pemberian terapi auditori mur -ayat … terapi auditori mur qur’an) terhadap nyeri tn. n dengan...

134
PEMBERIAN TERAP QUR’AN) TERHA TN. N DENGA ABDOME MEKA UM PROG SEKOLAH TIN PI AUDITORI MUROTTAL (AYAT ADAP NYERI PADA ASUHAN KEP AN POST LAPARATOMI a/i TUMO EN YANG TERPASANG VENTILA ANIK DIRUANG ICU RUMAH SAK MUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH: CANDRA PUTRI UTAMI P13010 GAM STUDI DIII KEPERAWATAN NGGI ILMU KESEHATAN KUSUM SURAKARTA 2016 T-AYAT SUCI AL- PERAWATAN OR INTRA ATOR KIT N MA HUSADA

Upload: leliem

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR

QUR’AN) TERHADAP NYERI

TN. N DENGAN

ABDOMEN YANG TERPASANG

MEKANIK DIRUANG

UMUM DAERAH

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUROTTAL (AYAT

QUR’AN) TERHADAP NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN POST LAPARATOMI a/i TUMOR INTRA

ABDOMEN YANG TERPASANG VENTILATOR

MEKANIK DIRUANG ICU RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

DISUSUN OLEH:

CANDRA PUTRI UTAMI

P13010

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

(AYAT-AYAT SUCI AL-

PADA ASUHAN KEPERAWATAN

POST LAPARATOMI a/i TUMOR INTRA

VENTILATOR

SAKIT

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR

QUR’AN) TERHADAP NYERI

TN. N DENGAN

ABDOMEN YANG TERPASANG

MEKANIK DIRUANG ICU

UMUM DAERAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUROTTAL (AYAT

QUR’AN) TERHADAP NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN POST LAPARATOMI a/i TUMOR INTRA

ABDOMEN YANG TERPASANG VENTILATOR

MEKANIK DIRUANG ICU RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH:

CANDRA PUTRI UTAMI

P13010

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

(AYAT-AYAT SUCI AL-

PADA ASUHAN KEPERAWATAN

POST LAPARATOMI a/i TUMOR INTRA

VENTILATOR

SAKIT

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

ii

Page 4: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

iii

Page 5: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Terapi Auditori Murottal (Ayat-ayat suci

Al-Qur’an Terhadap Nyeri pada Asuhan Keperawatan Tn.N dengan Post

Laparatomi atas Indikasi Tumor Intra Abdomen yang Terpasang Ventilator

Mekanik di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Surakarta“.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi

DIII Keperawatan yag telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta, sekaligus selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Ns. S. Dwi Sulisetyawati, M.Kep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Page 6: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

v

5. Ns. Annisa Cindy Nurul Afni, M.Kep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 10 Mei 2016

Candra Putri Utami

Page 7: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 6

C. Manfaat Penulisan ................................................................. 7

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ....................................................................... 9

1. Tumor Intra Abdomen .................................................... 9

2. Laparatomi ...................................................................... 24

3. Nyeri ............................................................................... 27

4. Auditori Murottal ........................................................... 50

5. Ventilator Mekanik ......................................................... 54

B. Kerangka Teori ...................................................................... 58

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subyek aplikasi riset .............................................................. 59

B. Tempat dan waktu ................................................................. 59

C. Media atau alat yang digunakan ............................................ 59

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ........................ 60

E. Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset .............................. 61

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ....................................................................... 66

B. Pengkajian ............................................................................. 67

Page 8: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

vii

C. Daftar Perumusan Masalah .................................................... 77

D. Prioritas Masalah ................................................................... 78

E. Intervensi Keperawatan ......................................................... 78

F. Implementasi ......................................................................... 80

G. Evaluasi ................................................................................. 87

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................. 91

B. Daftar Perumusan Masalah .................................................... 102

C. Perencanaan ........................................................................... 104

D. Implementasi ......................................................................... 108

E. Evaluasi ................................................................................. 112

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 114

B. Saran ..................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Respon Fisiologis Terhadap Nyeri ................................................. 37

Tabel 2.2 Perbandingan Nyeri Akut dan Kronis ............................................ 40

Tabel 2.3 The Critical Care Pain Observation Tool (CPOT .......................... 46

Page 10: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway Tumor Intra Abdomen .................................................... 13

Gambar 2.2 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10) ......................................... 33

Gambar 2.3 Skala Analaog Visual (VAS) ........................................................ 34

Gambar 2.4 Skala Deskriptif Verbal ................................................................ 34

Gambar 2.5 Skala Nyeri Oucher ...................................................................... 36

Gambar 2.6 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan Wong & baker........ 36

Gambar 2.6 Ekspresi wajah .............................................................................. 47

Gambar 2.7 Kerangka Teori ............................................................................. 58

Page 11: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Usulan Judul

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Lampiran 3 : Surat Pernyataan

Lampiran 4 : Jurnal Utama

Lamipran 5 : Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 : Log Book

Lampiran 7 : Pendelegasian

Lampiran 8 : Lembar Observasi

Lampiran 9 : SOP Terapi Auditori Murottal (Ayat-ayat Suci Al-Qur’an)

Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ruang Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan

untuk pasien kritis terutama pasien yang mengalami gagal nafas. Pasien

yang mengalami gagal nafas dilakukan pemasangan endotrakeal tube dan

ventilator mekanik. Gagal napas merupakan kegagalan sistem respirasi

dalam pertukaran gas O2 dan CO2 serta masih menjadi masalah dalam

penatalaksanaan medis. (Sharma, (2010); Blieux, (2005) dalam Surjanto

et.al, (2009:2)). Secara praktis, gagal napas didefinisikan sebagai PaO2 <

60 mmHg atau PaCO > 50 mmHg. Walaupun kemajuan teknik diagnosis

dan terapi intervensi telah berkembang pesat, tetapi gagal napas masih

merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di

instalasi perawatan intensif. (Rusmiati, (2008) dalam Surjanto et.al,

(2009:2)). Gagal napas akut dapat digolongkan menjadi dua yaitu gagal

napas akut hipoksemia (gagal napas tipe I) dan gagal napas akut

hiperkapnia (gagal napas tipe II). Gagal napas tipe I dihubungkan dengan

defek primer pada oksigenasi sedangkan gagal napas tipe II dihubungkan

dengan defek primer pada ventilasi. (Blieux, ( 2005); Rusmiati, (2008)

dalam Surjanto et.al, (2009:2)).

Insidensi dan akibat dari gagal napas akut juga tergantung dari

disfungsi organ lain. (Flaatten, et.al, (2003) dalam Surjanto et.al,

Page 13: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

2

(2009:2)). Hasil studi di Jerman dan Swedia melaporkan bahwa insidensi

gagal napas akut pada dewasa 77,688,6 kasus/ 100.000 penduduk/ tahun.

The American European Consensus on ARDS menemukan insidensi Acute

respiratory distress syndrome (ARDS) antara 12,6-28,0 kasus/ 100.000

penduduk/ tahun serta kematian akibat gagal napas dilaporkan sekitar

40%. (Lewandowski, (2003) dalam Surjanto et.al, (2009:2)). Berdasarkan

kondisi tersebut maka penatalaksanaan pasien gagal napas secara optimal

sangat penting dan kami memperkirakan terdapat hubungan antara

penyakit dasar dengan hasil penatalaksanaannya.

Pada pasien yang mengalami gagal nafas faktor yang

mempengaruhi intensitas nyeri pada pasien yang terpasang ventilator

mekanik adalah faktor fisik (penyakit). Hasil penelitian menunjukkan

pasien yang terpasang ventilator mekanik disebabkan bermacam diagnosa

medis yang menyebabkan pasien gagal nafas yaitu Chronic kidney disease

(CKD):26,6%,Cedera kepala berat (CKB):20%, Stroke Hemoragic (SH):

20%, Stroke Non hemoragic (SNH): 6,67%, Hipoglikemi: 6,67%, post

laparatomy: 13,33%.

Post laparatomi merupakan tindakan yang dilakukan pada tumor

intra abdomen. Tumor adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh

sel-sel yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi

dengan jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh (Kusuma,

Budi 2001). Tumor Intra Abdomen adalah pembengkakan atau tonjolan

yang disebabkan oleh neoplasma, infeksi karena pertumbuhan baru massa

Page 14: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

3

abnormal di sel-sel yang berpoloferasi yang bersifat : autonom (tidak

terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak berguna (Anonim).

Prevalensi nasional Penyakit Tumor atau Kanker adalah 0,4%

(berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan). Sebanyak 9 provinsi

mempunyai prevalensi penyakit Tumor atau Kanker diatas prevalensi

nasional, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, DI

Yogyakarta, Banten, Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan

(RISKESDA, 2007). Prevalensi penderita tumor intra abdomen ditahun

2015 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebanyak 84 pasien.

Tindakan yang dilakukan untuk tumor intra abdomen adalah

laparatomi. Laparatomi adalah salah satu jenis operasi yang dilakukan

pada daerah abdomen. Operasi laparatomi dilakukan apabila terjadi

masalah kesehatan yang berat pada area abdomen, misalnya trauma

abdomen. Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan yang

diberikan kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahaan

perut (Lestari, 2012). Pembedahan memberikan efek nyeri pada pasien

sehingga memerlukan penanganan khusus.

Data WHO menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad,

perawatan bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan

kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta

tindakan bedah dilakukan di seluruh dunia (Hasri, 2012). Laporan Depkes

RI (2007) menyatakan laparatomi meningkat dari 162 pada tahun 2005

menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007.

Page 15: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

4

Sedangkan untuk laparatomi di RSUD Dr.Moewardi pada tahun 2013

sebanyak 1.083 kasus dan pada tahun 2014 sebanyak 1.630 kasus. Kasus

komplikasi pada pasien post laparatomi adalah nyeri yang hebat,

pendarahan, bahkan kematian. Post laparatomi yang tidak mendapat

perawatan maksimal setelah pasca bedah dapat memperlambat

penyembuhan dan menimbulkan komplikasi (Depkes, 2010).

Pada pasien post laparatomi yang gagal nafas, tindakan

pemasangan endotrakeal tube dan ventilator mekanik menyebabkan cedera

pada laring dan menyebabkan rasa nyeri (Sheen, (2009) dalam Armiyati

et.al, (2013:134)). International for Study of Pain (IASP), mendefinisikan

nyeri sebagai situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area

tertentu, yang tergantung atau tidak tergantung pada kerusakan jaringan

dan yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang yang

bersangkutan. (Demir, (2012) dalam Hidayah et.al, (2013:4)). Banyak

upaya dan standar untuk mengatasi nyeri, tetapi nyeri tetap menjadi

penyebab utama pada pasien yang dirawat di ruang ICU (Rotondi, 2002),

sehingga akan meningkatkan resiko mordibitas dan mortalitas pada pasien

kritis jika tidak mendapatkan penanganan dengan baik. (Ahlers, et.al,

(2008) dalam Armiyati et.al, (2013:134)).

Pada penatalaksanaan nyeri ada tindakan farmakologis dan non

farmakologis. Salah satu tindakan nonfarmakologis yang dapat diberikan

untuk mengatasi nyeri pasien yaitu dengan terapi relaksasi, seperti:

distraksi, guide imagery, dan relaksasi progresif. Namun, dewasa ini telah

Page 16: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

5

dilakukan berbagai penelitian dalam bidang kedokteran. Seperti penelitian

yang dilakukan oleh Ahmad Al Qadhi tentang pengaruh Al-Qur’an bagi

organ tubuh. Ahmad Al Qadhi, melalui penelitiannya di Klinik Besar

Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan

mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, seorang Muslim, baik mereka

yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan

fisiologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh

ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan

pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek

penelitiannya. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an

berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan

penyembuhan penyakit. Ketenangan jiwa ini menimbulkan relaksasi bagi

tubuh. Relaksasi ini mempengaruhi terbentuknya gelombang tetha pada

otak dimana frekuensinya 5-8 Hz. Gelombang ini mampu mempengaruhi

produksi hormon endorfin yang menghambat aktifitas trigger cell. Ketika

aktifitas trigger cell dihambat, gerbang pada Substansia Gelatinosa

menutup dan impuls nyeri berkurang atau sedikit ditransmisikan ke otak

(Purwanto, (2008); Anwar, (2010); AlKaheel, (2011) dalam Taufik et.al,

(2013:5)). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan aplikasi jurnal dalam asuhan keperawatan yang dituangkan

dalam karya tulis ilmiah yang berjudul Pemberian Terapi Auditori

Murottal (Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an) terhadap Nyeri pada Pasien

Page 17: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

6

terpasang Ventilator Mekanik pada Asuhan Keperawatan Tn. N di ruang

ICU RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

B. Tujuan Penulisan KTI

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan pemberian terapi auditori Murottal (Ayat-

ayat Suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada asuhan keperawatan Tn. N

dengan post laparatomi atas indikasi Tumor Intra Abdomen yang

terpasang ventilator mekanik diruang ICU.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien post laparatomi

atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang ventilator

mekanik.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasanganya

ventilator mekanik.

c. Penulis mampu menyusun intervensi pada pasien post laparatomi

atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang ventilator

mekanik.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang

ventilator mekanik.

Page 18: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

7

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pada pasien post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasangnya

ventilator.

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian terapi auditori

murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada pasien post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang

ventilator.

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Rumah Sakit

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya pada pasien post laparatomi

atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang ventilator mekanik.

2. Bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang nyeri dengan pasien

post laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpsang

ventilator mekanik.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Sebagai sumbangan pemikiran dan acuan sebagai kajian yang lebih

mendalam tentang pemberian tindakan pemberian Terapi Auditori

Murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada pasien

terpasang ventilator mekanik.

Page 19: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

8

4. Bagi Penulis

Sebagai acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yang telah

diperoleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data-data dan

informasi-informasi ilmiah untuk kemudian dikaji, diteliti, dianalisis, dan

disusun dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informatif, bermanfaat,

serta menambah kekayaan intelektual.

Page 20: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tumor Intra Abdomen

a. Definisi

Tumor adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-

sel yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi

dengan jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh.

(Budi, 2001).

Tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel

dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong (Oswari, 2000).

Tumor Intra Abdomen adalah pembengkakan atau tonjolan

yang disebabkan oleh neoplasma, infeksi karena pertumbuhan baru

massa abnormal di sel-sel yang berpoloferasi yang bersifat :

autonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak

berguna (Anonim).

b. Etiologi

Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel

yang abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya

penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonomnya dalam

pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan

Page 21: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

10

menyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

1) Karsinogen

2) Hormon

3) Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan

makan makanan yang kurang berserat.

4) Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan

karsinoma planoseluler.

5) Genetik

6) Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan.

(Anonim).

c. Gambaran klinis

1) Hiperplasia

2) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

3) Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan

apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung

jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.

4) Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.

5) Biasa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.

6) Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.

7) Nyeri

8) Anoreksia, mual, muntah.

9) Penurunan berat badan (Anonim).

Page 22: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

11

d. Patofisiologi

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel

abnormal di ubah oleh mutasi ganetic dari DNA seluler, sel

abnormal ini membentuk kolon dan berpoliferasi secara abnormal,

mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan

sekitar sel tersebut.

Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob

karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun

mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.

Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan

berkembang biak yang membutuhkan energi untuk anabolisme dari

pada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan

katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk

membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel

neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan

bahan-bahan tersebut (Budi, 2001).

Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri

invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel

tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke

limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah

tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk

membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang

lain.

Page 23: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

12

Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti

yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal

dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok

penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan

prognosa yang berbeda (Smelstzer, 2001).

Page 24: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

13

e. Pathway

Faktor resiko:

Umur, jumlah kehamilan&partus, jumlah perkawinan, sosial ekonomi, kebiasaan

merokok, infeksi virus HPV

Metaplasia sel

Neoplasia sel

Displasia sel

Diferensiasi sel-sel epitel

Perubahan struktur sel dan fungsi sel-sel normal

Aktivitas regenerasi sel meningkat

Sel-sel ganas karsinoma

TUMOR INTRA ABDOMEN

(Kusuma, Budi 2001 dan Smelstzer, Suzanne C. 2001)

Penekanan/

mendesak

jaringan sekitar

serviks

Kurang informasi Pemberian kemoterapi

Iskemia Ulkus nekrosis

jaringan

Efek samping :

rambut rontok

Jaringan sekitar

serviks rapuh

Gangguan rasa

nyaman: nyeri

Penekanan

saraf

Gangguan perfusi

jaringan

Kurang

pengetahuan Menekan sirkulasi

Gangguan

pemenuhan nutrisi

Mual, muntah,

anoreksia

Asam lambung

meningkat

Darah ke otak dan

hipofise menurun Gangguan konsep

diri

Desaturasi O2

Pemasangan

ventilator

Nyeri

Page 25: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

14

f. Asuhan keperawatan kepada tumor intra abdomen

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar

proses keperawatan diperlukan pengkajian yang cermat untuk

mengenal masalah klien agar dapat memberikan arahan kepada

tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat

tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian.

Tahap pengkajian ini terdiri dari empat komponen antara lain :

pengelompokan data, analisa data, perumusan diagnosa

keperawatan. Data dasar pengkajian klien :

a) Aktivitas istirahat

Gejala : kelemahan dan keletihan

b) Sirkulasi

Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.

Kebiasaan : perubahan pada TD

c) Integritas ego

Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan

Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah

d) Eliminasi

Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada

feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urunarius

misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat berkemih,

hematuria, sering berkemih.

Page 26: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

15

Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

e) Makanan atau cairan

Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak,

aditif bahan pengawet). Anoreksisa, mual atau muntah.

Intoleransi makanan. Perubahan pada berat badan;

penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot.

Tanda : perubahan pada kelembapan atau tugor kulit,

edema.

f) Neurosensori

Gejala : pusing, sinkope.

g) Nyeri atau kenyamanan

Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya

ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan

proses penyakit)

h) Pernafasan

Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan

seseorang yang merokok), pemajanan asbes.

i) Keamanan

Gejala : pemajanan bahan kimia toksik, karsinogen,

pemajanan matahari lama atau berlebihan

Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.

Page 27: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

16

j) Seksualitas

Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada

hubungan perubahan pada tingkat kepuasan, nuligravida

lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks

miltifel, aktivitas seksual dini.

k) Interaksi sosial

Gejala : ketidakadekuatan atau kelemahan sistem

pendikung, riwayat perkawinan (berkenaan dengan

kepuasan di rumah dukungan, atau bantuan (Anonim).

l) prosedur diagnostik yang biasa dilakuakan dalam

mengevakluasi malignansi meliputi:

(1) Marker tumor

Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan

tubuh lain yang dibentuk olehtumor atau oleh tubuh

dalam berespon terhadap tumor.

(2) Pencitraan resonansi magnetic (MRI)

Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio

untuk menghasilkan hambatan berbagai struktur tubuh.

(3) CT Scan

Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk

memindai susunan lapisan jaringan untuk memberikan

pandangan potongan melintang.

Page 28: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

17

(4) Flouroskopi

Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan

ketebalan antar jaringan, dapat mencakup penggunaan

bahan kontras.

(5) Ultrasound

Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam

pada layer penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan

yang dalam di dalam tubuh.

(6) Endoskopi

Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran

denagan memasukkan suatu kedalam rongga tubuh atau

ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya

biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.

(7) Pencitraan kedokteran nuklir

Menggunakan suntikan intravena atau menelan

radioisotop yang diikuti dengan pencitraan yang

menjadi tempat berkumpulnya radioisotop (Smeltzer,

2001).

m) Pengkajian Primer

(1) Airway = A (Jalan nafas)

(2) Breathing = B (Breathing)

(3) Circulation = C (Sirkulasi)

Page 29: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

18

(4) Disability = D (untuk mengetahui laserasi dan

kondisi umum dengan pemeriksaan

cepat status umum dan neurologi)

(Sudiharto dan Sartono, 2011).

n) Data Fokus

(1) Breathing

(2) Blood

(3) Brain

(4) Blader

(5) Bowel

2) Diagnosa Keperawatan

a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan

berhubungan dengan tindakan pembedahan.

