manajemen pembiayaan syariah

Upload: ikhsan-xavier-hernandez

Post on 04-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    1/17

    MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan penyaluran dana.Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional dengan yang terdapat di banksyariah mempunyai perbedaan yang esensial, baik dalam hal nama, akad, maupuntransaksinya. Dalam perbankan konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan namakredit sedangkan diperbankan syariah adalah pembiayaan.

    Berbeda dengan pengertian kredit yang mengharuskan debiturmengembalikan pinjamandengan pemberian bunga kepada bank, maka pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

    pengembalian pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara bank dandebitur. Misalnya, pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk membeli barang,sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapat jasa. Prinsip bagihasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan barang danjasa sekaligus.

    Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan pembiayaan akandiperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha bank.Sebaliknya, bila pengelolaannya tidak baik akan menimbulkan permasalahan danberhentinya usaha bank .

    Oleh Karena itu diperlukan adanya suatu manajemen pembiayaan syariah yang baiksehingga penyaluran dan atau dalam hal ini pembiayaan kepada nasabah bisa efektif danefisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan maupun syariat Islam itu sendiri. Olehkarena itu kami sebagai penulis makalah ini mencoba memaparkan bagaimana konsepdari manajemen pembiayaan syariah itu sendiri sehingga diharapkan baik penulis, rekanmahasiswa, maupun masyarakat bisa lebih memahami mengenai manajemen pembiayaansyariah.

    B. Perumusan Masalah

    Dari latar belakang yang ada diatas maka akan timbul beberapa permaslahan, yaitu :

    1. Apa definisi dari pembiayaan?2. Apa yang menjadi landasan syariah diperbolehkannya pembiayaan dalam Islam?3. Bagaimana pola analisis pembiayaan pada perbankan syariah?4. Bagaimana pola pemantauan dan pengawasan terhadap pembiayaan yang telah

    terealisasi?5. Bagaimana penanganan terhadap pembiayaan yang bermasalah?

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    2/17

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui definisi dari pembiayaan.

    2. Untuk mengetahui landasan syariah yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Haditstentang diperbolehkannya pembiayaan dalam Islam.3. Untuk mengetahui pola analisis pembiayaan pada perbankan syariah.4. Untuk mengetahui pola pemantauan dan pengawasan terhadap pembiayaan yang

    telah terealisasi.5. Untuk mengetahui cara penanganan terhadap kredit yang bermasalah.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian atau penulisan makalah ini bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

    1. Penulis

    Makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penulis untuk menambah khasanah keilmuan,pengetahuan, dan wawasan kami tentang bagaimana konsep manajemen pembiayaansyariah pada bank syariah.

    2. Pembaca

    Diharapkan setelah pembaca membaca makalah kami ini maka pembaca akanmengetahui dan lebih memahami bagaimana konsep manajemen pembiayaan syariah

    sehingga bisa menjadi bekal ketika nanti terjun ke dalam dunia perbankan.3. Masyarakat

    Setelah membaca makalah kami ini, diharapkan masyarakat akan lebih memahami tatacara pembiayaan di perbankan syariah, dan juga tertarik untuk berpartisipasi menjadinasabah perbankan syariah karena banyak keuntungan maupun manfaat yang akandidapatkan.

    E. Metodologi Penelitian

    Penulisan makalah ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptifyakni suatupendekatan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan aspek-apek yang terdapatdalam manajemen pembiayaan syariah, yaitu :

    1. Menjelaskan secara umum dan definisi mengenai manajemen pembiayaan syariahyang terdapat pada bank syariah

    2. Menjelaskan secara lebih rinci tentang manajemen pembiayaan syariah yangterdiri dari analsis pembiayaan, pola pemantauan dan pengawasan terhadap

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    3/17

    pembiayaan yang telah terealisasi, serta cara penanganan terhadap pembiayaanyang bermasalah.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Definisi Pembiayaan

    Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukanoleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luasberartifinancingatau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukunginvestasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh oranglain.[1]

