manajemen program pembinaan dai cilik pada karantina...

87
1 KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang tak terhingga, baik nikmat iman, nikmat islam dan nikmat sehat, sang penguasa alam yang selalu memaafkan hambanya yang khilaf. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kepada zaman yang kita dengan begitu mudah dalam menerima islam tanpa ada ujian yang begitu berat dan juga kepada para sahabat yang begitu setia menemani perjuangan beliau walau harus mengorbankan nyawa. Selesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itulah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Drs Murodi, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 2. Bapak Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA sebagai Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan sebagai pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dan yang selalu memberikan masukan dan motivasi sehingga penulis bersemangat kembali untuk menyusun skripsi ini. 3. Bapak Drs Cecep Castrawijaya, MA sebagai Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan yang amat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Tarmi, MM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan semangat kepada penulis. 5. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang sudah banyak membantu penulis.

Upload: vanthien

Post on 12-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

1

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan begitu banyak nikmat yang tak terhingga, baik nikmat iman, nikmat

islam dan nikmat sehat, sang penguasa alam yang selalu memaafkan hambanya

yang khilaf.

Shalawat serta salam kita sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa kita kepada zaman yang kita dengan begitu mudah

dalam menerima islam tanpa ada ujian yang begitu berat dan juga kepada para

sahabat yang begitu setia menemani perjuangan beliau walau harus mengorbankan

nyawa.

Selesainya penulisan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk

itulah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs Murodi, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

2. Bapak Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA sebagai Ketua Jurusan

Manajemen Dakwah dan sebagai pembimbing yang dengan sabar

membimbing penulis dan yang selalu memberikan masukan dan motivasi

sehingga penulis bersemangat kembali untuk menyusun skripsi ini.

3. Bapak Drs Cecep Castrawijaya, MA sebagai Sekertaris Jurusan

Manajemen Dakwah yang telah banyak membantu dan memberikan

pengarahan yang amat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tarmi, MM selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan masukan dan semangat kepada penulis.

5. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang sudah

banyak membantu penulis.

Page 2: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

2

6. Bapak Abdul Malik dan Ibu Rumsinah selaku orang tua dari penulis yang

telah banyak memberikan support kepada penulis baik moral maupun

materil, yang selalu setia menasihati dan mendoakan siang malam tanpa

henti-hentinya.

7. Taufik Hidayat, Tamrin SH, Tamah, Tinah dan adik tercinta Saefuddin

yang juga begitu banyak memberikan supportnya kepada penulis hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh penghuni karantina dari Pembimbing (Ka’ Dodo, Ka’ Imam,

Ka’Harry, Ghulam, uwie, makasih atas ukhuwahnya), para Da’I Cilik

calon penerus tongkat estafet dakwah selanjutnya, para Orang tua Dacil,

dan para Kru Lativi yang sudah banyak memberikan support dan

membantu dalam pembuatan skripsi ini, Terima Kasih banyak sudah

memberikan kenangan yang begitu indah selama di karantina, dan terima

kasih atas semua pelajaran yang berharga yang kalian berikan kepada

penulis.

9. Seluruh staff perpustakaan Utama dan perpustakaan dakwah dan

komunikasi, yang telah memberikan fasilitas selama penulis kuliah dan

selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis hanya bisa berdoa semoga kebaikan bapak, ibu, sahabat, teman-

teman dan kakak-kakakku menjadi amal soleh dan semoga mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Page 3: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

3

Akhirnya penulis hanya bisa berharap mudah-mudahan tulisan

sederhana ini dapat menambah perbendaharaan khasanah intelektual para

pembaca.

Jakarta, 24 Maret 2008

Penulis

Page 4: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

4

ABSTRAK

ANTIKA FAJRIANI

MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA

PILDACIL V LATIVI JAKARTA

Alasan saya mengambil judul ini, karena saya tertarik dengan program

pembinaan apa saja yang diterapkan dalam karantina Pildacil V serta sistem pembinaannya yang secara tidak langsung dapat berpengaruh dalam pembentukan karakter para da’i cilik serta kualitas ceramah masing-masingpara dacil.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas memperoleh data mengenai manajemen program pembinaan da’i cilik pada karantina Pildacil V Lativi Jakarta.

Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian langsung pada objek penelitian dengan cara kualitatif deskriptif yaitu sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati selama karantina Pildacil V berlangsung.

Pildacil adalah salah satu tayangan Televisi yang disiarkan oleh Lativi yang mengangkat tentang hal-hal religius yang mengambil format acara perlombaan untuk mencari da’i-da’i cilik yang mempunyai semangat yang tinggi yang mempunyai kemampuan untuk berceramah atau memberikan tausyiah dengan cara mereka dan dengan gaya mereka yang masih anak-anak, sangat polos dan sangat menarik, sehingga dapat cukup menarik perhatian pemirsa televisi di Indonesia dari anak-anak hingga orang dewasa, selain mendidik acara ini juga mengusung pesan-pesan dakwah, untuk dapat membuat mereka menjadi seorang da’i yang bukan Cuma bisa menyampaikan tapi juga mampu mengugah hati para pemirsa sehingga pesan dakwah bisa sampai kepada mereka yang melihat acara ini, sudah pasti itu sangat berkaitan dengan pembinaan yang dilakukan selama mereka di karantina.

Page 5: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

5

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi/tesis/disertasi ini merupakan hasl karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1/strata 2/ strata 3 di

UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakata.

Ciputat, 19 Maret 2008

Antika Fajriani

Page 6: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

6

MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DA’I CILIK PADA

KARANTINA PILDACIL V LATIVI JAKARTA

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh : Antika Fajriani

NIM: 102053025727

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H / 2008 H

Page 7: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

7

MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DA’I CILIK PADA KARANTINA PILDACIL V

LATIVI JAKARTA

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Antika Fajriani

NIM: 102053025727

Pembimbing

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA.

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 H / 2008 H

Page 8: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.………………………………………………………….. i

ABSTRAK ………………………………………………………………………iv

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ......................................................... 11

BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN PROGRAM DAN PEMBINAAN DA’I CILIK

A. Konsep Manajemen Program............................................... 13

1. Pengertian Manajemen .................................................. 13

2. Unsur-unsur Manajemen ............................................... 15

3. Fungsi-fungsi Manajemen ............................................. 16

4. Pengertian Program........................................................ 17

5. Macam-macam Program ................................................ 18

6. Tujuan Program.............................................................. 19

7. Evaluasi Program ........................................................... 20

Page 9: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

9

B. Konsep Pembinaan............................................................... 21

1. Pengertian Pembinaan ................................................... 21

2. Pengertian Da’I Cilik ..................................................... 22

3. Sistem Pembinaan Da’I Cilik......................................... 24

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG LATIVI MEDIA KARYA DAN KARANTINA PILDACIL 5

A. Sejarah Berdirinya Lativi ..................................................... 30

B. Visi dan Misi ......................................................................... 30

C. Maksud dan Tujuan Berdirinya Lativi .................................. 31

D. Area Jangkauan, Studio dan Kebijakan Program.................. 31

1. Area Jangkauan ................................................................ 31

2. Studio ............................................................................... 32

3. Kebijakan Program .......................................................... 32

E. Sekilas tentang Pildacil dan Karantina Pildacil ................... 33

F. Struktur Organisasi Karantina Pildacil ................................ 37

G. Program Pembinaan pada Karantina Pildacil....................... 38

H. Sarana dan Prasarana Yang Ada di Karantina Pildacil 5 ..... 39

I. Keadaan Da’I Cilik Pada Saat Datang ke Karantina Pildacil 5 .............................................................................. 40

BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM DAN SISTEM PEMBINAAN DA’I CILIK PADA KARANTINA PILDACIL

A. Manajemen Program Pembinaan Da’I Cilik pada

karantina pildacil 5............................................................... 42

B. Sistem Pembinaan Da’I Cilik pada karantina Pildacil 5 ...... 53

Page 10: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

10

C. Analisis Manajemen Program dan Sistem Pembinaan Da’I Cilik pada karantina Pildacil 5..................................... 69

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 74

B. Saran-saran .......................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur yang sangat penting dan menunjang keberhasilan atau

lembaga atau instansi dalam pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati

adalah manajemen, dan untuk mencapai sukses maka tentulah diperlukan

suatu komitmen dan kerjasama dalam organisasi tersebut serta kegiatan-

kegiatan yang dimanage dengan baik.

Di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan mempunyai suatu

tujuan yang dapat dimiliki oleh semua orang yang terlibat di dalamnya, karena

setiap orang atau manusia yang hidup di alam ini mempunyai suatu tujuan

juga, yaitu suatu tujuan yang telah disusun dengan sebaik mungkin. Tetapi

apabila suatu tujuan tersebut tidak diterapkan atau tidak direalisasikan dalam

suatu kesatuan atau keterkaitan yang disusun dari suatu perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan atau yang kita kenal pada

zaman sekarang yaitu ilmu manajemen, maka tujuan yang dicapai nantinya

tidak dapat berjalan dengan baik.

Manajemen sebagai proses suatu kegiatan atau usaha untuk mencapai

tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain, memiliki peran yang

sangat penting, sebagai unsur utama pelaksanaan suatu kegiatan sehingga

tidak terjadi miss manajemen dalam melaksanakan kegiatan nantinya.1

1 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996), Cet. Ke-15,

h. 14

Page 12: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

12

Manajemen didefinisikan dalam berbagai cara, tergantung dari titik

pandang, keyakinan serta pengertian dari pembuat definisi. Secara umum

pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh

hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara

menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja. Pengelolaan itu terdiri dari

bermacam ragam, misalnya berupa pengelolaan industri, pemerintah,

pendidikan, pelayanan sosial, olah raga, keilmuan dan lain-lain. Bahkan

hampir setiap aspek kehidupan manusia memerlukan pengelolaan. Oleh

karena itu, manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia di mana

terbentuk suatu kerjasama (Organisasi).2

Tanpa adanya dakwah manusia akan kehilangan cinta kasih, rasa

keadilan, hati nurani, kepedulian sosial dengan lingkungan, karena manusia

akan semakin menjadi hedonis dan konsumeristik. Dan tanpa adanya

Manajemen suatu dakwah mungkin tak akan terukur apakah ia dapat berhasil

atau tidak dan bahkan kita tak bisa mengetahui apakah pesan-pesan dakwah

kita dapat sampai ke relung-relung hati masyarakat, karena apabila dakwah

pun tidak di manage dengan baik maka ia akan sangat mudah di saingi oleh

kebathilan yang sekarang ini marak dan sampai-sanpai di manage dengan

begitu rapinya, hingga cukup sangat berkembang di masyarakat dan digemari,

terlebih lagi disiarkan oleh kotak ajaib yang dinamakan Televisi maka akan

semakin mudahlah sebuah nilai-nilai keburukan di konsumsi masyarakat

terlebih anak-anak, dari usia anak-anak hingga orang tua sangat gemar melihat

Televisi hingga informasi yang baik bahkan yang buruk dapat sangat mudah

2 Yayat M.,Herujito, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), Cet. Ke-2,

h. 2

Page 13: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

13

masyarakat dapatkan dan sangat mudah mempengaruhi masyarakat dari cara

berfikir hingga bertindak.

Pada saat sang ”penguasa informasi” menyebarkan propaganda dan

faham-faham yang dianutnya ke seluruh dunia, sehingga tersingkaplah tirai

bambu, bahkan tirai besipun tercabik-cabik oleh derasnya serbuan informasi

24 jam ’nonstop’ seakan tak pernah mengalami kematian, maka masuklah

film-film, telenovela-telenovela, musik-musik dan berbagai hasil budaya

’mereka’ sampai ke dapur-dapur kaum muslimin di seluruh belahan bumi,

kemudian terjadilah penetrasi nilai-nilai yang diusung oleh semua produk

informasi tersebut secara perlahan namun pasti, menembus pasar qalbu para

pemirsanya.

Sungguh sangat miris dan sangat disayangkan ketika anak-anak

Indonesia berubah menjadi shincan bukan menjadi sosok seperti Ali ra serta

bocah-bocah Palestina yang terlalu sibuk untuk memperjuangkan islam atau

bahkan menjadi Da’i-da’i cilik, saat para remaja sangat mengidolakan

Boyband Flower Four (F4) bukan mengidolakan Rasulnya, saat ibu-ibu muda

melupakan majelis taklim dan lebih memilih pergi ke Mall, ketika para bapak-

bapak mulai lebih memilih menonton bola atau acara olahraga lainnya

dibandingkan menemani anak shalat berjamaah atau belajar. Pada saat dakwah

islammiyah sudah tidak menarik lagi, majelis taklim, mushalla dan mesjid

sudah tidak berpenghuni dan saat inilah dakwah islam mulai di tantang untuk

tetap memiliki nilai jual agar tetap laku dipasaran sebagaimana begitu lakunya

tayangan sinetron dan tayangan lainnya.

Page 14: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

14

Pildacil adalah salah satu tayangan Televisi yang disiarkan oleh Lativi

yang mengangkat tentang hal-hal religius yang mengambil format acara

perlombaan untuk mencari da’i-da’i cilik yang mempunyai semangat yang

tinggi yang mempunyai kemampuan untuk berceramah atau memberikan

tausyiah dengan cara mereka dan dengan gaya mereka yang masih anak-anak,

sangat polos dan sangat menarik, sehingga dapat cukup menarik perhatian

pemirsa televisi di Indonesia dari anak-anak hingga orang dewasa, selain

mendidik acara ini juga mengusung pesan-pesan dakwah, akan tetapi anak-

anak yang menjadi da’i dalam acara ini sangat mungkin bukan anak yang

begitu sempurnah namun mereka cumalah anak-anak yang mempunyai

semangat dan pemahaman agama yang sangat luar biasa untuk ukuran seorang

anak-anak seusia mereka, untuk dapat membuat mereka menjadi seorang da’i

yang bukan Cuma bisa menyampaikan tapi juga mampu mengugah hati para

pemirsa sehingga pesan dakwah bisa sampai kepada mereka yang melihat

acara ini, sudah pasti itu sangat berkaitan dengan pembinaan yang dilakukan

selama mereka di karantina, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan

penelitian tentang program pembinaan apa saja yang dilakukan untuk

menunjang peningkatan penyampaian kualitas ceramah mereka buka Cuma

untuk masyarakat yang melihat tapi terlebih untuk mereka sendiri yang

menjadi objeknya agar menjadi tauladan yang baik untuk masyarakat terlebih

lagi setelah mereka lepas dari karantina.

