manajemen privasi komunikasi pengguna facebook

150
Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook (Studi Naratif Penulis Status Pemilik akun Majelis Taklim Perempuan) Tesis Disusun Oleh : IMRO’ATUS SYARIPAH NIM : 21170510100008 PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

Manajemen Privasi Komunikasi

Pengguna Facebook

(Studi Naratif Penulis Status Pemilik akun Majelis Taklim Perempuan)

Tesis

Disusun Oleh :

IMRO’ATUS SYARIPAH

NIM : 21170510100008

PROGRAM MAGISTER

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021 M

Page 2: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

Manajemen Privasi Komunikasi

Pengguna Facebook

(Studi Naratif Penulis Status Pemilik akun Majelis Taklim Perempuan)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Magister Sosial (M.Sos) Di Magister Komunikasi Dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh :

IMRO’ATUS SYARIPAH

NIM : 21170510100008

MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021 M

Page 3: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

Manajemen Privasi Komunikasi

Pengguna Facebook

(Studi Naratif Penulis Status Pemilik akun Majelis Taklim Perempuan)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Magister Sosial (M.Sos)

Disusun Oleh :

IMRO’ATUS SYARIPAH

NIM : 21170510100008

MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H / 2021

Page 4: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis berjudul MANAJEMEN PRIVASI KOMUNIKASI

PENGGUNA FACEBOOK (Studi Naratif Status Pemilik

Akun Majelis Taklim) telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 juli 2021. Tesis ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister

Sosoal (M.Sos) pada Program studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

Jakarta, 09 Agustus 2021

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap anggota,

Kiky Rizky, M.Si

NIP. 197606172005011006 NIP. 197303212008011002

Anggota :

Penguji I Penguji II

Dr. H. Syamsul Yakin, MA

Page 5: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook
Page 6: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook
Page 7: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

i

ABSTRAK

Media sosial Facebook menjadi tempat berinteraksi dan

berkomunikasi dengan pengguna lain di seluruh dunia dengan

ikatan sosial secara virtual. Keberadaan pengguna di Facebook

dihadirkan oleh “status” yang dibagikan. Pengguna yang aktif

pada saat ini adalah perempuan, Facebook juga menjadi alasan

bagi ustadzah selaku pendiri majelis taklim untuk memposting

kegiatan dan menulis status disana..

Tesis ini hendak mengkaji mengenai, Bagaimana pendiri

akun mengekspresikan perasaanya melalui status Facebook?,

Bagaimana narasi yang dibangun pendiri akun majelis taklim

dalam menulis status di Facebook?, Bagaimana manajemen

privasi komunikasi yang dilakukan pendiri akun majelis taklim

dalam menggunakan Facebook?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

menggunakan paradigma konstruktivisme, metode penelitian

naratif dengan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan

status update, catatan lapangan, wawancara. Konsep yang

digunakan adalah konsep privasi yang berhubungan dengan cara

informan mengelola privasi-nya di status Facebook melalui teori

Manajemen Privasi Komunikasi.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan

bahwa seorang penulis status di Facebook mengungkapkan

private information kepada publik secara implisit melalui

rangkaian status berkala. Ditemukan pula aturan-aturan yang

dibentuk oleh penulis status Facebook bagaimana cara mereka

membuat aturan-aturan agar privasi tetap terjaga. Unsur-unsur

penting dalam manajemen privasi ini tidak lepas dari factor-

faktor budaya, jenis kelamin, topik pembicaraan, dan lawan

bicara.

Keterbukaan penulis status di Facebook dibentuk oleh

pandangan dalam melihat pergaulan online yang bersifat publik.

Walaupun sudah diproteksi sedemikian rupa, keterbukaan penulis

status ini juga dibangun sejak lama melalui lingkungan

keluarganya sendiri. kehidupan informan secara offline lebih

banyak diberitahukan kepada publik Facebook. Namun, penulis

status bersikap terbuka karena ingin beramah tamah dengan

teman-teman di Facebook. Keterbukaan tersebut masih dibatasi

dengan informasi pribadi informan yang bersifat private. Kata

Kunci: Privasi, Information, Facebook, Managemet,dan status

Page 8: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

ii

ABSTRACT

Facebook, which used to be popular with young people,

has now spread to parents. Social media is a place to interact and

communicate with other users around the world with virtual

social ties. A user's presence on Facebook is represented by the

shared "status". Users who are active at this time are women,

Facebook is also a reason for ustadzah as the founder of the

taklim assembly to post activities and write statuses there.

This thesis aims to examine, How do account founders

express their feelings through Facebook status?, How is the

narrative built by the founder of the Majelis Taklim account in

writing status on Facebook?, How is the communication privacy

management carried out by the founder of the Majelis Taklim

account in using Facebook?

This research is a qualitative research using

constructivism paradigm, narrative research method with data

collection techniques through collecting status updates, field

notes, interviews. The concept used is the concept of privacy

which is related to the way informants manage their privacy on

Facebook status through the theory of Communication Privacy

Management.

Based on the analysis that has been done, it was found

that a status writer on Facebook discloses private information to

the public implicitly through a series of periodic statuses. It was

also found that the rules formed by the authors of Facebook status

were how they made rules to maintain privacy. Important

elements in privacy management cannot be separated from

cultural factors, gender, topic of conversation, and interlocutor.

The openness of the author's status on Facebook is shaped

by the view in seeing public online interactions. Although it has

been protected in such a way, the author's openness to this status

has also been built for a long time through his own family

environment. The lives of informants offline are more widely

disclosed to the Facebook public. However, the author of the

status is open because he wants to be friendly with friends on

Facebook. This openness is still limited by the personal

information of the informants which is private. Keywords:

Privacy, Information, Facebook, Management, and status

Page 9: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahrrahmanirrahim, Alhamdulillahi robbil

aalamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat beserta

nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

dan penulisan tesis yang berjudul “Privasi Boundary

Management Pengguna Facebook (Studi Naratif Penulis Status

Di Kalangan Majelis Taklim Perempuan).

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad Shalallahu alaihi Wasallam, beserta keluarga,

sahabat, dan tabi’-bat’innya.

Penyusunan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Magister Sosial (M.Sos) pada

program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penelitian dan penyusunan tesis ini, penulis

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Karenanya penulis ingin

mengucapkan terimakasih, kepada:

1. Allah SWT beserta Nabi SAW yang selalu sayang

kepada saya untuk bisa bertahan hidup dan

mensyukuri hari ini dan besok.

2. Bapak H. Teguh Paiman, Ibu Supriyatin S.Ag, dan

Adik tercinta Muhammad Rezky Ramadhan. Semoga

Allah memberikan keluarga kita kesehatan setiap hari.

3. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A

sebagai Rektor UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

4. Suparto, M. Ed, P.hD sebagai Dekan di Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Tantan Hermansah, M.Si sebagai Ketua jurusan

dan Kiky Rizky, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan

Program Studi Magister Komunikasi dan Penyiaran

Page 10: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

iv

Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. Rulli Nasrullah, M. Si yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing tesis ini

hingga dapat diselesaikan dengan baik.

7. Dr. Sihabuddin Noor, MA sebagai Penasehat

Akademik

8. Ibu Mardiah Said Ketua Majelis Taklim Islamic

Center Jakarta Utara

9. Seluruh dosen di Prodi Magister KPI yang telah

mengajar, membimbing, dan memberikan ilmunya

dengan penuh keikhlasan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

10. Staf dan karyawan di Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan pelayanan dengan

baik dalam hal administrasi.

11. Staf dan karyawan di Perpustakaan Pusat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu

penulis dalam peminjaman referensi.

12. Thalita Sacharissa Dosen KPI UIN Syarif

Hidayatullah yang terus kasih keyakinan dan

kepercayaan diri saya dalam menulis lagi dan tempat

tinggal di semester awal kuliah magister komunikasi,

13. My crush boy louis yang sudah dikagetkan untuk antar

bolak-balik Tj priok – Ciputat

14. Psikiater Halo Dokter dan Satu Persen yang menjadi

alarm dan obat saya di Pandemi.

15. Mew Suppasit dan Gulf Kanawut yang menghibur

saya di tengah pandemi. Serta memberikan fakta

terbaru mengenai Industri hiburan di Thailand.

16. Kepada Guru R.A Al Hidayah: Bu Dwi (alm), Bu

Cici, Bu umi, dan Bu Ika yang selalu julid dan

menyita waktu saya di tengah penyelesaian tesis.

Page 11: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

v

17. Kepada sahabat Magister KPI: Nofia Natasari,

Hambali, Marini, Reda Pahlevi, Wahab Nur Kadri.

Fitria Senja Awaludia, Eka Ade Lestari, Desi, Anton,

dan Fahmi Siregar. Semoga silaturahmi kita tetap

terjaga meski nanti sudah masing-masing.

18. Wanjaiiii Fandom tergokil yang pernah ada setelah K-

popers BTS ARMY. Pengalaman pertama menjadi

bagian di keluarga ini untuk bisa bangkit menulis

kembali dan selalu setia mendengarkan saya cerita di

twitter.

19. BIG Family Wanjaiii; Thara (Jatim), Miaa (Kalsel),

Qorin (Jatim), Dini (Kaltim), Novi (Semarang), Tya

(Yogya) dan Ria (Jatim). Semoga bisa melindungi

adik-adik kita dari cyber bully di media sosial.

20. Kepada semua orang yang sudah bersedia untuk ikhlas

mendo’akan, memotivasi dan menguatkan penulis

dalam menyelesaikan studi strata II ini dengan baik.

Akhirnya, terima kasih atas semua dukungannya yang tak

dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas perhatiannya

apabila menemukan kekeliruan dalam penyusunan tesis ini, dan

penulis berharap semoga tesis ini tidak hanya bermanfaat untuk

penulis, tetapi untuk berbagai pihak, Aaamiinnn Yaa

Rabbal’Alamiin.

Jakarta, 18 Juli 2021

Penulis,

Imro’atus Syaripah

Page 12: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

vi

DAFTAR ISI

Abstrak……………………………………………………… i

Kata Pengantar…………………………………………….. ii

Daftar Isi…………………………………………………….. vi

Daftar Tabel……………………………………………….... vii

Daftar Gambar……………………………………………… viii

Bab 1 Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah……………………………… 1

b. Batasan Masalah Dan Perumusan Masalah…………...10

c. Manfaat Penelitian …………………………………... 11

d. Tujuan Penelitian ……………………………………. 12

e. Tinjuan Pustaka……………………………………… 13

f. Metodologi Penelitian ……………………………….. 16

g. Sistematika Penulisan ……………………………….. 26

Bab II Landasan teori

a. Konsep Privasi………………………………………. 28

b. Teori Manajemen Privasi Komunikasi……………… 40

c. Proses Manajemen Aturan Privasi…………………... 49

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN ………….. 61

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ………… 74

Page 13: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

vii

BAB V PEMBAHASAN

a. Makna dari status update ……………………………. 73

b. Bentuk-bentuk makna dalam manajemen privasi …… 78

c. Proses Manajemen Aturan Privasi …………………... 85

BAB VI PENUTUP

a. Kesimpulan ………………………………………….. 108

Daftar Pustaka………………………………………........... x

Lampiran…………………………………………………… xiii

Page 14: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

viii

Daftar Tabel

Tabel 1………………………………………………………. 75

Tabel 2 ……………………………………………………… 82

Page 15: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

ix

Daftar Gambar

Gambar Facebook………………………………………….. 63

Gambar Ibu Haji Siti Mardiah……………………………… 65

Gambar data portal media sosial……………………………. 94

Gambar data portal medai sosial……………………………. 98

Page 16: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Internet merupakan produk teknologi yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi,

maka internet dapat memunculkan jenis interkasi sosial

sebelumnya. Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi

secara face to face communication, maka dewasa ini

masyarakat berinteraksi di dalam dunia maya atau melalui

interaksi di dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial

online. Melalui kecanggihan teknologi informasi, maka

masyarakat alternatif lain untuk berinteraksi sosial.1

Munculnya internet dapat menghubungkan antar

manusia dari berbagai belahan dunia yang tidak saling

kenal sebelumnya dengan cara mengkoneksikan komputer

dengan jaringan internet. Interaksi antar manusia tersebut,

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik

kebutuhan jasmani maupun rohani. Salah satunya adalah

kebutuhan akan informasi.2

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai

bagian dari tuntunan kehidupan dan sebagai penunjang

kegiatannya. Internet sangat bermanfaat bagi pemenuhan

kebutuhan informasi tersebut. Internet sebagai media

interaksi sosial telah terjadi di seluruh dunia, termasuk

1 Alyusi, Shiefti Dyah, Media sosial, Interaksi, Identitas dan Modal

sosial.(Jakarta: kencana prenanda media group:2016). hal 1. 2 Alyusi, Shiefti Dyah, Media sosial, Interaksi, Identitas dan Modal

sosial.(Jakarta: kencana prenanda media group:2016). hal 2.

Page 17: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

2

Indonesia. Perkembangan pengguna internet juga terus

bertambah.

Masyarakat Indonesia saat ini yang cenderung

lebih bersikap terbuka dengan menuliskan perasaannya

dan memberitahu kejadian yang sedang dialami di situs

jejaring sosial, daripada harus bercerita dengan

lingkungan sekitarnya. Secara psikologis, kita terkadang

merasa hal ini cukup aneh dan memiliki banyak

perbedaan. Namun inilah yang terjadi ketika media sosial

Facebook, Twitter, dan Instagram ada di perkembangan

internet. Dari ketiga media sosial tersebut data

menunjukkan pengguna internet paling banyak adalah

Facebook.3 Kasus Ervani Emi Handayani, warga

Gedongan, Bantul, Yogyakarta dilaporkan ke polisi

karena status yang dia tulis di Facebook mengenai mutasi

suaminya pada 9 juni 2014 dan akun Facebook Syukur

Muhammad Syarief yang mendadak viral karena

unggahan tulisan yang berisi hujatan terhadap presiden.4

Internet yang menjadi sebuah ruang digital baru

dalam menciptakan sebuah ruang kultural. Tidak dapat

dihindari bahwa keberadaan internet memberikan banyak

kemudahan kepada penggunanya. Beragam akses

terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru

dunia dapat dicari melalui internet. Internet dapat

3 https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia diakses pada 15

juli 2021. 4 https://www.liputan6.com/news/read/3029350/5-status-di-media-sosial-

berujung-pidana diakses pada 15 juli 2021.

Page 18: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

3

menembus batas dimensi kehidupan pengguna, waktu,

dan ruang yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun,

dan dimanapun.5

Lahirnya komunitas online ini adalah sekelompok

orang di dunia maya yang memiliki minat yang sama.

Anggota dari komunitas ini secara bebas saling bertukar

pikiran, pandangan, dan informasi. Secara intens dan

berkelanjutan sekelompok orang ini mendiskusikan

berbagai hal dan topik tertentu mulai dari yang bersifat

non-formal (misalnya masalah hobi, kegemaran,

makanan, dan lain sebagainya) hingga yang bersifat

formal (misalnya masalah politik, sosial, agama, dan lain

sebagainya).6

Berbeda dengan komunitas sosial di dunia nyata

yang dapat melakukan pertemuan dan perkumpulan

dengan terlebih dahulu membuat janji untuk menentukan

waktu dan tempatnya, akan tetapi di dunia maya setiap

orang dapat “bertemu” dengan orang lain dengan sangat

mudah, kapanpun dan dimanapun. Biasanya komunitas ini

memanfaatkan blog, website, forum, bahkan situs jejaring

sosial sebagai tempat untuk berbagi informasi,

5 Denis, MCQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengatar, (Jakarta:

Erlangga, 1992), hal. 71. 6 Alyusi, Shiefti Dyah, Media sosial, Interaksi, Identitas dan Modal

sosial.(Jakarta: kencana prenanda media group:2016). hal 6.

Page 19: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

4

mengutarakan pendapat, sharing informasi, menawarkan

bantuan dan membangun pertemanan.7

Karakter dasar dari media sosial adalah

terbentuknya jaringan antarpengguna. Jaringan ini tidak

sekadar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut

(follower) di internet semata, tetapi juga harus dibangun

dengan interaksi antar pengguna tersebut. Secara

sederhana interaksi yang terjadi di media sosial minimal

berbentuk saling mengomentari atau memberikan tanda,

seperti tanda jempol ‘like’ di Facebook.8

Dampak munculnya teknologi internet membuat

pola hidup semakin individualistis dan munculnya paham

eksistensialisme berupa menjauhkan yang dekat dan

mendekatkan yang jauh.9 Artinya bahwa di satu sisi

teknologi mampu mendekatkan orang-orang yang jauh

dan tidak mengenal satu sama lain, dan sisi yang lain

menyebabkan para pengguna situs jejaring sosial lebih

mampu menjalin kehidupan sosial melalui dunia maya

dan kurang memperhatikan interaksi dengan dunia nyata.

Dengan perkembangan penggunaan Facebook

yang mencapai pertumbuhan 36% pada tahun 2021, angka

ini menjadikan Indonesia menjadi sebagai “the fastest

growning country on Facebook in Southeast Asia”.

7 Alyusi, Shiefti Dyah, Media sosial, Interaksi, Identitas dan Modal

sosial.(Jakarta: kencana prenanda media group:2016). hal 6. 8 Rulli Nasrullah. Siti Nurbaya, Media sosial perspektif komunikasi,

budaya, dan sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016), hal.

25. 9 Bungin, Burhan, Sosiologi komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 57.

Page 20: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

5

Jumlah ini mengalahkan pertumbuhan pengguna

Facebook di Vietnam dan Thailand.10

Gambaran mengenai perilaku pengguna internet di

Indonesia bisa dilihat dari survey yang dilakukan

Markplus Inc. Mereka menemukan bahwa masyarakat

lebih banyak menggunakan internet untuk mengakses

jejaring sosial dan melakukan pencarian. Hasil survei

terhadap 1.500 responden di delapan kota seperti

Jabodetabek, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya,

Denpasar, Makassar, dan Palembang. Memberikan

gambaran bahwa email tidak lagi menjadi hal utama

dalam pemakaian internet, tetapi lebih banyak untuk

update status Facebook dan mencari informasi. Hasil

tersebut cukup memberikan gambaran tentang perilaku

pengguna internet di kota besar.11

Melalui Facebook orang-orang mulai sering

mengekspresikan perasaannya atau memberitahukan

tentang apa yang sedang mereka kerjakan. Situasi jejaring

sosial tampaknya sudah menjadi bagian hidup. Sebuah

situs belanja elektronik di Amerika bernama Retrevo

melakukan survey terhadap 750 responden mengenai

kebiasaan mereka dalam menggunakan situs jejaring

sosial. Hasilnya 36% berusia di bawah 35 tahun

mengakses Facebook setelah berhubungan seks, sekitar

10 https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia diakses pada 15

juli 2021. 11 http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/10/29brk,201001029-288063

diakses pada 15 juli 2021.

Page 21: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

6

27% responden berusia dibawah 35 tahun memeriksa

Facebook lebih dari sepulih kali dalam sehari. Sedangkan

untuk kategori aktivitas meng-update status

memperlihatkan 65% responden meng-update status

Facebook saat sedang liburan, 64% saat bekerja, dan 40%

saat sedang membaca dan menyetir.12

Demam jejaring sosial Facebook memang

melanda hampir semua orang. Tidak jarang kita jumpai,

anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun

sangat paham menggunakan situs pertemanan di dunia

maya. Komunikasi interpersonal dalam Facebook

dimediasi oleh teknologi dan terkadang hal ini dapat

memfasilitasi atau justru menghambat komunikasi dan

dapat mengubah interaksi personal.13 Setiap ungkapan

seperti update status dapat disampaikan melalui teks

secara bebas sehingga rentan menimbulkan

kesalahpahaman, komentar ataupun pernyataan sangat

berpotensi memicu konflik. Penggunaan situs jaringan

sosial seperti Facebook tetap membutuhkan rambu-rambu

yang harus dipatuhi terutama yang menyangkut privasi,

karena jika tidak berhati-hati, resikonya cukup besar.

Ada satu kasus yang dikutip dari harian kompas,

dimana seorang anak mencela temannya melalui status

Facebook. Teman yang dibicarakan merasa sakit hati dan

12 http://ictwatch.com/internetsehat/2009/10/19/update-status-jadi-ritual-

wajib-usai-bercinta diakses pada 15 juli 2021. 13 Elly Konjin, Mediated Interpersonal Communication, (New York:

Routledge). 2008, hal.3.

Page 22: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

7

mengadu kepada orangtua. Kasus ini berakhir dengan

konflik antar orangtua di status Facebook.14 Ketika

berkomunikasi secara elektronik, tentu saja emosi orang-

orang dikomunikasikan dalam bentuk huruf-huruf yang

diketik, tanpa ekspresi wajah atau gestur, yang normalnya

menyertai komunikasi face-to-face.15

Fenomena update status di Facebook ini

memudahkan orang-orang untuk mendapatkan perhatian,

dan perhatian yang didapat bisa datang dari mana saja.

Ekspresi ini menunjukan emosi sebagai sistem kontrol

sosial yang dapat membangkitkan respon-respon tertentu

dari orang lain. Perilaku meng-update status kelihatannya

sepele. Namun ketika ditelusuri lebih dalam lagi, esensi

dari meng-update status adalah agar mereka diperhatikan.

Maka tidak heran, status yang dipasang sengaja dibuat

sedemikian rupa supaya orang lain penasaran dan

memberikan respon. Respon terhadap status yang ditulis

merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu dan

diharapkan ketika mereka mengupdate status di

Facebook.16

Bagi anak muda, jejaring sosial seperti Facebook

tidak beda dengan buku harian tempat mereka

mengungkapkan isi hatinya. Perbedaannya adalah buku

14http://health.kompas.com/read/Inilah.Alasan.Anak.Harus.Stop.Main.Face

book diakses pada 18 Juni 2021. 15 Joseph A. DeVito. Interpersonal Communication 11th ed. (Boston:

Pearson). 2007, hal 120-121. 16 http://nasional.kompas.com/Apakah.Anda.Update diakses pada 18 Juni

2021.

Page 23: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

8

harian ini berbentuk digital, bersifat terbuka dan dapat

dibaca oleh siapa saja. Facebook membuat semua orang

menjadi lebih mudah untuk mencari informasi dan

dukungan dari jaringan sosial orang yang satu ke orang

lain, serta membuat orang lebih mudah memberikan

sumber-sumber informasi kepada orang lain. Aktivitas

tersering yang dilakukan selain update status, diikuti oleh

aktivitas seperti memberikan komentar di status orang

lain, chatting, memasukan foto-foto, dan berbagi

informasi ke status Facebook.

Orang-orang di Facebook terlihat sedang

berhadapan dengan masalah atau sedang mengungkapkan

perasaannya. Dengan cara memperbarui status

menggunakan pernyataan eksplisit untuk menandai emosi,

pada akhirnya mereka akan menerima dukungan, simpati

atau kritik dari sesama pengguna Facebook melalui

postingan komentar di status mereka maupun melalui

pesan pribadi.17 Sebuah studi menemukan bahwa orang

yang kesepian lebih suka menggunakan internet untuk

memperoleh dukungan emosional daripada orang-orang

yang tidak kesepian.18

Dengan menampilkan emosi mengenai apa yang

terjadi pada dirinya di dunia maya, para pemilik akun

17 Nicole B. Ellison, Cliff lampe, Charles Steinfield & Jesicca Vitak. With

a Little Help from My Friends: How Social Network sites Affect Social Capital

Processe dalam A Networked Self. (New York: Routledge) 2011, hal 139. 18 Joseph A. DeVito. Interpersonal Communication 11th ed. (Boston:

Pearson). 2007, hal 41.

