manajemen_mutu_terpadu

19
1 MANAJEMEN MUTU TERPADU Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu Dosen Pengampu: Dr. Prim Masrokan Mutohar, M. Pd. Disusun oleh: Istiqomah (Nim: 2841094023) Kelas D Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Tulungagung Tahun Akademik 2011

Upload: akhwan-kader

Post on 06-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

w

TRANSCRIPT

Page 1: manajemen_mutu_terpadu

1

MANAJEMEN MUTU TERPADU Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas

mata kuliah Manajemen Mutu Terpadu Dosen Pengampu:

Dr. Prim Masrokan Mutohar, M. Pd.

Disusun oleh: Istiqomah (Nim: 2841094023)

Kelas D

Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Tulungagung

Tahun Akademik 2011

Page 2: manajemen_mutu_terpadu

2

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manajemen mutu yang populer disebut dengan Total Quality Management

(TQM) adalah suatu cara meningkatkan kerja performansi secara terus menerus

dalam setiap tingkatan operasi atau proses dalam setiap area fungsional dari suatu

organisasi dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang

tersedia sementara Ross dalam William Mantja sebagaimana yang dikutib oleh

Marno dan Triyo Supriyatno mendefinisikan TQM sebagai integrasi dari semua

fungsi dan proses dalam organisasi untuk memperoleh dan mencapai perbaikan

serta peningkatan kualitas barang sebagai produk dan layanan yang

berkesinambungan. Tujuannya adalah kepuasan konsumen atau pelanggan.1

Jadi Manajemen Peningkatan mutu menurut William adalah sekumpulan

prinsip dan teknik yang menekankan bahwa peningkatan mutu harus bertumpu

pada lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan berkesinambungan

meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasinya guna memenuhi tuntutan

dan kebutuhan peserta didik dan masyarakat .Dari definisi diatas maka dapat

ditarik benang merah bahwa dalam Manajemen pengembangan mutu terkandung

upaya:

1. Mengendalikan proses yang berlangsung dilembaga pendidikan atau

sekolah baik kurikuler maupun administrasi

2. Melibatkan proses diagnosis

3. Peningkatan mutu harus didasarkan atas data dan fakta baik yang bersifat

kuantitatif maupun kualitatif

4. Peningkatan mutu harus terus menerus dan berkesinambungan 1 Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung, Refika

Aditama, ,2008 hal 110.

Page 3: manajemen_mutu_terpadu

3

5. Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur

yang ada dilembaga pendidikan

6. Peningkatan mutu memiliki prinsip yang menyatakan bahwa sekolah dapat

memberikan kepuasan peserta didik, orang tua dan masyarakat.2

Dalam beberapa tahun terakhir ini dalam dunia pendidikan dikenal beberapa

istilah untuk peningkatan mutu antara lain SBM (Based School Management),

LBM (local Based Management) SBM (Side Based management) SOM (School

Otonomi Management), dan saat ini yang sedang digalakkan di Indonesia adalah

MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), MPBS (Manajemen Peningkatan Mutu

Berbasis Sekolah) serta MBM ( Manajemen Berbasis Madrasah). Ketiga istilah

tersebut sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1997/1998.

Permasalahan mutu didalam lemabaga pendidikan Islam merupakan

permasalahan yang paling serius dan paling kompleks rata-rata lembaga

pendidikan Islam belum berhasil merealisasikan mutu pendidikannya. Padahal

mutu pendidikan itu menjadi cita-cita bersama seluruh pemikir dan praktisi

pendidikan Islam. Bahkan telah diupayakan melalui berbagai cara, metode,

pendekatan, strategi dan kebijakan. Ada apa sebenarnya dengan mutu pendidikan

sehingga banyak menghabiskan energi tetapi hasilnya belum riil dan proporsional?

Untuk menjawabnya dibutuhkan analisis manajemen komponen mutu.3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka rumusan

masalah yang penulis kemukakan adalah:

1. Kepemimpinan untuk Mutu Pendidikan

2. Pemberdayaan Guru

3. Kelompok Kerja untuk Meraih Mutu

2 Hadi, 2010, dikutip Marno dan Triyo, Manajemen...hal 111

3 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, tt hal 204.

