masalah pendidikan daerah pedesaan; fundamentals of

46
i).isar-JciScir ӀЧ-iťiKaiiajn ł\'ndidikcm Masalah Pendidikan di Daerah Pedesaan V.I..Unlinh^ УПВЅОО Lcmbagcilnu-inaMnnjluntuk Pt:u'nc<uidcin Pcndiűikan

Upload: ledat

Post on 08-Dec-2016

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

i).isar-JciScir ӀЧ-iťiKaiiajn ł\'ndidikcm

Masalah Pendidikan di Daerah Pedesaan

V.I..Unlinh^

УПВЅОО Lcmbagcilnu-inaMnnjluntuk Pt:u'nc<uidcin Pcndiűikan

Page 2: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Dasat'Dasąr Регепсапаад Pendldikan 7

---^"-O ì "C^'^'--. t , í . £ . P - ' . ; 4 i ŵ 9 ẁ ·-> ;i.,u;*tjws:a^i^^^ \ U7.0LC 1983

••••«• гГГтсгї UC-СЕ^ТГкѴтлТ^О^ ч,- і іЬЛЕН 5* . ^ ^

ПЕР DOCUMENTĤTION ПРЕ

017298001009

Page 3: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Judul đan nomor urut đalam seri iai adalah:

1. Apakaħ Pcrencanaan Penđidil'an itu? - Pliilip lī. Coombs , . _

2. ЛиЪипдап antara Jīencana' Penđiđtkan aengaẅ~ìiëncäna~ £!^noiîn ỳan Sosial

E. Poignant 3. Рбгепсапаап Penãiãikan ӑап Swmber РетЪапдипап РеЛетЪапдап Manusia

P. narbison 4. Pcrencanaan āan Aămimstratw Pendidikan

CE. Beeby 5. Kontchs Sosial Perencanaan Pendidikan

CA. Anderson 6. Біауа Иепсапа Репатікап

J. Vaizcy, J.D. Chosswas 7. Masalah Pendidikan di Ľaerah Pedesaan

V.L. Griffilhs 8. Peroncanaan Pevdidikan: Peranan Penasihat

Adam Carle 9. Aspak Demografi Perencanaan Pcnāidikan

Ta NgOC Ciiâu 10. Analisìs P>iaya āan Pengeluaran «níiefc Pendidikan

.T. nal!ak 11. Iđentitas Profesional Perencana Pendidikan

Adam Curio 12. Kondisi untuk Keberhasilan Perencanaan Peììdidikan

G-.C. Euscoc

13. Analisis lìiaya Keuntungan dalam Perencanaan РепаіаіЫп Maureen Woodliall

M. Еепсапа Pendidikan đan Pemuđa tanpa Pekerjaan Arcliibald Callaway

15. PoUlih Pcrencanaan Penđidikan di Negara БегкетЪапд CD. Eowley

16. Perencanaan Pendidikan untuk Masyarakat Маjетик Chai Поп-С ап

17. Pcrencanaan Kurikulum Sekolch Dasar di Negara ВегкетЪапд H.W.E. Ilawes

18. Ɓelajar di Luar Negeri āan Perkem,bangan Penđidikan William Ɗ. Carter

19. Бепсапа Penđidikan yang Bealiatik K.E. McKinnon

Page 4: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

20. Perencanaan Penđiđilcan dalam Rubungun ãengan РетЪапдипап Pedesaan G.M. Coverđale

21. PiUhan đan Keputusan dalam Perencanaan Pcnãidiĩcan John D. Montgomery

22. Мегепсвпакап Kimlculum Sekolah Arłeh Leẃy

23. Faktor Jìiaya đalam Sistem Perencanaan Pendid%kan Teknologi Dean T. .Ttimison

24. Perencanaan dan Pendidikan Seumur Sidup Pierre FurttT

25. Penđiđikan dan Lapangan Kerja: Sebuah Penilaian yang Kritis Martin öarnoy

2G. Perencanaan КеЫШі ап akan Ienaga FengaJar đan Penyediaannya Petcr AVilliams

27. Perencanaan Pemeliharaan Anak pada Usia I)ini dan Penđiđikan di Negara ВегкетЪапд

Alastair ITeron 28. Media Komunikasi di Bidang Pendidikan untuk 'Negara Berpenghasilan

Senđah: Sebuah Kesimpulan uniuk Perencanaan Emile G. MeAnany đan John K. Мауо

29. Perencanaan Pendidikan non-Formal Daviđ E. Evans

Ш

Page 5: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

3 ßu^oJL ¿А^илмЈиѕп^ GR ^H

MASALAH PENDIDIKAN DI DAERAH PEDESAAN

VX. Griffiths

díterjemahkan oleh IstiWi¿3yanlEÍ •

1982

Penerbit BHRATARA KARYA AKSARA — Jakarta dan

UNESCO: Lembaga Internasional ujituk Perencanaan Pendidikan

;V.

Page 6: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

JnđoI asUr TbęprGbUms^pf rwrál eaẁsẅion Hak eđisi ba&asa L·idoaesíaÏ982padaPT Bhratara Karya Aksara

y i

Page 7: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

D A F T A ^ I S ļ . \

^ - ^ ' . ; . , .

DASAR-ƊASAK PERENCANAANPENDIDlKAN . . . ." . tx

ĶRAKATA .:.;::;:.;::..;:.. .::..;.;.:.;....v..ľ..:;::.:....;;^::r^?

PERNYATAAN хш

PENGANTAR xv

I PEMBAHASAN MASALAH SECARA UMUM 1

Latar Belakang Daerah Pedesaan 1 Ciri-Ciri yang Kurang Jelas Э Penyelesaian yang Biasanya Disarankan 4 Tujuan untuk Bersekolah Menurut Sejarah 5 ĵalan Tengah 5

Sébab-Sebab Kegagalan 6

Bagaimana dengan Pengecualian? 8

KesuIitan untuk Mengamalkan 8

» ·

II TINJAUAN KEBUTUHAN DAERAH PEDESAAN 10

ШІ

Page 8: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

III SYARAT-SYARAT UNTUK MEMBUAT RENCANA И

Landasan untuk Membuat Rencana 14 Sasaran-sasaran yang MungkinPilakukan 15 Sasaran ĵangka Pendek 16

Sasaran Jangka Panjang IS

Sasaran ĵanglca Meneogab 19 Ríngkasan 24

LAMPIRAN 26

BACAAN YANG DI SARANKAN 31

im

Page 9: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

DASAR-DASARPERENCANAANPENDIDIKAN

Brosur-brosur daIäm seri ini dituIis terutiainäuntük düá кеЬшрок yaitu: mereka yang berkecimp.unġ ataú yang mempersiapkðn ren-cana dan penyelenggaraan pendidikán, khususnyä di nĉgara-neĝara yang sedang berkembang; danmerekayang lebih awain,seperti pejãbat teras pemerintah dān pímpinan masyaräkaťyangmencan pengertian rencana þendídikan secara umum serta kegunaanáỳá dalam perkembangan nasional. Brosur ini direncaoakanüatükdi-gunakan sebagaí suatu bahan studi atau program latihan formal.

Gagasan modern mengenai rencana pendidikan telah menarik perhatian para аЫі ^dari pełbagai disiplin. Masing-masing шеш punyai sudut pandang yang berbeda. Tujuan beberapa brosur ini uQtuk membantu para ahli saling menjelaskan sudut pandangnya dan mendidik mereka yang lebih muda yang nantínya akan meng gantikan mereka. Namun di balik keanekaragaman sudut pandang itu tumbuh suatu kesatuan pendapat. Para ahli dan pejabat di negarai yang sedang berkembang meneríma prinsip dasar dan praktek tertentu darí berbagai disiplin sebagai suatu sumbangaá unik bagi pengetahuan yang diberikan oleh para perintis yang telah berjuang mengatasi masalah pendidikan yang lebib men desak dan lebih sulit dari masalah apa pun. Brosur-brosur yang lain dalam seri ini menyajikan pengalaman bersama> tersebut dan beberapa gagasan serta pengalaman yang terbaik sehubungan dengan aspek tertentu dari rencana pendidikan dalam bentuk pe-doman singkat.

Berhubung latar belakang pembaca sangat berlainan, dari awal penulisan ini, para pengarang mengalami kesuUtan untuk menyajikan masalah mereka, menjelaskan istilah teknis yang mungkin biasa untuk beberapa orang tetapi aneh bagi yang lain,

Щ Maaalah Pendidikan ... (2χ

Page 10: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

namun mereka tetap mengikuti standar іІшіа dan tídak pernah menulis untuk pembaca yang шетіІікі keaħlian tertentu yang шеаегіта tanpa kritik. Keuntuogan darí pendekatan ini adalabt baħwa brosinr-brosur ini dapat dengan cepat dimengerti oleh pcnv baca pada umumnya.

Meskipun seri ini (di bawah editor umum C E . Beeby) di rencanakan mengikuti poIa tertentu, namun tidak diingkari adanya perbedaan atau kontradiksi di antara para pengarang. Menurut pendapat Lembaga; bębmsaatnyamenetapkan secara rapih, ter atur, dan resmi ajarān bar,u yang berkembang dengan cepat di bidang pengetabuan dan prakteknya ini. ĵadi, meskipun sudut pandang yang berbeda Jtu adalab tanggung jawab pengarang dan tídäk sēlahi disepakatí oleħ inesco atau Lembaga ini, namun pandánganteřsebutperlu diperħatikan dalam arenagagasan inter-nşisiönal. Singkatnya, keşempatan ini merupakan saat yang tepat unťuk membuat rangkuman уалд nyata dari pendapat para pe-jábat şebagianbeşar negara di dunia yang gabungan pengaíamàn mereĮka mencakupbanyak disipUn.

Page 11: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

PRAKATA

Kepustakaan mengenai rencana peodidikan tidak banyak memuat sumbangan рата pendidik, yang oleh Económht disebut sebagai "lebih direncanakan untuk melawaa rencaņa pendídikãn darípada meiencanakan pendidikan itu sendiri." Selanjutnya diharapksm bahẁa dalam serí iní kita memperoleh satu atau dua brosurdari kelompok tersebut.

Sementara itu, V.L. Griffiths dapat mewakiIi mereka, meskipun pengalamannya melebihi dari sekedar di ruang ke1as. Ia tebh be kerja pada sejumlah survei ,pendidikan untuk berbagai yayasao. pemerintah, Unesco. dan PBB. Ia pemah bertugas ke Afrika Timur, Nigeria, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Selama setahun ia tinggal di Caribea mempelajari masabűi pendidikandi daerah itu tmtuk Universitas West Indies. V.L.Griffiths adalab guru besax di Universitas Oxford, pada Departemen Pendidikan dan anggota riset di Kebble College, Oxford idİan pengarang buk» seri New Africa Library: Educational .

Meskipun jabatan itu menggolongkannya sebagai seorang ahli, namun V.L. Griffiths tetap seorang pendidik yangmeman^ dang perencanaanselalu dari sudut pandang mereka yang harus menyandang pekerjaan bilamana komputer dan perencana serta administrator berhenti >bertugas. Sebagian besar waktu kerjanye dihabiskan di sekolah-sekolab. Walaupun ia mengajar di India, tetapi ia ^keiml sebagai Kepak Sekolah Bakt er Ruda, Lembaga Pendidikan di Sudan. Bertahun-tahun ia memakai kedudukan strategis ini untuk membuat pembaruan kurikulum dan metode mengajar, yang dimuhi di sekolah-sekolah di sekitarnya; ke

* k

Page 12: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

mudian terus berkembang, sampai saat ini. Saya mendengar -bukan dari Gríffíths'kahwa apa yang dUcerjakan saat itu mem-pengaruhi sekolah di seluruh negaxa. Ia menulis lapoian meagenal peagalaman ini dí dalam An Experíment in Education, sebuah buku yang sayang sekali tidak diterbitkan lagi. ĵarang sekaU ditemukan suatu uraian mengenai .usaha jangka panjang uatuk mengubah praktek pengajaran di negara yang sedang berkecibang.