Page 24: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

9

Facebook lebih mampu mengekspresikan hal yang kurang

dapat diekspresikan melalui percakapan langsung dengan

lingkungan sekitarnya. Keterbukaan seseorang di dalam

hubungan itu membutuhkan pengelolaan terhadap batasan

publik dan privat. Batasan-batasan ini ada di antara

perasaan yang ingin diutarakan oleh seseorang dan

perasaan yang ingin disimpan.

Pembukaan (disclosure) di dalam hubungan yang

berkelanjutan lebih dari sekedar mengutarakan informasi

privat kepada orang lain, namun juga dibutuhkan

negosiasi dan koordinasi. Keputusan seseorang untuk

membuka atau menutup perasaannya harus dimonitor

secara intensif.19 Dengan banyaknya detail-detail

informasi yang dituliskan dan dikumpulkan dalam satu

media bernama Facebook, pasti akan menimbulkan

banyak resiko yang berhubungan dengan privasi.20

Facebook sebagai media interaksi menarik

berbagai kalangan untuk melakukan studi. Indonesia yang

sebagai pengguna jaringan sosial Facebook tertinggi di

Asia mengundang kekhawatiran. Bagi para pengguna

Facebook memiliki berbagai risiko, seperti pemanfaatan

situs pertemanan sebagai alat kegiatan terorisme,

pelecehan seksual, penebar kebencian, penghasutan,

19 Richard west & Lynn Turner, Introducing Communication Theory 3rd ed,

(New York: McGraw Hill), 2007, hal. 255. 20 Terremark Worldwide, Inc.”Facebook Expands Operation at

terremark’s NAP West Facility” dalam Jurnal: Facebook Threats To Privacy.

Harvey Jones & Jose Hiram Soltren, 2005, hal. 4

Page 25: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

10

penghinaan, penipuan dan perdagangan manusia. Selain

itu penyebaran konten pornografi sering juga

memanfaatkan Facebook.

Kekhawatiran ini menjadi perhatian banyak orang

dan sudah mulai terjadi dan merajela di Indonesia.

Beberapa contoh kasus yang dijelaskan diatasn bagaimana

seseorang dengan mudah menulis status tanpa

memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Apalagi

peneliti mengambil kasus mengenai seorang ustadzah

yang menulis status untuk kegiatan majelis taklim.

Pemikiran seorang ustadzah yang lebih matang pemikiran,

pengalaman, dan pendidikan bisa mengontrol dalam

mengekspresikan diri dalam update di Facebook.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan

di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Pandangan seorang ustadzah dalam menulis

status di Facebook

2. Aktivitas Ustadzah dalam menggunakan media

sosial di Facebook bisa bermain, selfie camera,

atau bermain game online

3. Ustadzah yang lebih aktif menggunakan media

sosial Facebook sebagai media dalam

menyiarkan dakwah.

Page 26: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

11

4. Komentar yang diberikan ketika seorang

ustadzah menulis status di Facebook.

C. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Sejauh apa keterbukaan yang ditampilkan oleh

seorang ustadzah di status Facebook.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana pengguna akun dalam mengekspresikan

perasaan melalui status Facebook?

2. Bagaimana Narasi yang dibangun pendiri akun

Majelis taklim dalam melalui status Facebook?

3. Bagaimana privasi Boundary yang dilakukan pendiri

akun Majelis taklim dalam Facebook?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran sejauh

mana keterbukaan yang ditampilkan pengguna akun di status

Facebook dan bagaimana narasi yang dibangun pendiri akun

majelis taklim tersebut dalam mengontrol keterbukaan yang

bersifat privasi di status Facebook.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Dalam segi akademis, penelitian ini dapat

menambah pengetahuan serta wawasan para akademisi

Page 27: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

12

tentang penggunaan media sosial di Ibu rumah tangga.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif untuk perkembangan media sosial di

Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini

adalah penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

para praktisi Komunikasi Penyiaran Islam, terlebih

mahasiswa yang belajar media sosial, baik yang berada di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN)

Jakarta maupun mahasiswa lain yang menekuni ilmu

tersebut, penelitian ini mencoba memberikan gambaran

seluk beluk media sosial.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Beberapa penelitian yang dijelaskan dalam tinjauan

pustaka kali ini membahas mengenai keterbukaan individu di

media online banyak yang menitik beratkan pada konsep self-

disclosure, antara lain:

1. Tesis karya Ade Putri Nugrahani (2012) yang berjudul

“Privasi Boumdary Management melalui media online

(Studi naratif terhadap penulis status di Facebook)”.

Tesis ini melakukan penelitian terhadap temannya yang

selalu aktif menulis status di media sosial facebook.

Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana

kehidupan yang dialami informan dalam kehidupan asli

dengan kehidupan di media sosial. Informan yang

Page 28: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

13

dijelaskan peneliti adalah teman sejak kecilnya yang harus

menjadi single parents di usia muda. Peneliti

mengungkapkan bagaimana status yang di Facebook yang

terlihat baik-baik saja ketika dikunjungi mengalami

masalah yang sangat berat dalam kehidupan sehari-hari.

Menyembunyikan perasaan sebagai salah satu batasan

privasi yang dilakukan Informan untuk tidak diketahui

orang lain yang ada di Facebook.

2. Tesis karya Devi Yunitri (2006), Weblog dan Aktualisasi

Diri (Studi Kasus Blogger Indonesia). Penelitian ini

memberikan gambaran tentang representasi diri yang

terbentuk dan ditampilkan dalam media blog berbentuk

diari atau jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

weblog merepresentasikan identitas diri pemiliknya.

Penggunaan bahasa yang lugas, sederhana dan

penempatan foto merupakan wujud representasi diri bagi

perempuan dalam upaya mengaktualisasikan dirinya.

Sedangkan representasi diri pada halaman blog pria

cenderung memuat hasil pemikiran atau kritikan atas

fenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Tesis Moza Fauzia (2019), Manajemen Privasi

Komunikasi Perempuan Yang Mengalami Kekerasan

Dalam Rumah Tangga Di Kota Lhokseumawe. Hasil dari

penelitian ini menjelaskan proses manajemen privasi

komunikasi dilakukan informan berdasarkan kriteria

aturan, baik dalam menyembunyikan dan mengungkapkan

informasi pribadi. Peneliti melakukan wawancara kepada

Page 29: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

14

enam informan yang menyembunyikan informasi KDRT

dengan cara berbohong, menghindar, dan mengalihkan

topik pembicaraan mengenai bahasan rumah tangga.

4. Tesis Felicia Njotorahardjo (2014), manajemen

komunikasi privasi seorang mantan pria simpanan.

Melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif serta

metode studi kasus hasil dari penelitian ini adalah pria

simpanan menutup rapat informasi privat terhadap

keluarga tentang tindakan yang pernah dilakukannya

sebagai seorang pria simpanan. Alasan penutupan

informasi tersebut adalah karena individu takut bila terjadi

penyesalan dalam keluarganya. Individu melakukan

pengungkapan kepada sahabat, mantan pacar, dan

komunitas gereja. Hasil penelitian juga menunjukkan

terjadinya beberapa gangguan batasan yang dialami oleh

individu atas privasi yang dimilikinya.

Penelitian ini yang membahas mengenai Facebook

dan privasi,yaitu:

1. Facebook Threads to Privasi oleh Harvey Jones

dan Jose Hirman Soltren. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat bagaimana Facebook mempengaruhi

privasi. Disini ditemukan banyak kelemahan yang

serius sehubungan dengan privasi si pemilik akun.

Beberapa faktor utama perusak privasi di Facebook

yaitu: mengungkapkan terlalu banyak informasi,

pihak Facebook tidak mengambil langkah-langkah

Page 30: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

15

yang memadai untuk melindungi privasi si

pengguna dan pihak ketiga yang aktif mencari

informasi mengenai pengguna situs ini dengan

menggunakan Facebook.

2. Managing Facebook Friend Request in Workplace

Relationship: An Application of Manajemen privasi

komunikasi Theory oleh Bethany R.D Frampton.

Penelitan dengan pendektan kuantitatif ini

memperlihatkan bagaimana media sosial

mempengaruhi komunikasi interpersonal dalam

konteks organisasi. Tujuan penelitian ini adalah

untuk memahami bagaimana kalangan profesional

menangani rekan kerja yang mengirimkan “Friend

request” di Facebook. Secara spesifik, penelitian

ini menguji faktor-faktor yang mungkin

mempengaruhi “friend request” dikirimkan kepada

rekan kerja, dan intensitas mengakses Facebook.

Penelitian ini mengkaji pengelolaan privasi yaitu:

1. “Feeling Caught” in Step Familes; Managing

Boundary Turbulence through appropriate

communication privasi rules oleh T.D Afifi,

mengkaji komunikasi dalam keluarga tiri

khususnya menggunakan pola komunikasi

untuk membentuk aliansi di antara kelompok-

kelompok kecil dalam keluarga besar. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa para

partisipan menggunakan berbagai macam

Page 31: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

16

strategi untuk berusaha mengurangi turbulensi

dan mengkoordinasikan batasan privasi.

2. Family and friends as Healhtcare Advocate:

Dilemmas of Confidentiality and privasi oleh

Sandra Petronio. Penelitian ini tindakan

seseorang untuk mendukung kesehatan saat

membawa anggota keluarga atau teman berobat

ke dokter. Empat tema utama muncul dari

penelitan ini, yaitu privasi versus kesehatan,

pendukung yang altruistik, pencarian informasi

oleh dokter, dan pembagian tanggung jawab.

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma juga

bersifat normatif menunjukkan kepada praktisinya apa

yang harus dilakukan tanpa harus melakukan

pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang

panjang.21 Paradigma konstruktivisme mempelajari

berbagai macam realitas yang dikonstruksi oleh orang-

orang. Paradigma ini juga mempelajari implikasi dari

konstruksi tersebut, yang berguna untuk kehidupan serta

berguna untuk interaksi mereka dengan orang lain dalam

kehidupan sehari-hari. Secara epistemologi, paradigma

21 Deddy mulyana, metode penelitian kualitatif, (bandung: PT remaja

rosdakarya, 2003), h. 9.

Page 32: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

17

konstruktivisme berfokus pada aktivitas pembentukan

makna dari pemikiran individu Jadi, peneliti akan melihat

pengalaman-pengalaman unik dari subjek penelitian.22

Penelitian ini, pemaknaan yang bervariasi yang terdiri

dari banyak bagian, menuntun peneliti untuk melihat

kompleksitas berbagai pandangan mengenai keterbukaan

privasi di Facebook dan bukannya menyempitkan makna

privasi ke dalam beberapa kategori ide. Tujuan penelitian

ini pada akhirnya mengandalkan sebanyak mungkin

pandangan informan terhadap situasi yang bersifat

privasi.

Penelitian mengenai keterbukaan seseorang di

Facebook ini berada paradigma konstruktivisme.

Konstruktivisme melihat kehidupan manusia itu sebagai

sesuatu hal yang berbeda dari kehidupan alamiah atau

yang secara fisik dapat dilihat dan kerena itu harus

dipelajari dengan cara berbeda pula.

Konstruktivisme sering dikombinasikan dengan

interpretivisme. Dalam pandangan konstruktivisme,

individu mencari pemahaman tentang dunia tempat

mereka tinggal dan bekerja. Mereka membangun makna

subjektif dari pengalaman-pengalaman mereka, yakni

pemaknaan yang diarahkan ke objek atau benda tertentu.23

22 Michael Quinn Patton. Qualitative Research & Evaluation Methods 3rd

ed. (USA: Sage Publications). 2002. hal.96 23 John W. Creswell. Qualitative Inqury & Research Design: Chossing

Among Five Approaches 2nd ed. (USA: Sage Publicatioons). 2007. hal 20

Page 33: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

18

2. Pendekatan Penelitian

Untuk mengkaji tesis ini pendekatan yang digunakan

ialah kualitatif dengan model deskriptif. Hasil penelitian

tertulis berisi kutipan- kutipan dari data untuk

mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data

tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan

lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo

dan rekaman- rekaman resmi lainnya.24

Tujuan dari pendekatan ini adalah menjelaskan

fenomena yang sedalam- dalamnya melalui pengumpulan

data. Pendekatan kualitatif menurut Kirk dan Miller

bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam

kawasannnya maupun dalam peristilahannya.25

Bogdan dan Taylor dalam buku Metode Penelitian

Kualitatif menjelaskan bahwa metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.26 Peneliti

menganalisis menggunakan metode kualitatif ini dengan

24 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2012), Cet. ke-3, hlm. 11. 25 Nurul Hidayat, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan

Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke 1,hlm. 7.

26 Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1993), Cet. ke 10, hlm. 3.

Page 34: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

19

cara menjelaskan sedalam-dalamnya data dengan teori

yang digunakan yaitu hirarki pengaruh media.

Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam

pendekatan kualitatif adalah pertama, peneliti kualitatif

lebih memerhatikan proses daripada hasil. Kedua, peneliti

kualitatif lebih memerhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti

kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan

data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun

langsung ke lapangan, melakukan observasi di lapangan.

Keempat, peneliti kualitatif menggambarkan bahwa

peneliti terlibat dalam proses penelitian, interpretasi data,

dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.27

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif

menggunakan metode pengumpulan data dan metode

analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan

instrument wawancara dan pengamatan (observation).

Obyektifitas dan kejujuran merupakan hal penting bagi

kedua jenis penelitian tradisional. Meskipun begitu,

kriteria untuk menilai penelitian kualitatif itu berbeda dari

ktiteria untuk menilai penelitian kuantitatif.

Adapun bentuk penelitian ini bersifat online dan

offline. Kedua cara tersebut bertujuan untuk

memaksimalkan penelitian agar bisa diselesaikan di

tengah pandemi covid 19. Peneltian untuk terjun ke lapan

27 Agus Salim, Teori dan Paradigma Sosial dari Guba dan Penerapanny

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 303.

Page 35: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

20

3. Metode Penelitian

Penelitian ini, peneliti menggunakan metode

naratif yang merupakan sebuah bentuk yang ditujukan

untuk teks yang digunakan dalam konteks penelitian

kualitatif. Dengan fokus pada cerita-cerita yang

disampaikan oleh individu. Sebagai metode naratif

dimulai dengan pengalaman-pengalaman yang

diekspresikan melalui kehidupan sehari-hari dan

melalui cerita-cerita dari seorang individu.

Prosedur untuk mengimplemestasikan penelitian

ini, terdiri dari fokus studi pada satu atau dua orang

individu, mengumpulkan data melalui koleksi cerita-

cerita mereka, memaparkan pengalaman individu dan

kronologisnya secara urut atau menggunakan tahapan

kehidupan untuk memaknai pengalaman-

pengalaman.28

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penelitian ini berupa

kumpulan status update dari pemilik akun Facebook

yang rutin meng-update status satu kali dalam sehari

dan masuk dalam kriteria digital natives ini akan

dipilih secara acak dari Facebook friend list milik

peneliti. Status update menjadi data primer dalam

28 Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 250.

Page 36: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

21

penelitian ini. Sedangkan wawancara kepada informan

dilakukan sebagai data sekunder untuk melengkapi

data-data yang ditemukan di lapangan. Alasan

dipilihnya frekuensi satu kali sehari adalah untuk

melihat gambaran runut dari keseharian orang

tersebut. Selain itu, pemilik akun juga termasuk dalam

kriteria digital natives.

Digital native ini memiliki akses ke teknologi-

teknologi berjaringan digital dan memiliki

kemampuan untuk mempelajari dan menggunakan

teknologi dengan cepat. Mereka cenderung lebih suka

mengirimkan instant messaging (IM) daripada telepon

untuk mengatur janji, mereka terhubung satu sama

lain melalui budaya bersama (common culture).

Aspek-aspek utama dari kehidupan mereka adalah

interaksi sosial, pertemanan, aktivitas masyarakat

yang termediasi oleh teknologi-teknologi digital.29

Digital natives yang dilakukan peneliti adalah

membuat janji dengan mengirimkan pesan di facebook

massengger untuk interview lalu bertemu secara

langsung untuk wawacara Ibu Haji Siti Mardiah.

Sebelum melakukan wawancara peneliti melakukan

observasi random beberapa status beliau untuk

ditanyakan maksud dari status yang diupdate.

29 John parley & Urs Gasser. Born Digital. (USA: Basic Book), 2008,

hal.1-2

Page 37: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

22

5. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian tesis yang berjudul “Manajemen

privasi komunikasi pengguna Facebook (studi naratif

penulis status pemilik akun majelis taklim perempuan)

adalah Penulis status yang mendirikan majelis taklim

di lingkungan daerah rumahnya. Pemilihan informan

didasarkan terhadap aktivitas beliau dalam mendirikan

majelis taklim di rumah dan aktif menggunakan

Facebook.

Objek dalam penelitian ini adalah akun Facebook

Siti Mardiah yang saat ini memiliki 1500 teman dan

telah membagikan status setiap harinya.30

6. Teknik Pengolahan Data

Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan

atau data, melalui meninjau kembeli berkas-berkas

yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu

wawancara dan data-data survei yang ditemukan.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

30 Akun facebook https://www.facebook.com/sitimardiah.said, resmi dibuat

pada tahun 2010. Dalam interview menjelaskan bahwa ini adalah akun kedua

beliau karena sebelumnya beliau pakai untuk pribadi dan kini dipakai untuk

majelis taklim yang beliau dirikan

Page 38: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

23

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.31

Proses dalam mengimplementasikan penelitian ini

antara lain berfokus pada studi tentang pemilik akun

majelis taklim, mengumpulkan data-data dari

kumpulan cerita-cerita, melaporkan pengalaman-

pengalaman tersebut.

25 juni 2020, peneliti melakukan untuk interview

sekaligus menjadi murid sehari beliau di acara majelis

taklimya. Cara menganalisis ini mengarah pada

penulisan sebuah abstraksi analisis kasus yang

menyoroti: 1. Proses kehidupan manusia individu, 2.

Teori-teori yang berbeda yang berhubungan dengan

pengalaman hidup, dan 3. Fitur yang unik dan umum

dari kehidupan.32 Peneliti disarankan untuk memulai

analisis dengan cara sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kumpulan pengalaman

objektif dari kehidupan informan. Akan

menjadi sebuah analisis awal yang baik, jika

peneliti memiliki jurnal singkat mengenai

kehidupan informan.

2. Dari jurnal singkat, peneliti memeriksa

tahapan kehidupan atau pengalaman yang

informan me lalui. Hal ini digunakan untuk

31 Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 248. 32 John W. Creswell. Qualitative Inqury & Research Design: Chossing

Among Five Approaches 2nd ed. (USA: Sage Publicatioons). 2007. hal 100

Page 39: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

24

membangun kronologi kehidupan informan.

Misalnya masa kecil, pernikahan, karir,

pekerjaan.

3. Cerita-cerita dan pengalaman luar biasa yang

dialami informan, akan muncul dari hasil

wawancara atau jurnal pribadi informan.

4. Selama wawancara, peneliti menganjurkan

informan untuk memperluas bagian dari cerita-

cerita yang diungkapkan dan menanyakan teori

mengenai kehidupan dirinya. Teori-teori ini

mungkin berhubungan dengan proses hidup,

model dari dunia sosial, model relasional

biografi, atau model alami dari sejarah

kehidupan.

5. Segmen-segmen naratif dan kategori antara

wawancara dan cerita disolasi oleh peneliti.

Lalu, peneliti menetapkan bentuk-bentuk yang

lebih besar serta makna-makna.

8. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama Juni 2020 – April

2021 Tempat penelitian media sosial Facebook dan

lingkungan sekitar informan.

9. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah nomor :

507 tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya

Page 40: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

25

Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah.

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini menghasilkan susunan yang

sistematis, maka peneliti menyusun draft tesis ini

sebagaimana berikut:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti mendeskripsikan tentang

latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan

masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian,

metodelogi penelitian, dan sistematika penelitian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

secara akademis dan praktik.

BAB II Landasan Teori dan Kerangka Berpikir

Bab ini berisi mengenai membahas mengenai

privasi dan manajemen privasi komunikasi. Teori dan

konsep ini digunakan sebagai acuan untuk menganalisis

permasalahan menjadi fokus peneltian.

BAB III Gambaran Umum Penelitian

Memaparkan sejarah Facebook di Indonesia yang

mempunyai banyak pengguna berdasarkan usia.

Selanjutnya diuraikan pula riwayat, pendidikan,

kiprahnya beliau sebagai ustadzzah dengan jadwal kajian

Page 41: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

26

yang padat lalu dalam sehari biasa 4 kali update mengenai

kegiatan majelis taklim.

BAB IV Data dan Temuan Penelitian

Menguraikan data dan temuan peneliti dapatkan

setelah menelaah objek penelitian. Data dan temuan ini

menjadi bahan analisis dengan menggunakan teori dan

konsep pemikiran yang peneliti cantumkan pada bab

sebelumnya.

BAB V Pembahasan

Bab ini memuat hasil analisis peneliti mengenai

data dan temuan menggunakan teori dan konsep

pemikiran. Hasil analisis ini sebagai bagian dari hasil

penelitian yang dilakukan.

BAB VI Penutup

Berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

Pada bab terakhir ini digunakan sebagai acuan kepada

penelitian selanjutnya mengenenai permasalahan hasil

yang didapatkan dari penelitian ini.

Page 42: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

27

Bab II

LANDASAN TEORI

Saat seseorang berusaha membuka dirinya, ada resiko

yang dapat muncul karena terbuka dengan orang yang salah,

membuka diri pada saat yang tidak tepat, mengatakan terlalu

banyak mengenai diri kita sendiri, atau berkompromi dengan

orang lain. Di lain pihak, pembukaan dapat memberikan

keuntungan yang besar. Kita dapat meningkatkan kontrol

sosial, memvalidasi perspektif kita, dan menjadi lebih intim

dengan pasangan kita dalam suatu hubungan saat kita

membuka diri.

Keseimbangan antara privasi dan pembukaan memiliki

makna karena hal ini sangat penting terhadap cara kita

mengelola hubungan-hubungan kita.33 Privasi hanya dipahami

dalam ketegangan dialektis dengan pembukaan. Jika kita

membuka semuanya, kita tidak akan memiliki konsep privasi.

Sebaliknya, jika semua informasi bersifat pribadi, ide

mengenai pembukaan tidak akan masuk akal.

Teori yang menjadi landasan penting untuk menjadi pisau

analisis dalam membedah rumusan masalah penelitian.

Dengan adanya teori dapat membantu mengarahkan penelitian

yang diajukan oleh penulis. Penulis menguraikan landasan

33 Richard West & Lynn Turner. Introducing Communication Theory 3rd

ed. (New York: McGraw Hill).2007.hal.252

Page 43: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

28

teoretis yang ilmiah untuk membedah penelitian yang berjudul

ma

1. Konsep Privasi

Media sosial adalah representasi kebutuhan individu

manusia sebagai makhluk sosial. Homo socius¸ makhluk hidup

tidak dapat bertahan dalam kesendirian. Makhluk hidup yang

memerlukan orang lain untuk dapat menyambung hidup. Karena

kodratnya sebagai homo socius, makhluk sosial, ia membutuhkan

manusia lain. Maka, kemudian terjadilah interaksi antar manusia.

Dari interaksi ini manusi memerlukan alat. Bahasa adalah

insrumen utama manusia untuk bisa saling berinteraksi, baik yang

bersifat lugas maupun simbolik. Bahasa memainkan peranan

penting dalam hidup kita, mempunyai pengaruh yang luar biasa,

termasuk membedakan manusia dari binatang-binatang.34

Kita tak mungkin berbicara tanpa memilih posisi atau

sikap tertentu, tanpa menyatakan perasaan tertentu. Sebab

berbicara dilakukan dalam rangka berkomunikasi. Berbicara

tanpa sikap dan perasaan berarti tak berbicara sama sekali.

