manajemen produksi

32
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah MANAJEMEN PRODUKSI dengan judul “PERANCANGAN PRODUK” ini dengan tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam mahabbah kita hadiahkan kepada junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan makalh ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dodi Sofyan Arief, ST.,MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Produksi. 2. Juga kepada teman-teman satu kelompok yang saling memberi dukungan dan motivasi. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih. i

Upload: renhard-gultom

Post on 28-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Perancangan Produk

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Produksi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

MANAJEMEN PRODUKSI dengan judul “PERANCANGAN PRODUK” ini

dengan tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam mahabbah kita

hadiahkan kepada junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai

pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam

rangka menyelesaikan makalh ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dodi Sofyan Arief, ST.,MT, selaku dosen pengampu mata kuliah

Manajemen Produksi.

2. Juga kepada teman-teman satu kelompok yang saling memberi dukungan

dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

penulisan makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Pekanbaru, April 2014

Penulis

i

Page 2: Manajemen Produksi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAGIAN I PERANCANGAN KONSEP PRODUK...............................................1

1.1 PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.2 BEBERAPA METODE PENCARIAN KONSEP PRODUK.......................1

1.3 FUNGSI DAN STRUKTUR FUNGSI..........................................................2

1.3.1 Teknik Menguraikan Fungsi....................................................................3

1.4 METODE MORFOLOGI...............................................................................6

1.5 METODE DASAR PENCARIAN KONSEP PRODUK...............................7

1.5.1 Metode Brain-Storming...........................................................................7

1.5.2 Metode Brain-Writing atau Metode 6-3-5...............................................9

1.5.3 Metode Analogi.....................................................................................10

1.5.4 Memakai Paten Sebagai Sumber Ide.....................................................10

1.5.6 Menyewa Konsultan Untuk Mengembangkan Konsep Produk.............11

BAGIAN II EVALUASI KONSEP PRODUK.....................................................12

2.1 URUTAN EVALUASI................................................................................12

2.2 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN PERTIMBANGAN

KELAYAKAN...................................................................................................13

2.3 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN KEPUTUSAN YA

ATAU TIDAK...................................................................................................14

2.3.1 Evaluasi Berdasarkan Pertimbangan Kelayakan dan Berdasarkan

Penyaringan YAa atau TIDAK (go/no go).....................................................15

2.4 EVALUASI BERDASARKAN MATRIKS KEPUTUSAN DASAR.........15

KESIMPULAN..................................................................................................18

ii

Page 3: Manajemen Produksi

DAFTAR GAMBAR

iii

Page 4: Manajemen Produksi

DAFTAR TABEL

iv

Page 5: Manajemen Produksi

BAGIAN I

PERANCANGAN KONSEP PRODUK

1.1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu : (1) Bagian pertama, perancangan

konsep produk dan (2) Bagian kedua.

Pada perancangan konsep produk, dicari/dicoba ditemukan sebanyak

mungkin (alternatif) konsep produk, yang semuanya memenuhi semua butir

spesifikasi teknis produk. Pada evaluasi produk, dipilih satu atau beberapa konsep

produk terbaik saja untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi produk, berdasarkan

kriteria pemilihan berdasarkan spesifikasi teknis produk.

Konsep produk masih berupa gambar skema atau gambar sket yang terdiri

dari kerangka elemen-elemen produk. Elemen produk yang berupa kerangka

tersebut harus diberi bentuk dalam fase perancangan berikutnya, yaitu fase

perancangan produk (fase perancangan ke-3).

Bagian pertama Bab ini membahas beberapa cara mencari konsep produk.

Salah satu cara yang menghasilkan alternatif konsep produk terbanyak adalah

metode morfologi.

1.2 BEBERAPA METODE PENCARIAN KONSEP PRODUK

Selama fase pertama proses perancangan produk berlangsung, yaitu ketika

dirumuskan proyek dan penyusunan spesifikasi teknis produk dan seterusnya, para

anggota tim perancangan yang terlibat sudah dapat memperoleh beberapa ide

tentang solusi yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi beberapa konsep

dan akhirnya dikembangkan menjadi produk.

Konsep produk yang diperoleh selama fase perancangan pertama tersebut

dapat dikumpulkan dalam suatu daftar konsep produk. Pencarian solusi konsep

produk lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik dan lebih

sistematik, yaitu :

Metode dasar pencarian konsep produk, yang terdiri dari :

Metode brainstroming

Metode 6 - 3 - 5 (brain writing)

1

Page 6: Manajemen Produksi

Metode analisis

Buku-buku referensi dan jurnal teknik

Melakukan konsultasi dengan pakar

Metode morfologi

Metode logis

TRIZ, dan perancangan aksiomatik.

Metode morfologi dapat menemukan alternatif konsep produk terbanyak

dibandingkan dengan metode-metode lainnya, karena itu akan dibahas dengan

lebih mendalam. Untuk kperluan pembahasan metode morfologi diperlukan

pengertian dan definisi fungsi, sistem fungsi dan struktur fungsi produk.

