masjid sebagai sentral pemberdayaan ekonomi...

112
MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT (Studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Disusun Oleh : CAROLINA IMRAN 203046101682 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Upload: truonglien

Post on 14-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN

EKONOMI UMAT

(Studi di Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya Pamulang Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Disusun Oleh :

CAROLINA IMRAN

203046101682

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 2: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat

serta salam kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW yang telah

membimbing umatnya kepada jalan Ilahi.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik

secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal

hingga akhir, rasanya tidaklah mungkin jika penulis dapat melaluinya sendirian. Oleh karena

itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang

selalu dikasihi oleh Allah SWT.

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Prof. DR. H. Muh. Amin Suma, SH, MA, MM, beserta para pembantu dekan,

baik sebagai aparat birokrasi maupun sebagai pribadi. Terima kasih atas

bantuan yang diberikan.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah

dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharudin Latif, yang

telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam

penyelesaian hal-hal administrasi dan nasehat-nasehat yang berharga.

3. Bapak DR. KHA. Juaeni Syukri, LCs, MA dan Bapak DR. Syahrul A’dham

M.Ag, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing,

Page 3: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

mengarahkan dan meluangkan waktu kepada penulis hingga skripsi ini

selesai.

4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah

banyak berperan dalam pembelajaran semasa penulis kuliah.

5. Pimpinan dan seluruh staf karyawan perpustakaan utama dan perpustakaan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah menyediakan fasilitas

untuk studi kepustakaan.

6. DKM Masjid Ittihadul Muhajirin yang telah banyak membantu penulis dalam

penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

terutama untuk pak H. Khamim selaku ketua DKM, pak H. Yagus selaku

sekretaris DKM dan pak Ali selaku pengurus harian masjid Itihadul

Muhajirin, terima kasih atas bantuan dan informasinya dan pengurus DKM

lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

7. Ayahanda dan ibunda tercinta terima kasih atas segala kasih sayang, perhatian

dan motivasinya baik moril maupun materil, karena itu sangat berharga bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk kakak-kakakku dan adik-

adikku tersayang, terima kasih atas penyemangatnya kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 4: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

8. Semua teman-teman baik dari PS A Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta maupun Ponpes Darul Muttaqin yang tidak dapat

disebut satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya dan semua doanya,

Semoga kita bisa kompak menjaga silaturahmi antar kita.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat

memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan

dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita

semua. Amin…

Jakarta, 3 September 2008

Penulis

Page 5: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................

LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………… 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………….. 10

D. Metode Penelitain ……………………………………. 11

E. Sistematika Penulisan………………………………… 15

BAB II KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT DAN

MASJID

A. Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Ekonomi…….. 17

B. Langkah – langkah Strategis pemberdayaan Ekonomi.. 27

C. Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Ekonomi…… 30

Page 6: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

D. Pengertian Masjid dan Ruang Lingkupnya…………… 33

E. Sejarah Pendirian dan Perkembangannya……………. 40

BAB III PROFIL MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN

A. Profil Masjid Ittihadul Muhajirin…………………….. 42

B. Sasaran Pemberdayaan Ekonomi…………………….. 52

C. Jenis Usaha yang Dijalankan Oleh Masjid Ittihadul

Muhajirin…………………………………………….. 53

D. Permasalahan Serta Solusinya………….…………….. 62

BAB IV ANALISA MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN

EKONOMI UMAT

A. Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekonomi Masjid Ittihadul

Muhajirin……………………………………………… 67

B. Harapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Masjid Ittihadul

Muhajirin Untuk Akan Datang……………………….. 79

C. Analisa Pemberdayaan Ekonomi Masjid Ittihadul

Muhajirin……………………………………………… 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………… 86

B. Saran………………………………………………….. 87

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 89

LAMPIRAN

Page 7: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………….. 68

2. Tabel 4.2 Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan……………….. 68

3. Tabel 4.3 Identitas Responden Menurut Jenis Pendidikan……………… 69

4. Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan………... 70

5. Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Usia………………………. 70

6. Tabel 4.6 Menurut Pengetahuan Tentang Fungsi Masjid……………….. 71

7. Tabel 4.7 Menurut Pengetahuan yang Didapat………………………….. 72

8. Tabel 4.8 Menurut Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Berbasis

Masjid…………………………………………………………………….. 73

9. Tabel 4.9 Menurut Penilaian Usaha yang Telah Dijalankan Masjid……. 74

10. Tabel 4.10 Menurut Manajemen Pengelolaan Masjid……………………. 75

11. Tabel 4.11 Menurut Tanggapan Pelayanan yang Diberikan……………… 75

12. Tabel 4.12 Menurut Penilaian dari Sisi Syariah………………………….. 76

13. Tabel 4.13 Menurut Kelompok Pengguna Usaha Masjid………………… 77

Page 8: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

14. Tabel 4.14 Menurut Penilaian Pengguna Usaha yang Dijalankan

Masjid…………………………………………………………………….. 77

15. Tabel 4.15 Menurut Pengaruh Kegiatan Ekonomi Masjid Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Responden………………………………………………… 78

Page 9: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Susunan Struktur Organisasi Kepengurusan Masjid

Ittihadul Muhajirin

Page 10: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah 

Pada hakikatnya Indonesia adalah Negara dengan jumlah muslim terbesar

di dunia dan Negara dengan jumlah masjid atau mushalah terbanyak di dunia,

sekitar satu juta buah masjid dan mushalah telah berdiri di Indonesia.1 Menurut

Depag jumlah resmi masjid dan mushalah sebanyak tujuh ratus ribu (700.000)

unit, dengan perincian 30 % dari jumlah keseluruhan adalah masjid besar, bagus

dan megah, 50 % bagus dan 20 % sederhana.2 Bila kita membandingkan dengan

jumlah kuantitasnya jelas sekali Indonesia kaya akan masjid, jumlah yang

sedemikian banyak itu sama dengan jumlah masjid dari Maghribi sampai

Banglades.3 Sejatinya jumlah masjid dan mushalah yang besar itu bisa

menciptakan generasi-generasi muda islam yang beriman dan bertaqwa,

sehingga mampu menjembatani tali ukhuwah dan memajukan Islam Indonesia.

Dalam lintasan sejarah umat Islam, kita mengetahui masjid pertama kali yang

dibangun oleh Rasulullah sendiri ketika beliau hijrah adalah masjid Quba yang

beliau buat bersama para sahabat dengan komponen dasar bangunan tersebut

1 Sofyan Syafri Harahap, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta, Pustaka Quantum, 2004) h. 5

2 Ahmad Sutardji, Visi, Misi dan Langkah Strategis PDMI dalam Pengelolaan Masjid (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002) Cet ke-2, h. 17

3 “Manajemen Masjid” Republika, (Jakarta) 20 April 2007, h. 5

Page 11: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

terdiri dari pelepah-pelepah kurma.4 Dalam konteks Quba inilah, Allah SWT

sendiri telah melegitimasi keberadaannya lewat Al-Quran yang mengacu pada

niat serta proyeksi pembuatan masjid itu sendiri oleh Rasulullah dengan bahasa

Quran ussisa ‘ala taqwa (dibangun/didirikan atas dasar ketakwaan kepada

Allah). Proyeksi besar Nabi tidak lain adalah upaya memfungsikan masjid

sebagai media dan basis riil perjuangan umat Islam yang ketika itu jumlah

masjid masih sedikit. Dengan pengertian lain masjid memiliki banyak fungsi

selain fungsi tempat ibadah. Menjadikan masjid sebagai media yang multi

fungsi bukan tanpa alasan bagi Rasulullah, dengan strategi demikian, terbukti

semakin banyak jumlah muslim dari hari ke hari. Lebih-lebih, kaum Anshor

(orang-orang muslim asli Madinah) selalu berupaya membantu Nabi beserta

para sahabat dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan.

Terlepas dari perbedaan pendapat ulama tentang masjid yang dijuluki

Allah sebagai masjid yang dibangun atas dasar takwa. Hal ini juga dijelaskan

dalam firman Allah surat At-Taubah 108,

4 Ali K, Sejarah Islam Tarikh PraModern (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Ed 1. Cet ke-4, h. 62

Page 12: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (At – Taubah 108) yang jelas bahwa keduanya (Masjid Quba dan Masjid Nabawi)

dibangun atas dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki

landasan dan fungsi seperti itu. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah Saw

meruntuhkan bangunan kaum munafik yang juga mereka sebut masjid, dan

menjadikan lokasi itu tempat pembuangan sampah dan bangkai binatang,

karena di bangunan tersebut tidak dijalankan fungsi masjid yang sebenarnya,

yakni ketakwaan.5 Al-Quran melukiskan bangunan kaum munafik itu sebagai

berikut :

☺ ☺

)107:التوبة (

Artinya : Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk

5 M. Quraish Shihab, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (Jakarta: Mizan, 2002) h. 31

Page 13: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang Telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak dahulu mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (At-Taubah : 107)

Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya sehingga lahir

peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari

sepuluh peranan yang telah diemban oleh Masjid Nabawi,6 yaitu sebagai

berikut:

1. Tempat ibadah (shalat dan zikir)

2. Tempat konsultasi dan komunikasi ( ekonomi, sosial dan budaya)

3. Tempat pendidikan

4. Tempat santunan sosial

5. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya

6. Tempat pengobatan para korban perang

7. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa

8. Aula dan tempat menerima tamu

9. Tempat menawan tahanan, dan

10. Pusat penerangan atau pembelaan agama

Agaknya masjid pada masa silam mampu berperan sedemikian luas,

disebabkan antara lain oleh: keadaan masyarakat yang masih sangat berpegang

teguh kepada nilai, norma dan jiwa agama, kemampuan Pembina-pembina

6 Ibid h. 32

Page 14: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

masjid menghubungkan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat dengan uraian

dan kegiatan masjid. Manifestasi pemerintah terlaksana di dalam masjid, baik

pada pribadi-pribadi pemimpin pemrintahan yang juga menjadi khatib/imam,

atau ruangan masjid yang menjadi tempat kegiatan pemerintahan.7

Keadaan itu kini telah berubah, sehingga timbullah lembaga-

lembaga baru yang mengambil alih sebagian peranan masjid di masa lalu,

yaitu organisasi-organisasi keagamaan swasta dan lembaga-lembaga

pemerintah, sebagai pengarah kehidupan duniawi dan ukhrawi umat

beragama. Lembaga-lembaga itu memiliki kemampuan material dan teknis

melebihi masjid. Sehingga berakibat fungsi masjid pada saat ini hanya sebatas

tempat ibadah, pengkerdilan fungsi masjid juga bukan hanya karena

bermunculan lembaga-lembaga itu saja, tetapi juga dikarenakan pola pikir dan

mentalitas pengurus masjid. Dikotomisasi fungsi masjid sebagai tempat ritual.

sunah adalah sebuah kesalahan yang masih subur dilingkungan pengurus

masjid, sebagian pengurus masjid masih ada yang melarang khatib berbicara

masalah politik didalam masjid. Keberlangsungan aktifitas masjid seharusnya

muncul dari inisiatif pengurusnya, apabila pengurusnya berani maka hiduplah

masjid itu, tetapi bila pengurusnya tidak bersemangat maka tidak akan ada

7 Ibid

Page 15: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

transformasi semangat yang lahir dari masjid yang memberikan ruhnya kepada

aktivitas jamaah.8

Fungsi masjid yang luas ketika masa-masa keemasan Islam sudah menjadi

sejarah pada saat ini, untuk saat ini tidak perlu-lah kita berbicara tentang fungsi

masjid yang sedemikian luas itu, dewasa ini sudah menjadi rahasia umum

bahwa banyak sekali masjid yang bagus, besar dan megah dari sisi hardwear-

nya saja, tetapi dari segi softwear terlihat lusuh. Namun hal itu masih terlihat

wajar bila dibandingkan dengan banyaknya masjid yang bergantung kepada

jama’ahnya dari segi financial untuk terus hidup, sekalipun memang masjid

adalah tanggung jawab umat islam, seharusnya masjid sebagai sentral

pergerakan umat islam mampu untuk berdiri sendiri, hal itu dikarenakan masjid

akan dapat dan mampu menjadi pusat pengembangan dan pembentukan

generasi muslim yang beriman, bertaqwa dan kompeten, bukan hanya

dipusingkan dengan urusan-urusan kebutuhan masjid itu saja.

Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) ada tiga fungsi masjid

Pertama, masjid dapat difungsikan sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah,

maupun ibadah sosial. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada

Allah SWT, seperti sholat, mengaji dan lainnya. Tentu, secara tidak langsung,

ibadah-ibadah tersebut juga ada hubungannya dengan masyarakat. Sedangkan

sebagai pusat ibadah sosial, masjid dapat difungsikan untuk mengelola zakat,

8 Noer Chaniago, “Tingkatkan Peran Ubudiyah Masjid”, Republika. 4 Maret 2007.

Page 16: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, menjaga kebersihan dan kesehatan

bersama, melaksanakan kurban, dan membantu peningkatan ekonomi ummat.

Kedua, memanfaatkan masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat,

melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki masjid, seperti khutbah,

pengajian, kursus ketrampilan yang dibutuhkan anggota jamaah, dan

menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat. Dan yang

ketiga membina persatuan umat.

Bila menilik dari pendapat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan sejarah

masjid di masa lampau, terlihat jelas masjid tidak hanya berfungsi sebagai

tempat ibadah namun semua hal yang bersifat sosial maupun ekonomi bisa

dilakukan oleh masjid. Salah satu fungsinya adalah mengembangankan dan

membantu ekonomi umat, dengan kata lain semua asset-aset yang dimiliki oleh

masjid bisa digunakan untuk membantu menaikan taraf hidup jama’ahnya.

Dewasa ini program kembali ke masjid di masyarakat sudah terasa

kencang gaungnya, kembali ke masjid bukan hanya kembali meramaikan

masjid hanya dengan praktek-praktek ibadah melulu, tetapi benar-benar

menjadikan masjid sebagai sentral kehidupan masyarakat, baik sosial, budaya

maupun ekonomi. Terlebih lagi di dalam masalah ekonomi, masjid diharapkan

memainkan peran yang besar didalamnya, karena masjid memiliki ikatan yang

kuat dan solid dengan masyarakat. Disana terdapat tokoh kharismatik yang

dipercaya oleh jamaah sehingga berpotensi menjadi motivator paling

Page 17: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

berpengaruh di masyarakat untuk bisa keluar dari kemiskinan menuju

masyarakat yang lebih sejahtera.9

Dalam konteks ini, masjid dapat dijadikan wahana penguat ekonomi umat.

Potensi yang besar ini sangatlah disayangkan jika tetap diabaikan, karena

masjid sebenarnya berpeluang dalam mendorong kemandirian ekonomi umat.

Cuma yang terjadi saat ini, pemberdayaan ekonomi masjid untuk pengentasan

kemiskinan tersebut belum dikelola secara professional, trasparan, akuntabel,

jujur dan penuh keikhlasan.10

Jikalau potensi ekonomi dari masjid dapat dikelola dengan manajemen

professional dan transparan maka ada beberapa keuntungan yang dapat diraih.

