manajemen_jantung_sehat

2
KABAR UTAMA P enyakit jantung saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indone- sia. Dari seluruh kematian, hampir 25% di- sebabkan gangguan kelainan jantung dan pem- buluh darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mem- perkirakan 15 juta orang meninggal akibat penya- kit jantung setiap tahun. Tujuh juta di antaranya meninggal akibat penyakit jantung koroner. Sia- papun dapat mengalami penyakit jantung, dan penyakit ini tidak pandang usia. Penyakit jantung juga tidak mengenal status, pria atau wanita. Kenali Sejak Dini Menurut Dr. Daniel PL Tobing, SpJP, keba- nyakan orang mengenal penyakit jantung pada pasien dewasa. “Padahal, masyarakat juga perlu mengetahui penyakit jantung yang dibwa sejak la- hir (bawaan) yang diderita oleh anak-anak,” jelas- nya, saat ditemui Kabar Sehat di ruang kerjanya di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Rabu, 4 Februari 2009. Ia mengatakan penyakit jantung dapat menyerang seseorang dikarenakan adanya kelainan otot jantung, pembuluh darah, dan katup jantung Sedangkan Dr. Lubbi Ilmiawan, ketika ditemui Kabar Sehat di Jakarta, pada Sabtu, 7 Februari 2009, mengatakan penyakit jantung yang dide- rita anak-anak biasanya berupa kelainan bawaan seperti kelainan katup jantung atau sekat jantung. Sementara, kelainan otot jantung dan pembuluh darah biasanya ditemukan pada penyakit jantung koroner. Dr. Lubbi menambahkan nyeri dada merupa- kan gejala yang khas dan dominan ditemukan pada penyakit jantung koroner. Lokasi nyeri dada yang mengarah pada kemungkinan penyakit jan- tung ditemukan di area dada sebelah kiri, ulu hati atau belikat. Nyeri dada biasanya menjalar atau merambat ke bagian lengan kiri dan bahu kiri atau punggung. Nyeri dada bisa muncul ketika melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat, lalu menghi- lang saat istirahat. Tapi, ada juga nyeri dada yang timbul saat melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat maupun istirahat. Beberapa literatur menye- butkan bila nyeri dada makin lama dan berat bia- sanya disertai keringat dingin, kaki dan tangan terasa dingin, gelisah, dan lain-lain. Gejala umum penyakit jantung adalah menga- lami sesak napas dan jantung berdebar-debar. Kenali & Jauhi Faktor Risiko Sebenarnya, seseorang bisa terhindar dari se- Agus Karyawan Manajemen Jantung Sehat, Kenali Faktor Risikonya Penyakit jantung dapat menyerang siapa saja. Untuk itu, ada baiknya kita mengenali gejala, faktor penyebab, terapi dan tentu saja yang sangat penting adalah bagaimana melakukan langkah preventif. Berikut tips jantung sehat yang disampaikan Dokter Lubbi Ilmia- wan dan Dokter Daniel: 1. Primary prevention Pencegahan awal sebelum sakit yang meliputi: Melakukan pola makan dan diet makanan sehat. Menjalankan olahraga secara teratur. Istirahat yang cukup. Menjalankan pola hidup sehat seperti tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol. 2. Early diagnosis dan prompt treatment Mengenali gejala dini penyakit jantung dan segera me- minta pertolongan kepada dokter. 3. Rehabilitation Bila telah terdiagnosa memiliki penyakit jantung, diupaya- kan tidak mengalami komplikasi. 4. Mengontrol faktor risiko penyakit jantung sebaik mungkin, seperti mengontrol tekanan darah tinggi, stres, diabetes me- litus, merokok dan menurunkan nilai kolesterol sesuai target yang dianjurkan. 5. Melakukan olahraga secara teratur dan benar. Olahraga di- lakukan tiga kali dalam satu minggu. Setiap kali olahraga ber- langsung selama 20 sampai 30 menit dan ada target denyut nadi atau denyut jantung sesui dengan usia. 6. Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter. Tips Jantung Sehat

Upload: ferdiansyah-pey

Post on 10-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

  • 3KABAR SehatEDISI 004 April 2009

    kabar utama

    Penyakit jantung saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indone-sia. Dari seluruh kematian, hampir 25% di-sebabkan gangguan kelainan jantung dan pem-buluh darah.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mem-perkirakan 15 juta orang meninggal akibat penya-kit jantung setiap tahun. Tujuh juta di antaranya meninggal akibat penyakit jantung koroner. Sia-papun dapat mengalami penyakit jantung, dan penyakit ini tidak pandang usia. Penyakit jantung juga tidak mengenal status, pria atau wanita.

