masalah dalam pemboran (1)
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
1/22
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
2/22
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
3/22
Gambar 4.1.
Differential Pipe ti!"in# 1$)
)alam satuan lapangan persamaan /-'! menjadi %
DF = H s ! P f " psi # hft # &2 in'ft" # t in" # f
DF = &2 H s ! P f " # h # t # f ................................................................. /-/!
esarnya gaya di""erential sangat sensiti" untuk berubah terutama pada nilai
kontak area dan "aktor gesekan, yang keduanya merupakan "ungsi 3aktu. Semakin
lama pipa dibiarkan berada dalam keadaan statis, tebal mud cake akan semakin
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
4/22
meningkat. )emikian halnya dengan "aktor gesekan yang akan meningkat dengan
semakin banyaknya air yang ditepiskan dari mud cake.
Gambar 4.%.
Per"emban#an Differential Sticking Men&r&t 'a"t&
a) "ni*i a+al, b) *etela beberapa jam 1$)
aya di""erential ini juga sangat sensiti" untuk berubah daam hal besarnya
perbedaan tekanan ( s - P f !. )alam operasi pemboran yang normal diusahakan
terdapat o(erbalance pressure antara &44 sampai dengan 44 psi 5.6 7 &'.5 bar!.
1enaikan o(erbalance pressure yang tinggi dapat ditimbulkan oleh hal-hal sebagai
berikut %
a. 1enaikan tiba-tiba dari berat lumpur pemboran yang akan meningkatkan
tekanan hidrostatik lumpur dan pada akhirnya akan meningkatkan besarnya
o(erbalance pressure. b. Pemboran yang melalui reservoir yang terdepresi dan adanya regresi tekanan.
8egresi tekanan terjadi pada operasi pemboran pada saat gradien tekanan
"ormasi menurun sementara gradien tekanan lumpur pemboran tetap untuk menahan
tekanan "ormasi pada "ormasi batuan yang ada di atasnya. ambar /. menunjukkan
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
5/22
gambaran tentang keadaan yang mungkin terjadi pada saat a3al terjadinya
differential sticking dan beberapa jam sesudahnya.
4.1.%. Mechanical Pipe Sticking (epitan Me"ani*)
Pipa dapat terjepit secara mekanis apabila %
&. 1eratan bor atau "ormasi yang mengalami sloughing menyumbat annulus di
sekitar rangkaian bor.
. 8angkaian bor diturunkan terlalu cepat sehingga menghantam bridge atau tight
spot atau dasar sumur.
'. )itarik masuk ke dalam lubang kunci ke) seat !.
4.1./ . Key Seat
)i dalam lubang yang mempunyai dog leg perubahan sudut kemiringan
lubang secara mendadak dan berada pada "ormasi yang lunak!, tool *oint drill pipe
membuat lubang tambahan yang merupakan perluasan dari lubang utama yang dibuat
oleh bit, sebagaimana ditunjukkan pada gambar /.'. Selama operasi pemboran
berlangsung berat pada pahat yang diberikan melalui pipa bor mempunyai gaya
tegang tension!, untuk mendapatkan kondisi rangkaian pipa bor menjadi tetap lurus
atau vertikal. Selama pemboran, drill pipe selalu dijaga berada dalam keadaan tension
tertarik! dan pada saat memasuki daerah dog leg+ berusaha untuk menjadi lurus,
sehingga menimbulkan gaya lateral seperti ditunjukkan pada gambar /.'. aya lateral
ini mengakibatkan sambungan drill pipe tool *oint ! menggerus "ormasi yang berada
pada busur dog leg , dan menimulkan lubang baru sebagai akibat diputarnya rangkaian
pemboran. $ubang ini disebut “ $e) Seat ”.
