manhaj ibn qayyim al-jauziyyah dalam...

16
1 MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM KITAB “AL-MANAR AL-MUNIF FI AS-SHAHIH WA AL-DHAIF” Hasani Ahmad Said Pendahuluan Ajaran Islam yang disebut syariat Islam bersumber pada wahyu Allah swt. yakni kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad Saw, dalam bahasa yang dipahami oleh penerimanya. 1 Namunpun demikian al-quran bersifat global artinya harus ditunjang dengan hadis sebagai sumber ajaran kedua setelah al-quran. Dari berbagai kitab yang ditulis oleh para ulama tentang pemikiran Ibn Qayyim al-Jauziyyah maka kita akan jumpai tulisan-tulisan tentang pemikirannya dalam berbagai bidang kajian seperti fiqh, tafsir, tasawuf, dan akidah. Sedangkan dalam pemikiran hadis kurang begitu banyak tulisan- tulisan dan penelitian tentang kitab-kitabnya, padahal karya tulisnya dalam bidang hadis cukup banyak untuk bahan kajian. Dalam kajian ini ingin mengungkap kitab Al-Manar Al-Munif Fi As- Shahih Wa Al-Dhaif yang dikarang oleh al-Imam syamsuddin Muahammad bin Abu Bakr bin Qayyim al-Jauziyyah. Ibn Qayyim adalah salah seorang diantara tokoh-tokoh hadis yang terkemuka pada abad ke VIII, dikala umat sedang mengalami masa stagnasi pemikiran yang ditandai dengan semaraknya kegiatan taklid dimana-mana. Kemunculan Ibn Qayyim sebagai pewaris ilmu gurunya yakni Ibn Taimiyyah. Sebagai ulama Islam yang berpengetahuan luas, berilmu banyak, serta produktif menghasilkan karya- 1 Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadit:’Ulumuh wa Mustholahuh, (Bairut: Dar al-fikr, 1989), hal 34

Upload: lamdat

Post on 03-May-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

1

MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM KITAB “AL-MANAR AL-MUNIF FI AS-SHAHIH WA AL-DHAIF”

Hasani Ahmad Said

Pendahuluan

Ajaran Islam yang disebut syariat Islam bersumber pada wahyu Allah

swt. yakni kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi

Muhammad Saw, dalam bahasa yang dipahami oleh penerimanya. 1

Namunpun demikian al-quran bersifat global artinya harus ditunjang dengan

hadis sebagai sumber ajaran kedua setelah al-quran.

Dari berbagai kitab yang ditulis oleh para ulama tentang pemikiran Ibn

Qayyim al-Jauziyyah maka kita akan jumpai tulisan-tulisan tentang

pemikirannya dalam berbagai bidang kajian seperti fiqh, tafsir, tasawuf, dan

akidah. Sedangkan dalam pemikiran hadis kurang begitu banyak tulisan-

tulisan dan penelitian tentang kitab-kitabnya, padahal karya tulisnya dalam

bidang hadis cukup banyak untuk bahan kajian.

Dalam kajian ini ingin mengungkap kitab Al-Manar Al-Munif Fi As-

Shahih Wa Al-Dhaif yang dikarang oleh al-Imam syamsuddin Muahammad

bin Abu Bakr bin Qayyim al-Jauziyyah. Ibn Qayyim adalah salah seorang

diantara tokoh-tokoh hadis yang terkemuka pada abad ke VIII, dikala umat

sedang mengalami masa stagnasi pemikiran yang ditandai dengan

semaraknya kegiatan taklid dimana-mana. Kemunculan Ibn Qayyim sebagai

pewaris ilmu gurunya yakni Ibn Taimiyyah. Sebagai ulama Islam yang

berpengetahuan luas, berilmu banyak, serta produktif menghasilkan karya-

1 Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadit:’Ulumuh wa Mustholahuh, (Bairut: Dar al-fikr,

