masalah terapi umum

4
1. Masalah terapi umum Perawatan bagi wanita yang berjuang melawan penyalahgunaan zat, memerlukan kolaborasi bidannya dan profesional dari progam multidisipliner yang mempunyai keahlian dalam menangani penyalahgunaan dan adiksi kimiawi. Tenaga profesional dapat meliputi pekerjaan sosial, penasihat penyalahgunaan kimiawi, ahli psikologi, ahli psikiatri, ahli nutrisi, ahli farmakologi dan dokter yang memiliki pengetahuan dan pelalaman menangani putus zat, detoksifikasi, dan terapi jangka panjang. Bidan harus mengkoordinasikan perawatan untuk wanita dan profesi lain dalam menangani penyalahgunaan zat. Sangat penting bagi wanita yang diterapi untuk menerima informasi secara konsisten dan bahwa semua anggota tim memiliki harapan yang sama terhadap perilakunya. Proses terapi dan pemulihan sering kali lama, ditandai dengan periode keberhasilan dan masa kekambuhan. Siklus pemulihan meliputi periode ketika wanita tidak mengenali kebutuhan untuk mengubah perilaku, periode perenungan ketika masalah dikenali tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan, periode ketika wanita merencanakan tindakan, periode tindakan, dan periode pemeliharaan. Kekambuhan diperkirakan terjadi, dan pemulihan setelah kambuh berati mengulang silkus pemulihan. Faktor-faktor yang memotivasi pemulihan pada wanita penyalahgunaan obat atau alkohol bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Kadang kekhawatiran mengenai bayi selama kehamilan menjadi katalisasi untuk memulai siklus pemulihan. Bagi wanita dengan adiksi yang tidak mau bergerak ke siklus pemulihan, setiap kekhawatitan pada bayinya mungkin dikesampingkan oleh kekhawatirannya mendapatkan obat. Wanita itu sendiri mempunyai kekuatan untuk mengubah perilaku adiktifnya. Bidan harus memberikan dukungan kontinu pada wanita saat melakukan pemulihan dan pola kekambuhan adiksi. Dengan memberikan perawatan terus menerus, bidan dapat bekerja untuk meminimalkan komplikasi ibu dan janin, mendorong pengurangan penggunaan zat, dan mendukung siklus pemulihan. Banyak metode terapi obat, yang digunakan selama lebih dari beberapa kekade terakhir. Metode ini termasuk kelompok swabantu, rehabilitasi institusional, konseling terapi dan pemakaian berbagai jenis obat, atau kombinasinya. Pada umumnya efektivitas metode sulit dipastikan sejak beberapa uji kontrol acak dilakukan. Mungkin kelompok swabantu yang paling dikenal adalah

Upload: dewi-lailatul-izzah

Post on 14-Jul-2016

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rani

TRANSCRIPT

Page 1: Masalah terapi umum

1. Masalah terapi umum Perawatan bagi wanita yang berjuang melawan penyalahgunaan zat, memerlukan kolaborasi

bidannya dan profesional dari progam multidisipliner yang mempunyai keahlian dalam menangani penyalahgunaan dan adiksi kimiawi. Tenaga profesional dapat meliputi pekerjaan sosial, penasihat penyalahgunaan kimiawi, ahli psikologi, ahli psikiatri, ahli nutrisi, ahli farmakologi dan dokter yang memiliki pengetahuan dan pelalaman menangani putus zat, detoksifikasi, dan terapi jangka panjang. Bidan harus mengkoordinasikan perawatan untuk wanita dan profesi lain dalam menangani penyalahgunaan zat. Sangat penting bagi wanita yang diterapi untuk menerima informasi secara konsisten dan bahwa semua anggota tim memiliki harapan yang sama terhadap perilakunya. Proses terapi dan pemulihan sering kali lama, ditandai dengan periode keberhasilan dan masa kekambuhan. Siklus pemulihan meliputi periode ketika wanita tidak mengenali kebutuhan untuk mengubah perilaku, periode perenungan ketika masalah dikenali tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan, periode ketika wanita merencanakan tindakan, periode tindakan, dan periode pemeliharaan. Kekambuhan diperkirakan terjadi, dan pemulihan setelah kambuh berati mengulang silkus pemulihan.

