materi

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997) Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimlai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah – langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situas. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa di pecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Proses manajemen kebidanan merupakan pola pikir. Bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien. Diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan rasional, serta seluruh aktifitas atau tindakan yang diberikan oleh bidan pada klien akan efektif, serta terhindar dari seluruh aktivitas atau tindakan yang bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan langkah- langkah di atas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan secara detail dari setiap step yang dirumuskan oleh Varney. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa manajemen kebidanan itu ? 1

Upload: merly-dyahikai

Post on 24-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangManajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997)Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimlai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situas. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa di pecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.Proses manajemen kebidanan merupakan pola pikir. Bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien. Diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan rasional, serta seluruh aktifitas atau tindakan yang diberikan oleh bidan pada klien akan efektif, serta terhindar dari seluruh aktivitas atau tindakan yang bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan langkah-langkah di atas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan secara detail dari setiap step yang dirumuskan oleh Varney.1.2 Rumusan Masalah1. Apa manajemen kebidanan itu ?2. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan saat asuhan kebidanan ?3. Apa saja perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil saat trimester III ?4. Apa kebutuhan yang diperlukan ibu hamil saat trimester III ?5. Apa standart asuhan kebidanan itu ?1.3 Tujuan Dengan adanya makalah ini semoga bisa membantu para mahasiswa kebidanan mengetahui tentang :1. Manajemen kebidanan2. Langkah-langkah dalam asuhan kebidanan3. Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil trimester III4. Kebutuhan yang diperlukan ibu hamil saat trimester III5. Standart asuhan kebidanan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 MANAJEMEN KEBIDANANManajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997)Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimlai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situas. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa di pecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.

IProses manajemen kebidanan-kerangka konsep.

VIIII

VI

III

VIV

Langkah-langkah I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhanII. Mengintreprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalahIII. Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial dan menganti-sipasi penanganannyaIV. Menetapkan kebutuhan akan tindaakn-segera, konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatn lain, serta rujukan berdasarkan kondisi klienV. Menyusun rencana asuhan secar menyeluruh denga tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnyaVI. Melaksanakan langsung asuhan secara efisien dan amanVII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektifMelihat kembali penjelasan diatas maka proses manajemen kebidanan merupakan pola pikir. Bidan dalam melaksanakan asuhan kepada klien. Diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang sistematis dan rasional, serta seluruh aktifitas atau tindakan yang diberikan oleh bidan pada klien akan efektif, serta terhindar dari seluruh aktivitas atau tindakan yang bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan langkah-langkah di atas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang penjelasan secara detail dari setiap step yang dirumuskan oleh Varney.Langkah I ( Pertama ) : Tahap Pengumpulan Data DasarPada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan cara :1. Anamnesa :a. Bio datab. Riwayat menstruasic. Riwayat kesehatand. Riwayat kehamilan,persalinan, & nifase. Biopsikososiospiritualf. Pengetahuan klien2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda- tanda vital3. Pemeriksaan khususa. Inspeksib. Palpasic. Auskultasid. Perkusi4. Pemeriksaan penunjanga. Laboratoriumb. Catatan terbaru & sebelumnya

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada formulir pengumpulan data : Kehamilan Persalinan Masa nifasBila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan klien yang sebenarnya dan valid.Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

Langkah II (kedua) : Interpretasi Data DasarPada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh : Diperoleh diagosa kemungkinan wanita hamil Masalah : wanita tersebut tidak menginginkan kehamilannyaContoh lain : Wanita hamil trimester ke III Merasa takut terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagiPerasaan takut tidak termasuk dalam kategori nomenklatur standart diagnosa tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.Diagnosa kebidananDiagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur diagnosa kebidanan.Standart nomenklatur diagnosa kebidanan :1. Diakui dan telah disyahkan oleh profesi2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan3. Memiliki ciri khas kebidanan 4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan5. Dapat diseleseikan dengan pendekatan menagement kebidananSebagai contoh rumusan diagnosa adalah :DiagnosaDasar

