market review oktober 2019 - aia-financial.co.id review oktober 2019...penurunan inflasi tersebut...

2
INVESTMENT MARKETING PT AIA FINANCIAL OKTOBER 2019 MARKET REVIEW 1/2 MARKET REVIEW INVESTMENT MARKETING PT AIA FINANCIAL OKTOBER 2019 540 560 580 600 620 640 660 680 700 720 740 5200 5400 5600 5800 6000 6200 6400 6600 6800 IHSG (kiri) JAKISL (kanan) Ulasan Makroekonomi Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, sesuai ekspektasi pasar. Kebijakan BI tersebut sejalan dengan prakiraan terkendalinya inflasi serta sebagai langkah antisipasi lanjutan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tantangan perlambatan ekonomi global. Rupiah bergerak menguat 1,08% (154 poin) sepanjang Oktober 2019 menjadi Rp14.041 per US$. Sebaliknya, mata uang dolar AS (indeks DXY) melemah 2,04% sepanjang Oktober. Neraca perdagangan Indonesia di bulan September 2019 tercatat defisit US$160,5 juta. Ekspor Indonesia September 2019 turun 1,29% MoM, sedangkan Impor bulan September naik 0,63% MoM. Pertumbuhan PDB Indonesia di 3Q19 melambat menjadi 5,02% YoY dari 5,05% YoY pada 2Q19, sesuai ekspektasi pasar (5,01% YoY). Pertumbuhan tersebut adalah yang terendah sejak 2Q17. Sepanjang bulan Oktober terjadi inflasi sebesar 0,02% MoM, sedangkan secara YoY inflasi tercatat sebesar 3,13%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang kenaikan inflasi sebesar 0,45%. Indeks PMI Manufaktur Oktober berada di angka 47.7, kembali turun dari bulan September yang sebesar 49.1. Jumlah pesanan baru dan ekspor turun akibat perlambatan permintaan global. Angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi. Bank Sentral AS kembali memangkas suku bunga sebesar 25bps menjadi 1,75%, ketiga kalinya dalam tahun ini, di tengah masih adanya ketidakpastian eksternal seperti perang dagang dan Brexit. The Fed mengisyaratkan pemotongan suku bunga tersebut adalah yang terakhir di tahun ini. Ulasan Pasar Saham Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan Oktober menguat 59.2 poin (0.96%) ke 6228,32 Enam sektor menopang kenaikan indeks dengan sektor Industri Dasar, Properti, dan Otomotif masing-masing menguat 7,6%, 5,4%, dan 4,9%. Sementara tiga sektor melemah yaitu Pertambangan (-3,1%), Konsumer (3,8%), dan Infrastruktur (3,8%). Sejalan dengan IHSG, Jakarta Islamic Index (JAKISL) juga menguat 1 poin (0,15%) ke 686.924. Pemilihan portofolio indeks membuat JAKISL tidak terbantu kinerja sektor Keuangan yang menguat 2,7%. Pergerakan IHSG & JAKISL dalam setahun terakhir Sumber: Bloomberg, AIA Financial research Kinerja IHSG per sektor pada bulan Oktober 2019 -3.8% -3.8% -3.1% 0.2% 0.4% 2.7% 4.9% 5.4% 7.6% -6.0% -4.0% -2.0% 0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% 10.0% Infrastruktur Konsumer Pertambangan Perdagangan Agrikultur Keuangan Otomof Proper Industri Dasar Sumber: Bloomberg, AIA Financial research

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INVESTMENT DIVISION PT AIA FINANCIAL JANUARI 2019

MARKET REVIEW

1/2

Ulasan Makroekonomi

• Inflasi bulan Januari sebesar 2,82% (yoy) atau +0,32% (mom) lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar. Penurunan inflasi tersebut didorong oleh rendahnya harga komponen barang yang diatur pemerintah, di mana mengalami deflasi sebesar -0.12% (mom), disebabkan salah satunya oleh penurunan tarif kereta api setelah libur Natal dan Tahun Baru. Selain itu harga minyak yang relatif rendah juga mendorong penurunan harga BBM non-subsidi di bulan Januari 2019.

• Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan di 6% di bulan Januari 2019, seiring dengan: 1) bertahannya suku bunga acuan fed rate AS, 2) masih terkendalinya inflasi di level yang rendah, dan 3) masih derasnya arus masuk modal asing yang mendorong penguatan nilai tukar Rupiah.

• Rupiah menguat 2,9% selama bulan Januari 2019 menjadi IDR 13973/USD di akhir Januari 2019.