Berkata secara lisan ataupun tertulis adalah menyampaikan

pikiran/ perasaan.35

Interaksi dan komunikasi antarmanusia, pada mulanya

dilakukan secara langsung. Tidak melalui medium atau perantara.

Karena sifatnya langsung, maka kesalahpahaman dalam

34 Leonard bloomfield, language, Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal 35 Mocthar pabottinggi, “bahasa, politik, dan otosentrisitas” halaman 213,

dalam bahasa dan kekuasaan, mizan, 1996, editor yudi latif dan idi subandy

ibrahim

Page 44: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

29

berkomunikasi relatif dapat dihindari. Kesalahan memaknai

ekspresi atau memahami simbol-simbol komunikasi dapat

dikurangi. Sehingga, pesan dapat diterima utuh dari pengirim ke

pada penerimanya.

Setiap orang memiliki informasi privat dan informasi

publik terkait eksistensi dirinya di tengah lingkungannya. Teori

Manajemen Privasi Komunikasi (Manajemen privasi komunikasi)

yang diperkenalkan Sandra Petronio tertarik untuk menjelaskan

proses-proses negosiasi orang seputar pembukaan informasi

privat.36 Sistem manajemen privasi yang ditawarkan dalam teori

manajemen privasi komunikasi ini menjadi acuan dalam

mengkoordinasikan batas-batas privasi tentang apa yang

diungkapkan dan apa yang dianggap pribadi oleh seseorang.

Privasi dapat didefiniskan sebagai kemampuan seorang

individu untuk menentukan kapan, bagaimana, dan seberapa luas

informasi personal yang dapat disebarkan kepada orang lain.

Semua orang memiliki sebuah rasa kepemilikan informasi

tentang diri sendiri, dan mereka merasa memiliki hak untuk

mengendalikan informasi tersebut. Ketika seseorang

mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain, orang

tersebut menjadi pemilik kedua dari informasi tersebut, dan

kepemilikan bersama itu memiliki hak-hak dan kewajibannya

sendiri.37

36 Petronio, Sandra, 2002, Boundries Of Privacy: Dialectic of Dislosure,

New York: New York University Press, h.3 37 Stephen Littlejohn & Karen Foss. Theories of Human Communication 9th

ed. (USA: Thomson Wadsworth). 2008. hal.307

Page 45: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

30

Menurut konsepsi kebudayaan Euro Amerika, kebutuhan

untuk melindungi diri terhadap, atau menolak intrusi orang lain

pada situasi tertentu, dapat kita sebut sebagai kebutuhan akan

privasi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang terbentuk

secara sosial. Tanpa adanya masyarakat, tidak ada kebutuhan.

Privasi itu sendiri merupakan fenomena alamiah karena privasi

berangkat dari kebutuhan biologis manusia. Aturan-aturan yang

berfungsi melindungi privasi, lebih merupakan fenomena

kebudayaan karena hal tersebut terwujud dari hasil rekayasa

manusia.38

Sandra Petronio menjelaskan bahwa memutuskan apa

yang akan diungkapkan dan apa yang harus dirahasiakan

bukanlah keputusan yang dapat langsung diambil, melainkan

merupakan tindakan penyeimbangan yang berlangsung secara

terus-menerus. Lebih lanjut, konsep privasi menurut Sandra

Petronio adalah ketika kita berusaha untuk menimbang tuntutan-

tuntutan situasi dengan kebutuhan kita dan orang lain di sekitar

kita. Privasi merupakan hal yang penting karena hal ini

memungkinkan kita untuk merasa terpisah dari orang lain.39

Dalam manajemen privasi komunikasi, pembukaan

pribadi didefinisikan tiga cara; pertama, pembukaan pribadi

memberikan penekanan lebih pada isi personal. Kedua teori ini

memberi penekanan lebih pada subtansi dari pembukaan, atau

pada hal-hala yang dianggap pribadi, manajemen privasi

38 Ari Indrayono Mahar. Tesis: Konsep Privacy pada Rumah dalam

Kebudayaan Jawa. (Depok: Antropologi FISIP-UI).1990.hal.4 39 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 252

Page 46: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

31

komunikasi mempelajari bagaimana orang melakukan

pembukaan melalui sistem yang didasarkan pada aturan. Ketiga

pembukaan hanyalah berkaitan dengan diri sendiri. Untuk dapat

benar-benar memahami dalam dan luasnya sebuah pembukaan,

manajemen privasi komunikasi tidak hanya membatasi proses ini

kepada diri, tapi memperluasnya hingga mencakup banyak level

termasuk pembukaan diri dan kelompok.40

Oleh karenanya, teori ini menawarkan sistem manajemen

privasi yang mengindentifikasi cara-cara batasan privasi

dikoordinasikan antarindividu. Manajemen privasi komunikasi

mencapai tujuan dengan mengajukan lima asumsi dasar:

Informasi privat, batasan privat, kontrol dan kepemilikan, sistem

manajemen berdasarkan aturan, dialektika manajemen. Setiap

asumsi yang disajikan dalam teori ini menjelaskan langkah dan

tahapan yang bisa dilakukan seseorang dalam mengatur informasi

privat mereka dalam interaksi sosial.41

Privasi dapat didefiniskan sebagai kemampuan seorang

individu untuk menentukan kapan, bagaimana, dan seberapa luas

informasi personal yang dapat disebarkan kepada orang lain.

Semua orang memiliki sebuah rasa kepemilikan informasi

tentang diri sendiri, dan mereka merasa memiliki hak untuk

mengendalikan informasi tersebut. Ketika seseorang

mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain, orang

tersebut menjadi pemilik kedua dari informasi tersebut, dan

40 West, Richard and Lynn H.G Turner, Inroducing Communication

Theory (New York: McGrawHill), 2010, h. 223 41 West, Richard and Lynn H.G Turner, Inroducing Communication Theory

(New York: McGrawHill) , 2010, h. 223

Page 47: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

32

kepemilikan bersama itu memiliki hak-hak dan

kewajibannya sendiri.42

Privasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik

bagi individu maupun lembaga atau instansi untuk berhadapan

dan berinteraksi dengan individu lain atau lembaga lain. Salah

dalammenyampaikan informasi yang memiliki kemungkinan

bernilai confidential, classified dan rahasia tidak dapat dipungkiri

akan menyebabkan kerugian baik material maupun non material.

Apalagi jika sifat informasi tersebut merupakan rahasia berisi

peta kekuatan dan strategi yang akan dirancang menghadapi

persaingan dengan produk kompetitor, terlebih lagi jika rahasia

tersebut berkaitan dengan organisasi. Kalau berkaitan dengan

informasi pribadi yang tidak ingin dibagi dan diketahui oleh

umum, namun sudah terlanjur tersebar dan diketahui oleh

khalayak luas, kejadian ini akan menjadi sangat krusial dan

mungkin dapat membahayakan posisi dan kredibilitas yang

bersangkutan.

Mungkin masih hangat dalam ingatan beberapa fenomena

yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini, mulai dari upload

foto-foto pribadi artis yang menurut versi pemilik foto tersebut

adalah koleksi pribadi dan bukan untuk konsumsi umum namun

terlanjur beredar luas di dunia maya, kecerdikan Wikileaks

mengungkap tabir beberapa informasi rahasia dari sumber dinas

rahasia CIA, maupun skenario negara adikuasa Amerika untuk

42 Stephen Littlejohn & Karen Foss. Theories Of Human Communication

9th ed. (USA: Thomson Wadsworth). 2008. hal. 307

Page 48: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

33

menekan dan mengintervensi kepentingan negara-negara seperti

di negara Asia, Arab serta negara yang dianggap memungkinkan

memberi ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan Amerika.43

Paparan sekelumit contoh di atas memberi pelajaran

berharga, betapa privasi itu penting, mahal bahkan harus dijaga

baik-baik, ditutup rapat-rapat dan tidak boleh setiap orang

mengetahuinya. Menjaga privasi tidak hanya dalam kehidupan

atau aktifitas interaksi secara personal langsung secara tatap

muka atau face to face, namun ada baiknya dalam setiap aktifitas

apapun terutama dengan perkembangan ICT (Information

Communication Technology) yang cukup pesat dengan

diintrodusirnya internet, pada akhirnya setiap orang dituntut

risiko pola perilaku keseharian dalam mengelola privasi.

Privasi dan anonimitas dalam kehidupan sehari-hari

adalah sesuatu yang biasa dilakukan, namun tidak demikian

halnya saat beraktifitas melalui internet. Tanpa disadari, saat

menjelajah web, chatting bahkan FTP atau Files Transfer

Protocol sekalipun, sebagian kecil identitas diri pribadi dapat

diketahui oleh pengelola service yang bersangkutan atau bahkan

orang lain.44

Menurut konsepsi kebudayaan Euro Amerika, kebutuhan

untuk melindungi diri terhadap, atau menolak intrusi orang lain

pada situasi tertentu, dapat kita sebut sebagai kebutuhan akan

Privasi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang terbentuk

43 Joseph A. DeVito. Interpersonal Communication 11th ed. (Boston:

Pearson). 2007, hal 150-165. 44 Petronio, Sandra, 2002, Boundries Of Privacy: Dialectic of Dislosure,

New York: New York University Press, h.65.

Page 49: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

34

secara sosial. Tanpa adanya masyarakat, tidak ada kebutuhan

tersebut. Privasi itu sendiri merupakan fenomena alamiah karena

Privasi berangkat dari kebutuhan biologis manusia. Aturan-aturan

yang berfungsi melindungi Privasi, lebih merupakan fenomena

kebudayaan karena hal tersebut terwujud dari hasil rekayasa

manusia.45

Selama beberapa tahun terakhir, internet telah menjadi

perbincangan hangat dan suatu tools yang sangat penting dan

menjadi ciri dari kehidupan sehari-hari di negara maju (misalnya,

belanja online, berbagi dokumen, dan berbagai bentuk

komunikasi online lainnya). Hal ini dapat meningkatkan jumlah

penggunaan internet, serta bagaimana informasi dikumpulkan dan

digunakan mulai berubah.

Berbagai data informasi kini dikumpulkan dengan

peningkatan frekuensi dan dalam konteks yang berbeda, membuat

individu menjadi lebih transparan. Bahkan, terkadang seseorang

dengan mudahnya mengungkapkan segala isi hatinya dalam

beberapa comment di akun jejaring sosial yang akrab dan

digandrungi remaja, seperti misalnya: twitter, facebook,

friendster, dan sebagainya. Mereka mengungkapkan komentar

tersebut secara terbuka bahkan ada pula yang terkesan vulgar, dan

tidak menyadari bahaya yang mengancam terkait sasaran

komentar tersebut. Bisa jadi pribadi yang dikomentari tersebut

tidak bisa menerima, atau ada orang lain yang terkait dengan

45 Ari Indrayono Mahar. Tesis: Konsep Privacy pada Rumah dalam

kebudayaan Jawa. (Depok: Antropologi FISIP-UI). 1990 hal. 4

Page 50: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

35

masalah yang dibicarakan juga tidak bisa menerima komentar

yang ditulis dalam akun tersebut.

Tidak salah jika muncul pendapat bahwa “saat ini masalah

privasi bukan hal besar, karena perkembangan teknologi telah

menyebabkan munculnya informasi dari “masyarakat“ yang

mampu mengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan serta

meningkatkan jumlah data tentang individu.

Para peneliti menemui kesulitan sehubungan dengan

pendefinisian privasi. Meskipun banyak pula yang berusaha

mendefinisikan sintesis privasi dengan literatur sebelumnya,

namun belum ada konsep privasi yang saling terpadu dan

sederhana. Sama seperti kepercayaan, sifat kompleks privasi

membuat banyak peneliti mendefinisikannya melalui beragam

dimensi. Dalam membedakan empat definisi privasi, antara lain:

kemampuan mengontrol dan membatasi akses fisik, interaksi,

psikologis, dan informasi kepada diri atau kelompok lain. DeCew

juga membuat pendekatan multidimensional untuk memahami

privasi. Tiga pendekatan multidimensional tersebut, antara lain:7

(1) Informational privasi, termasuk didalamnya informasi

personal (gaya hidup, ekonomi, rekam medik, pencapaian

akademis). Aspek ini mungkin dilihat oleh seorang individu

sebagai informasi yang yang tidak perlu diungkapkan dan

harus dijaga oleh penerima informasi tersebut. Privasi

informasi dilindungi oleh individu-individu dari untuk

menutup adanya gangguan dan ancaman. Perlindungan ini

juga mengontrol siapa saja yang bisa mengakses informasi

dan untuk alasan apa ketika informasi itu diminta.Accessibility

Page 51: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

36

privasi, mengacu pada akses fisik dan sensori pada seseorang.

Dalam aktivitas ini, aksesibiltas tidak berkaitan dengan

penggunaan teknologi bagi orang cacat. Menurut DeCew

privasi aksesiblitas mencakup kedekatan fisik dan observasi.

Jadi orang-orang memiliki privasi aksesibilitas.46

(2) Ketika mereka ingin menjaga jarak fisik dari orang lain.

Privasi aksesibilitas juga mencakup akses melalui indera

penglihatan atau pendengaran orang lain, khususnya

kehidupan sesorang dimana mereka ingin terlibat dalam

masa pengasingan. Menurut DeCew, accessibility privasi

juga memungkinkan individu untuk mengendalikan

keputusan tentang siapa yang memiliki akses fisik ke

orang-orang di sekitar mereka dan keputusan ini dibentuk

melalui persepsi akal, observasi atau kontak tubuh.

(3) Expressive privasi, mengacu pada perlindungan wilayah

seseorang untuk memberikan identitas dirinya melalui

berbagai aktivitas atau lewat kesempatan berbicara.

Privasi ini melindungi kemampuan untuk memutuskan,

melanjutkan, atau memodifikasi prilaku seseorang ketika

aktivitas tersebut membantu mendefinisikan dirinya

sendiri sebagai indinvidu yang bebas dari gangguan,

tekanan dan paksaan dari pemerintah atau orang lain.

Dengan cara ini, expressive privasi membatasi kontrol

sosial eksternal atas pilihan hidup seorang individu,

meningkatkan kontrol internal terhadap ekspresi diri

46 Dewey, John, Experience and Education : Pendidikan Berbasis

Pengalaman, Terj. Hani’ah (Bandung : Penerbit Teraju, 2004). Hal 45

Page 52: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

37

sendiri, dan meningkatkan kemampuan untuk membangun

hubungan interpersonal.

Aspek privasi mencegah adanya gangguan, tekanan

untuk menyesuaikan diri, mencegah ejekan, hukuman.

Pada intinya privasi berfungsi untuk mempromosikan

kebebasan bertindak. Pusat pemahaman dari privasi

adalah keinginan masyarakat untuk menyimpan infromasi

pribadi dari pihak orang lain, dan untuk mempertahankan

kemampuan mereka agar tehubung dengan orang lain

tanpa gangguan. Keinginan ini juga disebut sebagai

privasi concern. Namun, tidak jelas bagaimana masalah

privasi benar-benar terhubung ke prilaku online. Ada

bukti bahwa banyak pengguna internet mengekspresikan

sikap memproteksi privasi, dimana hal ini diterjemahkan

sebagai prilaku mereka yang sebenarnya.47

Sebagai contoh, Ingham juga menyatakan, “Pada

individu dalam kehidupan sosial sehari-hari jarang

dihadapkan dengan invasi privasi mereka, meskipun

jumlah potensi ancaman sangat besar “. Namun, karena ini

penelitian awal, teknologi baru (dan khususnya Internet)

telah memicu perdebatan dan kontroversi tentang invasi

potensi dan pelanggaran terhadap privasi.48

Ada sejumlah ancaman khusus ketika melakukan

transaksi secara online berkaitan dengan privasi. Sebagai

47 West, Richard and Lynn H.G Turner, Inroducing Communication Theory

(New York: McGrawHill) 2010, h. 252. 48 West, Richard and Lynn H.G Turner, Inroducing Communication Theory

(New York: McGrawHill) 2010, h. 252.

Page 53: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

38

contoh, pengaruh saat berselancar melalui media internet

berarti bahwa saat beraktifitas secara online, secara tidak

langsung kita meninggalkan data berupa jejak digital di

banyak bidang kehidupan kita yang sebelumnya

dianggap “offline.” Perkembangan yang sangat cepat

dengan daya komputasi, seperti pengolahan kecepatan,

meningkatkan kapasitas penyimpanan, konektivitas

komunikasi yang lebih luas, dan ukuran kapasitas

koneksi dengan biaya rendah semua pada akhirnya

mempengaruhi privasi.

Secara khusus, konsepsi fitur konektivitas

Internet berarti bahwa hal itu memungkinkan untuk

melakukan komunikasi dua arah secara interaktif dan

dapat dijalin pada kehidupan masyarakat secara intim

lebih dari media yang lain seperti menghubungkan orang

dengan tempat dan orang dengan orang. Dengan

demikian, hal ini akan menimbulkan ancaman privasi

informasi. Kemajuan pesat ini memberikan makna

bahwa informasi yang didapat dan diolah secara lebih

efisien dan murah dapat dikumpulkan, disimpan, dan

dipertukarkan, bahkan data yang mungkin dianggap

sensitif oleh individu yang bersangkutan. Dengan

demikian, peran database yang cukup besar dan

informasi seperti catatan internet tentang sejarah

keuangan dan kredit perorangan, catatan medis,

pembelian, dan sebagainya sangat rentan untuk dilihat

dan dibaca oleh individu yang tidak memiliki

Page 54: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

39

kewenangan terhadap hal tersebut.

Tentu saja, ada juga manfaat bagi kemajuan

teknologi yang dijelaskan seperti (layanan pribadi,

kenyamanan, efisiensi ditingkatkan). Pengguna dapat

memberikan informasi berharga tentang diri mereka

sendiri untuk mengambil keuntungan dan manfaat.

Seperti aktifitas yang dilakukan American Life Risiko

melaporkan bahwa lebih dari dua-pertiga dari pengguna

bersedia untuk berbagi informasi pribadi mereka di

bawah beberapa keadaan. Dalam beberapa situasi,

privasi ekspresif dapat diperoleh melalui hilangnya

privasi informasi kepada pihak ketiga. Misalnya,

seseorang mungkin mengungkapkan informasi pribadi

dan informasi kartu kredit untuk kenyamanan

menyelesaikan sebuah transaksi online. Dengan cara ini,

koleksi pribadi, informasi privasi ini dapat dianggap

sebagai “pedang bermata dua” (Malhotra, Kim, &

Agarwal, 2004).49

Aspek privasi mencegah adanya gangguan,

tekanan untuk menyesuaikan diri, mencegah ejekan,

hukuman. Pada intinya privasi berfungsi untuk

mempromosikan kebebasan bertindak (Gavinson 1980:

448). Pusat pemahaman dari privasi adalah keinginan

masyarakat untuk menyimpan infromasi pribadi dari

pihak orang lain, dan untuk mempertahankan

49 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 35.

Page 55: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

40

kemampuan mereka agar tehubung dengan orang lain

tanpa gangguan. Keinginan ini juga disebut sebagai

privasi concern (Westin,1967). Namun, tidak jelas

bagaimana masalah privasi benar-benar terhubung ke

prilaku online. Ada bukti bahwa banyak pengguna

internet mengekspresikan sikap memproteksi privasi,

dimana hal ini diterjemahkan sebagai prilaku mereka

yang sebenarnya (Jupiter Research, 2002; Pew Internet

& American Life Project, 2001).

2. Teori Manajemen Privasi Komunikasi

Teori dikembangkan oleh Sandra Petronio (2002). Ia

menyatakan bahwa CPM adalah teori praktis yang didesain untuk

menjelaskan isu-isu “keseharian” seperti yang digambarkan

dalam kegiatan kita sehari-hari. Ketika kita bertemu dengan

berbagai macam orang dalam kehidupan “rekan sekerja, teman

sekelas, anggota keluarga, teman sekamar, dan seterusnya” kita

terlibat di dalam negosiasi kompleks antara privasi dan

keterbukaan. Memutuskan apa yang akan diungkapkan dan apa

yang harus dirahasiakan bukanlah keputusan yang dapat langsung

diambil, melainkan merupakan tindakan penyeimbangan yang

berlangsung secara terus-menerus.50

Kita berusaha untuk menimbang tuntutan-tuntutan situasi

dengan kebutuhan kita dan orang lain yang ada disekitar kita.

Privasi merupakan hal yang penting bagi kita karena hal ini

50 Petronio, Sandra, 2002, Boundries Of Privacy: Dialectic of Dislosure,

New York: New York University Press, h.3.

Page 56: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

41

memungkinkan kita untuk merasa terpisah dari orang lain. Hal ini

memberikan kita perasaan bahwa kita adalah pemilik sah dari

informasi mengenai diri kita. Ada risiko yang dapat muncul dari

pembukaan kepada orang yang salah, membuka diri pada saat

yang tidak tepat, mengatakan terlalu banyak tentang diri kita

sendiri, atau berkompromi dengan orang lain. Di lain pihak,

pembukaan dapat memberikan keuntungan yang besar, kita dapat

meningkatkan kontrol sosial, memvalidasi perspektif kita, dan

menjadi lebih intim dengan pasangan kita dalam suatu hubungan

ketika kita membuka diri.

Keseimbangan antara privasi dan pembukaan memiliki

makna karena hal ini sangat penting terhadap cara kita mengelola

hubungan-hubungan kita. Munculnya teori manajemen privasi

komunikasi ini menarik karena tiga alasan. Yang pertama, teori

ini adalah pemikiran yang terkini dalam disiplin ilmu

komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa pemikiran yang

segar dan baru terus memberikan penerangan bagi pertanyaan-

pertanyaan mengenai perilaku komunikasi. Munculnya teori baru

memberikan gambaran akan hidupnya komunikasi sebagai bidang

ilmu. Kedua, fakta bahwa CPM bertumbuh secara khusus dari

fokus terhadap komunikasi. Ini bukti akan kematangan dan

pertumbuhan bidang ilmu komunikasi.51

Teori manajemen privasi komunikasi (Manajemen privasi

komunikasi Theory) merupakan teori komunikasi yang baru

dimana teori ini muncul dikarenakan ketidakpuasan Sandra

51 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 253.

Page 57: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

42

Petronio atas teori Self Disclosure yang dikemukakan oleh

Sydney Jourad tentang aturan yang terkait dengan pengungkapan

informasi pribadi atau rahasia. Menurut teori Jourad,

pengungkapan diri (tentang infomasi yang dimiliki sendiri)

merupakan aspek yang penting untuk membangun hubungan

yang semakin sehat dan semakin dekat. Juga menurut self-

disclosure semakin kita membuka diri kepada orang lain maka

semakin orang lain akan paham tentang kita yang berujung pada

semakin baiknya kualitas hubungan kita dengan orang lain. Jadi

menurut teori ini ada hubungan langsung antara pengungkapan

diri dengan kualitas hubungan yang terbangun di antara pihak

yang terlibat.52

Pembukaan di dalam hubungan membutuhkan

pengelolaan batasan publik dan privat. Batasan-btasan ini ada

Siantar perasaan yang ingin diutarakan oleh seseorang dan

perasaan yang ingin disimpan. Pembukaan di dalam

perkembangan hubungan lebih dari sekedar mengutrakan

informasi privat kepada orang lain. Dibutuhkan negosiasi dan

koordinasi akan batasan. Keputusan mengenai pembukaan harus

dimonitor secara intensif.