Gagasan di balik eksperimea Bakt .er Ruda yang diperkaya oleh peogalaman selanjutnya dítuangkan άί dalam brosur ini. Tidak semua orang akansepakat dengan kesimpulanaya,Ti-dak ada masalah dalam rencana pendidikan yang lebih pelik daripada pendidikan anak di desa. Hampir semua аћИ berpendapat sąmą -,meúgeoai bal:Jtu. ВеЬетара .ocang: akan menganggap ўал^ daņgas: Gj:iffitbs'tentaog pendidikan: pertanían sebagai suetu pan dangan;,..yaag sangat.pesimis,.atau-, menentang pendapat- umum bablwa::.pembaruan:besat dabm;haL.mengajar:dan belajar-harus dts^rk^tselamá pulubaatabun. Sayamerasá pastibahwaGriffiths akan senang biIa perubaħan di шаѕа meadatangdengaametode dan media modem serta perhatian baiu yang dituijukani terhadap pendidikan orãûg^ detxrasář^mémbuktíkďn bahwá iašángät pċslmis. Sáinpiäisaát íťu/'seseibtaDg yàág teläh meMbuktikan miñátüya terħadap pembaruaņ pendidikan dengan: mcrighäbiskáñ' šeluruh' másakeřjanýiá-antukberusaha mengubäJb péûdidikan dfsuätu öegaW'yarigseäMigberkembaaig; daxíyangtelah inenguji kesim-püäa-kesimp^aHnyádikagtimi öléh semua òrang yanġ berkecim-þnng di dąlam balperencariaanpénáídikaň deSabaîk di Depař-ťémenPeädidikán'máapiindi'kpangau.

ĊJE.Beeby Editor Umum

xit

Page 13: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

PERNYATAAN

Saya ingin menyatakan rasa terima kasih saya kepada almarhum G.H. Bacon dan juga kepada G.B. Masefield serta Guy Hunter atas penjelasannya mengenai gagasan saya tentang kebutuhan pendidikan di kehidupan pedesaan, kepada G.N. Herington atas ringkasan pengalamannya yang lama di lingkungan pendidikan desa di Nigeria dan kepada C E . Beeby yang tidak hanya membantu, membuat buku kecil ini, tetapi juga atas usahanya menjernihkan masalah mutu belajar.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada "The Agricul­tural Development Council, Inc." atas izinnya menggunakan baban yang aslinya dibuat untuk mereka dan diterbitkan sebagai Reading 46: 'General Education. Needs fo.r Agricultural Development' da-lam ferbitan Selected Readings on Agricultural Development, New York. 1966.

V.L. Griffiths

ХШ

Page 14: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

PENGANTAR

Buku ini membicarakan sekolah desa yang memberikan pendidikan umum yang menyangkut pertanyaan apakah pendidikan tersebut berguna untuk pengembangan desa. Berdasarkan pengalaman saya sendiri, dan texnyata saya tidak melihat b.ukti yang berlawanan, saya berpendapat bahwa di desa yang belum berkembang, se­kolah tidak dapat dipakai sebagai suatu alat kemajuan yang utama. HaI ini saya kup<as dalam. Bab I. Pada bab iní saya tun-jukkan mcngapa penyelesaian yang umumnya diajukan harus di-tolak dan sampai pada kesimpulan bahwa hanya bila ekonomi telab berkembang, maka sekolah dapat berperan dan itu pun hanya se-kedarnya saja wabupun penting, Dalam Bab II saya menyoroti apa yang dituntut oleh daerah yang secara ekonomis sedang ber­kembang. Dalam Bab III saya menyaiankan beberapa persyaratan pokok agar pengajaran di sekolah memjadi efektif.

Sangat menjengkałkan dan membosankan apabiIa diketahui bahwa penyelesaian masalah pengembangan desá masih saja di­ajukan secéura serampangan seperti yang dialami Doctor Johnson selama bertahun-tahun.(l) Mungkin penjelasannya adalah bahwa masih sedikit sekali tulisan yang dibuat mengenai masalah ter­sebut. Orang tidak sei^ng menulisi tentang kegagalaïïnya.Sw=

(l).Boswell mengnmgkapkan suatu percakapanyangterjađipáđa^tabun 1772: "Hr. La3igton mengatákanbahwa'ia akanmendirikaa векоШі đi perkebunannya,fapi kepađanyađisarankanbahwahal itu:.dapat meáimbuU^n kecenđerungan masyarakat meuĵadi bersikáp malS8:John-son:' ' Tiđak.SeMma membacađaa menulisitu merupakan'snatu bal yangistimewadaakàlauħanyabeberapa oïangsaja yàagffiemiIiki

а т

Page 15: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

bagian besar makalah ini dituUs berdasarkan pengalaman saya selama dua pulub satu іа гш di Sudan dan berdasarkan pengamatan sekma kunjungan saya ке Afrika Timur, Afrika Barat, Timur Tengah. dan Hindia Barat, -sebagian besar negara-negara ini mengeIola pendidikan modernnya sesuai dengan tradisi Inggris-dan berdasarkan beberapa referensi yang diterbitkan mengenai mesaIah tersebut.

keistimewaan itu, mungkin mereka akaa menjađi malas Ъекегjа. Tetapi kaL·iu semna orang belaĵar membaca đan menulis maka Ъпкав merapa· kan ħal yang ietimewa higi. Orang yang memakai jas akan terkdn ħalns untuk bėkerja, tetapi kalau setiap orang memakainya kita akan me-

pekerĵa-pekerĵa yang memakai ĵas. 8eIanjntnya Johnson menun-ĵnkkan bahẁa pemimpin^pemimpin pabrik semua đapat membaca đan menuUs, namun tiđak seorang pun yang lebih giat đari yang lain." (BoBvrell, James. Uįe of Johnson, đieđit oleh Q.B. HiU. London, Oxioiä University Press, 1887, JiHđ П, ħal 188).

xvi

Page 16: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

I, PEMBAHASAN MASALAH SECARA UMUM

Latar belakang daet^h pedesaan

Dijumpai ciri-ciri umum yang mendasari semua perbedaan antara daerah pedesaan yang kurang berkembang di dunia ini. Sedikit-nya ciri-ciri' itu cukup umum sehingga dianjurkan untuk m eneIiti lebíh dahuIu, apakah ciri-ciri tersebut dijumpaí di daerah psdesaan yang sedang direncanakan itu.

Pertama, ada ibeberapa ciri yang jelas terlihat kalau kita ber-jalan-jalan di desa, yaitu kemiskinan. Kemiskinan di desa ini lain dari kemiskinan di kotá. Tingkat kemakmuran pada umumnya sa­ngat rendah. Kalaup.un ada, hanya sedikit rumah yang baik yang kita jumpai. Perlengkapan rumah atau gubug sangat sederhana. Masyarakat di situ mempunyai kebiasaan turun-temurun, yákni sa­ling menolong (misalnya di musim panen atau pada waktu memba-ngun rumah), mungkin juga menoI'ong mereka yang sangat miskiņ atati tidak berdaya, tetapi kebanyaan penduduk sangat dekat dengah tingkat kehidupan yang mengarah ke bentuk kerja sama nontra-disíonal, seperti bekerja suka rela di dalam perkumpulan rema'ja atau di kelas pemberantasan buta huruf untuk orang-orang dewasa yang kurang menarik bagi mereka.

Sejalan dengan standar kehidupan yang rendah itu, pelayanan masyarakat pun rendah dibanding dengan pelayanan masyarakat di kota. Air mungkin diperoleh dari sumur atau sumber air lainnya. Penerangan dari lampu minyak tanah, selama ada per-sediaan minyak tanah. Bahan bakar dari arang, kayu, minyak tanah, atau pupuk kandang. Tidak ada rumah sakit atau dokter walaupun mungkinadaapotik. Di toko-toko hanya dijual barang-

1 Masalah Редаідікап ... (3)

Page 17: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

barang yang sangat sederhana. Tìdak ada ħiburan yang tetap sifatnya seperti bioskop, namun ladio transistor dapat menjadi suatu kebanggaan. Buku dan surat kabar sangat langka karena sebagian besar penduduk masih buta huruf. Sekolah dasar mungkin ada atau mungkin juga tidak dan fcalaupun ada, pelajaran yang diberikan juga tídak lengkap. Dengan demikian tidak mengheran-kan bahwa mereka yang mengerti manfaat adanya rumah sakit dan sekolah, air leding, dan lampu listrik, toko serba ada dan kesibukan kota yang lebih modern, lebih menyukai pindah ke kota bilamana mungkin, meskipun hidup di kota itu biayanya lebih besar.

Sekolah desa tampak sangat menyolok dibandingkan dengan gubug>gubug dan rumah-rumah yang kecil, namun bila diamati lebih dekat, konstruksi bangunannya juga sangat sederhana^ Se ringkali hanya ruanruang segi empat yaoig diisi bangku'bangku dan papan tulis. Peralatannya pun sangat sedilcit, dinding hampir kosong dan buku sangat jarang. Seringkali alaťabt dan buku4>uku kurang terpelihara meskipun dapat dibeli. Gedung sekolah mungkin tidak berpintu dan berjendela, sehingga angin dan kambing masuk dengan bebas. Semuťsemut putih dengan cepat menghancurkan segala sesuatu yang tidak terlindung. Atap bocor dan hujan tropis masuk. Kelas untuk anak kecil acapkali sangat penuh, kadang« kadang anak-anak harus duduk sangat berdekatan sehingga gtuu tidak mungkin memeriksa pekerjaan mereka yang duduk ditengah. Tetapi semakin tinggi tingkat kelasnya, semakin sedikit muridnya. Anak yang lcbih besar dibutuhkan tenaganya di rumah atau di ladang, atau mereka bosan dan meninggalkan sekoIah. Mungkin jugaorangtua mereka tidak sanggup lagi membayar uang sekolah terutamą karena bertambah besarnya jumlah anggota keluarga.

Pata pendidik umumnya sudah beberapa tahun mengikuti pen-didikan tingkat lanjutan pertama dan ada yang sudah tamat. Di antara mereka ada yang sudah mengikuti pendidikan latihan guru selama dua tahun (sebagai tambahan), namun sebagian 'besar tidak terlatih, terutama di daerah yang pendidikannya berkembang sa­ngat cepat, Pendidik tidak akan menjadi goIongan intelektual dari generasinya karena Ьапуак karier yang lebih menarik daripada mengajar. Terlebih karena latar belakang umum mereka daa pan-dangan mereka tentang pendidikan sangat terbatas. Hampir di nţana-mana mereka menderita, salah satu sebabnya adalah karena gaji mereka tidak sebesar orang-orang lain yang memiliki tingkat

Page 18: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

pendidiķan yang sama;SebablainadalabdenganmeIuasnya pefħ-didikan, maka harga diri merekayangtadinyadianggaptingġi ,(karena mexekamerupakansatu-satunyaoraag yarig terdidik) menjadi merosot.

