masalah dalam pemboran (1)

Upload: andi-susetio

Post on 07-Aug-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    1/22

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    2/22

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    3/22

    Gambar 4.1.

    Differential Pipe ti!"in# 1$)

    )alam satuan lapangan persamaan /-'! menjadi %

     DF = H   s ! P   f   " psi # hft # &2 in'ft" # t in" # f 

     DF = &2 H   s ! P   f   " # h # t # f ................................................................. /-/!

    esarnya gaya di""erential sangat sensiti" untuk berubah terutama pada nilai

    kontak area dan "aktor gesekan, yang keduanya merupakan "ungsi 3aktu. Semakin

    lama pipa dibiarkan berada dalam keadaan statis, tebal mud cake  akan semakin

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    4/22

    meningkat. )emikian halnya dengan "aktor gesekan yang akan meningkat dengan

    semakin banyaknya air yang ditepiskan dari mud cake.

    Gambar 4.%.

    Per"emban#an Differential Sticking  Men&r&t 'a"t&

    a) "ni*i a+al, b) *etela beberapa jam 1$)

    aya di""erential ini juga sangat sensiti" untuk berubah daam hal besarnya

     perbedaan tekanan (   s - P   f   !. )alam operasi pemboran yang normal diusahakan

    terdapat o(erbalance pressure antara &44 sampai dengan 44 psi 5.6 7 &'.5 bar!.

    1enaikan o(erbalance pressure yang tinggi dapat ditimbulkan oleh hal-hal sebagai

     berikut %

    a. 1enaikan tiba-tiba dari berat lumpur pemboran yang akan meningkatkan

    tekanan hidrostatik lumpur dan pada akhirnya akan meningkatkan besarnya

    o(erbalance pressure. b. Pemboran yang melalui reservoir yang terdepresi dan adanya regresi tekanan.

    8egresi tekanan terjadi pada operasi pemboran pada saat gradien tekanan

    "ormasi menurun sementara gradien tekanan lumpur pemboran tetap untuk menahan

    tekanan "ormasi pada "ormasi batuan yang ada di atasnya. ambar /. menunjukkan

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    5/22

    gambaran tentang keadaan yang mungkin terjadi pada saat a3al terjadinya

    differential sticking  dan beberapa jam sesudahnya.

    4.1.%.  Mechanical Pipe Sticking (epitan Me"ani*)

    Pipa dapat terjepit secara mekanis apabila %

    &. 1eratan bor atau "ormasi yang mengalami  sloughing menyumbat annulus di

    sekitar rangkaian bor.

    . 8angkaian bor diturunkan terlalu cepat sehingga menghantam bridge  atau tight 

     spot  atau dasar sumur.

    '. )itarik masuk ke dalam lubang kunci ke) seat !.

    4.1./ . Key Seat 

    )i dalam lubang yang mempunyai dog leg   perubahan sudut kemiringan

    lubang secara mendadak dan berada pada "ormasi yang lunak!, tool *oint drill pipe

    membuat lubang tambahan yang merupakan perluasan dari lubang utama yang dibuat

    oleh bit, sebagaimana ditunjukkan pada gambar /.'. Selama operasi pemboran

     berlangsung berat pada pahat yang diberikan melalui pipa bor mempunyai gaya

    tegang tension!, untuk mendapatkan kondisi rangkaian pipa bor menjadi tetap lurus

    atau vertikal. Selama pemboran, drill pipe selalu dijaga berada dalam keadaan tension

    tertarik! dan pada saat memasuki daerah dog leg+  berusaha untuk menjadi lurus,

    sehingga menimbulkan gaya lateral seperti ditunjukkan pada gambar /.'. aya lateral

    ini mengakibatkan sambungan drill pipe tool *oint ! menggerus "ormasi yang berada

     pada busur dog leg , dan menimulkan lubang baru sebagai akibat diputarnya rangkaian

     pemboran. $ubang ini disebut “ $e) Seat ”.