Pertama, potensi ekonomi masjid dapat mengurangi beban pemerintah, Karena

ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mengurangi jumlah

masyarakat yang miskin. Kedua, potensi ekonomi masjid bias mengurangi

ketergantungan dana dari pihak asing, terutama pinjaman luar negri untuk

penanggulangan kemiskinan. Ketiga, potesi tersebut dapat membangun

kemandirian ekonomi umat.11 Gerakan pemberdayaan ekonomi masjid dapat

juga dimaknai sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan

pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, seperti baitul mal, unit pelayanan

9 Saifullah Yusuf, ”Masjid Basis Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 5 Januari 2007. 10 Muhtadi, “Pemberdayaan Masjid untuk Pengentasan Kemiskinan”, Republika. 27

September 2007. 11 Ibid.

Page 18: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

zakat, infak dan sedekah.12 Jadi, masjid menyimpan potensi umat yang besar.

Jika digerakan secara optimal,akan meningkatkan kesejahteraan umat, minimal

bagi jamaah masjid itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka topik

ini jadi menarik dibahas, alasan inilah yang mendorong penulis untuk

mengajukan penulisan skripsi dengan judul : Masjid Sebagai Sentral

Pemberdayaan Ekonomi Umat.

B.   Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan

Mengingat banyaknya jumlah masjid di Indonesia, maka penulis

mengambil pada masjid Ittihadul-Muhajirin Pamulang. Agar pembahasan

ini tidak meluas maka penulis hanya membatasinya permasalahan hanya

pada fungsi masjid terhadap perberdayaan ekonomi umat.

2. Perumusan Permasalahan

Ketika wacana pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid bergulir

dimasyarakat dan banyak masjid-masjid merealisasikan di lapangan maka

penulis merasa tertarik meneliti apakah wacana ini benar-benar telah

direalisasikan sesuai dengan fungsi masjid pada jaman Rasulallah

(khususnya dalam bidang ekonomi) dan apakah telah mencapai tujuan yang

12 Saifullah Yusuf, “Masjid Basis Pengentasan Kemiskinan”, Republika . 5 Januari 2007

Page 19: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

dikehendaki. Maka dengan ini penulis melakukan penelitian dengan objek

program pemberdayaan ekonomi umat masjid Ittihadul Muhajirin, dimana

masjid ini telah menjalankan program ini sekitar 7 tahun.

Dalam melakukan penelitian penulis menitik beratkan pada program

yang dimiliki, respon masyarakat, kendala dan solusinya serta hasil yang

diperoleh oleh masyarakat setelah mengakses program tersebut.

Untuk merealisasikan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka

penulis mencoba merumuskan masalah untuk memudahkan pembahasan

selanjutnya, adapun rumusannya adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana peran masjid Ittihadul Muhajirin terhadap pemberdayaan

ekonomi umat?

b. Program apa yang direalisasikan masjid Ittihadul Muhajirin dalam

pemberdayaan ekonomi umat?

c. Apa saja kendala yang dihadapi masjid Ittihadul Muhajirin dalam

pemberdayaan ekonomi umat dan bagaimana penyelesaiannya?

d. Bagaimana respon masyarakat sekitar masjid Ittihadul Muhajirin

terhadap kegiatan ekonomi yang dijalankan masjid?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh masjid terhadap pemberdayaan ekonomi

umat

Page 20: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

b. Untuk mengetahui program masjid dalam pemberdayaan ekonomi

umat

c. Untuk memahami kendala yang sering dihadapi masjid Ittihadul

Muhajirin dalam pemberdayaan ekonomi umat

d. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam meraih tugas

kesarjanaan strata 1 (S1) pada program studi perbankan syariah

(ekonomi islam) jurusan muamalat fakultas syariah dan hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis sendiri bermanfaat sebagai penambah wawasan,

menerapkan dan mngembangkan seluruh teori ilmu yang telah

diperoleh semasa perkuliahan serta mendapat pengetahuan dan

ketrampilan yang aplikatif dibidang lembaga perekonomian umat

(LPU) khususnya pemberdayaan ekonomi umat lewat masjid.

b. Bagi pihak DKM (dewan kehormatann masjid) masjid Ittihadul

Muhajirin, sebagai pertimbangan dalam rangka perbaikan dan

penyempurnaan program yang telah dilaksanakan dalam bidang

pemberdayaan ekonomi.

Page 21: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

c. Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dipergunakan untuk memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-

karya penelitian lapangan.

d. Memberikan informasi mengenai fungsi masjid terhadap pemberdayaan

ekonomi.

D. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di masjid al-Ittihadul Muhajirin Perumahan

Reni Jaya Pamulang Tangerang.

2. Sumber Data

a. Data primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dari responden, melalui

kuesioner dan wawancara kepada DKM atau pengurus masjid Ittihadul

Muhajirin yang berkaitan dengan masalah skripsi ini.

b. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dari sumber data dokumentasi yang

dikeluarkan pihak masjid Ittihadul Muhajirin dan literature kepustakaan

seperti buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi

skripsi ini.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Page 22: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah jamaah masjid Ittihadul Muhajirin

sebanyak 520 orang.13 Jumlah ini diambil dari jumlah data jamaah

pengajian bapak-bapak, ibu-ibu dan remaja, dan dari kegiatan masjid

lainnya seperti jumlah anggota koperasi.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu dan meliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

dianggap bisa melalui populasi. Sampel dari penelitian ini adalah

sebanyak 52 orang. Adapun penarikan sampelnya dilakukan dengan cara

random sampling (pengambilan sampel secara acak) atau probabilitas

sampling artinya semua unit populasi mempunyai kesempatan-

kesempatan untuk dijadikan sampel atau suatu sampel yang ditarik

sedemikian rupa dimana suatu elemen (unsur) individu populasi, tidak

didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi

kemungkinan.

Dalam hal ini penulis berpedoman pada buku prosedur penelitian

karangan Suharsimi Arikunto, yang menyebutkan :”sebagai ancer-ancer

dalam pengambilan sampel, maka apabila subyeknya kurang dari 100,

13 Sumber DKM masjid Ittihadul Muhajirin, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga(AD/ART) masjid

Page 23: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya apabila jumlah subyeknya besar dapat diambil

antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-

tidaknya.14

1) Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap obyek

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti

4. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun instrument pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Angket atau kuesioner, yaitu merupakan suatu cara pengumpulan data

dalam bentuk daftar pertanyaan terstruktur (tertutup), agar objek

dapat memberikan jawaban yang telah disediakan, hal ini digunakan

oleh penulis untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif

sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Wawancara, hal ini penulis lakukan untuk menggali data penelitian

melalui percakapan langsung dengan pihak terkait, yaitu pihak

pengurus masjid Ittihadul Muhajirin.

c. Riset kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data diman

penulis melakukan kunjungan langsung ke beberapa kepustakaan

14 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002) Ed revisi cet ke-2, h. 112

Page 24: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

untuk mendapatkan beberapa sumber tertulis, baik dari buku-buku,

kitab-kitab dan sumber tertilis lainnya yang ada hubungannya dengan

masalah yang sedang dibahas.

5. Teknik Analisa Data

Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara, angket dan kepustakaan diseleksi

dan disusun, setelah itu penulis melakukan klasifikasi data, yaitu usaha menggolong-

golongkan data berdasarkan kategori tertentu. Setelah data-data yang ada diklasifikasikan lalu

diadakan analisis data, dalam hal ini data yang dikumpulkan penulis adalah data kualitatif

kemudian diolah menjadi data kuantitatif maka teknik yang digunakan adalah metode analisa

statistik deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk uraian dan tabel.

Data-data yang terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan

jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi

yang biasa disebut editing. Kemudian data-data tersebut ditabulasi, yakni

disusun ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan statistik persentase

sebagai berikut :

P = F/N X 100%

Keterangan :

P : besarnya persentase

F : frekuensi (jumlah jawaban responden)

N : jumlah responden

6. Teknik Penulisan

Page 25: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi yang merupakan laporan hasil

penelitian, terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini sebagai pengantar untuk menuju

pendiskripsian isi skripsi kemudian pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan

kerangka konsep, metode penelitian, sistematika penulisan dan daftar pustaka.

BAB II KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI, bab ini

menguraikan tentang pengertian pembnerdayaan ekonomi, tujuan

pemberdayaan ekonomi, langkah-langkah strategis pemberdayaan ekonomi

dan peranan pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi umat.

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN, dalam

bab ini penulis menguraikan tentang pengertian masjid, sejarah pendirian

masjid dan perkembangannya, serta fungsi dan tujuan didirikannya masjid.

BAB IV ANALISA MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN

EKONOMI UMAT, dalam bab ini penulis menulis tentang bahasan pokok

dari skripsi yaitu, sasaran program pemberdayaan ekonomi, jenis usaha yang

dijalankan masjid, permasalahan yang sering dihadapi dan solusi

Page 26: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

permasalahan, respon dan harapan masyarakat.

BAB V PENUTUP, dalam bab terakhir ini membuat kesimpulan dari uraian-

uraian juga penjelasan yang sudah disajikan pada bab-bab terdahulu dan untuk

selanjutnya memberikan saran-saran yang sekiranya berguna dan bermanfaat

bagi masjid.

Page 27: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

BAB II

KAJIAN TEORI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

A. Pengertian dan Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Umat

Bagi masyarakat Indonesia Konsep Pemberdayaan menjadi

sangat penting terutama karena memberikan perspektif positif

terhadap orang miskin, hal ini dikarenakan jumlah penduduk miskin

pada tahun 2002 mencapai 35,7 juta jiwa dan 15,6 juta jiwa (43%)

diantaranya masuk kategori fakir miskin. Secara keseluruhan,

prosentase penduduk miskin dan fakir miskin terhadap total penduduk

Indonesia adalah sekira 17,6 persen dan 7,7 persen. Ini berarti bahwa

secara rata-rata jika ada 100 orang Indonesia berkumpul, sebanyak

18 orang diantaranya adalah orang miskin, yang terdiri dari 10 orang

bukan fakir miskin dan 8 orang fakir miskin15. Maka tidak heran kenapa

konsep pemberdayaan menjadi sangat penting, karena orang miskin

tidak dipandang sebagai orang yang serba kekurangan (misalnya,

kurang makan, kurang pendapatan, kurang sehat, kurang dinamis)

dan objek pasif penerima pelayanan belaka. Melainkan sebagai

orang yang memiliki beragam kemampuan yang dapat dimobilisasi

untuk perbaikan hidupnya16.

15 Lily Bariady dkk. Zakat dan Wirausaha, (Jakarta, CED) cet-1h. 50 16 Ibid, h. 51

Page 28: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Umat

Ada banyak pengertian tentang pemberdayaan, namun dari

segi bahasa, pemberdayaan berasal dari kata inggris yaitu

empowerment, berasal dari kata power yang berarti kemampuan

berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan em

berasal dari kata latin atau yunani yang berarti didalamnya,

karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri

manusia17.

Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia

pemberdayaan berasal dari kata daya yang berarti tenaga atau

kekuatan, pemberdayaan adalah upaya membangun sumber

daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk

mengembangkannya. Juga bisa diartikan sebagai upaya

pendayagunaan pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil

yang sempurna18.

Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas

horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan

potensi, pemanfaatan sebaik-baiknya dengan hasil yang

17 Ibid, h. 53 18 Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Sinar Harapan, 1997) h.317

Page 29: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

memuaskan, ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat

dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya19.

Pemberdayaan juga berarti upaya untuk meningkatkan harkat

dan martabat lapisan masyarakat dalam kondisi yang kurang

mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan, dengan kata lain adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat20.

Sedangkan menurut Ife yang dikutip dari buku Lili Bariadi “Zakat

dan Wirausaha”Cet-1 h.54, menjelaskan bahwa Pemberdayaan

bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang

lemah atau tidak, menurut Swift dan Levin Pemberdayaan

menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui

pengubahan struktur sosial, menurut Rappaport Pemberdayaan

adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan

komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa

atas) kehidupannya dan menurut Parson yang mempengaruhi

kehidupannya Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan

mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam,

berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,

kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga. Pemberdayaan

19 Lili, Zakat dan Wirausaha, h. 53 20 Mubyarto, Membengun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE, 2000) Cet ke-1 h.263

Page 30: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,

pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya21

Dengan demikian konsep keberdayaan pada dasarnya adalah upaya

menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab yang semakin

efektif secara struktural dalam bidang politik, sosial, budaya dan ekonomi

baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional maupun

internasional.

Ada beberapa pengertian mengenai ekonomi umat.

Pertama, ekonomi umat identik dengan ekonomi pribumi

Indonesia yang jumlahnya 97% dari jumlah penduduk Indonesia,

sedangkan umat Islam sendiri 87% dari total jumlah penduduk.

Konsekuensi dari pengertian ini adalah jika dilakukan

pembengunan nasional yang merata secara vertikal dan

horizontal maka hal ini berarti juga pembangunan ekonomi umat

islam22.

21 Bariadi, Zakat dan Wirausaha, h. 54

22 M. Darmawan Raharjo, Islam dan Transpormasi Sosial Ekonomi, (Yogyakarta, Pelajar Pustaka,1999) Cet-1 h. 355

Page 31: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Kedua, yang dimaksud ekonomi umat adalah sektor-sektor

yang dikuasai oleh muslim santri23, batasan ini memiliki batasan

sendiri karena sulit membedakan mana yang santri mana yang

abangan. Indikator ini sering digunakan untuk melihat sektor

ekonomi umat, kita bisa melihat pada UKM-UKM yang dikelola

oleh Muhamadiyah, NU, PERSIS dan lain-lainnya.

Ketiga, ekonomi umat adalah badan-badan yang dibentuk

dan dikelola oleh gerakan Islam24.

Keempat, arti ekonomi umat adalah segala kegiatan ekonomi

dan upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu

sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan25.

Kelima, menurut Muslim Nasution definisi ekonomi umat adalah

suatu sistem ekonomi partisifatif yang memberikan akses fair dan

adil bagi seluruh masyarakat didalam proses produksi dan distribusi

serta konsumsi nasional tanpa harus mengorbankan fungsi sumber

daya alam dan lingkungan sebagai sistem pendukung kehidupan

masyarakat secara berkelanjutan26.

23 Ibid h. 369 24 Ibid h. 370

25 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman sosial, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999) Cet ke-1 h. 66

26 Ibid, h. 43

Page 32: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Berdasarkan definisi tersebut, maka secara operasional dapat

dijabarkan bahwa ekonomi umat pada dasarnya merupakan

kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sektor riil yang mampu

menyerap potensi sumber daya yang ada dan tersedia di

masyarakat setempat secara swadaya dan hasilnya ditujukan

untuk kemakmuran seluruh anggota masyarakat bukan untuk

orang atau golongan tertentu.

Setidaknya ekonomi umat yang dituju memiliki ciri sebagai

berikut27: pertama, pembengunan ekonomi yang partisifatif dan

menempatkan ekonomi umat pada posisi yang lebih besar serta

memberi peluang seluas-luasnya dan didukung dengan

pemihakan pada pelaku ekonomi umat sehingga dapat

menggulirkan keseimbangan peran antara pelaku ekonomi di

masa depan.