G1 PoAo10 mgTest KehamilanHamil ke HPHT

GI PoAo Hamil12 mgAnemia ringanHPHTHamil ke IPalpasiAuskultasiUSGHb 8,5 gr%

G1 Po Ao hamil8 mgEmisis gravidarumTes Kehamilan HPHTUSGMuni dan muntah 5x tidak nafsu makan

G11 P1 Ao hamil26 mg hidramnionHamil ke 2HPHTTinggi fundus uteri USG 30cmAuskultasi jj (++)

G111 P11 Ao hamil 26 mg pre eklamsiHamil keHPHTPalpasiAuskultasiTDLaboratorium protein Urine (+)Oedema

G4 P3 Ao hamil32 mg Suspek plasenta previaHamil ke 4HPHTPerdarahan PervaginamWarna merah segarTidak ada kontraksi uterus

G2 P1 Ao hamil34 mg Suspek Solutio PlasentaHamil ke 2HPHTPerut tegangPerdarahan pervaginam warna merah tua

G3 P2 Ao hamil36 mg KPDHamil ke 3HPHTKeluar air airTidak ada kontraksi uterusTidak ada pembukaan serviks

Contoh masalahMasalah adalah :Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa.Contoh rumusan masalahMasalahDasar

Wanita tidak menginginkan kehamilannyaWanita mengatakan belum ingin hamil

Wanita hamil trimester III merasa takutWanita mengatakan takut menghadapi persalinan

Kebutuhan adalah :Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.Contoh kebutuhan :KebutuhanDasar

Ibu menyenangi binatangKebutuhannya : Penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan Pemeriksaan TORCHIbu mengatakan sekeluarga menyayangi binatang

Kaji ulang apakah diagnosa dan masalah yang diidentifikasi sudah tepatLangkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah Potensial dan Mengantisipasi PenanganannyaPada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa/ masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini, penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Contoh : seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab pembesaran uterus yang berlebihan tersebut (misalnya polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes melitus, atau kehamilan kembar)Kemudian bidan harus melakukan perencanaan untuk mengantisipasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan.Pada persalinan dengan bayi besar bidan sebaiknya juga mengantisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya distonia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan anamnesa dan mengkajiriwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang, pemeriksaan laboratorium terhadap simtomatik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.Pada langkah ke 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar,merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/logis.Kaji ulang apakah diagnosa atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.Langkah IV (keempat) : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera, untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/ untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetepi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu,atau nilai APGAR yang rendah).Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklamsi, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen zsuhan klien.Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri secara kolaborasi atau bersifat rujukan.Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.Langkah V (Kelima) : Menyusun Rencana Asuhan yang MenyeluruhPada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain asuhan terhadap wanita tersebut mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua spek asuhan kesehatan terhadap wanita.Langkah VI (keenam) : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan AmanPada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya ( misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.Kaji ulang apakah semua rencana asuhan elah dilaksanakan.

Langkah VII (Ketujuh) : MengevaluasiPada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedang sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiapa asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapan proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tesebut.Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja. 2.2 PERUBAHAN ANATOMI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL TRIMESTER IIIa. Uterus Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.b. ServiksServiks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.c. OvariumOvulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil alih oleh plasenta.d. Vagina dan VulvaVagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.e.Mammae Mamae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.f.Sistem EndokrinHormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasig.Sistem KekebalanHuman chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan perubahan ini dapat menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.h. Sistem PerkemihanPada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.2.3 KEBUTUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III2.3.1 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester III ( 29-40 minggu )Pada trimester ke 3 tubuh membutuhkan vitamin B6 dalam jumlah banyak dibandingakn sebelum hamil. Vitamin ini dibutuhkan membentuk protein dari asam amino , darah merah, saraf otak, dan otot-otot tubuh. Bila protin tercukupi, maka kebutuhan vitamin B6 akan tercukupi pula. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6 ini antara lain ikan. Selain itu konsumsi juga bahan yang mengandung omega 3 yang banyak terkandung dalam daging ikan tuna dan salmon. omega 3 juga berperan dalam perkembangan otak dan retina janin.Zink dibutuhkan bagi sistem imunologi atau kekebalan tubuh. Konsumsi zink juga dapat menghindari lahirnya janin premature yang berperan dalam perkembangan otak janin, terutama trimester terakhir. Diduga kekurangan zink menyebabkan bibir sumbing. Makanan yang kaya zink antara lain daging sapi dan ikan.Kalsium dibutuhkan pada trimester I hingga trimester III, karena merupakan zat gizi penting selama masa kehamilan. Kebutuhan zat besi meningkat terutama pada awal trimester ke II khamilan. Faktanya hampir 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Sebab itu suplemen zat besi diupayakan untuk diberikan selama kehamilan guna memenuhi kebutuhan zat besi.Contoh menu makanan ibu hamilWaktuMenuGramUkuran Rumah TanggaManfaat Nutrisi