    4.1.4. Tina"an Pen!e#aan

    Pendekatan pencegahan terhadap problem di""erential pipe sticking adalah

    dengan %

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    6/22

    • Mengurangi perbedaan antara tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan

    "ormasi. Perbedaan tekanan dapat diminimalisasi dengan mempertahankan

    densitas lumpur serendah mungkin dengan tetap memperhatikan "aktor 

    keamanan sumur.

    • Mengurangi daerah kontak dan ketebalan mud cake, yaitu dengan

    menggunakan oil base mud yang menghasilkan ketebalan mud cake yang

    tipis.

    • Mengurangi rangkaian pipa bor dalam keadaan statis

    • Mengurangi "aktor gesekan, dengan menambahkan oil 3etting agent yang

    dapat membentuk lapisan "ilm untuk menghindari e"ek "riksi.

    Pada key seat dan mechanical pipe sticking pencegahan dapat dilakukan dengan cara

    melakukan pemboran lurus, menghindari pembelokan perubahan sudut! mendadak 

    dan ekstrim melampaui kemampuan rangkaian pipa. Pemilihan bit yang sesuai dan

    mereaming tight spot dapat mencegah trjadinya pipa terjepit.

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    7/22

    Gambar 4./.

    Per"emban#an Key Seat  1$)

    4.%. Shale Problem

    Shale  serpih! adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh deposisi dan

    kompaksi sedimen untuk 3aktu yang lama. Serpih ini komposisi utamanya adalah

    lempung cla)!, lanau  silt !, air dan sejumlah kecil ,uart  dan feldspar. erdasarkan

    kandungan airnya, serpih dapat berupa batuan yang kompak atau batuan yang lunak 

    dan tidak kompak, yang biasa disebut serpih lempung atau serpih lumpur. Serpih ini

     juga dapat berada dalam bentuk metamorphic seperti slate+ ph)lite dan mica schist .

    Pemboran menembus lapisan shale memiliki pemasalahan tersendiri. Menjaga

    agar shale tetap stabil, tidak runtuh atau longsor merupakan suatu masalah. #idak ada

    suatu cara yang pasti yang dapat diterapkan untuk semua keadaan. Untuk mengurangi

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    8/22

    masalah ini biasanya pemboran dilakukan dengan memakai drilling practice  serta

    mud practice yang baik. 1arena reruntuhan atau longsorannya shale ini, maka akibat

    seterusnya yang dapat timbul antara lain %

    - $ubang bor membesar.

    - Pipa bor terjepit.

    -  -ridges dan fill up.

    - 1ebutuhan lumpur bertambah.

    - Penyemenan yang kurang sempurna.

    - 1esulitan dalam melaksanakan logging.

    4.%.1. eni*-eni* Shale

    Shale biasanya merupakan hasil endapan marine basin, terutama dari lumpur,

     silts, dan cla)s. )alam bentuknya yang lunak, biasanya disebut cla), bila makin

    dalam, maka karena tekanan dan temperatur yang tinggi endapan ini akan mengalami

     perubahan bentuk consolidation!, dan disebut sebagai  shale. 1arena perubahan

     bentuk proses metamor"osis disebut slate+ ph)lite+ atau mica schist. ila shale banyak 

    mengandung pasir disebut arenaceous shale, sedang yang banyak mengandung

    organic material disebut carbonaceous shale. 9dapun jenis-jenis shale adalah sebagai

     berikut %

    1. Pressure Shale

    Shale merupakan batuan endapan, yang biasanya terdapat pada daerah yang

    luas. 1arena proses geologi, terjadi penekanan batuan tersebut oleh lapisan-lapisan

    yang mengendap berikutnya o(erburden presure!. Pada proses compaction  atau

     pemadatan ini, maka cairan-cairan yang berada di dalam batuan tersebut tertekan

    keluar dan masuk ke dalam batuan yang  porous dan  permeable+  biasanya pasir.

    9kibatnya cairan terperangkap dan tertekan di dalam pasir dan tekanan dapat

    mencapai tekanan yang relati" tinggi, bahkan dapat menyamai tekanan o(erburden itu

    sendiri.