    Menurut M. SyafiI Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas

    pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yangmerupakan deficit unit.[2]

    Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan

    Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang

    dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

    dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uangatau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.[3]

    B. Landasan Syariah

    1. Al-Quran

    Mgs !%2u ]=W9$# 4

    Artinya : Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, (QS. An-Nisa : 12)[4]

    b)ur #Z Vx. z`iB !$sn=:$# 6us9 Nkt/ 4n?t Ct/ w) t%!$# (#qZtB#u (#q=Jtur Mys=9$# @=s%ur $B Nd 3

    Artinya : Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu

    sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orangyang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini. (Q.S.Shad : 24)[5]

    2. Al-Hadis

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn1http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn2http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn3http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn4http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn5http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn1http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn2http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn3http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn4http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn5
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    4/17

    Dari Abu Hurairah, rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT berfirman :

    Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak

    menghianati temannya, (H.R. Abu Dawud No. 2936, dalam kitab Al Buyu dan Hakim).

    C. Analisis Pembiayaan

    Analisa Pembiayaan diperlukan agar bank syariah memperoleh keyakinan bahwapembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabahnya.

    1) Jenis Jenis Aspek yang Dianalisa

    Jenis-jenis aspek yang dianalisa secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :[6]

    1. Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif. Aspek yang dianalisamencakup karakter/ watak dan komitmen dari nasabah.

    2. Analisa terhadap kemampuan bayar, disebut dengan analisa kuantitatif.

    Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan kuantitatif, yaitu untukmenentukan kemampuan bayar dan perhitungan kebutuhan modal kerja nasabahadalah dengan pendekatan pendapatan bersih.

    2). Kriteria Pemberian Pembiayaan

    Jangan pernah memberikan pembiayaan bila pertimbangan lebih kepada :

    Belas kasihan Kenalan (bersaudara atau teman) Nasabah orang terhormat (terkenal, disegani, status sosial tinggi dll)

    Utamakan berdasarkan unsur-unsur :

    Kelayakan usaha Kemampuan membayar

    Aspek yang dinilai sebelum melakukan analisa pembiayaan adalah sebagai berikut :

    Kemampuan memperoleh keuntungan. Sisa pembiayaan dengan pihak lain (kalau ada). Bebas rutin di luar kegiatan usaha.[7]

    3). Prinsip Prinsip Pemberian Pembiayaan

    Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketingharus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secarakeseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan5 C + 1 S , yaitu :[8]

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn6http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn7http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn8http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn6http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn7http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn8
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    5/17

    a. Character

    Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengantujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapatmemenuhi kewajibannya.

    b. Capacity

    Yaitu penilaian secarasubyektiftentang kemampuan penerima pembiayaan untukmelakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerimapembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas saranausahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

    c. Capital

    Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima

    pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukanoleh rasio finansialdan penekanan pada komposisi modalnya.

    d. Collateral

    Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuklebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi , makajaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.

    e. Condition

    Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifikmelihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerimapembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam prosesberjalannya usaha calon penerima pembiayaan.

    f. Syariah

    Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benarusaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN Pengelola tidak bolehmenyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan

    mudharabah.

    4) Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

    a. Tujuan Pembiayaan

    Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatankerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebutharus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    6/17

    industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjangproduksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhandalam negeri maupun ekspor.[9]

    b. Fungsi pembiayaan

    Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariahbukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia,tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :

    1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagihasil yang tidak memberatkan debitur.

    2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karenatidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

    3. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenirdengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.[10]

    5). Jenis Jenis Pembiayaan

    1. Berdasarkan Tujuan Penggunaannya, dibedakan dalam :

    1. Pembiayaan Modal Kerja, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk memberikanmodal usaha seperti antara lain pembelian bahan baku atau barang yang akandiperdagangkan.

    2. Pembiayaan Investasi, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk modal usahapembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal berupa aktivatetap / investaris.

    3. PembiayaanKonsumtif, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatubarang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan ( pribadi ).