    Kenali Sejak DiniMenurut Dr. Daniel PL Tobing, SpJP, keba-

    nyakan orang mengenal penyakit jantung pada pasien dewasa. Padahal, masyarakat juga perlu mengetahui penyakit jantung yang dibwa sejak la-hir (bawaan) yang diderita oleh anak-anak, jelas-nya, saat ditemui Kabar Sehat di ruang kerjanya di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Rabu, 4 Februari 2009. Ia mengatakan penyakit jantung dapat menyerang seseorang dikarenakan adanya kelainan otot jantung, pembuluh darah, dan katup jantung

    Sedangkan Dr. Lubbi Ilmiawan, ketika ditemui Kabar Sehat di Jakarta, pada Sabtu, 7 Februari

    2009, mengatakan penyakit jantung yang dide-rita anak-anak biasanya berupa kelainan bawaan seperti kelainan katup jantung atau sekat jantung. Sementara, kelainan otot jantung dan pembuluh darah biasanya ditemukan pada penyakit jantung koroner.

    Dr. Lubbi menambahkan nyeri dada merupa-kan gejala yang khas dan dominan ditemukan pada penyakit jantung koroner. Lokasi nyeri dada yang mengarah pada kemungkinan penyakit jan-tung ditemukan di area dada sebelah kiri, ulu hati atau belikat. Nyeri dada biasanya menjalar atau merambat ke bagian lengan kiri dan bahu kiri atau punggung.

    Nyeri dada bisa muncul ketika melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat, lalu menghi-lang saat istirahat. Tapi, ada juga nyeri dada yang timbul saat melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat maupun istirahat. Beberapa literatur menye-butkan bila nyeri dada makin lama dan berat bia-sanya disertai keringat dingin, kaki dan tangan terasa dingin, gelisah, dan lain-lain.

    Gejala umum penyakit jantung adalah menga-lami sesak napas dan jantung berdebar-debar.

    Kenali & Jauhi Faktor RisikoSebenarnya, seseorang bisa terhindar dari se-

    Agus Karyawan

    manajemen Jantung Sehat, kenali Faktor risikonyaPenyakit jantung dapat menyerang siapa saja. Untuk itu, ada baiknya kita mengenali gejala, faktor penyebab, terapi dan tentu saja yang sangat penting adalah bagaimana melakukan langkah preventif.

    Berikut tips jantung sehat yang disampaikan Dokter Lubbi Ilmia-wan dan Dokter Daniel:1. Primary prevention

    Pencegahan awal sebelum sakit yang meliputi: Melakukanpolamakandandietmakanansehat. Menjalankanolahragasecarateratur. Istirahatyangcukup. Menjalankanpolahidupsehatseperti tidakmerokokdan

    tidak mengonsumsi minuman beralkohol.2. Early diagnosis dan prompt treatment

    Mengenali gejala dini penyakit jantung dan segera me-minta pertolongan kepada dokter.

    3. Rehabilitation Bilatelahterdiagnosamemilikipenyakitjantung,diupaya-

    kan tidak mengalami komplikasi.4. Mengontrol faktor risiko penyakit jantung sebaik mungkin,

    seperti mengontrol tekanan darah tinggi, stres, diabetes me-litus, merokok dan menurunkan nilai kolesterol sesuai target yang dianjurkan.

    5. Melakukan olahraga secara teratur dan benar. Olahraga di-lakukan tiga kali dalam satu minggu. Setiap kali olahraga ber-langsung selama 20 sampai 30 menit dan ada target denyut nadi atau denyut jantung sesui dengan usia.

    6. Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter.

