pemberdayaan ekonomi umat studi pada...
TRANSCRIPT
PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
STUDI PADA MASJID-MASJID DI KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
MAULANA HASANUDIN NIM:109046100108
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Maulana Hasanudin
NIM : 109046100108
Konsentrasi : Perbankan Syariah
Program Studi : Muamalat
Fakultas : Syariah
Alamat : Jl. Mampang Prapatan 1, No. 5a, Rt: 04, Rw: 06, Jakarta Selatan.
No. Telepon : 081213454137
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan
Hukum, Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 8 Juni 2016
Maulana Hasanudin
i
ABSTRAK
Maulana Hasanudin, NIM 109046100108. Pemberdayaan Ekonomi Umat
studi pada masjid-masjid di Kecamatan Mampang Prapatan. Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437H/2016M. Xii+84 halaman+4
lampiran.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan potensi masjid-
masjid didalam pemberdayaan ekonomi umat dan cara melakukan pemberdayaan
kepada masyarakat sekitarnya. Konsep yang dimiliki masjid untuk mengedukasi
masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi umat. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, interview dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa masjid besar atau masjid jami yang
berada di Kecamatan Mampang Prapatan pada umumnya masih dikelola dengan
tradisional, tetapi ada juga yang telah dikelola secara lebih baik dan terbuka sehingga
dapat menumbuhkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang bisa memberdayakan
masyarakat sekitar walaupun masih dalam tahapan yang belum begitu besar.
Kata Kunci : Pemberdayaan Ekonomi Umat, Masjid, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan
Pembimbing : 1. Dr. H. Supriyadi Ahmad, MA
2. Nurul Handayani, S.Pd, M.Pd.
Daftar Pustaka : Tahun 1994 sampai dengan tahun 2014
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, taufik, hidayah-Nya dan nikmat yang berlimpah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Umat
studi pada masjid-masjid dikecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan”. Shalawat
dan salam, penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Semoga kita semua mendapatkan
syafa’atnya di Yaumil Qiyamah nanti.
Meskipun banyak berbagai kesulitan dalam penyusunan skripsi ini tetapi
alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik bersifat bimbingan, petunjuk, maupun kesempatan berdiskusi.
Oleh karena itu, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Isam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. Ketua Prodi Muamalat, dan Bapak Dr. Abdurrauf,
Lc, Sekretaris Prodi Muamalat
3. Bapak DR. H. Supriyadi Ahmad, M.A, dan Ibu Nurul Handayani, S.Pd.M.Pd .
yang telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan
kesabarannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan nasihat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
4. Pengurus DKM masjid-masjid besar dikecamatan Mampang Prapatan Jakarta
Selatan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dengan
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu dosen serta segenap sivitas akademika FSH UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada penulis
dan Bu Oke atas bantuan dan informasinya dalam membantu proses penyusunan
skripsi ini, sehingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan dan staff Perpustakaan, baik Perpustakaan Utama UIN maupun
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan
bantuan untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.
7. Kedua orang tua penulis, atas segala doa dan semangat serta dukungannya baik
materiil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa
kenal lelah membimbing dan memberikan kepercayaan kepadaku untuk berkarya
dan mencari ilmu dimanapun tempatnya.
8. Teman-teman PS C 2009, Abdul Rahim, Abdillah Rizaldi Mukramin, Yudi
Akbar, Ichsan Galih Prabowo, Gurfan Lesmana, Romi Armando, Deni Suhandi,
Muhammad Nur Hadi, dan Riyan Bahtera Mutaqodim, Fitria, Irha, Webri, Citra,
Wushy, Ibrahim Jumantoro, Lukman, Islah, Farhan, Noviarti, Fatimah, Aprizal,
Fadil, Vina, Fany, Anggi,Tika, Tami, Opie, Tika Astuti, Dhita Pertiwi, Meity
Aksari dan Jenny, Erwin, Arbi, Reyhan, Sevilla, Dewi. Terima kasih atas
dukungan, bantuan dan kerjasamanya selama ini.
viii
9. Seluruh teman-teman di Fakultas Syariah dan Hukum yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan bantuan kalian.
Semoga semua kebaikan yang tulus dari semua pihak dapat diterima oleh
Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari-Nya. Aamiin.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan semua pihak yang memerlukannya. Tak lupa penulis menyadari sepenuhnya
skripsi ini masih jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan dan kemampuan
penulis, baik kemampuan akademik maupun kemampuan teknik penulisan.
Sehubungan dengan itu, besar harapan penulis munculnya saran untuk kesempurnaan
skripsi ini di waktu mendatang
Jakarta, 20 Juni 2016
Penulis
Maulana Hasanudin
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi masalah ......................................................................................... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Review Studi Terdahulu ................................................................................... 8
F. Kerangka Teori............................................................................................... 10
G. Metode Penelitian........................................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan .................................................................................... 17
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG PEMBERDAYAAN EKONOMI
UMAT DAN TIPOLOGI MASJID ........................................................ 19
A. Pemberdayaan Ekonomi Umat ....................................................................... 19
B. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Umat ......................................................... 22
x
1. Aspek Mikro ............................................................................................ 23
2. Aspek Mezzo ............................................................................................ 23
3. Aspek Makro ............................................................................................ 23
C. Pengertian Masjid........................................................................................... 25
D. Fungsi Masjid ................................................................................................. 26
E. Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat ................................... 27
F. Klasifikasi Masjid .......................................................................................... 31
G. Tipologi Masjid .............................................................................................. 34
1. Masjid Besar ............................................................................................ 34
2. Masjid Jami’ ............................................................................................. 39
BAB III PROFILE DAN GAMBARAN UMUM MASJID DI KECAMATAN
MAMPANG PRAPAPATAN, JAKARTA SELATAN ........................ 43
A. DATA MASJID DI KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN,
JAKARTA SELATAN ................................................................................ 43
1. Masjid At-Taqwa ........................................................................................... 43
2. Masjid Nurul Huda ......................................................................................... 44
3. Masjid Al-Falah ............................................................................................. 45
4. Masjid Al-Barkah ........................................................................................... 46
5. Masjid Al-Ibadah ........................................................................................... 47
6. Masjid Assa’adah As’sudairi ......................................................................... 48
7. Masjid Riyadul Abidin ................................................................................... 49
8. Masjid Al-Istiqomah ...................................................................................... 50
9. Masjid Al-Hurriyah ........................................................................................ 51
10. Masjid Jami’ Kemang .................................................................................... 52
xi
B. STRUKTUR DAN BAGAN ORGANISASI ............................................... 53
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ........................................................... 54
1. Masjid At-Taqwa ........................................................................................... 56
2. Masjid Nurul Huda ......................................................................................... 59
3. Masjid Al-Falah ............................................................................................. 61
4. Masjid Al-Barkah ........................................................................................... 66
5. Masjid Al-Ibadah ........................................................................................... 69
6. Masjid Assa’adah As’sudairi ......................................................................... 71
7. Masjid Riyadul Abidin ................................................................................... 72
8. Masjid Al-Istiqomah ...................................................................................... 74
9. Masjid Al-Hurriyah ........................................................................................ 75
10. Masjid Jami Kemang...................................................................................... 76
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 79
A. Kesimpulan .................................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 83
LAMPIRAN ..................................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Data pemeluk agama setiap Kelurahan, di Kecamatan Mampang Prpapatan .............. 4
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 klasifikasi Masjid berdasarkan status ............................................................. 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi merupakan sebuah instrument kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan ini, karena dalam pemenuhan kebutuhan hidup yang
semakin kompleks ini manusia tidak dapat melakukan pemenuhan kebutuhan
dengan sendirinya, perlu adanya peranan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidup, itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial.
Semua kebutuhan tersebut tidak dapat di peroleh secara gratis tetapi harus
diusahakan dengan benar dan sah. Dan telah menjadi sifat alami manusia untuk
memenuhi kebutuhanya karena merupakan fitrah jika kemudian manusia bekerja
untuk memperoleh harta demi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup, tersebut
agar dapat menghidupi diri sendiri dan juga orang yang ada disekelilingnya, juga
dengan Plato yang menyatakan “Bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat
serakah”.1 Dan Islam sendiri membenarkan seseorang memiliki kekayaan lebih
banyak dari orang lain, sepanjang cara dan pemanfaatanya benar yaitu dengan
memperhatikan kewajiban dan tanggung jawab kepada kesejahteraan masyarakat.
Islam adalah agama yang sempurna di turunkan oleh Allah SWT kemuka
bumi untuk menjadi rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam
adalah satu-satunya agama Allah SWT yang memberikan panduan yang lugas dan
1Deliarnov, ”Perkembangan Pemikiran Ekonomi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
203),h.30
2
dinamis terhadap aspek kehidupan manusia kapan saja dan dalam berbagai situasi,
di samping itu mampu menghadapi dan menjawab berbagai macam tantangan
pada setiap zaman.2
Persoalan pemerataan ekonomi memang belum tercapai secara maksimal,
terlebih lagi masih cukup banyak kita saksikan kemiskinan yang menyelimuti
masyarakat baik di ibu kota ataupun di daerah-daerah terpencil lainya di
Indonesia, situasi seperti perebutan pembagian sembako dan pengemis di jalanan
masih sering kita jumpai.
Maka dari itu perlu adanya pemberdayaan ekonomi yang mampu
meminimalisir secara optimal agar ketidakmampuan ekonomi dalam menjalani
hidup bisa segera diselesaikan, atau paling tidak bisa berkurang karena adanya
kesadaran baik dari kesadaran secara fisik maupun kesadaran dari pemahaman
agama Islam yang lebih mendalam.
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam,
maka salah satu tempat strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat adalah
masjid. Masjid adalah jantung umat Islam. Masjid adalah salah satu pilar
kebangkitan umat selain pesantren dan kampus. Keberadaan masjid merupakan
poros aktivitas keagamaan di masyarakat. Oleh karena itu, bukanlah hal yang
mustahil untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan berbasis masjid
pada saat ini. Masjid diharapkan pula menjadi mitra lembaga pendidikan formal
2 Muhammad Syafi’I Antonio, ”Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta: Gema insani
Press, 2003), h.4
3
(sekolah) yang memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi yang akan
datang.3
Dari jumlah masjid yang ada di Indonesia ini seharusnya pengentasan
akan kemiskinan atau ketidakberdayaan ekonomi umat Islam bisa diatasi dengan
berbagai cara yang mungkin saja bisa menjadi wadah transfer kekayaan antara
yang membutuhkan dengan yang kelebihan modal, seperti kata Abdul Hasan
Sadeq dalam bukunya Economic Development in Islam, mengemukakan bahwa
terdapat dua cara transfer daya ekonomi umat: pertama, secara komersil yang
tercipta melalui aktivitas ekonomi, kedua, secara sosial terjadi dalam bentuk
bantuan seperti zakat, infak, dan shadaqah.4
Maka dari itu penulis mencoba untuk mengambil penelitian di Kecamatan
Mampang Prapatan yang mana secara administrasi Kecamatan Mampang
Prapatan terdiri atas 5 kelurahan yang terbagi menjadi 38 RW dan 411 RT,
Kecamatan Mampang Prapatan memiliki jumlah penduduk 144.850 orang.
berdasarkan agama yang dianut menunjukkan bahwa pada tahun 2014 jumlah
pemeluk agama Islam merupakan mayoritas yakni sebesar 135.120 orang atau
sekitar 91,49 persen dari total penduduk. kemudian pemeluk agama Protestan
sebesar 7.869 orang atau sekitar 5,33 persen, pemeluk agama Katholik sebesar
3.531 orang atau sekitar 2,39 persen, pemeluk agama Hindu sebesar 534 orang
3 Ali Nurdin. Qur‟anic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal Dalam Al-Qur’an.
(Jakarta: Erlangga, 2006). h.128 4 Abdul Hasan Sadeq, Economic Development in Islam, (Banglades: Islamic Foundation,
2004), h 22
4
atau sekitar 0,36 persen dan pemeluk agama Budha sebesar 640 orang atau sekitar
0,43 persen.
Tabel 1.1
Data pemeluk agama setiap Kelurahan, di Kecamatan Mampang Prapatan
Kelurahan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jumlah
1. Bangka
2. Pela Mampang
3. tegal Parang
4.Mampang Prapatan
5. Kuningan Barat
23.261
45.812
33.022
19.489
13.537
556
2.859
2.473
1.209
771
462
1.984
235
510
340
25
35
393
54
27
22
46
433
106
33
24.326
50.736
36.556
21.368
14.708
Jumlah 135.120 7.869 3.531 534 640 147.694
Sumber : : Sudin Duk Capil Kota Adm. Jak-Sel
secara umum di kecamatan Mampang Prapatan terdapat 144 tempat
peribadatan, yang terdiri dari 49 Masjid, 86 Musholla, dan 4 Gereja. dari
keseluruhan Masjid dan Musholla di kecamatan Mampang Prapatan rata - rata
menampung lebih dari 700 jamaah5
B. Identifikasi Masalah
1. Jumlah kemiskinan yang masih tinggi
2. Kurangnya kesadaran dan optimalisasi akan potensi yang ada
5 “Kecamatan Dalam Angka”, artikel diakses pada 20 Oktober 2015 dari
http://jakselkota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kecamatan-Mampang-Prapatan-
2015.pdf
5
3. Penyaluran modal usaha yang kurang maksimal dan kurang tepat sasaran
4. Paradigma masyarakat yang terlalu sempit memandang Masjid sebagai
tempat ibadah mahdoh saja
5. Program-program pemberdayaan yang belum terealisasi oleh masjid untuk
masyarakat
6. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggali potensi yang ada pada
lingkungan sekitar
7. Kurangnya pemahaman tentang Agama Islam dalam memandang ekonomi
8. Belum meratanya tenaga ahli dalam kepengurusan Masjid
9. Struktur pengurus Masjid belum optimal
10. Ramainya Masjid hanya pada hari-hari besar Islam saja
11. Lemahnya strategi pengelolaan Masjid terhadap pemberdayaan ekonomi
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dipaparkan, tentunya
akan sangat luas pembahasanya, maka penulis membatasi masalah dalam
skripsi ini sebagai berikut;
a. Pemberdayaan Ekonomi Umat dibatasi pada upaya untuk membangun
daya umat dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya.
6
b. Masjid-Masjid di Kecamatan Mampang Prapatan yang menjadi objek
penelitian ini dibatasi pada Masjid besar yang ada di Kecamatan
Mampang Prapatan yang memiliki usaha pemberdayaan ekonomi umat.
2. Perumusan masalah
a. Bagaimanakah potensi Masjid-Masjid di Kecamatan Mampang
Prapatan dalam pemberdayaan ekonomi umat?
b. Bagaimana sistem pengelolaan Masjid dalam pemberdayaan
ekonomi umat?
c. Bagaimanakah sistem pemberdayaan ekonomi umat yang dilakukan
masjid-masjid untuk kesejahteraan masyarakat sekitar?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan utama sebagai berikut :
a. Untuk menjelaskan potensi masjid-masjid di Kecamatan Mampang
Prapatan dalam membangun ekonomi untuk kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat.
b. Untuk mengidentifikasi sistem pengelolaan masjid-masjid di Kecamatan
Mampang Prapatan khususnya di bidang ekonomi dalam rangka
membangun ekonomi masyarakat.
c. Untuk mengidentifikasi strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat pada
masjid-masjid di Kecamatan Mampang Prapatan.
7
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya :
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu bagi
civitas akademik pendidikan khususnya tentang potensi dan strategi
pembangunan ekonomi masyarakat berbasis masjid.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini akan memberikan wawasan dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan penulis dalam pengelolaan masjid modern dengan
pembangunan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan masjid.
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi alat ukur dan bahan pertimbangan
dan dapat memberikan saran dan masukan bagi masjid-masjid
dikecamatan mampang prapatan.
Hasil penelitian ini juga dapat menambah wawasan khususnya bagi
seluruh pengurus masjid serta instansi terkait dalam pembangunan
ekonomi masyarakat berbasis masjid.
8
E. Review Studi Terdahulu
Pada persoalan yang telah dijelaskan di latar belakang masalah yaitu
penelitian terhadap strategi masjid dalam pembangunan ekonomi masyarakat,
maka perlu kiranya dilakukan telaah terhadap studi-studi yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat relevansi dan sumber-
sumber yang akan dijadikan rujukan dalam penelitian ini dan sekaligus sebagai
upaya menghindari duplikasi terhadap penelitian ini.