(1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24

jam volume cairan seimbang.

(2) Kriteria hasil : membran mukosa lembab, turgor kulit dan

pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran

urine adekuat.

Intervensi ;

(a) Pantau tanda-tanda vital dengan sering.

(b) Rasional : hipotensi, takikardi, demam dapat

menunjukan efek kehilangan cairan.

Page 30: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

19

(c) Palpasi nadi periver. Evaluasi pengisian kapiler

turgor kulit, dan status membran mukosa.

(d) Rasional: merupakan tanda dari adanya

kekurangan volume cairan.

(e) Pantau masukan dan haluaran.

(f) Rasional: mempengaruhi masukan dan kebutuhan

cairan, peningkatan resiko dehidrasi.

(g) Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi.

Rasional: mengganti kehilangan cairan dan

memperbaiki keseimbangan cairan.

(h) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

(i) Rasional: Menurunkan kehilangan cairan

b) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

akibat tindakan operasi.

(1) Tujuan : Nyeri dapat berkurang

(2) Kriteria hasil : Klien mengungkapkan nyeri berkurang

dan ekspresi wajah normal.

Intervensi ;

(a) Kaji karakteristik nyeri.

(b) Rasional: Mengetahui persepsi dan reaksi klien

terhadap nyeri sebagai dasar yang efektif untuk

intervensi selanjutnya.

(c) Ukur tanda-tanda vital.

Page 31: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

20

(d) Rasional: Tanda-tanda vital dapat berubah akibat

rasa nyeri dan merupakan indikator untuk menilai

keadaan perkembangan penyakit.

(e) Ajarkan tehnik relaksasi.

(f) Rasional: membantu relaksasi otot sehingga suplai

O2 ke jaringan lancar, sehingga dapat mengurangi

nyeri.

(g) Ajarkan nafas dalam.

(h) Rasional: Latihan nafas dalam secara perlahan-

lahan dan teratur akan membantu relaksasi otot

sehingga suplai O2 ke jaringan lancar, sehingga

dapat mengurangi nyeri.

(i) Kolaborasi pemberian obat analgetik.

(j) Rasional: Anti analgetik berfungsi untuk

menghambat rangsangan nyeri agar tidak

dipersepsikan, sehingga nyeri berkurang atau

hilang.

c) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.

(1) Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi.

(2) Kriteria : Luka sembuh dengan baik, verband tidak

basah dan tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor, dolor,

rubor, tumor).

Page 32: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

21

Intervensi :

(a) Kaji tanda-tanda infeksi dan vital sign.

Rasional: Mendeteksi secara dini adanya tanda-

tanda infeksi untuk mengetahui perkembangan

penyakit, sehingga dapat diberikan intervensi

yang cepat dan tepat.

(b) Gunakan tehnik septik dan antiseptic dalam

prosedur ganti balut.

Rasional: Mencegah terkontaminasinya kuman

organisme penyebab infeksi baik melalui alat

ataupun tangan petugas.

(c) Berikan penyuluhan tentang cara pencegahan

infeksi

Rasional: Mencegah terjadinya infeksi

(d) Lakukan kolaborasi pemberian antibiotik.

Rasional: antibiotik bersifat menghambat atau

membunuh kuman dan mempercepat proses

penyembuhan.

d) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat.

(1) Tujuan : Nutrisi klien dapat terpenuhi.

(2) Kriteria : Klien mengungkapkan nafsu makan baik,

badan tidak lemah, dan HB normal.

Page 33: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

22

Intervensi ;

(a) Kaji intake dan out put klien.

Rasional : Asupan yang adekuat mempengaruhi

proses penyembuhan.

(b) Timbang berat badan sesuai indikasi.

Rasional : penurunan berat badan diakibatkan oleh

intake yang kurang.

(c) Identifikasi kesukaan atau ketidaksukaan diet dari

pasien.

Rasional : menstimulasi nafsu makan dan

meningkatkan pemasukan makanan

(d) Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan

vitamin C.

Rasional : asupan tinggi protein membantu tubuh

dalam mempertahankan hemostasis.

(e) Berikan cairan IV.

Rasional: sebagai makanan pengganti

(f) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

Rasional: meningkatkan nafsu makan

e) Kerusakan intregitas kulit atau jaringan berhubungan

dengan insisi bedah.

(1) Tujuan : Mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa

komplikasi.

Page 34: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

23

(2) Kriteria Hasil : kulit klien tidak terjadi luka tambahan.

Intervensi ;

(a) Pantau tanda-tanda vital perhatikan demam,

periksa luka dengan sering terhadap bengkak insisi

berlebihan.

Rasional: menurunkan kemungkinan insisi

berlanjut.

(b) Berikan perawatan insisi rutin.

Rasional: meningkatkan penyembuhan.

(c) Dorong perubahan posisi sering.

Rasional: menurunkan tekanan pada kulit,

meningkatkan sirkulasi perifer.

(d) Gunakan plester kertas untuk balutan sesuai

indikasi.

Rasional: melindungi jaringan sembuh.

(e) Tinjau ulang nilai laboratorium terhadap anemia

dan penurunan albumin serum.

Rasional: penurunan albumin serum merupakan

indikator terjadinya kerusakan kulit.

(Doenges, 2000)

Page 35: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

24

2. Laparatomi

a. Pengertian

Laparatomi adalah pembedahan perut sampai membuka

selaput perut (Jitowiyono, 2010). Laparatomi adalah salah satu jenis

operasi yang dilakukan pada daerah abdomen. Operasi laparatomi

dilakukan apabila terjadi masalah kesehatan yang berat pada area

abdomen, misalnya trauma abdomen. Perawatan post laparatomi

adalah bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien-pasien yang

telah menjalani operasi pembedahaan perut (Lestari, 2012).

b. Jenis Laparatomi

Jenis-jenis laparatomi menurut Jitowiyono (2010) :

1) Midline incision, yaitu sayatan ke tepi dari garis tengah

abdomen.

2) Paramedian, yaitu sayatan sedikit ke tepi dari garis tengah

dengan jarak sekitar 2,5 cm dengan panjang 12,5 cm.

3) Transverse upper abdomen incision, yaitu insisi di bagian

atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan spelenektomy.

4) Transverse lower abdomen, yaitu insisi melintang dibagian

bawah 4 cm di atas anterior spinl iliaka, misalnya pada operasi

appendisitis.

c. Indikasi Laparatomi

Indikasi Laparatomi menurut Mansjoer (2007) :

1) Trauma abdomen (tumpul atau tajam)

Page 36: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

25

2) Peritonitis

3) Perdarahan saluran pencernakan

4) Sumbatan pada usus halus dan usus besar

5) Kasus appendiksitis

6) Masa pada abdomen

7) Obstetry-ginekology

d. Fase Penyembuhan Luka Post-Laparatomi

Fase penyembuhan luka post-laparatomi menurut Jitowiyono

(2010) :

1) Fase Pertama

Berlangsung sampai hari ke-3. Batang leukosit banyak yang

rusak atau rapuh. Sel-sel darah baru berkembang menjadi

penyembuhan dimana serabut-serabut bening digunakan

sebagai kerangka.

2) Fase Kedua

Dari hari ke-3 sampai hari ke-14. Pengisian oleh kolagen,

seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu.

Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahaan.

3) Fase Ketiga

Sekitar 2 sampai 10 minggu. Kolagen terus menerus ditimbun,

timbul jaringan-jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.

4) Fase Keempat

Fase terakhir, penyembuhaan akan menyusut dan mengkerut.

Page 37: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

26

e. Komplikasi Post-Laparatomi

Komplikasi Post-Laparatomi menurut Jitowiyono (2010):

1) Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis,

Tromboplebitis post operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah

operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut

lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah

sebagai emboli ke paru-paru, hati dan otak.

2) Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka

atau eviserasi

Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi

luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi. Faktor

penyebab dehisensi dan eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan

menutupnya waktu pembedahaan, ketegangan yang berat pada

dinding abdomen sebagai akibat dari batuk atau muntah.

3) Buruknya integritas kulit sehubungan dengan luka infeksi

Infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam setelah operasi.

Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah

stapilokokus aurens, organisme, gram positif. Stapilokokus

mengakibatkan pernanahan.

f. Perawatan Post-Laparatomi

Menurut Kozier (2006) perawatan post laparatomi adalah

bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien

yang telah menjalani operasi pembedahan perut. Tujuan perawataan

Page 38: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

27

post laparatomi adalah :

1) Mengurangi komplikasi akibat pembedahaan.

2) Mempercepat penyembuhaan.

3) Mengembalikan fungsi abdomen pasien semaksimal mungkin

seperti sebelum operasi.

4) Mempertahankan konsep diri pasien.

5) Mempersiapkan pasien pulang.

3. Nyeri

a. Definisi

International for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri

sebagai situasi tidak menyenangkan yang bersumber dari area

tertentu, yang tergantung atau tidak tergantung pada kerusakan

jaringan dan yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu dari orang

yang bersangkutan. (Demir, (2012) dalam Taufik et.al, (2013:4)).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

dan reaksi masing-masing individu terhadap nyeri. Seorang perawat

harus menguasai dan memahami faktor- faktor tersebut agar dapat

memberikan pendekatan yang tepat dalam pengkajian dan perawatan

terhadap klien yang mengalami masalah nyeri. Faktor-faktor tersebut

antara lain:

Page 39: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

28

1) Usia

Usia merupakan variabel yang penting dalam

mempengaruhi nyeri pada individu. Anak yang masih kecil

mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri dan prosedur

pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak kecil

yang belum dapat mengucapkan kata-kata juga mengalami

kesulitan mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan

nyeri kepada kedua orang tuanya ataupun pada perawat.

Sebagian anak-anak terkadang segan untuk mengungkapkan

keberadaan nyeri yang ia alami, mereka takut akan tindakan

perawatan yang harus mereka terima nantinya.

Pada pasien lansia seorang perawat harus melakukan

pengkajian lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya

nyeri. Sering kali lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu.

Terkadang penyakit yang berbeda-beda yang diderita lansia

menimbulkan gejala yang sama, sebagai contoh nyeri dada tidak

selalu mengindikasikan serangan jantung, nyeri dada dapat

timbul karena gejala arthritis pada spinal dan gejala gangguan

abdomen. Sebagian lansia terkadang pasrah terhadap apa yang

mereka rasakan, mereka menganggap bahwa hal tersebut

merupakan konsekuensi penuaan yang tidak bisa dihindari.

Page 40: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

29

2) Jenis Kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara

signifikan dalam berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa

budaya yang menganggap bahwa seorang laki-laki harus lebih

berani dan tidak boleh menangis dibandingkan anak perempuan

dalam situasi yang sama ketika merasakan nyeri. Akan tetapi

dari penelitian terakhir memperlihatkan hormon seks pada

mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri.

Hormon seks testosteron menaikkan ambang nyeri pada

percobaan binatang, sedangkan estrogen meningkatkan

pengenalan atau sensitivitas terhadap nyeri. Bagaimanapun,

pada manusia lebih kompleks, dipengaruhi oleh personal, sosial,

budaya dan lain-lain.

3) Kebudayaan

Perawat sering kali berasumsi bahwa cara berespon pada

setiap individu dalam masalah nyeri adalah sama, sehingga

mereka mencoba mengira bagaimana pasien berespon terhadap

nyeri. Sebagai contoh, apabila seorang perawat yakin bahwa

menangis dan merintih mengindikasikan suatu ketidakmampuan

dalam mengontrol nyeri, akibatnya pemberian therapi bisa jadi

tidak cocok untuk klien berkebangsaan meksiko-Amerika yang

menangis keras tidak selalu mempersesipkan pengalaman nyeri

sebagai sesuatu yang berat atau mengharapkan perawat

Page 41: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

30

melakukan intervensi.

4) Makna Nyeri

Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman

nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang

wanita yang merasakan nyeri saat bersalin akan mempersepsikan

nyeri secara berbeda dengan wanita lainnya yang nyeri karena

dipukul oleh suaminya.

5) Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri

Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan

tingkat keparahan pada masing-masing individu. Nyeri yang

dirasakan mungkin terasa ringan, sedang atau bisa jadi

merupakan nyeri yang berat. Dalam kaitannya dalam kualitas

nyeri, masing-masing individu juga bervariasi, ada yang

melaporkan nyeri seperti tertusuk, nyeri tumpul, berdenyut,

terbakar, dan lain-lain, sebagai contoh individu yang tertusuk

jarum akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan individu

yang terkena luka bakar.

6) Perhatian

Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat

terhadap nyeri akan meningkatkan respon nyeri sedangkan

upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan penurunan

respon nyeri. Konsep inilah yang mendasari berbagai terapi

Page 42: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

31

untuk menghilangkan nyeri, seperti relaksi, teknik imajinasi

terbimbing (guided imagery), dan masase.

7) Ansietas (kecemasan)

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks,

ansietas yang dirasakan seseorang sering kali meningkatkan

persepsi nyeri, akan tetapi nyeri juga dapat menimbulkan

perasaan ansietas. Sebagai contoh seseorang yang menderita

kanker kronis dan merasa takut akan kondisi penyakitnya akan

semakin meningkatkan persepsi nyerinya.

8) Keletihan

Keletihan atau kelelahan yang dirasakan seseorang akan

meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan

koping individu.

9) Pengalaman Sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi

pengalaman yang telah dirasakan oleh individu tidak berarti

bahwa individu tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri

pada masa yang mendatang. Seseorang yang biasa merasakan

nyeri akan lebih siap dan mudah mengantisipasi nyeri dari pada

individu yang mempunyai pengalaman sedikit tentang nyeri.

10) Dukungan Keluarga dan Sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan

dukungan, bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain,

Page 43: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

32

atau teman terdekat. Walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien,

kehadiran orang terdekat akan menimbulkan kesepian dan

ketakutan.

(Prasetyo, 2010).

c. Pemeriksaan nyeri

Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang

perawat di dalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami oleh

klien. (Donovan dan Girton, (1984) dalam Prasetyo, (2010:41))

mengidentifikasi komponen- komponen tersebut diantaranya:

1) Penentuan ada tidaknya nyeri

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus

mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun

dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau

luka. Setiap nyeri yang dilaporkan oleh klien adalah nyata.

Sebaliknya, ada beberapa pasien yang terkadang justru

menyembunyikan rasa nyerinya untuk menghindari pengobatan.

2) Karakteristik nyeri (metode P, Q, R, S, T)

a) Faktor pencetus (P: provocate)

Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-

stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat

melakukan observasi begian-bagian tubuh yang mengalami

cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri

psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore

Page 44: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

33

perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang

dapat mencetuskan nyeri.

b) Kualitas (Q: Quality)

Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang

diungkapkan oleh klien, sering kali klien mendeskripsikan

nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut,

berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan lain-

lain, dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam

melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.

c) Lokasi (R: Region)

Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta

klien untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang

dirasakan tidak nyaman oleh klien.

d) Keparahan (S: Severe)

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan

karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini

klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan

sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat.

Gambar 2.2 Skala Intensitas Nyeri Numerik (0-10)

Page 45: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

34

Gambar 2.3Skala Analaog Visual (VAS)

Gambar 2.4 Skala Deskriptif Verbal

Skala Deskriptif Verbal (Verbal Descriptor Scale,

VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan

yang lebih bersifat objektif. Skala deskriptif verbal ini

merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat

pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama

sepanjang garis. Kalimat pendeskripsi ini diranking dari

tidak ada nyeri sampai nyeri paling hebat. Perawat

menunjukkan skala tersebut pada klien dan meminta untuk

menunjukkan intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan.

Skala Numerik (Numerical Rating Scale, NRS)

digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam

hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0 sampai 10.

Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri,

angka 10 mengindikasikan nyeri paling berat yang

dirasakan klien. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji

Page 46: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

35

intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapiutik.

Sebagai contoh: pada hari pertama post operasi klien

menyatakan skala nyeri yang ia rasakan pada angka 8,

kemudian hari kedua post operasi saat dilakukan pengkajian

klien melaporkan adanya penurunan nyeri yang ia rasakan

pada angka 4.

Skala Analog Visual (Visual Analog Scala, VAS)

merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri

yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi verbal

pada setiap ujungnya. Skala ini memberikan kebebasan

penuh pada pasien untuk mengidentifikasi tingkat

keparahan nyeri yang ia rasakan. Skala analog visual

merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif

karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada

rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu

angka.

Untuk mengukur skala intensitas nyeri pada anak-

anak dikembangkan alat yang dinamakan “Oucher”. Alat

ini terdiri dari dua skala yang terpisah, sebuah skala

dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak

yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam gambar

pada lebih kecil. Seorang anak diminta untuk menunjuk ke

sejumlah pilihan gambar untuk mendeskripsikan nyerinya.

Page 47: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

36

Skala tersebut terdiri dari 6 wajah profil kartun yang

menggambarkan wajah tersenyum (bebas dari kata nyeri)

kemudian bertahap menjadi wajah kurang bahagia,\n wajah

yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat). Anak-anak

berusia tiga tahun dapat menggunakan skala tersebut.

Gambar 2.5 Skala Nyeri Oucher

Gambar 2.6 Skala Nyeri Wajah yang Dikembangkan

Wong & baker

e) Durasi (T: Time)

Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan

awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat

menanyakan: “kapan nyeri mulai dirasakan?”, “sudah

berapa lama nyeri dirasakan?”, apakah nyeri yang dirasakan

terjadi pada waktu yang sama setiap hari?”, seberapa sering

nyeri kambuh?”, atau dengan kata-kata lain yang semakna.

Page 48: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

37

Faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.

Perawat perlu mengkaji faktor-faktor yang dapat

memperberat nyeri pasien.

3) Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke

batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi

terstimulasi sebagian dari respon stres. Stimulasi pada cabang

simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon

fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus-menerus, berat,

dalam, dan melibatkan organ-organ visceral (misal infark

miokard, kolik akibat kandung empedu, atau batu ginjal) maka

system saraf simpatis menghasilkan suatu aksi. Respon

fisiologis yang timbul akibat nyeri antara lain:

Tabel 2.1 Respon Fisiologis Terhadap Nyeri

Respon fisiologis terhadap nyeri

Respon simpatik Peningkatan frekuensi pernapasan

Dilatasi saluran bronkiolus

Peningkatan frekuensi denyut jantung

Vasokontriksi perifer (pucat,

peningkatan tekanan darah,)

Peningkatan kadar glukoa darah

Diaforesis

Peningkatan tegangan otot

Dilatasi pupil

Penurunan motilitas saluran cerna

Respon parasimpatik Pucat

Ketegangan otot

Penurunan denyut jantung atau

tekanan darah

Pernapasan cepat dan tidak teratur

Mual dan muntah

Kelemahan atau kelelahan

Page 49: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

38

4) Respon Perilaku

Respon perilaku yang ditunjukkan klien yang mengalami

nyeri bermacam-macam. Respon perilaku terhadap nyeri yang

biasa ditunjukkan oleh pasien antara lain: merubah posisi

tubuh, menguap bagian yang sakit, menggeretakkan gigi,

menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis,

ekspresi verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit,

meraung.

5) Respon Afektif

Ansietas (kecemasan) perlu digali dengan menanyakan

pada pasien seperti: “apakah anda saat ini merasakan cemas?”,

selain itu juga adanya depresi, ketidaktertarikan pada aktivitas

fisik dan perilaku menarik diri dari lingkungan perlu

diperhatikan.

6) Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien

Klien yang merasakan nyeri setiap hari akan mengalami

gangguan dalam kegiatan sehari-harinya. Pengkajian pada

perubahan aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan klien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-

kegiatan sehari-hari. Perubahan-perubahan yang perlu dikaji

antara lain: perubahan pola tidur (apakah nyeri menggangu

pola tidur klien), pengaruh nyeri pada aktivitas sehari-hari.

Page 50: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

39

7) Persepsi klien tentang nyeri

Mengkaji persepsi klien terhadap nyeri, bagaimana

klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami dengan proses

penyakit atau hal lain dalam diri atau lingkungan disekitarnya.

8) Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri

Terkadang individu memiliki cara masing-masing dalam

beradaptasi terhadap nyeri. Mengkaji cara-cara apa saja yang

biasanya klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami,

mengkaji keefektifan cara tersebut dan apakah bisa digunakan

saat klien menjalani perawatan dirumah sakit. (Prasetyo, 2010)

d. Klasifikasi nyeri

1) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Awitan

Berdasarkan waktu kejadian, nyeri dapat dikelompokkan

sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri

yang terjadi dalam waktu (durasi) dari 1 detik sampai dengan

kurang dari enam bulan, sedangkan nyeri kronis adalah nyeri

yang terjadi dalam waktu lebih dari enam bulan.

Nyeri akut umumnya terjadi pada cedera, penyakit akut,

atau pada pembedahan dengan awitan yang cepat dan tingkat

keparahan yang bervariasi (sedang sampai berat). Nyeri akut

dapat dipandang sebagai nyeri yang terbatas dan bermanfaat

untuk mengindikasikan adanya cedera atau penyakit pada tubuh.

Nyeri jenis ini biasanya hilang dengan sendirinya dengan atau

Page 51: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

40

tanpa tindakan setelah kerusakan nyeri jenis ini biasanya hilang

dengan sendirinya dengan atau tanpa tindakan setelah kerusakan

jaringan menyembuh.

Tabel 2.2 Perbandingan Nyeri Akut dan Kronis

Karakteristik Nyeri akut Nyeri Kronis

Tujuan Memperingatkan adanya cedera Tidak ada

Awitan Mendadak Terus- menerus atau

intermitten

Intensitas Ringan sampai berat Ringan sampai berat

Durasi Durasi singkat (dari beberapa

detik hingga enam bulan)

Durasi lama (enam

bulan atau lebih)

Respons

otonom

Konsistens dengan respons

simpatis:

1. Frekuensi jantung meningkat

2. Volume sekuncup meningkat

3. Tekanan darah meningkat

4. Dilatasi pupil

5. Tegangan otot meningkat

6. Penurunan motilitas

gastriintestinal

7. Mulut kering

Tidak ada respons

otonom

Komponen

psikologis

Ansietas 1. Depresi

2. Mudah marah

3. Menarik diri,

isolasi

Respons

lainnya

-- 1. Tidak terganggu

2. Libido menurun

3. Nafsu makan

menurun

Nyeri kronis umunya timbul tidak teratur, intermitten, atau

bahkan persisten. Nyeri kronis dibedakan dalam dua kelompok

besar, yaitu nyeri kronis maligna dan nyeri kronis nonmaligna.

Karakteristik nyeri kronis adalah penyembuhannya tidak dapat

diprediksi meskipun penyebabnya mudah ditentukan (namun,

pada beberapa kasus sulit ditemukan). Nyeri kronis dapat

Page 52: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

41

menyebabkan klien merasa putus asa dan frustasi. Klien yang

mengalami nyeri kronis mungkin menarik diri dan mengisolasi

diri. Nyeri ini menimbulkan kelelahan mental dan fisik

2) Klasifikasi Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi

enam jenis, yaitu nyeri superfisial, nyeri somatik dalam, nyeri

viseral, nyeri alih, nyeri sebar, dan nyeri bayangan (fantom).

Nyeri superfisial biasanya timbul akibat stimulasi terhadap

kulit seperti laserasi, luka bakar dan sebagainya. Nyeri jenis ini

memiliki durasi yang pendek, terlokalisir, dan memiliki sensasi

yang tajam.

Nyeri somatik dalam (deep somatic pain) adalah nyeri

yang terjadi pada otot dan tulang serta struktur penyokong

lainnya, umumnya nyeri bersifat tumpul dan distimulasi dengan

adanya peregangan dan iskemia.

Nyeri viseral adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan

organ internal. Nyeri yang timbul bersifat difus dan durasinya

cukup lama. Sensasi yang timbul biasanya tumpul.

Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari

daerah asal ke jaringan sekitar. Nyeri jenis ini biasanya

dirasakan oleh klien seperti berjalan atau bergerak dari daerah

asal nyeri ke sekitar atau kesepanjang bagian tubuh tertentu.

Nyeri dapat bersifat intermitten atau konstan.

Page 53: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

42

Nyeri fantom adalah nyeri khusus yang dirasakan oleh

klien yang mengalami amputasi. Nyeri oleh klien dipersepsi

berada pada organ yang telah diamputasi seolah-olah organnya

masih ada.

Nyeri alih (referred pain) adalah nyeri yang timbul akibat

adanya nyeri viseral yang menjalar ke organ lain, sehingga

dirasakan nyeri dibeberapa tempat atau lokasi. Nyeri jenis ini

dapat timbul karena masuknya neuron sensori dari organ yang

mengalami nyeri ke dalam medula spinalis dan mengalami

sinapsis dengan serabut saraf yang berada pada bagian tubuh

lainnya. Nyeri yang timbul biasanya pada beberapa tempat yang

kadang jauh dari lokasi asal nyeri.

3) Berdasarkan organ

Berdasarkan pada organ tempat timbulnya, nyeri dapat

dikelompokkan dalam: nyeri organik, nyeri neurogenik, dan

nyeri psikogenik.

Nyeri organik adalah nyeri yang diakibatkan karena

adanya kerusakan (aktual atau potensial) organ. Penyebab nyeri

umumnya mudah dikenali sebagai akibat adanya cedera,

penyakit, atau pembedahan terhadap salah satu atau beberapa

organ.

Nyeri neurogenik adalah nyeri akibat gangguan neuron,

misalnya pada neuralgia,. Nyeri ini dapat terjadi secara akut

Page 54: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

43

maupun kronis.

Nyeri psikogenik adalah nyeri akibat berbagai faktor

psikologis. Gangguan ini lebih mengarah pada gangguan

psikologis daripada gangguan organ. Klien yang menderita

memang “benar-benar” mengalaminya. Nyeri ini umumnya

terjadi ketiaka efek-efek psikogenik seperti cemas dan takut

timbul pada klien. (Tamsuri, 2007).

e. Manajemen Nyeri

1) Manajemen nyeri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Manajemen farmakologis dengan menggunakan obat-

obatan analgesik untuk mengurangi nyeri. Ada tiga jenis

analgesik yaitu:

(1) Non-narkotik dan obat antiinflamasi non steroid

(NSAID) umumnya untuk menghilangkan nyeri ringan

dan nyeri sedang, seperti nyeri terkait prosedur

pengobatan gigi, dan prosedur bedah minor.

(2) Analgesik narkotik atau opiat

Umunya untuk nyeri sedang sampai barat, seperti nyeri

pasca operasi dan nyeri maligna. Ini bekerja pada

sistem saraf pusat untuk menghasilkan kombinasi efek

yang mendepresi dan menstimulasi.

Page 55: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

44

(3) Obat tambahan (adjuvan) atau koanalgesik

Meningkatkan kontrol nyeri atau menghilangkan gejala

lain yang terkait dengan nyeri, seperti depresi dan mual.

b) Manajemen Non Farmakologis

Manajemen non farmakologis tidak menggunakan obat-

obatan untuk mengurangi nyeri, sehingga sebagian dapat

digunakan mandiri oleh pasien. Berikut adalah beberapa

manajemen non farmakologis: relaksasi, distraksi,

bimbingan antisipasi, biofeedback, hipnosis-diri, stimulus

kutaneus. (Perry dan Potter, 2006)

2) Pengkajian pada Pasien di Keperawatan Kritis

Lingkungan ICU menjadi pengalaman yang tidak

menyenangkan bagi pasien yang mengalami kondisi kritis.

Pasien dilakukan berbagai prosedur yang tidak menyenangkan

dan menakutkan yang merupakan bagian penting dari proses

perawatan. Pasien dengan ventilasi mekanik sering tidak dapat

melaporkan dan menggambarkan rasa sakit semudah pasien

non-intubasi. Kemampuan mereka untuk melaporkan rasa nyeri

yang dirasakan dapat terhambat karena delirium, perubahan

komunikasi, tingkat kesadaran, keberadaan endotrakeal, efek

sedatif, dan agen yang memblokir neuromuskuler.

Beberapa pasien yang dilakukan intubasi dapat

melaporkan dan memberikan beberapa informasi mengenai rasa

Page 56: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

45

nyeri yang dirasakan. Hal tersebut merupakan indikator yang

paling akurat dari nyeri dan harus ditanggapi dengan serius.

Indikator lain juga harus dipertimbangkan yaitu kondisi

patologis atau prosedur yang biasanya menyebabkan nyeri,

perilaku (ekspresi wajah yaitu, gerakan tubuh, menangis),

laporan dari anggota keluarga, dan perubahan fisiologis seperti

tekanan darah dan tingkat pernapasan.

a) Critical Care Pain Observasi Tool (CPOT)

Salah satu instrumen untuk mengkaji nyeri pada

pasien di perawatan kritis adalah hasil penelitian Gelinas

dkk., (2006). Instrumen in mempunyai tingkat validitas

yang tinggi untuk mengidentifikasi nyeri.

Page 57: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

46

Tabel 2.3 The Critical Care Pain Observation Tool (CPOT)

Indikator Deskripsi Skor

Ekspresi wajah Tidak ada ketegangan otot Relaks 0

Mengerutkan kening, alis dan

mata, otot levator berkontraksi

Tegang 1

Semua gerakan di atas

ditambah kelopak mata tertutup

erat

Menyeringai 2

Gerakan tubuh Posisi normal (gerakan tidak

ditujukan terhadap adanya

nyeri atau tidak dibuat untuk

tujuan perlindungan)

Tidak ada

gerakan,

posisi relaks

0

Lambat, gerakan hati-hati,

menyentuh atau

menggosok/memegang daerah

nyeri , mencari perhatian

melalui gerakan

Melindungi

daerah yang

sakit

1

Mencoba untuk duduk,

menggerakkan kaki, meronta-

ronta, tidak mengikuti perintah,

menolak kehadiran perawat,

mencoba turun dari tempat

tidur

Gelisah 2

Ketegangan otot Tidak ada perlawanan, gerakan

pasif

Relaks 0

Resistansi terhadap gerakan

pasif

Tegang, kaku 1

Evaluasi

Kemampuan

Fleksi dan

Ekastensi pasif

Pada ekstremitas

Atas

Mempunyai resistansi yang

kuat terhadap gerakan pasif

Sangat kuat,

sangat kaku

2

Kepatuhan

dengan

Alarm tidak diaktifkan,

ventilasi mudah

Menoleransi

ventilator

atau gerakan

0

Batuk alarm dapat diaktifkan

tetapi dapat berhenti secara

spontan

Batuk 1

Asynchroni: memblokir

ventilasi, alarm sering

diaktifkan.

Melawan

ventilator

2

Page 58: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

47

Vokalisasi Berbicara dengan suara normal

atau tidak ada suara

Berbicara

dengan suara

normal atau

tidak ada

suara

0

Mendesah, mengerang Mendesah,

mengerang

1

Menangis, terisak-isak Menangis

terisak-isak

2

Rentang nilai 0-8

Sumber: Gelinas dkk., 2006.

Gambar 2.6 ekspresi wajah

Sumber: Gelinas dkk., 2006.

Keterangan masing-masing perilaku CPOT:

(1) Ekspresi wajah

Ekspresi wajah merupakan salah satu indikator perilaku

terbaik untuk penilaian nyeri.

Skor 0, jika tidak ada keterangan otot wajah.

Skor 1, wajah tegang yang biasanya ditunjukkan dengan

mengerutkan kening atau menurunkan alis.

Skor 2, wajah meringis, merupakan kontraksi seluruh

dari wajah, termasuk mata tertutup rapat, mengerutkan

Page 59: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

48

kening, alis menurun dan kontraksi dari otot-otot pipi.

Pada kondisi tersebut, pasien dapat membuka mulutnya,

atau pasien menggigit endotrakeal.

(2) Gerakan tubuh

Skor 0, ketika seorang pasien tidak bergerak sama

sekali atau tetap dalam posisi normal sesuai penilaian

klinis perawat.

Skor 1, mengacu pada gerakan melindungi tubuh.

Pasien melakukan gerakan lambat dan hati-hati,

mencoba untuk mencapai atau menyentuh daerah nyeri.

Skor 2, bila pasien gelisah dalam hal ini pasien

menunjukkan gerakan berulang-ulang, mencoba untuk

menarik tabung, mencoba untuk duduk di tempat tidur,

atau tidak kooperatif

(3) Kepatuhan dengan ventilator

Keptuhan dengan ventilator digunakan ketika pasien

mendapat ventilasi mekanik.

Skor 0, mengacu pada ventilasi yang mudah. Pasien

tidak batuk atau mengaktifkan alarm.

Skor 1, pasien batuk atau mengaktifkan alarm tetapi hal

tersebut berhenti secara spontan tanpa perawat harus

memberikan intervensi.

Page 60: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

49

Skor 2, ketika pasien melawan ventilator. Pasien dapat

batuk, mengaktifkan alarm, dan asynchrony yang dapat

diamati. Perawat harus memberikan intervensi dengan

berbicara kepada pasien untuk meyakinkan atau

memberikan obat untuk menenagkan pasien.

(4) Ketegangan otot

Ketegangan otot adalah indikator yang sangat baik

untuk menunjukkan rasa sakit, dan dianggap terbaik

kedua dalam CPOT. Ketika pasien sedang beristirahat,

lakukan fleksi dan ekstensi pasif dari lengan pasien,

amati apakah pergerakan mudah atau terdapat resistensi

dari pasien.

Skor 0, tidak ada perlawanan, pasien mengikuti gerakan

dengan mudah.

Skor 1, terdapat resistansi atau dengan kata lain pasien

tegang atau kaku.

Skor 2, terdapat perlawanan yang kuat, dalam kasus

tersebut perawat tidak dapat melakukan gerakan pasif

secara lengkap atau pasien akan menolak berbalik

melawan gerakan. Selama dilakukan pergerakan pasif

pasien terkadang mengepalkan tangannya.

Page 61: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

50

(5) Vokalisasi

Vokalisasi digunakan pada pasien yang tidak dilakukan

intubasi sehingga mampu berbicara.

Skor 0, mengacu pada suara pasien, pasien dapat

berbicara dengan nada suara normal.

Skor 1, pasien mendesah atau mengerang.

Skor 2, pasin menangis.

Intruksi penggunaan CPOT

(1) Pasien harus diamati saat istirahat selama satu menit

untuk mendapatkan nilai dasar dari CPOT tersebut.

(2) Pasien harus diamati selama prosedur nosiseptif

(misalnya pada saat mengubah posisi, perawatan luka)

untuk mendeteksi perubahan dalam perilaku pasien

akibat nyeri.

(3) Pasien diamati sebelum dan pada saat efek puncak

analgesik untuk menilai apakah obat yang diberikan

efektif dalam menghilangkan rasa sakit.

(4) Untuk peringkatan CPOT, dikaitkan dengan nilai

tertinggi. (Zakiyah, 2015)

4. Murottal (Ayat-ayat Al-Qur’an)

a. Pengertian

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an diartikan sebagai bacaan,

Page 62: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

51

Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang yang beriman. Barang

siapa yang membaca Al-Qur’an akan dibalas oleh Allah sebagai

suatu kebaikan (Elzaky, 2011; Qodri, 2003). Al-Qur’an merupakan

kitabnya orang Islam dan Al-Qur’an semata-semata bukan hanya

kitab fikih yang membahas ibadah saja tetapi merupakan kitab yang

membahas secara komprehensif baik bidang kesehatan atau

kedokteran maupun bidang ilmu-ilmu lain (Sadhan, 2009). Al-

Qur’an sendiri dibeberapa penjelasan secara ilmiah sejatinya

merupakan obat yang menyembuhkan dan menyehatkan manusia.

Ma”mun (2012) dan Hawari (1996) bahwa Al-Qur’an dapat

menyembuhkan berbagai macam penyakit jasmani maupun rohani

seperti kegelisahan, kecemasan, dan kejiwaan.

Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah SWT terdiri dari

114 surat, 6666 ayat dan telah memiliki banyak manfaat baik untuk

kesembuhan penyakit jasmani dan rohani. Hal ini ditegaskan

berdasarkan sabda Rosululloh SAW berobatlah kalian dengan madu

dan Al-Qur’an (Izzat & Arif, 2011; Kementerian Agama, 2011).

Pengobatan dengan Al-Qur’an sendiri sudah ada sejak lama.

Terapi Al-Qur’an menjadi salah satu terapi komplementer yang

diharapkan mahasiswa sebagai terapi pilihan. Menurut Awad, Alajmi

dan Waheedi (2012) yang meneliti terhadap pengetahuan dan sikap

mahasiswa farmasi di kuwait terhadap terapi komplementer seperti

massage, bacaan Al-Qur’an, menunjukkan bahwa pengetahuan

Page 63: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

52

tentang terapi modalitas tersebut sangat penting untuk membekali

mahasiswa serta memberikan pilihan pasien tentang terapi selain

obat yang dikonsumsi. Hawari (1996) menjelaskan bahwa seseorang

yang sehat bukan melibatkan faktor fisik dan psikologik dan sosial

tetapi juga spiritual. Penanganan penyakit fisik dan terapi spiritual

seperti bacaan Al-Qur’an menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dalam memberikan kesehatan pasien.

Kemajuan teknologi medis telah banyak membawa perubahan

dan terus berkembang. Pengobatan yang bersifat modern lebih

menekankan kepada penyembuhan penyakit jasmani (Qadri, 2003;

Ma’mun, 2012), sementara pengobatan keagamaan masih kurang

(Awad, Al-Ajmi & Waheedi, 2012). Menurut, Izzat dan Arif (2011)

manusia tidak menyadari bahwa Allah menciptakan penyakit juga

menciptakan obatnya. Pemberian terapi bacaan Al-Qur’an yang

diturunkan Allah dapat memberikan kesembuhan terhadap penyakit

jasmani dan rohani. (dalam Sodikin, 2012).

b. Pengaruh Bacaan Al-Qur’an sebagai Penyembuh

Kesembuhan menggunakan Al-Qur’an dapat dilakukan

dengan membaca, berdekatan dengannya, dan mendengarkannya

(Asman, 2008). Saat membaca Al-Qur’an atau mendengar bacaan

Al-Qur’an, maka yang membaca atau mendengar terutama

disamping sisi orang sakit, disamping akan memperoleh kesembuhan

juga membawa rahmat (Kementerian Agama, 2011; Miller, 1992).

Page 64: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

53

Penelitian kedokteran Amerika Utara bahwa dengan membaca Al-

Qur’an atau mendengarkannya dapat mengurangi ketegangan

susunan saraf secara spontan, sehingga lambat laun bagi yang

mendengarkan menjadi tenang, rileks, dan sembuh terhadap

keluhan-keluhan fisik (“Izzat &„Arif, 2011; Elzaky, 2011). Ayat-

ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan kepada orang yang sakit jasmani

maka akan mendapat keringanan penyakit. Metode penyembuhan

dengan Al-Qur’an melalui dua cara yaitu membaca atau

mendengarkan dan mengamalkan ajaran-ajarannya (Asman, 2008;

Qadri, 2003).

Kedua metode tersebut dapat mengurangi dan menyembuhkan

berbagai penyakit, memberikan pahala yang besar bagi orang yang

mengamalkannya (Hawari, 1996).