1.3 FUNGSI DAN STRUKTUR FUNGSI

Produk mempunyai dua aspek, yaitu (1) bentuk fisik produk dan (2) fungsi

produk. Bentuk fisik produk dapat diuraikan menjadi beberapa komponen,

sedangkan komponen-komponen itu sendiri (beberapa atau semuanya) dapat

diuraikan lagi menjadi beberapa sub-komponen atau elemen dan seterusnya.

Jadi secara fisik da sistem komponen dan elemen, sedangakan secara

abstrak ada sistem fungsi. Elemen-elemen sistem komponen dapat mempunyai

korespondensi satu-satu dengan komponen-komponen sistem fungsi, atau dapat

pula mempunyai korespondensi yang lain lagi

Konsep produk adalah bentuk fisik produk, meskipun masih dalam bentuk

skets atau gamabar skema.

Konsep produk dapat dinyatakan dengan skets, atau dapat pula dinyatakan dengan

keterangan yang merupakan abstraksi dari produk yang akan dirancang. Pada

masa lalu konsep produk langsung dinyatakan skets, tanpa melalui penyusunan

struktur fungsi produk terlebih dahulu.

Fungsi produk terbentuk abstrak, sedangkan konsep produk mempunyai

bentuk fisik. Fungsi menyatakan atau menggambarkan apa yang dilakukan

produk, sedangkan bentuk (konsep) produk menggambarkan bagaiman produk

melaksanakan fungsi tersebut. Dengan kata lain, bentuk mengikuti fungsi, atau

dapat juga dikatakan apa dulu baru bagaimana. Struktur fungsi disususn dari

syarat-syarat (spesifikasi) teknis hasil fase pertama proses perancangan.

2

Page 7: Manajemen Produksi

1.3.1 Teknik Menguraikan Fungsi

Struktur fungsi disusun mulai dari fungsi keseluruhan produk atau

overall product function, yang kemudian diuraikan menjadi beberapa sub-

fungsi dan seterusnya setiap sub-fungsi. Jika mungkin, diuraikan menjadi

sub-sub-fungsi. Sebagai sebuah struktur maka padatingkat pertama adalah

fungsi (overall product function), pada tingkat kedua (dibawahnya) adlah sub-

fungsi, pada tingkat ketiga (dibawahnya) adlah sub-sub-fungsi. Dalam hal ini

sub-fungsi tersebut dinamakan sub-fungsi yang tak-teruraikan. Pada proses

pencarian solusi sub-sub-fungsi (pada proses pencarian konsep produk

selanjtnya), maka sub-fungsi tak-teruraikan tersebut ikut dicarikan solusi-

solusinya sebagaimana halnya sub-sub-fungsi.

Kemampuan perancang untuk menyusun struktur fungsi produk yang

akan/sedang dirancang secara detail menandakan bahwa perancang mengerti

sacara mendalam tentang produk yang sedang dirancang tersebut.

Fungsi dan setiap sub-funsi dan sub-sub-fungsidipresentasikan dengan

sebuah blok fungsi, yang kemudian dialiri oleh aliran masuk dan aliran keluar

berupa : (1) energi (gaya), (2) material dan (3) informasi (sinyal) yang masuk

dan keluar dari blok fungsi/sub-fungsi.

Gambar 4.1 Blok Fungsi

Gambar 4.2 Pembagian Sub Fungsi-Fungsi

Ketiga aliran, yaitu aliran energi, material dan informasi, biasanya

terkait, tidak bebas satu dari lainnya.

Tipe energi dalam aliran energi biasaya adalah energi mekanikal,

energi listrik, energi fluida dan energi termal. Dalam mengalir melalui blok

fungsi/sub-fungsi, energi-energi tersebut dapat ditransformasi, ditimbun,

dipindahan, diberikan atau yang berkorespondensi dengan sub-fungsi/sub-

sub-fungsi pada struktur fungsi. Kata-kata yang mendeskripsikan fungsi/sub-

fungsi/sub-sub-fungsi adalah kata kerja. Sebagai bagian dari aliran energi

terkandung aliran gaya.

Fungsi yang dikaitkan dengan aliran material dapat dikelompokkan

dalam tiga tipe, yaitu : (1) aliran tembus, (2) aliran divergen dan (3)aliran

konvergen.

3

Page 8: Manajemen Produksi

Aliran tembus disebut proses yang tidak mengubah jumlah material

dan hanya merubah posisi atau bentuk, yang dideskripsi dengan kata kerja :

meletakkan, mengangkat, memegang, menumpu, menggerakakan,

mendorong, memutar, memandu dll.

Pada aliran divergen, maka material dipisahkan (merubah jumlah

material) menjadi dua bagian atau lebih. Istilah (kata kerja) yang dipakai

adalah memisahkan, memecahkan dll.

