masyarakat madani-2
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 MASYARAKAT MADANI-2
1/3
Istilah "Masyarakat Madani"
dan Perkembangannya di Indonesia
Oleh : Bagya Agung Prabowo, SH, MHum
Asosiasi pengertian "bersantun, berbudaya" dengan "kota" itu sangat tersebar luas.
Peranis bourgeois, Belanda burgerlijk, !erman brgerlichitu pun berasal pada kata
burg yang berarti kota, perkotaan. ata deri#asi tersebut dalam ketiga bahasa inisekaligus menun$uk kepada klas menengah %middle lass& semua. Selain itu, se$ak
pertangahan abad ke'(), pengertian gutbrgerlich dalam B.!erman ini kira'kira sama
seperti istilah orang baik-baik dalam bahasa Melayu kemarin %bandingkan $ugaorangkaya&.
ata'kata *nggeris civil, civic, civilized, civilization itu semua berkaitan dengan
kata +atin civitasyang merupakan asal kata Spanyol ciudad, Peranis cit, *nggeris city%pin$aman dari bhs Peranis& yang berarti "kota".
Saya pikir, hubungan antara pengertian "beradab, bersantun" dengan pengertian
"kota" itu sangat umum, dan adanya kota yang bernama "kota" %Madinah& itu mungkinkebetulan. *ni lebih'lebih laga karena pada period "lasik" atau !aman masnyakebudayaan *slam-Arab, yaitu periode aliat, yang paling terkenal sebagai pusat'pusat
kebudayaan yang halus dan tinggi itu malah kota'kota seperti Baghdad, ordoba, dll.,
sedangkan Madinah kurang sering disebut.Saya pikir, kalau kita lihat dari segi sosiologi, pengertian "madani" dan "mas$arakat
madani" ini ikatannya dengan pengertian "kota" itu terutama disebabkan karena
pengertian tersebut pertama itu berikatan erat dengan klas menengah, sedangkan klasmenengah itu tipikalnya memang penghuni kota.
/api sebelum masuk soal sosiologi itu, masih ada satu salah kaprah linguistik yang
mungkin perlu kita soroti lebih dulu, yaitu aposisi pengertian "i#il soiety" dengan
hegemoni AB0* dalam politik. Hal ini tampaknya ter$adi karena terburu'burumener$emahkan civil societydengan masyarakat sipil.
B*ng. civil *ndonesianya "bersantun, madani", sedangkan
B*nd.sipil1 itu *nggerisnya "i#ilian"Boleh $adi, salah kaprah itu tidak sepenuhnya kebetulan, karena munulnya pada
saat orang di satu pihak agak sebal dengan kekuasaan militer yang dirasakannya berlebih'
lebihan, di lain pihak masih kurang aman untuk menyatakan hal itu seara terbuka.2engan mempertukarkan "bersantun-beradab" dengan "sipil",1 tersindirlah suatu
penyamaan "militer" dengan "kurang beradab" yang tentu tak berani dinyatakan seara
terbuka %apalagi waktu itu&3 Bagaimana pun $uga, waktu itu memang ada isu bahwamemenangkan "masyarakat madani" itu mau tak mau harus dengan menghadapi barisan'
barisan militer.Seara historis, lawan "masyarakat madani" itu "masyarakat eodal", hal mana
dihayati oleh per$uangan untuk memenangkan supremasi klas menengah, penggantisupremasi lapisan ningrat. /etapi, mengingat asal usul lapisan ningrat, yaitu dari
"pembagian tugas" sosial antara "pertahanan" %ningrat& dan "produksi-penggarapan
tanah" %tani&, maka ada kaitan hakiki antara pengertian "ningrat-bangsawan" danpengertian "bersend$ata-militer" %bandingkan "satrya" dan "4aisya" dalam masyarakat
Hindu&.