Teori manajemen privasi komunikasi berakar pada

asumsi- asumsi mengenai bagaimana seorang individu berpikir

dan berkomunikasi sekaligus asumsi-asumsi mengenai sifat dasar

manusia. Yang pertama, CPM menganut aspek-aspek peraturan

52 http://www.slideshare.net/frozfaizz/artikel-cpm. Diakses tanggal 5 mei

2018 pukul 20.05 WIB

Page 58: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

43

dan sistem metateori. Dengan adanya dasar metateoritis ini, teori

ini membuat tiga asumsi mengenai sifat dasar manusia :

1. Manusia adalah pembuat keputusan

2. Manusia adalah pembuat peraturan dan pengikut

peraturan.

3. Pilihan dan peraturan manusia didasarkan

pada pertimbangan akan orang lain dan

juga konsep diri.

Menurut Petronio manusia membuat pilihan dan peraturan

mengenai apa yang harus dikatakan dan apa yang harus disimpan

dari orang lain yang didasarkan pada kriteria penting di antaranya

seperti budaya, gender, dan konteks. Ia berargumen bahwa

kriteria-kriteria ini mencakup pertimbangan akan orang yang

terlibat dan juga akan konsep diri. Petronio menggunakan istilah

pembukaan (disclosure) dan pembukaan pribadi (private

disclosure) daripada menggunakan istilah pembukaan diri ( self-

disclosure) dalam CPM.53

Selain itu teori CPM merupakan teori dialektik. Sebagian

teori dialektik, CPM mendukung asumsi yang mirip dengan

asumsi-asumsi yang mendasari teori dialektika relasional

termasuk:

TEORI CPM SEMUA TEORI DILEKTIKA

Pilihan

manusia

Hidup berhubungan yang diatur oleh perubahan

53 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 254

Page 59: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

44

Aturan yang

dibuat oleh

manusia

Kontradiksi sebagai

hidup berhubungan

fakta fundamental dalam

Pertimbangan

sosial

Mempertimbangkan segala kondisi dan keadaan di

dalam lingkungan

4. Hidup berhubungan dicirikan oleh perubahan.

5. Kontradiksi adalah fakta mendasar pada

hidup berhubungan.

Asumsi-asumsi ini, secara keseluruhan mewakili sebuah

persepsi aktif mengenai manusia dan merupakan sebuah

penggambaran akan manusia yang terlibat di dalam hidup

berhubungan sampai pada batas di mana diri dan orang lain saling

terkait.

Ide akan adanya keterkaitan ini sangat penting bagi CPM.

Diri sendiri dan orang lain tidak hanya terlibat di dalam

hubungan, tetapi pembukaan juga terkait dengan konsep privasi.

Sebagaimana hasil pengamatan Petronio, privasi hanya dipahami

dalam ketegangan dialektis dengan pembukaan. Jika kita

membukanya, maka kita tidak akan memiliki konsep privasi.

Sebaliknya, jika semua informasi bersifat pribadi, ide mengenai

pembukaan tidak akan masuk akal. Hanya dengan memasangkan

keduanya maka kedua konsep ini dapat didefinisikan.54

Teori Manajemen privasi komunikasi (CPM) tertarik

untuk menjelaskan proses-proses negosiasi orang seputar

54 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 255

Page 60: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

45

pembukaan informasi privat. Petronio menyatakan bahwa yang

mendefinisikan informasi privat sebagai informasi mengenai hal-

hal yang sangat berarti bagi mereka. Oleh karena itu, proses

mengkomunikasikan informasi privat dalam hubungan dengan

orang lain menjadi pembukaan diri (private disclosure). CPM

berfokus pada pembukaan pribadi dari pada pembukaan diri.

Pembukaan pribadi memberikan penekanan lebih pada isi

personal dari pembukaan itu sendiri risiko dengan literature

tradisional mengenai pembukaan diri. CPM mempelajari

bagaimana orang melakukan pembukaan melalui sistem yang

didasarkan pada aturan. Dan CPM tidak melihat bahwa

pembukaan hanyalah berkaitan dengan diri. Teori ini tidak

membatasi proses ini hanya kepada diri, tetapi memperluas

mencakup banyak level pembukaan termasuk kelompok dan

organisasi. Untuk mencapai tujuan ini, teori CPM mengajukan

lima asumsi dasar: informasi privat, batasan privat, kontrol dan

kepemilikan, sistem manajemen berdasarkan aturan, dan

dialektika manajemen. Dibawah ini sekilas asumsi dasar CPM

diadaptasi dari Petronio, 200255

● Informasi Privat

Asumsi yang pertama, informasi privat merujuk

pada cara tradisional untuk berpikir mengenai

pembukaan. Ini merupakan informasi mengenai hal-hal

yang sangat berarti bagi seseorang yang sifatnya privat.

Isi dari pembukaan memungkinkan kita untuk

55 Petronio, Sandra, 2002, Boundries Of Privacy: Dialectic of Dislosure,

New York: New York University Press, h.56

Page 61: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

46

menguraikan konsep-konsep mengenai privasi dan

keintiman dan mempelajari bagaimana mereka saling

berhubungan. Keintiman adalah perasaan atau keadaan

seseorang secara mendalam dalam caracara fisik,

psikologi, emosional, dan prilaku karena orang ini penting

dalam kehidupan seseorang. Keintiman adalah keadaan

merasa mengetahui seseorang secara mendalam dalam

segala hal karena orang ini penting didalam kehidupan

seseorang. Pembukaan pribadi sebaliknya tertarik dengan

proses bercerita dan merefleksikan isi dari informasi

privat mengenai orang lain dan kita.56

● Batasan Privat

Asumsi yang kedua adalah batasan privat (private

boundaries). CPM bergantung pada metafora batasan

untuk untuk menjelaskan bahwa terdapat garis antara

bersikap publik dan bersikap privat. Pada satu sisi batasan

ini, orang menyimpan informasi privat untuk dirinya

sendiri dan pada sisi yang lain orang membuka beberapa

informasi privat kepada orang lain dalam relasi social

dengan mereka. Ketika informasi privat dibagikan batasan

disekelilingknya disebut batasan kolektif (collective

boundary), dan informasi itu tidak hanya mengenai diri,

informasi ini menjadi milik hubungan yang ada.

Ketika informasi tetap disimpan oleh seorang

individu dan tidak dibuka, maka batasnya disebut dengan

56 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 255

Page 62: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

47

batasan personal (personal boundary). Batasan juga dapat

bervariasi. Batasan tersebut dapat relatif mudah ditembus

atau relatif kaku dan sulit ditembus. Batasan juga dapat

berubah berkaitan dengan isu masa hidup.

Anak-anak memiliki batasan yang relatif kecil.

Batasan ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan

anak menjadi remaja dan dewasa, menumbuhkan rasa

privasi yang lebih besar. Ketika orang memasuki usia tua,

batasan-batasan mereka mulai mengerut. Sebagaimana

ditemukan oleh Petronio dan Kovach (1997), isu-isu

perawatan bagi orang lanjut usia seperti kebutuhan untuk

dimandikan oleh orang lain, atau mengatur keuangan

mereka menyebabkan batasan bagi orang lanjut usia

menjadi kabur.

● Control dan Kepemilikan

Asumsi yang ketiga berkaitan dengan kontrol dan

kepemilikan. Asumsi ini bergantung pada ide bahwa

orang merasa mereka memiliki informasi privat mengenai

diri mereka sendiri. Sebagai pemilik informasi ini, mereka

percaya bahwa mereka harus ada dalam posisi untuk

mengontrol siapa saja (jika memang ada) yang boleh

mengakses informasi ini. Penelitian john Caughlin dan

Tamara Afifi (2004) membahas masalah kepemilikan.

Mereka menemukan bahwa menghindari pembukaan atau

mempertahankan kepemilikan.

Mereka menemukan bahwa menghindari

pembukaan dan mempertahankan kepemilikan privat atas

Page 63: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

48

suatu informasi terkadang berguna bagi hubungan antara

orang tua dan anak mereka yang tengah kuliah, dan juga

antara pacar. Secara khusus, ketika pra-partisipan dalam

penelitian ini risiko bahwa menghindari suatu topic

dimotivasi oleh keinginan untuk melindungi hubungan

mereka, mereka cenderung lebih senang untuk

menghindarinya. Akan tetapi di pihak lain jika para

partisipan merasa bahwa penghindaran itu dimotivasi oleh

ketidakkompetenan orang satunya, mereka merasa sangat

tidak puas. Secara keseluruhan, Caughin dan Afifi

menyimpulkan bahwa sangat mngkin untuk sangat

terbuka di dalam sebuah hubungan dan bahwa batasan-

batasan yang lebih ketat dan dapat berguna di dalam

situasi-situasi tertentu.57

● System Manajemen Berdasarkan Aturan

Asumsi yang keempat dari teori CPM adalah

sistem manajemen berdasarkan. System ini adalah

kerangka untuk memahami keputusan yang dibuat orang

mengenai informasi privat. System manajemen

berdasarkan aturan memungkinkan pengolahan pada level

individual dan kolektif serta merupakan pengaturan rumit

yang terdiri dari tiga proses: karakterisitik aturan privasi,

koordinasi batasan, dan turbulensi Batasan.

● Dialetika Manajemen

Asumsi ini berfokus pada ketegangan-ketegangan

57 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 254

Page 64: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

49

antara keinginan untuk mengungkapkan informasi privat

dan keinginan untuk menutupinya. Petronio menyatakan

bahwa “penelitian ini didasarkan pada kesatuan

dialektika” yang merujuk pada ketegangan-ketegangan

yang dialami oleh orang sebagai akibat dari oposisi dan

kontradiksi.

Lima asumsi ini membentuk jantung teori CPM.

Dalam bagian berikutnya, akan dijelaskan secara detail

asumsi ke empat, yaitu sistem manajemen aturan privasi

untuk menjelaskan teori ini lebih jauh lagi. Di bawah ini

batasan-batasan dan jangka kehidupan.58

3. Proses Manajemen Aturan Privasi

sistem manajemen berdasarkan aturan, bergantung

pada tiga proses manajemen aturan privasi: karakteristik

aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan.

Teori ini menyatakan bahwa hal-hal ini mengatur proses

pengungkapan dan penutupan informasi privat.

● Karakteristik Aturan Privasi

Karakteristik aturan privasi adalah salah satu

proses di dalam sistem manajemen aturan privasi, yang

mendeskripsikan sifat dasar dari aturan privasi.

Karakteristik ini memiliki dua fitur utama yaitu

pengembangan aturan dan atribut. Pengembangan aturan

(rutedevelopment) dituntun oleh kriteria-kriteria

58 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 257

Page 65: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

50

keputusan orang untuk mengungkapkan atau menutupi

informasi privat. Teori CPM menyatakan bahwa lima

kriteria keputusan digunakan untuk mengembangkan

aturan-aturan privasi: kriteria berdasarkan budaya, kriteria

berdasarkan gender, kriteria motivasional, kriteria

kontekstual, dan kriteria rasio risiko-keuntungan. Dalam

menjelaskan bagaimana ia mengembangkan dan

memperbaiki CPM, Sandra Petronio (2004) mengamati

bahwa sangat penting untuk menjelaskan bagaimana

aturan privasi dibangun dengan mengemukakan lima

kriteria ini.

Kriteria berdasarkan budaya tergantung pada

norma untuk privasi dan keterbukaan di dalam sebuah

budaya. Individu- individu dituntun dalam harapan

mereka akan privasi dengan adanya nilai-nilai yang

mereka pelajari dalam budaya mereka. Kriteria

berdasarkan gender merujuk pada perbedaan-perbedaan

yang mungkin muncul antara pria dan wanita dalam

menarik batasan privasi mereka.59

Kriteria yang ketiga adalah mengenai motivasi.

Orang yang membuat keputusan untuk membuka sesuatu

berdasarkan motivasi mereka. Beberapa orang mungkin

akan memiliki motif-motif seperti kontrol, manipulasi,

dan kekuasaan untuk membuka atau menutupi informasi

privat. Kriteria kontekstual memiliki pengaruh terhadap

59 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 257

Page 66: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

51

keputusan yang dibuat orang mengenai privasi. Elemen

yang menyusun sebuah konteks yaitu lingkungan sosial

dan latar belakang fisik.

Lingkungan sosial adalah keadaan-keadaan khusus

yang mungkin akan mendorong terjadinya pembukaan

atau keputusan untuk tidak membuka sesuatu. Yang

terakhir, aturan-aturan dikembangkan berdasarkan pada

kriteria rasi risiko keuntungan. Maksudnya adalah bahwa

orang mengevaluasi risiko dibandingkan keuntungan dari

pembukaan atau penutupan suatu informasi.

Kelima kriteria keputusan ini membantu

menjelaskan proses dari pengembangan aturan, yang

merupakan salah satu elemen dari karakteristik aturan

privasi. Aspek yang kedua dari karakteristik aturan privasi

adalah atribut aturan privasi.

● Koordinasi Batasan

Proses yang kedua yang terdapat dalam sistem

manajemen berdasarkan aturan adalah koordinasi batasan

(boundary coordination), yang merujuk pada bagaimana

kita mengelola informasi yang dimiliki bersama. Pertalian

batasan (boundary linkage) merujuk pada hubungan yang

membentuk aliansi batasan antar individu. Kepemilikan

batasan (boundary ownership) merujuk pada hak-hak dan

keistimewaan yang diberikan kepada pemilik pendamping

(co-owner) dari sebuah informasi privat.

Terakhir koordinasi batasan dicapai melalui

permeabilitas batasan (boundary permeability) yang

Page 67: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

52

merujuk pada seberapa banyak informasi dapat melalui

batasan yang ada. Ketika akses terhadap suatu informasi

privat ditutup, batasannya disebut sebagai batasan tebal

(batasan tertutup yang memungkinkan sedikit atau tidak

ada informasi yang dapat lewat, sedangkan ketika

aksesnya terbuka, batasannya disebut sebagai batasan tipis

(batasan terbuka yang memungkinkan semua informasi

lewat).60

● Turbulensi Batasan

Turbulensi batasan (boundary turbulence) muncul

ketika aturan-aturan koordinasi batasan tidak jelas atau

ketika harapan orang untuk manajemen privasi berkonflik

antara satu dengan yang lainnya. Kasus yang mungkin

dalam turbulensi batasan adalah bocornya suatu rahasia

seseorang atau organisasi ke pihak atau orang lain.

Teori ini memiliki banyak kegunaan. Teori ini

menawarkan penjelasan untuk proses koordinasi

pembukaan dan penutupan yang dilakukan orang secara

terus menerus dalam hubungan mereka dengan orang lain.

Selain itu, CPM dapat memberikan masukan pada saat

proses koordinasi itu menjadi semakin rumit. CPM

dibutuhkan untuk menjelaskan berbagai gangguan yang

kita temui sehari-hari akibat kemajuan teknologi. Saat

teknologi memindahkan makin banyak hal yang kita

anggap privat ke wilayah publik, kita akan perlu untuk

60 Petronio, Sandra, 2002, Boundries Of Privacy: Dialectic of Dislosure,

New York: New York University Press, h.3

Page 68: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

53

memahami sistem manajemen berdasarkan aturan yang

mendasari tren ini.

Sifat dasar manusia adalah membutuhkan dukungan dan

persahabatan dari orang lain dalam memenuhi kehidupannya.

Kerjasama sesama manusia sangat diperlukan dalam membangun

proses keberlangsungan hidup. Menurut pakar Ethologis, Konrad

Lorenz (1965) dalam (burhan,2004) menunjukkan bahwa, pada

zaman primitif manusia dilengkapi dengan kulit tebal, taring yang

kuat, cakar atau senjata alam lainnya. Manusia primitif harus

belajar kerjasama dalam rangka untuk melindungi spesiesnya dari

spesies lain yang lebih kuat dan sukses dalam berburu hewan

besar, kelangsungan hidupnya tergantung pada hasil alam dan

berburu. Manusia modern telah bergerak jauh dari stasus sosial

pemburu dan pengumpul. Saat ini, kebutuhan dasar manusia

adalah berinteraksi sosial dan mempunyai hubungan yang positif

dengan orang lain. Sebelum membahas lebih jauh, alangkah

baiknya mendefinisikan arti interaksi sosial itu sendiri.61

Menurut Murdiyatmoko Dan Handayani (2004), Interaksi

sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu

proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan

tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur

sosial. Selain itu menurut Maryati dan Suryawati (2003)

menyatakan bahwa interaksi sosial adalah kontak atau hubungan

61 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis

dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humaika,2013), hal 205.

Page 69: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

54

timbal balik atau interstimulus dan respon antar individu, antar

kelompok atau antar individu dan kelompok.62

Hidup dalam kelompok adalah sebuah adaptasi yang

memberikan perlindungan, kerjasama, persaingan dan

komunikasi untuk meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

Salah satu yang mendasari terjalinnya suatu komunikasi untuk

meningkatkan peluang untuk bertahan hidup adalah informasi.

Seperti yang sudah dijelaskan Daniel Bell, saat ini masyarakat

telah mengalami perubahan yang dulu masyarakat disebut dengan

masyarakat agraris menjadi postindustrial, dimana masyarakat

yang mulai menyadari bahwa teknologi informasi sangat penting.

Akibat dari perkembangan teknologi informasi yang semakin

canggih telah melahirkan hal-hal yang berbau virtual, misalnya

kebudayaan virtual dan komunitas virtual.63

Media sosial tumbuh melalui suatu teknologi yang disebut

web 2.0. Jika ada versi 2.0, tentu saja ada versi pendahulunya 1.0

dan versi berikutnya, 3.0 dan seterusnya. Secara ringkas, web

generasi 1.0 atau yang disebut web saja, adalah suatu platform di

mana penyediaan informasi masih berpusat pada si pemilik

konten atau pengelola platform. Ada yang menyediakan, ada

yang mengonsumsi. Era ini berkembang selama kurang lebih satu

dekade dimulai dari tahun 1900-an hingga tahun 2000-an.

Sementara web 2.0 diperkenalkan pada tahun 1999 adalah

platform yang berbasis partisipasi dan mengandalkan kontribus

62 Joseph A. DeVito. Interpersonal Communication 11th ed. (Boston:

Pearson). 2007, hal 120-121. 63 Joseph A. DeVito. Interpersonal Communication 11th ed. (Boston:

Pearson). 2007, hal 120.

Page 70: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

55

dari penggunanya melalui pola produksi dan distribusi yang

bersifat asimetris dan eksponensial. Artinya, pengelola atau

pemilik web, cukup menyediakan suatu saluran di mana

pengguna dapat berkontribusi dalam proses produksi kontennya,

sekaligus dapat mendistribusikannya. Di sebut asimetris karena

pola distribusi tidak bersifat linier tetapi menyebar. Disebut

eksponensial karena distribusi berkembang mengikuti

perhitungan matematika berpangkat.

Platform web 2.0 inilah yang kemudian melahirkan apa

yang disebut Socil Network sites (SNS) atau situs berjejaring

sosial. SNS memungkinkan individu untuk : Menciptakan suatu

profil bagi dirinya sendiri yang dapat diatur secara publik, semi –

publik, atau privat di dalam platform sns Mengekspresikan dan

mengartikulasikan pikiram, pengalaman, gagasan, pendapat, dan

mengatur siapa saja daftar pengguna lain di dalam platform yang

dapat berkomentar atau merespons apa yang mereka ekspresikan

tersebut. Melihat, menanggapi, meneruskan, termasuk untuk

membatasi dan menutup interaksi dengan pengguna lain yang

tidak mereka inginkan.

SNS pada umumnya menyediakan 9 (sembilan) fasilitas

fitur sebagai berikut: Social networking, microblogging,

blogging, RSS feeds, widgets, linking dan posting, content rating,

bookmarking, dan audio postcasting. Dengan fasilitas atau fitur-

fitur yang tersedia dalam SNS, pola komunikasi antarmanusia

Page 71: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

56

berubah secara total menjadi apa yang disebut computer mediated

communication (CMC).64

Computer Mediated Communication merupakan

perkembangan komunikasi yang menarik. Penggunaan komputer

yang berubah menjadi sebuah kebutuhan bagi proses komunikasi

saat ini membuat keberadaannya sangat menentukan bagaimana

proses yang terjadi. Adanya komputer sebagai media komunikasi

merupakan alat untuk mempermudah proses pertukaran pesan

secara cepat.

“CMC adalah suatu proses komunikasi atau pertukaran

informasi yang dilakukan melalui medium, dalam hal ini

komputer. Dalam prakteknya, CMC biasanya dikaitkan dengan

komunikasi manusia pada, melalui, atau menggunakan internet

dan web.”65

Kapasitas atau porsi seseorang untuk melakukan adaptasi

lingkungan dalam CMC lebih rendah dibandingkan pada

komunikasi langsung. Dalam komunikasi face to face, nada

bicara, gesture, ekspresi menjadi hal yang sangat berpengaruh,

tetapi dalam CMC, keseluruhan kondisi tersebut dapat diperbaiki

dan diterima sesuai dengan ekspektasi komunikan. Seseorang

tidak perlu memahami kondisi lingkungan sekitar untuk dapat

memahami komunikannya. Pemahamannya akan lebih kecil

dibandingkan dengan komunikasi langsung.

64 Nicole B. Ellison, Cliff lampe, Charles Steinfield & Jesicca Vitak. With

a Little Help from My Friends: How Social Network sites Affect Social Capital

Processe dalam A Networked Self. (New York: Routledge) 2011, hal 125. 65 Dijk, van. T.A (2000a), 18 Critical discourse analysis. Diakses di

http://www.hum.uva.nl/teun/cda.htm

Page 72: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

57

Dibandingkan dengan komunikasi face to face,

komunikasi menggunakan media akan memiliki kelebihannya

masing- masing. Seperti dalam CMC, komunikasi kinetik sangat

terbatas. Bahasa dan tanda yang datang melalui sebuah layar akan

berbeda dibandingkan dengan bahasa dan tanda yang secara

langsung kita simak.

“Interaksi melalui CMC meminimalisasikan bahkan

menghilangkan konteks yang bersifat „frame‟, yang dapat

menggambarkan bagaimana sosok atau penampilan, perilaku

yang dapat mengkontekstualisasikan produksi budaya dari

remaja yang sedang berinteraksi.”66

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa komunikasi yang

terjalin melalui komputer ini memudarkan berbagai stereotype

yang biasanya mempengaruhi interaksi tersebut. Berbeda ketika

melakukan komunikasi langsung. Seseorang dituntut untuk dapat

menerima latar belakang apapun yang menjadi identitas bagi

komunikasinya. Terdapat empat aspek yang merupakan ciri

utama dari computer mediated communication, 67yaitu:

● Partner komunikasi tidak harus berada di satu tempat

yang sama.

● Tidak harus berkomunikasi dalam waktu yang

bersamaan.

● Komputer atau media dapat menjadi pengganti

manusia sebagai partner komunikasi, baik hanya

sebagian atau keseluruhan.

66 Dijk, van. T.A (2000a), 18 Critical discourse analysis. Diakses di

http://www.hum.uva.nl/teun/cda.htm 67 Dijk, van. T.A (2000a), 18 Critical discourse analysis. Diakses di

http://www.hum.uva.nl/teun/cda.htm

Page 73: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

58

● Proses mental selama berkomunikasi dapat

tergantikan oleh alat proses informasi.

Kemudahan proses komunikasi tersebut membuat khalayak

melupakan kelemahan atau dampak negatif yang akan

ditimbulkan oleh komunikasi menggunakan media ini.

Penggunaan media ini memunculnya adanya media komunikasi

2.0 yang mempermudah jalannya proses komunikasi jarak jauh

yang sering dilakukan. Media ini dikenal dengan nama internet.