M. Tata Amin pernah melakukan penelitian pada tahun 2006, sifat
penelitiannya adalah kualitatif yaitu: Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap
Managemen Strategi Pengelolaan Masjid Agung At-Tin pada yayasan Ibu Tien
Soeharto. Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan penulis adalah: dalam
pengelolaan masjid diperlukan sebuah manajemen strategi yang akurat, baik dari
bidang peribadatan, pendidikan, rumah tangga ataupun dari segi perekonomian
(unit usaha) yang mengarah pada kemajuan masjid.
Carolina Imran melakukan penelitian pada tahun 2008, sifat penelitiannya
adalah data-data kualitatif dimasukan dalam rumusan data kuantitatif, yaitu
masjid sebagai sentral pemberdayaan umat, ( studi di masjid It-Tihad Muhajirin
perumahan reni jaya pamulang Tanggerang), kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan penulis adalah: program pemberdayaan ekonomi yang direalisasikan
masjid It-Tihad Muhajirin melalui kegiatan ekonominya adalah Koprasi BMT,
Tabungan Haji dan Tabungan Qurban, Pelayanan Kesehatan dan Sewa kios. Akan
tetapi dari keseluruhan kegiatan ekonomi yang dijalankan masjid yang paling
9
banyak diakses oleh masyarakat adalah BMT. Permasalahan yang timbul dalam
program pemberdayaan ekonomi masjid It-Tihad Muhajirin adalah kurangnya
sumber daya masyarakat (SDM), kurangnya sosialisasi dan minimnya dana yang
dimiliki oleh masjid.
Ja’far Sidiq melakukan penelitian pada tahun 2010, sifat penelitiannya
adalah kualitatif deskriptif yaitu: Peran Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK)
Jakarta Pusat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah: dalam rangka pemberdayaan ekonomi berbasis masjid ada
beberapa unit usaha yang ada didalam masjid agung sunda kelapa yaitu BMT dan
LAZ. Selain itu juga adanya pola manajemen oprasional professional yang
mengelola jamaah dan masyarakat sekitar untuk mengakomodir pembagian kerja,
dan juga mengangkat karyawan full time sebagai tenaga pelaksana terpisah dari
pengurus masjid, guna memberdayakan dan mengembangkan ekonomi melalui
masjid. Dengan demikian, maka hasil yang didapat adalah tumbuhnya jiwa
kewirausahaan para jamaah masjid yang berbakat sehingga mampu membangun
ekonomi umat, dan berkembangnya kegiatan dibidang agro bisnis ataupun bidang
industri dan jasa serta tumbuhnya unit-unit usaha, serta terbinanya jaringan
kerjasama antar jamaah masjid
Ahmad Rifa’i melakukan penelitian pada tahun 2014, sifat penelitiannya
adalah kualitatif, yaitu: Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid ( studi kasus
di masjid Al-Ikhlas Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan), kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah dengan adanya program pemberdayaan
10
masyarakat berbasis masjid yang dilakukan oleh DKM Masjid Al- Ikhlas Jati
padang, jamaah masjid, masyarakat sekitar masjid dan juga umat Islam pada
umumnya, dapat merasakan dampak positif dari kegiatan tersebut. Pasalnya,
kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh masjid Al-ikhlas Jati padang
dilakukan dalam hampir semua aspek, terutama dalam aspek yang hampir
memandirikan, memberdayakan, serta dapat merubah jama’ah dan atau
masyarakat disekitar masjid pada umumnya menuju kearah yang lebih baik.
Karena Masjid Al-ikhlas Jati Padang mempunyai 4 program kegiatan
pemberdayaan, yaitu: Pemberdayaan Pendidikan, Pemberdayaan Ekonommi
Mikro, Pemberdayaan Perempuan dan Kegiatan Bantuan sosial.
F. Kerangka Teori
1. Pengertian, Peran dan Fungsi Masjid
Secara etimologis, masjid berasal dari bahasa arab sajada-yasjudu-
sujudan-masjidan bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman
bersujud melakukan ibadah mahda, berupa shalat wajib dan shalat sunah
lainya kepada Allah SWT. Sementara dalam makna terminologinya masjid
adalah tempat para hamba melakukan aktivitas, baik yang bersifat vertical
maupun horizontal, dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.6
6 Nana Rukman, Manajemen Masjid Panduan Praktis Membangun dan Memakmurkan
Masjid. (Bandung: MQS Publishing, 2009) h. 26
11
Setidaknya ada 4 fungsi masjid yakni ibadah/pembinaan iman dan
taqwa, sosial kemasyarakatan, pendidikan dan pembinaan sumberdaya
manusia, dan ekonomi. Dari keempat fungsi ini umumnya fungsi pertama saja
yang terlaksana sementara fungsi kedua, ketiga dan keempat belum
teroptimalkan.7
Alangkah baiknya jika fungsi-fungsi masjid yang semestinya dapat
terwujud dengan optimal, hal ini bukan saja dapat menjadi kebanggaan umat
islam itu sendiri, melainkan juga dapat melindungi umat islam khususnya dan
bangsa Indonesia pada umumnya dari ketidakberdayaan ekonomi dalam
mengadapi tantangan zaman saat ini.
Untuk bisa mengoptimalkan peran dan fungsi masjid saat ini, kita
harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana masjid difungsikan pada masa
Rasulullah SAW. Sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Fungsi
masjid pada masa rasul inilah yang sangat penting untuk kita ketahui agar kita
tidak menyimpang dalam memfungsikan masjid dari maksud mendirikanya.
Menurut Drs. Miftah Faridl: masjid dalam peradaban Islam bukan sekedar
sebuah tempat kegiatan keagamaan dan kebudayaan, tetapi merupakan suatu
tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan masyarakat dan keluarga
muslim serta insan- insan peradaban Islam.8
7 Ahmad sutarmadi. Masjid, Tinjuan Alquran Assunah dan Manajemen (Jakarta-
penerbitkalimah. 2001) h. 16 8 Drs. Miftah Faridl, Masyarakat Ideal, Bandung: Pustaka, 1997) h. 205
12
Masjid adalah sebuah simbol dari umat islam, dimana masjid itu
memiliki bentuk fisik yang nyata, di bangun dengan perencanaan serta
tindakan yang matang agar memiliki wujud yang sempurna, tentu hal ini tidak
serta-merta hanya persoalan bangunan fisik masjid saja, namun juga
menyangkut pembangunan karakter umat islam didalamnya yang telah
dicontohkan pada zaman Rasulullah dan sahabat, dimana masjid menjadi
tempat yang cukup sibuk dalam mengisi kegiatan-kegiatanya, baik dari
kegiatan ibadah kepada Allah SWT, kegiatan sosial sesama manusia sampai
dengan kegiatan kepengurusan Negara ada didalamnya.
2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Secara ekonomi, Indonesia merupakan bagian dari Negara besar di
dunia yang struktur ekonominya sangat timpang. Hal ini terjadi karena basis
ekonomi yang hanya dimonopoli segelintir orang, yaitu kalangan feudal-
tradisional dan masyarakat modern-kapitalis dengan konsep ekonomi
“Ribawi”9
Bukanlah hal yang dilarang dalam Islam untuk menjadi kaya raya dan
berkuasa, namun jika kekayaan dan kekuasaan menjadikan seseorang atau
kelompok menjadi tidak peduli terhadap sesama, menjadikan manusia bersifat
rakus dan zalim, maka secara naluri manusia pun akan mengatakan hal yang
demikian itu tidak baik dan dapat merusak keharmonisan umat manusia, maka
9 Achamad Djunaidi dan Thobab Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif: Sebuah Upaya
Progresif untuk Kesejahteraan Umat (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006) h. 6-7
13
dari itu perlu adanya penyadaran serta penanggulangan agar kestabilan dalam
berkegiatan ekonomi itu dapat tercapai.
Istilah pemberdayaan masyarakat mengacu pada kata empowerment
yang berarti pemberdayaan. Yaitu sebagai upaya mengaktualisasikan potensi
yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi pendekatan pemberdayaan
masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal
yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka. Maka
pendekatan pemberdayaan masyarakat yang diharapkan adalah yang dapat
memposisikan individu sebagai subjek bukan sebagai objek10
Menurut Suharto dalam pemberdayaan menunjuk pada kemampuan
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki
kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi (a) kebutuhan dasarnya sehingga
mereka memiliki kebebasan dalam arti bukan saja mengemukakan pendapat,
melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, dan bebas dari
kesakitan (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatanya dan memperoleh barang-barang
dan jasa-jasa yang mereka perlukan (c) berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi keputusan
mereka.11
10
Setiana L. “Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat” (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga press, 2007),h. 79 11
Edi Suharto, “ Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung; PT Rafika
Adirama, 2005), h. 58
14
Maka dari itu untuk menanggulangi persoalan-persoalan yang masih
timpang didalam masyarakat, baik dari persoalan sosial, budaya, politik dan
juga ekonomi perlu adanya wadah yang nyata dan timbul dari masyarakat itu
sendiri, agar keberagaman yang ada didalam masyarakat bisa menjadi
harmonis dan terkendali, untuk itu Masjid yang memiliki sifat demikian,
kiranya dapat menjadi lebih aktual dimasyarakat umum dan awam, bukan saja
aktual dalam masyarakat yang memang rajin ke Masjid untuk melaksanakan
ibadah sholat, diharapkan dengan adanya optimalisasi baik dari sisi bangunan
masjid juga dari sisi kinerja kepengurusan masjid dalam merangkul
masyarakat lewat program-program yang bersifat pemberdyaan ekonomi
sehingga dapat terciptanya suasana yang kondusif, aman dan nyaman dalam
menjalani kehidupan ini.
Masjid dapat menjadi sentral kekuatan umat. Di masa lalu, pada masa
nabi, masjid dapat diperankan secara maksimal sebagai sentral umat Islam
untuk berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan ekonomi yang dimiliki oleh
masjid yang mungkin dapat dipraktekan dan dijadikan contoh sebagai basis
pemberdayaan umat, khususnya dibidang ekonomi dan pengentasan
kemiskinan adalah pembentukan BMT (Baitul Mal Wattamwil) berbasis
masjid. masjid dengan aktifitas kegiatan ekonomi yang dimotori oleh BMT
yang didirikanya akan sanggup menjadi basis pemberdayaan ekonomi para
jamaahnya, maupun umat Islam di sekitarnya secara luas.
15
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
Kualitatif Deskriptif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan penghitungan
matematik, statistik, dan lain sebagainya tetapi menggunakan penekanan
ilmiah atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain
dari kuantifikasi. Bila terdapat pembahasan yang mengarah kepada bentuk
angka-angka (kuantitatif), itu dimaksudkan untuk mendukung dan
mempertajam analisa argumentasi penelitian.
2. Sumber Data
a. Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau
dari hasil penelitian lapangan, untuk mendapatkan data primer ini, penulis
mengadakan observasi (pengamatan) serta wawancara kepada pengurus
Masjid
b. Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang ada
hubunganya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini penulis
melakukan studi kepustakaan (Library Reserch) yaitu dengan
mempelajari buku kepustakaan, literature, bulletin, majalah, serta materi
kuliah yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini.
16
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Interview
Metode interview adalah metode pencarian data dengan melakukan
wawancara yaitu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan
berbagai pertanyaan secara langsung kepada seorang informan ataupun
praktisi. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara dengan
pengurus masjid.
b. Dokumentasi
Dalam sebuah penelitian lapangan dibutuhkan berbagai data sebagai
dokumen pendukung, sehingga metode dokumentasi sangat perlu untuk
mencari data yang terkait dengan berbagai hubungan atau variable baik
berupa buku-buku, majalah, makalah dan lain sebagainya. Dokumentasi
ini digunakan untuk memperkuat terhadap hasil observasi dan interview.
c. Observasi
Metode observasi merupakan metode pengamatan yang didukung
dengan pengumpulan dan pencatatan data secara sistematis terhadap
terhadap obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini metode observasi
digunakan agar pokok permasalahan yang ada dapat diteliti secara
langsung pada masjid.
17
4. Lokasi Penelitian
Adapun objek yang akan diteliti oleh penulis adalah masjid-masjid
besar yang ada di kecamatan Mampang Prapatan. Lokasi ini dipilih peneliti
karena diperkirakan cukup data untuk menunjang penelitian.
5. Teknik Penulisan
Teknik penulisan ini berpedoman kepada buku: “Pedoman Penulisan
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”
dengan pengecualian ayat-ayat Al-Qur’an dan terjemah yang dikeluarkan
oleh Departemen Agama tidak memakai catatan kaki, akan tetapi cukup
dibuatkan diakhir kutipan (dalam kurung) nama atau surah dan ayat serta
dibuatkan terjemahannya.
H. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, review studi, kerangka teori, metode penelitian,
sistematika penulisan
BAB II Kerangka Teori, yang berisi tentang pengertian pemberdayaan
ekonomi, konsep, tujuan dan langkah-langkah pemberdayaan
ekonomi, pengertian masjid, peran dan fungsi masjid, klasifikasi
masjid dan konsep pemberdayaan ekonomi umat.
18
BAB III Gambaran Umum, yang berisi tentang profil masjid-masjid di
Kecamatan Mampang, struktur organisasi, kepengurusan masjid dan
data masjid
BAB IV Analisa Pemberdayaan Ekonomi Umat (studi pada Masjid-
Masjid di Kecamatan Mampang Prapatan), yang berisi potensi
masjid-masjid dan analisa konsep strategi pemberdayaan ekonomi
umat yang dilakukan oleh masjid-masjid di Kecamatan Mampang
Prapatan.
BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran
19
BAB II
KAJIAN TEORI
TENTANG PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
DAN TIPOLOGI MASJID
A. Pemberdayaan Ekonomi Umat
Dalam kamus umum bahasa Indonesia pemberdayaan berasal dari kata daya
yang berarti tenaga atau kekuatan, pemberdayaan adalah upaya membangun sumber
daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Juga bisa diartikan sebagai
upaya pendayagunaan pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil
yang sempurna1.
Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas berbagai pilihan
bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi, pemanfaatan sebaik-baiknya
dengan hasil yang memuaskan, ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat
dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Pemberdayaan juga berarti upaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat dalam kondisi yang
kurang mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan,
dengan kata lain adalah memberdayakan dan memandirikan masyarakat.2
1 Badudu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Sinar Harapan, 1997) h.317
2 Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta, BPFE, 2000) Cetakan ke – 1 h.263
20
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.3
Dengan demikian konsep pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya
menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab yang semakin efektif secara
struktural dalam bidang politik, sosial, budaya dan ekonomi baik di dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, negara, regional maupun internasional.
Ada beberapa pengertian mengenai ekonomi umat. Pertama, ekonomi umat
identik dengan ekonomi pribumi Indonesia yang jumlahnya 97% dari jumlah
penduduk Indonesia, sedangkan umat Islam sendiri 87% dari total jumlah penduduk.
Konsekuensi dari pengertian ini adalah jika dilakukan pembangunan nasional yang
merata secara vertikal dan horizontal maka hal ini berarti juga pembangunan
ekonomi umat Islam.4
Menurut Muslim Nasution definisi ekonomi umat adalah suatu sistem
ekonomi partisifatif yang memberikan akses fair dan adil bagi seluruh masyarakat
didalam proses produksi dan distribusi serta konsumsi nasional tanpa harus
mengorbankan fungsi sumber daya alam dan lingkungan sebagai sistem pendukung
kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.5
3 Bariadi, Zakat dan Wirausaha, h. 54
4 M. Darmawan Raharjo, Islam dan Transpormasi Sosial Ekonomi, (Yogyakarta, Pelajar
Pustaka,1999) Cet-1 h. 355 5 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman sosial,
(Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1999) Cet ke-1 h. 66
21
Berbagai definisi pemberdayaan menurut para ahli dapat kita jadikan rujukan
dalam menganalisis konsep pemberdayaan ekonomi umat. Menurut Edi Suharto
Pemberdayaan atau pemberkuasaan (Empowerment), berasal dari kata “Power”
(kekuasaan atau keberdayaan). Konsep utama pemberdayaan bersentuhan langsung
dengan kekuasaan. Oleh karnanya, pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan
kekuasaan orang-orang lemah atau tidak beruntung. Dalam hal ini bagaimana orang-
orang yang kurang berdaya dan kurang beruntung tadi agar dapat berdaya dan
berkuasa untuk menolong dirinya sendiri.6
Menurut Jim Ife “Pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat
sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan keahlian
diri masyarakat dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu
sendiri”. 7
Sedangkan menurut Manuwoto: “Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang kondisinya pada
suatu waktu tidak atau belum mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan atau keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah suatu
upaya untuk membuat mampu dan mandiri suatu kelompok masyarakat”. 8
6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, cetakan 1 ( Bandung: PT.