Aliran konvergen mendripsikan penggabungan atau penyambungan

material.

Informasi pada aliran informasi dapat berbentuk sinyal mekanikal,

sinyal listrik atau software. Biasanya, informasi dipakai sebagai bagian dari

sistem kontrol automatik atau sebagai interface dengan (operator) manusia.

Fungsi terutama terjadi pada batas (interfacews) antara komponen-

komponen. Fungsi, sub-fungsi dan sub-sub-fungsi dinyatakan dengan kata

benda,yang menyatakan apa yang harus dilakukan oleh produk/komponen

produk. Menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh produk yang

berkorespondensi dengan sub-fungsi, yang dinyatakan dengan kata kerja

menggambarkan bagaimana komponen melakukan sub-fungsi tersebut.

Fungsi, sub-fungsi dan sub-sub-fungsi disusun dalam diagram blok yang

menggambarkan struktur fungsi.

Susunan diagram blok fungsi tersebut di atas merupakan uruta atau aliran

yang logis antara fungsi, sub-fungsi dan sub-sub-fungsi.

Masukan dan keluaran blok fungsi, blok sub-fungsi dan sub-sub-fungsi,

yang berupa energi, material atau informasi haruslah cocok.

Setiap sub-fungsi dan seterusnya haruslah diuraikan sampai sehalus-

halusnya atau sedetail mungkin.

Perlu dicatatdisini bahwa menguraikan fungsi menjadi sub-fungsi dan

sub-sub-fungsi dan kemudian menyusunnya menjadi diagram blok fungsi

bukanlah suatu hal yang mudah dilaksanakan. Struktur fungsi tidaklah dapat

dibuat sekali jadi, tetapi harusdibuat melaui usaha yang berkali-kali. Sekali

struktur fungsi tersusun, seringkali masih perlu dilakukan

perubahan/pembaharuan. Tetapi semua hal tersebut dilakukan demi untuk

4

Page 9: Manajemen Produksi

mengerti soal yang dirancang secara lebih mendalam dan sekaligus

merupakan langkah pertama untuk menemukan ide untuk solusi dari soal

yang sedang dirancang.

Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E

Untuk contoh suspensi sepeda-E, maka fungsi suspensi sepeda-E

tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : ” mengubah gaya-gaya yang

diteruskan dari roda dan rantai dan kerangka sepeda” atau “memindahkan

gaya-gaya antara roda, rantai dan kerangka sepeda dan menyerap beban

puncak antara roda dan kerangka sepeda”. Salah satudari deskripsi fungsi

suspensi sepeda-E tersebut mudah-mudahan dapat diterima. Tujuan suspensi

sepeda-E adalah untuk mengubah aliran energi (gaya). Batas-batas sistem

suspensi adalah roda, rantai dan kerangka (lihat gambar 4.3).

Gambar 4.3 Batas Masalah Perancangan Suspensi

Sistem suspensi sepeda yang harus dirancang dan dibuat akan

diletakkan pada ruang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Untuk

membantu mengerti sistem suspensi sepeda, maka digambarkan diagram

benda bebas pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Gaya-Gaya Sistem Suspensi

Panah-panah pada diagram benda bebas merepresentasikan gaya

(tarik) rantai, gaya roda ( ke atas) dan gaya beban kerangka yang merupakan

sistem gaya yang seimbang. Gambar 4.12, yaitu versi sepeda-E yang lebih

tua, tampak tidak dilengkapi dengan sistem suspensi. Roda dihubungkan

dengan kerangka sepeda oleh batang belakang.

Fungsi suspensi sepeda diuraikan menjadi sub-fungsi sebanyak yang

dapat dipikirkan. Yang menjadi titik perhatian adalah interfaces, yaitu

bagaimana energi (gaya) masuk dan keluar dari blok sub-fungsi dan apa yang

terjadi di dalam blok tersebut. Pada struktur fungsi suspensi sepeda-E,

diikutkan pula fungsi sekunder, yaitu fender dan rem yang harus dipasang

pada sistem suspensi sepeda.

Gambar 4.5 Fungsi Dekomposisi Pada Sistem Suspensi

5

Page 10: Manajemen Produksi

Sub-fungsi “hubungan roda dengan sistem suspensi sepeda”,

misalnya, masih dapat diuraikan lagi menjadi sub-sub-fungsi : posisikan,

arahkan dan berhenti. Demikian pula sub-fungsi yang lain mungkin dapat

diuraikan lagi secara lebih rinci.

1.4 METODE MORFOLOGI

Metode morfologi merupakan metode yang dapat menemukan banyak

alternative konsep produk, metode yang sistematik dan menggunakan prosedur

yang mudah diikuti.

Metode morfologi terdiri dari dua langkah yaitu :

1. Untuk setiap sub-fungsi yang tak teruraikan dan sub-sub fungsi dicari

solusinya, bahkan diusahakan dicari sebanyak mungkin solusinya.