    Tips Jantung Sehat

  • 4KABAR Sehat EDISI 004 April 2009

    kabar utama

    rangan jantung. Setidaknya, ke-tahuilah dan jauhilah faktor risiko yang memicu serangan jantung. Dokter Daniel mengungkapkan bahwa penyakit jantung bawaan tidak memiliki faktor risiko yang sama dengan penyakit jantung pada dewasa. Kendati demiki-an, ia mengingatkan kepada para ibu hamil agar menjaga ja-nin yang dikandungnya supaya terhindar dari penyakit jantung bawaan.Ibu hamil tidak boleh mengonsumsi obat-obatan ter-tentu dan tidak boleh terlalu se-ring terpapar radiasi, ujarnya.

    Ada faktor risiko pemicu penyakit jantung koroner yang

    tidak bisa dimodifikasi (dikon-trol), tapi ada juga yang dapat dimodifikasi. Menurutnya, usia dan keturunan merupakan fak-tor risiko yang tidak bisa dimo-difikasi. Seiring bertambahnya usia, risiko penyakit jantung ko-roner terus bertambah, tambah Dr. Daniel.

    Sedangkan, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) tinggi, diabetes melitus, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang dapat dikontrol. Dr. Daniel mengatakan saat ini ada pendapat yang menyatakan dia-betes melitus bersaudara de-ngan penyakit jantung koroner.

    Jika ada diabetes biasanya berisiko menderita penyakit jan-tung, ujarnya.

    Faktor risiko lain yang da-pat dikontrol adalah pola hidup tidak sehat, dan stres. Pola hidup tidak sehat yang perlu dijauhi antara lain: merokok, mi-num minuman beralkohol, dan aktivitas fisik (olahraga) yang kurang. Pola makan tidak sehat yang perlu dijauhi, yaitu makan-an berkolesterol tinggi seperti kuning telor, hati ayam atau hati sapi, jerohan, dan makanan yang mengandung minyak.

    Pemeriksaan & Tekun TerapiJika mengetahui faktor risiko

    dan mengalami gejala penyakit jantung, segera saja ke dokter atau rumah sakit untuk menda-patkan pemeriksaan secara medis. Faktor risiko dan gejala itu masih dapat dipulihkan ka-lau segera mendapatkan pena-nganan secara tepat.

    Penanganan awal yang me-nentukan adalah diagnosis. Menurut Dr. Lubbi, diagnosis terhadap penyakit jantung selain dari keluhan pasien dan peme-riksaan fisik medis juga dilaku-kan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan biasanya adalah Crea-tin Kinase dan CKMB. Sementa-ra, pemeriksaan penunjang bisa menggunakan Elektrokardiografi dan Echocardiography.

    Bila telah menjalani peme-riksaan medis, pasien segera mendapatkan pengobatan. Te-rapi itu bisa dilakukan dengan cara mengendalikan faktor risiko yang dapat dikontrol, terutama kadar kolesterol, gula darah dan tekanan darah. Dengan me-ngendalikan faktor risiko, menu-rut Prof. Dr. Hanafi B Trisnohadi, SpPD, K-KV ketika tampil seba-gai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Nasional Penyakit Dalam

    di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, November 2008, angka kejadian kardiovaskuler akan menurun sehingga tingkat morbiditas dan mortalitas juga akan menurun.

    Menurutnya, pengendalian faktor risiko bisa dilakukan de-ngan obat-obatan golongan sta-tin. Ada enam golongan statin yang dikenal; atorvastatin, rosu-vastatin, simvastatin, lovastatin, pravastatin, dan fluvastatin. Prof. Dr. Hanafi mengatakan atorva-statin berperan menurunkan ke-jadian kardiovaskuler sekaligus menurunkan tingkat kesakitan dan kematian.

    Pembicara lainnya pada pertemuan ilmiah tersebut, Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD (K), K-KV, FACC, FESC, mengatakan ator-vastatin efektif menurunkan angka morbiditas dan mortali-tas. Hal tersebut didasarkan pada hasil dari berbagai pene-litian yang dilakukan terhadap atorvastatin.

    Olahraga jantung sehat adalah olahraga yang bertujuan menyehatkan jantung. Olahraga ini berintikan aerobik, plus olahraga yang memberikan kelenturan, kekuatan dan pe-ningkatan otot-otot secara mudah, murah, meriah, massal dan manfaat serta aman (5M1A).

