rencana pendidikan yang realistik; fundamentals of educational

52
Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan 19 Rencana Pendidikan yang Realistik K.R. McKinnon ( Lembaga Internasional untul« Perencanaan Pendidikan

Upload: dodang

Post on 31-Dec-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan

19

Rencana Pendidikan yang Realistik

K . R . McKinnon

( Lembaga Internasional untul« Perencanaan Pendidikan

Page 2: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan 19

Page 3: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Jadni dan nornor cruţ dalaiu seri ini adalah:

1. ApaJcah Perencanaan Penăidikan itu f Philip Н . Coombs

2. ЖиЪипдап aviara Mencana Penđidilcan. dengan Eencana Ekonomi đan Sosial

R . Poignant

3. Perencanaan Penđidilcan đan Sumber РетЬапдипап РегкетЪапдап Ha­nusia

Ғ . Harbison 4. Perencanaan đan Administratur Penđidilcan

C E . Beeby 5. Konteies Sosial Perencanaan Penđidilcan

C A . Anderson 6. Ľiaya Ľencana Penđidilcan

J. Vaizey, J ' .D. Cliesswas 7. Masalah Penđidilcan di Daerah Peđesaan

V . L . Griffiths 8. Perencanaan Penđidilcan: Peranan Penasihat

A d a m Curio 9. Áspele Demografi Perencanaan Penđidilcan

Ta Ngoc Chau 10. Analisis Ľiaya đan Pengeluaran unUilc Penđidilcan

J. Hallak 11. Identitás Profesional Perencana Penđidilcan

A d a m Curie 12. Kandisi unitile Keberhasilan Perencanaan Penđidilcan

U . C . Iìuscoo

13. Analisis Ľiaya Keuntungan đalam Perencanaan Penđidilcan Maureen Wooűhall

14. Iicncana Penđidilcan đan Pemuđa tanpa Pelccrjaan Archibald Callaway

15. Politile Perencanaan Penđidilcan di Negara Ľerlcembang C D . Eowley

16. Perencanaan Penđidilcan untule Masyaralcät Majemuk '.Chai Ilon-Chan

17. Perencanaan Kurikulum Selcolah Dasar đi Negara Ľerlcembang H . W . R . Ilawcs

18. Ľelajar đi Luar Negeri dan РегкетЪапдап Pendiđikan William D . Carter

19. Eencana Penđidilcan yang Eealistik К.К. MeĶinnon

20. Perencanaan Penđidilcan đalam ПиЪипдап đengan РетЬапдипап Peđesaan ' Ö . M . Coverdale

к

Page 4: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

R E N C A N A PENDIDIKAN Y A N G REALISTIK

K.R. McKinnon

diter'jemahkan о1г Istiwidayanti

HEP Documentation Centre

018316000009

1982

PENERBIT BHRATARA KARYA AKSARA — JAKARTA dan

U N E S C O : Lembaga Internasjonal untuk Perencanaan Pendidikan

• ül

Page 5: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Juđul asli: Ľeälistic 'educational planning H a k edisi bahasa Indonesia 1982 pada P T Blıratara Karya AJisara

IV

Page 6: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

' D Â F T A R ısı γ τ ;, " ; : '*ļ . . , _ ' , * . Ï '

DASAR-DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN• •.'.;.. -

PENGANTAR ".ľ- -"_"-* -7."." --"..." '. J". - -'. ľ ľ I П -Ί Γ ľ . V . . ', ľ ~ " Bagian I

DASAR PEMIKIRAN TENTANG PERENCANAAN ...

Pengantar 1 · -

Rencana Pendidikan 3

Bagian II

STUDI KASUS PERENCANAAN YANG BERHASIL ...

Bagian III

PERENCANAAN DI DALAM PRAKTEK Pertimbangan Politik 18 Peraturan Keuangan 20 Perencanaan Anggaran 22 . Rondisi Pelayanan 23 Organisasi dan Penempatan 25 Sikap Masyarakat terhadap Sistem Pendidikan 26 Penggabungan Beberapa Kebutuhan 28 Kurangnya Pengetahuan Masalah Pendidikan 32

Eencana Pendidikan. yang Realistik (2)

Page 7: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Bagian IV

PERIMBANGAN SELANJUTNYA 34

Persiapan Perencana 34 Pendekatan Perencanaan 36 Pengkajian Pertama 36

1. Pendengarnya 37 2. Pendidikan atas sistem yang berlaku sekarang ini 37 3. Prinsip-prinsip 37 4. Tingkat kejelasan 37

- 5. Tingkat perincian kelengkapan 38

Fungsi Perencana dari Pemerintah 38

vi

Page 8: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

DASAR-DASAR P E R E N C A N A A N PENDIDIKAN

Rangkaian buku ini terutama ditujukan kepada dua kelompok: mereka yaag berkecimpung dalam dunia pendidikan atau m e m -persiapkan rencana pendidikan dan penyelenggara pendidikan, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang; dan mereka yang lebih à w a m , seperti pejabat teras pemerintab dan pimpinän masyarakat, yang mencari pengertian rencana pendidikan pada umumnya serta kegunaarmya dalam perkembangan nasional. Buku buku ini direncanakan sebagai suatu bahan studi atau program latiban formal, ľ

Gagasan m o d e m mengenai rencana pendidikan telah menarik perhatian para ahU dari pelbagai disiplin. Masing-masing m e m -punyai sudut pandang yang berbeda-beda. Tuijuan beberapa buku ini adalah untuk membantu para alili saling menjelaskan sudut pandangnya dan mendidik mereka yang lebih muda yang nanti-nya akan menggantikan mereka. N a m u n di balik keanekaragaman sudut pandang itu tumbuh suatu kesatuan pendapat. Para ahli dan pejabat di negara yang sedang berkembang menerìma prinsip dasar dan praktek tertentu dari berbagai disiplin sebagai suatu sumbangan unik bagi pengetahuan yang diberikan oleh para printis yang telah berjuang mengatasi masalah pendidikan yang lebih mendesak dan lebih sulit dari masalah apa pun. Demikian pula buku-buku lain dalam rangkaian ini menyajikan pengalaman ber-sama tersebut dan beberapa gagasan serta pengalaman yang terbaik sebubungan dengan aspek-aspek tertentu dari rencana pendidikan dalam bentuk pedoman singkat.

-Berhubung latar belakang pembaca sangat berlainan, dari semula para penulis mengalami kesulitan untuk menyajikan m a -

Vii

Page 9: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

salah mereka, menjeiasKan istilan teKnıs yang. ш и п д к ш oıasa untuk beberapa orang tetapi aneh bagi yang lain, namun mereka tetap mengikuti standar ilmiah dan tidak pernah menulis untuk pembaca yangmemiliki keahlian tertentu dan menerima túlisan ini tanpa kritik. Keuntungań dari pendekatan ini adaiah bahwa buku-buku ini dapat dengan cepat dimengerti oleh pembaca pada u m u m -nya.

Tadinya editor seri ini adalah D r . C E . Beeby dari Panitia Riset Pendidikan N e w Zealand di Wellington. Editor u m u m yang sekarang adalah • Profesor., Lionel'. Elvin, bekas Direktor Lembaga Pendidikan dari University of London.

,.f Mesķipun .rangķaian buku ini direņcanakan mengikuti. pola tértehtu, namun tidak'diingķari adanya perbedaan atau kontradiksį, di antara. para. penųlis.' ГЛепигиі pendapat lembagá , 'belum saat-., nýá .menętapkań 'secara rapih,. terątur, dad resmi ajaran baru' yäiig. berkembanģ,"dęngan . cepat di',, bidáñg pengetahuan • serta,, praktėk.. Jadi, meskipun śudut .pandang yang bérbeda itu adálah' tanggung jąwab"peńgąrang dan tidak selalu dišepákáti olęh Unesco, aţaupun'/lembaga ini námun pandangan-pąndangan tersebut perlu, diperhatíkán daîam arena .gagasan ińternasional. Singkatnya, .ini merupakan saat yang tepat uňtuk membuat rangkuman yang nyata dàn'p'ënd'apat para ' pejabať"yàng gábungán· "'perig'alam'án' mereka. menčaķup bahyak'"disiplini' dairi beŕbägaí negara 'di dunia'ini1. ' '

viii

Page 10: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

PENGANTAR

Ketika perencahaan-pendidikan itu menjadi suatu kegiatan yang di-sadari mempunyai konsep daa prosedurnya sendiri, maka kita cenderung .untuk berpikir bahwa seorang "perencana" itu adalah orang yang membuat rencana dengan menggunakan sebanyak mungkin analisa kuantitatif, tetapi tidak melibatkan diri, dengan hal-hal yang lebih luas (misalnya masalah politik dan sosial) tempāt rencana itu diharapkan dapat diterapkan. Ia 'juga tidak terlalu melibatkan diri dengan proses yang terjadi sebagai akibat

4' dari rencananya itu. Satu pemecahan atas gagasan tentang pe­ranan "perencana" yang terbatas dan berbahaya ini adalah bahwa yang merencanakan itu sesungguhnya administrator. Adapun ga­gasan tentang "perencana" yang, datang dari luar dan segera pergi setelah menyampaikan naskahnya kepada Menteri adalah tidak berarti sama sekali. D r . McKinnon, berdasarkan pengalamannya di Papua dan Nugini (tempāt ia pernah menjadi Direktor Pendi-dikan selama bertahun-tahun) mengambil jalan tengah. Ia melihat bahwa fungsi dari administrator yang terpaksa harus berhubungan

- dengaņ hal-hal "khusus" bersama segala tetek-bengeknya dan . dalam keadaan darurat, berlainan dengan fungsi perencana, baik

perencana ito, orang luar atau orang dalam. Ia menekankari bahwa perencana ito harus река terhadap masalah pendidikan yang luas sifatnya dan masalah pendidikan yang lebih khusus; tempāt ren­cana mereka akan diterapkan. Ia berpendapat bahwa begitu banyák rencana yang keliru karena mengabaikan hai ini. Ia membuktikan bahwa rencana yang dibuat berdasarkan syarat di atas berhasil dengan baik. Contohnya adalah Komite Perencana yang terdiri dari tiga orang yang datang ke Papua dan Nugini untuk membuat rencana pendidikan.

ix

Page 11: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

D r . McKinnon memberi judul karangan ilmia'hnya Rencana Pćndidikan yang Realtetik dan istilah realistik adalah Kal yang sangat penting. Tetapi apa yang harus diperhituiigkan oleh para perencana pendidikan agar rencana itu dapat disebut "realistik", dalam arti bahwa isinya sesuai dan diperhitungkan pula kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul di kemudian hari? Di dalam tulisan ini D x . McKinnon memberikan jawaban yang tampaknya sangat meyakinkan dan berharga bagi saya.

LIONEL ELVIN Editor Umum

;x

Page 12: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

• Baglån I

DASAR PEMIKIRAN TENTANG PERENCANAAN

Pengantat

Jumlah rencana yang berhasil (berhasil dalam arti bahwa rencana tersebut dapat diterima dan dilaksanakan) .dibanding dengan usaba untuk membuat rencana itu adaiah kecil . N a m u n banyák bukti menyatakan bahwa jarak antara kebutuhan pendidikan dan sum beť-sumbernya di шапа pun semakin ijauh. Hal ini sangat ш е ш ? bahayakan dalam kaitannya dengan sistem pendidikan yang mer nuntut pertimbangan yang rasional dan ekonomis. ( 1 ) Di mana letak kesalahannya? Apakah kesalahan itu terletak pada rencana itu sendiri atau pada mereka yang akan menggunakannya?

Tidak diragukan bahwa kesalahan antara lain terletak pada mereka yang akan menggunakan rencana itu. -Penerapan yang efektif dari rencana yang terbaik sekalipun akan dihalangi oleh orang-orang yang berpandangan sempit, konservatif, atau tidak kompeten. Juga ada beberapa pihak yang tidak percaya terhadap seluruh maksud perencanaan dan mereka dengan gigih menolak usaha perencanaan atau bekerja dengan rencana sendiri. Untung-lah bahwa jumlah mereka tidak banyák, hánya sebagian kecil dari jumlah administrator yang ada, selebihnya dapat menerima semua cara yang mungkin dapat membantu menyelesaikan hei ' bagai masalah mereka.

(1) Philip H . Coombs, The world educational crisis: a systems analysis, N e w York, Oxfoid University Press, 1968. , :

í

Page 13: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Seringnya rencana itu ditolak membuktikan bahwá seringkali para perencana itu tidak mengarahkannya ke masalah yang "tepat"; apa yang mereka anggap penting dan- apa yang dianggap penting oleh para pengambil keputusan sangat berbeda. Benar, bahwa śe-ringkali ada perbedaan yang kadang-kadang dapat diterima; benar bahwa telah diusahakan untuk memenuhi hal-hal yang dibutuhkan agar perencanaan itu realistik dan· berguna, tefcapi masih kurang memadai. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menunjukkan cara menujú ke arah peningkatan tingkat penerimaan dan pene-rapan rencana pendidikan, ditunjukkan melalui contoh-contoh bahwa para administrator sebelum dapat menerima suatu rencana, hendaknya memahami hal-hal tersebut di atas.

Rendahnya -tingkat penerimaan suatu perencanaan aņtara lain justru disebabkan oleh akibat dári perkembángàn ýang 'dikehēn-daki di dalām sistem pendidikan itu sendiri, yakni timbulnya spe-sialisasi baru di dalām perencanaan pendidikan. Dahulu', ' sebelum ada para perencana pendidikan, para administrator seniorlah yang 'menjadi satu-satiįnya' 'perencana. Melalui 'perigälan/aň dalàm' m e n -çób'a menerapkan perencanaan . merekà s'endiri/ mereka m e m -peroleh .pelajaran yang berat tentanğ kėmampuan mereka yang nyata-nyata ręndah. dań teritáng ädanýa masaláh strukturál m á u -pun proseduraľ yang sépéle namuń 'dapaţ meriņtanģi atau bahk'an 'sepenühnyá meņcegah rpelaksánaan renćana pendidikan yang 'sa­ngat menařik. Ketika mereka merupakàn 'satu-satunýa .perencana, pāra administrátor memperoleh" pengalamán teňtang apá yang mungkin daň merasa puas dápat meinbúát rericána yáng baik di dalá'm" sistem yang'-'siąp'untuk béŕub'ah. Karenā,lebih sulit bagi para' spesialis yang baru' untuk 'memperoleh wawašan yáng -diper-oleh dari pengalaman praktis sepėrti'itu, måka besar kemungkinab?· nya xencánanya·tidak diterima/ '.

