case tn. yudi fix.doc

26
STATUS PSIKIATRI Nomor Rekam Medis : 26.18.69 Nama Pasien : Tn. S Nama dokter yang merawat : dr. Wiendarto, SpKJ Masuk RS pada tanggal : 14 Juni 2014 Rujukan/datang sendiri/keluarga :Tn. Roni (Kakak Ipar Pasien) Ny. Sumasyati (Kakak Pasien) I. IDENTITAS Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 20 tahun Tempat, Tanggal Lahir : 20 Agustus 1994 Agama : Islam Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia Status Pernikahan : Belum menikah Pendidikan Terakhir : Pesantren (Lulus) Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Kp. Tipar RT 02 RW 06, Desa Gn. Tanjung, Cisolok, Jawa Barat Tanggal Masuk RS.MM : IGD 14 Juni 2014 1

Upload: melia-indasari

Post on 27-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: case tn. yudi fix.doc

STATUS PSIKIATRI

Nomor Rekam Medis : 26.18.69

Nama Pasien : Tn. S

Nama dokter yang merawat : dr. Wiendarto, SpKJ

Masuk RS pada tanggal : 14 Juni 2014

Rujukan/datang sendiri/keluarga :Tn. Roni (Kakak Ipar Pasien)

Ny. Sumasyati (Kakak Pasien)

I. IDENTITAS

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 tahun

Tempat, Tanggal Lahir : 20 Agustus 1994

Agama : Islam

Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia

Status Pernikahan : Belum menikah

Pendidikan Terakhir : Pesantren (Lulus)

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Kp. Tipar RT 02 RW 06, Desa Gn.

Tanjung, Cisolok, Jawa Barat

Tanggal Masuk RS.MM : IGD 14 Juni 2014

Ruang Kresna 14 Juni 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Autoanamnesis dilakukan di Ruang Kresna RSMM Bogor pada:

19 Juni 2014 pk. 10.30 WIB

20 Juni 2014 pk. 07.30 WIB

1

Page 2: case tn. yudi fix.doc

A. Keluhan Utama

Pasien sering keluyuran sejak 1 tahun SMRS

Keluhan Tambahan

Merusak barang, marah – marah, jarang tidur, bicara sendiri, membawa benda

tajam

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Dari autoanamnesa, pasien mulai sering keluyuran sekitar 1 tahun SMRS

(2013), pergi dari rumah kira – kira 1 sampai 2 hari. Menurut pasien, ia seperti ini

karena disuruh oleh suara – suara yang membisikinya, suara tersebut merupakan

suara banyak laki – laki yang menyuruh pasien untuk jalan – jalan ke tempat

tersebut untuk menemui seseorang. Tetapi ketika sesampainya ditempat tujuan,

pasien menyadari ia tidak menemukan satu orang pun yang dimaksud oleh suara –

suara yang menyuruhnya.

Dimulai saat ia melanjutkan sekolah dasar ke pesantren, pasien sering

dibilang jelek dan pelit karena tidak mau memberi uang kepada temannya. Setelah

keluar dari pesantren, ia mulai bekerja sebagai penjual ikan bersama saudara

kembarnya. Ia menjual ikan tersebut sampai menjelang maghrib, setelah itu

mereka langsung pulang ke rumah. Tetapi, ketika sampai dirumah jika dagangan

nya tidak habis, pasien mengatakan orangtua mereka akan menyuruh kembali

menjual ikan mereka sampai habis. Pasien mengaku gejala-gejala yang mereka

alami ini berawal setelah ini.

Pasien mengatakan ia sering marah – marah dan merusak barang – barang

disekitarnya. Menurut pasien, ia seperti ini karena disuruh oleh suara – suara yang

membisikinya dan menyuruh marah – marah. Pasien tidak bisa melihat wujud dari

suara yang membisikinya tersebut. Pasien kadang merasa menyesal melakukan

hal yang disuruh oleh suara itu. Pasien juga merasa takut ketika keluar rumah,

takut disiksa dan takut dibunuh, sebelumnya pasien mengatakan bahwa ia pernah

di pukuli, di ikat, dan hampir di kubur oleh warga sekecamatannya. Saudara

2

Page 3: case tn. yudi fix.doc

kembar pasien juga mengalami hal yang sama dengan pasien, namun lebih parah,

pasien takut dengan saudara kembarnya dan selalu menuruti apa yang disuruh

termasuk merusak barang-barang dirumah hingga rumah mereka hancur, tidak

meminum obat bahkan memuntahkan obat yang sudah diminum.