• Defisit neraca perdagangan Indonesia di bulan Desember 2018 tercatat sebesar USD 1,10 miliar, di bawah perkiraan konsensus, sehingga defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 mencapai USD 8,5 miliar. Nilai ekspor menurun sebesar -4,4% sedangkan nilai impor tetap tumbuh sebesar +1,16% di bulan Desember 2018.

• Cadangan devisa di akhir bulan Desember 2018 kembali mengalami kenaikan, sebesar USD 3,44 miliar menjadi USD 120,65 miliar. Kenaikan bulanan ini merupakan yang ketiga kalinya berturut-turut sejak September 2018 dan juga dengan nilai terbesar selama tahun 2018.

Ulasan Pasar Saham

• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam, +5,46% per bulan ke level 6532,97 di bulan Januari 2019, dan merupakan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak bulan Desember 2017.

MARKET REVIEWINVESTMENT DIVISIONPT AIA FINANCIAL

JANUARI 2019

Sumber: Bloomberg, AIA Investment Research

Sumber: Bloomberg, AIA Investment Research

Pergerakan IHSG & JAKISL dalam setahun terakhir

Kinerja IHSG per sektor pada bulan Januari 2019

Kenaikan ini seiring dengan sentimen positif dan kuatnya arus masuk modal investor asing ke pasar saham negara berkembang. Semua sektor-sektor dalam IHSG mengalami kenaikan di bulan Januari 2019, dipimpin oleh sektor telekomunikasi & utilitas, sektor pertambangan dan industri dasar.

• Jakarta Islamic Index (JAKISL) juga mengalami kenaikan tajam, sebesar +6,1% ke level 727,01, lebih tinggi dari IHSG berkat kepemilikan porsi sektor telekomunikasi dan industri dasar di JAKISL yang lebih besar dibanding IHSG.

INVESTMENT MARKETING PT AIA FINANCIAL OKTOBER 2019

MARKET REVIEW

1/2

MARKET REVIEWINVESTMENT MARKETINGPT AIA FINANCIAL

OKTOBER 2019

540560580600620640660680700720740

5200

5400

5600

5800

6000

6200

6400

6600

6800

IHSG (kiri) JAKISL (kanan)

Ulasan Makroekonomi

• Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, sesuai ekspektasi pasar. Kebijakan BI tersebut sejalan dengan prakiraan terkendalinya inflasi serta sebagai langkah antisipasi lanjutan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tantangan perlambatan ekonomi global.

• Rupiah bergerak menguat 1,08% (154 poin) sepanjang Oktober 2019 menjadi Rp14.041 per US$. Sebaliknya, mata uang dolar AS (indeks DXY) melemah 2,04% sepanjang Oktober.

• Neraca perdagangan Indonesia di bulan September 2019 tercatat defisit US$160,5 juta. Ekspor Indonesia September 2019 turun 1,29% MoM, sedangkan Impor bulan September naik 0,63% MoM.

• Pertumbuhan PDB Indonesia di 3Q19 melambat menjadi 5,02% YoY dari 5,05% YoY pada 2Q19, sesuai ekspektasi pasar (5,01% YoY). Pertumbuhan tersebut adalah yang terendah sejak 2Q17.

• Sepanjang bulan Oktober terjadi inflasi sebesar 0,02% MoM, sedangkan secara YoY inflasi tercatat sebesar 3,13%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang kenaikan inflasi sebesar 0,45%.

• Indeks PMI Manufaktur Oktober berada di angka 47.7, kembali turun dari bulan September yang sebesar 49.1. Jumlah pesanan baru dan ekspor turun akibat perlambatan permintaan global. Angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.

• Bank Sentral AS kembali memangkas suku bunga sebesar 25bps menjadi 1,75%, ketiga kalinya dalam tahun ini, di tengah masih adanya ketidakpastian eksternal seperti perang dagang dan Brexit. The Fed mengisyaratkan pemotongan suku bunga tersebut adalah yang terakhir di tahun ini.

Ulasan Pasar Saham

• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan Oktober menguat 59.2 poin (0.96%) ke 6228,32 Enam sektor menopang kenaikan indeks dengan sektor Industri Dasar, Properti, dan Otomotif masing-masing menguat 7,6%, 5,4%, dan 4,9%. Sementara tiga sektor melemah yaitu Pertambangan (-3,1%), Konsumer (3,8%), dan Infrastruktur (3,8%).