Kedua, penyebaran dan perluasan kepemilkian asset ekonomi

produktif ketangan rakyat agar dapat dimiliki oleh sebagian

besar rakyat.

Ketiga, penguatan sumber pembiayaan hingga terwujud

ekonomi kesetaraan dan pengembangan secara total bagi

27 M Azir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (jakarta, Nuansa Madani, 2001) cet-1 h. 3

Page 33: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang mempunyai

potensi.

Keempat, menyebarkan kesempatan berusaha kepada

ekonomi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang dalam

proses kelanjutan proses produksinya dapat menciptan inovasi,

kreativitas, produktivitas dan penerapan tekhnologinya dari yang

paling sederhana hingga penciptaan nilai tambah yang berarti

dan berdaya saing kuat.

Kelima, kemandiirian ekonomi yang kokoh dan tangguh serta

mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber dana atau

pinjaman dana produk, barang modal hingga bantuan luar

negeri.

Keenam, upaya kemitraan, kabersamaan, kekompakan serta

kesetiakawanan antara pelaku ekonomi untuk penguatan dan

penajaman daya saing dalam menyongsong era globalisasi

ekonomi.

Ketujuh, kebijaksanaan industri pemerintahan lebih menitik

beratkan pada pengembangan dan kekuatan industri rakyat

yang saling mempunyai keterkaitan dan ketergantungan dengan

industri besar, dimana kekuatan industri rakyat ditempatkan pada

posisi sentral dalam sekala usaha nasional.

Page 34: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Kedelapan, kebijakan pengembangan industri dapat

beriringan dari kawasan sekitar perkotaan dengan daerah

pedesaan yang berbasis pada sumber daya daerah yang

bersangkutan untuk semua sektor ekonomi potensial yang

adasehingga dapat memperkuat kegiatan usaha ekonomi rakyat

disegala kawasan dan daerah.

Kesembilan, kebijakan dan ketenaga kerjaan yang dinamis,

berorientasi pada pengembangan kewirausahaan yang tangguh

dan berpihak pada rakyat banyak, terutama dalam mengelola

tenaga kerja yang tinggi sehingga dapat melahirkan tenaga kerja

yang tahan banting, yang bermental serta bersemangat

wirausaha, yang pada gilirannya akan melahirkan usahawan

yang akan menggerakan dan mengendalikan ekonomi rakyat.

Kesepuluh, kedudukan ekonomi rakyat pada akhirnya

meupakan salah satu kancah berwirausaha dan menyerap

tenaga kerja dalam jumlah yang luar biasa banyaknya sehingga

dapat memberikan manfaat secara luas bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Jadi bila dilihat dari penjelasan diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa definisi pemberdayaan ekonomi umat adalah

sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan

Page 35: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan ekonomi pribumi dalam masyarakat, terlebih lagi

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagi

tujuan, maka pemberdayaan ekonomi umat menunjuk pada

keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan

perekonomian yaitu masyarakat pribumi yang miskin, sehingga

dapat berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti

memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan

sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.

2. Tujuan pemberdayaan ekonomi umat

Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu

dan masyarakat menjadi lebih mandiri. Dimana kemandirian

tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan

mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian

masyarakat adalah suatu kondisi yang dialami masyarakat yang

ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta

melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai

pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan

Page 36: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

mempergunakan daya kemampuan yang terdiri kemampuan

kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan sumber

daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.

Kondisi kognitif adalah kemampuan berpikir yang dilandasi

oleh pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam rangka

mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif

merupakan suatu perilaku yang terbentuk yang diarahkan pada

perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pembangunan dan

pemberdayaan. Kondisi afektif adalah sense yang dimiliki oleh

masyarakat yang diharapkan untuk diintervensi dalam mencapai

keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kondisi psikomotorik

merupakan kecakapan ketrampilan yang dimiliki masyarakat

sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan

pembangunan28.

Terjadinya keberdayaan dalam empat aspek tersebut akan

memberikan kontribusi pada tercapainya kemandirian

masyarakat yang dicita-citakan. Karena dalam masyarakat akan

terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi dengan kecakapan

ketrampilan, diperkuat oleh rasa memerlukan pembangunan dan

perilaku sadar akan kebutuhannya tersebut.

28“Pemberdayaan Masyarakat” diakses tanggal 12 Maret 2006 http//www.Replubika.co.id,

Page 37: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Pemberdayaan ekonomi umat mengandung tiga misi, yaitu29 :

pertama, misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang

berpedoman pada ukuran-ukuran ekonomi bisnis yang lazim dan

bersifat universal, misalnya faktor-faktor produksi, lapangan kerja,

laba, tabungan, investasi, ekspor-impor dan kelangsungan usaha.

Kedua, etika dan ketentuan hukum syari’ah yang harus menjadi

ciri kegiatan ekonomi umat Islam. Ketiga, membangun kekuatan

ekonomi umat Islam sehingga menjadi sumber dana pendukung

dakwah Islam yang dapat ditarik melalui zakat, infak, shodaqoh

dan wakaf sehingga menjadi bagian dari pilar perekonomian

umat Islam.

Dalam mencapai misi pertama yang menjadi pelaku bisnis

tentu saja umat Islam dan nilai-nilai budaya kaum muslimin bisa

mempengaruhi jenis komoditi baik barang dan jasa yang

memenuhi kriteria halalan wa thayiban, yakni barang dan jasa

yang halal menurut syariah Islam yang memenuhi kualitas tertentu.

Bagaimana barang dan jasa itu diproduksi, diperdagangkan dan

dikonsumsi tergantung pada faktor-faktor utama, yaitu kualitas

sumber daya manusia dan tingkat perkembangan pendidikan

29 Ibid

Page 38: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

dan ilmu pengetahuan serta teknologi umat Islam yang tidak bisa

dilepaskan dari kondisi Indonesia secara keseluruhan.

Aspek kedua, etika dan syariah yang merupakan ciri khas

persoalan ekonomi bisnis dalam pandangan Islam, kaum muslimin

harus berbisnis berdasarkan etika, misalkan tidak boleh menimbun

barang ketika masyarakat kelangkaan akan barang-barang

dengan maksud untuk mencari keuntungan.30

Pemberdayaan ekonomi umat tidak terlepas dari pemberdayaan

ekonomi masyarakat keseluruhan. Dalam hal ini pemberdayaan

ekonomi umat dapat dilihat dari dua sisi, pertama, menciptakan

suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang, hal ini juga berarti pemberdayaan umat bukan

membuat umat menjadi tergantung pada berbagai program

pemberian (charity), tapi tujuannya adalah memajukan diri ke

arah kehidupan yang lebih baik serta berkesinambungan. Kedua,

memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh umat,

penguatan ini memerlukan langkah nyata, antara lain

menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan

akses ke dalam berbagai peluang (opportunities), pemberdayaan

30 Ibid

Page 39: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

ini meliputi upaya pokok seperti peningkatan taraf pendidikan dan

derajat kesehatan serta akses ke dalam sumber-sumber ekonomi.

B. Langkah-langkah strategis Pemberdayaan ekonomi

Dalam memberdayakan ekonomi umat tentu ada langkah-

langkah strategis agar semua yang diupayakan dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Beberapa langkah dalam pemberdayaan

ekonomi diantaranya: Pertama, peningkatan akses seluruh umat ke

dalam akses produksi yaitu harus ada permodalan pada saat

diperlukan dan dalam jangkauan untuk memanfaatkannya. Kedua,

teknologi yang aplikasinya dapat meningkatkan produktifitas dan

segera member hasil berupa peningkatan pendapatan serta

informasi sebagai syarat bagi umat untuk mempunyai akses dalam

proses pembangunan. Ketiga, meningkatkan pelayanan pendidikan

dan kesehatan dalam meningkatkan sumber daya manusia.

Keempat, penguatan industry berbasis pertanian (agro based

industry), proses industry mengarah kepedesaan dalam

memanfaatkan potensi setempat (resource based) yang umumnya

agro industry. Kelima, menciptakan dan merangsang tumbuhnya

tenaga kerja mandiri dan jiwa wirausaha. Keenam, mengembangkan

dan menegakan perangkat kelembagaan (institusi) termasuk

peraturan perundang-undangan untuk kepentingan umat secara

konsekuen.

Page 40: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Selain keenam langkah tersebut perlu adanya identifikasi

kelemahan sekaligus jalan keluar, yakni dengan cara menggerakan

ekonomi umat setidaknya melalui : Pertama, system informasi yang

handal dan mencakup daerah yang luas. Hal ini perlu agar tidak ada

disparitas informasi yang bisa dimasuki spekulan yang tidak

bertanggung jawab. Kedua, aksesbilitas modal. Biasanya ini yang jadi

masalah atau kendala utama bagi para pengusaha mikro. Ketiga,

infrastruktur baik hardware maupun software.

Selanjutnya pemberdayaan dapat dilakukan melalui beberapa

tahap, tahap – tahap yang harus dilalui tersebut adalah sebagai

berikut31:

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju

perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan

peningkatan kesadaran tinggi.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan

pengetahuan, kecakapan-ketrampilan agar terbuka

wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga

dapat mengambil peran didalam pembangunan.

31 “Tahapan pemberdayaan Masyarakat”, diakses tanggal 8 Agustus 2007 http//www.Replubika.co.id

Page 41: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-

ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan

kemampuan inlovatif untuk mengantarkan kemandirian.

Tahap pertama merupakan tahap persiapan dalam proses

pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pihak pemberdaya

berusaha menciptakan prakondisi, supaya dapat memfasilitasi

berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif. Dengan

demikian akan tumbuh kesadaran akan kondisinya saat itu, dan

dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka

tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa

depan yang lebih baik.

Pada tahap kedua masyarakat akan menjalani proses belajar

tentang pengetahuan dan kecakapan-ketrampilan yang memiliki

relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut.

Sehingga akan bertambah wawasan dan kecakapan-ketrampilan

dasar yang mereka butuhkan.

Tahap ketiga adalah tahap pengayaan atau peningkatan

intelektualitas dan kecakapan ketrampilan yang diperlukan, agar

mereka dapat membentuk kemampuan kemandirian. Apabila

masyarakat telah mencapai tahap ketiga ini maka masyarakat dapat

secara mandiri malakukan pembangunan.

Page 42: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dalam proses pemberdayaan ini terdapat macam-macam

bentuk dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi yang bisa kita

kembangkan pada saat ini, antara lain adalah :32

1 Pelatihan Wirausaha

Melalui pelatihan ini, setiap peserta diberikan

pemahaman terhadap konsep-konsep kewirausahaan,

dengan segala macam seluk beluk permasalahan yang

ada di dalamnya. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk

memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan actual

sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap peserta

yang nantinya diharapkan peserta memiliki pengetahuan

teoritis dan penguasaan teknik kewirausahaan dalam

berbagai bidang.

2 Pemagangan dan Pelatihan

Yang dimaksud pemagangan disini adalah pemagangan peserta

oleh perusahaan yang berkaitan dengan rencana usaha yang akan

dijalaninya kelak, pemagangan sangat perlu mengingat suasana dan

realitas usaha mempunyai karakteristik khas, yang berbeda dengan

dunia pendidikan atau kegiatan lain diluar usaha. Tanpa pengenalan

32 Ibid

Page 43: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

terhadap realitas usaha secara intens dan empiric, akan menyulitkan

seseorang melalui usahanya.

3 Permodalan

Permodalan dalam bentuk uang merupakan salah satu faktor

penting dalam pemberdayaan ekonomi, tetapi bukan yang utama. Oleh

karena itu lembaga-lembaga permodalan diharapkan mampu

memfasilitasi masyarakat dalam hal pendanaan, dikarenakan hal itu

dapat memacu dan menjadikan masyarakat yang hendak diberdayakan

memperaktekan apa-apa yang pernah dipelajari, sehingga tujuan

program pemberdayaan yang hendak dicapai terpenuhi.

C. Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat

Ekonomi rakyat atau umat pada dasarnya merupakan

kegiatan ekonomi yang bertumpu pada sektor riil, yang mampu

menyerap potensi dan sumber daya yang ada dan tersedia

dimasyarakat setempat secara swadaya, yang hasilnya ditujukan

untuk kemakmuran seluruh anggota masyarakat bukan untuk

perorangan atau kelompok.

Dalam konsep ekonomi kerakyatan atau ekonomi umat tidak

dikenal adanya pemusatan kekuasaan sumber daya alam maupun

hasil-hasilnya, sehingga menimbulkan eksploitasi yang tidak adil,

seperti yang ada pada konsep konglomerasi. Semua bentuk usaha

yang ada di Negara kita, seperti CV, PT atau perusahaan

Page 44: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

perorangan, dapat berperan aktif dalam kegiatan ekonomi

kerakyatan.

Oleh karena itu, pemerintah kita saat ini sedang dituntut untuk

lebih cerdas lagi dalam menjalankan roda perekonomian negara

dan dalam mencari sumber dana kredit untuk usaha kecil dan

menengah. Pembenahan harus segera dilakukan, karena pemerintah

mempunyai fungsi yang paling strategis dalam pengembangan

sektor riil. Perjalanan ekonomi umat saat ini memang bisa dibilang

berjalan mandiri, pemerintah berperan masih sangat sedikit.

Pembenahan sektor riil ini butuh keseriusan, integritas dan agenda

yang jelas, setidaknya ada beberapa masalah yang harus dibenahi

saat ini :33

1. Melakukan pembinaan dan pendampingan

Kondisi internal UKM dengan struktur organisasi yang tidak jelas,

manajemen yang lemah, tehnik pemasaran, tehnologi, design dan inovasi yang

masih dinilai kurang harus segera dibenahi oleh pemerintah khususnya

pemerintah daerah. Pembenahan ini dapat dilakukan melalui pelatihan ataupun

pendidikan yang mengikut sertakan pengusaha kecil dan menengah.

2 Menciptakan iklim usaha yang kondusif

33“Restrukturisasi Kredit UKM”, diakses tanggal 11 April 2007 http//www.Republika.co.id

Page 45: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Iklim usaha yang kondusif sangat mendukung ketenangan pengusaha dalam

menjalankan produksinya. Pemerintah khususnya pemerintah daerah harus

membuat aturan serta transparan, mengatur perizinan yang mudah dan murah,

mengurangi pajak-pajak yang mengikat, menindak tegas pengusaha-pengusaha

yang nakal, mencegah praktek monopoli, memberikan kemudahan bagi usaha

kecil dan menengah (UKM) untuk membuat sertifikat asset, sertifikat ini

bermanfaat untuk jaminan hutang perbankan.

3 Menciptakan peluang dan mempromosikan produk

Dengan diadakannya pameran, promosi produk di dalam maupun di luar

negri dan program swadesi akan menciptakan peluang baru bagi Usaha Kecil dan

Menengah (UKM), ditambah lagi dengan dibangunnya hypermarket-hipermatket

UKM, ini menjadi dorongan tersendiri bagi UKM.