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    9/22

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    10/22

    $apisan shale tu"a mempunyai si"at sangat komplek dam mudah runtuh jika

    keseimbangan konsentrasinya! terganggu oleh air tapisan lumpur bor yang masuk ke

    dalam lapisan shale tersebut, sehingga hal ini menyebabkan )ield strengthnya gaya

    tarik menarik! menjadi berkurang.

    1ecenderungan lapisan shale untuk runtuh tergantung pada beberapa "aktor,

    antara lain %

    - 1adar cla) dalam lapisan shale cukup tinggi clay mudah mengembang bila

    kena air tapisan!.

    - 1emiringan lapisan  shale, semakin besar kemiringan maka kecenderungan

    untuk runtuh semakin besar.

    - #ekanan kompaksi  shale, dimana tekanan kompaksi  shale  lebih besar 

    daripada tekanan hidrostatik lumpur pemboran.

    - Pola aliran turbulen di annulus dapat membantu mengerosi lapisan shale.

    8eaksi clay pada cairan terutama tergantung dari jenis cla), ion-ion yang ada

    dan keadaan "isisk yang bersangkutan. 1arena cla) merupakan material yang reakti",

    maka ion-ion yang ditambahkan pada reaksi kimia cla) dan air sangat berpengaruh

    terhadap si"at reakti"nya.

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    11/22

    :a   ++  @ =aA( :a A(! @ =a   ++  @ A(   −

    Gambar 4.4.

    tr&"t&r mineral !la0 1$)

    #erlihat bah3a penambahan =aA( menaikkan p( dan sebagian :a   ++  akan

    mengendap karenanya.

    Muatan listrik pada permukaan clay sangat penting. Suatu sistem dispersi

    adalah dimana permukaan-permukaan clay menjadi muatan-muatan negati" yang

    dominan, sehingga masing-masing partikel saling tolak-menolak. Sebaliknya pada

    "lukolasi, gaya tolak-menolak ini dinetralisir dan clay akan menggumpal dan

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    12/22

    menjebak air bebas di dalamnya sebagai tambahan dari mengikat air sehingga sistem

    kekurangan air dan viscositasnya naik, demikian pula gel strengthnya. #endensi

    dari mineral clay untuk terbentuk kembali jika gaya tolak-menolak telah dinetralkan

    merupakan si"at clay dan terutama terjadi karena pecahnya valensi pengikat, atau

    muatan-muatan permukaan yang terbentuk karena  grinding   penghancuran! dan

    sirkulasi. aya-gaya ini dapat mengakibatkan  flukolasi  lumpur bila tidak dila3an.

    Untuk menghilangkan material-material tertentu pada pengendapan, misalnya pada

     pemboran melalui "ormasi  g)psum atau anh)drite  :aSA/! akan terjadi kontaminasi

    lumpur oleh ion calcium. Maka direncanakan pembuangan ion :a   ++   dengan 2at

    kimia. Bat kimia ditambahkan sehingga bila berdisosiasi, ion negati" akan

     berkombinasi dengan :a   ++  untuk membentuk senya3a calcium yang tidak terlarut.

    Maka :a   ++  akan hilang dari larutan. Misalnya pada kontaminasi dengan:aSA / tadi,

    umumnya ditambahkan soda abu =a:A'!. )engan mengabaikan reaksi lain

     =a:A' @ :aSA/  :a:A' @ =aSA/

    #etapi karena =aSA/ juga merupakan kontaminan yang akan tinggal dalam

    larutan, maka bila "ormasi anhydrite yang dibor tebal, maka ion sul"at juga perlu

    dihilangkan, dalam hal ini ditambahkan a:A'.