Page 15: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

15

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas maka penulis mengambil

judul MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA

KARANTINA PILDACIL V LATIVI JAKARTA.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penulisan skripsi ini, sesuai dengan judul

skripsi, yaitu Manajemen Program Pembinaan Dai Cilik pada Karantina

Pildacil V Lativi Jakarta, maka penulis membatasi permasalahannya hanya

pada :

a. Aspek manajemen program pembinaannya.

b. Sistem pembinaan da’i cilik pada karantina Pildacil V.

2. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi

perumusan dalam skripsi ini adalah :

a. Bagaimana manajemen program pembinaan dai cilik pada karantina

Pildacil V Lativi Jakarta?

b. Bagaimana sistem pembinaan da’i cilik pada karantina Pildacil V ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen program pembinaan dai

cilik yang dilakukan di Karantina Pildacil V Lativi Jakarta.

Page 16: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

16

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem pembinaan pada karantina

Pildacil V Lativi Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti selain menambah wawasan dan pengetahuan dalam

masalah ini, juga sebagai perbandingan antara teori yang didapat di

perkuliahan dan praktek yang didapat di lembaga yang bersangkutan.

b. Untuk karantina Pildacil dapat memperkaya pengetahuan tentang

manajemen program pembinaan terhadap dai cilik selama di karantina

sehingga untuk dikemudian hari dapat menjadi lebih profesional

sehingga nantinya dapat dipercaya oleh masyarakat secara

keseluruhan, bagi penulis khususnya dan bagi aktifis dakwah pada

umumnya.

c. Untuk Akademik untuk menambah khasanah pengetahuan tentang

manajemen program pembinaan, dan sebagai bahan penambahan

referensi dari peningkatan wawasan akademis, serta bahan pijakan bagi

penelitian lanjutan.

d. Untuk Pemerintah dapat memberikan konstribusi kepada masyarakat

dalam mengembangkan studi program pembinaan di Indonesia yang

lebih baik.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penulisan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metodologi

penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif

Page 17: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

17

menurut Bogdan dan Taylor (1975: 5) adalah sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (1986 : 9)

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang seara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.3

a. Subyek Dan Obyek Penelitian.

Adapun yang menjadi subyek dari penelitian ini adalah karantina

pildacil. Kemudian yang menjadi objek penelitian ini adalah

Manajemen Program pembinaan dan sistem pembinaannya.

b. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan metode field research

( penelitian lapangan ) yaitu data yang diperoleh dari observasi,

wawancara, dan dokumentasi yang didapat dari objek penelitian.

Setelah data terkumpul penulis melakukan pembahasan secara

deskriptif kualitatif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik atau

cara sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi menurut Sutrisno Hadi adalah suatu pengamatan dan

pemberkatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki

3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1989), h. 3

Page 18: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

18

sebagai acuan untuk penelitian yang dilakukan dalam suatu interaksi

sosial mendalam dalam lingkungan dan masa tertentu diantara

penelitian dengan kelompok sasaran,4 Dalam hal ini penulis

melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu

manajemen program pembinaan.

b. Wawancara

Dengan metode atau teknik wawancara mendalam (in depth interview)

ini, penulis melakukan tanya jawab secara langsung antara

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

memberikan jawaban atas pertanyaan itu, adapun yang diwawancarai

adalah pengurus karantina pildacil, tetapi tetap berpegang pada

interview guide yang telah dibuat sebelumnya, dengan alasan dari

teknik wawancara ini dirasa sangat mudah untuk memahami informasi

dari setiap individu secara langsung yang dirasa lebih efektif. Teknik

ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data primer mengenai

program pembinaan menyangkut planning, organizing, actuating dan

controling.

c. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan informasi berupa arsip-arsip, buku-buku, dan

lain-lain yang berkaitan dengan pembahasan skripsi.

4 Soetrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), Cet. Ke-21, h.

36

Page 19: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

19

3. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penulis melakukan penelitian pada bulan Februari sampai dengan

bulan Juni 2007. Tempat penelitian di Jalan Raya Bukit Cinere Komplek

perumahan panorama bukit cinere, Depok, Jawa Barat .

4. Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Analisis data adalah merupakan proses penyederhanaan data

kedalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterprestasikan.5 Dalam

hal ini penulis menginterprestasikan hasil observasi, wawancara, dan

dokomen-dokumen yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Data

dikumpul dengan cara wawancara dan mengumpulkan dokumen-dokumen

yang mendukung penelitian.6

5. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka

langkah awal yang penulis tempuh adalah mentelaah terlebih dahulu terhadap

skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul yang serupa dengan yang

akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa

5 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (ed), Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES, 1989 ), Cet. Ke-1. h. 26

6 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: logos, 1997), h. 27

Page 20: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

20

apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-

skripsi yang terdahulu.

Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian telaah kepustakaan,

penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul hampir

sama dengan yang akan penulis teliti. Judul–judul tersebut antara lain adalah

karya milik Shoffiyatullah Zainul Wahid yang berjudul “Manajemen Program

Pembinaan Mental Preman Terminal Kota Depok Yayasan Bina Insan

Mandiri”, dalam skripsi ini Shoffiyatullah memaparkan tentang bagaimana

pengolahan program yang dilakukan oleh yayasan Bina Insan Mandiri serta

faktor apa saja yang dapat menghambat dan menjadi pendukung dalam proses

pengolahan program.. Lain halnya dengan karya skripsi milik eka Julaeha

yang berjudul “Manajemen Pembinaan Rohani bagi Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Fatmawati Jakarta”, dalam skripsi ini Eka Julaeha

mengemukakan bagaimana aplikasi manajemen pembinaan rohani yang

dilakukan oleh Rumah Sakit Fatmawati bagi pasien rawat inapnya.

Berbeda halnya dengan kedua skripsi diatas bahwa penelitian yang

akan penulis lakukan pada Karantina Pildacil V Lativi Jakarta adalah

bertujuan memberikan penilaian secara kritis pada karantina Pildacil V Lativi

mengenai Proses Pembuatan dan pengelolaan program yang dilakukan oleh

Lativi selama di karantina dalam upaya mencetak da’i cilik yang memiliki

akhlak yang baik serta teladan yang dapat menjadi contoh untuk teman-teman,

saudara, keluarga bahkan masyarakat luas serta peningkatan kualitas ceramah

da’i cilik Lativi.

Page 21: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

21

Demikianlah perbedaan pokok bahasan atau materi antara penulis akan

teliti dengan skripsi-skripsi yang terdahulu, bahwa pada penelitian terdahulu

hanya menjelaskan sebagian dari manajemen program tanpa mengkaitkan

dengan psikologi sang objek Dakwah serta yang lebih menarik lagi dalam

penelitian ini bahwa penulis mengambil tema tentang manajemen program

pembinaan yang dilakukan lativi terhadap para Da’i Cilik selama di karantina

Pildacil 5 yang berjalan selama empat bulan penuh.

F. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun kedalam 5

(lima) Bab.

Setiap Bab terdiri dari beberapa sub-sub Bab tersendiri, Bab-bab

tersebut ara keseluruhan saling berkaitan satu dengan lainnya, diawali dengan

pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup berupa kesimpulan dan saran-

saran.

BAB I : Pendahuluan yang memuat, latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II : Mengetengahkan tinjauan umum tentang konsep manajemen

program, pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen, fungsi

manajemen, pengertian program, macam-macam program, tujuan

program, evaluasi program, dan konsep pembinaan da’i cilik,

Page 22: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

22

pengertian pembinaan, pengertian da’i cilik serta sistem

pembinaan da’i cilik .

BAB III : Menyajikan tinjauan pada PT Lativi Madia Karya mengenai

sejarah berdirinya lativi, visi dan misi, maksud dan tujuan

berdirinya lativi, positioning, target market, area jangkauan, tipe

dan kebijakan program lativi, tinjauan umum mengenai pildacil

V dan karantina pildacil V, struktur organisasi karantina Pildacil

V, dan Program kerja pembinaan karantina pildacil V

BAB IV : Mengetengahkan tentang analisis manajemen program, dan

sistem pembinaan da’i cilik yang dilakukan selama karantina

Pildacil V.

BAB V : Penutup terdiri dari empat bab diatas, saran diuraikan dalam

kesimpulan serta daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

dianggap perlu.

Page 23: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

23

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN PROGRAM DAN PEMBINAAN DAI CILIK

A. Konsep Manajemen Program

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata bahasa Inggris management dengan

kata asal to manage yang secara umum berarti mengelola. Dalam arti

khusus managemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu

orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin dalam suatu organisasi.

Pengertian manajemen didefinisikan dalam berbagai cara,

tergantung dari titik pandang, keyakinan serta pengertian dari pembuat

definisi. Secara umum pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu

pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang lain untuk

bekerja. Untuk mengelola suatu pekerjaan agar dapat mencapai hasil yang

sesuai dengan tujuan yang ditentukan, sangat memerlukan keahlian

khusus, bukan saja keahlian teknis, melainkan juga keahlian dalam

memimpin orang-orang. Artinya memotivasi orang lain agar mau bekerja

dengan giat dan kreatif.1

Menurut Abd. Rosyad Shaleh mengartikan manajemen dakwah

sebagai proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun

1Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), Cet.Ke-1,

h.1

Page 24: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

24

dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok

tugas itu, kemudian menggerakkannya kearah pencapaian tujuan dakwah.2

Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan

tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang dinginkan, karena tujuan

yang ingin dicapai adalah pelayanan dan laba (profit). Untuk lebih jelasnya

pengertian manajemen ini penulis mengutip beberapa definisi dalam

bukunya Yayat M. Herujito yang berjudul Dasar-dasar Manajemen,

sebagai berikut :

1. DRS. H. Malayu S.P. Hasibuan

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efesien untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Andrew F. Sikula

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan,

pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan

yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk

mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara

efesien.

3. G.R. Terry

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

2Djalil Abdul Manan dan Rafi’udin, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2001), Cet. Ke-2, h. 41

Page 25: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

25

sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

4. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel

Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui

kegiatan orang lain. Dengan demikian manager mengadakan

koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan

pengendalian.3

2. Unsur-unsur Manajemen.

Unsur-unsur manajemen itu terdiri dari men, money, methods,

materials, machines, and market disingkat dengan 6 M. Dan uraiannya

sebagai berikut :

a. Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun

tenaga kerja operasional atau pelaksana.

b. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

c. Method yaitu cara atau sistem-sistem yang dipergunakan dalam setiap

bidang manajemen untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna

setiap unsur manajemen.

d. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

e. Machines yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang dipergunakan dan

diperlukan untuk mencapai tujuan.

3H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), Cet. Ke-1, h. 2

Page 26: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

26

f. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa- jasa yang

dihasilkan.4 Setiap unsur manajemen ini berkembang menjadi bidang

manajemen yang mempelajari lebih mendalam peranannya dalam

mencapai tujuan yang diinginkan. Bidang-bidang manajemen dikenal

atas:

1. Manajemen sumber daya manusia (unsur men).

2. Manajemen permodalan / pembelanjaan (unsur money).

3. Manajemen akuntansi biaya ( unsur material).

4. Manajemen produksi (unsur machines).

5. Manajemen pemasaran (unsur market).

3. Fungsi-fungsi Manajemen

Dalam manajemen terdapat fungsi-fumgsi manajemen, yang

diambil dari teori G.R. Terry, biasa disingkat dengan POAC, yaitu

Planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating

(Penggerakan), dan Controlling (Pengawasan).5 Dengan penjelasan

sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah menentukan program pekerjaan apa saja yang

akan dilaksanakan oleh para anggota organisasi dan bagaimana cara

melaksanakannya serta kapan setiap pekerjaan itu harus diselesaikan.

Kegiatan ini juga membuat perhitungan mengenai dana yang

digunakan untuk membagi setiap pekerjaan yang akan dilakukan.

4Ibid, h. 20 5Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amien Press,

1996), h. 46

Page 27: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

27

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan yang telah ditetapkan

tersebut kepada para anggota organisasi sehingga pekerjaan terbagi

habis kedalam unit-unit kerja. Pembagian pekerjaan ini disertai

pendelegasian kewenangan agar masing-masing melaksanakan

tugasnya secara bertanggung jawab. Untuk mengatur urutan jalannya

arus pekerjaan perlu dibuat ketentuan-ketentuan mengenai prosedur

dan hubungan kerja antar unit.

2. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan adalah upaya manajer dalam menggerakan orang-orang

untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan efesien berdasarkan

perencanaan dan pembagian tugas masing-masing. Untuk

menggerakkan orang-orang tersebut diperlukan tindakan komunikasi,

memberikan motivasi, memberikan perintah, memimpin pertemuan,

dan meminta laporan.

3. Pengawasan (Controlling)

Pengwasan dan pengendalian dilakukan agar aktivitas organisasi

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dan bila terjadi

deviasi (penyimpangan), maka manajer segera memberikan peringatan

atau meluruskan kembali langkah-langkah yang telah dilakukan oleh

anggota organisasi agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

4. Pengertian Program

Program adalah suatu rencana yang pada dasarnya telah

menggambarkan rencana yang konkrit. Rencana ini kongkrit, karena

dalam “program sudah tercantum, baik sasaran, kebijakan, prosedur,

Page 28: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

28

waktu maupun anggarannya.” Jadi, program juga merupakan usaha-usaha

untuk mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan

menurut bidangnya masing-masing.6

Program merupakan suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan

demi mencapai tujuan yang diinginkan, suatu rencana biasanya melibatkan

beberapa bagian atau departemen maka dari departemen-departemen

tersebut melakukan suatu tindakan-tindakan tertentu demi mencapai suatu

tujuan yang telah disepakati, hal inilah yang dimaksud dengan program-

program merupakan bagian yang sangat penting dan penyusunan program

merupakan bagian yang sangat penting dan penyusunan perencanaan,

karena dengan program adalah menentukan keberhasilan pencapaian suatu

tujuan yang telah diterapkan.

Program merupakan deretan kegiatan yang dilaksanakan untuk

mencapai suatu tujuan. Suatu program menentukan kegiatan secara

bertahap yang menjadi pedoman dalam pelaksanaannya dan program tidak

dapat dipisahkan dari tujuan yang telah ditentukan.7 Pekerjaan ini

dilakukan oleh manager dalam menetapkan urutan kegiatan yang

diperlukan guna mencapai maksud dan tujuan tersebut. Manager

memperkuat langkah tindakan yang diambil sesuai dengan prioritas

pelaksanaannya.

5. Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika

ditinjau dari berbagai aspek. Program ditinjau dari :

6H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2004),edisi revisi, Cet. Ke-3, h. 96 7EK. Muchtar Efendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam (Jakarta:

Bharata Karya Aksara, 1996), h. 75

Page 29: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

29

a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial)

jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah

seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan

jika program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program

tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak

program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program

kemasyarakatan dan sebagainya, klasifikasi tersebut tergantungdari

isi program yang bersangkutan.