1989), hal 34

Page 2: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

2

karya tulis yang monumental dan berbobot sehingga menarik untuk menjadi

bahan kajian dan penelitian

Dari beberapa kitab yang menulis riwayat hidup Ibn Qayyim al-

Jauziyah, pekajian mendapatkan kitab tulisan Bakr Ibn Abdullah Abu Zaiyd

yang menyebutkan karyanya berjumlah 96 kitab,2 al-Sinbathiy menyebut 50

buah kitab.3 Dan Asyaukani menyebut 16 buah kitab sedang dalam dairah al-

Ma’arif al-Islamiyyah disebut hanya 16 kitab saja yang diterbitkan.4

Profil Ibn Qayyim al-Jauziyyah

Latar Belakang Keturunannya

Nama lengkap Ibn Qayyim ialah Abu Abdullah Syams al-Din

Muhammad Ibn Abi Bakr Ibn Ayyub Ibn Sa’d Ibn Hariz Ibn Makkiy Zaiyd al-

Din al-Zur’iy al-Dimasyqiy. Inilah nama lengkap yang biasa ditemukan

dalam 30 buku tentang riwat hidup para tokoh yang ditulis oleh para penulis

dahulu dan kini. Namun yang disepakati oleh semua penulis hanya sampai

pada kakek ayahnya yang bernama Sa’d. sedang Sa’d menurut sebagaian

besar penulis bernama Hariz dan ada juga menyebutnya Jarir, atau Jariz.

Kakek yang paling jauh bernama Zain al-Din al-Makkiy yang kebanyakan

penulis tidak menyebutnya, dan nasab tersebut didapatkan oleh Abu Zaid

dari nama saudara kandung Ibn Qayyim yang bernama Abdurrahman.5

2 Bakr Ibn Abdullah Abu Zaid, Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Hayatuh wa Atsaruh, (Riyadh: Dar

al-Hilal li al-Ufsith, 1980), hal 120-196 3 Muhammad Ahmad al-Sinbathiy, Manhaj Ibn al-Qayyim fi al-Tafsir, (Kairo: al-Haiah al-

Ammah li Syu’un al-Mathabiy al-Amiriyyah, 1973), hal 13 4 Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, al-Imam al-Hafid Syam al-Din Ibn Qayyim al-

Jauziyyah, (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), Cet 1, hal 13 5 Bakr Ibn Abdullah Abu Zaid, Op. Cit, hal 7-8

Page 3: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

3

Nama Jur’I dinisbahkan kepada nama desa dimana ia dilahirkan. Desa

tersebut sekarang bernama Azra, suatu desa kecil yang termasuk wilayah

Hamran yang terletak di pinggir kota Damaskus.

Sebagian besar ulama masa kini, menyebutnya dengan Ibnu al-

Qayyim saja. Ada pula yang menyebutnya Ibnu al-Jauziy. Hal ini suatu

kesalahan yang terjadi karena keteledoran para pelaku setting pada penerbit

atau mungkin juga karena kesengajaan oleh orang-orang yang kurang

menyukainya. Sebab seorang ulama yang terkenal dengan julukan ini ialah

Abdurrahman ibn Ali al-Quraisiy (W 510-597 H.) yang juga dipangil Abu

Farah ibn al-Jauziy al-Hambaly pengarang kitab Daf Syubhah al-Tasybih fi al-

Radd ala al-Musyabbahash Talbi al-Iblis dan Naqd al-Ilm wa al-Ulama.6 Selain itu,

nama al-Jauzy adalah nisbah kenama suatu daerah di Basrah. Padahal ayah

Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7

Diberi julukan (laqab) Ibn Qayyim al-Jauziyyah, karena ayahnya Abu

Bakr Ibn Ayyub al-Jur’y terkenal dengan julukan qayyim al-jauziyyah, sebab ia

adalah seorang qayyim (pengawas) sebuah sekolah bernama al-Jauziyyah

yang dahulu di pasar gandum di kota Damaskus dan sekarang disebut

kampung al-Bazuriyyah.8

Tanggal Lahir dan Wafatnya

Hampir semua penulis bigrafinya; seperti Abu Zaid9 dan B. Lewis10

sepakat bahwa Ibnu Qayyim dilahirkan pada tanggal 7 safar 691 H.,

6 Abd al-Azim Abd as-Salam Syaraf al-Din, Ibn Qayyim al-Jauziyyah; Ashraru wa

Manhajuh wa Ar-ra’uh fi al-Fiqh wa al-Aqa’id wa al-Tashawwuf, (Kuwait: Dar al-Qalam, 1984), cet.