4 Akses permodalan

Para pengusaha UKM rata-rata tidak keberatan dengan bunga yang

diberlakukan selama tidak dipersulit. Pemerintah juga harus membuat strategi

baru agar bantuan-bantuan yang disalurkan tidak mengalami kebocoran. Bantuan

juga harus diperketat hanya untuk produksi dan usaha mikro kecil dan menengah

bukan konglomerat.

5 Restrukturisasi hutang UKM

Dalam usaha memberdayakan ekonomi kerakyatan ada 2 macam cara yang

selama ini diusahakan pelopor pemberdayaan ekonomi umat, yakni:

Page 46: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

a. Melalui lembaga keuangan alternatif yang dapat menjangkau seluruh

pedesaan secara memadai dan mampu memberikan pelayanan untuk

produk jasanya berupa simpan pinjam yang kompetibel dengan kondisi

social cultural pedesaan melalui pengadaan Baitul Mal wat Tamwil

(BMT) di wilayah pedesaan.

b Konsep yang berusaha dihadirkan di desa merupakan konsep pengelolaan

dana ditingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep

otonomi daerah yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya ditingkat

perintah terendah yakni pedesaan.

D. Masjid dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Masjid

Kata masjid berasal dari bahasa arab, masjid secara etimologis

berarti tempat sujud. Jika dilihat dari segi harfiah, kata pokonya:

sujudan, fi’il madinya sajada. Fi’il sajada diberi awalan ma, sehingga

terjadilah isim makan. Isim makan ini menyebabkan perubahan

bentuk dari sajada menjadi masjidu, masjid.34 Sedangkan secara

terminologis, masjid adalah tempat melakukan ibadah dalam makna

luas.35

34 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h.118

35 Ahmad Yani, dkk, Panduan Mengelola Masjid (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2007), h.3

Page 47: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Adapun klasifikasi masjid berdasarkan jenis dan karakteristiknya

adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan jenisnya

1) Masjid Besar

Adalah masjid yang terletak disuatu daerah dimana jamaahnya bukan

hanya dari kawasan itu saja, tetapi bagi siapa saja yang berada dan bekerja

disekitar lokasi. Masjid dengan karateristik ini biasanya dibangun oleh

pemerintah, dan masyarakat disekitarnya sangat dikontrol oleh pemerintah

begitu juga dengan pengurusan dan pendanaannya bisa disamakan dengan

masjid negara.

2) Masjid Elit

Masjid ini terletak didaerah elit, jamaahnya golongan di kawasan

tertentu termasuk pengurusnya, karna masjid ini memiliki potensi sangat

besar.

3) Masjid Kota

Masjid ini terletak di kota-kota, jamaah pada umumnya terdiri dari

golongan menengah dan atas.

4) Masjid Kampus

Jamaahnya sudah tentu terdiri dari para intelektual yang aktifitasnya

sangat padat dan lebih cenderung pada wawasn dan keilmuan disamping

kesejahteraan umat.

5) Masjid Organisasi

Page 48: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Masjid untuk jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan

organisasi dan kecenderungan pemahaman tentang ajaran agama, masjid

ini dikelola oleh organisasi masjid secara otonomi.

6) Masjid Desa

Masjid ini berdiam disekitar masjid, masalah dana sangat kurang,

kwalitas pengurus sangat rendah dan potensi konflik cukup besar.

Tetapi apabila kita lihat dari karakteristik dan stratifikasinya, masjid

terbagi menjadi36 :

a. Tipe A

Yang termasuk tipe ini adalah masjid Negara (masjid besar

dalam penjelasan diatas) dan masjid Propinsi (masjid Agung).

Fasilitas pengembangan meliputi; (a) kantor-kantor organisasi

ulama dan organisasi masjid tingkat wilayah, seperti; MUI, KODI,

DMI dan remaja masjid. (b) ruang pertemuan (c) ruang rapat (d)

ruang kegiatan perekonomian, meliputi; koperasi, mini market,

bisnis club, BMT dan bank syariah. (e) wisma pengurus/imam (f)

balai pendidikan (g) balai kesehatan. Di Indonesia masjid Negara

direfresentasikan oleh masjid Istiqlal Jakarta.

b. Tipe B (Masjid Kabupaten (masjid raya dan masjid agung))

c. Tipe C (Masjid besar, tingkat kecamatan dan kelurahan)

Fasilitas yang harus dikembangkan adalah; (a) kantor-kantor

organisasi ulama tingkat kecamatan dan kelurahan, (b) ruang

36 Sofyan Syafri Harahap, Pedoman Manajemen Masjid,(Jakarta: Pustaka Quantum Prima, 2000) h. 84

Page 49: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

pertemuan (c)ruang kursus (d) ruang kegiatan perekonomian

seperti; BPRS dan koperasi (e) balai pendidikan dan poliklinik.

d. Tipe D (Masjid kecil (masjid lingkungan RW dan RT))

Fasilitas standar yang harus dimiliki masjid adalah; (a)

ruangan ibadah (b) kantor masjid (c) tempat wudhu (d) WC/kamar

mandi/Urinior.

Dari penjelasan diatas dapat kita ambil garis besarnya bahwa

masjid yang disebut layak dan ideal adalah apabila masjid tersebut

telah memenuhi standarisasi seperti yang telah termaktub diatas.

Sekalipun memang tidak dapat dipungkiri masih banyak masjid di

Indonesia yang jauh dari standar diatas, namun bila saja sebuah

masjid hanya memiliki satu ruangan saja yang digunakan untuk

tempat beribadah tanpa ruangan-ruangan pendukung lainnya,

maka sah saja bangunan itu disebut masjid, karena pada hakikatnya

masjid adalah tempat beribadah.

2. Fungsi dan Tujuan Didirikannya Masjid

Masjid mempunyai fungsi utama sebagai tempat umat muslim

bersujud kepada Allah SWT, sedangkan bangunan masjid yang

didirikan umat muslim bertujuan untuk melaksanakan shalat

berjamaah dan berbagai keperluan lainnya yang terkait dengan

kemaslahatan umat serta mempunyai tujuan untuk meningkatkan

solidaritas dan silaturahmi diantara sesama kaum muslim.

Page 50: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Disamping itu, jika kita lihat kembali pada zaman Rasulullah dan

masa-masa kejayaan islam, masjid bukan hanya menjadi tempat

shalat, tetapi menjadi tempat kegiatan kaum muslim. Diantaranya

kegiatan dibidang pemerintahan, yang mencakup ideologi, politik,

ekonomi, social, peradilan dan kemiliteran, dibahas dan dipecahkan

dilembaga masjid. Masjid pada saat itu, berfungsi pula sebagai pusat

pengembangan kebudayaan islam, juga sebagai tempat halaqah

atau diskusi, mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu agama secara

khusus serta pengetahuan umum secara luas.

Pada saat ini, banyak masjid dibangun setiap tahunnya, baik oleh

masyarakat secara bersama-sama, organisasi-organisasi,

kemasyarakatan, serta oleh pemerintah sendiri. Bangunan masjid

tersebut, banyak yang mempunyai arsitek yang indah dan megah

dengan kontruksi yang sangat mahal. Namun terkadang disayangkan

keindahan dan kemegahan bangunan masjid yang tersebar

diseluruh penjuru negri tidak menunjukan tingkat kesejahteraan bagi

para jemaahnya, bahkan yang lebih ironisnya untuk biaya

pemeliharaan masjid tersebut seringkali dilakukan dengan cara

meminta-minta dipinggir jalan, sehingga menurunkan citra umat islam

secara keseluruhan. Padahal, jika masjid kita artikan hanya sebagai

tempat sujud semata, tentulah bangunan khusus fisik masjid tidak

diperlukan karena pada dasarnya semua bumi Allah adalah tempat

Page 51: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

sujud. Shalat bisa dilakukan dimana saja, di rumah, di kantor,

dilapangan terbuka, asalkan bukan di tempat-tempat terlarang

seperti diatas kuburan.37 Menurut mubaligh ibu kota KH. Anwar Sanusi,

“Kalau masjid diperuntukkan hanya untuk shalat, umat islam bisa

shalat dimana saja. Sebab bumi Allah itu semuanya adalah masjid.

Umar bin Khatab waktu masuk Palestina, disebelah gereja dia

melakukan ibadah shalat. Jadi shalat umat Islam dapat dilakukan

dimanapun yang dianggap tidak halangan sama sekali,” ujarnya.38

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan

tentang sujud kepada Allah dapat dilakukan di seluruh permukaan

bumi yang tidak terikat pada tempat, karna seluruh permukaan bumi

ini adalah tempat bagi kaum muslim untuk sujud kepada allah.

Dalam hal ini yang dimaksud Rasulullah SAW masjid sebagai

tempat sujud bukan seperti dalam pengertian fisik sekarang ini

melainkan tempat sujud segala kebenaran. Karena itu mestinya umat

Islam diharapkan dapat membangun koperasi di masjid, tempat

musyawarah di masjid, idarah di masjid, bahkan membicarakan

tentang kemakmuran masyarakat juga di masjid. Dalam muktamar

37 Ibid 38 Anwar Sanusi, “Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” artikel diakses pada

tanggal 14 maret 2008 dari http://www.kabarindonesia.com/

Page 52: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

“Risatul Masjid” pada tahun 1975 di Makkah, disepakati bahwa masjid

dikatakan berperan dengan baik jika memiliki:39

a. Ruang shalat yang memenuhi persyaratan kesehatan

b. Ruang khusus wanita yang memungkinkan mereka keluar

masuk tanpa bercampur dengan pria, baik digunakan

untuk shalat maupun untuk membina keterampilan mereka

c. Ruang pertemuan dan perpustakaan

d. Ruang poliklinik dan ruang “perawatan “ jenazah

e. Ruang bermain, berolah raga dan berlatih bagi remaja

Namun apabila kita kaji secara lebih dalam, sebenarnya sangat

banyak fungsi masjid yang dapat dikembangkan untuk mengangkat

harkat umat islam. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Masjid merupakan tempat umat muslim beribadah dan mendekatkan diri

pada Allah,

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri,

menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan

pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan

jiwa dan raga serta kebutuhan pribadi,

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan

persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat,

39 “Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” artikel diakses pada tanggal 14 maret 2008 dari http://www.kabarindonesia.com/

Page 53: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkosultasi, mengajukan

kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan,

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan

kegotongroyongan didalam mewujudkan kesejahteraan bersama,

f. Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan

kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin,

g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader

pemimpin umat,

h. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan menyalurkannya,

i. Masjid tempat melaksanakn pengaturan dan supervisi sosial.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya

fungsi dan tujuan didirikannya masjid bukan hanya untuk tujuan

ibadah semata, namun memiliki fungsi yang lebih luas sebagai sentral

pengembangan Islam baik dalam bidang sosial, pendidikan maupun

ekonomi. Hal ini bukan sebuah pengembangan dari fungsi utama

masjid sebagai tempat ibadah, namun hal ini adalah fungsi-fungsi lain

dari masjid, sebagaimana yang Nabi Allah Muhamad SAW lakukan

terhadap Masjid Nabawi. Dimana Masjid Nabawi dijadikan Nabi

sebagai pusat pergerakan umat Islam selain juga tempat melakukan

ritual ibadah.

E. Sejarah Berdirinya Masjid

Page 54: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Masjid adalah institusi pertama yang dibangun Rasullah SAW pada

periode Madinah. Pendirian masjid pertama bertarikh 12 Rabiul Awal

tahun pertama hijriah adalah masjid Quba, terletak di kota Madinah.40

Hal ini juga dijelaskan dalam perpektif Alquran dan sejarah karna

masjid memiliki kontribusi yang besar dalam menopang perjuangan

Rasulullah SAW pada masa-masa awal penyebaran agama Islam,

maka bangunan pertama yang dibangun Rasulullah SAW saat hijrah ke

Yasrib (yang kini dikenal dengan Madinah) adalah sebuah masjid ,

yakni masjid Quba. Begitu juga setiba di kota kedua kaum muslimin itu,

Rasulullah juga membangun masjid, yang kini popular dengan sebutan

Masjid Nabawi al-Syarif. Menurut mubaligh ibu kota KH Anwar Sanusi,

masjid adalah bangunan pertama yang didirikan rasulullah SAW begitu

hijrah dari Mekah ke Madinah. Masjid tumbuh sebagai pusat budaya

dan ibadah.41

Meskipun bangunan-bangunan masjid pada saat itu sangatlah

sederhana, seperti Masjid Nabawi di Madinah yang dibangun hanya

berupa sebuah tanah berpagar batu bata. Masjid itu terbuka dan

dilindungi oleh batang pohon kurma, salah satu serambi digunakan

untuk melindungi orang-orang yang sholat agar tidak terkena sinar

40 Ibid 41 Anwar Sanusi, “Fungsi Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” artikel diakses pada

tanggal 14 maret 2008 dari http://www.kabarindonesia.com/

Page 55: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

matahari langsung, dan serambi yang lain merupakan rumah orang-

orang Mekah yang hijrah bersama Rasullah, dan beliau sendiri tinggal

dibangunan sederhana yang bangun berlawanan dengan sisi luar

sebelah timur dinding masjid. Barulah setelah beliau wafat orang-orang

Islam membangun masjid secara eksklusif sebagai tempat ibadah.

Page 56: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

BAB III

PROFIL MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN

A. Profil Masjid Ittihadul Muhajirin

1. Gambaran umum Masjid Ittihadul Muhajirin

Masjid Ittihadul Muhajirin berdiri pada tahun 1990, berawal dari

tuntutan dan saran warga Reni Jaya Baru terhadap developer akan

kebutuhan warga atas sarana ibadah, maka pada tahun 1990

berdirilah sebuah masjid dengan bangunan satu lantai yang dinamai

Ittihadul Muhajirin, yang berarti persatuan orang-orang yang pindah.42

Tahun 1998 Masjid Ittihadul Muhajirin mengalami kerusakan

yang cukup parah, maka untuk memperbaikinya dibentuklah panitia

pembangunan Masjid Ittihadul Muhajirin, yang perannya

mendapatkan dana dari masyarakat sekitar lingkungan masjid dan

juga dari pihak-pihak lainnya, dikarenakan pembangunan masjid

bukan hanya merehab tapi membangun ulang secara permanen

bangunan masjid menjadi dua tingkat.

42 Wawancara pribadi dengan Drs. H. Khamim, ketua DKM masjid Ittihadul Muhajirin Jakarta 18 Mei 2008

Page 57: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Selain memiliki fungsi sebagai tempat penyelenggaraan

ibadah, masjid Ittihadul Muhajirin juga memiliki fungsi sosial,

pendidikan dan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari adanya badan-

badan otonom dibawah kepengurusan masjid yang bertanggung

jawab terhadap Taman Pendidikan al-Quran (TPQ), Badan Amil Zakat,

Infak dan Shadaqah, Baitul Maal Watamwil (BMT) dan lain-lain.43

Dengan kata lain Masjid Ittihadul Muhajirin berupaya agar mampu

menjadi masjid yang memiliki fungsi seperti masjid pada masa-masa

awal Islam, bukan hanya memiliki fungsi sebagai tempat

menyelenggarakan peribadatan saja, namun juga memiliki fungsi

sosial, edukasi dan ekonomi.

