mata kuliah metodologi penelitian tentang transportasi

Upload: ginanjar-prayogo

Post on 13-Oct-2015

251 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

berisikan mata kuliah metodologi penelitian dengan topik transportasi umum

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Nya yang terus menerus dilimpahkan kepada hamba Nya, sehingga penulis dapat menyusun Bab I tugas mata kuliah Metodologi Penelitian yang berjudul Preferensi Alih Fungsi Moda Kendaraan Pribadi Pada Kendaraan Publik di Provinsi D. K. I. Jakarta. Dalam penyusunan Bab I tugas ini penulis mendapat bayak saran, dorongan, dan bimbingan. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia Nya dan penjagaan Nya selalu kepada sang penulis dalam pengerjaan tugas ini.2. Ibu Karina Pradinie, ST. M. Eng. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta memberikan banyak arahan serta saran bagi penulis dalam pengerjaan tugas mata kuliah ini.Penulis merasa bahwa dalam pengerjaan tugas metodologi penelitian ini masih menemui banyak kesulitan dan hambatan. Selain itu juga penulis juga menyadari bahwa pengerjaan tugas metodologi penelitian ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang ikut ambil bagian dalam membaca tugas ini.Akhir kata, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan karunia Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan tugas metodologi penelitian ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak pihak yang ikut serta membaca dan membutuhkan.

Surabaya, 4 Mei 2014

Jodi Rahadian

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar Isi 2BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 31.2. Rumusan Masalah 41.3. Tujuan dan Sasaran41.4. Ruang Lingkup 51.4.1. Ruang Lingkup Wilayah 51.4.2. Ruang Lingkup Substansi 51.5. Manfaat Penelitian 61.5.1. Manfaat Teoritis 61.5.2. Manfaat Praktis 6BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Transportasi72.2. Moda Transportasi82.3. Permasalahan Transportasi102.4. Kriteria Kinerja Transportasi122.5. Transportasi Publik142.6. Kriteria Transportasi Publik162.7. Sintesa Tinjauan Pustaka17Daftar Pustaka 20