Gambàran tentang keteŕbatašau desā iní di sãria-sírii däpaí diatasi oleh tokoh-tokoh, seperti kepala sekolah yang sangat ber-bakti kepada tugasnya atau orang yang memiliki kepribadian yang kuatdan progresif di antaraanggotakeluargayang ter-pandang. Sikap sosial yang tradisional dan penganiķ pening-katan prodtiksi serta pemasaran hasil pertanian dapat mengubah satu dua ciri kehidupanpedesaansecara drastis.Namunkeadąąn şulit seperti ini harus dihadapi oleh sębagian; bęsar daerah.di negara yang sedang ЬегкешЬапд serta mŲdah dihhaţ oleh setiap pengamat asing walaupun hanya sekejap mengenal kehidupan desa.

Ciri-ciţi yang kurarìg jelas A d a d ü a c i r i kehidupandeşayang tidaktęrlalu nyata,yang tidak dapat diabaikan beģitu säjà bįlamana írigiñ mçngubah keį hidupanitu,,yaitu adańýa pembatasandäri masyára.katterhadap ambísiindividu, dari sikap kurio dalāmhal menghadąpipenguasą.

Di setiap masyarakat: yang. sempit, tradisioaal, dan .tertutup, yang setiap orangnyakenal satu masa lain, pengaruh.darirangr· şangan ekonomisterhadap tingkahlaku individu sangatterbatas; Individu tidak .dapat melepaskah diri darikelompoknya, tidak seperti di hngkungan kota^ Ia harustetap mempertahankan.hal- аІ yang dapat diterima lingkungannya. Sebagian besar masyarakat membatasi kegiafan, pembaharuan, dan. kekayaan pada batas ke-layakananggotanya. Masyarakat cepat memberi arti yang.kurang baik kepada individu yang melewati batas tersebut; ia meng.ambil hatipenguasa, aneh, dansebagainya..

Kedua, pengalaman telah mengajarkanmasyarakatdësa bahwa cara yangterbaik untuk menghadapi periguasapëndatang, seperti pejabatdan sebagainya, adalah tidakmenentąng, melainkanmeng-iyakan saja, dan kemudian tidak berbuat sesuatu. Bagaimanapun jugapejabat tersebut.pasti akan segeradípindah ketefńpatlain: Biìámanakeadaanmakin buruk, orangberpura-purabodoĥ dan pėjabatakan percaya bahwa pendüdukdesa di situ memang bénar-benar tidak mengerti, Penduduk tahu bahwa yang bodoh itú se-

Page 19: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

benarnya adaføh раха pejabat seûdiri. .Jarang pejabat yang meng-erti babwa kehidupan desa berbeda dengan pemerintahan yang terkotak-kotak. Cobalah mengubah sebagian kecil dari kehidupan, pasti akan mempengaruhi hubungan suamí istri, sikap anak terhadap orang tua, kegotongroyongan, dan banyak hal sampingan yang lain.

KesimpuIannya adalah bahwa seseorang harus hatl'hati men-dekati masalah pedesaan. Kita harus senantiasa sadar bahwa penduduk desa di dalam kedudukan mereka tidak selalu membu tuhkan apa yang kita anggap шегека butuhkan; juga harus di-sadari babwa apa yang tampaknya disetujui babwa diterima dengan gembira hanyalah suatu kebiasaan sebagai reaksi minta perlindungan terhadap apa yang dikehendaki oleh penguasa.

Pengelesaian yangr Ыааапуа disarankan

Kekecewaan terhadap lambatnya Jkemajuan desa dan terhadap ke gagalan dari kebanyakan rencana pengembangan pertanian, ka-dang-kadang membuat para perencana berpegang pada setiap ga gasan yang baik, yang timbul di luar bidangnya. SaJah satu ga gasan yang baik dan masuk akal adalah bahwa kita harus шиЫ dengan masalah anakmuda. Mengapa tidakdibuat jenis pendidikan baru khusus untuk desa? Saran pada umunmya datang dari para pengarang tentang masalah sosial, ekonomi dan politik, yang mungkin seoara umum mengerti masalah pedesaan namun me­reka kurang menghayati sikap masyarakat desa. Mereka meng-usulkpn sekolah desa harus mempunyai kurikulum khusus untuk mementďii kebutuhan desa dan diajarkan oleh kader guru desa yang khusus dididik untuk itu. Dalam satu usul уяпд mutakhir dari seorang ahli ekonomi yang terkemuka, dikatakan bahwa anak didik harus menunda pendidikan mereka sampai masa remaja yang menurut anggapannya pada saat itu mereka telah mencapai daya serap terbesar dalam hidupnya dan dapat bekerja dengan baik dalam bentuk sekolah pertanian. Pada saat ini di kebanyakan negara yang sedang berkembang, usul seperti itu sukar dilaksana-kan. Sebabnya bukan karena mereka mengabaikan kebutuhan de­sa, tetapi mengabaikan apa yang diharapkan oleh para orang tua dari sekolah. Tidak ada satu negara pun yang mampu meng­abaikan harapan tersebut.

4

Page 20: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Ttijüan tmtuk bersekoîah menutut sejatah

Apa pun tuj;Uan resmi pendidikan dan apa pun. harapan para pen-didik, kenyataannya adalah bahwa kebanyakan orang tua me-mandang sekolah sebagai suatu cara pelarian bagi anak mereka dari kehidupan desa yang serba ikeras dan serba kekurangan. Mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak desa, yang kurikulum-nya sengaij,a dihuat agar anak-anak tetap dekat dengan tanahnya, menghilangkan harapan ser6a cita-cita mereka bagi апак^паЬ· nya dan bagi masa depan mereka sendiri. Penyelidikan mu-takhir di salah satu desa_^yang lebih maju menunjukkan bahwa sedikit orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi petani. Pengalaman menunijukkan bahwa di kebanyakan daerah, pendi­dikan khusus seperti itu sepenuhnya tidak dapat diterima.

HaI ini dapat dimengerti kalau kita ingat asal-usul sekobh modern. Sekolah tidak diusahakan oleh masyarakat desa sendiri untuk memajukan cara hidup mereka. Sekolah diperkenalkan oleh orang asing. Lembaga-lembaga keagamaan atau penjajah dan pengaruh ekonomis yang pertama tampak adalah memindahkan beberapa anak yang cerdas ke pekerjaan administrasi dan lain-Iain pekerjaan perkantoran. Kebiasaan ini menetap dan tidak akan ber-ubah sampaí bidang pertanian berhasil, stabil, dan lebih mudah daripada pekerjaan perkatìtoran.

Tidak ada gunanya kita bicara lebih Ьгшуак lagi tentang usul membuat sistem yang khusus untuk menangani masalah pendidikan desa, karena kenyataannya jarang ditanggapi secara sungguh-sungguholeh pemerintah.

Jalan tengah.

Saran jalan tengah adalah sebagai berikut Dapat disetujui bahwa sekolah desa harus mengikuti silabus yang

sama dengan sekokh kota dan bahwa haxusada serta harus ter-lihat kesempatan yang sama bagi gadis-gadis dan pemuda desa untuk meningkatk^i tingkat pendidikan mereka sesuai dengan kemampuan mereka, namun ilmu pedesaan, studi pedesaan« per tanianpraktis atau bercocok tanam juga harus diajarkan disamping silabus waijib. Dengan cara demikian, mereka yang tidak berhasil memperoleh pekerjaan perkantoran sedikitnya dapat dipersiapkan

Page 21: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

tmtuk шепдатЫІ bagiandaląm memajukan Jceħidupan desa, dan mereƙa dapat melanĵutkan pendìdikan регІяліап di sekolah keju tuàń khusus .un>tuk itĩi. Dengán perkataan lain, sekolaħ ħaius шеш ршуаі tuĵuan ganda.yaiţupendidikan yang mengaraħkepada pe-kèfjáán perƙantoran atau þekerjaan tekñis yang digajī dan pen didikan yangmengarah pada pertanian serta sikap hidup yang baìkterhadapperkembángan pedesaanyang tídakdigaji. Dira-gukán baħwa para orañg tua шаи mengertí kebaikan dari tujuan ganda ini Ţampaknya hal ini sangat masuk akalseħingga berbagai usaħa tdah dîcòba untuk melaksanakan gagasan itu.

Beberapá negara telaħ mendirikan akademi-akademi pendidikan guru pedesaan untuk mendidik guru-guru menjadi аЫі pendidikan; pàra pe|abat pertanian bekerja sama menyusun silabus dan ka dankadang diperbantuan di bidang pendidikan untuk membantu mèngãwasi program tersdïut. ҞеЬип sekoIaħ ditanamí dan tanah peřtanian sekolah dimáňfaatkan bilamana keadaan memungkinkan. Sílahus ihniaħ díbuat berdasarkan silabus yang berisíkan baħan dārl desã itu sendirì dan pertaáiansebagai máta uĵianakbir.

Tetapi apa hąsihiya ѕешаа ini? Saţu negara yang męngambil pertanìan sebagai bágian dari program sekolab dasa^ dan &екоЫі lanjutan desamengħentikanprogram ini setęląh dícdba selama kuráng lebih sēpuluh tahun. Di negara Ып, tempat diajarkaņ ihnu pedesaan, tìdak lebih dari 2% anak didik yang sudah menamat-kan pendidikan di sekoIahpedesaan dengansukarela kembäU ber-tani. Di negara yang sangat luas dan padat pe^duduknya delapän tahon setekh seluk-beluk pertanian diangkat sebágai Ίшata pela-jaran ujian di sekolah, banya sebelas calon saja yang mengikuti ujian. Di lain negara, kurikulum semacam ini di akademi pendidikan guru pedesaan telah ditinggalkan. Demikian seterusnyä.

kegfagaMn

Apakah penyebab kegagalän dari kebijaksanaan yang tampak-nya sangat baik іш? Reaksi yangkuzim adalah menyaIabkan peng-ajaran di sekoIah. metode yang dipakai. dan sifat pengabdian gurukepada masyarakat. Alàsan immungkin adabenaraya, n a m u n p a s t i a d á s e b a b yang k u a t y a n g menyebabkankega-galan menjadiparab dan berlarut-larut semenjak akbir abadinl. Lţntuk mengerti sabab^sebabnya, harus dipahami benar tekanan yangdialami oleh guru dan kesukaraápraktis tertentu.

Page 22: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Pçrtama.para pendidřktidák memperoleh diukuniġan para orang tua dalam kurikulum ini» Orang tua tidak yakin bahwa pelajaran pedesaan atau kegiatan pedesaau dapat diberi bobot sama denganpelajaraoa kesusasteřaan tradisional. (Mereka me* ragukan perigetahuan praktis pendídik tentang masalah pertanian). Caratermudah agar anak didik luIusujian adalah menjejali anak didik dengan fakta dan membiarkan mereka mempelajari ]awaban уалд sudah tersedia, Banyak pendidik tidak mau melakukan cara ini dan dalam hatinya tahu bahwa .ini adalah pendidikan yang buruk, tetapi apa bokh buat. reputasi mereka seringkali sangat tergántung pada basil tijián anak didik. Nilai dari eksperimen dan praktikum di luar kelas dalam rangka mengembangkan daya pikir serta kepribadian anak didik b.ukan merupakan hal yang umumnya dihargai, masyarakat. Orang tua terutama mengingin-kan agar anak-anak mereka memperoleh kecakapan. lai meru­pakan hambatan utama atas keberhasilan sekolah desa. .