Page 4: manajemen_mutu_terpadu

4

4. Alat dan Teknik Perbaikan Mutu

5. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dalam

makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa peran pemimpin dalam perbaikan mutu

2. Untuk mengetahui bagaimana memberdayakan guru untuk peningkatan

mutu

3. Untuk Mengetahui bagaimana membentuk Kelompok kerja guru untuk

peningkatan mutu

4. Untuk mengetahui Alat dan Teknik yang bisa digunakan dalam perbaikan

mutu.

5. Untuk mengetahui Strategi Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan

Page 5: manajemen_mutu_terpadu

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan untuk Mutu Pendidikan

Manajemen mutu terpadu merupakan sebuah konsep yang

mengaplikasikan berbagai prinsip mutu untuk menjamin suatu produk barang/jasa

memiliki spesifikasi mutu sebagaimana ditetapkan secara menyeluruh dan

berkelanjutan. Manajemen mutu dilakukan secara menyeluruh, yaitu mulai dari

input, proses, output, dan outcome. Dilakukan secara berkelanjutan menunjukkan

bahwa upaya mewujudkan mutu merupakan bagian kerja keseharian, bukan

sesuatu yang bersifat temporal (sewaktu-waktu). Dalam konteks outcome

(dampak) dikenal dengan istilah layanan purna jual. Dalam dunia pendidikan,

layanan purna jual ini terkait dengan keterlibatan alumni dalam pengelolaan dan

pengembangan sekolah. Semua komponen sistem organisasi diposisikan sebagai

bagian untuk menjamin mutu dan disinergikan melalui kepemimpinan mutu. Para

ahli manajemen telah banyak mengemukakan pengertian TQM (Total Quality

Management). Dikemukakan Edward Sallis bahwa “Total Quality Management is

a philosophy and a methodology which assist institutions to manage change and to

set their own agendas for dealing with the plethora of new external

pressures”.Pendapat diatas menekankan pengertian bahwa manajemen mutu

terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai

institusi, terutama industri dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda

masing-masing untuk menanggapi tekanan- tekanan faktor eksternal4.

Dalam konteks ini organisasi harus memiliki pimpinan yang efektif dalam

menjalankan manajemen untuk mengelola perubahan yang ada dan berkelanjutan.

Tantangan bagi seorang manajer pendidikan yaitu kepala sekolah/ madrasah,

pimpinan pesantren, rektor, atau direktur adalah bagaimana menjadi pendorong

atau pelopor perubahan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

4 Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Grasindo, Jakarta, 2002 hal 29.

Page 6: manajemen_mutu_terpadu

6

David F Salisbury dalam Five Technology in Educational Change

menjelaskan: “Without quality leadership and skillful management and on going

support for their leaders, those lower in the organization become disillusioned in

time, cease to continue the change effort.” Upaya memperbaiki kualitas dalam

satu organisasi sangat ditentukan oleh mutu kepemimpinan dan manajemen yang

efektif. Dukungan dari bawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika

pimpinannya benar-benar berkwalitas atau unggul.5

Kepemimpinan penting sekali dalam mengejar mutu yang diinginkan pada

setiap sekolah. Sekolah hanya akan maju bila dipimpin oleh kepala sekolah yang

visioner, memiliki ketrampilan manajerial, serta integritas kepribadian dalam

melakukan perbaikan mutu. Kepemimpinan kepala sekolah tentu menjalankan

manajemen sesuai dengan iklim organisasinya.