Pagi pukul 07.00 Nasi goreng Telur dadar Lalapan tomat dan ketumun Sari jeruk200501002002gelas1butir1 gelas1 gelasZat tenaga : 2Zat pembangun : 1Zat pengatur : 1Zat pengatur : 1

Pukul 10.00 Bubur kacang ijo Jus tomat2002001 gelas1 gelasZat pembangun : 1Zaty pengatuir : 1

Pukul 15.00 Rujak buah Susu2002001gelas1gelasZat pengatur : 1Zat pembangun : 1

Malam pukul 18.00 Nasi Ayam bakar Tempe penyet Lalapan (kubis, ketimun, leunca) Melon200100501001002gelas2potong2potong1gelas1 potongZat tenaga : 2Zat pembangun : 2Zat pembangun : 1Zat pengatur : 1Zat pengatur : 1

Pukul 21.00 Susu2001gelasZat pembangun : 1

Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan padakehamilantrimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:1. Kalori.Kebutuhan kalori selamakehamilanadalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui. Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.2. Vitamin B6 (Piridoksin).Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagiibu hamiladalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.3. Yodium. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil. Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.4. Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3). Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji.Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.5. Air.Kebutuhanibu hamildi trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan. Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink.

2.3.2 Kebutuhan Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Trimester III Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat yang sama, gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual. Memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual. Pada Trimester ketiga minat menurun lagi Libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika Anda termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika Anda termasuk yang menikmati masa kehamilan. Anda juga termasuk beruntung karena tidak perlu tersiksa oleh kaki yang membengkak, sakit kepala, atau keharusan beristirahat total.2.3.3 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester Iii1. Support Keluarga Dan Tenaga Kesehatan Trimester III merupakan periode menunggu dan waspada, karena pada periode ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu terhadap bayinya. Kadang- kadang ibu merasa khawatir anaknya lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkat kewaspadaannya terhadap timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu meningkat. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ini dan banyak ibu merasa dirinya jelek dan aneh. Di samping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan. Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan memberikan keterangan tentang persalinan yang akan ibu lalui dan itu hanya masalah waktu saja. Tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu hamil selama menunggu persalinannya. Bersama- sama mematangkan persiapan persalinan dengan tetap mewaspadai komplikasi yang mmungkin terjadi. Pada priode ini petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan ibu hamil normal. Kebanyakan ibu hamil memiliki perasaan dan kekhawatiran yang serupa pada trimester ini . menenangkan ibu dengan mengatakan bahwa bayinya saat ini merasa senang berada dalam perut ibu dan tubuh ibu secara alamiah akan meyiapkan kelahiran bayi. Apabila terjadi ketegangan atau kontraksi bukan berarti bayi akan segera lahir membicarakan kembali dengan ibu bagaimana tanda tanda persalinan sebenarnya. Menenangkan ibu dengan menyatakan setiap pangalaman kehamilan bayi adalah unik, dan meyakinkan bahwa anda akan selalu berada bersama ibu untuk membantu melahirkan bayinya.Beberapa rasa ketidaknyamanan yang dirasakan Ibu hamil Trimester III:a. Diareb. Edema dependenc. Nocturiad. Gatal-gatale. Hemoroidf. Keputihan keringat bertambah g. Konstipasih. Mati rasa dan geli pada jari tangan dan lakii. Nyeri ligamentum bundar j. panas dalamk. perut kembung l. pusingm. sakit kepalan. sakit punggung atas dan bawaho. varicositas pada kaki/vulva 2.4 STANDAR ASUHAN2.4.1 Standar Asuhan Pada Ibu HamilPernyataan StandarAsuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnose rencana