2. Visi dan Misi Masjid Ittihadul Muhajirin44

Visi Masjid Ittihadul Muhajirin adalah sebagai wahana bagi

pengembangan dan pengalaman ajaran Islam secara baik dan

benar sesuai al-Quran dan As-Sunah.

Sedangkan misi Masjid Ittihadul Muhajirin adalah terbentuknya

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa

ta’ala pada suatu tatanan kehidupan masyarakat yang islami dalam

Negara kesatuan Republik Indonesia sesuai UUD 1945 dan Pancasila.

43 Ibid 44 Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ADRT) masjid Ittihadul Muhajirin, Jakarta

18 Mei 2008, h. 7

Page 58: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

3. Lokasi dan Tata Letak Masjid Ittihadul Mujahidin

Masjid Ittihadul Muhajirin terletak di Jl Amarta Raya No.1

Perumahan Reni Jaya Baru Pamulang Tanggerang Banten, dengan

suhu rata-rata berkisar antara 27°C sampai 32° C.

Masjid memiliki lahan seluas 2100 M², terdiri dari:

a. Bangunan masjid seluas 800 M².

b. Bangunan kantor kepengurusan seluas 15 M².

c. Bangunan kantor Koperasi dan BMT seluas 55 M².

d. Bangunan kios-kios makanan seluas 145 M².

4. Struktur Kepengurusan Masjid Ittihadul Muhajirin tahun 2006 - 2011

M/1426 – 1431 H :

Penasehat : 1. Lurah Pamulang

2. Lurah Pondok Benda

3. Ketua RW 012 Pondok Benda

4. Ketua RW 017

5. Drs. H. Mahmud Uy. MM

6. Drs. Dayat Hidayat MM

7. Yahya S. Almusyawa

Page 59: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

8. Buchori

Ketua : 1. Drs. H. Khamim Mpd

Wakil Ketua : 2. Drs. Adnan H. AR

Sekretaris : 1. H. Yagus Sukiyanto

Wakil Sekretaris : 2. Ust. Mahilli Syaiin Hasan

Bendahara : 1. H. Mardin

Wakil Bendahara : 2. Ust. Prayitno Hadi

Bidang-bidang :

Peribadatan : 1. Ust. Drs. Romlan Syamsuri

2. Ust. Agus Marjoko

Dakwah dan Pendidikan : 1. Ust. Ketut Abu Ubaidah

2. Ust. Mat Rasyim

Pembangunan dan Perawatan : 1. Ir. Jaelani

2. Ir. Eddy Kuriadi

Usaha : 1. Zaenal Arifin

2. H. Erizal

3. Rakino, MM

Page 60: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Sosial : 1. H. Ridwan

2. Drs. H. Komarudin

Humas dan Kerjasama : 1. Iwanto

2. Choirudin

3. Ketua Rt di lingkungan Rw 012 dan 017

Bidang Otonom :

BAZIS : 1. Ust. Abd. Rahman

STRUKTUR KEPENGURUSAN MASJID ITTIHADUL MUHAJIRIN PAMULANG

PENASEHAT

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

Page 61: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Gambar 3.1

5. Program Kerja

DONATUR

BIDANG KERJA SAMA

BIDANG USAHA

BIDANG

BIDANG DAKWAH

DAN PENDIDIKA

N

BIDANG PEMBANGUNAN

DAN PEMANFA

BIDANG PERIBADA

TAN

TPQ/TKA

IRMIM

BAZIS

Page 62: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dalam kepengurusan masjid Ittihadul Muhajirin sempat

mengalami beberapa kali pergantian, namun tepatnya pada

kepengurusan kali ini yang dimotori oleh ketua DKM pak H. Khamim

dengan latar belakang pendidikan pasca sarjana dan salah satu

pegawai di departemen pendidikan nasional, berupaya untuk

merubah fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah pokok

saja seperti solat dan mengaji, tetapi juga sebagai tempat

pengembangan potensi masyarakat khususnya jamaahnya dalam

berbagai hal terutama masalah ekonomi. Dengan adanya program

seperti ini diharapkan agar dapat menciptakan masjid yang mandiri

dalam memenuhi pengeluaran rutinnya dan menggerakan jiwa

masyarakat bahwasannya semua kegiatan yang sesuai syariah Islam

itu dapat dikembangkan lewat masjid. Adapun program kerja yang

berkaitan dengan bidang kegiatan yang sedang dibahas adalah :45

a. Pemelihara Masjid.

Membantu kegiatan Sekretariat dalam mengelola kegiatan

kesekretaritan.

Membantu menyelenggarakan surat menyurat kegiatan masjid

Ittihadul Muhajirin;

45 Ibid, h. 10

Page 63: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Membantu menyelenggarakan pengarsipan surat menyurat

dan dokumen kegiatan Masjid Ittihadul Muhajirin;

Membersihkan Masjid dan lingkungan Masjid Ittihadul Muhajirin;

Mengumpulkan dana dari para donatur;

Menjadi Imam Rawatib dan Jum’at jika Imam yang

bersangkutan berhalangan;

Menjadi Muadzin pada setiap sholat lima waktu dan Jum’at

(jika Muadzin yang bersangkutan berhalangan)

b. Bidang Pembangunan dan Perawatan.

1) Kelompok Pembangunan Gedung :46

a) Penyelesaian bangunan gedung TPQ / TKQ lantai 2;

b) Penyelesaian risplang bangunan induk Masjid lantai

2.

c) Penataan sarana / prasarana di lingkungan masjid

dan sekitarnya;

d) Pembuatan tempat pemotongan hewan qurban.

e) Membuat Pintu depan tangga utama (arah timur).

f) Membuat pintu dan pagar ditempat – tempat yang

dianggap perlu.

46 Ibid, h. 14

Page 64: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

g) Pengeboran sumber air di area parkir sebelah selatan

(Menara).

h) Pembangunan Menara masjid;

2) Kelompok Mekanikel / Elektrikel

a) Penambahan Daya dan pengalihan jalur saluran

listrik (Gardu PLN);

b) Pemeliharaan system air bersih;

c) Pengadaan lampu emergency;

d) Pengadaan Genset.

3) Kelompok Perawatan / Keindahan

a) Pengadaan peralatan kebersihan (tangga dan

perkakas);

b) Perawatan taman & lingkungan;

c. Bidang Usaha

1) Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan usaha yang dapat

memberikan penghasilan untuk menunjang sebagian

kebutuhan dana dalam rangka pencapaian program

Page 65: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

kerja Masjid Ittihadul Muhajirin sesuai visi dan misi yang

telah ditetapkan dengan kaidah usaha yang Islami.47

2) Sasaran

Dalam melaksanakan kegiatan, sasaran usaha yang

dilakukan :

a) Melaksanakan dan mengelola koperasi jama’ah

masjid.

b) Melaksanakan dan mengelola usaha perdagangan

melalui BMT.

c) Melaksanakan dan mengelola pelayanan

kesehatan.

d) Melaksanakan dan mengelola penjualan hewan

qurban.

e) Melaksanakan dan mengelola Kelompok Bimbingan

Ibadah Haji / Umroh.

f) Melaksanakan dan mengelola bidang usaha lain.

3) Target Usaha

Memenuhi kebutuhan dana yang diperlukan oleh

Pengurus Masjid sesuai dengan target yang telah

47 Ibid, h.18

Page 66: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

ditetapkan dalam Rancangan Anggaran & Biaya (RAB)

Masjid Ittihadul Muhajirin serta mengembangkan potensi

ekonomi jama’ah.

4) Kegiatan Bidang Usaha

a) Sub. Bidang Usaha Koperasi.

b) Sub. Bidang Usaha BMT.

c) Sub. Bidang Usaha Qur’ban.

d) Sub. Bidang Usaha Pelayanan Kesehatan.

e) Sub. Bidang KMIH / Umroh / Haji Plus.

f) Sub. Bidang Usaha Lain.

d. Bidang Sosial

Penggalian dana dari warga dilingkungan RW 012 Pondok

Benda, RW 017, 020, 021 Pamulang Barat, untuk kegiatan :

a) Pengurusan Jenazah.

b) Bea siswa bagi anak yatim dan dhuafa.

c) Pembinaan Muallaf.

d) Pernikahan ( akad nikah ).

e) Khitanan masal.

f) Mengadakan Penyuluhan tentang Narkoba ).

Page 67: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

g) Membantu peningkatan kesejahteraan bagi dhuafa.

h) Pembuatan kartu tetap untuk donatur

e. Bidang Humas dan Kerjasama.

1) Membuat data jumlah umat Islam dilingkungan RW 012

Pondok Benda, RW 017, 020, 021 Pamulang Barat;

2) Menampung aspirasi umat.

3) Menjalin hubungan dengan lembaga – lembaga /

instansi.

4) Mensosialisasikan program – program masjid kepada umat

Islam.

f. Badan Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh (BAZIS)48

a) Melaksanakan pendataan mustahiq dilingkungan RW

012 Pondok Benda, RW 017, 020, 021 Pamulang Barat.

b) Penyuluhan tentang kewajiban mengeluarkan zakat.

c) Bekerjasama dengan Bazis tingkat Kelurahan,

Kecamatan dan Kabupaten.

d) Menyalurkan kepada para mustahiq.

e) Memberikan imbalan jasa kepada Petugas

Pengumpul dan Penyalur Zakat.

48 Ibid, h. 23

Page 68: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

f) Membuka pos pelayanan di masjid dan

pengambilan ke rumah – rumah.

g) Melaksanakan evaluasi terhadap para mustahiq.

B. Sasaran Pemberdayaan Ekonomi

Masjid Ittihadul Muhajirin terletak diantara perbatasan dua kelurahan yakni

kelurahan Pamulang Barat dan kelurahan Pondok Benda. Namun demikian warga

sekitar tetap antusias untuk datang ke masjid tersebut menunaikan ibadah.49

Upaya pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan masjid Ittihadul Muhajirinn

diperuntukan kepada seluruh masyarakat perumahan Reni Jaya Baru, khususnya untuk

jamaah yang berada dilingkungan sekitar masjid yakni Rw 12 dan Rw 17.50

Jika dilihat dari sisi pendidikan, jamaah yang aktif turut berperan dalam kegiatan

pemberdayaan ekonomi ini antara lain : jamaah yang latar belakang pendidikannya

SLTP ( 9,6%), SLTA (52,9%), Diploma (11,6%), Sarjana (27,9%). Jika lihat dari sisi

usia : jamaah yang berusia (15th – 25th = 26,9%), usia (26th – 35th = 13,5%), usia

(36th – 50th = 38,5%) dan usia (50th ke atas = 21,1%), dan banyaknya persentase pada

bidang kegiatan usaha yang dijalankan masjid dalam penberdayaan ekonomi

jamaahnya adalah : usaha BMT (Baitul Mal wat Tamwil) sebanyak 39,8%, Tabungan

Haji sebanyak 9,2%, Tabungan Qurban sebanyak 9,2%, Koperasi sebanyak 17,4%,

49 Dokumentasi Profil Masjid Ittihadul Muhajirin Perumahan Reni Jaya, Pamulang, h. 4 50 Ibid

Page 69: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Pelayanan Dokter Praktek sebanyak 12,2%, Sewa Kios sebanyak 5,1%, dan untuk

Sewa Tenda dan Kursi serta usaha lainnya sebanyak 7,1%.51

Jenis Usaha Yang Dijalankan Masjid Ittihadul Muhajirin

Dalam sebuah blog, dinyatakan bahwa belakangan ini banyak

orang barat yang menyukai masjid, seperti yang terjadi di Kanada dan

Inggris.52 Karena masjid benar-benar menjadi simbol pusat kebudayaan

dan ekonomi. Menurut mereka, di dalam masjid segalanya sudah

aman, orang-orangnya jujur sehingga tak perlu lagi mencari orang

untuk mengelola dan mengembangkan potensi masjid sebagai sentral

budaya, sentral ibadah dan sentral ekonomi. Bahkan pada saat ini,

sejumlah pengelola masjid mulai membangun pusat ekonomi didekat

masjid seperti wartel, kantin, tempat resepsi pernikahan dan aktivitas

masjid lainnya. Dengan demikian diharapkan agar masjid dapat

mandiri dalam membiayai pengeluaran rutinnya.

Senada dengan ungkapan diatas, masjid Ittihadul Muhajirin yang

letak keberadaannya sangat strategis ditengah-tengah masyarakat

komplek perumahan Reni Jaya Baru, mengharapkan dapat berperan

dalam masyarakat tidak hanya sebagai tempat yang memfasilitasi

51 Sumber data diperoleh dari hasil angket, Jakarta 6 Juli 2008 52 “Pemberdayaan ekonomi lewat masjid “ diakses pada 20 Januari 2008 dari

http://www.kabarindonesia.com

Page 70: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

kebutuhan umat dibidang ibadah semata tetapi juga berperan

memfasilitasi dalam hal kegiatan ekonomi umatnya. Segenap pengurus

DKM (dewan ketua masjid) masjid Ittihadul Muhajirin telah

merealisasikan program pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar

khususnya untuk para jamaahnya, melalui pengembangan usaha

masjid. Adapun kegiatan usaha yang dijalankan oleh masjid adalah :

1. Koperasi

Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang berorientasi

kepada pelayanan yang dapat memberikan sumbangan yang

kaya kepada realiasi sasaran suatu perekonomian Islam.53 Dengan

penekanan Islam pada persaudaraan, maka koperasi dalam

berbagai bentuk dapat membantu memecahkan persoalan yang

menguntungkan bagi pihak manapun. Oleh karena itu, sudah

sepantasnya jika saat ini umat muslim mulai mendirikan koperasi-

koperasi di masjid yang beranggotakan jamaahnya.

Tidak jauh berbeda dengan alasan tersebut, koperasi jamaah

masjid Ittihadul Muhajirin yang mulanya hanya sekumpulan kecil

warga sekitar masjid yang bergabung dalam urusan simpan pinjam

dan pada akhirnya sepakat membentuk koperasi dan menjadi

53 Ibid

Page 71: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

bagian dari unit usaha masjid. Ini terjadi karena banyaknya minat

masyarakat yang ingin turut serta.

Koperasi masjid Ittihadul Muhajirin mempunyai program

melaksanakan dan mengelola koperasi jama’ah Masjid Ittihadul

Muhajirin. Kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi

adalah unit simpan pinjam, unit perdagangan umum,

pemberdayaan ekonomi jama’ah yang semuanya untuk

kesejahteraan anggota dan sumber penerimaan infaq untuk Masjid

Ittihadul Muhajirin.

Unit usaha simpan pinjam dilakukan dengan memberikan

pinjaman kepada anggota setelah memenuhi syarat tertentu dan

pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara mencicil pinjaman

pokok ditambah infaq untuk koperasi yang besarnya sukarela yang

merupakan pendapatan koperasi. Semua hasil usaha koperasi yang

dihitung pada setiap akhir tahun takwin / tahun buku, dibagi dua

untuk infaq masjid dan anggota. Mekanisme pembagiannya akan

diatur kemudian dan disepakati bersama anggota.