Meskipun rintangan pertama ini dapat diatasÍ, masih ada rin-tangan lain yang khususnya mempengaruhi kegïatan praktis. Ke-bun sekolah harus cukup luas kalau anak didikdiharapkan menąruh minat pribadi dan mengolahnya secara teratur. Seringkali kebun yang ada itu sempit, anak-didik kadang-kadang tidak teratur meng­olahnya dan karena harus dikerjakan berkelompok, maka mereka menjadi benci berkebun. Hari-hari libur mungkin bertepatan dengan saat-saat kebun tidak dapat ditinggalkan begitu saja. P-endidik ter-IaIu sering dipindahsehingga dapat mengganggu efisiensi proyek-proyek praktis seperti keb.un atau ladang. Karena anak didik berjiwa muda dan ktirang, memiliki dasar pengetahuan. ilmiah, nwka ke-mampuannya untuk mengerjakan sesuatu itusangatterbatas, Usa-ha untuk memajukan pertaniandanperkebunan disekoJah-sekolah kejuruan hasilnya memang sangat. mengecewakan, sehingga para э Іі kurang setuju kalaukeduahaltersebutdiajarkan ditingkat sekolah dasar dan di tingkat sekofóh lanjutan pertama karená másih diragukan keberhasilannya.

Mr. W.S. van de ,Walmeiaporkan kepada FAO tentang pendídikan dan latihan pertanian di saiah satu negara Afrika se* bagai berikut.

"Pengalaman menunjukkan bahwa jiwa ipuda dan pen­didikan dãsar yang tidák sesuai untuk para anak didik serta sedikit-nya. bimbingan para pendidik yang sama sekali tidak mempunyai pengetahuaapertanian modem menyebabkaa praktek inigaġal

Ī

Page 23: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

(termasuklatíhan pertanian pada permtilaan pendidikan). Selan-jutnya ia mengatakan bahwa melampaui standar VIII pun masíh dipermasalahkan apakah pertanian sebagai suatu program pendi­dikan harus diberikan di sekolah-sekolah umum. Selanjutnya ia menganjurkari agar ada sekolah khusus bagi mereka yang me-bnjutkan ke perguxuan tinggi namun mempunyai pengalaman bertani,"

Bagaimana denggtn pengfecualian?

Jika usaha untuk memperkenalkan tujuan ganda yang efektif di sekolah pedesaan secara terus-menerus dan luas ini gagal. bagai­mana inungkin ada sekolah yang berhasil menggabungkan minat pedesaan dengan pendidikan akademis (biasanya pada tahap se­kolah lanj,utan)?

Sekolah swasta nampaknya berhasil, namun macam keberha-silan yang dicapai itu harus diteliti lebih saksama. Pertama, ada beberapa sekolab yang menjadi terkenal karena lebih memberikan kecakapan timum daripada memberikan kurikulum yang berciri pedesaan. Kedua, ada sekolah уалд Ьаік yang memiliki tenaga þendidik yang penuh dedikasi dan anak didiknya selama jam-jam sekolah mencurahkan seluruh perhatiannya pada pelajaran pede­saan serta menghabiskan banyak waktunya di ladang pertanian; namun setelah tamat sedikit sekali yang bertani. Hampir semua mencärí pekerjaan yang digaji, biasanya pekerjaan kantor. Tidak dapat dikatakan bahwa pendidikan yang diperolehnya sia-sia. Tidak ada yang akan mengatakan bahwa seorang pemuda telah membuang waktunya dengan belajar berhitung atau bermain bola meskipun setelah tamat sekolah ia >gagal menijadi akuntan atau seorang pemain sepak bola bayaran. Sekolah pedesaan sunggüh-sungguh bertujuan agar sebagian terbesar anak didiknya akan bertani. Bahwa mereka ternyata tidak menjadi petani, mungkin karena kurangnya kesempatan atau karena pandangan masyarakat yang memberikan tujuan lain kepada mereka.

Kesuíítan untuk mengamalkan

Salah satu masalah yang díhadapi oleh kepala sekolah, yang tidak selalu diketahui oleh para pendidik, adalah bagaimana menja-min agar kebiasaan yang dipelajari di sekolah dapat diamalkan

S

Page 24: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

dalam kehidupan sesudah tamat. Anak di sekolah sangat mudah dipengaruhi oleh pendidik yang dikagumi;begitu tamat sekolah me-reka sangat dipengaruhi oleh orang^rang dewasa yang tidak se-berapa jauhbeda usianya dengan mereka sendiri.Sedikit di antara mereka yang siap menentang pandangan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan. Untuk kembali bertani seakan-akan dibatasi oleh sekolah-sekolah dan kursus-kursus itu ; yang anak didiknya memang petani atau mempunyai potensi untuk memiliki tanah pertanian, sedangkan apa yang díajarkan itu tidak ubahnya s^jerti untuk para petani penggarąp,

KesimpuIannya adalah bahwa tempat yang pandangan шаѕуа-rakatnya tentang pertanian masih sempit dan kunó, serta cara hidup mereka yang keras, maka sekolah pada umumnya tidak banyak artinya. Laporan Komisi Pendidikan Uganda pada tahun 1963 dengan jelas mengatakan tentang masalah ini sebagai berikut.

"Pengamatan kami yang pertama adalah bahwa sebelum ada pendobrakan yang nyata atas penggunaan tanah dari yang relatif tidak produktif menjadi bentuk pertanian yang lebih intensif serta menguntungkan yang dapat disaksíkan oleh pemuda-pemuda sebagai hasil karya mereka, maka lulusan sekolah akan senantiasa mencari pekcrjaan lain." {Pasal 106)

"Namun sebaliknya, masalah pendidikan pertanian itu sen-diri sebenarnya bukan merupakan masalah pendidikan sema-ta-mata. Masalah itu berkaitan erat dengan penyelesaian ma­salah ekonomi, teknik, dan sosial, di Ыаг wewenang Menteri Pendidikan serta pemilikan tanah, penlngkatan pemanfaatan tanah, pembiayaan dan pemasaram, penelitian dan pengem-bangan, tradisi dan adat kebiasaan." (Pasal 107) .

Tetapi setelah masaláh yang tidak langsung menyangkut pen­didikan itu dapat diatasi, maka timbul pertanyaan berikutnya, yaitu; dalam segi apa > sekolah dapat membantu pengembangan daerah pedesaan? Untuk menjawabnya kita perlu meninjau dengan saksama apa yang dibarapkan oleh generasi muda daerah ter-sebut.

Page 25: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

II. TINJAUAN KEBUTUHAN DAEŔAH PEDESAAN

Dalam makalah síngkat seperti ini, kita perlu membuat suatu ge-neralisasi. Meskipun satu daerah berbeda dengan daerah lainnya, di dalam tahap pengemibangannya dan di dalam menilai pentmg tidaknya masalah-masalah khusus, ada juga persámaannya, se-hingga tidak sulit mencari pokok pikiran yang bermanfaat.

Pada 'hemat saya. kita dapat membedakan dua golongaa orang yang terdidik yang diperlukan untuk menaaganí ekonomi pedesaan yang sedang berkembang, di samping para pengawas tingkat tinggi dan para staf аЫі. Pertama, kelompok pekerja yang melaksana kan tugas sampingan, sebagian digaji oleh pemerintah atau oleħ perusahaan besar; meteka ini bekerja di bidang pembasmian bama, irigasi, pelayanan kesebatan, peniIai mutu hasil pertanian dan pencatat harga^harga pasar. Di antara mereka ada yang be­kerja sendiri, naniun semakin terlibat ekonomi modern dengan standar-standamya seperü pekerja bangunan. tukang kayu, montir mobil dan montir mesin pertanian, serta tukang listrik. Kedua, ke-Ьшрок yang lebih besar, yaitu para petani sendiri dengan istrinya. Pada tahap permulaan perkembangan ekonomi kelompok pertama , yaknikelompok pekerja dengantugas-tugas sampingan, dapat me­narik semangat berusaha. Jenis kerjaini mengangkat martabat da­lam kaitannya dengan proses modernisasi yang dalam banyak hal berarti peningkatan kesejahteraian material. Meręka yang ber-tani selalu berhadapan dengan adat kebiasaąn - dan pemuda-pemudayang terdidik sering menganggap turut campurnya ke-luarga adalah sangat mengganggu. Latihan kejuruan berada di luar jangkauan buku kecil ini, tetapi pendidikan umum tidak hanya berkaitan erat dengan síkap intelektual dasar dan prestasi-

10

Page 26: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

pnrestasi yang dicapai saja, meläiûkan memperhatikan juga mutü kepribadian. Uatuk mencapai sasaran iai, terħadap кеІошрок ке-dua, yaitu kelompok petam, ІеЫ berat dibanding dengan kelom-pok pertama. HaI ini karena jumlabnya yang begitu besardan parà petani harus mempertimbangkan dengan masak-masak serta haxus bertekad kuat mengatasitradisi. Oleh karena itu saya me nyarankan untuk mengabaikan saja kelompok pertama dan meng anggap bahwa kebutuhan,kelompok ini (kecualiIatihan kejuruan) dapat dipénuhidengan mudah,Ъersвmaandengan. usahamemenuhl kebutuhan para petani. Dejigan berkembangnya ekonomi, jumlah kelompok pertama cenderung bertambah, dan jumlah kelompok kedua makin berkurang. Para petani penggarap, yang saya ang­gap tidak memerIukan pendidikan pada· tahap-tahap pertama dalam pengembangan, sefcaranġ mulai membutuhkan pendidikan sejalan denganberkembangnya cará-cara bertani modern.(Ini bukan merupakan alasan untuk menghambat pendidikan para petani penggarap, tetapi untuk memperjelas mana-mana yang kami prioritaskan)

. Dengaaádanya rencãna pengembangansecara menyeluruh, sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama dapat diharapkan memberi sumbangan yang besar untuk mencapai tujuan-tujuan berikut ini, sesuai 4engan qiütu penduďuk desa. 1. Регапдѕапд: dipakainya standar kehidupan yang lebih tinggi

dan yang cukup nyata, dapat membangkitkan bentuk-bentuk usaha 'baru.

2. Sikap dan kebiasaan kébiašäan·. a) sikap ingin tabu, bukan sikap yangcepat menerima adatkebiasaan,kepercayaan/tah-yul, atau sikap cepat menyetujui pandangan ahli yang moderá sekaUpun; b) meningkatkanpandangan ke masa depan dan

.. kesiapsiagaan terhadap masa yang . akan datang, mengingat sekarang ini alam lebih dapat dikendalikan; c) meningkatkan ketepatan dan ketahanan sehingga hasil panen yang diekspor baik timbangan maupun mutunya dapat dipercaya; d) ber-

.. .inisiatif untuk memakai caxa atau.mengambil langkah yang tidak dilakukan oleh orang lain di dalam masyarakat;e) kalau diperlukan siap bekeťja keras di luar waktu kerja biasa; f) siap bekerja sama memakai cara-caxa baru dan dengan me-ningkatkan efisieñsiyang semakin dituntut oleh lembaga yang lebih modern, seperti koperasi dan organisasi-brganisàsi ẁanita.

Ii

Page 27: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

3. Кесакарап: a) шешЬаса, misalnya untuk dapat membaca nama, jènis serta mutu barang, dan instruksWnstruksi; Ъ) me­nulis, jxdsabxya untuk mencatat atau menyarankan sesuatu; c) menghítung, misalnya untuk menghitung pendapatan dan pengeluaran; d) keterampiIan, misalnya untuk menġerjakan pekerĵaan lain di sekitar sawaJb.