    2 Berdasarkan Cara Pembayaran / Angsuran Bagi Hasil, dibedakan dalam:

    1. Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Periodik, yakni angsuranuntuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik yang telahditentukan misalnya bulanan.

    2. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil Angsuran Pokok Periodik dan Akhir, yakni untukbagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar sepenuhnyapada saat akhir jangka waktu angsuran

    3. Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Akhir, yakni untuk pokokdan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran, dengan catatanjangka waktu maksimal satu bulan.

    3. Metode Hitung Angsuran yang akan digunakan. Ada tiga metode yang ditawarkanyaitu :

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn9http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn10http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn9http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn10
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    7/17

    1. Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran. Tipe ini adalahangsuran pokok pembiayaan meningkat dan bagi hasil menurun dengan total samadalam periode angsuran.

    2. Flat, yakni angsuran pokok dan margin merata untuk setiap periode3. Sliding, yakni angsuran pokok pembiyaan tetap dan bagi hasilnya menurun

    mengikuti sisa pembiayaan ( outstanding)

    4. Berdasarkan Jangka Waktu Pemberiannya, dibedakan dalam

    1. Pembiayaan dengan Jangka Waktu Pendek umumnya dibawah 1 tahun2. Pembiayaan dengan Jangka Waktu Menengah umumnya sama dengan 1 tahun3. Pembiayaan dengan Jangka Waktu Panjang, umumnya diatas 1 tahun sampai

    dengan 3 tahun.4. Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam kasus yang tertentu

    seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan

    1. Berdasarkan Sektor Usaha yang dibiayai1. Pembiayaan Sektor Perdagangan (contoh : pasar, toko kelontong, warungsembako dll.)

    2. Pembiayaan Sektor Industri (contoh : home industri; konfeksi, sepatu)3. Pembiyaan konsumtif, kepemilikan kendaraan bermotor (contoh : motor ,

    mobil dll.) [11]

    1. Pembiayaan Berdasarkan Syariah Islam

    Berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 25 mengenai kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh

    suatu perbankan syariah disebutkan bahwa penyaluran dana (pembiayaan) yang dapatdilakukan oleh bank syariahsyariah adalah melalui :

    1. Transaksi berdasarkan prinsip jual beli:1. a. Murobahah;2. b. Istishna;3. c. Salam;4. Jual beli lainnya.5. Transaksi berdasarkan prinsip sewa menyewa:

    a. Ijarah

    b. Ijarah muntahiya bittamlik

    1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil:1. a. Mudhorobah;2. b. Musyarokah;3. Bagi hasil lainnya.4. Pembiayaan dengan berdasarkan prinsip jasa:

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn11http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn11
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    8/17

    1. a. Rahn;2. b. Qordh3. c. Hiwalah4. Kafalah, dan lain-lain.

    Melakukan kegiatan lainnya yang lazim dilakukan bank syariah sepanjang disetujui olehDewan Syariah Nasional.[12]

    6). Prosedur Analisis Pembiayaan

    Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami oleh pengelolabank syariah[13]

    1. Berkas pencataan2. Data pokok dan analisis pendahuluan

    1. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan

    2. Rencana pembelian, produksi dan penjualan3. Jaminan4. Laporan keuangan5. Data kualitatifdari calon debitur

    3. Penelitian data4. Penelitian atas realisasi usaha5. Penelitian atas rencana usaha6. Penelitian dan penilaian barang jaminan7. Laporan keuangan dan penelitiannya.