.. t :r Alasen, lain, yang; juģa. .dapat meņerā.ņgkan .ketèrbatasán. ruaņģ jingkup perencanaan pendidikan adajałi. erátnyá ' hubungąn, antara perencanaan .pendidikan denğan perkembangan ekonomi. Perkem­bángàn..ekonomi merupakah tujuan.jerih payah .uşaha.-pemerintah selama, seper empat, abad terakhir ini, tampaknyä sąngat tergąnturig pada perencanaan yang tepat tentang teńaga-kęrįa ţerlatih'yang dihasilkan. Sebaliknya, ketepataņ perencanaan tenagą., kerja, taīn-paknyą tergantųng. pa.da^perencąnaąn. pendidikan.,yang pasti dan mengakibatkan munculnya kategori· spesialis baru, yaitu 'para , pe-

2

Page 14: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

rencana pendidikan. Makin tepat daa makin tinggi hárapan dari , suatu rencana, makin besar perubahan yang dituntuť dan se-

makin kompleks masalah yang dihadapi untuk mencapai perubahan tersebut. Perencanaan pendidikan yang begitu tinggi itu sendiri akan meningkatkan'risiko tidak terlaksananya· rencana itu.

Karena dorongan ke arah perencanaan, pendidikan yang jauh lebih m o d e m telah dikembangkan, di dałam kąitanhya de-ngan perencanaan ekonomi, maka perencana pendidikan' dipak-sakan membiasakan ' diri dengan teknik ekonomi dan metode statistik. N a m u n dengan keahlian yang sama, di antara para pen-didik memperoleh status dan kekuasaan karena berpandangan sem-pit dan mengabaikan : masalah· penting, mungkin karena tidak menguasai ketelitian matematis, mengakibatkan hai ketėlitiaii matematis itu sebagai hal yang sepele. Hanya apabila ada penger-tiaa tehtang majemuknya masalah yang -dihadapi dan perhatian penuh ditujukan terhadap usaha penyelesaîannya, maka peneri-maan atas perencanaan dapat ditingkatkan.

Tidak adanya pengalaman, praktis dan ťerlalu memperhitung- • kan teknik yang dipakai sebagai alasan buruknya perencanaan adalah bukti dari kegagalan dalam mengambil1 varibel perencanaan yang penting. Variabel yang penting hanya dąpat diketahui apa- · bila dalam membuat perencanaan yang baik'itu digunakah kriteria yang tepat dan másaik акаї. ' Rencana itu dapat memenuhi banyák tujtian dan mempunyai ciri yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Tetàpi ciri lain apa pun yang ikut dipertimbangkan dalam menilai kepentingannya yang utama . adalah bahwa··, rencana hendaknya dapat dilaksanakan dengan mudah. Dalam masalah ini pembaruan akan diarahkan untuk merumuskan syarat-syarat yang diperlukan agar rencana pendidikan dapat „dikerjakan dengan mudah dan realistis. , ;••• • •

Rencana pendidikan

Pada dasarnya, tugas,seoráng perencana pendidikan adalah selalu merencanakan yang berguna atas sumber pendidikan bangsa itu berdasarkan pertimbangan yang rasional dan ekonomis.

,. ·. · Dasar pókok seperti jumlah murid .berdasarkan tingkat kelas dan jenis kelamin, tingkat kemajuan. dan kepandaian, biaya ,-tiap unit dan biaya keseluruhaņ , perkiraan tenaga kerja dán gedung

( 3

Page 15: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

N

serta peralatan yang dibutuhkan akan senantiasa penting seperti halnya data tentang struktur dan adat kebiasaan masyarakat. N a m u n demikian, sepenting apa pun hal tersebut di atas, belum cukup memadai. Rencana yang lengkap harus memperhitungkan pula sekelompok masalah lain sebagai fakta kehidupan dari ad­ministrator, yakni adanya pola golongan yang berpengaruh, struktur orgamsasi, skala gaji, peraturan perubahan atau sekelompok ciri majemuk yang lain yang dapat memaksa keengganan menolak suatu rencana. Hal ini tidak akan terjadi apabila rencana itu dapat mengubah ciri-ciri tersebut.

Pembatasan perencanaan yang menekankan pada faktor-faktor teknis itu mudah terlihat. Penekanan pada tuljuan kuantitatif dan model-model perencanaan .dengan cara matematis yang makin rumit akan mengakibatkan perencanaan itu mengubah realitás de­ngan mengabaikan banyák variabel yang penting. Mode l mate­matis akan menghasilkan xencana yang statis, merumuskan tujuan akhir dengan beberapa jalan tengahnya, namun tidak menjelaskan apakah mungkin dapat dilaksanakan. Teknik perencanaan yang formal sangat berguna, tetapi hanya sepanjang teknik-teknik ter­sebut tidak didasarkan pada anggapan yang keliru bahwa masya­rakat siap menerima disiplin apa pun atau mengalami reorganisasi bila sistem yang dhasilkan secara ekonomis lebih efisien. Rencana yang secara teknis sangat baik, tetapi tidak memperhatikan ciri sistem kemanusiaan, tidak akan berguna.

Faktor sosial dari perencanaan pendidikan perlu diperhati-kan. (2) Para perencana semakin berusaha untuk memperhitungkan keinginan nasional dah struktur masyarakat pada u m u m n y a . Para politisi yang paling menentukan nasib rencana pendidikan, sangat sadar akan reaksi masyarakat dan sangat pandai menilai tekanan-tekanan serta keseimbangan-keseimbangan sosial jangka pendek. Perencanaan-perencanaan pendidikan sadar akan perlunya penge-tahuan psikologi sosial dan sosiologi dalam proses perencanaan, meskipun tidak jęlas bagaimana konsep seperti kebebasan dan keadilan sosial .dapat direalisasikan melalui perencanaan.

(2) С Arnold Anderson, Konteks Sosial Perencanaan Pendidikan, Paris, Unesco: Lembaga Internasional untuk Perencanaan Pendidikan, 1967 (Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, 5) .

4

Page 16: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

N a m u n demikian, keahlian dałam bidang aspek teknis dari perencanaan dan penghargaan terhadap faktor sosial itu penting tetapi tidak cukup. Rencana tefcap tidak dapat dilaksanakan, ke-cuali apabila faktor ketiga juga diperhatikan. Kelompok faktor tersebut disebut sebagai "masalah-masalah praktis", atau "ein­ein organisasional" dan ada .pula yang menyebutoya sebagai "proses-proses". Istilahnya sendiri tidak penting, selama perbe-daan antara faktor ketiga ini dengan aspek lain dari perencanaan itu jēlas (untuk tujuan diskusi). Kalau ingin mencapai struktur pendidikan yang ideal atau ingin mencapai tujuan kuantitatif se-perti yang diharapkan, m a k a hal tersebut harus direncanakan dan dikoordinasikan.

\ Para perencana harus memperhatikan segi hukum dan ciri per­

aturan dari sistem pendidikan, kerangka organisasinya dan hubung-annya dengan pola pemerintahan yang lebih u m u m , pola keuangan dan administraşi, komunikasi dan jarįng-jaring perlengkapan yang integral dengan keberhasilan operaşi. Bila fàktor ini dan hubung-annya tidak dimasukkan sebagai bagian dari keseluruhan proses perencanaan, m a k a rencana yang tidak akah dapat diterapkan.

Adakah m u d a h untuk menunjukkan pengaruh faktor ini. Tidak ada perencanaan yang setelah mengerti hai di atas akan yakin bahwa rekomendasi. atas suatu perencanaan untuk m e m b e -rikan kedudukan yang penuh tanggung jawab kepada pendidik yang sangat berbakat itu akan berhasil, kecuali apabila ia juga menunjukkan bagaimana cara mengatasi peraturan tentarig se-nioritas atau cara mengatasi masalah sikap mental pendidik yang tidak jaramg dán hanya kecil кещипдкіпагшуа untuk dapat maju. Dalam suatu negara yang sedang berkembang, perencana harus bersikap hati-hati kalau menyangkut pembaruan seperti penyiaran pendidikan melalui radio, sampai ia yakın benar bahwa ia dapat merencanakan cara yang, praktis agar para pendengar dapat mengambil manfaatnya. Ia harus selalu memperhitungkan alatnya, dalam hai ini alat sistem pendidikan karena sifat dan kemungkinan-nya untuk berubah akan menentukan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih-lebih lagi, rencana yang lengkap itu mencakup tujuan dan keseluruhan tata pengelolaan, perbekalan, kepegawaian dan perubahan-perubahan lain yang penting sehubungan dengan sa-saran keseluruhannya. Rencana tidak hanya harus mengtıraikaıı

• . 5

v

Page 17: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

akibat-akibat langsung, tetapi ljuga akibat-akibat tidak langsung dan bagaimana cara m'engatasinya. Sekecil- apa pun akibat ļtidak langsung itu harus tetap diperhitungkan. ..· ,

Perencanaan proses dan struktur harus dapat dibedakáh dari administraşi proses ' dalam tahap penerapannya. Di dalam pengertian administraşi mungkin masih ada masalah, penyesuaian, dan pertimbangan kembali atas pengaruh dàn kekéliruan kecil yang menuntut seluruh keterampilan administrator. Merenćana-kán sesuatu itu bukan sekedar merencanakan apa yang harus ter-jadi, tetapi mencakup juga hal-hal yang terjadi sehari-hari yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu, betapą ·ριιη terpeřincinya rencana itu. . ' - ' ' "

Sulit mehgungkapkan hal yang luas dan majem.uk yang harus diperhitungkan dalam perencanaan yang realistis. Pada prakteknya, masalah yang tidak diduga senantiasa timbul dalám proses perencanaan·. Perencana yang baik akanı selalu wasp'ada menghadapi masalah' seperti itu. Mereka ' meneliti segi-seginýa dan mencari cara penyelesaiani sebagaimana adanya . Sayangnya jarang ditemukan contoh yanig' berhasil séperti stuHi kasus di Papua dan Nugini yang akan dibahas dalam báb berikutnya. Tidak banyák, kepustakaan yang mengakui pentingnya perencana^ an masalah-masalah tersebut atau memberi contoh untuk carą perencanaan yang baru. . -

Bab-bab berikutnya berusaha memperlihatkan betapą penting­nya dan majemuknya masalah' ini dalam perencanaan yang ber­hasil. Rencana a'khir itu pentirug, tetapi proses perencanaan juga penting. Rencana yang bermanfaat itu tidak sekedar ' m e -merinci tujuan; tetapi merupakan serangkaian tindakan yang sis-tematis dan berurutan, masing-masing saling berkaitan secara m a ­j m u k (termasuk demensi waktu dan tempāt). Ketidakmampuan menghubungkan aspek-aspek hukum, keuangan,-fisik, aspek m a -nusia, dan aspek-aspek perencanaan ,yang -lain adalah salah satu šebab . u m u m dari tėrjadinya perencanaan yang tidak realistik. Di b a w a h ini akan ditunjukkan pentingnýa péngawa'san terhada'p va­riabel yang banyák itu, pertama dengan contoh pelaksanaan pe­rencanaan yang lengkap di Papua dan Nugini, kemudian- dalam bab-bab berikutnya dengan contoh-contoh lain yang ļebih khusus..

Page 18: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Bag ian Н

STUDI KASUS P E R E N C A N A A N Y A N G BERHASIL

Sistem pendidikan di Papua dan Nugini adalah còntoh yang baik, mengenai perencanaan pendidikan yang benaivbenar sangat penting. Rasionalisasi, 'koordinasi, dan bahkan xelevansi serta tujuan, telah. dihambat selama bertahun-tahun oleh sulitnya ínedan dan masa-lah komunikasi serta adanya pihak-pihak lain selain· pemerintah di bidang pendidikan yang saling curiga dan bersaing. Di dałam pemerintahan, ekspansi yang begitu cepat terjadi sehabis perang telah memaksakan sistem lama melampaui tingkat efisiensi yang wajar. Hai di atas dan rintangan yang scrupa terhadap ţ.usa-' ha pencapaian tuıjuan pembangunan nasional telah merang-sang peninjauan kembali dari situasi ini. Untuk memungkin^ kan agar diperoleh kemajuan yang lebih besar dan menyeluruh, penting adanya peningkatan perencanaan pendidikan yang efektif. Masalahnya bukan banyaknya perbedäan paham tentang apa yang harus dikerjakan dalam bidang kuantitatif. Kurangnya tenaga m a -nusia yaiig berpendidikan dan sempitñya kemampuan dasar m e -reka, ditámbah dengan didirikannya lembaga pendidikan tinggi, • memudahkan persesuaian béberapa sasaran. Juga tidak banyák di-pertentangkan mengenai keseimbangan yang diharapkan atas per-sairigán di berbagai sektor pendidikan. Beberapa ahli pendidikan beranggapan'bahwa sebagian besar dari keseluruhaň sumber dana harus disediakaņ untuk pendidikan daripada untuk sektor-sektor ekonomi lain, n a m u n ini'merupakan masalah lain yang harus segera diatasi yaitu masalah struktur dan organisasi sistem pendidikan.

Sistem pendidikan Papua dan Nugini berkembang. sendiri-

Ч

. 7

Page 19: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

sendìri karena perbedaani bahasa (terdapat lebih dari 300 macam bahasa), daerah yang terpencar-pencar, kesukaran komunikasi, perubahan-perubahan, pemerintahan selama perang antara 1939 -1945, dan kurangnya tisaha Pemerintah (sebelum perang) di bidang pendidikan karena kesulitan ekonomi masa itu. Pemerintah kurang memperhatikan masalah pendidikan pada masa sebelum perang dan terutama mengandalkan usaha-usaha missi agama.