Rafika Aditama, 2005 ), h.57 7 Jim Ife, „‟ Community Development”: Creating Community Alternative-Vision, analysis and
practice”, dalam Tantan Hermansah, dkk, Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam (Jakarta:
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Sayarif Hidayatullah, 2009), h.29. 8 Manuwoto, “Peningkatan Peran Sertadalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam
menuju Masyarakat Madani”, dalam Tantan Hermansah, dkk, Dasar-dasar pengembangan
Masyarakat islam (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Kominikasi UIN Sayarif Hidayatullah, 2009),
h.31
22
Pemberdayaan adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan kemampuan dan kemandirian individu atau masyarakat dalam
memenuhi kebutuhanya. Masyarakat dapat tahu potensi dan permasalahan yang
dihadapinya serta mampu menyelesaikanya.9
Dari kesimpulan definisi tersebut, islam mencoba membuat konsep tentang
pemberdayaan masyarakat Islam. Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat
Islam adalah upaya yang sistematis dan terencana untuk melakukan perubahan sosial
terhadap tatanan sosial yang lebih baik yang dilandaskan pada ajaran agama Islam,
pemberdayaan ekonomi umat ini merupakan oprasional dalam sifat normatif Islam
sebagai agama pembebasan.
B. Konsep Pemberdayaan Ekonomi Umat
Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat Islam adalah kerja kebudayaan
atau kerja perubahan sosial. Pemberdayaan Masyarakat Islam memfokuskan diri
pada misalnya peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan
pengembangan ekonomi mikro. Bentuk-bentuknya adalah pengembangan
masyarakat, aksi komunitas, pengorganisasian masyarakat, dan juga advokasi.
Berdasarkan strategi pemberdayaan, dalam konteks pekerjaan sosial,
pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aspek pemberdayaan, yaitu; Mikro,
mezzo, dan Makro.10
9 Tantan, Dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam, h. 31.
10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Masyarakat, Cetakan 1 (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h. 66.
23
1) Aspek Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan,
konseling, stress management, crisis intervasion. Tujuan utamanya adalah untuk
membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang bersifat pada tugas.
2) Aspek Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan
dilakukan dengan menggunakan kelompok/komunitas sebagai media intervensi.
Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan dalam strategi
dalam peningkatan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar
memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
3) Aspek Makro
Pendekatan ini biasa disebut juga sebagai strategi sistem besar, karena
sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian
masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Strategi sistem besar ini memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi
untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta
menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
Pemberdayaan masyarakat Islam mempunyai Concern pada pemberdayaan
yang bersifat “Aspek Mezzo”. Pasalnya, kegiatan pemberdayaan masyarakat Islam
biasanya dilakukan kepada kelompok/komunitas tertentu. Kegiatan tersebut
24
dilakukan dengan harapan klien dapat memiliki kesadaran, meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Ada beberapa prinsip umum tentang pemberdayaan dengan komunitas
sebagai media intervensi. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) fokus perhatian
ditujukan pada komunitas sebagai kebutuhan. (2) berorientasi pada kebutuhan dan
permasalahan komunitas. (3) mengutamakan prakarsa, partisipasi dan juga swadaya
masyarakat.11
Ditempatkannya komunitas sebagai fokus perhatian dan dilihat sebagai suatu
kebetulan lebih dimungkinkan mengingat berbagai ciri dan karakteristik yang
terkandung dalam konsep komunitas tersebut. Berbagai karakteristik yang berada
pada suatu lokalitas tertentu terkandung adanya kesadaran kolektif dan kesadaran
sosial diantara para warganya. Kesadaran kolektif dan solidaritas sosial tersebut
merupakan modal sosial dan energi sosial yang cukup besar dalam mendasari
tindakan bersama bagi peningkatan kehidupan bersama, baik kehidupan sosial,
ekonomi maupun kultural. Ukuran komunitas sebagai satuan kehidupan bersama
yang tidak terlalu besar mengakibatkan antar anggota saling mengenal secara
pribadi, sehingga mudah menumbuhkan rasa saling percaya. Tetapi juga tidak terlalu
kecil sehingga dapat dilakukan usaha dan aktifitas bersama secara efisien.
Selanjutnya, agar tindakan tersebut lebih bersandar pada prakarsa dan partisipasi
11 Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).,
h. 82.
25
masyarakat sendiri, dibutuhkan adanya kompetensi masyarakat terhadap proses
pembangunan di lingkungan kehidupannya. Kompetensi yang diharapkan meliputi
kompetensi pada setiap warga masyarakat secara individual maupun kompetensi
komunitas sebagai keseluruhan dan kebulatan kehidupan bersama.12
C. Pengertian Masjid
Secara etimologis, masjid berasal dari bahasa arab sajada-yasjudusujudan-
masjidan bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan
ibadah mahdah, berupa shalat wajib dan shalat sunah lainnya kepada Allah SWT.
Sementara dalam makna terminologinya masjid adalah tempat para hamba melakukan
segala aktivitas, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal, dalam kerangka
beribadah kepada Allah SWT.13
Setidaknya ada 4 fungsi masjid yakni ibadah/pembinaan iman dan taqwa,
sosial kemasyarakatan, pendidikan dan pembinaan sumberdaya manusia, dan
ekonomi. Dari keempat fungsi ini umumnya baru fungsi pertama saja yang terlaksana
sementara fungsi kedua, ketiga dan keempat belum teroptimalkan.14
Masjid menjadi tempat beribadah umat Islam memiliki fungsi yang beragam,
baik untuk menjalakan ibadah ukhrawi maupun ibadah duniawi. Masjid sebagai
tempat shalat, dikunjungi oleh umat islam minimal 5 kali dalam sehari, dari sejak
12 Soetomo, Strategi-strategi pembangunan masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).,
h. 83. 13 Nana Rukmana. Manajemen Masjid Panduan Praktis Membangaun Dan Memakmurkan
Masjid. (Bandung: MQS Publishing. 2009) h. 26 14 Ahmad Sutarmadi. Masjid, Tinjauan Alquran Assunah dan Manajemen
(Jakarta:Penerbitkalimah. 2001) h. 16
26
subuh di pagi hari sampai dengan isya dimalam hari. Pada saat hari jum‟at umat
Islam berbondong-bondong mendatangi masjid untuk melaksanakan ibadah shalat
Jum‟at.
D. Fungsi Masjid
Menurut Ahmad Sutarmadi masjid bukan sekedar memiliki peran dan fungsi
sebagai sarana peribadatan saja bagi jamaahnya. Masjid memilki misi yang lebih luas
mencakup bidang pendidikan agama dan pengetahuan, bidang peningkataan
hubungan sosial kemasyarakatan bagi para anggota jamaah, dan peningkatan
ekonomi jamaah, sesuai dengan potensi lokal yang tersedia.15
Selain itu fungsi masjid
adalah16
:
1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadat dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
2. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri‟tikaf, membersihkan diri,
menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan
pengalaman batin atau keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan
jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.
3. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan
persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.
15 Ahmad Sutarmadi, visi, misi, dan langkah strategis; pengurus dewan masjid indonesia dan
pengelola masjid, (Jakarta: logos wacana ilmu, 2002) h.19 16 Ayub, Mohammad E, Manajemen masjid: Petunjuk Praktis bagi para pengurus,
penyunting, Doddy Mardanus, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.7.
27
4. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan
kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.
5. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong-
royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan
kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslim.
7. Masjid adalah pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.
8. Masjid tempat mengumpulkan dana menyimpan dan membagikannya dan,
9. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervise sosial.
E. Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat
Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid adalah proses untuk menjadikan
masyarakat menjadi mandiri dengan berbagai program pemberdayaan yang
mengambil pusat kegiatannya melalui masjid. Agar masjid dapat secara maksimal
berfungsi baik sebagai tempat beribadah maupun sebagai medium pemberdayaan
maka diperlukan para pengurus masjid yang memiliki syarat-syarat berikut:17
1. Mempunyai watak yang positif yaitu memiliki syarat-syarat yang harus
dimiliki oleh pemimpin pada umumnya, terutama memiliki kewibawaan,
kecakapan, dan keberanian.
17 Ayub, Mohammad E, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus,
Penyunting, Doddy Mardanus, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.8.
28
2. Mempunyai iman (percaya pada Allah, percaya pada hari akhir, mendirikan
3. shalat, mengeluarkan zakat serta tidak merasa takut kecuali pada Allah).
4. Memiliki dan memahami pengetahuan tentang fungsi masjid menurut ajaran
5. Islam serta hatinya cinta kepada masjid.
Jika mengacu pada konsep managemen masjid dari Kementerian Agama RI
bahwa terdapat tiga aspek dalam mengelola masjid secara baik. Yakni aspek idarah
(administrasi dan organisasi), aspek imarah (kemakmuran), dan aspek ri‟ayah
(pemeliharaan sarana dan prasarana).18
Dengan ketiga aspek tersebut diharapkan masjid dapat menjadi tempat yang
kondusif bagi upaya-upaya penguatan masyarakat baik secara sosial-ekonomi,
politik maupun sosial-budaya. Memang untuk mewujudkan sebuah masjid dengan
fungsinya yang maksimal dibutuhkan sumberdaya manusia yang kompeten dan rela
untuk berkhidmat dalam pelayanan kepada umat melalui masjid, aliran dan dana
yang lancar, dan dukungan semua pihak untuk merealisasikan usaha mulia tersebut.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan secara bersama tentu melibatkan banyak
pelaku. Demikian pula dalam pemberdayaan masyarakat berbasis masjid. Para
pelaku didalamnya antara lain adalah masyarakat (jamaah masjid), dunia usaha, dan
pemerintah setempat (Kelurahan/Kecamatan).
Pengelolaan masjid secara profesional tidak hanya untuk pencapaian pada
tahap pemberdayaan ekonomi umat saja, namun hal ini juga untuk menjadikan
masjid menjadi makmur, sebagaimana yang telah difirmankan dalam Al-qur‟an,
18
Sofyan Safri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996), h.83
29
surat At-Taubah, ayat 18 :
واليىم الخ مه آمه ببلل لة وآتىإومب يعمر مسبجد للا ر وأقبم الص
ئك أن يكىوىا مه المهتديه فعسى أول كبة ولم يخش إل للا الز
Artinya :
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-
orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk.”(Al-Taubah:18)
Memang tidak dipungkiri bahwa sementara ini sebagian anggota masyarakat
dan elitnya yang notabene mayoritas beragama Islam masih berpikir sekuler,
dibuktikan dengan menjadikan masjid hanya sebagai tempat ibadah semata. Padahal
fungsi masjid yang seharusnya lebih dari itu. Yakni masjid juga harus berfungsi
sosial. Jadi secara real dinamika masjid bukan hanya diisi oleh pelaksanaan shalat
dan bentuk-bentuk upacara keagamaan yang lain tetapi masjid juga sebagai tempat
untuk meningkatkan kualitas umat baik secara ekonomi, politik maupun sosial
budaya.
Di sinilah dapat dipahami bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis masjid
merupakan sebuah keniscayaan. Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid
merupakan sebuah kerja besar. Sehingga harus mendapat dukungan semua pihak
30
untuk dapat berjalan secara baik. Pelaku yang pertama adalah masyarakat itu sendiri
(dalam hal ini jama‟ah dan masyarakat sekitar Masjid). Karena merekalah yang
menjadi subyek sekaligus obyek dari kegiatan tersebut. Dari masyarakatlah akan
tampil kader-kader umat yang dapat berkhidmat untuk melayani umat melalui
masjid. Dan dukungan mereka akan menghasilkan perubahan yang signifikan di
tengah masyarakat seiring dengan proses pemberdayaan yang sedang berlangsung.19
Disamping masyarakat itu sendiri maka unsur yang lain adalah pemerintah
setempat. Mereka ini adalah birokrasi yang paling rendah dan langsung berhadapan
dengan dinamika masyarakat. Dukungan dari Pemerintah dalam bentuk regulasi dan
juga aliran dana. Sehingga akan dapat melahirkan kader-kader umat yang dapat
membuka selebar-lebarnya praktek budaya masyarakat yang baik dan menutup
rapat-rapat praktek budaya masyarakat yang buruk. Pihak yang tidak bisa
ditinggalkan dalam pemberdayaan masyarakat berbasis masjid adalah dunia usaha.
Karena dari merekalah baik dukungan SDM yang berkualitas maupun aliran dana
yang lancar dapat diharapkan. Mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan
yang ada kaitannya dengan ekonomi umat, sehingga masyarakat minimal dapat
terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik.
19 Ayub, Mohammad E, Manajemen masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. Penyunting,
Doddy Mardanus, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.36
31
Pemberdayaan masyarakat berbasis masjid pada dasarnya masuk dalam
kategori Pemberdayaan Fungsi Masjid, dimana, pemberdayaan masyarakat berbasis
masjid termasuk kedalam aspek pemberdayaan management masjid.
Aspek pemberdayaan manajemen masjid identik dengan kegiatan fungsional
atau biasa disebut juga Idharah Binaal Ruhiyyi yang meliputi pengaturan tentang
pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat. Sebagai pusat
pembangunan umat melalui pendidikan dan pengajaran. Termasuk dalam
pemberdayaan masjid yaitu menggerakan anggota masyarakat yang mampu untuk
membangun masjid dengan semangat dakwah, terutama dengan memprioritaskan
bantuan kepada umat yang kurang mampu dalam membantu permasalahan mereka.
F. Klasifikasi Masjid
Kehadiran masjid di suatu Negara atau daerah perlu diatur stratanya, sehingga
akan terjalin ukhuwah yang baik antara masjid di daerah kecil dengan segala
keterbatasanya sampai ke yang tertinggi yang berada di ibukota propinsi atau Negara.
Perbedaan strata masjid tersebut terletak pada luas masjid dan daya tampungnya serta
ketersediaan fasilitas pendukung.
32
Klasifikasi Masjid berdasarkan statusnya dapat dibedakan menjadi 720
:
a. Masjid Negara
b. Masjid nasional (Akbar)
c. Masjid Raya
d. Masjid Agung
e. Masjid Besar
f. Masjid Jami‟
g. Masjid
Selama ini di Indonesia tidak hanya masjid sebagai satu-satunya tempat
shalat, tetapi ada juga bentuk-bentuk lain tempat melaksanakan ibadah shalat yang
dikenal dengan musholah, surau, langgar dan sebagainya. Perbedaan antara masjid
dan musholah adalah masjid selalu digunakan untuk melakukan shalat Jum‟at secara
terus menurus dan tidak mengenal hari libur. Senantiasa ada pelaksanaan shalat
Jum‟at.
Sedangkan musholla dan semacamnya memiliki bangunan relative lebih kecil
dan tidak diadakan shalat Jum‟at. Kalaupun diadakan, biasanya hanya darurat dalam
kegiatan sehari-hari dan tidak pada hari libur. Sedangkan jika hari libur tidak
diadakan kegiatan shalat Jum‟at di musholla tersebut. Ini biasanya terdapat di
perkantoran-perkantoran. Musholla yang telah ada, selama ini tetap dalam koordinasi
dan pembinaan Dewan Masjid Indonesia dan Daerah melalui masjid-masjid setempat.
20
Achmad Subianto, dkk, Memakmurkan Masjid (Jakarta: Yayasan Kado Anak Muslim dan Pusat
Geraka Memakmurkan Masjid, 2007), h.46
33
Gambar 1.1
Klasifikasi Masjid berdasarkan status
NEGARA MASJID NEGARA
NASIONAL MASJID AKBAR
PROPINSI MASJID RAYA
KABUPATEN MASJID AGUNG
KECAMATAN MASJID BESAR
KELURAHAN MASJID JAMI‟
R.W MASJID
34
G. TIPOLOGI MASJID
Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang masjid, maka perlu adanya
penjabaran yang terkait dengan standar pembinaan manajemen masjid untuk menjadi
batasan atau parameter kualifikasi pembinaan dan pengelolaan manajemen masjid
berdasarkan tipologi dan perkembanganya, dilihat dari aspek Idarah (Manajemen),
Imarah (Kegiatan Memakmurkan), dan Riayah (Pemeliharaan dan Pengadaan
fasilitas).
