekanisme administrasi dan

penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan perairan karena selama ini

6

masih terdapat banyak tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab

diantara lembaga-lembaga pemerintah dan nono pemerintah yang terkait.

B. Isu Strategi

Disamping permasalahan-permasalahan diatas, terdapat isu-isu strategi dalam

pengelolaan sumber daya pesisir dan laut untuk kedepan, yaitu ;

-  Rendahnya sumber daya manusia terutama pada masyarakat bahari.

- Lemahnya kemampuan kelembagaan pada sektor pemerintah dan

masyarakat.

- Belum dikelolahnya potensi sumber daya pesisir khususnya perikanan

secara optimal sebagai suatu usaha yang dapat memberikan kontribusi

yang besar terhadap peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat.

- Belum dikembangkan secara optimal potensi pariwisata sebagai salah

satu sektor andalan dalam pembangunan daerah.

- Kurang memadainya pembangunan diwilayah kepulauan baik

pembangunan prasarana sosial maupun prasarana fisik.

3.2 Studi Kasus

Dalam kunjungan studi kami ke daerah Kecamatan Bagan Percut beberapa

waktu lalu kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada masyarakat yang

langsung kami sambangi sebelum melaut. Kami tidak sempat bertanya kepada

nelayan karena saat itu nelayan sudah tidak ada di lokasi. Sambutan dari beberapa

masyarakat disana cukup antusias akan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan,

kami juga memberikan kuesioner yang bersifat terbuka kepada masyarakat tetapi

kami yang menuliskan semua jawaban dari para nelayan dikarenakan mereka

sedang sibuk menyusun ikan hasil tangkapan di TPI (tempat pelelangan ikan).

Tetapi tetap saja ada kami jumpai masyarakat yang sedikit acuh akan pertanyaan

kami. Adapun beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada mereka adalah :

1. Bagaimana system tangkap hasil laut disini ?

2. Bagaimana mekanisme pembagian hasil laut antara nelayan-anak buah-toke ?

3. Berapa penghasilan Bapak/Ibu dari berjualan ikan disini ?

7

4. Berapa sewa lahan berjual ikan disini ?

5. Bagaimana system pelelangan ikan disini, sistematis atau tidak ?

Itu adalah beberapa pertanyaan penting yang saya ajukan kepada

masyarakat disana, tetapi ternyata tidak semua pertanyaan dapat dijawab dengan

lugas, seperti pertanyaan “bagaimana system pelelangan ikan di TPI ini”,

kebanyakan dari mereka tidak mengerti system sebenarnya. Tempat pelelangan

ikan yang seharusnya berjalan dengan sistematis, ikan dari nelayan tidak boleh

langsung dihampiri oleh pedagang lalu terjadi proses penawaran antara kedua

belah pihak begitu saja, hasil tangkapan dikepul dahulu, begitu tesusun dan

terkumpul dengan rapi maka proses pelelangan pun terjadi, dan disana sudah

terletak meja kasir sebagai fasilitator untuk mendorong kelangsungan system

pelelangan, tetapi tempat kasir itupun tidak terpakai, tidak berguna dan terkesan

tidak efisien.

Padahal jika system berjalan dengan baik, maka itu akan lebih

menguntungkan para nelayan dan dapat mendorong tingkat kehidupan mereka

sendiri. Ya kami hanya merasa kecewa dengan penampakan situasi yang ada

disana, tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa diantara mereka hanya tamatan SD

(Sekolah Dasar) atau bahkan banyak yang tidak bersekolah, dengan latar belakang

pendidikan yang sangat minimum maka pikiran saya mengamini bahwa wajar

system yang ada disini tidak berjalan dengan baik.