Al-Qur’an sebagai penyembuh juga telah dilakukan dan

dibuktikan O’Riordon (2002, dalam Wahyudi, 2012) bahwa orang

membaca Al-Qur’an atau mendengarkan akan memberikan

perubahan arus listrik diotot, perubahan sirkulasi darah, perubahan

detak jantung dan perubahan kadar darah pada kulit. AlKahel (2011)

menyebutkan membaca atau mendengarkan Al-Qur’an akan

memberikan efek relaksasi, sehingga pembuluh darah nadi dan

denyut jantung mengalami penurunan. Terapi bacaan Al-Qur’an

ketika diperdengarkan pada orang atau pasien akan membawa

gelombang suara dan mendorong otak untuk memproduksi zat kimia

Page 65: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

54

yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan mempengaruhi

reseptor-reseptor didalam tubuh sehingga hasilnya tubuh merasa

nyaman (Wahyudi, 2012).

Elzaky (2011) dan Ali (2010) menjelaskan dari ilmu

kedokteran dan fisiologi, suara atau bacaan ayat-ayat Al-Qur’an akan

berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan tubuh. Penelitian ini

didukung oleh FMIPA UNPAD tahun 2006-2009 bahwa

mendengarkan Al-Qur’an akan memiliki serangkaian manfaat bagi

kesehatan antara lain meredakan stress, meningkatkan relaksasi,

meningkatkan sistem kekebalan tubuh bagi orang yang membaca

atau mendengarkan, sehingga terapi Al-Qur’an memberikan efek

menakjubkan (Wahyudi, 2012). Efek terapi bacaan Al-Qur’an

sebagai obat penyakit jasmani dan rohani. (Sodikin, 2012).

5. Ventilator Mekanik

a. Definisi

Ventilasi mekanik merupakan tindakan pemasangan alat

pernapasan yang digunakan untuk mempertahankan ventilasi dan

memberikan suplay oksigen dalam jangka waktu tertentu, sebagai

terapi definitif pada klien kritis yang mengalami kegagalan

pernapasan (Smeltzer, et.al, (2008) dalam Priyanto (2010:34))

b. Klasifikasi

Ventilasi mekanik secara umum diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1) Ventilator tekanan negatif, yang memberikan tekanan negatif

Page 66: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

55

intrathorak selama inspirasi memungkinkan udara mengalir ke

dalam paru. Ventilator ini digunakan pada kegagalan pernapasan

kronik dengan gangguan neurovascular seperti miastenia gravis

poliomyelitis, distrofi muscular dan sklerosis lateral amiotrifik.

2) Ventilasi tekanan positif yang meliputi pressure cycle

ventilation, time cycle ventilation dan volume cycle ventilation

yang paling banyak digunakan. Ventilator ini memberikan

tekanan positif pada jalan nafas sehingga mendorong alveoli

untuk mengembang selam inspirasi, sehingga memerlukan

intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini digunakan

pada penyakit atau gangguan paru primer (Ignatavicius dan

Workman, (2008) dalam Priyanto, (2010:14)).

c. Indikasi Klinik

Menurut Smeltzer, et.al (2008) dan Ignatavicus dan Workman

(2008) indikasi klinik pemasangan ventilasi mekanik adalah:

1) Kegagalan ventilasi yaitu depresi system saraf pusat, penyakit

neuromuscular, penyakit system saraf pusat, penyakit

musculoskeletal, ketidakmampuan thorak untuk melakukan

ventilasi.

2) Kegagalan pertukaran gas yaitu kegagalan pernapasan akut;

kegagalan pernapasan kronik, gagal jantung kiri, ketidak

seimbangan ventilasi atau perfusi.

Page 67: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

56

d. Mode Operasional Ventilasi Mekanik

Mode operasioanal volume cycle ventilation pada klien dewasa

meliputi: respiratory rate (RR) permenit; tidal volume; konsentrasi

oksigen (FiO2) dan positive end respiratory pressure (PEEP).

Konsentrasi oksigen diberikan berdasarkan nilai prosentase O2

dalam AGD (analisa gas darah). Frekuensi pernapasan antara 12-15

x/menit; tidal volume sekitar 10-15 ml/kg BB. Fraksi oksigen (FiO2)

diatur pada level PaO2 dan saturasi oksigen rendah untuk

menentukan konsentrasi oksigen. PEEP digunakan untuk mencegah

alveolar kolaps dan meningkatkan alveolar capillary diffusion

(Ignatavicius dan Workman, 2008).

Mode operasional ventilasi mekanik terdiri dari :

1) Controlled Mechanical Ventilation (CMV) mengontrol volume

dan frekuensi pernapasan dengan indikasi tidak dapat bernafas

spontan, untuk mempertahankan ventilasi dan pemberian

oksigen dalam waktu yang lama serta meningkatkan kerja

pernapasan.

2) Assist Control Ventilation (ACV) biasanya digunakan pada

tahap pertama pemakaian ventilasi mekanik, untuk mengontrol

ventilasi, kecepatan dan volume tidal. Mode ini dapat

melakukan fungsi ventilasi secara otomatis.

3) Intermitten Mandatory Ventilation (IMV) digunakan untuk

pernapasan spontan yang tidak sinkron seperti hiperventilasi dan

Page 68: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

57

sewaktu-waktu dapat mengambil alih peranan.

4) Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

diberikan pada pernapasan spontan dengan tidal volume dan RR

yang kurang adekuat untuk ventilasi dengan tekanan darah, efek

barotrauma minimal serta mencegah otot pernapasan tidak

terlalu kelelahan.

5) Positive End Expiratory Pressure (PEEP) untuk menahan

tekanan akhir ekspirasi positif dengan tujuan untuk mencegah

atelaktasis, diberikan pada klien ADRS (adult respiratory

distress sindroma) daumonia diffuse.

6) Continous Positive Airway Pressure (CPAP) untuk

meningkatkan fungsional residual capacity (FRC), biasanya

digunakan dalam proses weaning / penyapihan ventilasi

(Ignatavicius dan Workman, (2006) dalam priyanto, (2010:14)).

Page 69: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

58

B. Kerangka Teori

Gambar 2.7 Kerangka Teori

Sumber: Jutowiyono(2010), Priyanto (2010), Zakiyah (2015), Sodikin (2012)

Farmakologis

Karsinogen.

Hormon.

Gaya hidup, kelebihan

nutrisi khususnya lemak

dan kebiasaan makan

makanan yang kurang

berserat.

Parasit: parasit

schistososma hematobin

yang mengakibatkan

karsinoma planoseluler.

Genetik.

Infeksi, trauma,

hipersensitivitas terhadap

obat-obatan.

Tumor Intra Abdomen

Laparatomi

Pemasangan

ventilator mekanik

Nyeri

Non farmakologis

Menurunkan

intensitas nyeri

Terapi murrotal

(Ayat-ayat suci Al-

Qur’an)

Desaturasi

Penurunan Kesadaran

Page 70: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

59

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek yang akan digunakan pada aplikasi riset ini pada pasien dengan

post laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang ventilator

mekanik.

B. Tempat dan Waktu

Aplikasi penelitian ini direncanakan akan dilakukan diruang Intensive

Care (ICU) pada tanggal 4-16 Januari 2016 di RSUD Dr Moewardi

Surakarta.

C. Media dan Alat

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang akan digunakan adalah:

1. Lembar observasi yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran atau

pemeriksaan terhadap nyeri pada pasien cedera kepala berat yang

terpasang ventilator mekanik. Skala nyeri yang digunakan adalah skala

Critical Care Pain Observation Tool.

2. Bolpoin

3. Jam

4. Handphone sebagai audio

5. Headset

6. Murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an) dalam bentuk audio atau MP3

Page 71: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

60

D. Prosedur Tindakan

1. Mengukur nyeri dengan skala Critical Care Pain Observation Tool

(CPOT) sebelum dilakukan terapi murrotal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an).

2. Memberikan terapi murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an), yaitu:

a. Nyalakan MP3, jangan lupa cek baterai, jangan sampai musiknya

berhenti pada saat diperdengarkan kepada pasien.

b. Dekatkan MP3 kedekat pasien.

Sebelum diperdengarkan kepada pasien, cek terlebih dahulu volume

musiknya jangan sampai terlalu keras sehingga akan memekakan

telinga pasien atau terlalu pelan volumenya.

c. Pasang earphone

Bantu pasien untuk memasangkan earphone pada kedua telinganya.

Atur posisi earphone pada kedua telinga pasien tersebut, jangan

sampai pasien merasa tidak nyaman dengan terpasangnya alat

tersebut.

d. Atur posisi

Posisikan pasien pada posisi senyaman mungkin. Hal ini dilakukan

agar pasien tidak merasa tegang atau kelelahan saat terapi auditori

murrotal dilakukan.

e. Lemaskan otot-otot.

Otot-otot yang lemas membantu tercapainya keadaan relaksasi.

f. Anjurkan pasien menarik napas melalui hidung dan mengeluarkan

napas secara perlahan-lahan melalui mulut.

Page 72: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

61

g. Lakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan kepada pasien.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana intervensi

relaksasi musik yang diberikan kepada pasien dapat menurunkan

rasa nyeri dan cemasnya.

1) Bereskan pasien.

2) Bereskan peralatan.

3. Mengukur nyeri dengan skala Critical Care Pain Observation Tool

setelah diberikan terapi murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an).

(Solehati dan Kosasih, 2015).

E. Alat ukur evaluasi

The Critical Care Pain Observation Tool (CPOT)

Indikator Deskripsi Skor

Ekspresi wajah Tidak ada ketegangan otot Relaks 0

Mengerutkan kening, alis dan

mata, otot levator berkontraksi

Tegang 1

Semua gerakan di atas

ditambah kelopak mata tertutup

erat

Menyeringai 2

Gerakan tubuh Posisi normal (gerakan tidak

ditujukan terhadap adanya

nyeri atau tidak dibuat untuk

tujuan perlindungan)

Tidak ada

gerakan,

posisi relaks

0

Lambat, gerakan hati-hati,

menyentuh atau

menggosok/memegang daerah

nyeri , mencari perhatian

melalui gerakan

Melindungi

daerah yang

sakit

1

Mencoba untuk duduk,

menggerakkan kaki, meronta-

ronta, tidak mengikuti perintah,

menolak kehadiran perawat,

mencoba turun dari tempat

tidur

Gelisah 2

Page 73: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

62

Ketegangan otot Tidak ada perlawanan, gerakan

pasif

Relaks 0

Resistansi terhadap gerakan

pasif

Tegang, kaku 1

Evaluasi

Kemampuan

Fleksi dan

Ekastensi pasif

Pada ekstremitas

Atas

Mempunyai resistansi yang

kuat terhadap gerakan pasif

Sangat kuat,

sangat kaku

2

Kepatuhan

dengan

ventilator

Alarm tidak diaktifkan,

ventilasi mudah

Menoleransi

ventilator

atau gerakan

0

(pasien yang

diintubasi)

Batuk alarm dapat diaktifkan

tetapi dapat berhenti secara

spontan

Batuk 1

Atau Asynchroni: memblokir

ventilasi, alarm sering

diaktifkan.

Melawan

ventilator

2

Berbicara dengan suara normal

atau tidak ada suara

Berbicara

dengan suara

normal atau

tidak ada

suara

0

Vokalisasi Mendesah, mengerang Mendesah,

mengerang

1

(pasien yang

diekstubasi)

Menangis, terisak-isak Menangis

terisak-isak

2

Rentang nilai 0-8

Sumber: Gelinas dkk., 2006.

Sumber: Gelinas dkk., 2006.

Page 74: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

63

Keterangan masing-masing perilaku CPOT:

1. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah merupakan salah satu indikator perilaku terbaik untuk

penilaian nyeri.

Skor 0, jika tidak ada keterangan otot wajah.

Skor 1, wajah tegang yang biasanya ditunjukkan dengan mengerutkan

kening atau menurunkan alis.

Skor 2, wajah meringis, merupakan kontraksi seluruh dari wajah,

termasuk mata tertutup rapat, mengerutkan kening, alis menurun dan

kontraksi dari otot-otot pipi. Pada kondisi tersebut, pasien dapat

membuka mulutnya, atau pasien menggigit endotrakeal.

2. Gerakan tubuh

Skor 0, ketika seorang pasien tidak bergerak sama sekali atau tetap dalam

posisi normal sesuai penilaian klinis perawat.

Skor 1, mengacu pada gerakan melindungi tubuh. Pasien melakukan

gerakan lambat dan hati-hati, mencoba untuk mencapai atau menyentuh

daerah nyeri.

Skor 2, bila pasien gelisah dalam hal ini pasien menunjukkan gerakan

berulang-ulang, mencoba untuk menarik tabung, mencoba untuk duduk

di tempat tidur, atau tidak kooperatif

3. Kepatuhan dengan ventilator

Keptuhan dengan ventilator digunakan ketika pasien mendapat ventilasi

mekanik.

Page 75: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

64

Skor 0, mengacu pada ventilasi yang mudah. Pasien tidak batuk atau

mengaktifkan alarm.

Skor 1, pasien batuk atau mengaktifkan alarm tetapi hal tersebut berhenti

secara spontan tanpa perawat harus memberikan intervensi.

Skor 2, ketika pasien melawan ventilator. Pasien dapat batuk,

mengaktifkann alarm, dan asynchrony yang dapat diamati. Perawat harus

memberika intervensi dengan berbicara kepada pasien untuk meyakinkan

atau memberikan obat untuk menenagkan pasien.

4. Ketegangan otot

Ketegangan otot adalah indikator yang sangat baik untuk menunjukkan

rasa sakit, dan dianggap terbaik kedua dalam CPOT. Ketika pasien

sedang beristirahat, lakukan fleksi dan ekstensi pasif dari lengan pasien,

amati apakah pergerakan mudah atau terdapat resistensi dari pasien.

Skor 0, tidak ada perlawanan, pasien mengikuti gerakan dengan mudah.

Skor 1, terdapat resistansi atau dengan kata lain pasien tegang atau kaku.

Skor 2, terdapat perlawanan yang kuat, dalam kasus tersebut perawat

tidak dapat melakukan gerakan pasif secara lengkap atau pasien akan

menolak berbalik melawan gerakan. Selama dilakukan pergerakan pasif

pasien terkadang mengepalkan tangannya.

5. Vokalisasi

Vokalisasi digunakan pada pasien yang tidak dilakukan intubasi sehingga

mampu berbicara.

Page 76: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

65

Skor 0, mengacu pada suara pasien, pasien dapat berbicara degan nada

suara normal.

Skor 1, pasien mendesah atau mengerang.

Skor 2, pasin menangis.

Intruksi penggunaan CPOT

a. Pasien harus diamati saat istirahat selama satu menit untuk

mendapatkan nilai dasar dari CPOT tersebut.

b. Pasien harus diamati selama prosedur nosiseptif (misalnya pada saat

mengubah posisi, perawatan luka) untuk mendeteksi perubahan

dalam perilaku pasien akibat nyeri.

c. Pasien diamati sebelum dan pada saat efek puncak analgesik untuk

menilai apakah obat yang diberikan efektif dalam menghilangkan

rasa sakit.

d. Untuk peringkatan CPOT, dikaitkan dengan nilai tertinggi.

(Zakiyah, 2015)

Page 77: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

66

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen pada Tn.N dengan pemberian terapi

auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri yang terpasang

ventilator mekanik diruang ICU Rumah sakit umum daerah Dr.Moewardi

Surakarta. Pengelolaan asuhan keperawatan ini dilakukan selama 3 hari pada

tanggal 6 Januari 2016 sampai tanggal 8 Januari 2016, pengkajian dilakukan pada

tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 08.10 WIB. Laporan kasus ini meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dari

tindakan keperawatan. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 20 Desember 2015

pukul 16.00, pengkajian dilakukan dengan Alloanamnesa.

A. Identitas

Hasil pengkajian didapatkan data identitas klien, bahwa klien bernama

Tn.N, umur 44 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir Sekolah

Menengah Atas (SMA), pekerjaaan wiraswasta, alamat Purwodadi, pasien

masuk rumah sakit pada tanggal 20 Desember 2015, pasien didiagnosa tumor

intra abdomen. Penanggung jawab pasien adalah Ny.S, umur 41 tahun,

pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA), pekerjaan ibu rumah

tangga, alamat Purwodadi, hubungan dengan pasien adalah sebagai istri.

Page 78: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

67

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 08.10

WIB di ruang ICU RSUD Dr.Moewardi. keluhan utama yang dirasakan

pasien adalah pasien mengalami desaturasi, kemudian pasien terpasang

ventilator mode SIMV P.C, Fi02, PEEP. Riwayat penyakit sekarang keluarga

pasien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit, pasien mengeluh sakit

pada perut, mual, badan terasa lemas, kemudian pasien dirawat di RSUD Dr.

Soedjati Soemardiardjo Grobogan, kemudian dilakukan pemeriksaan

penunjang dan terapi obat tidak terkaji. Pasien disarankan untuk dilakukan

biopsi. Karena kekurangan fasilitas di RSUD Dr. Soedjati Soemardiarjo

Grobogan, pasien kemudian dibawa ke RSUD Dr.Moewardi.

Pasien tiba di IGD RSUD Dr.Moewardi pada tanggal 20 Desember

2015 pukul 16.00 WIB. Di IGD pasien diberi cairan Ringer laktat 20 tpm,

injeksi ketorolac 30 mg/12 jam, ranitidine 50 mg/12 jam. Kondisi pasien saat

di IGD sadar GCS 15, TD 110/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360 C, RR 21

x/menit.

Dari IGD pasien dipindah ke ruang melati 3, dirawat kurang lebih

selama 14 hari. Diruang melati 3 pasien diberi cairan infus Ringer laktat 20

tpm, NaCl 0,9% 20 tpm, terapi obat ranitidine 50 mg/12 jam, ceftriaxone 1

gr/12 jam. Dari hasil pemeriksaan MSCT scan abdomen didapatkan diagnosa

Tumor intra abdomen, dan akan dilakukan tindakan operasi laparatomi.

Saat pengkajian di ICU, didapatkan data bahwa pasien mulai dirawat

diruang ICU pada 4 januari 2016, keadaan umum lemah, kesadaran sopor

Page 79: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

68

dengan GCS E2 VX M4 nafas bantu ventilator mode SIMV P.C, FiO2 50 %,

suction (+), untuk hari pertama sampai hari ketiga pasien dirawat di ICU

pasien puasa, luka post operasi tidak rembes, terpasang DC, TD 116/85

mmHg, HR 129 x/menit, SPO2 98 %, suhu 380

C , RR 36 x/menit. Di ICU

pasien mendapatkan terapi infus NaCl 0,9% 20 tpm, ringer laktat 20 tpm,

levofloxacin 750 ml/24jam, paracetamol 1 gr/8jam, ceftriaxone 1 gr/12 jam,

ranitidine 50 mg/12 jam, vitamin k 2 mg/12 jam, diphenhydramine 2 gr/24

jam.

Riwayat penyakit dahulu keluarga pasien mengatakan pasien

sebelumnya pernah dirawat di RSUD Dr. Soedjati Soemardiarjo Grobogan,

sebelum dibawa ke RSUD Dr.Moewardi. Tn.N tidak mempunyai riwayat

alergi obat maupun alergi makanan. Untuk riwayat imunisasi tidak terkaji.

Pengkajian riwayat keluarga Tn.N merupakan kepala rumah tangga dari

keluarganya., Tn.N tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya. Dalam

anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun.