-
7/26/2019 MASYARAKAT MADANI-2
2/3
Alhasil, "salah kaprah" tersebut diatas bukan satu kesalahan mutlak atau (556,
sebagaimana halnya $uga tidak sepenuhnya kebetulan bahwa istilah civil dan civilian
dalam B.*ng. itu akarnya sama :'&embali ke masalah sosiologi dan perwu$udannya dalam perkembangan konkret di
*ndonesia: isu masyarakat madani itu satu isu klas menengah. Akibat langsung daripada
pertumbuhan pesat ekonomi kawasan Pasiik, khusus $uga di *ndonesia, dalam duadasawarsa men$elang "krismon", maka klas menengah di *ndonesia berkembang amat
pesat. 2an inilah yang menimbulkan ketimpangan dalam struktur politik. 4alaupun ara
pemerintahan otoriter gaya Orde Baru kemarin itu turut memungkinkan pertumbuhanekonomi itu, tetapi kemunulan kesadaran baru klas menengah ini merupakan penentang
paling kuat dari segala bentuk pemerintahan otoriter.
7iri'iri khas daripada dampak politik klas menengah dimana'mana yalah
menentang segala bentuk pemerintahan otoriter, enderung mendahulukan kepentingansetempat-lokal-daerah dan kurang "hormat" kepada pemerintahan sentral-pusat. !adi, pada
penglihatan saya, pemerintahan Orde Baru gagal dan Pak Harto terpaksa lengser itu uma
sekadar karena tidak sempat menyesuaikan bentuk dan gaya pemerintahan dengan
perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya menon$olnya peran klas menengah. /akkebetulan pula, munulnya isu "masyarakat madani" di *ndonesia ini bertepatan dengan
mulai unggulnya perlawanan klas menengah terhadap gaya pemerintahan otoriter OrdeBaru.
husus mengenai hubungannya dengan kota dan prestasi PA8 dalam pemilu.
Struktur klas menengah *ndonesia agak rumit, disebabkan oleh se$arahnya yang berabad'abad %se$ak paling lambat abad ke'(9& dan berliku'liku itu. /radisi klas menengah yang
paling lama di *ndonesia ini dihayati dalam klas menengah pewaris kebudayaan
Pesisiran. 2alam periode $a$ahan Belanda, dampak ekonominya tersisih dari bidang'
bidang yang mula'mulanya dimonopoli oleh O7, sehingga klas menengah tradisional*ndonesian %Pesisiran& ini banyak $uga bergerak didaerah pedesaan, artinya tidak sekadar
terpusat pada kota.
Seara ilmiah umumnya sangat berbahaya untuk meletakkan tanda "samadengan"%;& antara lapisan masyarakat dengan organisasi masyarakat atau partai politik, $adi
kalaupun ini dilakukan, perlu diatat dulu bahwa penyamaan yang dimaksud itu hanya
bersiat kasar'kasar, kira'kira, "garis besar". 2alam hal ini penerminan politik daripadaklas menengah *ndonesia yang tradisional Pesisiran tersebut diatas itu pada garisbesarnya
dalam penglihatan saya dapat kita identiikasi dengan gerakan 8< dan partai politik
PB. Mengingat besarnya andil pesisiran !awa dalam tradisi klas menengah ini, tak
mengherankan $uga PB banyak mendapat suara di Pulau !awa, termasuk $uga di luarkota.