3.3 Frekuensi Data Penjual Ikan di Percut

Statistics

NAMAJENIS

KELAMINUMUR

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

PEKERJAAN SAMPINGA

N

NValid 12 12 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0 0 0

8

Statistics

JLH.TANGGUNGAN KELUARGA PENDAPATAN

IKAN TERLARIS IKAN LANGKA

N Valid 12 12 12 12

Missing 0 0 0 0

Statistics

ASAL MODAL JUMLAH MODAL AWAL

N Valid 12 12

Missing 0 0

9

Frequency Table

NAMA

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid ANDI 1 8.3 8.3 8.3

ANTO 1 8.3 8.3 16.7

FAJUR 1 8.3 8.3 25.0

HAMDAN 1 8.3 8.3 33.3

IKSAN 1 8.3 8.3 41.7

JUMIATI 1s 8.3 8.3 50.0

RAMLAN 1 8.3 8.3 58.3

SABARIA 1 8.3 8.3 66.7

SAHZAN 1 8.3 8.3 75.0

SYAFIRUDDIN 1 8.3 8.3 83.3

SYAMSUDDIN 1 8.3 8.3 91.7

ZULKIFLI 1 8.3 8.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid "PRIA" 10 83.3 83.3 83.3

"WANITA" 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

10

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 19 1 8.3 8.3 8.3

28 1 8.3 8.3 16.7

30 2 16.7 16.7 33.3

32 1 8.3 8.3 41.7

36 1 8.3 8.3 50.0

38 1 8.3 8.3 58.3

40 3 25.0 25.0 83.3

45 1 8.3 8.3 91.7

48 1 8.3 8.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TIDAK SEKOLAH 3 25.0 25.0 25.0

SD 6 50.0 50.0 75.0

SMP 1 8.3 8.3 83.3

SMA 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid PEDAGANG IKAN 12 100.0 100.0 100.0

11

PEKERJAAN SAMPINGAN

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 9 75.0 75.0 75.0

NELAYAN 2 16.7 16.7 91.7

PENJUAL RUJAK 1 8.3 8.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

JLH.TANGGUNGAN KELUARGA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 3 25.0 25.0 25.0

3 4 33.3 33.3 58.3

4 3 25.0 25.0 83.3

5 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

PENDAPATAN

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 2800000.00 1 8.3 8.3 8.3

3000000.00 2 16.7 16.7 25.0

3700000.00 1 8.3 8.3 33.3

4000000.00 3 25.0 25.0 58.3

4500000.00 1 8.3 8.3 66.7

5000000.00 1 8.3 8.3 75.0

5100000.00 1 8.3 8.3 83.3

6000000.00 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

12

IKAN TERLARIS

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid KEPITING 1 8.3 8.3 8.3

TEMBILANG 2 16.7 16.7 25.0

UDANG 2 16.7 16.7 41.7

LOBSTER 1 8.3 8.3 50.0

LIDAH 2 16.7 16.7 66.7

SENANGIN 2 16.7 16.7 83.3

SOTONG 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

IKAN LANGKA

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid SENANGI 10 83.3 83.3 83.3

TUNA 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

13

ASAL MODAL

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid ORANG TUA 2 16.7 16.7 16.7

TABUNGAN SENDIRI 6 50.0 50.0 66.7

PINJAM 4 33.3 33.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

JUMLAH MODAL AWAL

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid 1000000.00 2 16.7 16.7 16.7

1250000.00 3 25.0 25.0 41.7

1500000.00 5 41.7 41.7 83.3

1900000.00 1 8.3 8.3 91.7

3000000.00 1 8.3 8.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

14

Bar Chart

15

16

17

18

19

20

GET FILE='C:\Users\TOSHIBA\Documents\SPSS KAMI.sav'. CROSSTABS /TABLES=UM BY JTG /FORMAT=NOTABLES /COUNT

ROUND CELL /BARCHART.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

UMUR * JLH.TANGGUNGAN

KELUARGA

12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

21

CROSSTABS /TABLES=PDD BY PK /FORMAT=NOTABLES /COUNT ROUND CELL /BARCHART.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENDIDIKAN * PEKERJAAN

12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

22

CROSSTABS /TABLES=PDD BY PKS /FORMAT=NOTABLES /COUNT ROUND CELL /BARCHART.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENDIDIKAN * PEKERJAAN SAMPINGAN

12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

23

CROSSTABS /TABLES=PDD BY PDP /FORMAT=NOTABLES /COUNT ROUND CELL /BARCHART.