Internet menjadi media baru yang memiliki dampak

signifikan bagi kehidupan manusia. Internet muncul seiring

dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Adanya media

baru ini difungsikan sebagai alat untuk mempermudah segala

bentuk kegiatan manusia, khususnya dalam berkomunikasi.

Kemunculannya menambah daftar perkembangan teknologi

komunikasi yang telah berubah dari masa ke masa.

Internet merupakan media konvergensi, yang

mengumpulkan berbagai model media lama ke dalam

satu platform. Media konvensional kemudian diperbaharui agar

sesuai dengan konteks dari media baru. Terdapat beberapa media

konvensional yang terbarukan dengan adanya internet, contohnya

adalah televisi dan radio digital. Penggunaan kedua media lama

ini diakses melalui internet, sehingga keduanya dapat tertampung

pada satu media bernama internet.

Media ini dianggap sebagai media yang informatif dalam

menyampaikan berbagai pesan komunikasi dalam berbagai

bentuk, mulai dari gambar, teks, suara, hingga video. Kemudahan

yang diberikan media baru sangat menjanjikan bagi khalayak

Page 74: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

59

sehingga sulit untuk memberikan alasan untuk tidak menerima

keberadaan media baru ini.

Internet sebagai media baru menurut Lister et al, memiliki

6 karakteristik, yaitu digital, interactive, hypertextual, virtual,

networked, dan stimulated (Giddings dalam Astuti, 2011: 218).

Keenam karakteristik tersebut tidak dimiliki oleh media lama

secara keseluruhan. Karakteristik tersebut menjadikan media baru

lebih unggul dibandingkan dengan media- media sebelumnya.

Media baru sebagai media komunikasi interpersonal

merupakan media yang lebih interaktif, karena komunikator dan

komunikan dapat memberikan feedback dengan cepat. Media

baru memiliki sifat melewati batas ruang dan waktu, yang artinya

media tersebut dapat di akses kapanpun, siapapun, dan

dimanapun.

“…..Pierre Levy memandang World Wide Web sebagai

sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan

dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi

pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis

tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih

interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.” (Littlejohn, 2009:

413).

Dengan pemahaman tersebut, tersirat bahwa media

baru (world wide web) merupakan media yang memiliki

pengaruh positif bagi kehidupan manusia. Dunia maya

memberikan tempat bagi manusia untuk bertukar pesan dan

menjadi media public spaces. Perkembangan teknologi

komunikasi tidak hanya berhenti dengan munculnya media baru.

Page 75: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

60

Media ini pun terus mengalami perkembangan hingga hadirlah

situs khusus yang dibuat sebagai penghubung antar manusia

tanpa mengenal jarak dan waktu, yaitu jejaring sosial.

Jejaring sosial merupakan situs yang dibuat untuk

memudahkan khalayak dalam melakukan komunikasi jarak jauh

secara cepat dan mudah. Terdapat banyak model jejaring sosial

yang memiliki ciri khas khusus di dalamnya, seperti Friendster,

Facebook, Twitter, MySpace, LinkedIn, dan lain-lain.

Penggunaan jejaring sosial sebagai media komunikasi

sepertinya menjadi hal yang tidak dapat dihindari, khususnya

bagi kaum muda. Situs ini menjadi public space yang efektif,

yang dapat menyatukan berbagai perbedaan yang ada di dunia,

seperti berbeda ras, suku, agama, dan sebagainya. Dalam jejaring

sosial, setiap orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan

apapun yang mereka inginkan, sehingga khalayak menyukai

platform ini.

Dalam era teknologi informasi hari ini, mode komunikasi

yang kita jalani telah diperantarai Internet dan telah bergerak

secara cepat menuju apa yang disebut dengan computer-mediated

communication (CMC) atau komunikasi yang dimediasi oleh

komputer. Dalam konteks ini, computer- mediated

communication (CMC) dipandang sebagai integrasi teknologi

komputer dengan kehidupan kita sehari-hari.

Page 76: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

61

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Facebook di Indonesia

Facebook sebagai situs jejaring sosial yang dibentuk tahun

2004. Situs pertemanan ini berguna sebagai alat sosial untuk

membantu orang-orang berkomunikasi lebih efisien dengan

teman, keluarga atau rekan kerja. Sejauh ini, Facebook

mengembangkan teknologi-teknologi untuk berbagi informasi

lewat grafik-grafik sosial, yaitu pemetaan digital berupa

hubungan sosial orang-orang di dunia nyata. Semua orang

dapat bergabung di Facebook dan berinteraksi dengan orang –

orang yang mereka kenal.68

Facebook yang selama ini kita kenal terdiri dari fitur inti

dan aplikasi inti. Fitur inti di Facebook adalah halaman awal

atau Home dan Profile. Pada halaman awal, kita dapat melihat

News Feed, yaitu deretan berita terbaru teman-teman di

Facebook kita. News Feed ini bisa disortir sendiri oleh

pengguna Facebook berdasarkan Top News yang berdasarkan

dari aplikasi inti. Kategori Top News antara lain berisi:

1. Most recent news yang mencakup semua berita

terbaru dari teman-teman kita dari keseluruhan

aplikasi inti.

2. Games yang menampilkan orang-orang yang

68 http;//www.facebook.com/press/info.php?factsheet, diakses 3

juni 2020.

Page 77: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

62

memposting permainan virtual yang sedang

mereka mainkan.

3. Status update yang berisi tulisan singkat tentang

apa yang sedang orang-orang kerjakan/pikirkan.

4. Photo, postingan foto-foto yang baru diupload

5. Link

6. Pages

Profile sendiri merupakan tempat dimana kita bisa

menampilkan informasi tentang diri. Sedangkan aplikasi inti

berupa Photos, Events, Video, Group, dan Pages. Sebagai

tambahan, pengguna Facebook juga dapat berkomunikasi

dengan sesama teman melalui aplikasi Chat, Personal

Massage, Wall posts, atau Status Update. Aplikasi utama ini

mempermudah orang-orang berhubungan dan berbagi

informasi dengan bermacam-macam cara yang berbeda.

Melalui Facebook pula, semua setiap hari orang

mengungkapkan perasaannya kepada teman-teman mereka

melalui Status Update. Status Update ini merupakan satu dari

sekian banyak cara untuk mengetahui apa yang sedang orang

lakukan. Mereka dapat menjelaskan secara deskriptif, singkat,

dan langsung pada intinya tentang apa yang sedang terjadi saat

ini, hari ini atau pada minggu ini.

Jika semua status update ini dikumpulkan, maka akan

menunjukkan perasaan yang secara kolektif. Pelabelan Status

Update mengindikasi bahwa orang-orang harus memberikan

kabar terbaru atau meng-update kepada teman-teman mereka

melalui status. Dengan kata lain, Status Update merupakan

Page 78: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

63

deskripsi diri berbasis teks, dibentuk secara optimal untuk

memperoleh update tentang diri, yang kebanyakan berisi

ungkapan emosi atau sikap.69

Terhitung lebih dari 200 juta orang mengakses

Facebook70 di seluruh dunia dan para Facebookers secara rutin

mengupdate status mereka, berinteraksi dengan teman-teman,

berinteraksi dengan merk produk, saling menyebarkan

informasi berharga agar tiap orang semakin mengenal orang

lain. Dibalik kesuksesan media sosial Facebook, ada runutan

sejarah yang membuat Facebook menjadi salah satu media

sosial terlaris di dunia.

69 Adam D.I. Kramer. Journal Online the 28th International Conference on

Human Factors in Computing Systems: An Unobtrusive Behavioral Model of

“Gross National Happiness. (USA: University of Oregon). 2010. Hal. 287-

290. 70 https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2020/

Gambar 1 Tampilan Facebook

Gambar 1. Gambaran Facebook

Page 79: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

64

Pada dasarnya, memang banyak platform serupa

Facebook yang muncul dan hilang seiring berjalannya waktu

dan kemajuan teknologi. Namun, salah satu media sosial yang

diterima untuk pertama kalinya adalah berupa sistem buletin

board yang populer di tahun 1970-an hingga 1980-an. Di

Indonesia sendiri, internet bukan lagi barang mewah. Hingga

tahun 2011, pertumbuhan konsumsi internet terus naik.

Menariknya, peningkatan tersebut banyak dikontribusikan oleh

pemakaian smart mobile. Menurut riset yang dilakukan

Yahoo!, sementara internet di Warnet (warung internet) terus

menurun, penggunaan internet melalui ponsel meningkat. Hal

ini disebabkan semakin murahnya harga ponsel. Aktivitas yang

dilakukan masyarakat saat mengakses internet tidak lain adalah

browsing SNS.

Akses ke SNS seperti facebook di Indonesia meningkat

setiap tahunnya dan saat ini menjadi aktivitas yang paling

banyak dilakukan dibanding mengunjungi portal atau

mengakses surat elektronik. Oleh karena itu, banyak artis,

tokoh politik hingga merk produk memasukkan kampanye di

SNS dalam program mereka. Jika dahulu kampanye hanya

terbatas pada pembuatan dan pengelolaan situs resmi, sekarang

akun Facebook pun mejadi media yang harus dimaksimalkan.71

Kebiasaan mengakses internet melalui ponsel juga mulai

diperhitungkan oleh masyarakat luas.

71 A Short History of Social Media (1978-2011) diakses melalui http://

www.mediabistro.com/alltwitter/history-social-media.

Page 80: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

65

Jika dahulu orang-orang butuh koneksi tinggu untuk

mengakses informasi via internet, sekarang masyarakat lebih

banyak mengoptimalkan SNS agar informasi yang ingin

mereka sebar cepat ditangkap oleh publik.

Selain harga ponsel yang murah, masyarakat Indonesia

cenderung lebih suka menggunakan smart phone untuk

menemani perjalanan mereka selama satu hari. Jumlah pengguna

internet di seluruh dunia sekarang 400 juta lebih tinggi daripada

saat ini tahun lalu, mewakili pertumbuhan tahunan 10 persen72.

Namun, angka-angka ini telah secara signifikan dipengaruhi

oleh data baru yang diterbitkan oleh ITU, dan hasil ari penelitian

We Are Social adalah bahwa sebagian besar 'pertumbuhan'

kemungkinan karena pelaporan yang lebih akurat dan tepat

72 Hobi Orang Indonesia: Bermedia Sosial Lewat Smart Phone diakses

melalui http://salingsilang.com/baca/mengakses-internet-lewat-smart-

mobile- draft.

Gambar 2 : data dari we are social.com

Gambar 2 https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

Page 81: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

66

waktu, daripada karena peningkatan tiba-tiba dalam jumlah

pengguna internet selama tiga bulan terakhir.

Nomor pengguna media sosial naik lagi, jumlah pengguna

media sosial global telah melonjak kuartal ini juga, tetapi sekali

lagi ini terutama karena ketersediaan data baru, dan bukan karena

terburu-buru pengguna baru. Penggerak utama dalam

pertumbuhan kuartal ini berasal dari India, di mana WhatsApp

baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka telah melampaui

400 juta tanda pengguna aktif. Untuk konteks, itu 100 juta

pengguna aktif lebih dari platform inti Facebook.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa hampir 30 persen

dari total populasi India sudah menggunakan WhatsApp setiap

bulan. Terlebih lagi, dengan jumlah pelanggan internet seluler di

India tumbuh pada tingkat lebih dari 250.000 setiap hari, masih

ada lebih banyak peluang untuk pertumbuhan media sosial di

India.

Gambar 3 data dari we are social.com Gambar 3 https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

Page 82: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

67

Platform lain milik Facebook Inc. dan Tencent juga

berkontribusi terhadap pertumbuhan keseluruhan dalam jumlah

pengguna media sosial, tetapi ada beberapa tren menarik yang

muncul di tingkat platform individu. Pertumbuhan pemirsa

iklan Facebook melambat, Produk inti Facebook melihat

pertumbuhan yang lebih lambat secara signifikan dalam jumlah

pemirsa iklannya selama tiga bulan terakhir, dengan platform

ini menambahkan hanya 8 juta pengguna baru antara Juli dan

September 2019. Dengan hanya 0,4 persen, tingkat

pertumbuhan kuartalan ini secara signifikan lebih rendah

daripada 3 persen pertumbuhan jumlah pemirsa iklan yang

disampaikan platform pada kuartal kedua tahun ini.

Sementara itu, masing-masing tokoh negara

menceritakan kisah yang lebih menarik. Alat iklan Facebook

sendiri menunjukkan bahwa pengiklan dapat menjangkau lebih

sedikit orang di Amerika Serikat dan Indonesia saat ini

dibandingkan dengan saat ini tiga bulan lalu, menunjukkan

bahwa pemirsa iklan di dua pasar terbesar platform sebenarnya

dapat menyusut. Dari kenyataan bahwa Facebook tampaknya

masih memiliki pemirsa remaja terbesar dari semua platform

media sosial di dunia, angka terbaru perusahaan menunjukkan

bahwa pemirsa iklan kaum muda juga menyusut. Alat iklan

Facebook menunjukkan bahwa pengiklan sekarang dapat

mencapai 2,6 persen lebih sedikit pengguna berusia 13 hingga

17 tahun dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2019, dan 2

Page 83: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

68

persen lebih sedikit pengguna berusia 18 hingga 24 tahun.73

B. Latar Belakang Ustadzah Pendiri Majelis taklim di

Jakarta Utara

Sejarah awal mendirikan Pengkajian dan Pengembangan

Islam Jakarta, lokasi tempat tinggal memiliki cerita masa lalu

yang kelam. Puluhan tahun lalu, kawasan tersebut merupakan

lokalisasi Kramat Tunggak yang disebut sebagai lokalisasi

terbesar di Asia Tenggara pada era 1970-1999. Lokalisasi Kramat

Tunggak awalnya merupakan Lokasi Rehabilitasi Sosial (Lokres)

Kramat Tunggak yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta kala itu,

Ali Sadikin. Awalnya, lokres itu dibangun untuk membina

pekerja seks di Jakarta yang kebanyakan berasal dari Pasar

Senen, Kramat, dan Pejompongan. Alih-alih jadi tempat

pembinaan, lokasi berkumpulnya para pekerja seks di sana malah

menjadi lahan basah bagi sejumlah muncikari untuk membujuk

para pekerja seks kembali bekerja sebagai wanita penghibur.

Pada tahun 1990-an, tercatat lokalisasi Kramat Tunggak

dihuni oleh lebih dari 2.000 pekerja seks dengan pengawasan 258

muncikari dan 700 orang pembantu pengasuh, 800 pedagang

asongan, dan 155 orang tukang ojek. Keberadaan tempat itu tentu

saja membuat gerah masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Mereka pun mendesak agar lokalisasi Kramat Tunggak ditutup.

Menanggapi desakan itu, Gubernur DKI Jakarta kala itu,

73 https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2020/

Page 84: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

69

Sutiyoso, memutar otak, melakukan pendekatan dengan

membentuk sebuah tim yang bertugas membuat rekayasa sosial.74

Melihat kondisi lingkungannya yang masih terbawa arus,

Mardiah mendirikan sebuah majelis taklim di rumahnya. Seperti

yang kita ketahui Majelis taklim adalah salah satu lembaga

pendidikan keagamaan nonformal yang bertujuan meningkatkan

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Proses

pembelajaran di dalamnya mengarah kepada pembentukan akhlak

mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam

semesta. Majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau

pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat

oleh waktu. Sifatnya terbuka. Usia berapa pun, profesi apa pun,

suku apa pun, dapat bergabung di dalamnya. Waktu

penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau

malam. Lokasi taklim pun bisa dilakukan di dalam maupun di

luar ruangan.75

74 https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/07/11122931/sejarah-

jakarta-islamic-centre-eks-kramat-tunggak-lokalisasi-terbesar-di?page=all di

akses 13 juni 2021 75 https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Taklim diakses 13 juni 2021

Gambar 4 : Profil picture Ibu siti mardiah

Page 85: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

70

Siti Mardiah adalah pendiri majelis taklim di daerah

Tanjung priuk. Beliau sering memberikan pengajian ilmu

akhlak dan fiqih kehidupan sehari-harinya. Beliau juga aktif

dalam menjalankan acara yang berhubungan dengan agama.

Maka dari itu dia sering meng-update status di Facebook.

Kehidupan sehari-hari sebagai ustadzah, tidak heran banyak

ibu-ibu yang menjadi teman dan jamaah melihat aktivitas ibu

Siti Mardiah. Semua aktivitas yang di ceritakan tidak hanya

dakwah tapi seluruh aktivitas sehari-hari beliau yang menjadi

ibu rumah tangga juga.

Aktivitas Siti Mardiah di Facebook bukan hal yang

baru, semenjak kehadiran Facebook Mardiah termasuk aktif

dalam meng- update dan tidak kelewatan informasi yang

dishare bahkan berita tersebut dishare ulang kembali. Mardiah

juga menanggapi mengenai eksistensi perempuan yang selalu

narsis di Facebook dalam Agama.

Gambar 4 foto profil facebook ibu siti mardiah

Page 86: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

71

”Di zaman yang sangat maju ini, tanpa keluar rumah pun

wanita bisa memperlihatkan dirinya kepada dunia.

Ingatlah, setan juga ada di setiap gambar diri yang

bertebaran di media sosial. Wahai kaum hawa, bantulah

kaum Adam untuk menundukkan pandangannya,

bantulah mereka untuk tidak melihat apa yang tidak

seharusnya mereka lihat.”76

Mardiah juga membahas mengenai bagaimana

perempuan yang lebih eksis di media sosial. Hendaknya kita

berhati-hati meng-share foto atau video kita, keluarga kita atau

anak kita di sosial media, karena penyakit ‘ain bisa terjadi

melalui foto ataupun video. Meskipun tidak pasti setiap foto

yang di-share terkena ‘ain tetapi lebih baik kita berhati- hati,

karena sosial media akan dilihat oleh banyak orang.

Banyak hal yang bisa kita lihat di Facebook Siti Mardiah

mulai dari pengajian ibu-ibu, anak-anak, sampai kegiatan

sekolah sekolah dasar Mardiah share. Membahas penyakit ‘ain

yang dimaksud Siti Mardiah diatas adalah kegiatan meng-update

status tanpa kita pilah-pilih untuk dibagikan.

“Penyakit ‘ain sendiri itukan penyakit baik pada badan

maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata

seseorang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga

dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya

bagi orang yang terkena.”77

Maksud dari pernyataan Siti Mardiah bisa dikatakan

bahwa orang yang keseringan meng-update status Facebook dan

memperlihatkan kepada orang lain bisa dikatakan do’a baik dari

kolom komentar bisa do’a iri dan dnegki didalam hati nantinya.

76 Wawancara Peneliti dengan informan pada bulan Juni 2020 77 Wawancara Peneliti dengan informan pada bulan Juni 2020

Page 87: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

72

Berikut adalah kegiatan mardiah sehari-hari sebagai

pendiri majelis taklim :

1. Guru Agama di Sekolah dasar mulai dari jam 07.00

sampai 12.00.

2. Pengajian ibu-ibu, Jamaah ibu-ibu rumah tangga usia

30-50 thn. Sebelum Pandemi ada sekitar 30 jamaah

yang setiap abis magrib dan isya belajar mengaji

bersama.

3. TPA anak-anak sekolah dasar dimulai dari jam 13.00

s/d 16.00 dengan 2 gelombang.

Sosok Ustadzah Siti Mardiah, wanita 40 tahun itu

merupakan pengajar sekaligus pendiri Majelis taklim wattadzkir

daarussalam Tanjung priok, Jakarta Utara. Selain anak-anaknya

sendiri yang telah berhasil bekerja di berbagai sektor strategis,

Usatdzah Siti Mardiah juga memiliki anak didik di rumah yang

ia dirikan.

Peran Ustadzah Siti Mardiah belum berhenti sampai di

situ. Ia juga memimpin pengajian ibu-ibu di sana. Dirinya

ditunjuk sebagai penceramah dalam berbagai acara. Di mata

rekan-rekannya, ia merupakan sosok yang santun dan

bersahabat.

Di usia senjanya, Ustadzah Siti Mardiah disibukkan

dengan urusan rumah tahfidz. Sejak pagi hingga petang, ia

selalu berada di rumah tahfidz untuk mengajar santri-santrinya.

Mengingat, kelas-kelas di sana terbagi menjadi beberapa sesi,

mulai dari pagi, siang, sore hingga malam.

Page 88: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

73

Ustadzah Siti Mardiah bersyukur karena dapat berperan

dalam dakwah Al-Qur'an. Ia tidak sedikitpun mengeluh karena

kelelahan, karena motivasinya mengajarkan Al-Qur'an adalah

karena lillahi ta'ala. Banyak santrinya yang telah berprestasi di

bidang tahfidzul Qur'an. Kebanggan yang ia rasakan tak dapat

digambarkan. Sebab, anak-anak yang ia didik akhirnya berhasil

menghafal Al-Qur'an dan bahkan mendulang berbagai prestasi.

Itulah sedikit kisah tentang Ustadzah Siti Mardiah sosok

ibu sekaligus guru ngaji inspiratif yang jasanya sangat luar biasa.

Semoga, Allah memberikan kesehatan dan keberkahan bagi

Ustadzah Siti Mardiah dan seluruh keluarga besar wattadzkir

daarussalam.78

78 Wawancara Peneliti dengan informan pada bulan Juni 2020

Page 89: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

74

Bab IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil temuan

lapangan yaitu hasil pengumpulan status update dan wawancara

dengan seorang informan. Penelitian ini ingin menggambarkan

bagaimana keterbukaan seseorang, yaitu pengguna Facebook

yang rutin meng-update status berdasarkan kronologis

kehidupannya, yang akan mempengaruhi cara-cara orang tersebut

mengontrol keterbukaan perasaannya. Bab ini akan menjabarkan

keseluruhan temuan penelitian.

Penelitian naratif, peneliti memilih satu orang informan.

jumlah subyek penelitian naratif yang disarankan adalah satu atau

dua orang. Oleh karena itu peneliti memilih satu orang untuk

dijadikan informan. Dalam menggambarkan informan, peneliti

membagi cerita kehidupan dalam dua bagian, yaitu: (1)

berdasarkan cerita kehidupan informan yang didapat melalui

rangkaian status update informan di Facebook (online), dan (2)

berdasarkan rangkaian pengalaman hidup informan dalam

kehidupan sehari-hari (offline).

Sebelum menjelaskan status dalam bentuk naratif peneliti

membuat tabel notification bulan Maret 2020 – January 2021

mengenai kegiatan update status Facebook yang dilakukan Ibu

Siti Mardiah.

Bentuk postingan Pribadi Majelis taklim

Nulis status 15 20

Foto 25 40

Page 90: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

75

Video 10 25

Sharing 38 29

Tabel 1. notification status yang update

Peneliti membagi membagi 4 bentuk postingan yang

dilakukan oleh Siti Mardiah berdasarkan pengamatan akun siti

mardiah di Facebook. Tulisan, Foto, Video dan Sharing konten

termasuk sering yang dilakukan dalam meng-update status di

Faceboook. Tulisan yang dibuat Siti Mardiah biasanya berurusan

dengan kehidupan rumah tangga atau sindiran. Lalu untuk foto

dikarenakan makin lama makin banyak jamaahnya siti mardiah

lebih suka meng-update dengan banyak foto yang dibagikan.

Dengan maksud kegiatan ini akan diingatkan kembali sama

Facebook.