Keadaan berubah sesudah perang. Pemerintah tidak puas atas usaha yang dilakukan oleh missi dan secara langsung menangani masalah pendidikan. Sementara itu muncul 'berbagai missi dan m e m b u k a "sekolah-sekolah" yang kadang-kadang meru-pakan lembaga pendidikan yang efektif, namun seringkali hánya merupakan pusat penyebar agama Kristen. Pemerintah dalām usahanya membuat perencanaan yang terperinci pada akhir 1960 berhadapan dengan lebih dari lima puluh kelompok missi yang saling curiga yang beroperasi di daeraK-daerah tertutup, di negara yang berpenduduk lebih dari dua juta orang. -

Dalam menangani bidang pendidikan, Pemerintah secara bati­nati mulai dengan menentukan upah penduduk 'berdasarkan mutu pendidikan dan penguasaan bahasa Inggris. Mula-mula, sekolah negeri didirikan hanya di tempat-tempat yang tidak mungkin di-adakan sekolah gerėja. Karena sebagian besar gerėja berang-gapan bahwa sèkolah sangat · penting untuk tugas missi mereka, maka mereka merasa senang bahwa tanggung jawab masih di-bebankan kepada missi. Sebaliknya, ada gerėja yang tidak menyukai campur tangán Pemerintah di dalam bidang pendidikan.

Seperti sudah diduga, sekolah-sekolah gerėja semakin meng-alami tekanan keuangan. Untuk membantu mengatasi tekanan ini, Pemerintah memberi subsidi. Pada mulanya subsidi diberikan ber-dasar.banyaknya anak didik yang lulus, kemudian untuk mengatasi

.pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan itu, Peme­rintah memperbesar subsidi berdasar mutu dari pendidik. Masalah-masalah keuangan terus bertambah dan dengan berat hati Peme-" rintah memperbesar subsidi beberapa kah, tetapi ternyata semakin lama semakin sukar bagi sekolah-sekolah gerėja untuk memperta-hankan kelangsungannya. . - .

Kebutuhan akan' sekolah _negeri semakin bertambah. Se­kolah negeri dapat menampung semua anak, apa pun latar bela-kang agamanya. Dengan pendidik yang lebih terdidik, sekolah

8

Page 20: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

negeri lebih mudah mengintegraisikan perkembangan pendidikan dengan keseluruhan rencana nasional. Pada saat itu Pemerintah terpaksa harus menangguhkan gagasan-gagasan optimistik terda-hulu tentang pendidikan universal tingkat dasar. Sebagai sasaran pertama, tujuan Pemerintah lebih sedeŕhana, yaitu 50% menamat-kan sekolah dasar. Sasaran sekolah menengah dan sekolah-sekolah teknik berkaitan dengan perkembangan ekonomi. Meskipun hasil akhir sekolah menengah sangat sedikit, namun rencana perluasan harus disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi jangka panjang.

Bilamana sistem pendidikan tidak ditata kembali, tidak ada sasaran kuantitatif yang dapat dilaksanakan. Gerėja menginginkan gaji pendidik mereka sama besarnya dengan gaiji Pemerintah, meng-harapkan bantuan Pemerintah untuk membangun gedung-gedung sekolah dan untuk mengadakan peralatannya. Secara sederhana dan secara ekstrim keinginan gerėja adalah sebagai berikut: mereka ingin tetap memperoleh kebebasan dan keleluasaan dalam mene-rima atau menolak anak didik, mendirikan sekolah di mana pun m e ­reka inginkan, tetap mempertahankan staf yang tidak terdidik, ш е ш punyai beberapa sekolah 'kecil yang tidak ekonomis yang saling ber-saing dalam satu desa; singkatnya mereka menginginkan kebebasan sepenuhnya dan tidak menghendaki campur tangán Pemerintah sedikit pun. Selain itu, 'beberapa di antara mereka beranggapan bahwa kritik yang dilontarkan terhadap kekurangan administratif atau keuangan dalam siruasi seperti ini merupakan usaha untuk membatasi kegiatan agama. v:.

Meskipun perlu mempertahankan sumber-sumber yang lang­ea, namun tidak ada rencana pendidikan yang dapat berhasil dilaksanakan apabila tidak memperhatikan kepentingan kelompok lain dan pertentangan-pertentangan di dalam masyarakat yang menyertai tiap tindakan tangán besi, sehingga mengurangi arti nilai sdjarah. Rencana tersebut akan menjadi tidak berarti sama sekali. Pemerintah memutuskan untuk menguasai intinya dan membuat rencana yang realistis.

Tugas perencanaan dipercayakan kepada komite yang terdiri dari tiga orang (3), resminya dikenal sebagai Komite Penasihat Pen­

ìa) Terdiri đari W . J . Weeden, C E . Beeby, dau G. Gris. Weeden; Beeby termasyhur di arena iaternasional dan Oris adalab seorang dokter gigi Nugiiü.

9

Page 21: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

didikań..· T u g a s .'Komite adalah member i . nasihat kepada Perne-, rintah melalui koordinasi kegiatan pendidikan dari berbagai pihaķ yańg berkecimpung dalam dunia pendidikan; ijumlah,·, pembayaran_ dan syarat-syarat bantuan yang berašai dari dana .masyarakąt untuk gaji para pendidik; dan organisasi peląyanąn, peng-ajaran. Juga memberi nasihat tentang cara meningkatķan parti­sipasi masyarakąt setempat untuk merencanakan pendidikan ting-, kat dasar dan teatang pengaturan administratif yang penting untuk, melaksanakan usulan ini. Komite diminta untuk m e m b u a t usulaņ-; usulan yang memungkinkan dicapainya sasaran pendidikan dengan tenaga manysianya dalam program perkembangan ekonomi lima tahun·. . ,

Begitu Komite mulai bekerja, menjadi jelaslah perbedaan an-, tara konsepsi rencana pendidikan yang sempit dan korisepsi yang, luas termasuk p e m a h a m a n dan pemecahan tentang dinamika dari sistem itu. Setelah mengadakan peninjauan, kegiatan Komite yang pertama adalah mengunjungi lembaga pendidikan di distrik-distrik dan daerah-daeràh serta m e m b a h a s sistem pendidikan de­ngan mereka yang terlibat di bidang tersębut. Hasil yang diper-oleh dari tahap ini adalah hąl-hal pokok, yaitu tempāt dan besar kecilnya sekolah dari berbagai lembaga yang ada hubungannya: satu sama lain. Khusùsnya sikap dari m a c a m - m a c a m kelompok se-; makin jēlas. Tidak mengherankan kalau pandangan. dari· pendidik

, gerėja pribumi seringkali berbeda denģan pimpinan-pinpinan gerėja asing, hal m a n a mungkin tidak diduga oleh pimpinan missi. S a m a halnya dengan pendidik sekolah negeri yang menaruh minat ter-hadap hal yang dirasakan selalu tidak sama dengan pandangan Departemen Pendidikan. dan mempunyai hak-hak yang ingin tetap dipertaharikan di dalam'setiap proses rasionalisasi.

Para perencana kemudian щиіаі berhadapan dengan proses yang sulit dan panjańg, yaitu merum-uskan sèjumlah tujuan yang merupakan tambaban sasaran yang sudah banyák jumlahnya, na-щ и п yang dianggap merupakan dasar bagi • perkembangan sistem pendidikan oleh semua, kelompok. Dibuatsuatu dasar singkat yang diharapkan mengarah pada: ,, /

•a) standar pendidikan lebih tinggi; - . .,. b) pendidik,yang, benar-benar profesional; • · c) penggunaan sumber terbatas secara lebih efektif;

,10

Page 22: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

d). , suatu sistem yang segera dapat diterapkan dan mandiri; ; ; e) suatu sistem yang dapat menunjang rasa kesatuan nasional; í) kebebasan para orang tua untuk memilih jenis pendidikan

bagi anak-anak mereka; dan g) perlindungan untuk mempertahankan identitás lembaga sekolah.

Jelas bahwa perencanaan selanjutnya tidak dapat berjalan sebehim tujuan ini ditempa dan dibahas kembali secara terperinci dengan tiap-tiap kelompok selama beberapa bulan.

Kurva belajar untuk tiap kelompok berbeda, tetapi yang se-lalu menjadi harapan utama adalah semua tuijxian tertentu mereka dapat dicapai dan terseran pada kelompok lain untuk menyetu-juinya'serta menyesuaikan * diri. Lambat laun setiap kelompok mulai melihat kebutuhan· dan kekhawatiran dari kelompok lain. Sebaliknya kalau ini dimengerti, maka akan menģakibatkan difikasi dari-tuntutan dan persesuaian. tujuan. •

Bertolak dari sekelompok tujuan ini memúngkinkan unluk m a ­ju lagi ke arab perencanaan bentuk sistem. Setiap kali akan dijum-pai pertimbangan ekonomis. Setiap pembaruan ýang mungkin terjadi atau perubahan dicobakan terhadap kriteria tentang besarnya biaya dan pengaruhnyą serta berapa jauh pengaruhnya terhadap śasaran-sasaran secara kualitatif dan kuantitatif seperti yang di-kehendaki oleh Pemerintah. N a m u n hal ini bukan satu-satunya pertimbangan. Setiap kali pola baru dibahas, senantiasa ada m a -saláh yang berkaitan yang harus dipecahkan. Beberapa orang melibatkan filsafat politik yang mendasar. Apakah Pemerintah benar-benar dapat ikut serta mengawasi sistem pendidikan ber-sama anggota masyarakat swasta yang tidak terpilih? Apakah desentralisasi benar-benar dapat dilaksanalkan bersama dengan kekuatan sentralisasi yang lain? Bentuk lembaga apa yang sanggup menengahi kutub-kutub yang direncanakan secara cermat dengan memakai sumber-sumber yang sangat langka melalui pilihan se-ţempat 'yang demokratis? Bagaimana pilihan yang demokratis ini dan apakah golongan agama dapat disesuaikan? Bagaimana pan-dangan golongan kecil dapat dipertahankan .kálau ,sekolah-sekolah golongán agama dipaksakan? Bagaimana sekolah-sekolah desa itu dapat diatur petugasnya kalau pengângkatan pendidik berdasarkan. atas lamaran dan pilihan? Dapatkah pendidik yang melayani masya­rakat itu dipindahkan ke bidang pelayanan yang baru untuk meng-

Bencana Pendidikan yang Realistik .(3) 1.1

Page 23: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

ajar :šemua pen didik'dengáň mem'pertahankan hak dán senioritaš mereką; namun, ţidak menempatķan pendidik lain pada posisi yang kurang menguntungkan, agar tetap memiliki .pengaruh, kualitatif terhadap s'eluruh sistem persekolahan?. ' -/.. ·Pertanyaan-pertanyaan di atas.dan 'banyák lagi pertanyaan-pertanyaan lain akan timbul kalu Komite bertemu d'engan ba'daii-badan pemerintah, persatuan guru, pemimpin-pemimpin gerėja dan organisasi-organisasi masyarakat (seperti Kamar Dagang), selama Komite membahas masalah nasional dan kembali pada masalah distrik. Pada .tiap tahap, gagasan dan pertanyaan dari satu ke­lompok dilontarkan kepada kelompok lain secara kurang pasti. Pengaruhnya adalah memperjelas pilihan yang akan diambii dan merupakan perkembangan gagasan Komite, sebagai bahan persi-apan formulasi dari rencananya.

. Setelah „beberapa minggu, Komite merasa m a m p u untuk m e -ngajukan gagasan yang ..sangat jelas, yang memungkinkan tujuañ kuantitatif yang telah dirumuskan itu tercapai tetapi juga m e m u n g ­kinkan 'membentuk D e w a n Pendidikan Nasional 'yang bexwenang membuat kebijaksanaaň ' 'dan ' mempunyai kekuasaan eksekutif. Llsulan te'ntang perigelòlãán sistem oleh 'Departemėn Pendidikan meliputi pelayanan administratif, ' mengawasi sekolah-sekolah ne­geri'dan menjaga. standar yangı berlaku untuk seluruh· sistem itu. Di'saránkan suatu Komisi Pelayanan Pengajarań sébagái badan yang berwenang' mengangkàt pendidik dán sebagai lembâga yang mengatùr persyaratan guru.

Bersámaan deņgan itu, gagasan .untuk mendesentralisasikan fungşi manajemen melalui Badan-Badan Pendidikan Distrik, ke­kuasaan khusus bagi D e w a n Pemerintah Daerah dan memperta­hankan hak-hàk istimewa kelompok-gerėja, disejajarkan dengan organisas! nasional yang disarankan.