MASJID BESAR21
1. Masjid besar adalah masjid yang berada di kecamatan dan ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah setingkat Camat atas rekomendasi Kepala KUA
Kecamatan sebagai Masjid Besar, menjadi pusat kegiatan sosial keagamaan
yang dihadiri oleh camat. Pejabat dan tokoh masyarakat tingkat kecamatan
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Dibiayai atau disubsidi oleh Pemerintah Kecamatan atau organisasi
kemasyarakatan dan yayasan.
b. Menjadi pusat kegiatan keagamaan Pemerintah Kecamatan
c. Menjadi Pembina masjid-masjid yang ada diwilayah Kecamatan
d. Kepengurusan Masjid dipilih oleh jamaah dan dikuatkan oleh Camat atas
usul Kepala KUA Kecamatan.
21
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Standar Pembinaan Manajemen Masjid ( Jakarta:
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2014).h.12.
35
2. Standar Idarah (organisasi, managemen dan administrative)
a. Organisasi dan Kepengurusan masjid ditetapkan dan dilantik oleh
Pemerintah Daerah setingkat Camat untuk waktu 3 (Tiga) tahun dan dapat
dilpilih kemabali maksimal 2 periode.
b. Struktur organisasi dan pengurs merupakan representative dari
perwakilan pemerintah, organisasi islam dan perwakilan masyarakat.
c. Memiliki system administrasi perkantoran dan kesekretariatan serta
ketatausahaan yang akuntable
d. Melakukan rapat pleno minimal sekali dalam setahun
e. Melakukan rapat rutin minimal sekali dalam sebulan.
f. Merumuskan program jangka pendek, menenangah dan panjang.
g. Memiliki sistem pengelolaan bangunan (building management).
h. Memiliki Imam Besar, dan 2 orang imam yang ditetapkan oleh Camat
atas usul kepala KUA Kecamatan.
i. Memiliki Muadzin minimal 2 orang.
j. Memiliki Sertifikat arah kiblat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Agama.
k. Memiliki legalitas status tanah, diutamakan bersertifikat tanah wakaf.
l. Membuka kritik dan saran dari jamaah.
36
3. Standar Imarah (Kegiatan Memakmurkan)
a. Menyelenggarakan peribadatan: shalat fardu lima waktu, shalat jumat,
shalat tarawih, dan shalat sunnah yang incidental seperti shalat gerhana.
b. Menampung perbedaan pendapat dan mengambil titik tengah.
c. Membuka ruang utama shalat pada waktu-waktu shalat
d. Menyelenggarakan shalat Idul Fitri dan Idul adha yang dihadiri oleh
Camat, Pejabat Kecamatan dan masyarakat umum
e. Menentukan tema materi khutbah. Ceramah tarawih dan kajian keIslaman
lainnya sesuai dengan kebutuhan jamaah.
f. Menyelenggarakan Kegiatan Dakwah Islam seperti Kuliah Duha, kajian
keIslaman, peringatan mauled, Isra Mi‟raj, Tahun Baru Islam dan Tabligh
Akbar.
g. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan seperti Madrasah Diniyah, TPQ,
Majlis Taklim, PKBM (Pusat Kegiatan Blajar Masyarakat), dan kursus-
kursus
h. Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan sosial dan ekonomi antara
lain lembaga zakat, koperasi, dll.
i. Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan sosial keagamaan seperti
santunan fakir, miskin dan yatim, menghimpun hewan qurban dan
menyalurkan kepada yang berhak, dll.
j. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan pemulasaran jenazah.
37
k. Melayani konsultasi jamaah, baik dalam hubungan preblematika pribadi
dan keluarga, maupun hubungannya dengan masalah keIslaman.
l. Menyelenggarakan pembinaan pemuda/ remaja masjid.
m. Menyelenggarakan bimbingan/ pelatihan manasik haji dan umroh.
n. Menyelenggarakan siran dakwah melali media yang dapat diakses oleh
masyarakat.
o. Menyelenggarakan dakwah melalui website yang dikelola secara aktif.
p. Menyiarkan khutbah dan ceramah melalui bulletin atau selebaran yang
mudah untuk dibagikan kepada masyarakat.
4. Standar Ri‟ayah (Pemeliharaan dan Pengadaan Fasilitas)
a. Fasilitas Utama
1) Memiliki ruang shalat yang dapat menampung 5.000 jamaah, lengkap
dengan garis-garis shaf.
2) Menyediakan alat shalat wanita (mukenah) bersih minimal 30 unit
serta tempat penyimpanannya.
3) Memiliki minimal1 ruang tamu khusus (VIP).
4) Memili ruang serba guna (Aula).
5) Memiliki tempat wudhu sebanyak 50 kran dan MCK sebanyak 20
unit yang mudah dijangkau oleh jamaah, termasuk di setiap lantai
atas dan ruang imam serta kantor.
38
6) Memiliki sound sistem dengan kapasitas 4.000 MW yang telah
diakustik dan memiliki ruang khusus.
7) Memiliki saran listrik yang mencukupi dan genset.
8) Memiliki saran jalan untuk penyandang cacat.
9) Memiliki infokus dan layarnya yang terpasang secara permanen atau
tidak permanen.
b. Fasilitas Penunjang
1) Memiliki ruang kantor sekretariat yang dapat menampung aktivitas
pengurus.
2) Memiliki ruang imam dan muadzin.
3) Memiliki ruang perpustakaan yang baik.
4) Memiliki ruang perkantoran yang dapat menunjang pemakmuran
masjid.
5) Memiliki halaman parkir yang luas.
6) Memiliki tempat penitipan alas kaki dan barang milik jamaah di
setiap pintu masuk masing-masing 500 kotak.
7) Memiliki minimal 1 ruang konsultasi.
8) Memiliki minimal 2 kamar penginapan.
9) Memiliki 1 unti mobil ambulan.
10) Memiliki sarana bermain dan olah raga
11) Memiliki kendaraan oprasional
39
MASJID JAMI22
1. Masjid Jami adalah masjid yang terletak di pusat pemukiman di wilayah
pedesaan/kelurahan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Berada di pusat Pedesaan/Kelurahan/pemukiman warga, dibiayai oleh
Pemerintahan Desa/Kelurahan dan atau swadaya masyarakat.
b. Menjadi pusat kegiatan keagamaan Pemerintahan Desa/ Kelurahan dan
warga.
c. Menjadi pembina masjid, mushalla dan majelis taklim yang ada diwilayah
Desa/Kelurahan/Pemukiman.
d. Kepengurusan Masjid dipilih oleh jamaah dan ditetapkan oleh
pemerintah setingkat kelurahan/Desa atas rekomendasi Kepala
KUA Kecamatan.
2. Standar Idarah (organisasi, managemen dan administrative)
a. Organisasi dan Kepengurusan masjid ditetapkan dan dilantik
oleh pemerintah daerah setingkat kelurahan/Desa untuk waktu 3
(Tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 2 periode.
b. Struktur organisasi dan pengurus merupakan representative
dari perwakilan, mushalla, majelis taklim dan tokoh masyarakat.
c. Memiliki sistem adiministrasi perkantoran dan kesekretariatan
serta ketatausahaan yang akuntabel.
22
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Standar Pembinaan Manajemen Masjid ( Jakarta:
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2014) h.14
40
d. Melakukan rapat pleno minimal sekali dalam setahun.
e. Melakukan rapat rutin minimal sekali dalam sebulan.
f. Merumuskan program jangka pendek, menenangah dan panjang.
g. Memiliki sistem pengelolaan bangunan (building management).
h. Memiliki 1 orang imam yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
setingkat kelurahan/Desa setelah memperoleh sertifikasi dari KUA atau
ulama setempat.
i. Memiliki Muadzin minimal 2 orang.
j. Memiliki Minimal 4 orang khatib dan cadangannya.
k. Memiliki Sertifikat arah kiblat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Agama.
l. Memiliki legalitas status tanah, diutamakan bersertifikat tanah wakaf.
m. Membuka kritik dan saran dari jamaah.
3. Standar Imarah (Kegiatan Memakmurkan)
a. Menyelenggarakan peribadatan: shalat fardhu lima waktu, shalat
jumat, shalat tarawih, dan shalat sunnah yang insidental seperti
shalat gerhana.
b. Menampung perbedaan pendapat dan mengambil titik tengah.
c. Membuka Ruang Utama Shalat pada waktu-waktu shalat.
d. Menyelenggarakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang dihadiri
oleh Lurah/Kepala Desa/RW dan masyarakat umum.
41
e. Menentukan tema materi khutbah, ceramah tarawih dan kajian keislaman
lainnya sesuai dengan kebutuhan jamaah.
f. Menyelenggarakan Kegiatan Dakwah Islam seperti Majelis
Taklim, Kuliah Dhuha, kultum sehabis shalat, Peringatan Maulid, Isra
Mi'raj,Tahun Baru Islam dan Tabligh Akbar.
g. Menyelenggarakan Kegiatan Pendidikan, khususnya non formal
seperti Madrasah Diniyah, TPQ, Majelis Taklim, PKBM (Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat) dan Kursus-Kursus yang dibutuhkan jamaah.
h. Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan sosial dan ekonomi antara
lain UPZ (Unit Pengumpulan Zakat), BMT, Koperasi, dll.
i. Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan sosial keagamaan
seperti santunan fakir, miskin dan yatim, menghimpun hewan qurban
dan menyalurkan kepada yang berhak, dll.
j. Menyelenggarakan Pembinaan Pemuda/Remaja Masjid.
k. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan dan pemulasaran jenazah.
l. Melayani konsultasi jamaah, baik dalam hubungan dengan problematika
pribadi dan keluarga, maupun hubungannya dengan masalah kelslaman.
m. Menyediakan Buletin Jum'at yang dibagikan kepada Jamaah.
4. Standar Ri'ayah (Pemeliharaan dan Pengadaan Fasilitas)
A. Fasilitas Utama
1. Memiliki ruang shalat yang dapat menampung 1.000 jamaah.
2. lengkap dengan garis-garis shaf.
42
3. Menyediakan alat shalat wanita (mukenah) bersih minimal 10
unit serta tempat penyimpanannya.
4. Memiliki minimal 1 ruang tamu.
5. Memiliki Ruang Serbaguna (Aula).
6. Memiliki tempat wudhu sebanyak 20 kran dan MCK sebanyak 5 unit.
7. Memiliki sound sistem yang memadai dan telah diakustik.
8. Memiliki sarana listrik yang mencukupi dan genset.
B. Fasilitas Penunjang
1. Memiliki ruang kantor sekretariat yang dapat menampung aktivitas
pengurus.
2. Memiliki ruang imam dan muadzin.
3. Memiliki ruang perpustakaan yang baik.
4. Memiliki klas/ruang belajar.
5. Memiliki halaman parkir yang cukup untuk mobil, sepeda motor
dan sepeda.
6. Memiliki tempat penitipan alas kaki dan barang milik jamaah
di setiap pintu masuk masing-masing 100 kotak.
7. Memiliki sarana bermain dan olahraga.
8. Memiliki kendaraan operasional.
43
BAB III
PROFIL DAN GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID DI KECAMATAN
MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA SELATAN
A. DATA MASJID DI KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
Dari data yang ada dilapangan, kecamatan mampang prapatan memiliki
jumlah masjid dan mushollah yang cukup banyak, yaitu sebanyak 49 Masjid, 86
Musholla untuk itu penulis membatasi pada masjid yang memiliki kriteria sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/802
Tahun 2014 Tentang Standar Pembinaan Manajemen Masjid, untuk lebih
memfokuskan objek penelitian, juga standar yang digunakan agar memudahkan
peneliti dalam melakukan observasi.
Maka dari itu yang penulis peroleh dari standar yang sudah ada adalah sebagai
berikut:
1. Masjid At-Taqwa1
Masjid ini berdiri pada tahun 1959 diatas tanah seluas 1.500 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 720 meter persegi yang
mampu menampung 2.700 orang/jamaah, beralamat di Jl. Bangka III Rt. 12 Rw. 02,
kelurahan Pela Mampang, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta selatan. Memiliki 6
orang pengurus masjid, 8 orang imam serta 25 khatib.
1 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
44
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, aula serbaguna, tempat penitipan sepatu
dan sandal, ruang belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan jenazah, kantor
secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia, pembangkit
listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid At-Taqwa antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan
Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu
2. Masjid Nurul Huda2
Masjid ini berdiri pada tahun 1957 diatas tanah seluas 2.000 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 500 meter persegi yang
mampu menampung 1.200 orang/jamaah, beralamat di Jl. Kemang Timur Rt. 005
Rw. 005, kelurahan Bangka, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta selatan.
Memiliki 8 orang pengurus masjid, 4 orang imam serta 15 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, tempat penitipan sepatu dan sandal, ruang
2 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
45
belajar TPA/Madrasah, perpustakaan, perlengkapan pengurusan jenazah, mobil
ambulan, kantor secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia,
pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah
lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Nurul Huda antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar,
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat,
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu.
3. Masjid Al-Falah3
Masjid ini berdiri pada tahun 1960 diatas tanah seluas 1.770 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 1.100 meter persegi
yang mampu menampung 1.000 orang/jamaah, beralamat di Jl. Mampang Prapatan
Rt. 05 Rw. 06, kelurahan Mampang Prapatan, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta
selatan. Memiliki 10 orang pengurus masjid, 8 orang imam serta 15 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, tempat penitipan sepatu dan sandal, ruang
belajar TPA/Madrasah, aula serbaguna, perpustakaan, perlengkapan pengurusan
3 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
46
jenazah, kantor secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia,
pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah
lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Al-Falah antara lain adalah
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan
Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu
4. Masjid Al-Barkah4
Masjid ini berdiri pada tahun 1818 diatas tanah seluas 2.000 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 896 meter persegi yang
mampu menampung 1.100 orang/jamaah, beralamat di Jl. Kemang Utara Rt. 02 Rw.
04, kelurahan Bangka, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta selatan. Memiliki 8
orang pengurus masjid, 4 orang imam serta 15 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, tempat penitipan sepatu dan sandal, ruang
belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan jenazah, mobil ambulan, kantor
4 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
47
secretariat, sound system dan multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar
mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Al-Barkah antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan
Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu.
5. Masjid Al- Ibadah5
Masjid ini berdiri pada tahun 1970 diatas tanah seluas 1.000 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 500 meter persegi yang
mampu menampung 1.200 orang/jamaah, beralamat di Jl. Kemang Selatan Rt. 002
Rw. 006, kelurahan Bangka, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta selatan.
Memiliki 8 orang pengurus masjid, 4 orang imam serta 15 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, tempat penitipan sepatu dan sandal, ruang
belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan jenazah, mobil ambulan, kantor
secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia, pembangkit
listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah lainya.
5 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
48
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Al-Ibadah antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar,
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat,
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu.
6. Masjid Assa’adah As’sudairi6
Masjid ini berdiri pada tahun 1974 diatas tanah seluas 1.200 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 500 meter persegi yang
mampu menampung 1.350 orang/jamaah, beralamat di Jl. Mampang Prapatan XIV
Rt. 009 Rw. 004, kelurahan Tegal Parang, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta
selatan. Memiliki 10 orang pengurus masjid, 5 orang imam serta 7 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, aula serbaguna, perpustakaan, tempat
penitipan sepatu dan sandal, ruang belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan
jenazah, kantor secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia,
pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah
lainya.
6 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
49
Kegiatan yang dilakukan oleh Masjid Assaadah antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan
Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu.
7. Masjid Riyadul Abidin7
Masjid ini berdiri pada tahun 1928 diatas tanah seluas 1.500 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 900 meter persegi yang
mampu menampung 2.430 orang/jamaah, beralamat di Jl. Bangka I Rt. 001 Rw. 001,
kelurahan Pela Mampang, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta selatan. Memiliki 6
orang pengurus masjid, 6 orang imam serta 11 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, aula serbaguna, perpustakaan, tempat
penitipan sepatu dan sandal, ruang belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan
jenazah, kantor secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia,
pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah
lainya.