tindakan dan melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan keleluasaan serta kesejahteraan ibu & janin selama periode kehamilan.PersyaratanBidan memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memberikan asuhan ibu hamil secara profesional. Tersedianya alat dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan, asuhan ibu hamil. Lingkungan yang mendukung keamanan dan kenyamanan ibu selama dilakukan pemeriksaan serta pemberian asuhan.Kegiatan Asuhan1. Pengkajian Dataa. Anamnesis1) Biodata (nama ibu, usia, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan terakhir dn identitas suami).2) Riwayat kehamilan ini (HPHT, Gerak janin, masalah/keluhan).3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (jumlah kehamilan, jumlah anak hidup,kelahiran premature, keguguran , jarak, Jenis persalinan, riwayat pendarahan, tekanan darah tinggi, berat bayi lahir, masalah/kelahiran lain).4) Riwayat kesehatan yang sedang dan pernah diderita (masalah kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, malaria, PMS atau yang lainnya).5) Riwayat social ekonomi (status perkawinan, respon terhadap kehamilan dan persalinan, riwayat KB, dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi, gaya hidup, rencana tempat dan penolong persalinan).b. Pemeriksaan fisik dan penunjang1) Keadaan umum dan tanda vital (TB, BB, tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan).2) Kepala dan leher (edema, mata : pucat/iktirik, pembesaran/tumor pada kelenjar limpe/tiroid, penonjolan yugularis).3) Payudara (bentuk, ukuran, simetris, tumor, keadaan puting susu, cairan yang keluar, dan jaringan parut).4) Abdomen dan uterus (bekas luka operasi, tinggi fundus uteri, denyut jantung janin).5) Ekstremitas (edema, pucat reflek).6) Ano genital (luka, varises, pembengkakan, massa, pengeluaran cairan).7) Panggul (pemeriksaan bimanual dilakukan atas adanya indikasi).8) Darah (Haemoglobin, golongan darah).9) Urin (urine lengkap, protein, glukosa).2. Interpretasi DataData yang telah dikumpulkan di interpretasi untuk menegakkan diagnosa kehamilan, mengidentifikasi masalah/kebutuhan.KatagoriGambaran

Kehamilan sehatIbu sehatTidak ada riwayat obstetri burukUkuran uterus sama/sesuai dengan umur kehamilanDenyut jantung janin dalam batas normal (120-160 x/menit)Gerakan janin (+), setelah usia kehamilan 18-20 minggu hingga melahirkan.Pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal (tinggi badan >145 cm, tekanan darah dibawah 140/90 mmHg, berat badan minimal 8 Kg selama kehamilan, edema hanya pada ekstremitas)

*kehamilan dengan masalah khususDisertai dengan masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan financial

Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerja sama penanganannyaDisertai dengan hipertensi, anemia berat, pre-eklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memperburuk krhamilannya

Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan obstetri dan kehamilan dengan masalah khususDisertai dengan erdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain

Perencanaan dan PelaksanaanSetiap wanita sedikitnya empat (4) kalli kunjungan selama periode antenatal : Satu (1) kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu). Satu (1) kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28). Dua (2) kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 dan sesudah minggu ke 36)Bila ibu hamil mengalami msalah, tanda bahaya atau jika merasa khawatir dapat sewaktu-waktu melakukan kunjungan.KunjunganWaktuKegiatan

Trimester pertamaSebelum minggu ke 141. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil.2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya.3. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia kehamilan.4. Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan.5. Mengajari dan mendorong perilaku yang sehat (cara hidup sehat bagi wanita hamil, nutrisi, mengantisipasi tanda-tanda bahaya kehamilan).6. Menimbang BB, mengukur TD,memberikan imunisasi Tetanus Toxoit, tablet besi.7. Mulai mendiskusikan mengenai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi kegawatdaruratan.8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.9. Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan.