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang.

d. Keluasan, ada program sempit, ada program luas, program sempit

hannnya menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas

menyangkut banyak variable.

e. Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar, program

kecil hanya dilaksanakan beberapa orang saja, sedangkan program

besardilaksanakan oleh banyak orang.

f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.

Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,

menyangkut hal yang vital, Sedangkan program yang kurang penting

adalah sebaliknya.8

8Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),

h. 2-3

Page 30: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

30

6. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan hal

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto adalah :

”Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan

pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai

tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak

perlu dilaksanakan , tujuan menentukan apa yang diraih”.

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum biasanya menunjukkan out put dari program

jangka panjang sedangkan tujuan khusus out putnya jangka pendek.9

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat

terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang

sejumlah pelajaran yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar

mengejar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S Nasution bahwa

kurikulum adalah sejumlah mata pelejaran yang harus ditempuh atau

sejumlah pelajaran yang harus dikuasaiuntuk mencapai suatu tingkat atau

ijazah.10

7. Evaluasi Program

Untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang telah dicapai

oleh program, maka haruslah melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi

merupakan kegiatan mengukur dan menilai hasil keberhasilan dari suatu

program atau kegiatan.11

9Ibid, h. 35 10S. Nasution, Azas-azas Kurikulum (Bandung: CV Jenimar, 1975), h. 5 11Wayan Nurkacana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nsional, 1976), h. 85

Page 31: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

31

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting, karena dengan evaluasi kita kita dapat

mengukur dan menilai sesuatu sehingga kita mengetahui nilai dari sesuatu

tersebut. Evaluasi merupaka proses memahami, memberi arti

mendapatkan, mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-

pihak pengmbil keputusan. Dan dari defenisi dari manajemen dan program

tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen program

adalah suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap suatu acara atau suatu

rencana yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok maupun

oleh suatu organisasi.

B. Konsep Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Kata pembinaan berasal dari akar kata bahasa arab yaitu -بني -بناء

yang artinya : membangun, mendirikan, membina.12 Kata bina يبني

berasal dari bahasa Arab kemudian menjadi bahasa Indonesia baku dan

kata bina itu sendiri dalam kamus lengkap bahasa Indonesia modern

artinya bangun.13 Kata bina mendapat awalan ‘pe-‘ dan akhiran ‘-an’

menjadi pembinaan yang berarti membangun, memperbaiki atau

memperbaharui.14

12Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur’an,

1973), Cet. Ke-1, h. 73 13 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern (Jakarta: Pustaka Amani,

t. t), h. 41 14 Poerwadarminto, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1976), h. 380

Page 32: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

32

Sedangkan pembinaan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer

adalah ”proses pembinaan, membina, membangun atau menyempurnakan

upaya mendapat hasil yang lebih baik”.15

Pembinaan menurut istilah adalah : suatu kegiatan untuk

mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada

sebelumnya.16 Begitu pula pembinaan dapat mengandung arti : usaha,

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.17

Pengertian pembinaan yang terakhir adalah suatu upaya, usaha

yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan,

mengarahkan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan

yaitu agar sasaran pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan

sesuatu.18

Demikianlah arti pembinaan yang bermacam-macam berdasarkan

referensi yang berbeda-beda pula, namun penulis mengambil kesimpulan

tentang pengertian pembinaan adalah suatu upaya pengelolaan atau

penanganan berupa melatih, membiasakan memelihara, mengarahkan serta

mengembangkan komponen seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih

baik secara efektif dan efisien.

2. Pengertian Da’i Cilik

Da’i barasal dari kata bahasa arab yang berarti orang yang

mengajak artinya masih umum sifatnya belum terkait dengan unsur lain

15 Peter Salim dan Yanni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern English, 1991)

16 Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategis Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), Cet. Ke-2, h.17

17 Departemen. Pendidikan. Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi, Ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, t. t), h. 17

18 Bp-4, Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera (Jakarta: 1984), h. 8

Page 33: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

33

yang mengikutinya. Dalam pengertian yang seperti tersebut masih

termasuk orang yang mengajak kepada ketidakbaikan. Dalam pengertian

khusus (pengertian Islam) dai adalah orang yang mengajak kepada orang

lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kata-kata,

perbuatan, maupun tingkah laku ke arah kondisi yang baik atau yang lebih

baik menurut syariat al-qur’an dan sunnah. Dalam pengertian khusus

tersebut da’i identik dengan orang yang melakukan amar ma’ruf nahi

mungkar.

Sedangkan Umar hasan mengartikan kata da’i adalah mengundang

atau mengajak, mengundang manusia kepada agama Allah SWT, yakni

agar manusia mau beriman dan mau melaksanakan ajaran-ajaran Allah

SWT.19

Sementara itu M. Syafaat Habib, dalam pedoman dakwah

mengatakan bahwa da’i adalah seorang leader atau pemimpin ”(Sayyidul

Qoum)”. Dia hidup dalam masyarakat yang terus berubah, dan harus sadar

akan perubahan ini kemudian memberikan petunjukknya.20

Bila di ibaratkan da’i adalah seorang guide atau seorang pemandu

terhadap orang-orang yang ingin mendapatkan keselamatan dunia dan

akhirat. Ia adalah petunjuk jalan yang lurus mengerti dan memahami

terlebih dahulu, mana yang harus dilalui dan mana yang tidak boleh dilalui

oleh seorang muslim, sebelum ia memberikan petunjuk jalan pada orang

lain. Sebagai orang yang memahami, mengetahui tentang agama islam, ia

harus mennyatakan sepenuh hati. Karena setiap muslim mempunyai

tanggung jawab atas kelestarian dan kesinambungan islam dan umat islam

19Umar Hasan, Mencari Ulama Pewaris Nabi (Bekasi: Dakta FFM, 1979), h. 135. 20M. Syafaat Habib, Pedoman Dakwah (Jakarta: PT Bumi Restu, 1987), Cet Ke-1, h. 106.

Page 34: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

34

di dunia ini. Oleh karena itu kedudukan da’i di tengah masyarakat

menduduki kedudukan yang penting, ia adalah seorang pemuka( pelopor)

yang selalu diteladani oleh masyarakat sekitarnya, ia adalah seorang

pemimpin di tengah masyarakat walaupun tak pernah dinobatkan secara

resmi sebagai pemimpin. Itulah sebabnya sebagai da’i harus sadar bahwa

tingkah lakunya selalu dijadikan tolak ukur masyarakat.21

Sedangkan Cilik berarti kecil,22 kecil adalah kurang besar

keadaanya daripada biasa,23 sedangkan anak adalah manusia yang masih

kecil.24 Pada umumnya anak kecil adalah mereka yang berada pada usia

dini yaitu usia pra sekolah hingga usia pendidikan sekolah dasar yaitu

berkisar antara 3(tiga) sampai 12(dua belas) tahun.

Setelah mengetahui arti dari kedua kata tersebut penulis dapat

menyimpulkan bahwa Da’i cilik adalah seorang anak kecil atau anak yang

masuk dalam usia sekolah yang mempunyai kemampuan dan kemauan

untuk mengajak, mengundang, menyeru manusia bukan hanya dari

kalangan umur anak-anak saja tetapi juga usia remaja dan orang dewasa

kepada kebaikan dan menyuruh kita untuk menjauhi segala apa yang

dilarang oleh Allah SWT agar manusia mau melaksanakan ajaran-ajaran

Allah SWT.

3. Sistem Pembinaan Karantina Pildacil

a. Pembina

21Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), Cet Ke-1. 22Pusat pembinaan dan pengembangan Bahsa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

Kamus umum Bahasa Indonesia (Jakarta :Balai Pustaka, 1986), cet.ke-IX, h. 205. 23Ibid. h. 457. 24Ibid. h. 39.

Page 35: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

35

Pembina atau murobbi adalah seorang da’i, ia bisa bertindak

sebagai qiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan

Shohabah (sahabat) bagi sang mad’u. Peran yang multi fungsi ini yang

menyebabkan seorang pembina atau murobbi perlu memiliki berbagai

keterampilan memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul.25

Pembina juga adalah orang yang memberi materi untuk mengajak

kepada kebaikan, untuk itu harus orang-orang yang mempunyai

kemampuan berdakwah dengan memahami unsur-unsur dakwah. Dan

dalam buku Ilmu Pendididkan Islam, pendidik atau pembina

merupakan orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain

untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Atau dengan

kata lain, pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang mampu

membawa peserta didik ke arah kedewasaan.26

b. Terbina (mad’u atau peserta didik)

Orang yang menjadi objek dakwah, orang yang masih belum

mengenal islam secara baik, orang yang mempunyai kemauan untuk

memperbaiki diri dan orang yang belum masuk islam maupun orang

yang sudah masuk islam. Mad’u atau peserta didik dapat juga diartikan

sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan

jenis pendidikan tertentu.27

25Satria Hadi Lubis, Menjadi Murobbi Sukses (Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2002), Cet.

Ke-1, h. 3. 26Hj. Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Islam : Pengantar dan Dasar-dasar

pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1, h. 70-71. 27Ibid, h. 69.

Page 36: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

36

c. Materi Pembinaan

Materi merupakan isi yang harus disampaikan dalam proses

pendidikan. Materi juga dapat diartikan segala sesuatu yang langsung

diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam rangka mencapai

tujuan.28 Secara umum materi yang diberikan dalam pembinaan

meliputi hal-hal sebagai berikut :

1). Aqidah

Aqidah merupakan pondasi seorang muslim, kedudukannya sangat

sentral karena aqidah menjadi asas dan sekaligus sangkutan atau

gantungan segala sesuatu dalam islam. Arti Aqidah secara

etimologis adalah ikatan, sangkutan. Dalam pengertian teknis

artinya iman atau keyakinan. Aqidah islam ditentukan dengan

rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran islam.29

2) Akhlak

Pembinaan akhlak sangat penting dan merupakan bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Akhlak adalah

mutiara hidup yang membenarkan manusia dengan hewan.

Perkataan akhlak adalah jamak dari kata ”khuluk” yang artinya

menurut bahasa adat kebiasaan, tabiat dan perangai. Dan menurut

Ali Abdul Halim Mahmud, akhlak adalah suatu sistem yang

lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau

tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.

Karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan

28Ibid, h. 74. 29M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakart : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h.

199

Page 37: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

37

membuatnya berperilaku sesuai dirinya dan nilai-nilai yang cocok

dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.30

3) Ibadah

Ibadah adalah hubungan dengan allah dalam melakukan kewajiban

sebagai seorang muslim. Menurut ajaran islam ibadah dibagi

menjadi dua yaitu a. Ibadah khusus(mahdoh) adalah ibadah yang

ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh allah dan

dijelaskan oleh rasulnya, misalnya ibadah shalat, puasa, zakat dan

haji b. Ibadah Umum (ghairo Mahdoh) adalah perbuatan yang

mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain dan

dilaksanakan dengan niat karena allah misalnya : belajar, mencari

nafkah, menolong orang yang susah dan sebagainya.31

d. Metode Pembinaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan

sebagai cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem unuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

dikehendaki.32

Sedangkan menurut M. Arifin, metode secara harfiah adalah

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Namun

pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Adapun metodenya menurut M. Arifin adalah :

30Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), Cet. Ke-1,

h. 26. 31Ibid. h. 247 32Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3,

h. 415.

Page 38: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

38

1. Wawancara

Yaitu salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiawaan

yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana

sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang

memerlukan bantuan.

2. Metode Group Guidance (bimbingan secara berkelompok)

Yaitu cara pengungkapan jiwa atau batin serta

pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah,

diskusi, dan sebagainya. Metode ini menghendaki bahwa setiap

anak bimbing atau mad’u melakukan hubungan timbal balik

dengan teman-temannya dan bergaul melalui kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat bagi peningkatan pembinaan pribadi.

3. Metode Non Direktif (cara yang mengarahkan)

Metode ini dibagi menjadi 2 macam yaitu :

a. Client Cantered yaitu pembimbing menggunakan sistem

pemancingan yang berupa satu dua pertanyaan yang terarah,

dan mad’u atau anak bimbing diberi kesempatan yang seluas-

luasnya untuk menyampaikan unek-unek.

b. Educatif, yaitu cara pembimbing kepada anak bimbing untuk

mengungkapkan perasaan yang menyebabkan hambatan dan

ketegangan yang diperdalam melalui pertanyaan yang motivatif

dan persuasif (meyakinkan).

4. Metode Psikoanalitis ( Penganalisaan Jiwa )

Yaitu menganalisa kejiwaan melalui gejala tingkah laku baik

melalui mimpi yang menyenangkan atau yang mengerikan yang

Page 39: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

39

muncul pada saat tertentu dalam diri ataupun melalui tingkah laku

yang kadang salah, salah yang tak disengaja atau yang tidak

disadari. Misalnya salah ucapan, salah meletakkan benda, salah

tulis dan lain sebagainya.

5. Metode Direktif ( Metode yang Bersifat Mengarahkan )

Dalam hal ini pembimbing memberikan secara langsungkepada

anak bimbing, jawaban-jawaban yang diperlukan dalam

penyelesaian yang dihadapi, saran-saran diberikan kepada anak

bimbing bagaimana seharusnya ia berbuat.

6. Metode Sosio Metri

Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui kedudukan

anak bimbing dalam hubungan kelompok.33

e. Media atau alat pembinaan

Alat pembinaan merupakan sesuatu hal yang tidak saja

membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan bagi terlaksananya

pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri sebagai perbuatan

atau situasi yang membantu tujuan pembinaan.34

f. Faktor Lingkungan

Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, sekolah

dan masyarakat. Situasi lingkungan berpengaruh pada proses dan hasil

pendidikan.Situasi lingkungan ini meliputi lingkungn fisik, lingkungan

teknis dan lingkungan sosio-kultural. 35

33Ibid, h. 44-50. 34Ibid, h. 74. 35Ibid, h. 75.

Page 40: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

40

BAB III

TINJAUAN UMUM PT LATIVI MEDIA KARYA DAN KARANTINA PILDACIL 5

A. Sejarah Berdirinya Lativi

PT. LATIVI Mediakarya yang berdiri dengan izin prinsip Deppen No.

799/MP/PM/1999 tertanggal 25 Oktober 1999 menghadirkan LATIVI yang

dipancarkan melalui 7 kota besar di Indonesia : Jakarta, Bandung, Semarang,

Solo, Jogyakarta,Surabaya, dan Medan.