Video yang dibagikan ada dua jenis yaitu video yang hasil

tangkapan kamera siti mardiah dan video yang tersimpan karena

live streaming yang dilakukan. Terakhir sharing, maksud sharing

di Facebook adalah membagikan konten yang menurut siti

mardiah dan jamaahnya bisa baca dia akan membagikan. Dan

peneliti membagikan random status yang di-update sama Siti

Mardiah :

1. Ustadzah sebagai Guru Sekolah Dasar Penggangsaan

02 Jakarta.

Semenjak pandemi covid 19, Mardiah harus

menjalankan sebagai wali kelas dan guru agama di

Sekolah Dasar Penggangsaan 02 Jakarta. Sebelum

pandemi mardiah jam 06.00 sudah bersiap-siap dianter

sang suami untuk berangkat mengajar. Namun karena

Page 91: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

76

pandemi Mardiah jam 06.30 sudah siap menyalakan

laptop mengajar secara online bersama murid-muridnya.

Karena sistem online, belajar dari rumah tidak

luput Mardiah membagi kegiatan mengajar dan keadaan

anak-anak sekolah di rumah di Facebook. Foto yang

dishare ini bukan termasuk foto narsis yang ada di akun

Mardiah melainkan sebagai Laporan Pengajar yang

dilakukan pihak sekolah untuk memberitahu kalau sekolah

tersebut melaksanakan sekolah online.

Gambaran ini akan terus ada di setiap hari senin-jumat dari

jam 06.30 – 12.00. Karena harus melaporkan kegiatan mengajar

kelas kepada beberapa pihak terkait mulai dari wali murid,

komite sekolah, dan diknas. Berbicara kelas online yang terus

Gambar 5 status facebook mardiah pada

tanggal 22 juni Gambar 1 status Lpjj

Page 92: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

77

mardiah update ada kesedihan yang dia cerita bagaimana sulitnya

mengajak anak belajar online.

“saya lebih baik belajar di kelas dibandingkan Online”.79

Ungkapan ini tidak dituliskan dalam caption yang

dilakukan setiap hari Mardiah sebagai keterbukaan emosi yang

dirasakan dalam mengajar kelas online. Mardiah hanya meng-

share foto yang ditandai bukan personal yang update dalam status

Facebook tersebut.

2. Status Facebook Ustadzah dan kegiatan lainnya

Selain menjadi Ibu Rumah Tangga, Mardiah aktif

menjadi MC untuk di berbagai kegiatan mulai dari

pernikahan, khitanan, tujuh bulanan, empat bulanan,

sampai acara agama lainnya.

Foto Status Like Dn

Komentar

Sukses acara

pernikhn ananda

Umay dan Arman

serta keluarga

besar bapak Odih

dan ibu Hj

Junayah

Selamat dan

sukses semoga

rumah tangganya

sakinah

mawaddah

warohmah

Untuk Umayati

Status ini

dilike

sebanyak

42 orang

dan

dikoment

ari 12

orang.

79 Wawancara Peneliti dengan informan pada bulan Juni 2020

Page 93: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

78

dan Arman

Aamiin

Mencoba resep

baru, status ini

dishare oleh salah

satu akun masak-

masakan dan

dijadikan status

kembali sama

Mardiah.

Dilike 10

orang

dan

dikoment

ari 12

orang.

Rindu majelis

taklim, status

yang dibuat

Mardiah ini dibuat

ketika Masa

Pandemi dan

harus

diberhentikan

sementara karena

tidak boleh

berkerumunan.

Status ini

dilike 38

orang

dan di

komentar

i 7 orang.

Pelantikan

pengurus MUI

kecamatan Koja

bersama guru-

guru terbaik.

Mardiah sangat

aktif dalam

kegiatan selain

menjadi pendiri

majelis taklim di

rumah.

Status ini

dilike

sebanyak

67 orang

dan

dikoment

ari 4

orang.

Page 94: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

79

Alhamdulillah

Baarokalloh

kumpul keluarga

besar Alm H

Maksudi dan Almh

Hj Komariyah,

semoga

keberkahan dan

Rahmat ALLOH

SWT, selalu

tercurahkan utk

kita semua,

trimakasih atas

kehadirannya,

Kaka dan adik"

serta keponakan

semuanya.

Semoga tetap

Kompak...aamiin

. Status ini

dibuat ketika hari

raya idul fitri.

Dilike

sebanyak

70 orang

dan

dikoment

ari 5

orang.

Page 95: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

80

Alhamdulillah

terima kasih buat

semua yg sudah

mendoakan ..doa

yg

terbaik

untuk kita semua ..

Alhamdulillah di

umur 22 Berkah

selamat dunia

akhirat ya Rabb

#milad22.

Mardiah yang

sibuk dengan

aktivitas sehari-

hari ternyata

sempat menjenguk

anaknya yang

dipesantren dan

memberikan

kejutan ulang

tahun.

Dilike 60

orang

dan

dikoment

ari

sebanyak

18 orang.

Alhamdulillah…m

alam ini saya

dapat transferan

pahala, di akhirta

dengan fitnah dan

kejelekan yang dia

katakan makasih

yaa,,,,

Sering” yaa….

Ini status

ungkapan pribadi

Mardiah yang

tidak tahu

ditunjukkan oleh

siapa.

Dilike

sebanyak

42 orang

dan 20

komentar

.

Page 96: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

81

Gemetaraannn

gaess… Apakah

ini yang

dinamakan

cintahh…

status Mardiah ini

bisa dikatakan dia

sedang senang

karena suami

beliau pulang

belayar.

Dilike 20

orang

dan

dikoment

ari 12

Suatu saat kalian

akan tau mana

yang munafik

berkedok sayang,

mana yang benar-

benar tulus

menyayangi

takkan lama lagi

akan tampak

kalian sifat dengkinya.

Ungkapan

perasaan Mardiah

terhadap

seseorang.

Dilike

sebanyak

30 orang

dan

dikoment

ari 40

orang.

Acara tawakufan

Majlis ta'lim

wattadzkir

daarussalam (

MTWD ) jakarta

utara ....

BERKAH

SELAMET

Menyambut bln

suci

Ramadhan......

Dilike 15

orang

dan

dikoment

ari 2

orang.

Page 97: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

82

Ini foto dan status

perkumpulan

mereka sebelum

covid 19.

Kelas perdama

TPQ, status ini

diambil sebelum

pandemi covid 19

dan Mardiah

mengenal TPQ

tersebut.

Dilike 25

orang

dan

dikoment

ari 15

orang

Kelas ibu-ibu

belajar ngaji.

Status ini diambil

sebelum pandemi

covid 19.

Dilike 40

orang

dna

dikoment

ari 10

orang.

Tabel . Kumpulan update status Siti Mardiah

Seperti yang sudah dijelaskan mengenai pemilik

akun yang akan dibahas adalah seorang pendiri majelis

taklim, guru dan dapat dilihat dari akun ibu mardiah

yang setiap hari bekerja di sebuah sekolah dasar,

sebagai guru kelas dan guru agama di sekolah tersebut.

Karena sekolah online, sekolah mewajibkan

mengirimkan foto kegiatan selama jam pembelajaran

setiap hari di media social untuk laporan.

Selain sebagai guru sekolah, Ibu mardiah juga

Page 98: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

83

mendirikan sekolah mengaji di lingkungan rumah

dengan mengajar anak-anak dan ibu-ibu. Untuk anak-

anak dinamakan TPA sedangkan untuk ibu-ibu

dinamakan majelis taklim. Murid yang diajari oleh ibu

mardiah tidak sedikit, rumahnya selalu rame dengan

aktivitas pengajian.

Mardiah termasuk aktif dalam menggunakan

media facebook, semua aplikasi dia coba termasuk

siaran langsung. Bagaimana beliau bisa mengkoreksi

sambal melakuakn siaran langsung di Facebook

termasuk. Kalau ditanya ibu mardiah selalu menjawab

karena dia hanya ingin berbagi kebaikan dalam

menyebarkan kebaikan di media sosial.

Aktivitas yang berhubungan dengan kebaikan

seperti berbagi ilmu dia tidak segan untuk

membagikan kepada teman- teman facebook yang

sudah 1000 lebih di akun Mardiah. Kurang lebih 12

jam lebih ibu mardiah menggunakan media social

facebook. Karena jarak dari satu postingan ke

postingan berikutnya beda 1-2 jam yang diceritakan.

Para pengikut dari Siti Mardiah juga termasuk

aktif dalam memberikan komentar baik dalam bentuk

tulisan maupun sticker sebagai respon dalam setiap

status yang dia buat. Bisa dikatakan kehidupan online

dan offline ibu mardiah tidak ada bedanya dengan di

upload namun bagaimana dengan pemikiran beliau

Page 99: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

84

yang tidak diketahui oleh para jamaahnya di upload.

3. Status Kritik yang dilakukan Ustadzah kepada

pemerintah

Foto Status Like dan

komenta

r

Bekasi,

Cibitung, ini

pasti gegara Pa

Anies otak

mana….?

@buzzer Rp

teriak. Status ini

dibuat ketika

wilayah tersebut

kebanjiran.

Dilike 32

orang

dan

dikoment

ari 16

orang.

Membagikan

berita mengenai

Jokowi marah

dengan batalnya

investor asing

ke Indonesia

Dilike 20

orang

dan

dikoment

ari 15

orang.

Page 100: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

85

Menuju

kehancuran

suatu bangsa

dengan

membagikan

berita online

Dilike 20

orang

dan

dikoment

ari 25

orang.

Membagikan

berita mengenai

ribuan orang

dari 10 negara

positif corona

Dilike 3

orang

dan

dikoment

ari 2

orang.

Jakarta gak

banjirr,,,,???

Ini pasti gegara

Pa anies terus

Kalsel Banjir,

Banten Banjir

lapornya

kesiapa?..

ungkapan

kekesalan

kepada presiden

terlihat jelas

yang dilakukan

Dilike 35

orang

dan

dikoment

ari 20

orang

Page 101: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

86

Mardiah di

Status

Facebook.

Buzzer itu kalo

hak gak

menghina yaa

gak makan.

Dilike 6

orang

dan

dikoment

ari 3

orang

Dilike 3

orang

dan

dikoment

ari 3

orang

Makin kesini

berbahay om ep

Bi harus

dibatasi NII

semuanya.

Dilike 18

orang

dan 13

komentar

.

Tabel 2. Kumpulan status Siti Mardiah

Banyak sindiran yang dilakukan Mardiah dalam

status facebooknya yang bersifat umum dan dilihat oleh

murid, wali murid, sampai jamaahnya mengenai status

Page 102: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

87

kritis yang ditunjukkan kepada pemerintahan. Kritik

yang diberikan banyak respon dari beberapa komentar

teman di facebook. Mardiah sebagai Ustadzah termasuk

aktif dalam mengkritik pemerintah bahkan dia bercerita

pengalaman ikut aksi 212.

“bu, lain kali ganti dengan status apa gitu

jangan politik terus”.80

Status kritikan Mardiah pernah dikomentari sama jamaah

secara langsung, hal ini membuat aktivitas mengkritik dan meng-

share berita politik sempat dikurangi karena teguran dari para

jamaah. Walaupun kadang beliau masih membawakan masalah

tersebut dalam aktifitas dakwah tersebut.

Keterbukaan mardiah dalam membagikan cerita di status

Facebook beliau memperlihatkan bagaimana seorang ustadzah

yang sibuk dalam menjalankan dakwah. Mardiah termasuk yang

tidak pilih kasih dalam membagikan kegiatan yang dilakukan.

Namun hal ini bertolak belakang ketika mardiah membagikan

cerita kehidupan pribadi anaknya, Peneliti mewawancarai

tetangga beliau untuk mengetahui mengenai kondisi rumah tangga

yang dijalankan oleh Mardiah dan keluarga.

80 Wawancara Peneliti dengan informan pada bulan Juni 2020

Page 103: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

88

BAB V

PEMBAHASAN

A. Makna dari update status

Pada intinya privasi berfungsi untuk mempromosikan

kebebasan bertindak. Status yang dituliskan informan mengacu

pada fungsi-fungsi utama dari konsep privasi menurut Westin

dalam bukunya yang berjudul “Privasi and Freedom”. Fungsi-

fungsi utama tersebut, antara lain: (1) personal autonomy, berlaku

untuk kebutuhan akan pengembangan individualitas dan

menghindari manipulasi orang lain (2) emotional release,

mengacu pada kebutuhan untuk relax dan melarikan diri dari

tekanan-tekanan kehidupan sehari- hari dalam rangka mendukung

fungsi kesehatan; (3) self evaluation, merupakan aplikasi

individualitas pada suatu peristiwa dan integrasi dari pengalaman

ke dalam bentuk bentuk-bentuk yang berguna; (4) limited &

protected communication, mengacu pada berbagi informasi

personal kepada orang lain yang saling mempercayai dan setting

dari batasan interpersonal.81

Saat masih menikah, status Mardiah dan keluarganya

menandai adanya personal autonomy dalam menceritakan sifat

suaminya dan kegiatan Nisa sehari-hari yang bertindak sebagai

ibu, istri sekaligus wanita karier. Hal ini dilakukan untuk

81 Monica Whitty & Adam Joinson. Truth, Lies and Trust on the Internet.

(New York: Routledge). 2009. hal.121

Page 104: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

89

kebutuhan mengembangan sisi individualitas informan tanpa

campur tangan orang lain. Dalam kasus ini, personal autonomy

sangat mudah mardiah lakukan karena status update bisa ia

tuliskan setiap saat. Saat menikah mardiah mengungkapkan

dirinya sebagai perempuan yang sabar, cekatan, dan orang yang

multi tasking. Suaminya digambarkan sebagai pria yang ulet

bekerja dan tidak selalu bersama informan, namun tetap dalam

bentuk yang positif karena narasi tentang suami diperjelas oleh

informan sebagai pria bekerja. Informan kerap menggunakan kata

“kita” dan “kami” sebagai hidup yang dimiliki dan dijalankan

bersama dengan suami.

Peneliti juga melihat informan menjalankan fungsi privasi

dalam hidupnya melalui limited & protected communication.

Informan memang terlihat sering meng-update status namun tidak

membagi informasi personal ini ke ranah Facebook meskipun di

dalam ranah online tersebut, informan memiliki teman- teman

yang tidak jauh berbeda dengan teman-teman di ranah offline.

Informasi personal ini ia bagi dengan teman-teman lewat

komunikasi offline, yaitu informan bertemu langsung dengan

teman-temannya dan membicarakan informasi personal tersebut.

Meskipun sifat informan yang cenderung suka melontarkan

isu di status Facebook, bukan berarti informan terang-terangan

melontarkan isu rumah tangganya. Informan punya kontrol yang

selektif terhadap akses diri. Hal ini juga dijumpai saat informan

memilih siapa-siapa saja yang bisa menjadi temannya di

Facebook.

Page 105: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

90

Privasi informan bisa tercapai melalui aturan dan interaksi

sosial baik secara online maupun offline. Dalam kehidupan

online, meskipun teman-teman informan ada yang sudah tahu

mengenai kasus politik yang diikuti tersebut, mereka tidak pernah

membahas hal tersebut dalam komentar-komentar di status

informan. Begitu juga dalam kehidupan offline, informan tidak

akan memulai perbincangan mengenai kehidupan pribadinya jika

teman- temannya tidak bertanya terlebih dahulu. Prilaku ini

sebagai sifat dasar privasi secara sosial dan psikologi lingkungan.

Sikap informan diatas memperkaya kemampuan dirinya untuk

berhadapan dengan dunia luar, dan berefek sangat penting pada

cara informan mendefinisikan dirinya sebagai orang tua tunggal.

DeCew juga menambahkan ada tiga pendekatan dalam

memahami privasi, antara lain: pertama, informational privasi,

yaitu aspek yang mungkin dilihat oleh seorang individu sebagai

informasi yang tidak perlu diungkapkan dan harus dijaga oleh

penerima informasi tersebut. Privasi informasi dilindungi oleh

individu-individu untuk menutup adanya gangguan dan ancaman.

Perlindungan ini juga mengontrol siapa saja yang bisa mengakses

informasi dan untuk alasan apa ketika informasi itu diminta.82

Kedua, accessibility privasi, mengacu pada akses fisik dan

sensori pada seseorang. Saat informan ingin mengungkapkan

informasi personalnya, ia harus beberapa kali bertemu dengan

orang tersebut, terlebih dengan orang yang baru ia kenal. Menurut

82 Monica Whitty & Adam Joinson. Truth, Lies and Trust on the Internet.

(New York: Routledge). 2009.hal.121-122

Page 106: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

91

DeCew privasi aksesibilitas mencakup kedekatan fisik dan

observasi. Jika pertemuan dengan orang baru sudah terjadi

beberapa kali, informan juga melakukan observasi tentang orang

tersebut, apakah masuk ke dalam kategori pribadi yang memiliki

kedekatan emosional dengan informan, seperti: objektif, tidak

menggurui, informan tidak merasa terintimidasi, komunikatif, dan

mempunyai pandangan luas. Jadi orang-orang memiliki privasi

aksesibilitas ketika mereka ingin menjaga jarak fisik dari orang

lain. Menurut DeCew, accessibility privasi juga memungkinkan

individu untuk mengendalikan keputusan tentang siapa yang

memiliki akses fisik ke orang-orang di sekitar mereka dan

keputusan ini dibentuk melalui persepsi akal, observasi atau

kontak tubuh. Jarak fisik ini terjadi juga dalam pergaulan

informan secara online, karena privasi aksesibilitas mencakup

akses melalui indera penglihatan dan pendengaran orang lain.

Dalam pergaulan secara online, jika informan merasa foto-foto

orang yang ingin menjadi temannya di Facebook terlihat aneh dan

vulgar, informan tidak akan membuka akses kepada orang

tersebut untuk mendapatkan informasi apapun dari status

informan.

Ketiga, expressive privasi, mengacu pada perlindungan

wilayah seseorang untuk memberikan identitas dirinya melalui

berbagai aktivitas atau lewat kesempatan berbicara. Status update

membuka peluang bagi informan untuk mengungkapkan apa saja

tentang isi hatinya.

Dengan cara ini, expressive privasi membatasi kontrol

sosial eksternal atas pilihan hidup informan, yang dalam kasus ini

Page 107: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

92

informan cenderung cuek dengan omongan orang tentang dirinya

karena informan lebih fokus dalam membicarakan perkembangan

anak dan pendidikan mengajarnya. Expressive privasi juga

membantu informan lebih meningkatkan kontrol internal terhadap

ekspresi diri sendiri dengan cara tidak membicarakan hubungan

personal di status Facebook, lebih banyak membicarakan

kemampuannya mengurus anak, serta meningkatkan kemampuan

untuk membangun hubungan interpersonal, antara lain informan

mampu membuka diri untuk bisa memegang teguh menjadi

pendiri majelis ta’lim.

A. Bentuk-Bentuk Makna Dalam Manajemen Privasi

Setiap orang memiliki keputusan sendiri saat mengungkapkan

atau menutupi informasi private mereka. Disclosure maupun

privasi sama-sama penting untuk dijaga. Private disclosure adalah

sesuatu yang dialektikal atau saling berhubungan, dimana orang-

orang membuat pilihan tentang apa yang harus dibuka dan ditutup

berdasarkan kriteria dan kondisi- kondisi yang mereka anggap

penting. Dibawah ini merupakan lima asumsi yang bekerja dalam

komunikasi saat informan mengatur privasinya secara online.

1. Private Information

Dalam menulis status di Facebook, informan

mengungkapkan adanya private information. Setelah ditelaah

lebih lanjut, informan memang mengungkapkan dirinya sebagai

seorang ibu tetapi tidak secara terang-terangan memberikan status

dengan foto bersama dengan keluarga besar sendiri. Dengan

Page 108: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

93

kondisi anak yang berada dirantau. Mardiah merasa kesepian

setiap hari dengan mengupdate foto keluarga besar keluarga

daripada keluarga sendiri.

Yang termasuk dalam informasi privat menurut informan

adalah hubungan personal informan dengan suaminya terdahulu,

baik itu sikap suami kepada informan dan keluarganya, hubungan

suami kepada anaknya, sifat suami saat berumah tangga.

Private information juga terkait dengan hubungan

informan dengan pasangan. Sejak awal sampai sekarang,

informan sudah menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang

pergi berlayar di waktu yang lama. Informasi tidak pernah

menuliskan mengenai perkembangan hubungannya di status

Facebook walaupun informan sangat terbuka untuk bercerita

tentang kegiatan majelis taklim dan anaknya itu kepada peneliti

dalam konteks offline.

Menurut Parks, self-disclosure sering disamakan dengan

intimacy dalam studi-studi terdahulu. Dalam kasus ini, konsep

intimacy masih memegang peranan penting di dalam diri

informan. Meskipun teman-teman informan di Facebook adalah

teman-teman masa kecilnya, informan tetap merasa mereka

bagian dari publik dengan cakupan yang luas. Intimacy informan

dengan teman- teman terdekat atau orang yang bisa ia percayai

merefleksikan privasi dan intimacy adalah dua hal yang berbeda

namun secara fundamental saling berhubungan saat informan

melakukan disclosure. Informan bisa mengungkapkan private

information secara offline dengan teman-teman yang ada di

Facebook. Informan lebih suka bertemu langsung untuk

Page 109: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

94

membicarakan private information daripada mengemasnya dalam

bentuk status Facebook yang dapat memunculkan asumsi-asumsi

terhadap dirinya.

2. Private Boundaries

Private Boundaries merupakan sebuah metafora saat

seseorang mengatur privasi. Batasan ini menjelaskan bahwa

terdapat garis antara bersikap publik dan bersikap private. Pada

satu sisi, orang menyimpan private information untuk diri mereka

sendiri dan pada sisi yang lain, individu membuka beberapa

informasi privat kepada orang lain didalam hubungan sosial

(Petrnio, Giles, Gallois & Ellemer, 1998). Informan membangun

private boundaries untuk semua hal yang berhubungan dengan

alasan perceraiannya, baik kepada peneliti maupun kepada teman-

temannya secara online dan offline. Private boundaries ini berisi

informasi dimana hanya informan saja yang tahu dan tidak

diketahui oleh siapa pun bahkan orang terdekat informan

sekalipun.

Collective boundary yang didapat melalui status update

informan adalah informasi-informasi mengenai hubungan

informan dengan para jamaahnya. Collective boundary terbangun

ketika salah seorang teman informan di Facebook menanyakan

tentang pernikahannya dan informan mengungkapkan keributan

yang terjadi.

Page 110: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

95

Gambar: Tipe-tipe Private boundary & Collective boundary di

Status Facebook

Batasan Personal Batasan Personal

Informasi privat Batasan Kolektif Informasi Privat

(status Facebook)

Hubungan personal dengan suami - mengurus rumah tangga

Gambar diatas menjelaskan private information apa saja

yang disimpan oleh informan saat menulis status di Facebook.

Informasi private di sebelah kiri adalah informasi milik informan.

Hal-hal tersebut menjadi personal boundary bagi informan dan

tidak untuk dibagi kepada khalayak umum. Sedangkan collective

boundary terlihat dari sisi tengah yang bercampur antara private

information informan dengan teman-temannya. Collective

boundary ini adalah semua hal yang informan utarakan di status

dan diketahui oleh semua orang yang membaca status Facebook

informan.

INFORMAN TEMAN

Page 111: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

96

Semakin berkembangnya kehidupan informan, batasan

privasi ini dapat berubah kapan saja. Dalam status Facebook,

informan beberapa kali menuliskan kehadiran suami dalam

kesehariannya selama ia masih menikah. Namun, ketika informan

berhadapan dengan masalah rumah tangga yang dengan suami,

informan tidak menuliskan status yang berhubungan dengan

peristiwa mengenai hal tersebut, alotnya diskusi keluarga untuk

berbicara urusan rumah tangga ke khalayak ramai.

Menurut Petronio, batasan-batasan privasi juga dapat

berubah berkaitan dengan isu kehidupan yang dialami manusia.