Trimester keduaSebelum minggu ke 28Sama seperti diatas, ditambah menentukan tinggi fundus, kewaspadaan khusus mengenai pre-eklampsia (tanya ibu tentang gejala-gejala pre-eklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, eriksa urine untuk mengetahui proteinuria).

Trimester ketigaAntara minggu 28-36Sama seperti pada hamil antara minggu 14-28, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

Setelah 36 mingguSama seperti setelah 36 minggu, ditambah deteksi letak janin, dan kondisi lain serta kontra indikasi untuk bersalin di luar RS.

Apalagi ibu mengalami masalah/ komplikasi/ kegawatdaruratanDiberikan pertolongan awal sesuai dengan masalah yang timbul ibu dirujuk ke SPOG untuk konsultasi/kolaborasi dan melakukan tindak lanjut.

JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOXOIDAntigenInterval(selang waktu minimal)Lama perlindungan% Perlindungan

TT 1Pada kunjuang antenatal Pertama--

TT 24 minggu setelah TT 13 tahun80

TT 31 - 6 bulan setelah TT 25 tahun95

TT 51 tahun setelah TT 310 tahun95

TT 61 tahun setelah TT 425 tahun/seumur hidup95

Keterangan : * apabila dalm waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum.Standar minimal asuhan antenatal 7T1. (Timbang) berat badan.2. Ukur (tekanan) darah.3. Ukur (tinggi) fundus uteri.4. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) lengkap, minimal dua (2) kali pemberian.5. Pemberian (Tablet Besi) minimal, 90 tablet selama kehamilan.6. (Tes) terhadap penyakit menular seksual.7. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan.Pemberian tablet zat besiDimulai dengan memberikan satu (1) tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.Setiap ibu hamil minimal mendapat 90 tablet selama kehamilannya.Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 mg ug.Sehubungan dengan hal tersebut di atas, petugas memberi asuhan antenatal, melakukan langkah sebagai berikut :KategoriKegiatan

Kehamilan normal1. Menyapa ibu (dan juga keluarga yang mendampingi) dan membuatna merasa nyaman.2. Melakukan upaya untuk pencegahan infeksi.3. Mendapatkan riwayat kehamilan, kesehatan ibu dan mendengarkan dengan cermat hal-hal yang diceritakan oleh ibu.4. Melakukan pemerisaan fisik.5. Melakukan/memintakan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan.6. Menganalisa hasil-hasil pemeriksaan untuk menilai kondisi kehamilan.7. Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling sesuai dengan kebutuhan ibu.8. Melakukan upaya promosi kesehatan9. Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan10. Menjadwalkan kunjungan ulang.11. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan pada dokumen SOAP.

Kehamilan normal dengan masalah/kebutuhan khusus1. Memberikan seluruh asuhan antenatal seperti di atas.2. Memberikan konseling khusus untuk mengatasi masalah/kebutuhan ibu3. Melanjutkan pemantauan kondisi ibu dan janin selama kehamilan.

Kehamilan dengan masalah kesehatan/komplikasi1. Memberikaan asuhan antenatal seperti pada kehamilan normal dengan masalah/kebutuhan khusus.2. Merujuk ke dokter untuk konsultasi/koaborasi/ rujukan.3. Menindak lanjut hasil konsultasi/kolaborasi/rujukan

Kehamilan dengan kegawatdaruratan1. Memberikan pertolongan awal sesuai dengan masalah kegawatdaruratan kehamilan.2. Merujuj ke DSPOG.3. Mendampingi ibu terus menerus.4. Memantau kondisi ibu dan janin.5. Menindak lanjuti hasil konsultasi/kolaborasi/rujukan.

Pendokumentasiana. Seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan dicatat dengan lengkap, terperinci, jelas dengan catatan yang berorientasi pada masalah.b. Menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning)S (Subyektif): memcatat sema keluhan pasien.O (Obyektif): mencatat hasil pemeriksaan.A (Analisis): mencatat diagnosa, masalah yang terjadi dan kebutuhan.P (Planning): merencanakan pelayanan yang akan diberikan.

24