Untuk menciptakan sekolah yang fungsional dan efektif dalam mencapai

harapan pelanggan, maka perlu diciptakan hal-hal yang baru dalam organisasi

pendidikan, baik dalam hal pilihan metode pengajaran, pembiayaan yang efektif,

penggunaan alat teknologi pengajaran yang baru, materi pengajaran yang bermutu

tinggi, dan kemampuan menciptakan dan menawarkan lulusan. Para pimpinan

lembaga pendidikan yang ingin mengarahkan organisasinya ke dalam era baru

memerlukan pengertian akan dinamika perubahan dan mengelola perubahan itu

sendiri. Untuk mewujudkan perubahan organisasi dalam manajemen mutu terpadu,

pendidikan sangat tergantung pada evektifitas kepemimpinan yang berorientasi

pada pencapaian mutu lulusan dan pelayanan pelanggan yang terbaik.

1. Hakekat kepemimpinan

Apa sebenarnya hakekat kepemimpinan? Dalam kaitan ini Allan

Tucker mengemukakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi atau mendorong seseorang atau sekelompok orang agar

bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu atau sasaran dalam

situasi tertentu. Intinya kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi

5 Syafaruin, Manajemen Mutu terpadu dalam Pendidikan,....hal 49.

Page 7: manajemen_mutu_terpadu

7

orang lain agar mau melakukan pekerjaan dengan sukarela dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Dalam kepemimpinan itu terdapat unsur

pemimpin (leader), anggota (followers), dan situasi (situation), tertentu.

Kepemimpinan merupakan konsep hubungan (relation concept)

manusia dalam spektrum luas yang esensinya bertumpu pada kemampuan

mempengaruhi seseorang atau orang lain sejalan dengan itu.dikemukakan

juga oleh Kouzes dan posner “ Leadership is a relationship, one between

constituent and leader that is based in mutual needs and interest”. Sebagai

hubungan antara anggota-anggota organisasi dan pemimpin maka

kepemimpinan berlangsung atas dasar adanya hubungan saling

membutuhkan dan minat yang sama dalam rangka mencapai tujuan.

Kepemimpinan sebenarnya dapat berlangsung dimana saja, karena

kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain untuk

melakukan sesuatu dalam rangka mencapai maksud tertentu.

2. Kepemimpinan Pendidikan (Educational leadership)

Sebuah organisasi hanya akan bergerak jika kepemimpinan yang ada di

dalamnya berhasil dan efektif. Demikian pula halnya sebuah gerakan mutu

(quality movement) pada lembaga pendidikan atau penciptaan kultur mutu

dalam mengantisipasi tantangan perubahan eksternal di sekolah diperlukan

suatu kepemimpinan efektif untuk meraih mutu pendidikan.

Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, yang dimaksud pemimpin

adalah semua orang yang bertanggung jawab dalam proses perbaikan yang

berada pada semua level kelembagaan pendidikan. Para pemimpin

pendidikan harus memilki komitmen terhadap perbaikan mutu dalam

fungsi utamanya. Oleh karena itu, fungsi dari kepemimpinan pendidikan

haruslah tertuju pada mutu belajar serta semua staf lain yang

mendukungnya. Keberadaan anggota atau staf adalah juga penting dalam

organisasi. Kouzes dan Ponser menjelaskan “ There is no leadership

Page 8: manajemen_mutu_terpadu

8

without someone following”. Hal ini berarti bahwa kepemimpinan

organisasi tidak akan berjalan tanpa peran pengikut atau staf.

Bagaimanapun juga fungsi kepemimpinan pendidikan merupakan satu

dimensi yang paling esensial untuk melaksanakan manajemen mutu

terpadu dalam pendidikan. Setiap respon organisasi terhadap perubahan

yang terjadi melahirkan perubahan kultur mutu, sangat ditentukan oleh

kepemimpinan yang dijalankan para pemimpin lembaga pendidikan. Oleh

karena itu pimpinan lembaga pendidikan menjadi motor penggerak yang

mempengaruhi anggota yaitu para guru dan pegawai agar bekerja secara

sukarela menampilkan kerja tinggi mencapai standar mutu yang

diharapkan orang tua, masyarakat, lapangan kerja, industri dan pemerintah.