• Sejalan dengan IHSG, Jakarta Islamic Index (JAKISL) juga menguat 1 poin (0,15%) ke 686.924. Pemilihan portofolio indeks membuat JAKISL tidak terbantu kinerja sektor Keuangan yang menguat 2,7%.

Pergerakan IHSG & JAKISL dalam setahun terakhir

Sumber: Bloomberg, AIA Financial research

Kinerja IHSG per sektor pada bulan Oktober 2019

-3.8%

-3.8%

-3.1%

0.2%

0.4%

2.7%

4.9%

5.4%

7.6%

-6.0% -4.0% -2.0% 0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% 10.0%

Infrastruktur

Konsumer

Pertambangan

Perdagangan

Agrikultur

Keuangan

Otomotif

Properti

Industri Dasar

Sumber: Bloomberg, AIA Financial research

MARKET REVIEW

Disclaimer: Dokumen ini hanya digunakan sebagai sumber informasi dan tidak diperbolehkan untuk diterbitkan, diedarkan, dicetak ulang, atau didistribusikan baik sebagian atau pun secara keseluruhan kepada pihak lain mana pun tanpa persetujuan tertulis dari PT AIA FINANCIAL. Isi dari dokumen ini tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu bentuk penawaran atau permintaan untuk pembayaran, pembelian, atau penjualan dari setiap jenis Efek yang disebutkan di dalam dokumen ini. Meskipun kami telah melakukan segala tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa informasi yang ada dalam dokumen ini adalah tidak keliru ataupun tidak salah pada saat penerbitannya, kami tidak bisa menjamin keakuratan dan kelengkapan informasi dalam dokumen ini. Perubahan terhadap setiap pendapat dan perkiraan yang terdapat dalam dokumen ini dapat dilakukan kapan pun tanpa pemberitahuan tertulis terlebih dahulu. Para nasabah disarankan untuk meminta nasehat terlebih dahulu dari penasehat keuangannya sebelum berkomitmen melakukan investasi pada unit penyertaan kami. Laporan ini disiapkan oleh PT AIA FINANCIAL dan hanya digunakan sebagai informasi saja. Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya, risiko perubahan tingkat suku bunga, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko perubahan nilai ekuitas dan risiko perubahan nilai tukar mata uang. Kinerja investasi tidak dijamin, nilai

2/2INVESTMENT MARKETING PT AIA FINANCIAL OKTOBER 2019

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

3M 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y 12Y 13Y 15Y 16Y 18Y 20Y 30Y

IDR Indonesia Sovereign Yield Curve - 31/10/19

IDR Indonesia Sovereign Yield Curve - 30/09/19

IDR Indonesia Sovereign Yield Curve - 12/31/18

IDR Indonesia Sovereign Yield Curve - 31/10/18

-250.00

-200.00

-150.00

-100.00

-50.00

0.00

3M 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y 12Y 13Y 15Y 16Y 18Y 20Y 30Y

Tenor

Perubahan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah (basis poin)

MoM YTD YoY

• Investor asing masih mencatat aksi jual bersih selama bulan Oktober 2019 senilai Rp3,8 triliun. Sementara dari awal tahun tercatat investor asing mencetak pembelian bersih sebesar Rp48 triliun. Namun, pemodal asing tercatat jual bersih Rp3,9 triliun bila tidak termasuk transaksi merger & akuisisi Bank Danamon.

Ulasan Pasar Obligasi

• Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index (BINDO) menguat 2,12% ke level 255.211, sementara Bloomberg USD Emerging Market Sovereign Bond Index (BEMSID) naik sebesar 0,37% ke 194.954.

• Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah berjangka 10-tahun dalam mata uang Rupiah turun 28 basis poin ke 7,01%. Keseluruhan imbal hasil terlihat turun dengan obligasi sembilan tahun turun terdalam (45,8 bps).

Pergerakan BINDO dan BEMSID setahun terakhir

Pergerakan tingkat imbal hasil Obligasi Pemerintah bulanan & sepanjang tahun berjalan 2019

Sumber: Bloomberg, AIA Financial research

• Berbanding terbalik dengan pasar saham, arus modal investor asing di pasar obligasi mencatat net buy senilai Rp22,9 triliun sepanjang Oktober 2019. Sepanjang 2019 investor asing telah menambah kepemilikan obligasi Indonesia sebesar Rp198,9 triliun.

155

160

165

170

175

180

185

190

195

200

210215220225230235240245250255260

BINDO (kiri) BEMSID (kanan)

Sumber: Bloomberg, AIA Financial research