Download - Mangifera Odorata - Yudi Yahya
![Page 1: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH PENGELOLAAN SUMBER DAYA HAYATI
PEMANFAATAN TANAMAN KUINI (Mangifera odorata Griff.) UNTUK
REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG DI KALIMANTAN SELATAN
DOSEN PEMBIMBING:
ANANG KADARSAH, S.Si., M.Si.
OLEH:
YUDI YAHYA
J1C111011
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
BANJARBARU
2012
![Page 2: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/2.jpg)
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufik, hidayah
serta karunianNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
―Pemanfaatan Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) untuk Reklamasi Lahan
Bekas Tambang di Kalimantan Selatan‖ ini tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Pengelolaan
Sumber Daya Hayati. Dalam makalah yang mengambil tema ―Pengelolaan Buah
Lokal Untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang Di Kalimantan Selatan‖ ini akan
dibahas hal-hal yang menyangkut tentang reklamasi dan identifikasi tanaman kuini,
pengelolaan serta pemanfaatannya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak
Anang Kadarsah, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing dan pihak-pihak lain yang
baik secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusinya dalam
penyelesaian makalah ini.
“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula makalah yang penulis buat ini
masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memperkaya
khasanah pengetahuan anak bangsa.
Banjarbaru, November 2012
Penulis
![Page 3: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
1.5 Metode Penulisan ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
2.1 Kegiatan Pertambangan di Kalimantan Selatan ..................................... 3
2.2 Dasar Hukum Reklamasi ...................................................................... 4
2.3 Karakteristik Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) ..................... 5
2.4 Manfaat Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) ............................ 7
2.5 Pengelolaan Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.) ...................... 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
3.2 Saran .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13
![Page 4: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum,
agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya (Adisoemarto,
2004). Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan adalah
teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda gali-isi kembali (back
filling methods). Penggunaan teknilk ini mengakibatkan terjadinya pembukaan areal
bervegetasi dan mempunyai kecenderungan untuk bertambah seiring dengan
bertambah luasnya areal tambang (Djajakirana, G. 2001). Penggunaan teknik ini juga
menyebabkan terjadinya lahan kritis karena hilangnya vegetasi penutup tanah,
adanya tekanan berat dari pukulan air hujan, erosi, sentuhan langsung cahaya
matahari dan terjadinya pemadatan tanah akibat aktifitas alat berat (Adisoemarto, S.
2004).
Untuk menanggu1angi dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan
penambangan dengan teknik penambangan terbuka, telah dilakukan kegiatan
reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang untuk memperbaiki kondisi areal
yang terbuka. Undang-undang pertambangan mineral dan batubara mewajibkan
setiap pemegng IUP dan IUPK melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pertambangan termasuk kegiatan reklamasi dan pasca tambang (Djajakirana, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan reklamasi?
b. Apa ketentuan dalam pelaksanaan reklamasi lahan?
c. Bagaimana karakteristik dari tanaman Kuini (Mangifera odorata)?
d. Apa saja manfaat dari tanaman Kuini (Mangifera odorata)?
e. Bagaimana cara pengelolaan tanaman Kuini (Mangifera odorata)?
![Page 5: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/5.jpg)
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui pengertian reklamasi.
b. Untuk mengetahui ketentuan dalam pelaksanaan reklamasi lahan.
c. Untuk mengetahui karakteristik dari tanaman Kuini (Mangifera odorata).
d. Untuk mengetahui manfaat dari tanaman Kuini (Mangifera odorata).
e. Untuk mengetahui cara pengelolaan tanaman Kuini (Mangifera odorata).
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
a. Kita dapat mengetahui pengertian reklamasi.
b. Kita dapat mengetahui ketentuan dalam pelaksanaan reklamasi lahan.
c. Kita dapat mengetahui karakteristik dari tanaman Kuini (Mangifera
odorata).
d. Kita dapat mengetahui manfaat dari tanaman Kuini (Mangifera odorata).
e. Kita dapat mengetahui cara pengelolaan tanaman Kuini (Mangifera
odorata).
1.5 Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan metode literatur dan studi kepustakaan (Library
Research).