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENDIDIKAN * PENDAPATAN

12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

24

3.4 Keadaan Umum Desa Percut

Indonesia merupakan Negara yang sangat subur, terlihat dari sumber daya

alam yang sangat melimpah di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah

Daerah Sumatra Utara Khususnya Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan yang

mempunyai luas 190,79 Km2 meliputi hampir 4,3% dari seluruh luas

Kabupaten Deli Serdang dengan Letak Geografis diantara 2°57’-3°16’ LU

98°33’-99°27’ BT. Iklim atau suhu di berbagai daerah di Indonesia berbeda beda,

begitu juga dengan wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan. Dilihat berdasarkan letak

geografisnya kecamatan percut sei tuan memiliki iklim Tropis.

Desa Percut terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli

Serdang, provinsi Sumatera Utara. Desa yang berada di ujung Timur Laut

Kabupaten Deli Serdang ini memiliki radius 15,3 km dari kota Medan dengan

jumlah penduduk lebih kurang 2.500 KK. Sebagian besar penduduk di desa ini

terdiri dari suku Melayu, Toba, dan Karo yang menganut agama Islam dan

sebagian kecil Kristen. Letak desa yang berada di pesisir laut dan dekat dengan

sungai menjadikan desa ini sebagai desa nelayan, dimana hampir seluruh

penduduk menggantungkan hidup pada hasil-hasil laut. Walau ada sebagian yang

bekerja sebagai petani maupun pedagang, menangkap ikan tetap menjadi

pekerjaan utama di desa ini.

25

3.5 Keadaan Sekitar TPI ( Tempat Pelelangan Ikan )

Sekitar ± pukul 10.00 WIB saya dan gerombongan anggota kelas A

Ekonomi Pembangunan ditemani dengan Bapak Prof.Dr.Ramli M.S (Sebagai

Dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam) sampai di lokasi tujuan

fieldtrip. Fieldtrip kali ini dilakukan dalam hal melakukan tugas akhir semester

pada mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam (ESDA). Sebelumnya, perjalanan

ini merupakan penelitian yang pada akhirnya akan menjadi tugas individu untuk

membuat sebuah paper. Dan diharapkan dapat menjalani tugas sesuai dengan

ketetapan dan arahan yang disampaikan oleh dosen mata kuliah tersebut.

Gambar 3.5.1

Lokasi TPI

Gubernur Sumatera Utara, H.Gatot Pudjo Nugroho ST bersama ketua Tim

Penggerak PKK Sumatera Utara Hj.Sutias Gatot Pudjo Nugroho meresmikan desa

binaan provsu di desa percut kecamatan percut sei tuan kabupaten deli serdang

pada 14 Juli 2012 sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan

pembangunan masyarakat sumatera utara. Hal ini  juga dilakukan untuk

menyambut HUT pemprovsu yang ke 64 tahun.

26

Program Desa Binaan ini berkerjasama dengan  Universitas Sumatera

Utara yang juga sedang dies natalis ke 60 tahun 2012. Dilakukan dalam 5 bidang

yang berkaitan langsung dengan masyarakat. pertama dalam bidang perikanan,

bidang pertanian, bidang pendidikan, bidang lingkungan dan bidang kesehatan.

3.6 Perjalanan Menuju Laut untuk Menangkap Ikan

Kegiatan selanjutnya dalam fieldtrip adalah ikut serta melihat keadaan

dilaut, menambah wawasan bersama anggota group A dengan arahan dari Dosen

Mata Kuliah ESDA. Disini kami diperlihatkan bagaimana Sumber Daya Alam

yang sangat indah yang ada di Desa ini, dari perjalanan ini sangat teramati

indahnya keadaan alam yang dimanfaatkan unuk mengaih rezeki bagi para

nelayan dan penjual ikan.