    7). Keputusan Permohonan Pembiayaan[14]

    1. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan2. Wewenang pengambilan keputusan

    8). Analisa Setiap Aspek Pembiayaan

    Setelah mengetahui secara jelas titik kritis dari suatu usaha calon nasabah pembiayaan,maka berikutnya adalah melakukan analisa setiap aspek yang berkaitan dengan usahacalon nasabah pembiayaan tersebut.[15]

    1 AspekYuridis

    a. Kapasitas untuk mengadakan perjanjian

    b. Status badan sesuai dengan ketentuan hukum berlaku

    2. Aspek Pemasaran

    a. Siklus hidup produk

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn12http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn13http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn14http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn15http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn15http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn12http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn13http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn14http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn15
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    9/17

    b. Produk subtitusi

    a. Perusahaan pesaing

    b. Daya beli masyarakat

    c. Program promosi

    d. Daerah pemasaran

    e. Faktor musim

    f. Manajemen pemasaran

    g. Kontrak penjualan

    3. Aspek Teknis

    a. Lokasi Usaha

    Memiliki Surat Keterangan Domisili, Dekat pasar, bahan baku, tenaga kerja, suplyperalatan, transportasi, dan lain-lain.

    b. Fasilitas gedung tempat usaha

    IMB, SHM / HGB / Surat Sewa, daya tampung, persyaratan teknis seperti Amdal, danlain-lain.

    c. Mesin-mesin yang dipakai

    Kapasitas, konfigurasi mesin, merk, reparasi, fleksibilitas

    d. Proses produksi

    Efesiensi proses, standar proses, desain dan rencana produksi.

    4. Aspek Keuangan

    a. Kemampuan memperoleh keuntungan

    b. Sisa pembiayaan dengan pihak lain

    c. Beban rutin di luar kegiatan usaha

    d. Arus kas

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    10/17

    5. Aspek Jaminan

    a. Syarat ekonomi

    b. Syarat yuridis

    9). Alat analisis

    Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.

    10). Rumusan hasil analisis

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis pembiayaan :[16]

    1) Identitas pemohon

    2) Umur calon antara 22 50

    3) Alamat rumah jelas, jika kontrak : masih berapa tahun calon kontrak

    4) Tempat calon usaha berada di dekat wilayah kerja bank syariah yang bersangkutan

    5) Identitas usaha

    6) Pengalaman usaha minimal 2 tahun

    7) Lokasi usaha strategis

    8) Status usaha bukan sambilan

    9) Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri

    10) Aspek pasar

    11) Barang yang diproduksi/ dijual tidak terlalu banyak pesaing dan memang dibutuhkanbanyak orang. Upaya kreatifdan inovatifperlu dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki sekaligus memperoleh keuntungan.

    12) Sumber bahan baku

    13) Sumber bahan baku mudah diperoleh, cukup murah, jika memungkinkan dapat didaur ulang.

    14) Aspek pengelola

    15) Mempunyai perencanaan usaha ke depan yang detail.

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn16http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn16
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    11/17

    16) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil.

    17) Mempunyai catatan usaha, seperti : buku jurnal, laporan transaksi, catatan laba/rugi,dll.

    18) Aspek ekonomi

    19) Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusaj lingkungan, baik barang jadimaupun limbahnya

    20) Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara

    21) Permodalan

    22) Peminjam harus mempunyai modal minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan kebank syariah

    23) Data keuangan

    24) Korelasi prosentase kemampuan membayar anggota pembiayaan harus 30% darikemampuan menabungnya.

    11). Rekomendasi Analisis

    Adalah gambaran kesimpulan rekomendasi analisis pembiayaan yang terdapat di dalambank syariah, apakah nasabah tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan olehbank syariah untuk mendapatkan pembiayaan atau tidak.[17]

    D. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan

    Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai padarealisasinya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari prosespembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu melakukanpemantauan dan pengawasan pembiayaan. Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuantertentu. Untuk itu perlu dibicarakan hal-hal yang terkait dengan aktivitas pemantauandan pengawasan pembiayaan.[18]

    1. Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan

    1. Kekayaan bank syariah akan selalu terpantau dan menghidari adanyapenyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dalam bank.

    2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidangpembiayaan.

    3. Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di bidangpeminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan.

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn17http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn18http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn17http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn18
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    12/17

    4. Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi dan mekanisme danprosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi.

