manajemen produksi
DESCRIPTION
Perancangan ProdukTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
MANAJEMEN PRODUKSI dengan judul “PERANCANGAN PRODUK” ini
dengan tepat pada waktunya. Tak lupa pula shalawat serta salam mahabbah kita
hadiahkan kepada junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam
rangka menyelesaikan makalh ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dodi Sofyan Arief, ST.,MT, selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Produksi.
2. Juga kepada teman-teman satu kelompok yang saling memberi dukungan
dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Pekanbaru, April 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAGIAN I PERANCANGAN KONSEP PRODUK...............................................1
1.1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.2 BEBERAPA METODE PENCARIAN KONSEP PRODUK.......................1
1.3 FUNGSI DAN STRUKTUR FUNGSI..........................................................2
1.3.1 Teknik Menguraikan Fungsi....................................................................3
1.4 METODE MORFOLOGI...............................................................................6
1.5 METODE DASAR PENCARIAN KONSEP PRODUK...............................7
1.5.1 Metode Brain-Storming...........................................................................7
1.5.2 Metode Brain-Writing atau Metode 6-3-5...............................................9
1.5.3 Metode Analogi.....................................................................................10
1.5.4 Memakai Paten Sebagai Sumber Ide.....................................................10
1.5.6 Menyewa Konsultan Untuk Mengembangkan Konsep Produk.............11
BAGIAN II EVALUASI KONSEP PRODUK.....................................................12
2.1 URUTAN EVALUASI................................................................................12
2.2 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN PERTIMBANGAN
KELAYAKAN...................................................................................................13
2.3 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN KEPUTUSAN YA
ATAU TIDAK...................................................................................................14
2.3.1 Evaluasi Berdasarkan Pertimbangan Kelayakan dan Berdasarkan
Penyaringan YAa atau TIDAK (go/no go).....................................................15
2.4 EVALUASI BERDASARKAN MATRIKS KEPUTUSAN DASAR.........15
KESIMPULAN..................................................................................................18
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAGIAN I
PERANCANGAN KONSEP PRODUK
1.1 PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu : (1) Bagian pertama, perancangan
konsep produk dan (2) Bagian kedua.
Pada perancangan konsep produk, dicari/dicoba ditemukan sebanyak
mungkin (alternatif) konsep produk, yang semuanya memenuhi semua butir
spesifikasi teknis produk. Pada evaluasi produk, dipilih satu atau beberapa konsep
produk terbaik saja untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi produk, berdasarkan
kriteria pemilihan berdasarkan spesifikasi teknis produk.
Konsep produk masih berupa gambar skema atau gambar sket yang terdiri
dari kerangka elemen-elemen produk. Elemen produk yang berupa kerangka
tersebut harus diberi bentuk dalam fase perancangan berikutnya, yaitu fase
perancangan produk (fase perancangan ke-3).
Bagian pertama Bab ini membahas beberapa cara mencari konsep produk.
Salah satu cara yang menghasilkan alternatif konsep produk terbanyak adalah
metode morfologi.
1.2 BEBERAPA METODE PENCARIAN KONSEP PRODUK
Selama fase pertama proses perancangan produk berlangsung, yaitu ketika
dirumuskan proyek dan penyusunan spesifikasi teknis produk dan seterusnya, para
anggota tim perancangan yang terlibat sudah dapat memperoleh beberapa ide
tentang solusi yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi beberapa konsep
dan akhirnya dikembangkan menjadi produk.
Konsep produk yang diperoleh selama fase perancangan pertama tersebut
dapat dikumpulkan dalam suatu daftar konsep produk. Pencarian solusi konsep
produk lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik dan lebih
sistematik, yaitu :
Metode dasar pencarian konsep produk, yang terdiri dari :
Metode brainstroming
Metode 6 - 3 - 5 (brain writing)
1
Metode analisis
Buku-buku referensi dan jurnal teknik
Melakukan konsultasi dengan pakar
Metode morfologi
Metode logis
TRIZ, dan perancangan aksiomatik.
Metode morfologi dapat menemukan alternatif konsep produk terbanyak
dibandingkan dengan metode-metode lainnya, karena itu akan dibahas dengan
lebih mendalam. Untuk kperluan pembahasan metode morfologi diperlukan
pengertian dan definisi fungsi, sistem fungsi dan struktur fungsi produk.
1.3 FUNGSI DAN STRUKTUR FUNGSI
Produk mempunyai dua aspek, yaitu (1) bentuk fisik produk dan (2) fungsi
produk. Bentuk fisik produk dapat diuraikan menjadi beberapa komponen,
sedangkan komponen-komponen itu sendiri (beberapa atau semuanya) dapat
diuraikan lagi menjadi beberapa sub-komponen atau elemen dan seterusnya.