7 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
50
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Riyadul Abidin antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan
Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu.
8. Masjid Al-Istiqomah8
Masjid ini berdiri pada tahun 1998 diatas tanah seluas 2.200 meter persegi
dengan status tanah wakaf dan dengan luas bangunan sebesar 650 meter persegi yang
mampu menampung 1.750 orang/jamaah, beralamat di Jl. Tegal Parang Selatan Rt.
005 Rw. 005, kelurahan Tegal Parang, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta
selatan. Memiliki 8 orang pengurus masjid, 5 orang imam.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, perpustakaan, tempat penitipan sepatu dan
sandal, ruang belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan jenazah, kantor
secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia, pembangkit
listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Al-Istiqomah antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
8 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
51
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan
Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan
Ibadah Sholat Fardhu.
9. Masjid Al- Hurriyah9
Masjid ini berdiri pada tahun 1930 diatas tanah seluas 1.500 meter persegi
dengan status tanah SHM dan dengan luas bangunan sebesar 500 meter persegi yang
mampu menampung 1.320 orang/jamaah, beralamat di Jl. Mampang Prapatan XVI
Rt. 001 Rw. 003, kelurahan Tegal Parang, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta
selatan. Memiliki 6 orang pengurus masjid, 8 orang imam serta 12 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, tempat penitipan sepatu dan sandal, ruang
belajar TPA/Madrasah, aula serbaguna, koprasi, perpustakaan, perlengkapan
pengurusan jenazah, kantor secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan
multimedia, pembangkit listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana
ibadah lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Al-Hurriyah antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan
9 Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
52
kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid), Menyelenggarakan Pengajian Rutin,
Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari
Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat
Fardhu.
10. Masjid Jami’ Kemang10
Masjid ini berdiri pada tahun 1982 diatas tanah seluas 1.650 meter persegi
dengan status tanah SHM dan dengan luas bangunan sebesar 500 meter persegi yang
mampu menampung 1.000 orang/jamaah, beralamat di Jl. Kemang Timur Rt. 004
Rw. 001, kelurahan Bangka, kecamatan Mampang Prapatan. Jakarta selatan.
Memiliki 8 orang pengurus masjid, 4 orang imam serta 15 khatib.
Fasilitas yang dimiliki oleh masjid ini antara lain, halaman parkir, gudang
penyimpanan perlengkapan masjid, taman, tempat penitipan sepatu dan sandal, ruang
belajar TPA/Madrasah, perlengkapan pengurusan jenazah, mobil ambulan, kantor
secretariat, penyejuk udara/AC, sound system dan multimedia, pembangkit
listrik/genset, kamar mandi/WC, tempat wudhu serta sarana ibadah lainya.
Kegiatan yang dilakukan oleh masjid Jami’ Kemang antara lain adalah:
Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan kegiatan
pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar,
10
Daftar Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
53
Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam, Menyelenggarakan Sholat Jumat,
Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu.
B. SRTRUKTUR DAN BAGAN ORGANISASI
Struktur organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang menunjukan
hubungan antar unit; adanya pembagian kerja sekaligus keterpaduan fungsi-fungsi
atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda, adanya wewenang, garis pemberian tugas,
dan laporan.
Secara sederhana struktur organisasi masjid dapat dilihat pada gambar berikut11
:
11
Tim Kamus 5, Kemakmuran Masjid (Jakarta, Yayasan Kado Anak Muslim dan Pusat Gerakan
Memakmurkan Masjid, 2007) hal 54
DEWAN SYARIAH
MASJID
KETUA
WAKIL KETUA SEKRETARIS BEDAHARA
PENDIDIKAN DAN
DAKWAH
PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN
PEMBANGUNAN DAN
PEMELIHARAAN
ADMINISTRASI
JAMAAH
SOSIAL DAN
KEMASYARAKATAN
54
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pemberdayaan dilakukan dalam rangka mencapai kemaslahatan hidup yang
lebih baik dari sebelumnya, oleh karena itu perlu adanya terobosan-terobosan yang
mampu untuk mencapai pada titik pemberdayaan juga pada lembaga-lembaga yang
kiranya dapat mengoptimalkan pemberdayaan, maka dari itu, masjid dapat menjadi
sebuah media yang menengahi antara orang yang memiliki kemampuan lebih dengan
orang yang membutuhkan kemampuan untuk tercapainya kemaslahatan hidup
bersama.
Dalam hal ini arti dari berkemampuan adalah baik berkemampuan dalam
bidang materi harta benda ataupun berkemampuan dalam hal memiliki skill
(kemampuan) yang dapat ditransfer melalui sebuah program pemberdayaan yang
nantinya dapat digunakan juga dalam mencari penghidupan.
Masjid menjalankan fungsi ekonomi maka masjid tidak hanya mandiri dari
sisi finansial saja namun juga turut membantu program pengentasan kemiskinan yang
juga membantu menaikan taraf hidup masyarakat disekitarnya. Hal ini dikarenakan
letak geografis masjid yang sangat strategis yaitu ditengah-tengah lingkungan
masyarakat, sehingga masjid dapat dengan mudah menjangkau sumber pendanaan
yaitu para muzzaki (orang yang menunaikan zakat) dan sasaran pemberdayaan yaitu
55
mustahiq (orang yang berhak menerima zakat). Dan ketika semua program itu
direalisasikan dan dimanejemen dengan baik maka akan didapat hasil yang positif.
Pemberdayaan Berbasis Masjid juga dapat membantu memaksimalkan fungsi
Masjid, dimana Masjid tidak lagi dipandang hanya untuk kegiatan yang bersifat
keagamaan saja, tetapi masjid juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk
meningkatkan kualitas umat Islam, baik dalam hal ekonomi, politik, sosial dan juga
budaya. Dari kegiatan pemberdayaan inilah akan tampil kader-kader umat yang dapat
berkhidmat untuk melayani umat melalui Masjid. Dan dukungan mereka akan
menghasilkan perubahan yang signifikan di tengah masyarakat seiring dengan proses
pemberdayaan yang sedang berlangsung.
Pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid juga merupakan cara yang ideal
untuk menjadikan masyarakat yang ideal berdasarkan Al-Qur’an. Karena dalam
pemberdayaan berbasis masjid terdapat 3 point penting yang menjadi landasan,
yaitu1:
1. Adanya kepemimpinan yang Islami.
2. Adanya peraturan/perundang-undangan yang Islami.
3. Adanya praktik budaya masyarakat yang Islami.
1 Sofyan Safri Harahap, Manajemen Masjid, (Yogyakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996), h. 42
56
Selain manfaat-manfaat tersebut diatas, Pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid
juga dapat mengembalikan fungsi Masjid seperti sediakala, seperti pada zaman
Rasulullah S.A.W. Pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid terbukti dapat
mengoptimalkan fungsi masjid, masjid kembali kepada hakikat fungsinya dimana
masjid sebagai salah satu tempat strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Berikut ini penulis mencoba untuk menguraikan dari hasil observasi dan
wawancara langsung dengan pengurus masjid yang bersangkutan.
1. Masjid At-Taqwa
Masjid ini berdiri sejak tahun 1959, yang sebelumnya berbentuk
mushollah, didirikan oleh H. Sholihun dengan status tanah wakaf, seiring
berjalanya waktu atas dasar keinginan dari masyarakat yang mulai bertambah
jumlahnya disekitar mushollah maka mushollah tersebut dijadikan masjid dengan
renovasi dan pembentukan pengurus yang mumpuni untuk sebuah masjid2.
Dengan letak masjid yang berada dilingkungan masyarakat ramai, sudah
sepatutnya masjid ini memiliki program-program yang dapat menarik serta
menjadi manfaat untuk warga sekitar dan juga warga lainnya, walaupun masjid
ini terletak bukan dipinggir jalan raya, namun jalanan yang ada disekitar masjid
memang cukup ramai dilalui orang banyak.
2 Wawancara pribadi dengan Shodli.ZA, Jakarta, 16 mei 2016.
57
Terlebih, masih di halaman masjid ini ada sebuah sekolah yang memang
didirikan untuk keperluan pendidikan, sehingga suasana menjadi lebih hidup dan
ramai, tidak hanya sekolah, masjid ini juga memiliki program-program yang
memberdayakan ekonomi umat, diataranya adalah
a) Memiliki sebuah yayasan yang bernama yayasan At-Taqwa, dimana yayasan
ini memiliki lembaga pendidikan dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK)
sampai dengan madrasah ibtidaiyah (SD) dengan jumlah murid keseluruhan
mencapai 550 orang siswa dan tenanga pengajar berjumlah 27 orang.
b) Memiliki kegiatan LTQ (Lembaga Tahfidzul Qur’an), kegiatan ini juga
dibawah pengawasan yayasan At-Taqwa langsung, program kegiatan ini
untuk menciptakan kader-kader umat yang memiliki hafalan Qur’an 30 juz,
dan kegiatan ini diikuti oleh 80 siswa dari Thailand, 5 siswa dari Indonesia
secara resmi, namun begitu banyak juga orang Indonesia yang ikut dalam
kegiatan tersebut untuk sekedar talaqi atau setoran hafalan. 80 siswa dari
Thailand bermukim di asrama yang dimiliki oleh sekolah Andalus, jaraknya
masih berdekatan dengan masjid At-Taqwa.
c) Memiliki program pengurusan jenazah untuk jama’ah masjid, dimana
program ini untuk membantu masyarakat yang terkena musibah, semua
biaya pengurusan jenazah ditanggung oleh masjid
58
d) Memiliki lapangan serbaguna untuk kegiatan-kegiatan masjid, lapangan ini
juga bisa digunakan untuk resepsi pernikahan warga sekitar, tanpa ada uang
sewa, dan biasanya penyewa tempat sendiri yang berinisiatif memberikan
infak kepada masjid dan pengurus untuk uang kebersihan.
e) Memiliki satu tiang dihalaman masjid yang digunakan untuk antena
pemancar salah satu provider telekomunikasi, yang mana sifatnya menyewa
lahan, adapun hasil dari penyewaan tersebut digunakan untuk kemandirian
masjid dalam oprasional kegiatannya.
f) Memiliki kegiatan TPA (Taman Pengajian Anak-anak), kegiatan ini dilakuan
setiap hari senin sampai dengan jumat, memiliki 60 murid dan 3 orang
pengajar
g) Kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak, shadaqah dan
wakaf, dimana kegiatan ini untuk membantu fakir miskin yang ada, baik dari
lingkungan masjid sendiri ataupun dari tempat lain, dan untuk kegiatan
wakafnya, saat ini sedang di program untuk keperluan wakaf produktif,
seperti kegiatan simpan pinjam dan modal produktif untuk masyarakat
kurang mampu.
Untuk uang kas masjid saat ini adalah Rp. 50.000.000 (kurang lebih) yang
mana didapat dari infak shalat jum’at, sumbangan dari masyarakat dan
penyewaan lahan masjid dari antena sebuah provider telekomunikasi, kas masjid
59
biasanya digunakan unutk membayar listrik, air, kebersihan, renovasi masjid jika
diperlukan serta untuk membayar ta’mir (pengurus) masjid tiap bulannya.
Peran masjid AT-taqwa tidak hanya pada ibadah sholat semata, namun lebih
dari itu, masjid ini dapat mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki masjid dengan
program-program yang dapat memberdayakan warga sekitar juga warga lainnya,
sebagai pribadi-pribadi muslim tentu menginginkan masjid dapat termanfaatkan
secara optimal dan dapa membantu umat dalam menjalani kehidupan ini, terlebih
peran ekonomi dalam kehidupan tidak dapat dipandang sebelah mata karena
ekonomi adalah nadi dalam kehidupan.
2. Masjid Nurul Huda
Masjid Nurul Huda berdiri sejak tahun 1957 dalam bentuk langgar yang
diwakafkan oleh H. Ali Bin Timin dan Hj. Rism Binti Rasim, yang pada
kemudian waktu atas inisiatif masyarakat dan juga keluarga pewakaf, langgar ini
diperluas dan dijadikan masjid, karna memang jama’ah sekitar masjid sudah
bertambah banyak jumlahnya3.
Masjid yang terletak tepat disamping jalan raya ini memiliki peran
strategis dalam mewadahi masyarakat yang lalu-lalang dan juga masyarakat
sekitar dalam beribadah, namun tidak hanya ibadah kepada sang pencipta saja,
masjid ini juga dapat menjadi wadah untuk beribadah secara sosial ekonomi,
yang mana dapat dilihat dari kegiatan pemberdayaan ekonominya, yaitu:
3 Wawancara pribadi dengan Marzukinur. Jakarta, 9 Mei 2016
60
a) Pemanfaatan lahan parkir, lahan parkir ini diurus oleh pemuda/remaja masjid
nurul huda yang sudah terkoordinasi dengan pengurus masjid untuk keamanan
kendaraan orang-orang yang singgah dan sholat dimasjid ini, karna letak
masjid ini berada didaerah ramai dan juga dipinggir jalan raya maka tidak
sedikit juga pegawai dari tempat kerja lain menitipkan kendaranya dilahan
parkir masjid ini, untuk itu pengurus masjid memberikan tanggung jawab
kepada pemuda/remaja untuk mengelola lahan parkir yang nantinya apabila
memiliki hasil dapat digunakan untuk kegiatan remaja, adapun kegiatan
remaja saat ini diantaranya adalah latihan Hadroh, pengajian rutin, dan juga
zikiran.
Untuk program remaja selanjutnya adalah mendirikan sebuah koprasi dari
uang hasil pengelolaan lahan parkir tersebut, seperti yang dikatan oleh ketua
pengurus masjid Nurul Huda, Bpk. H. Marzukinur “kedepan nanti remaja
mau bikin koprasi simpen pinjem dan juga rencana nanti mao ngadain lagi
mobil ambulan…” .
b) Santunan kepada anak yatim, dalam kegiatan ini masjid hanya bersifat sebagai
fasilitator yang mewadahi golongan yang berkelebihan harta dan ingin
menginfakannya kepada anak-anak yatim, tidak hanya bersifat perorangan
yang menjadi donatur tapi juga perusahan atau kantor disekitar masjid juga
ikut andil dalam pendanaanya, sampai saat ini tak kurang dari 27 orang anak
yatim disekitar masjid yang terdaftar dalam program ini setiap bulannya.
61
c) Penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak, shadaqah yang diperuntukan
untuk para Mustahiq baik yang berada disekitar masjid maupun yang datang
dari wilayah lain.
Adapun untuk kas masjid saat ini berjumlah Rp. 20.000.000 (kurang
lebih) yang mana kas ini didapat dari kegiatan infak jum’at setiap minggunya dan
ada juga sumbangan perorangan dari warga sekitar. Dana ini digunakan untuk
kegiatan oprasional masjid sehari-hari, diantaranya adalah untuk membayar listrik,
perawatan barang-barang inventaris masjid, perawatan bangunan masjid, dan juga
untuk membayar ta’mir atau merbot masjid sebanyak 2 orang, yang mana setiap
minggunya dibayar Rp400.000 untuk ta’mir pertama dan Rp250.000 untuk ta’mir
kedua.
Walaupun program pemberdayaan yang dimiliki masjid ini tidak
sebanyak masjid At-Taqwa, masjid ini cukup efektif dalam mengayomi pemuda
yang mana merupakan asset untuk untuk masa depan agar terhindar dari
pergaulan-pergaulan anak muda yang tidak diinginkan.
3. Masjid Al-Falah
Masjid Al-Falah sebelumnya dikenal dengan langgar H.Hasan, karena
memang masjid ini dahulunya berbentuk langgar, berupa tanah wakaf yang
diwakafkan oleh keluarga H.Hasan kurang lebih seluas 200meter persegi, seiring
berjalannya waktu atas inisiatif warga sekitar dan juga beberapa tokoh masyarakat
62
sekitar bergotong royong untuk memperluas tanah wakaf ini sehingga terbentuklah
mushollah Al-Ittihad, Ittihad sendiri berarti persatuan karena memang pada saat itu
masyarakat sekitar berdiri dari latar belakang politik yang berbeda, namun untuk
urusan membangun tempat ibadah mereka bersatu tanpa pandangbulu, setelah itu
pada tahun 1960 barulah menjadi sebuah masjid yang bernama Al-Falah,
pembangunan masjid ini atas dasar swadaya masyarakat sekitar dan juga tokoh-
tokoh masyarakat pada saat itu, diantaranya adalah H. Muhammad Nur, H.Munir,
H.Marzuki dan H.Romli juga ada bantuan dari pak lurah Mampang Prapatan pada
saat itu yang dikenal dengan lurah Matun, gotong royong ini dilakukan atas dasar
sukarela dan memang untuk warga sendiri4.