3, hal. 67 7 Ahmad Mahir Muhammad al-Baqriy, Ibn al-Qayyim Al-Sarih al-Ilmiyyah, (Iskandariyah:

Mu’assasah Syabab al-Jami’ah, 1997), hal. 12 8 Bakr Ibn Abdullah Abu Zaid, hal. 12 9 ibid., hal. 8 10 B. Lewis, et.al., The Ensyclopedia Of Islam, (Leiden: Ej. Brill, 1979), Vol. III, new edition,

hal. 821-822

Page 4: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

4

bertepatan dengan tanggal 29 Januari 1292 M., kemudian wafat pada hari

Rabu malam Kamis tanggal 13 Rajab saat dikumandangkannya adzan isya

tahun 751 H., dalam usia 60 tahun lebih satu bulan dan beberapa hari

menurut hitungan Qamariyyah, bertepatan dengan tahun 1350 M. ini

merupakan pandangan mayoritas penulis biografi termasuk Ibnu Katsir (W.

774 H.),11 dan Ibnu Hajar (W. 852 H.).12

Berkaitan dengan tahun wafatnya, dalam hitungan Masehi terdapat

perbedaan pendapat antara para ahli sejarah. Dalam kitab Da’irahal-Ma’arif al-

Islamiyyah mencatat tahun wafatnya adalah 1356 M.13 Jika demikian halnya

maka ketika wafat Ibnu Qayyim berusia 64 tahun menurut hutungan Masehi.

Setelah wafat pada malam hari, keesokam harinya baru dishalatkan setelah

shalat dzuhur di masjid Umawiy, yakni masjid terbesar di Damaskus yng

didirikan pada masa dinasti Umayyah, kemudian di shalatkan juga di masjid

Jir’ah. Ribuan orang melayat bagaikan sebuah kafilah yang diiringi oleh para

hakim, pejabat negeri, dan orangorang shalih dan mereka bergantian

memikul keranda.14

Panjangnya pengantar jenazah, mengingatkan terhadap pemakaman

gurunya Ibnu Taimiyyah dan Imam Madzhab Hambali yang pernah

mengatakan kepada musuh-musuhnya bahwa “perbedaan kami dan kalian

adalah jalan pada banyaknya orang-orang yang mengantar jenazah. 15

11 Ibnu Katsir, Al-Hidayah wa al-Bidayah, (Beirut: Maktabah al-Ma’arif, 1977), J. 14, cet. 2,

hal. 234-235 12 Ibnu Hajar, al-Durar al-Kamilah fi A’yam al-Mi’ah al-Tsaminah, (India: tp, tth), hal. 23 13 Ibrahim Zakiy Khursyid, et. All (terj), Da’irahal-Ma’arif al-Islamiyyah, (Kairo: as-Sya’b,

tth), j. 5, hal 378 14 Ibnu Katsir, Loc. cit. 15 Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Op. Cit, hal 40

Page 5: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

5

Kemudian ia dimakamkan di kuburan yang terletak di al-bab al-Shagir

berdekatan dengan makam ibunya16

Riwayat Pendidikannya

Jatuhnya bagdad ke tangan tentara mongol yang dipimpin Hulagu

pada tahun 656 H., membuat dampak yang signifikan, sehingga banyak

ulama yang berguguran dan hilangnya kitab-kitab berharga yang ada

diperpustakaan di Bagdad. Namun, laju perjalanan mereka terhambat oleh

tentara Mamalik di bawah pimpinan Qutuz (1260 M) yang menghadang

mereka di ‘Ayn Jalut dan berhasil memukul mundur mereka.17 Tapi lagi-lagi

Mongol terus menyerang balik sehingga menghancurkan kota Damaskus.

Melihat bahaya tersebut, beberapa ulama diantaranya Ibn Taimiyyah dan Ibn

Jamah menghadang Ghazan komandan tentara mongol tahun 699 H. yang

ingn menaklukan Syam.18

Kondisi politik seperti itu, sehingga mendorong penguasa Dinasti

Mamalik menggiatkan dan menghidupkan dunia keilmuan melalui

pengajian di masjid-masjid, rumah yang di diami sufi (Khawaniq) dan

pondok-pondok wakaf yang dibangun kaum fakir miskin. 19 dan dalam

situasi seperti itulah Ibn Qayyim al-Jauziyyah di lahirkan dan dibesarkan.