Jadi secara fisik da sistem komponen dan elemen, sedangakan secara
abstrak ada sistem fungsi. Elemen-elemen sistem komponen dapat mempunyai
korespondensi satu-satu dengan komponen-komponen sistem fungsi, atau dapat
pula mempunyai korespondensi yang lain lagi
Konsep produk adalah bentuk fisik produk, meskipun masih dalam bentuk
skets atau gamabar skema.
Konsep produk dapat dinyatakan dengan skets, atau dapat pula dinyatakan dengan
keterangan yang merupakan abstraksi dari produk yang akan dirancang. Pada
masa lalu konsep produk langsung dinyatakan skets, tanpa melalui penyusunan
struktur fungsi produk terlebih dahulu.
Fungsi produk terbentuk abstrak, sedangkan konsep produk mempunyai
bentuk fisik. Fungsi menyatakan atau menggambarkan apa yang dilakukan
produk, sedangkan bentuk (konsep) produk menggambarkan bagaiman produk
melaksanakan fungsi tersebut. Dengan kata lain, bentuk mengikuti fungsi, atau
dapat juga dikatakan apa dulu baru bagaimana. Struktur fungsi disususn dari
syarat-syarat (spesifikasi) teknis hasil fase pertama proses perancangan.
2
1.3.1 Teknik Menguraikan Fungsi
Struktur fungsi disusun mulai dari fungsi keseluruhan produk atau
overall product function, yang kemudian diuraikan menjadi beberapa sub-
fungsi dan seterusnya setiap sub-fungsi. Jika mungkin, diuraikan menjadi
sub-sub-fungsi. Sebagai sebuah struktur maka padatingkat pertama adalah
fungsi (overall product function), pada tingkat kedua (dibawahnya) adlah sub-
fungsi, pada tingkat ketiga (dibawahnya) adlah sub-sub-fungsi. Dalam hal ini
sub-fungsi tersebut dinamakan sub-fungsi yang tak-teruraikan. Pada proses
pencarian solusi sub-sub-fungsi (pada proses pencarian konsep produk
selanjtnya), maka sub-fungsi tak-teruraikan tersebut ikut dicarikan solusi-
solusinya sebagaimana halnya sub-sub-fungsi.
Kemampuan perancang untuk menyusun struktur fungsi produk yang
akan/sedang dirancang secara detail menandakan bahwa perancang mengerti
sacara mendalam tentang produk yang sedang dirancang tersebut.
Fungsi dan setiap sub-funsi dan sub-sub-fungsidipresentasikan dengan
sebuah blok fungsi, yang kemudian dialiri oleh aliran masuk dan aliran keluar
berupa : (1) energi (gaya), (2) material dan (3) informasi (sinyal) yang masuk
dan keluar dari blok fungsi/sub-fungsi.
Gambar 4.1 Blok Fungsi
Gambar 4.2 Pembagian Sub Fungsi-Fungsi
Ketiga aliran, yaitu aliran energi, material dan informasi, biasanya
terkait, tidak bebas satu dari lainnya.
Tipe energi dalam aliran energi biasaya adalah energi mekanikal,
energi listrik, energi fluida dan energi termal. Dalam mengalir melalui blok
fungsi/sub-fungsi, energi-energi tersebut dapat ditransformasi, ditimbun,
dipindahan, diberikan atau yang berkorespondensi dengan sub-fungsi/sub-
sub-fungsi pada struktur fungsi. Kata-kata yang mendeskripsikan fungsi/sub-
fungsi/sub-sub-fungsi adalah kata kerja. Sebagai bagian dari aliran energi
terkandung aliran gaya.
Fungsi yang dikaitkan dengan aliran material dapat dikelompokkan
dalam tiga tipe, yaitu : (1) aliran tembus, (2) aliran divergen dan (3)aliran
konvergen.
3
Aliran tembus disebut proses yang tidak mengubah jumlah material
dan hanya merubah posisi atau bentuk, yang dideskripsi dengan kata kerja :
meletakkan, mengangkat, memegang, menumpu, menggerakakan,
mendorong, memutar, memandu dll.
Pada aliran divergen, maka material dipisahkan (merubah jumlah
material) menjadi dua bagian atau lebih. Istilah (kata kerja) yang dipakai
adalah memisahkan, memecahkan dll.
Aliran konvergen mendripsikan penggabungan atau penyambungan
material.
Informasi pada aliran informasi dapat berbentuk sinyal mekanikal,
sinyal listrik atau software. Biasanya, informasi dipakai sebagai bagian dari
sistem kontrol automatik atau sebagai interface dengan (operator) manusia.