Solusi-solusi tersebut berupa mekaniksme yang dapat melaksanakan

sub-fungsi tak teruraikan dan sub-sub fungsi- sub-sub fungsi.

2. Untuk menemukan alternative-alternatif konsep produk, maka

dibentuklah kombinasi-kombinasi solusi, yaitu setiap kombinasi terdiri

dari satu solusi dari setiap sub-fungsiyang tak teruraikan dan sub-sub

fungsi.

Setiap kombinasi yang mingkin dibuat merupakan satu alternative konsep

produk . untuk menjelaskan uraian diatas, mari kita kaji contoh sistem suspense

sepeda-E.

Gambar 4.6 Matriks Morfologi Untuk sistem Suspensi Sepeda-E

Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E

Gambar 4.7 Konsep Produk (Struktur)

Gambar 4.7 (Lanjutan) E1, E2 Konsep Produk (Peredam)

Gambar 4.7a Contoh sebuah Morfologi.

Pada gambar diatas menunjukkan matriks morfologi. Pada kolom sebelah

kiri tercantum sub-fungsi dari struktur fungsi sepeda-Eyang telah disusun. Untuk

setiap sub dicari beberapa solusi yang berupa mekanisme yang dapat

melaksanakan sub-fungsi bersangkutan.

Konsep produk diperoleh dengan membuat kombinasi solusi sub-sub

fungsi yaitu satu solusi dari setiap sub-sub fungsi dan sub-fungsi yang tak

6

Page 11: Manajemen Produksi

teruraikan. Beberapa kombinasi solusi sub-fungsi digambarkan dalam bentuk

skets pada Gambar 4.7. konsep produk suspensi sepeda-E dapat dipisahkan dalam

dua kelompok yaitu :

a) Konsep struktur sistem suspensi sepeda-E yang diberi label S.

b) Konsep penyimpan/pembuang energy yang diberi label E.

Tiga dari empat konsep struktur sepeda-Emenggunakan pivot. Penggunaan

pivot tersebut memerlukan dibuatnya persyaratan/ spesifikasi teknis, pemenuhan

fungsi dan penyusuna konsep.

Alat untuk mengelola energy dengan pegas dan penyerap energi dapat

dibeli sebagai barang jadi atau dibuat dari elemen-elemen dasarnya.

Keempat konsep struktur sistem suspensi sepeda-E dan ketiga konsep alat

pengelola energy dapat dikombinasikan untuk memperoleh 12 buah konsepproduk

berupa sistem suspense sepeda-E.

Metode morfologi banyak digunakan dalam praktek perancangan. Salah

satu aspek yang menarik dari metode morfologi adalah kemapuannya menyimpan

sejarah tentang cara pemenuhan banyak macam fungsi, yang pasti akan sangat

berguna untuk pemecahan solusi berbagai produk baru pada waktu yang akan

dating.

1.5 METODE DASAR PENCARIAN KONSEP PRODUK

Ada beberapa metode lain yang dikelompokkan dalam metode dasar

pencarian konsep produk, yaitu metode logis yang antara lain lain meliputi

metode TRIZ dari Rusia dan metode perancangan aksiomatik yang dikembangkan

di MIT, U.S.A.

Dalam kelompok metode dasar, maka pencarian konsep produk adalah :

1.5.1 Metode Brain-Storming

Brain-Storming adalah aktivitas yang didasarkan pada dinamika grup

yang mula-mula digagas oleh Osborn.

Proses grup dapat dilakukan oleh grup yang secara singkat, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Komposisi grup

7

Page 12: Manajemen Produksi

Grup harus mempunyai seorang pemimpin. Grup terdiri dari

sedikitnya lima orang dan maksimum 15 orang.

Anggota grup jangan dibatasi pada para pakar saja, tetapi juga anggota

yang datang dari berbagai kalangan, termasuk kalangan non-teknis,

untuk menambah dimensi baru ide konsep produk.

Grup disusun tanpa hirarki, kecuali pemimpin grup. Semua anggota

grup mempunyai kedudukan yang sama.

Pemimpin Grup

Pada prinsipnya, pemimpin grup hanya mempunyai kewenangan

organisasi, seperti mengatur komposisi grup, mengundang ke

pertemuan, menentukan lama pertemuan, dan melakukan evaluasi.

Pada permulaan pertemuan, pemimpin grup menjelaskan soal yang

dihadapi.

Pemimpin grup harus berusaha agar ssemua peraturan ditaati.

Pemimpin grup berupaya agar pertemuan berlangsung santai dan

bebas dan tidak ada satu kritik pun yang dilontarkan atas ide yang

diajukan oleh para anggota grup.

Prosedur

Semua anggota harus membebaskan diri dari semua prangsangka

intelektual, para anggota tidak boleh mencemoohkan ide yang

diajukan oleh anggota lain, tidak boleh mengkritik.

