matematika informatika 1

Upload: ahmad-zuaim-dzulfikri

Post on 14-Jul-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS

Obyektif : 1. Mahasiswa mengetahui tentang Matriks 2. Mahasiswa mengerti tentang penjumlahan matriks 3. Mahasiswa mengerti tentang pengurangan matriks

Definisi Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun/dijajarkan secara empat persegi panjang (menurut baris-baris dan kolom-kolom). Skalar-skalar itu disebut elemen matriks.

Contoh : 1 A = -7 6 kolom 1 2 0 2 3 9 4 3 baris 1 baris 2 baris 3

Notasi Matriks (Penamaan Matriks) Dapat ditulis dengan huruf besar A, B, S, T dan lain-lain.

Bentuk umum dari suatu matriks adalah :

Nama matriks = (indeks baris, indeks kolom)

1

Sebagai contoh pada matriks A diatas : - berordo 3 x3, ordo yang dimaksud adalah jumlah baris x jumlah kolom - A(1, 1) = 1 - A(2, 3) = 9 dst Kesamaan Matriks Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama jika jumlah baris dan kolomnya sama (berordo sama).

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS

dapat dilakukan hanya untuk dua buah matriks atau lebih yang berordo sama (mempunyai jumlah baris dan kolom sama).

Contoh : A =

6 2 1

3 4 0

2 3 1 B =

9 -5 0

3 9 2

1 3 1

6+9 A+B= 2+(-5) 1+0

3+3 4+9 0+2

2+1 3+3 1+1 =

15 -3 1

9 13 2

3 6 2

6-9 A-B= 2-(-5) 1-0

3-3 4-9 0-2

2-1 3-3 1-1 =

-3 7 1

0 -5 -2

1 0 0

2

Logika Program Penjumlahan & Pengurangan Matriks

1. Program dibuat dengan berdasarkan pada basis object dan juga menggunakan menu, yang terdiri dari input matrik, penjumlahan matriks, pengurangan matriks serta exit program. 2. Deklarasi variable dan procedure-procedure yang digunakan. 3. Pendeklarasian ulang variable berorientasi object dengan nama variable lain. 4. Membuat procedure t.input untuk melakukan penginputan matrik. Procedure ini akan dipanggil jika adri menu kita memilih yang nomor 1. 5. Procedure t.tampil akan dieksekusi jika proses menginput data sudah selesai. 6. Menu pilihan ke-2 akan memproses procedure t.tambah untuk melakukan untuk melakukan proses penjumlahan dua matrik. 7. Menu pilian ke 3 akan memproses procedure t.kurang untuk melakukan proses pengurangan matrik. 8. Pada bagian program utama dibuat menu dan akan keluar dari program tersebut jika memilih angka menu untuk keluar.

3

PERKALIAN MATRIKSObyektif : 4. Mahasiswa memahami tentang perkalian skalar matriks 5. Mahasaiswa mampu membuat program perkalian matriks dengan pemrogran pascal.

Perkalian Matriks : Dua matriks yang akan dikalikan atau dibagi dapat dilakukan dengan syarat :

jumlah kolom matriks pertama = jumlah baris matriks kedua Suatu matriks dapat pula dikalikan atau dibagi oleh suatu besaran skalar. Sebagai contoh Matriks A dan B diatas akan dilakukan operasi : AxB =

6 = 2 1

3 4 0

2 3 1 x

9 -5 0

3 9 2

1 3 1

(6x9)+(3x(-5))+(2x0) = (2x9)+(4x(-5))+(3x0) (1x9)+(0x(-5))+(1x0) 2xA= 6 = 2 x 2 3 4

(6x3)+(3x9)+(2x2) (2x3)+(4x9)+(3x2) (1x3)+(0x9)+(1x2)

(6x1)+(3x3)+(2x1) (2x1)+(4x3)+(3x1) (1x1)+(0x3)+(1x1)

2 3

4

1

0

1

2x6 = 2x2 2x1

2x3 2x4 2x0

2x2 2x3 2x1

12 = 4 2

6 8 0

4 6 2

Beberapa Hukum Perkalian pada Matriks : 1. A(B + C) = AB + AC = BA + CA, memenuhi hukum distributif 2. A(BC) = (AB)C, memenuhi hukum asosiatif 3. Perkalian tidak komutatif, AB BA 4. Jika AB + 0 (matriks nol) yaitu matriks yang semua elemennya = 0, kemungkinan-kemungkinannya : a. A = 0 dan B = 0 b. A = 0 dan B = 0 c. A 0 dan B 0 5. Bila AB = AC belum tentu B = C.