4.1.4. Tina"an Pen!e#aan
Pendekatan pencegahan terhadap problem di""erential pipe sticking adalah
dengan %
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
6/22
• Mengurangi perbedaan antara tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan
"ormasi. Perbedaan tekanan dapat diminimalisasi dengan mempertahankan
densitas lumpur serendah mungkin dengan tetap memperhatikan "aktor
keamanan sumur.
• Mengurangi daerah kontak dan ketebalan mud cake, yaitu dengan
menggunakan oil base mud yang menghasilkan ketebalan mud cake yang
tipis.
• Mengurangi rangkaian pipa bor dalam keadaan statis
• Mengurangi "aktor gesekan, dengan menambahkan oil 3etting agent yang
dapat membentuk lapisan "ilm untuk menghindari e"ek "riksi.
Pada key seat dan mechanical pipe sticking pencegahan dapat dilakukan dengan cara
melakukan pemboran lurus, menghindari pembelokan perubahan sudut! mendadak
dan ekstrim melampaui kemampuan rangkaian pipa. Pemilihan bit yang sesuai dan
mereaming tight spot dapat mencegah trjadinya pipa terjepit.
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
7/22
Gambar 4./.
Per"emban#an Key Seat 1$)
4.%. Shale Problem
Shale serpih! adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh deposisi dan
kompaksi sedimen untuk 3aktu yang lama. Serpih ini komposisi utamanya adalah
lempung cla)!, lanau silt !, air dan sejumlah kecil ,uart dan feldspar. erdasarkan
kandungan airnya, serpih dapat berupa batuan yang kompak atau batuan yang lunak
dan tidak kompak, yang biasa disebut serpih lempung atau serpih lumpur. Serpih ini
juga dapat berada dalam bentuk metamorphic seperti slate+ ph)lite dan mica schist .
Pemboran menembus lapisan shale memiliki pemasalahan tersendiri. Menjaga
agar shale tetap stabil, tidak runtuh atau longsor merupakan suatu masalah. #idak ada
suatu cara yang pasti yang dapat diterapkan untuk semua keadaan. Untuk mengurangi
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
8/22
masalah ini biasanya pemboran dilakukan dengan memakai drilling practice serta
mud practice yang baik. 1arena reruntuhan atau longsorannya shale ini, maka akibat
seterusnya yang dapat timbul antara lain %
- $ubang bor membesar.
- Pipa bor terjepit.
- -ridges dan fill up.
- 1ebutuhan lumpur bertambah.
- Penyemenan yang kurang sempurna.
- 1esulitan dalam melaksanakan logging.
4.%.1. eni*-eni* Shale
Shale biasanya merupakan hasil endapan marine basin, terutama dari lumpur,
silts, dan cla)s. )alam bentuknya yang lunak, biasanya disebut cla), bila makin
dalam, maka karena tekanan dan temperatur yang tinggi endapan ini akan mengalami
perubahan bentuk consolidation!, dan disebut sebagai shale. 1arena perubahan
bentuk proses metamor"osis disebut slate+ ph)lite+ atau mica schist. ila shale banyak
mengandung pasir disebut arenaceous shale, sedang yang banyak mengandung
organic material disebut carbonaceous shale. 9dapun jenis-jenis shale adalah sebagai
berikut %
1. Pressure Shale
Shale merupakan batuan endapan, yang biasanya terdapat pada daerah yang
luas. 1arena proses geologi, terjadi penekanan batuan tersebut oleh lapisan-lapisan
yang mengendap berikutnya o(erburden presure!. Pada proses compaction atau
pemadatan ini, maka cairan-cairan yang berada di dalam batuan tersebut tertekan
keluar dan masuk ke dalam batuan yang porous dan permeable+ biasanya pasir.
9kibatnya cairan terperangkap dan tertekan di dalam pasir dan tekanan dapat
mencapai tekanan yang relati" tinggi, bahkan dapat menyamai tekanan o(erburden itu
sendiri.