Genogram:

Gambar 4.1

Genogram

Tn.N

44 th

Ny S

41 th

Page 80: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

69

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Garis keturunan

: Pasien atau Tn.N

................. : Tinggal satu rumah

Pengkajian data fokus breathing didapatkan data pasien terpasang

ventilator mode SIMV P.C dengan RR 36x/menit, SPO2 98 %, FiO2 50 %,

PEEP 5, TV minute volume 488 %, pergerakan dada simetris, suction (+),

penggunaan otot bantu pernapasan (+). Pengkajian data fokus Blood

didapatkan , TD 116/85 mmHg, kulit teraba lembab, luka bekas operasi tidak

merembes, HR 129 x/menit. Pengkajian data fokus Brain didapatkan, tidak

ada jejas dikepala, GCS pasien jam 09.00 WIB E2 Vx M4, GCS pukul 12.00

WIB E2 Vx M4. Reflek pupil +/+ besar pupil 2/2. Pengkajian data fokus

Blader didapatkan, tidak ada jejas, terpasang DC (+), produksi urin kuning

terang, tidak bercampur darah, dengan jumlah 800 ml/8 jam. Pengkajian data

fokus Bowel didapatkan pasien terpasang NGT (+).

Pengkajian pola kesehatan fungsional, pola nutrisi dan metabolisme

pasien sebelum sakit jenis nasi, sayur, lauk pauk, air putih, teh manis.

Frekuensi sebanyak 3 kali sehari, porsi 1 porsi, tidak ada keluhan. Pengkajian

ABCD yaitu, Antropometri dengan data tinggi badan 170 cm, berat badan

Tn.N

44 th

Page 81: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

70

60 kg, IMT (Indeks Masa Tubuh) 20,7 dengan intepretasi normal (18,5-22,9).

Biokimia dengan data tidak terkaji. Clinis dengan data rambut beruban

bersih, mukosa bibir lembab. Diet dengan data, makan 3 x sehari dengan nasi,

sayur, lauk pauk, setiap makan 1 porsi habis, tidak ada keluhan yang

dirasakan.

Selama sakit setelah operasi laparatomi pasien dipuasakan selama 3

hari, untuk hari ke 2 pengelolaan pasien jenis nutrisi enteral susu, frekuensi

per 4 jam, porsi 200 cc, tidak ada keluhan. Pengkajian ABCD yaitu,

Antropometri dengan data tinggi badan 170 cm, berat badan 59 kg, IMT

(Indeks Masa Tubuh) 20,41 dengan intepretasi normal (18,5-22,9). Biokimia

dengan data Hb tidak terkaji, Ht tidak terkaji. Clinis dengan data rambut

hitam dan beruban, turgor kulit sedang, mukosa bibir kering. Diet dengan

data, personde 200 cc/4 jam dengan enteral susu dan tidak ada keluhan.

Pengkajian pola eliminasi pasien sebelum sakit pola buang air kecil

(BAK) frekuensi 5-3 x/hari, jumlah urin kurang lebih 50 cc setiap BAK,

warna urin kuning jernih. Pola buang air besar (BAB) frekuensi 1 x/hari,

konsistensi lunak, tidak ada keluhan saat BAK dan BAB. Selama sakit pola

BAK pasien frekuensi dengan spontan dan terpasang DC, jumlah urin 800

cc/8jam, warna urin kuning jernih. Pola BAB pasien frekuensi belum BAB,

konsistensi tidak terkaji, keluhan tidak terkaji.

Analisa keseimbangan cairan selama perawatan per 24 jam. Intake

terdiri dari enteral 1200 cc, parenteral ( infus 1500 cc, obat 440 cc), AM (Air

Metabolisme) 300 cc dengan intake total 3440 cc. Output terdiri dari urine

Page 82: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

71

2400 cc, tidak ada feses, tidak ada muntah, IWL ( Insesible Water Loss) 900

cc, dengan output hasil 3300 cc. Analisa input dikurangi output yaitu 3440 cc

– 3300 cc dengan hasil balance +140 cc.

Pengkajian pola aktivitas dan latihan pasien sebelum sakit makan dan

minum mandiri skor 0, toileting mandiri skor 0, berpakaian mandiri skor 0,

mobilitas ditempat tidur mandiri skor 0, berpindah mandiri skor 0, ambulasi

atau ROM mandiri skor 0. Selama sakit makan dan minum pasien tergantung

total skor 4, toileting tergantung total skor 4, berpakaian tergantung total skor

4, mobilitas ditempat tidur tergantung total skor 4, berpindah tergantung total

skor 4, ambulasi dan ROM tergantung total skor 4.

Pengkajian pola istirahat tidur pasien sebelum sakit jumlah jam tidur

siang kurang lebih selama 2 jam, jumlah jam tidur malam 5-7 jam, tidak ada

penggunaan obat tidur, tidak ada gangguan tidur. Selama sakit jumlah jam

tidur siang pasien tidak terkaji, karena kesadaran pasien menurun menjadi

sopor, jumlah jam tidur malam tidak terkaji, tidak terdapat penggunaan obat

tidur, gangguan tidur tidak terkaji karena kesadaran pasien menurun menjadi

sopor.

Pola kognitif dan perseptual pasien sebelum sakit pasien dapat

berbicara, mendengarkan, dapat mengidentifikasikan bau-bauan, dan dapat

merasakan sentuhan. Selama sakit pasien tidak dapat berbicara, tidak dapat

menjawab pertanyaan, karena kesadaran pasien menurun dan terpasang

ventilator mekanik mode SIMV P.C, sehingga menyebabkan rasa nyeri pada

laring. Untuk mengetahui skala nyeri penggunaan ventilator mode SIMV P.C

Page 83: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

72

menggunakan skala Critical care Pain Observation Tool (CPOT): ekspresi

wajah mengerutkan kening, alis dan mata, otot levator berkontraksi skor

tegang, 1. Gerakan tubuh lambat, gerakan hati-hati, menyentuh atau

menggosok memegang daerah nyeri, mencari perhatian melalui gerakan skor

1. Ketegangan otot tidak resistansi terhadap gerakan pasif skor 1, gerakan

pasif skor relaks 0. Kepatuhan dengan ventilator alarm tidak diaktifkan,

ventilasi mudah skor 0. Vokalisasi berbicara dengan suara normal atau tidak

ada suara skor 0. Total nyeri 3.

Pengkajian pola persepsi konsep diri pasien sebelum sakit harga diri

pasien, keluarga mengatakan pasien dan keluarga sudah melakukan yang

terbaik dan merasa bahagia dilingkungan orang-orang yang disayangi.

Gambaran diri pasien tidak terkaji. Ideal diri pasien ingin menjadi kepala

rumah tangga yang baik. Peran diri pasien sebagai kepala rumah tangga,

sebagai seorang bapak dari dua orang anaknya. Identitas diri pasien sebagai

kepala rumah tangga, usia pasien 44 tahun. Selama sakit harga diri pasien,

pasien dijenguk saudara-saudara dan keluarganya ketika dirawat dirumah

sakit, sehingga berharga. Gambaran diri pasien kesadaran menurun, ideal diri

tidak terkaji. Peran diri sudah beberapa hari dirumah sakit dan tidak dapat

menjalankan peran. Identitas diri pasien sebagai kepala rumah tangga, selama

sakit tidak bekerja, usia pasien 44 tahun.

Pengkajian pola hubungan peran, sebelum sakit hubungan dengan

keluarga harmonis dan hubungan dengan masyarakat sekitar cukup baik.

Selama sakit hubungan dengan keluarganya harmonis dan hubungan dengan

Page 84: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

73

saudara-saudara, masyarakat cukup baik, ditandai dengan dijenguk oleh

keluarga, saudara, masyarakat. Pengkajian pola seksual reproduksi sebelum

sakit pasien berjenis kelamin laki-laki, memiliki satu orang istri, dan memiliki

dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Selama sakit, pasien berjenis

kelamin laki-laki, memiliki satu orang istri dan memiliki dua orang anak,

laki-laki dan perempuan. Pengkajian pola mekanisme koping tidak terkaji.

Pengkajian pola nilai dan keyakinan sebelum sakit pasien beragama islam,

sholat lima waktu. Selama sakit kesadaran pasien menurun, sehingga tidak

bisa melaksanakan sholat lima waktu.

Pengkajian pemeriksaan fisik keadaan atau penampilan umum,

kesadaran pasien sopor E2 Vx M4. Tanda –tanda vital TD 116/85 mmHg, nadi

frekuensi 129 x/menit, irama tidak teratur, kekuatan tau isi kuat. Respirasi

frekuensi 36 x/menit, irama tidak teratur, suhu 380 C. Pemeriksaan kepala,

bentuk kepala mesochepal, kulit kepala sedikit berminyak, rambut sedikit

berminyak. Pemeriksaan muka, mata pasien, palpebra tidak ada oedem,

konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter ka/ki kurang

lebih 2mm/2mm, reflek terhadap cahaya positif, tidak menggunakan alat

bantu penglihatan. Hidung terdapat sedikit sekret, terpasang selang NGT.

Mulut simetris, agak kering. Gigi rata, bersih, telinga simetris, cukup bersih.

Leher tidak ada pembesaran tiroid, limfe dan kaku kuduk.

Pemeriksaan dada paru-paru, inspeksi bentuk simetris, dada kanan dan

kiri sama. Palpasi tidak terkaji. Perkusi suara sonor. Auskultasi terdapat suara

gurgling. Pemeriksaan jantung, inspeksi ictus cordis tidak tampak. Palpasi

Page 85: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

74

ictus cordis teraba di ICS 5 kiri, teraba kuat. Perkusi berbunyi pekak, ICS 2

kiri batas atas jantung, ICS 5 batas bawah jantung, dan ICS 4 kiri (sejajar

lengan atau tangan) batas kiri jantung. Auskultasi bunyi jantung I-II murni,

tidak ada bunyi tambahan.

Pemeriksaan abdomen, inspeksi simetris, terdapat luka post operasi

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen. Auskultasi bising usus 8

x/menit. Perkusi tympani. Palpasi tidak terkaji. Genetalia pasien terpasang

selang kateter atau DC. Rektum pasien tidak ada lesi, luka, tidak ada

hemoroid. Pemeriksaan ekstremitas atas kekuatan otot ka/ki 2/2, ROM ka/ki

pasif/pasif, capilary refile < 2 detik, tidak ada deformitas tulang. Perabaan

akral hangat. Pemeriksaan ekstremitas bawah kekuatan otot ka/ki 2/2, ROM

ka/ki pasif/pasif, capilary refile < 2 detik, tidak ada deformitas tulang,

perabaan akral hangat.

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 7 Januari 2016

didapatkan hasil kimia klinik analisa gas darah PH : 7.440 (7.350-7.450), BE

: -5.2 mmol/L (-2 - +3), PCO2 26.0 mmHg (27.0-41.0), PO2 105.0 mmHg

(83.0-108.0), hematokrit : 43 % (37-50), HCO3 : 17.3 mmol/L (21.0-28.0),

total CO2 18.1 mmol/L (19.0-24.0), O2 saturasi : 98.0 % (94.0-98.0). laktat

arteri 2,69 mmol/L (0.36-0.75).

Hasil laporan pemeriksaan radiologi-radiodiagnostik pada tanggal 21

Desember 2015, RD0116 MSCT whole abdomen dengan kontras, klinik

NHL dd HL regio paraaorta inguinal, MSCT scan abdomen irisan axial

reformat sagital-coronal tanpa dan dengan kontras. Tampak lesi densitas 43

Page 86: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

75

HU diregio iliaca kiri dengan ukuran 53 mm x 95 mm, yang setelah

pemberian kontras tampak kontras enchancement (64 HU). Tampak lesi

encase pada aorta iliaca kiri dan menempel pada musculus psoas major kiri.

Tampak pula multiple limfadenopati di : paraaorta ukuran 28,1 mm x

17 mm. Regio bifurcatio aorta sisi kanan ukuran terbesar 26,1 mm dan sisi

kiri ukuran terbesar 23,4 mm. Iliaca kanan ukuran terbesar mm x mm.

Inguinal kanan ukuran terbesar 36,7 mm x 25,6 mm dan kiri ukuran 11,5 mm.

Hepar : membesar dengan ukuran 20 cm, densitas normal, sudut tumpul, tepi

reguler, tak tampak pelebaran IHBD atau EHBD, tak tampak dilatasi VP atau

VH, tak tampak massa atau kista.

Gallbladder (GB): ukuran densitas normal, dinding tidak menebal, tak

tampak batu. Lien : membesar dengan ukuran 14 cm, dan densitas normal, tak

tampak nodul. Pancreas : ukuran dan densitas normal, tak tampak kalsifikasi.

Ren kanan : ukuran, dan bentuk densitas normal, tak tampak dilatasi SPC, tak

tampak batu atau kista. Ren kiri : ukuran, bentuk dan densitas normal, tak

tampak dilatasi SPC, tak tampak batu atau kista. Bladder : berisi cukup urin,

dinding tak menebal, tak tampak batu. Tak tampak limfadenopathy

diparaaorta dan parailiaca kanan kiri. Tak tampak lesi densitas cairan

dicavum abdomen dan cavum pleura kanan kiri. Tak tampak osteodestruksi.

Corpus, pedicle dan spatum intervertebralis baik. Kesimpulan : 1. Multiple

limfadenopati diparaaorta, bifurcatio, aorta, iliaca dan inguinal bilateral

menyokong gambaran lymphoma. 2. Hepatosplenomegali.

Page 87: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

76

Terapi yang didapat pasien saat dirawat diruang ICU yaitu terapi

intravena infus NaCl 0,9% dengan dosis 500 ml/20 tpm, golongan cairan

elektrolit dengan kandungan Na 154 mEq/L, Cl: 154 mEq/L (natrium clorida

9 gram, air untuk injeksi 1000 ml), osmolaritas 300 mosm/L, berfungsi untuk

penderita sindrom rendah garam, sebagai zat pembantu atau pelarut obat.

Ringer laktat dengan dosis 500 ml/ 20 tpm, merupakan golongan cairan

elektolit, dengan kandungan Na laktat 3,1 gram, Nacl 6 gram, kcl 0,3 gram,

Cacl2 0,2 gram, air untuk injeksi 1000 ml, yang berfungsi untuk

mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Levofloxacin dengan dosis 1 gram/24 jam golongan antibiotik

quinolone yang berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri seperti infeksi

saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi

prostat. Paracetamol dengan dosis 1 gram/ 8 jam, golongan analgesik non

narkotik yang berfungsi untuk meringankan rasa sakit pada sakit kepala dan

menurunkan demam. Injeksi ceftriaxone dengan dosis 1 gram/12 jam

golongan obat antimikroba yang berfungsi untuk jaringan lunak, bakteri mea,

infeksi berat. Injeksi ranitidine dengan dosis 50 mg/12 jam golongan obat

saluran cerna yang berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung.

Vitamin K dengan dosis 2 mg/12 jam golongan supleme yang berfungsi

untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin K mengobati perdarahan

akibat antikoagulan. Diphenhydramine dengan dosis 2 gram/24 jam golongan

antihistamin yang berfungsi untuk meredakan gejala alergi dan flu.

Page 88: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

77

C. Daftar perumusan masalah

Hasil analisa data pada tanggal 6 Januari 2016 didapatkan diagnosa

keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

mukus dalam jumlah yang berlebih. Ditandai dengan data obyektif

didapatkan hasil Tn.N tampak terpasang ventilator mode SIMV P.C, RR 36

x/menit, FiO2 50 %. SPO2 98 %, PEEP 5, TV minute volume 488 %, sekret

(+), jenis lendir sedikit kental, kurang lebih sebanyak 50 ml, tidak ada darah,

auskultasi suara gargling (+).

Hasil analisa data pada tanggal 6 Januari 2016 didapatkan diagnosa

keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik. Ditandai

dengan data obyektif didapatkan hasil pengukuran nyeri dengan skala Critical

care Pain Observation Tool (CPOT): ekspresi wajah : 1, gerakan tubuh : 1,

ketegangan otot : 1, kepatuhan terhadap ventilator : 1, vokalisasi : 0. Total

nilai 3. HR 129 x/menit, RR 36 x/menit, TD 116/85 mmHg. Nyeri

pemasangan endotrakeal tube untuk ventilator.

Hasil analisa data pada tanggal 6 Januari 2016 didapatkan diagnosa

keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik

yang ditandai dengan data obyektif didapatkan hasil terdapat luka jahitan post

operasi diperut dengan panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 2 cm,

luka jahitan vertikal, luka tidak rembes, suhu 380

C, terdapat sedikit

kemerahan pada luka, tidak terdapat pembengkakan.

Page 89: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

78

D. Prioritas masalah

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih (00031).

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (00132).

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik (00046).

E. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan untuk Tn.N pada diagnosa pertama

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih, mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam diharapkan ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat

teratasi dengan kriteria hasil : produksi sputum berkurang, RR dalam batas

normal (16-24 x/menit), suara nafas normal (vesikuler). Intervensi atau

rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.N Airway management

(3140) yaitu monitor status oksigen dengan rasional untuk mengetahui status

oksigen, posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi dengan rasional

agar pasien dapat memaksimalkan ventilasi, keluarkan sekret dengan suction

dengan rasional agar sekret keluar, pasien lega, kolaborasi untuk memberikan

bronkodilator dengan rasional untuk mengobati sesak nafas.

Intervensi keperawatan untuk Tn.N pada diagnosa kedua nyeri akut

berhubungan dengan agen cedera fisik, mempunyai tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri akut dapat teratasi dengan

kriteria hasil : pasien terlihat rileks, tanda-tanda vital dalam rentang normal (

Page 90: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

79

TD 120/80 mmHg sampai 140/90 mmHg, suhu 36,50C-37,5

0C, HR 60-80

x/menit, RR 16-24 x/menit) skala nyeri menurun menjadi 1 . Intervensi atau

rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.N pain management

(1400) yaitu kaji status nyeri pasien dengan skala Critical care Pain

Observation Tool (CPOT) dengan rasional untuk mengetahui status nyeri

pasien, berikan perangsangan auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an)

dengan rasional untuk mengurangi rasa nyeri akibat pemasangan ventilator

dengan terapi non farmakologi, ajarkan keluarga tentang terapi non

farmakologi tentang nyeri dengan perangsangan auditori murottal (ayat-ayat

suci Al-Qur’an) dengan rasional agar keluarga dapat menerapkan terapi non

farmakologi secara mandiri dengan perangsangan auditori murottal (ayat-ayat

suci Al-Qur’an), kolaborasi pemberian obat analgesik dengan rasional untuk

mengurangi rasa nyeri dengan tindakan farmakologi.

Intervensi keperawatan untuk Tn.N pada diagnosa ketiga kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik, mempunyai tujuan

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan

integritas kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil: integritas kulit yang baik

bisa dipertahankan (temperature 36,5OC – 37,5

OC), pigmentasi tidak ada

kemerahan, tidak terdapat tanda gejala infeksi (dolor: rasa nyeri, kalor: panas,

tumor: pembengkakan, rubor: kemerahan, fungsio laesa: perubahan fungsi),

mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan, tidak ada luka

atau lesi, luka baik (bersih, tidak rembes). Intervensi atau rencana

keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.N insision site care (3440) yaitu

Page 91: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

80

monitor tanda dan gejala infeksi dengan rasional untuk mengetahui ada

tidaknya tanda gejala infeksi pada area insisi, membersihkan memantau

proses penyembuhan luka dengan rasional agar luka bersih dan mempercepat

penyembuhan, ganti balutan pada interval yang sesuai dengan rasional untuk

membalut luka dalam keadaan bersih, anjurkan pasien menggunakan pakaian

yang longgar dengan rasional agar tidak mengganggu luka dan lingkungan

luka, kolaborasi dengan dokter pemberian antisepti dengan rasional untuk

proses penyembuhan luka.

F. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama pengelolaan

Rabu, 6 Januari 2016 untuk diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih yaitu pada jam

08.25 WIB memonitoring status oksigen dengan respon subyektif tidak

terkaji; respon obyektif pasien tampak terpasang ventilator mode SIM V P.C,

RR 33 x/menit, SPO2 98%, FiO2 50%; pada jam 08.30 WIB memposisikan

pasien untuk memaksimalkan ventilasi dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif pasien diberikan posisi semi fowler 30o; pada jam 09.45 WIB

mengeluarkan sekret dengan suction dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif pasien tampak terdengar suara tambahan gurgling, produksi

sekret kurang lebih 25 ml, berupa lendir agak cair berwarna agak kekuningan,

RR 33x/menit; pada jam 13.25 WIB mengeluarkan sekret dengan suction

respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien tampak terdengar suara

Page 92: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

81

tambahan gurgling, produksi sekret kurang lebih 25 ml, berupa lendir cair

kekuningan, RR 33 x/menit.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama pengelolaan

Rabu, 6 Januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan

agen cedera fisik yaitu pada jam 08.10 WIB mengkolaborasikan dengan

dokter pemberian obat analgesik dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif pasien diberikan obat analgesik paracetamol 1 gram/8 jam;

pada jam 11.15 WIB mengkaji status nyeri pasien dengan skala Critical care

Pain Observation Tool (CPOT) dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif ekspresi wajah 1, gerakan tubuh 1, ketegangan otot 1, kepatuhan

terhadap ventilator 0, vokalisasi 0, total nilai 3; pada jam 11.30 WIB

memberikan perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an)

dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien mendengarkan

auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) dengan menggunakan headset,

MP3, surat Ar-rahman dalam rentang waktu 15 menit; pada jam 11.45 WIB

mengkaji status nyeri pasien dengan skala critical care pain observation tool

(CPOT) dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif ekspresi wajah

1, gerakan tubuh 1, ketegangan otot 1, kepatuhan dengan ventilator 0,

vokalisasi 0, total nilai 3, HR 128x/menit, TD 116/84 mmHg, RR 33x/menit;

pada jam 11.50 WIB mengajarkan keluarga tentang terapi non farmakologi

nyeri dengan perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an)

dengan respon subyektif keluarga pasien mengatakan paham, respon obyektif

keluarga pasien tampak paham.

Page 93: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

82

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari pertama pengelolaan Rabu,

6 Januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik yaitu pada jam 08.45 WIB

memonitoring tanda dan gejala infeksi pada area insisi dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif terdapat sedikit kemerahan, kulit pada

luka lembab, suhu 38oC, tidak terdapat pembengkakan, tampak luka jahitan

post operasi laparatomi dengan panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang

lebih 2 cm, luka tidak merembes; pada jam 08.55 WIB membersihkan,

memantau proses penyembuhan luka dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif luka jahitan post operasi laparatomi dibersihkan dengan

Nacl; pada jam 09.00 WIB mengganti balutan pada interval yang sesuai

dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif balutan pada luka

jahitan post operasi laparatomi pada pasien diganti, dibalut dengan kasa Nacl

lembab, kemudian ditutup dengan hepafix; pada jam 09.10 WIB

menganjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien dikenakan baju yang longgar.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua pengelolaan

Kamis, 7 Januari 2016 untuk diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih yaitu pada jam

08.25 WIB memonitoring status oksigen dengan respon subyektif tidak

terkaji, respon obyektif pasien tampak terpasang ventilator mode SIM V P.C,

RR 32 x/menit, SPO2 97%, FiO2 50%; pada jam 08.30 WIB memposisikan

pasien untuk memaksimalkan ventilasi dengan respon subyektif tidak terkaji,

Page 94: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

83

respon obyektif pasien diberikan posisi semi fowler 30o; pada jam 10.00 WIB

mengeluarkan sekret dengan suction dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif pasien tampak terdengar suara tambahan gargling, produksi

sekret kurang lebih 10 ml, berupa lendir agak cair berwarna agak kekuningan,

RR 32x/menit; pada jam 12.30 WIB mengeluarkan sekret dengan suction

respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien tampak terdengar suara

tambahan gargling, produksi sekret kurang lebih 20 ml, berupa lendir cair

kekuningan, RR 32 x/menit.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari kedua pengelolaan Kamis, 7

Januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera fisik yaitu pada jam 08.10 WIB mengkolaborasikan dengan dokter

pemberian obat analgesik dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif pasien diberikan obat analgesik paracetamol 1 gram/8 jam; pada jam

11.15 WIB mengkaji status nyeri pasien dengan skala Critical care Pain

Observation Tool (CPOT) dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif ekspresi wajah 1, gerakan tubuh 1, ketegangan otot 1, kepatuhan

terhadap ventilator 0, vokalisasi 0, total nilai 3; pada jam 11.30 WIB

memberikan perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an)

dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien mendengarkan

auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) dengan menggunakan headset,

MP3, surat Ar-rahman dalam rentang waktu 15 menit; pada jam 11.45 WIB

mengkaji status nyeri pasien dengan skala critical care pain observation tool

(CPOT) dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif ekspresi wajah

Page 95: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

84

0, gerakan tubuh 1, ketegangan otot 1, kepatuhan dengan ventilator 0,

vokalisasi 0, total nilai 2, HR 130x/menit, TD 129/85 mmHg, RR 31x/menit.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari kedua pengelolaan Kamis, 7

Januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik yaitu pada jam 08.45 WIB

memonitoring tanda dan gejala infeksi pada area insisi dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif tidak terdapat kemerahan, kulit pada

luka lembab, suhu 38o

C, tidak terdapat pembengkakan, tampak luka jahitan

post operasi laparatomi dengan panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang

lebih 2 cm, luka tidak merembes; pada jam 08.55 WIB membersihkan,

memantau proses penyembuhan luka dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif luka jahitan post operasi laparatomi dibersihkan dengan

Nacl; pada jam 09.00 WIB mengganti balutan pada interval yang sesuai

dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif balutan pada luka

jahitan post operasi laparatomi pada pasien diganti, dibalut dengan kasa Nacl

lembab, kemudian ditutup dengan hepafix; pada jam 09.10 WIB

menganjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien dikenakan baju yang longgar.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan Jum’at,

8 Januari 2016 untuk diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih yaitu pada jam 08.25 WIB

memonitoring status oksigen dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif pasien tampak terpasang ventilator mode SIM V P.C, RR 34

Page 96: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

85

x/menit, SPO2 98%, FiO2 50%; pada jam 08.30 WIB memposisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif pasien diberikan posisi semi fowler 30o; pada jam 10.30 WIB

mengeluarkan sekret dengan suction dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif suara gurgling pada pasien sudah berkurang, produksi sekret

kurang lebih 15 ml, berupa lendir agak cair berwarna agak kekuningan, RR

31x/menit; pada jam 11.30 WIB mengeluarkan sekret dengan suction respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien suara gargling pada pasien

sudah berkurang, produksi sekret kurang lebih 20 ml, berupa lendir cair

kekuningan, RR 30 x/menit.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan Jum’at,

8 Januari 2016 untuk diagnosa kedua nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera fisik yaitu pada jam 08.10 WIB mengkolaborasikan dengan dokter

pemberian obat analgesik dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif pasien diberikan obat analgesik paracetamol 1 gram/8 jam; pada jam

11.15 WIB mengkaji status nyeri pasien dengan skala Critical care Pain

Observation Tool (CPOT) dengan respon subyektif tidak terkaji, respon

obyektif ekspresi wajah 1, gerakan tubuh 0, ketegangan otot 1, kepatuhan

terhadap ventilator 0, vokalisasi 0, total nilai 2, HR 132x/menit, TD 123/80

mmHg, RR 32x/menit; pada jam 11.30 WIB memberikan perangsangan

auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) dengan respon subyektif tidak

terkaji, respon obyektif pasien mendengarkan auditori murottal (Ayat-ayat

suci Al-Qur’an) dengan menggunakan headset, MP3, surat Ar-rahman dalam

Page 97: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

86

rentang waktu 15 menit; pada jam 11.45 WIB mengkaji status nyeri pasien

dengan skala critical care pain observation tool (CPOT) dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif ekspresi wajah 0, gerakan tubuh 0,

ketegangan otot 1, kepatuhan dengan ventilator 0, vokalisasi 0, total nilai 1,

HR 130x/menit, TD 123/85 mmHg, RR 30x/menit.

Tindakan keperawatan dilakukan pada hari ketiga pengelolaan Jum’at,

8 Januari 2016 untuk diagnosa yang ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik yaitu pada jam 08.45 WIB

memonitoring tanda dan gejala infeksi pada area insisi dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif tidak terdapat kemerahan, kulit pada

luka lembab, suhu 38oC, tidak terdapat pembengkakan, tampak luka jahitan

post operasi laparatomi dengan panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang

lebih 2 cm, luka tidak merembes; pada jam 08.55 WIB membersihkan,

memantau proses penyembuhan luka dengan respon subyektif tidak terkaji,

respon obyektif luka jahitan post operasi laparatomi dibersihkan dengan

Nacl; pada jam 09.00 WIB mengganti balutan pada interval yang sesuai

dengan respon subyektif tidak terkaji, respon obyektif balutan pada luka

jahitan post operasi laparatomi pada pasien diganti, dibalut dengan kasa Nacl

lembab, kemudian ditutup dengan hepafix; pada jam 09.10 WIB

menganjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar dengan respon

subyektif tidak terkaji, respon obyektif pasien dikenakan baju yang longgar.

Page 98: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

87

G. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih, pada hari pertama Rabu, 6 Januari 2016 jam 13.35 WIB

dengan respon subyektif:-, respon obyektif produksi suction kurang lebih 50

ml, RR 33 x/menit, pasien tampak suara tambahan yaitu gargling. Analisa

masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi monitor status oksigen,

posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan sekret dengan

suction.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik pada jam 13.40 WIB dengan respon subyektif: -,

respon obyektif pasien tampak mengerutkan kening, TD 116/84 mmHg, suhu

380C, HR 128 x/menit, RR 33 x/menit, skala nyeri critical care pain

observation tool : 3. Analisa masalah belum teratasi. Planning lanjutkan

intervensi kaji status nyeri pasien dengan skala CPOT, berikan perangsangan

auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an), kolaborasikan pemberian obat

analgetik.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik pada jam 13.50 WIB dengan respon

subyektif: -, respon obyektif terdapat sedikit kemerahan pada luka, suhu

380C, tidak terdapat pembengkakan, kulit pada luka lembab tidak kering,

ukuran luka panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 2 cm, luka

bersih, luka tidak merembes. Analisa masalah belum teratasi. Planning

Page 99: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

88

lanjutkan intervensi monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi,

membersihkan, memantau proses penyembuhan luka, ganti balutan pada

interval yang sesuai, anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar.

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang

berlebih, pada hari kedua Kamis, 7 Januari 2016 jam 13.35 WIB dengan

respon subyektif: -, respon obyektif produksi sputum kurang lebih 30 ml, RR

32 x/menit, pasien tampak suara tambahan yaitu gargling. Analisa masalah

belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi monitor status oksigen,

posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan sekret dengan

suction.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik pada jam 13.40 WIB dengan respon subyektif: -,

respon obyektif pasien tampak relaks, TD 120/85 mmHg, suhu 370C, HR 132

x/menit, RR 31 x/menit, skala nyeri critical care pain observation tool : 2.

Analisa masalah sebagian masalah teratasi. Planning lanjutkan intervensi kaji

status nyeri pasien dengan skala CPOT, berikan perangsangan auditori

murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an), kolaborasikan pemberian obat analgetik.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik pada jam 13.50 WIB dengan respon

subyektif: -, respon obyektif terdapat sedikit kemerahan pada luka, suhu

370C, tidak terdapat pembengkakan, kulit pada luka lembab tidak kering,

ukuran luka panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 2 cm, luka

Page 100: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

89

bersih, luka tidak merembes. Analisa masalah belum teratasi. Planning

lanjutkan intervensi monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi,

membersihkan, memantau proses penyembuhan luka, ganti balutan pada

interval yang sesuai, anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar.

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih, pada hari pertama Jum’at, 8 Januari 2016 jam 13.35 WIB

dengan respon subyektif: -, respon obyektif produksi sputum kurang lebih 35

ml, RR 30 x/menit, pasien tampak suara tambahan yaitu gargling. Analisa

masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi monitor status oksigen,

posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan sekret dengan

suction.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik pada jam 13.40 WIB dengan respon subyektif: -,

respon obyektif pasien tampak rileks, TD 123/80 mmHg, suhu 370C, HR 130

x/menit, RR 30 x/menit, skala nyeri critical care pain observation tool : 1.

Analisa masalah teratasi. Planning hentikan intervensi.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik pada jam 13.50 WIB dengan respon

subyektif: -, respon obyektif tidak terdapat kemerahan pada luka, suhu 370C,

tidak terdapat pembengkakan, kulit pada luka lembab tidak kering, ukuran

luka panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 2 cm, luka bersih, luka

tidak merembes. Analisa masalah sebagian masalah teratasi. Planning

Page 101: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

90

lanjutkan intervensi monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi,

membersihkan, memantau proses penyembuhan luka, ganti balutan pada

interval yang sesuai, anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar.

Page 102: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

91

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang pemberian terapi murottal

(ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada asuhan keperawatan Tn.N dengan

post laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang ventilator

mekanik di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Disamping itu penulis

juga akan membahas tentang kesesuaian kesenjangan teori dan kenyataan yang

meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Menurut Setiadi (2012:10) pengkajian adalah tahap awal dari proses

yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pasien masuk

rumah sakit pada tanggal 20 Desember 2015 pukul 16.00, pengkajian

dilakukan dengan wawancara kepada keluarga, Autoanamnesa dan

alloanamnesa yaitu data yang diperoleh hasil wawancara dari pasien dan

keluarga pasien serta observasi mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien (Setiadi,

2012:15), pemeriksaan fisik dan menelaah data dari catatan perawat. Penulis

melakukan pengkajian pada Rabu, tanggal 6 Januari 2016 pada pukul 08.10

WIB pagi di ruang ICU RSUD Dr. Moewardi keluhan utama yang dirasakan

pasien adalah pasien mengalami desaturasi. Desaturasi oksigen atau

Page 103: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

92

hipoksemia adalah gagal napas yang terjadi ketika pertukaran oksigen

terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju

konsumsi oksigen (O2) dan pembentukan karbondioksida (CO2) dalam sel-sel

tubuh yang mengakibatkan tekanan oksigen arteri kurang dari 50 mmHg

(Wijaya dkk, 2015). Pasien terpasang ventilator mode SIMV P.C, FiO2,

PEEP.

Pasien yang mengalami desaturasi oksigen terpasang ventilasi

mekanik, Ventilasi mekanik merupakan tindakan pemasangan alat pernapasan

yang digunakan untuk mempertahankan ventilasi dan memberikan suplai

oksigen dalam jangka waktu tertentu, sebagai terapi definitif pada klien kritis

yang mengalami kegagalan pernapasan (Smeltzer, et.al, (2008) dalam

Priyanto (2010:34)).

Diagnosa medis pasien adalah post laparatomi atas indikasi tumor

intra abdomen. Laparatomi adalah salah satu jenis operasi yang dilakukan

pada daerah abdomen. Operasi laparatomi dilakukan apabila terjadi masalah

kesehatan yang berat pada area abdomen, misalnya trauma abdomen.

Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan yang diberikan kepada

pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahaan perut (Lestari,

2012). Tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan

pertumbuhan yang terbatas dan lonjong (Oswari, 2000). Tumor Intra

Abdomen adalah pembengkakan atau tonjolan yang disebabkan oleh

neoplasma, infeksi karena pertumbuhan baru massa abnormal di sel-sel yang

Page 104: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

93

berpoliferasi yang bersifat : autonom atau tidak terkontrol, progresif atau

tumbuh tidak beraturan, tidak berguna (Anonim).

Pengkajian primer pasien didapatkan Airway : ada sumbatan jalan nafas

yaitu sekret atau lendir. Pada pasien terdapat sumbatan jalan nafas yaitu

sekret atau lendir, berdasarkan teori akibat hipersekresi saluran pernafasan

dan obstruksi saluran pernafasan menjadi tersumbat. Obstruksi jalan nafas

merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat imobilisasi.

Hipersekresi mukosa pada saluran pernafasan yang menghasilkan lendir

sehingga partikel kecil yang masuk bersama udara akan mudah menempel

saluran pernafasan. Hal ini akan mengakibatkan sumbatan sehingga ada udara

yang menjebak dibagian distal pada saluran nafas dimana pada fase ekspirasi

panjang akan muncul bunyi yang abnormal (Muttaqin, 2008).

Pengkajian primer pasien didapatkan Breathing : RR : 36 x/menit

pasien mengalami sesak napas. Pernapasan normal 18-24 kali permenit.

Sesak napas terjadi karena terdapat peningkatan kerja pernapasan akibat

meningkatnya resistensi elastik paru-paru (seperti pada pneumonia,

atelaktasis, dan penyakit pleura), dinding dada (obesitas, kifoskoliosis) atau

meningkatnya resistensi non-lastisitas emfisema, asma, bronkitis). Keluhan

sesak napas yang dirasakan oleh klien secara patofisiologi terjadi karena

berbagai keadaan berikut ini : oksigenasi jaringan menurun, kebutuhan O2

meningkat, kerja pernapasannya meningkat, rangsangan pada sistem saraf

pusat, penyakit neuromuskular. Sesak napas atau napas pendek merupakan

suatu keluhan yang menunjukkan ada gangguan atau penyakit kardiorespati

Page 105: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

94

(Muttaqin, 2010). Pasien terpasang ventilator mode SIMV P.C SPO2 98%,

FiO2 50%, PEEP 5, TV minute volume 488%, pergerakan dada simetris,

suction (+), penggunaan otot bantu nafas. Circulation: tekanan darah 116/85

mmHg, HR: 129x/menit.

Pengkajian primer untuk Dissability : GCS: E2 VX M4 yang artinya

pasien mengalami penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran adalah tidak

ada respon motorik atau verbal terhadap stimulus eksternal (Weinstock,

2013). GCS E2: mata terbuka dengan respon nyeri, Vx: tidak berespon karena

terpasang endotrakeal tube, M4: fleksi normal (menarik anggota yang

dirangsang) kesadaran pasien sopor, mengalami penurunan kesadaran.

Glasgow Coma Scale adalah skala pengukuran objektif terhadap sistem

neurologis (perubahan status mental) dengan menggunakan angka untuk

mencatat urutan data pengkajian yang dikumpulkan. Pada pemeriksaan

Glaslow Coma Scale (GCS) digunakan untuk mengevaluasi status neurologik

seperti respon mata (E), respon verbal (V), dan respon motorik (M)

(Muttaqin, 2008).

Menurut Junaidi (2011) pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)

melipuiti respon mata (E), respon verbal (V) dan respon motorik (M) yang

terdiri dari eye yaitu repon membuka mata dengan skor 4 spontan, 3 dengan

rangsang suara (suruh pasien membuka mata), 2 dengan rangsang nyeri

(berikan rangsangan nyeri, misal menekan kuku jari), 1 tidak ada respon.

Verbal atau respon verbal dengan skor 5 orientasi baik, 4 bingung, berbicara

mengacau (sering bertanya berulang-ulang) disorientasi tempat dan waktu, 3

Page 106: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

95

kata-kata yang tak berhubungan (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih

jelas, namun tidak dalam satu kalimat), 2 suara tak dapat dimengerti

(mengerang), 1 tidak ada respon. Respon motorik dengan skor 6 mengikuti

perintah, 5 melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan stimulus saat

diberi rangsang nyeri), 4 menarik (menghindar atau menarik exstremitas atau

tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri), 3 flexi abnormal (tangan

satu atau keduanya posisi kaku diatas dada dan kaki extensi saat diberi

rangsang nyeri, 2 extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi disisi

tubuh, dengan jari mengepal dan kaki extensi saat diberi rangsang nyeri), 1

tidak ada respon. Eksposure : suhu 38o C, menggunakan selimut, tempat tidur

pasien pada sisi kanan dan kiri sudah terpasang pembatas sehingga mencegah

pasien jatuh.