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSetiap manusia yang ada pasti melakukan sebuah usaha perpindahan baik dalam bentuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau pun mengalihkan suatu objek baik dirinya sendiri maupun objek lainnya dimana tempat lain atau tujuan dari tempat lain itu lebih bermanfaat atau dapar berguna untuk tujuan tujuan tertentu (Miro, 2002). Perpindahan yang terjadi oleh suatu barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lainnya sering kita sebut dengan transportasi. Menurut Nasution (1996), transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi juga merupakan perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat tempat yang terpisah secara geografis (Steenbrink, 1974). Alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan transportasi ini dinamakan moda transportasi. Dalam kesehariannya moda transportasi dibagi menjadi 2 yaitu: moda tranportasi pribadi dan moda transportasi publik. Moda transportasi pribadi meliputi kendaraan bermotor yang dimiliki pribadi oleh pemiliknya dan tidak digunakan oleh khalayak umum seperti mobil pribadi dan motor pribadi. Sedangkan moda transportasi publik adalah seluruh alat transportasi di mana penumpang tidak bepergian menggunakan kendaraannya sendiri. Transportasi publik umumnya termasuk kereta dan bis (Wikipedia, 2014).Berdasarkan BPS dalam data D. K. I. Jakarta dalam Angka 2007 2011, Provinsi D. K. I. Jakarta terdiri dari 6 kabupaten/ kota administrasi. Jumlah penduduk D. K. I. Jakarta secara keseluruhan mencapai lebih dari 9,6 juta jiwa. Wilayah paling luas dan penduduk terbanyak berada di Jakarta Timur, dengan penduduk mencapai lebih dari 2,6 juta jiwa. sedangkan kepadatan penduduk tertinggi yaitu mencapai lebih dari 18.000 jiwa per km2 terdapat di Jakarta Pusat yang memiliki luas wilayah hanya 48 km2 tetapi penduduknya mencapai lebih dari 900 ribu jiwa. Kegiatan transportasi menggunakan moda transportasi yang dilakukan di Kota besar seperti Jakarta memiliki intensitas yang sangat tinggi behubungan dengan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan yang dilakukan sangat tinggi dan membutuhkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Intensitas penggunaan moda transportasi yang sangat tinggi ini bisa terlihat dari volume kendaraan yang terus meningkat yang pada akhirnya meningkatnya waktu tempuh di Jakarta. Jumlah kendaraan di Jakarta hingga tahun 2003 mencapai 6.506.244 unit yang meliputi 1.464.626 unit mobil penumpang, 449.169 unit truk, 315.559 unit bus dan 3.276.890 unit sepeda motor (http://www.pdat.co.id, 2009). Dari data yang didapatkan jelas terlihat jumlah kendaraan pribadi sebagai moda transportasi yang dipilih jauh lebih mendominasi. Perbandingan jumlah kendaraan pribadi dengan kendaraan umum di Jakarta mencapai 49:1 dimana kendaraan pribadi lebih diminati hingga mencapai angka 49,7%, hal ini tentu bertolak belakang dengan keadaan yang seharusnya tercipta dimana seharusnya 50,3% moda transportasi yang lebih diminati adalah transportasi publik (http://one.indoskripsi.com, 2009). Dengan keadaan pemilihan moda transportasi seperti ini, kecepatan rata rata lalu lintas di Jakarta hanya 20 km/jam dan 60% total waktu perjalanan dihabiskan di tengah kemacetan, dan hanya 40% total waktu tersebut yang digunakan untuk (USAID, 2008).Pada dasarnya moda transportasi dalam bentuk kendaraan pribadi khususnya mobil merupakan moda transportasi yang sangat tidak efisien dimana tingkat penumpang yang dapat diangkut sangatlah rendah, hal ini serupa dengan pernyataan pemilihan moda dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dalam perencanaan transportasi. Ini karena peran kunci dari angkutan umum dalam berbagai kebijakan transportasi. Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa moda angkutan umum menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien daripada moda angkutan pribadi (Ofyar Z Tamin, 1997). Sistem transportasi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan penggunaan ruang dan kecepatan juga tidaklah optimal dan tidak efisien (Whitelegg dan Haq, dalam Dormarchi, dkk, 2008). Dari hal ini dapat diperkirakan pada tahun tahun yang akan datang transportasi di Jakarta akan memburuk, macet total, bahkan mati jika tidak diadakan pembenahan transportasi umum (Wikibooks, 2014). Berangkat dari dasar tersebut Jakarta sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia perlu melakukan pembenahan transportasi publik yang ada seperti metromini, bus, angkot, dan busway yang ada di Jakarta sehingga Jakarta bisa mencapai ketentuan dimana 50,3% kegiatan transportasi yang berjalan harus diangkut oleh transportasi publik. Jakarta pun dalam rencana nya akan mempunyai MRT (kereta bawah tanah) dengan jalur Lebak Bulus Fatmawati Cipete Raya Haji Nawi Blok A Blok M Sisingamangaraja Senayan Istora Benhil Setia Budi Dukuh Atas sebagai solusi dari penggunaan kendaraan pribadi yang semakin meningkat. Dalam keadaannya pada tahun 2008 sudah dimulai tahap perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jakarta dengan Jepang/ JBIC yang rencananya pada tahun 2009 akan dimulai pembangunannya dan akan berakhir pada tahun 2015.Pengalihan moda transportasi dari transportasi pribadi menjadi transportasi publik tidak serta merta hanya dilihat dari pandangan Pemerintah Kota yang akan menyediakan transportasi publik tersebut tetapi juga para pelaku kegiatan transportasi yaitu masyarakat Jakarta, hal tersebut berkaitan dengan kesadaran menggunakan kendaraan massal dimana semua program yang sifatnya fisik harus beriringan dengan sosialisasi berupa kesadaran menggunakan moda transportasi publik (Fiki Satari dalam Pikiran Rakyat Online, 2014). Tetapi memang pengalihan moda yang dilakukan itu harus didahului oleh penyediaan transportasi publik yang baik dan bagus yang sesuai dengan pengembangan tata ruang sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat mau beralih ke transportasi publik (Joko Widodo dalam Metrotvnews.com, 2014).Berdasarkan data yang tersedia mengenai peningkatan jenis kendaraan pribadi yang terus meningkat dari waktu ke waktu dan pembangunan serta pembenahan transportasi yang terus dilakukan oleh pemerintah, maka sangat dibutuhkan pandangan dari masyarakat sebagai pelaku kegiatan transportasi sehingga transportasi publik yang dibenahi dan dibangun oleh pemerintah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat bisa beralih dari moda transportasi pribadi ke transportasi publik.

1.2. Rumusan MasalahDari pembahasan singkat mengenai permasalahan yang telah dijelaskan diatas, pertanyaan penelitian yang didapat adalah sebagai berikut: Bagaimanakah amenitas yang diinginkan oleh para pengguna moda kendaraan pribadi agar mau beralih pada moda transportasi publik?

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa bagaimana kecenderungan atau preferensi dari masyarakat terhadap alih moda transportasi yang dilakukan dalam wujud pembenahan transportasi. Sasaran dari penelitian ini adalah: Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi transportasi dan pemilihan moda yang ada di Jakarta. Menganalisa secara kualitatif dengan menggunakan konten analisis untuk mendapatkan preferensi amenitas dan jenis moda publik yang diinginkan oleh pengguna moda pribadi.

1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Ruang Lingkup WilayahRuang lingkup wilayah pada penelitian ini meliputi keseluruhan wilayah Provinsi D. K. I. Jakarta yang terdiri dari 5 wilayah kota dan 1 Kabupaten yang setingkat dengan kotamadya Daerah Tingkat II dan berada langsung dibawah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan (Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu). Berikut ini merupakan batas administrasi wilayah perencanaan: Sebelah Utara: Laut Jawa Sebelah Barat: Kabupaten Tangerang Sebelah Timur: Kabupaten Bekasi Sebelah Selatan: Kabupaten Bogor

1.4.2. Ruang Lingkup SubstansiRuang lingkup substansi dalam penelitian ini meliputi teori teori transportasi, teori pengembangan transportasi, sistem transportasi yang terintegrasi, pengoptimalisasian transportasi publik, serta alih moda transportasi.1.4.3. Ruang Lingkup PembahasanRuang lingkup pembahasan dalam penelitian ini meliputi kajian mengenai preferensi masyarakat terhadap lih moda dari kendaraan pribadi ke kendaraan dengan kuisioner yang akan disebar kepada informan untuk mendapatkan data. Data yang didapatkan kemudian akan dianalisis menggunakan konten analisis yang pada akhirnya akan memberikan hasil preferensi masyarakat yang akan digunakan sebagai arahan dalam pengoptimalisasian transportasi publik.