Fungsi terutama terjadi pada batas (interfacews) antara komponen-
komponen. Fungsi, sub-fungsi dan sub-sub-fungsi dinyatakan dengan kata
benda,yang menyatakan apa yang harus dilakukan oleh produk/komponen
produk. Menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh produk yang
berkorespondensi dengan sub-fungsi, yang dinyatakan dengan kata kerja
menggambarkan bagaimana komponen melakukan sub-fungsi tersebut.
Fungsi, sub-fungsi dan sub-sub-fungsi disusun dalam diagram blok yang
menggambarkan struktur fungsi.
Susunan diagram blok fungsi tersebut di atas merupakan uruta atau aliran
yang logis antara fungsi, sub-fungsi dan sub-sub-fungsi.
Masukan dan keluaran blok fungsi, blok sub-fungsi dan sub-sub-fungsi,
yang berupa energi, material atau informasi haruslah cocok.
Setiap sub-fungsi dan seterusnya haruslah diuraikan sampai sehalus-
halusnya atau sedetail mungkin.
Perlu dicatatdisini bahwa menguraikan fungsi menjadi sub-fungsi dan
sub-sub-fungsi dan kemudian menyusunnya menjadi diagram blok fungsi
bukanlah suatu hal yang mudah dilaksanakan. Struktur fungsi tidaklah dapat
dibuat sekali jadi, tetapi harusdibuat melaui usaha yang berkali-kali. Sekali
struktur fungsi tersusun, seringkali masih perlu dilakukan
perubahan/pembaharuan. Tetapi semua hal tersebut dilakukan demi untuk
4
mengerti soal yang dirancang secara lebih mendalam dan sekaligus
merupakan langkah pertama untuk menemukan ide untuk solusi dari soal
yang sedang dirancang.
Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E
Untuk contoh suspensi sepeda-E, maka fungsi suspensi sepeda-E
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : ” mengubah gaya-gaya yang
diteruskan dari roda dan rantai dan kerangka sepeda” atau “memindahkan
gaya-gaya antara roda, rantai dan kerangka sepeda dan menyerap beban
puncak antara roda dan kerangka sepeda”. Salah satudari deskripsi fungsi
suspensi sepeda-E tersebut mudah-mudahan dapat diterima. Tujuan suspensi
sepeda-E adalah untuk mengubah aliran energi (gaya). Batas-batas sistem
suspensi adalah roda, rantai dan kerangka (lihat gambar 4.3).
Gambar 4.3 Batas Masalah Perancangan Suspensi
Sistem suspensi sepeda yang harus dirancang dan dibuat akan
diletakkan pada ruang sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Untuk
membantu mengerti sistem suspensi sepeda, maka digambarkan diagram
benda bebas pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Gaya-Gaya Sistem Suspensi
Panah-panah pada diagram benda bebas merepresentasikan gaya
(tarik) rantai, gaya roda ( ke atas) dan gaya beban kerangka yang merupakan
sistem gaya yang seimbang. Gambar 4.12, yaitu versi sepeda-E yang lebih
tua, tampak tidak dilengkapi dengan sistem suspensi. Roda dihubungkan
dengan kerangka sepeda oleh batang belakang.
Fungsi suspensi sepeda diuraikan menjadi sub-fungsi sebanyak yang
dapat dipikirkan. Yang menjadi titik perhatian adalah interfaces, yaitu
bagaimana energi (gaya) masuk dan keluar dari blok sub-fungsi dan apa yang
terjadi di dalam blok tersebut. Pada struktur fungsi suspensi sepeda-E,
diikutkan pula fungsi sekunder, yaitu fender dan rem yang harus dipasang
pada sistem suspensi sepeda.
Gambar 4.5 Fungsi Dekomposisi Pada Sistem Suspensi
5
Sub-fungsi “hubungan roda dengan sistem suspensi sepeda”,
misalnya, masih dapat diuraikan lagi menjadi sub-sub-fungsi : posisikan,
arahkan dan berhenti. Demikian pula sub-fungsi yang lain mungkin dapat
diuraikan lagi secara lebih rinci.
1.4 METODE MORFOLOGI
Metode morfologi merupakan metode yang dapat menemukan banyak
alternative konsep produk, metode yang sistematik dan menggunakan prosedur
yang mudah diikuti.
Metode morfologi terdiri dari dua langkah yaitu :
1. Untuk setiap sub-fungsi yang tak teruraikan dan sub-sub fungsi dicari
solusinya, bahkan diusahakan dicari sebanyak mungkin solusinya.
Solusi-solusi tersebut berupa mekaniksme yang dapat melaksanakan
sub-fungsi tak teruraikan dan sub-sub fungsi- sub-sub fungsi.