Guru-Guru dan Muridnya

Guru-gurunya

16 Abu al-Falah Abd al-Hay ibn al-Imad, Syadzarat al-Dzahab min Ahbar man Zahab,(Bairut:

Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,tth), j. 5, hal 170 17 Ali Ibrahim Hasan, Dirasah fi Tarikh al-Mamalik al-Bakhriyyah, (Mesir: Mathba’ah al-

I’itimad, 1944), hal 146 18 Muhammad Kurdi Aly, al-Islam wa al-Hadarat al-‘Arabiyyah, (ttp: tp, tth), j. 1, hal 323 19 Taqy al-Din Ahmad Ibn Ali, al-Khithah al-Maqriziyyah, (Mesir: Matba’ah al-Naiyl, 1326

H), j. 4, cet. 1, hal 271

Page 6: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

6

Guru pertamanya ialah ayahnya sendiri Abu Bakr ibn Ayyub yang

dekenal Faqih dari madzhab Hambali dan ahli faraid.20 Pada usia 6 atau 7

tahun ia berguru pada al-Shihab al-Abir (wafat 697) karena ia ahli tentang

makna mimpi, kemudian ia belajar tata bahasa dari Muhamad Syamsudin

Abu Abdullah ibnu Abi Fatah al-Ba’albaqi (w. 709 H).21 ia telah mendalami

dan menguasai dalam usia kurang lebih 19 tahun

Adapun guru-guru yang lain ialah Ibn Abdu ad-Daim (w. 718 H),22

Syaihul Islam Ibnu Taimiyah (w. 729 H), Ibnu al-Syairodzi (w. 714 H) al-

Majid al- Harmani (w.729 H) dan lain-lain kurang lebih ada 21 guru23

Diantara semua guru Ibn Qayyim tersebut, Syaikh al-Islam Ibn

Taimiyyah yang nama lengkapnya Ahmad Ibn Abd. Al-Halim ibn Abd Salam

al-Numainy adalah yang paling membentuk sikap ilmiah dan pribadinya,

mulai tahun 712 sejak kembali ke Damaskus setelah tinggal di Mesir selama 7

tahun, hingga 728 H. ia belajar tafsir, fiqih, hadis, faraid, ushul fiqh, teologi

dan tasawuf.24

Dalam kaitan ini, sering dikemukakn dalam karyanya Ibnu Qayyim

mengatakan ini adalah pendapat yang dipilih oleh guruku Abu al-Abbas ibn

Taimiyyah. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pendapat itu juga

merupakan pendapat yang dipilihnya.25

Murid-Muridnya

20 Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Op. Cit, hal 14 21 abu jaid OP.Cit, hal 105-106 22 Ibnul Imad jilid 2 Hal 448 23 Bakr Ibn Abdullah Abu Zaid, Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Hayatuh wa Atsaruh, Op.Cit Hal

90-107 24 Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Op. Cit, hal 15

25 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madriz l-Salikin Baina Manazi, Iyyka Na’bud w Iyyaka Nst’in, (Beirut:

Kutub al-raby, 1972), j. 1, hal. 290

Page 7: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

7

Diantara murid-muridnya yang terkenal ialah26 dua orang putranya,

Burhan al-Din Ibrhim dn Syaraf al-Din bdullah (W. 771 H.), Ibnu Katsir (W.

774 H.), Ibnu Rajab (W. 795 (W. 795 H.), al-Subkiy (W. 756 H.), al-Dzahabiy

(W. 746 H.0, dan lain-lain.

Penghargaan dan Pujian Ulama Terhadapnya

Setiap ulama yang m,engenal sosok Ibnu Qayyim al-Jauziyyah,

memberikan pengharaan yang tinggi terhadap jasanya yang besar dalam

bidang ilmu. Ia hidup pada abad ke VII H. atau ke XIV M. oleh Karen itu,

banyak sekali ulama yang memberikan penghargaan dan pujian terhapanya

diantaranya:

1. al-Hafidz Ibnu Rajab, mengatakan bahwa “ia adalah seorang pakar

tafsir, ushul al-din, fiqih, ushul fiqh, bahasa Arab, ilmu kalam, dan

tasawuf. Aku tidak pernah melihat seorang yang sekaliber dia”.27

2. al-Hafidz al-Dzahabiy berkata: “ia menekuni hadis, ilmu hadis dan

para perawinya. Ia lahir untuk menekuni dan menyebarkan ilmu

pengetahuan”.28

3. Ibn Hajar berkata: “ ia sangat berani, luas ilmunya, sangat menguasai

persoalan-persoalan hilafiyyah dan madzhab ulama salaf, ia juga

mencintai gurunya yakni Ibnu Taimiyyah sehingga ia tidak keluar

darinya”.29

4. al-Syaukaniy berkata: “ ia sangat konsisten dan konsekwen dengan

dalil yang sahih dan senang mengamalkannya. 30

26 Bakr Ibn Abdullah Abu Zaid, Op. Cit, hal 107-110

27 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, terj. A. Sunarto dan Ainur Rafiq, Petunjuk Nabi Menjadi