Syarat Perkalian Dua Matriks

5

Jika matriks Am x n dan matriks Bp x q dikalikan, maka :

Banyaknya kolom matriks A harus sama dengan banyaknya kolom matriks B, sehingga n = p

Matriks hasil perkalian antara A dan B adalah matriks dengan ordo mxq

Perkalian dilakukan dengan menjumlahkan hasil kali setiap elemen baris matriks A dengan setiap elemen kolom matriks B yang sesuai

Contoh 1 Diketahui matriks-matriks :

Manakah diantara operasi-operasi perkalian matriks berikut yang dapat dilakukan :

a. A x B

Dapat, karena ordo matriks A adalah 2x3 dan ordo matriks

B adalah 3x2, kolom matriks A sama dengan baris matriks B b. A x C Tidak, ordo matriks A adalah 2x3 sedangkan ordo matriks

C adalah 2x2, kolom matriks A tidak sama dengan baris matriks C c. B x C Dapat, ordo matriks B adalah 3x2 dan ordo matriks C

adalah 2x2, kolom matriks B sama dengan baris matriks C d. C x D Tidak, ordo matriks C adalah 2x2 sedangkan ordo matriks

D adalah 3x2, kolom matriks C tidak sama dengan baris matriks D

6

TRANSPOSE MATRIKSObyektif : 6. Mahasiswa memahami tentang transpose matriks 7. Mahasisswa memahami logika program transpose matriks 8. Mahasaiswa mampu membuat program transpose matriks dengan pemrogran pascal.

Transpose Matriks (T) Jika suatu matriks A berukuran mxn, maka matriks transpose A akan berukuran nxm atau dengan kata lain elemen baris dari matriks A akan menjadi elemen kolom matriks A (baris jadi kolom).

Contoh : 4 A = 3 7 5 2 8 6 1 9 AT = 4 5 6 3 2 1 7 8 9

Penjelasan : Baris 1 pada matriks A, berubah menjadi kolom 1 pada matriks AT. Begitu juga pada baris 2 dan 3 pada matriks A, berubah menjadi kolom 2 dan 3 pada matriks AT. Matriks A yang berordo 3x3 setelah ditranspose tetap berordo 3x3.

Beberapa Sifat Matriks Transpose : (A+B)T = AT + BT (AT)T = A (AT) = (A)T, bila suatu skalar (AB)T = BTAT

7

Determinan Matriks (det) Syarat : Determinan hanya dapat dilakukan untuk matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama. Contoh : Terdapat suatu matriks A berukuran (2x2) seperti dibawah ini : a c b d maka det(A) = ad bc.

Contoh lain terdapat suatu matriks B (berukuran 2x2) seperti dibawah ini : 1 4 2 5 maka det(B) = (1x5) (2x4) = 5 8 = -3

Berapa determinan dari matriks C berikut ini ? 2 5 8 3 6 9 4 7 1

Penyelesaian : (-) 2 5 8 3 6 9 4 7 1 (+) 2 5 8 (+) (-) 3 6 9 (+) (-)

maka det(C) = (2x6x1) + (3x7x8) + (4x5x9) (8x6x4) (9x7x2) (1x5x3) = 12 + 168 + 180 192 - 126 15 = 30 Sifat-sifat Determinan : det(A) = det(AT) Tanda determinan berubah apabila dua baris/kolom ditukar

tempatnya Contoh :

8

2 4 3 0 1 1

5

0

3

2

1

1

2

2

1

= -

2

5

0

=

2

5

2

4

1

2

4

3

2

Harga suatu determinan menjadi 1 kali, bila suatu baris/kolom dikalikan dengan 1 (suatu skalar). Contoh : 2 A = 4 0 3 1 3 2 1 2

bila baris 1 dikalikan 4 maka akan diperoleh 8 A = 4 0 12 1 3 8 1 2 = 4 2 4 0 3 1 3 2 1 2 = 4|A|.