    a:A' @ :aSA/  :a:A' @ aSA/

    ila kontaminasi :a dikarenakan oleh semen, maka senya3a utamanya adalah

    :aA(!, maka dipakai soda abu,

     =a:A' @ :aA(!  :a:A' @ =aA(

    4.%./. a"tr-a"tr 2an# Mempen#ar&i Shale Problem

    +aktor-"aktor yang mempengaruhi shale problem dapat dibagi menjadi tiga

     bagian, yaitu %

    1. Faktor Mekanis

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    13/22

    +aktor-"aktor mekanis yang mempengaruhi terjadinya shale problem sebagian

     besar diakibatkan oleh pengaruh erosi yang disebabkan oleh aliran lumpur pemboran

    di annulus. ;rosi serpih secara langsung berhubungan dengan tingkat turbulensi di

    annulus dan viscositas lumpur. 1ebanyakan program hidrolika dirancang untuk 

    memungkinkan terjadinya aliran laminer di annulus. Pengaruh mekanis yang lain

    adalah pecah atau rusaknya serpih ynag diakibatkan oleh gerakan rangkaian

     pemboran dan caving yang diakibatkan oleh pergerakan horisontal lapisan serpih.

    Pengaruh lebih lanjut adalah kenyataan bah3a operasi pemboran pembuatan lubang!

    mengganggu sistem tekanan  stress! di dalam tanah, yang lebih lanjut akan

    mengakibatkan gerakan dinamis di dalam lapisan serpih. erakan ini akan

    mengakibatkan pecah atau rusaknya lapisan serpih di sekitar sumur menjadi bagian-

     bagian kecil yang akan jatuh ke dalam lubang.

    2. Faktor idrasi 

    Sejumlah "aktor berpengaruh di dalam hidrasi serpih. Untuk tujuan praktis,

    gaya hidrasi serpih dan gaya hidrasi osmosis dapat ditandai dan ditentukan secara

    kuantitati". aya hidrasi serpih berhubungan dengan kompaksi pada lapisan serpih.

    (idrasi osmosis berhubungan dengan perbedaan salinitas antara lumpur pemboran

    dan air "ormasi pada lapisan serpih. Selama sedimentasi, lapisan serpih terkompaksi

    secara progresi" oleh berat o(erburden. aya kompaksi ini akan mengeluarkan

    sejumlah besar air yang terserap dan air dari dalam pori batuan serpih. aya

    kompaksi ini sama dengan matrik  stress  tekanan o(erburden  7 tekanan pori!.

    Pemboran lapisan serpih mengeluarkan gaya kompaksi pada sekitar lubang bor dan

    sebagai hasilnya akan timbul gaya hidrasi serpih. aya hidrasi serpih besarnya kira-

    kira sama dengan matrik stress.

    (idrasi osmosis terjadi bila salinitas air "ormasi serpih lebih besar daripada

    salinitas lumpur pemboran. Pada lumpur pemboran berbahan dasar air, permukaan

    serpih bertindak sebagai membran semi permiabel dimana hidrasi osmosis terjadi.

    Pada lumpur berbahan dasar minyak, membran semi permiabelnya adalah oil film

    lapisan tipis minyak! dan lapisan emulsifier  di sekitar ater droplet . 1arena hidrasi

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    14/22

    osmosis tergantung kepada perbedaan salinitas antara air "ormasi lapisan serpih dan

    lumpur pemboran, proses ini dapat menghasilkan gaya adsorpsi maupun desorpsi.

    aya adsorpsi timbul jika salinitas air "ormasi pada lapisan serpih lebih besar 

    daripada salinitas lumpur pemboran demikian pula sebaliknya.

    9dsorpsi air oleh serpih biasnya akan menghasilkan dispersi dan  selling .

    )ispersi terjadi bila serpih terbagi-bagi menjadi partikel-partikel kecil dan masuk ke

    dalam lumpur pemboran sebagai padatan  solid !. Selling   terjadi sebagai akibat

     peningkatan ukuran dari mineral silika yang menyusun struktur lempung dan jika

    tekanan  selling yang timbul ini meningkatkan hop stress  di sekitar lubang bor 

    menjadi lebih besar daripada yield strength serpih maka destabilisasi lubang bor 

    terjadi. )estabilisasi lubang ini bentuknya adalah ca(ing atau sloughing shale.