Faktor-faktor yang memotivasi pemulihan pada wanita penyalahgunaan obat atau alkohol bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Kadang kekhawatiran mengenai bayi selama kehamilan menjadi katalisasi untuk memulai siklus pemulihan. Bagi wanita dengan adiksi yang tidak mau bergerak ke siklus pemulihan, setiap kekhawatitan pada bayinya mungkin dikesampingkan oleh kekhawatirannya mendapatkan obat. Wanita itu sendiri mempunyai kekuatan untuk mengubah perilaku adiktifnya. Bidan harus memberikan dukungan kontinu pada wanita saat melakukan pemulihan dan pola kekambuhan adiksi. Dengan memberikan perawatan terus menerus, bidan dapat bekerja untuk meminimalkan komplikasi ibu dan janin, mendorong pengurangan penggunaan zat, dan mendukung siklus pemulihan.

Banyak metode terapi obat, yang digunakan selama lebih dari beberapa kekade terakhir. Metode ini termasuk kelompok swabantu, rehabilitasi institusional, konseling terapi dan pemakaian berbagai jenis obat, atau kombinasinya. Pada umumnya efektivitas metode sulit dipastikan sejak beberapa uji kontrol acak dilakukan. Mungkin kelompok swabantu yang paling dikenal adalah alcoholics anonymous. Detoksifikasi atau detoks, unit umum satu waktu untuk memberikan fasilitas bagi orang yang mengalami gejala-gejala putus zat secara terus menerus, tetapi unit tersebut tidak lagi umum sejak terdapat perawatan institusi rawat inap darurat.

Rehabilitasi istitusional menjadi populer dengan pengenalan model minnesota, yakni fasilitas rawat inap tempat seseorang dapat tinggal selama kira-kira satu bulan selama individu dan kelompok berusaha mengatasi beberapa masalah keinginan dan kecanduan. Kerangka waktu orisinil 28 hari yang ditentukan untuk pmbayaran asuransi di minnesota telah menjadi standart umum. Selain fasilitas orisinil minnesota, institusi lain seperti California’s Betty ford clinic membuat institusi terapi gaya hidup. Konseling terapiutik dan modifikasi perilaku menjadi landasan banyak progam. Varietas luas agens farmasi termasuk antidepresan dan antagonis narkotik telah digunakan dalam penelitian terapi adiksi. Akan tetapi, hubungan unik individu dengan adiksinya, aspek – aspek polifarmasi, dan kurangnya riset yang berkualitas menimbulkan kesulitan untuk mengimplementasikan penatalaksanaan dengan derajat keberhasilan yang diketahui.

2. Penatalaksanaan umum peyalahgunaan zat selama kehamilan Riwayat pasien yang menyeluruh dengan pernyataan secara spesifik bertujuan untuk

mendeteksi penyalahgunaan zat sangat penting untuk diperoleh. Bidan harus menyadari bahwa

Page 2: Masalah terapi umum

wanita sering kali menggunakan lebih dari satu zat. Contohnya, penggunaan kafein dan rokok, korelasinya sangat ringgi, wanita yang menyalahgunakan sedatif mungkin juga menyalahgunakan stimulan. Penggunaan banyak obat biasanya terjadi pada wanita yang menggunakan obat terlarang seperti kokain, heroin atau mariyuana. Bidan harus menanyakan tentang informasi seluruh zat yang digunakan, termasuk obat-obatan bebas obat resep, obat terlarang, tembakau, dan alkohol. Metode konsumsi, jumlah dan kombinasi obat yang digunakan wanita penting untuk diketahui. Obat kombinasi dapat meningkatkan efek masing-masing zat.

Setelah identifikasi, penatalaksanaan ditujukan untuk pengurangan atau menghilangkan zat dan resiko yang menyertai. Strategi khusus untuk intervensi situasi penyalahgunaan zat bergantung pada zat dan pola penggunaanya.

Ketika terjadi penyalahgunaan zat selama kehamilan, penatalaksanaan harus memperhitungkan resiko ibu, janin, dan neonatus terkait dengan penggunaan zat-zat. Pada obat resep atau obat bebas yang direkomendasikan, perawatan harus diberikan untuk menghindari preparat dengan kandungan alkohol tinggi. Bagi wanita yang menyalahgunakan alkohol dan atau obat produk-produk yang mengandung alkohol dapat meningkatkan efek obat lain yang digunakan. Meresepkan obat yang mengandung alkohol akan merusak usaha wanita tersebut dalam berpantang untuk menggunakan alkohol..