Gambar 3.6.1 Menggunakan kapal sederhana

Setelah berada ditengah laut sampai hampir 2jam lebih, jaring yang

diturunkan ditengah-tengah laut yang dalam sudah mampu menaikkan banyak

jenis ikan, misalnya saja : kepiting, udang loopster, cumi-cumi dan lainnya.

27

Disinilah terlihat bahwasanya sumber daya alam di Desa ini sudah dapat

dikatakan mampu memenuhi kehidupan masyarakatnya.

Gambar 3.6.2 Ikan hasil tangkapan

3.7 Aktivitas dan Lokasi Penjual Ikan

Ketika nelayan telah berhasil menangkap ikan, mereka langsung

melelangkan ikan untuk segera dijual. Para penjual ikan di Pasar ikan rela

menghabiskan waktu, bergelut dengan bau amis ikan-ikan yang mereka jual setiap

harinya. Setiap hari para penjual ikan tersebut memulai usahanya mulai dari pukul

9 pagi hingga sore, dengan modal rata-rata setiap harinya sebesar Rp. 472.000

rupiah mereka berhasil mengumpulkan keuntungan bersih sebesar Rp. 200.000

per hari bahkan sampai rata-rata hampir 4jt/bulan.yang menjadi sumber

pendapatan untuk mendukung ekonomi keluarga dengan jumlah tanggungan rata-

rata sebanyak 4 orang hingga 5 orang.

28

Lokasi berjualan para penjual ikan tidak jauh dari laut yang menghasilkan

ikan tersebut, dan tidak hanya penjual ikan laki-laki yang ada disana, tetapi juga

perempuan.

Inilah gambaran aktivitas sehari-hari para penjual ikan yang sangat dipadati oleh

para pembeli yang datang dari bermacam-macam wilayah dan dikunjungi oleh

mahasiswa/i grup A pada penelitian Minggu,14 Juni 2015.

Gambar 3.7.1 Gambar 3.7.2

Berbagai kegiatan dilakukan dilokasi TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ).

Lokasi ini terletak di Cinta Rakyat (Jl. Besar Medan Percut), Deli

Serdang, Indonesia. Bahkan dilokasi ini tidak hanya dijadikan sebagai tempat

pelelangan ikan, tetapi di sekelilingnya juga banyak dijadikan sebagai tempat

berjualan aneka makanan misalnya: gorengan,rujak dan ada pula rumah makan.

29

Gambar 3.7.3Suasana rumah makan disekitar TPI

Gambar 3.7.4Sisa ikan hasil tangkapan dan sampah-sampah karang ikan berserakan di ujung

sudut TPI ( Tempat Pelelangan Ikan )

30

3.8 Pendapatan Penjual Ikan dalam SebulanDengan modal awal minimal Rp.1.000.000.00; sampai Rp.3.000.000.00;

penjual ikan sudah dapat mencukupi kehidupan keluarganya minimal dengan

pendapatan Rp.2.800.000.00; sampai semaksimalnya Rp.6.000.000.00; setiap

bulan. Semua dapat dilihat melalui table 3.8.1 dan 3.8.2 berikut :

JUMLAH MODAL AWAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1000000.00 2 16.7 16.7 16.7

1250000.00 3 25.0 25.0 41.7

1500000.00 5 41.7 41.7 83.3

1900000.00 1 8.3 8.3 91.7

3000000.00 1 8.3 8.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

Table 3.8.1

PENDAPATAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

2800000.00 1 8.3 8.3 8.3

3000000.00 2 16.7 16.7 25.0

3700000.00 1 8.3 8.3 33.3

4000000.00 3 25.0 25.0 58.3

4500000.00 1 8.3 8.3 66.7

5000000.00 1 8.3 8.3 75.0

5100000.00 1 8.3 8.3 83.3

6000000.00 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Table 3.8.2

31

3.9 Jenis-Jenis Ikan yang Diperjual Belikan

Terdapat banyak ikan yang dihasilkan dari sumber daya kelautan dan

diperjual belikan di Desa Percut. Melalui tabel di bawah ini disajikan hasil

identifikasi beberapa jenis ikan beserta eksistensinya di sekitar pesisir pantai

Percut :