Pengkajian data fokus breathing, didapatkan pasien terpasang

ventilator mode SIMV P.C dengan RR 36x/menit, SPO2 98 %, FiO2 50 %,

PEEP 5, TV minute volume 488 %, pergerakan dada simetris, suction (+),

penggunaan otot bantu pernapasan (+). SPO2 (saturasi oksigen) tingkat

oksigen darah normal adalah pengukuran saturasi oksigen dalam darah, sel

darah merah mengandung molekul yang dikenal sebagai hemoglobin yang

mengikat oksigen atmosfer, dan membawanya ke berbagai bagian tubuh

(Taufik, et.al 2016). Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

diberikan pada pernapasan spontan dengan tidal volume dan RR yang kurang

adekuat untuk ventilasi dengan tekanan darah, efek barotrauma minimal serta

Page 107: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

96

mencegah otot pernapasan tidak terlalu kelelahan (Ignatavicius dan

Workman, (2006) dalam priyanto, (2010:14)).

Mode operasioanal volume cycle ventilation pada klien dewasa

meliputi: respiratory rate (RR) permenit; tidal volume; konsentrasi oksigen

(FiO2) dan positive end respiratory pressure (PEEP). Konsentrasi oksigen

diberikan berdasarkan nilai prosentase O2 dalam AGD (analisa gas darah).

Frekuensi pernapasan antara 12-15 x/menit; tidal volume sekitar 10-15 ml/kg

BB. Fraksi oksigen (FiO2) diatur pada level PaO2 dan saturasi oksigen

rendah untuk menentukan konsentrasi oksigen. PEEP digunakan untuk

mencegah alveolar kolaps dan meningkatkan alveolar capillary diffusion

(Ignatavicius dan Workman, 2008) dalam Priyanto (2010)

Pengkajian data fokus Blood didapatkan TD 116/85 mmHg, kulit

teraba lembab, luka bekas operasi tidak merembes, HR 129 x/menit.

Pengkajian data fokus Brain didapatkan tidak ada jejas dikepala, GCS

pasien jam 09.00 WIB E2 Vx M4, GCS pukul 12.00 WIB E2 Vx M4. Reflek

pupil +/+ besar pupil 2/2. Pengkajian data fokus Blader didapatkan tidak ada

jejas, terpasang DC (+), produksi urin kuning terang, tidak bercampur darah,

dengan jumlah 800 ml/8 jam. Pengkajian data fokus Bowel didapatkan pasien

terpasang NGT (+).

Dari hasil pengkajian yang diperoleh pada pemeriksaan pola kognitif-

perseptual pasien mengalami tidak dapat berbicara, tidak dapat menjawab

pertanyaan, karena kesadaran pasien menurun dan terpasang ventilator

mekanik mode SIMV P.C, sehingga menyebabkan nyeri pada laring karena

Page 108: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

97

terpasang endotrakeal tube. Untuk mengetahui skala nyeri penggunaan

ventilator SIMV P.C menggunakan skala Critical care Pain Observation Tool

(CPOT).

Lingkungan Intensive Care Unit atau ICU menjadi pengalaman yang

tidak menyenangkan bagi pasien yang mengalami kondisi kritis. Pasien

dilakukan berbagai prosedur yang tidak menyenangkan dan menakutkan yang

merupakan bagian penting dari proses perawatan. Pasien dengan ventilasi

mekanik sering tidak dapat melaporkan dan menggambarkan rasa sakit

semudah pasien non-intubasi. Kemampuan mereka untuk melaporkan rasa

nyeri yang dirasakan dapat terhambat karena delirium, perubahan

komunikasi, tingkat kesadaran, keberadaaan endotrakeal, efek sedatif, dan

agen yang memblokir neuromuskuler. Sebuah penelitian yang disponsori oleh

American Association of Critical Care Nursing, lebih dari 6000 pasien usia 4-

97, mengungkapkan bahwa prosedur sederhana di Intensive Care Unit

dikaitkan dengan berbagai tingkat rasa sakit. Pasien dengan ventilasi mekanik

sering mencoba untuk berkomunikasi menyampaikan rasa nyeri yang

dirasakan dengan menggunakan beberapa teknik, diantaranya meraih lengan

perawat, memberikan sinyal dengan mata mereka, dan menggerakkkan kaki

naik dan turun. Beberapa pasien yang dilakukan intubasi dapat melaporkan

dan memberikan beberapa informasi mengenai rasa nyeri yang dirasakan. Hal

tersebut merupakan indikator yang paling akurat dari nyeri dan harus

ditanggapi dengan serius. Indikator lain juga harus dipertimbangkan yaitu

kondisi patologis atau prosedur yang biasanya menyebabkan nyeri, perilaku

Page 109: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

98

(ekspresi wajah yaitu, gerakan tubuh, menangis), laporan dari anggota

keluarga, dan perubahan fisiologis seperti tekanan darah dan tingkat

pernapasan. (Zakiyah, 2015)

Penilaian Critical care Pain Observation Tool (CPOT) terdiri dari,

yang pertama ekspresi wajah dengan deskripsi tidak ada ketegangan otot

yaitu relaks dengan skor 0, mengerutkan kening, alis dan mata, otot levator

berkontraksi yaitu tegang dengan skor 1, semua gerakan diatas ditambah

kelopak mata tertutup erat yaitu menyeringai dengan skor 2. Yang kedua

gerakan tubuh dengan deskripsi posisi normal (gerakan tidak ditujukan

terhadap adanya nyeri atau tidak dibuat untuk tujuan perlindungan) yaitu

tidak ada gerakan, posisi relaks dengan skor 0, lambat, gerakan berhati-hati,

menyentuh atau menggosok memegang daerah nyeri, mencari perhatian

melalui gerakan yaitu melindungi daerah yang sakit dengan skor 1, mencoba

untuk duduk, menggerakkan kaki, meronta-ronta, tidak mengikuti perintah,

menolak kehadiran perawat, mencoba turun dari tempat tidur yaitu gelisah

dengan skor 2. Yang ketiga ketegangan otot (evaluasi kemampuan fleksi dan

ekstensi pasif pada ekstremitas atas) dengan deskripsi tidak ada perlawanan,

gerakan pasif yaitu relaks dengan skor 0, resistansi terhadap gerakan pasif

yaitu tegang, kaku dengan skor 1, mempunyai resistansi yang kuat terhadap

gerakan pasif yaitu sangat kuat, sangat kaku dengan skor 2. Yang keempat

kepatuhan dengan ventilator dengan deskripsi alarm tidak diaktifkan,

ventilasi mudah yaitu menoleransi ventilator atau gerakan dengan skor 0,

batuk alarm dapat diaktifkan tetapi dapat berhenti secara spontan yaitu batuk

Page 110: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

99

dengan skor 1, asynchroni: memblokir ventilasi, alarm sering diaktifkan yaitu

melawan ventilator dengan skor 2. Yang kelima vokalisasi dengan deskripsi

berbicara dengan suara normal atau tidak ada suara yaitu berbicara dengan

suara normal atau tidak ada suara dengan skor 0, mendesah, mengerang yaitu

mendesah, mengerang dengan skor 1, menangis, terisak-isak yaitu menangis,

terisak-isak dengan skor 2. (gelinas dkk, 2006).

Pada pemeriksaan fisik paru-paru inspeksi : bentuk simetris, dada kanan

dan kiri sama, tidak ada luka dan tidak ada jejas. Palpasi : tidak terkaji.

Perkusi: suara sonor. Auskultasi : terdengar suara gargling. Hasil

pemeriksaan fisik abdomen inspeksi : simetris, terdapat luka post laparatomi

atas indikasi tumor intra abdomen dengan panjang kurang lebih 15 cm dan

lebar kurang lebih 2 cm, auskultasi: bising usus 8 x/menit, perkusi : tympani,

palpasi: tidak terkaji.

Hasil pengkajian fisik ekstremitas, kekuatan otot atas, kekuatan otot

kanan 2, ROM pasif, kekuatan otot kiri 2, ROM pasif , capilary refile kurang

dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, perabaan akral hangat.

Ekstremitas bawah kekuatan otot kanan 2, ROM pasif, kekuatan otot kiri 2,

ROM pasif, tidak ada perubahan bentuk tulang perabaan akral hangat.

Adapun penilaiannya yaitu derajat 0 : tidak ada kontraksi otot, 1: kontraksi

otot dapat dipalpasi tetapi tanpa gerakan persendian, 2: otot hanya mampu

melawan gaya gravitasi (gerakan pasif), 3: otot hanya mampu melawan

gravitasi, 4: kekuatan otot mampu menggerakkan persendian dengan

Page 111: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

100

melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan gaya sedang, 5: kekuatan

otot normal (Weinstock, 2010).

Pada pemerikasaan Radiologi-Radiodiagnostik MSCT Whole Abdomen

pada tanggal 21 Desember 2015 didapatkan hasil multipel limfadenopati

diparaaorta, bifurcatio aorta, iliaca dan inguinal bilateral menyokong

gambaran lymphoma. Hepatos plenomegali.

Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang

abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan

dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya

mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor

yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: Karsinogen, hormon,

gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan

makanan yang kurang berserat, (Anonim).

Tanda dan gejala dari tumor adalah Hiperplasia, konsistensi tumor

umumnya padat atau keras, tumor epital biasanya mengandung sedikit

jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung

jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak, kadang tampak

hipervaskulari disekitar tumor, biasa terjadi pengerutan dan mengalami

retraksi, edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe, nyeri,

mual, muntah, penurunan berat badan. Berdasarkan tanda dan gejala diatas

pada pasien Tn.N mempunyai tanda dan gejala nyeri pada perut, mual

muntah (Anonim).

Page 112: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

101

Menurut Jitowiyono, 2010 Indikasi laparatomi adalah trauma abdomen

(tumpul atau tajam) atau ruptur hepar, peritonitis, perdarahan saluran

pencernaan (Internal Blooding), sumbatan pada usus halus dan besar, dan

massa pada abdomen. Pada Tn.N terdapat tumor intra abdomen sehingga

dilakukan tindakam laparatomi.

Pasien mendapat terapi obat saat dirawat diruang Intensive Care Unit

ICU yaitu terapi intravena infus NaCl 0,9% dengan dosis 500 ml/20 tpm,

golongan cairan elektrolit dengan kandungan Na 154 mEq/L, Cl: 154 mEq/L

(natrium clorida 9 gram, air untuk injeksi 1000 ml), osmolaritas 300 mosm/L,

berfungsi untuk penderita sindrom rendah garam, sebagai zat pembantu atau

pelarut obat. Ringer laktat dengan dosis 500 ml/ 20 tpm, merupakan golongan

cairan elektolit, dengan kandungan Na laktat 3,1 gram, Nacl 6 gram, kcl 0,3

gram, Cacl2 0,2 gram, air untuk injeksi 1000 ml, yang berfungsi untuk

mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.

Levofloxacin dengan dosis 1 gram/24 jam golongan antibiotik

quinolone yang berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri seperti infeksi

saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi

prostat. Paracetamol dengan dosis 1 gram/ 8 jam, golongan analgesik non

narkotik yang berfungsi untuk meringankan rasa sakit pada sakit kepala dan

menurunkan demam. Injeksi ceftriaxone dengan dosis 1 gram/12 jam

golongan obat antimikroba yang berfungsi untuk jaringan lunak, bakteri mea,

infeksi berat. Injeksi ranitidine dengan dosis 50 mg/12 jam golongan obat

saluran cerna yang berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung.

Page 113: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

102

Vitamin K dengan dosis 2 mg/12 jam golongan supleme yang berfungsi

untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin K mengobati perdarahan

akibat antikoagulan. Diphenhydramine dengan dosis 2 gram/24 jam golongan

antihistamin yang berfungsi untuk meredakan gejala alergi dan flu (ISO,

2013).

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat

profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan

klien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisa dan

interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan harus

jelas, singkat, dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya

yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan (Asmadi, 2008).

Dari diagnosa yang didapatkan maka penulis dapat menentukan

prioritas diagnosa sesuai dengan teori Kartikawati (2011) tentang pengkajian

Primary survey yaitu breathing, blood, brain, bladder, bowel, dimana

masalah pernapasan yang paling utama. Maka prioritas diagnosa yang

pertama adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

mukus dalam jumlah yang berlebih, masalah keperawatan yang kedua yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik, masalah keperawatan yang

ketiga yaitu kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik.

Diagnosa keperawatan yang pertama adalah ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah yang berlebih.

Page 114: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

103

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk

mempertahankan kebersihan jalan nafas (Huda dan Kusuma, 2013). Penulis

mengambil diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

mengacu pada batasan karakteristik yaitu adanya suara napas tambahan,

perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas, sputum dalam jumlah

yang berlebih (Huda dan Kusuma, 2013). Pada analisa data tampak terpasang

ventilator mode SIMV P.C, RR 36 x/menit, FiO2 50 %. SPO2 98 %, PEEP 5,

TV minute volume 488 %, sekret (+), jenis lendir sedikit kental, kurang lebih

sebanyak 50 ml, tidak ada darah, auskultasi suara gargling (+). Mode

operasional ventilasi mekanik yang digunakan yaitu SIMV (Synchronized

Intermitten Mandatory Ventilation) diberikan pada pernapasan spontan

dengan tidal volume dan RR yang adekuat untuk ventilasi dengan tekanan

darah, efek barotrauma minimal serta mencegah otot pernapasan tidak terlalu

kelelahan(Ignatavicius dan Workman, (2006) dalam Priyanto, (2010:14)).

Diagnosa kedua yang diangkat adalah nyeri akut berhubungan dengan

agen cedera fisik. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa

(International Association for the study of pain): awitan yang tiba-tiba atau

lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan (Huda dan Kusuma,

2013). Penulis mengambil diagnosa sesuai dengan batasan karakteristik dari

Page 115: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

104

diagnosa yang ditegakkan yaitu perubahan tekanan darah, perubahan

frekuensi pernafasan, perubahan frekuensi jantung, mengekspresikan perilaku

indikasi nyeri yang dapat diamati (Huda dan Kusuma, 2013). Pada hasil

analisa data dimana data subyektif tidak terkaji, data obyektif yang

didapatkan total nilai nyeri 3 dengan skala critical care pain observation tool,

HR 129x/menit, RR 36x/menit, TD 116/85 mmHg, terdapat nyeri

pemasangan endotrakeal tube untuk ventilator.

Diagnosa ketiga yang diangkat adalah kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik. Kerusakan integritas kulit adalah

perubahan atau gangguan epidermis dan atau dermis (Huda dan Kusuma,

2013). Penulis mengambil diagnosa sesuai dengan batasan karakteristik dari

diagnosa yang ditegakkan yaitu kerusakan lapisan kulit (dermis), gangguan

permukaan kulit (epidermis), invasi struktur tubuh (Huda dan Kusuma, 2013).

Pada hasil analisa data subyektif tidak terkaji, data obyektif yang didapatkan

adalah terdapat sedikit kemerahan, kulit pada luka lembab, suhu 380C, tidak

terdapat pembengkakan, tampak luka jahitan post operasi laparatomi dengan

panjang kurang lebih 15cm, lebar kurang lebih 2 cm, luka tidak merembes.

C. Intervensi

Intervensi atau perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk

mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,

memecahkan, masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien. Suatu

Page 116: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

105

perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dan arti pada

asuhan keperawatan, karena perencanaan adalah sumber informasi bagi

semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan klien. Rencana ini merupakan

sarana komunikasi yang utama, dan memelihara continuitas asuhan

keperawatan klien bagi seluruh anggota tim. (Setiadi, 2012: 45).

Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART (Spesifik,

Measurable, Achieveble, Reasonable dan Time). Spesifik adalah berfokus

pada klien. Measurable adalah dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan dan

dibau. Achieveble adalah tujuan yang harus dicapai. Reasonable merupakan

tujuan yang harus dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Time adalah

batasan pencapaian dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan

waktunya (Dermawan, 2012).

Pada diagnosa yang pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih mempunyai tujuan

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil :

mengeluarkan sputum, RR dalam batas normal (16-24 x/menit), suara nafas

normal (vesikuler). Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan

pada Tn.N yaitu intervensi yang pertama monitor status oksigen dengan

rasional untuk mengetahui status oksigen, intervensi yang kedua posisikan

pasien (posisi semi fowler 30o) dengan rasional agar pasien dapat

memaksimalkan ventilasi. Posisi semi fowler yaitu pengaturan posisi tidur

dengan meninggikan punggung bahu dan kepala sekitar 30o dan 45

o

Page 117: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

106

memungkinkan rongga dada dapat berkembang secara luas dan

pengembangan paru meningkat, kondisi ini akan menyebabkan asupan

oksigen membaik sehingga proses respirasi kembali normal (Smeltzer dan

Bare, 2001). Intervensi yang ketiga keluarkan sekret dengan suction dengan

rasional untuk membebaskan jalan nafas. Suction adalah untuk membebaskan

jalan nafas, untuk mengurangi retensi sputum yang menggangu jalan nafas,

mencegah terjadinya infeksi paru pada pasien yang mengalami gangguan

pernapasan (Morton, 2011), intervensi yang keempat kolaborasi untuk

memberikan bronkodilator dengan rasional untuk mengobati sesak nafas.

Pada diagnosa yang kedua nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

fisik mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x

24 jam nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil : pasien terlihat rileks,

tanda-tanda vital dalam rentang normal ( TD 120/80 mmHg sampai 140/90

mmHg, suhu 360C-37

0C, HR 60-80 x/menit, RR 16-24 x/menit) skala nyeri

menurun menjadi 1. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan

dilakukan pada Tn.N kaji status nyeri pasien dengan skala Critical care Pain

Observation Tool (CPOT) dengan rasional untuk mengetahui status nyeri

pasien untuk mempermudah implementasi. CPOT merupakan salah satu

instrumen untuk mengkaji nyeri pada pasien di perawatan kritis adalah hasil

penelitian Gelinas dkk, 2006. Instrumen ini mempunyai tingkat validitas yang

tinggi untuk mengidentifikasi nyeri (Zakiyah, 2015). Intervensi selanjutnya

berikan perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) dengan

rasional untuk mengurangi rasa nyeri akibat pemasangan ventilator dengan

Page 118: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

107

terapi non farmakologi. Pengaruh perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat

suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada pasien terpasang ventilator mekanik

mempunyai reflek relaksasi yang meningkatkan pembentukan endhorphin

dalam sistem kontrol desenden dan membuat relaksasi otot. Teori Opiate

endogenous menjelaskan bahwa reseptor opiate yang berada pada otak dan

spinal cord menentukan dimana sistem saraf pusat mengistirahatkan subtansi

morfin (endhorphine dan enkepalin) bila nyeri diterima. Opiate endogen ini

dapat dirangsang pengeluarannya oleh stimulasi-stimulasi perangsangan

auditori. Opiate reseptor ini berada pada ujung saraf sensori perifer (Armiyati

et.al, 2013). Ajarkan keluarga tentang terapi non farmakologi tentang nyeri

dengan perangsangan auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an) dengan

rasional agar keluarga dapat menerapkan terapi non farmakologi secara

mandiri dengan perangsangan auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an).

Manajemen non farmakologis tidak menggunakan obat-obatan untuk

mengurangi nyeri, sehingga sebagian dapat digunakan mandiri oleh pasien.

Berikut adalah beberapa manajemen non farmakologis: relaksasi, distraksi,

bimbingan antisipasi, biofeedback, hipnosis-diri, stimulus kutaneus. (Perry

dan Potter, 2006). kolaborasi pemberian obat analgesik dengan rasional

untuk mengurangi rasa nyeri dengan tindakan farmakologi.