2. Untuk menemukan alternative-alternatif konsep produk, maka
dibentuklah kombinasi-kombinasi solusi, yaitu setiap kombinasi terdiri
dari satu solusi dari setiap sub-fungsiyang tak teruraikan dan sub-sub
fungsi.
Setiap kombinasi yang mingkin dibuat merupakan satu alternative konsep
produk . untuk menjelaskan uraian diatas, mari kita kaji contoh sistem suspense
sepeda-E.
Gambar 4.6 Matriks Morfologi Untuk sistem Suspensi Sepeda-E
Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E
Gambar 4.7 Konsep Produk (Struktur)
Gambar 4.7 (Lanjutan) E1, E2 Konsep Produk (Peredam)
Gambar 4.7a Contoh sebuah Morfologi.
Pada gambar diatas menunjukkan matriks morfologi. Pada kolom sebelah
kiri tercantum sub-fungsi dari struktur fungsi sepeda-Eyang telah disusun. Untuk
setiap sub dicari beberapa solusi yang berupa mekanisme yang dapat
melaksanakan sub-fungsi bersangkutan.
Konsep produk diperoleh dengan membuat kombinasi solusi sub-sub
fungsi yaitu satu solusi dari setiap sub-sub fungsi dan sub-fungsi yang tak
6
teruraikan. Beberapa kombinasi solusi sub-fungsi digambarkan dalam bentuk
skets pada Gambar 4.7. konsep produk suspensi sepeda-E dapat dipisahkan dalam
dua kelompok yaitu :
a) Konsep struktur sistem suspensi sepeda-E yang diberi label S.
b) Konsep penyimpan/pembuang energy yang diberi label E.
Tiga dari empat konsep struktur sepeda-Emenggunakan pivot. Penggunaan
pivot tersebut memerlukan dibuatnya persyaratan/ spesifikasi teknis, pemenuhan
fungsi dan penyusuna konsep.
Alat untuk mengelola energy dengan pegas dan penyerap energi dapat
dibeli sebagai barang jadi atau dibuat dari elemen-elemen dasarnya.
Keempat konsep struktur sistem suspensi sepeda-E dan ketiga konsep alat
pengelola energy dapat dikombinasikan untuk memperoleh 12 buah konsepproduk
berupa sistem suspense sepeda-E.
Metode morfologi banyak digunakan dalam praktek perancangan. Salah
satu aspek yang menarik dari metode morfologi adalah kemapuannya menyimpan
sejarah tentang cara pemenuhan banyak macam fungsi, yang pasti akan sangat
berguna untuk pemecahan solusi berbagai produk baru pada waktu yang akan
dating.
1.5 METODE DASAR PENCARIAN KONSEP PRODUK
Ada beberapa metode lain yang dikelompokkan dalam metode dasar
pencarian konsep produk, yaitu metode logis yang antara lain lain meliputi
metode TRIZ dari Rusia dan metode perancangan aksiomatik yang dikembangkan
di MIT, U.S.A.
Dalam kelompok metode dasar, maka pencarian konsep produk adalah :
1.5.1 Metode Brain-Storming
Brain-Storming adalah aktivitas yang didasarkan pada dinamika grup
yang mula-mula digagas oleh Osborn.
Proses grup dapat dilakukan oleh grup yang secara singkat, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Komposisi grup
7
Grup harus mempunyai seorang pemimpin. Grup terdiri dari
sedikitnya lima orang dan maksimum 15 orang.
Anggota grup jangan dibatasi pada para pakar saja, tetapi juga anggota
yang datang dari berbagai kalangan, termasuk kalangan non-teknis,
untuk menambah dimensi baru ide konsep produk.
Grup disusun tanpa hirarki, kecuali pemimpin grup. Semua anggota
grup mempunyai kedudukan yang sama.
Pemimpin Grup
Pada prinsipnya, pemimpin grup hanya mempunyai kewenangan
organisasi, seperti mengatur komposisi grup, mengundang ke
pertemuan, menentukan lama pertemuan, dan melakukan evaluasi.
Pada permulaan pertemuan, pemimpin grup menjelaskan soal yang
dihadapi.
Pemimpin grup harus berusaha agar ssemua peraturan ditaati.
Pemimpin grup berupaya agar pertemuan berlangsung santai dan
bebas dan tidak ada satu kritik pun yang dilontarkan atas ide yang
diajukan oleh para anggota grup.
Prosedur
Semua anggota harus membebaskan diri dari semua prangsangka
intelektual, para anggota tidak boleh mencemoohkan ide yang
diajukan oleh anggota lain, tidak boleh mengkritik.
Setiap anggota mengusulkan ide sebanyak-banyaknya tanpa kendala.
Ide dapat dituangkan dalam bentuk kata-kata atau skets.
Ide sebaiknya cukup nyata untuk memungkin terbentuknya ide yang
merupakan solusi problem.