Harga determinan tidak berubah apabila baris/kolom ke-I ditambah dengan baris/kolom ke-j

Logika Program Transpose1. Program ini dibuat dengan berbasis object. Program ini juga menggunakan menu untuk memilih proses yang diinginkan. Menunya terdiri dari input matrik, transpose matrik, determinan matrik dan keluar. 2. Mendeklarasikan variable-variabel dan procedure yang digunakan untuk melakukan penginputan matrik adalah procedure t.input. 3. Melakukan proses penginputan matrik yang berordo 2. Procedure untuk melakukan penginputan matrik adalah procedure t.input. 4. Procedure t.tampil digunakan untuk menampilkan dalam bentuk matrik dari hasil penginputan matrik sebelumnya.

9

5.

Kemudian apabila memilih menu 2, maka akan ditampilkan transpose dilakukan dengan menukar baris dengan kolom.

6.

Apabila

memilih

menu

3

maka

akan

dilakukan

proses

penghitungan determinan dari matrik yang diinput. Rumus untuk menghitung determinan matrik, det = a.d b.c 7. Program tidak akan berhenti sampai memilih menu 4 untuk keluar dari program.

Program Menu Transpose{program Transpose dan Determinan} uses crt; type t = object m1,m2 : array [1..2,1..2] of integer; lok : array [1..4] of integer; procedure input; procedure deter; procedure tampil; procedure transpos; end; var m :t; i, j, k, pil, det1, det2 : integer; procedure t.input; begin clrscr; writeln (' Input Matrik I'); for i:= 1 to 2 do begin for j := 1 to 2 do begin write ('Elemen Matrik [',i,',',j,']:'); readln (m1[i,j]); end; end; gotoxy (35,1); writeln('input Matrik II');k:=2; for i:= 1 to 2 do begin for j := 1 to 2 do begin gotoxy (35,k);inc (k); write ('elemen Matrik [',i,',',j,']: '); readln (m2[i,j]);

10

end; end; end; procedure t.tampil; begin writeln; writeln(' *Matrik I*'); writeln (m1[1,1]:5,m1[1,2]:5); writeln (m1[2,1]:5,m1[2,2]:5); gotoxy(35,7);writeln('* Matrik II *'); gotoxy (35,8);writeln (m2[1,1]:5,m2[1,2]:5); gotoxy (35,9);writeln (m2[1,1]:5,m2[2,2]:5); readln; end; procedure t.deter; begin det1 := (m1[1,1]*m1[2,2])-(m1[1,2]*m1[2,1]); det2 := (m2[1,1]*m2[2,2])-(m2[1,2]*m2[2,1]); writeln; writeln ('Determinan Matrik I = ',det1); writeln ('Determinan Matrik II = ',det2); readln; end; Procedure t.transpos; begin writeln;writeln ('* Transpose Matrik I *'); writeln(m1[1,1]:5,m1[2,1]:5); writeln(m1[1,2]:5,m1[2,2]:5); gotoxy(35,9);writeln('* Transpose Matrik II *'); gotoxy(35,10);writeln(m2[1,1]:5,m2[2,1]:5); gotoxy(35,11);writeln(m2[1,2]:5,m2[2,2]:5); readln; end; begin repeat clrscr; gotoxy(25,1);writeln ('****** Menu Matrik ******'); gotoxy(25,2);writeln ('1. Input Matrik'); gotoxy(25,3);writeln ('2. Transpose Matrik'); gotoxy(25,4);writeln ('3. Determinan Matrik'); gotoxy(25,5);writeln ('4. Keluar'); gotoxy(27,7);write ('pilihan [1..4] :'); readln(pil); case pil of

11

1 : begin m.input; m.tampil; end; 2 : m.transpos; 3 : m.deter; end; until (pil)=4 end.

