mangifera odorata - yudi yahya

16
MAKALAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA HAYATI PEMANFAATAN TANAMAN KUINI (Mangifera odorata Griff.) UNTUK REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG DI KALIMANTAN SELATAN DOSEN PEMBIMBING: ANANG KADARSAH, S.Si., M.Si. OLEH: YUDI YAHYA J1C111011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI BANJARBARU 2012

Upload: yudi-yahya

Post on 05-Aug-2015

208 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

MAKALAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA HAYATI

PEMANFAATAN TANAMAN KUINI (Mangifera odorata Griff.) UNTUK

REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG DI KALIMANTAN SELATAN

DOSEN PEMBIMBING:

ANANG KADARSAH, S.Si., M.Si.

OLEH:

YUDI YAHYA

J1C111011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI BIOLOGI

BANJARBARU

2012

Page 2: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik, hidayah

serta karunianNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

―Pemanfaatan Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) untuk Reklamasi Lahan

Bekas Tambang di Kalimantan Selatan‖ ini tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Pengelolaan

Sumber Daya Hayati. Dalam makalah yang mengambil tema ―Pengelolaan Buah

Lokal Untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang Di Kalimantan Selatan‖ ini akan

dibahas hal-hal yang menyangkut tentang reklamasi dan identifikasi tanaman kuini,

pengelolaan serta pemanfaatannya.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak

Anang Kadarsah, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing dan pihak-pihak lain yang

baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusinya dalam

penyelesaian makalah ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula makalah yang penulis buat ini

masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca

sangat penulis harapkan. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperkaya

khasanah pengetahuan anak bangsa.

Banjarbaru, November 2012

Penulis

Page 3: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

1.4 Manfaat ................................................................................................ 2

1.5 Metode Penulisan ................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3

2.1 Kegiatan Pertambangan di Kalimantan Selatan ..................................... 3

2.2 Dasar Hukum Reklamasi ...................................................................... 4

2.3 Karakteristik Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) ..................... 5

2.4 Manfaat Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) ............................ 7

2.5 Pengelolaan Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) ...................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12

3.2 Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

Page 4: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata

kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum,

agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya (Adisoemarto,

2004). Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan adalah

teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda gali-isi kembali (back

filling methods). Penggunaan teknilk ini mengakibatkan terjadinya pembukaan areal

bervegetasi dan mempunyai kecenderungan untuk bertambah seiring dengan

bertambah luasnya areal tambang (Djajakirana, G. 2001). Penggunaan teknik ini juga

menyebabkan terjadinya lahan kritis karena hilangnya vegetasi penutup tanah,

adanya tekanan berat dari pukulan air hujan, erosi, sentuhan langsung cahaya

matahari dan terjadinya pemadatan tanah akibat aktifitas alat berat (Adisoemarto, S.

2004).

Untuk menanggu1angi dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan

penambangan dengan teknik penambangan terbuka, telah dilakukan kegiatan

reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang untuk memperbaiki kondisi areal

yang terbuka. Undang-undang pertambangan mineral dan batubara mewajibkan

setiap pemegng IUP dan IUPK melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

pertambangan termasuk kegiatan reklamasi dan pasca tambang (Djajakirana, 2001).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

a. Apa yang dimaksud dengan reklamasi?

b. Apa ketentuan dalam pelaksanaan reklamasi lahan?

c. Bagaimana karakteristik dari tanaman Kuini (Mangifera odorata)?

d. Apa saja manfaat dari tanaman Kuini (Mangifera odorata)?

e. Bagaimana cara pengelolaan tanaman Kuini (Mangifera odorata)?

Page 5: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

a. Untuk mengetahui pengertian reklamasi.

b. Untuk mengetahui ketentuan dalam pelaksanaan reklamasi lahan.

c. Untuk mengetahui karakteristik dari tanaman Kuini (Mangifera odorata).

d. Untuk mengetahui manfaat dari tanaman Kuini (Mangifera odorata).

e. Untuk mengetahui cara pengelolaan tanaman Kuini (Mangifera odorata).

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah

a. Kita dapat mengetahui pengertian reklamasi.

b. Kita dapat mengetahui ketentuan dalam pelaksanaan reklamasi lahan.

c. Kita dapat mengetahui karakteristik dari tanaman Kuini (Mangifera

odorata).

d. Kita dapat mengetahui manfaat dari tanaman Kuini (Mangifera odorata).

e. Kita dapat mengetahui cara pengelolaan tanaman Kuini (Mangifera

odorata).