![Page 6: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegiatan Pertambangan di Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber
daya energi dan mineral, baik berupa minyak dan gas bumi, tembaga, nikel, dan lain-
lain. Salah satu jenis bahan tambang andalan, diluar minyak dan gas, adalah adalah
batu bara (coal), yang berdasarkan data yang dimiliki Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2007, produksi batu bara telah mencapai 2.313
ribu BOEPD (barel oil equivalen per day), dan tahun 2008, produksi batu bara
diproyeksikan akan mencapai 2.359 ribu BOEPD.
Teknik penambangan batubara yang umum dilakukan di Kalimantan adalah
teknik penambangan terbuka (open pit mining) dengan metoda gali-isi kembali (back
filling methods). Dampak yang ditimbulkan dari penambangan tersebut adalah
lapisan penutup tanah yang sudah tidak ada karena topsoil dan subsoil dibalik. dan
digusur, sedangkan bahan induk muncul di permukaan. Proses penggalian pada lahan
bekas tambang batu bara mengakibatkan terangkatnya bahan-bahan sulfidik ke
permukaan sehingga menyebabkan teroksidasi, proses oksidasi terhadap mineral
sulfida seperti pirit, akan melepaskan asam – asam sulfat yang berdampak pada
menurunnya pH tanah secara drastis. Nilai pH tanah yang asam ini akan
mempengaruhi kesetimbangan hara dalam tanah (Ginoga, 2009).
Penggusuran tersebut menyebabkan hilangnya bahan organik tanah sehingga
tanah menjadi kritis. Tanah yang miskin akan bahan organik kurang mampu dalam
menyangga pupuk dan air, karena bahan organik merupakan koloid tanah yang
berfungsi dalam pembentukan agregat mikrahan kritis merupakan lahan yang karena
tidak sesuai penggunaan dan kemampuannya telah mengalami atau dalam proses
kerusakan fisik, kimia dan biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis,
orologis, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi dari daerah
lingkungan pengaruhnya (Hardjowigeno, 1995).
Menyadari bahwa permasalahan kerusakan lingkungan hidup yang demikian
kompleks, diperlukan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan penanganan
terpadu dengan melibatkan stakeholders dan instansi teknis terkait bersama-sama
![Page 7: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/7.jpg)
untuk mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan lingkungan tersebut.
Salah satu upaya program pemerintah untuk melakukan pengawasan bagi pelaku
usaha pertambangan terhadap masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah
dengan mengikutsertakan melalui kegiatan reklamasi.
2.2 Dasar Hukum Reklamasi
Kebijakan dasar pengelolaan sumber daya alam tercantum pada pasal 33 ayat
(3) UUD 1945 yang berbunyi Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Keterkaitan dengan pasal tersebut, pertambangan merupakan komponen atau
sub-sistem dari sistem kekayaan alam, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan
secara terkoordinasi, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap
pengendalian pemanfaatannya (Adisoemarto, 2004).
Kemudian untuk minimisasi dampak negatif dari aktivitas pertambangan,
pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan Pasal 30 dituliskan bahwa setiap pemegang kuasa pertambangan
diwajibkan untuk mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya, antara lain melalui kegiatan
‗reklamasi‘.
Perusahaan pertambangan juga wajib untuk melakukan pemulihan kawasan
bekas pertambangan dan telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan,
yaitu:
1. Pasal 30 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok
Pertambangan: ―Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada
suatu tempat pekerjaan, pemegang Kuasa Pertambangan diwajibkan
mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya
bagi masyarakat sekitarnya‖.
2. Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969:
Sebelum meninggalkan bekas wilayah Kuasa Pertambangannya, baik karena
pembatalan maupun karena hal yang lain, pemegang Kuasa Pertambangan
harus terlebih dahulu melakukan usaha-usaha pengamanan terhadap benda-
![Page 8: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/8.jpg)
benda maupun bangunan-bangunan dan keadaan tanah di sekitarnya yang
dapat membahayakan keamanan umum.
Regulasi diatas menjadi pijakan untuk melakukan perbaikan lingkungan
pasca tambang sehingga dampak kerusakan lingkungan bahkan sosial dapat
diminimisasi. Prosedur teknis reklamasi tambang hingga penutupan tambang juga
telah disiapkan secara jernih oleh pemerintah. Ketentuan reklamasi diatur dalam
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Reklamasi dan Penutupan Tambang (Djajakirana, G. 2001).