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat TeoritisManfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan kepada ilmu pengetahuan mengenai alih moda kendaraan pribadi ke kendaraan publik yang ada di wilayah D. K. I. Jakarta.1.5.2. Manfaat PraktisManfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai bentuk arahan bagi pemerintah Provinsi D. K. I. Jakarta dalam melakukan alih moda transportasi dan pengoptimalisasian transportasi publik.

1.6. Sistematika PenulisanPenulisan tugas metodologi penelitian ini mengenai preferensi alih fungsi moda ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PendahuluanPada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II Tinjauan PustakaPada bab II ini akan dijelaskan mengenai teori teori ataupun konsep konsep yang dijadikan acuan serta dijadikan pendukung dalam melakukan penelitian mengenai preferensi alih fungsi moda. BAB III Metodologi PenelitianPada bab III ini dijelaskan mengenai pendekatan pendekatan apa saja yang digunakan dalam proses penelitian, baik dalam tahap pengumpulan data yang dilakukan maupun dalam tahap melakukan analisis setelah data terkumpul.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1. TransportasiPada dasarnya transportasi diartikan sebagai kegiatan yang terjadi karena adanya perpindahan baik barang ataupun manusia dari satu tempat ke tempat yang lainnya yang disebabkan karena adanya permintaan (demand) dan adanya usaha pemenuhan permintaan (supply). Berdasarkan Kamus (Websters New Collegiate Dictionary, 1977, 1242), transportasi didefinisikan dengan an act, process, or instance of transporting or being transported yang artinya adalah suatu tindakan atau pun suatu proses memindahkan atau dipindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain. Proses dan tindakan pemindahan dari tempat asal menuju tempat tujuan ini disebabkan oleh perbedaan nilai guna pada tempat asal dan tempat yang akan dituju. Dalam proses yang dilakukan memang memerlukan biaya biaya lainnya, namun biaya biaya tersebut tidak melebihi nilai guna yang akan dicapai ketika barang atau manusia mencapai tempat tujuan.Definisi dan pengertian lain dari transportasi diungkapkan oleh Nasution (1996) dimana beliau mengungkapkan bahwa transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asalnya menuju ke tempat tujuan. Dalam proses transportasi yang terjadi terdapat tiga hal yang telibat dalam terjadinya kegiatan transportasi ini, yaitu: muatan yang diangkut dalam proses transportasi yang terjadi, moda transportasi atu kendaraan yang digunakan sebagai alat angkut, dan sarana jalan yang digunakan sebagai akses untuk mencapai tempat tujuan.Tiga hal yang ada di dalam proses transportasi merupakan unsur unsur dan beberapa faktor yang berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti yang dungkapkan secara jelas oleh Nasution (1996) berikut ini:1. Manusia, berperan sebagai subjek atau pelaku dari transportasi yang akan memanfaatkan moda transportasi untuk melakukan aktifitasnya. Manusia juga berperan sebagai pengatur sistem transportasi agar dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan manfaatnya; 2. Barang menjadi objek pengangkutan. Pengiriman barang ke beberapa tempat sangat memerlukan moda transportasi, tidak hanya untuk tujuan pemasaran namun juga mobilitas lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dengan adanya konsumsi terhadap barang-barang tersebut; 3. Kendaraan, sebagai alat atau moda transportasi berperan penting untuk mengantarkan dan memindahkan objek transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain; 4. Jalan, merupakan suatu unsur penting dalam transportasi. Jalan menjadi jalur dilaluinya moda transportasi yang menjadi penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya guna memperlancar proses pengangkutan dan mobilitas; 5. Organisasi, yang berarti bahwa suatu sistem membutuhkan organisasi yang mengatur dan bekerja untuk menjamin bahwa sistem tersebut berjalan dengan baik tanpa ada gangguan atau permasalahan di dalamnya. Menurut Kamaluddin (2003) transportasi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis diantaranya:1. Transportasi Darat atauLandTransportTransport darat ini tediri atas transportasi jalan raya, transportasi jalan rel atau kereta api.a. Transport jalan rayaDalam transportas jalan raya (road transport)ini meliputi transportasi yang menggunalan alat pengangkutan berupa manusi, binatang, pedati, andong, sepeda sepda otor, becak, bus, tryuukyut dan kwkngaiijn lainnyab. Transport jalan relDi dalam transportasi jalan rel (rail transport) ini digunakan alat angkutan berupa kereta api, yang terdiri dari lokomotif, gerbong dan kereta penumpang. Jalan yang digunakan berupa jalan rail baja, baik dua rel maupun monorel. Tenaga penggeraknya di sini adalah berupa tenaga uap, diesel, dan tenaga listrik.2. Transportasi Melalui AirTransportasi melalui air ( water transport) terdiri atas dua macam pula yaitu transport air pedalaman dan transport lauta. Transport air pedalamanTransport melalui air pedalaman (inland transport) menggunakan alat angkutan berupa sampan, kano, motor boat dan kapal. Jalan yang dilaluinya adalah sungai, kanal, dan danau. Mengenai tenaga penggeraknya adalah pendayung, layar, tenaga uap, BBM dan diesel.b. Transport lautDi dalam transport laut (ocean transport digunakan alat angkutan perahu, kapal api/uap dan kapal mesin. Jalan yang dilaluinya adalah laut atau samudera dan teluk. Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan antara lain adalah tenaga uap, BBM dan diesel.3. Transportasi UdaraTransport udara (air transport) merupakan alat angkutan yang mutakhir dan tercepat. Transport udara ini menggunakan pesawat udara (dengan segala jenisnya) sebagai alat transport dan udara atau ruang angkasa sebagai jalannya. Tenaga penggerak yang digunakan untuk transportasi udara ini adalah BBM dengan berbagai rupa alat yang digerakkan.