Output****** Menu Matrik ****** 1. Input Matrik 2. Transpose Matrik 3. Determinan Matrik 4. Keluar

Pilihan [1..4] :1

Input Matrik I Elemen Matrik [1,1]:2 4 Elemen Matrik [1,2]:3 2 Elemen Matrik [2,1]:5 6 Elemen Matrik [2,2]:3 1 *Matrik I* 2 3 5 3

input Matrik II elemen Matrik [1,1]: elemen Matrik [1,2]: elemen Matrik [2,1]: elemen Matrik [2,2]:

* Matrik II * 4 2 4 1

****** Menu Matrik ****** 1. Input Matrik 2. Transpose Matrik 3. Determinan Matrik 4. Keluar Pilihan [1..4] :2

12

* Transpose Matrik I * * 2 5 3 3

* Transpose Matrik II 4 2 ****** Menu Matrik ****** 1. Input Matrik 2. Transpose Matrik 3. Determinan Matrik 4. Keluar Pilihan [1..4] :3 6 1

Determinan Matrik I = -9 Determinan Matrik II = -8

13

ADJOIN MATRIKSObyektif : 9. Mahasiswa memahami tentang Adjoin matriks 10. Mahasaiswa mampu membuat program Adjoin matriks dengan pemrogran pascal.

MATRIKS ADJOIN

Pandang matriks A = (aij) diatas. Kita sebut kofaktor dari elemen aij, maka transpose dari matriks (Aij) disebut MATRIKS ADJOIN dari A. A11 adj. A = A12 .. A1n Contoh : Kita hendak mencari matriks adjoin dari A = 2 0 1 3 -4 -1 -4 2 5 A21 A22 . A1n . . . . An1 An2 . Ann

Maka kofaktor dari kesembilan elemen dari A adalah sebagai berikut : A11 = + -4 -1 A13 = + 0 1 A22 = + 2 1 A31 = + 3 -4 2 5 -4 -1 -4 5 -4 2 = -10 , A32 = = 14 , A23 = = 4 , A21 = = -18 , A12 = 0 1 4 -1 2 1 2 0 2 5 -4 5 3 -1 4 2 = -4 , = 5, = -11 , = 2,

14

A33 = +

2 0

3 -4

=

-8

-18 Jadi adj. A = 2 4

-11 14 5

-10 -4 -8

Dengan pertolongan matriks adjoin kita dapat mencari invers suatu matriks, menggunakan rumus : A-1 = adj.A det(A) , dengan syarat det(A)

Contoh : Kita dapat mencari A-1 dengan mengunakan matriks adjoin sebagai berikut : A = 2 4 1 3 , maka A11 = 3; A12 = -4; A21 = -1; A22 = 2. -1 2 3 -4 Jadi A-1 = 2 Contoh : det(A) = 2 0 1 3 -4 -1 -4 2 5 = 2 -4 -1 2 5 + 3 -4 -4 2 -1 2 = -2 13

adj.A =

3 -4

, det(A) =

2 4

1 3

= 2

/2

-

= -36 10 - -46

15

Jadi A-1 = adj.A det(A)9 1 11 7

=

1 -465

-18 2 4

-11 14 5

-10 -4 -8

=

/23

/46

/23 /23 /23

- /23 -2/23

- /23 -5/46

2

2

16

DETERMINAN MATRIKSObyektif : 11. Mahasiswa memahami tentang determinan matriks 12. Mahasiswa memahami logika dari pemrograman determinan matriks 13. Mahasaiswa mampu membuat program determinan matriks dengan pemrogran pascal.

Determinan Matriks (det) Syarat : Determinan hanya dapat dilakukan untuk matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama. Contoh : Terdapat suatu matriks A berukuran (2x2) seperti dibawah ini : a c b d maka det(A) = ad bc.