Sebagai nuansa baru pertelevisian nasional, LATIVI hadir dengan

sentuhan teknologi mutakhir untuk dinikmati oleh keluarga generasi baru.

LATIVI dirasa tepat hadir di era reformasi saat ini, karena fungsi

utama televisi adalah untuk menghibur masyarakat dengan program hiburan

maupun informasi yang faktual, aktual serta ikut menyelesaikan masalah,

LATIVI dirancang untuk mereka yang tidak lagi perlu keluar rumah untuk

mendapatkan hiburan dan berita yang bermanfaat. Dengan formulasi siarannya

adalah 60% erisi tentang hiburan, 20% tentang berita dan 20% info

komersial.1

B. Visi dan Misi Lativi

Visi

Lativi, pilihan baru televisi Indonesia, selalu terdepan dalam teknologi

dan terbaik dalam penyajian program hiburan dan informasi.

1Situs Lativi, www.Lativi.Com, h. 1.

Page 41: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

41

Misi

LATIVI selalu terdepan, selangkah lebih maju dalam teknologi.

Menayangkan program berkualitas dan memiliki nilai tambah. Menyajikan

informasi faktual, aktual, dan berimbang serta memberi pemecahan masalah.

LATIVI memberi manfaat bagi perusahaan dan masyarakat.2

C. Maksud dan Tujuan Berdirinya Lativi

1. Berorientasi kepada kepuasan pemirsa melalui penyajian program acara

yang berkualitas baik di bidang hiburan, berita, dan values oriented

program.

2. Membangun dan mengembangkan kekuatan melalui penerapan dan

pembangunan sumber daya manusia yang professional.

3. Membangun kepemimpinan positif di kalangan industri pertelevisian.

4. Mengedepankan kepuasan pengiklan melalui penerapan Quality

Programming Strategy, Creative Advertising dan Teknologi Mutakhir.

5. Turut mendorong terbentuknya generasi baru berkualitas.3

D. Area Jangkauan, Studio dan Kebijakan Program.

1. Area Jangkauan

Dari 6 lokasi stasiun transmisi, LATIVI akan menjangkau pemirsa hingga

pada area di sekitar ke 6 lokasi tersebut yang menjangkau sekitar 80 juta

pemirsa yaitu :

2Ibid, h. 2. 3Ibid, h. 3

Page 42: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

42

a. Jakarta meliputi : Jabotabek, Subang, Banten, dan Lampung.

b. Bandung meliputi : Bandung dan sekitarnya, Sukabumi, Cianjur dan

Garut.

c. Jogyakarta meliputi : Jogyakarta dan sekitarnya, Solo, Magelang dan

Sleman.

d. Surabaya meliputi : Surabaya dan sekitarnya, Madura, Tuban,

Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto dan Jombang.

e. Semarang meliputi : Semarang dan sekitarnya, Kudus, Rembang,

Tegal dan Pekalongan.

f. Medan meliputi : Medan dan sekitarnya, Binjai, Deli, Serdang,

Belawan dan Tebing Tinggi.

2. Studio

Untuk dapat merealisasikan program siaran, LATIVI membangun sarana

dan prasarana Studio penyiaran serta pemancar Jakarta.

Adapun sarana dan prasarana studio penyiaran tersebut di Kawasan

Industri Pulogadung, Jl.Rawa terate II No.2 Jakarta menempati luas lahan

20.000 m2 dengan luas bangunan mencapai 30.000 m2.

Diawali dengan studio pemberitaan yang kemudian akan dikembangkan

dengan studio produksi. Semuanya didukung dengan perangkat yang serba

mutakhir dengan teknologi digital.

3. Kebijakan Program

LATIVI adalah sebuah brand, dengan positioning yang sangat jelas.

Karena itulah, LATIVI akan melakukan penilaian terhadap setiap program

(program Assessment) dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

Page 43: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

43

a. Dinamika program

b. Menghargai integritas pemirsa (The Intelligence)

c. Unik namun familiar

d. Memiliki educational values (values oriented driven)

e. Menampilkan ide yang fantastic

f. Original

g. Informasi yang faktual, aktual & seimbang4

D. Sekilas tentang Pildacil dan Karantina Pildacil V

Pemilihan Da’I Cilik atau Pildacil merupakan salah satu program

keagamaan bagi anak-anak sebagai ajang pengembangan bakat khususnya

dalam berda’i. Acara Pildacil ini berdurasi 90 menit dan pertama kali

disiarkan tanggal 08 oktober 2005 disiarkan langsung dari studio 4 lativi

Pasaraya grande lt 9, inilah yang kemudian dikenal dengan Pildacil.

Pemilihan Da’i Cilik atau popular dengan nama Pildacil adalah

program reality Show pertama dari Lativi. Yang misi dan tujuannya adalah

mengutamakan pengembangan moral Fositif dan pendidikan bagi masyarakat.

Lativi menyadari misi dan tujuan yang mulia ini akan lebih optimal jika

dilakukan sejak usia dini dan kepedulian ini diwujudkan melalui program

Pildacil. Pildacil adalah bentuk kompetisi dakwah untuk anak dengan syarat-

syarat sebagai berikut:

1. Dapat diikuti oleh laki-laki dan perempuan

2. Usia 6 – 9 tahun

4Ibid, h. 4-5.

Page 44: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

44

3. Mempersiapkan materi dakwah bebas dengan durasi 3 menit

4. Memahami al-qur’an dan pendalaman agama secara baik

5. Membawa foto diri ukuran post card 3R (close up) sebanyak 1 lembar

6. Mengisi Formulir pendaftaran

Pola audisinya pun hampir sama dengan kompetisi lainnya, keputusan juri dan

panitia tidak dapat diganggu gugat. Dan kriteria penjuriannya adalah sebagai

berikut :

1. Orator

2. Komedian

3. Cute

4. Multitalent5

Pemilihan Daí Cilik yang sudah dilakukan sejak dua tahun yang lalu,

memberikan dampak yang positif buat anak-anak dan orang tua. Hal ini

terlihat dengan ke antusiasan anak-anak, untuk mengikuti Audisi Pemilihan

Daí Cilik di seluruh Indonesia. Kalau di Data terlihat sekali kemajuan anak-

anak yang mendaftar. Mulai dari Pildacil 1 yang hanya diselenggarakan di

beberapa kota di pulau jawa saja, telah menarik simpati masyarakat Indonesia,

untuk mengikuti Audisi pildacil selanjutnya. Disetiap pemilihan hampir di

setiap kota terjadi peningkatan 2 sampai 3 kali lipat peserta yang daftar,

bahkan di Pildacil 5 jumlah peserta yang mendaftar cukup banyak hingga

audisi yang di bandung harus ditutup karena banyaknya peserta yang ingin

mendaftar.

5Wawancara dengan Kepala Sekolah Pildacil, M. Ilham Sembodo, Jakarta, November

2007.

Page 45: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

45

Pemilihan Daí Cilik, mulai dari Pildacil I sampai pildacil 4 tampak

sekali ke khasan setiap episodenya. Contohnya : Pildacil I peserta yang

tergabung di pildacil I dibentuk menjadi seorang Daí yang penuh dengan

keseriusan berdaí untuk sasaran orang tua, dan bisa membuka katup otak

pemirsa seluruh Indonesia tentang Pildacil. Pildacil II mulai merekrut daí-daí

cilik yang berkompeten dari beraneka macam sisi, ada yang mengedepankan

kedaerahannya, bakat seninya, bakat suaranya, bahkan performance dirinya.

Pada pildacil III, membentuk daí-dai cilik yang kuat akan nilai entrepreneur.

Sehingga pada Daí cilik III terlihat karakter yang lepas ketika menguasai masa

dan tidak ada beban, karena karantina membentuk mereka sesuai dengan

adapatasinya di atas panggung. Pada pildacil IV, karantina menyelami lebih

dalam tentang karakter yang dimiliki oleh Daí-daí yang lolos audisi. Pada

pildacil 4 terlihat keluarnya karakter alami yang dimiliki anak-anak sesuai

tahap perkembangannya. Ada yang mempunyai karakter berani, maka

mewujudkan performance ceramahnya dengan berani tanpa ada beban hafalan

sedikitpun. Pada Pildacil Best of The Best, penggabungan dari semua konsep

dari pildacil I sampai pildacil IV, dan yang muncul sebagai bintang dari semua

bintang adalah anak yang mengedepankan metode berceramahnya dengan

karakter-karakter yang mereka miliki dan keluar dengan alami pada saat

berceramah, dan itu dibuktikan dengan munculnya 2 orang Daí cilik yang

berasal dari Pildacil IV.6 Maka dari itu di Pildacil V ini dari keempat konsep

yang pernah dilaksanakan di pildacil sebelumnya akan digabungkan dan para

pembimbing sangat berharap dapat menghasilkan yang terbaik dari pildacil V

6Modul Pildacil 5, h. 1-2.

Page 46: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

46

bukan hanya dari segi anak-anak tapi juga faktor-faktor lainnya yang

mempengaruhi pembinaan mereka di karantina agar kelak menjadi da’i yang

menmberikan tauladan bukan hanya baik di depan para pemirsa televisi atau

bukan hanya ingin mendapatkan hadiahnya tapi lebih dari itu, karantina

berharap menjadikan mereka dan membentuk karakter mereka untuk menjadi

seorang da’i cilik yang dapat memberikan manfaat dan tauladan yang baik

dengan gaya mereka yang masih anak-anak bukan malah memaksakan mereka

menjadi da’i yang dewasa sebelum waktunya.

Karantina Pildacil V yang berada di jalan cinere raya, komplek

perumahan Panorama bukit cinere, depok jawa barat. Dalam memenuhi

keperluan karantina pihak Lativi menyewa 3 rumah yang cukup besar yang

mempunyai 2(dua) lantai, 1(satu) rumah untuk anak-anak Pildacil dan para

pembimbingnya dan 2(dua) rumah lainnya untuk para orang tua dan kru lativi,

berbeda dengan karantina Pildacil IV pada saat itu yang memakai Asrama di

daerah Cibubur, pada Pildacil V ini seluruh anak-anak Pildacil berada dalam

satu rumah, bergabung dengan para pembimbing yang berjumlah 6(enam)

orang, dengan komposisi 1(satu) orang kepala sekolah dan 5(lima)

pembimbing yang terdiri dari 3 orang ikhwan dan 2 orang akhwat, sehingga

kedekatan antara pembimbing dengan para anak-anak dacil dapat dengan

cepat terbangun karena intensitas yang cukup sering dan membuat

pembimbing dapat dengan mudah membaca karakter masing-masing anak

hingga dapat dengan cepat membangun pola komunikasi dan pola pembinaan

yang sesuai untuk setiap karakter anak.7 Bahkan anak-anak di pisah dari orang

7Wawancara dengan Kepala Sekolah Pildacil, M. Ilham sembodo, Jakarta, November

2007.

Page 47: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

47

tua dari latihan sampai tidur, ada saat-saat tertentu para orang tua dapat

menemani anak-anaknya tapi tidak secara penuh, ini dilakukan karena untuk

menghindari preasure atau tekanan dari orang tua yang berlebihan sehingga

dapat mengganggu penampilan mereka dan proses pembentukan mereka

selama di karantina Pildacil V. 8

E. Stuktur Organisasi Karantina Pildacil V

STRUKTUR ORGANISASI KARANTINA PILDACIL LATIVI9

8Wawancara dengan Kepala Sekolah Pildacil, M. Ilham Sembodo, Jakarta, November

2007. 9Ibid.

Lativi

PIC Karantina

Kepala Rumah Tangga PILDACIL

Wakil Ka. RT Pildacil

Driver Pengurus Rumah

Juru Masak

Juru Cuci Piring

Pembimbing

Kepsek Karantina

Penanggung Jawab Materi/Psikologi

Karantina

Pembimbing Pembimbing

Page 48: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

48

F. Program pembinaan pada karantina Pildacil V

PROGRAM PEMBINAAN PILDACIL V10

No Program Sebab Diperlukan Waktu PJ Uraian Kegiatan Pronogsa 01 IBADAH Adanya kebutuhan

mengenalkan, mengerjakan dan membiasakan ibadah kepada peserta

04.00 sampai jam 04.00 pagi lagi

Bapak Asrama dkk

Shalat Fajar, Shalat duha, Shalat Sunat rawatib dan Zikir, Doa, Tilawah, Kultum serta Qiyamulail dll.

Insya Allah program jadi milik peserta Akselarasi program

02 20 KARAKTER

Kebutuhan mendesak agar ada internalisasi karakter kepada peserta Terutama dalam memberikan kekuatan dalam materi

07.30 – 09.30 ( rutin ) dan Setiap kesempatan

Bapak Asrama dkk

Empati – Penolong – Terbuka – Toleransi –Peduli – Humor – Respek – Loyal – Sabar – Damai – Penuh motivasi – Tanggungjawab – Jujur – Disiplin – Kooperatif -

Perubahan pada tingkah laku peserta Peserta semakin dalam mengenal karakter tokoh dalam materinya

03 MATERI TAMBAHAN (konsep diri)

Kebutuhan peserta akan kuatnya penampilan dan sejenisnya

15.00 – 17.30 Idem Olah Tubuh – Olah Vokal – Olah Tempat

Peserta lebih enak dan mudah dalam penampilan

04 COMMUNITIES SERVICE LEARNING

Peserta membutuhkan bentuk kongkrit dari nilai-nilai

Setiap hari selasa atau kamis

Idem Conditioning Magang, kerja di tempat umum

Hands On dari Minds on materi

05 TOUR PERFOMANCE

Peserta membutuhkan wahana ekspresi

Setiap ada kesempatan

Idem Conditioning Kunjungan dan Penampilan di SD Islam sejenis, Majlis Ta’lim dan sejenis

Peserta bangkit harga diri Pembiasaan

06 EDUCATIONAL FIELD TRIPS

Peserta membutuhkan keseimbangan aktifitas

Tiga kali selama program

Idem Kunjungan ke tempat yang sdh ditentukan Sharing dan Jurnal

Peserta senang dan tetap semangat

07 TEMU TOKOH

Peserta membutuhkan idola

Setiap hari jumat

Idem Persiapan Kunjungi Tokoh untuk memberikan dukungan motivasi

Peserta mendapat semangat

08 PELAJARAN SEKOLAH

Sebagian peserta di tengah ujian sekolah

Setiap rabu dan kamis

Idem Pendampingan KBM Anak-anak merasa tenang dalam berlomba

09 MATERI ORANG TUA

Orang tua membutuhkan konsep parenting yang patut

Tiga sampai empat kali selama program

Tim Parenting

Assesment Pelatihan Komunikasi dan Pendidikan Anak Patut Konsultasi

Orang tua mendapat paradigma baru

10Modul Pildacil 5, h.

