manajemen keuangan lanjutan ( distribusi kepada pemegang saham )

19

Click here to load reader

Upload: yasri-purwani-ii

Post on 20-Jun-2015

2.673 views

Category:

Economy & Finance


7 download

DESCRIPTION

DISTRIBUSI KEPADA PEMEGANG SAHAM : DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

TUGAS KELOMPOK

“ MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN“

DISTRIBUSI KEPADA PEMEGANG SAHAM :

DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

OLEH :

1. NI NYOMAN YASRI P. (A1B113162)

2. YOGA ASMARADITHA A. (A1B113246 )

3. M. SAOFAN (A1B112153)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MATARAM

S1 MANAJEMEN REGULER SORE

2013/2014

Page 2: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perusahaan yang meraih keuntungan biasanya akan menghadapi tiga pertanyaan penting

1) Berapa banyak arus kas yang harus diberikan kepada para pemegang saham?

2) Apakah perusahaan sebaiknya memberikan uang ini kepada pemegang sahamnya

dengan menaikkan deviden atau membeli kembali sahamnya?

3) Apakah perusahaan sebaiknya menjaga kebijakan pembayaran yang konsisten dan

stabil, atau apakah perusahaan membiarkan saja pembayaran mengalami variasi

sesuai dengan perubahan kondisi?

Pembahasan pada bab ini mengenai permasalahan yang mempengaruhi kebijakan distribusi

kas perusahaan.Perusahaan yang sudah mapan dengan arus kas yang stabil dan peluang

pertumbuhan yang terbatas cenderung akan lebih banyak mengembalikan kas kepada

pemegang saham, baik itu melalui pembayaran dividen atau menggunakan kas untuk

membeli kembali saham biasa. Sebaliknya perusahaan yang tumbuh pesat dengan peluang

investasi yang baik lebih condong menginvestasikan sebagian besar kas yang tersedia pada

proyek – proyek dan memiliki kemungkinan lebih kecil akan membayar dividen atau

membeli saham kembali. Sebagian besar perusahaan membuat kebijakan yang akan

memperhitungkan ramalan arus kas dan pengeluaran modalnya, dimana kemudian mereka

berusaha mengikutinya. Kebijkan tersebut dapat mengalami perubahan, namun hal ini dapat

menimbulkan masalah karena perubahan-perubahan seperti itu akan membuat para pemegang

saham merasa tidak nyaman, mengirimkan sinyal-sinyal yang tidak diinginkan dan

menunjukkan kesan dividen yang tidak stabil.

B. TUJUAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan

Page 3: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

BAB II

PEMBAHASAN

DISTRIBUSI KEPADA PEMEGANG SAHAM :

DIVIDEN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

Penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham

sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk menentukan kebijakan

dividen yang optima. Artinya manajer keuangan harus mampu menentukan kebijakan

yang akan menyeimbangkan dividen saat ini dan tingkat pertumbuhan dividen dimasa

yang akan datang, agar nilai perusahaan dan harga saham dapat ditingkatkan.

DIVIDEN VS CAPITAL GAIN

1. Dividen

Dividen adalah sebagian laba perusahaan yang dibagikan oleh perusahaan kepada

pemegang saham. Tidak semua laba dibagikan kepada pemegang saham karena

digunakan untuk kepentingan investasi perusahaan. Beberapa perusahaan rutin

member dividen tiap tahun, namun ada beberapa perusahaan yang tidak member

dividen. Alasan pertama perusahaan tidak member dividen adalah karena

perusahaannya tidak memperoleh laba yang cukup atau malah merugi. Ada juga

perusahaan yang tidak pernah member dividen, namun harga sahamnya terus

naik. Hal ini dapat terjadi karena laba perusahaan dimanfaatkan oleh perusahaan

terkait untuk pengembangan usahanya. Contoh : Microsoft, Inc.

Besar kecilnya pembagian dividen ditentukan dalam RUPS / Rapat Umum

Pemegang Saham.

2. Capital Gain ( keuntungan modal )

Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga saham.