Pasien mengatakan sering di cela oleh tetangga sekitar dengan

mengatakannya orang gila. Dan kakak ipar nya yang bernama Ronny, ia anggap

bisa membaca pikiran nya.

Pasien bersama saudara kembarnya pernah di ikat dan di kunci dalam

ruangan karena mereka sering mengamuk, marah-marah dan merusak alat rumah

tangga. Bahkan pasien mengatakan sudah dibuatkan lubang di tanah mirip seperti

kuburan, dimana sebentar lagi mereka akan dimasukkan kedalam sana.

Kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, mandi dan berpakaian dapat

dilakukan nya dengan mandiri. beberapa hari sebelum masuk rumah sakit pasien

tidak tidur.

Saat diwawancara, ia mengatakan masih mendengar suara – suara yang

membisikinya tersebut terutama pada malam hari, perasaan nya biasa – biasa saja,

daya ingat tentang kejadian atau peristiwa sebelum nya masih baik

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya

Pasien pernah mengalami hal yang sama setahun yang lalu. Pasien di

rawat di yayasan bersama dengan saudara kembarnya namun selama masa

perawatan pasien merusak barang-barang di sekitarnya dan berusaha untuk

kabur karena pasien sulit untuk dikendalikan akhirnya diputuskan untuk

dirujuk ke RSMM dengan tempat perawatan terpisah dengan saudara

kembarnya. Setelah dirawat beberapa hari, gejala pasien berkurang

sehingga keluarga nya pun membawanya kembali ke rumah. Setelah di

bawa kerumah, pasien tidak rutin minum obat dan tidak kontrol kembali.

Riwayat putus obat selama satu tahun.

3

Page 4: case tn. yudi fix.doc

Grafik Perjalanan Penyakit

2. Riwayat Medis Lainnya

Riwayat sakit berat atau menderita sakit disangkal. Tidak ada riwayat

demam, kejang, trauma kepala, ataupun penyakit lainnya. Pasien tidak

pernah dirawat di Rumah Sakit karena penyakit selain penyakit kejiwaan.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Pasien tidak merokok. Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi zat

psikoaktif seperti heroin, ekstasi, dan ganja. Pasien juga mengaku tidak

pernah meminum minuman beralkohol.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat prenatal dan perinatal

2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja

4

2013

2014

Awal Juni 2014 – Sekarang

Page 5: case tn. yudi fix.doc

a. Hubungan sosial

Dahulu pasien banyak mempunyai teman dekat di sekolah dan

pesantren, namun ada beberapa anak yang suka mengejek pasien.

b. Riwayat pendidikan

Pasien menuntut ilmu di sekolah hanya sampai kelas 6 SD.

Selanjutnya, ia meneruskan nya ke pesantren selama 3 tahun.

Setelah lulus dari pesantren pasien tidak melanjutkan sekolahnya.

c. Perkembangan kognitif dan motorik

Pasien bisa membaca, menulis, dan menghitung dengan cukup baik

dan tidak terdapat gangguan perkembangan spesifik.

d. Problem emosi atau fisik khusus remaja

Pasien tidak pernah terlibat dalam tawuran maupun perkelahian.

e. Riwayat psikoseksual

Pasien belum menikah tetapi mengatakan menyukai teman wanita

di pesantren.

f. Latar belakang agama

Pasien beragama islam rajin sholat 5 waktu dan pandai mengaji,

sudah khatam alquran sebanyak 3 kali.

5. Riwayat masa dewasa

a. Riwayat pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai penjual ikan dengan saudara

kembarnya setelah lulus 3 tahun dari pesantren

b. Aktivitas sosial

c. Kehidupan seksual masa dewasa

Pasien belum menikah dan tidak mempunyai kekasih.

5

Page 6: case tn. yudi fix.doc

E. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ketujuh dari 9 bersaudara, anak pertama, kedua

dan terakhir sudah meninggal, anak ketiga ( Sumaya, 33 tahun ), anak

keempat ( Suwandi, 35 tahun ), anak kelima ( Sumasyati, 37 tahun ), anak

keenam ( Suwandra (yuda), 20 tahun ), merupakan saudara kembar pasien,

dan mengalami hal yang lebih parah dibandingkan pasien, anak kedelapan

(Suruwan, 17 tahun).