Hamba Teladan Dalam Berbagai Aspek Kehidupan, (Jakarta: Robbani Press, 19980), cet 1, hal. Xxvi,

dari judul aslinya zad al-ma’ad fi Hady Khair al-Ibad, (Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1990) 28 Abd al-Azim Abd as-Salam Syaraf al-Din, Op. Cit, hal 70 29 Abd al-Azim Abd as-Salam Syaraf al-Din, Ibid 30 A. Sunarto dan Ainur Rafiq, Op. Cit, hal. xxvii

Page 8: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

8

Karya-Karya Tulisnya

Tulis-menulis merupakan pekerjaan dan kegiatan yang tidak

terpisahkan dalam diri Ibn al-Qayyim. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

karyanya yang ditemukan dan tersebar di seluruh dunia.

Tidak mudah untuk melacak jumlah karya-karya Ibn al-Qayyim al-

Jauziyyah. Berikut nama-nama disertai tahun wafatnya dalam hitungan

Hijriah sejauh yang bias diketahui, sebagaimana dikemukakan oleh Abu

Zaid.31

a. al-Shafadiy (W. 763 H.) menyebut dalam al-Wafi bi al-Wafayatt 19 judul

kitab karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah;

b. Ibnu Rajab (W. 795 H.) dalam kitab Tabaqat al-Hanabilah berjumlah 44

karya;

c. Ibnu Hajar (W. 852 H.) menyebut dalam al-Durar al-Kaminah sebanyak

13 karya;

d. Al-Sakhawiy (W. 905 H.) dalam al-Taj al-Mu’allaf berjumlah 52 karya;

e. Al-Suyuthiy (W. 991 H.) dalam Bughyah al-Wu’at berjumlah 14 karya.

Adapun karya-karya tulis tersebut yang tersebar dan diterbitkan di

Mesir, Libanon, India, dan Negara lain sebagaimana disebutkan Muhammad

Ahmad al-Sinbathiy kuranh lebih 45 buah karyanya antara lain adalah:32

1. Zad al-Ma’ad fi hadiy khair al-ibad;

2. I’lam al-muwaqqin an Rabb al-‘alama;

3. Tahdzib sunan abi daud wa idhahu musykilatih;

4. Bada al-Fawa’id;

5. al-Masnihal-tarabhussiyyah;

6. amsal al-Qur’an;

31 Bakr Ibn Abdullah Abu Zaid, Op. Cit, hal. 113-118 32 Muhammad Ahmad al-Sinbathiy, Op. cit. hal. 19-22

Page 9: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

9

7. al-Tibyan fi aqsam al-Quran;

8. Syarah al-Asma al-Husna;

9. al-Ruh;

10. nikah al-Muhrim;

11. al-Fath al-Qudsiy;

12. Miftah dar Assa’adah;

13. Kitab al-Kaba’ir al-Furusiyyah;

14. Al-Manar Al-Munif Fi As-Shahih Wa Al-Dhoif;

15. al-Tha’un;

16. Thalaq al-Haid;

17. Fath al-Makkiy, dan lain-lain.33

Kriteria Hadis Sahih dan Maudhu’

1. Hadis Sahih

Dalam kaitannya dengan masalah hadis sahih ini, Ibnn Qayyim (W.

751 H.) dalam salah satu karyannya mengatakan:34 yang juga dikutip oleh al-

Daminiy 35 mengatakan bahwa kesahihan sanad hadis merupakan syarat

kesahihan suatu hadis akan tetapi hal itu, harus memenuhi beberapa ceriteria

sebagai berikut:

• Sanadnya harus sahih;

• Terbebas dari illat;

33 Karya-karya tersebut di atas merupakan sebagian dari karya-karya Ibnu Qayyim al-

Jauziyyah yang sudah diterbitkan. Karya-kryanya yang lebih lengkap bisa di lihat dalam kitab karya

Abu Zaid. Bakr Ibn Abdullah, Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Hayatuh wa Atsaruh, (Riyadh: Dar al-Hilal li

al-Ufsith, 1980), hal 112-112; bisa dilihat pula dalam karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah sendiri, Al-

Manar Al-Munif Fi As-Shahih Wa Al-Dhoif, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1988), hal.