Jumlah anggota koperasi jama’ah masjid Ittihadul Muhajirin per

desember 2007 adalah 112 orang, dengan jumlah total iuran pokok

dan wajib sebesar Rp 10.226.200 dan marjin keuntungan sebesar Rp

2.200.000. saat ini koperasi masjid Ittihadul Muhajirin telah

Page 72: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

memberikan pelayanan peminjaman kepada anggota mulai

tanggal 01 Februari 2006 dengan besaran pagu pinjaman dan masa

pengembalian yang telah ditentukan.

Sebagai kelengkapan dan tertib organisasi pada tahun 2007

lalu telah dibuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Koperasi yang disesuaikan dengan kekhususan sebagai koperasi

jama’ah masjid.

2. BMT(Baitul Maal wat Tamwil)

BMT, jika diartikan menurut istilah adalah balai usaha terpadu

yang diharapkan menjadi lembaga pendukung kegiatan ekonomi

masyarakat kecil, bawah dan menengah dengan berlandaskan

syariah.54 Jika dilihat dari sudut ekonomi Islam, yakni lembaga

keuangan Islam yang kegiatannya mengelola dana yang besifat

nirlaba (sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infak dan

sedekah, yang kemudian disalurkan kepada delapan asnaf

mustahik yaitu fakir, miskin, amil, mualaf, budak gharimin, fisabilillah

dan ibnu sabil. Maka dari itu, atas dasar tersebut masjid Ittihadul

Muhajirin mendirikan BMT 4 (empat) tahun silam. Dengan harapan

dapat membantu jamaahnya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

54 Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2007) h.291

Page 73: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Adapun program pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

Melanjutkan usaha yang ada berupa Toko BMT dengan

penghitungan kembali modal awal sejak pengelolaan toko

diserahkan ke Bidang Usaha. Pengelolaan BMT dibawah tanggung

jawab bidang usaha dengan tenaga pengelola yang akan

diusahakan oleh Penanggung jawab BMT.

Sasaran usaha BMT selain retail toko juga akan mengefektifkan

pesan – antar bulanan kepada pelanggan tetap yang diharapkan

dapat meningkatkan omzet penjualan yang cukup signifikan.

Direncanakan akan dibuat dan disebarkan sticker nomor telp BMT

untuk ditempel di masing – masing rumah jama’ah.

Dalam laporan keuangan per-desember 2007 didapati bahwa

modal awal BMT sebesar Rp 26.975.385. penyertaan sebesar Rp

1.000.000, hibah sebesar Rp.2.310.000 dan cadangan modal sebesar

Rp.1.840.000. sehingga jumlah total modal kerja sebesar

Rp.32.125.385. sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

perkembangan BMT selama 4 tahun masih stagnan.

Dahulu kegiatan BMT berupa sarana memenuhi kebutuhan

masyarakat baik berupa barang maupun pembiayaan(pinjaman

modal tanpa ada syarat dalam pengembalian) atau disebut juga

dengan Qordul Hasan, karena dana yang digunakan adalah dana

Page 74: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

zakat, infak dan shodaqoh dari masyarakat yang kemudian

disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu sebagai modal

usaha, dengan ini diharapkan agar dana zakat dapat berkembang

produktif bukan hanya memenuhi kebutuhan konsumtif semata.

Namun seiring perjalanannya sering kali menemui kendala dan

hambatan sehingga pada saat ini BMT hanya bergerak dibidang

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.

3. Tabungan Qurban.

Kurban adalah menyembelih hewan ternak sebagai suatu

bentuk ibadah kepada Allah Swt pada hari raya Idul Adha. Dalam

dimensi Ilahiah, qurban bermakna upaya mendekatkan diri kepada

Allah Swt sebagai ucapan rasa syukur atas rizki yang telah diberikan

dalam jumlah yang lebih dari sekedar kebutuhannya atau bahkan

sangat berlimpah.55 Selain itu, sebagai upaya untuk membantu dan

memberikan kebahagiaan terhadap kaum dhuafa sehingga

hubungan antara si kaya dan si miskin tetap terjaga secara

harmonis. Hingga saat ini jika kita perhatikan ketika menjelang hari

raya Idul Adha semakin banyak minat masyarakat untuk berkurban.

Dengan alasan tersebut masjid Ittihadul Muhajirin melalui

pengurusnya berinisiatif untuk membantu memfasilitasi jamaah

55 Ibid h.209

Page 75: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

maupun masyarakat sekitar masjid dalam berkurban. Ada dua

fasilitas yang diberikan oleh masjid : (1) menyediakan hewan kurban

pada saat menjelang hari raya Idul Adha, agar masyarakat tidak

perlu merasa kesulitan untuk mencari hewan ternak yang akan

dikurbankan. Apalagi masyarakat perumahan Reni Jaya Baru

mayoritas adalah pekerja yang terlalu sibuk dengan rutinitasnya.

Sehingga diharapkan dengan usaha ini dapat memudahkan

masyarakat untuk beribadah kurban. (2) memberikan fasilitas

tabungan kurban, ditujukan kepada masyarakat ekonomi

menengah yang ingin berkurban tetapi merasa kesulitan ekonomi

jika harus membeli hewan kurban ketika menjelang hari raya Idul

Adha. Adapun program kegiatan pelaksanaan dan

pengembangan tabungan kurban serta penjualan hewan kurban

sebagai berikut 56:

Tabungan qurban dilakukan dengan menggunakan kartu tabungan bagi setiap

jama’ah yang berniat untuk melaksanakan qurban dengan cara menabung melalui

majlis taklim yang ada dilingkungan Masjid Ittihadul Muhajirin maupun langsung

ke bidang usaha masjid. Mengingat setiap tahun dipastikan melaksanakan qurban,

untuk itu bidang usaha akan menyediakan langsung hewan qurban yang diperlukan

untuk jama’ah. Banyaknya kisaran 50 sampai 70 ekor diantaranya kambing dan

56 Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Masjid Ittihadul Muhajirin, h. 9

Page 76: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

sapi pertahun hewan qurban yang disiapkan pengurus masjid tergantung banyaknya

permintaan.

4. Pelayanan Kesehatan.

Mempunyai program kegiatan memberikan pelayanan

kesehatan berupa praktek dokter dan khitan yang dilakukan untuk

melayani jama’ah dilingkungan masjid maupun masyarakat umum.

Pelayanan praktek dokter tersebut merupakan cikal bakal

terbentuknya Klinik yang cukup memadai untuk pelayanan

kesehatan masyarakat di masa mendatang.

5. KMIH / Umroh / Haji Plus.

Salah satu fungsi utama masjid adalah ubudiyah atau ibadah.ini

berarti, masjid seharusnya dijadikan oleh kaum muslimin sebagai

pusat peribadatan sehingga karenanya pula jamaah masjid harus

mendapat bimbingan beribadah dengan sebaik-baiknya menurut

yang dicontohkan Rasulullah Saw. Salah satu ibadah yang menjadi

puncak pengalaman ruhani kaum muslimin adalah ibadah haji,

yang harus dilakukan minimal sekali dalam seumur hidup. Agar

jamaah haji bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik, maka

pengurus masjid harus memprogram pelayanan bimbingan ibadah

haji. Lagi pula seluruh jamaah masjid harus mendapat motivasi atau

dorongan yang kuat dari pengurus masjid untuk bisa melaksanakan

Page 77: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

ibadah haji, meskipun dari sisi dana belum mampu.57 Sehingga

jamaah termotivasi untuk mengukuhkan niatnya dan lebih giat lagi

menyisihkan nafkahnya untuk berhaji.

Oleh karena itu, masjid Ittihadul Muhajirin membentuk unit usaha

tabungan haji dan bimbingan manasik haji yang bekerja sama

dengan travel haji dan umroh. Meski terbilang masih baru, terbentuk

2(dua) tahun yang lalu dengan jumlah jamaah yang sudah siap

diberangkatkan saat ini berjumlah 21 orang, akan tetapi usaha ini

dikembangkan untuk fasilitas jamaahnya. Program kegiatannya

adalah melaksanakan dan mengembangkan tabungan haji serta

membentuk Kelompok Bimbingan Manasik Haji / Umroh bagi para

jama’ah yang berkeinginan menunaikan Ibadah Haji / Umroh ke

Tanah Suci.

6. Usaha Penyewaan Kios

Kios usaha yang dibangun masjid adalah salah satu kegiatan

usaha yang berguna untuk menambah pemasukan kas masjid. Saat

ini kios usaha yang dibangun masjid berjumlah 9(sembilan) ruang

kios. Kios usaha ini disewakan kepada masyarakat khususnya bagi

jamaah dilingkungan masjid, dan bagi penyewa hanya dikenakan

57 Yani, Panduan Mengelola Masjid, h. 377

Page 78: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

wajib infak sebesar Rp 150.000/bulan.58 Persyaratan lainnya yakni,

penyewa harus membeli bahan pokok untuk dagangannya di toko

semabako BMT. Namun 3 (tiga) ruang kios digunakan oleh masjid

untuk usaha pangkas rambut, toko alat-alat listrik dan cuci steam

motor.

Untuk penggalian dana bagi Pembangunan, Perawatan dan

Dakwah Sub. Bidang usaha telah mengembangkan dan

mengoptimalkan penggunaan Bangunan Induk Lantai 1 (Serba

Guna) untuk kegiatan Ummat Islam khususnya dibidang Resepsi

(Khitan / Perkawinan) dan kegiatan lainnya dengan syarat-syarat

dan kondisi tertentu yang akan diatur kemudian oleh Pengurus.

Semua usaha yang dikelola oleh Bidang Usaha Masjid harus

berpegang teguh pada azas usaha berdasarkan tuntunan syari’at

Islam. Setiap kebijakan yang menyangkut kegiatan usaha yang

dilakukan oleh penanggung jawab sub bidang usaha harus

berdasarkan koordinasi dan kesepakatan semua pengurus dan

anggota bidang usaha dengan persetujuan Pengurus masjid dan

58 Wawancara Pribadi dengan H. Yagus Sukiyanto. Sekretaris DKM Masjid Ittihadul Muhajirin, Jakarta 15 Juni 2008.

Page 79: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

tidak menyimpang dari visi, misi serta program masjid secara

keseluruhan.59

Permasalahan Serta Solusi Permasalahan

1. Permasalahan

Untuk memakmurkan masjid melalui optimalisasi peran dan fungsinya tidaklah

mudah, diperlukan kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari para

pengelola masjid.Masyarakat menilai bahwa kegiatan usaha yang telah

dijalankan oleh masjid sudah cukup baik, ini dapat dinilai dari persentase

maysrakat yang memandang kegiatan ekonomi masjid khususnya usaha-usaha

yang dijalankan masjid mendapat nilai positif dengan persentase 96,2%.60

Namun demikian segala sesuatu yang telah dilakukan sekalipun itu positif tetapi

masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini diketahui secara jelas

setelah penulis melakukan wawancara kepada pengurus harian masjid dan

beberapa jamaah yang memberikan komentarnya pada angket yang telah penulis

sebar. Mereka berpendapat bahwa banyak sekali yang masih dianggap sebuah

kekurangan dari program kerja kegiatan ekonomi yang telah terlaksana selama

beberapa tahun ini. Adapun kekurangan yang jadi permasalahan tersebut adalah

:61

Kurangnya SDM(sumber daya manusia) yang ahli dalam mengelola

kegiatan usaha tersebut. Karena selama ini pengurus ataupun pengelola masjid

59 Ibid 60 Sumber data diperoleh dari hasil angket Jakarta 6 Juli 2008 61 ibid

Page 80: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Ittihadul Muhajirin merupakan orang-orang pekerja yang kesehariannya sibuk

dengan rutinitas mereka masing-masing dan hanya bisa fokus dalam kegiatan

masjid pada saat libur kerja atau libur nasional. Sedangkan yang selalu ada(stand

by) disana hanya beberapa orang saja. Sehingga program kerja yang telah

disusun tidak sepenuhnya dapat terlaksana secara maksimal.

Menurut masyarakat yang berada disekitar masjid menilai bahwa

kurangnya sosialisasi dari pengurus masjid terhadap masyarakat mengenai

kegiatan ekonomi yang telah dijalankan masjid. Sebenarnya permasalahan itu

terjadi karena kebanyakan masyarakat tidak tau apa saja kegiatan yang sedang

dijalankan masjid dan mereka enggan untuk mencari tau hal tersebut. Dari

permasalahan inilah yang membuat seluruh kegiatan ekonomi khususnya usaha

masjid dengan program kerja yang telah dirancang sebaik mungkin oleh

pengurus tidak berjalan secara efektif.

Permasalahan yang ketiga ini adalah mengenai modal usaha yang dimiliki

masjid sangat terbatas. Dengan keterbatasan modal ini membuat masjid kesulitan

dalam mengembangkan usahanya kebidang lain. Sebagaimana diketahui bahwa

modal awal pembangunan dan pengembangan baik berupa bangunan maupun

dana untuk kegiatan-kegiatan masjid diperoleh dari : (1) Donatur tetap (2) Iuran

sukarela setiap bulannya minimal Rp1000 dari warga sekitar masjid (3) Donatur

dari instansi pemerintah dan swasta (4) Sistem investasi yang diberikan dari

jamaah/masyarakat yang akan dikembalikan setiap bulannya (5) Dana yang

diperoleh dari kotak amal yang tersedia di masjid dengan tiga alokasi : (a) untuk

Page 81: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

pembangunan masjid (b) untuk pengembangan TKQ/TPQ (c) untuk dana yatim

dan duafa.

2. Solusi Permasalahan

Upaya untuk memakmurkan masjid tidaklah mudah, diperlukan

kemampuan manajerial (idarah) dan kesiapan waktu dari para pengelola masjid.

Tentunya harus ada pembenahan internal dari jamaah masjid itu sendiri.

Setidaknya, ada beberapa yang harus diperhatikan antara lain : mengaktifkan

kepengurusan masjid, mengaktifkan kegiatan masjid, meningkatkan kepedulian

terhadap jamaah masjid, meningkatkan kualitas manajemen (idarah) masjid dan

pemeliharaan fisik (ri’ayah) masjid. Menurut Didin Hafidhuddin, ”aktivis

muslim perlu mengadakan berbagai program disertai fasilitas pendukungnya”62.

Terdapat sejumlah kegiatan yang perlu dijalankan untuk mengembalikan masjid

sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim antara lain :

a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah dalam

rangka pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim dan masyarakat

muslim.

b. Melaksanakan diskusi, seminar ataupun lokakarya tentang masalah-masalah

aktual.

c. Mengefektifkan dana zakat, infak dan sedekah dalam pemungutan dan

penyalurannya.

62 Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)

Page 82: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

d. Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bertema keislaman terutama untuk

angkatan muda.

e. Melakukan dakwah melalui buku, majalah, brosur dan lainnya agar

mendapat perhatian, misalnya dengan mendirikan taman bacaan atau

perpustakaan masjid.