Setiap anggota mengusulkan ide sebanyak-banyaknya tanpa kendala.

Ide dapat dituangkan dalam bentuk kata-kata atau skets.

Ide sebaiknya cukup nyata untuk memungkin terbentuknya ide yang

merupakan solusi problem.

Kemungkinan apakah ide dapat direalisasikan atau tidak, tidak perlu

dipikirkan terlebih dahulu.

Lama pertemuan brainstorming sebaiknya tidak melebihi 45 menit.

Lebih baik menyelenggarakan pertemuan pada lain kesempatan

daripada memperlama pertemuan.

Evalusai

8

Page 13: Manajemen Produksi

Semua ide yang terkumpul pada pertemuan brainstorming dicatat dan

dikaji oleh para pakar untuk memperoleh ide yang mempunyai potensi

untuk menjadi solusi masalah. Hasil evaluasi tersebut diurutkan

dengan urutan teratas ide yang paling baik dan layak untuk

dikembangkan lebih lanjut.

Hasil akhir diputuskan oleh pertemuan dimana semua anggota grup

hadir. Dalam pertemuan ini, masih mungkin muncul ide-ide baru atau

dalam pertemuan ini ide-ide terdahulu dimatangkan.

1.5.2 Metode Brain-Writing atau Metode 6-3-5

Salah satu kelemahan metode brainstorming adalah adanya

kemungkinan pertemuan didominasi oleh satu atau beberapa anggota saja.

Metode brainwriting memaksa agar semua anggota team berpartisipasi

dengan kedudukan yang sama.pertukan ide solusi tidak dilakukan secara lisan

melainkan secara tertulis. Ide disampaikan dengan deskripsi kata-kata atau

deskripsi skets.

Jumlah anggota team optimal 6, karena itu metode ini dimulai dengan

bilangan 6-3-5. Sedangkan dalam praktek peserta dapat berkisar 3 dan 8.

Setiap peserta mengmabil secarik kertas, membaginya menjadi 3 kolom dan

masing-masing kolom dituliskan/ digambarkan ide solusi dari fungsi konsep

produk yang akan dibahas. Bilangan 3, yaitu jumlah kolom , termasuk dalam

nama metode ini 6-3-5.

Setiap peserta diberi 5 menit untuk menuliskan/menggambarkan

ketiga ide solusi dari fungsi konsep produk. Angka 5 termasuk dalam nama

metode ini 6-3-5. Setelah selesai maka kertas yang berisi dengan 3 ide solusi

diedarkan kepada peserta yang ada disebelah kananya. Kemudian semua

peserta diberi 5 menit lagi untuk menuliskan/menggambarkan 3 ide solusi

lagi pada kertas yang ada dihadapannya. Peserta sebaiknya

mempelajariterlebih dahulu ide solusi peserta yang ada disebelah kirinya,

sebelum dia menambah 3 ide solusi lagi. Setelah 5menit kedua ini selesai,

kertas diedarkan lagi pada peserta yang ada disebelah kanannya. Demikian

9

Page 14: Manajemen Produksi

seterusnya sampai setiap kertas selesai diedarkan pada semua peserta.

Akhirnya peserta dapat berdiskusi untuk mencari ide solusi terbaik.

Selama proses pencarian konsep produk berlagsung, tidak boleh

terjadi kominikasi lisan, kecuali pada akhir proses.

1.5.3 Metode Analogi

Menggunakan analogi bisa menjadi bantuan yang berguna dalam

mengembangkan konsep. Cara terbaik dalam berpikir secara analogi adalah

dengan mempertimbangkan kebutuhan fungsi dan kemudian bertanya, “apa

yang dapat menyediakan fungsi seperti ini?”. Sebuah benda yang

menyediakan fungsi yang serupa boleh jadi memicu ide-ide bagi sebuah

konsep.

Metode analogi dapat menghasilkan ide solusi yang baik ataupun yang

buruk. Mencoba ide solusi untuk terbang dengan meniru brung terbang

dengan mengepakkan sayapnya, ternyata merupakan pencarian ide solusi

yang buruk. Dalam hal ini metode analogi tidak memberikan hasi.

Untuk metode analogi ini, selama proses pencarian ide untuk konsep

produk, perancang sebaiknya juga membuka dokumen-dokumen, seperti

dokumen paten dan jurnal-jurnal profesi, agar perancang terhindar dari

menciptakan ide yang sudah dibuat orang sebelumnya.

1.5.4 Memakai Paten Sebagai Sumber Ide

Jumlah penemuan yang dipatenkan di Indonesia tdak terlalu banyak,

sehingga daftar paten di Indonesia bukan merupakan sumber ide yang subur.