Page 49: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

49

G. Sarana dan prasarana yang ada di Karantina Pildacil V

Sarana dan prasarana yang ada di karantina pildacil 5 sebagai berikut :

1. 2 (dua) buah mobil operasional Lativi.

2. 1 (satu) buah Laptop.

3. Ratusan buku cerita anak dan remaja serta novel islami untuk menambah

wawasan para penghuni karantina dari anak-anak, kakak pembimbing,

orang tua hingga kru lativi.

4. Puluhan mainan anak-anak yang menunjang kegiatan karantina mulai dari

fuzzle sampai permainan melatih otak.

5. Bola basket, bola tendang, bola voly dan raket serta matras untuk

menunjang kegiatan olah raga anak-anak.

6. Alat-alat penambah kreatifitas seperti ( buku gambar, pulpen, pensil,

rautan, penghapus, crayon, cat air dan lain-lain).

7. 1 (satu) buah printer untuk menujang pembuatan naskah.

8. 2 (dua) buah radio untuk menunjang program pelatihan konsep diri dan

latihan menari di karantina.

9. Buku fiqh, shiroh nabawiah, aqidah dan alqur’an untuk menunjang

pembuatan naskah.

10. 1 (satu) buah gitar untuk menunjang kreativitas anak serta menimbulkan

keceriaan pada anak.

11. Kertas Hvs dan asturo untuk menunjang pembuatan naskah dan kreativitas

anak.

Page 50: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

50

12. Obat-obatan untuk menunjang kesehatan anak-anak dacil dan para

penghuni karantina.

13. Kaset nasyid dan cd film anak-anak untuk menambah wawasan anak.11

H. Keadaan Da’I Cilik pada saat datang ke Karantina Pildacil V

16 anak yang terpilih menjadi Da’I Cilik dari seluruh indonesia,

berkumpul di sebuah rumah yang biasa di sebut Rumah Dacil. Bermula

mereka di seleksi dari daerahnya masing-masing. Antara lain : Jakarta terpilih

Da’i asal ciputat tanggerang : Farhan, Da’i asal Depok Wafa dan Da’i asal

Serang Banten Irun . Bandung terpilih da’i asal kabupaten Bandung Pipit dan

Da’i asal Cimahi Arul. Jogyakarta terpilih Da’i asal jogya yayank dan Da’i

asal Pati Qarin. Surabaya terpilih Da’i asal tulungagung Kiky dan Da’i asal

Probolinggo Alan. Medan terpilih Da’i asal Langkat Fahri dan asal medan

Sari. Palembang terpilih da’i Fatur. Banjarmasin (KalSel), terpilih Royyan.

Samarinda ( KalTim) terpilih Rizali. Balikpapan terpilih Nanda. Makasar

terpilih Eko. Ke- 16 Dacil ini di tatar, dibina, ditempa demi mengikuti sebuah

kompetisi besar yang diselenggarakan oleh Lativi, yaitu Pildacil ( Pemilihan

Da’I Cilik). Da’i Cilik yang terpilih dari 10 kota besar di Indonesia, datang

dengan didampingi oleh salah satu orangtuanya atau kerabatnya.

Masa-masa awal di karantina Pildacil, belum terlihat karakter dari

masing-masing anak-anak dan apa kebiasaan yang sering dilakukan oleh anak-

anak ini sebelum mereka masuk dalam karantina Pildacil, namun dari hasil

beberapa percakapan dengan beberapa anak dacil pada saat mereka datang,

11Wawancara dengan Kepala Sekolah Pildacil 5, M. Ilham smbodo, Jakarta, November

2007.

Page 51: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

51

ternyata beberapa diantara mereka memang mempunyai kecerdasan yang luar

biasa, dari yang sangat senang membaca sampai senang ber olahraga, dan

yang lebih mengejutkan adalah ketika para dacil dengan inisiatif sendiri

melakukan shalat tahajud bersama pada malam pertama di rumah dacil,

subhanallah, sungguh hal yang sangat luar biasa untuk ukuran usia mereka.

Namun masih tampak jelas beberapa Da’i yang belum nyaman dan perlu

dipancing terlebih dahulu baru berbicara : Seperti Qarin, Alan, Kiky, Eko,

Arul. Namun juga ada Dacil yang sudah sangat aktif dan tidak malu-malu lagi

berbicara, seperti Royyan, Pipit, Wafa, Irun dan yang lainnya hanya berbicara

seperlunya. Begitu banyak keunikan dan kepolosan yang tampak dan yang

dapat terlihat dari masing-masing anak.

Proses pembinaan yang dilakukan oleh karantina pildacil sangat

berharap dapat menghasilkan da;i yang berkualitas tidak hanya dari segi

performance tapi juga berhasil mencetak da’i-da’i yang mempunyai suri

tauladan dan dapat menjadi da’i yang dapat melakukan apa yang dia katakan

bukan da’i yang tidak melakukan apa yang mereka katakan.

Page 52: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

52

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DA’I CILIK DI KARANTINA PILDACIL V LATIVI JAKARTA

A. Manajemen Program Pembinaan Da’I Cilik pada karantina pildacil V

Salah satu tayangan yang menarik dan nampaknya mendapatkan

apresiasi fositif dari masyarakat luas adalah pemilihan da’i cilik, yang biasa

disingkat dengan Pildacil. Sebagaimana yang diharapkan, pildacil adalah

tontonan yang menarik dan mendidik bagi anak-anak kita. Karena itu perlu

analisis yang mengaitkan antara pildacil sebagai produk media televisi dengan

visi pendidikan dunia anak. Dua sector ini, televisi dan anak memang sangat

berkaitan. Visi pendidikan dapat teraplikasi dan dapat kita lihat pada program

apa saja yang dilakukan selama mereka para dai cilik berada dalam karantina

pildacil.1

1. Penetapan program pembinaan pada karantina Pildacil V

Penetapan program berdasarkan jangka waktu maka program pembinaan

yang ada di karantina adalah :

a. Jangka Panjang :

Membina serta melatih mental para da’i cilik selama 4 bulan di

karantina serta mencetak para da’i cilik yang berkualitas dalam

berdakwah di Televisi maupun di lingkungan masyarakat.

1M. Fauzil Adzim, Ruang Ekspresi Alternatif Anak, diakses pada 27 oktober 2007 dari

www.Republika.com.

Page 53: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

53

b. Jangka Menengah :

1. Pelatihan Konsep Diri Peserta Pildacil adalah semacam pelatihan

yang diberikan oleh pembimbing kepada para dai cilik untuk

menunjang penampilan mereka saat live dan menambah kepekaan

mereka terhadap lingkungan dan orang-orang yang ada di

sekitarnya. Seperti Music Connection tujuannya adalah Melatih

bahasa tubuh dan mencairkan suansana, ekspresi diri tujuannya

adalah melenturkan artikulasi, melatih pemakaian informasi

dengan tepat dan menghayati peran, kata berkait tujuannya adalah

merangsang kreatifitas dan spontanitas, magic number tujuannya

adalah melatih kesabaran, mempererat keterikatan hati dan

membaca karakter peserta, rancang bangun tujuannya adalah

mengasah team work/leadership, merangsang kreatifitas dan

belajar menghargai diri sendiri dan orang lain, melukis lagu

tujuannya adalah mampu membuat sebuah karya sesuai situasi dan

kondisi peserta, mengasah argumentasi peserta dan peka,

memunculkan sifat simpayi dan empati peserta terhadap

lingkungan disekitar, cermin diri tujuannya adalah melatih gerakan

atau kinestatis tubuh dan menjadi diri sendiri lebih nikmat dari

pada menjadi orang lain, perang kertas tujuannya adalah belajar

mengendalikan emosi.2

2. Comunities Servis Learning seperti mengadakan ngamen disekitar

daerah karantina, kegiatan ini berjalan selama 2kali selama

2Wawancara dengan Pembimbing Pildacil, Imam, Jakarta, November 2007.

Page 54: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

54

karantina berlangsung, dan mendapatkan uang sekitar 120.000

rupiah dan uang hasil mengamen anak-anak dacil diberikan kepada

kakak pembimbing untuk diserahkan kepada anak yatim yang

membutuhkan.3

3. Tour Performance yaitu kunjungan penampilan dan ceramah di

sebuah SMU, mesjid atau majelis taklim sebagai wahana ekspresi

peserta dan pembangkit harga diri peserta agar ketika mereka

tampil di depan kamera lebih percaya diri. Program ini berjalan

sebanyak dua kali selama di karantina yaitu di Mesjid Al-Barokah

Depok Timur dan di SMU Yapemri Depok masyarakat pun sangat

antusias melihat para dacil beraksi di depan masyarakat.4

4. Educational Field Trips yaitu kunjungan ke tempat wisata sebagai

program penyeimbang dan sebagai sarana hiburan agar dapat

menambah semangat untuk para dacil dan seluruh elemen yang ada

di karantina Pildacil 5. Kegiatan ini berlangsung sebayak 14 kali

yaitu ke Curuq Cilember, Planetarium, Monas, Gunung Mas, Sea

World, Keong Emas TMII, Gelanggang Samudra, Pasir Mukti, Ice

World, Villa Mira milik Menpora Adiyaksa Dault, Taman Bunga

Nusantara, Gondola, Fun World, dan ke Dufan.5

5. Materi Orang Tua yaitu program yang diadakan untuk menunjang

program pembinaan yang ada di karantina Pildacil 5, kegiatan ini

berjalan sebanyak 6 kali yang materinya berisi antara lain tentang

Pola asuh anak dan Pola komunikasi Pembinaan anak. Dan

3Ibid. 4Ibid. 5Ibid.

Page 55: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

55

pembicara yang mengisi dalam pelatihan Orang tua antara lain

adalah Ibu Ery Soekrisno, Bpk Irwan, Bpk Bendri, Bpk Dodo, Bpk

Agus dan Bpk Udin.6

c. Program jangka pendek :

Program jangka pendek yang dilaksanakan selama di karantina Pildacil

adalah program harian yang terdiri dari kegiatan ibadah harian seperti

shalat wajib, shalat sunnah seperti (shalat tahajud, shalat duha, shalat

sunnah rawatib, dll.), kultum pada saat ba’da shalat subuh oleh kakak

pembimbing, bedah ayat oleh kakak pembimbing secara bergantian

dan disusul oleh anak-anak dacil secara bergantian pula, tilawah, bedah

hadits oleh kakak pembimbing dan anak-anak dacil secara bergantian

serta dzikir dan doa yang dilakukan secara bergantian antara para dacil

dan kakak pembimbing.

2. Penjadwalan dan penetapan tempat program pembinaan

Dalam hal penjadwalan program pembinaan yang ada di karantina

Pildacil terbagi dalam beberapa jenis yaitu :

a. Kegiatan yang dilakukan setiap hari seperti ibadah harian, kultum,

bedah ayat, tilawah, bedah hadits, shalat sunnah, olah raga, sekolah,

latihan hafalan dan latihan performance dll. Kegiatan ini dilakukan di

rumah dacil setiap hari baik di lantai satu maupun di lantai dua serta di

sekitar komplek panorama bukit Cinere.

b. Kegiatan yang dilakukan setiap minggu seperti educational field trips

atau jalan-jalan yang dilakukan setiap minggu untuk membuat para

6Ibid.

Page 56: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

56

dacil, orang tua serta pembimbing merasa senang dan refresing setelah

selama 5 hari para dacil, orang tua serta para pembimbing bekerja

keras dalam melatih, berlatih, menghafal naskah dan melatih

performance para dai agar dapat tampil baik di layar televisi, kegiatan

ini dilakukan setiap hari Selasa ke tempat-tempat wisata yang dapat

menghibur, setelah itu ada juga pelatihan orang tua yang dilakukan

pada Selasa malam, yang materinya tentang pola asuh anak dan juga

agar para orang tua tidak terlalu mengintervensi anak-anak dalam hal

penampilan agar anak-anak pun tidak merasa terbebani oleh intervensi

orang tua yang kadang tanpa sadar mereka lakukan agar si anak dapat

tampil dengan baik tanpa mengindahkan sebatas mana anak tersebut

punya kemampuan dan dapat melakukan apa yang diinginkan oleh

orang tua. Selain itu juga ada pelatihan untuk para dacil yaitu pelatihan

konsep diri, agar para da’i dapat merasa percaya diri dengan apa yang

ada pada dirinya, dengan materi yang sangat beragam dari pelatihan

olah vokal hingga olah tubuh, pelatihan ini dilakukan pada setiap senin

malam setelah evaluasi massal yang dilakukan oleh kakak pembimbing

dan para da’i, pelatihan dilakukan di lantai dua rumah dacil. Selain itu

juga ada evaluasi massal yang dilakukan di rumah dacil setiap hari

senin malam agar para dai tahu mana yang salah dan mana yang harus

diperbaiki dalam penampilan mereka.7

7Ibid.