    2. Media Pemantauan

    1. Informasi dari luar bank syariah2. Informasi dari dalam bank syariah3. Meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit pada beberapa bulan

    berjalan4. Memberikan tanda pada laporan sehingga dapat diantisipasi jika ada kekeliruan

    yang lebih besar5. Periksalah adakah tanggal-tanggal jatuh tempo yang dijanjikan terealisasi6. Meneliti buku-buku pembantu/ tambahan dan map-map yang berkaitan dengan

    peminjaman.

    3. Kunjungan Pada Peminjam

    Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan dan memantau efektivitas dana yangdimanfaatkan peminjam. Hal-hal yang dilakukan

    1) Membuat laporan kegiatan peminjam

    2) Laporan realisasi kerja bulanan

    3) Laporan stok/ persediaan barang

    4) Laporan kegiatan investasi bulanan

    5) Laporan hutang dan piutang

    6) Neraca R/ L per bulan, triwulan, dan semester

    7) Tingkat pengumpulan pendapatan

    8) Tingkat kemajuan usaha

    9) Tingkat efektivitas pemakaian dana

    E. Penanganan Pembiayaan Bermasalah

    Risiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang tertunda atauketidakmampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah dibebankan, untukmengantisipasi hal itu maka bank syariah harus mampu menganalisis penyebabpermasalahannya[19]

    1. analisa sebab kemacetan

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn19http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn19
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    13/17

    a. aspek internal

    1) peminjam kurang cakap dalam usaha tersebuit

    2) manajemen tidak baik atau kurang rapi

    3) laporan keuangan tidak lengkap

    4) penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan

    5) perencanaan yang kurang matang

    6) dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut

    b. aspek eksternal

    1) aspek pasar kurang mendukung

    2) kemampuan daya beli masyarakat kurang

    3) kebijakan pemerintah

    4) pengaruh lain di luar usaha

    5) kenakalan peminjam

    2. Menggali potensi peminjam

    Anggota yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban harus dimotivasi untukmemulai kembali atau membenahi dan mengatisipasi penyebab kemacetan usaha atauangsuran. Untuk itu perlu digali potensi yang ada pada peminjam agar dana yang telahdigunakan lebih efektif.

    3. melakukan perbaikan akad (remedial)

    4. memberikan pinjaman ulang, mungkin dalam bentuk : pembiayaan al-qardul hasan;Murabahah atauMudharabah

    5. Penundaan pembayaran

    6. memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu dan akad dan margin baru(Rescheduling)

    7. Memeperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.

    Penggolongan Kolektibilitas Pembiayaan

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    14/17

    Ketidaklancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil pembiayaanmenyebabkan adanya kolektabilitaspembiayaan. Secara umum kolektabilitaspembiayaan dikategorikan menjadi lima macam yaitu[20]

    1) Lancar atau kolektabilitas 1

    2) Kurang lancar atau kolektabilitas 2

    3) Diragukan atau kolektabilitas 3

    4) Perhatian khusus atau kolektabilitas 4

    5) Macet atau kolektabilitas 5

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yangdipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank denganpihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihantersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam melakukanpembiayaan maka bank syariah memerlukan analisis pembiayaan agar bank syariahmemperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan olehnasabahnya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses

    pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu melakukanpemantauan dan pengawasan pembiayaan supaya memajukan efisiensi di dalampengelolaan tata laksana usaha di bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yangditetapkan sehingga tujuan daripada adanya pembiayaan bisa tercapai.

    B. Saran

    Dari berbagai permasalahan yang ada pada manajemen pembiayaan syariah, maka kamisebagi penulis mempunyai saran bagi beberapa pihak, yaitu :

    1) Pemerintah

    Kami mempunyai saran agar pemerintah memberikan kemudahan akses dan dukunganterhadap kemajuan bank syariah di Indonesia sehingga bank syariah bisa diterima disemua lapisan masyarakat dan lebih berkontribusi kepada pemerintah dalampembangunan nasional.