Dibuat, empat kelompok persyaratan untuk sėtiap empat go-longan keąnggotaan untuk sekolah-sekolah dan · pendidik, tergan-. tung, pada kemauan masing.-masing, dan berwenang di sekolah atau pendidik swasfca untuk menyetujurpersyaratan u m u m , atau ber-baģai perusahaan dari persyaratan· ini. Berbagai golongan keang,-gotaan tertarik pada macam-macam tirigkat bantuan keuangan yang berkisar dari gaji penuh dan hak-hak yang sama bagi guru­guru anggota· di sekolah-sekolah sampai lidak dibeiikannya ban­tuan- kēpada sekolah-sekolah yang diberi izin berdiri. ,'·.-

12

Page 24: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

' Dalam hal ini ' perinciárinya tidak sepentíng adanya fakta bahwa pilihan yang memperbolehkan tiap kelompok, bebas m e - , milih tingkat partisipasinya, dengan syarat bahwa akibat-akibat keuangan yang diterima. Sebaliknya, daya tarik' dan keun-tungan yang terbamyak diperoleh oleh sekolah-sekolah yang sepenuhnya berpaitisipasi dan semakin 'berkurang dengan menu-runnya. tingkat partisipasi. Karena pendidik hanya menerima gaji penuh di. sekolah anggota, m a k a mereka lebih tertarik pada sekolah yang tingkat partisipasinya tinggi. Meskipun demikian, tidak ada

. yang dipaksa untuk menyesuaikan keyakinannya karena ada alter-' * natif lain bagi mereka yang menolak. Para pejabat Pemerintah'

dan para perencana ekonomi mengambil naskah pertama dan m e m -pelajari segi biaya berbagai kemungkinan, sehingga memperjelas biaya m a n a yang akan diajukan kepada Komite sebagai biaya yang terlampau besar atau sulit. Golongan agama mengadakàn rapat untuk melihat 'di m a n a letak kebutuhan mereka. Pendidik minta nasihat dari berbagai ' pihak yang memiliki kepenringan yang sama. Para peijabat membuat perkiřaan tentang dampak dari usulan teńtang tingkat kemunduran dan kemajuan. Diadakan lokakarya informal untuk memperoleh pandangan dari berbagai kelompok. > . . .·

Pada akhir tahap ini mungkin semua hal yang penting sudah dapat dirumuskan. Sekelompok kecil pejabat Pemerintah yang telah mengetahui masalah ini, pejabat gerėja dan pejabat persatuan guru bersidang dengan Komite dan mulai mem'bahas tiap-tiap butir usulan. Tiap jawaban terhadap suatu pertanyaan akan menim-r bulkan pertanyaan lain. KaJau gerėja ingin menyertakan sekolah-sekolahnya sebagai anggota dan beberapa gurunya. ingin menjadi ' anggota penuh, demi keuntungan keuangan, apakah mereka, harus diangkąt oleh Pemerintah atau sekolah-sekolah gerėja yang lain ? Dalam hal ini apa yang harus mereka lakukan? Misalkan tindakan

•tersėbut diperbolehkan, apakah keadaan ini tidak akan mengaki-batkan penataan 'kembali jumlah sekolah di berbagai daerah? A p a ­kah perubahan ini justrUi sebaliknya, akan mengarah kepada penge-lompokan sekolah di daerah-daerah,^berlainan. dengam.apa,yang.._.

• direncanakan? Bagaimana pengaruh keadaan ini terhadap rencana lima tahun distrik? Sebaliknya, bagaimana hal'ini akan ш е ш pengaruhi realisasi dari rencana nasional ? . . . .

13

Page 25: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

.'..'.'Karena kunci tiap rencana pendidikan adalah mutu dari seko­lah,: m a k a dalām usulan. ini. perhatian dipusatkan untuk sej auh mungkin mer.umuskan pengaturan perbaikan mutu sekolah. Salah satu.cara adalah dengan membatasi partisipasi penuh sekolah yang dipersiapkan untuk pengajaran sekolah dasar (dalam hal sekolah dasar yang bermutu baik) dalam gedung-gedung sekolah yang baik

ι dan tingkat kemajuanńya memuaskan. Peñdidik hanya dapat m e m -peroleh bantuan keuangan penuh di sekolah semacam ini, sehingga ada perangsang bagi. mereka untuk kelompoknya sendiri menge-lola sekolah yang efektif atau mengarah ke sekolah yang berstatus baik. Perhatian penuh juga. ditujukan untuk merumuskan syarat-syarat yang akan mengawasi ruang lingkup dan arah sistem se­kolah, sebagaimanā halnya. perhatian penuh juga ditujukan pada pęrumusan syarät-syarat peraturan .untuk memperbaiki mutu se­kolah. • v..

Pada mulanya banyák pembaruan yang kurang ditanggapi. Salah satu • kesulitan perencana adalah memperoleh • kepercayaan dan. pembaruan yang diusulkaņ itu diteliti dengan .kepala dingin. Konsep dari berbagai tingkàt keanggotaan dan pemilihan di-lakukah oleh tiap· kelompok sesuái dengan, kebutuhannya masing-•masing, mula-mula tidak diterima oleh beberapa pejabat Pemerin-tah yang berusaha mengetatkan pengawasan terhadap sistem dan juga" tidak'diterima · oleh mereka yang mencari bantuan keuangan yang tidak menghendaki kebëbasannya dibatasi. ' Keahlian peren­cana" tėrletak dalam "cara menyajikan usulan sedemikian rupa se­hingga jelás bági pihak Pemerintah bahwa respons efektif terhadap tujuan nasional' dapat dicapai dan jelas bagi pihak lain bahwa masih' cukup'ada kebebasàn 'individual. N a m u n demikian, diper-lukatí, waktu untuk mematangkan pembaruan yang 'diusulkan. Pada śaat 'Panitia Peneliti menulis läp'oran, setelah mengadakan konsuliasi secara berturut-turat selama beberapa minggu, „ tidák diragukan banyák dari mereka yang dimintai pendapat merasa memberikan sumbangan yañg besar atas terbentuknya gagasan itu; Banyák yang mérasa terikat dan bertanggung jawab untuk menäukung gagasan mereka sendjri sebagái akibat logis d a n - m e -rupakan'aspek-aśpek lain dari rencana yang diusulkañ.

Penerbitán 'laporain (4) diikùti oleh pertimbangan P e m e -

(4) Beport of the Advisory СотЛтШєе on Education in Papua and New Gvenia, 1969, Departemen Pendidikan, Canberra, 1969.

14

Page 26: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

rintah yang -cepat karena pada setiap tahãp perencana selalu berhubungan erat dengan para pejabat pemhuat keputusan dalam pemerintahan (di Nugini dan Australia). D i dalam hal menerima laporan, .pihak Pemerintah tidak mempersulit. Demikian juga hal­nya deagan penguasa gerėja dan kelompok pendidikan yang mendukung laporan itu. Para anggota Perwakilan Rakyat (House of Assembly) menjadi sadar akan adanya dukungan yang baik ini dan akan mudah ^diterima oleh D P R . Departemen Pen-didikan diarahkan .untuk melaksanakan seluruh laporan tanpa per-jubahan. Keputusan pelaksanaannya diambil tiga bulan setelah pe-nerbitan pertama.

Sésudah laporan diterima, masalah pelaksanaan yang biasa-nya timbul har,us dapat diatasi. D u a tahun 'adalah maşa yang berat karena saat itu undang-undang ditulis, pengurus dan paniŲa dibentuk, permintaan menjadi anggota dari sistem baru diánalisis, dibuat sistem penggajian baru dengan " pengaturan administratifı-nya yang singkat dan pengadaan seluruh perléngkapan yang di-

V perlukań untuk sistem yang baru itu. Walaup.un tampaknya mudah dinaikkan dalam satu atau dua kalimat, namun bagian awal dari tahap ini penuh dengan ketakutan dan keraguan. Sama halnya dengan perubahan besar dalam administraşi, adahya kesulitan merupakan ciri dari suatu negara berkembańg. Di sini tidak menguraikan tahap pelaksanaan, ata.u membahas kekurangan dan keberhasilannya, hanyá ditunljukkan bahwa tahap pelaksana­annya yang lama sama sulitnya dengan tahap perencanaan, tetapi berlainan sifatnya. , ·

Dengan1 demikian• sistem pendidikan nasional· yang sesuai de­ngan kebutuhan-kebutuhan Papua dan Nugini ini itelah.diciptakan pada t̂ahun. 70-an. Sėbagai syarat masuk semua ýang • menjadi anggota dari sistem baru diharuskan meneliti tingkat kemájuan dan kemunduran mereka sen diri dan sanggup bekerja dalam. program nasional (yang dalam penataan baru ini mereka disiaptugaskan). Demikian juga penataan dibuat untuk memperoleh keseimbangän antara tingkat pendidikan dan sektor sistem pendidikan serta cara untuk memperbaiki ketidakseimbangan. Akhirnya semua penataan ini integral dengan pembuatan suatu rencana, yang bií lamana dilaksanakan maka sistem pendidikan sesuai. dengan ke­butuhan-kebutuhan nasional. ·'. :

15

Page 27: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Bagian Ш ι

PERENCANAAN DI DALĀM PRAKTEK.

Contoh di Papua dan Nugini sebagai suatu studi kasus dari m a - ' jemuknya hubungan timbal-balik antara banyák faktor yang khas sehingga kesulitan yang khas pula yang akan dihadapi oleh seorang perencana di dalam ,usaha merencanakan suatu ren-cana yang diperlukan oleh daerah itu. A p a yang hendaknya di-lakukan oleh Komite Penasehat Papua dan Nugini adalab peren-canaan yang khas dan berhasil. Jarang sekali perencana-perencana menuliskán pengalaman seperti itu secara tepat karena memang sulit mengkategorikannya, lagi pula seakan kurang "dihargai" atau ķurang "ilmiah" dibandingkan dengan teknik perencanaan yang lain. Tidak mengherankan kalau aspek perencanaan ini tam-paknya kurang ilmiah karena seringkali sulit menemuikàn kata­kata untuk menjelaskan dengan lebih baik kata-kata seperti "intuisi", "rasa", "pengalaman" atau "keputusan" yang diperģu-nakan oleh perencana untuk menjelaskan betapą pentingnya suatu masalah. Juga tidak mudah menjelaskan proses sampai ditemukan-nya urutan atau penggolongan di antara kemajemukan itu. Penga­laman individual masih tetap sebagai petunjuk yang paling u m u m .

Bab ini tidak akan m a m p u mengungkapkan secara terperinci ciri pengalaman seperti itu. Yang dapat diharapkan adalah dèngan memberikan contoh-contoh yang akan mengungkapkan petunjuk tentang m a c a m penyelidikan dan kegiatan konstruktif yang diper­lukan oleh seorang perencana . Beeby dan W e e d e n memperoleh keterampilannya dari pengalaman yang cukup berliku-liku dan la­ma: sehingga mereka m a m p u menunjuk titik penekanan tanpa m e m -

16

Page 28: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

buang-buang usaba atan salah mulai. Kita tidak· yákin bahwa sé-, tiap latihan akan benar-benar efektif untuk.tujuan .tersebut,per­utama karena tiap latihan perencanaaņ akan, memerlukan peme-cahan yang ' unik sekurang-kurangnya, pada segi tertentú. '• ·• ·

Perencanaaņ yang terdidik dan kreatif tidak lagi dihasilkán dari perg.uruan tinggi jurusan "masalah perencanaaņ pendidikan"¿ melainkani dari penulis-penulis 'kenamaan jurusan. kritik sas­tra Inggris. Beberapa orąng mungkin . berhasil' sebagaimaha halnya beberapa pengarang telah berhasil .tetapi yang lain beŕsii kap kaku terhadap masalah yáng mendahului; lagi pula parà ahli yang u m u m n y a memiliki orientasi konservatif • 'menimb.ulkari masalah 'sampingan bagi .para bekas pendidik · yang,, sekarang menjadi perencana. Sebagaimana halnya pada lain-lain bidang, pengalamań kerja yang berhasil akan membuat perencana lebih ι m a m p u dan lebih yakin akan aspek-aspek kreatif.atas apa yang dituntut oleh tugasnya dan pengalaman itu mungkin mahal· harga·? nya bagi mereka yang pertama-tama memaķai jasanya. Langkah yang lebih pasti dan tidak diragukán lagi adalah semacam magang kepadai seorang ahli yang berpengalaman seperti dalam bidang ilmu kedokteran dan hukum. . . ' • *

Jelasnyai perlu dipikirkan ' adanya sifat-sifat ýang harus di-miliki oleh seorang perencana yang kreatif. Perencana seharusnya memiliki keterampilan untuk menyusun sesuatu yang baru, di dalam situasi tertentu tidak akan ada kejadian-kejadian yang mendahului dalam sistem pendidikan yang lain. Ia harus memiliki kemampuań untuk menggambarkan selüruh jaringan Łubungan dalam şüatu sistem pendidikan dan pengaruhnya terhadap semua perubāhaņ dalam suatu kesatuan-jenis keterampilan yang ¿ama sepèrti- ini ditunjukkán oleh seorang pemain catur yang ulung yang sudah memikirkan beberapa langkah ke depan yang akan ditempuh. K e ­tiga, perencana memerluķan latihan- mengambil risiko," terutama memperhitungkam -arisiko dari kemungkinan-kemungkinaņ adànya bęberapa pilihart rencana, walaupun pekerjaan deņgan risiko.yang besar itu, juga sangat mengasyikan. Semua sifat tersebut di, ataş yang membuat perencana menjadi '-'kreatif.' menuntut kemampuan untuk dapat melepaskan diri dari сата kerja yang, telah dir · pahamı benar dan rjitini sifatnya; hal· yang tidak mudati dipeņuhL

Sudah harang tentu. cara, pendekatan pertama dari perencana itu adalah biasa bagi para perencana yang, berhasil. Mereka mįrįp

17

Page 29: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

detektif yang dengan seluruh kemauannya menekuni masalah kecil-kecil yang gada kesan pertama tampak hánya samar-samar ber-kaitan dengan sasaran utama dan biayanya; namun setelab. diteliti lebih dalam, dapat dilihat sebagai sesuatu yang berkaitan dałam rangkaian hubungan logis dari sumber utama perencana itu. Juga seperti detektif, terhadap jawaban yang mudah, mereka memiliki sikap tidak percaya inirip dengan sikap sinisme. Filsafat yang dianut adalah selalu "tidak mungkin sesederhana itu". Mereka menganggap bahwa ada sikap, keyakinan, kebiasaan. dan tradisi yang sukar untuk diketahui namun perlu diketahui. Diperlukan kesabaran dan kesaksamaan penyelidikan.

Di bawah ini beberapa contoh yang dikelompokKan secara sederhana untuk menunjukkan jenis masalah yang dijumpai dan bagaimana masalah tersehut dapat mempemgaruhi perencanaanl Para perencana harus siap menghadapi masalah seperti itu dan mencairi penyelesaiannya pada setiap perencanaan akhir.