Pada beberapa perusahaan tambang telah dilakukan rekonstruksi lahan dan
manaiemen top soil sebelum revegetasi dilakukan. Sebelum ditambang top soil
dikupas sampai pada zona perakaran tanaman dan dipindahkan ke lokasi penimbunan
sementara (soil stockpile) atau segera digunakan untuk pelapisan tanah didaerah
timbunan batuan sisa yang telah diatur kemiringannya. Setelah kegiatan
penambangan selesai, top soil dihamparkan kembali secara merata hingga ketebalan
maksimum 10 cm atau dapat juga dilakukan secara lokal (perlubang). Setelah
kegiatan reklamasi, kemudian dilakukan revegetasi. Metode revegetasi lahan bekas
tambang bermacam-macam. Ginoga dan Masripatin (2009) menyebutkan beberapa
metode revegetasi lahan yaitu restorasi, reboisasi, agroforestri dan hydro seeding.
Restorasi merupakan upaya untuk memperbaiki atau memulihkan suatu ekosistem
rusak atau menglami gangguan sehingga dapat pulih atau mencapai suatu ekosistem
yang mendekati kondisi aslinya (Perrow, 2002).
2.3 Karakteristik Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.)
Di Kalimantan Selatan, dikenal jenis mangga kuini yang mempunyai
keunggulan sehingga dilepas sebagai varietas unggul, yaitu kuini anjir. Keunggulan
kuIni anjir adalah tahan terhadap hama ulat buah (bahasa Banjar = pira) (Wahdah, et
al., 2002). Tanaman kuini ini tumbuh di lahan rawa pasang surut dan terdiri dari dua
jenis, yaitu kuini laki dan kuini bini. Bentuk buah kuini laki lebih memanjang,
sedangkan kuini bini lebih bulat. Warna kulit buah kuini laki lebih cerah, aroma lebih
harum, dan serat lebih halus dibanding kuini bini.
Warna kulit buah muda hijau dan setelah masak hijau kekuningan pada
pangkalnya, dengan permukaan kulit licin. Warna daging buah kuning orange.
![Page 9: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/9.jpg)
Tekstur daging buah agak berserat. Bagi orang yang tidak tahan akan terasa gatal
apabila makan buah kuini ini. Rasa daging buah manis, kadang ada yang agak
masam. Bentuk buah lonjong dengan nisbah P/L sebesar 1,21—1,52. Ukuran buah
sedang, bobot buah sekitar 162—470 g. Bagian buah yang dapat dimakan sekitar
44,62—64,47% (Pebrica, 1998).
Gambar 1. Kuini (Mangifera odorata)
Secara umum karakter fisik buah kuini hampir sama dengan buah mangga
pada umumnya, yaitu dari segi bentuk buah, warna kulit buah, warna daging buah,
tekstur kulit dan tekstur daging buah. Namun, yang membedakan dengan mangga
pada umumnya adalah mangga kuini ini mempunyai aroma khas menyengat dan
daging buahnya lebih berserat. Persentase kulit buah cukup tinggi yaitu sebesar
16,76—32,75%, hal ini karena pengupasan kulit dilakukan lebih tebal untuk
menghindari rasa gatal pada buah (Pebrica, 1998).
Tinggi tanaman Kuini berkisar 5,95 - 39,00 m dengan rata-rata 15,46 m.
Lingkaran batang tanaman Kuini berkisar 49,70 - 258,00 cm dengan rata-rata 129,19
cm. Kanopi tanaman Kuini terdiri atas broad ovoid dan globose. Ada dua bentuk
daun tanaman Kuini: lancet dan oblong-lancet. Warna daun terdiri atas hijau muda,
hijau, danan hijau tua. Tekstur daun terdiri atas licin dan kesat . Panjang tangkai daun
tanaman Kuini memiliki rata-rata 3,40 cm dengan kisaran panjangnya 2,30 - 5,18
cm. Panjang helaian daun berkisar 17,30 - 30,90 cm, dengan rata-rata 20,65 cm.
Lebar daun berkisar 3,50 - 9,85 cm dengan rata-rata 6,83 cm (Pebrica, 1998).