4. Pengetahuan däfi pengertian: a) mengenai perubahan: me-nyadari kenyataan bahwa dunia modern itu berlangsung terus dan béTvhah dengan cepat. Perubaban it,u tidak cukup sekali daa tmtuk selamanya. Keadaan seperti ini juga berlaku di bidang pertanian sebagaimana berlaku di bidang-^bidang lain; b)mengenai ekonomi: memiliki pengertian tentang perubahan harga, inílasi, tentang adanya hubungan antara pajak dengan jasa; c) mengenai ilmu pengetab,uan: mengerti sedikit tentang metode ilmiab, metode yang dapat diamalkan dan metode yang tidak dapat diamalkan> mengerti pendekatan lain baik dengan cara lama maupun baru, terutama yang ber-kaitan dengan masalah dan keyakinan setempat dan pengeta­huan tentang dasar-dasar ilmu hayat; d) mengenai kebersihan dan gizi: gagasan-gagasan modem berkaitan dengan apa yang dapat dipraktekkan sesuai dengan keadaan setempat dan tidak berdiri sendiri, berbeda dengan pengetahuan kuno tentang gizi dan kesehatan.

Àkan terlihat báhwa di samping mempelajan kecakapan dasar, juga ditekankan pada usaha tercapainya sikap mental ter-tentu serta dasar-dasar pengertian dan kerja sama di dalam usaha perubahan ini. Masalahnya bukan sekedar menambah pengetahuan berdasarkan fakta, melainkan terutama mengubah cara berpikir. Lebih-Iebih lagi karena sikap dan pengertian iní tidak diajarkan sebagai mata pelajaran di dalam kurikuIum seperti halnya ílmu pengetahuan dasar atau ilmu pertanian, tetapi menyisípkan dan memaeukkan gagasantersebut dalam mata pelajaran sedemíkian ru-pa sehingga merupakan bagian dari cara berpikir dan sdkap murid yan^ dapat diamalkan pada semua situasi sesuai dengan kondisi saat itu.

Kalau anaUsis tentang kebutuhan pendidikan pedesaafl ini sudah dianggap benar, maka perencana harus dengan jefós me-nyampaikan rencananya. apakab rencana pengembangan menýelu

12

Page 28: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

ruh atau sebagian saja. Rencananya акаа tidak memperoleh tang-gapan kala,u ia tidak memperhitungkan waktu, biaya, dan jumlah serta mutu tenaga peníbantunya untuk mencapai berbagai tingkat perubahan pendidikan yang díkehendakinya, Setelah hal-hal di atas diperhitungkan masak-masak, selanjutnya perencana dapat merDpertimbangkan perubahan pada sektor mana yang perlu di-dahulukan yang dapat menunjang sektor ekonomi yang lain. Di dalam Bab berikut akan saya berikan beberapa petunjuk dari skala usaha yang penting untuk mencapai tujuap pendidikan pedesaan dengan tiga bahan efektivitas yang berbeda.

13

Page 29: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

IIL SYARAT-SYARAT UNTUKMEMBUAT RENCANA

Landasan untuk membuat rencana

Landasan untuk membuat rencana ħanis dimulai dari sekolah desa yang ada dengan macam pendidíkan dan pendidiknyeu Pengem-bangan dari janngan sekokJi У^од baru dengan tujuan yang berbe-da-beda berjaIan bersama-sama dengan yang Iama adalab tidak mungkin karena aIasan biaya dan menyajikan sesuatu yang baru itu akan terlaIu suUt OIeh karena itu, pertama-tama saya akan men-coba membuat catatan tentang cm-ciri sekolah yang ada, yang sesuai dengan rencana pembaharuan, kemndian mengupas tiga tingkatan perubahan, seIanjutnya apa sala yang diperlukan untuk penerapannya. Saya yakin релійжса akan senantíasa ingat babwa di daIam buku sekecil ini tidak mungkin mengbindari adanya ge-neraIisasi.

Sekolah yang menarik sebagian besar masyarakat pedesaan adalah sekolah dasar. Di beberapa daerah mungkin dapat mene-rima anak-anak ушід berusia lebih tua díbanding dengaa usia se­kolah dasar dan mungkin juga mereka meIanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah lanjutan pertama. Di dalam buku іш kami tidak membahas sekolah kejaruan manpun sekolah lanjutan pertama. Dl daerah desa yang maju sekatípun kadangkab^ hanya melayanl sebagian kecil anak-*anak saja, selekttf, ditekankan pada kebutuhan darl anak-anak yang akan mencari реке^азт yang dĩbayan

Pendidik. sepertì sudah dikatakan đalam 6ab I. biasanya ber-p^idìdikan lanjutan pertama tetapì bukan beratti yang terbaik di antaxa generasinya. Seringkali ia pun tidak dibed kesempatan< untuk mengenal pengaruh^engaruh yang p»>gresíf. WaL·iupun mungkm inspektur pendlddcan setempat betpandangan ptogr^if. namun

H

Page 30: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

kunjungannyajarang. HaI pendidik ini menjadimasalah, kecuali apabila pendidik diberi gaji yangi tinggi yang cuktip untuk membeli buku-b.uku, surat kabax, dan melakukan perjalanan serta kemampu-an pribadinyadikembangkan melalui pendidikaa yang cukup lama dan menggairahkan dan ākan lebih baik sekiranya ia tidak terlalu berbeda dari masyarakat sekitarnya. Dengan demikian ia akan merasa lebih bahágia, tidak memandang rendah maisyarakatnya dan tidakingin segerapindah ke kota. Tetapi kenyataan bahwa pendidik yang bersikap cukup simpatik kepada masyarakatsetempat dan dípersiapkan untuk menetap di situ, berartibahwa ia cende-rung teilalu dipengaruhioleh pandangan tradisional,sikapnya ragu-ragu tentang gagasan yang kųrang ditanggapi secara baik oleh masyarakatnya. Саща ттпдаjаг di sekolah merupakan ha lyang penting. Secara keseliuruhan, lebih ditekankan pada belajar untuk ulangan dan ujian daripada belajar untuk mengerti dan. untuk mengamalkannya dalam berbagai situasi. Silabus dibuat oleh pejabat dati pusat, dan pendidik tidak mau menyimpang banyak yang telah disaran-kannya, sebaġian karena kebiasaan sikap terhadap para pejabat,se-bagian karena sikap tidak yakin atau tidak percaya dari pihak pejabat itu sendiri. Sedikit sekali buku referensi pendidik dan buku wajib, yang kalaupun ada tidak cukup untuk memperluas pelaj_aran. Sarana pendidikan lainnya dan alat praktek hampir tidak ada. Kriteria belajar baik itu adaIah hasil reproduksi di dalam ujian.

Di beberapa tempat, gambaran seperti di atas tampak sangat ekstrim, папшп pada umumnya memang demikian keadaannya.

Sasaťan^sasaťan yang mungkin dilakukan Dimulai dari landasan tersebut di atas, perencana yang bermak-sud meningkatkan mutu sistem sekolah di pedesaan dapat menyaran-kan sasaran yang hendak dicapainya, dengan tingkat-tingkat ke-sukaran yang berbeda-beda, tergantung dari faktor manusia, Ыауа dan bahan yang tersedia serta waktu yang dipakai agar pembaruan itu menjadi efektif, Untukmemberi petunjukkepada perencana tentang kemungkinan tíngkat perubaħan untuk jenis sis­tem sekolah seperti yang telah dijelaskan terdahulu, saya menya-tankan tíga macamsasaran, yaitu: sasaranjangka pendek, jangka panjang, dan ljangka menengah. yang faagi saya tampak lebih praktis.

15

Page 31: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Sasaranjanğkapendek

Dalam daftar kecakapan, pengetahuan, dan sifat yang dihar rapkan diajarkan kepada penduduk pedesaan (halaman 11-12), ada beberapa syarat yang dapat dipenuhi tanpa banyak mengubah cara mengajar, yang lazimnya diIakukan di sekolah-sekolah pe­desaan di hegara yang sedang berkembang. Misalnya keteram-pilan sederhana yang akan berguna di dalam kehidupan sehari-bari para petani: membaca instruksi, menulis untuk memberi saiaM atau membuat catatan, dan mengbitung hasil panen. Ti-dak diperlukan perubahan kurikulum secara cepat (yang mungkin tidak disukai), dan tidak perlu mengubah cara mengajar (yang mungkin mem.erlukan perubaban besar-besaran), untuk melatih jenis keteranipilan kepada golongan penduduk yaog lebih tínggi. Langkah pertama yang paling bijaksana adalah meneliti isi buku yang dipakai oleh anak didik dan program, kerja yang dibuát oleh pendidik, Kalau initernyata di dalam prakteknya tidak banyak bermanfaat Ьдді kebidupan desa, maka mungkin tanpa mengabaí-kan buku-buku dan program tersebut, murid ,diberi tambahan pe-lajaran yang berkadtan dengan kebutuhan serta minat masyarakat setempat. ,

Meskipun rencana ini sedeťbana, namťín untuk mencapainya diperlukan waktu dan pemikiran tentang bagaimana menyajikan bahan-bahan baru tersebut kepada pendidik. Dengan pendidik yang kurang terdidik dan acapkald tidak terlatih, bahan-bahan yang di-berikan secara mngkas dan dalam bentuk garis besarnya saja akan kurang efektif. Bahan itu harus diolah secara terperinci, diberikan tahap demi tahap dalam bentuk kursus-kursus singkat oleh para pendidik yang telah ber.pengalaman di bidang sekolah dasar. Se-makin sesuai bahan pelengkap ini dibuat dengah kebutuhan setem­pat. (mungkin dengan bantuan pejabat setempat). makin besar ke-mungkina;inya akam dapat diajarkan sesuai dengan kenyataan, tidak diperlakukan sebagai latihan akademis. Namun hal ini pun belum pasti. Faktor kebiasaan atau terlahi banyak memikirkan tentang hal ujian. memungkinkan pendidik itu gagal menghubung-kan antara apa yang diajarkan dengan apa yang ada di luar kelas dan kurang memperhatikan ketelitian hitung-menghítung yang de­ngan akal sehat kesalahan itu dengan sepintas lalu saja dapat ter-lihat.

Í6

Page 32: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Sayat idak memasukkan ilmu pasti dáa ibnupertaniān di antara mata-mata pelajaran yang instruksinya dapat diperbaikl tanpa mengubah cara mengajar ѕесзага radikal. Memang benar, pendidik dapat dilatih untuk memberi informasi mengenai hal-hal seperti membuat petak ,sawah daa cara penggunaan pupuk, namun tidak banyak yang diharapkan bahwa inforaţasi seperti itu dapat dlamalkan dengan baik dá sekolah dasar. Saya tidak menganggap bahwa dalam kondisi seperti ini akan ada kemajuam yangberarti dafóm usaha menanamkan "sikap dan kebiasaan" seperti di haţaman 11 - 12. Mungkin, apa yang.saya sebut sebagai hal "ketepataņ dan . ketahanan'' itui dapat diajarkan .pkh guru secara akademis, dapat diemjuxkan secara íntensif aflar tercapai tuijuannya oleh para peja-bat dan dapat diwajibkan pemakaiannya olehpara inspektur. Te­tapi "kampanye" pendidikan semacam itu tanpa disertai dengan pembaħaruan yang lebih luas, lébíb mudab memulai daripada mem perhatíkannya. Dan hasilnyą pun hampir dapat dipastikan terba^ tas pada beberapa kecakapan di kelas saja. BiIa kébiasaan tentang ketepatan dan ketabanan itu akaa diamalkan, maka ha^us diajar-kan dengan baik dan lebih disertai pengertian, karena díajarkan oleh pendidik yang terbatas pendidikannya; juga diberikan latihan-latihan yang ketat selama setahun. Masalahnya adalah lebih me-rupakan masalah mengubah sikap, bukan sekedar melatíh kebia­saan rutin.