    Olahraga ini dapat dilakukan setiap orang, tanpa harus mempunyai keterampilan khusus seperti jalan kaki, jog-ging, dan lari. Olahraga tersebut dapat dilakukan bersama-sama secara massal. Disebut manfaat karena olahraga itu melancarkan peredaran darah dan memperbesar pembu-luh darah. Olahraga tersebut meliputi:

    1. Latihan Aerobik Olahraga dengan intensitas sedang, minimum 30 menit, 5 kali/minggu. Intensitas sedang adalah aktivi-tas yang dilakukan cukup meningkatkan denyut nadi dan cukup berkeringat, masih dapat bercakap-cakap (dengan lancar) saat melakukan aktivitas latihan jas-mani tersebut.

    2. Latihan Penguatan Otot 8-10 jenis gerakan latihan penguatan otot (otot-otot besar tubuh).

    8-12 repetisi (pengulangan) tiap jenis gerakan. Minimum 2 kali/minggu.

    3. Perbanyak jalan, naik turun tangga, pekerjaan rumah tangga, dan aktivitas fisik intensitas rendah lainnya.

    Sumber: www.pjnhk.go.id dan www.cdc.fk.ui.ac.id

    Olahraga untuk

    Jantung Sehat

    Tips

    Dr. Daniel PL Tobing, SpJP

    Perubahan Konsep Manajemen Penanganan Gangguan Lipid

    Surrogate end point:- CRP- Plaque- Pleiotrophic effect

    Efficacy:- Lowering LDL- Lowering TG- Increasing HDL

    Clinical end point:- Mortality- Morbidity (CV events, stroke, MI etc)- Early time to benefit

    foto

    : ag

    us k

    Salah satu faktor risiko pe-micu penyakit jantung yang utama adalah ko-lesterol, terutama Low Density Lipoprotein (LDL). Sekiranya, kolesterol perlu dikenali dan dikendalikan untuk menghindari serangan jantung. Kolesterol merupakan salah satu unsur le-mak.

    Unsur lain adalah fosfolipid, trigliserida (TG), dan asam le-mak bebas. Kolesterol harus berikatan dengan protein dan membentuk senyawa lipoprotein (Lp) yang larut agar bisa dibawa ke dalam darah.

    Kolesterol dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan terma-suk sel jantung. Protein utama

    LDL: Apolipoprotein-B (Apo-B). Sementara, Apo-A merupakan protein utama High Density Li-poprotein (HDL) yang membawa kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah ke hati.

    LDL menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel. Lalu, masuk ke lapisan dinding pembuluh darah yang lebih dalam (intima).

    Makin kecil ukuran atau pa-dat LDL makin mudah menyu-sup ke intima. LDL kecil padat ini mengalami oksidasi tahap pertama. LDL teroksidasi itu memacu pembentukan zat yang bisa melekatkan salah satu sel darah putih (monosit) masuk ke intima.

    LDL teroksidasi juga meng-hasilkan zat yang mampu me-ngubah monosit di intima men-jadi makrofag. LDL teroksidasi mengalami oksidasi tahap dua. LDL teroksidasi sempurna ini yang mengubah makrofag men-jadi sel busa.

    Lalu, sel-sel itu saling ber-ikatan membentuk benjolan atau atheroma. Akibatnya, terjadi pengerasan pada lumen pem-buluh darah (atherosklerosis). Keadaan itu makin memburuk karena LDL teroksidasi sem-purna juga memicu sel-sel otot lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (media) dan masuk ke lapisan intima, kemudian membelah diri.

    Saat atheroma semakin membesar dan akhirnya pecah, maka akan memicu terjadinya pembekuan darah di sekitar atheroma.

    Bila di sekitar atheroma ter-jadi pembekuan darah, lumen pembuluh darah koroner makin sempit. Akibatnya, terjadi pe-nyakit jantung koroner.

    Dokter Lubbi Ilmiawan me-ngungkapkan atorvastatin bisa menghambat perkembangan atheroma. Pemberian atorva-statin mengurangi plak sehingga lumen akan melebar. Pada statin lain, plak mengecil tapi lumennya tidak membesar bahkan menge-cil, katanya.

    Kolesterol LDL, Faktor Risiko Penyakit Jantung