Sebagai orang tua yang terpandang, informan yang membangun

batasan tebal dalam kehidupan online-nya, memiliki batasan

privasi relatif lebih tipis saat bergaul secara offline. Jika ditelaah

lebih dalam, batasan privasi informan berubah secara berkala

mulai dari informan masih kecil hingga dewasa. Bok berpendapat

bahwa kemampuan untuk berhadapan dengan kerahasiaan itu

akarnya ada pada masa pertumbuhan anak akan kesadaran tentang

identitas dirinya yang mampu bertindak, mengintervensi, ikut

campur tangan terhadap masalah yang dihadap.83

Keluarga juga sering menjadi awal bagi individu untuk

mempelajari private information dan cara mengekspresikannya

kepada orang lain. Dalam mengekspresikan perasaannya di status

Facebook, informan tidak secara eksplisit memaparkan kehidupan

rumah tangganya sebelum dan sesudah perceraian. Hal ini

disebabkan kebiasaan di keluarga informan yang kerap

83 Dewey, John, Experience and Education : Pendidikan Berbasis Pengalaman,

Terj. Hani’ah (Bandung : Penerbit Teraju, 2004).hal 70.

Page 112: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

97

mengajarkan informan untuk bercerita dan terbuka kepada

anggota keluarga dibandingkan orang lain. Pada konteks offline,

batasan tentang private information menjadi tebal karena

informan merasa status Facebook bisa dibaca oleh banyak orang

yang tidak terlalu mengetahui secara persis kehidupan informan.

3. Kontrol dan Kepemilikan

Dalam mengontrol private information, seorang individu

bergantung pada gagasan bahwa mereka memiliki informasi

privat mengenai diri mereka sendiri. Schoeman (1984)

berpendapat bahwa privasi dianggap sebagai hak individu, klaim,

untuk menentukan diri seperti apa yang akan dikomunikasikan

kepada orang lain. seseorang yang sering mengupdate status di

Facebook, tidak berarti harus mengungkapkan segalanya kepada

publik. Alderman & Kennedy juga sependapat bahwa meskipun

manusia saat ini hidup di dunia yang ramai dengan pengakuan-

diri, privasi itu sendiri memungkinkan kita untuk menyimpan

fakta- fakta tertentu untuk diri sendiri saja. Informan yang

memiliki banyak teman di Facebook memegang posisi sebagai

pengontrol dalam hal sebanyak apa informasi mengenai dirinya

bisa diceritakan di status Facebook.

Meskipun teman- teman Facebook informan adalah orang-

orang yang ia kenal di dunia nyata (offline), dan sudah ia kenal

sejak kecil, informan tetap menjaga martabat diri dan otonomi

untuk menjaga dirinya sendiri. Kepemilikan dan kontrol sama

pentingnya bagi informan, karena sifat status yang bisa

diinterpretasikan oleh siapapun yang membacanya, akhirnya

Page 113: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

98

informan menentukan sendiri informasi apa yang bisa ia bagi

kepada khalayak secara offline dan mana yang tidak bisa ia bagi.

Petronio berpendapat bahwa orang-orang menganggap private

information adalah sesuatu yang mereka miliki, dan mereka ingin

mengontrol informasi tersebut, orang-orang akhirnya membuka

dan menutup informasi tersebut. Informan dalam keterbukaannya

di status Facebook menginginkan kontrol akan informasi

pribadinya karena ia merasa ada resiko-resiko yang akan ia

hadapi, yaitu bagaimana private information ini dikelola oleh

orang lain.84

Informan dan teman-temannya memiliki private information

yang juga mereka bagi ke sesama. Oleh karena itu, kontrol yang

dipegang informan untuk membuka private information itu

menjadi penting saat collective boundary dibentuk. Kontrol

tersebut bisa tebal maupun tipis, yang artinya seberapa mudah

teman-teman informan bisa mengetahui atau mengakses informasi

yang dimiliki informan. Berikut ini adalah gambar tingkatan

kontrol informan terhadap teman- temannya dan terhadap private

information.

Thick boundary informan mengarah kepada informasi

yang berkaitan dengan hubungan personal antara informan

dengan pasangan hidupnya. Selain itu, ekspresi kekecewaan dan

masalah rumah tangga menjadi informasi yang bersifat rahasia

dan tidak dapat informan tampilkan di status facebook.

Selain itu moderate control dari informan tampil melalui

84 Dewey, John, Experience and Education : Pendidikan Berbasis Pengalaman,

Terj. Hani’ah (Bandung : Penerbit Teraju, 2004)

Page 114: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

99

status-status Facebooknya yang menyatakan bahwa ia single

walaupun tidak eksplisit. Kontrol di ranah ini cenderung fleksibel

karena informan dapat membagi informasi ke orang-orang yang ia

anggap profesional di bidangnya masing-masing ketika informan

akan menceritakan tentang masalah hidupnya. Hal ini juga

berlaku secara online walaupun tidak tampak melalui komentar-

komentar balasan di status Facebook, karena informan lebih suka

menggunakan personal message untuk berkomunikasi.

Low control dari informan bisa dilihat dari status-status

Facebooknya. Semua informasi dapat diakses dan dibaca oleh

semua orang. Batasan ini sangat tipis karena dalam status

Facebooknya, informan kerap membicarakan topik-topik seputar

perkembangan anak yang menurutnya bisa menjadi informasi

penting bagi teman-temannya yang juga berprofesi sebagai ibu

rumah tangga.

Gambar: Tingkatan Level Batasan Privasi thick boundary

High Control (Rahasia)

Hubungan Personal Dengan Pasangan

Page 115: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

100

B. Proses Manajemen Aturan Privasi

1. Aturan-aturan Dasar Privasi

Dalam penelitian ini keterbukaan Siti Mardiah dalam

mengekspresikan perasaannya melalui status Facebook ditemukan

ciri-ciri yang berkaitan dengan karakter-karakter pengembangan

aturan. Yang pertama adalah budaya. Isu budaya memegang

peranan penting saat seseorang menentukan aturan-aturan bagi

dirinya untuk melakukan suatu hal, khususnya keputusan yang

berhubungan dengan pengungkapan informasi privat.

Budaya yang diajarkan oleh informan dalam keluarganya

adalah budaya yang terbuka terhadap segala sesuatu, baik

kelebihan maupun kekurangan diri. Namun ketika hal ini masuk

kedalam pergaulan online, keterbukaan ini tidak dapat

diaplikasikan begitu saja seperti halnya ketika seorang individu

bertemu secara tatap muka. Ketegangan dialektikal antara

menjaga privasi dan terbuka kepada publik menjadi jelas ketika

budaya yang selama ini dipegang masuk ke dalam ruang online,

Informan adalah seorang ibu

memiliki anak pekerjaan

kegiatan harian sebagai

wanita karier teman dengan kedekatan

emosional kegiatan dengan anak

Page 116: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

101

dan individu mulai mempertimbangkan kembali apakah budaya

yang dipegangnya selama ini cocok untuk bersikap terbuka atau

justru tertutup.

Tiap budaya menghargai privasinya masing- masing dan

nilai-nilai yang indvidu tanamkan dalam privasi tersebut

mempengaruhi bagaimana mereka membuat aturan untuk

mengelola batasan privasi. 85Ciri kedua adalah gender. Dalam

penelitian ini, gender yang dipilih adalah perempuan. Beberapa

penelitian mengungkapkan bahwa pria dan perempuan

menetapkan kriteria tertentu dalam merumuskan kepemilikan dari

private information dan cara bagaimana mereka mengontrolnya.

Penelitian ini menemukan bahwa Siti Mardiah memang

banyak mengungkapkan tentang kehidupannya meskipun setelah

peneliti konfirmasi kembali hal tersebut bukanlah informasi yang

ia anggap privat. Beberapa studi juga menemukan bahwa

perempuan lebih banyak mengungkapkan daripada pria.

Ciri ketiga adalah motivasional. Taylor (1979) melihat

faktor motivasi juga berkontribusi dalam mengelola privasi.

Peneliti mengambil kesimpulan motivasi informan dalam

mengungkapkan perasaannya di status adalah karena kebutuhan

akan berekspresi dan mempertahankan diri. Kebutuhan

berekspresi adalah ketika informan sedang dilanda masalah rumah

tangga, ia memang tidak bisa mengungkapkan private information

kepada publik melalui status, namun ia bisa menuliskannya dalam

bentuk kegembiraan dan hal-hal positif agar dirinya tidak terlalu

terpuruk ke dalam kesedihan. Kalaupun informan menuliskan

85 Eagleton, T. (1991). Ideology: An Introduction. Verso. London

Page 117: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

102

sedikit kesedihannya, hal itu pun berefek positif pada dirinya

karena banyak teman-teman di Facebook yang turut prihatin dan

berempati atas kejadian yang menimpannya. Kebutuhan

berekspresi ini merupakan tindakan diclosure kepada orang lain

sebagai cara menghargai diri sendiri dan memenuhi kebutuhan

individu itu sendiri untuk mengekspresikan pemikiran dan

perasaannya kepada orang lain. Kebutuhan akan mempertahankan

diri direfleksikan oleh informan agar ia tetap bisa melewati hari-

hari barunya sebagai orang tua dan pengajar di berbagai.

Informan menegaskan statusnya memang ia tuliskan untuk

memperlihatkan kepada jamaah dan keluarganya bahwa ia bisa

menjalankan seorang diri.

Jika informan menuliskan status yang menjelekkan prilaku

jamaah, hal itu sama saja dengan memperlihatkan bentuk

ketidakdewasaan dirinya. Sedangkan dalam statusnya, informan

lebih banyak mendeskripsikan bagaimana seorang perempuan

yang setiap hari bekerja itu tetap mampu mengurus anaknya

dengan waktu yang terbatas. Rosenfeld menemukan bahwa

perempuan menghindari disclosure karena mereka memiliki

kebutuhan untuk menghindari rasa sakit dan menghindari masalah

dari hubungan yang sedang mereka jalani. Motivasi ini juga bisa

dilihat dari bukan hanya sebatas untuk mengklarifikasikan diri

seperti diatas, tetapi juga ada faktor kedekatan hubungan. Jika ada

orang yang berkomentar atau menanyakan sesuatu di status dan

orang tersebut tergolong dekat dengan informan, informan lebih

termotivasi untuk menjawab pertanyaan dan melalukan

disclosure, misalnya kepada keluarga dan teman yang memiliki

Page 118: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

103

kedekatan emosional.

Ciri keempat dalam pengembangan aturan adalah

motivasional. Dalam kasus ini peneliti melihat pengembangan

aturan yang terjadi dalam segi life circumstances. Hal ini bisa

berkaitan dengan perubahan hidup seseorang seperti perceraian

atau pelepasan hubungan. Baxter mengemukakan ada tiga tahap

saat seseorang mengakhiri sebuah hubungan. Pertama adalah

seseorang akan mengambil keputusan pribadi secara privat, yang

dalam kasus ini informan memang tidak terlihat menulis status

saat sedang mencari jalan keluar akan masalah rumah tangganya.

Baik itu perasaan, maupun informasi keberadaan informan tidak

tampak dalam statusnya. Kedua, implementasi dari keputusan

yang diambil individu. Baxter berpendapat bahwa hal ini bisa

mempengaruhi bagaimana batasan privasi itu bisa dikontrol

secara ketat oleh masing-masing individu. Dalam kaitannya

dengan kasus ini, informan hanya memperinci masalah rumah

tangganya hanya kepada orang- orang yang ia anggap bisa

dipercaya dan bisa dimintai sarannya secara profesional dan

netral. Ketiga adalah presentasi publik, dimana status hubungan

menjadi resmi dan diakui oleh orang lain. 86

Hal ini diperlihatkan dengan kata-kata yang selalu

dituliskannya di status, yang terus menerus memperlihatkan

kegiatan seorang Pemimpin Majelis ta’lim. Ciri kelima dan

terakhir dalam pengembangan aturan adalah rasio dari resiko dan

keuntungan. Aturan-aturan saat individu mengungkapkan sesuatu

86 Joseph A. DeVito. Interpersonal Communication 11th ed. (Boston: Pearson).

2007, hal 120-125

Page 119: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

104

kepada orang lain dipengaruhi juga dengan nilai-nilai untung rugi

yang diperoleh saat kita melakukan disclosure. Informan yang

mengungkapkan perannya sebagai pendiri majelis taklim

memiliki keuntungan tersendiri bagi dirinya. Informan dalam

status- statusnya jadi terlihat tegar dan kuat dalam menghadapi

masalah. Dalam hal ini validasi sosial menjadi hasil dari

disclosure itu sendiri. Citranya di mata teman-teman menjadi

positif dan berkesan kuat. Mengungkapkan perasaan secara verbal

juga memberi cara bagi individu bagaimana mereka memikirkan

tentang hal-hal yang penting dalam hidup mereka (Frank &

Frank, 1991). Informan menganalogikannya sebagai terapi jiwa

saat ia berusaha mengungkapkan status barunya kepada publik.

Dengan begitu, ia lebih menerima keadaannya yang sekarang.

Kontrol sosial juga menjadi keuntungan bagi informan karena ia

sudah mengungkapkan private information kepada orang-orang

terdekat. Menurut Petronio (1982) situasi- situasi saat individu

mengungkapkan informasi privatnya akan berdampak cukup kuat

terhadap lingkungan. Dengan memberitahu teman, keluarga atau

rekan kerja tentang bagaimana perasaan kita terhadap isu-isu

tertentu, informan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi cara

orang lain melihat topik permasalahan. Meskipun resikonya

cenderung kecil, namun hal-hal tersebut masih mampu dikelola

oleh informan.

Selain lima kriteria aturan dasar diatas, ada pula atribusi

aturan dalam mengelola privasi, yaitu rule acquisition dan

properti aturan. Rule acquisition atau bagaimana cara orang lain

mendapatkan informasi. Cara- cara ini diperoleh melalui

Page 120: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

105

negosiasi dan sosialisasi. Informan menegosiasikan

pengungkapan informasi privatnya khusus kepada teman-teman

dekatnya yang memiliki kedekatan emosional. Kalaupun ada

teman lain yang bertanya mengenai masalah pribadi, ia sendiri

yang akan menjawab pertanyaan tersebut dan bukan pihak lain.

Isi disclosurenya pun berbeda dengan teman-teman lain, misalnya

ia akan menjawab perpisahannya dengan suami itu karena

perbedaan prinsip dan tidak memperinci lebih dalam. Menurut

Petronio hal-hal seperti diatas tumbuh karena adanya aturan yang

dibangun secara sosial dalam lingkup keluarga. Informan yang

sejak kecil terbiasa bercerita kepada lingkup keluarga dan teman-

teman dekat, pada akhirnya memang berinteraksi dengan lingkup

yang sama ketika berada di pergaulan online.

2. Boundary Coordination

Proses kedua dalam proses pengelolaan aturan yang berhubungan

dengan privasi adalah boundary coordination.

Informan mengoperasikan tiga bentuk koordinasi. Pertama

adalah batasan linkage yang merujuk pada hubungan yang

membentuk aliansi batasan antarindividu.

Mengungkapkan bagaimana cara batasan koletif itu

tergantung dari bagaimana informasi privat itu disampaikan.

Orang lain yang dipercaya untuk memegang informasi privat itu

memegang aturan yang sama dengan informan untuk tetap

mempertahankan informasi tersebut hanya milik mereka saja.

Infromasi privat ini isinya berbeda- beda di tiap-tiap teman,

ataupun dengan rekan kerja. Semuanya bergantung dari informan

yang membutuhkan disclosure sebagai tempat ia mengungkapkan

Page 121: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

106

isu- isu kehidupannya. Oleh karena itu, akses untuk mendapatkan

informasi privat atau perlindungan terhadap informasi privat,

menjadi sebuah joint venture ketika batasan personal terhubung

dalam bentuk batasan kolektif.

Kedua, batasan-batasan itu dikoordinasi melalui derajat

permeabilitas. Dalam koordinasi ini, informan merujuk pada

seberapa banyak informasi privat dapat melalui batasan yang ada.

Dalam kasus ini, walaupun informan menyembunyikan rapat-

rapat mengenai perceraiannya di status dalam periode waktu

tertentu, dengan hati-hati informan membuka kekurangan yang

ada pada diri mereka pada orang lain, menggunakan bahasa yang

hati-hati dalam menuliskan sesuatu di status Facebook serta saat

membalas komentar status dari orang lain. Informan bisa benar-

benar terbuka dengan orang lain dan bisa pula tertutup dengan

orang yang tidak memiliki kepentingan dalam hidupnya. Petronio

menjelaskan bahwa dalam tiap kasus, permeabilitas itu

bervariasi tergantung pada aturan-aturan yang dibentuk individu,

seberap banyak informasi yang diizinkan untuk melewati batasan

yang dibangun, semuanya tergantung akses dan perlindungan si

informan itu sendiri.

Ketiga, adalah batasan kepemilikan, yang merujuk pada

hak-hak dan keistimewaan yang diberikan kepada co- owner dari

informasi privat yang diberikan informan. Agar kepemilikan

batasan dapat diberlakukan secara akurat, aturannya harus jelas.

Informan memberlakukan aturan bagi dirinya sendiri untuk tidak

menceritakan apa-apa selama orang lain tidak bertanya tentang

dirinya. Di samping itu, bagi teman-teman dekatnya yang sudah ia

Page 122: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

107

berikan informasi tentang kehidupan pribadi informan, ia

menginstruksikan misalnya ke teman-teman eksul Paskibnya

dahulu agar tidak membebebarkan statusnya saat ini yang tidak

lagi bersama suaminya. Selain itu, co-owner tentang status

informan sebagai orang tua juga dimiliki oleh sebagian orang tua

murid di sekolah anaknya dan beberapa guru yang mengajar.

Dengan begitu, batasan yang dibentuk informan menjadi jelas dan

tidak ambigu.

3. Boundary Turbulence

Hal ini muncul ketika aturan-aturan koordinasi batasan

tidak jelas atau ketika harapan orang untuk mengatur privasinya

berkonflik antara satu dengan yang lainnya. Ketika individu

mengalami turbulensi batasan, mereka akan mencoba untuk

membuat penyesuaian sehingga mereka dapat mengurangi

turbulensi dan mencapai koordinasi (Afifi,2003). Dalam kasus ini,

informan memandang dirinya belum pernah mengalami turbulensi

batasan karena selama ini ia merasa cukup tahu dengan sifat dan

sikap orang-orang yang selama ini ia jadikan tempat

mengungkapkan isi hatinya.

Page 123: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

108

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini secara garis besar ingin

menggambarkan bagaimana keterbukaan seseorang saat

mengungkapkan perasaannya secara online. Keterbukaan

ini tidak terlepas dari masing-masing individu untuk

membuka ataupun menutup informasi yang ingin

disampaikan.

Di samping itu, segala bentuk informasi yang

dituliskan dalam status Facebook yang pada awalnya

dilihat bukan sebagai private information seperti yang

diakui oleh informan, pada kenyataannya menampilkan

informasi privat. Walaupun status informan terlihat

sebatas disclosure terhadap peristiwa-peristiwa yang

dialaminya, namun karena sifat statusnya yang runut

seperti proses bercerita, hal ini justru merefleksikan isi

dari private information mengenai orang lain dan

kehidupan informan sebagai seorang ustadzah pendiri

majelis taklim.

Keterbukaan penulis status di Facebook dibentuk

oleh cara pandang informan melihat pergaulan online

yang bersifat publik walaupun sudah diproteksi

sedemikian rupa, dan keterbukaan informan juga dibangun

sejak lama melalui lingkungan keluarganya sendiri. Oleh

Page 124: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

109

karena itu informan juga tidak terlalu terbuka

mengungkapkan segala sesuatunya di status maupun

komentar status meskipun itu temannya sendiri, karena

pada dasarnya teman-temannya secara online sudah tahu

mengenai kehidupan informan secara offline. Informan

bersikap terbuka karena ingin beramah tamah dengan

teman-teman di Facebook.

Berbeda dengan pergaulan secara online, saat

bertemu langsung dengan teman-temannya, informan

lebih terbuka dengan informasi yang ia anggap private

karena informan bisa merasakan adanya kedekatan

emosional saat berinteraksi secara tatap muka dengan

mereka. Hal ini juga berlaku kepada orang- orang yang

baru ia kenal. Intimacy tampaknya masih menjadi aspek

penting saat informan memilih orang-orang yang ia

anggap bisa menyimpang informasi private tentang

kelebihan dan kekurangan dirinya.

Batasan-batasan aturan yang dibentuk oleh

informan dalam mengatur privasi berbeda-beda pada tiap

tingkatan. Pada tingkatan online, informan bersama

teman-temannya sama sekali tidak membahas hal-hal yang

berhubungan dengan informasi pribadi. Hal ini

dikarenakan aturan bersama yang sudah dibentuk antara

informan dengan teman-temannya. Baik itu teman dekat,

teman lama, maupun teman kerja, ketika mereka masuk ke

dalam pergaulan online, hal- hal private yang sama-sama

Page 125: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

110

mereka ketahui tidak dibuka begitu saja dalam obrolan di

status Facebook. Cara informan menyampaikan informasi

privat secara online adalah melalui penulisan status

yang implisit, atau melalui personal message yang

terhubung melalui Facebook. Pada tingkatan offline,

informan lebih mengedepankan kedekatan emosional

dalam memilih membuat batasan-batasan tentang private

information. Segi profesionalitas juga menjadi point

penting saat informan mengungkapkan informasi

pribadinya.

Selain itu sikap informan yang sangat menghargai

privasi orang-orang disekitarnya, membuat informan

jarang terganggu dengan pihak-pihak yang mencoba

memanipulasi informasi privatnya. Sebaliknya,

lingkungan pergaulan informan justru tidak banyak

bertanya atau menaruh curiga dengan keadaan informan

yang sebenarnya rentan terhadap gosip.

Penelitian ini menemukan implikasi teoritis

bahwa sifat dasar manusia merupakan pusat dari cara

manusia mengungkapkan jati dirinya. Keputusan

seseorang untuk terbuka atau tertutup terhadap suatu

hal, berhubungan erat dengan bagaimana ia mengatur

privasi-nya kepada lingkungan, aturan yang

dikembangkannya bersama pihak-pihak terkait dan

kemampuan masing- masing individu mengelola

informasi yang dianggap pribadi. Akan tetapi, dalam

Page 126: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

111

menyingkap adanya informasi private, status update di

Facebook masih menjadi lahan yang potensial untuk

dikelola karena bentuk disclosure.

B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti

merekomendasikan untuk melakukan studi terhadap

aplikasi-aplikasi lain di Facebook atau situs jejaring

sosial lainnya untuk mengetahui pola pembentukan

aturan privasi secara online, sehingga temuan menjad

lebih menarik dan berwarna. Penelitian ini juga

membahas peran orang-orang yang menjadi panutan

bagi informan dalam mengelola privasi-nya secara

online. Saran- saran yang bisa diberikan, antara lain:

Penelitian ini bisa dilanjutkan dengan penelitian

yang lebih sempurna dengan mengdepankan orang-

orang yang terkait dengan pengelolaan private

information yang ada.

Pengguna media online khususnya situs jejaring

sosial disarankan untuk mengetahui betul informasi-

informasi pribadi yang akan mereka sebarkan melalui

Facebook.

Page 127: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

i

DAFTAR PUSTAKA

Abioye, T. (2011). Preference for rhetorical questions as an index

of textual message effectiveness. International Journal

of Humanities and Social Science. Vol: 1, No: 11.

Special issue: August 2011

Al Zoubi, M & Al Hasnawi, A. R. (2008). Constructing model for

shift analysis in translation.