    3. Faktor!Faktor Selain mekanis Dan idrasi 

    Shale problem telah dihubungkan dengan berbaagai macam "aktor yang

    mempercepat runtuhnya serpih kedalam lubang bor. $apisan serpih yang miring

    terbukti lebih mempunyai kecenderungan untuk runtuh dibandingkan lapisan serpih

    horisontal. (al ini dikarenakan selama proses adsorpsi air, ekspansi serpih terjadi

     pada arah yang tegak lurus terhadap bedding plane  yang pada akhirnya akan

    menghasilkan runtuhan serpih yang lebih besar jika bagian ini miring dengan sudut

    yang tinggi.

    Proses runtuhan pada brittle shale  serpih getas! yang tidak mengandung

    lempung akti" dijelaskan dengan adanya penembusan antara bedding plane  dan

    microfissure  dari serpih. (al ini akan menghasilkan tekanan  selling   yang tinggi

    yang memecahkan gaya kohesi iantara rekahan di permukaan yang menyebabkan

    serpih ini akan terjatuh. Pada serpih yang abnormal atau  geopressure, kandungan air 

     batuan lebih tinggi dibandingkan dengan normal. Sebagai tambahan, plastisitas serpih

    menjadi tidak normal tinggi! sebanding dengan berat o(erburden. Aleh karena itu,

     jika pemboran menembus lapisan serpih yang abnormal, serpih ini akan masuk 

    kedalam lubang sebagai akibat adanya perbedaan antara tekanan "ormasi dan tekanan

    hidrostatis lumpur.

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    15/22

    4.%.4. Tina"an Pen!e#aan

    #indakan pencegahan terhadap shale problem adalah dengan memakai lumpur 

    yang stabil pada kandungan shale "ormasi, yaitu dengan mengkombinasikan 1:l

    dengan polymer. $umpur dasar ini adalah dengan menggunakan dasar air ta3ar 

    dimana digunakan additive 1:l dan polymer. 1:l akan melepas =a sehingga

    kemampuan ikatan akan semakin kuat a"initas terhadap air kecil! dengan demikian

    air yang dapat menyebabkan s3elling tidak banyak terserap.

    4./. 3ilan# L&mp&r ( "ost #irculation)

    (ilang lumpur adalah peristi3a hilangnya lumpur pemboran masuk ke dalam

    "ormasi. (ilang lumpur ini merupakan problem lama di dalam pemboran, yang

    meskipun telah banyak penelitian, tetapi masih banyak terjadi dimana-mana, serta

    kedalaman yang berbeda-beda. (ilang terjadi karena dua "aktor, yakni % "aktor 

    mekanis dan "aktor "ormasi.

    4./.1. ebab-ebab 3ilan# L&mp&r

    4./.1.1. a"tr Me"ani*

    (ilang lumpur terjadi jika tekanan hidrostatik naik hingga melebihi tekanan

    rekah "ormasi, yang akan mengakibatkan adanya  crack   rekahan! yang

    memungkinkan lumpur mengalir ke dalamnya. (ilang lumpur ini terjadi jika besar 

    lubang pori lebih besar dari pada ukuran partikel lumpur pemboran. Pada prakteknya,

    ukuran lubang pori yang dapat mengakibatkan terjadinya hilang lumpur berada pada

    kisaran 4.& 7 &.44 mm. Pada lubang bagian permukaan, hilang lumpur atau hilang

    sirkulasi dapat menyebabkan ashout   yang besar, yang dapat menyebabkan rig

     pemboran yang digunakan menjadi ambles. $aju penembusan yang tinggi akan

    menghasilkan keratan bor yang banyak dan bila tidak terangkat dengan cepat akan

    dapat menyebabkan kenaikan densitas lumpur yang pada akhirnya akan menaikkan

    tekanan hidrostatik. 1ebanyakan perusahaan minyak membatasi laju penembusan di

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    16/22

    lubang permukaan untuk mengurangi eCuivalent circulating density di annulus yang

     pada akhirnya akan membatasi tekanan dinamis pada "ormasi yang ditembus. Aleh

    karena itu diperlukan pengamatan si"at-si"at lumpur pemboran yang teliti untuk 

    mendeteksi adanya kenaikan densitas lumpur yang tiba-tiba.