Sebagaimana investasi dalam bidang yang lain, misalnya Property, seorang

investor memperoleh keuntungan dari kenaikan harga property tersebut.

Sedangkan dalam saham, investor diuntungkan dengan kenaikan harga saham

tersebut.

Page 4: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

Misal :

Hari ini beli saham ASGR Rp 1000, tahun depan harganya menjadi Rp 2500,

maka investor memperoleh keuntungan sebesar Rp 1500 per lembar sahamnya.

Ketika memutuskan seberapa besar jumlah kas yang akan didistribusikan

manajer keuangan harus selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga sebagian besar sasaran rasio

pembayarn yang didefinisikan sebagai persentase laba bersih yang akan

dibayarkan sebagai dividen tunai seharusnya didasarkan atas prefensi investor

atas dividen versus keuntungan modal. Setiap perubahan kebijakan pembayaran

akan mengakibatkan dua dampak yang berlawanan, sehingga kebijakan dividen

yang optimal harus menghasilkan keseimbangan antara dividen saat ini dan

pertumbuhan dimasa depan yang memaksimalkan harga saham.

CASH DIVIDEN VERSUS STOCK REPURCHASE

1. Cash Dividen ialah dividen yg diberikan oleh perusahaan kepada para

pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang

saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan

akan dibagi dalam bentuk cash dividen (M. Munandar 1983: 312).

Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan

tersebut mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada

pemegang saham yg nama tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran

dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui pihak lain

umpama bank.

Cara yg kedua biasa yg dipilih perusahaan krn bank mempunyai banyak

cabang sehingga memudahkan pemegang saham yg mungkin sekali tersebar

luas di seluruh Indonesia (Arief Suaidi 1994: 230). Yang perlu diperhatikan

oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman ada dividen kas adl

apakah jumlah kas yg ada mencukupi utk pembagian dividen tersebut.

2. Stock Repurchase ( pembelian kembali saham )

Page 5: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

Yaitu suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali

sahamnya sendiri, sehingga menurunkan jumlah lembar saham beredar ,

meningkatkan EPS dan sering kali menaikkan harga saham. “pertumbuhan

dalam laba per saham (earning per share- EPS)”

Pembelian kembali saham pada umumnya dilakukan dengan tiga cara :

a. Perusahaan yang dimiliki public dapat membeli langsung sahamnya melalui

pialang di pasar terbuka

b. Perusahaan dapat melakukan penawaran tender (tender offer), dimana

perusahaan membolehkan pemegang saham untuk mengirimkan (dalam hal ini

“tender”) sahamnya kepada perusahaan dengan menerima harga saham

tertentu. Dalam hal ini, perusahaan biasanya mengindikasikan bahwa

perusahaan akan membeli saham dalam jumlah maksimal tertentu dalam

periode waktu tertentu (biasanya selama kurang lebih 2 minggu); jika lebih

banyak saham yang dikirimkan daripada yang ingin dibeli oleh perusahaan,

pembelian akan dilakukan secara pro rata.

c. Perusahaan dapat membeli satu blok saham dari satu pemegang saham besar

dengan cara negosiasi. Jika pembelian dengan negosiasi itu terlaksana,

perusahaan harus berhati-hati dalam memastikan agar pemegang saham besar

tersebut tidak menerima perlakuan istimewa di atas pemegang saham yang

lain atau perlakuan istimewa itu dapat dijustifikasi oleh “alasan bisnis yang

baik”.

Terdapat 3 jenis utama pembelian kembali saham (stock repurchase)

1) Situasi dimana perusahaan memiliki kas yang tersedia untuk didistribusikan

kepada pemegang sahamnya , dan perusahaan mendistribusikan kas ini melalui

pembelian kembali saham dan bukan membayar dividen tunai

2) Situasi dimana perusahaaan berkesimpulan bahwa struktur modalnya terlalu

berat pembobotannya pada ekuitas, dan kemudian menjual utang lalu

menggunakan hasil penjualannya untuk membeli kembali saham , dan

3) Situasi dimana perusahaan menerbitkan opsi kepada karyawan dan kemudian

menggunakan pembelian kembali di pasar saham terbuka untuk memperoleh

saham yang akan digunakan ketika opsi tersebut dilaksanakan.