Struktur organissai di sekolah terdiri dari;

a. Kepala Sekolah

b. Tata Usaha

c. PKS Kurikulum

d. PKS Sarana Prasarana

e. PKS Kesiswaan

f. PKS Humas

Boleh dikatakan bahwa kinerja seorang kepala Sekolah sering diukur

dari kinerja bawahannya yaitu guru dan karyawan, karena kinerja para

anggota organisasi sekolah lahir dari ketrampilan dan gaya kepemimpinan

kepala sekolah. Kepemimpinan demokratis –partisipatif dapat mendorong

pemberdayaan dan keterlibatan guru dalam mengambil keputusan untuk

memajukan sekolah. Untuk itu sifat-sifat atau gaya kepemimpinan

merupakan syarat penting dalam menciptakan kepemimpinan pendidikan

yang dapat memperjuangkan mutu kependidikan. Gaya kepemimpinan

adalah mengkomunikasikan visi dan nilai-nilai organisasi terhadap anggota

dan memberikannya diantara staf dan pelanggan dalam pengalaman

pelayanan yang mereka berikan.

Page 9: manajemen_mutu_terpadu

9

3. Peran Pemimpin Lembaga Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan adalah proses mempengaruhi semua

personel yang mendukung pelaksanaan aktivitas belajar mengajar dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan disekolah. Peran kepemimpinan

lembaga pendidikan dilaksanakan oleh rektor

Untuk mengimplementasikan manajemen mutu pendidikan pada

sekolah-sekolah, banyak komponen yang harus diperhatikan. Komponen

tersebut mencakup kepemimpinan, pendidikan dan latihan, iklim

organisasi, fokus pelanggan, metode ilmiah dan alat-alatnya, data yang

bermakna serta tim penyelesaian masalah. Semua komponen ini hanya

akan berfungsi dengan baik saat kepemimpinan sebagai faktor pertama dari

peluan dan implementasi TQM pada setiap sekolah. Tanpa kepemimpinan,

maka komponen lain tidak akan berarti, bahkan tidak terwujud.

Menurut Sallis, ada beberapa peranan utama pemimpin pendidikan

dalam mengembangkan kultur (budaya) mutu, yaitu:

1. Memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu bagi organisasinya,

2. Memiliki komitmen yang jelas terhadap perbaikan mutu

3. Mengkomunikasikan pesan mutu,

4. Menjamin bahwa kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan

pekerjaan organissai

5. Menjamin tersediannya saluran yang cukup untuk menampung suara-

suara pelanggan

6. Memimpin pengembangan staf

7. Bersikap hati-hati untuk tidak menyalahkan orang lain

8. Mengarahkan inovasi dalam organisasi,

9. Menjamin bahwa kejelasan struktur organisasi menegaskan tanggung

jawab dan memberikan pendelegasian yang cocok dan maksimal,

10. Memiliki sikap teguh untuk mengeluarkan penyimpangan dari budaya

organisasi

Page 10: manajemen_mutu_terpadu

10

11. Membangun kelompok kerja aktif, dan

12. Membangun mekanisme yang sesuai untuk memantau dan

mengevaluasi keberhasilan.6

Beberapa isu yang dibuat oleh konferensi dewan mutu pada Mei 1990 adalah

sebagai berikut:

a. A cultural change requirements through continous improvement (satu

perubahan budaya didasarkan pada filosofi manajemen sesuai dengan

tuntutan pelanggan melalui perbaikan berkelanjutan).

b. Management behavior that includes acting as role models, use of quality

processes and tools, encouraging communications, sponsoring feedback

activities and a supporting environment. (perilaku manajemen juga harus

berperan sebagai model, menggunakan alat dan proses mutu, mendorong

komunikasi, mensponsori umpan balik, dan mendukung lingkungan) 7

B. Pemberdayaan Guru

Tujuan utama manajemen Mutu terpadu dalam pendidikan adalah

meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu.

Upaya peningkatan mutu pendidikan yang dimaksudkan tidak sekaligus,

melainkan dituju berdasarkan peningkatan mutu pada setiap komponen

pendidikan.

Komponen komponen mutu adalah bagian-bagian yang harus ada dalam

upaya untuk mewujudkan mutu.

Bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi prasayarat dimilikinya

mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah:

a. Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu

6 Syafaruin, Manajemen Mutu terpadu dalam Pendidikan,....hal 61.

7 Tim Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,

Alfabeta, Bandung, 2009, hal: 296.

Page 11: manajemen_mutu_terpadu

11

Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara

terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang

komunikatif, menggunakan data dan mengidentifikasi orang-orang (SDM).

Dalam implementasi TQM sebagai kunci proses manajemen, manajer

puncak berperan sebagai penasihat, guru dan pimpinan.

b. Pendidikan dan pelatihan

Perwujudan mutu didasarkan pada ketrampilan setiap pegawai dalam

merencanakan, mengorganisasi, membuat, mengevaluasi dan

mengembangkan barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan.

c. Struktur Pendukung

Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan

yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian mutu.

d. Komunikasi

Komunikasi dalam suatu organissai yang berorientasi mutu perlu ditempuh

dengan cara yang bervariasi agar pesan yang dikomunikasikan dapat

tersampaikan secara efektif dan manajer puncak dapat berkomunikasi

kepada seluruh pegawai mengenai komitmen untuk melakukan perubahan

dalam usaha peningkatan mutu.

e. Ganjaran dan pengakuan

Tim dan atau indifidu-individu yang berhasil menerakan prinsip –prinsip

mutu harus diakui dan diberi ganjaran sebagaimana kemampuan

organisasi.

Faktor penting lainya yang tidak boleh ditinggalkan adalah pengakuan

terhadap berbagai potensi guru atau pegawai untuk diaktualisasikan melalui

pembinaan dan penyediaan iklim yang kondusif, serta melakukan pekerjaan secara

kreatif. Menurut Synder dkk, Pemberdayaan berarti memberikan pegawai suatu

pekerjaan untuk dilakukan dan kebebasan bagi mereka untuk melakukannya secara

Page 12: manajemen_mutu_terpadu

12

kreatif.8 Itu berarti membiarkan pagawai untuk mencoba ide-ide baru, meskipun

ide tersebut belum pernah dipertimbangkan atau sebelumnya ditolak.

Kepala sekolah harus berani mengambil resiko besar menyediakan iklim

organisasi kepada guru .Dalam konteks manajemen mutu terpadu pendidikan

Islam, pemberdayaan guru termasuk pegawai, salah satunya melalui pembgaian

tanggung jawab. Disini jelas bahwa keberadaan guru sebagai staf dalam proses

pembelajaran dan pengajaran di lembaga pendidikan menjadi salah satu pilar

kepemimpinan pendidikan.

Pencapaian tujuan mutu akan dapat diwujudkan jika menggunakan prinsip-

prinsip sebagai berikut: Pertama, memfokuskan pada pengguna/ pelanggan

(costumer focus); kedua, peningkatan kualitas pada proses (process improvement);

ketiga, melibatkan semua komponen pendidikan (total involvement).

C. Kelompok Kerja Untuk Meraih Mutu

Tim kerja sama modal utama untu meraih mutu. Mereka perlu saling

mendorong atau melakukan sinergi dari semua personal yang bekerja bekerja sama

dalam bidang akademik dan bidang pendukung lainnya, seperti Tim pengajar.

Berkaitan dengan pentingnya tim dalam penerapan manajemen mutu

terpadu untuk mengejar mutu pendidikan, maka beberapa langkah yang harus

dilalui dalma membentuk tim kerja perbaikan mutu adalah sebagai berikut:

Fase pertama: Pembentukan tim (forming)

Pada fase ini adalah membentuk tim yang merupakan sekumpulan orang

dengan persepsi sendiri-sendiri terhadap tim.

Fase kedua: Penggugahan (storming)

8 Synder dkk (1993) dalam Syafaruin, Manajemen Mutu terpadu dalam Pendidikan,....hal 66.

Page 13: manajemen_mutu_terpadu

13

Pada fase ini, anggota tim menganalisis tugas yang dimandatkan kepada

tim secara lebih terarah dengan memperhatikan situasi lingkungan yang ada

dengan memahami spektrum tugas ini.