Se$ak banting'stir ekonomi politik Belanda dengan undang'undang agraria tahun
(=>5, timbul tuntutan baru terhadap inrastruktur, yang mana menyebabkan $ugaperubahan yang menyolok dalam politik persekolahan, sehingga timbul lapisan klas
menengah terpela$ar pribumi gaya baru, yang mulai nyata dampak sosialnya se$ak awal
abad ke'?5 ini. Mengingat artipenting "sekolah ra$a" %kweekshool& di @ort de ok --Bukittinggi itu, maka banyak $uga andil orang Batak dan Minangkabaunya. Orang
Minangkabau itu berkelebihan dengan sudah adanya tradisi perniagaan pesisiran di
Padang %karena setelah Malaka diduduki Portugis, pelayaran dagang *slam terpaksa
mengubengi Sumatra liwat Barat %maka ma$ulah Aeh, Padang, Bengkulu, Banten&. /ak
-
7/26/2019 MASYARAKAT MADANI-2
3/3
kebetulan, bagian klas menengah baru yang beragama *slam ini banyak orang
Minangkabaunya %orang Batak banyak beragama risten&. Pada penglihatan saya, PA8
%dan $uga Muhammadiah pada umumnya& banyak menerminkan klas menengah baru ini%dalam pengertian "garis besar" tadi&. *ni memang lebih berpusat di kota, ketimbang klas
menengah tradisi pesisiran tersebut semula. *tulah mungkin sebabnya kenapa PA8
banyak mendapat suara di kota'kota, dan terutama lagi di propinsi Sumatra Barat. alautak salah, lumayan $uga hasilnya di propinsi 0iau, hal mana mungkin menerminkan
hubungan khusus Sultan di 2eli dengan administrasi kolonial, mengingat artipenting
0iau 2aratan untuk onderneming ropa dulu %terutama penanaman tembakau&, danpenerminan hal itu dalam persekolahan orang pribumi.
Satu tradisi klas menengah lain lagi yang berakar se$arah ukup mendalam $uga
%seperti tradisi klas menengah tersebut pertama tadi&, yalah klas menengah Sulawesi
Selatan yang berkaitan dengan pelayaran Makassar dan Bugis yang tetap hidup selamaperiode pen$a$ahan, dan sampai sekarang. Mereka sekarang punya kedudukan khusus
karena akhir ()=5'an pemerintahan Orde Baru membuka peluang khusus untuk
kelompok ini dalam struktur ekonomi dan politik yang dikuasainya. Pada waktu itu sudah
dirasakan perlunya ada pembukaan tertentu kepada klas menengah, hanya sa$a kurangkonsisten dan terbatas pada saluran "8" yang dalam hal Sulawesi Selatan mungkin
diliinkan oleh adanya putra angkat Pak Harto yang asal dari sana3 Pendekkata, dampakpolitik sektor klas menengah ini pada penglihatan saya banyak bergerak dalam *7M*, dan
partai olkar dan PPP. Artinya, ini bagian klas menengah yang tampaknya malah
enderung akur dengan status uo %atau sekurang'kurangnya menginginkan perubahan itu"dari dalam-atas"&. Hasil pemilu pun kira'kira menun$uk pada kedudukan demikian.
Selain itu masih ada lagi yang lain'lain, seperti klas menengah Aeh %ukup besar
$uga, tapi dampak ke luar daerah tidak seperti tiga yang tersebut tadi&, Ban$ar, /idore, dll.
Satu hal yang menarik, sebagaimana halnya di ropa dulu, kebangkitan klasmenengah melawan eodalisme itu berwu$udkan per$uangan agama Protestan %melawan
atolik&, maka kebangkitan klas menengah *ndonesia, baik pada abad ke'(C dan (D
melawan eodalism Ma$apahit, begitupun sekarang waktu menentang pemerintahanotoriter Orde Baru, bergerak dengan pegangan idiel agama $uga, yaitu agama *slam. Eang
menarik, kalau kita bandingkan apa yang diisukan antara Protestan dan atolik pada abad
ke'(C itu, dan antara *slam dan Hindu pada Faman Ma$apahit, kese$a$arannya banyaksekali. 2ari itu mungkin dapat dimengerti adanya kebangkitan kembali kesadaran *slam
dalam masyarakat *ndonesia se$ak dasawarsa ()=5'an, yang bertepatan dengan
pertumbuhan klas menengah hasil kema$uan ekonomi itu.
Penulis adalah 2osen /etap @akultas Hukum