Page 57: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

57

3. Penetapan biaya program Pembinaan

Penetapan biaya program pembinaan ada yang dilakukan oleh

pihak Lativi yang ada di karantina seperti pembiayaan program

educational Field Trips, transportasi yang dilakukan para dai untuk ke

sekolah serta pembiayaan untuk kesehatan mereka seperti pergi ke dokter,

pembelian obat-obatan, vitamin dan makan para dacil, orang tua serta

pembimbing. Dan ada juga pembiayaan yang dilakukan oleh pembimbing,

seperti pembelian alat-alat penunjang pembinaan seperti buku-buku,

perlengkapan sekolah, pensil warna, buku gambar, dan berbagai macam

alat permainan.8

4. Proses Manajemen Program Pembinaannya

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan.9 Dan manajemen yang baik adalah

apabila setiap unsur yang ada dapat dijalankan dengan baik dalam sebuah

organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, adapun tujuan yang

ingin dicapai dalam karantina Pildacil ini adalah terbentuknya karakter

para dacil yang menunjukkan bahwa mereka adalah para dacil yang

memang benar-benar da’i yang bisa berdakwah bukan Cuma bisa

menyampaikan kata-kata yang sudah terkonsep dengan baik dalam naskah

ceramah mereka tetapi memang mereka punya kemampuan yang baik

8Wawancara dengan Kepala Sekolah Pildacil, M Ilham Sembodo, Jakarta, November

2007. 9 James A.F. Stoner, Management, Prentice / Hall International, Inc., Eng-jewood Cliffs,

New York, 1982, h. 8

Page 58: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

58

dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah karena terpancar dari dalam

diri mereka serta mereka dapat dengan baik tampil dalam penampilan

mereka di layar televisi. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk mencapai sebuah tujuan dalam pembinaan Pildacil ini adalah :

a. Perencanaan Program

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada

organisasi tujuan-tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk

pencapaian tujuan-tujuan itu.10

Untuk mencapai tujuan tersebut maka harus ada sebuah

perencanan yang matang dalam menentukan program apa saja yang

bisa membuat tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud, dalam

pembuatan program pembinaan para dai pada karantina Pildacil V ini

ada beberapa program yang memang sudah pernah dilakukan pada

pildacil-pildacil sebelumnya seperti pelatihan konsep diri,

pembentukan 20 karakter, educational field trips, comunities servis

learning, tour preformance, pelajaran sekolah serta program ibadah

namun belum berjalan baik dalam pengorganisasiannya dikarenakan

karantina hanya berjalan selama 2 bulan jadi waktu yang ada selama

karantina hanya terkuras untuk memperbaiki kualitas ceramah mereka

saja hingga hampir tidak ada waktu untuk membahas serta

memberikan program yang dapat meningkatkan kualitas mereka secara

ibadah maupun akhlak, ini sangat berbeda dengan yang di alami pada

Pildacil V, pada Pildacil V karantina berjalan selama 4 bulan penuh

10 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1998), Cet. Ke-13,

h.23

Page 59: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

59

maka program yang belum berjalan maksimal pada pildacil

sebelumnya karena kendala waktu dimasukkan kembali dalam

program Pildacil V dan ditambah program untuk orang tua serta

program temu tokoh yang sangat diharapkan dapat membantu proses

pembinaan yang dijalankan pada karantina, penyusunan program

dilakukan oleh kepala sekolah pildacil atau bisa juga disebut sebagai

manajer, secara umum ”manajer” berarti setiap orang yang mempunyai

tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya

organisasi lainnya.11 Penyusunan program dilakukan oleh manajer atau

kepala sekolah Pildacil berdasarkan pengalaman-pengalaman pada

Pildacil-pildacil sebelumnya, karena ketika perekrutan awal para

pembimbing, program yang ada telah disusun oleh kepala sekolah

Pildacil dan dimasukkan ke dalam modul Pildacil 5 interaktif, jadi

ketika para pembimbing telah terekrut, para pembimbing tinggal

menjalankan program yang telah disusun serta melakukan upaya-upaya

yang harus dilakukan dalam penerapan program yang ada hingga

dapat berjalan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah 1) penentuan sumber daya-sumber

daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

organisasi, 2) perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau

kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah

11 ibid, h. 17

Page 60: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

60

tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4)

pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu

untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur

formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.12

Berdasarkan teori yang ada di atas pengorganisasian yang ada pada

karantina Pildacil 5 adalah setelah manajer atau kepala sekolah

menetapkan program yang sesuai berdasarkan tujuan maka kepala

sekolah menentukan siapa yang akan menjadi koordinator dalam

masing-masing program dari persoalan ibadah harian siapa yang akan

menjadi imam dalam sholat, kultum dan bedah ayat, penentuan yang

menjadi koordinator dalam pelatihan konsep diri, hingga yang menjadi

kakak asuh untuk masing-masing anak ini dilakukan pada pembinaan

karantina karena untuk memudahkan para pembimbing untuk

membaca karakter anak dan agar para pembimbing dapat fokus dalam

memantau para dacil dari segi ibadah, psikologi, maupun dalam hal

pembentukan karakter. Masing-masing pembimbing diberikan

kewenangan untuk menggali potensi yang ada dalam diri masing-

masing anak yang menjadi tanggung jawab dari masing-masing

pembimbing, hingga dari hasil menggali tersebut dapat diketahui

karakter anak setelah diketahui karakter masing-masing anak itu akan

lebih memudahkan pembimbing untuk menemukan cara yang efektif

untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam proses pencapaian

12Ibid, h. 24

Page 61: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

61

tujuan pembinaan, dan tentunya ini semua sudah sangat sesuai dengan

teori pengorganisasian yang ada menurut penulis.

c. Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun,

langkah berikutnya adalah menugaskan para karyawan untuk bergerak

menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini melibatkan kualitas,

gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan pemimpin

seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.13 Dalam hal pengarahan

kepala sekolah Pildacil sangat membantu para pembimbing untuk

menentukan sikap dan bertindak dalam membina para dacil, dalam

setiap evaluasi yang dilakukan para pembimbing, kepala sekolah

pildacil selalu memberikan masukan-masukan tentang pola pembinaan

yang efektif serta penanganan anak-anak yang baik apabila para

pembimbing merasa kesulitan dalam menangani anak didiknya, dalam

fungsi ini kepala sekolah pildacil dan para pembimbing selalu

mendiskusikan permasalahan yang ada selama proses karantina dan

langsung menentukan solusi yang tepat sehingga permasalahan yang

timbul tidak terlalu berlarut-larut dan bisa segera diatasi, selain

memberikan arahan yang baik guna mencapai tujuan yang diinginkan,

kepala sekolah juga selalu memberika motivasi kepada para

pembimbing baik pada saat evaluasi berlangsung maupun secara

personal.

13Ibid, h. 25

Page 62: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

62

d. Pengawasan

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi

pengawasan (controling), atau sekarang banyak digunakan istilah

pengendalian. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan

peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai

dengan yang telah ditetapkan.14 Dalam fungsi ini karantina juga

menerapkan fungsi pengawasan melalui evaluasi yang diadakan setiap

senin malam, namun itu bukan hari yang mutlak dalam mengadakan

evaluasi, evaluasi pada karantina dapat dilakukan juga pada saat-saat

yang diperlukan misalnya pada saat latihan menghafal naskah dan

apabila ada permasalahan mendadak yang menuntut para pembimbing

untuk segera mengadakan evaluasi.

Akhirnya dari hasil analisis yang penulis lakukan berdasarkan

teori yang ada digabungkan dengan kenyataan yang ada di lapangan

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen yang

dilakukan pada karantina Pildacil 5 sudah sangat baik, dikarenakan

karantina sudah sangat menerapkan manajemen berdasarkan teori yang

ada, dari mulai perencanaan sampai pada pengawasan.

5. Evaluasi program

Dalam fungsi ini karantina juga menerapkan fungsi pengawasan

melalui evaluasi yang diadakan setiap senin malam, namun itu bukan hari

yang mutlak dalam mengadakan evaluasi, evaluasi pada karantina dapat

dilakukan juga pada saat-saat yang diperlukan misalnya pada saat latihan

14Ibid, h. 25

Page 63: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

63

menghafal naskah dan apabila ada permasalahan mendadak yang menuntut

para pembimbing untuk segera mengadakan evaluasi.

C. Sistem Pembinaan Da’i cilik pada Karantina Pildacil V

Sistem menurut Zahara Idris yang dikutip dalam buku Ilmu Pendidikan

Islam karangan Hj Zurinal Z, siatem diartikan dengan suatu kesatuan yang

terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur

sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur

tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai hasil.15Proses suatu

sistem dimulai dari masukan (input) kamudian diproses (processed) dengan

berbagai aktivitas dengan melibatkan berbagai komponen atau elemen yang

ada dalam suatu sistem untuk menghasilkan keluaran (output).16

Proses pembinaan atau pendidikan adalah kerja sebuah sistem yang di

dalamnya ada 7 faktor atau komponen yang saling mengisi dan saling

berhubungan secara fungsional. Jika salah satu faktornya tidak berfungsi maka

secara umum proses pembinaan tidak akan berjalan, atau sekurang-kurangnya

tidak bisa mencapai tujuan yang telah direncanakan.17 Uraiannya sebagai

berikut :

1. Pendidik

Secara terminologi, pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berasal dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat

untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sebagai

15Hj. Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Islam: Pengantar dan Dasar-dasar

Pelaksanaan Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.Ke-1, h. 57 16 ibid, h. 59 17 Ibid.

Page 64: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

64

tutor, pendidik, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya.18

Sebagai tenaga pendidik yang profesional seharusnya mempunyai

kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dari sebuah institusi

pendidikan, menurut Satria Hadi Lubis dalam bukunya yang berjudul

menjadi Murabbi sukses, kriteria atau syarat yang perlu dipenuhi seorang

pendidik antara lain :

1. Memiliki pengetahuan tentang Islam sebagai minhajul hayah (metode

hidup).

2. Mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf Arab, meskipun

tingkat dasar.

3. Tidak terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an.

4. Mempunyai kemampuan mengorganisir.

5. Mempunyai kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah.

6. Mempunyai kemampuan menyampaikan ide dan pengetahuannya

kepada orang lain.

7. Berusaha menghiasi dirinya dengan akhlak islami, khususnya Akhlaq

sebagai seorang pendidik.19

Karantina Pildacil merekrut 5 orang sebagai pembimbing yang

mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dan tidak

semua pembimbing berasal dari praktisi keilmuan untuk anak-anak, namun

5 orang yang terjun sebagai pembimbing, sudah cukup lama berkecimpung

18 ibid, h. 71 19 Satria Hadi Lubis, Menjadi Murobbi Sukses (Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2002), h.

10

Page 65: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

65

dalam dunia anak-anak, karena 5 orang yang direkrut untuk menjadi

pembimbing Pildacil 5 banyak yang menjadi guru, baik itu guru TK, SD,

bahkan guru privat. Jadi setidaknya mereka cukup mengerti tentang

psikolog anak apalagi mereka sangat terbantu dengan adanya kepala

sekolah yang sudah cukup berpengalaman dalam karantina Pildacil, dari

pildacil-pildacil sebelumnya. Karena dalam prasyarat untuk menjadi

pembimbing Pildacil adalah mencintai anak-anak, sabar dan mempunyai

semangat belajar yang tinggi, mengapa ke 3 syarat ini yang diutamakan,

karena dalam karantina Pildacil terkumpul berbagai macam anak dari

berbagai daerah dan dengan berbagai macam karakter, jika pembimbing

yang direkrut tidak mencintai anak-anak dan tidak sabar maka,

pembimbing akan sangat kuwalahan dalam mendidik mereka, namun jika

ini semua dilakukan secara profesional maka itu bukan suatu kendala

malah merupakan sebuah tantangan. Selain 3 syarat yang paling utama,

berdasarkan teori yang ada proses perekrutan pembimbing pada karantina

Pildacil pun, tidak mengabaikan sisi keilmuan keislaman para pembimbing

baik dari sisi pengetahuan agama maupun karakter personal, ini bisa

dilihat dari aktifivitas mereka baik sebagai guru maupun aktivis yang lain.

Dan ini pun terbukti dari tempat mereka mengajar rata-rata mereka

mengajar di sekolah Islam dan mengajar pengetahuan agama. Secara

otomatis seorang guru akan mempunyai kemampuan yang sangat

dibutuhkan dalam hal mendidik para anak didik dengan berbagai macam

latar belakang dan karakter.

Page 66: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

66

Pembina sesungguhnya salah satu faktor yang mau tak mau harus

ada dalam sebuah proses pembinaan, peranannya sangat penting dalam

pembentukan karekter anak selama di karantina Pildacil, dalam karantina

Pildacil 5 pembina Karantina, terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah dan di

bantu 3 orang Kakak Asuh Laki-laki dan 2 orang kakak Asuh perempuan.

Mentor karantina akan direkrut dengan beberapa prasyarat, antara lain:

a. Mencintai Anak-anak

b. Sabar

c. Semangat Belajar yang tinggi.

Dengan prasyarat yang dimiliki oleh mentor, ini akan membantu

Koordinator untuk menstimulus kemampuannya dengan waktu yang

singkat.20 Proses rekruitmen berlangsung di kantor As-Syamil di jalan

Pejaten Raya no 29 A Villa Pejaten Mas Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Proses rekruitmen cukup ketat sebab hanya diambil 5 orang saja yang akan

menjadi Pembimbing.21 Dan diantara syaratnya adalah mengerti akan

anak-anak dan mencintai anak-anak sebab ketika di karantina para

pembimbing tidak hanya bekerja untuk menjadi pembimbing tapi lebih

jauh dari itu para pembimbing pun mempunyai beban moral untuk benar-

benar dapat mencetak da’i yang berkualitas terlebih masalah ibadah dan

akhlak tentunya sesuai dengan kapasitas mereka sebagai seorang anak-

anak yang masih polos ibarat kertas putih yang siap di rangkai dengan

kata-kata indah bukan coretan yang tak bermakna. Setelah proses

rekruitmen para pembimbing yang terpilih, mereka diberikan training

20 modul Pildacil 5, h. 2. 21 wawancara dengan kepala sekolah Pildacil, M. Ilham sembodo, Jakarta, November

2007.

Page 67: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

67

yang dapat menunjang kegiatan karantina seperti pola asuh anak serta

penanganannya.

Setelah masuk dalam tim Pembimbing Pildacil V, ditambah 1orang

kepala sekolah, lalu para pembimbing mulai merangcang acara

penyambutan untuk para dacil pertama kali di karantina, dan merancang

apa saja yang dibutuhkan untuk pensuksesan program yang telah ada yang

sesuai dengan kebutuhan pembinaan karantina Pildacil V.