Contoh lain terdapat suatu matriks B (berukuran 2x2) seperti dibawah ini : 1 4 2 5 maka det(B) = (1x5) (2x4) = 5 8 = -3

Berapa determinan dari matriks C berikut ini ? 2 5 8 3 6 9 4 7 1

Penyelesaian : (-) 2 5 8 3 6 9 4 7 1 (+) 2 5 8 (+) (-) 3 6 9 (+) (-)

maka det(C) = (2x6x1) + (3x7x8) + (4x5x9) (8x6x4) (9x7x2) (1x5x3) = 12 + 168 + 180 192 - 126 15 17

= 30 Sifat-sifat Determinan : det(A) = det(AT) Tanda determinan berubah apabila dua baris/kolom ditukar

tempatnya Contoh : 2 4 3 0 1 1 Harga suatu determinan menjadi 1 kali, bila suatu baris/kolom dikalikan dengan 1 (suatu skalar). Contoh : 2 A = 4 0 3 1 3 2 1 2 2 4 1 2 4 3 2 2 1 = 2 5 0 = 2 5 5 0 3 2 1 1 2

bila baris 1 dikalikan 4 maka akan diperoleh 8 A = 4 0 12 1 3 8 1 2 = 4 2 4 0 3 1 3 2 1 2 = 4|A|.

Harga determinan tidak berubah apabila baris/kolom ke-I ditambah dengan baris/kolom ke-j

Logika Program Determinan8. Program ini dibuat dengan berbasis object. Program ini juga menggunakan menu untuk memilih proses yang diinginkan. Menunya terdiri dari input matrik, transpose matrik, determinan matrik dan keluar.

18

9.

Mendeklarasikan variable-variabel dan procedure yang digunakan untuk melakukan penginputan matrik adalah procedure t.input.

10. Melakukan proses penginputan matrik yang berordo 2. Procedure untuk melakukan penginputan matrik adalah procedure t.input. 11. Procedure t.tampil digunakan untuk menampilkan dalam bentuk matrik dari hasil penginputan matrik sebelumnya. 12. Kemudian apabila memilih menu 2, maka akan ditampilkan transpose dilakukan dengan menukar baris dengan kolom. 13. Apabila memilih menu 3 maka akan dilakukan proses

penghitungan determinan dari matrik yang diinput. Rumus untuk menghitung determinan matrik, det = a.d b.c 14. Program tidak akan berhenti sampai memilih menu 4 untuk keluar dari program.

Program Menu Determinan{program Transpose dan Determinan} uses crt; type t = object m1,m2 : array [1..2,1..2] of integer; lok : array [1..4] of integer; procedure input; procedure deter; procedure tampil; procedure transpos; end; var m :t; i, j, k, pil, det1, det2 : integer; procedure t.input; begin clrscr; writeln (' Input Matrik I'); for i:= 1 to 2 do begin for j := 1 to 2 do begin write ('Elemen Matrik [',i,',',j,']:'); readln (m1[i,j]); end; 19

end; gotoxy (35,1); writeln('input Matrik II');k:=2; for i:= 1 to 2 do begin for j := 1 to 2 do begin gotoxy (35,k);inc (k); write ('elemen Matrik [',i,',',j,']: '); readln (m2[i,j]); end; end; end; procedure t.tampil; begin writeln; writeln(' *Matrik I*'); writeln (m1[1,1]:5,m1[1,2]:5); writeln (m1[2,1]:5,m1[2,2]:5); gotoxy(35,7);writeln('* Matrik II *'); gotoxy (35,8);writeln (m2[1,1]:5,m2[1,2]:5); gotoxy (35,9);writeln (m2[1,1]:5,m2[2,2]:5); readln; end; procedure t.deter; begin det1 := (m1[1,1]*m1[2,2])-(m1[1,2]*m1[2,1]); det2 := (m2[1,1]*m2[2,2])-(m2[1,2]*m2[2,1]); writeln; writeln ('Determinan Matrik I = ',det1); writeln ('Determinan Matrik II = ',det2); readln; end; Procedure t.transpos; begin writeln;writeln ('* Transpose Matrik I *'); writeln(m1[1,1]:5,m1[2,1]:5); writeln(m1[1,2]:5,m1[2,2]:5); gotoxy(35,9);writeln('* Transpose Matrik II *'); gotoxy(35,10);writeln(m2[1,1]:5,m2[2,1]:5); gotoxy(35,11);writeln(m2[1,2]:5,m2[2,2]:5); readln; end; begin repeat clrscr;