Masjid yang tergolong cukup besar di wilayah kelurahan Mampang Prapatan
ini, memiliki peran yang cukup strategis baik dari segi tempat ibadah dan juga dari
segi pemberdayaan ekonomi umat, dari segi ibadah masjid Al-falah menjadi
masjid yang cukup mudah dicapai untuk shalat jum’at dan shalat 5 waktu, karena
masjid ini terletak dekat dengan area perkantoran, sekolah dan juga rumah
kontrakan, selain itu untuk manajemen pengelolaanya pun cukup baik dan hati-hati
dalam pelaksanaanya, ada beberapa kegiatan-kegiatan kiranya mampu untuk
memberdayakan ekonomi umat, diataranya adalah:
a) KJKS-KUM 3 (Koperasi Jasa Keuangan Syariah Komunitas Usaha Mikro
Muammalat berbasis Masjid),yaitu lembaga keuangan formal yang didirikan
4 Wawancara pribadi dengan H. Hilaimi dan Fuedi. Jakarta, 27 Mei 2016
63
melalui pemberdayaan usaha mikro muamalat berbasis masjid. Program ini
merupakan kelanjutan dari program KUM3 di satu wilayah yang telah
memasuki jangka waktu pelaksanaan maksimal dua tahun. jasa keuangan
yang ada di masjid ini, bekerjasama dengan Bank Muammalat Indonesia
lewat Baitulmal Muammalat untuk membantu meningkatkan taraf usaha
kecil masyarakat sekitar yang membutuhkan modal tambahan, dengan modal
awal KUM 3 ini sebesar Rp. 20.000.000 yang disalurkan untuk unit usaha
kecil, lalu selanjutnya ada perputaran kedua dari KUM 3 dengan dana
sebesar Rp. 37.000.000 dengan tujuan yang sama, dengan hasil yang lancar
dan adanya perkembangan yang baik maka diputuskan untuk membangun
kantor KUM 3 dengan penambahan modal dari BMI sebanyak
Rp.237.000.000, modal ini juga ditambah dari pengurus masjid yang ikut
menyetorkan modalnya sebanyak Rp.22.000.000. dengan adanya lembaga
yang bertujuan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi umat dengan
melakukan program pinjaman mikro. Dalam rangka memberdayakan
pengusaha kecil (mikro), agar pegusaha kecil ini bisa tetap berjalan dan tetap
eksis bahkan berkembang dalam usaha ditengah persaingan dan krisis
ekonomi yang sedang melanda indonesia. Untuk KJKS KUM 3 Masjid Al-
Falah pun membuat strategi dengan membuat sebuah program Pinjaman
Mikro yang maksudnya untuk memberdayakan para pengusaha kecil
(mikro) dalam mengembangkan usahanya dan dapat mensejahterakan para
pedagang kecil (mikro). lembaga ini membantu para pedagang kecil yang
64
tidak mempunyai modal untuk mengembangkan usahanya, untuk nasabah
tidak hanya berasal dari lingkungan masjid, tapi juga berasal dari warga
kelurahan lain, kecamatan dan bahkan tingkat provinsi DKI menjadi nasabah
KUM 3 masjid Al-Falah ini. Lembaga KJKS-KUM 3 ini dan manajemennya
mengambil peran strategis untuk mengatasi masalah kurangnya
pemberdayaan untuk masyarakat sekitar, masjid yang biasanya berfungsi
sebagai tempat ibadah, dalam hal ini masjid Al-Falah mempunyai tanggung
jawab untuk mendidik dan membantu masyarakat disekitar masjid jami agar
mencapai potensi yang maksimal sehingga terbentuk ketahanan umat yang
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Dalam penyaluran dananya KUM 3
menerapkan rumus 5 C, yaitu: capacity, capital, conditional, carracter, dan
collateral.
b) Kegiatan penyewaan lahan parkir masjid, kegiatan ini untuk mengakomodir
kendaraan warga yang awalnya parkir sembarang dipinggir jalan, dengan
pertimbangan oleh dewan masjid, maka lapangan halaman masjid yang ada
dibuka untuk parkiran umum warga yang tidak memiliki tempat parkir di
rumahnya, dengan iuran Rp.200.000 per bulan, pemasukan ini nantinya akan
masuk kepada kas masjid untuk oprasional keseharian masjid dan juga
membayar satpam yang berjumlah 2 orang tentunya.
c) Kegiatan penyewaan aula masjid, biasanya aula ini digunakan untuk acara
resepsi pernikahan dan juga acara seminar, untuk penyewaan aula dikenakan
iuran sebesar Rp.3.000.000, yang mana nantinya pemasukan ini akan masuk
65
ke kas masjid untuk oprasional harian dan juga meningkatkan kesejahteraan
marbot yang ada dimasjid.
d) Lapak pedagang kaki lima, karena lingkungan masjid yang bedekatan dengan
sekolah, maka banyak juga pedagang kaki lima yang ada didaerah tersebut,
untuk itu masjid menyediakan lahan untuk mewadahi para pedagang
mejajakan daganganya, dengan demikian para pedagang bisa berjualan
dengan tanpa mengganggu pengguna jalan yang lainnya, adapun untuk
kebersihan lingkungan, masjid mengenakan iuran sebesar Rp. 2000 per hari
untuk tiap pedagang yang berjualan, yang mana nantinya dana ini untuk
membayar petugas kebersihan lingkungan masjid dan sekolah.
e) Kegiatan TPA, kegiatan ini dilakukan setiap hari terkecuali hari Sabtu,
dimulai pada saat magrib berjama’ah, dan selesai pada setelah shalat Isya,
TPA ini memiliki jumlah murid sebanyak 85 orang siswa dengan jumlah
pengajar sebanyak 15 orang. Untuk tiap bulanya uang kas masjid
mengalokasikan dana sebesar Rp. 1.500.000 untuk subsidi pembayaran tenaga
pengajar, hal ini dilakukan untuk membangkitkan kolaborasi yang baik demi
keberlangsungan generasi muda.
f) Penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak, shadaqah yang diperuntukan
untuk para Mustahiq baik yang berada disekitar masjid maupun yang datang
dari wilayah lain, yang wujudkan dengan kegiatan santunan anak yatim dan
santunan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu yang memiliki prestasi baik
di dunia pendidikan.
66
Untuk saat ini uang kas masjid Al-Falah berjumlah Rp 524.208.000 per
juma’at 27 mei 2016, pemasukan berasal dari infak jum’at, kotak amal harian,
penitipan sepatu dan sandal, penyewaan lahan parkir, penyewaan aula dan dari
donatur perorangan tetap dan tidak tetap. Uang kas ini digunakan untuk keperluan
oprasional masjid sehari-hari, bulanan dan bahkan tahunan. Jumlah pengurus
secara keselurah ada 53 orang dan ditambah jumlah marbot sebanyak 5 orang.
Sebagai masjid yang cukup besar diwilayah kelurahan Mampang
Prapatan sudah sepatutnya masjid Al-Falah menjadi contoh bagi masjid-masjid
lain baik di kelurahan Mampang Prpapatan maupun di wilayah lainya, masjid ini
cukup baik dalam mengoptimalkan fasilitas yang ada melalui program-program
yang di wujudkan untuk kebaikan masyrakat, baik yang tinggal disekitar majid
maupun yang datang dari tempat lain.
4. Masjid Al-Barkah
Masjid ini berdiri pada 3 maret tahun 1818 berupa langgar barokah,
diwakafkan oleh guru Shinin atau usat. H. Husaini bin Syekh Abd. Rahman, dalam
masa perjalanannya masjid ini mengalami renovasi sama seperti masjid-masjid
lain di kecamatan mampang prapatan, kepengurusan masjid ini dilakukan dengan
cara turun temurun, masjid ini merupakan masjid tertua yang ada dikecamatan
mampang prapatan5.
5 Wawancara pribadi dengan H. Abd. Somad. NH. Jakarta, 9 Mei 2016
67
Masjid Al-Barkah memiliki letak yang cukup strategis, yaitu diujung
pertigaan jalan raya yang ramai orang lalui, jd sebagai tempat ibadah masjid ini
cukup mudah untuk didatangi, karena letaknya yang strategis masjid ini memiliki
halaman parkir yang cukup besar untuk memfasilitasi jamaah yang dating
menggunakan kendaran, selain itu, masjid Al-Barkah juga melahirkan sebuah
lembaga pendidikan MIN (madrasah Ibdtida’iyyah Negeri) yang menjadi cerminan
bahwa masjid ini cukup serius dalam memperhatikan pendidikan anak, tidak hanya
sekolah MIN tetapi ada juga program lain yang dimiliki oleh masjid ini,
diantaranya adalah:
a) Kegiatan TPA, kegiatan ini rutin dilakukan untuk pembelajaran agar anak
mampu membaca Al-Qur’an, biasanya dilaksanakan sehabis pulang sekolah
atau pada pukul 4 sore sampai dengan menjelang magrib, kegiatan ini diikuti
oleh 28 orang anak dengan tenaga pengajar sebanyak 8 orang .
b) Kegiatan madrasah ibdtida’iyah, kegiatan ini tidak berlangsung didalam
masjid, melainkan di sekolah dasar yang didirikan oleh keluarga yayasan,
tidak jauh dari masjid sekolah ini berdiri, disekolah ini terdapat 87 orang
siswa dan tenaga pengajar sebanyak 16 orang guru, untuk operasianal
sekolah ini sama halnya dengan sekolah dasar pada umumnya, walaupun
satu yayasan dengan masjid al-Barkah, namun sekolah ini memiliki sistem
operasional yang otonom, artinya manajemen pengelolaan keuangan sekolah
saat ini tidak lagi menjadi satu dengan pengelolaan keuangan masjid, karena
sekolah ini sudah bisa mandiri dalam memenuhi keperluan operasionalnya.
68
c) Kegiatan arisan pengajian, kegiatan ini bertujuan untuk mengeratkan tali
silaturahmi antar jama’ah masjid, selain itu juga bertujuan untuk membantu
jama’ah dalam mengelola keuangan, karena dalam kegiatan ini tujuannya
sama seperti tabungan bersama. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang jama’ah
masjid Al-Barkah.
d) Kegiatan “kumpulan simpan pinjam”, kegiatan ini diikuti oleh 17 orang
jama’ah masjid, adanya kumpulan simpan pinjam bertujuan untuk membantu
jama’ah ataupun warga sekitar yang membutuhkan modal untuk usaha atau
kebutuhan lainya, dengan akad pinjaman, kegiatan ini tidak sama sekali ada
unsur riba didalamnya, modal pokok yang dipinjam akan dikembalikan
sebesar modal pokok itu juga tanpa tambahan sedikitpun.
e) Penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak, shadaqah yang
diperuntukan untuk para Mustahiq baik yang berada disekitar masjid
maupun yang datang dari wilayah lain.
Untuk saat ini jumlah uang kas masjid Al-Barkah sebesar Rp 20.000.000,
untuk sumber kas didapat dari infak Jum’at, dan donatur tidak tetap saja. Uang
ini digunakan untuk oprasional masjid, baik harian, bulanan sampai dengan
tahunan.
Pengelolaan mamajemen masjid masih cukup tradisional, yaitu masjid ini
dikelola secara turun-temurun dan memang hanya berorientasi untuk
kepentingan ibadah semata, namum dari segi kegiatan masjid ini cukup
69
memberdayakan masyarakat sekitar untuk sama-sama berupaya melakukan
kegiatan tolong-menolong secara agama dan sosial.
5. Masjid Al-Ibadah
Masjid ini didirikan oleh H. Sa’obah Bin H. Banceng dengan wakaf tanah
seluas 1000 meter persegi dan oleh H. Su’aib Bin H. Nusi dengan wakaf tanah seluas
500 meter persegi, dengan total luas tanah seluas 1500 meter persegi ini lah masjid
Al-Ibadah berdiri, dengan beberapa kali renovasi masjid ini telah menjadi masjid
yang cukup megah dibilangan Kemang, dan kepengurannya dilakukan dengan cukup
baik oleh warga sekitar dan oleh keluarga pewakaf6.
Masjid yang terletak diantara perumahan warga ini cukup megah, sekitar
masjid hanya dikelilingi oleh perumahan, tidak terdapat area perkantoran ataupun
ruko-ruko pedagang, namun demikian, selain kegiatan-kegiatan rutin yang biasa
dilakukan oleh masjid pada umumnya, masjid Al-Ibadah memiliki program kegiatan
yang cukup menarik, diantaranya adalah:
a) Kegiatan LTQ (Lembaga Tahfidz Qur’an), kegiatan ini bekerjasama dengan
yayasan Ust. Yusuf Mansur, dengan tujuan menciptakan kader-kader umat
yang hafal Al-Qur’an, untuk kegiatan ini bertempat tidak jauh dari masjid
Al-Ibadah, hanya berjarak tidak lebih dari 20 meter tempat kegiatan ini
berlangsung, merupakan satu tempat yang khusus dibangun untuk kegiatan
ini lengkap dengan asrama untuk menampung 40 orang murid, adapun
6 Wawancara pribadi dengan H. Rohmani Hs. Jakarta, 10 Mei 2016
70
tenaga pengajarnya berjumlah 10 orang yang langsung didatangkan dari
yayan Ust. Yusuf Mansur.
b) Kegiatan TPA (Taman Pengajian Anak), kegiatan ini bertujan untuk
pembelajaran anak dalam membaca Al-Qur’an, kegiatan ini berlangsung
setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu, yang diikiuti oleh 15 orang murid,
dengan tenaga pengajar 3 orang guru.
c) Pemberdayaan Remaja Islam, yang mana program ini diperuntukan bagi
anak-anak muda yang berada sekeliling masjid untuk ikut membantu
kegiatan-kegiatan masjid sehingga nantinya diharapkan pemuda-pemuda ini
dapat menjadi kader penurus kepengurusan masjid Al-Ibadah.
d) Penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak, shadaqah yang
diperuntukan untuk para Mustahiq baik yang berada disekitar masjid
maupun yang datang dari wilayah lain.
Untuk saat ini masjid Al-Ibadah memiliki uang kas sebanyak Rp
150.000.000, yang mana sumber pemasukannya berasal dari infak Jum’at dan juga
bantuan dari masyarakat sekitar, masjid ini memiliki 20 orang remaja masjid yang
membantu dalam kegiatan-kegiatan masjid dan marbot yang berjumlah 4 orang untuk
kepengurusan fisik masjid sehari-hari. Dana kas biasanya digunakan untuk keperluan
oprasional masjid baik dari segi kegiatan-kegiatannya juga untuk perawatan
bangunan masjid.
71
6. Masjid Assa’adah Assudairi
Masjid ini terletak persis di samping jalan raya Mampang Prapatan,
dahulu, masjid ini masih disebut sebagai langgar H. Entong sekitar tahun 1937
dengan luas tanah 100 meter persegi, pada tahun 1960 langgar di direnovasi menjadi
mushollah Assa’adah lalu seiring berjalannya waktu pada tahun 1995 mushollah
Assa’adah berubah menjadi Masjid Assa’adah dengan swadaya dari masyarakat ini
dperluas dan direnovasi kembali sampai menjadi Masjid Jami As-saadah Asudairi
seperti saat ini7.
Selain itu adapula kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi ekonomi
umat, diataranya adalah:
a) Kegiatan penyewaan lahan parkir, untuk mengakomodir kendaraan yang
tidak memiliki tempat parkir, masjid ini menyediakan tempat di basement,
baik untuk parkir regular ataupun parkir pada waktu-waktu shalat jum’at
serta ketika ada acara di masjid ini dan untuk parkir regular yang mana
sifatnya terus-menerus seperti penitipan mobil, dimana untuk parkiran
semacam itu masjid ini mengenakan tarif sebesar Rp 300.000,- per bulannya.