1.5 Metode Penulisan

Makalah ini ditulis dengan metode literatur dan studi kepustakaan (Library

Research).

Page 6: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Pertambangan di Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber

daya energi dan mineral, baik berupa minyak dan gas bumi, tembaga, nikel, dan lain-

lain. Salah satu jenis bahan tambang andalan, diluar minyak dan gas, adalah adalah

batu bara (coal), yang berdasarkan data yang dimiliki Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2007, produksi batu bara telah mencapai 2.313

ribu BOEPD (barel oil equivalen per day), dan tahun 2008, produksi batu bara

diproyeksikan akan mencapai 2.359 ribu BOEPD.

Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan adalah

teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda gali-isi kembali (back

filling methods). Dampak yang ditimbulkan dari penambangan tersebut adalah

lapisan penutup tanah yang sudah tidak ada karena topsoil dan subsoil dibalik. dan

digusur, sedangkan bahan induk muncul di permukaan. Proses penggalian pada lahan

bekas tambang batu bara mengakibatkan terangkatnya bahan-bahan sulfidik ke

permukaan sehingga menyebabkan teroksidasi, proses oksidasi terhadap mineral

sulfida seperti pirit, akan melepaskan asam – asam sulfat yang berdampak pada

menurunnya pH tanah secara drastis. Nilai pH tanah yang asam ini akan

mempengaruhi kesetimbangan hara dalam tanah (Ginoga, 2009).

Penggusuran tersebut menyebabkan hilangnya bahan organik tanah sehingga

tanah menjadi kritis. Tanah yang miskin akan bahan organik kurang mampu dalam

menyangga pupuk dan air, karena bahan organik merupakan koloid tanah yang

berfungsi dalam pembentukan agregat mikrahan kritis merupakan lahan yang karena

tidak sesuai penggunaan dan kemampuannya telah mengalami atau dalam proses

kerusakan fisik, kimia dan biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis,

orologis, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi dari daerah

lingkungan pengaruhnya (Hardjowigeno, 1995).

Menyadari bahwa permasalahan kerusakan lingkungan hidup yang demikian

kompleks, diperlukan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan penanganan

terpadu dengan melibatkan stakeholders dan instansi teknis terkait bersama-sama

Page 7: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan lingkungan tersebut.

Salah satu upaya program pemerintah untuk melakukan pengawasan bagi pelaku

usaha pertambangan terhadap masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah

dengan mengikutsertakan melalui kegiatan reklamasi.

2.2 Dasar Hukum Reklamasi

Kebijakan dasar pengelolaan sumber daya alam tercantum pada pasal 33 ayat

(3) UUD 1945 yang berbunyi Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat. Keterkaitan dengan pasal tersebut, pertambangan merupakan komponen atau

sub-sistem dari sistem kekayaan alam, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan

secara terkoordinasi, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap

pengendalian pemanfaatannya (Adisoemarto, 2004).

Kemudian untuk minimisasi dampak negatif dari aktivitas pertambangan,

pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pertambangan Pasal 30 dituliskan bahwa setiap pemegang kuasa pertambangan

diwajibkan untuk mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak

menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya, antara lain melalui kegiatan

‗reklamasi‘.

Perusahaan pertambangan juga wajib untuk melakukan pemulihan kawasan

bekas pertambangan dan telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan,

yaitu:

1. Pasal 30 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok

Pertambangan: ―Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada

suatu tempat pekerjaan, pemegang Kuasa Pertambangan diwajibkan

mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya

bagi masyarakat sekitarnya‖.

2. Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969:

Sebelum meninggalkan bekas wilayah Kuasa Pertambangannya, baik karena

pembatalan maupun karena hal yang lain, pemegang Kuasa Pertambangan

harus terlebih dahulu melakukan usaha-usaha pengamanan terhadap benda-

Page 8: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

benda maupun bangunan-bangunan dan keadaan tanah di sekitarnya yang

dapat membahayakan keamanan umum.