Kemungkinan apakah ide dapat direalisasikan atau tidak, tidak perlu
dipikirkan terlebih dahulu.
Lama pertemuan brainstorming sebaiknya tidak melebihi 45 menit.
Lebih baik menyelenggarakan pertemuan pada lain kesempatan
daripada memperlama pertemuan.
Evalusai
8
Semua ide yang terkumpul pada pertemuan brainstorming dicatat dan
dikaji oleh para pakar untuk memperoleh ide yang mempunyai potensi
untuk menjadi solusi masalah. Hasil evaluasi tersebut diurutkan
dengan urutan teratas ide yang paling baik dan layak untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Hasil akhir diputuskan oleh pertemuan dimana semua anggota grup
hadir. Dalam pertemuan ini, masih mungkin muncul ide-ide baru atau
dalam pertemuan ini ide-ide terdahulu dimatangkan.
1.5.2 Metode Brain-Writing atau Metode 6-3-5
Salah satu kelemahan metode brainstorming adalah adanya
kemungkinan pertemuan didominasi oleh satu atau beberapa anggota saja.
Metode brainwriting memaksa agar semua anggota team berpartisipasi
dengan kedudukan yang sama.pertukan ide solusi tidak dilakukan secara lisan
melainkan secara tertulis. Ide disampaikan dengan deskripsi kata-kata atau
deskripsi skets.
Jumlah anggota team optimal 6, karena itu metode ini dimulai dengan
bilangan 6-3-5. Sedangkan dalam praktek peserta dapat berkisar 3 dan 8.
Setiap peserta mengmabil secarik kertas, membaginya menjadi 3 kolom dan
masing-masing kolom dituliskan/ digambarkan ide solusi dari fungsi konsep
produk yang akan dibahas. Bilangan 3, yaitu jumlah kolom , termasuk dalam
nama metode ini 6-3-5.
Setiap peserta diberi 5 menit untuk menuliskan/menggambarkan
ketiga ide solusi dari fungsi konsep produk. Angka 5 termasuk dalam nama
metode ini 6-3-5. Setelah selesai maka kertas yang berisi dengan 3 ide solusi
diedarkan kepada peserta yang ada disebelah kananya. Kemudian semua
peserta diberi 5 menit lagi untuk menuliskan/menggambarkan 3 ide solusi
lagi pada kertas yang ada dihadapannya. Peserta sebaiknya
mempelajariterlebih dahulu ide solusi peserta yang ada disebelah kirinya,
sebelum dia menambah 3 ide solusi lagi. Setelah 5menit kedua ini selesai,
kertas diedarkan lagi pada peserta yang ada disebelah kanannya. Demikian
9
seterusnya sampai setiap kertas selesai diedarkan pada semua peserta.
Akhirnya peserta dapat berdiskusi untuk mencari ide solusi terbaik.
Selama proses pencarian konsep produk berlagsung, tidak boleh
terjadi kominikasi lisan, kecuali pada akhir proses.
1.5.3 Metode Analogi
Menggunakan analogi bisa menjadi bantuan yang berguna dalam
mengembangkan konsep. Cara terbaik dalam berpikir secara analogi adalah
dengan mempertimbangkan kebutuhan fungsi dan kemudian bertanya, “apa
yang dapat menyediakan fungsi seperti ini?”. Sebuah benda yang
menyediakan fungsi yang serupa boleh jadi memicu ide-ide bagi sebuah
konsep.
Metode analogi dapat menghasilkan ide solusi yang baik ataupun yang
buruk. Mencoba ide solusi untuk terbang dengan meniru brung terbang
dengan mengepakkan sayapnya, ternyata merupakan pencarian ide solusi
yang buruk. Dalam hal ini metode analogi tidak memberikan hasi.
Untuk metode analogi ini, selama proses pencarian ide untuk konsep
produk, perancang sebaiknya juga membuka dokumen-dokumen, seperti
dokumen paten dan jurnal-jurnal profesi, agar perancang terhindar dari
menciptakan ide yang sudah dibuat orang sebelumnya.
1.5.4 Memakai Paten Sebagai Sumber Ide
Jumlah penemuan yang dipatenkan di Indonesia tdak terlalu banyak,
sehingga daftar paten di Indonesia bukan merupakan sumber ide yang subur.
Lain halnya dengan Amerika Serikat, dimana tercatat lebih dari lima juta buah
paten. Disana, mencari paten yang dapat dipakai sebagai sumber ide bahkan
menjadi problem tersendiri. Untuk mengatasi hal tersebut haruslah dipakai
jasa konsultan yang pakar dalm mencari paten-paten yang diperlukan.