Uang ini akan masuk kedalam kas masjid untuk kebutuhan operasional dan
membayar penjaga parkiran tersebut.
b) Kegiatan penyewaan aula masjid, biasanya aula ini digunakan untuk acara
resepsi pernikahan dan juga acara seminar, untuk penyewaan aula dikenakan
7 Wawancara pribadi dengan A. Suryani Abd Aziz. Jakarta, 8 mei 2016
72
infak semampunya yang mana nantinya pemasukan ini akan masuk ke kas
masjid untuk oprasional harian dan juga meningkatkan kesejahteraan marbot
yang ada dimasjid.
Sampai saat ini untuk kas masjid Assa’adah asudairi berjumlah Rp
300.000.000 lebih, sumber kasnya berasal dari infak jum’at, penyewaan lahan
parkir, penyewaan aula dan juga dari sumbangan masyarakat serta donatur, baik
donatur perorangan maupun lembaga yang ada disekitar masjid. Seperti masjid
pada umumnya, uang kas digunakan untuk oprasional masjid sehari-hari, bulanan
maupun tahunan, dari mulai membayar listrik, kebersihan, alat perlengkapan
sarana ibadah sampai dengan perwatan fisik masjid. Untuk marbot dimasjid ini
berjumlah 5 orang, 3 orang sebagai kebersihan dan 2 orang sebagai seksi ibadah.
7. Masjid Riyadul Abidin
Masjid yang sebelumnya berupa langgar ini dahulu dikenal dengan
sebutan Langgar H. Mase yang beralamat di Jl. Bangka 10 Rt.04, Rw. 05,
kelurahan Pela Mampang, dengan letak yang strategis, yaitu disamping jalan raya
yang menghubungkan antara Jl. Bangka dengan Jl. Kemang Raya, langgar ini
pun direnovasi dan diperluas atas dasar swadaya masyarakat dan juga keluarga
pewakaf untuk kemudian dijadikan masjid, agar dapat memfasilitasi orang-orang
yang lalu-lalang berpergian, baik dari penyediaan lahan parkir yang lebih luas
73
dan juga bangunan serta fasilitas pendukung lainnya disediakan, sampai dengan
saat ini masjid Riyadul Abidin memiliki 10 orang pengurus dan mengadakan
kegiatan-kegiatan rutin seperti masjid pada umumnya mulai dari shalat fardhu,
shalat sunnah, pengajian bapak-bapak dan pengajian ibu-ibu8.
Adapun untuk kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi umat,
masjid Riyadul Abidin tidak terlalu memfokuskan pada bidang itu, karena
dibelakang masjid sudah ada lembaga pendidikan berupa sekolah TK dan PAUD
yang menjadi wadah kegiatan pemberdayaan ekonomi umat, baik dari segi
tenaga pengajar, pengelola administrasi sampai dengan tenaga kebersihan,
sekolah ini bertempat satu halaman dengan masjid, juga masih dalam satu
yayasan yang sama, namun untuk kegiatan serta pengelolaan keuanganya tidak
terkait dengan masjid atau berdiri sendiri.
Masjid Riyadul Abidin memiliki status tanah wakaf dengan halaman
parkir yang cukup luas, namun halaman itu hanya dipergunakan untuk parkir
kendaran yang memang singgah untuk melakukan sholat atau kegiatan
keagamaan saja, tidak untuk penitipan mobil.
8 Wawancara pribadi pribadi dengan Zarkasih bin H. Ahmad sanusi. Jakarta, 7 mei 2016
74
8. Masjid Al-Istiqomah
Masjid ini beralamat di Jl. Masjid Al-Istiqomah, RT.5/RW.5, Tegal
Parang, didirikan pada tahun 1824 oleh seorang mujahid muslim untuk keperluan
ibadah warga kampung sekitar, lalu direnovasi total pada tahun 1948, dan
renovasi kembali pada tahun 1993, serta diresmikan pada tahun 2001, disekitar
masjid terdapat area pemakaman untuk warga sekitar dan juga pewakaf serta
pengurus-pengurus terdahulu masjid ini, masjid ini memiliki yayasan wakaf yang
bernama yayasan wakaf H. Zakaria.
Masjid ini terletak didalam yang berjarak sekitar 50 meter dari jalan raya,
dan disekelilingnya terdapat rumah penduduk serta area pemakaman, dan tidak
ada lagi jalan tembus yang dapat dilalui kendaran, sehingga untuk lahan
parkirnya menjadi satu dengan jalan dan sedikit halaman yang dialokasikan oleh
masjid untuk parkir.
Untuk kegiatan yang ada pada masjid ini pada umumnya sama dengan
kegiatan-kegiatan yang ada pada masjid, seperti shalat lima waktu, ceramah
agama, pengajian rutin, peringatan hari-hari besar Islam dll.
Untuk kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi umat masjid ini
belum memfokuskan kearah itu, karena dari segi letak masjid yang berada
dilingkungan yang cukup dekat dengan sekolah-sekolah serta area pertokoan,
sehingga untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi umat dapat diserap oleh
lembaga-lembaga yang sudah ada, adapun untuk masjid berperan dalam hal
penghimpunan dan penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah.
75
9. Masjid Al-Hurriyah
Masjid ini terletak sekitar 15 meter dari jalan utama, yang kemudian akan
melewati jalan yang memiliki lebar tidak lebih untuk satu mobil, jalan ini
biasanya dilalui oleh pejalan kaki dan pengguna sepeda motor, dan kemudian
dapat kita jumpai bangunan masjid 2 lantai yang disebut sebagai masjid al-
hurriyah9.
Sebelum menjadi masjid, tempat ini dikenal dengan sebutan mushollah
H.Ishaq pada tahun 1920, H.ishaq sendiri adalah salah satu pewakaf untuk
berdirinya masjid Al-Hurriyah ini, walaupun telah bernama mushollah Al-
Hurriyah, namun dahulu warga sekitar tetap menyebutnya mushollah H.Ishaq.
Kegiatan yang dimiliki oleh masjid ini sama seperti masjid-masjid lain
pada umumnya, yaitu, untuk kegiatan shalat lima waktu, shalat jum’at, shalat hari
raya umat Islam dan kegiatan-kegiatan dakwah islam berupa ceramah serta
pengajian lainnya juga untuk fasilitas yang di miliki masjid ini cukup memadai
untuk keperluan ibadah sehari-hari.
Salah satu fasilitas yang cukup menarik dari masjid ini adalah adanya
sebuah mobil ambulan yang dapat digunakan secara gratis oleh jamaah ataupun
warga setempat untuk keperluan medis, tanpa adanya pungutan sepeserpun, dan
untuk supir ambulannya pun dapat dibayar secara sukarela oleh pengguna mobil
ambulan. Adapun untuk perawatan mobil seperti service, ganti oli dan lain-lain
9 Wawancara pribadi dengan A. Rifki Muchtar. Jakarta, 8 mei 2016
76
ditanggung dari masjid, karena mobil ambulan ini adalah hibah/ pemberian dari
salah satu jamaah masjid yang di niatkan untuk membantu orang-orang yang
membutuhkan.
Dan untuk kegiatan lainnya yang ada di masjid ini adalah TPA Al-
Kautsar, TPA ini diadakan atas inisiatif dari kaum ibu untuk keperluan
pendidikan membaca Al-Qur’an bagi anak-anak, namun demikian dari pengelola
masjid tidak ada campur tangan sama-sekali, masjid hanya menyediakan fasilitas
berupa tempat.
Peran tanggung jawab masjid untuk kegiatan-kegiatan ibadah sudah
cukup baik, adapun peran lain seperti pendidikan dan kegiatan pemberdayaan
lainnya sudah dijalankan oleh sekolah yang ada disekitar masjid, yaitu sekolah
Madrasah Aliyah Al-Khairiyah, yang mana sekolah ini masih memiliki hubungan
kekerabatan sesama pendirinya dengan masjid, sehingga masjid hanya
memfokuskan pada kegiatan-kegiatan ibadah rutin saja.
10. Masjid jami’ Kemang
Masjid jami’ Kemang terletak dilahan yang cukup strategis, yaitu dekat
dengan perempatan jalan raya Kemang dan dengan perumahan penduduk,
sehingga masjid ini tidak hanya digunakan oleh warga yang tinggal disekitar
masjid, tetapi dapat juga digunakan oleh orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, karena memang masjid ini terletak persis dipinggir jalan raya.
77
Untuk bangunan masjid ini memiliki bangunan masjid 2 lantai dengan
lantai dasar sebagai tempat shalat utama yang bisa digunakan setiap waktu, ada
juga parkiran mobil dan motor yang disediakan oleh pengelola masjid demi
kemudahan jamaah yang menggunakan kendaran untuk singgah di masjid ini.
Untuk kegiatan rutinnya, masjid ini sama dengan masjid-masjid yang
lain, yaitu kegiatan shalat 5 waktu, shalat jum’at, shalat hari raya umat islam,
pengajian rutin, ceramah agama sampai dengan kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah.
Masjid ini juga memiliki satu buah pos satpam dengan 2 orang satpamnya
untuk menjaga keamanan kendaran yang terparkir dihalaman masjid, karena
memang hamper rata-rata jamaah yang singgah di masjid ini membawa
kendaraan.
Untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi umatnya, masjid ini
mengoptimalkan halaman parkir yang ada, yaitu selain untuk kemudahan jamaah
yang membawa kendaraan untuk shalat di masjid ini, juga untuk kesejahteraan
satpam yang ditugaskan untuk menjaga area parkiran
Masjid adalah jantung umat Islam. Masjid adalah salah satu pilar peretas
kebangkitan umat selain pesantren dan kampus. Keberadaan masjid merupakan
poros aktivitas keagamaan di masyarakat. Seperti pada zaman Rasulullah, masjid
memegang peranan yang sangat vital dalam rangka pemberdayaan umat. Segala
aspek kehidupan, dari mulai kegiatan keagamaan hingga kegiatan kenegaraan
78
dilakukan di Masjid. Dengan kata lain, masjid merupakan poros paling vital bagi
umat Islam pada saat itu. Oleh karena itu, bukanlah hal yang mustahil untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan berbasis masjid pada saat ini.
Masjid diharapkan pula menjadi mitra lembaga pendidikan formal (sekolah) yang
memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi yang akan datang.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Potensi pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid memang sangat
dibutuhkan, pasalnya kegiatan pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid
sangatlah jarang dilakukan. Padahal Indonesia sebagai negara Islam terbesar
di dunia mempunyai banyak masjid yang potensial dimana kita semua sebagai
umat Islam dapat memanfaatkannya untuk melaksanakan kegiatan
pemberdayaan dan sebagai poros terdepan dalam mengentaskan kemiskinan
serta untuk menambah kecintaan masyarakat terhadap masjid terutama kaum
pemuda, selain itu masjid juga dapat membantu dalam upaya pengentasan
kemiskinan, juga dapat melindungi masyarakat dan terutama kaum
pemudanya dari jerat kriminalitas yang tidak diinginkan. Di Indonesia,
biasanya kegiatan pemberdayaan dilakukan oleh lembaga pemerintah melalui
dinas-dinas terkait dan juga perusahaan-perusahaan swasta melalui program-
program CSR (corporate social responsibility).
2. Sistem pengelolaan masjid sebagai tempat yang memiliki citra untuk ibadah
oleh umat Islam ternyata dapat juga menjadi sarana bagi kita sebagai umat
Islam untuk saling tolong-menolong dengan sesama, khususnya untuk
melaksanakan kegiatan pemberdayaan. Salah satunya adalah dengan
80
melakukan kegiatan Pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid, baik dari
sisi yang sederhana seperti pemberdayaan masyarakat sekitar untuk merawat,
mengurus dan menjaga masjid sampai dengan kegiatan yang lebih kompleks,
seperti pembuatan unit-unit usaha untuk warga sekitar dengan pola kerjasama
yang telah disepakati serta pembuatan madrasah atau sekolah yang memiliki
standar mutu sama dengan sekolah negeri lainya, pola pengajaran yang
terpadu, juga manajemen yang terhubungan dengan pemberdayaan lainnya.
3. Sistem pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid tersebut menyatakan
bahwa, kegiatan pemberdayaan tersebut sebagai upaya dalam rangka
mengembangkan kemampuan dan kemandirian masjid dalam memenuhi
kebutuhan oprasionalnya dan jama’ah Masjid dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kegiatan tersebut juga dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang
membina keutuhan ikatan jama’ah, sebagai wahana untuk meningkatkan
kecerdasan dan ilmu pengetahuan umat muslim, serta sebagai sarana
pembinaan dan pengembangan kader-kader umat Islam melalui pendidikan
dan pengajaran. Artinya, teori yang peneliti gunakan sebagai pisau analisis
sudah sesuai dengan analisis yang peneliti kemukakan, dan semua itu
berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta penelaahan dokumen yang
peneliti lakukan terkait dengan program pemberdayaan ekonomi umat studi
pada masjid-masjid besar di Kecamatan Mampang Prapatan.
81
B. Saran
Disarankan agar masjid-masjid besar di Kecamatan Mampang Prapatan lebih
optimal dan lebih baik lagi dalam menjalankan program pemberdayaan ekonomi
umat yang berbasis Masjid dalam rangka pemecahan permasalah-permasalahan sosial
yang banyak terjadi di lingkungan Masjid khususnya dan di masyarakat pada
umumnya. Semoga jama’ah Masjid dan masyarakat sekitar sebagai pemanfaat
program, dapat memanfaatkan kegiatan pemberdayaan tersebut sebaik-baiknya,agar
kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana dalam memandirikan dan
mensejahterakan mereka.
Sudah saatnya Masjid menjadi bagian dari solusi masyarakat untuk ikut serta
dalam menyelesaikan dan meringankan problematika kehidupan. Masjid perlu
diberdayakan melalui pembinaan pengurus dan jama’ahnya, dan melalui peningkatan
pelayanan kepada masyarakat. Pengurus masjid mungkin bisa menerapkan sistem
jemput bola, yang artinya datang ke rumah-rumah warga untuk melakukan
penyuluhan atau membuat edaran yang berisi baik itu tentang agama, sosial, budaya
atau ekonomi agar warga semakin memiliki kesadaran tidak hanya dalam ibadah,
tetapi juga kesadaran dalam sosial, budaya dan ekonomi.
Terakhir, disarankan agar kagiatan pemberdayaan ekonomi umat berbasis
masjid yang dilakukan oleh masjid-masjid besar di Kecamatan Mampang Prapatan,
dapat ditiru oleh masjid-masjid lain yang ada di Jakarta khususnya dan Indonesia
82
pada umumnya, agar dapat membantu pemerintah dalam mengatasi atau paling tidak
meminimalisir permasalahan-permasalahan sosial, ekonomi, budaya serta
permasalahan lainnya yang saat ini sedang melanda negeri kita Indonesia.
83
Daftar Pustaka
Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Depok: Gramata Publishing, 2010
Agustinus Sri Wahyudi. Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah, dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani Press, 2003.
Ayub, Mohammad E. Manajemen masjid: Petunjuk Praktis bagi para
pengurus.Penyunting, Doddy Mardanus. Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Badudu-zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan, 1997
Faridl,Miftah. Masyarakat Ideal. Bandung: Pustaka, 1997
Gazalba, Saidi. Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al-
husna, Cet VI, 1994.
Harahap, Sofyan Syafri, Manajemen Masjid. Jogjakarta: Bhakti Prima Rasa, 1996
Ife, Jim. Community Development: Creating community alternative-vision,
analysis and practice. Dalam Tantan Hermansah, dkk. Dasar-dasar
pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.
Machendrawati, Nanih dan Safei, Agus Ahmad. Pengembangan Masyarakat Islam:
Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. Bandung: ROSDA,2001
Manuwoto. Peningkatan peran serta dalam upaya pemberdayaan masyarakat
dalam menuju masyarakat madani. Dalam Tantan Hermansah, dkk.
Dasar-dasar pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta: Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009.
Mubyarto. Membangun Sistem Ekonomi. Yogyakarta: BPFE, 2000
Purnomo,Setiawan Hari dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : sebuah Konsep
Pengantar. Jakarta: LPEEE UI, 1999.
84
Rukmana, Nana. Manajemen Masjid Panduan Praktis Membangun Dan
Memakmurkan Masjid. Bandung: MQS Publishing,2009.
Raharjo, M. Darmawan. Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
Plajar Pustaka, 1999
Setiana I. “Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat” Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga Press, 2007
Subianto, Achmad, dkk. Memakmurkan Masjid. Jakarta: Yayasan kado Anak
Muslim dan Pusat Gerakan Memakmurkan Masjid, 2007.