Table 3.9.1

No Jenis ikan Keberadaan Keterangan

Banyak Sedang Sedikit

1 Kerang * hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska).

2 Belangkas * beberapa jenis hewan beruas (artropoda) berbentuk seperti ladam kuda berekor

3 Ikan lidah * ikan laut, berbadan gepeng, sebelah bawah berwarna putih dan sebelah atas berwarna sesuai dengan warna dasar laut

4 Kepiting * Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit

5 Ikan tuna * Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Scombridae daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua

6 Ikan senangin * adalah sejenis ikan

32

laut yang tergolong ke dalam suku Polynemidae

7 Udang lipan * merupakan sejenis spesies udang yang diperdagangkan. Ia merupakan sejenis spesies udang laut.

8 Udang lobster *  bercapit membentuk sebuah keluarga (Nephropidae, kadangkala juga Homaridae) dari crustacean besar laut

9 Ikan merah * Ikan ini suka hidup menyendiri, keberadaannya didaerah pantai sampai kedalaman 60 m

10 Ikan pari *  adalah salah satu spesies ikan pari terbesar di dunia. Lebar tubuhnya dari ujung sirip dada ke ujung sirip

11 Cumi-cumi * adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut

12 Ikan sembilang

* menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor, dan sirip anus sehingga bagian belakangnya tampak seperti sidat

33

3.10 Rencana Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Dalam melaksanakan pembangunan, penggunaan sumberdaya alam

dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai

dengan kemampuan daya dukungnya, dengan mengutamakan sebesar-besar

kemakmuran rakyat, serta dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan

keseimbangan lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati guna mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan.

Sebenarnya semua sumber daya alam dapat dimanfaatkan untuk kehidupan

manusia. Namun yang penting adalah pemanfaatannya tidak menimbulkan

kerusakan alam. Secara alamiah, makhluk hidup dan lingkungan selalu

membentuk hubungan timbal balik yang dinamis dalam sebuah ekosistem. Materi

dan energi dalam ekosistem mengalami perpindahan yang membentuk suatu

siklus. Tanpa adanya campur tangan manusia semua komponen yang ada di alam

membentuk suatu keteraturan sehingga mempunyai tingkat kelestarian dan

keberlanjutan yang tinggi. Jika dalam sebuah ekosistem terjadi perubahan pada

salah satu komponen tersebut akan menyebabkan perubahan pada komponen yang

lain, bahkan siklus atau rantai yang ada mengalami kerusakan.

Maka, untuk memajukan suatu kondisi dari lokasi yang diharapkan, maka

dilakukanlah perencanaan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat berdasarkan

nilai sumberdaya alam, diantaranya :

1.   Melakukan identifikasi potensi dan sumber daya alam yang terdapat di

Desa Percut

2. Membentuk badan riset untuk melakukan penelitian mengenai

pemanfaatan potensi-potensi yang terdapat di Desa Percut, termasuk

peluang pengembangan potensi, langkah-langkah strategis pengembangan,

tantangan, dan langkah antisipatif dalam menghadapi masalah-masalah

yang mungkin akan dihadapi,

3. Kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya

alam melalui penyuluhan, pelatihan dan pengarahan,

4. Melakukan transfer teknologi modern yang ramah lingkungan dalam

pemanfaatan sumber daya alam

5. Mengawasi implementasi setiap kebijakan.

34

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas yang telah dibahas sebelumnya,maka dapat disimpulkan

bahwa sumber daya alam memiliki peranan yang sangat penting dalam

pembangunan ekonomi suatu negara dan dapat menstabilkan perekonomian suatu

Negara. Dari hasil yang di peroleh dan dilihat dari peranannya terhadap

pembangunan ekonomi, sejarah mencatat bahwa masyarakat dapat mencapai

kemakmuran karena berhasil memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki.