1.5.5 Buku, JurnalProfesi dan Katalog Manufacture Sebagai Sumber Ide
Buku dan jurnal profesi, termasuk buku dan jurnal lama, merupakan
sumber ide solusi untuk suatu konsep produk. Sebagai gambaran dapat
10
dicantumkan berikut ini beberapa nama jurnal yang dapat dipakai sebagai
sumber ide untuk konsep produk :
- Mechine Design,Penton Publishing, Cheveland, Ohio, U.S.A.
- Design News, Cahner Publishing, Boston, MA, U.S.A.
- Product Design and Development, Chilton, Radnor, PA, U.S.A.
Sumber ide untuk konsep produk yang sangat menolong adalah katalog
yang dikeluarkan oleh pembuat/pabrik atau manufactures berbagai produk dan
perwakilan manufacturer yang dalam usaha memasarkan produk-produknya
akan terbuka untuk memberi informasi tentang produk-produknya tersebut.
1.5.6 Menyewa Konsultan Untuk Mengembangkan Konsep Produk
Dalam hal perancangan produk original di bidang yang tidak di kuasai
oleh seorang perancang pun di perusahaan, maka dapat disewa jasa konsultan
yang ahli dalam bidang produk yang sedang dirancang., jika dapat ditemukan
konsultan tersebut. Perusahaan mempunyai pilihan lain untuk merancang
sendiri produk baru tersebut dengan berisiko menhabiskan waktu yang agak
panjang dan tekanan berat yang akan dialami para anggota tim perancang.
Tetapi akhirnya perusahaan memperoleh keahlian yang sangat berharga,
terutama untuk perancangan produk yang akan datang karena sudah
menemikan metode merancang produk baru.
11
BAGIAN II
EVALUASI KONSEP PRODUK
2.1 URUTAN EVALUASI
Berdasarkan prosedur yang diuraikan dalam bagian pertama pada
pembahasan ini, diperoleh banyak alternatif konsep produk. Tentu saja tidak
semua alternatif konsep produk tersebut akan dikembangkan menjadi produk. Jika
perlu dipilih satu konsep produk yang terbaik saja untuk dikembangkan lebih
lanjut menjadi produk.atau beberapa konsep produk terbaik untuk dikembangkan
ecara pararel menjadi beberapa produk, yang akhirnya harus dipilih lagi satu hal
yang terbaik
Kesulitan memilih konsep dasar produk yang terbaik anrara lain
disebabkan karena :
a) Informasi tentang masing-masing produk tidak lengkap.
b) Konsep produk masih dalam bentuk konsep yang sedikit banyak
merupakan konsep abstrak.
c) Konsep produk belum dapat diuraikan menjadi detail yang lengkap.
d) Kinerja konsep produk,jika ada, belum dapat diukur dan sebagainya
Kriteria untuk mengevaluasi konsep produk tidak mudah disusn,meskipun
demikian, proses evaluasi untuk memilih konsepproduk yang terbaik harus
dilakukan.
Evaluasi terdiri dari kegiatan membandingkan konsep-konsep dasar yang
membuat keputusan .dalam membandingkan dua konsep produk atau lebih,maka
sebaiknya kedua konsep produk tersebut sudah dituangkan dalam tingkat abstraksi
sama.ada dua macam cara membandingkan :
Perbandingan Absolut
Setiap konsep produk langsung dibandingkan dengan atau diukur
terhadap beberapa sasaran yang ditetapkan dalam kriteria
Perbandingan Relatif
Konsep produk alternatif dibandingkan satu sama lain dengan
menggunakan ukuran-ukuran yang ditetapkan dala kriteria.
12
Evaluasi konsep-konsep produk alternatif dilakukan dalam 4 tahap
berurutan sebagai berikut,Dua tahap pertama menyaring konsep yang baik dengan
membuangkonsep yang tidak baik sedangkan tahap akhir , hasil penyaringan
tersebut kemudian dievalusi dengan caraperbandingan relatif(matriks keputusan).
Gambar 4.8 Diagram Alir Evaluasi Konsep Produk
2.2 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN PERTIMBANGAN
KELAYAKAN
Selama priode penysunan konsep produk dan pada saat suatu konsep
produk terbentuk ,maka perancang pada umumnya mengalami salah satu dari tiga
reaksi berikut
Konsep produk tidak layak
Pertimbangan untuk menolak konsep produk pada tahap ini adalah
berdasarkan perasaan akan ketidak-layakan produk saja ,karena kriteria
evaluasi belm disusun. Tetapi sebelum konsep produ ditolak perlu dinyatak
lagi mengapa produk tersebut tidak layak dalam hal ini,konsep produk
sebaiknya ditinjau dari sisi lain ,biasanya ada beberapa alasan mengapa
konsep produk tidak layak, yaitu :
Tidak layak segi teknologi.