Sumodiningrat, Gunawan. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman
Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT
Refika Aditama, 2005.
Sutarmadi, Ahmad. Masjid, Tinjauan Alquran Assunah dan Managemen. Jakarta:
Penerbitkalimah, 2001.
Sutarmadi, Ahmad. Visi, Misi dan Langkah Strategis: Pengurus Dewan Masjid
Indonesia dan Pengelola Masjid. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.
Soetomo, Strategi-strategi pembangunan masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006.
Syafri Harahap, Sofyan, Wiroso Muhammad Yusuf Akuntansi Perbankan
Syariah,cet,1, Jakarta: LPFE Usakti, 2005
Tim Kamus 5 (Subianto Ahmad dkk). KEMAKMURAN MASJID. Jakarta: Yayasan
Kado Anak Muslim dan Pusat Gerakan Memakmurkan Masjid, 2007.
Internet:
“Kecamatan Dalam Angka”, artikel diakses pada 20 Oktober 2015 dari
http://jakselkota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kecamatan-Mampang-Prapatan-
2015.pdf
“Profil Masjid” artikel diakses pada 2 April 2016 dari
http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/?tipologi_id=&kecamatan_id=1850
NO
KAB/KOTA
KECAMATAN
NAMA MASJID
ID MASJID TIPOLOGI
ALAMAT LUAS TANA
H
STATUS
TANAH
LUAS BANGUNA
N
TAHUN BERDIR
I
JUMLAH SDM NO. TELP/H
P
KETERANGAN
JAMAAH
IMAM
KHATIB
MUAZIN
REMAJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al- Hurriyah
01.4.11.06.03.000033
Masjid Jami
Jl. Mampang Prapatan IV/B Tegal Parang
700 m2 Wakaf 462 m
2 1978 > 200 5 31 6 12 021
7985485
2. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Baiturrohim
01.4.11.06.03.000033
Masjid Jami
Jl.Mampang Prapatan VIII Rt. 17 Rw.003 Kel.Tegal Parang
900 m2 SHM 600 m
2 1985 > 200 4 - 5 14
3. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Assaadah
01.4.11.06.03.000032
Masjid Jami
Jl.Mampang Prapatan XIV Rt.009 Rw.004 Kel.Tegal Parang
1.200 m
2
SHM 500 m2 1974 > 200 5 - 4 15
4. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Istiqomah
01.4.11.06.03.000031
Masjid Jami
Jl.Mampang Prapatan Raya Rt.009 Rw.003 Kel.Tegal Parang
140 m2 SHM 140 m
2 1998 150 - 200 5 - 5 12
5. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Istiqomah
01.4.11.06.03.000029
Masjid Jami
Tegal Parang Selatan.Rt.005 Rw.005.Kel.Tegal Parang
2.200 m
2
SHM 650 m2 1998 150 - 200 5 - 5 18
6. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Hurriyah
01.4.11.06.03.000030
Masjid Jami
Jl.Mp.Prapatan XVI Rt.001/003 Kel.Tegal Parang
1.500 m
2
SHM 500 m2 1930 50 - 100 8 12 - -
7. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Anwar
01.4.11.06.03.000029
Masjid Jami
Jl.Mp.Prapatan IV Rt.012/002 Kel.Tegal Parang
600 m2 SHM 600 m
2 1928 50 - 100 9 14 - -
8. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Kel.Tegal Parang
01.4.11.06.03.000028
Masjid Jami
Jl.Mp.Prapatan XI Rt.009/001
500 m2 SHM 430 m
2 1992 50 - 100 8 12 - -
9. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Riyadul Abidin
01.4.11.06.03.000026
Masjid Jami
Jl.Bangka I Rt.001/001 Kel Pela Mampang
1.500 m
2
SHM 900 m2 1928 100 - 150 6 11 - -
10. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Hidayatullah
01.4.11.06.03.000025
Masjid Jami
Jl.Bangka X Rt.04/007 Kel.Pela Mampang
1.200 m
2
SHM 650 m2 1982 50 - 100 10 13 - -
11. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Husnul Khotimah
01.4.11.06.03.000023
Masjid Jami
Jl.Bangka II E Rt.03/013 Kel.Pela Mampang
200 m2 SHM 150 m
2 1990 50 - 100 9 11 - -
12. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Darussalam
01.4.11.06.03.000022
Masjid Jami
Jl.Pondok JayaI Rt.01/006 Kel.Pela Mampang
1.000 m
2
SHM 300 m2 1967 50 - 100 8 13 - -
13. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Darul Muttaqin
01.4.11.06.03.000021
Masjid Jami
Jl.Bangka II-F Rt.012/013 Kel.Pela Mampang
400 m2 SHM 150 m
2 1957 50 - 100 7 8 - -
14. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid At-Taqwa
01.4.11.06.03.000020
Masjid Jami
Jl.Bangka XI -B Rt.06/10 Kel.Pela Mampang
1.500 m
2
SHM 1.000 m2 1977 100 - 150 8 12 - -
15. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Hikmah
01.4.11.06.03.000019
Masjid Jami
Jl.Bangka II Rt.003 Rw.003 Kel.Pela Mampang
1.500 m
2
SHM 400 m2 1973 > 200 4 11 - -
16. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Aqwam
01.4.11.06.03.000018
Masjid Jami
Jl.Bangka Raya Rt.011 Rw.05 Kel.Pela Mampang
600 m2 SHM 500 m
2 1940 > 200 4 12 - -
17. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Muhajirin
01.4.11.06.03.000017
Masjid Jami
Komplek CPM Rt.007 Rw.009.Kel.Pela Mampang
1.500 m
2
SHM 700 m2 1977 > 200 5 15 - -
18. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Ikhlas
01.4.11.06.03.000016
Masjid Jami
Jl.Bangka Barat Rt.001 Rw.007 Kel.Pela Mampang
208 m2 SHM 208 m
2 1971 > 200 4 11 - -
19. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Abror
01.4.11.06.03.000015
Masjid Jami
Jl.Bangka VIII Rt.009 Kel.Pela Mampang
194 m2 SHM 194 m
2 1982 > 200 4 11 - -
20. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Nurul Falah
01.4.11.06.03.000014
Masjid Jami
Jl.Kemang I Rt.012 Rw.001. Kel.Bangka
300 m2 SHM 300 m
2 1993 > 200 4 13 - -
21. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Nurul Huda
01.4.11.06.03.000013
Masjid Jami
Jl.Kemang Timur Rt.005 Rw.0056 Kel.Bangka
2.000 m
2
SHM 500 m2 1959 > 200 4 15 - -
22. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Jami' Kemang
01.4.11.06.03.000012
Masjid Jami
Jl.Kemang Utara Rt.004 Rw.001 Kel.Bangka
1.650 m
2
SHM 500 m2 1982 > 200 4 15 - -
23. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Kautsar
01.4.11.06.03.000011
Masjid Jami
Jl.Kemang raya Rt.004 Rw.001.Kel.Bangka
1.000 m
2
SHM 500 m2 1982 > 200 4 15 - -
24. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Barkah
01.4.11.06.03.000010
Masjid Jami
Jl.Kemang Utara Rt.003 Rw.004.Kel.Bangka
2.000 m
2
SHM 896 m2 1941 > 200 4 15 - -
25. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Ibadah
01.4.11.06.03.000009
Masjid Jami
Jl.Kemang Selatan Rt.002 Rw006.Kel.Bangka
1.000 m
2
SHM 500 m2 1970 > 200 4 15 - -
26. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Ramhatul Huda
01.4.11.06.03.000008
Masjid Jami
Jl.Komp.Zeni AD Rt 004 Rw.003 Kel.Mp Prapatan
450 m2 SHM 300 m
2 1991 > 200 7 13 - -
27. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Saadatus Sholihin
01.4.11.06.03.000007
Masjid Jami
Jl.Mp.Prapatan IV Rt.005 Rw.005 Kel.Mp.Prapatan
600 m2 SHM 600 m
2 1980 > 200 7 13 - -
28. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Mukhlisin
01.4.11.06.03.000006
Masjid Jami
Jl.Kapten Tendean Rt 006 Rw.003 Kel.Mp.Prapatan
200 m2 SHM 150 m
2 1985 150 - 200 4 11 - -
29. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Riyadh
01.4.11.06.03.000005
Masjid Jami
Jl.Tegal Parang Utara Rt 004 Rw.004.Kel.Mp.Prapatan
930 m2 SHM 420 m
2 1967 > 200 7 13 - -
30. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Ijabah
01.4.11.06.03.000004
Masjid Jami
Jl. Tegal Parang Utara Rt.002 Rw.004
700 m2 SHM 360 m
2 1969 > 200 7 15 - -
31. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Mustaqim
01.4.11.06.03.000003
Masjid Jami
Jl.P.Al-Muttaqin Rt 002 Rw.004 Kel.Mp.Prapatan
400 m2 SHM 400 m
2 1986 > 200 8 13 - -
32. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid Al-Falah
01.4.11.06.03.000002
Masjid Jami
Jl.Mp.Prapatan Rt.018 Rw.001.Kel.Mp.Prapatan
1.770 m
2
SHM 1.100 m2 1965 > 200 8 15 - -
33. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN
Mampang Prapatan
Masjid At-Taqwa
01.4.11.06.03.000001
Masjid Jami
Gg.Jati Rt.001 Rw.01 Kel.MP.Prapatan
200 m2 SHM 113 m
2 1977 150 - 200 6 12 - -
MASJID ASSAADAH Alamat : Jl.Mampang Prapatan XIV Rt.009 Rw.004 Kel.Tegal Parang TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000032
Luas Tanah : 1.200 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 500 m2
Tahun Berdiri : 1974
Daya Tampung
Jamaah : 1.350
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Aula Serba Guna, Perlengkapan Pengurusan Jenazah,
Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan
Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat
Wudhu, Sarana Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 10
IMAM KHATIB
5 -
MASJID AL-ISTIQOMAH Alamat : Tegal Parang Selatan.Rt.005 Rw.005.Kel.Tegal Parang TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000029
Luas Tanah : 2.200 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 650 m2
Tahun Berdiri : 1998
Daya Tampung
Jamaah : 1.750
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Perpustakaan, Kantor
Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan Multimedia,
Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 8
IMAM KHATIB
5 -
MASJID AL-HURRIYAH Alamat : Jl.Mp.Prapatan XVI Rt.001/003 Kel.Tegal Parang TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000030
Luas Tanah : 1.500 m2
Status Tanah : SHM
Luas
Bangunan : 500 m
2
Tahun Berdiri : 1930
Daya Tampung
Jamaah : 1.320
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar (TPA/Madrasah), Aula Serba Guna, Perlengkapan Pengurusan Jenazah,
Koperasi, Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound
System dan Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC,
Tempat Wudhu, Sarana Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 6
IMAM KHATIB
8 12
MASJID RIYADUL ABIDIN Alamat : Jl.Bangka I Rt.001/001 Kel Pela Mampang TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000026
Luas Tanah : 1.500 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 900 m2
Tahun Berdiri : 1928
Daya Tampung
Jamaah : 2.430
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Aula Serba Guna, Perlengkapan Pengurusan Jenazah,
Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan
Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat
Wudhu, Sarana Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 6
IMAM KHATIB
6 11
MASJID AT-TAQWA Alamat : Jl.Bangka XI -B Rt.06/10 Kel.Pela Mampang TIPOLOGIMasjid Jami
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000020
Luas Tanah : 1.500 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 1.000 m2
Tahun Berdiri : 1977
Daya Tampung
Jamaah : 2.700
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Aula Serba Guna, Perlengkapan Pengurusan Jenazah,
Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 6
IMAM KHATIB
8 12
MASJID NURUL HUDA Alamat : Jl.Kemang Timur Rt.005 Rw.0056 Kel.Bangka TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000013
Luas Tanah : 2.000 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 500 m2
Tahun Berdiri : 1959
Daya Tampung
Jamaah : 1.200
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Mobil Ambulance,
Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan
Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat
Wudhu, Sarana Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 8
IMAM KHATIB
4 15
MASJID JAMI' KEMANG Alamat : Jl.Kemang Utara Rt.004 Rw.001 Kel.Bangka TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000012
Luas Tanah : 1.650 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 500 m2
Tahun Berdiri : 1982
Daya Tampung
Jamaah : 1.000
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Mobil Ambulance,
Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan Multimedia,
Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 8
IMAM KHATIB
4 15
MASJID AL-BARKAH Alamat : Jl.Kemang Utara Rt.003 Rw.004.Kel.Bangka TIPOLOGI
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000010
Luas Tanah : 2.000 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 896 m2
Tahun Berdiri : 1941
Daya Tampung
Jamaah : 1.100
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Mobil Ambulance,
Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat),
Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 8
IMAM KHATIB
4 15
MASJID AL-IBADAH Alamat : Jl.Kemang Selatan Rt.002 Rw006.Kel.Bangka TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000009
Luas Tanah : 1.000 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 500 m2
Tahun Berdiri : 1970
Daya Tampung
Jamaah : 1.200
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Perlengkapan Pengurusan Jenazah, Mobil Ambulance,
Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan Multimedia,
Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat Wudhu, Sarana
Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 8
IMAM KHATIB
4 15
MASJID AL-FALAH Alamat : Jl.Mp.Prapatan Rt.018 Rw.001.Kel.Mp.Prapatan TIPOLOGI
Masjid Jami
DKI JAKARTA » KOTA ADM. JAKARTA SELATAN » MAMPANG PRAPATAN
ID Masjid : 01.4.11.06.03.000002
Luas Tanah : 1.770 m2
Status Tanah : SHM
Luas Bangunan : 1.100 m2
Tahun Berdiri : 1965
Daya Tampung
Jamaah : 1.000
Fasilitas : Parkir, Taman, Gudang, Tempat Penitipan Sepatu/Sandal, Ruang Belajar
(TPA/Madrasah), Aula Serba Guna, Perlengkapan Pengurusan Jenazah,
Perpustakaan, Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Sound System dan
Multimedia, Pembangkit Listrik/Genset, Kamar Mandi/WC, Tempat
Wudhu, Sarana Ibadah
Kegiatan : Pemberdayaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf, Menyelenggarakan
kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Menyelenggarakan Pengajian Rutin, Menyelenggarakan Dakwah
Islam/Tabliq Akbar, Menyelenggarakan Kegiatan Hari Besar Islam,
Menyelenggarakan Sholat Jumat, Menyelenggarakan Ibadah Sholat Fardhu
Jumlah
Pengurus : 10
IMAM KHATIB
8 15
Wawancara Tentang Pemberdayaan Ekonomi Umat Pada Masjid-Masjid di
Kecamatan Mampang Prapatan
1. Jelaskan secara singkat sejarah berdirinya masjid ini?
2. Berapakah jumlah pengurus tetap masjid saat ini?
3. Berapakah total saldo kas masjid saat ini?
4. Untuk apa sajakah kegunaan kas masjid?
5. Dari mana sumber kas masjid didapatkan?
6. Apakah masjid ini menyelenggarakan TPA/Madrasah? Jika iya, berapa jumlah murid dan
tenaga pengajarnya?
7. Apakah aula masjid ini disewakan untuk umum? Jika iya, berapa biaya sewa per harinya?
dan untuk apa saja biasanya aula masjid ini digunakan?
8. Apakah halaman masjid ini disewakan untuk parkiran umum? Jika iya, berapa biaya
sewanya?
9. Apakah halaman masjid ini disewakan untuk kegiatan bazaar atau pedagang kecil lainya?
Jika iya, berapa biaya sewanya?
10. Apakah masjid ini memiliki badan atau organisasi pengelola keuangan seperti koperasi,
BMT atau semisalnya? Jika iya, berapa jumlah nasabah yang dimiliki?, berapa jumlah
tabungan dan pembiayaan yang ada saat ini?
11. Adakah program khusus pemberdayaan ekonomi umat yang dimiliki masjid ini? Jika iya,
tolong jelaskan secara singkat.
Terimakasih atas partisipasi yang saudara berikan, hasil dari wawancara ini sangat
membantu saya dalam menyusun skripsi yang sedang saya kerjakan, kiranya ada
kekurangan dan salah dalam penyampaian mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-
besarnya, semoga kita semua diberikan kemudahan dan kekuatan oleh Allah S.W.T
dalam menjalani kehidupan ini, amin ya robbal aalamiin.
Maulana Hasanudin
NIM 109046100108
No. Tlp 081213454137