Page 6: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

Mengapa Perusahaan Perlu Membagikan Dividen ?

Setiap investor yang membeli saham di pasar, paling tidak ada dua ekspektasi yang

melekat. Pertama, investor berharap harga saham yang dibelinya naik sehingga bisa

menikmati capital gain. Ekspektasi kedua, investor berharap mendapat dividen dari

perusahaan atau emiten. dividen menjadi salah satu pertimbangan investor dalam

memutuskan pembelian saham. Namun, di atas kertas sebenarnya membagi atau tidak

membagi dividen tidaklah berbeda.

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan

guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Suatu perusahaan baik perusahaan terbuka

maupun perseorangan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemilik

maupun para investornya. Tujuan tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan

kesejahteraan para pemegang sahamnya dengan cara membagikan dividen setiap tahunnya.

Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang saling bertentangan

yaitu para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba

ditahannya. Masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dua dampak yang

sangat penting bagi para investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan

dividennya.

Pada umunya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

yaitu dengan mengharapkan return dalam bentuk capital again. Dilain pihak perusahaan juga

mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan

kelangsungan hidup yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan kepada para

pemegang saham. Tentunya hal ini sangat unik karena kebijakan dividen sangat penting

untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen dan di satu sisi juga harus

menghambat perusahaan. Investor yang mengharapkan penambahan arus kas untuk jangka

pendek akan membeli saham yang membagiakan sebagian besar pendapatan atau laba

sebagai dividen. Sedangkan investor yang tidak mengharapkan pengembalian investasinya

dalam jangka pendek akan membeli saham yang sebagian besar labanya ditanamkan kembali

dalam perusahaan. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari

kebijakan masing – masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih

serius dari manajemen perusahaan.

Page 7: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

KEBIJAKAN DIVIDEN

Pendekatan dalam kebijakan dividen

Kebijaksanaan perusahaan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa

arti dalam dua hal :

1. Dana yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini ditunjukan oleh

pembayaran kepada para pemegang saham.

2. Dana untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha. Hal ini tercermin dalam

rencana pada pos laba yang ditahan.

Oleh karena politik dividen mempengaruhi baik pada jangka panjang maupun bagian yang

dibagikan kepada para pemegang saham maka dalam hal ini terdapat dua pendekatan dalam

membahas masalah dividen.

1) Sebagai Kebijaksanaan pembelanjaan jangka panjang

Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa semua laba sesudah pajak yang diperoleh

oleh perusahaan adalah merupakan sumber dana jangka panjang. Pengumuman atas

pembagian laba sebagai dividen berarti pengurangan terhadap sumber dana jangka

panjang yang dapat dipergunakan untuk membelanjai kebutuhan perkembangan

usaha.

2) Sebagai Kebijaksanaan untuk memaksimumkan Nilai Perusahaan

Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa kebijaksanaan dividen mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap harga pasar dari saham yang beredar. Oleh karena itu

maka manajer dalam hal ini dituntut untuk membagikan dividen sebagai realisasi dari

harapan hasil yang di dambakan oleh seorang investor dalam mengeluarkan uangnya

untuk membeli saham tersebut. Keberatan dalam pendekatan itu telah dikemukakan

oleh adanya teori Modegilani dan Miler (MM teori) yang mengatakan bahwa dividen

tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Masalah yang timbul dalam politik dividen adalah apakah dividen itu akan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Apabila perusahaan sedang menghadapi

perkembangan yang pesat dan banyak proyek – proyek investasi yang harus

diperhitungkan maka kaba harus banyak seperti yang dikemukakan oleh MM teori.

Akan tetapi apabila tidak dapat kemungkinan investasi yang terbuka maka akan lebih

baik laba tersebut dibagikan kepada pemegang saham.