Genogram

Keterangan :

: Pria : Wanita

/ : Meninggal dunia : Pasien

: 1 rumah

F. Riwayat Sosial Ekonomi.

Pasien tinggal di rumah milik kedua orang tuanya. Status perekonomian

keluarga adalah cukup.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya

1. Impian

Pasien mengatakan ingin mempunyai uang dan menikah sebelum adiknya.

2. Fantasi

Tidak terdapat fantasi pada pasien.

6

Page 7: case tn. yudi fix.doc

3. Sistem nilai

Pasien menganggap dirinya tidak sakit dan bingung mengapa selama ini

dibawa ke rumah sakit. Pasien mengatakan ia hanya sakit kepala.

4. Dorongan kehendak

Pasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga

5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat

bahagia atau senang

Hal yang membuat pasien bahagia adalah bernyamyi dan mempunyai

pacar dan hal yang membuat pasien jengkel adalah ketika apa yang ia

minta tidak diberikan.

II. STATUS MENTAL

Dilakukan pada tanggal 19 Juni 2014 pukul 10.30 WIB di Ruang Kresna RS.

Dr. Marzoeki Mahdi Bogor.

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan Umum

Pasien seorang laki-laki berusia 20 tahun, berpenampilan fisik tampak sesuai

dengan usianya. Penampilan kurang rapi, sikap sopan, aktif, rambut berwarna

hitam, riasan sewajarnya, kebersihan cukup, kulit sawo matang, dan perawakan

pasien sedang.

2. Kesadaran

- Neurologis/biologis : compos mentis

- Psikologis : terganggu

- Sosial : baik

3. Perilaku dan aktivitas motorik

Sebelum wawancara: pasien sedang tidur-tiduran di kamar

Selama wawancara: pasien duduk dengan ekspresi yang tenang, agak

mengantuk, sesekali makan, kontak mata dengan pemeriksa adekuat

Setelah wawancara: pasien kembali ke kamar dengan tenang

7

Page 8: case tn. yudi fix.doc

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara keras, dan

spontan.

5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif dan aktif

B. Alam Perasaan

1. Afek : labil, dangkal, skala diferensiasi sempit

2. Mood : hiperthym

3. Keserasian : tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan.

4. Empati : tidak dapat diraba-rasakan

5. Pengendalian : cukup

6. echt

C. Fungsi Intelektual

1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan

Taraf Pendidikan/Intelegensia : SD (sesuai dengan taraf pendidikan)

Pengetahuan Umum : Baik (pasien dapat menyebutkan isi surat—

surat Al-qur’an)

Kecerdasan : Baik (pasien mampu menjawab soal

hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa)

2. Daya Konsentrasi : Baik (pasien dapat menjawab pertanyaan

“7 serial test” dengan benar)

3. Orientasi

Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat mengidentifikasi hari,

tanggal, bulan dan tahun)

Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dimana ia berada

sekarang)

Daya Orientasi Personal : Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai

dokter).

4. Daya Ingat

8

Page 9: case tn. yudi fix.doc

Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien ingat nama sekolahnya

terdahulu)

Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan

lauk makan apa saja, serta aktivitas yang dilakukan selama hari tersebut)

Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama

pemeriksa setelah beberapa menit)

5. Kemampuan Visuospatial : baik (Pasien dapat menirukan gambar yang

di buat pemeriksa)

6. Pikiran Abstrak : Kurang (pasien kurang tepat dalam

mengartikan arti peribahasa “udang di balik batu”)

7. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secara

teratur)

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

- Halusinasi Auditorik : Ada (pasien mendengar suara orang-orang yang

memerintahnya untuk pergi dan membeli ini itu)

- Halusinasi Visual : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir

1. Arus Pikir

Produktivitas : Banyak ide

Kontinuitas Pikiran : Flight of ideas

Hendaya Berbahasa : Tidak ada.

Pasien mengunakan bahasa secara lazim

sesuai dengan tata bahasa.