Pada diagnosa yang ketiga kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan faktor mekanik mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan intregitas kulit teratasi dengan

kriteria hasil : integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (temperatur

Page 119: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

108

36,5oC-37,5

oC), pigmentasi tidak ada kemerahan, tidak terdapat tanda gejala

infeksi (dolor: rasa nyeri, kalor: panas, tumor: pembengkakan, rubor:

kemerahan, fungsio laesa: perubahan fungsi), mampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembapan, tidak ada luka atau lesi, luka baik (luka bersih,

tidak rembes). Intervensi atau rencana keperawatan yang dilakukan pada

Tn.N monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi dengan rasional untuk

mengetahui ada tidaknya infeksi pada luka, membersihkan, memantau proses

penyembuhan luka, ganti balutan pada interval yang sesuai dengan rasional

untuk mencegah terjadinya infeksi dengan perawatan luka bersih. Perawatan

luka bersih yang dilakukan tanpa ada pus dan necroce termasuk didalamnya

mengganti balutan (Perry dan Potter, 2005). Anjurkan pasien menggunakan

pakaian yang longgar dengan rasional tidak ada gesekan atau penekanan pada

area luka, kolaborasi dengan dokter pemberian antiseptik dengan rasional

untuk mencegah terjadinya infeksi.

D. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus dari

intervensi keperawatan antara lain: mempertahankan daya tahan tubuh,

mencegah komplikasi, menemukan perubahan sistem tubuh, memantapkan

hubungan klien dengan lingkungan, implementasi pesan dokter (Setiadi,

2012: 53).

Page 120: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

109

Diagnosa yang pertama adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih, implementasi yang

dilakukan antara lain: memonitoring status oksigen, memposisikan pasien

untuk memaksimalkan ventilasi (posisi semi fowler 30o). Posisi semi fowler

(setengah duduk) adalah posisi tidur pasien dengan kepala dan dada lebih

tinggi dari pada posisi panggul dan kaki, dimana kepala dan dada dinaikkan

dengan sudut 30-45 derajat (Suparmi, 2008), mengeluarkan sekret dengan

suction, Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas

dengan kateter penghisap melalui trakeal tube pada saluran pernapasan

bagian atas. Tujuan dilakukan suction adalah untuk membebaskan jalan nafas,

untuk mengurangi retensi sputum yang mengganggu jalan nafas, mencegah

terjadinya infeksi paru pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan

(Morton, 2011). Tindakan suction yang dilakukan pada pasien berpengaruh

terhadap kadar saturasi O2 yaitu terjadi peningkatan saturasi O2 setelah

dilakukan tindakan suction (Bayuningsih, R, 2011). Mengkolaborasikan

untuk memberikan bronkodilator bila perlu.

Implementasi untuk diagnosa yang kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik. Mengkaji status nyeri pasien dengan skala Critical

care Poin Observation tool (CPOT) dengan hasil pada hari rabu 6 Januari

2016 skala CPOT dari 3 menjadi 3, pada hari kamis 7 Januari 2016 skala

CPOT dari 3 menjadi 2, pada hari Jum’at skala CPOT dari 2 menjadi 1.

Memberikan perangsangan auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an),

mengajarkan keluarga tentang terapi non farmakologi nyeri dengan

Page 121: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

110

perangsangan auditori murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an), mengkolaboraikan

dengan dokter pemberian obat analgesik yaitu paracetamol 1 gr/ 8 jam.

International for Study of Pain (IASP), mendefinisikan nyeri sebagai situasi

tidak menyenangkan yang bersumber dari area tertentu, yang tergantung atau

tidak tergantung pada kerusakan jaringan dan yang berkaitan dengan

pengalaman masa lalu dari orang yang bersangkutan. (Demir, (2012) dalam

Taufik et.al, (2013:4)).

Manajemen non farmakologis tidak menggunakan obat-obatan untuk

mengurangi nyeri, sehingga sebagian dapat digunakan mandiri oleh pasien.

Berikut adalah beberapa manajemen non farmakologis: relaksasi, distraksi,

bimbingan antisipasi, biofeedback, hipnosis-diri, stimulus kutaneus. (Perry

dan Potter, 2006). Berdasarkan jurnal Pengaruh perangsangan auditori

murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada pasien yang

terpasang ventilator mekanik di ruang ICU rumah sakit Islam Sultan Agung

Semarang nyeri dapat berkurang dengan diberikan tindakan pemberian

perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qu’an). Al-Qur’an yang

merupakan wahyu Allah SWT terdiri dari 114 surat, 6666 ayat dan telah

memiliki banyak manfaat baik untuk kesembuhan penyakit jasmani dan

rohani. Hal ini ditegaskan berdasarkan sabda Rosululloh SAW

berobatlah kalian dengan madu dan Al-Qur’an (Izzat & Arif, 2011;

Kementerian Agama, 2011). Pemberian terapi bacaan Al-Qur’an yang

diturunkan Allah dapat memberikan kesembuhan terhadap penyakit jasmani

dan rohani. (dalam Sodikin, 2012). Kesembuhan menggunakan Al-Qur’an

Page 122: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

111

dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan

mendengarkannya (Asman, 2008). Saat membaca Al-Qur’an atau mendengar

bacaan Al-Qur’an, maka yang membaca atau mendengar terutama

disamping sisi orang sakit, disamping akan memperoleh kesembuhan juga

membawa rahmat (Kementerian Agama, 2011; Miller, 1992) Sodikin

(2012).

Pengaruh perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an)

terhadap nyeri pada pasien terpasang ventilator mekanik mempunyai reflek

relaksasi yang meningkatkan pembentukan endhorphin dalam sistem

kontrol desenden dan membuat relaksasi otot. Teori Opiate endogenous

menjelaskan bahwa reseptor opiate yang berada pada otak dan spinal cord

menentukan dimana sistem saraf pusat mengistirahatkan subtansi morfin

(endorphine dan enkepalin) bila nyeri diterima. Opiate endogen ini dapat

dirangsang pengeluarannya oleh stimulasi-stimulasi perangsangan auditori.

Opiate reseptor ini berada pada ujung saraf sensori perifer ( Armiyati, et.al,

2013)

Implementasi untuk diagnosa yang ketiga kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan faktor mekanik. Monitor tanda dan gejala infeksi pada

area insisi, membersihkan, memantau proses penyembuhan luka, ganti

balutan pada interval yang sesuai, anjurkan pasien menggunakan pakaian

yang longgar, kolaborasi dengan dokter pemberian antiseptik. Luka bersih

adalah luka tidak terinfeksi yang memiliki inflamasi minimal dan tidak

sampai mengenai saluran pernafasan, pencernaan, genital dan perkemihan.

Page 123: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

112

Perawatan luka bersih yang dilakukan tanpa ada pus dan necroce termasuk

didalamnya mengganti balutan (Perry dan Potter, 2005).

E. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga,

dan tenaga kesehatan lainnya. tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria

hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012 : 57). Metode yang digunakan

adalah dengan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning).

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih, dengan respon subyektif: tidak terkaji, respon obyektif

produksi suction kurang lebih 35 ml, RR 30 x/menit, suara gargling pada

pasien sudah berkurang. Masalah belum teratasi. Planning lanjutkan

intervensi monitor status oksigen, posisikan pasien dengan semi fowler 30o

untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan sekret dengan suction.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan kedua nyeri akut berhubungan

dengan agen cedera fisik, respon subyektif: tidak terkaji, respon obyektif

pasien tampak rileks, TD 123/80 mmHg, suhu 370C, HR 130 x/menit, RR 30

x/menit, skala nyeri critical care pain observation tool : dari 3 menjadi 1,

terdapat kemajuan setelah diberikannya terapi auditori murottal (Ayat-ayat

Page 124: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

113

Suci Al-Qur’an). Analisa masalah teratasi. Planning lanjutkan intervensi kaji

status nyeri pasien dengan skala CPOT, berikan perangsangan auditori

murottal (ayat-ayat suci Al-Qur’an), kolaborasikan pemberian obat analgetik.

Evaluasi pada diagnosa keperawatan ketiga resiko kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan faktor mekanik dengan respon subyektif: tidak

terkaji, respon obyektif tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat

pembengkakan, sushu 37oC, kulit pada luka lembab, tidak kering, ukuran luka

panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 2 cm, luka bersih, luka tidak

merembes. Analisa masalah sebagian masalah teratasi. Planning lanjutkan

intervensi monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi, membersihkan,

memantau proses penyembuhan luka, ganti balutan pada interval yang sesuai,

anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar. Pada hari keempat yaitu

pada tanggal 9 Januari 2016 pasien meninggal dunia.

Page 125: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

114

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa,

implementasi dan evaluasi tentang pemberian terapi auditori murottal (Ayat-ayat

suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada Asuhan keperawatan Tn.N dengan post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen di ruang Intensive Care Unit (ICU)

RSUD Dr. Moewardi secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan.

A. Kesimpulan

Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pemberian auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-

Qur’an) terhadap nyeri pada asuhan keperawatan Tn.N dengan post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yaitu data subyektif tidak

terkaji, karena pasien mengalami penurunan kesadaran. Data obyektif

pasien yaitu pengukuran nyeri dengan skala critical care pain

observation tool (CPOT) dengan ekspresi wajah dengan skor 1, gerakan

tubuh 1, ketegangan otot 1, kepatuhan terhadap ventilator 0, vokalisasi 0,

total nilai nyeri yaitu 3. Nadi 129 x/menit, respirasi 36 x/menit, tekanan

darah 116/85 mmHg, nyeri pemasangan endotrakeal tube untuk

ventilator.

Page 126: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemui pada Tn.N yaitu

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam

jumlah berlebih (00031), nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

fisik (00132), kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor

mekanik (00046).

3. Intervensi

Intervensi keperawatan yang dapat diambil untuk menyelesaikan

masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan mukus dalam jumlah berlebih antara lain: Monitor status

oksigen, posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, keluarkan

sekret dengan suction, kolaborasi untuk memberikan bronkodilator bila

perlu.

Intervensi keperawatan yang dapat diambil untuk menyelesaikan

masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik:

kaji status nyeri pasien, berikan perangsangan auditori murottal (Ayat-

ayat suci Al-Qur’an), ajarkan keluarga terapi non farmakologi dengan

perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an), kolaborasi

pemberian obat analgesik.

Intervensi keperawatan yang dapat diambil untuk menyelesaikan

masalah keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

faktor mekanik: monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi,

bersihkan, memantau proses penyembuhan luka, ganti balutan pada

115

Page 127: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

interval yang sesuai, anjurkan pasien menggunakan pakaian yang

longgar, kolaborasi dengan dokter pemberian antiseptik.

4. Implementasi

Implementasi dilakukan tiga hari pengelolaan antara lain:

implementasi pada diagnosa yang pertama yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih:

memonitoring status oksigen, memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi, mengeluarkan sekret dengan suction,

mengkolaborasikan untuk memberikan bronkodilator bila perlu.

Implementasi pada diagnosa yang kedua yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cedera fisik: mengkaji status nyeri pasien,

memberikan perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an),

mengajarkan keluarga terapi non farmakologi dengan perangsangan

auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an), mengkolaborasikan

pemberian obat analgesik

Implementasi pada diagnosa yang ketiga yaitu kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan faktor mekanik: memonitoring tanda dan

gejala infeksi pada area insisi, membersihkan, memantau proses

penyembuhan luka, mengganti balutan pada interval yang sesuai,

menganjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar,

mengkolaborasikan dengan dokter pemberian antiseptik.

116

Page 128: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

5. Evaluasi

Evaluasi dengan pemberian auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-

Qur’an) terhadap nyeri pada asuhan keperawatan Tn.N dengan post

laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen yang terpasang ventilator

mekanik yaitu pada diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih masalah belum

teratasi, pada diagnosa yang kedua nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera fisik masalah teratasi, nyeri dari skala 3 menjadi skala 1. Pada

diagnosa ketiga kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor

mekanik sebagian masalah teratasi. Pasien meninggal pada hari keempat

pengelolaan pada tanggal 9 Januari 2016 kesadaran pasien menurun E2

Vx M1, kondisi pasien juga menurun ditandai dengan tekanan darah yang

menurun, respirasi 0 dilakukan Resusitasi Jantung Paru, namun pasien

tidak tertolong.

6. Analisis

Pada asuhan keperawatan Tn. N pemberian terapi auditori murottal

(Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri didapatkan hasil adanya

perbedaan skala nyeri dari skala 3 menjadi skala 1, setelah diberikan

perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terjadi

penurunan skala nyeri dan terjadi penurunan di status hemodinamika

pasien Tn. N. Hasil penelitian jurnal dengan judul Pengaruh

perangsangan auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap

nyeri pada pasien yang terpasang ventilator mekanik di ruang ICU rumah

117

Page 129: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

sakit islam Sultan Agung Semarang, menunjukkan ada perbedaan yang

signifikan sebelum dan setelah pemberian auditori murrotal (Armiyati,

et.al, 2013). Dengan kedua hasil ini tidak ada kesenjangan antara teori

dan penerapan.

B. Saran

Masukan yang positif yang sifatnya untuk membangun dibidang

kesehatan dan keperawatan khususnya baik yang terjadi dirumah sakit

maupun yang terjadi pada pasien.

1. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam

keperawatan, terutama dalam keperawatan tindakan pemberian auditori

murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pada pasien

terpasang endotrakeal tube untuk ventilator. Serta bagi institusi

keperawatan diharapkan dapat meningkatkan fasilitas, sarana dan

prasarana dari proses pendidikan dari apa yang sudah ada saat ini,

melengkapi perpustakaan dengan buku-buku keperawatan khususnya

pemberian auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri

pada pasien post laparatomi atas indikasi tumor intra abdomen.

2. Rumah sakit

Meningat tindakan pemberian auditori murottal (Ayat-ayat suci Al-

Qur’an) dilakukan pada pasien koma jadi rumah sakit harus memberikan

118

Page 130: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

ketrampilan khusus pada perawat dirumah sakit tersebut, agar pelayanan

dirumah sakit baik dan sesuai standart kesehatan.

3. Penelitian selanjutnya

Penelitian selanjtnya yang ingin mengambil pemberian auditori murottal

(Ayat-ayat suci Al-Qur’an) terhadap nyeri pemasangan endotrakeal tube

untuk ventilator agar dapat melakukan tindakan yang efisien dan sesuai

standart kesehatan.

4. Keluarga penderita

Diharapkan keluarga dapat menerima segala resiko dan hasil yang telah

dilakukan oleh tim medis dalam tindakan asuhan keperawatan selama

dirumah sakit terhadap pasien.

119

Page 131: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan

Tumor Intra Abdomen Di Ruang A2 Rumah Sakit Dr.Kariadi

Semarang. Diakses pada 20 Januari 2016.

https://www.scribd.com/doc/129871401/Laporan -Pendahuluan-TIA.

Armiyati, Yunie. et.al., 2013. Pengaruh Perangsangan Auditori Murrotal (Ayat-

ayat Suci Al-Qu’an) terhadap Nyeri pada Pasien yang Terpasang

Ventilator Mekanik di Ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Semarang Konferensi PPNI. Download.

Portalgaruda.org/article.php?article...val...12 Desember 2015 (23:35).

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Bayuningsih, R. 2011. Efektifitas Penggunaan Nesting dan Prone Terhadap

Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nadi Pada Bayi Prematur Di RSUD

Kota Bekasi Depok: FKUI.

Budi Kusuma. 2001. Ilmu Patologi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia.

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Republik Indonesia.

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka

Kerja. Gosyen Publising. Yogyakarta.

Dewi Kartika. 2011. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat

Darurat.Salemba Medika. Jakarta.

Dongoes, E Marylin. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta.

E. Oswari. 2000. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Gelinas, dkk. 2006. “Validation of The Critical- Care Pain Observation Tol in

Adult Patients”. American Jurnal of Critical Care, July, 15 (4): 420-

427.

Hasri, ET. 2012. Praktik Keselamatan Pasien Bedah di RSUD X: Tesis,

Universitas Gadjah Mada.

Page 132: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Hidayah, Taufik Nur, et.al., 2013. Pengaruh Pemberian Murrotal Al-Qur’an

terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas di

Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Eprints. Ums.

ac. id/27166/.../NASKAH_PUBLIKASI.pd...25 November 2015 (19:17).

ISO. 2010. Spesialite Obat. Jakarta: PT ISA. Jakarta.

Jitowiyono, S. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi Pendekatan Nanda, Nic

Noc. Yogyakarta. Nuha Medika.

Junaidi, Iskandar. 2011. Stroke Waspada, Ancamannya. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Kozier, B and Erbs. Fundamental of Nursing. Philadephila. Mosby, 2006.

Lestari, 2012. http://Perawatan Profesional 1881. Blogapot.com/2012/ II diakses

pada 20 Februari 2013.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Fuculapclus UI.

Morton, Fontaline, Hudakand Gallo; Alih Bahasa, Nike Budi Subekti, Komara

Yudha, Devi Yulianti, Nurwahyu, Ramona Patricia Kapoh; Editor

Bahasa Indonesia, Frutiolino Ariani, Anastasi Onny Tambubolon, Estu

Tiar & Esti Wahyuningsih. 2011. Keperawatan KritisVolume 2. EGC:

Jakarta.

Mubarak, I. W. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi

Dalam Praktek. EGC. Jakarta.

Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

Persarafan. Salemba. Jakarta.

Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinik.

Salemba Medika. Jakarta.

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasakan Diagnosa dan Nanda Nic-Noc. Jilid 1. Media Action.

Yogyakarta.

Oemiati, dkk. 2011. Prevalensi Tumor & Beberapa Faktor yang

Mempengaruhinya di Indonesia Vol. 39 No(4): 192.

Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan

Praktik. EGC. Jakarta.

Page 133: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Perry dan Potter. 2006. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.

Penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Priyanto. 2010. Pengaruh Deep Breathing Exercise terhadap Fungsi Ventilasi

Oksigen Paru pada Klien Post Ventilasi Mekanik. Tesis. Progam

Magister Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia. Depok.

Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Smeltzer, S.C & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Edisi 8. Jakarta. EGC.

Smeltzer, Suzane, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2. Jakarta.

EGC.

Sodikin. 2012. Pengaruh Terapi Bacaan Al-Qur’an Melalui Media Audio

terhadap Respon Nyeri Pasien Post Operasi Hernia di RS Cilacap.

Tesis. Progam Magister. Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.

Depok.

Solehati dan Kosasih. 2015. Konsep & Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan

Maternitas. Refika Aditama: Bandung

Sudiharto dan Sartono. 2011. Basic Trauma Cardiac Life Support. Sagung Seto.

Jakarta.

Sulistyowati, Dwi. 2015. Pengaruh Sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas Tidur

dan Status Kardiovaskuler pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA) Di

Ruang ICVCU RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal

KesMaDaSka(77).

Suparmi, Y, dkk. 2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar

Manusia. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

Surjanto, Eddy, at.al., 2009. The Relationship Between Underlying Disease of

Respiratory Failure With the Treatmen Outcome on Hospitalized

Patients in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. http://digilib.

Uns.ac.id/,,,+THE RELATIONSHIP.BE. 27 Desember 2015 (10:37).

Tamsuri, Anas. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. EGC. Jakarta.

Weinstock, Doris. 2010. Rujukan Cepat Di Ruang ICU/CCU. Edisi Pertama.

EGC. Jakarta.

Page 134: PEMBERIAN TERAPI AUDITORI MUR -AYAT … TERAPI AUDITORI MUR QUR’AN) TERHADAP NYERI TN. N DENGAN ABDOMEN YANG TERPASANG MEKANIK DIRUANG UMUM DAERAH PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Wijaya, dkk. 2015. Perubahan Saturasi Oksigen pada Pasien Kritis yang

Dilakukan Tindakan Suction Endotracheal Tube di ICU RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

Zakiyah, Ana. 2015. Konsep Nyeri dan Penatalaksanaan Dalam Praktik

Keperawatan Berbasis Bukti. Salemba Medika. Jakarta.