Regulasi diatas menjadi pijakan untuk melakukan perbaikan lingkungan

pasca tambang sehingga dampak kerusakan lingkungan bahkan sosial dapat

diminimisasi. Prosedur teknis reklamasi tambang hingga penutupan tambang juga

telah disiapkan secara jernih oleh pemerintah. Ketentuan reklamasi diatur dalam

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Reklamasi dan Penutupan Tambang (Djajakirana, G. 2001).

Pada beberapa perusahaan tambang telah dilakukan rekonstruksi lahan dan

manaiemen top soil sebelum revegetasi dilakukan. Sebelum ditambang top soil

dikupas sampai pada zona perakaran tanaman dan dipindahkan ke lokasi penimbunan

sementara (soil stockpile) atau segera digunakan untuk pelapisan tanah didaerah

timbunan batuan sisa yang telah diatur kemiringannya. Setelah kegiatan

penambangan selesai, top soil dihamparkan kembali secara merata hingga ketebalan

maksimum 10 cm atau dapat juga dilakukan secara lokal (perlubang). Setelah

kegiatan reklamasi, kemudian dilakukan revegetasi. Metode revegetasi lahan bekas

tambang bermacam-macam. Ginoga dan Masripatin (2009) menyebutkan beberapa

metode revegetasi lahan yaitu restorasi, reboisasi, agroforestri dan hydro seeding.

Restorasi merupakan upaya untuk memperbaiki atau memulihkan suatu ekosistem

rusak atau menglami gangguan sehingga dapat pulih atau mencapai suatu ekosistem

yang mendekati kondisi aslinya (Perrow, 2002).

2.3 Karakteristik Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.)

Di Kalimantan Selatan, dikenal jenis mangga kuini yang mempunyai

keunggulan sehingga dilepas sebagai varietas unggul, yaitu kuini anjir. Keunggulan

kuIni anjir adalah tahan terhadap hama ulat buah (bahasa Banjar = pira) (Wahdah, et

al., 2002). Tanaman kuini ini tumbuh di lahan rawa pasang surut dan terdiri dari dua

jenis, yaitu kuini laki dan kuini bini. Bentuk buah kuini laki lebih memanjang,

sedangkan kuini bini lebih bulat. Warna kulit buah kuini laki lebih cerah, aroma lebih

harum, dan serat lebih halus dibanding kuini bini.

Warna kulit buah muda hijau dan setelah masak hijau kekuningan pada

pangkalnya, dengan permukaan kulit licin. Warna daging buah kuning orange.

Page 9: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

Tekstur daging buah agak berserat. Bagi orang yang tidak tahan akan terasa gatal

apabila makan buah kuini ini. Rasa daging buah manis, kadang ada yang agak

masam. Bentuk buah lonjong dengan nisbah P/L sebesar 1,21—1,52. Ukuran buah

sedang, bobot buah sekitar 162—470 g. Bagian buah yang dapat dimakan sekitar

44,62—64,47% (Pebrica, 1998).

Gambar 1. Kuini (Mangifera odorata)

Secara umum karakter fisik buah kuini hampir sama dengan buah mangga

pada umumnya, yaitu dari segi bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah,

tekstur kulit dan tekstur daging buah. Namun, yang membedakan dengan mangga

pada umumnya adalah mangga kuini ini mempunyai aroma khas menyengat dan

daging buahnya lebih berserat. Persentase kulit buah cukup tinggi yaitu sebesar

16,76—32,75%, hal ini karena pengupasan kulit dilakukan lebih tebal untuk

menghindari rasa gatal pada buah (Pebrica, 1998).

Tinggi tanaman Kuini berkisar 5,95 - 39,00 m dengan rata-rata 15,46 m.

Lingkaran batang tanaman Kuini berkisar 49,70 - 258,00 cm dengan rata-rata 129,19

cm. Kanopi tanaman Kuini terdiri atas broad ovoid dan globose. Ada dua bentuk

daun tanaman Kuini: lancet dan oblong-lancet. Warna daun terdiri atas hijau muda,

hijau, danan hijau tua. Tekstur daun terdiri atas licin dan kesat . Panjang tangkai daun

tanaman Kuini memiliki rata-rata 3,40 cm dengan kisaran panjangnya 2,30 - 5,18

cm. Panjang helaian daun berkisar 17,30 - 30,90 cm, dengan rata-rata 20,65 cm.

Lebar daun berkisar 3,50 - 9,85 cm dengan rata-rata 6,83 cm (Pebrica, 1998).