Tidak layak karena memenuhi keinginan pengguna.
Tidak layak dari sudut pandang perusahaan,karena konsep dasr produk
bebeda dari ha-hal yang biasa dilakukan.
Konsep produk dianggap tidak original sehingga tidak menimbulkan
gairah pada perancang dan pengembangan pada konsep produk.
Konsep produk tergantung dari kondisi berkembang
Dalam hal ini konsep dasr produk layak dikembangkan lebih lanjut
jika terjadi sesuatu,seperti :
Salah satu teknologi yang dipakai ,yangtadinya belum siap pakai,kini
menjadi siap pakai.
Kemungkinan memperoleh informasi yang sebelumnya tidak ada.
13
Terselesaikan (dikembangkan oleh perusahaan lain atau perusahaan
sendiri) komponen yang akan menjadi komponen produk.dll.
Konsep produk yang harus diselidiki.
Konsep produk yang sukar dievaluasi adalah konsep produk yang tidak
jelas secara jelas menunjukkkan apakah konsep produk tersebut konsep yang
baik atau konsep yang buruk.untuk mengevaluasi konsep produk semacam itu
diperlukan pengetahuan dan pengalaman teknik yang cukup luas.
2.3 EVALUASI KONSEP PRODUK BERDASARKAN KEPUTUSAN YA
ATAU TIDAK
Jika teknologi yang dipakai pada suatu konsep produk yang dnilai sudah
matang maka evaluasi konsep produk berikutnya adalah penilaian tentang
kmampuan konsep produk untuk memenuhi keinginan-keinginan
pengguna/persyartan-persyaratan pada spesifikasi. Dalam hal ini penilaian
kemampuan kosep produk untuk memenuhi setiap keinginan penggguna bersifat
absolut dan setiap penilaian haruslah dijawab dengan ya atau tidak.
Penilaian semacam ini dapat menghasilkan :
a) Konsep produk tidakbisaditerima ,karenajawaban “tidak” untuk
masing-masing point dalam daftar keinginan pengguna terlalu
banyak (keinginan pengguna adalah banyak seperti yang tercantum
daftar keinginan pengguna).
b) Konsep produk dapat diiperbaiki,jikajawaban “tidak” hanya satu-
dua saja, yaitu dengan memodifiksi konsep produk sedikit untuk
menghilangkan jawaban “tidak “
Evaluasi ini menunjukkan kelemahan konsep produk dengan cepat,
sehiggga perbaikan atau modifikasi konsep produk dapat dilakukan dengan cepat
pula.
Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E
Untuk contoh merancang sistem suspensi-E makaperancangan
mencantumkan empat alternatif struktur sistem suspensi dan tiga alternatif
penyimpanan/peredam energi sebagaimana tercantum dalam gambar 4.7.
14
dua belas kombinasi dari 4 alternatif struktur dan tiga alternatif
penyimpanan/peredam telah lolos dari kedua evaluasi urutan pertama dan
kedua,kecuali alternatif struktur ketiga (truss) yang merupakan elemen
fleksible.teknologi struktur untuk alternatif tersebut belum siap.
Pada akir evaluasi ,diperoleh tiga alternatif penyipanan/perdam
energi, yaitu peredam kejutudara, peredam kejut pegas/oi, elastomeryang
masing-masing dapat kombinasikan dengan pivot pada engkol ,atau
dengan pivot pada kerangka, atau dengan sistem “linkage”
2.3.1 Evaluasi Berdasarkan Pertimbangan Kelayakan dan
Berdasarkan Penyaringan YAa atau TIDAK (go/no go)
Pada waktu menyusun kombinasi solusi (mekanisme) sub-sub fungsi
dan sub-fungsi yang tkak teruraikan dari matriks morfologi untuk
mendapatkan konsep produk, maka setiap kali perancangan menyusun satu
kombinasi dan memperoleh satu konsep produk, erancangan langsung
melakukan evaluasi berdasarkan pertimbangan kelayakan dan/ atau
berdasarkan penyaringan ya atau tidak.berdasarkan salah satu dari kedua cara
evaluasi tersebut, ternyata banyak (sekali) konsep produk yang di gugurkan
karena menurut perasaaan/pertimbangan perancang konsep produk tersebut
tidak layak dibuat,atau tidaklolos saringan go/no go.
2.4 EVALUASI BERDASARKAN MATRIKS KEPUTUSAN DASAR
Metode matriks keputusan,atau metode pugh adalah metode yang
sederhana dan sudah terbukti efektif untuk membandingkan konsep-konsep
produk alternatifbentuk matriks keputusan adalah seperti digambarkan pada table
4.1. pada prinsifnya metode ini memberi cara untuk menilai (dengan memberi
angka) setiap alernatif terhadap alternatif lainnya secara relatif
dalamkemampuannya untuk memilih kriteria yang dibuat berdasarkan keinginan
pengguna.