Lain halnya dengan Amerika Serikat, dimana tercatat lebih dari lima juta buah

paten. Disana, mencari paten yang dapat dipakai sebagai sumber ide bahkan

menjadi problem tersendiri. Untuk mengatasi hal tersebut haruslah dipakai

jasa konsultan yang pakar dalm mencari paten-paten yang diperlukan.

1.5.5 Buku, JurnalProfesi dan Katalog Manufacture Sebagai Sumber Ide

Buku dan jurnal profesi, termasuk buku dan jurnal lama, merupakan

sumber ide solusi untuk suatu konsep produk. Sebagai gambaran dapat

10

Page 15: Manajemen Produksi

dicantumkan berikut ini beberapa nama jurnal yang dapat dipakai sebagai

sumber ide untuk konsep produk :

- Mechine Design,Penton Publishing, Cheveland, Ohio, U.S.A.

- Design News, Cahner Publishing, Boston, MA, U.S.A.

- Product Design and Development, Chilton, Radnor, PA, U.S.A.

Sumber ide untuk konsep produk yang sangat menolong adalah katalog

yang dikeluarkan oleh pembuat/pabrik atau manufactures berbagai produk dan

perwakilan manufacturer yang dalam usaha memasarkan produk-produknya

akan terbuka untuk memberi informasi tentang produk-produknya tersebut.

1.5.6 Menyewa Konsultan Untuk Mengembangkan Konsep Produk

Dalam hal perancangan produk original di bidang yang tidak di kuasai

oleh seorang perancang pun di perusahaan, maka dapat disewa jasa konsultan

yang ahli dalam bidang produk yang sedang dirancang., jika dapat ditemukan

konsultan tersebut. Perusahaan mempunyai pilihan lain untuk merancang

sendiri produk baru tersebut dengan berisiko menhabiskan waktu yang agak

panjang dan tekanan berat yang akan dialami para anggota tim perancang.

Tetapi akhirnya perusahaan memperoleh keahlian yang sangat berharga,

terutama untuk perancangan produk yang akan datang karena sudah

menemikan metode merancang produk baru.

11

Page 16: Manajemen Produksi

BAGIAN II

EVALUASI KONSEP PRODUK

2.1 URUTAN EVALUASI

Berdasarkan prosedur yang diuraikan dalam bagian pertama pada

pembahasan ini, diperoleh banyak alternatif konsep produk. Tentu saja tidak

semua alternatif konsep produk tersebut akan dikembangkan menjadi produk. Jika

perlu dipilih satu konsep produk yang terbaik saja untuk dikembangkan lebih

lanjut menjadi produk.atau beberapa konsep produk terbaik untuk dikembangkan

ecara pararel menjadi beberapa produk, yang akhirnya harus dipilih lagi satu hal

yang terbaik

Kesulitan memilih konsep dasar produk yang terbaik anrara lain

disebabkan karena :

a) Informasi tentang masing-masing produk tidak lengkap.

b) Konsep produk masih dalam bentuk konsep yang sedikit banyak

merupakan konsep abstrak.

c) Konsep produk belum dapat diuraikan menjadi detail yang lengkap.

d) Kinerja konsep produk,jika ada, belum dapat diukur dan sebagainya

Kriteria untuk mengevaluasi konsep produk tidak mudah disusn,meskipun

demikian, proses evaluasi untuk memilih konsepproduk yang terbaik harus

dilakukan.

Evaluasi terdiri dari kegiatan membandingkan konsep-konsep dasar yang

membuat keputusan .dalam membandingkan dua konsep produk atau lebih,maka

sebaiknya kedua konsep produk tersebut sudah dituangkan dalam tingkat abstraksi

sama.ada dua macam cara membandingkan :

Perbandingan Absolut

Setiap konsep produk langsung dibandingkan dengan atau diukur

terhadap beberapa sasaran yang ditetapkan dalam kriteria

Perbandingan Relatif

Konsep produk alternatif dibandingkan satu sama lain dengan

menggunakan ukuran-ukuran yang ditetapkan dala kriteria.

12

Page 17: Manajemen Produksi

Evaluasi konsep-konsep produk alternatif dilakukan dalam 4 tahap

berurutan sebagai berikut,Dua tahap pertama menyaring konsep yang baik dengan

membuangkonsep yang tidak baik sedangkan tahap akhir , hasil penyaringan

tersebut kemudian dievalusi dengan caraperbandingan relatif(matriks keputusan).

Gambar 4.8 Diagram Alir Evaluasi Konsep Produk

2.2 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN PERTIMBANGAN

KELAYAKAN

Selama priode penysunan konsep produk dan pada saat suatu konsep

produk terbentuk ,maka perancang pada umumnya mengalami salah satu dari tiga

reaksi berikut

Konsep produk tidak layak

Pertimbangan untuk menolak konsep produk pada tahap ini adalah

berdasarkan perasaan akan ketidak-layakan produk saja ,karena kriteria

evaluasi belm disusun. Tetapi sebelum konsep produ ditolak perlu dinyatak

lagi mengapa produk tersebut tidak layak dalam hal ini,konsep produk

sebaiknya ditinjau dari sisi lain ,biasanya ada beberapa alasan mengapa

konsep produk tidak layak, yaitu :

Tidak layak segi teknologi.