' l'. Pertimbangan politik

Pada u m u m n y a ketidakstabilan politik akan nyaüa-nyata meng-ganggu hampir seluruh aktivitás dalam suatu negara, termasuk cara pendekatan perencanaan. S a m a halnya bahwa filsafat dari golongan yang berkuasa itu berpengaruh terhadap kemungkinan perencanaan. Bentuk pengaruh politis terhadap perencanaan- se­perti itu telah cukup diketahui, tidak perlu diuraikań lebih lanijut. N a m u n di samping itu ada pengaruh dan kejadian yang tidak terlahi kuat tetapi cukup penting bagi seorang perencana pendi-dikan dengan harapan dapat menerapkan rencananya. '

Kestabilan pemerintahan sebagai suatu keseluruhan dapat m e -nyelubungi seringnya pergantian menteri. Jarang terjadi bahwa kebijaksanaan satu menteri itu diteruskan oleh penggantinya, ka-rena setiap menteri mencoba .untuk menetapkan kebijaksanaannya sendiri melalui jabatannya, terlebih kalau menteri itu masih m u d a dan ambisius. Kadaňgkala Pemerintah juga memberikan cukup ke-bebasan kepada masing-masing menterinya untuk bertindak. Kalau sering terjadi penggantian, maka banyák waktu yang terbuang dalam masa perälihan yang mungkin berlarut-larut itu. Menteri yang baru harus meng.uasai masalah yang sedang terjadi, meng-harapkan perubahan yang berikutnya sehingga selama itu tidak

18

Page 30: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

mungkin perencanaan akan efektif, meskipun- pejabat yang sama melihat perencanaan itu sebagai suatu kebutuhan akan perübahan yang mendasar.

Dengan sering adanyâ pergantian menteri, maka hãrus di-jaga segala kemungkinan dan pengaruhnya terhadap perencanaan. Strategi dapat berbentuk membatasi sasarannya atau menciptakan dán menggunakan teknik mutakhir dalam pelaksanaan perübahan itu. Adalah penting mengusahakan cara pengkajian kebijaksanaan menteri dengan berpaling pada keputusan kabinet yang lebjh luas dari sekedar kebijaksanaan. Sebaliknya dalam hai ini perlu bahwa perencanaan pendidikan itu atas keputusan kabinet; sebagai bagian dari keputusan yang lain, kalau perlu dan tidak ditentang, maka keputusan dapat dibuat dalam bentuk sedemikian rupa sehingga menteri pendidikan tidak merasa ha'k prerogatifnya terancam. Perubahan cepat yang diusulkan yang m e m b a w a akibat jauh harus dibedakan dari perubahan tambal-sulam, dengan cara di-tuangkan sebagai peraturan dalam undang-undang pendidikan. Cara yang mungkin ditempuh dapat berkisar sebagai keputusan presiden, keputusan kabinet atau struktur, prosedur, dan peraturan kelembagaan serta badan-badan lain yang berkaitan dengan m a salah itu.

Tanggapan atas perencanaan yang sama dapat dianggap pen-' ting untuk melawan perasaan ketidaksenangàn pribadi antara para menteri. Dalam pertemuan senantiasa terdėngar bahwa suatu ke-jadian tertentu atau suatu pembar.uan mungkin akan terjadi, na­m u n , misalnya, Menteri Pendidikan dan Menteri Tenaga Kerja tidak sepaham dan íidak sepakat. Hal yang sama terjadi juga pada* tingkat pelaksana. Apabila setiap orang tahu tentang! kenyataan hidup dan kegiatan yang rutin itu disesuaikan untuk menghindari kesûlitan. Para perencana tidak mengingkari bahwa masaļah ter-sebut tidak ada; mungkin mereka tidak dapat mengungkapkannya dengan jelas, namun perencana haarus menunjukkan bahwa ia m e -nyadari situasinya dengan membuat rencananya sedemikian ' rupa sehingga memperoleh permufakatan, misalnyà dengan menjamin adanya harga diri masing-masing menteri yang terUbat atau de­ngan mendengar pendapat masyarakat kalau menteri yang satu hendak membatalkan pendapa'tnya.

Dengan-tidak adanya perasaan ketidaksenangan pribadi tidak

"19

Page 31: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

berartí'àda koordinasî antar depairtèmen yang lançar. Kurangnya pengalaman atan ketidakmampuan melihat dengan jelas keuntung-an-keuntunigani dari koordinasi adalah dua hal· yang . u m u m n y a m e -nimbulkan masalah dalam hubungan. Menurut pengalaman saya, pada tingkat pelaksana dij.umpai masalah lain, yakni tidak banyák orang yang memiliki kemampuan. Beberapa peljabat yang kompe-ten seringkali tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengelola bidang operasi dan mencapai hubungan antar departemen , sehing-ga acapkali tidak ada permusyawaratan setingkat, Lagipula, "ke-bijaksanaan" tidak kalah pentingnya dari para anggota pariemen yang terpilih. P'ersaingan pelayanan masyarakat dapat lebih buruk daripada persaingan politik, karena tidak ada proses pemilihan yang dapat memberikan kesempatan .untuk atau dalam hal pergan-tian pejabat, sehingga menyulitkan. perencana dan mengharap ada penyelesaian yang baik.

Peratuťan keuangan Salah satu , masalah penting yang .termasuk' dalam perencanaan adalah hal keuangan; tidak hánya untuk persediaan uangnya, tetapi untuk menentukan • apakah rencana baru itu dapat "dilaksanakan. Sebagai contoh, pertimbangan masalah sederhana yang u m u m di-temukan di negara-negara berkembang ialah pemeliharaan alat-alat dan- penyediaan • barang untuk mengajar. Hal keuangan biasanya berļaku mengikuti prinsip u m u m yang sangat rasional. D a n a pemerintah harus ditangani oleh sejumlah kecil pejabat yang. dididik untuk itu dan yang paling menguntungan ̂ adalah pengaturan pembelian borongam. -Sayangnya bahwa hal peralatan dan pengadaan barang-barang habih terpakai, jarang ada sistem distribusi untuk pemakai yang efisien untuk membagi barang-barang borongan- dalam bentuk bungkusan yang mudah dibawa (terutama bahan kimia untuk mengajar), dani pola pengangkutan-nya, tidak peduli apakah pengiriman dari leveransir nasional atau international. Peraturan masalah keuangan dapat bertentangan dengan -pola distribusi yang praktis sehingga sekolah berjalan tanpa peralatam. Mesin rusak karena kurang alat'dan pengajaran menjadi tidak efektif karena tidak ada baja untuk mengelas atau besi sulfid atau tinta mesin cetak.

Persediaan anggaran untuk membeli bahan dån perbekalan belum tentu menyelesaikan masalah karena mungkin adai per-

20

Page 32: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

»

aturan yang melaramgı distribusi dana untuk sekolah-sekolah swasta atau mungkin masih ada masalah fisik mengenai distribusinya sendiri. Dalanı hal yang terakhir, pembantu pe-rencana harus meneliti sistem distribusi secara tersendiri. K e m u -dian ia harus membuktikan kepada pejabat keuangan yang ber-sikap skeptis bahwa persediaan tidak .dapat didistribusikan melalui sistem, pemerintahan atau bahwa biaya distribusi akan lebih besar apabila dilakukan oleh organisasi perbekalan pemerintah dibanding dengan alternatif yang diusulkannya.

Pejabat keuangan berhak mencurigai alasan mesreka yang menginginkan uang pemerintah jatuh ke tangannya. Mereka mengkhawatirkán kalau pendidik akan menggunakannya secara kurang berhati-hati dan takut .kalau-kalau ada yang mencurinya. Peraturan Jceuangam dibuat untuk mencegah pencurian dan pe-nyalahgunaan! dana masyarakat, suatu prinsip yang di beberapa negara dilaksanakan sedemikian rupa. sehmggaı menghambat efi-siensi perbekalan.

Menurut pengalaman saya, undang-undang keuangan, undang-undang-pemeri'ksa. keuangan. dan peraturąnL.yang menyertainya harus lebih didahulukan daripada dåsar perundang^undangan. lain atas tindakan pemerintah. Meskipunı m e m a n g demikian seharus-nya,. masalah-masalah timbul karena peraturan seringkali diambil alih dari negara (yang sudali) maju- yang dapat membuat peraturan yang m a m p u mengurangi terjadinya kesalahaø atau sekecil m u n g ­kin terjadinyai pencurian. Ini juga karena sifat dinámis dari banyák negara yang seringkali membuat perbaikan sistem perbekalan m e -rupakan sesuatu yang 'jarang dilakukan.

Di lain pihak, perencana harus çerdik, jangan sampai terjadi, pembahari yang sederhana atau yang lebih penting di dalam sistem pendidikan dalam kaitanaya dengan biaya yang besar dan sistem pemerintahan, demikian pula dalam. kaitannya dengan ke-tenagakerjaan. Sebagai ccmtoh sederhana yang mengģambarkan betapą mudahnyá sėseorang dapat dikelabui terjadi pada suatu latihan perencanaan bahwa tampalk ada penghematan tahunan atas ratusan jám kerja karená penghematan. gaji ' gurui. Perubahán ini menyangkut dua macam penghematan yang seharusnya merupa-kan suatu kesatuan dan seharusnya baru dianalisis kemudian. Pembaruan seperti ini tidak dapat dilaksanakan karena .semua

21

Page 33: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

anggarán, dalam hal ini gaji pendidik, telah habis terpakai sehingģa suatu perubahan itu seharusnya menuntut lebih banyák kerja (se­bagai akibat dari pekerjaan ganda) bukannya usaha penghematan di dalām Departemen Pendidikan.

Регепсапаап anggaran

A d a baiknya diperhatikan beberapa masalah perencanaan dalam kaitannyá dengan proses anggaran. Rencana lima tahun yang ke-lihatannya sangat baik pada waktu pertama káli ditulis selalu ter-ganggu oleh jatuhnya harga-harga komoditi, kenaikan gaji, dan hal-hal lain yang perupa. Juga hampir selalu terljadi kenaikan biaya sehingga pada tahun kedua sumber-sumber yang mendukung telah sangat berkurang.

Meskipun semua orang menderita sebagai akibat dari m u n -durnya program pembangunan, dua kenyataan yang dipaksakan dalam kaitannya dengan anggaran perididikan, yaitu kenyataan bahwa inflasi (sebagaimana terjadî di m a n a pun di dunia ini ) meningkat tinggi — sekitar 75% mempengaruhi biaya yang diper-lukan untuk pembayaran gaji dan kenyataan bahwa pengurangan sasaran yang hendak dicapai adaiah sasaran akhir yang diharap-kan oleh para politisi. Pendidik dipertahankan,. tetapi biaya lain dikurangi.

Anggaran untuk pendidikan disisihkan dari keseluruhan ang­garan sesuai dengan pengarahan· kabinet. Biaya gaji pendidik diper-hitungkan lebih dahulu dan sisanya baru dapat ¡digunakaa untuk biaya-biaya lain, seperti biaya pengembangan kurikulum. Pejabat-keuangan dapat mengajukan alasan yang khas tentang ke-butuhan akan bahan-bahani kurikulum yang sesuai, seperti m a -càm-macam cetakan. Mereka tidak sempat menyelesaikan tugas membuat пегаса anggaran yang sulit dan biasanya mereka bekerja sesuai dengan pengarahan kabinet secara keseluruhan, sehingga cenderung untuk selalu tepat.

Perencana yang bijaksana dapat meramalkan. masalah ini dan menyesuaikam strategi' perencanaãnnya dengan sikap m e ­reka yang berada di luar lingkungan pendidikan. Agar tidak terjadi penyederhanaan yang berlebihan, maka perencana pendidikan ha­rus berpikir dengan tepat. Salah satu cara adalah membuat per-bandingan yang -tetap antara biaya pengembangan .kurikulum dan

22

Page 34: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

biaya untuk gaji. Besarnya perbandingan berbeda di masing-masing tempāt sesuãi dengän peněkanan ¿erhadap pe'ngembangan kuriku­lum dan hal ini tidak akan dibicarakan di sini. Yang kita perha-kan adalah kemampuan perencana .untuk meramalkan tekanan-tekanan dan melihat kemungkinan-kemungkinan bągaimana orang orang akan menghadapi para perencana sehingga ,dapat bereaksi -yang sesuai. Sementara ini, strategi untuk menyatukan ke dalam suatu paket atas komponen biaya guru, unit biaya péngembangan kurikulum, unit biaya perabot, dan sebagainya secara keseluruhan yang dianggap tidak dapat dibagi-bagi akan memudahkan m e n -capai anggaran. Bersamaan dengan itu berarti melawan tekanan . untuk mempekerjakan lebih banyák pendidik meskipun tidak m a m p u melayani mereka dengan baik. Biaya yang ada mudah dapat di-' perlihatkan tetapi jangan· sampai rencana ¿tu mengganggu keseim-bangan komponen-komponen yang cukup meyakinkan untuk masa depart bila perkembangan peněkanan anggaran tidak teriihat de­ngan jelas sebelumnya.

Rondisi pelayanan Salah satu alasąa yang kuat untuk tidak dilaksanakannya suatu rencana adalah syarat pelayanan dalam tujuan peręncanaan. Pengaruh dari syarat pelayanan di dalàm tujuan perencana-. an menimbulkan salah satu alasan kuat untuk tidak mengamal-kan rencana-rencana. Beberapa contoh diberikan untuk menggam-barkan jenis-jenis masalah dan reaksi .yang · diakibatkannya.

, Dalam rencana pendidikan dapat dilihat kálimat seperti' "Pendi­dik dengan sertifikat D akan dihapuskan dalam lima tahun mendą-tang." Kalimat semacam itu tidak memecahkan masalah manusiâ yang terlibat di dalamnya . Suatu xencana pembangunan daerah tinnir Nigeria beberapa tahun yang laiu memperhitungkan bahwa nasionalisasi dan penggabungan sekolah-sekolah akan mengakibat-kan berkurangnya kebutuhan akan tenagapendidik - akan berkurang 10.000 dari tenaga yang ada pada saat ini. Pendidik yang tex-lantar adalah mereka yang tidak atau kurang terdidik. Bayangkan beratnya penderitaani kalau pendidik ini ditelantarkan begitu saja tanpa ada pertimbangan alternatif pekeiljaan atau kompensasi. Meskipun pelayanan mereka kurang baik, n a m u n adalah kewajiban pèmerintah yang telah menikmati tenaganya untuk tidak member-hentikan pada saat mereka tidak dibutuhkan lagi. Rencana itu dimaksudkan untuk meninggikan kesejahteraan warga negara.