'Meimang tampakńya langkah-langkah yang teťbatas yang şaya sarankan untuk mencapai sasaran jangka pendek ini tidak lébih daxi sekedare^uatú isyarat saja, namun untuk mengadakan perubah-an lebih mendasar diperlukan kepemimpinan dan biaya. Saya yakin hal ini dapat dilaksanakan sebagai pertandabahwa sekolah tidak sepenuhnya terpisah dari proses ' perkembangan setempat. Tidak terlalu banyak tenaga yang dibutuhkan untuk memperke-nalkan cara mengajar yang disesimikan dengan keadaan setempat secara sederhana ini. Dua atau tiga tenaga ahli dipekexjakan se­lama setahtm atąui dua tahun, mereką dapat menganalîsis silabus dan bukuJbuku wajib yang ada , DibantuoIeh para inspektur dan tenaga pelatih, mereka menyiapkan bahan-bahan tambahan yang memungkinkan pendidik yang tidak memiIiki alat-alat yang cukup dapat mengembangkan kecakapan yang telah saya sebutkan di atas didalam kelas. Orang-orang yangsamadengan macam ban-tuán yang sama; bértanggung jawab menyelenggarakan kursus-

· • • " 1 7

Page 33: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

kursuspenyegai yang singkat untuk melatih para pendidikmeng-gunakan bahan-bahan baru tersebut.

Tiap pembaharuan ya:ng mengikuti langkăh-langkah terbatas iai barus melibatkan tidak saija perubahan dalam cara mengajar, tetapi juga mengubah pandangan pendidik pada umumnya mengenai tugasaya. Untuk itu diperlukan biaya, waktu, kerja sama yang luas. kesinatnbungan kebijaksanaan dan tenaga kerja, serta kepe-шітршап yang bermutu tinggi. Dalam dua bagian yang beriküt akan saya coba memberikan alasannya.

Sasaran jangbą panjang

Sudah jelas ЬаЬлѵа syaratlam yang tercantum di halaman 11 -12 tldak dapat terpenuhi dengan cara belajar hanya untuk meng-badapi ulangan, tetapi lebih banyak berkaitan dengan péngertián dan cara pandang terhadap sesuatu, meskipun cara tersebut sangat sederhïma. Késulitan membentuk pandangan baru yang menetap ini kadangkala dianggap enteng, baik oleh para pembaru séndirimaupunoleh para pendidik yang idealis yang justru se-barusnya lebih mengetaħui adanya kesuIitan itu. Seringkali di-sarankan bahwa yang terpenting adanya silabus baru tían pe-ningkatan latihan pendidik. Namun baiksíläbus maupunteknik moigaĵar tidak relevan. Di]aporkan bahwa di beberaþa negara ada perubahan silabus tetapi tidak ada pengaruhnya yang jelas terbadap sekolah.

Kesulitan :untuk mengubah cara mengajar di sekolah secara drastis itu dapat dimengerti. Pertama, mengingat tugas pokok pendidik adalah mengajarkan keca<kapan dasar dalam hal mem-baca, berbitung, dan pengetahuan tertentu lainnya. Guru menolak gagasan tentang bagaimana menumbuhkan doronganpada anak didik untuk menemukan hal-haJ baru bagi dirinya sendiri. Ini di^ ajarkan oleh pendidik (dan tentu saja kita semua tahu banyak kasus bahwa cara belajar sendiri itu memang akansia-sia). Ke-dua, kabiu anak-didik diperbolehkan banyak bertanya, pendidik yang kurang terdidik dán kurang banyak membaća seringkali akan kewalahanmenjawab pertanyaanmerėka.Ketiga, pandangan ke đepan tetapi realistis dalam hal mengąitkan pengetahuan yang jdas dan sederhanayang diperolehdikelas dengan perubahańyang terjadl:didalam kdudupan sehari-hariyang l^ihmajemuk,tidak

18

Page 34: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

hanya bėrarti mengubah kepastìan menjadi suatu ketidâkpastian^ tetapi tampaknya bertentangan dengan tugas pendidik yakni mcng-ajarkan sejumlah kecakapan dasar dan informasi yang dapat di-ujikan.

Guru yang pandai menggabungkan antara pengajaran keca­kapan dasar membaca-menuliVberhitung dengan perlakuan disiplin, menarík, dan berpandangan ke depan biasanya adalah pendídik yang terdidik. Umumnya mereka telah mengalamí pendidikan yang cu/-kup mendalam, diperoleh pada usia dewasa di tingkat semi akademi dan akademi. Pendidikan semacam ini mahal, bukan kareaa lama nya, tetapi juga karena tingkat gaji yang ІеЬіЬ tinggí yang diţuntut оІеЪ para guru tersebut.

Oleh kareną itu, untuk mencapai sasaran jangka panjang ini diperlukan waktu yang Iama. Мішдкіп tiga pulub tahun atau lebiħ dan sementara itu pendidik dari generasi berikutnya memperoleh pendidikan yang lebih lengkap. Demikian pula diperlukan biaya yang lebih besar.untukmenarik mahasiswa yangbermutu lebih baik untuk menjadi pendidik, Biaya tersebut dimaksudkan Juga untuk peningkatan mutu tenaga yang menangani kelas-kelas yang lebih tinggi di sekolah lanjutan pertama yang diperbanyak dan memperbanyak lembaga latihan baru yng dihutuhkan. Rencana jangka panjang iniadalah cita-citakebanyakan negara,tetapi karena pendidik kadangkala sudah memperoleh gaji Idjih besar dari pendapatan rata-rata orang desa, maka pada saat ini rencana tersd)ut tampaktidak pxaktis.

Sasaran jangka mensngßh Арака ada cara yang lebih mürah, lebih cepat tetapí ld>ih шеп capai saşaran? Gagasan yang segera timbul adalah dengan meng gųnakan media seperti buku, radio, dan televisi sebagai. pengganti pendidik. Media tersebut lebih laņgsung menghubungkan pada ahU dengan murid. Dengan menggunakan media massa, sekelompok kecil pendidik yang bermutu tinggi dapat mempengaruhi cara ber-pikir dan-sikapdari beriburribu.anak didikdiseluruh pebsokdesa yangsedang berkembang.Apakahada bukti yang menyatakan bahwapendekataniniberhasiJ?

Pengalaman tentang penggunaan media baru, raclio, đaa tde-visi sebagai saianapendidikan di negara yangðedang berkembang

Î9

Page 35: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

masih sedikiţ dan hasilnya kurang тетиаѕкал. Mttngkin karena pengg.unaamiya di dalam sistem sekolah sering dianġgap sèbagai pelengkap dan dilakukankarena alasan martabat ѕзја; jugakaiena masalah teknis, baik yang bersiřát edukatif maupun fisik, yang timbul di daerah yang kurang berkembang ( 1 ). Pengalaman dalam penggunaan buku áan baàan tertuIís serta ilustratif lainnya lebih dikehendaki dandi satu dtia negara berhasiI baik. Apa pun bentuk medianya (dapat dipeťgunakan satu bentuk atou lebih secara ber-sama-sama), persyaratan pendidikan adalah sama saja. Untuk tingkat pendidikan sekolah dasar, persyaratannya adalah sebagai berikut

Unit kecil yang terdiri dari enam tenagaahlí dí berbagai bidang kuiïkuIum sekolahdaisarmerupakan inti darí pembaruan ini. Tu gasnya adalah menyiapkan secara terperiaci bahan pelajaran dem bahan tąmbahan lain untuk semuakelas daauntuk semtiamata pelajaran. Apa pun bidang keahliannya, mereka harus dapat be-kerja sama dengan baik. Tiap gagasan bara yang timbul sedapat mungkin harus diberikan di dalam semua matá pelajaran. HaI ini maksudnya agar sesuatu yang baru i tutidak berdiri sendirì. Buku-buku pegangan pendidik harus disiapkan, berisi saran saran yang luas mengenai eksperimen, penelitian dan kegiatan praktis untuk anak didik. Para ínspektur harús dibimbing su-paya mengetahui apa yang harusdiamati kalau mengunjungikelas. Para penguji harus diberi pengarahan tentang bagaimana meaye suaikan pertanyaan ujian dengao kurikulum baru. Sedemikian jauh tidak ada yang dapat sepeauhnya mengganti guru keks, betapa pun kurang cakapnya ia, namun ada negara yang berusaha ,untuk melakukannya.(2) Saya meragukan. apakahada manfaatnya walaupun. terhadap guru sekolah dasar. Dengan de mikian tugas penting dari unit ini adalah menilai perubahan ga-gasan,sikap serta metode pengajaran apa yang diharapkan dari sebagian besar guru agar rencana perubahan ini berhasil. Se-lanjutnya kursus-kursus dan bahan-bahanbaruharus ditujukan

(1) Sebagai pernyataan reami tentang. penggnnaan međia baru, ШаІ-Sohranun, Ж., Coombs, P.H.,Kahnert, F. ăsa. LyIe, Ĵ., Tkeīfew Media : Memo to JEđucational Pbmners, Paris, Unesco : ПЕР, 1967,

(2) Lihat Beeby, C,E. ΓΑβ Quality of Education m Developing Covmtriea. Cambridge, Harvard University Press, 1966, bhn,96,

20

Page 36: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

untuk mençapai sasaran tingkat perubaban ini. Untuk menye-suaikao kursusrkursus dan bahan-bahaa pelajaran dengan ke-шашриап gųru, unit ini шешегккап fasilitas eksperimen, tçrle-ЫЪ. di sekolah atau sekoIah-sekolah yang berada dí bawah peng-awasannya, danyang memiliki tenagapendidik biasa.Disetiap taħap pendidik tersebut harus mintanasihat pendidík yang sudaÍi berpengalaman, inspektur, dan tenaga akademis yang terlatih. Para ahli itu dilibatkan sesuai dengan tingkatannya di dalam mer пгшдаш berbagai cara pendekatan dań teknik-tekiaik baru. Dtalám |angka waktu tertentu, para ahU tersebut harus mengunjungi ber bagaí sekolah untuk memeriksa tingkat kemajuan rencana ini dan biIamana perlu membuat perbaikan yang lebih sesuai^

Perubahan program di sekolaŁ secara cepat seperti ini tidak mudah. Namun cara terbaik untuk memberikan gambaran kepadaperencana tentang waktudanbiayayang diperlukan daläm pengamalan perubahan ini adalah dengan menUnjukkan beberapa masalah yang akan diħadapi seħubungan dengan tenaga аЫі, pen­didik, dan masyarákatpadã umumnya.

Ténäga ahU yang memiliki latar belakang yang cukup, suIit ditemukan di antara para guru sekolah dasar, oIeh karenanya te­naga setempat atau tenaga asingyangbeq^endidikan sekolah lanjutan atau yang lebih tinggi harus dikerahkan, sebaiknya di-piUh yang kenal dengan para guru sekolah dasar sendiri. Agar rencana ini berjalan baik, para ahli har,us d^eri waktu untuk mengen^l anak didik pada usia ini. Ini dapat dilakukan dengan mem­buat kelas percobaan namun hal ini merupakan proses yang lama. HasiInya juga menjadi lambat karena kelas percobaan tersebut perlu diikuti sesuai dengan tingkatan kelasnya, Kita harue mer nyadari bahwa proyekini akan,berlangsung lama, diperkirakan sepuluh tahim ataii lébih. Setelah itu bafu dibuat Iandasan pe-rencanaan.