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
9/22
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
10/22
$apisan shale tu"a mempunyai si"at sangat komplek dam mudah runtuh jika
keseimbangan konsentrasinya! terganggu oleh air tapisan lumpur bor yang masuk ke
dalam lapisan shale tersebut, sehingga hal ini menyebabkan )ield strengthnya gaya
tarik menarik! menjadi berkurang.
1ecenderungan lapisan shale untuk runtuh tergantung pada beberapa "aktor,
antara lain %
- 1adar cla) dalam lapisan shale cukup tinggi clay mudah mengembang bila
kena air tapisan!.
- 1emiringan lapisan shale, semakin besar kemiringan maka kecenderungan
untuk runtuh semakin besar.
- #ekanan kompaksi shale, dimana tekanan kompaksi shale lebih besar
daripada tekanan hidrostatik lumpur pemboran.
- Pola aliran turbulen di annulus dapat membantu mengerosi lapisan shale.
8eaksi clay pada cairan terutama tergantung dari jenis cla), ion-ion yang ada
dan keadaan "isisk yang bersangkutan. 1arena cla) merupakan material yang reakti",
maka ion-ion yang ditambahkan pada reaksi kimia cla) dan air sangat berpengaruh
terhadap si"at reakti"nya.
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
11/22
:a ++ @ =aA( :a A(! @ =a ++ @ A( −
Gambar 4.4.
tr&"t&r mineral !la0 1$)
#erlihat bah3a penambahan =aA( menaikkan p( dan sebagian :a ++ akan
mengendap karenanya.
Muatan listrik pada permukaan clay sangat penting. Suatu sistem dispersi
adalah dimana permukaan-permukaan clay menjadi muatan-muatan negati" yang
dominan, sehingga masing-masing partikel saling tolak-menolak. Sebaliknya pada
"lukolasi, gaya tolak-menolak ini dinetralisir dan clay akan menggumpal dan
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
12/22
menjebak air bebas di dalamnya sebagai tambahan dari mengikat air sehingga sistem
kekurangan air dan viscositasnya naik, demikian pula gel strengthnya. #endensi
dari mineral clay untuk terbentuk kembali jika gaya tolak-menolak telah dinetralkan
merupakan si"at clay dan terutama terjadi karena pecahnya valensi pengikat, atau
muatan-muatan permukaan yang terbentuk karena grinding penghancuran! dan
sirkulasi. aya-gaya ini dapat mengakibatkan flukolasi lumpur bila tidak dila3an.
Untuk menghilangkan material-material tertentu pada pengendapan, misalnya pada
pemboran melalui "ormasi g)psum atau anh)drite :aSA/! akan terjadi kontaminasi
lumpur oleh ion calcium. Maka direncanakan pembuangan ion :a ++ dengan 2at
kimia. Bat kimia ditambahkan sehingga bila berdisosiasi, ion negati" akan
berkombinasi dengan :a ++ untuk membentuk senya3a calcium yang tidak terlarut.
Maka :a ++ akan hilang dari larutan. Misalnya pada kontaminasi dengan:aSA / tadi,
umumnya ditambahkan soda abu =a:A'!. )engan mengabaikan reaksi lain
=a:A' @ :aSA/ :a:A' @ =aSA/
#etapi karena =aSA/ juga merupakan kontaminan yang akan tinggal dalam
larutan, maka bila "ormasi anhydrite yang dibor tebal, maka ion sul"at juga perlu
dihilangkan, dalam hal ini ditambahkan a:A'.
a:A' @ :aSA/ :a:A' @ aSA/
ila kontaminasi :a dikarenakan oleh semen, maka senya3a utamanya adalah
:aA(!, maka dipakai soda abu,
=a:A' @ :aA(! :a:A' @ =aA(
4.%./. a"tr-a"tr 2an# Mempen#ar&i Shale Problem
+aktor-"aktor yang mempengaruhi shale problem dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu %
1. Faktor Mekanis
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
13/22
+aktor-"aktor mekanis yang mempengaruhi terjadinya shale problem sebagian
besar diakibatkan oleh pengaruh erosi yang disebabkan oleh aliran lumpur pemboran
di annulus. ;rosi serpih secara langsung berhubungan dengan tingkat turbulensi di
annulus dan viscositas lumpur. 1ebanyakan program hidrolika dirancang untuk
memungkinkan terjadinya aliran laminer di annulus. Pengaruh mekanis yang lain
adalah pecah atau rusaknya serpih ynag diakibatkan oleh gerakan rangkaian
pemboran dan caving yang diakibatkan oleh pergerakan horisontal lapisan serpih.
Pengaruh lebih lanjut adalah kenyataan bah3a operasi pemboran pembuatan lubang!
mengganggu sistem tekanan stress! di dalam tanah, yang lebih lanjut akan
mengakibatkan gerakan dinamis di dalam lapisan serpih. erakan ini akan
mengakibatkan pecah atau rusaknya lapisan serpih di sekitar sumur menjadi bagian-
bagian kecil yang akan jatuh ke dalam lubang.
2. Faktor idrasi
Sejumlah "aktor berpengaruh di dalam hidrasi serpih. Untuk tujuan praktis,
gaya hidrasi serpih dan gaya hidrasi osmosis dapat ditandai dan ditentukan secara
kuantitati". aya hidrasi serpih berhubungan dengan kompaksi pada lapisan serpih.
(idrasi osmosis berhubungan dengan perbedaan salinitas antara lumpur pemboran
dan air "ormasi pada lapisan serpih. Selama sedimentasi, lapisan serpih terkompaksi
secara progresi" oleh berat o(erburden. aya kompaksi ini akan mengeluarkan
sejumlah besar air yang terserap dan air dari dalam pori batuan serpih. aya
kompaksi ini sama dengan matrik stress tekanan o(erburden 7 tekanan pori!.
Pemboran lapisan serpih mengeluarkan gaya kompaksi pada sekitar lubang bor dan
sebagai hasilnya akan timbul gaya hidrasi serpih. aya hidrasi serpih besarnya kira-
kira sama dengan matrik stress.
(idrasi osmosis terjadi bila salinitas air "ormasi serpih lebih besar daripada
salinitas lumpur pemboran. Pada lumpur pemboran berbahan dasar air, permukaan
serpih bertindak sebagai membran semi permiabel dimana hidrasi osmosis terjadi.
Pada lumpur berbahan dasar minyak, membran semi permiabelnya adalah oil film
lapisan tipis minyak! dan lapisan emulsifier di sekitar ater droplet . 1arena hidrasi
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
14/22
osmosis tergantung kepada perbedaan salinitas antara air "ormasi lapisan serpih dan
lumpur pemboran, proses ini dapat menghasilkan gaya adsorpsi maupun desorpsi.
aya adsorpsi timbul jika salinitas air "ormasi pada lapisan serpih lebih besar
daripada salinitas lumpur pemboran demikian pula sebaliknya.
9dsorpsi air oleh serpih biasnya akan menghasilkan dispersi dan selling .
)ispersi terjadi bila serpih terbagi-bagi menjadi partikel-partikel kecil dan masuk ke
dalam lumpur pemboran sebagai padatan solid !. Selling terjadi sebagai akibat
peningkatan ukuran dari mineral silika yang menyusun struktur lempung dan jika
tekanan selling yang timbul ini meningkatkan hop stress di sekitar lubang bor
menjadi lebih besar daripada yield strength serpih maka destabilisasi lubang bor
terjadi. )estabilisasi lubang ini bentuknya adalah ca(ing atau sloughing shale.
3. Faktor!Faktor Selain mekanis Dan idrasi
Shale problem telah dihubungkan dengan berbaagai macam "aktor yang
mempercepat runtuhnya serpih kedalam lubang bor. $apisan serpih yang miring
terbukti lebih mempunyai kecenderungan untuk runtuh dibandingkan lapisan serpih
horisontal. (al ini dikarenakan selama proses adsorpsi air, ekspansi serpih terjadi
pada arah yang tegak lurus terhadap bedding plane yang pada akhirnya akan
menghasilkan runtuhan serpih yang lebih besar jika bagian ini miring dengan sudut
yang tinggi.
Proses runtuhan pada brittle shale serpih getas! yang tidak mengandung
lempung akti" dijelaskan dengan adanya penembusan antara bedding plane dan
microfissure dari serpih. (al ini akan menghasilkan tekanan selling yang tinggi
yang memecahkan gaya kohesi iantara rekahan di permukaan yang menyebabkan
serpih ini akan terjatuh. Pada serpih yang abnormal atau geopressure, kandungan air
batuan lebih tinggi dibandingkan dengan normal. Sebagai tambahan, plastisitas serpih
menjadi tidak normal tinggi! sebanding dengan berat o(erburden. Aleh karena itu,
jika pemboran menembus lapisan serpih yang abnormal, serpih ini akan masuk
kedalam lubang sebagai akibat adanya perbedaan antara tekanan "ormasi dan tekanan
hidrostatis lumpur.
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
15/22
4.%.4. Tina"an Pen!e#aan
#indakan pencegahan terhadap shale problem adalah dengan memakai lumpur
yang stabil pada kandungan shale "ormasi, yaitu dengan mengkombinasikan 1:l
dengan polymer. $umpur dasar ini adalah dengan menggunakan dasar air ta3ar
dimana digunakan additive 1:l dan polymer. 1:l akan melepas =a sehingga
kemampuan ikatan akan semakin kuat a"initas terhadap air kecil! dengan demikian
air yang dapat menyebabkan s3elling tidak banyak terserap.
4./. 3ilan# L&mp&r ( "ost #irculation)
(ilang lumpur adalah peristi3a hilangnya lumpur pemboran masuk ke dalam
"ormasi. (ilang lumpur ini merupakan problem lama di dalam pemboran, yang
meskipun telah banyak penelitian, tetapi masih banyak terjadi dimana-mana, serta
kedalaman yang berbeda-beda. (ilang terjadi karena dua "aktor, yakni % "aktor
mekanis dan "aktor "ormasi.
4./.1. ebab-ebab 3ilan# L&mp&r
4./.1.1. a"tr Me"ani*
(ilang lumpur terjadi jika tekanan hidrostatik naik hingga melebihi tekanan
rekah "ormasi, yang akan mengakibatkan adanya crack rekahan! yang
memungkinkan lumpur mengalir ke dalamnya. (ilang lumpur ini terjadi jika besar
lubang pori lebih besar dari pada ukuran partikel lumpur pemboran. Pada prakteknya,
ukuran lubang pori yang dapat mengakibatkan terjadinya hilang lumpur berada pada
kisaran 4.& 7 &.44 mm. Pada lubang bagian permukaan, hilang lumpur atau hilang
sirkulasi dapat menyebabkan ashout yang besar, yang dapat menyebabkan rig
pemboran yang digunakan menjadi ambles. $aju penembusan yang tinggi akan
menghasilkan keratan bor yang banyak dan bila tidak terangkat dengan cepat akan
dapat menyebabkan kenaikan densitas lumpur yang pada akhirnya akan menaikkan
tekanan hidrostatik. 1ebanyakan perusahaan minyak membatasi laju penembusan di
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
16/22
lubang permukaan untuk mengurangi eCuivalent circulating density di annulus yang
pada akhirnya akan membatasi tekanan dinamis pada "ormasi yang ditembus. Aleh
karena itu diperlukan pengamatan si"at-si"at lumpur pemboran yang teliti untuk
mendeteksi adanya kenaikan densitas lumpur yang tiba-tiba.
(ilang lumpur juga terjadi sebagai akibat kenaikan tiba-tiba dari tekanan
hidrostatik lumpur yang disebabkan kenaikan berat lumpur yang mendadak atau
gerakan pipa. Penurunan pipa yang cepat akan menyebabkan "luida memberikan
tekanan tambahan surging ! pada annulus. #ekanan total sebagai akibat surge effect
dan tekanan hidrostatik lumpur dalam keadaan tertentu akan menjadi cukup tinggi
untuk merekahkan "ormasi yang belum dicasing. Pada lubang intermediate,
kebanyakan kasus hilang lumpur disebabkan karena memasuki 2ona deplesi dimana
tekanan reservoirnya lebih kecil daripada tekanan diatasnya, kenaikan yang tiba-tiba
dari tekanan hidrostatik lumpur sebagai akibat surging effect dapat merekahkan
ormasi yang lemah dan akan menyebabkan terjadinya hilang sirkulasi.
4./.1.%. a"tr rma*i
)itinjau dari segi "ormasinya, seperti ditunjukkan oleh ambar /.D, maka
hilang lumpur dapat disebabkan oleh %
- Coarsele) permeable formation.
- Ca(ernous formation.
- Fissure+ fracture+ faults.
1. #oarseley Permeable Formation
:ontoh dari jenis "ormasi ini adalah pasir dan gravel. =amun tidak semua
jenis "ormasi ini menyerap lumpur. Untuk dapat menyerap lumpur perlu keadaan,
antara lain tekanan hidrostatik lumpur harus lebih besar daripada tekanan "ormasi,
"ormasi harus permeabel, disamping ada pengertian bah3a lumpur mampu masuk ke
dalam "ormasi bila diameter lubang atau pori-pori sedikitnya tiga kali lebih besar
daripada diameter butiran atau partikel padat dari lumpur. *adikalau lumpur sampai
dapat masuk ke dalam "ormasi, berarti lubang atau celah-celah cukup besar.
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
17/22
2. #a$ernous Formation
(ilang lumpur ke dalam reef , gra"el ataupun "ormasi yang mengandung
banyak gua-gua sudah dapat diduga sebelumnya. ua-gua ini banyak terdapat pada
"ormasi batu kapur limestone dan dolomite!.
3. Fissure% Fracture% Faults
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
18/22
Gambar 4..
Berba#ai ma!am lost circulation 1$)
4./.%.1. &emperature Sur$ey
9lat perekam suhu diturunkan ke dalam lubang dengan menggunakan
ireline untuk memberikan data suhu pada kedalaman tertentu. Pada kondisi normal,
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
19/22
kenaikan temperatur akan berbanding lurus dengan kenaikan kedalaman. #rend
ambar /.5! direkam pada keadaan statis untuk mendapatkan base log log dasar!.
Sejumlah lumpur dingin kemudian dipompakan le dalalm lubang dan dilakukan
survey yang lain. $umpur dingin ini akan menyebabkan peralatan survey merekam
temperatur yang lebih rendah daipada sebelumnya, sampai pada “thief ” dimana
terjadi hilang lumpur. )i ba3ah “thief/ level lumpurnya statis dan suhunya lebih
tinggi bila dibandingkan dengan “thief ”. )ari keterangan di atas menunjukkan bah3a
lo suhu yang baru akan menunjukkan anomali sepanjang “thief E dan letak 2ona ini
dapat ditentukan dari pembacaan kedalaman dimana terjadi perubahan garis pada
gradiennya.
Gambar 4.5.
Prin*ip &emperature Sur$ey 1$)
4./.%.%. 'adioacti$e &racer Sur$ey
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
20/22
Pertama kali gamma ray log dijalankan untuk mendapatkan radioactivitas
"ormasi normal dan bertindak sebagai dasar untuk perbandingan. 1emudian sejumlah
kecil bahan radioactive dimasukkan ke dalam lubang di sekitar daerah dimana
kemungkinan terdapat “thief ”. amma ray log yang kedua kemudian dijalankan dan
dibandingkan dengan log dasar gamma ray pertama!. #itik kedalaman! terjadinya
hilang lumpur ditunjukkan dengan penurunan radioactivitaslog kedua yang
disebabkan karena bahan radioacti" yang kedua hilang masuk! ke "ormasi.
4./.%./. Spinner Sur$ey
kumparan yang dipasang pada ujung kabel diturunkan ke daam lubang untuk
menentukan kemungkinan letak 2ona hilang lumpur. 1umparan ini akan berputar
karena adanya gerakan vertikal lumpur yang kemungkinan terjadi karena di dekat
“thief/. 1ecepatan rotor direkam dalam sebuah "ilm sebagai rangkaian titik dan spasi.
Metode ini terbukti tidak e"ekti" jika digunakan sejumlah besar $:M dalam lumpu.
4././. 6la*ifi"a*i 7na 3ilan# L&mp&r
Bona hilang lumpur dapat diklasi"ikasikan menjadi % seepage loss+ partial
loss+ dan complete loss.
4././.1. Seepage "oss
Seepage loss adalah apabila hilang lumpur dalam jumlah relati" kecil, kurang
dari &D bblFjam /4 lpm! dapat terjadi pada setiap jenis "ormasi yang terdiri dari pasir
porous dan gravel, rekah alami natural fracture! dan pada "ormasi yag terdapat
rekahan batu gamping! serta induced fracture rekahan bukan alami!.
4././.%. Partial "oss
Partial loss adalah hilang lumpur dalam jumlah yang relati" besar, lebih dari
&D bblFjam atau sekitar &D -D44 bblFjam /4 -&'D lpm!. )apat terjadi umumnya pada
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
21/22
jenis "ormasi yang terdiri dari pasir porous dan gravel, serta kadang-kadang terjadi
pada batuan yang menganung rekahan natural fracture dan induced fracture!.
4./././. #omplete "oss
Complete loss adalah lumpur tidak keluar kembali dari lubang bor. )apat
terjadi pada "ormasi batupasir gravel, rekah secara alami natural fracture! dan pada
"ormasi yang banyak terjadi rekahan.
4./.4. Tina"an Pen!e#aan
Pengamatan menunjukkan bah3a sekitar D4 G dari hilang lumpur terjadi
karena induced fracture. )alam hal ini hilang lumpur dapat terjadi dimana-
mana.)engan demikian pencegahan lebih murah daripada mengatasi hilang lumpur
bila sudah terjadi. (al yang perlu diingat untuk pencegahan antara lain %
- erat lumpur perlu dijaga agar tetap minimum, sekedar mampu mengimbangi
tekanan "ormasi. Serbuk bor yang ada di annulus juga mengakibatkan
penambahan berat lumpur. *adi pembersihan lubang bor memegang peranan
penting.
- 0el strength juga dijaga agar tetap kecil. 0el strength yang besar memerlukan
tenaga yang besar pula untuk memecah gel tersebut, yang dapat
mengakibatkan pecahnya "ormasi. )isarankan agar meja putar digerakkan
dulu sebelum menjalankan pompa, dan menjalankan pompa jangan mengejut.
- Pada 3aktu masuk pahat, agar dihindari terjadinya “ pressure surge” untuk
mencegah pecahnya "ormasi. *uga pada saat mencabut pahat agar dihindari
terjadinya s3ab.
- 9gar dipakai lumpur yang baik, stabil. (al ini dapat mengurangi pengaruh
negati" lumpur.
- ila diperkirakan akan terjadi hilang lumpur, lumpur dapat ditambah dulu
dengan bahan penyumbat $:M! yang lembut, misalnya D lbsFbbl alnut
-
8/20/2019 Masalah Dalam Pemboran (1)
22/22