6-7

34 Ibn Qayyim al-Jauziyyah, al-Furusiyyah, (Madinah: Maktabah dar al-turas, 1990), cet. 1,

hal. 154-155 35 Musfir Adzmullah al-DFaminiy, (Maqayis Naqd Mutun al-Sunnah, (Riyadh: tp., 1984), cet.

1, hal. 52

Page 10: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

10

• tidak ada syadz;

• Tidak ada nakarah (bukan hadis munkar);

• Perawinya tidak kontroversial (al-tsiqah).

2. Hadis Maudhu’

Kriteria hadis maudhu’ sebagai kitab “al-Manar al-Munif fi as-Shahih wa

al-Dhoif”. Diantara 19 kriteria yang diungkapkan Ibn Qayyim al-Jauziyyah

adalah36:

a. Hadis itu mengandung hal-hal yang tidak mungkin di ucapkan oleh

Rasulullah;

b. Perasaan dan akal sehat menolak kandungan hadis itu;

c. Hadisnya sangat buruk isinya dan menjadi bahan celaan;

d. Hadis tersebut bertentangan dengan hadis sahih;

e. Hadis itu bertentangan dengan al-Quran. Dan lain-lain.

Mengenal Kitab “al-Manar al-Munif fi as-Shahih wa al-Dhaif”

Secara terperincibisa di urai disini bahwa cirri-ciri penulisan hadis

antara abad ke V H. hingga masa Ibn Qayyim, lebih ditekankan pada upaya

memilih-milih hadis dari kitab yang sudah ada dan membukukannya dalam

satu kitab. Misalnya kitab al-Muntaqa min Akhbar al-Mushthafa Shallahu ‘Alaihi

Wasallam karya Ibnu Taimiyyah (W. 652 H.), yang kemudian hari diberi

penjelasan oleh Imam Syaukaniy (W. 1250 H.) dalam kitab Nail al-Authar.37

Kitab ini ditulis oleh al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bakr

bin Qayyim al-Jauziyyah. Kitab ini dianggap oleh al-Idlibiy sebagai salah satu

36 Ibn Qayyim al-Jauziyyah, al-Manar al-Munif fi as-Shahih wa al-Dhoif, Op. Cit, hal. 47-95 37 Ahmad Umar Hasyim, al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Ulumuha, (Fijalah: maktabah gharib,

tth), hal. 414-418

Page 11: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

11

karya yang monumental dalam kritik materi hadis (naqd mutun al-hadis).38

Selain itu, ia juga memberikan kontribusi yang sangat penting dalam

mengenali hadis-hadis maudhu’ dengan mengemukakan 19 ciri-cirinya

secara umum, disamping criteria yang harus dipenuhi untuk menilai

kesahihan suatu hadis.

Sebenarnya, kitab al-Manar tersebut telah diterbitkan berkali-kali

dengan nama yang berbeda-beda. Adapun nama-nama yang diberikan

penerbit kepada kitab ini, anatara lain:

o al-Manar, diterbitkan oleh Matba’ah Sunnah al-Muhammadiyah di Mesir,

tanpa tahun dan ditahkik oleh Muhammad Hamid al-Faqiy;

o Naqd al-Manqul aw al-Manar Fi As-Shahih Wa Al-Dhoif, diterbitkan oleh

Matba’ah al-Huriyyah, di Mesir pada tahun 1383 H., dan

o Al-Manar Al-Munif Fi As-Shahih Wa Al-Dhoif , diterbitkan oleh Mathobi’

Dar al-Qalam, di Mesir pada tahun 1390 H., dan ditahkik oleh Abd Fattah

Abu Ghudah.39

Kitab yang dijadikan rujukan dalam kajian ini ialah diterbitkan di

Beirut-Libanon pada percetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, tahun 1408

H/1988 M., dan di tahkik oleh Ahmad Abd al-Syafiy. Dalam kitab ini,

diangkaikan pula dengan kitab al-Madkhal fi Ushul al-hadis, karangan Imam

al-Hakim al-Naisabury (W. 405 H.) yang diterbitkan menjadi satu kitab

setebal 176 halaman.