BiIa tenaga ahU sering berganti, шака pelajaran yang sedang ditangąniąkan bęrubah pula; banyak yang tidak şenang melan-jUtkan ţugas orang lain. Pelajaran menjadi tidak tetap dan tidak konsisten untuk memberi bantuan dan pengarahan yang sangat diperlukan oleh para pendidik. Oleh karena itu para ahhhąr.uspercayą kepąda pejabat danpercaya bahwa secarą ke-seluruhąn rıencanaini tidaktergantung darì satu duaoraņg saja.

21

Page 37: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Pemberian tugas tambaban dan juga penjanjian dengan pihak asing dan bantuan pihak asing ini harus diperIukan untuk jangkawaktu yang cukup lama. Dalam iangka ini perIu dibuat syéurat-syarat kenaikan pangkat agar para аЫі tidak mouaggaUcan tugasnya hanyakatena alasan kenaikan pangkatnya sa||a. Pendktik di keIas tidak dapat sepenuhnya berperan sebagai peminat pengawas. Semakin meoarik baban peIajaian yang dibe-rikan> anak didik semakin bergairah. Kab.u xeaksi ini tidak ditang-gapi dengan penuħ perhatian dan penuh pengertian. шака anak didik yang pandai akan merasa kecewa sehingga tujuan proyek ini tidak akan tercapai. Pendidik harus !апдѕгшд menanggapí hasiI kaxya anak>anak, memperbaikinya, membéri dorongan atau mene-gumya; dengan demikian diharapkan akan timbul banyak perta<-nyaan anak-dídik. Para аЫі membantu para pendidik memberi keterangan tambahan dan oraian mengenai berbagai macam Ia-tihan. serta masakűi yang пшпдкіп timbul. Mereka juga dapat membanto memenohí keingintahuan anak didik yang séunpai batas tertenhi tidak dapat dipoaskan okh pendidik. Keberhasilan usaha raengubah cara bdajar yang pasif menjadi aktif ini sd>a<gian besar tergantwig dari ker|'a sama pendidik secara akti>f. Sikap penuh pengettian dan semangat mengajar harus tetap dipertahankćm. KaIaui tiedak (dan pasti ada pendidik yang tidak Ыза atau tidak maa meagambil petan seperti ini), maka kemungkinan besar ba-han-bahan baca itu akan diajarkan dengan cara yang keUru, dan akan. betbaKk menjadl cara belajar yang mekanistis. Selanjutnya setiap iencana iiù akan gagaI. biIamana tidak ada fasllitas untuk eksperimen para aUi, kursus-kurstu intem dan sd>anyak mungkin vawak mengiadakaa пЬішдап prìbadi antara para аЫі dan para pendidik. Híobtmgan antata para pendidik yang kùn dengan para pejabat yang mrarøoigam program poigembangan dan masyacakat luas sangat pentiag, karena perubahan ini tidak akan terlaksana араШа tetjadi kesabhpahaman dsa sikap permusUhan. Di ba­nyak negam yang sedang berkonbang isi kuriknlum itu ditentu-kan 0Ы1 D^axtemexi Pendldikan: dan para inspektur sekobh serta sistSttttjian negaxa menentakan sd»gian besar apa yang tetaufr· tam dí dabm progtam sekokh yang ħaras dipediatikan dengan saksama o!eh para pendidik. Namun pada setíap tahap masih diper-fabm peftøoaoaa antøxa para uospďätnr» para pengnji, paca tmaga

22

Page 38: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

pelatih, danpaxá kepala sekolah. Saran-saran mereka dapat di-pertimbangkan dan metode mengaitkan tujuan baru yáng hendak dicapai deagan sistem ujian yang sekarang ada, dapat dílaksanakaa.

Pihak lain yang harus diikutsertakan dalam konsuItasi ini adalah para pejabat sétempat yang menangani program pembaruan ini, karena mereka mungkin dapat memberi sumbangaa berupa saran-saran yang berguna mengenai kurikulum, ĵuga karena me­reka melihat manfaat perubahan sikap yang sedang dilakukan maka mereka berpandangan kritis tentang hasíl pertama dari se kolah yang diperbarui itu; khususnya para pejabat yang biasa diiyakan oleh masyarakat setempat yang jarang bertanya, "Meng-

?»» „^„. ,-. , ,

Masyarakat, termasuk para pejabat harus disadarkan akan adanya perubahan yang sedang dilaksanakan di sekolah>sekolah beserta alasannya. Di mana pun di duniaini, paraorang tua sangat memperhatikan keberhasilan .ujian anak-anaknya. Pada umumnya mereka kurang menyukai perubahan, khususnya apabila perubahan itu menyangkut anak-anaknya dalam hal menggunakan waktu untuk melakukan penelitian ilmiah, membuat sesuatu, meng-gambar, mengadakan kunjungan, dan mengadakan tanya jawab dengan lembaga-lembaga setempat yang ada. Mereka beranggapan bahwa semuanya itu membuang waktu, Lebih baik waktu diguna-kan untuk membaca, menulis, dan berhitung. Mereka akan lebih yakin apabila para ahli dapat membuktikan lebih dahulu bahwa metode ini memberikan hasil ujian yang lebih baik dalam mata pelajaran wajib, Juga disarankan untuk tidak menggarisbawahi istilah "pedesaan" tetapi menggunakan istilah seperti"berkembang" di dalam menguraikan saşaran yang baru ini. Keinginan masya­rakat untuk maju sangat tampak, namun mereka tidak menyadari kesuhtan-kesulitannya. HaI ini menyebabkan mereka menganggap bahwa para ahli mengulur-ulur waktu dengan membuat percobaan dan menguji bahannya. Ada yang beranggapan bahwa yang harus dilakukan adalah menjiplak saja silabus yang "baik" dari negara lain. Ada lagi yang berpendapat bahwa walaupun penyesuaian setempat itu perlu, khususnya pada tingkat pendidikan dasar, na­mun para ahli menginginkan kesempurnaan, sedangkan apa yang dibutuhkan oleh negara adalah kemajuan yang cepat.

Rencana ini membutuhkan tenaga ahli yang cukup tmtukme-nangani masalah hubungan masyarakat dan harus memiliki pe-

23

Page 39: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

nţimpmyangbaik. Penyajiaapertama rencanaini kepadá masya-raķat ħarus dipìkirkan masak-шаѕак dan harus disìapkan dengan s.ungguh'Sungguħ sebęlum dteaj.ikaa secara luas ке şekoIah^sekolah^

Àkhimya, tìmbul masalah Ъадаішапа meņjamin kelangsungan kebi'jaksanąaa dan pandangan hidup yang sudak berubah itu se telah anak-anak menamatkan sekok'hnya. Di dalam masyaxakat di шапа kebíasaan dan kekuasaan orang yang lebih tua $angat besar, anak-anak muda setelaħ taniat sekolah cenderung.untuk kembaU ke cara-cara kebiasaan lama dan menyesuaikan diri atau meninggalkan adat kebisaan tersebut. Tidak jarang mereka гаг шпддаІкап daerahnya. Setiap usaĥa harusdrarahkan untuk men» ciptakan kondisi pedesaan agax lebih menarik sesuai dengan sikap. yang ditanamkan di sekolah. Diperlukan beberapa persyaratan untuk membimbing dan membantu anak yang baru tamat sekoIah. Bentuknya adalah 4H, khib-klub petani niudá, acara-acera tadio dan шаjаЫ! untuk remaja. Kondisi setempat akan menentukan bagaiman3 bantuan untidc angkatan muda .ini dapat diberikan se^ baik-baiknya. Tanpa itu semua, xencana sekoIah yang baru ini akan sia-sia,

Diperlųkan waktu yiang cukup agar lencanà sąsaran jangka me-nengahini dapat tercapai; dua atau Ї ідаЇаЬішкЬіЬ Іаша dari rencana !jangka pendek, tetapí jauh lebih cepat daripada apabiIa harus menuńggu siapnya pendidik angkatan baru yang lebih ter-didik untuk mengambil alih. Rencana ini memerlukan waktu sepu-luhtahunataulebih.

Biaya yang diperlukan untuk rencana jangka menengah ini belům dapat diperhitungkan. Biaya tersebut meliputi biaya untuk F>engangkatan kelompok tenaga ahh, penerbitan buku^buku wajib dan buku bimbingan para pendidik, siaraa radio, peningkatan kete-rampiIan pendidik, papat-rapat para inspektur, penguj'i dan kepala sekolah, pubhkasi dán program tidaklanijut imtuk membantume-reka yang sudah tamat. Mungkin pada saat ini sudah ada beber­apa fasilitas tersebut dan dapatdipakai untuk menyokong tujuan rencana ini. Untunglah bahwa rencana seperti ini tidak mengaki-batkan penimgkatan gaji pendidik atau pembiayaan untuk menam-bahpendidikan dasar pendidik yang lebihlamQ. Dalam pada itu tidakadapengurangantenagapengaljab

24

Page 40: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

Rencana ini hanya memerlukan sekelompok kecil tenaga ahIi, yang mutunya, kesinambungan pelayanannya, dan semangat ke-pemimpinannya sangat penting.

Pengaruh daxi rencana ini seolahĸ)lah hanya setengah-sete-ngah, tetapi sedikitnya beberapa anak akan mampu melihat segala sesuatu dengan cara baru dan kebanyakan pendidik akan mem-peroleh pengertian baru tentang artinya tujtian. Yang penting adalah menganggap bahwa rencana ini sebagai ta'hap peralihan dan bu-kan sebagai tujuan akhir dari pembaxuan sekoIah. Lambat#laun, mutu sekoIah yang baik, di kota maupun di desa, tidak dāpat díjamin apabila tidak ada pendidik yang ţerlatih dan terdidik.

Cara pelaksanaan rencana untuk mencapai sasaran jangka menengah ini telah digeneralisasikan dan agak singkat. Di dałam lampiran akan disajikan secara ringkas tentang usaha pengamalan yang telah dilakukan dinegara-negarayang sedáng berkembang.

25

Page 41: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

LAMPlRAN

RENĊANA JANGKA MENENGAH

Berikut ini adalah contoh.proyek jangka meáengah yang saya ikuti selama lebih dari enam belas. tahun, cukup lama untuk mengamati proyek ini dan melihat hasiInya. Tempatnya di Sudan bagian utara, dan proyek ini dikembangkan karena SekoIah Guru Dasar Negara setempat menganggap bahwa perbaikan pendidikan tidak cukup diperoleh dari adanya perubahan cara belajar hanya untuk menghadapi ulangan menjadi cara belajar untuk diamalkan. Para guru sendiri pernah mengalami sistem pendidikan repetitif seperti ini dan dipandang dari segi biaya, kurang memadai untuk membekali mereka dengan pendidikan umum yang cukup yang diperlukan untuk menjadikan mereka guru ahli (sasaran jangka panjang). Media yang digunakan adalah buku-buku dan gambar-gambar; pada saat itu (1934) belum ada radio atau televisi.

Sasaran proyek ini bukan sekolah«sekolah desa, tetapi karena bagiaa besar daerah ini adalah pedesaan, maka kami berharap

.pembaruan ini akan mengembangkan sikap positif dari para pe-muda terhadap kehidupan pedesaan. Dalam hal ini kita gagal, dan hanya dengan cara bertahap serta bekerja keras kita sampai pada kesimp.ulan yang sama seperti yang disampaikan dalam laporan Komisi Pendidikan Uganda (lihat halaman 9). Laporan itu me-nyatakan bahwa pendidikan sekolah harus mengikuti perubahan desa dan bukan mendahuluinya. Tetapi pengalaman kami sesuai dengan topik buku kecil ini cukup berhasil mengubah sikap anak didik teťhadap hal belajar dan memberi pengertian pada pendidik

26

Page 42: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

teotaag arti darl tuijuan yang hendak dícapal.