    (ilang lumpur juga terjadi sebagai akibat kenaikan tiba-tiba dari tekanan

    hidrostatik lumpur yang disebabkan kenaikan berat lumpur yang mendadak atau

    gerakan pipa. Penurunan pipa yang cepat akan menyebabkan "luida memberikan

    tekanan tambahan  surging ! pada annulus. #ekanan total sebagai akibat surge effect 

    dan tekanan hidrostatik lumpur dalam keadaan tertentu akan menjadi cukup tinggi

    untuk merekahkan "ormasi yang belum dicasing. Pada lubang intermediate,

    kebanyakan kasus hilang lumpur disebabkan karena memasuki 2ona deplesi dimana

    tekanan reservoirnya lebih kecil daripada tekanan diatasnya, kenaikan yang tiba-tiba

    dari tekanan hidrostatik lumpur sebagai akibat  surging effect   dapat merekahkan

    ormasi yang lemah dan akan menyebabkan terjadinya hilang sirkulasi.

    4./.1.%. a"tr rma*i

    )itinjau dari segi "ormasinya, seperti ditunjukkan oleh ambar /.D, maka

    hilang lumpur dapat disebabkan oleh %

    - Coarsele) permeable formation.

    - Ca(ernous formation.

    -  Fissure+ fracture+ faults.

    1. #oarseley Permeable Formation

    :ontoh dari jenis "ormasi ini adalah pasir dan gravel. =amun tidak semua

     jenis "ormasi ini menyerap lumpur. Untuk dapat menyerap lumpur perlu keadaan,

    antara lain tekanan hidrostatik lumpur harus lebih besar daripada tekanan "ormasi,

    "ormasi harus permeabel, disamping ada pengertian bah3a lumpur mampu masuk ke

    dalam "ormasi bila diameter lubang atau pori-pori sedikitnya tiga kali lebih besar 

    daripada diameter butiran atau partikel padat dari lumpur. *adikalau lumpur sampai

    dapat masuk ke dalam "ormasi, berarti lubang atau celah-celah cukup besar.

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    17/22

    2. #a$ernous Formation

    (ilang lumpur ke dalam reef , gra"el ataupun "ormasi yang mengandung

     banyak gua-gua sudah dapat diduga sebelumnya. ua-gua ini banyak terdapat pada

    "ormasi batu kapur limestone dan dolomite!.

    3. Fissure% Fracture% Faults

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    18/22

    Gambar 4..

    Berba#ai ma!am lost circulation 1$)

    4./.%.1. &emperature Sur$ey

    9lat perekam suhu diturunkan ke dalam lubang dengan menggunakan

    ireline untuk memberikan data suhu pada kedalaman tertentu. Pada kondisi normal,

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    19/22

    kenaikan temperatur akan berbanding lurus dengan kenaikan kedalaman. #rend

    ambar /.5! direkam pada keadaan statis untuk mendapatkan base log  log dasar!.

    Sejumlah lumpur dingin kemudian dipompakan le dalalm lubang dan dilakukan

    survey yang lain. $umpur dingin ini akan menyebabkan peralatan survey merekam

    temperatur yang lebih rendah daipada sebelumnya, sampai pada “thief ” dimana

    terjadi hilang lumpur. )i ba3ah “thief/  level lumpurnya statis dan suhunya lebih

    tinggi bila dibandingkan dengan “thief ”. )ari keterangan di atas menunjukkan bah3a

    lo suhu yang baru akan menunjukkan anomali sepanjang “thief E dan letak 2ona ini

    dapat ditentukan dari pembacaan kedalaman dimana terjadi perubahan garis pada

    gradiennya.

    Gambar 4.5.

