marhanisme
DESCRIPTION
sosialTRANSCRIPT
PEKAN PENERIMAAN ANGGOTA BARUGERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
KOMISARIAT FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNAIR
Pandangan Marhaenisme dari segi dan Tinjauan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sesuai dengan Arti dan makna dari marhaenisme, Marhaenisme adalah sebuah ideologi, ajaran,
yang baerkaitan dengan ketertindasan rakyat dengan sebuah sistem. Perlu kita ketahui bersama, bahwa
marhaenisme adalah ideologi, marhaen adalah objek dari penindasan sistem tersebut dan marhaenis
adalah orang yang membela rakyat tertindas itu.
GmnI sebagai organisasi sosial dan Politik, memiliki atau menjaga ideologi marhaenisme
sebagai sebuah landasan organisasi dalam melakukan sebuah metode garakan dalam dunia gerakan
mahasiswa. Tentunya secara garis besar tersebut adalah gerakan mahasiswa yang mebela rakyat
tertindas dengan mengeluarkan kebijakan organisasi atau melakukan metode gerak seperti advokasi
atau dengan massa aksi.
Jika ditinjau dari segi sosial dan politik, Marhaenisme menjadikan ilmu. Ilmu kita seperti ilmu
yang kita pelajari di bangku kuliah dalam kesehariannya. Sosiologi, Antropologi, Politik, Komunikasi,
Hubungan Internasional. Ilmu informasi dan perpustakaan, Pariwisata, Administrasi Negara sampai
dengan Teknisi Perpustakaan. Bahkan Marhaenisme sebenarnya juga masuk menjadi bagian-bagian
yang tak terpisahkan dari kebutuhan manusia.
Dalam implementasinya, kita membutuhkan kesehatan yang Pro dengan Rakyat, Pendidikan
yang peduli dengan rakyat, atau bahkan insinyur-insinyur yang pro dengan rakyat pula. Kita bisa
melihat mahalnya biaya pendidikan, mahalnya kesehatan dan inilah saatnya marhaenisme diterapkan
pada Fakultas Kedokteran, ITS, IAIN, atau Universetas dan Fakultas yang eklak mahasiswanya jika
lulus masih berpegang teguh pada Marhaenisme sera Metode Gerakannya, dan tentunya yang pro
terhadap rakyat pula.
Sama halnya denganyang ada di FISIP. Dala Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Marhaenisme juga berkesinambungan bahkan bersinggungan langsung dengan beberapa disiplin ilmu
di dalamnya. Contoh riilnya di FISIP kita mempelajari beberapa ilmu-ilmu polik mengenai bagaiamna
cara membuat kebijakan, bagaimana kita mengabdikan diri pada masyarakat dengan ilmu-ilmu sosial.
Inilah saatnya kita menyadarkan benar rakyat kita, bahwa mereka juga masih jauh dari kata
sejahtera dan membutuhkan kita. Bisa kita lihat jika ke depan marhaenisme dapat merubah dan
memperbaiki Indonesia ke arah yang lebih baik dengan bangsa yang sejahtera pula. Bayangkan saja
jika sarjana-sarjana dan lulusan Perguruan Tinngi lainnya menanamkan Marhaenisme ke dalam diri
mereka. Berapa rakyatyang akan tertolong dan terangkat untuk menjadi sejahtera.
PEKAN PENERIMAAN ANGGOTA BARUGERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
KOMISARIAT FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNAIR
Dalam ilmu terapan Sosial dan Politik kita, semisal di Program studi yang ada di FISIP, kita
menaruh harapan besar pada mahasiswanya untuk segera meningikan derajad dan status negeri ini. Bisa
kita lihat jika marhanisme diterapkan pada Antropologi semisal, bagaimana budaya kita atau ilmu-ilmu
yang terkair dengan antropologi ragawi dapat kita wujudkan dan kita abdikan kepada rakyat Indonesia
ini. Banyak sekali yang bisa kita lakukan. Saat kelak kita menjadi sosiolog, kita bisa mendirikan LSM
yang Pro dengan rakyat, ataukah kita bisa menjadi seorang mediawan yang terus mempropagandakan
berita atau isu yang terkait kepada rakyat.
Bahkan menjadi Politkuspun kita harus bisa kelak membuat kebijakan yang pro denga rakyat,
bukan malah mengeluarakan kebijakan yangkontra dengan rakyat atau malahmenyengsarakan mereka.
Dalam Ilmu Hubungan Internasional, kita dapat menjadi duta besar yang bisa mengharumkan negeri
ini, dan bukan hanya diam ketika Tenaga kerja Indonesia kita diinjak-injak oleh malaysia di negara
sebelah. Hal ini juga berlaku dalam dunia administrasi. Tidak bisa kita pungkiri jika birokrasi kita saat
ini masih njlimet. Masih banyak rakyat-rakyat kita yang enggan meminta tolong pada birokrasi yang
terkait dengan pemerintah atau malah kewirausahaan. Ke depan kita haruslah mampu menciptakan
nilai-nilai birokrasi yang berpihak pada rakyat sesuai dengan marhaenisme yang kita punya sebagai
ideologi dasar kita.
Selain itu masih banyak lagi jika kita melihat di Pariwisata, kita bisa menjadikan kebudayaan
dan pariwisata kita sebagai identitas bangsa, bukan malah ikut free style amerika yang notabene sangat
mengganggu ideologi marhaenisme kita. Dan pustekawan juga berbicara demikian, kawan-kawan
teknisi perpustakaan misalnya atau ilmu perpustakaan misalnya, kita juga harus mengimplementasikan
ilmu-ilmu tersebut sesuai dengan marhaenisme. Berapa banyak rakyat yang belum bisa banca buku
karena belum bisa membelinya. Padahal dengan perpustakaan-perpustakaan rakyat kita dapat membela
rakyat kita dengan ideologi marhaenisme yang kita punya.