Metabenabi kurikulum dimulai sebagai tugas <sampingan dari sekolah guru. HaI ini dimulai ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1930^n зеЫпддӓ kita terpaksa mulai dengan cara-cara yang sederhana,.dengan t igaatauempattenaga ahli yang meluangkan sisa waktunya .untuk mengerjákan perbaikan kurikuIuin sedíkit demi sedikit. Keadaan іш menguntungkan karena pada saat kita mulai, kÍta tidak mempunyai konsep mengenai seberapa jauh yang- hen dakkita capai.

Teňäga aMi. Para ahli di bidang mala pelajaran tertentu selain masih mengikuti pendidikanńya di sekolab guru, dipekerjakan di dalam kelas-kelas dasar percobaan. Tenaga asing biasanya beker ja berpasangan dengan guru setempat. Setiap pasangan bertang-gung jawab atas satu atáu paling banyak dúa mata pelajaran. Bebanmengajar mereka disekolah guru dikurangi sepertiganya untuk memungkinkan melaksanakan tugasnya iní. Kami tidak me^ nuntut suatu kesémpurnaan, tetapi yang kami tujuadalah kursus­kursus yang mampu dilaksanakan oleh guru-guru sekolah dasar pada umumnya setelah mereka memperoleh latihan khusu« yang tidak memerlukan banyak peralatan dan yang. benar-benar berarti bagi murid. Dapat dikatakan. berhasil kalau suasana di kelas ber-ubah. Ţernyata kalau kita memberi waktu yang cukup kepada tenaga ahliuntuk memantapkan gagasannya dan untuk melakukan percobaan, diskusi, dan membúat perbaikan-perbaikan, serta tidak menuntut diterbitkannya kerangka kerja yang pertama, maka kur-sus-kursüs'inidapatmencapaisasarannya.

Pada mulanya kita salah duga mengenai jangka waktu yang diperlukan, terutama karena para aĥli yang mempunyai pengalaman menghadapi anak-anakusia lebih tua di negara-negaralain, tidak menyadari seberapa jauh pengalaman anak-anak usia muda dengàn latar belakang adat-istiadatnya. Dengan demikian menjadi jelas, anaktidaksenantiasaberada di sekolah.Kita juga tidak menya­dari atas kekurangan bahan-bahan setempat yang sesuai untuk anak dan untuk^mengumpulkannya diperlukan waktu yang lama. Misalnya kita memerlukan lebih dari tiga tahun untuk memilih, membuat hubungan dan mewancarai sembilan keluarga di be-berapa bagian negara ini untuk memperoleh gambaran teátang berbagai macam cara hidup. Enąmkeluargahidup secara tradi-

27

Page 43: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

sionaI, tiga keluarga yang Iain menggambarkan kehidupan modern. Keadaąn ini agak aneh, nąmun ąpa yang kita jumpai adalah yang seharusnya dapat diselesaikan oleh kursus dalam satu tahun harus tampak hasilnya dalam dua tahun dan itu pun setelah dipercepat padatahapan terakhir. Perbaikandari kursus dásar secara Ieng-kap memakan waktu sekitar enam bęlas tahun. Ini dapat diper-singkaťmenjadi sep.uIuh tahun kalaukita mulai denganlebih giat. Lebih dari 120 buah buku telah dihasiIkan dan proyekinitelah memperkerjakan lebih dari 60 orang pendidik dan tenaga-tenaga lain, di samping tenaga-tenaga ahli di bidang eksperimen, penuIísan, peneťjemahan, dan ílustrasi.

Dengan diterbitkannya buku-buku baru untuk para pendidik (dan beberapauntuk anak-anak), sejtimlahpendidik diberí latihan selama duabuIan. Kehhatannya lama, tetapi tujuankami tidak hanya memberi instruksi tentang cara penggunaan buku-buku itu, melainkan beñar-benar melíbatkan mereka dalam prosespembaruan ini. Sejauh mungkin kami tidak menghendaki buku ini dipakai di sekolah sebelum setiap pendidik dilatih penggunaannya. Latihan-lātihán ini diselenggarakan selama tahun ajaran. Sekolah-sekolah yang pendidiknya tidak dapat mengajar karena mengikutilatihaą/ kturśus, mengtüjah jadwal pelajarannya tanpa menggantinya dengan pendidik baru, Ini disebabkan karena mengikuti latiíian dianggap lebih berarti daripada berkurangnya seorangtenaga pengajar untuk melaksanakan tugasnya sehari-harí. ßiaja. Pemerintah membiayai penerbitan karena jumlah eksem­plar yang dibutuhkan biasanya terlalu sedikit sehinggatidak me­narik para penerbit swasta. Honorarium tidak diberikan karena tugas-tugas ini diIakukan dalam jam kerja, dan dengan tujuan agar maksud pribadi dalam masalah íni dapat dihindaci. Bi-aya tambahao kareoa dibebaskannya tenaga ahli di dalam proyek ini diperkirakan sekitar lima persen dari biaya tiap anak sekolah tiap tahun. Persentase itu dapat lebih kecil kalau jumlah anak didik pada saat itu tidak terlalu sedikit. Tentu saja adá bíaya lainyang dibebankan pada pemerintah untuk latihan-latihan pendidik dan tindak lanjut anak didik yang telah menanąatkan pelająrannya.

Кегjа sama. Kerja sama yang terjadi āntara para guru dan pe-jābat di bidang pendidikan sangat baik. Faktor yang menyebab-

28

Page 44: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

kannys adälah: perubahan yang dimuíai dengan penlngkatan mata pelajaranwajib (bahasa dan berhitung) dan bukan dimuIai dengan mata pelajaran baru, atau mata pelajaran yang asing bagi pada pendidik. Pasa kepalasekolähdän pendidikśenior adalah yang pertama^tama dipanggiLuntuk konsultasi dan untukmengikuti Ia-tihan; mengikuti konferénsi tahunan pejabat-pejabat pendidikan yang diadakandi pusat-pusatproyek; dibuat buku pedoman peng-awasan bahan Ьаш sehingga pejabat pendidikan dibebaskan dari tugas mengawasi. Kenyataan bahwa program dni adalah program pemerintah meyakinkan pendidik bahwa pembaruan iai adalah resmi. Ini lebih diperkuat Jagi, bila kepala sekolah, dl samping jabatannya, diberi kedudukan sebagai asisten direktur. Mungkin alasan terpentinig dalam. menumbuhkan kerja sama yang baik ada­lah karena penempatan yanig kontinyu; beberapa tenaga senior menduduki jabatannya pada pusat proyek selama delapan sampai dua belas tabun.

Dengan adanya latihan percobaanmengenai pendidikan untuk orang dewasa, kami terlibat dalam program pengęmbangan desa, sehingga perlu diadakan hubungan dengan orang-orang tertentu; namun gagasan .untuk mengintegrasikan pendidikan sekolah dengan program ini tidak pernah direncanakan. Lebih-lebih lagi program pengembangan ini kebanyakan merupakan suatu keharusan dan hasilnya dinilai dari petungkatan tingkat ekonomi dan bukan dari banyaknya hasil pendidikan ini.

Kerja sama kami dengan masyarakat umum kurang lancar dan kebanyakan mereka ini kurang mengerti tujuan kami. Orang­orang Sudan yang terdidik merasa curiga bahwa perubahan-pérubahan ini dibuat untuk menghambat kemajuan, khususnya sarana perubahan setempat. Sebaliknya, mereka yang dapat me­ngerti tujuan rencana ini berpendapat bahwa kami terlalu lambat mencapai sasaran. Pada masa itu, keadaan sedemikian rupa se-hirigga kerja sama yang buruk ini tidak terlalu mempengaruhi ke-majuan yang kita capai. Keberhasilan proyek ini membuktikan ke-benaran rencana ini, tetapi di lain pihak, 'tidak adanya pengertian dari pihak masyarakat menghambat rencana.

Tindaklanjut. Mereka yang telah menamatkan sekolah dapat mengambil tindak lanjut sendiri dengan baik, walaupun bentuknya tidak banyak. Anak-anak ini mendirikan perkumpulan-perkumpulan

29

Page 45: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

peiauda dan membuat majalaħ remajá yãag sângat pojjulérdéñgan bantuan pemerintah.

Sebagian kesimpuIan adalah bahwa sementara rencąna ini berjalan yang kadangkala berjalan cepat di kebanyakan sekolaħ terjadi perubahan cara belaĵar. Pengarub pertama dari rencanà: ini akan menjadi kabur, kecuali apabila ada baban>bahan baru, ga gasani baru,dan pendidik yang mencapaitingkat keahlianyang baru. Terdapat kecenderungan yang kuat bahwa sekali tepjadi perubahan maka selanjutnya orang afcanmengulangi pelajäran yang lalu. Menurut pendapat saya rencana jangka menengah ini harus ditingkatkan menjadi rencana jangka panjang. Muňgkin langkah pertama adalah memberikan kursus-kursus untuk para pendidik yang nantinya digunakan di sekolah dasar; tapi setelah mereka mantap tentang hal іш, mereka harus diberilatihan dan bahan yang lain dan didorong untuk memutŲskan sendiri maha yang terbaik. Kemudian, tingkat demi tingkat bahan harus dikem-bangkan sampai tiba saatnya pendidikmencapaitingkat pendidikan yang lebih baik, sehingga dapat memilih dengan baik metode dan bahan yang diperlukan yang sesuai bagi anak-anak didiknyä.

30

Page 46: Masalah Pendidikan Daerah Pedesaan; Fundamentals of

BACAAN YANG DISARANKAN

Ada sejumlah studi mengeaai reaksi penduduk pedesaan yang ber-usaha untuk meningkatkan kondisi ekonominya. Sabh satu studi yang mudah ddcerna ditulis oleh seorang wa^tawan India yang menjelajahi desa-desa di seluxub India. Ia merekam berbagai ko­mentar penduduk atas skema pembangunan, terraasuk pendidikan:

Nair, K. Blossoms in the dusí, London, Gerald Duckword, 1961 Untuk mengħadiri pandaiigan atas kemungkinan mempergunakan sekolah setelah dipikirkan secara masak-masak disarankan per-ubahan khusus di bidang sosial dan ekonomi. Saran ini ditulis oleh Thomas Balogh dan Philip J. Foster. Saripati dari kedua tulisan ini dapat dibaca dalam:

Hanson, J.W.; Bremback, C.S, Education ßnd development о/ nations. New Work, Hok. Rinehart dan Winston, 1966,

Іш. 60-174. Dua kertas kerja уалд memuat laporan studi pertanian dan pede-şaan di sekolah-sekolah di Ghana dan Tanganyika mėrupakan penelitian teťhadap dampak. Kedua kertas kerja itu dapat di-temui di:

Chaplin, B.H.G. 'School' attitudes to agariculture', dalam West Afţriaan journal oţ education, jilid V, no. 3, Okt. 1961. Ďepartemen Pertanian Tanganyika. Report o/ an enquiry into ¡tgrictilturai edtícation at primaıry apd m.iddL· schools, 1956.

Laporan yang lebih lengkap dari proyek 'antara' yang dilukiskan dalam lampiran buku ini disajíkan> dalam:

Griffiths, V.L. An 'experiment in education, London, Longmans Green, 1953.

31