Alderman, E., & Kennedy, C. 1995. The Right to privasi. New

York: Knopf. Altman, I. 1975. Environtment and Social

Behaviour: Privasi, Personal Space,Territory, and

Crowding. Belmont, CA: Wadsworth Publishing. Babbie,

Earl. & Baxter, Leslie A. 2004. The Basic of

Communication Research. California: Wadsworth.

Alghamdi, S. S. (2014). Translation and ideology: a critical

discourse analysis of Chomsky’s ‘Media Control’ and Its

Arabic Translation. International Journal of Linguistics.

Vol. 6, No. 3. www.macrothink.org/ijl

Alyusi, Shiefti Dyah, Media sosial, Interaksi, Identitas dan Modal

sosial.(Jakarta: kencana prenanda media group:2016).

Antonius Birowo, Metode peneltian komunikasi; teori dan aplikasi

(yogyakarta: gintayali, 2004).

Arikunto, Suharsimi, Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka

Cipta. Jakarta, 2002.

Baker, M. (1992). In other words. A coursebook on translation.

London. Routledge. Basil, H (2001). Teaching and

researching translation. Pearson Education limited,

Inggris

Basnett, S. (1991). Translation Studies. Revised edition.

London and New York: Routledge

Baxter, J. (2009). Discourse analytic approaches to text and

talk. In Gender and Language Research Methodology.

Palgrave. Macmillan. Hal: 15-27

Baxter, L.A. 1987. Self Disclosure: Theory, Research and

Therapy. New York: Plenum Press.

Page 128: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

ii

Benn, S.I & Gaus, G.F. 1983. Public and Private in Social

Life.New York: St.Martin’s Press.

Berardo, F.M. 1974. Family Invisibility And Family Privasi. New

York: Environmental Design Research Association.

Bok, S. 1982. Secrets: On The Ethics Of Concealment And

Revelation. New York: Pantheon.

Bryman, Alan. 2008. Social Research Methods 3rd edition. New

York: Oxford University Press.

California:Sage. DeCew, J.W. 1997. In Pursuit of Privasi: Law,

Ethics, and the Rise of Technology. Ithaca,New York:

Cornell University Press.

Carnegie, D. (1981). How to win friends and influence people.

Edisi Revisi. Simon and Schuster, New York

Catford, J.C. (1965). A linguistic theory of translation. Oxford.

Oxford University Press Chilton, P & Schaffner, C.

(2002). Politics as text and talk: Analytical Approach

to

Clark, E.V. (2003). Languages and representations hal: 17-25

dalam Language in Mind. hal: 17-25 2003 Massachusetts

Institute of Technology

Creswell, John. 2004. Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif &

Kuantitatif. Jakarta: KIK Press.

Creswell, John. 2007. Qualitative Inquiry & Research Design:

Choosing Among Five Approaches 2nd ed. USA: Sage

Publications.

Cronen, V.E., 1988. Theories in Intercultural Communication.

DeVito, Joseph. 2007. Interpersonal Communication 11th edition.

Boston: Pearson.

Djamarah, Syaipul Bahri dan Aswan Zain, Stategi Belajar

Mengajar, jakarta: Rineka cipta 2010. Faisal Sanapiah,

Penelitian Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi). Malang:

Ya3 Malang 1990.

Frank, J.D & Frank, J.B. 1991. Persuasion and Healing.

Baltimore: Johns Hopkins University Press.

Page 129: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

iii

Hamdani Bakran Adz-Dzakie, Kecerdasan kenabian Prophetikc

Intelligence, Yogyakarta: Pusat Al-Furqan, 2006.

Khoiriyah, Sosiologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2012.

Lexy j. Moleong, Medologi Penelitian Kualitatif, (bandung: PT.

Remaja rosda karya, 2011. M.arifin, Kafita Selekta

Pendidikan, jakarta:bumi aksara, 1991.

Little John. Teori Komunikasi. (Jakarta: Salemba Humanika,

2011) Bungin, Burhan. Sosiologi komunikasi. (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, cetakan ke – 3, 2008).

Rulli Nasrullah, Media sosial perspektif komunikasi, budaya, dan

sosioteknologi. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2017).

Mansnur Musclish, Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan

Multi Dimensional) Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik,

jakarta: referensi, 2012.

Moh Ripa‟i, 300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi

Muslim, Semarang: Wicaksana, 1980.

Mukhtar, P. D., & M.Pd, Metode Praktis Penelitian Deskriptif

Kualitatif. Jakarta: GP Press Group, 2013.

Political Discourse. John Benjamin Publishing. New York

Thomson.Anonim, Al-qur’an dan terjemahannya jakarta :

Dapartemen Agama RI , 2010.

Tim redaksi LP3ES, liputan 6 (antara peristiwa dan ruang

publik), (Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 2006),

cet ke-1

JURNAL

Afifi, T.D. 2003. “Feeling Caught” in Step Families: Managing

Boundary Turbulence through appropriate

communication privasi Rules. Journal of Social and

Personal Relationship, 20, hal.729-755.

Boyd, D.M., & Ellison N.B. 2008. Social Network Sites:

Definitionm history, and scholarship. Journal of

Page 130: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

iv

Computer- Mediated Communication, 13, hal.210-

230.

Krames, Adam. 2010. An Unobtrusive Behavioral Model of

“Gross National Happiness. Journal of the 28th

International Conference on Human Factors in

Computing System.

Petronio, S., Sargent, J., Andea, L., Reganis, P., & Cichocki, D.

2004. Family and Friends as Healhtcare Advocate:

Dilemmas of Confidentiality and Privasi. Journal of

Social and Personal realtionship, 21, hal.33-52.

Schaffner, C. (2004). Political discourse analysis from the point

of view of translation studies. In Journal of Language

and Politics 3:1.

Soltani, F & Nemati, A. (2013). A CDA approach to translation

quality assessment: A case study of Lost Symbol.

Canadian Academy of Oriental and Occidental

Culture. Vol 7, No. 3. Pp. 60-72.

Winfried, N. (2004). Semiotics of ideology. Jurnal Semiotica

148–1/4 , pp.11–21 0031998/04/0148–0011. Walter de

Gruyter.

TESIS

Ari Indrayono Mahar. 1990. Konsep Privasi Pada Rumah

Dalam Kebudayaan Jawa. Depok: Universitas

Indonesia.

Bethany R.Dennis Frampton. 2010. Managing Facebook Friend

Request in Workplace Relationsip: An Application of

Manajemen privasi komunikasi Theory. USA: Kent

State University.

Devi Yunitri. 2006. Weblog dan Aktualisasi Diri (Studi Kasus

Blogger Indonesia). Depok: Universitas Indonesia.

Page 131: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

v

Harvey Jones. 2005. Facebook Threads to Privasi. USA: MIT

Computer Science and Artificial Intelligence

Laboratory.

Website

http://ictwatch.com/internetsehat/2009/10/19/update-status-jadi-ritual-wajib-

usai-bercinta.

https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

https://www.liputan6.com/news/read/3029350/5-status-di-media-sosial-

berujung-pidana

https://www.liputan6.com/news/read/3029350/5-status-di-media-sosial-

berujung-pidana

http://www.hum.uva.nl/teun/cda.htm

http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/10/29brk,201001029-288063

Page 132: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

vi

LAMPIRAN

Page 133: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

vii

Transkip wawancara bersama Ibu Hj. Siti Mardiah

Pendiri Majelis Taklim Wattadzkir Daarussalam

Wawancara : 11 January 2020

Pertanyaan Jawaban Intisari

Kapan mulai

menggunakan

Facebook?

2010 punya 2

Akun Facebook

• 2010 awal untuk

pribadi

• Pertengahan akun

pribadi hilang krn

lupa password

lalu bikin akun

baru untuk

pribadi dan

jamaah majelis

taklimnya

Sebelum pakai

Facebook, ada

media sosial yang

pernah dipakai?

Friendster, dulu

pakai sebelum

ada Facebook

• Ibu mardiah

termasuk

mengikuti

perkembangan

media sosial

bukan mengikuti

tren ibu-ibu

seusianya.

Alasan

menggunakan

Facebook

Senang gaul dan

sosialisasi,

mencari teman-

• Bertemu teman

lama dan mencari

jaringan karena

Page 134: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

viii

teman kuliah di

IIQ, karena

teman-teman

saya anak kyai

semua jdi setelah

mereka lulus

akhirnya

terpisah.

background

teman-teman

beliau.

Apa saja yang

dilakukan ketika

pertama kali

menggunakan

Facebook?

Keindahan alam

karena rihlah ke

kampung

halaman. Saya

foto-foto dengan

ingat firman

Allah “ betapa

allah

menciptakan

semuanya tidak

ada yang sia-sia”

dikampung

halaman saya

suka foto

kerbau, kandang

kerbau, betapa

keindahan di

kampung

• Seperti

kebanyakan orang

yang pertama kali

menggunakan

Facebook adalah

membagikan

kebahagian yang

dirasakan.

Page 135: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

ix

halaman.

ini ada akun

pertama saya

sebelum akun

facebook kedua

ini. Setelah

punya akun

kedua saya mulai

memposting

kegiatan majelis

taklim

Bagaimana cara

ibu, nge-add

orang-orang yang

ibu kenal atau

ada pilihan

tersendiri untuk

add orang yang

ibu kenal?

Senang bergaul

tapi untuk kenal

saya lebih

memilih. Kecuali

kalau ada teman

yang

mengingatkan

untuk menerima

• Walaupun ibu siti

mardiah senang

bergaul namun

dalam

pertemanan

online ibu

termasuk pemilih

Selain teman

lama ada teman

lain yang ibu add

di Facebook?

Tidak ada teman

lain paling saya

add para ulama.

Tidak pernah add

yang tidak saya

kenal

• Karena tipe

pemilih ini ibu

mardiah juga

menghindari

akunnya

kemasukkan

orang-orang yang

Page 136: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

x

suka spam dan

melakukan

penipiuan.

Ceritakan

aktivitas ibu

setelah gabung

pertama kali di

Facebook

Aktivitas seperti

biasa tapi ada

tambahan

kegiatan majelis

taklim yang saya

didirikan sendiri.

• Aktivitas yang

dimaksud ibu

mardiah adalah

ketika jam 3 pagi

sudah bangun dan

menyiapkan

sarapan untuk

keluarga lalu

dilanjut dengan

kegiatan belajar

dan mengajar

online.

Nah, disana

banyak teman

yang ibu add, apa

saja yang ibu

lakukan setelah di

add?

Saya tidak

pernah add orang

yang tidak

dikenal.

• Tidak pernah

meng-add orang

yang tidak kenal

kecuali orang

tersebut

memberikan

informasi kalau

itu saudara

terdekat beliau.

Apa ada

pengaruh ketemu

Selain

silahturahmi

• Dikarenakan

teman-teman ibu

Page 137: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xi

sama teman-

teman lama yang

di-add? Setelah

chat misalnya

berlanjut untuk

ketemuan secara

langsung tidak?

seperti reuni kita

juga biasanya

sharing informasi

mengenai Ilmu

agama.

mardiah yang di

luar kota maka

reuni sekolah bisa

dilakukan di

dunia maya

Kapan mulai aktif

meng-update

majelis taklim?

2010 • Semenjak aplikasi

itu booming

Seberapa sering

update status

dalam sehari?

Waduh gak

terhitung,

kemungkinan

sesuai dengan

jadwal kegiatan

• Karena jadwal ibu

mardiah yang

padat kadang ibu

sendiri lupa untuk

meng-update

status

Lebih banyak

membicarakan

apa ketika

menulis status di

Facebook?

Lebih banyak

kegiatan saya

dari pagi

mengajar di

sekolah dasar,

lanjut bada ashar

ada TPQ anak,

anak remaja abis

magrib sampai

jam stgh 9 lanjut

• Terlihat dari

postingan beliau

yang lebih banyak

di-update

kegiatan majelis

taklim

Page 138: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xii

adalagi malam

hari pengajian

ibu-ibu rumah

tangga dari jam 9

ampai jam 11

malam.

Ceritakan yang

menurut Ibu

pribadi dan gak

harus dibikin

Status?

Yang menurut

saya pribadi

adalah kejelekan

suami, anak, dan

teman terdekat.

Biasanya saya

menulis status di

Facebook dengan

pesan

tersembunyi

tanpa

menjelaskan saya

marah dengan

siapa.

• Termasuk hai-hati

dalam

menyebarkan

sesuatu atau

menulis status di

Facebook

Biasanya, Status

apa yang paling

sering

dikomentari?

Untuk sekarang

lebih banyak

kegiatan sehari-

hari mengajar

karena suami

yang jarang

• Sudah menjadi

budaya di

Indonesia

mencampuri

urusan pribadi

lebih indah

Page 139: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xiii

pulang dan anak

yang sibuk

dengan kuliah

dan pesantren.

dibandingkan

kegiatan yang

lain.

Bagaimana

komentar jamaah

mengenai status

yang ibu update

ketika berbeda

dengan kegiatan

Majelis Taklim?

Mereka lebih

sering menegur

ketika ketemu

dibandingkan

komentar di

Facebook.

• Jamaah ibu siti

mardiah juga

termasuk aktif

kasih komentar

bahkan pernah

ditegur sama

jamaahnya karena

statusnya sudah

terlalu sering

dibahas.

Bagaimana

komentar teman

terdekat

mengenai status

Facebook yang

Ibu update?

Komentarnya

beragam, tapi

yang menarik

selalu masalah

pribadi daripada

kegiatan majelis

taklim.

• Kalau teman

terdekat dan

keluarga lebih

jarang kasih

komentar

daripada jamaah

Pernah tidak

memberi tahu

seseorang tentang

informasi yang

dianggap private,

Tidak pernah

karena untuk

meng-add

seseorang saja

jarang apalagi

• Ibu mardiah

termasuk yang

menjaga rahasia

keluarga tapi

menyimpan

Page 140: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xiv

padahal kita gk

dekat sama kita?

kita tidak sama

sekali. Takutnya

ada penipuan

bahkan ibu

pernah

mendapatkan

pesan sampah

untuk memfoto

diri sendiri dan

penipuan gtulah.

rahasia jamaah

Apa ada

perbedaan ketika

ibu nge-buka

informasi privat

ke jamaah

dibandingkan

kegiatan jamaah?

Pasti ada apalagi

masyarakat kita

lebih suka

mengenai

kehidupan

pribadi

dibandingkan hal

lain atau keponya

tinggi. Apalagi

kalau saya nulis

sindiran dan

rezim politik,

mereka akan

biasanya akan

tegur ketika

bertemu.

• Masyarakyat kita

lebih suka

informasi pribadi

dibandingkan

nasehat. Tapi

biasanya ibu

mardiah mencoba

menylipkan

masalah pribadi

ini dengan ayat

Al-qur’an

Page 141: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xv

Apa keuntungan

bagi Ibu meng-

update status di

Facebook?

Keuntungan

banyak selain

bisa dikenal

dengan banyak

orang dan bisa

mendapatkan

jamaah dari

kegiatan yang

sering update.

• Branding diri

menjadi alasan

utama meng-

update status

Apa tanggapan

ibu mengenai

ibu-ibu majelis

taklim lebih

senang

mengshare foto

dan menulis

status di

Facebook?

Saya terus pantau

jamaah saya,

bahkan saya

pernah menulis

status untuk

salah satu jamaah

saya karena saya

tidak ingin orang

yang ngaji

dengan saya

berprilaku jelek.

Nanti saya

diminta

pertanggung

jawab atas

akhlak atas

jamaah saya.

• Perilaku ini

sedikit bikin

kaget karena

Facebook yang

digunakan ibu

mardiah

digunakan untuk

memantau

kegiatan mereka

dari statusnya.

Page 142: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xvi

Seperti “itu

muridnya siapa

sih koq seperti

itu”, maka dari

itu saya sebisa

mungkin

menjaga batasan

untuk

memposting

status.

Apakah ibu ada

keinginan sendiri

untuk membuat

Fanpage sendiri

untuk majelis

taklim ibu?

Sebenarnya kaya

website gitu kan

say, tapi karena

saya basicnya

alqur’an jadi

belum

menemukan

untuk bisa

menulis alqur’an

jadi lebih sering

menggunakan

foto dan caption

sedikit saja yang

penting ada

laporan setiap

hari.

• Ketidaktahuan

dan

ketidakpahaman

orangtua

mengenai ada

fitur fanpage

dalam Facebook

untuk bisa

membagi isi

status.

Page 143: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xvii

Sebutkan Jadwal

kegiatan majelis

taklim ibu?

1. TPQ untuk

anak-anak

2. Pengajian

remaja

3. Pengajian ibu-

ibu

4. hiburan islam

(marawis)

Page 144: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xviii

Foto Kegiatan Majelis Taalim

Page 145: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xix

Page 146: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xx

Sepenggal Cerita Dari Aku

Seorang Extro Yang Hilang Kendali

Imro’Atus Syaripah, 18 November 1993,

single, hobbynya ghibah online. Tak terasa

sudah 2 tahun pandemi covid 19 ini hadir

di seluruh dunia, bagaimana bagi saya

seorang extro terkunci dalam ruangan

sempit. Iya, sempit dengan keadaan dan

emosi yang ada, masih teringat bagaimana

detik-detik pemerintah melakukan pembatasan di beberapa

wilayah. Matahari terbenam menemani saya yang sedang

menumpangi truck pick up pulang ke tanjung priok. Saat itu di

jalan tol yang selalu penuh mendadak menjadi kosong dan mobil

saya menjadi mobil satu-satunya melintas. Detik-detik sebelum

lockdown pagi hari saya sedang merapihkan barang-barang

membantu dosen UIN yang sudah saya anggap kaka sendiri.

Beliau yang selalu membantu saya selama kuliah magister

dengan memberikan tumpangan tempat tinggal dan patungan

tempat kost.

Posisi beliau yang seorang dosen masih saya jaga, walau

kadang suka kena omelan untuk menggunakan bahasa formal

kepada dia. Tidak mudah menjadi wanita yang dituntut mandiri

dengan keadaan pada saat itu belum ada pekerjaan tetap. Hobby

menjadi penulis freelancer masih saya lakukan untuk biaya

sehari-hari sampai menyisihkan tabungan untuk bisa sekolah

magister.

Page 147: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xxi

Semangat membara itu masih saya ingat ketika bergabung

dalam komunitas blogger dan penulis lainnya. Berpergian setiap

hari menjadi kesenangan sendiri karena pekerjaan ini sangat

menarik bisa bertemu dengan orang banyak. Kurang lebih saya

menjalani aktivitas ini selama 2 tahun sambil menjadi reporter di

salah satu majalah Surabaya.

Kehidupan seorang extro pada saat itu sangat

menyenangkan tapi perjalanan itu memang tidak selalu indah

karena Allah ada saatnya manusia ini harus diuji untuk bisa kuat.

Benar-benar cobaan bagi saya yang seorang extro terjebak di

gedung sekolah taman kanak-kanak untuk membantu

orangtuanya yang membuka sekolah sebagai lapangan pekerjaan.

Bahkan untuk mengatasi stress berkepanjangan yang saya alami,

saya mencoba untuk stay di gedung sekolah untuk bisa

mengontrol emosi saya yang tidak stabil. Pandemi membuat saya

kehilangan beberapa pekerjaan yang seharusnya bisa diambil di

luar tapi harus diam

Hingga akhirnya stress berkepanjangan ini berdampak ke

kesehatan mental yang masih saya alami sampai sekarang, sudah

5 kali saya menjalani perawatan sebagai penderita aniexty

disorder. Perlu diketahui setiap saya membuka lembaran tesis

atau menghubungi orang yang pandai ilmu seperti dosen

pembimbing, ketua jurusan, dan seketaris jurusan saya harus

merasakan perasaan sesak nafas dan mual berlebihan karena rasa

cemas. Aneh, tapi itu yang terjadi dalam diri saya sampai

beberapa orang berpikir ini bukan saya yang dulu.

Page 148: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xxii

Menjadi dewasa itu sulit ternyata, tapi saya yakin Allah

selalu sayang sama saya. Afirmasi positif itu yang saya sedang

jalankan bahkan saya mencoba mencari kesenangan dari berbagai

aktivitas yang tidak pernah saya lakukan seperti melukis dan

desain fanart. Sampai saya mencoba roleplayer di dunia maya

untuk mencari diri saya yang dahulu. Lucu sih, saya yang sudah

berumur segini malah mencoba roleplayer yang biasa digunakan

anak muda sekarang.

Roleplayer adalah permainan peran yang ada di dunia

maya, kita bermain peran menjadi sosok yang sempurna untuk

bisa ketemu dengan teman yang sesuai hati kita. Hingga akhirnya

saya menemukan dunia baru bernama “Thai Enthu”, kalau di

korea dinamakan Korean wave arus perkembangan budaya korea

ini budaya thailand. Selama menjadi roleplayer ditemukan anak-

anak dibawah saya dengan jarak 10 tahun, kira-kira mereka ini

masih sekolah menengah pertama dan atas. Menjadi remaja

kembali itu perasaan yang saya rasakan dari depresi tingkat tinggi

sampai selalu berpikir bagaimana cara bunuh diri dan menghilang

dari dunia ini. Padahal perasaan itu pernah saya rasakan ketika

menjadi korban bully tapi kenapa sekarang muncul lagi.

Jahat, iya itu yang saya lakukan ketika saya egois sama

kehidupan nyata saya sampai mematikan semua notifikasi media

sosial yang tidak ada second akun. Sampai teman-teman itu

mensadari kalau saya hilang di dunia nyata selama 3 bulan karena

tidak aktivitas meng-update status dan membalas pesan mereka.

Entah kenapa saya melakukan itu karena pada saat itu semua

Page 149: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xxiii

orang tidak ada yang bisa menolong saya kecuali saya sendiri

yang mau usaha untuk bangkit dari masalah ini.

Saya egois melupakan dunia nyata saya dan terlalu sibuk

dengan dunia online saya. Sampai menjadi manusia yang lupa

cara berinteraksi dengan orang lain bahkan tidak menghargai

oranglain. Saya terbuai dengan teman-teman online yang mereka

lebih mengerti tindakan kita dibandingkan oranglain. Sampai

saya diculik sama teman saya Fitria untuk bisa kembali karena

saya sudah hampir 1.5 tahun terkurung di gedung sekolah.

Selama kelas online saya memanfaatkan wifi sekolah

yang guru akan datang pagi untuk mengajar kelas online sampai

jam 12 setelahnya saya menggunakan fasillitas itu sampai tengah

malam. Bahkan saya melakukan live streaming untuk bisa

menyapa orang yang baru saya kenal di tik tok. snack video, ome

tv, space twitter, dan space tele. Semua saya lakukan untuk

membuang energi jahat yang selalu terjadi tengah malam yaitu

“Overthinking”, sebegitu saya menzalimi diri sendiri dengan

aktivitas ini. Sampai saya lebih terkenal di dunia online

dibandingkan kehidupan nyata sendiri, bukan terkenal di surga

tapi dunia online.

Terimakasih sama diri sendiri yang sudah berhasil sampai

ke titik ini. Saya benar-benar minta maaf sama orang-orang yang

mengenal saya termasuk keluarga sendiri sampai saya pindah ke

gedung sekolah dan betah tinggal disini dibandingkan di rumah.

Ini adalah sepenggal cerita dari saya karena dalam masa terapi

saya harus menulis jurnal random perasaan saya setiap hari.

Tidak sering-seringnya saya selalu minta maaf sama dosen

Page 150: Manajemen Privasi Komunikasi Pengguna Facebook

xxiv

pembimbing, ketua jurusan, dan seketaris jurusan. Terimakasih

teguran kalian membuat saya selalu sadar akan kehidupan

selanjutnya yang akan lebih indah daripada kamu membenci

waktu yang semakin cepat karena pandemi.