2.1.1. Rute/ BangkitanMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rute memiliki beberapa definisi, yaitu: Jarak atau arah yg harus diturut (ditempuh, dilalui). Jalan yg ditempuh (dilalui). Jalur angkutan yg menghubungkan dua tempat.

2.1.2. Transportasi Pribadi

2.1.3. Transportasi Umum/ Transportasi PublikTransportasi publik diadakan dengan tujuan menciptakan sistem transportasi yang lebih baik. Dengan terciptanya sistem transportasi yang lebih baik diharapkan akan mengurangi berbagai permasalahan lalu lintas seperti kecelakaan, kemacetan, dll. Salah satu cara yang digunakan untuk menciptakan sistem transportasi yang baik adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengalihkanya ke penggunaan alat transportasi publik. Selain dapat mengurangi kemacetan, kecelakaan, juga dapan menghemat pengeluaran subsidi BBM dan perbaikan jalan oleh pemerintah. Dalam menjalankan pengalihan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan transportasi masal publik, perlu diketahui apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan akan alat transportasi publik. McFadden (1974) mengungkapkan dalam penelitianya mengenai pengukuran permintaan akan alat transportasi perkotaan, dimensi dari perilaku permintaan perjalanan meliputi: Perilaku pilihan individu. Perilaku pilihan populasi. Model perilaku dari pemilihan moda. Model tingkah laku pada penelitian akan ukuran untuk permintaan alat transportasi muncul untuk membuka kemungkinan pada analisis aspek yang belum dieksplorasi sampai sekarang, dengan harapan untuk menyempurnakan model permintaan alat transportasi dan perencanaanya. Dari dimensi yang dijelaskan dapat dilihat memang pemilihan moda transportasi publik menjadi menjadi salah satu faktor penting untuk meredam peningkatan kendaraan yang terus meningkat dimana pada suatu waktu kapasitas jalan tidak mampu menampung jumlah pengguna jalan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.Paulley dalam penelitianya tentang permintaan akan alat transportasi publik di tahun 2006 melihat tiket, kualitas layanan, pendapatan dan kepemilikan mobil sebagai determinan terhadap permintaan akan alat transportasi publik. Hasilnya dari penelitian yang dilakukan adalah: TarifTarif pada masa lengang (off peak) memiliki elastisitas permintaan dua kali lebih besar dibanding di masa puncak (peak). Masa puncak adalah masa dimana tingkat permintaan akan alat transportasi meningkat drastis. Biasanya masa puncak berada di jam jam berangkat dan pulan kantor atau sekolah. Sedangkan off peak adalah masa dimana permintaan akan alat transportasi tidak pada kondisi puncaknya. Biasanya masa lengang adalah disaat hari libur, atau malam hari. PendapatanKetika terjadi peningkatan pendapatan, seseorang akan memiliki dua pilihan, yaitu: memiliki kendaraan pribadi seperti mobil atau meningkatkan konsumsinya akan alat transportasi publik (Paulley, 2006). Kepemilikan MobilKepemilikan mobil berhubungan negatif dengan permintaan akan alat transportasi publik. Seseorang yang memiliki kendaraan pribadi akan cenderung menggunakan mobilnya untuk perjalanan yang dia lakukan. Seseorang yang memiliki kendaraan pribadi seperti mobil akan memiliki tingkat elastisitas permintaan akan alat transportasi publik yang lebih tinggi daripada yang tidak memiliki. Kualitas PelayananKualitas layanan juga berpengaruh terhadap permintaan akan transportasi publik. Paulley (2006) membagi kualitas layanan ke dalam beberapa bagian, yaitu: lingkungan menunggu, karakteristik kendaraan, simpangan rute, dan informasi sebelum perjalanan. Selain beberapa faktor tersebut, Atmaja (2011) mengungkapkan bahwa sikap penumpang dan promosi berpengaruh secara positif terhadap permintaan alat transportasi publik.