2. Anak Didik atau Mad’u

Unsur anak didik dengan segala unsur kognitif, afektif dan

psikomotoriknya yang akan mempengaruhi proses dan keluaran atau hasil

pendidikan.23 Kalau dapat diartikan arti dari kognitif adalah kondisi atau

kemampuan berfikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan

seseorang dalam rangka mencari solusi atas permaslahan yang dihadapi,

dan afektif adalah merupakan perasaan yang dimiliki individu yang

diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap

dan perilaku sedangkan Psikomotorik adalah kemampuan atau kecakapan

keterampilan yang dimiliki masyarakat dalam upaya menbangun atau

mendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas. Para dacil saat

pertama kali datang ke karantina Pildacil memang mempunyai kondisi

yang berbeda-beda dari segi keilmuan, sikap dan keterampilan, bila dilihat

dari segi keilmuan para dacil masih bersekolah di bangku sekolah dasar di

kelas 1 SD atau yang umurnya 6-7 tahun ada Farhan dari Jakarta, Nanda

dari Balikpapan dan Alan dari Probolinggo, di kelas 2 SD atau yang

23H. M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. Ke-1, h. 67

Page 68: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

68

berumur 8 tahun ada Irun dari Serang, Arul dari Bandung dan Royyan dari

Banjarmasin, di kelas 3 yang berumur 8 tahun ada Fahri dari Langkat dan

Fatur dari Palembang, di kelas 4 SD atau yang umurnya 8-9 tahun ada

Rizali dari Samarinda, Qarin dari Yogyakarta dan Wafa dari Jakarta, di

kelas 5 SD atau yang berumur 10-11 tahun ada Kiky dari surabaya, Sari

dari Medan, Pipit dari Bandung dan Eko dari Bone. Kalau dilihat dari segi

keilmuan formal sudah tentu mereka berbeda-beda namun jika dilihat dari

pengetahuan agama yang dimiliki para dacil tentu sangat berbeda

contohnya adalah Royyan walaupun dia masih kelas 2 SD tetapi

kemampuannya dalam pengetahuan agama sangat baik sekali bahkan

dapat mengalahkan pengetahuan yang dimiliki oleh kakak kelasnya seperti

Kiky dan Sari. Kalau dilihat dari kemampuan baca Qur’an sudah tentu

Alan, Farhan dan Nanda kalah dari Qarin, karena qarin dalam hal baca

Qur’an sangat baik dari panjang pendeknya, makhrojul huruf hingga

hukum yang ada pada bacaan Al-Qur’an. Dan kalau dilihat dari sikap atau

dalam bahasa pendidikan biasa disebut Afektif para Dacil pun punya

karakter yang berbeda-beda seperti Qarin, Alan, Kiky, Eko dan Arul ketika

masuk karantina seorang anak yang pendiam, kalau Royyan, Pipit, Wafa

dan Irun mempunyai karakter yang sangat aktif, tanpa malu-malu dan

sangat ceriwis dan mudah beradaptasi dengan teman-teman yang lain,

sedangkan Rizali, Sari, Farhan, Nanda, Fathur, Yayang dan Fahri

mempunyai sikap yang biasa-biasa saja tidak terlalu banyak bicara tapi

juga tidak terlalu diam. Kalau dari segi keterampilan yang dimiliki Dacil

atau dari segi Psikomotoriknya memang ada beberapa Dacil yang

Page 69: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

69

mempunyai keahlian dalam hal olahraga seperti eko, mendongeng seperti

Qarin bernyanyi seperti Kiky, Sari dan Nanda, berorasi seperti Rizali dan

irun selebihnya mempunyai kemampuan yang standar. Tentunya itu semua

adalah kemampuan, sikap dan keterampilan yang mereka miliki ketika

awal mereka datang ke rumah Dacil pertama kali.

c. Materi Pembinaan

Materi dapat diartikan segala sesuatu yang diberikan oleh pendidik

kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau

pembinaan. Dalam penyusunan materi ini terdapat beberapa syarat utama

dalam pemilihan materi pendidikan yakni sebagai berikut :

1. Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Materi harus dengan peserta didik.24

Berdasarkan tujuan pembinaan karantina Pildacil menetapkan

materi pembentukan 20 karakter seperti empati, amanah, tolong menolong,

kasih sayang, kerja sama, cinta dll. Materi ibadah seperti yang berkaitan

dengan masalah ibadah harian yang dilakukan oleh para dacil serta

keutamaannya yang selalu disampaikan pada setiap kesempatan baik

formal maupun informal. Kisah-kisah para sahabat atau ulama terdahulu

yang dapat diambil pelajarannya atau hikmahnya, bedah ayat-ayat pilihan

ataupun bedah ayat sesudah shalat wajib serta bedah hadits-hadits pilihan,

Materi konsep diri seperti materi olah tubuh dan olah vocal, dan materi

orang tua, materi yang diberikan tidak hanya untuk para pembimbing

tetapi juga untuk orang tua karena orang tua juga merupakan salah satu

24Hj. Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Islam : Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan , h. 74.

Page 70: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

70

unsur yang sangat mempengaruhi dalam pembinaan pada karantina

Pildacil guna untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.

4. Media Pembinaan

Media adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembinaan yang ada di karantina Pildacil. Media sangat dibutuhkan

sebagai sarana yang sangat menunjang untuk pencapaian tujuan. Media

yang digunakan dalam karantina Pildacil adalah seluruh sarana yang ada

dalam karantina Pildacil 5 seperti buku-buku cerita dan buku pengetahuan

islam yang ada di karantina Pildacil yang sesuai dengan umur mereka dan

buku yang sesuai dengan bahasa yang sesuai dengan anak-anak yang

sangat berguna untuk dapat membentuk pemikiran para dacil, dan alat-alat

permainan yang ada di karantina yang sangat berguna untuk melatih

kecerdasan otak mereka.

Media yang ada dalam karantina Pildacil adalah adanya buku-buku

cerita Islami, yang dapat menambah khasanah keilmuan para dacil, selain

buku cerita Islami ada juga buku tentang sejarah Islam yang khusus untuk

anak-anak, serta buku Aqidah dan Novel Islami. Buku-buku ini tentunya

sangat bermanfaat sekali bagi para pembimbing selain sebagai bahan

untuk membuat naskah buku-buku yang ada di karantina juga bisa

membuat para dacil menjadi luas dalam pemikiran dan keilmuan, bukunya

pun banyak yang menggunakan bahasa anak-anak. Tentu saja disesuaikan

dengan usia mereka yang masih dalam usia sekolah. Selain buku-buku

Islami dikarantina juga disediakan berbagai macam permainan yang dapat

merangsang kecerdasan anak, diantaranya adalah permainan bongkar

Page 71: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

71

pasang. Susun bangunan.. dll, yang tentunya juga dapat membantu pada

pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pembinaan dikarantina Pildacil.

Namun ada beberapa buku yang tidak menggunakan bahasa anak-anak,

melainkan bahasa remaja dan juga ada beberapa buku yang tema atau

judul bukunya tidak sesuai dengan anak-anak. Menjadi sebuah masalah

bila buku yang tidak sesuai dengan umur mereka turut dibaca, karena

kalau dilihat dari umur para dacil, belum sesuai dengan usia mereka.

Seharusnya buku yang tidak sesuai dengan usia mereka dipisahkan dari

buku yang memang harus dibaca para dacil.

5. Faktor Lingkungan

Disadari atau tidak lingkungan juga sangat berpengaruh dalam

pembentukan karakter dan proses pembinaan, terutama faktor orang tua

dan faktor lingkungan sekitar karantina seperti para kru Lativi yang secara

tidak langsung, mau tidak mau juga sangat berpengaruh dalam proses

pembinaan pada karantina Pildacil V, faktor orang tua dalam karantina

Pildacil V sangat berpengaruh bagi pembentukan mereka baik

pembentukan akhlak maupun dalam pembentukan karakter ceramah.

faktor lingkungan anak didik seperti unsur pengaruh kondisi keluarga,

masyarakat dan budaya yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak

didik dan juga ikut mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.25

Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan (milieu) yang mendukung

terjadinya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Situasi lingkungan mempengaruhi

25H.M Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, h. 67.

Page 72: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

72

proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan

fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosia – kultural.26

Faktor lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi proses suatu pendidikan atau pembinaan, bahkan dapat

mempengaruhi hasil pembinaan. Dalam karantina Pildacil faktor yang

sangat mempengaruhi terhadap proses pembinaan di karantina adalah

faktor orang tua dan para kru Lativi yang ada dalam lingkungan karantina

Pildacil. Orang tua para Dacil masih banyak yang belum mengetahui cara

atau pola asuh anak yang baik, akibatnya banyak dari orang tua para Dacil

yang mengintervensi anak dalam hal penampilan ceramah para Dacil,

banyak hal-hal yang akhirnya membuat para Dacil sendiri merasa tidak

nyaman dan akhirnya sangat berpengaruh dalam ceramah mereka bahkan

pembentukan mereka selama di karantina. Namun untuk mengatasi atau

mengurangi sedikit intervensi orang tua dalam hal pembinaan di karantina,

kepala sekolah berusaha memberikan arahan tentang seputar anak-anak

dan karantina dan membuat program yang dikhususkan untuk orang tua.

Yaitu program materi orang tua setiap Selasa malam yang mengupas

masalah anak-anak, pola asuh, penanganan masalah anak dan lain-lain,

program ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan akan faktor-faktor yang

mempengaruhi pembinaan pada karantina. Program ini dapat dikatakan

berhasil karena yang penulis ketahui dari hasil wawancara, semua orang

tua para Dacil sepenuhnya menyerahkan pola pembinaan kepada para

26Hj. Zurinal Z, dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Islam: Pengantar dan Dasar-Dasar

Pelaksanaan Pembinaan, h. 75.

Page 73: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

73

pembimbing, dan kalaupun ada yang perlu dikoreksi ataupun dibantu para

orang tua siap membantu atau dengan kata lain pembimbing dan orang tua

saling melengkapi. Dan yang paling penting yang penulis ketahui

pembimbing membuat materi orang tua ini guna mengarahkan para orang

tua Dacil untuk tidak selalu berorientasi pada materi, juara dan ketenaran,

tapi lebih dari itu bahwa kompetisi ini adalah bagian dari sebuah proses

perjalanan hidup dan sebagai sarana ekspresi untuk anak-anak mereka dan

sebagai sarana Dakwah Islam, karena Televisi atau Dunia seperti ini yang

sangat efektif untuk Syair Islam. Dan memang dapat dilihat dari 6 kali

materi yang diberikan dengan berbagai macam materi dan dengan

pembicara yang memang berkompeten lambat laun seiring berjalannya

karantina para orang tua mulai menggeser paradigma yang ada dari tujuan

awal mereka untuk meraih juara, materi atau yang lainnya menjadi sebuah

ukhuwah yang mereka ciptakan dalam karantina dan karena memang ingin

berdakwah lewat Televisi. Dan hubungan para orang tua menjadi seperti

sebuah keluarga, bukan seperti saingan dalam sebuah kompetisi besar, dan

akhirnya ini pun sangat mempengaruhi proses pembinaan karantina

Pildacil V. Faktor lain yang juga sangat mempengaruhi pembinaan Pildacil

V adalah adanya para kru Lativi yang tinggal bersama para Dacil, yang

akhirnya pun sangat berpengaruh besar bagi para Dacil, banyak dari para

kru Lativi yang belum mengetahui bagaimana mereka harus berinteraksi

dengan anak-anak dan tentang pembinaan anak, namun kondisi ini pun

tidak dilewatkan oleh pembimbing, karena pembimbing menganggap ini

adalah faktor penting untuk agar segera dicari solusinya. Akhirnya

Page 74: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

74

pembimbing melakukan pendekatan kepada personal bukan pendekatan

jama’ah, lebih kepada Dakwah Fardiyah, pendekatan secara personal,

namun ini juga masih belum maksimal dilakukan oleh para pembimbing.

6. Metode Pembinaan

Metode yang digunakan pada karantina Pildacil adalah :

a. Pendidikan dengan keteladanan yang diberikan oleh pembimbing.

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif yang

paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan

membentuk anak di dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini karena

pendidik adalah contoh terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditiru

tindak tanduknya dan tata santunnya disadari atau tidak, bahkan tercetak

dalam jiwa dan perasaan suatu gambaran pendidik, baik dalam ucapan

ataupun perbuatan, baik material maupun spiritual, diketahui atau tak

diketahui.27

Dalam karantina pada pembimbing sangat memperhatikan perilaku

atau Akhlaq mereka selama di karantina Pildacil, karena akhlak yang baik

dapat memberikan pancaran yang luar biasa bagi proses pembinaan yang

mulia. Mendidik atau berusaha membina mereka para dacil selama 4 bulan

agar ketika keluar dari karantina diharapkan para dacil menjadi manusia

baru yang penuh dengan Akhlaq yang baik dan penuh kasih sayang.

27Abdullah Nasihin Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam (Semarang, CV. Asy

Sylfa, 1981), Cet-Ke 3 h. 2.

Page 75: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

75

b. Pendidikan dengan adat kebiasaan

Pada karantina Pildacil 5 para dacil dibiasakan untuk berkata yang

santun, dibiasakan untuk shalat berjamaah, kultum, sholat tahajjud, sholat

sunnah rawatib, shalat duha, tilawah, dan ibadah-ibadah lainnya. Selain

ibadah para dacil juga dibiasakan untuk menutup aurat mereka dan mulai

menjaga nilai-nilai Islam dalam pergaulan antara dacil laki-laki dan dacil

perempuan.

Imam Al Ghazali menjelaskan secara khusus bagaimana cara

menanamkan keimanan pada anak, beliau berkata, langkah pertama yang

bisa diberikan kepada mereka dalam menanamkan keamanan adalah

dengan memberikan hafalan. Sebab proses pemahaman harus dimulai dulu

dengan proses hafalan. Ketika anak hafal akan sesuatu kemudian

memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan

akhirnya anak akan membenarkan apa yang dia yakini sebelumnya.28

Zakiah derajat dalam bukunya ilmu jiwa Agama mengemukakan bahwa

latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti shalat, doa,

membaca Al Qur’an harus dibiasakan sejak kecil, sehingga lama kelamaan

akan tumbuh merasa senang melakukan ibadah itu. Dia dibiasakan

sedemikian rupa, sehingga dengan sendirinya ia akan terdorong untuk

melakukankannya tanpa suruhan dari luar tetapi dorongan dari dalam.29

Dari sini, peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak dalam menemukan Tauhid yang

murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang

28Moh. Nur. Abdul Hafidz, Mendidik Bersama Rasulullah (Bandung : Kelompok Penerbit Mizan 1999), Cet. Ke-4, h. 110.

29Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakart : Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-6, h. 63.