    Prin*ip &emperature Sur$ey 1$)

    4./.%.%.  'adioacti$e &racer Sur$ey

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    20/22

    Pertama kali gamma ray log dijalankan untuk mendapatkan radioactivitas

    "ormasi normal dan bertindak sebagai dasar untuk perbandingan. 1emudian sejumlah

    kecil bahan radioactive dimasukkan ke dalam lubang di sekitar daerah dimana

    kemungkinan terdapat “thief ”. amma ray log yang kedua kemudian dijalankan dan

    dibandingkan dengan log dasar gamma ray pertama!. #itik kedalaman! terjadinya

    hilang lumpur ditunjukkan dengan penurunan radioactivitaslog kedua yang

    disebabkan karena bahan radioacti" yang kedua hilang masuk! ke "ormasi.

    4./.%./.  Spinner Sur$ey

    kumparan yang dipasang pada ujung kabel diturunkan ke daam lubang untuk 

    menentukan kemungkinan letak 2ona hilang lumpur. 1umparan ini akan berputar 

    karena adanya gerakan vertikal lumpur yang kemungkinan terjadi karena di dekat

    “thief/. 1ecepatan rotor direkam dalam sebuah "ilm sebagai rangkaian titik dan spasi.

    Metode ini terbukti tidak e"ekti" jika digunakan sejumlah besar $:M dalam lumpu.

    4././. 6la*ifi"a*i 7na 3ilan# L&mp&r

    Bona hilang lumpur dapat diklasi"ikasikan menjadi %  seepage loss+ partial 

    loss+ dan complete loss.

    4././.1.  Seepage "oss

    Seepage loss adalah apabila hilang lumpur dalam jumlah relati" kecil, kurang

    dari &D bblFjam /4 lpm! dapat terjadi pada setiap jenis "ormasi yang terdiri dari pasir 

     porous dan gravel, rekah alami natural fracture! dan pada "ormasi yag terdapat

    rekahan batu gamping! serta induced fracture rekahan bukan alami!.

    4././.%.  Partial "oss

     Partial loss adalah hilang lumpur dalam jumlah yang relati" besar, lebih dari

    &D bblFjam atau sekitar &D -D44 bblFjam /4 -&'D lpm!. )apat terjadi umumnya pada

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    21/22

     jenis "ormasi yang terdiri dari pasir porous dan gravel, serta kadang-kadang terjadi

     pada batuan yang menganung rekahan natural fracture dan induced fracture!.

    4./././. #omplete "oss

    Complete loss adalah lumpur tidak keluar kembali dari lubang bor. )apat

    terjadi pada "ormasi batupasir gravel, rekah secara alami natural fracture! dan pada

    "ormasi yang banyak terjadi rekahan.

    4./.4. Tina"an Pen!e#aan

    Pengamatan menunjukkan bah3a sekitar D4 G dari hilang lumpur terjadi

    karena induced fracture. )alam hal ini hilang lumpur dapat terjadi dimana-

    mana.)engan demikian pencegahan lebih murah daripada mengatasi hilang lumpur 

     bila sudah terjadi. (al yang perlu diingat untuk pencegahan antara lain %

    - erat lumpur perlu dijaga agar tetap minimum, sekedar mampu mengimbangi

    tekanan "ormasi. Serbuk bor yang ada di annulus juga mengakibatkan

     penambahan berat lumpur. *adi pembersihan lubang bor memegang peranan

     penting.

    - 0el strength juga dijaga agar tetap kecil. 0el strength yang besar memerlukan

    tenaga yang besar pula untuk memecah gel tersebut, yang dapat

    mengakibatkan pecahnya "ormasi. )isarankan agar meja putar digerakkan

    dulu sebelum menjalankan pompa, dan menjalankan pompa jangan mengejut.

    - Pada 3aktu masuk pahat, agar dihindari terjadinya “ pressure surge” untuk 

    mencegah pecahnya "ormasi. *uga pada saat mencabut pahat agar dihindari

    terjadinya s3ab.

    - 9gar dipakai lumpur yang baik, stabil. (al ini dapat mengurangi pengaruh

    negati" lumpur.

    - ila diperkirakan akan terjadi hilang lumpur, lumpur dapat ditambah dulu

    dengan bahan penyumbat $:M! yang lembut, misalnya D lbsFbbl alnut 

  • 8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)

    22/22