Jika wanita diduga secara aktif menyalahgunakan alkohol atau oabat atau diketahui melakukannya, perawatan harus dilakukan dalam menangani nyri akut seperti pengalaman selama persalinan dan melahirkan. Wanita perlu mendapatkan dukungan penuh analgesik dan anastetik. Pengkajian riwayat yang cermat dan pemantauan reaksi wanita terhadap obat akan memungkinkan pemulihan nyeri yang tepat tidak akan memprisipitasi kekambuhan atau mendorong kebiasaan mengkonsumsi obat, informasi lebih lanjut mengenai kehamilan terdapat dalam pembahasan tentang penyalahgunaan zat yang umum.

3. Penyalahgunaan zat dan laktasiPenggunaan zat pada wanita menyusui dapat masuk ketubuh bayi melalui aktivitas menyusui. Manfaat menyusui harus dipertimbangkan dengan resiko ingesti bayi terhadap zat yang disalahgunakan. Bayi, dengan hati yang imatur, tidak mempunyai kemapuan memetabolisme dan mengekresi obat. Selain itu efek obat terhadap bayi contohnya iritabilitas dapat menambah masalah ibu dalam merawat bayinya. Wanita yang menyalahgunakan zat sering kali mengalami penurunan kemampuan dan sumber untuk menghadapi bayi yang bermasalah. Wanita penyalahuna zat secara aktif berada pada peningkatan resiko perilaku yang merupakan predisposisi terhadap infeksi menular seksual, trmasuk HIV, yang dapat ditularkan pada bayi melalui air susu ibu. Bidan harus membantu ibu membuat keputusan tentang menyusui setelah meninjau kembali riwayatnya, penggunaan obat saat ini, situasi sosial dan resiko yang dihadapi bayi akibat obat yang digunakan oleh ibu. Kemungkinan lain, bidan tidak boleh berasumsi bahwa wanita penyalahguna zat secara otomatis tidak menyusui, karena keluarga dia yang rentan ini dapat mengambil manfaat nutrisional dan psikologis yang terbaik dari menyusui.

4. Implikasi neonatusBeberapa negara bagian mengharuskan pelaporan penyalahgunaan zat dalam kehamilan, dan beberapa mengharuskan penapisan bayi baru lahir terhadap tanda-tanda penggunaan obat pada ibu selama kehamilan. Etika penapisan merupakan subjek perdebatan yang aktif. Penting bagi bidan untuk mengetahui dan memenuhi hukum negara yang mengatur

Page 3: Masalah terapi umum

penapisan dan atau laporan. Kadang-kadang penyalahgunaan zat pertama kali disadari ketikamengobservasi tanda-tanda putus zat klasik pada bayi baru lahir. Terutama dikaitkan dengan penggunaan opiat ibu, termasuk iritabilitas SSP (misal tremor, kegugupan), distress pernafasan (misal peningkatan bersin-bersin, peningkatan kecepatan pernapasan), demam, berkeringat, reflek isap berlebihan, dan pemberian makanan buruk. Intervensi nonfarmakologis seperti membedong dan perilaku menenangkan lain sering dilakukan. Seperti halnya terapi pada ibu, terapi neonatus jarang dikaji dengan ketepatan ilmiah yang tinggi dan pemahaman yang masih kurang tentang penyalahgunaan zat serta bayi bari lahir.

5. TembakauBanyak orang meninggal setiap tahunnya di Amerika Serikat karena penyakit yang

terkait dengan tembakau dibandingkan dengan semua kelompok kematian akibat alkohol, kokain, heroin, AIDS, bunuh diri, pembunuhan,kebakaran, kecelakaan pesawat terbang dan mobil, kebakaran, tenggelam, dan kematian karena hukuman. Perokok aktif dan perokok pasif, telah mendaptkan perhatian signifikan dari lembaga-lembaga kesehatan publik, dengan hasil akhir mengurangi merokok nasional secara menyeluruh.