20

gotoxy(25,1);writeln ('****** Menu Matrik ******'); gotoxy(25,2);writeln ('1. Input Matrik'); gotoxy(25,3);writeln ('2. Transpose Matrik'); gotoxy(25,4);writeln ('3. Determinan Matrik'); gotoxy(25,5);writeln ('4. Keluar'); gotoxy(27,7);write ('pilihan [1..4] :'); readln(pil); case pil of 1 : begin m.input; m.tampil; end; 2 : m.transpos; 3 : m.deter; end; until (pil)=4 end.

Output****** Menu Matrik ****** 1. Input Matrik 2. Transpose Matrik 3. Determinan Matrik 4. Keluar

Pilihan [1..4] :1

Input Matrik I Elemen Matrik [1,1]:2 4 Elemen Matrik [1,2]:3 2 Elemen Matrik [2,1]:5 6 Elemen Matrik [2,2]:3 1 *Matrik I* 2 3 5 3

input Matrik II elemen Matrik [1,1]: elemen Matrik [1,2]: elemen Matrik [2,1]: elemen Matrik [2,2]:

* Matrik II * 4 2 4 1

21

****** Menu Matrik ****** 1. Input Matrik 2. Transpose Matrik 3. Determinan Matrik 4. Keluar Pilihan [1..4] :2

* Transpose Matrik I * * 2 5 3 3

* Transpose Matrik II 4 2 ****** Menu Matrik ****** 1. Input Matrik 2. Transpose Matrik 3. Determinan Matrik 4. Keluar Pilihan [1..4] :3 6 1

Determinan Matrik I = -9 Determinan Matrik II = -8

22

INVERS MATRIKSObyektif : 14. Mahasiswa memahami tentang invers matriks 15. Mahasiswa memahami logika dari pemrograman inversmatriks 16. Mahasaiswa mampu membuat program invers matriks dengan pemrogran pascal.

Logika Program Matriks Invers 1. Program menu invers ini dibuat berbasis object. Menunya terdiri dari input matrik, matrik invers, dan keluar. 2. Mendeklarasikan variabel-variabel dan procedure yang digunakan. 3. Menu pertama melakukan penginputan matrik. Pertama memilih ordo yang diinginkan dari matrik tersebut. Ordo 2 atau 3. Procedure t.input. akan melakukan jumlah penginputan sesuai dengan ordo matrik. 4. Menu ke-2 akan menampilkan proses penghitungan determinan matrik. 5. Program akan berakhir jika memilih pilihan ke-3 untuk keluar.

Program Matrik Inversuses crt; type matrik = object emat, kof : array [1..3,1..3] of integer; procedure input; procedure tampil; procedure invers;procedure invers2; procedure invers3; end; var i,j,ordo,det,pil : integer; mat : matrik; procedure matrik.input;

23

begin writeln ; write ('Masukan Elemen Matrik ',ordo,'X',ordo); writeln; for i := 1 to ordo do begin for j := 1 to ordo do begin write ('Elemen [',i,',',j,'] = '); readln (emat[i,j]); end; end; end; procedure matrik.tampil; begin writeln; for i:=1 to ordo do begin for j:= 1 to ordo do begin write (emat[i,j]:5,' '); end; writeln; end; readln; end; procedure matrik.invers; begin if ordo = 2 then matrik.invers2 else matrik.invers3; end; procedure matrik.invers2; begin writeln; det := (emat[1,1]*emat[2,2])(emat[1,2]*emat[2,1]); writeln ('Determinan Matrik = ',det);writeln; writeln ('Matrik Inversnya :'); writeln; writeln (emat[2,2],'/',det,' ','',emat[1,2],'/',det); writeln('-',emat[2,1],'/',det,' ',emat[1,1],'/',det); readln; end; procedure matrik.invers3;