Tidak layak karena memenuhi keinginan pengguna.

Tidak layak dari sudut pandang perusahaan,karena konsep dasr produk

bebeda dari ha-hal yang biasa dilakukan.

Konsep produk dianggap tidak original sehingga tidak menimbulkan

gairah pada perancang dan pengembangan pada konsep produk.

Konsep produk tergantung dari kondisi berkembang

Dalam hal ini konsep dasr produk layak dikembangkan lebih lanjut

jika terjadi sesuatu,seperti :

Salah satu teknologi yang dipakai ,yangtadinya belum siap pakai,kini

menjadi siap pakai.

Kemungkinan memperoleh informasi yang sebelumnya tidak ada.

13

Page 18: Manajemen Produksi

Terselesaikan (dikembangkan oleh perusahaan lain atau perusahaan

sendiri) komponen yang akan menjadi komponen produk.dll.

Konsep produk yang harus diselidiki.

Konsep produk yang sukar dievaluasi adalah konsep produk yang tidak

jelas secara jelas menunjukkkan apakah konsep produk tersebut konsep yang

baik atau konsep yang buruk.untuk mengevaluasi konsep produk semacam itu

diperlukan pengetahuan dan pengalaman teknik yang cukup luas.

2.3 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN KEPUTUSAN YA

ATAU TIDAK

Jika teknologi yang dipakai pada suatu konsep produk yang dnilai sudah

matang maka evaluasi konsep produk berikutnya adalah penilaian tentang

kmampuan konsep produk untuk memenuhi keinginan-keinginan

pengguna/persyartan-persyaratan pada spesifikasi. Dalam hal ini penilaian

kemampuan kosep produk untuk memenuhi setiap keinginan penggguna bersifat

absolut dan setiap penilaian haruslah dijawab dengan ya atau tidak.

Penilaian semacam ini dapat menghasilkan :

a) Konsep produk tidakbisaditerima ,karenajawaban “tidak” untuk

masing-masing point dalam daftar keinginan pengguna terlalu

banyak (keinginan pengguna adalah banyak seperti yang tercantum

daftar keinginan pengguna).

b) Konsep produk dapat diiperbaiki,jikajawaban “tidak” hanya satu-

dua saja, yaitu dengan memodifiksi konsep produk sedikit untuk

menghilangkan jawaban “tidak “

Evaluasi ini menunjukkan kelemahan konsep produk dengan cepat,

sehiggga perbaikan atau modifikasi konsep produk dapat dilakukan dengan cepat

pula.

Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E

Untuk contoh merancang sistem suspensi-E makaperancangan

mencantumkan empat alternatif struktur sistem suspensi dan tiga alternatif

penyimpanan/peredam energi sebagaimana tercantum dalam gambar 4.7.

14

Page 19: Manajemen Produksi

dua belas kombinasi dari 4 alternatif struktur dan tiga alternatif

penyimpanan/peredam telah lolos dari kedua evaluasi urutan pertama dan

kedua,kecuali alternatif struktur ketiga (truss) yang merupakan elemen

fleksible.teknologi struktur untuk alternatif tersebut belum siap.

Pada akir evaluasi ,diperoleh tiga alternatif penyipanan/perdam

energi, yaitu peredam kejutudara, peredam kejut pegas/oi, elastomeryang

masing-masing dapat kombinasikan dengan pivot pada engkol ,atau

dengan pivot pada kerangka, atau dengan sistem “linkage”

2.3.1 Evaluasi Berdasarkan Pertimbangan Kelayakan dan

Berdasarkan Penyaringan YAa atau TIDAK (go/no go)

Pada waktu menyusun kombinasi solusi (mekanisme) sub-sub fungsi

dan sub-fungsi yang tkak teruraikan dari matriks morfologi untuk

mendapatkan konsep produk, maka setiap kali perancangan menyusun satu

kombinasi dan memperoleh satu konsep produk, erancangan langsung

melakukan evaluasi berdasarkan pertimbangan kelayakan dan/ atau

berdasarkan penyaringan ya atau tidak.berdasarkan salah satu dari kedua cara

evaluasi tersebut, ternyata banyak (sekali) konsep produk yang di gugurkan

karena menurut perasaaan/pertimbangan perancang konsep produk tersebut

tidak layak dibuat,atau tidaklolos saringan go/no go.

2.4 EVALUASI BERDASARKAN MATRIKS KEPUTUSAN DASAR

Metode matriks keputusan,atau metode pugh adalah metode yang

sederhana dan sudah terbukti efektif untuk membandingkan konsep-konsep

produk alternatifbentuk matriks keputusan adalah seperti digambarkan pada table

4.1. pada prinsifnya metode ini memberi cara untuk menilai (dengan memberi

angka) setiap alernatif terhadap alternatif lainnya secara relatif

dalamkemampuannya untuk memilih kriteria yang dibuat berdasarkan keinginan

pengguna.