    2) Bank Syariah

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn20http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftn20
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    15/17

    Kami mempunyai saran agar bank syariah untuk lebih kreatif, inovatif, dan dinamisdalam pengeluaran dan pengembangan produk-produk pembiayaan sehingga banksyariah bisa bersaing dengan bank konvensional.

    3) Masyarakat

    Kami mempunyai saran agar masyarakat lebihpro aktifdan perduli terhadap perbankansyariah dengan melakukan aktivitas penanaman dananya (menabung) dan jugapenggunaan produk-poduk perbankan syariah karena sudah jelas kehalalannya danmempunyai nilai lebih untuk pengembangan dan pemberdayaan umat dibandingkandengan perbankan konvensional.

    4) Mahasiswa dan Akademisi

    Kami mempunyai saran agar para mahasiswa dan akademisi lebih kritis lagii dengan polapembiayaan bank syariah yang kini telah ada sehingga bisa memberikan kontribusi

    terhadap pengembangan dan lahirnya produk-produk pembiayaan perbankan syariahyang sesuai dengan tuntutatn jaman dan masyarakat saat ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Agama RI, 2003,Al-Quran dan Terjemahan, Bandung : CV.

    Diponegoro.

    Antonio, Muhammad Syafii, 2001,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta :

    Gema Insani Press.Antonius, 1993,Pedoman Pengelolaan Bank Syariah, Jakarta : LPPBS.

    BPRS PNM Al-Masoem, 2004,_Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank

    Syariah. Bandung : BPRS PNM Al-Masoem

    Muhammad, 2005,Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN

    Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz, 2009, Manajemen operasional Bank

    Syariah, , Cirebon : STAIN Press.

    Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT.

    Raja Grafindo Persada

    Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan.

  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    16/17

    SE BI No. 26/4/BPPP Tanggal 29 Mei 1993

    [1] Muhammad, 2005,Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, hal.304.

    [2] Antonio, Muhammad Syafii, 2001,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta :Gema Insani Press, hal. 160

    [3] UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, ayat 1 pasal 12.

    [4] Departemen Agama RI, 2003,Al-Quran dan Terjemahan, Bandung : CV.Diponegoro, Hal.63

    [5] Ibid. hal. 363

    [6] BPRS PNM Al-Masoem, 2004,_Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.

    Bandung : BPRS PNM Al-Masoem. Hal. 5

    [7] Ibid

    [8] Ibid hal. 7

    [9]Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz, 2009, Manajemen operasional Bank Syariah, ,Cirebon : STAIN Press., hal. 68

    [10] ibid

    [11] BPRS PNM Al-Masoem, 2004,_Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.Bandung : BPRS PNM Al-Masoem, hal. 3

    [12] Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, hal 87

    [13] Muhammad, 2005,Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, Hal.305

    [14] Ibid. 306

    [15] BPRS PNM Al-Masoem, 2004,_Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.Bandung : BPRS PNM Al-Masoem, Hal. 10

    [16] Antonius,Pedoman Pengelolaan Bank Syariah, Jakarta : LPPBS, 1993, hal. 58.

    [17]Antonius, 1993,Pedoman Pengelolaan Bank Syariah, Jakarta : LPPBS, hal. 58.

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref1http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref2http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref3http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref4http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref5http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref6http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref7http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref8http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref9http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref10http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref11http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref12http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref13http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref14http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref15http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref16http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref17http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref1http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref2http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref3http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref4http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref5http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref6http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref7http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref8http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref9http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref10http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref11http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref12http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref13http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref14http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref15http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref16http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref17
  • 7/30/2019 MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

    17/17

    [18] Muhammad, 2005,Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, Hal.309

    [19] Ibid hal.311

    [20] Diadopsi dari SE BI No. 26/4/BPPP Tanggal 29 Mei 1993

    http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref18http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref19http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref20http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref18http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref19http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaan-syariah/#_ftnref20