Kitab ini berisi tentang tanya jawab, yaitu beberapa pertanyaan yang

diajukan kepada Ibn Qayyim tentang beberapa hadis Nabi Saw. Karena Ibnu

38 Shalah al-Din Ibn Ahmad al-Idlibiy, Manhaj Naqd al-Matn Inda Ulama al-Hadis al-

Nabawiy, (Beirut: Dar al-Affaq al-Hadisah, 1983), cet. 1 hal 22 39 Abu Zaid. Bakr Ibn Abdullah, Op. Cit, hal. 192

Page 12: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

12

Qayyim menjelaskan kandungan hadis dengan mengutip beberapa syawahid

bahkan beberapa ayat al-Quran.

Penelitian Hadis Kitab “al-Manar al-Munif fi as-Shahih wa al-Dhaif”

a. Paparan Data Hadis yang Dijadikan Objek Dalam Penelitian

Hadis kitab no. 34 tentang keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawwal.

Hadis ini diangkat karena dalam hemat pekajian, praktik hadis ini sering

digunakan oleh masyarakat umum, selain itu, bulan ini adalah bulan

Syawwal yakni pasca Ramadhan. Hadisnya sebagai berikut:

د عن صفوان بن سليم وسعد بن حدثنا النفيلي حدثنا عبد العزيز بن محم

عليه سعيد عن عمر بن ثابت األنصاري عن أبي أيوب صاحب النبي صلى ا�

ال وسلم عن النبي صل عليه وسلم قال من صام رمضان ثم أتبعه بست من شو ى ا�

40◌ فكأنما صام الدهر

b. Takhrij Hadis

Hadis tentang keutamaan puasa enam hari di bulan Syawwal terdapat

pada enam tempat yang itu yang diriwayatkan oleh sebagai berikut:

• Abu Daud dalam Sunan Abu Daud, jilid 2, hal 336;

• Muslim dalam Sahih Muslim, jilid 2 hal. 822;

• al-Tirmidzi dalam al-Jami’ al-Shahih, jilid 3, hal 132;

• Ibnu Majah, dalam Sunan Ibnu Majah, jilid 1, hal. 546;

• Ahmad bin Hambal pada dua riwayat dalam al-Musnad jilid 5,

hal.38;

• al-Darimi dalam Sunan al-Darimi, jilid 2, hal. 34 hadis 1755.

c. I’tibar al-sanad

40 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’as al-Sijastaniy, Sunan Abi Dawud, (Kairo: Dar al-Hadis,

1988), j. 2, hal 338

Page 13: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

13

Menurut istilah dalam ilmu hadis al-I’Tibar arti etimologinya ialah

peninjauan terhadap berbagai hal dengan maksud untuk dapat diketahui

sesuatu yang sejenis.41

Skema Hadis

d. Penilaian Terhadap Hadis

1. Penilaian sanad hadis

41 Mahmud al-Tahhan, Taisir Musthalah al-Hadis, (Beirut; dar al-Quran al-Karim, 1979), hal.

140

Nabi

Abu Ayub

Umar

Shafwan

Abd. Al Aziz

An-Nufaili

Abu Dawud Ibnu Hambal

Sa’d Ibn Sa’id

Ismail Abdullah Abdullah

Yahya Ibnu Numair

Jabir

Amr Ibn Jabir

Said BinAyub

Abdullah

Abu Bakar

Ali Ibn Hajar

Kutaybah

Muslim

Page 14: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

14

Apabila sanad hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dipertautkan dan

dikompromikan dengan sanad-sanad mukharrij lainnya, maka dikemukakan

suatu kenyataan bahwa sanad hadis tersebut tidak memiliki kekurangan

dalam arti tidak ada perawi yang hilang atau dengan kata lain sanad tersebut

bersambung. Hal ini mengindikasikan bahwa hadis tersebut terbebas dari

syadz dan illat. Maka, hadis tersebut masuk dalam kategori hadis sahih.

2. Penilaian sanad dan matan

Hadis di atas, sejauh yang penulis teliti para perawi dalam sanadnya

adalah orang yang siqah, keculi sa’ad yang dinilai oleh kritikus hadis sebagai

perawi yang saduh. Maka hadisnya hasan li dzatihi, namun dengan syawahid

dan sanad mukharrijnya bernilai sahih maka nilainya menguat menjadi hasan

lighairihi. Maka hadis di atas boleh dijadikan hujjah.