23

Page 35: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Contoh lain datang dari harapan adanya peningkatan mutu pendidik, terutama 'mereka yang menduduki jabatan pimpinan, de­ngan sendirinya akan meningkatkan program yang diberikan di se-kolah-sekolah. Harapan ini mengusulkan suatu rencana untuk m e ­ningkatkan mutu pendidik-pendidik muda secepatnya. Bagaimana

' nasib pendidik-pendidik yang lebih tua, yang dengan setia telah berjasai dan yang seharusnya mencapai peningkatan status kaarena bertambahnya masa kerja? Bila peningkatan berdasarkan sistem kualifikasi, maka mereka akan cepat dilampaui oleh pendidik yang lebih muda dan dengan bertambahnya pendidik-pendidik muda yang lebih terdidik, status serta penghargaan akan ber kurang'dari tahun ke tahun, demikian pula kedudukan mereka akan diambil alih; Perencana yang tidak melihat proses ini sebelumnya dapat mengakibatkan kekecewaan dan kebingungan, dapat dimaafkan ka-rena masalah ini dianggap relatif tidak penting dalam rencana nasional , tetapi kalau mereka merencanakan seperti ini·, mereka akan heran mengapa rencana yang dianggap badk itu tidak dapat berjalan dengan lançar.

S a m a halnya kalau diadakan usul perubahan rencana gaji, di mana pendidik yang terbaik dipertahankan, akan menimb.ulkan perubahan di dalam hai status dan harga diri. Pengertian yang cepat tanggap terhadap masalah staitus adalah penting, karena meskipun perubahan ditujukan ke arah suatu pola- penghargaan yang lebih baik, justru dapat meņimbulkan pengaruh yang se-baliknya , bila pendidik merasa statusnya terancam, walaupun ber-safat sementara. Dalam. hai ini kemungkinan perencanaan: selalu dihadapkani pada kenyataan yang ada .

Dapat timbul masalah juga kalau disarankan istilah "peng-awas" yang diartikan sebagai penasehat ahli. Bersamaan dengan keuntungan profesional yang diperoleh dengan membuang kesan sebagai "manusia hantu", ada akibat lain yang kurang, meng-.untungkan. Rupanya para pengawas dalam perannya yang baru tidak dapat menyiapkan laporan pemeriksaan sebagai hasil kunjungannya . Menghapuskan tugas melapor dapat mengubah sifat kunjungan menjadi. sekedar kunjungan kehormatan dan, kurang menarik' yang mengakibatkan kerugian bagi mutu program pendidikan. Rencana harus dibuat sedemikian rupa sehingga akibat yang kurang mengunrungkan dari perubahan yang diinginkan dapat dicegah. .

„ 24

Page 36: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Organisasi dan. penenípaían • " ,; . . . Struktur kepemimpinan dari sistem pendidikan suatu negara yang " sedáng berkembang mengingatkan kita · pada permainan sulap dengan bola ; perbedaannya adalah b a h w a bola-bola selalu ditam-bahkan sampai pimpinan tidak mungkin - m e m e g a n g sejumlah bola sekaligus di tangannya. Reorganisasi Ijelas diperlukan, tetapi tídak ada seorang pun yang mempunya i waktu· untuk memikirkan apa yang ' diperlukan dan menyiapkan dokumenţasi terperinci untuk komisi tenaga kerja. Pilihan (yang tidak menimbulkan iri hati) antara mengabaikan kegiatan yang sedang berlangsung dan pe-nyusunań kembali organisasi di dalam kenyatakannya bukanlah suatu pilihan. Tekanaii-tekanani akan selalu menang, orang-orang luar tidak dapat dihindaxi . Ί

Telah disebut di atas b a h w a seorang perencana itu harus kŕeatif di samping kesulitan dalam. hal latiban dan penyebab. D e ­ngan demikian. ada kesulitan ganda, yakni perencana itu hárus be-nar^benar kreatif untuk mengatasi ketidakkreatifan mereka yang akan melaksanakan rencananya. Jelas diperlukan k e m a m p u a n dan waktu untuk membuat bentuk organisasi yang baru atau untuk ı mengamalkan perubahan, bukan sekedàr menjalankan kegiatan rutin · dengan tatalaksana yang telah tertentu. M u n g k i n tidak ada orang yang memiliki k e m a m p u a n jnenerapkan perubahan secara kreatif, sehingga rencana itu dapat mengimbangi kelemahan para pejabat senior. , '

A d a kalanya masalah organisasi sistem pendidikan itu sepintas laiu tampak sebagai masalah pelaksana, bukan masalah perencana.

.Saya tidak sependapat kalau pelaksana dapat berbuat lebih dari sekedar ųienjalankan perencanaan secara efektif yang berkaitan dengan identifikasi, persiapan, dan penempatan (dan mungkin pemindahan dari orang-orang dalam kedudukannya sebagai pega-wai negeri). Adalah tugas perencana untuk menetapkan apakah hal-hal di atas dilaksanakan pleh' pelaksana sebagai generalis atau perencana sebagai spesialis. Saya beranggapan b a h w a perencāna-an yang rumit ini -memerlukan suatu įpenyelesaian dan keputusan. Singkatnya semua itu harus mengerti tentang hubungan antara pola organisasi dengan tujitan 'sistem pendidikan dan 'diperlukan waktu untuk menyelesaikan studi ¡janģka panjangľ Perbedaan antara pelaksana, dan perencana adalah bah.wa perencana terlibat dengaň kejadian yang berkaitan dengan pendidikan dalam waktu

25

Page 37: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

yang lama. · Menumpuknya kejadian sehari-hari menyitä. waktu : . pelaksana sehinggai tidak memungkinkan mempelajari secara ter-

perinci semua variabel yang penting yang jelas-jelas akan m e m -p'engaruhi dan membatasi hasil jangka panjang.

Sikap masyarakat terhadap sistem pendidikan

Dalam perencanaan senantiasa perlu penilaian yang bijaksana atas sikap dan nilai-nilai masyarakat"berdasar atas keterangan tentang hal itu, walaupun keterangan yang terperinci yang ada tidak banyák. Kita tidak memperoleh keterangan yang lengkap atas'per-tanyaan seperti berikut ini, tetapi perencanaan harus berjalan terus; misalnya: mengapa para orang tua menyekolahkan semua anak-anaknya: mengapa mereka menyekolahkan anak tertentu saja dan bukan yang lain; mengapa anak laki-laki lebih diutamakan dari-pada anak perempuan; mengapa di beberapa desa diterima murid-murid laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang sama dan di tempāt lain hánya laki-laki; anggota keluarga yang mana. yang harus membayar uang sekolah; apa yang mereka harapkan?

Lebih baik berikut ini kita gambarkan aspek negatif dari sikap masyarakat. Berhasil berubah atau gagalnya jenis lembaga pen­didikan yang baru itu terutama disebabkan oleh reaksi masyarakat. Rencana pemerintah di bidang pendidikan pertanian di sekolah-sekolah desa yang dianjurkan ditunjanģ dan yang terbaik sekali-pun akan jatuh oleh sikap acuh tak acuh atau sikap menentang dari para orang tua dan murid'. Dengan sedih seorang teman se-jawat mengisahkan tindak lanjut dari apa yang ia kerjakan selama lima belas tahun, bekas murid-muridnya menamatkan sekolah lan-jutan pertama dr suatu desa , yang tadinya dianggap paling ber­hasil. Dari 200 orang bekas muridnya hanya seorang yang bekerja di bidang pertanian. Kebanyakan dari mereka yang diteliti sangat tertarik atas saran bahwa tuj'uan dari sēkolah itu adalah m e m -persiapkan mereka agar dapat mengerjakan tanah keluarga, w a ­laupun banyák pelaijaran telah diajarkan di dalam kañdang babi atau di warung kopi dan mereka telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk kegiatan pedėsaan. Mereka telah diseko-lahkan untuk tujuan lain.

Eratnya huhungan antara masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan yáng dapat ditingkatkan untuk melayani mereka dapat

26

Page 38: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

dilihat dari contoh pada sekolah tingkat menengah. Sekolah dasar model Inggris yang diagungkan selama puluhan tahun di Afrika telah dikritik dengan taljam sebagai sesuatu yang tidak sesuai lagi untuk memenuhi kebutuhan negara-negara di Afrika. Beberapá orang beranggapân bahwa sistem sekolah Amerika yang u m u m sifatnya lebih sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan untuk program pengembangan. Dalam rangka usaha merencanakan jenis lembaga tingkat menengah seperti ini di Nigeria dan .usaha menyelidiki masalah pembaruan kelembagaan, Universitas Harvard menspon^ sori dan mengembangkan suatu sekolah menengah yang u m u m sifatnya (Aiyetoro), dan menerima murid-múrid dari sekolah-sekolah dasar sekitarnya. Juga dikembangkan dan dicobakan kuri­kulum sekolah . u m u m oleh ahli-ahli dari Harvard dengan meng-gunakan dana dari Ford Foundation.

Patut. dipuji usaha-usaha yang telah dilakukan untuk m e m e ­nuhi tujuan yang nrurni sifatnya, tetapi fakta 'dari situasi di Nigeria memberikan gambaran bahwa gagasan dasar ini tidak dapat sepenuhnya direalisasikan . Sekolah-sekolah yang u m u m sifatnya ini tidak mungkin ada kalau semua anak,ţidak bersekolah. Ter·? jadi persaingan yang hebat untuk memperoleh tempāt 'di tingkat menengah, sehingga memerlukan seleksi, baik mengenai k e m a m -puan dalam ujian ata,u kemampuan membayar, atau kedua-duanya; Dengan 'demikian murid-murid tingkat menengah adalah . anak-anak yang pandai dan dari kelas ekonomi yang lebih tinggi. Y a n g dicita-citakan adalah bahwa sekolah u m u m ini ada dan dibantu dari segi pajak pendapatan, kalau sekiranya merata untuk semua anak j.uga untuk mereka yang kurang m a m p u . Apabila keadaan seperti ini tidak dipenuhi, maka sebagaimana 'di Nigeria, sekolah-sekolah terpaksa selektir dan kurikulum harus disesuaikan dengan m a c a m ' murid yang diterima. ·· .

Gagasaňi u m u m akan dapat terlaksana kalau tingkat fasilitas dan biaya pendidik dapat diraih oleh masyarakat dan bila ada kon­sensus nasional yang melarang didirikannya sekolah-sekolah elit.

Kebanyakań negara yang sedang berkembang tidak dápat mengembangkan sekolah-sekolah u m u m tingkat menengah secara bersungguh-sungguh karena syarat-syarat untuk pengembangan-

m y a tidak ada. Hal ini tidak berarti bahwa kurikulum yańg lebih baik daripada kurikulum yang berlaku tidak mungkin dibuat. Ini

27 Een'cana Penđiđikan yang Eealistik (4)

Page 39: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

*

hánya menunljukkan bahwa masyarakat mempunyai harapan, ten-tang sistem sekolah yang mungkin berlainan dengan mereka yang mendirikan sekolah itu. Mereka dapat mengeksploitasikan sistem, apa pun sistem itu menurut kepentingan mereka dan dengan cara demikian membuat alat untuk menekan adanya pembaruan seperti Aiyetoro. Т а к dapat dielakkan pembentukan sistem pendidikan ditinjau kembali ataiu bahkan dhıbah oleh tekanan dari masyarakat atau mereka dapat merencanaícan cara pengembangan dengan harapan baru, suatu tugas yang benar-benar sulit.

S a m a halnya bahwa masyarakat sering kali menghambat ren-cana yang baik untuk memajukan pendidikan seperti meng-hapuskan lUijian {suatu langkah yang dibuat untuk m e m u p u k keanekaragaman dan inisiatif yang profesional). Di negara-

'negarai yang sudah maiju, ujian negara merupakan hambatan ter-hadap inisiatif dan kebebasan profesional, namun dalām beberapa hal1 merupakan cara yang meyakinkan masyarakat, terutama kalau tidak cukup' tempāt di tingkat pendidikan selanjutnya bagi mereka yang telah menamatkan pendidikan tingkat yang lebih rendah. Pekerjaan yang diperoleh dan upah yang diterima sangat tergan-tung dari lulus tidaknya dari tingkat berikutnya ini dan persaingan begitu hebat sehingga sistem seleksi terbuka benar-benar sangat penting. Penghapusan ujian menyulitkanusaha mencari cara lain yang memperoleh kepercayaan yang sama dari masyarakat. Peren-cana yang mengabaikan harapan seperti itu hanya menghadapi risiko diabaikan rencananya.

Penggabungan beberapa kebutuhan

Dalam contoh tentang Papua dan Nugini yang diuraikan sebelum-nya ada berbagai keb.utuhan yang bertentangan yang harus di-gabunglcan dalam struktur keseluruhan sistem yang direncanakan. Tugas lutama perenc'ana adalah mengenali kebutuhan ini, kemu-dian memberikan penyelesaian perencana'an dengan menggabung-kan berbagai kebutuhan dan mengusahakän agar seimbang penga-ruhnya terhadap kebutuhan nasional. Tugas ini adalah tugas pe-rencanaan уашд tersukar. Dari bermacam-macam, dua hal yang akan digunakan, yakni yang berhubungan dengan persatuan pen-didik dan lembaga keagamaan, karena keduanya mempengaruhi struktur pendidikan di tiap negara di dunia ini.