Setiap permasalahan yang ada, selalu adapula langkah penyelesaiannya

selama kita masih berpikir positif dengan mengambil hikmah dari kekurangan

itu. Bahwa tidak selamanya sesuatu yang baik itu akan memberikan hasil yang

baik pula sekalipun rencana tersebut sudah terprogram dengan matang. Dari

pengamatan penulis selama terjun ke lapangan dapat disimpulkan permasalahan-

permasalahan yang ada bisa diselesaikan dengan beberapa solusi sebagai berikut

:

a. Meningkatkan kualitas kinerja kepengurusan masjid baik itu pegawai harian

maupun dewan pengawasnya agar lebih professional dalam mengelola

masjid .

b. Melatih kader-kader baru cikal bakal generasi penerus dalam memakmurkan

masjid akan datang. Diharapkan dengan pengkaderan ini mampu melahirkan

SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas yakni generasi muda yang

meliki pola pikir luas dan positif dan mempunyai jiwa yang suci untuk

berjuang mengembangkan citra masjid seperti pada zaman Rosulullah

dengan semata-mata lillahi ta’ala.

Page 83: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

c. Mensosialisasikan program kerja masjid dan seluruh kegiatan masjid yang

ada baik itu dakwah, ekonomi maupun lainnya kepada masyarakat pada saat

momen peringatan hari besar Islam dan ketika melaksanakan kegiatan kajian

rutin lainnya.

Page 84: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

BAB IV

ANALISA MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI

UMAT

A. Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Ekonomi Masjid Ittihadul

Muhajirin

Respon masyarakat ini akan dijelaskan dengan menggunakan tabel yang

telah diolah dari hasil penyebaran angket oleh penulis kepada masyarakat

khususnya jamaah masjid yang berdomisili disekitar masjid Ittihadul Muhajirin.

Jumlah masyarakat dikelurahan Pamulang barat berjumlah 9738 jiwa,

namun untuk lebih memfokuskan pada masalah yang sedang diteliti maka

penulis hanya mengambil sampel dari masyarakat yang tinggal berdekatan dan

aktif di dalam pengajian masjid sejumlah 52 orang dengan populasi sebesar 520

orang.63

a. Gambaran Umum Responden Jamaah Masjid Ittihadul Muhajirin

Bagian ini menyajikan informasi mengenal gambaran umum

responden yang berkaitan dengan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,

usia dan status perkawinan.

63 Wawancara pribadi dengan H. Yagus Sukiyanto, sekretaris DKM Masjid Ittihadul Muhajirin, Jakarta, 6 Juni 2008

Page 85: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Tabel 4.1

Identitas responden berdasarkan jenis kelamin

NO Jenis Kelamin F %

1 Laki-laki 31 59,6

2 Perempuan 21 40,4

Total 52 100

Sumber : Diolah dari data angket

Dari tabel 4.1 responden 31% laki-laki dan 21% perempuan, menunjukan

bahwa jamaah masjid Ittihadul Muhajirin berbanding sama antara laki-laki dan

perempuan, hanya saja jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dari perempuan. Hal ini

dikarenakan perempuan cenderung memilih untuk berdiam dirumah dan hanya aktif

sewaktu-waktu saja.

Tabel 4.2

Identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan

NO Jenis Pekerjaan F %

1 Pegawai Negeri 9 17,3

2 Swasta 18 34,6

3 Wiraswasta 13 25

4 Lain-lain 12 23,1

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Page 86: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dari pengamatan tabel 4.2 dapat dilihat mayoritas jamaah berprofesi sebagai

pekerja swasta, dengan persentase sebesar 34,6%, kemudian wiraswasta dengan

persentase 25%, PNS dengan persentase 17,3%, sisanya 23,1% berpropesi lainnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas jamaah Masjid Ittihadul Muhajirin adalah

pekerja yang memiliki pekerjaan tetap dan memiliki waktu kerja yang tetap pula

sehingga dapat dipastikan mereka hanya memiliki sedikit waktu luang.

Tabel 4.3

Identitas Responden Menurut Jenis Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan F %

1 SD - 0

2 SLTP 5 9,6

3 SLTA 27 52,9

4 Diploma 6 11,6

5 Sarjana 14 27,9

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Dari tabel 4.3 dapat diketahui tingkat pendidikan para responden sebagian

besar berpendidikan SLTA 52,9%, sisanya SLTP 9,6%, Diploma 11,6% dan Sarjana

27,9%.

Page 87: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan

NO Status Perkawinan F %

1 Nikah 36 69,2

2 Belum Menikah 16 30,8

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Dari tabel 4.4 dapat diketahui sebagian besar responden jamaah masjid

Ittihadul Muhajirin berstatuskan menikah 69,2% dan belum menikah 30,8%.

Tabel 4.5

Identitas Responden Berdasarkan Tingkatan Usia

NO Usia F %

1 15 th – 25 th 14 26,9

2 26 th – 35 th 7 13,5

3 36 th – 50 th 20 38,5

4 50 th – Keatas 11 21,1

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Page 88: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dari tabel 4.5 dapat diketahui dari para jamaah yang menjadi responden 36 th

– 50 th sebesar 38,5%, sedangkan usia 15 th – 25 th sebesar 26,9%, 50 th keatas

sebesar 21,1%, sisanya beusia 26 th – 35 th sebesar 13,5%.

b. Karakteristik Pengetahuan Responden Jamaah Masjid Ittihadul

Muhajirin

Tabel 4.6

( Menurut pengetahuan tentang fungsi masjid)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Ya 50 96,2

2 Tidak 2 3,8

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Dari data yang tersaji dari table nomer 4.6 dapat diambil kesimpulan bahwa

mayoritas responden mengetahui fungsi masjid bukan hanya untuk melaksanakan

ritual sunah saja, namun juga mengetahui bahwa masjid juga memiliki fungsi sosial-

ekonomi, hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah responden yang mengetahui

sebesar 96,2% dan yang tidak mengetahui hanya sebesar 3,8%.

Hal ini menunjukan bahwa program kembali ke masjid yang dijalankan oleh

pemerintah (Depag) dan oleh para pemerhati ekonomi Islam dianggap berhasil,

walaupun baru dalam taraf penyebaran informasi,

Page 89: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Tabel 4.7

(Menurut pengetahuan yang didapat)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Koran/Majalah 4 7,7

2 Media Elektronik 6 11,5

3 Buku 9 17,3

4 Pengajian / Ceramah 33 63,5

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Menurut table 4.7 media penyebaran yang efektif dalam mensosialisasikan

ekonomi Islam berbasis masjid adalah melalui media ceramah atau pengajian hal ini

ditunjukan besaran angka pada kolom pengajian / ceramah sebesar 63,5%, sisanya

ada pada buku sebesar 17,3%, media elektronik sebesar 11,5% dan Koran sebesar

7,7%.

Yang patut diperhatikan disini adalah besaran Koran yang hanya menunjukan

angka 7,7% atau pilihan yang paling sedikit, bagi penulis ini ironis pada kenyataanya

Koran adalah media informasi utama selain televisi, jika dilihat dilapangan memang

dapat dimaklumi dimana penyebaran wacana tentang ekonomi Islam berbasis masjid

memang lebih mudah ditemui di situs-situs internet ataupun lewat media buku

ketimbang lewat media Koran.

Page 90: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Tabel 4.8

(Menurut pengertian Pemberdayaan Ekonomi berbasis masjid)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Masjid melatih dan

mendidik jamaah agar

lebih terampil

13

25

2 Masjid menggerakan

ekonomi umatnya

13 25

3 Masjid

mensejahterakan

ekonomi umatnya

22

42,3

4 Lain-lain 4 7,7

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Dari table 4.8 dapat dilihat bahwasanya responden memiliki pengertian berbeda-beda tentang pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, mayoritas responden berpendapat bahwa Program pemberdayaan masyarakat berbasis masjid adalah dimana masjid mensejahterakan ekonomi umatnya, hal ini ditunjukan pada angka 42,3%. Sedangkan pengertian “masjid melatih dan mendidik jamaahnya agar lebih terampil” dan “masjid menggerakan ekonomi umatnya” berbagi angka sama, yaitu 25% dan sisanya adalah 7,7% pada pendapat lainnya.

c. Karakteristik Respon Jamaah Masjid Ittihadul Muhajirin

Tabel 4.9

(Menurut penialaian usaha yang telah dijalankan masjid)

Page 91: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

NO Alternatif Jawaban F %

1 Sangat bagus 34 65,4

2 Bagus 17 32,7

3 Kurang bagus 1 1,9

4 Tidak bagus - 0

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Berdasarkan table 4.9 dapat ditunjukan bahwa mayoritas responden

menyatakan usaha yang dilakukan oleh masjid sangat bagus ini dipilih oleh 34 orang

(65,4%) sedangkan bagus 17 orang (32,7%) dan sisanya kurang bagus 1 orang

(1,9%).Hal ini dapat dimaklumi kenapa penilaian bagus dan sangat bagus dipilih oleh

hampir semua responden dan hanya 1 orang saja yang menyatakan tidak bagus, hal

ini dikarenakan masjid berada tepat ditengah-tengah masyarakat dan juga dijalankan

oleh masyarakat yang tentunya tahu dan mengerti apa-apa saja yang memang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Tabel 4.10

(Menurut manajemen pengelolaan masjid)

NO Alternatif Jawaban F %

Page 92: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

1 Sangat bagus 29 55,8

2 Bagus 23 44,2

3 Kurang bagus - 0

4 Tidak bagus - 0

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Tabel 4.11

(Menurut tanggapan pelayanan yang diberikan)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Sangat bagus 27 52,9

2 Bagus 23 44,2

3 Kurang bagus 2 3,8

4 Tidak bagus -

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Dari tebel 4.10 Sebanyak 29 orang (55,8%) menyatakan bahwa manajemen

pengelolaan unit-unit usaha masjid sangat bagus dan sisanya 23 orang (44,2%)

menyatakan bagus.

Page 93: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dari data yang tersaji pada table 4.11 dapat diambil kesimpulan bahwa

responden menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh unit-unit usaha masjid

cenderung bagus hal ini dapat dilihat dari pilihan responden terbanyak adalah sangat

bagus sebanyak 27 orang (52,9%) yang kedua bagus 23 orang (44,2%) dan hanya 2

orang saja yang menyatakan kurang bagus (3,8%). Maka dapat diambil kesimpulan

pelayanan yang diberikan oleh unit-unit usaha masjid adalah bagus, hal ini mungkin

dikarenakan hampir mayoritas karyawan maupun jajaran pengambil keputusan adalah

masyarakat sekitar juga sehingga pola pelayanannya-pun berasaskan kekeluargaan.

Tabel 4.12

(Menurut penilaian dari sisi syariah)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Ya 52 100

2 Tidak - 0

Total 52 100

Sumber : diolah dari angket

Table 4.13

(Menurut kelompok pengguna usaha masjid)

Page 94: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

NO Alternatif Jawaban F %

1 Ya 46 88,5

2 Tidak 6 11,5

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Tabel 4.14

(Menurut penilaian pengguna usaha yang dijalankan masjid)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Sangat puas 6 11,5

2 Puas 39 75

3 Kurang puas 1 1,9

4 Tidak puas - 0

5 Lain-lain 6 11,5

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Dari tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat sepakat

dengan kegiatan usaha-usaha yang dijalankan masjid Ittihadul Muhajirin sudah sesuai

dengan syariah Islam dengan penilaian 100%.

Page 95: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Dari tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa hampir semua masyarakat yang

berada disekitar masjid Ittihadul Muhajirin, turut berpartisipasi dengan kegiatan

ekonomi yang dijalankan masjid. Ini dapat dibuktikan dengan melihat besarnya

persentase masyarakat yang menggunakan usaha-usaha masjid yakni 88,5% dan yang

belum pernah menggunakan sebesar 11,5%.

Dari tabel 4.14 diatas dinyatakan bahwa, dari pendapat masyarakat yang telah

menggunakan usaha dan produk usaha masjid mayoritas menyatakan puas sebesar

75%, yang menyatakan kurang puas sebesar 1,9% dan yang menyatakan sangat puas

berbanding sama dengan masyarakat yang belum pernah turut serta dalam kegiatan

ekonomi yakni sebesar 11,5%.

(Menurut pengaruh kegiatan ekonomi masjid terhadap

tingkat kesejahteraan responden)

NO Alternatif Jawaban F %

1 Sangat berpengaruh 6 11,5

2 Berpengaruh 24 46,2

3 Kurang berpengaruh 20 38,5

4 Tidak berpengaruh 2 3,8

Total 52 100

Sumber : diolah dari data angket

Menurut tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat yang

berpendapat ada pengaruhnya terhadap tingkat kesejahteraan hampir sebanding

dengan yang berpendapat kurang berpengaruh yakni 46,2% dan 38,5%, sedangkan

Page 96: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

yang berpendapat sangat berpengaruh hanya 11,5% dan yang berpendapat tidak

berpengaruh 3,8%.

B. Harapan Masyarakat Terhadap Perkembangan Masjid Ittihadul

Muhajirin Untuk Akan Datang

Keberadaan masjid ditengah masyarakat secara fisik jelas merupakan salah

satu pusat kegiatan keagamaan masyarakat yang sangat penting. Di dalamnya

akan dioperasionalkan beberapa refleksi keagamaan masyarakat. Selain itu,

kehadirannya juga akan ikut serta membendung upaya agama dan keyakinan

lain untuk mempengaruhi keyakinan (aqidah) masyarakat muslim seperti yang

banyak terjadi saat ini. Atas dasar fenomena tersebut, diperlukan cara yakni

dengan menggemakan bersama-sama gerakan kembali masjid. Gerakan kembali

ke masjid tersebut bukan hanya beribadah shalat di masjid saja tetapi hendaknya

memaknai kehidupan sebagai pribadi, keluarga dan umat agar selalu terpaut

dengan kesucian, kebenaran, ketundukan jiwa kepada sang khalik Allah Swt,

serta kesetaraan derajat manusia.64

Dewasa ini, gerakan kembali ke masjid dapat juga dimaknai sebagai upaya

peningkatan ekonomi mayarakat. Kegiatan pemberdayaan ekonomi berbasis

masjid yang dilakukan seperti:65 BMT (Baitul Mal wat Tamwil), unit pelayanan

zakat, infak dan sedekah. Sama halnya dengan masjid Ittihadul Muhajirin, yang

64 Budiman Mustofa, Manajemen Masjid: Gerakan Meraih Kembali Kekuatan dan Potensi Masjid (Surakarta: Ziyad Books, 2007) h. 38

65 Ibid

Page 97: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

berupaya memberdayakan ekonomi masyarakat terutama jamaah masjid,

dengan berbagai program kegiatan yang telah dilaksanakan seperti : Usaha

BMT (Baitul Mal wat Tamwil), Koperasi, Tabungan Haji dan Qurban, Usaha

Penyewaan Kios, Pelayanan Kesehatan dan lainnya, yang kesemuanya itu

dijalankan di bawah naungan divisi bidang usaha masjid. Meskipun dalam

perjalanannya sering kali mengalami hambatan, tetapi masjid Ittihadul

Muhajirin dengan segenap pengurusnya akan terus berusaha untuk menjadikan

masjid tersebut sebagaimana fungsinya seperti masjid-masjid pada zaman

Rasulullah yakni menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan umat.