Penutup

Menurut Ibnu Qayyim, suatu hadis dinilai sahih bukan hanya sanadnya

saja, akan tetapi juga matannya. dari pemaparan di atas, maka pengkaji

berkeyakinan bahwa Ibnu Qayyim konsisten dalam menerapkan hadis

sahihan. Dengan demikian, bisa dikatakan Ibn Qayyim sebagai muhaddis

moderat dalam artian tidak terlalu ketat (mutasyaddid) dalam menilai perawi,

akan tetapi tidak pula terlalu longgar atau menggampangkan (mutasahhil)

dalam memilih hadis yang valid untuk menjadi kuat.

Page 15: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

15

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Muhammad Kurdi,al-Islam wa al-Hadarat al-‘Arabiyyah, ttp: tp, tth Ali, Taqy al-Din Ahmad Ibn, al-Khithah al-Maqriziyyah, Mesir: Matba’ah al-

Naiyl, 1326 H al-Baqriy, Ahmad Mahir Muhammad, Ibn al-Qayyim Aisarih al-Ilmiyyah,

Iskandariyah: Mu’assasah Syabab al-Jami’ah, 1997 Abdullah, Abu Zaid Bakr Ibn, Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Hayatuh wa Atsaruh,

Riyadh: Dar al-Hilal li al-Ufsith, 1980 al-Daminiy, Musfir Adzmullah, Maqayis Naqd Mutun al-Sunnah, Riyadh: tp.,

1984 al-Din, Abd al-Azim Abd as-Salam Syaraf, Ibn Qayyim al-Jauziyyah; Ashraru

wa Manhajuh wa Ar-ra’uh fi al-Fiqh wa al-Aqa’id wa al-Tashawwuf, Kuwait: Dar al-Qalam, 1984

Hasan, Ali Ibrahim, Dirasah fi Tarikh al-Mamalik al-Bakhriyyah, Mesir:

Mathba’ah al-I’itimad, 1944 Hasyim, Ahmad Umar, al-Sunnah al-Nabawiyyah wa Ulumuha, Fijalah:

maktabah gharib, tth Hajar, Ibnu, al-Durar al-Kamilah fi A’yam al-Mi’ah al-Tsaminah, India: tp, tth al-Idlibiy, Shalah al-Din Ibn Ahmad, Manhaj Naqd al-Matn Inda Ulama al-Hadis

al-Nabawiy, Beirut: Dar al-Affaq al-Hadisah, 1983 al-Imad, Abu al-Falah Abd al-Hay ibn, Syadzarat al-Dzahab min Ahbar man

Zahab, Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,tth al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim, Madriz l-Salikin Baina Manazi, Iyyka Na’bud w

Iyyaka Nst’in, Beirut: Kutub al-raby, 1972 _______, terj. A. Sunarto dan Ainur Rafiq, Petunjuk Nabi Menjadi Hamba

Teladan Dalam Berbagai Aspek Kehidupan, Jakarta: Robbani Press, 19980,

Page 16: MANHAJ IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43228...Padahal ayah Ibn al-Qayyim adalah kelahiran Zur di Damaskus.7 Diberi julukan (laqab)

16

dari judul aslinya zad al-ma’ad fi Hady Khair al-Ibad, Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1990

_______, Al-Manar Al-Munif Fi As-Shahih Wa Al-Dhoif, Beirut: Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah, 1988 _______, al-Furusiyyah, Madinah: Maktabah dar al-turas, 1990 Katsir, Ibnu, Al-Hidayah wa al-Bidayah, Beirut: Maktabah al-Ma’arif, 1977 Khursyid, Ibrahim Zakiy, et. All (terj), Da’irahal-Ma’arif al-Islamiyyah, Kairo:

as-Sya’b, tth al-Sinbathiy, Muhammad Ahmad, Manhaj Ibn al-Qayyim fi al-Tafsir, Kairo: al-

Haiah al-Ammah li Syu’un al-Mathabiy al-Amiriyyah, 1973 Uwaidah, Kamil Muhammad Muhammad, al-Imam al-Hafid Syam al-Din Ibn

Qayyim al-Jauziyyah, Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994 Zaid, Bakr Ibn Abdullah Abu, Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Hayatuh wa Atsaruh,

Riyadh: Dar al-Hilal li al-Ufsith, 1980 Lewis, B., et.al., The Ensyclopedia Of Islam, Leiden: Ej/ Brill, 1979 al-Sijastaniy, Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’as, Sunan Abi Dawud, Kairo:

Dar al-Hadis, 1988 al-Tahhan, Mahmud, Taisir Musthalah al-Hadis, Beirut; dar al-Quran al-Karim,

1979