Panjang bunga tanaman Kuini berkisar 11,80 - 33,00 cm dengan rata-rata
22,28 cm. Jumlah tandan bunga bcrkisar 17 - 32 buah dengan rata-rata 15,73. Bunga
Kuini termasuk bunga majemuk berbentuk kerucut. Warna mahkota (corolla) bunga
![Page 10: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/10.jpg)
Kuini adalah putih kemerahmerahan (merah muda). Bunga kuini termasuk bunga
sempurna, stamennya terdiri dari filamen dan anther. Warna tangkai sari (filamen)
putih dan kepala sari (anther) merah. Jumlah kelopak 5 buah dan jumlah benang sari
5 buah (I panjang dan 4 pendek) (Pebrica, 1998).
Panjang buah Kuini berkisar 8,12 - 13,30 cm dengan rata-rata 8,69 cm.
Diameter berkisar 17,19 - 25,06 cm dengan rata-rata 18,86 cm. Tebal daging buah
berkisar 1,46 - 2,43 cm dengan rata-rata 1,67 cm. Bobot buah berkisar 132,50 -
380,00 gram dengan rata-rata 242,15 gram. Buah Kuini ada dua bentuk, yaitu oblong
dan ovoid-oblong. Warna kulit buah terdiri atas tiga warna, yaitu hijau, hijau gelap,
dan hijau kekuningan (Pebrica, 1998).
Klasifikasi Tanaman Kuini
Regnum : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Familia : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera odorata
(Plantamor, 2007).
2.4 Manfaat Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.)
a. Sebagai Bahan Makanan
Hasil yang diperoleh dan dimanfaatkan dari pohon kuini ternyata bukan
hanya buah segar saja, tetapi buah kuini dapat diolah secara khusus menjadi bahan
makanan yang berguna bagi tubuh manusia. Komposisi buah kuini terdiri dari 80%
air dan 15%-20% gula, serta berbagai macam vitamin, antara lain vitamin A,B.C.
Kegunaan Vitamin A dari buah kuini adalah untuk mencegah kerusakan mata,
Vitamin B mencegah penyakit beri beri, dan Vitamin C menjaga kesehatan gigi dan
mencegah penyakit gusi berdarah serta kulit pecah.
![Page 11: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/11.jpg)
Salah satu keunggulan dari mangga kuini ini adalah rasa yang khas manis.
Kuini tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar, namun sangat sesuai untuk
diolah menjadi minuman segar (juice), sirup, dodol dan jam (selai) yang sangat
prospektif dalam pengembangan agroindustri. Sirup merupakan cairan yang
dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan
dengan cara pendidihan dan penambahan gula. Dodol adalah produk pangan yang
unsur utama penyusunnya adalah tepung ketan, gula, santan dan bahan tambahan lain
seperti buah-buahan (Soekarto, 1979). Selai (jam) adalah produk olahan atau
makanan semi padat yang terbuat dari buah-buahan yang dipotong kecil-kecil lalu
dihancurkan dan dimasak dengan gula. Selai biasanya dikonsumsi sebagai pengisi
roti dan kue.
b. Sebagai Tanaman Peneduh dan Penyelamat Lapisan Tanah
Dikota kota besar dekat pantai yang berudara panas, banyak sekali halaman
depan rumah atau sekelilingnya ditanami pohon yang tidak terlalu tinggi dan besar.
Pohon kuini memenuhi kriteria inil Tanaman ini bisa berasal dari bibit okulasi atau
cangkokan. Disamping berfungsi sebagai penghias tanaman dan penyejuk halaman,
maka buahnya dapat dinikmati sendiri (Rismunandar, 1990).
c. Sebagai tanaman reboisasi
Pohon kuini juga baik untuk proyek reboisasi terutama di daerah perbukitan
yang gundul. Sebab, tanaman kuini mempunyai jaringan akar yang kuat, luas dan
dalam, sehingga mampu menahan lapisan tanah atas (humus) yang larut bersama air,
bila musim penghujan tiba. Mahkota daunnya rimbun dan luas, dapat mengurangi
laju penguapan air tanah, sehingga lapisan tanah disekitarnya tidak mudah rusak
(pecah-pecah). Pada padang penggembalan ternak yang luas, tanaman mangga dapat
dipergunakan sebagai peneduh, sehingga ternak bias beristirahat dengan tenang.
Disamping itu, tanaman kuini juga dapat digunakan untuk penguat tanggul jalan dan
melindungi aspal dari terpaan sinar matahari (Rismunandar, 1990).