Panjang bunga tanaman Kuini berkisar 11,80 - 33,00 cm dengan rata-rata

22,28 cm. Jumlah tandan bunga bcrkisar 17 - 32 buah dengan rata-rata 15,73. Bunga

Kuini termasuk bunga majemuk berbentuk kerucut. Warna mahkota (corolla) bunga

Page 10: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

Kuini adalah putih kemerahmerahan (merah muda). Bunga kuini termasuk bunga

sempurna, stamennya terdiri dari filamen dan anther. Warna tangkai sari (filamen)

putih dan kepala sari (anther) merah. Jumlah kelopak 5 buah dan jumlah benang sari

5 buah (I panjang dan 4 pendek) (Pebrica, 1998).

Panjang buah Kuini berkisar 8,12 - 13,30 cm dengan rata-rata 8,69 cm.

Diameter berkisar 17,19 - 25,06 cm dengan rata-rata 18,86 cm. Tebal daging buah

berkisar 1,46 - 2,43 cm dengan rata-rata 1,67 cm. Bobot buah berkisar 132,50 -

380,00 gram dengan rata-rata 242,15 gram. Buah Kuini ada dua bentuk, yaitu oblong

dan ovoid-oblong. Warna kulit buah terdiri atas tiga warna, yaitu hijau, hijau gelap,

dan hijau kekuningan (Pebrica, 1998).

Klasifikasi Tanaman Kuini

Regnum : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub-kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Familia : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Species : Mangifera odorata

(Plantamor, 2007).

2.4 Manfaat Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.)

a. Sebagai Bahan Makanan

Hasil yang diperoleh dan dimanfaatkan dari pohon kuini ternyata bukan

hanya buah segar saja, tetapi buah kuini dapat diolah secara khusus menjadi bahan

makanan yang berguna bagi tubuh manusia. Komposisi buah kuini terdiri dari 80%

air dan 15%-20% gula, serta berbagai macam vitamin, antara lain vitamin A,B.C.

Kegunaan Vitamin A dari buah kuini adalah untuk mencegah kerusakan mata,

Vitamin B mencegah penyakit beri beri, dan Vitamin C menjaga kesehatan gigi dan

mencegah penyakit gusi berdarah serta kulit pecah.

Page 11: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

Salah satu keunggulan dari mangga kuini ini adalah rasa yang khas manis.

Kuini tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar, namun sangat sesuai untuk

diolah menjadi minuman segar (juice), sirup, dodol dan jam (selai) yang sangat

prospektif dalam pengembangan agroindustri. Sirup merupakan cairan yang

dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan

dengan cara pendidihan dan penambahan gula. Dodol adalah produk pangan yang

unsur utama penyusunnya adalah tepung ketan, gula, santan dan bahan tambahan lain

seperti buah-buahan (Soekarto, 1979). Selai (jam) adalah produk olahan atau

makanan semi padat yang terbuat dari buah-buahan yang dipotong kecil-kecil lalu

dihancurkan dan dimasak dengan gula. Selai biasanya dikonsumsi sebagai pengisi

roti dan kue.

b. Sebagai Tanaman Peneduh dan Penyelamat Lapisan Tanah

Dikota kota besar dekat pantai yang berudara panas, banyak sekali halaman

depan rumah atau sekelilingnya ditanami pohon yang tidak terlalu tinggi dan besar.

Pohon kuini memenuhi kriteria inil Tanaman ini bisa berasal dari bibit okulasi atau

cangkokan. Disamping berfungsi sebagai penghias tanaman dan penyejuk halaman,

maka buahnya dapat dinikmati sendiri (Rismunandar, 1990).

c. Sebagai tanaman reboisasi

Pohon kuini juga baik untuk proyek reboisasi terutama di daerah perbukitan

yang gundul. Sebab, tanaman kuini mempunyai jaringan akar yang kuat, luas dan

dalam, sehingga mampu menahan lapisan tanah atas (humus) yang larut bersama air,

bila musim penghujan tiba. Mahkota daunnya rimbun dan luas, dapat mengurangi

laju penguapan air tanah, sehingga lapisan tanah disekitarnya tidak mudah rusak

(pecah-pecah). Pada padang penggembalan ternak yang luas, tanaman mangga dapat

dipergunakan sebagai peneduh, sehingga ternak bias beristirahat dengan tenang.