Fase ketiga: Penetapan norma atau tata kerja (norming)

Penetapan aturan kerja tim yang dilakukan agar dapat diketahui dan

dihormati oleh anggota tim merupakan langkah lanjutan.

Fase keempat:Melakukan kegiatan (performing)

Pada tahap ini tim mulai melakukan pekerjaan

Salah satu aplikasi tim kerja sama adalah dibentuknya gugus kendali mutu

(quality circles). Adapun gugus kendali mutu adalah sekelompok kecil yang

didasarkan atas kepercayaan bersama, sukarela melaksanakan pengawasan mutu di

tempat kerja, serta menggunakan metode dan teknik perbaikan produk dan proses

dalam suasana kerja yang kondusif.

D. Alat dan Teknik Perbaikan Mutu

Para pendidik seharusnya mempelajari bagaimana menggunakan dan

mengoptimalkan strategi dasar agar dapat berhasil melakukan perbaikan mutu

lulusan dan pelayanan di sekolah. Alat-alat dan teknik mutu berarti mengenali

penyelesaian masalah secara kreatif. Salah satu kekuatan dari manajemen mutu

terpadu adalah menyediakan peluang bagi penggunaan alat-alat dalam

penerapannya sesuai konsep dan dengan penggunaan yang teratur.

Beberapa alat yang dapat digunakan dalam perbaikan mutu pendidikan

menurut Edward Sallis adalah:

1) Gugah Pikiran (Brain storming)

2) Jaringan Kerja Kemiripan (Affinity Network)

3) Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram or Ishikawa)

4) Analisis Keadaan Lapangan (Force-Field Analysis)

5) Pendiagraman (Process Charting)

Page 14: manajemen_mutu_terpadu

14

6) Diagram Arus ( Flouwcharts)

7) Analisis Pareto (Pareto Analysis)

8) Pengukuran Kinerja (Benchmarking)

9) Pemetaan Arah (Career Path-Mapping)

E. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Pendidikan Melalui MPMBS

MPMBS adalah sebuah singkatan dari Manajemen Peningkatan Mutu

Berbasis Sekolah, yaitu sebagai model desentralisasi dalam bidang pendidikan,

khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah diyakini sebagai model yang

akan mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks

penyelenggaraan persekolahan saat ini konsep MPMBS dijadikan sebagai suatu

kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Umaedi 9(1999:2-3) mengungkapkan bahwa ada dua hal yang menjadi

landasan mengapa peningkatan mutu pendidikan di Indonesia harus dilakukan

dengan menggunakan pendekatan MPMBS, yaitu:

“Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input

oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar pada asumsi bahwa bilamana

semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi

ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan

tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lemabaga pendidikan

(sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagaimana

yang diharapkan. Ternyata strategi input output yang diperkenalkan oleh teori

“education production function”.10 Tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga

pendidikan (sekolah) melainkan hanya terjadi dalam situasi ekonomi dan industri.

Kedua pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro –oriented, diatur

oleh jajaran birokrasi ditingkat pusat. Akibatnya banyak faktor yang diproyeksikan

ditingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya

ditingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa 9 Umaedi,1999,hal 2-3. Dalam Tim dosen administrasi Pendidikan Universitas pendidikan

Indonesia, Manajemen Pendidikan, Alfabeta, 2009 hal 305. 10

Ibid...

Page 15: manajemen_mutu_terpadu

15

kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat

terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat”.

Lebih lanjut, Umaedi mengungkapkan bahwa konsep MPMBS ini berasal

dari pengembangan konsep yang menawarkan kerjasama yang erat antara tiga

pihak yang terkait dengan penyelenggaraan persekolahan, yaitu sekolah

masyarakat dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing-masing. MPMBS

ini berkembang didasarkan kepada suatu keinginan pemberian kemandirian

kepada sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses

peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang

ada.