24

var detA, detB : integer; {emat, kof : array [1..3,1..3] of integer;} begin detA:= ((emat[1,1] * emat[2,2] * emat[3,3]) + (emat[1,2] * emat[2,3] * emat[3,1]) + (emat[1,3] * emat[2,1] * emat[3,1])); detB:= ((emat[1,3] * emat[2,2] * emat[3,1]) + (emat[2,3] * emat[3,2] * emat[1,1]) + (emat[1,2] * emat[2,1] * emat[3,3])); det := detA - detB; writeln;writeln ('Determinan Matrik = ', det);writeln; kof[1,1]:=(emat[2,2]*emat[3,3])(emat[3,2]*emat[2,3]); kof[1,2]:=(emat[2,1]*emat[3,3])(emat[2,3]*emat[3,1]); kof[1,3]:=(emat[2,1]*emat[3,2])(emat[2,2]*emat[3,1]); kof[2,1]:=(emat[1,2]*emat[3,3])(emat[1,3]*emat[3,2]); kof[2,2]:=(emat[1,1]*emat[3,3])(emat[1,3]*emat[3,1]); kof[2,3]:=(emat[1,1]*emat[3,2])(emat[1,2]*emat[3,1]); kof[3,1]:=(emat[1,2]*emat[2,3])(emat[1,3]*emat[2,2]); kof[3,2]:=(emat[1,1]*emat[2,3])(emat[1,3]*emat[2,1]); kof[3,3]:=(emat[1,1]*emat[2,2])(emat[1,2]*emat[2,1]); writeln ('Matrik Adjoin :');writeln; for i :=1 to 3 do begin for j:= 1 to 3 do begin write (kof[i,j]:8,' '); end; writeln; end; writeln;writeln ('Matrik Invers :');writeln; for i:= 1 to 3 do begin for j:= 1 to 3 do begin write (kof[i,j],'/',det,' '); end; writeln; end;

25

readln; end; begin repeat clrscr; gotoxy (25,1);writeln ('***** Menu Matrik *****'); gotoxy (25,2);writeln ('1. Input Matrik'); gotoxy (25,3);writeln ('2. Matrik Invers'); gotoxy (25,4);writeln ('3. Keluar'); gotoxy (25,5);writeln ('************************'); gotoxy (27,6);write ('Pilihan [1..3] :'); readln (pil); case pil of 1 : begin mat.input; mat.tampil; end; 2 : mat.invers; end; until (pil) = 3; end.

Output

***** Menu Matrik ***** 1. Input Matrik 2. Matrik Invers 3. Keluar ************************ Pilihan [1..3] :1 Masukan Ordo Matrik [2/3] : 3 Masukan Elemen Matrik 3x3 Elemen Elemen Elemen Elemen Elemen Elemen Elemen Elemen [1,1] [1,2] [1,3] [2,1] [2,2] [2,3] [3,1] [3,2] = = = = = = = = 2 5 3 9 2 1 4 5

26

Elemen [3,3] = 7 2 9 4 5 2 5 3 1 7

***** Menu Matrik ***** 1. Input Matrik 2. Matrik Invers 3. Keluar ************************ Pilihan [1..3] :2 Determinan Matrik = -193 Matrik Adjoin : 9 20 -1 59 2 -25 37 -10 -41

Matrik Invers : 9/-193 20/-193 -1/-193 59/-193 2/-193 -25/-193 37/-193 -10/-193 -41/-193

27

PERSAMAAN LINIER DAN VEKTORObyektif : 17. Mahasiswa memahami tentang persamaan linier dan vector 18. Mahasiswa memahami tentang dot produk dan sudut antara 2 vektor 19. Mahasaiswa mampu membuat program persamaan linier dan vector dengan pemrogran pascal.

28