2.1.3.1. BajajDalam Wikipedia, 2014, bajaj(dilafalkan "ba-jai") merupakankendaraanbermotor yang beroda tiga yang banyak digunakan diJakarta. Selain diJakarta, bajaj juga ditemukan dikota BanjarmasindanPekanbaruserta beberapa ibukota kabupaten diIndonesiayang umumnya difungsikan sebagai modal transportasi umum.Sumber lain (Anonim,2014) mengartikan dan menjelaskan bahwa bajaj (biasa dibaca "ba-jai") merupakan kendaraan beroda tiga yang banyak digunakan di Jakarta. Bajaj diketahui berasal dari India. Nama bajaj sendiri sebenarnya merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India, Bajaj Auto. Belakangan, karena diketahui sebagai sumber polusi, bajaj di Jakarta akan segera diganti dengan kendaraan mini lainnya, contohnya seperti Kancil.

Pada dasarnya, bajaj beroda tiga, satu di depan dan dua di belakang. Untuk di Jakarta, warna bajaj adalah seragam, yaitu oranye. Di pintu depan bajaj, biasanya tertulis daerah operasi bajaj yang biasanya terbatas pada satu Kotamadya saja. Kapasitas penumpang bajaj adalah dua, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya akan duduk di belakang supir bajaj. Suara bajaj sangatlah memekakkan telinga. Namun, karena fisiknya yang relatif kecil, bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan yang ada di suatu kawasan. Pada perkembangannya sekarang, bajaj sudah dikembangkan menjadi bajaj BBG. Memang belum semua bajaj berubah jadi yang BBG, tetapi bajaj BBG memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan bajaj yang telah ada terdahulu, seperti: suara yang tidak berisik, jalannya halus, dan lebih cepat (dengan kecepatan kira kira + 185 cc) dan di lengkapi fasilitas speedometer, Led Netral, RPM Meter, Lampu Cen (kalau bajaj pada awalnya tidak ada lampu Cen), pintu mirip dengan mobil, dan harganya pun sama dengan bajaj biasa.2.1.3.2. MetrominiDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Metromini diartikan sebagai angkutan umum yang biasanya di dalam kota berupa bus kecil. Menurut sumber yang lain, Wikipedia, 2014, metrominiadalah nama sebuah perusahaan yang menyediakan jasa angkutankendaraan umumdiJakarta,Indonesia. Bus busnya berukuran kecil dengan warna khas merah-oranye dan biru dengan garis putih di tengahnya. Memiliki kapasitas sekitar 20 30 tempat duduk. MetroMini melayani trayek-trayek dalam kota Jakarta yang setiap rutenya ditandai dengan suatu nomor khusus, misalnya MetroMini 92, S69, dll. Awalan S, T, B, U, P di depan nomor menandakan wilayah layanan operasi:Jakarta Selatan,Timur,Barat,Utara, atauPusat. MetroMini yang melayani lintas wilayah tidak mendapat awalan huruf pada nomornya dan awalan x untuk rute patas AC. Rencana yang ada juga menyebutkan bahwa metromini akan diintergrasikan denganbusway Transjakarta.Berdasarkan data yang didapat dari Wikipedia, 2014, dijelaskan bahwa kondisi metromini sangat terkenal di kawasanJakarta. Hampir tidak ada orang yang tidak tahu Metromini, ini dikarenakan Metromini merupakan salah satu angkutan umum yang murah di Jakarta, dimana tarif per orang hanya Rp 3000,00 dan pelajar Rp 1000,00. Metromini juga terkenal akan kebrutalan supirnya, kaca yang biasanya ditempelistikerdan juga armada yang sudah tidak layak untuk mengangkut penumpang. Ini dibuktikan dengan tidak berfungsinya beberapa instrumen bis, seperti speedometer, tidak adanya jendela pada kendaraan dan juga salah satu pembuat polusi di Jakarta dengan sistem pembuangankarbondi knalpot yang sudah tidak sempurna. Meskipun begitu, MetroMini tetap merupakan salah satu jenis angkutan terpopuler di Jakarta.2.1.3.3. Kereta ApiKereta api didefinisikan sebagai bentuk transportasi relyang terdiri dari serangkaian kendaraan yang didorong sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan. Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel danguideways maglevdalam campuran. Kata 'train' berasal dari bahasaPerancis Tuatrahiner, dari bahasaLatintrahere'tarik, menarik' (Wikipedia, 2014).Menurut sumber yang lain, KA (Kereta Api) merupakan salah satu alat transportasi yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan transportasi lain. KA adalah sarana angkutan yang terdiri atas lokomotif dan serangkaian gerbong penumpang maupun barang yang berjalan diatas rel yang disusun sesuai rencana. Lokomotif berarti yang menarik / menggerakkan rangkaian gerbong. Ada 3 macam rangkaian lokomotif yaitu lokomotif uap yang tenaganya berasal dari pembakaran air di ketel, lokomotif diesel yang tenaganya berasal dari mesin tenaga diesel, dan lokomotif listrik yaitu lokomotif dengan tenaga listrik (Anonim, 2014).Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu. Kereta api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri (atau kadang kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah kereta mobil). Kereta pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi bertenaga atau ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir semuanya didukung olehlokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal)lokomotif dieseldanlokomotif listrik, sementara pada waktu yang sama beberapa kendaraan unit yang digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi jauh lebih umum dalam pelayanan penumpang (Wikipedia, 2014).