Hal tersebut senada dengan apa yang diharapkan masyarakat yang berada

disekitar masjid. Dari data yang didapat penulis melalui angket yang

disebarkan secara acak kepada masyarakat sekitar masjid, mayoritas menyetujui

dan mendukung program kerja yang dilaksanakan para pengelola masjid.

Mereka merasa senang karena masjid yang berada di lingkungannya bukanlah

masjid seperti pada umumnya.66 Seperti yang kita ketahui, pada saat ini

kebanyakan masjid hanya berperan bagi jamaahnya ketika akan melaksanakan

sholat fardu dan hari-hari besar lainnya, maka tidak heran jika kita lihat banyak

masjid yang tutup ketika bukan waktunya sholat. Sedangkan masjid Ittihadul

Muhajirin tidak sama dengan masjid yang dikemukakan diatas, masjid ini selalu

berusaha memberikan semangat dan peluang bagi jamaahnya untuk turut serta

66 Sumber data diperoleh dari hasil angket, Jakarta 6 Juli 2008

Page 98: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatannya yang bertujuan

mensejahterakan masyarakat khususnya jamaah masjid baik di dunia maupun di

akhirat. Karena itulah sekalipun usaha yang dilakukan masjid kurang

memuaskan hasilnya, tetapi masyarakat berharap kepada pengelola masjid

dengan harapan :67

a) masjid dikelola dengan manajemen yang jauh lebih baik lagi dari

sebelumnya, terutama para pengelolanya harus dapat menerapkan

prinsip keprofesionalan dalam bekerja

b) berupaya menambah modal atau meningkatkan pendapatan masjid

agar dapat mengembangkan usaha-usaha masjid pada bidang lainnya

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang

c) perlunya sosialisasi dan konsolidasi kepada seluruh lapisan

masyarakat terhadap program kerja yang dijalankan masjid, agar

tidak terjadi kesenjangan dikarenakan sebagian masyarakat merasa

kegiatan yang dijalankan masjid hanya diperuntukan bagi

masyarakat tertentu saja

d) masyarakat berharap bahwa masjid Ittihadul Muhajirin ini dapat

menjalankan fungsinya sebagai pusat kegiatan umatnya terutama

dalam memberdayakan ekonomi jamaahnya.

67 Ibid

Page 99: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

C. Analisa Pemberdayaan Ekonomi Yang Dilakukan Masjid Ittihadul

Muhajirin

Allah berfirman :

☺ ☺

Artinya : Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (At-Taubah : 18)

Dalam ayat ini kata-kata memakmurkan masjid bukan hanya dalam

konteks meramaikan dengan banyaknya ritual ibadah didalamnya, tapi

memang dengan segala macam kegiatan yang bermanfaat untuk umat islam,

hal ini sesuai dengan apa yang kita lihat fungsi masjid pada masa Rasulallah,

dimana masjid menjadi pusat kegiatan agama, sosial-politik dan ekonomi.

Masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat bukanlah sebuah

wacana baru, karena sejak jaman Rasulallah SAW masjid memang sudah

memiliki fungsi ekonomi, dimana pada jaman itu di masjid dibangun baitul

mal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian

Page 100: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan, karena

memang zakat, infaq dan shodaqoh adalah instrumen penting pemberdayaan

ekonomi umat Islam pada masa itu. Pada masa ini hanya sedikit masjid yang

memiliki fungsi ekonomi, banyak orang berasumsi bahwa masjid hanya

sebagai tempat ritual ibadah, hal ini dikarenakan masih kurangnya sosialisasi

dari pihak-pihak terkait, dapat diperhatikan kebanyakan orang mengetahui

bahwa masjid memiliki fungsi ekonomi hanya dari ceramah-ceramah agama

tidak dari media-media pemberi informasi yang lain.

Ketika masjid menjalankan fungsi ekonomi maka masjid tidak hanya

mandiri dari sisi finansial saja namun juga turut membantu program

pengentasan kemiskinan dan juga membantu menaikan taraf hidup

masyarakat disekitarnya. Hal ini dikarenakan letak geografis masjid yang

sangat strategis yaitu ditengah-tengah lingkungan masyarakat, sehingga

dengan mudah masjid dapat menjangkau sumber pendanaan yaitu para muzaki

dan sasaran pemberdayaan yaitu mustahiq. Dan ketika semua program itu

direalisasikan dan dimanajemen dengan baik maka akan didapat hasil yang

positif, didalam penelitian pada masjid Ittihadul Muhajirin, program

pemberdayaan ekonomi masjid Ittihadul Muhajirin dapat dijadikan contoh,

dimana mayoritas masyarakat sekitar merasa cukup puas dengan program

ekonomi masjid yang dibuat oleh pengurus masjid, dikarenakan dengan

mengakses program-program ekonomi masjid tersebut maka masyarakat

sedikit terbantu dalam segi ekonomi.

Page 101: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid memang

menjadi potensi masjid yang sangat baik bila dikelola dengan baik pula, hal

ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, minimal bagi jamaahnya

sendiri68, namun semua baru dalam tataran konsep bila kita bicara dalam

tataran praktek maka bisa menjadi lain. Permasalahan yang biasa muncul

adalah: kekurangan sumber daya manusia (SDM). Kurangnya SDM sering

menjadi salah satu alasan yang sering dipakai DKM masjid manapun untuk

menjelaskan kenapa program pemberdayaan masyarakat berbasis masjid

mereka berjalan tertatih-tatih, namun hal ini benar adanya, pada

kenyataannya masjid sulit mendapatkan SDM yang cakap, hal ini dikarenakan

pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid adalah satu hal yang

baru, sehingga tenaga ahli yang mampu mengelola unit-unit usaha masjid juga

tidak tersedia banyak.

Yang kedua adalah kurangnya pendanaan yang dimiliki masjid. Masjid

bukan instansi profit oriented sehingga tidak banyak orang yang mau

menginvestasikan dana-nya pada masjid dan juga ketidak mampuan masjid

mengumpulkan dana dari masyarakat lewat instrument zakat, infaq dan

shadaqah, dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk berzakat,

berinfaq dan shadaqah. Hal ini berakibat tidak optimalnya program

pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid.

68 Mustofa, Manajemen Masjid: Gerakan Meraih Kembali Kekuatan dan Potensi Masjid (Surakarta: Ziyad Books, 2007) h. 58

Page 102: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Salah satu hal yang bisa dilakukan masjid untuk menutupi kurangnya

SDM yang dimiliki adalah dengan cara melatih SDM yang telah ada sehingga

mampu bekerja secara efektif, kemudian masjid melatih kader-kader muda

dengan transfer knowledge tentang manajemen pengelolaan usaha masjid,

sehingga dimasa depan masjid memiliki SDM yang cakap dalam mengelola

usaha masjid.

Sedangkan salah satu hal yang dapat menutupi kurangnya pendanaan

yang dimiliki masjid adalah dengan cara mengoptimalkan penarikan zakat,

infaq dan shadaqah dari tangan masyarakat, hal ini bisa dilakukan dengan cara

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat, berinfaq dan

bershadaqah, lewat media ceramah, diskusi agama maupun cara-cara yang

lain.

Bila pada kenyataannya hal ini dirasa belum cukup optimal maka masjid

dapat mencari pendanaan dari pihak lain, masjid dapat mengakses program

pendanaan untuk program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang

dibuat oleh pemerintah lewat bank-bank yang sudah ditunjuk. Dengan

demikian program pemberdayaan ekonomi umat masjid dapat berjalan dengan

baik dan berhasil mencapai tujuan-tujuannya baik itu meningkatkan

kesejahteraan jamaahnya maupun memandirikan masjid dalam hal

keuangannya.

Page 103: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peran masjid Ittihadul Muhajirin dalam pemberdayaan ekonomi

jamaahnya sampai saat ini belum signifikan, bila diukur dalam

meningkatkan taraf hidup jamaahnya, namun bila dilihat dari sudut peran

sertanya maka masjid Ittihadul Muhajirin bisa dianggap berhasil, karena

masjid Ittihadul Muhajirin mampu berperan sebagaimana fungsinya,

sekalipun banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

2. Program pemberdayaan ekonomi yang direalisasikan masjid Ittihadul

Muhajirin melalui kegiatan ekonominya adalah koperasi, BMT (Baitul

Maal wat Tamwil), tabungan haji dan tabungan qurban, pelayanan

kesehatan dan sewa kios. Akan tetapi dari keseluruhan kegiatan ekonomi

yang dijalankan masjid Ittihadul Muhajirin yang paling banyak diakses

oleh masyarakat adalah BMT (Baitul Maal wat Tamwil).

3. Permasalahan yang timbul dalam program pemberdayaan ekonomi masjid

Ittihadul Muhajirin adalah kurangnya Sumber Daya Masyarakat (SDM),

kurangnya sosialisasi dan minimnya dana yang dimiliki. Maka dari itu,

dalam meminimalisir kekurangan yang dimiliki masjid, pengurus masjid

terus berbenah diri dimana mereka selalu mensosialisasikan program-

Page 104: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

program masjid hampir disetiap peringatan hari-hari besar, melatih kader-

kader baru cikal bakal penerus, melatih SDM yang telah ada dan

memaksimalkan penerimaan dari zakat, infaq dan shadaqah.

4. Respon masyarakat sekitar masjid Ittihadul Muhajirin sangat baik

terhadap kegiatan ekonomi yang telah dijalankan masjid selama ini, hal ini

dapat dibuktikan dengan tingginya persentase masyarakat yang turut serta

dalam kegiatan ekonomi masjid yakni 88,5% hampir mendekati 100%.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan membahas tentang Masjid sebagai

sentral pemberdayan ekonomi umat, maka saran-saran yang kami ajukan

sebagai berikut:

1. Kurangnya sosialisasi bukan hanya oleh pihak masjid saja namun juga

oleh pemerintah khususnya Depag membuat program kembali ke masjid

hanya diketahui oleh sedikit orang saja, seharusnya melihat kurangnya

perhatian pemerintah pada hal ini pihak masjid berinisiatif sendiri

mensosialisasikan pada masyarakat, baik lewat media dakwah maupun

lewat media seminar-seminar keagamaan lainnya.

2. Minimnya dana yang dimiliki menunjukan bahwa kesadaran masyarakat

akan pentingnya berzakat masih rendah, seharusnya pihak masjid dalam

mensosialisasikan program pemberdayaan ekonomi masjid juga tidak lupa

mensosialisasikan pentingnya berzakat kepada jamaahnya, sehingga

menumbuhkan semangat berzakat didalam masyarakat.

Page 105: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

3. Jalan tengah yang juga baik untuk menutupi minimnya pendanaan adalah

menyatukan dana yang didapat dari masyarakat dan dana yang didapat

dari pemerintah, dimana pemerintah menyediakan dana untuk membantu

program pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.

4. Bagi pihak masjid perlu diadakannya pelatihan-pelatihan mengenai

bagaimana tata cara mengelola masjid untuk kemaslahatan umatnya.

Pelatihan tersebut diberikan baik untuk pengurus lama maupun generasi

baru, agar melahirkan kader baru yang berkualitas dan kompeten.

Page 106: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

DAFTAR PERTANYAAN QUESIONER ATAS RESPON MASYARAKAT

TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT LEWAT MASJID

Assalamualaikum wr wb,

Jamaah masjid Ittihadul muhajirin yang saya hormati, saya sedang melaksanakan

tugas dari kampus UIN Syarif Hidayatullah ciputat dalam rangka pembuatan tugas

akhir (skripsi). Quesioner penelitian ini sebagai bahan penghimpun data bagi saya

dalam pembuatan tugas akhir (skripsi). Untuk itu saya mohon kesediaannya kepada

jamaah untuk berkenan mengisi pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

Petunjuk Pengisian :

1. Sebelum mengisi/menjawab pertanyaan di bawah ini, sebaiknya dibaca dan

dipahami terlebih dahulu.

2. Mohon dijawab pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (x)

pada pilihan yang tersedia.

3. Apapun jawaban yang jamaah berikan, dijamin kerahasiaannya

I. Gambaran Umum Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

3. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri b. Swasta c. Wiraswasta

e. Lain-lain…

4. Pendidikan : a. SD

Page 107: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

b. Sltp

c. Slta

d. Diploma

e. Sarjana

f. Lain-lain………….

5. Status nikah : a. Belum nikah b. Nikah

6. Umur :

II. Pengetahuan Responden (respon kognitif)

1. Apakah bapak/ ibu mengetahui bahwa masjid memiliki fungsi

pemberdayaan ekonomi umat?

1. ya

2. tidak

2. Jika mengetahui dari mana informasi tersebut?

a. koran/majalah c. buku

b. media elektronik d. lain-lain.………

3. Apa yang diketahui bapak/ibu tentang maksud dari pemberdayaan ekonomi

umat lewat masjid?

a. Masjid melatih dan mendidik jamaahnya agar lebih terampil

b. Masjid menggerakan ekonomi umatnya

c. Masjid berperan mensejahterakan ekonomi umatnya

Page 108: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

d. Lain-lain……………….

III. Respon Masyarakat (respon afektif)

1. Bagaimana penilaian bapak/ibu tentang usaha yang dijalankan masjid?

a. baik b. cukup c. kurang

2. Bagaimana penilaian bapak/ibu tentang manajemen pengelolaan unit usaha-

usaha masjid?

a. baik b. cukup c. kurang

3. Bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pelayanan yang diberikan oleh

pegawai dari unit usaha yang dijalankan masjid?

a. baik b. cukup c. kurang

4. Sudah sesuaikah dengan syariah Islam kinerja unit usaha-usaha yang

dijalankan masjid?

a. ya

b. tidak

5. Apakah bapak/ibu pengguna produk-produk dari unit usaha yang dijalankan

masjid?

a. ya

b. tidak

6. Jika iya produk apa yang bapak/ibu gunakan?

a. BMT (Baitul maal wat Tamwil)

Page 109: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

b. Tabungan haji

c. Tabungan Qurban

d. Koperasi

e. Pelayanan praktek dokter

f. Travel haji dan umroh

g. Sewa kios

h. Sewa tenda dan kursi

i. Lain-lain………………

7. Bagaimana menurut bapak/ibu setelah menggunakan fasilitas usaha atau

produk yang dijalankan masjid?

a. sangat puas

b. puas

c. kurang puas

d. tidak puas

8. Adakah pengaruh dari kegiatan ekonomi masjid terhadap tingkat

kesejahteraan responden?

a. Sangat berpengaruh c. Kurang berpengaruh

b. Berpengaruh d. Tidak berpengaruh

9. Menurut bapak/ibu apa yang menjadi kelebihan dari unit usaha yang

dijalankan oleh masjid?

Page 110: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

……………….

10. Apa yang menjadi kekurangannya dari unit usaha yang dijalankan oleh

masjid?

…….................

11. Apa saran yang ingin disampaikan untuk masjid ke depan?

………………

Saya ucapkan terima kasih kepada para jama’ah yang telah bersedia mengisi

kuisioner ini. Jazakumullah khairan katsiro.

Page 111: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
Page 112: MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMATrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16197/1/CAROLINA IMRAN-FSH.pdf · MASJID SEBAGAI SENTRAL PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT