masa idah, hadanah, dan rujuk 2

26
Masa idah, hadHanah, dan rujuk Afidya Pramesti Amelia Aulia Baydakh Hanifah F ahrani

Upload: sman-54-jakarta

Post on 15-Apr-2017

423 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

Masa idah, hadHanah, dan rujukAfidya Pramesti

Amelia

Aulia

Baydakh Hanifah

F ahrani

Page 2: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

MASA IDAH,•APA SIH MASA IDAH ITU?

Page 3: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

• Masa ‘iddah adalah istilah yang diambil dari bahasa Arab dari kata (العدة) yang bermakna perhitungan (اإلحصاء)[1] . Dinamakan demikian karena seorang menghitung masa suci atau bulan secara umum dalam menentukan selesainya masa iddah.

Menurut istilah, masa ‘iddah ialah sebutan/nama suatu masa di mana seorang wanita menanti atau menangguhkan perkawinan setelah ia ditinggalkan mati oleh suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru’, atau berakhirnya beberapa bulan yang sudah ditentukan

Page 4: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

Dalil dari al-Qur`ân yaitu firman Allâh Azza wa Jalla :

قBرBوBء BةBثBالBث BنBهBسBفBنBأBب BنBصBبBرBتBي BتBاBقBلBطBمBلBاBو

Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru' [al-Baqarah/2:228]

Page 5: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

ATURAN-ATURAN DALAM `IDDAH Masa iddah diwajibkan pada semua wanita yang

berpisah dari suaminya dengan sebab talak, khulu’ (gugat cerai), faskh (penggagalan akad pernikahan) atau ditinggal mati, dengan syarat sang suami telah melakukan hubungan suami istri dengannya atau telah diberikan kesempatan dan kemampuan yang cukup untuk melakukannya. Berdasarkan ini, berarti wanita yang dicerai atau ditinggal mati oleh suaminya sebelum digauli atau belum ada kesempatan untuk itu, maka dia tidak memiliki masa iddah

Page 6: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

Berdasarkan penyebab perpisahannya, masalah 'iddah ini dapat dirinci sebagai berikut :

Page 7: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

1.WANITA YANG DITINGGAL MATI OLEH SUAMINYAA.Wanita yang ditinggal mati suaminya

ketika sedang hamil. Wanita ini maka masa menunggunya ('iddah) berakhir setelah ia melahirkan bayinya

B.Wanita tersebut tidak hamil. Jika tidak hamil, maka masa 'iddahnya adalah empat bulan sepuluh hari

Page 8: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

2.Wanita Yang Diceraikanada dua macam yaitu wanita yang dicerai dengan thalak raj’i (thalak yang bisa ruju’) dan wanita yang ditalak dengan thalak bâ’in (thalak tiga).

A. Wanita yang dicerai dengan talak raj’i terbagi menjadi beberapa :1. Wanita yang masih haidh

Masa ‘iddah wanita jenis ini adalah tiga kali haidh.2. Wanita yang tidak haidh, baik karena belum pernah haidh atau

sudah manopause .Bagi wanita yang seperti ini masa 'iddahnya adalah tiga bulan.

3. Wanita Hamil.Wanita yang hamil bila dicerai memiliki masa iddah yang berakhir dengan melahirkan.

4. Wanita yang terkena darah istihadhah.Wanita yang terkena darah istihadhah memiliki masa iddah sama dengan wanita haidh. Kemudian bila ia memiliki kebiasaan haidh yang teratur maka wajib baginya untuk memperhatikan kebiasannya dalam hadih dan suci. Apabila telah berlalu tiga kali haidh maka selesailah iddahnya.

Page 9: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

B. Wanita yang ditalak tiga (talak baa’in).Wanita yang telah di talak tiga hanya menunggu sekali haidh saja untuk memastikan dia tidak sedang hamil.1.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah

menyatakan, “Wanita yang dicerai dengan tiga kali talak, masa iddahnya sekali haidh. Dengan haidh sekali berarti sudah terbukti bahwa rahim kosong dari janin dan setelah itu ia boleh menikah lagi dengan lelaki la

2.Wanita Yang Melakukan Gugat Cerai (Khulu’).Wanita yang berpisah dengan sebab gugat cerai, masa ‘iddahnya sekali haidh

Page 10: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

HIKMAH 'IDDAH1. Untuk memastikan apakah wanita tersebut sedang

hamil atau tidak. 2. Syariat Islam telah mensyariatkan masa 'iddah untuk

menghindari ketidakjelasan garis keturunan yang muncul jika seorang wanita ditekan untuk segera menikah.

3. Masa 'iddah disyari'atkan untuk menunjukkan betapa agung dan mulianya sebuah akad pernikahan.

4. Masa 'iddah disyari'atkan agar kaum pria dan wanita berpikir ulang jika hendak memutuskan tali kekeluargaan, terutama dalam kasus perceraian.

5. Masa 'iddah disyari'atkan untuk menjaga hak janin berupa nafkah dan lainnya apabila wanita yang dicerai sedang hamil.

Page 11: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

HADHANAH•APA SIH HADHANAH ITU?

Page 12: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

• Kata hadhanah adalah bentuk mashdar dari kata hadhnu ash-shabiy, atau mengasuh atau memelihara anak.• Secara terminologis, hadhanah adalah menjaga

anak yang belum bisa mengatur dan merawat dirinya sendiri, serta belum mampu menjaga dirinya dari hal-hal yang dapat membahayakan dirinya

Page 13: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

HUKUM HADHANAHHadhanah (pengasuhan anak) hukumnya wajib, karena anak yang masih memerlukan pengasuhan ini akan mendapatkan bahaya jika tidak mendapatkan pengasuhan dan perawatan, sehingga anak harus dijaga agar tidak sampai membahayakan. Selain itu ia juga harus tetap diberi nafkah dan diselamatkan dari segala hal yang dapat merusaknya.Hadhanah sangat terkait dengan tiga hak:1. Hak wanita yang mengasuh2. Hak anak yang diasuh3. Hak ayah atau orang yang menempati posisinya

Page 14: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

Jika masing-masing hak ini dapat disatukan, maka itulah jalan yang terbaik dan harus ditempuh. Jika masing-masing hak saling bertentangan, maka hak anak harus didahulukan daripada yang lainnya. Terkait dengan hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.1. Pihak ibu terpaksa harus mengasuh anak jika kondisinya memang

memaksa demikian karena tidak ada orang lain selain dirinya yang dipandang pantas untuk menasuh anak.

2. Si ibu tidak boleh dipaksa mengasuh anak jika kondisinya memang tidak mengharuskan demikian.

3. Seorang ayah tidak berhak merampas anak dari orang yang lebih berhak mengasuhnya (baca: ibu) lalu memberikannya kepada wanita lain kecuali ada alsan syar’i yang memperbolehkannya.

4. Jika ada wanita yang bersedia menyusui selain ibu si anak, maka ia harus menyusui bersama (tinggal serumah) dengan si ibu hingga tidak kehilangan haknya mengasuh anak.

Page 15: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

URUTAN ORANG YANG BERHAK MENGASUH ANAKKalangan Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa hak anak asuh dimulai dari:1. Ibu kandung2. Nenek dari pihak ibu3. Nenek dari pihak ayah4. Saudara perempuan5. Bibi dari pihak ibu6. Anak perempuan dari saudara laki-laki7. Anak perempuan dari saudara perempuan8. Bibi dari pihak ayah9. Dan kerabat yang masih menjadi mahram bagi

sianak yang mendapatkan bagian warisan ashabah sesuai dengan urutan pembagian harta warisan. Pendapat Madzhab Syafi’i sama dengan pendapat madzhab Hanafi.

Page 16: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

SYARAT MENDAPATKAN HAK ASUH ANAK (HADHANAH)

Kalangan ahli fiqih menyebutkan sejumlah syarat untuk mendapatkan hak asuh anak yang harus dipenuhi. Jika syarat ini tidak terpenuhi, maka hak asuh anak hilang

Syarat pertama dan kedua, berakal dan telah baligh, sebab kelompok ini masih memerlukan orang yang dapat menjadi wali atau bahkan mengasuh mereka.

Syarat ketiga, Agama. yang mengasuh haruslah sama dengan agama anak yang diasuh, sehingga orang kafir tidak berhak mengasuh anak Muslim

Syarat ke empat, mampu mendidik, sehingga orang yang buta, sakit, terbelenggu dan hal-hal lain yang dapat membahayakan atau anak disia-siakan maka tidak berhak mengasuh anak.

Syarat kelima, ibu kandung belum menikah lagi dengan lelaki yang lain, berdasarkan sabda Nabi : “Kamu lebih berhak dengannya selama kamu belum menikah lagi”

Page 17: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

BERAKHIRNYA MASA PENGASUHAN DAN KONSEKUENSINYA.Jika si anak sudah tidak lagi memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sehari-hari, telah mencapai usia mumayyiz dan sudah dapat memenuhi kebutuhandasarnya seperti makan, minum memakai pakaian dan lain-lainnya, maka masa pengasuhan telah selesai. tetapi jika kedua orangtua masih berselisih, maka ada duahal yang harus diperhatikan:

Pertama, anak yang diasuh adalah laki-laki. Menurut Madzhab Asy-syafi’i dan Ahmad, Anak diberi kesempatan untuk memilih salah satu diantara keduanya,

Kedua, anak yang diasuh adalah anak perempuan. Menurut imam Syafi’i berpendapat bahwa perempuan diberi kesempatan menentukan pilihan seperti anak laki-laki dan dia berhak untuk hidup bersama orang yang menjadi pilihannya (ayahnya atau ibunya).

Page 18: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

RUJUK•APA SIH RUJUK ITU?

Page 19: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

•Rujuk adalah bersatunya kembali seorang suami kepada istri yang telah dicerai sebelum habis masa menunggunya (iddah).Rujuk hanya boleh dilakukan di dalam masa ketika suami boleh rujuk kembali kepada isterinya (talaq raj’i), yakni di antara talak satu atau dua. Jika seorang suami rujuk dengan istrinya, tidak diperlukan adanya akad nikah yang baru karena akad yang lama belum seutuhnya terputus.

Page 20: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

ADA BEBERAPA SYARAT YANG MENJADIKAN RUJUK SAH:• 1. Istri yang ditalak telah disetubuhi sebelumnya. Jika

suami menceraikan (talak)) istrinya yang belum pernah disetubuhi, maka suami tersebut tidak berhak untuk merujuknya. Ini adalah persetujuan (ijma) para ulama‟.• 2. Talak yang dijatuhkan bukan merupakan talak tiga

(talak raj‟i).• 3. Talak yang terjadi tanpa tebusan. Jika dengan tebusan,

maka istri menjadi talak bain atau tidak dapat merujuk lagi istrinya.• 4. Rujuk dilakukan pada masa menunggu atau masa

iddah dari sebuah pernikahan yang sah. Jika masa menunggu (iddah) istri telah habis, maka suami tidak berhak untuk merujuknya. Ini adalah kesepakatan (ijma) para ulama fiqih.

Page 21: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

HUKUMPADA DASARNYA HUKUM RUJUK ADALAH BOLEH ATAU JAIZ, KEMUDIAN HUKUM RUJUK DAPAT BERKEMBANG MENJADI BERBEDA TERGANTUNG DARI KONDISI SUAMI ISTRI YANG SEDANG DALAM PERCERAIAN. DAN PERUBAHAN HUKUM RUJUK DAPAT MENJADI SEBAGAI BERIKUT1. Wajib, yaitu khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu

dan apabila pernyataan cerai (talak) itu dijatuhkan sebelum gilirannya disempurnakan. Maksudnya adalah, seorang suami harus menyelesaikan hak-hak istri-istrinya sebelum ia menceraikannya. Apabila belum terlaksana, maka ia wajib merujuk kembali istrinya.

2. Sunnah, yaitu apabila rujuk itu lebih bermanfaat dibanding meneruskan perceraian.

3. Makruh, yaitu apabila dimungkinkan dengan meneruskan perceraian lebih bermanfaat dibanding mereka rujuk kembali.

Page 22: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

RUKUN RUJUK

1. Istri, keadaannya disyaratkan sebagai berikut : istri telah dicampuri atau disetubuhi (ba’da dukhul), dan seorang istri yang akan dirujuknya, ditalak dengan talak raj’i, yakni talak dimana seorang suami dapat meminta istrinya kembali dan syarat selanjutnya adalah istri tersebut masih dalam masa menunggu (iddah).

2. Suami, disyaratkan karena kemauannya sendiri bukan karena dipaksa, Islam dan sehat akal.

3. Adanya saksi.4. Adanya sighat atau lafadz atau ucapan rujuk yang dapat

dimengerti dan tidak amburegul.

Page 23: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

KETENTUAN RUJUK

1.Rujuk hanya boleh dilakukan apabila akan membawa kemaslahatan atau kebaikan bagi istri dan anak-anak. Rujuk hanya dapat dilakukan jika perceraian baru terjadi satu atau dua kali.

2.Rujuk hanya dapat dilakukan sebelum masa menunggu atau masa iddah habis.

Page 24: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

TATA CARA• Ucapan

Rujuk dengan ucapan adalah dengan ucapan-ucapan yang menunjukkan makna rujuk.Seperti ucapan suami kepada istrinya, ” Aku merujuk‟mu” atau “Aku kembali kepadamu” dan yang semisalnya.• Perbuatan

Rujuk dapat dilakukan dengan perbuatan seperti; suami menyentuh atau mencium isterinya dengan nafsu atau suami mensetubuhi istrinya. Dan perbuatan semacam ini memerlukan niat untuk rujuk. Ini adalah pendapat Malik, Ahmad, Ishaq, dan pendapat yang dipilih adalah pendapat Ibnu Taimiyyah.

Page 25: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

BATASANApabila seorang suami telah menjatuhkan/menceraikan istrinya sebanyak tiga kali (Talak Tiga), maka ia tedak boleh merujuk kembali istrinya kecuali setelah adanya 5 syarat, yaitu : 1. Telah berakhir masa menunggu (iddah) sang perempuan dari

suami yang mentalaknya.2. Istri tersebut telah dinikahi oleh laki-laki lain dengan perkawinan

yang sah.3. Suami yang lain (Suami kedua) telah mencampurinya.4. Pernikahannya dengan suami kedua telah rusak atau suami

keduanya telah menjatuhkan talak Ba-in kepadanya.5. Telah habisnya masa iddah atau masa menunggu bagi sang istri

dari suami yang kedua.

Page 26: Masa idah, hadanah, dan rujuk 2

SEKIAN• Terima kasih untuk yang mendengarkan dan memperhatikan.