2.1.3.4. BuswayBusway atau di Jakarta atau lebih sering disebut Transjakarta adalah sebuah sistem transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Badan Layanan Umum Transjakarta Busway semula merupakan lembaga non struktural dari Pemerintah Provinsi D. K. I. Jakarta yaitu Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2003. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2006, BP. Transjakarta Busway diubah menjadi lembaga struktural dan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan yang mendapat kewenangan pengelolaan keuangan berbasis PPK BLUD, yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna busway. Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) merupakan salah satu strategi dari Pola Transportasi Makro (PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi yang aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah Provinsi D. K. I. Jakarta menyusun Pola Transportasi Makro (PTM) sebagai perencanaan umum pengembangan sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 103 Tahun 2007. Mengacu pada PTM tersebut, untuk tahap awal realisasinya dibangun suatu jaringan sistem angkutan umum massal yang menggunakan bus pada jalur khusus (Bus Rapid Transit/ BRT). Masyarakat mempunyai alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan menjangkau seluruh wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan dengan angkutan umum lainnya. Transjakarta memiliki 215 halte disepanjang sebelas koridor busway dengan ketinggian platform 110 centimeter dari tinggi permukaan jalan agar tersedia akses yang rata dengan bus. Setiap shelter transjakarta dilengkapi dengan akses untuk pejalan kaki yang terhubung dengan jembatan penyeberangan orang, yang dirancang khusus untuk mempermudah pengguna. Sarana dan prasarana di shelter ada loket pembelian tiket, dan pintu barrier sebagai jalan masuk dan jalan keluar bagi pengguna jasa layanan. Selain itu disediakan fasilitas tempat sampah, informasi rute dan pintu otomatis untuk memberikan kenyamanan dan keamanan saat menunggu di halte. Saat ini jumlah armada bus 524 unit dioperasikan berdasarkan rencana operasi yang terjadwal di 11 koridor. Bus yang diberangkatkan pada titik awal diatur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan baik pada jam sibuk maupun jam tidak sibuk.2.2. Preferensi Terhadap Moda TransportasiPreferensi terhadap moda transportasi berkaitan erat dengan moda yang dipilih oleh individu yang akan melakukan suatu pergerakan transportasi. Pilihan moda adalah pembagian atau proporsi jumlah perjalanan ke dalam cara atau moda angkutan yang berbeda. Untuk berpergian atau melakukan perjalanan, seseorang berhak untuk menentukan pilihan moda yang akan digunakannya sesuai dengan kemampuan dan seleranya. Sebaliknya, penyedia jasa transportasi dapat pula menawarakan jenis moda pada trayek yang dilayaninya, namun ragamnya terbatas sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. (Dewi, 2009) Memilih moda angkutan bukanlah sebuah proses acak melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor penentu mutu yang melekat pada moda angkutan yang ditawarkan (atribut pelayanan), antara lain: kecepatan, kenyamanan, kesenangan/kesukaan, biaya, kehandalan, jarak perjalanan, usia pelaku perjalanan, status sosial ekonomi, maksud perjalanan, dan lain sebagainya. (Dewi, 2009). Menurut Tamin (2008), model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Pemilihan moda sangat sulit dimodel walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (misal dalam studi ini bus AC dan KRL ekspress). Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang sulit untuk dikuantifikasi, misalnya atribut pelayanan moda (kenyamanan, keamanan, kehandalan, dan lain-lain). Jadi, kiranya pemodelan pilihan moda merupakan bagian yang terlemah dan tersulit dimodelkan dari empat model perencanaan transportasi.2.2.1. Pengguna Moda TransportasiPada dasarnya pengguna moda transportasi dapat diartikan sebagai individu individu yang melakukan kegiatan pemilihan moda untuk melakukan pergerakan dengan menggunakan moda tgransportasi. Berdasarkan kutipan yang diambil dari penelitian yang dilakukan Hasrina, 2009, individu individu pelaku pergerakan atau para pengguna moda transportasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: Golongan Paksawan (Captive)Golongan ini merupakan golongan yang terpaksa menggunakan angkutan umum karena ketiadaan kendaraan pribadi. Menurut ekonomi mereka adalah golongan masyarakat lapis menengah ke bawah Golongan Pilihwan (Choice)Golongan ini merupakan golongan masyarkat yang dapat memilih untuk menggunakan angkutan pribadi atau umum. Secara ekonomi, mereka adalah golongan ekonomi menengah ke atas.