Page 76: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

76

lurus.30 Dan tidak diragukan mendidik dan membiasakan anak sejak kecil

adalah paling menjamin untuk mendatangkan hasil. Sedang mendidik dan

melatih setelah dewasa sangat sukar untuk mencapai kesempurnaan.31

c. Pendidikan Dengan Nasihat

Metode lain yang penting dalam pendidikan, pembentukan

keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak, adalah

pendidikan dengan pemberian nasihat. Sebab nasihat dapat membukakan

mata anak-anak pada hakekat sesuatu dan mendorongnya menuju situasi

luhur, dan menghiasinya dengan akhlak mulia dan membekalinya dengan

prinsip-prinsip Islam.32

Dalam karantina Pildacil budaya nasihat menasihati selalu

diterapkan, seperti ketika ada teman yang melakukan kesalahan, maka

pembimbing dan para dacil yang lain pun akan segera memberikan

nasihat dan segera meluruskan dengan cara yang santun dan penuh

kelembutan. Namun kalau itu kesalahan dilakukan dengan kekerasan oleh

para dacil maka pembimbing akan memberikan nasihat dengan tegas

kepada para dacil yang berselisih. Dalam hal ini pembimbing memberikan

nasihat secara langsung kepada anak bimbing, jawaban-jawaban, yang

diperlukan dalam penyelesaian yang dihadapi, saran-saran diberikan

kepada anak bimbing bagaimana seharusnya dia berbuat. Selain

memberikan nasihat dengan cara memberikan solusi pada karantina

Pildacil, pembimbing pun memberikan nasihat dalam bentuk cerita kisah

30Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, h. 43. 31Ibid, h. 64. 32Ibid, h. 64

Page 77: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

77

para nabi dan sahabat atau bahkan cerita-cerita yang ada dalam Al Qur’an

yang dilakukan pada saat kultum dan bedah ayat sehabis shalat magrib.

d. Pendidikan dengan perhatian

Pendidikan dengan perhatian adalah mencurahkan, memperhatikan

dan senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan akidah

dan moral, persiapan spiritual dan sosial, disamping selalu bertanya

tentang situasi pendidikan jasmani dan daya hasil jumlahnya.33

Selama karantina Pildacil, para dacil selalu mendapat perhatian

yang khusus dari masing-masing pembimbing alam program pembinaan

pun berusaha melihat kebutuhan yang diperlukan anak dalam rangka

proses pembinaan seperti penyediaan buku sebagai sarana bacaan para

dacil, jalan-jalan ketika para dacil jenuh melakukan aktivitas hafalan, olah

raga sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi jasmani dan untuk menjaga

kesehatan pada dacil, akhlak dalam keseharian para dacil dari berbicara

yang baik sampai kepada berkata yang jujur, bahkan sampai pada baca Al

Qur’an pada setiap personal anak dacil, dari sekian banyak perhatian yang

harus diberikan maka langkah yang dilakukan para pembimbing guna

mempermudah pengawasan dan dapat dengan mudah memfokuskan

perhatian hingga akan menjadi maksimal adalah dengan cara membagi

tugas yaitu dengan membagi satu orang pembimbing membawahi 3-4

orang dacil dan diharapkan ketika sudah dibagi maka perhatian yang

diberikan akan lebih maksimal dan menghasilkan dacil yang mempunyai

akhlak yang baik.

33Ibid, h. 123.

Page 78: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

78

Perhatian segi keimanan, rohani, akhlak, ilmu pengetahuan, pergaulan

dengan orang lain, sikap jiwa, sikap emosi, dan segala sesuatunya.

Sehingga anak kita akan menjadi seorang mukmin yang bertakwa, disiplin,

disegani, dihormati dan dipuji. Ini semua tidak mustahil jika diberi

pendidikan yang baik, dan kita memberikan sepenuhnya hak dan tanggung

jawab kita kepadanya.34

e. Pendidikan dengan hukuman

Anak-anak dilihat dari segi kecerdasannya adalah berbeda, baik

lenturan maupun pemberian tanggapannya, juga berbeda dari segi

pembawaannya, tergantung pada masing-masing personnya. Diantara

mereka ada yang berpembawaan tenang (kalem), ada pula yang

berpembawaan emosional dan tegas. Ada yang berpembawaan antara

kedua pembawaan tersebut. Dan semua itu tergantung pada keturunan,

pengaruh lingkungan, faktor-faktor pertumbuhan dan pendidikan.

Terkadang ketika pendidik tidak berhasil dengan nasihat, tidak berhasil

dengan kecaman, lebih baik hanya dengan mencemberutkan muka.

Karenanya dalam situasi seperti ini pendidik perlu menggunakan tongkat

untuk dihadiahkan kepada anak sebagai hukuman yang menjerakan.35

Dalam hal ini karantina juga menerapkan hukuman yang

selayaknya bagi para dacil guna membina mereka jadi da’i cilik yang

disiplin dari segi akhlaknya contohnya seperti memberikan hukuman

kepada dacil yang malas-malasan dalam melaksanakan ibadah sholat

34Ibid, h. 146 35Ibid, h. 156.

Page 79: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

79

dengan bentuk terapi bertahap. Dan memberikan hukuman pula para dacil

yang bertengkar ataupun yang malas menghafal naskah.

7. Tujuan Pembinaan

Tujuan pembinaan yang berjalan selama 4 bulan ini adalah

terbentuknya karakter para dacil menjadi dacil yang lebih berempati,

mempunyai akhlak yang baik, ibadah yang baik serta aqidah yang mantap,

mereka harus jadi dai yang lebih baik dari awal mereka masuk dalam

karantina Pildacil.

C. Analisis Manajemen Program dan Sistem Pembinaan Da’i Cilik pada

Karantina Pildacil

1. Manajemen Program Pembinaan Da’i Cilik

Manajemen yang diterapkan pada karantina Pildacil 5 menurut penulis

sudah sesuai dengan teori yang ada, Manajemen bisa dikatakan baik apabila

setiap tahapan dalam manajemen dapat dijalankan secara maksimal oleh

sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan dalam

sebuah organisasi. Dalam karantina Pildacil setiap tahapan dapat dijalankan

dengan baik namun pada tahap perencanaan, pada karantina Pildacil setiap

elemen terutama elemen pembimbing tidak terlalu dilibatkan dalam hal

pembuatan program, program dibuat langsung oleh kepala sekolah Pildacil,

karena kepala sekolah Pildacil 5 sudah tahu banyak kondisi Pildacil, jadi

ketika membuat program ia langsung dapat membaca kekurangan apa yang

bisa dilengkapi pada Pildacil 5 berdasarkan pada pengalaman sebelumnya.

Pada tahap pengorganisasian menurut penulis pada tahap ini karantina sudah

Page 80: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

80

maksimal melakukan apa – apa yang dapat menunjang keberhasilan program

karena dalam karantina Pildacil semua membimbing diberikan tanggung

jawab yang jelas dimulai dari koordinator pada setiap program sampai

kewenangan untuk menggali potensi setiap anak yang berbeda – beda. Dapat

dikuatkan dengan teori yang ada bahwa pengorganisasian menurut T. Hani

Handoko dalam buku manajemen, pengorganisasian adalah penentuan sumber

daya dan kegiatan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan, perancangan dan

pengembangan organisasi, penugasan tanggung jawab serta pendelegasian

wewenang yang diperlukan pada individu. Pada tahap penerapan sudah tentu

diharapkan sosok yang mengatur segalanya, dalam sebuah organisasi bisa

juga disebut Manager, dalam karantina Pildacil kepala sekolah Pildacil bisa

juga disebut sebagai Manager, dalam mengarahkan para pembimbing. Kepala

sekolah Pildacil sangat baik dan memberikan motovasi kepada para

pembimbing dan jika ada kesalahan pembimbing pun diarahkan, ini penulis

dapatkan dari hasil wawancara dengan salah satu pembimbing. Dan yang

paling penting dalam sebuah organisasi adanya sebuah pengawasan, karena

organisasi tidak dapat berjalan secara efektif jika tidak ada pengawasan yang

diaplikasikan dalam bentuk kegiatan. Untuk kegiatan evaluasi, karantina

Pildacil melakukan hal yang sama evaluasi selalu dilakukan pada senin malam

baik oleh para pembimbing maupun para Dacil dan orang tua, baik secara

jamaah maupun fardiyah.

Page 81: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

81

3. Sistem Pembinaan

Proses suatu sistem dimulai dari masukan (input) kamudian diproses

(processed) dengan berbagai aktivitas dengan melibatkan berbagai komponen

atau elemen yang ada dalam suatu sistem untuk menghasilkan keluaran

(output).

Input yang ada dalam sistem pembinaan Pildacil V adalah para Da’i

cilik, dan untuk mencapai output yang di inginkan dalam pembinaan yaitu

mencetak para dai yang mempunyai suri tauladan yang baik yang mereka

tidak hanya cuma bisa berdakwah di atas pentas tapi memang dapat

memberikan akhlak dan tauladan yang baik dibutuhkan sebuah proses,

dikatakan Proses pembinaan adalah kerja sebuah sistem yang didalamnya ada

7 faktor yang saling mengisi, dalam karantina 7 faktor ini pun belum

maksimal dilengkapi oleh karantina, namun dari 7 faktor yang harus

dilengkapi masih saja ada yang belum maksimal di jalankan seperti media dan

factor lingkungan, pada media sebenarnya karantina sudah banyak

menyediakan buku tentang Islam dan bermacam – macam bentuk permainan,

namun dalam keseharian atau pelaksanaan yang banyak itu ternyata terdapat

novel–novel Islami yang bukan untuk anak – anak tetapi untuk remaja dan

dewasa, sedangkan karantina berisi anak–anak kecil yang masih polos dari

umur 6 th – 11 th, sebenarnya tidak akan menjadi sebuah sorotan oleh penulis

jika novel Islami dapat dipisahkan tempatnya dari buku bacaan untuk para

dacil. Karena secara psikologis dan pemahaman yang tentu anak kecil dan

orang dewasa berbeda, ini juga bisa menjadi masukan untuk para pembimbing

agar lebih cermat menempatkan sesuatu, karena anak kecil adalah ibarat kertas

Page 82: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

82

polos yang siap ditulis dengan apapun, maka dari itu orang tua atau

pembimbing harus berhati – hati dalam memberikan asupan kepada anak didik

ataupun anak kita, tentu asupan terbaik yang sesuai dengan tuntutan islam

yang diperlukan. Dan juga yang menjadi sorotan bagi penulis adalah kru

Lativi yang menjadi salah satu penghuni karantina dan menjadi factor dalam

sistem pembinaan juga mendapat respon namun tidak maksimal dari

pembimbing, para kru Lativi yang kurang mengetahui tentang anak – anak dan

kurang dalam pengetahuan islam diajak secara personal itupun hanya

perbincangan antara individu yang sedikit – sedikit menyerempet pada hal ke

islaman dan anak – anak, tetapi tidak begitu maksimal, lain dengan para

orangtua yang juga menjadi faktor dalam system pembinaan, orang tua

dibuatkan program oleh pembimbing untuk mencerahkan para orang tua utnuk

mengetahui tentang pola asuh anak, dan inipun berjalan sangat baik dan

memberikan output yang baik, jika hal serupa dilakukan pada kru Lativi

secara maksimal tidak hanya personal, inipun akan sangat berdampak baik

bagi sistem pembinaan dan pada kru Lativi itu sendiri. Dalam sebuah sistem

pembinaan, sesungguhnya antar faktor-faktor memiliki hubungan fungsional

yang saling mendukung dan berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan

seperti faktor pendidik yang ahli dalam bidangnya, anak didik yang cerdas,

materi yang baik, metode yang tepat, alat pembinaan yang mendukung proses

pembinaan, tujuan yang jelas sertalingkungan yang mendukung akan sangat

berpengaruh dalam sebuah proses pembinaan. Apabila salah satu faktor yang

ada belum maksimal dijalankan maka sistem tersebut belum bisa dikatakan

sukses, dalam hal ini karantina masih ada beberapa faktor yang belum

Page 83: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

83

maksimal dijalankan jadi, karantina belum sukses untuk membentuk sistem

pembinaan yang baik, dan menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan

yang diinginkan dalam karantina Pildacil V, karena belum maksimal

menjalankan salah satu faktor yaitu membentuk lingkungan yang kondusif

untuk sebuah proses pembinaan dengan segala keterbatasannya.

Page 84: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dari pembahasan

mengenai manajemen program dan sistem pembinaan pada karantina Pildacil

5 Lativi, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Manajemen program yang dilakukan dan diterapkan pada karantina sudah

baik dan dapat dikatakan efektif guna menunjang, sistem pembinaan yang

juga dilakukan pada karantina Pildacil 5 ini terlihat dari program yang ada

dapat dijalankan dengan baik, oleh para pembimbing, walaupun ada

beberapa program yang masih belum maksimal dilakukan.

2. Sistem pembinaan pun berjalan dengan baik ini, namun belum sempurna

dilakukan ini dapat dilihat dari beberapa program yang diadakan sangat

memperhatikan dan memenuhi faktor yang memang harus ada dalam

sistem pembinaan namun masih belum maksimal dijalankan oleh

pembimbing. Sehingga proses pembinaan pun belum dapat dengan

sempurna dijalankan.

B. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan antara lain, yaitu:

1. Memaksimalkan program yang ada untuk dilakukan, karena ada sebagian

program yang belum maksimal dilakukan oleh pembimbing seperti

communities servis learning dan temu tokoh, Penulis yakin apabila

Page 85: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

85

program ini dilakukan secara maksimal akan menambah kekuatan lagi

dalam pembentukan karakter para da,i dan penambah semangat serta

penambah kepercayaan diri dalam penampilan di depan kamera.

2. Untuk pihak lativi agar dapat lebih creative dalam mengemas acara

Pildacil ini dan sekiranya pihak lativi dapat memahami karakter anak serta

kebutuhan anak jangan hanya untuk kepentingan komersial saja.

3. Untuk pihak pembimbing agar lebih memperhatikan lebih detail, factor

apa saja yang kemungkinan dapat berpengaruh terhadap proses pembinaan

di karantina Pildacil V, sehingga proses pembinaan dapat dengan

sempurna dijalankan.

Page 86: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

86

DAFTAR PUSTAKA

Abda, Slamet Muhaimin, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, Cet. Ke-1.

Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani.

Ali, M. Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Arikunto, Suharsimi, Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara, 1998.

Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997.

BP-4, Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera, Jakarta: 1984.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Habib, M. Syafaat, Pedoman Dakwah, Jakarta: PT. Bumi Restu, 1987. Cet. Ke-1.

Hadi, Soetrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1992, Cet. Ke-21.

Hasan, Umar, Mencari Ulama Pewaris Nabi, Bekasi: Dakta FM, 1979.

Hasibuan, H. Malayu S.P., Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet. Ke-1.

Herujito, Yayat M, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Grasindo, 2001, Cet. Ke-1.

Lubis, Satria Hadi, Menjadi Murobbi Sukses, Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2002.

Manulang, M, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996, Cet. Ke-15.

Moeloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998, Cet. Ke-2

Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Al Amin Press, 1996.

Nasution S., Azas-azas Kurikulum, Bandung: CV Jenimar, 1975.

Nurkacana, Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1976.

Page 87: MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN DAI CILIK PADA KARANTINA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13542/1/ANTIKA FAJRIANI-FDK.pdf · faham-faham yang dianutnya ke seluruh

87

Poerwadarminto, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.

Pusat Pembinaaan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986, Cet. Ke-IX.

Qaradhawi, Yusuf, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Rafi’udin dan Djalil Abdul Manan, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: CV Pustaka Setia, 2001, Cet. Ke-2.

Sabri, H. M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet. Ke-1.

Sofian Efendi, dan, Singarimbun, masri, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989, Cet.Ke-1

Syukri, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, Cet. Ke-2.

Ulwan, Nasihin, Abdullah, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Bandung: CV Asy Syifa, 1981, Cet. Ke-3.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur’an, 1973, Cet.Ke-1.

Yanni dan Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991.

Zurinal Z, Hj. dan, Sayuti, wahdi, Ilmu Pendidikan Islam : Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. Ke-1.