Page 40: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Hal persatuan pendidik akan saya bahas terlebih. dahulu. Pembicaraan tentang syarat-syarat pelayanan telah menggambar-kan banyák contoh tentang adanya perubahan yang melibatkan persatuan pendidik secara mendalam. Mutu kepemimpinan dan filsafat persatuan sangat berpengaruh terhadap apa yang dapat dicapai. Tidak diperlukan contoh dari persatuan guru yang sa­ngat konservativ yang bertindak sebagai penghalang' perubahan; terdapat banyák contoh baik di negara yang sudah berkembang inaupun yang sedang berkembang di mana persatuan pendidik tidak m a u menerima perubahan sehingga menghambat perencana untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh konservatifisme. '

Perencana yang kreatif dapat juga memandang pemimpin persatuan dalam peranannya yang lain, yaitu sebagai orang yang mengatur dan memudahkan terjadinya perubahan yang diinginkan. Peran' ini banya mungkin kalau pemimpin persatuan melihat ada­nya keunťungan bagi anggotanya di dalam perencanaan itu, da-lam hal ini sebagian besar tergantung dari pengetahuan perencana tentang keinginan dan motivasi dari pimpinan persatuan tersebut. Suatu persatuan yang berjalan dengan baik mempunyai pengaruh untuk menyalurkan kemampuan pendidik menjadi suatu persatuan yang efektif, misalnya dapat mengarahkan ke hal yang positif kesalahpahaman setempat yang sporadis, yang tidak. dapat di-ramalkan sebelumnya. Perubahan-perubahan dipandang dengan penuh kecurigaan karena tidak ada organisas! yang dianggap sebagai milik méreka yang dapat memberikan nasihat. Banyák pejabat yang telah membantu persatuan untuk mengusulkan per­ubahan bagi dirinya sendiri , ,usul itu diterima dengan senang hati .

Perencanaan yang melibatkan .partisipasi persatuan lebih meng-untungkan daripada'perencanaan yang mengabaikan mereka, mes-kip.un persatuan ini agresií sifatnya; ini berarti perencanaan mengerti dan sadar akan keinginan persatuan.

Sebaliknya, hubungan antara persatuan dan tindakan politik juga penting. Kemahiran bekas pendidik dan persatuan pendidik dalam politik negara yang sedang berkembang dapat mengarahkan perdana raenteri untuk bersikap hati-hati terhadap tiap langkah pemerintah, memperhatikan persatuan pendidik atau bahkan bekerja sama. Perencana mempunyai pilihan yang sulit untuk menentukan saran apa yang berkaitan dengan keterlibatan persatuan dalam

29

Page 41: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

.pèngeimbángàn 'pendïdikanyang ákan' diterima dan sekaligus ber-•gūna untuk meriggerakkan perididik secara konstruktif.

'"•' Contõh''lain ýang saya, pilih dari ke'butuhan menggabungkan bėrbagai kebutúhan adalah yang berhub.ungan dengan agama. A g a m a dan pendidikan sangat erat biibungannya, terutama bagi gólonga-n ' ' Kristen, dan Islam. Maialali . yang ditimbulkannya 'tidàk dapat diabaikan oleh perencana. ,. Menurut pengalaman saya; di daerah-daerah di mana hanya golongan Kristen saja yang aktif tidak mengurangi timbulnya masalah. Salah satu contoh yang timbul ' dalām pikiran seolah-olah sangat baik apabila sekolah-sekolah gerėja' menduduki beberapa perwakilan gerėja dan kepan'i-tiaan, tetapi keterlibatan gerėja yang 75% dan 25% di pihak lain hanyá ada'dua tempāt saja. Apakàh sebaiknýa seorang wakil dari .mašing-masing. golongan atau dua orang dari satu golongan dan ýang lain tidak diwakili? Kalau masing-masing seorang, apakah yang berašai 'dari kelompok yąng. lebih besar akan. menuntut bobot yang íebih besar atas pandaňgannya? Golongan agama faerang-'gapari bahwa cara penyelesaiannya adalah dengan menambah w a -kil mėnja'di tigà, atas pertimbangan bahwa dua orang mewakili golongan .yang lebih besar dan seoŕang mewakili golongan lain-'nya. Kalau kelompok lain mendengar usui ini, mereka berusáha mencari -wakil -yang lebih besar dan ini akan 'membuat jnmlah panitia menjadi· besar dan tidak praktis. Permufakatan hanya di-capai bila jumlah panitia diatur kembali, sehingga keanggotaan taenjadi ijelas.

[. ', 3.uatii rencana "selalu berarti membentuk sumber nasional se­cara lebih berhati-hati, meniadakan persaingan yang tidak berguna á'tati pŕaktek-praktek yang tidak efisien. Setiap langkah semacam ini dapát dengan mtıdah diartikan sebagai mengganggu kebebasan agama atau kebebasan nasionalisasi, ' terlebih kalau kata-kata 'se-perti "membatasi",, "berkuasa", dan "pengawasan" tercantum da­lām rencana. Arti penggunaan kata-kata tersebut acapkali sangat berbeda antara lingkungan agama dan lingkungan pemerintahan. Para penyebar à g a m a , di pedalaman m-emberi arti yang lain ter-hadap тепсапа dan mulai membangkitkan pertentangan dari atas inimbar. .·,·. , • . .

f Di'luar kesalahpahaman semacam itu, seringkali terjadi pula peristiwa yaitu dasar-dasar filsäfat gerėja dan negara saling ber-

30

Page 42: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

benturan. Meskipun (atau karena) hutang budi kepada yang telah merintis sekolah-sekolah gerėja,' banyák pemimpini negara-negara ' yang sedang berkembang melihat keb.utuhan negara untuk m e m -punyai suatu tangán besi untuk mengelola sistem sekolah. Sekolah-sekolah gerėja yang mertganggap sekolah sebagai sarana*· u tama untuk menyebarkan a g a m a menolak campur tangán terhadap h a k yang pókok untuk mengajarkan kebenaran seperti yaňg mereka lihat. . . . , >

B a n y á k sekali masalah praktis. B a h k a n Gerėja Katolik R07 . m a w i yang dianggap imonohtis, di jaman modern ini dapat menjadi pendukung keuąngan negara d a n pelaksana ' pendidikan' sekolah dasar (asálkan ак untuk mengajarkan a g a m a dilindungi), yang baik sebãgaimana mėreka-adaiah pendukung kuat dari sekolah-sekolah a g a m a tradisional.'Bantuan .modal dengan atau tanpa sya-rat mungkin didukung oleh beberapa golongan a g a m a dan m u n g -kin ditentang oleh golohgan lain, tergantung pada kedudukan go-, longan a g a m a tersebut di dalām negara dan pandangannya terha­dap usaha-usaha golongan agama· saingannya .. Un tuk penätään śtaf, peralatan, syarat-syarat m a s u k ' ¿uurid, pemodalan , keamg-gotaan panitia atau masalah-masalah pxaktis. lainnya, pandangan yang berbeda di antara mereka ¡harus diselaraskan, tidaķ hanya, pada peŕmulaan perencanaąn, tetapi :juga pada waktu mencipta-kan lembaga yang akan melaksanakan kerija s a m a ,di masa m e n - , datang. ·

H a l berikutnya adalah keinginan dari para pendidik 'gerėja dan tentu saja para orang tua yang kebetulan· bertentangan . dengan perencanaan seperti halnya kebutuham pribadi itu ber- · téntangan dengan pertimbangan nasional. P'erencana senantiasa harus ingat, misalnya dengan menetapkan suatu batas dalam hai penerimaan murid-murid di sekolah menengah , hai' ini berarti m e - ' nantang kecerdikañ , setiap guru kelas. ; K a f ena tangguñg!;. jawab' , mereka kepada masing-masing murid, ' pendidik tidak b.egitu saja da-·, pat menerima hanya sebagian kecil murid-muridnya yang diterimà. di sekolah menengah; bagaimanàpun, keadaan ekonominya: Mereka* m e n g g u n a k a n segala keahlian .dán akal untuk m e m b a n t u ?murid-. -> muridnya melawan larangan-larangan, meneliti syaratrsyarat p e ­nerimaan. Rencana yáng menunjukkan pengertian' dán - menimbul-· kan rasa kasihan terhadap keinginąn-keingman pribadi akan lebih

v v ' 3 1 -

Page 43: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

dapat diterima daripada rencana yang mengabaikan pertimbangan-pertimbangan semacam itu, tetapi lebih praktis lagi, perencana ha­rus pandai-pandai membuaťirencana yang dapat dibenarkan dan membuat pilihan kalau-kalau rencananya akan ditentang oleh para pendidik.

Kurangnya pengetahuan masatah pendidikan

Kurangnya bahan statistik dan ketidaksahian statistik merupakan gelala yang terkenal di lingkungan perencanaán. Tidak ekonomis­nya kalau murid-murid tinggal keias dan besarnya persentase putus sekolah menjadi pendorong untuk membuat perhitungan statistik, keadaan menjadi lebih baik di mana-mana . Kalau ada statistik yang baik, masalah pendidikan yang timbul berdasar atas ang-gapao yang keliru itu akan dapat dihindaxi.

Satu alasan yang u m u m tentang putus sekolah, misalnya ke­miskinan orang tua dan dibutuhkannya lebih banyák tenaga untuk mengerjakan ladang. Kalau demikian, maka·angka putus sekolah akan sangat tinggi di daerah yang sulit memperoleh bahan makanan dan tingkat kesuburan tanahnya rendah; dan angka putus sekolah akan rendah di daerah gunung berapi subur dan memiliki sumber bahan makanan yng berlimpah. Menurut pengalaman saya, tidak ada bukti yang menyokong anggapan, bahwa perbedaan angka putus sekolah tergantung dari mudah tidaknya diperoleh bahan makanan. Karena itu dianggap bahwa perbedaan. sifat pendidiklah yang menyebabkan berbedanya angka putus sekolah. Sayangnya para perencana tidak memiliki angka perbedaan tentang hal ini

. yang sahih. Penelitian tentang usul-usul' lain tidak memberikan bukti yang nyata. Sulit bagi perencana yang harus merencanakan penggunaan sumber-sumber secara lebih ekonomis kalau sedikit sekali bukti tentang sebab-sebab putus sekolah itu.

Melek huruf adaiah tuj'uan program pendidikan yang pada u m u m n y a ditetapkan; súatu hal pokok yang sangat menentukan dalam program sekolah dasar. Di Nugini, beberapa tahun yarig lalu, para perencana diminta untuk memberi nasihat kepada Pe-merintah, apakah pendidikan sekolah dasar yang berlangsung tujuh tahun itu dapat dijadikan empat tahun saja./Banyak alasan politis untuk mengajarkan sumber-sumber yáng ada siecara. luas, tetapi dangkal, namun yang telah disecujui adalah sedikitnya pendidikan

32

Page 44: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

sekolah dasar harus menghasilkan metek huruf. Karena banyak-nya bahasa (lebih dari 300) dan kecilnya kelompok tiap-tiap bahasa itu, maka Pemerintah memutuskan kebijaksanaan untuk menggu-nakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Ternyata , sete-lah usaha mencari data tentang pelajaran· bahasa telah berkem-bang, ditemukan bukti yang sedikit dapat dipercaya, bahwa ada hubungan antara kemajuan dengan memakai bahasa asli dan ba­hasa asing dalām usaha pemberantasan buta huruf di negara-nega­ra seperti Nugini ini. Para perencana berkesimpulan bahwa m e -reka tidak dapat mengatakan berapa lazimnya waktu yang díper-lukan untuk dapat benar-benar melek huruf sepenuhnya. Setelah enam tahun·, ujian dapat memperlihatkan kecakapan pada saat itu, tetapi berapa lama kecakapan itu dapat dipertahankan dan dalam kondisi bagaimana yang sering, di luar jangkauan pengetahuan saat ini, ter.utama untuk bahasa asinig, sehingga perencanaan harus berkembang berdasarkan dugaan-dugaan dan tentu saja derajat kesalahannya tinggi.

Mungkin perbedaannya sama dengan pengetahuan tentang melek huruf massal dalam kaitannya dengan perkembangah· ekonomi. Dengan lain perkataan sebagian terbesar perencanaan hanya berdasar atas kepercayaan saja·. Dugaan-dugaan harus di-buat, tetapi dugaan-dugaan yang validitasnýa diragukan· pásti akan menıgarah pada, kesalahan perencanaan/* Perencana yang bij aksana tidak tergoda oleh hal-hal yang tampaknya lebih meya-kinkan daripada kenyataan· yang ada. Kalau ia terus merencàna-kan tanpa data yang baik (dan ia hariis'teruskan), perencaaaan-nya akan lebih realistik dan meyakinkan, karena ia akan· membuať batas-abatas yang pasti dalam menghadapi kemungkinan kesalahan perencanaan.

33

Page 45: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Bağian IV

P E R I M B A N G A N SELANJUTNYA

Pąrsiapan Perenca]na ,

Setiap direktur pendidikan yang akan mempekerjakan seoıang ahl'i perencanaan pendidikan akan mempunyai harapàn tentang m a c a m oıang dibutuhkan. Mereka yang keahliannya terbatas di dalam menggunakan data kuantitatif, yang meňgabaikan rencana pendaftaran murid baru, tídak diperlukan karena mereka tidak siap • menghadapi *masalah ýang terberat. Menurut analisis pa­ra ahli ekonomi di banyák negara, kebutuhan akan tenaga kerja itu adalah jēlas. Adalah tugas yang .relatif sederhana m e n g -analisis persediaan sistem pendidikan (bila kebijaksanaan yang sekarang diteruskan). Seorang perencana pendidikan diperlukan apabila yang tersedia itu tidak sesuai dengan kebutuhan, apabila perubahan dalara sistem itu diperlukan. Ia dibutuhkan untuk m e -rencanakan apa yang hamis dilaikukan dan menunjukkan bahwa hal itu dapat dilaksanakan.

Ahli yang dipilih untuk tugas-tugas di Papua dan N.ugini secara teknis cakap dan ahli dalam menganalisis bidang sosial-politik. N a m u n , di atas segalanya, masalahnya menuntut suátu pengertian tentang struktur o'rganisasi, proses administratif, dan berbagai ketergantúngan antara gerėja dan negara, antara Pe-merintah dan persatuan-persatuan huruh, dan antara tingkat na­siona! dan lokal. Kebaikan dari berbagai pertimbangan harus di-perhitungkan dalam proses membuat suatu penyelesaian yang dapat

- 34

Page 46: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

dilaksanakan. Para perencana berhasil karena mereka berhasil melampaui analisis formal yang sangat diperlukan untuk m e m -peroleh bukti yang lebih kualitatif sifatnya dan untuk menguiji rencana itu, yang mungkin menghadapi situasi yang praktis, sing-katnya, merencanakan secara xealistik.