2.2.2. Kinerja Transportasi Publik yang Mempengaruhi Pemilihan ModaSebagai sarana transportasi publik, maka transportasi harus memenuhi kriteria pelayanan publik. Beberapa sumber mengukur tingkat keberhasilan ataupun mengukur kinerja dari suatu sistem operasi transportasi, digunakan beberapa parameter dan indikator. Fielding (1977), merumuskan indikator kinerja dari sistem transportasi yang dibagi dalam empat aspek utama, yaitu:1. Aspek masukan sistem transportasi (service inputs) Service Inputs adalah aspek sistem transportasi yang menunjukan banyak dan jenis sumber daya yang diperlukan bagi terciptanya sistem transportasi. Contoh parameter dari aspek ini adalah: Biaya investasi. Biaya operasional. Besarnya subsidi yang diperlukan. Biaya perawatan. Jumlah tenaga kerja yang terlibat. Total penggunaan energi yang diperlukan.2. Aspek keluaran sistem transportasi (service outputs)Service Outputs adalah aspek sistem transportasi yang menunjukan keluaran yang dihasilkan dari sistem transportasi. Contoh parameter yang merepresentasikan aspek ini adalah: Jumlah kendaraan yang digunakan. Jumlah kilometer platform yang digunakan angkutan umum. Jumlah jam platform yang digunakan sistem angkutan umum.3. Aspek tingkat pemanfaatan sistem transportasi (consumption)Consumption adalah komponen yang menunjukan tingkat pemanfaatan yang dihasilkan oleh sistem transportasi. Beberapa contoh parameter yang menggambarkan aspek ini adalah: Jumlah penumpang km yang terlayani. Jumlah penumpang yang terlayani. Jumlah penghasilan yang diperoleh.4. Aspek alokasi sumber daya dalam komunitas (community) Community adalah aspek yang menunjukan besarnya alokasi sumber daya yang dilayani oleh sistem transportasi. Contoh parameter dari aspek ini adalah: Jumlah penduduk yang dirancangkan untuk dapat dilayani oleh sistem transportasi. Jumlah dana yang dialokasikan dalam anggaran untuk menjalankan sistem transportasi. Luas daerah yang harus dilayani oleh sistem transportasi.Dagun et. al (2006) mengungkapkan bahwa transportasi yang baik bagi pelayanan publik harus memenuhi tiga kriteria dasar, yaitu: KenyamananAspek kenyamanan harus dapat dirasakan oleh penumpang yang menggunakan jasa transportasi. Penumpang akan merasa nyaman di dalam sarana transportasi bila di sarana tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi penumpangnya, salah satunya adalah pendingin udara, kedap terhadap asap kendaraan bermotor, dan proses yang dijalani calon penumpang sebelum dan setelah berada dalam sarana transportasi. KeamananAspek rasa aman yang dirasakan oleh penumpang selama mendapatkan pelayanan transportasi. Beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur rasa aman diantaranya adalah: sistem tertutup dimana sarana transportasi tidak mudah diakses oleh pihak lain yang bukan penumpang. Pada kasus bus, termasuk di dalamnya adalah halte atau terminal yang hanya diakses oleh penumpang yang sudah membeli tiket bus. Selain itu, adalah sistem naik dan turun penumpang. Untuk menjaga keamanan, penumpang harus naik dan turun hanya pada halte dan terminal yang telah ditetapkan, dan penumpang tidak dapat naik dan turun pada tempat selain halte dan terminal resmi. Dengan demikian, sistem tertutup ini dapat memberikan rasa aman bagi penumpang dari ancaman pencurian, pencopetan, perampokan, atau insideninsiden lainnya yang mengancam keselamatan penumpang dalam menggunakan jasa transportasi. KecepatanKetentuan terpenuhinya waktu sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan atau tepat. Ketentuan ini hanya dapat terpenuhi bila sarana transportasi didukung dengan pra sarana yang khusus, sebagai contoh adalah rel khusus yang dimiliki oleh kereta api. Sehingga dengan mengadopsi prasarana kereta api, maka pada transportasi bus pun dapat diterapkan dengan membangun jalur khsusus atau disebut dengan busway.Dagun et. al (2006) mengungkapkan bahwa sarana transportasi massal yang dapat memenuhi ketiga ketentuan tersebut dapat dilakukan melalui konsep transportasi busway yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi D. K. I. Jakarta. Sarana transportasi ini, walaupun belum sesempurna yang diharapkan pada ketiga ketentuan di atas, namun telah memenuhi harapan masyarakat ibu kota dalam mendapatkan pelayanan transportasi publik yang cepat, nyaman dan aman.Parameter dan indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja dari suatu sistem operasi transportasi menurut Rudy Hermawan (2001, p55), yaitu:1. Faktor Tingkat Pelayanan a. Kapasitas Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang bisa dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orang, jam, berat (ton/ kg/ dll). Dalam hal ini kapasitas ini merupakan fungsi dari kapasitas atau ukuran tempat atau sarana transportasi dan kecepatan serta mempengaruhi besarnya tenaga gerak yang dibutuhkan. b. Aksesibilitas Aksesibilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunakan suatu transportasi tertentu dan bisa berupa fungsi dari jarak maupun waktu. Suatu sistem transportasi sebaiknya bisa diakses dengan mudah dari berbagai tempat dan pada setiap saat untuk mendorong orang menggunakannya dengan mudah. 2. Faktor Kualitas Pelayanan a. KeselamatanKeselamatan menyangkut kemungkinan adanya kecelakaan dan terutama berkaitan erat dengan sistem pengendalian yang digunakan. Apabila suatu sistem transportasi mempunyai pengendalian yang ketat, maka biasanya mereka mempunyai tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. b. Keandalan Keandalan berhubungan dengan faktor-faktor seperti ketepatan jadwal waktu dan jaminan sampai di tempat tujuan. Suatu sistem transportasi yang andal berarti bahwa penumpang/barang yang diangkut bisa sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan.c. Fleksibilitas Fleksibilitas menyangkut kemudahan yang ada di dalam mengubah segala sesuatu sebagai akibat adanya kejadian yang berubah tidak sesuai dengan skenario yang direncanakan.d. Kenyamanan Kenyamanan transportasi sangat berlaku untuk angkutan penumpang yang erat kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, sistem pengaturan udara di dalam kendaraan, ketersediaan fasilitas khusus seperti toilet, tempat makan, dan waktu operasi.e. Kecepatan Kecepatan merupakan faktor yang sangat penting dan erat kaitannya dengan masalah efisiensi sistem transportasi. Pada prinsipnya pelanggan selalu menginginkan kecepatan yang tinggi dalam transportasi agar segera sampai di tempat tujuan. Namun demikian, keinginan tersebut kadang kadang dibatasi oleh beberapa hal, misalnya kemampuan mesin atau tenaga penggerak yang digunakan, kemacetan lalu lintas dan kemampuan/ kecakapan manusia dalam menggunakan alat transportasi tersebut. f. Dampak Dampak transportasi sangat beragam jenisnya, mulai dari dampak lingkungan (polusi, dan kebisingan), sampai dengan dampak sosial politik yang ditimbulkan/diharapkan oleh adanya suatu operasi lalu lintas serta besarnya konsumsi energi yang dibutuhkan.