Apabila ditelusuri secara historis, MPMBS ini berasal dari pengembangan

konsep effective school yang intinya adalah melakukan perbaikan proses

pendidikan (PMB) di sekolah. Orientasi manajemen dalam MPMBS dapat

ditelusuri pada indikator: (i) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (ii) sekolah

memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (iii) sekolah memiliki

kepemimpinan yang kuat (iv) adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah

(kepala sekolah, guru, dan staf lainya termasuk siswa yang berprestasi, (v) adanya

pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, (vi)

adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek

akademik dan administratif, dan pemanfaatn hasilnya untuk penyempurnaan/

perbaikan mutu, dan (vii) adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua

murid /masyarakat.11

Untuk menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan menurut

Joseph C. Field yaitu,

1) Mempelajari dan memahami manajemen mutu terpadu secara menyeluruh,

2) Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus

menerus,

3) Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendalian mutu, 11

Umaedi, 1999 hal 5, dalam Dalam Tim dosen administrasi Pendidikan Universitas pendidikan

Indonesia, Manajemen Pendidikan, Alfabeta, 2009 hal 306.

Page 16: manajemen_mutu_terpadu

16

4) Membangun sistem mututerpadu

5) Mempersiapkan orang-orang untuk perubahan,

6) Mempelajari teknik untuk menyerang atau mengatasi akar persoalan

7) Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan

8) Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keberhasilannya.

9) Menciptakan komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh

pemimpin yang akan menggunakannya

10) Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan dan aplikasi

pengetahuan yang amat luas.

Page 17: manajemen_mutu_terpadu

17

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Dalam Manajemen mutu terpadu harus memiliki pimpinan yang efektif

dalam menjalankan manajemen untuk mengelola perubahan yang ada

dan berkelanjutan. Tantangan bagi seorang manajer pendidikan yaitu

kepala sekolah/ madrasah, pimpinan pesantren, rektor, atau direktur

adalah bagaimana menjadi pendorong atau pelopor perubahan lembaga

pendidikan yang dipimpinnya.

2. Faktor penting lain dalam manajemen mutu terpaduyang tidak boleh

ditinggalkan adalah pengakuan terhadap berbagai potensi guru atau

pegawai untuk diaktualisasikan melalui pembinaan dan penyediaan

iklim yang kondusif, serta melakukan pekerjaan secara kreatif dengan

membiarkan pagawai untuk mencoba ide-ide baru, meskipun ide

tersebut belum pernah dipertimbangkan atau sebelumnya ditolak.

3. Tim kerja sama modal utama untu meraih mutu. Mereka perlu saling

mendorong atau melakukan sinergi dari semua personal yang bekerja

bekerja sama dalam bidang akademik dan bidang pendukung lainnya,

seperti Tim pengajar dll.

4. Para pendidik seharusnya mempelajari bagaimana menggunakan dan

mengoptimalkan strategi dasar agar dapat berhasil melakukan

perbaikan mutu lulusan dan pelayanan di sekolah. Alat-alat dan teknik

mutu berarti mengenali penyelesaian masalah secara kreatif. Salah satu

kekuatan dari manajemen mutu terpadu adalah menyediakan peluang

bagi penggunaan alat-alat dalam penerapannya sesuai konsep dan

dengan penggunaan yang teratur.

5. MPMBS adalah sebuah singkatan dari Manajemen Peningkatan Mutu

Berbasis Sekolah, yaitu sebagai model desentralisasi dalam bidang

pendidikan, khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah diyakini

sebagai model yang akan mempermudah pencapaian tujuan

pendidikan. Dalam konteks penyelenggaraan persekolahan saat ini

Page 18: manajemen_mutu_terpadu

18

konsep MPMBS dijadikan sebagai suatu kebijakan untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

Page 19: manajemen_mutu_terpadu

19

DAFTAR RUJUKAN

1. Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan

Islam, Bandung, Refika Aditama, ,2008 .

2. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga, tt.

3. Tim dosen administrasi Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia,

Manajemen Pendidikan, Alfabeta, 2009.

4. Syafarudin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Grasindo,

Jakarta, 2002.