Analisis tenaga kerja bukanlah tugas utama dari perencana pendidikan. Para ahli ekonomi mempunyai cara-carą untuk m e -lakukan tugas ifcu secara lebih efisien. dan lebih menguntungkan, karena menyadari batas-batas pengetahuan mereka. Tugas khusus perencana pendidikan adalah menerapkan keahlian dan wawasan-nya khusus .pada sistem pendidikan. Da lam Ъапуак hal, peranan-nya sama dengan peranan seorang konsultan manajemen dalam bidang perdagangan yang harus merencanakan struktur manaje­men yang rasional dan proses perusahaan yang memàdai sebágai bagian dari perencanaannya untuk meningkatkan keuntungan.

, Selama ini pembahasan telah menempatkan ciri-ciri kepribadian khusus se'perti memiliki keseimbangan dan. dapat memberikan pe-nilaian yang semakin lama semakin dibutu'hkan kalau kita tidak terlalu mementingkan data kuantitatif. Perlu ditambahkan satu ciri lagi, yaitu obyektipitás, karena ini yang membedakan .peran pe­rencana dengan peran administrator. Kalau administrator m e m p u ­nyai hubungan erat dengan kegiatan sehari-rhari ,dan bahkan m e m ­punyai ikatan emosional dengan kegiatan tertentu, 'maka perencana mempunyai tanggung.jawab untuk berada di luar kesibukan dan menilainya secara obyektif.

Dalam pembicaraart íerdahulu ditekánkan bahwa seorang pe­rencana itu 'harus jujur dan kreatif. Banyák - contoh diperlukannya daya kreativitás ini, namun patut » diperhatikan' dengan saksama bahwa banyák masalah yang tidak terselesaikan- untuk beberapa waktú semata-mata hanya karena para administrator yang harus, mengatasi kesulitan tidak m a m p u membuat lembaga baru atau prosedür baru. Misalnya studi kasus Papua, dan Nugini, di-buatnya 'bermacam-macam tingkatan bantuan keuangan dan de-, nigan • melibaťkan yang sudah. lulus di dalam pengembangan yang direncanakan telah menyelesaikan banyák masalah karena memungkinkan ada suatu pilihan (sehingga merupakan imbalan atas berkurangnya kebebasan agama), tetapi sebagai imbalan sum-ber-s.umber. yang dijanjikan kepada sekolah-sekolah gerėja dan.

35

Page 47: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

yang biasanya menerima bantuan itu mau tidak m a u tetap harus diberikan. Letak seninya dalam merencanakan sesuatu itu adalah pada kreativitás dan perhitungan yang cermat tentang adanya ke-kuatan yang dapat menggembirakan semua pihak.

Pendekatan perencanaan

Masalah waktu adalah salah satu aspek dari perencanaan yang berhasil yang jarang memperoleh penekanan; waktu untuk m e -matangkan rencana gagasan-gagiasan baru, untuk membiasakan diri terhadap usulan-usulan yang baru. Reaksi pertama dari m e -reka yang akanı terpengaruh oleh usulan-usulan baru dan kalau m a u berhasil harus bekerja sama secara sukarela, lama baru dapat diketahui pleh perencana, n a m u n seringkali perencanaan dilaksa-nakan seolah-olah sebagai hasil akhir dari usulan itu. Dalam pe­rencanaan yang realistik, gagasaņ dija/jagi dan diuji, diben-tuk kembali dan diuji kembali, di sini terdapat umpan balile melalui tanggapan terhadap gagasan orisinal yang menggai-rahkan dan materi dibentuk kembali secara berturut-turut yang setiap tahap makin mendekati hasil yang diinginkan dengan banyaknya kesulitan yang berhasil diatasi atau dihindari. Dengan cara demikian banyák kegiatan manusiawi ditingkatkan.

Pengkajian periama

Rencana yang merupakan hasil nyata dari perencana, menunjuk-kan konsepsi perencana tentang perannya sendiri. Dalam suatu rencana pengembangan nasional, tempāt yang tersedia untuk p e m -bahasan pendidikan tentu terbatas, sehingga mungkin hanya xing-kasannya saja, terbatas pada "tabel-tabel kuantitatif dengan pen-, jelasan singkat tentang masalah utama yang akan disajikan. Mungkin juga penggunaaan bahasa dalam ringkasan terse-but secara formal, tetapi suatu rencana jarang diterima ber-dasarkan ringkasannya saja. Sebelum tahapan tersebut, seluruh rencana harus ditelaah oleh banyák orang yang pendapatnya kri­tis terhadap keputusan-keputusan pelaksanaan. Lebih-lebih lagi de­ngan diterimanya sasaran pendidikan secara menyeluruh oleh pe-merintah, perincian-perinciannya masih tetap penting agar .pelak-sanaannya berhasil.

Bila disajikan secara hati-hati, rencana yang terperinci akan banyák membimbing pendekatan administratif, membimbing cara-

36

Page 48: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

cara pelaksanaan dan reaksi dari mereka yang tcrpęngaruh oleh perencanaan, sehingga akan diterima secara u m u m dan hasilnya akan memuaskan. Perencana yang berhasil tahu bahwa hal-hal ketil di bawah ini adalah peoting.

1. Pendengarnya ' Harus disadari bahwa setiap rencana itu banyák pendengar­nya, mulai dari perdana menteri, pejabat-pejabat departemen ke-uangan, pendidikan, gere¡ja, pengusaha, gurú-guru, dan akhirnya para orang tua dari anak-anak yang terkena rencana. Agar mereka tîdak menentang, к еюшрок ini harus didekati dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga mereka langsung mengerti, tanpa harus dijelaskan oleh menţeri pendidikan, bahwa pendirian mereka telah dicatat dan dipertimbangkan dengan saksama pada akhir peren­canaan, terutama¿ kalau rencana itu berlainan dengan pendirian mereka.

2. Penilaian atas sistem yang bedaku sekkrang ini

Sangat mengejutkan banyák orang, setelah sistem yang mere­ka ketahui itu ternyata dangkal. Hal ini saja dapat menentukan diterimanya suatu rencana.

3. Pirinsip'prinsip '

Banyák rumusan tentang sistem ujian, seleksi, penempatan se-kolah-sekolah menengah, ketetapan tentang fasilitas asrama, gaji dan sebagainya, akhirnya kembali pada prinsip sosial tertentu, seperti "persamaan hak". Semakin prinsip itu jelas, sesuai, dapat dilacak secara logis dan semakin tampak rumusan-rumusan ter­sebut dapat dilaksanakan, maka seluruh rencana itu semakin masuk akal.

4 . Tingkat kejelasań • . .

Mengingat sistem yang berlaku sekarang ini dapat di'kritik dan se­perti halnya t semua sistem pendidikan tampak kacau apabila di-analisis sécara dangkal, m a k a diperkikan seni untuk menyakinkan pembaca tentang adanya keuntungan-keuntungan tindakan yang baru atas kekurangan-kekurangan terdahulu.

37

Page 49: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

5. Т ing kat perincian, kelengķapan Seperti disarankąn di atas, 'tugas perencania itu berusaha men-capai kelengkapan yang tidak hanya meliputi apa yang hapus dilakukan, melainkan bagaimana hal tersebut dapat düakukan, така timbul pertanyaan - di mana keşemuanya itu akan berakhir?ţ Seialu ada batasan-batasan waktu dan biaya yang mendorong perencana untuk berhenti pada suatu saat.. Kadangkala hal-hal ikecil yang pokok itu sangat penting; kadangkala hanya pandangan yang m e -nyeluruh saja sudah cukup. Hal-hal kecil yamg jelas-jelas dapat merintangi tujuan pokok suatu rencana, .khususnya apabila menim-bulkan kesulitan hendaknya jangan" dimasukkan ke dalam rencana. Kalau tidak ada pengarahan, maka selalu dibuat penilaian dalam kaitannya dengan kelan'sungan pelaksanaan' perencanaan.

Fungsi perpncanáan dari pemerinfah

Banyák yang tidak m a u mengakui adanya keahlian khusus yang sah untuk mereka yang akan menyebut dirinya sebagai seorang "perencana"; Ъапуак lagi yang beranggapan bahiwa merencanakan adalah salah satu tugas khusus dalam pendidikan seperti halnya bidang-bidang khusus lainnya. Pembahasan menjadi tidak relevan bila -diakui ada perbedaan dalam penekanan fungsional di' peme-rintahan antara administraşi dan perencanaan, suatu perbedaan yang seringkali mengharuskan adanya pejabat. yang mengemban fungsi yang berbeda. Penting adanya kerja sama antara pejabat yang mengemban fungsi yang berbeda ini, apakah perencana itu berada di luar departemen pendidikan dalam suatu komisi peren­cana atau merupakan bagian dari departemen itu sendiri. Peran mereka saling mengisi dán akan' sangat berharga bila masing-masing menyadari pentingnya keahlian dan fungsi pihak lain.

Gambaran fungsi ahli perencana tidak berarti mengurangi tang-gung jawab administrator, karena sekarang pun tanggung jawab akhir dari perencanaan berada di tangannya. Fungsi khusus dari perencanaan (dan "perencana") ..semakin baik dirumuśkan, karena banyaknya tugas sehari-hari tidak memungkinkan administrator mempunyai waktu 'cukup untuk perencanaan dan seperti saya se-butkan di atas , karena ada hubungan yang erat antaxa perenca­naan pendidikan dan perkembangan ekonlomi. Tidak inengheran-kan kalau dalam perencanaan lebih menekankan faktor-faktor teknis; juga tidak mengherankan kalau masalah yang dibica-

38

Page 50: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

такап dalam makalab ini dilihat sebagai masalah yang m e -min'ta tanggapan löbih banyák. 'Meskipun ada benarnya kalau pará administrator (karena pengalamannya) kadang-kadang di-tuntut untuk mèlaksanakan banyák rencana yang tidak lengkap, namun recana yang baik itu memperhitungkan masalah organisas! dan proses. „ ·

Banyák contoh di balaman terdahuhı yang dengan se-ngaja dipilih untuk menunjukkàn bagaimana masalah kecil dam­pat mempengaruhi perencanaan yang. menyeluruh. Adalah na-sib administrator, untuk menghadapi masalah ini dan di dalam proses perencanaan harus diganti dengan analisis ýang 'sistematik dengan melihat setiap kemungkinan perkembangan, menilai pen-ting.nya bermacam-macam aspek yang berbeda dan membuat pro­ses baru serta struktur yang mengarah pada realisasi keseluruhan tujuan rencana. ,

Juga jeläs, bahwa banyák contoh tersebut berhubungan dengan "mutu pendidikan", yang acapkali diabaikan oleh peren­cana yang minat utamanya perencanaan ekonomis. Masalah manusia dan organisas! nampak luas dalam kaitannya dengan perencanaan pendidikan. Bila tujuan pókok dari sistem pendidikan adalah mutu, m a k a faktor yang dibahas dalam makalah ini akan menjadi masalah yang sangat penting.

Saya telah mencoba menunj.ukkan melalui pembahasan bahwa-seorang dapat mengakui betapą sulitnya memperoleh data yang obyektif dan perlu penyelidikan yang teliti dan dengan teliti pula menilai variabel-variabel; singkatnya tanpa sekaligus menyetujui bahwa aspek-aspek ini boleh diabaikan. Menyetujui akan perlunya kesabaran yang luar biasa untuk menemukan penyelesaian adalah berlainan dengan sikap menyarankan bermacam-macam ketefangan yang tidak perlu diperhatikan oleh perencana yang ahli. Apabila' pola dasar akan diikembangkan, maka data tentang aspek-aspek ini menunrut perhatian keahlian yang besar.

Sebągai kesimpulannya adalah berguna untuk mengungkapkan kembalt pel?nyataan di muka, bahwa perencana pendidikan itu hanya akan berguna apabila mereka mempunyai keahlian dan pengertian serta wawasan untuk melakukan 'hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh perencana pada u m u m n y a . Sistem pen­didikan adalah satu-satunya usaha yang besar di baayak negara

39

Page 51: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

dan sifatnya yang ,imik adalah bahwa manusia (dalam. bahasa ekonomi) merupakan unit yang lengkap input, output, mesin-me­sin yang memroses dan pengelola. Keterlibatan manusia yang unit dalam setiap aspek, memhuat kemampuannya, reaksinya, sis­tem dan· harapannya menjadi variabel' pokok di dalam perencana-an. Oleh karenanya, maka perencana pendidikan атиэ benar-benar ahli. Adapun kegunaannya terutama tergantung dari ke-aàlian mengorganisasikari dan menciptakan proses serta struktur dalam sistem pendidikan yang dapat menampung harapan-harapan. Perencanaan yang berhasil itu dibuat dalam keada'an apa pun dan oleh siapa pun, namun pada akhirnya harus praktis dan realistis.

40

Page 52: Rencana pendidikan yang realistik; Fundamentals of educational

Buku Keahlian dalam aspek teknik perencanaan itu sendiri udak cu-kup untuk menjamin rencana pendidikan yang dapat dfterima. Rencaną yang nyata dan layak hanya dapat dicāpai mia per-hatian yang sebenarnya diberikan kepada stuktur dasar dan organisasi sistem pendidikan itu. Tekanan manusíawinya merupakan sasaran dan proses dari apa yang dapat diperbaiki-nya. Studi ini menganalisis persoalan ini yang dilukiskan de-ngan studi kasus serta menerangkan secara terperinci [banyák kesulitan yang akan dihadapi oleh perencana pendidika

Pengarang К . R . McKinnon, Direktur Niugini sejak tahun 1966.

Pendidikan untuk Papua dan

Bhr. 48. -7-82