Disamping itu, tanaman kuini juga dapat digunakan untuk penguat tanggul jalan dan

melindungi aspal dari terpaan sinar matahari (Rismunandar, 1990).

Page 12: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

2.5 Pengelolaan Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.)

a. Teknik Penanaman

1. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada

waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan

galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur

dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah

galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang

tanam dilakukan pada musim kemarau.

2. Cara Penanaman

Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran

panjang dan lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan

furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan

bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah galian sampai

membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu

penyangga tanaman.

3. Penanaman Pohon Pelindung

Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat.

Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi (Rismunandar,

1990).

b. Pemeliharaan Tanaman

1. Penyiangan

Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang

telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak

tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan

dan pemupukan.

2. Penggemburan/Pembubunan

Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal

batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan.

Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan

terlalu dalam

Page 13: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

3. Perempelan/Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan

meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu

dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4

tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada

pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun

saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan

pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan

ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan

pemangkasan ke-2 (Pracaya, 1998).

c. Pemupukan

1. Pupuk organik

a) Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk

kandang.

b) Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.

3.

c) Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk

kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.

4.

d) Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg

tepung tulang, 15 kg abu (Pracaya, 1998).

Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur

dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling

pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm) (Bambang, 1994).

2. Pupuk anorganik

a) Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100

gram/tanaman.

b) Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000

kg/tanaman.

c) Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl

1.080 gram/tanaman.

Page 14: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

d) Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di

kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.

e) Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium

fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman

(Bambang, 1994).

d. Peningkatan Kuantitas Buah

Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat

menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat

disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti

pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase

pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%

(Bambang, 1994).

e. Panen

Kuini cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi

pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah,

pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen

besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat

dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1

buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua

kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah

Buah yang dipetik harus masih keras (Pracaya, 1998).

Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh

sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam

atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang

penampung buah.

Di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan pohon mangga

berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam

satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga

dilakukan beberapa kali panen. Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100

buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000

buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi maksimum

di umur 20 tahun (Rismunandar, 1990).

Page 15: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah

1. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata

kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan

umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.

2. Dasar-dasar hukum reklamasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, Pasal 46 ayat (4) dan (5)

Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001, dan Peraturan Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan

Penutupan Tambang.

3. Pohon Kuini merupakan tanaman khas Kalimantan Selatan dengan

perawakan besar, batang tegak, bercabang agak kuat, dengan daun-daun lebat

membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan

diameter sampai 10 meter.

4. Pemanfaataan tanaman Kuini adalah sebagai bahan makanan, tanaman

peneduh dan penyelamat lapisan tanah.

5. Pengelolaan tanaman Kuini dapat dilakukan mulai dari penanaman,

pemeliharaan, pemupukan, peningkatan kuantitas dan panen.

3.2 Saran

Reklamasi harus dilakukan pada lahan bekas tambang di Kalimantan Selatan

untuk meminimalisir degradasi tanah terutama dengan mengidentifikasi tanaman

Kuini (Mangifera odorata Griff.) yang memiliki beragam manfaat untuk digunakan

sebagai tanaman reklamator.

Page 16: Mangifera Odorata - Yudi Yahya

DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke-6. Terjemahan dari

Fundamental of Soil Science. Jakarta: Erlangga.

Bambang, Marhijanto. dan Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Surabaya:

Arkola.

Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian.

Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ginoga, K. dan N. Masripatin. 2009. Potensi Perdagangan Karbon pada Lahan

Bekas Tambang. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui

Rehabilitas5 Lahan Bekas Tambang Batubara. Samarinda: Balai Besar

Penelitian Dipterokarpa.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Penerbit Akademika. Pressindo.

Jakarta. Hal. 126.

Pebrica, R. 1998. Identifikasi,Inventarisasi,Dan Karakterisasi Keragaman Morfologi

Genotipe Kuini (Mangifera odorata GRIFF.) di Sumatera Barat (Penelitian

Dasar). Padang: Universitas Andalas.

Perrow, M. R. and A. J. Davy. 2002. Handbook of Ecological Restoration. Volume i

Principles of Restoration. Cambridge: Cambridge University Press.

Plantamor. 2007. Klasifikasi Mangga Kuini.

http://www.plantamor.com/spedtail.php?recid=1762&popname=Mangga%20

kasturi.

Diakses tanggal 25 Oktober 2012.

Pracaya. 1998. Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung: Sinar Baru.