2.3. Sintesa Kajian PustakaBerdasarkan sintesa yang telah dilakukan pada tiap bab, ditentukan indikator serta variabel yang akan digunakan dalam penulisan kajian pustaka yang dijabarkan menggunakan tabel dibawah ini:TeoriSumberIndikatorVariabel

TransportasiWebsters New Collegiate Dictionary, 1977, 1242. Pergerakan dan perpindahan Waktu Jarak

Nasution, 1996. Faktor dan unsur yang berkaitan kuat dengan transportasi. Manusia sebagai subjek. Barang menjadi objek pengangkutan. Kendaraan sebagai alat bantu kegiatan transportasi. Jalan sebagai jalur penghubung yang dilalui. Organisasi, untuk memastikan sistem yang ada berjalan dengan baik.

Moda TransportasiDjoko Settijowarno dan Frazila, 2001. Karakteristik dan ciri antar tiap moda transportasi. Perbedaan karakteristik dan ciri masing masing moda

Vuchic dalam Tiro, 1996. Pengelompokkan moda sesuai dengan kapasitasnya. Moda transportasi berdasarkan kapasitasnya.

Sistem Transportasi, 1997. Pengklasifikasian moda transportasi Moda transportasi berdasarkan jenis angkutan. Moda transportasi berdasarkan body atau bahan. Moda transportasi berdasarkan tenaga penggerak. Moda transportasi berdasarkan cara bergerak. Moda transportasi berdasarkan sistem kontrol.

Permasalahan TransportasiBuku Laporan Lalu Lintas Jawa Tengah, 2004. Kemacetan lalu lintas. Efisiensi pengguna jalan dalam melakukan perjalanan untuk mencapai tujuan.

Meyer et al, 1984. Kemacetan lalu lintas. Permintaan perjalan pada suatu perode tertentu. Jumlah pemakai jalan. Waktu tempuh perjalanan.

Etty Soesilowati, 2008. Kemacetan lalu lintas. Dampak kemacetan lalu lintas dari sisi ekonomis.

Tamin, 2000. Kemacetan lalu lintas. Dampak kemacetan lalu lintas bagi para pemakai jalan.

Kriteria Kinerja TransportasiRudy Hermawan, 2001. Faktor tingkat pelayanan.

Kapasitas. Aksesibilitas.

Faktor kualitas pelayanan. Keselamatan Keandalan. Fleksibilitas. Kenyamanan. Kecepatan. Dampak.

Fielding, 1977. Kinerja sistem transportasi. Aspek masukan sistem transportasi. Aspek keluaran sistem transportasi. Aspek tingkat pemanfaatan sistem transportasi. Aspek alokasi sumberdaya dalam komunitas.

Transportasi PublikMcFadden, 1974. Pengukuran permintaan akan alat transportasi publik. Dimensi perilaku permintaan akan transportasi publik.

Kriteria Transportasi Publik.Dagun et. Al, 2006.

Transportasi publik yang baik. Kriteria dasar transportasi yang baik bagi pelayanan publik.

Sumber: Sintesa Penulis, 2014.

Daftar PustakaKadir, Abdul. 2006. Transportasi: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional.Mulyawan, Arinto Setyo. 2012. Penentuan Prioritas Kebijakan untuk Mengatasi Kemacetan di Kota Bekasi. Universitas Indonesia. JakartaJinca, M. Yamin. 2009. Keterpaduan Sistem Jaringan Antarmoda Transportasi di Pulau Sulawesi. Universitas Hassanuddin. Makassar.Warpani, Suwardjoko. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Institut Teknologi Bandung. Bandungdigilib.its.ac.id yang diakses pada 23 Maret pukul 19.36Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 2006. Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang dan Manajemen Transportasi. JakartaTamin, Ofyar Z. 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITBDagun, Save M. (2006:126). Busway, Terobosan penanganan transportasi Jakarta. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.Kementrian Perhubungan. 2013. Peran Ferry dalam Pengembangan Transportasi Multimoda. JakartaDuryatno, Sardi. Tata Kelola Angkutan Kota di Jakarta dan daerah Penyangga (Jabodetabek) secara Terpadu.bps.go.id yang diakses pada 23 Maret 2014 pukul 19.24

18