Lagkah-langkah metode ini terdiri dari :
1. Menyusun kriteria untuk membandingkan produk.
15
Kriteria untuk membandingkan satu konsep produk dengan konsep
produk lainnya sebenarnya sudah tersusun (lihat bab iii terdahulu) yaitu
pada tahap penyusunan keinginan keinginan penggguna.keinginan-
keinginan pengguna tersebut terdiri dari dua keinginan ,yaitu keinginan
yang harus dipenuhi dan keinginan-keinginan yang diurut menurut
prioritas sesuai dengan nilai/angka skornya.
2. Memberi bobot pada setiap kriteria
Masing-masing kritria kemudian diberi bobot sesuai dengan
pentingnya kriteria tersebut.kriteria yang lebih penting diberi bobot yang
lebih tingggi dari pada bobot kriteria yang kurang penting.
3. Memilih alternatif konsep produkyang akan dibandingkan .
Konsep-konsep produk yang akandibandingkan dipilih dari daftar
konsep produk yang dibuat pada tahap penysunan konsep dan telah lolos
dari tahap evaluasi sebelum ini.
4. Memilih alternatif konsep produk
Setiap anggota team perancang yang akan melakukan evaluasi
memilih satu alternatif konsep produk yag dijadikan alternatif atau
datum.setiap anggota team perancang biasanya mempunyai alternatif
konsep produk yang disenangi yang ditemukannya selama proses
penyusunan alternatif produk.
Tabel 4.1 Matriks Keputusan Dasar
Jika untuk suatu kriteria konsep produk yang sedang dinilai lebih
baik dari konsep produk referensi, maka diberi nilai + jika samasaja diberi
nilai s, dan jika lebih buruk diberi nilai - . pada waktu menjumlahkan nilai
semua kriteria , maka+s,dan- ,diberi nilai masing-masingangka1,0 dan -1.
5. Menghitung nilai akhir
Setelah semua kriteria untuk konsep produk yang sedang dinilai
diberi nilai(+,s,-), maka nilai akhir dari konsep produk yang sedang dinilai
adalah jumlah dari setiap kriteria yang sudah dikalikan dengan bobot
kriteria tersebut.
Contoh : Sistem Suspensi Sepeda-E
Lihat tabel matriks keputusan dasar pada tabel 4.1
16
1. Menysun kriteria untuk perbandingan
Kriteria untuk perbandingan disusun berdasarkan
persyaratan/keinginan penggguna yang telah disusun pada bab iii.
Hasilnya disusun pada table 4.2 perhatikan bahwa ada kriteria untuk
beberapa persyaratan/keinginan pengguna yang tidak diperlihat pada
tabel merupakan persyaratan Yang tidak penting.
2. Pemberian bobot
bobot pada table 4.2 diperoleh dari hasil kompromi anrara semua
anggota tim.
3. Memilih alternatif yang dibandingkan
Alternatif konsep produk yang dibandingkan adalah tiga alternatif
peredam kejut oli dan elastomer.
4. Menilai alternatif konsep produk
Peredam kejut olli dipilih sebagai alternatif referensi,sedangkan dua
alternatif lainnya diberi nilai +,s,atau -.
5. Nilai akhir setiap alternatif dihitung, yaitu julah dari hasil-kali antara
bobot setiap nilai kriteria dan nilai kriteria +, satu –(+,s,-yang diberi
nilai 1,0,-1) maka hasilnya adalah seperti yang ditunjukkan pada baris
terakhir tabel 4.2.
Tabel 4.2 Matriks Keputusan Dasar Sistem Suspensi Sepeda-E
17
KESIMPULAN
Pada bab ini membahas tentang fase kedua perancangan teknik, yaitu fase
perancangan konsep produk. Konsep produk dibuat berdsarkan spesifikasi teknis
produk, ada beberapa cara untuk mendapatkan konsep produk, tetapi metode
morfologi adalah metode yang menghasilkan jumlah alternatif konsep produk
terbanyak. Berawal dari fungsi produk dan menguraikannya menjadi beberapa
sub-fungsi, yang selanjutnya diuraikan lagi menjadi sub-sub fungsi dan sub fungsi
yang tidak teruraikandan membentuk struktur fungsi.
Kemudian untuk setiap sub-sub fungsi dan sub fungsi yang tidak
teruraikan dicari beberapa solusi, yang berupa mekanisme yang dapat
membangkitkan sub-sub fungsi bersangkutan. Setiap kombinasi dari satu solusi
sub-sub fungsi yang tidak truraikan adalah sebuah konsep produk.
18