Lagkah-langkah metode ini terdiri dari :

1. Menyusun kriteria untuk membandingkan produk.

15

Page 20: Manajemen Produksi

Kriteria untuk membandingkan satu konsep produk dengan konsep

produk lainnya sebenarnya sudah tersusun (lihat bab iii terdahulu) yaitu

pada tahap penyusunan keinginan keinginan penggguna.keinginan-

keinginan pengguna tersebut terdiri dari dua keinginan ,yaitu keinginan

yang harus dipenuhi dan keinginan-keinginan yang diurut menurut

prioritas sesuai dengan nilai/angka skornya.

2. Memberi bobot pada setiap kriteria

Masing-masing kritria kemudian diberi bobot sesuai dengan

pentingnya kriteria tersebut.kriteria yang lebih penting diberi bobot yang

lebih tingggi dari pada bobot kriteria yang kurang penting.

3. Memilih alternatif konsep produkyang akan dibandingkan .

Konsep-konsep produk yang akandibandingkan dipilih dari daftar

konsep produk yang dibuat pada tahap penysunan konsep dan telah lolos

dari tahap evaluasi sebelum ini.

4. Memilih alternatif konsep produk

Setiap anggota team perancang yang akan melakukan evaluasi

memilih satu alternatif konsep produk yag dijadikan alternatif atau

datum.setiap anggota team perancang biasanya mempunyai alternatif

konsep produk yang disenangi yang ditemukannya selama proses

penyusunan alternatif produk.

Tabel 4.1 Matriks Keputusan Dasar

Jika untuk suatu kriteria konsep produk yang sedang dinilai lebih

baik dari konsep produk referensi, maka diberi nilai + jika samasaja diberi

nilai s, dan jika lebih buruk diberi nilai - . pada waktu menjumlahkan nilai

semua kriteria , maka+s,dan- ,diberi nilai masing-masingangka1,0 dan -1.

5. Menghitung nilai akhir

Setelah semua kriteria untuk konsep produk yang sedang dinilai

diberi nilai(+,s,-), maka nilai akhir dari konsep produk yang sedang dinilai

adalah jumlah dari setiap kriteria yang sudah dikalikan dengan bobot

kriteria tersebut.

Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E

Lihat tabel matriks keputusan dasar pada tabel 4.1

16

Page 21: Manajemen Produksi

1. Menysun kriteria untuk perbandingan

Kriteria untuk perbandingan disusun berdasarkan

persyaratan/keinginan penggguna yang telah disusun pada bab iii.

Hasilnya disusun pada table 4.2 perhatikan bahwa ada kriteria untuk

beberapa persyaratan/keinginan pengguna yang tidak diperlihat pada

tabel merupakan persyaratan Yang tidak penting.

2. Pemberian bobot

bobot pada table 4.2 diperoleh dari hasil kompromi anrara semua

anggota tim.

3. Memilih alternatif yang dibandingkan

Alternatif konsep produk yang dibandingkan adalah tiga alternatif

peredam kejut oli dan elastomer.

4. Menilai alternatif konsep produk

Peredam kejut olli dipilih sebagai alternatif referensi,sedangkan dua

alternatif lainnya diberi nilai +,s,atau -.

5. Nilai akhir setiap alternatif dihitung, yaitu julah dari hasil-kali antara

bobot setiap nilai kriteria dan nilai kriteria +, satu –(+,s,-yang diberi

nilai 1,0,-1) maka hasilnya adalah seperti yang ditunjukkan pada baris

terakhir tabel 4.2.

Tabel 4.2 Matriks Keputusan Dasar Sistem Suspensi Sepeda-E

17

Page 22: Manajemen Produksi

KESIMPULAN

Pada bab ini membahas tentang fase kedua perancangan teknik, yaitu fase

perancangan konsep produk. Konsep produk dibuat berdsarkan spesifikasi teknis

produk, ada beberapa cara untuk mendapatkan konsep produk, tetapi metode

morfologi adalah metode yang menghasilkan jumlah alternatif konsep produk

terbanyak. Berawal dari fungsi produk dan menguraikannya menjadi beberapa

sub-fungsi, yang selanjutnya diuraikan lagi menjadi sub-sub fungsi dan sub fungsi

yang tidak teruraikandan membentuk struktur fungsi.

Kemudian untuk setiap sub-sub fungsi dan sub fungsi yang tidak

teruraikan dicari beberapa solusi, yang berupa mekanisme yang dapat

membangkitkan sub-sub fungsi bersangkutan. Setiap kombinasi dari satu solusi

sub-sub fungsi yang tidak truraikan adalah sebuah konsep produk.

18