2. Isi Pikir

Preokupasi : Tidak Ada

9

Page 10: case tn. yudi fix.doc

Waham

Waham kejar : Pasien merasa yakin bahwa orang-orang

akan memukulinya

Waham bizar

F. Pengendalian Impuls : kurang

G. Daya Nilai

1. Daya nilai sosial

Baik (ketika diberi pertanyaan apakah perbuatan yang ia lakukan selama

ini seperti menghancurkan barang-barang di rumah adalah perbuatan baik

atau tidak, pasien menjawab tidak baik)

2. Uji daya nilai

Baik (pasien jika melihat anak kecil terjatuh di jalan pasien akan

menolongnya)

3. Penilaian realita

Terganggu (Ditemukan adanya waham dan halusinasi)

H. Tilikan : Derajat 1

I. Taraf Dapat Dipercaya : kurang dapat dipercaya

III. STATUS FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 19 Juni 2014 pukul 12.00 WIB di

Ruang Kresna RSMM Bogor

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Frekuensi napas : 20x/menit

Frekuensi nadi : 84x/menit

10

Page 11: case tn. yudi fix.doc

Suhu : dalam batas normal

Status gizi : Kesan gizi cukup

BB 165 cm, BB = 48 kg; IMT = 17,63 kg/m2

Kulit : sawo matang

Kepala : Tidak ada deformitas, normocephali

Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Telinga : Normotia, sekret (-)

Gigi dan mulut : Dalam batas normal

Leher : Pembesaran KGB (-)

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas

vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan

pembesaran hepar dan lien.

Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)

B. Status Neurologis

GCS : 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk : (-)

Pupil : Bulat, isokor

Kesan parase nervus kranialis : (-)

Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-),

spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada

gangguan keseimbangan dan koordinasi

Sensorik :Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis : Normal

Reflex patologis : (-)

Gejala ekstrapiramidal : (-)

Stabilitas postur tubuh : Normal

11

Page 12: case tn. yudi fix.doc

Tremor di kedua tangan : (-)

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien adalah seorang laki-laki berusia 20 tahun dengan keluhan sering

Keluyuran sejak 1 tahun SMRS. Setelah tamat SD pasien di masukan ke pesantren

oleh orang tuanya. Pasien mengatakan saat di pesantren ia merasa tidak betah

karena sering dikatai jelek oleh teman-temannya. Pasien bercerita orang tuanya

yang membawa dirinya ke rumah sakit namun pasien tidak tau mengapa ia dibawa

ke rumah sakit, ia mengatakan awalnya ia sehat-sehat saja namun lama kelamaan

pasien menjadi sering keluyuran. Pasien mengatakan saudara kembarnya lebih

parah dari dirinya, sering keluyuran, kebut-kebutan menghancurkan barang-

barang, main sampai malam dan tidak tidur.

Satu tahun SMRS, pasien mudah tersinggung dan marah-marah tanpa sebab

yang jelas, mulai keluyuran, berbicara dan tertawa sendiri . Keluarga pasien juga

mengatakan pasien sering kabur dari rumah bersama saudara kembarnya yang

juga memiliki penyakit yang sama. Pasien terkadang membawa benda tajam lalu

mengancam untuk membunuh ayahnya. 1 tahun yang lalu pasien juga pernah

kabur dari Yayasan Kimia Farma dengan cara menghancurkan tembok dan

memanjat ke atap bersama-sama dengan saudara kembarnya akhirnya pasien dan

saudaranya di rujuk ke RSMM Bogor. Saat di rumah sakit pasien dan saudaranya

di tempatkan di satu ruangan namun kondisinya makin memburuk. Akhirnya

keduanya di pindah rawat ke ruangan yang berbeda.

Selama di rumah pasien sering merasa kesal karena keinginannya tidak

dipenuhi seperti membeli handphone dan motor sehingga pasien merasa kesal dan

marah-marah di rumah lalu kabur.

Pasien mengatakan ia mendengar bisikan laki-laki yang menyuruhnya untuk

pergi dan membeli ini itu sehingga ia sering keluyuran. Namun pasien tidak tahu

wujud orang-tersebut. Saat di rumah pasien tidak teratur minum obat dan tidak

pernah kontrol. Pasien telah putus obat selama 1 tahun.

Pada status mental ditemukan:

12

Page 13: case tn. yudi fix.doc

- Kesadaran psikologis : terganggu

- Perilaku dan aktivitas motorik selama wawancara: pasien duduk dengan

ekspresi yang tenang, , tidak tegang, kontak mata dengan pemeriksa

adekuat

- Pembicaraan: volume suara keras, cepat, spontan

- Afek : labil, dangkal, skala diferensiasi sempit, tidak serasi, empati tidak

dapat dirabarasakan

- Mood : hiperthym

- Daya Konsentrasi: Baik

- Orientasi Waktu dan tempat : Baik

- Pikiran Abstrak : Baik

- Kemampuan Menolong Diri : Baik

- Gangguan Persepsi Halusinasi : auditorik

- Arus Pikir

Produktivitas : Banyak ide

Kontinuitas Pikiran : Flight of Ideas

- Isi Pikir Waham : kejar

- Uji daya nilai : Baik

- Penilaian realita : terganggu

- Tilikan : Derajat 1

- Taraf Dapat Dipercaya : Kurang dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan

khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)

dalam berbagai fungsi psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang

dialami oleh pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami

gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I :

13

Page 14: case tn. yudi fix.doc

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,

riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat

secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.

Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum

yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan

yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,

gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Pada tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol,

sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat

digolongkan kedalam:

Berdasarkan PPDGJ III, kasus ini dapat digolongkan kedalam

Skizoafektif, karena:

A. Terdapatnya halusinasi dan waham yang sesuai dengan skizofrenia

B. Disertai gangguan mood yang timbul dalam periode yang hampir

bersamaan bersamaan yang tidak cocok dalam kriteria manik

atau depresif

A. Eksklusi skizofrenia: meskipun sama-sama terdapat gejala psikotik

berupa waham dan halusinasi namun pada skizofrenia tidak di

dapatkan gangguan suasana perasaan/mood

B. Eksklusi gangguan akibat zat atau kondisi medis umum: gangguan

tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (contohnya

penyalahgunaan obat, medikasi) atau kondisi medis umum.

Berdasarkan PPDGJ-III, kasus ini lebih di titik beratkan pada F 25.0

Skizoafektif, karena:

Terdapat gangguan episodik gejala gangguan mood maupun gejala

skizofrenik yang menonjol dalam episode penyakit yang sama,

baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari

14

Page 15: case tn. yudi fix.doc

Sebagai tambahan:

- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau

memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk

verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung

(humming), atau bunyi tawa (laughing);

(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual

mungkin ada tetapi jarang menonjol;

(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of

influence), atau “passivity”(delusion of passivity), dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas;

Diagnosis aksis II

Tidak ditemukan adanya ciri kepribadian ataupun gangguan kepribadian pada

pasien.

Diagnosis aksis III

Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi

medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan

tidak ada diagnosis pada aksis III.

Diagnosis aksis IV

Berdasarkan autoanamnesis, didapatkan adanya masalah psikososial dan

lingkungan sebelum timbulnya gejala.

Diagnosis aksis V

Skala GAF :

GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan

dalam sosial, pekerjaan, sekolah,dll)

15

Page 16: case tn. yudi fix.doc

GAF saat masuk : 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)

GAF saat ini: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas

ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizoafektif tipe manik (DSM IV dan PPDGJ III)

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan

Aksis V : GAF HPYL : 80-71

GAF saat masuk : 50-41

GAF saat ini : 70-61

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologi : ada faktor herediter

Psikologis : Terdapat waham kejar, halusinasi auditorik 2nd order

Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial

IX. DIAGNOSIS BANDING

Gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik

X. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanasionam : dubia ad malam

A. Faktor yang memperingan :

- Adanya dukungan dari keluarga

- Gejala muncul didahului oleh stressor (pencetus)

16

Page 17: case tn. yudi fix.doc

B. Faktor yang memperberat :

- Terdapat riwayat gangguan jiwa (genetik) pada keluarga

- Onset usia muda

- Pernah putus obat

- Tidak pernah sembuh sempurna

- Tempat tinggal jauh dari RSMM

- Pasien takut kepada saudara kembarnya dan menuruti kemauan saudara

kembarnya.

X. PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka :

Asam valproat ER (Depacote) 1x500 mg

Risperidone 2x2 mg

Clorpromazin 1x100mg (malam hari)

Haloperidol 3 x 5mg

THP 3 x 2mg

Psikoterapi

Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk

menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahawa ia

sanggup menghadapi masalah yang ada.

Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan

memberikan dukungan kepada pasien bahawa ia dapat kembali

pulang ke rumah apabila menurut dokter yang merawat keadaan

dirinya sudah membaik.

Memberikan pengetahuan tentang kehidupan beragama, berkeluarga,

dan sosial yang baik.

Sosioterapi

17

Page 18: case tn. yudi fix.doc

Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan

pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien.

Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat

berinteraksi dengan baik dan pendalaman agama sesuai dengan

kepercayaannya.

Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Poli Psikiatri

dan mengambil obat secara teratur setelah selesai rawat inap dalam

program rawat jalan.

Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan

pendidikannya.

Memberikan informasi pentingnya ADL dalam kehidupannya sehari-

hari dan menyakinkan pasien agar mahu melaksanakan kegiatan

tersebut.

18