![Page 12: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/12.jpg)
2.5 Pengelolaan Tanaman Kuini (Mangifera odorata Griff.)
a. Teknik Penanaman
1. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada
waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan
galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur
dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah
galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang
tanam dilakukan pada musim kemarau.
2. Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran
panjang dan lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan
furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan
bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah galian sampai
membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu
penyangga tanaman.
3. Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat.
Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi (Rismunandar,
1990).
b. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang
telah dicabut dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak
tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan
dan pemupukan.
2. Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal
batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan.
Penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan
terlalu dalam
![Page 13: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/13.jpg)
3. Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan
meningkatkan produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu
dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang hanya terdapat 3–4
tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak sama tinggi dan berada
pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun
saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan
pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan
ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemangkasan ke-2 (Pracaya, 1998).
c. Pemupukan
1. Pupuk organik
a) Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk
kandang.
b) Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3.
c) Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk
kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
4.
d) Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg
tepung tulang, 15 kg abu (Pracaya, 1998).
Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur
dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling
pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm) (Bambang, 1994).
2. Pupuk anorganik
a) Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100
gram/tanaman.
b) Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000
kg/tanaman.
c) Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl
1.080 gram/tanaman.
![Page 14: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/14.jpg)
d) Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di
kalsium fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
e) Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium
fosfat 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman
(Bambang, 1994).
d. Peningkatan Kuantitas Buah
Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat
menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat
disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti
pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase
pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%
(Bambang, 1994).
e. Panen
Kuini cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi
pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah,
pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen
besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat
dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1
buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah
Buah yang dipetik harus masih keras (Pracaya, 1998).
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh
sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam
atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang
penampung buah.
Di Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan pohon mangga
berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam
satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga
dilakukan beberapa kali panen. Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100
buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000
buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi maksimum
di umur 20 tahun (Rismunandar, 1990).
![Page 15: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/15.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah
1. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan
umum, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukannya.
2. Dasar-dasar hukum reklamasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, Pasal 46 ayat (4) dan (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001, dan Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan
Penutupan Tambang.
3. Pohon Kuini merupakan tanaman khas Kalimantan Selatan dengan
perawakan besar, batang tegak, bercabang agak kuat, dengan daun-daun lebat
membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan
diameter sampai 10 meter.
4. Pemanfaataan tanaman Kuini adalah sebagai bahan makanan, tanaman
peneduh dan penyelamat lapisan tanah.
5. Pengelolaan tanaman Kuini dapat dilakukan mulai dari penanaman,
pemeliharaan, pemupukan, peningkatan kuantitas dan panen.
3.2 Saran
Reklamasi harus dilakukan pada lahan bekas tambang di Kalimantan Selatan
untuk meminimalisir degradasi tanah terutama dengan mengidentifikasi tanaman
Kuini (Mangifera odorata Griff.) yang memiliki beragam manfaat untuk digunakan
sebagai tanaman reklamator.
![Page 16: Mangifera Odorata - Yudi Yahya](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721170497959fc0b8ef9e5/html5/thumbnails/16.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Adisoemarto, S. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke-6. Terjemahan dari
Fundamental of Soil Science. Jakarta: Erlangga.
Bambang, Marhijanto. dan Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Surabaya:
Arkola.
Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian.
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Ginoga, K. dan N. Masripatin. 2009. Potensi Perdagangan Karbon pada Lahan
Bekas Tambang. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui
Rehabilitas5 Lahan Bekas Tambang Batubara. Samarinda: Balai Besar
Penelitian Dipterokarpa.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Penerbit Akademika. Pressindo.
Jakarta. Hal. 126.
Pebrica, R. 1998. Identifikasi,Inventarisasi,Dan Karakterisasi Keragaman Morfologi
Genotipe Kuini (Mangifera odorata GRIFF.) di Sumatera Barat (Penelitian
Dasar). Padang: Universitas Andalas.
Perrow, M. R. and A. J. Davy. 2002. Handbook of Ecological Restoration. Volume i
Principles of Restoration. Cambridge: Cambridge University Press.
Plantamor. 2007. Klasifikasi Mangga Kuini.
http://www.plantamor.com/spedtail.php?recid=1762&popname=Mangga%20
kasturi.
Diakses tanggal 25 Oktober 2012.
Pracaya. 1998. Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung: Sinar Baru.