Begitupula sumberdaya alam yang tersedia di Desa Percut, yang sangat

dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Dan sangat mempengaruhi kehidupan dan

keadaan di wilayah sekitar. Sumber daya alam yang indah mengahasilkan

pendapatan yang cukup tinggi dan mampu mencukupi kehidupan keluarga.

Bagi penjual ikan keadaan ini sangat di syukuri dan mereka berharap ada

kemajuan dan pemerintah lebih peduli lagi terhadap situasi yang tidak selamanya

baik. Mereka mengharapkan perubahan dibidang perekonomian.

4.2 Saran

Pentingya peranan sumber daya alam dalam pembangunan berkelanjutan, tanpa

menghindari kepunahan dari sumber daya alam itu sendiri. Oleh karena itu perlu

adanya pengelolaan dan pengendalian melalui berbagai usaha antara lain:

a. Pengambilan sumber daya alam tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan.

b. Kapasitas lingkungan dalam menyerap pencemaran tidak boleh berkurang.

c. Melestarikan fungsi lingkungan baik sebagai sumber bahan mentah maupun

sebagai penampung limbah.

d. Menyatukan pemikiran ekonomi dengan ekologi.

e. Peran serta masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya lingkungan

ditingkatkan melalui penyuluhan-penyuluhan.

35

PESAN DAN KESAN PENULIS

Perjalanan fieldtrip bersama mahasiswa/i ekonomi pembangunan grup A

yang ditemani oleh dosen yang bersangkutan sangat membawa kesan yang indah.

Karena bisa menambah kekompakan antar mahasiswa. Selain itu menambah

wawasan dan pengalaman. Dari awal ditengah perjalanan dosen memberi

pelajaran dan masukan mengenai wilayah-wilayah percut. Sampai ditengah laut ,

didalam kapal ikan sudah tertarik dijaring dan jaring diangkat teman-teman. Dan

ketika makan bersama dengan kondisi tubuh yang lelah, melewati jalan yang

kering karena cuaca yang sangat cerah dan panas. Bahkan sampai pulang fieldtrip

tidak lepas dari kekompakan.

Ketika penulis mempunyai kesan tersendiri, maka kesan tidaklah indah

tanpa pesan, disini penulis mempunyai pesan yang mungkin perlu dianalisa, saya

sebagai penulis mengakui bahwa memang perlu pelajaran sumber daya alam ini

dijalani diluar lingkungan kampus agar mahasiswa tidak merasa jenuh bila setiap

mata kuliah yang diajarkan hanya dikampus tidak ada realisasi atau prakteknya.

Jadi saya sangat berharap utuk kedepannya dosen dapat memberikan wawasan

yang lebih luas dari perjalanan fieldtrip di Desa Percut ini. Mungkin dengan

mengunjungi wilayah yang keadaan alamnya lebih indah. Sehingga tidak jenuh

tetapi mahasiswa lebih dapat merasakan kenyamanan dengan belajar Ekonomi

Sumber Daya Alam ( ESDA ) ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua tidak

terkecuali bagi pembaca. Bahwa masih banyak keindahan alam yang dapat

dinikmati di wilayah Indonesia, tanpa harus mengunjungi Negara lain.

36

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

37

38

39

40

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan

Rakyat (Kumpulan Pemikiran). Kerjasama LISPI dengan Ditjen P3K,

DKP. Jakarta

Mardiyanto, Antun (Juni 1997). Perubahan Kebijakan Pemanfaatan Lahan,

Makalah.

http://wikantika.wordpress.com/2008/04/30/fenomena-kawasan-pesisir/

http://percutseituan.net/?page_id=48

Purba, MR. 1986. Tata Guna Lahan, Medan. Diktat

http://www.researchgate.net/publication/

42351531_Analisis_Pemanfaatan_Sumber_Daya_Perikanan_Melalui_TPI_Terha

41