Page 8: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

KEBIJAKAN DIVIDEN YANG OPTIMAL

Kebanyakan investor mengharapkan diperolehnya hasil dari pembelian saham terhadap dua

hal yaitu :

1. Kenaikan Modal

Para investor mengharapkan adanya kenaikan modal dalam bentuk kenaikan harga

saham yang telah dibelinya.

2. Dividen

Disampimg itu tentu saja para investor, sampai pada tingkat tertentu akan

mengharapkan adanya pembagian laba yang diperoleh perusahaan.

Kebijaksanaan Pembayaran Dividen

Dalam kebijaksanaan pembayaran dividen pada garis besarnya adalah :

a) Stable Dividen Policy

(Kebijaksanaan Pembayaran Dividen yang Stabil)

Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah

yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi besarnya

dividen dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam

net income.

Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen

akan di ambilkan dari cadangan stabilisasi dividen. Keuntungan pembayaran yang

stabil :

a. Harga saham pada umunya naik, maka saham – saham yang diterbitkan oleh

perusahaan yang menganut kebijaksanaan pembayaran dividen stabil tingkat

kenaikannya akan lebih tajam.

b. Jika harga saham pada umunya turun, maka penurunan harga saham yang

diterbitkan oleh perusahaan yang menganut kebijaksanaan pembayaran

dividen stabil tingkat penurunannya lebih lambat.

c. Lebih mudah diakui oleh badan Pembina pasar modal sebagai go public,

sehingga penjualan sahamnya akan lebih mudah dan mudah untuk masuk legal

list.

b) Fluctuating Dividend Policy

(Kebijakan Pembayaran Dividen yang Berfluktuasi)

Page 9: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat

keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungannya tinggi maka

besarnya dividen yang dibayarkan relative tinggi, dan sebaliknya bila tingkat

keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat

dikatan besarnya selalu proporsional dengan tingkat keuntunga.

c) Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluktuating Dividend Policy

Pada kebijakan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil

atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan

yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham

masih mendapatkan dividen tetap dan apabila di dapatkan keuntungan dari hasil

operasiya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat

proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan

fluktuatif.

Menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M., (2002) alasan-alasan dilaksanakannya

kebijakan pembayaran dividen stabil adalah:

a. Memberikan penjelasan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai

prospek yang baik di masa-masa mendatang.

b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen.

c. Pada banyak Negara dalam ketentuan pasar modalnya, hanya diijinkan

menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan

yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil.

Dari uraian tersebut, ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat

yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan yang harus

mampu menentukan kebijakan yang akan menyeimbangkan dividen saat ini dan tingkat

pertumbuhan dividen di masa yang akan datang agar memaksimumkan harga saham.

Dividen dipengaruhi oleh banyak variabel. Contoh, arus kas dan kebutuhan investasi

suatu perusahaan mungkin berubah-ubah dengan cepat sehingga sulit untuk menentukan

jumlah dividen tetap yang tinggi. Di pihak lain, perusahaan mungkin menginginkan

pembayaran dividen yang tinggi untuk menyalurkan dana yang tidak di butuhkan untuk

investasi (J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1998)

Page 10: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

Factor – factor yang mempengaruhi kebijakan dividen dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori umum:

1. Pembatasan pembayaran dividen

- Perjanjian obligasi ( bond indenture) . kontrak utang sering kali membatasi pembayaran

dividen atas laba yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan. Kontrak utang juga sering

kali menyatakan bahwa tidak ada pembayaran dividen kecuali jika rasio lancar, rasio

kelipatan pembayaran bunga, dan rasio –rasio keamanan lainnya melebihi nilai minimum

yang telah ditentukan.

- Pembatasan saham preferen. Pada umumnya, dividen saham biasa tidak dapat dibayarkan

jika perusahaan menghilangkan dividen saham preferennya. Tunggakan saham preferen

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum dividen saham biasa dapat diteruskan

pembayarannya.

- Aturan penurunan nilai modal (impairment of capital rule) . pembayaran dividen tidak

dapat melebihi pos “ laba ditahan “ neraca. Pembatasan secara hukum ini yang dikenal

sebagai aturan penurunan niali modal, dirancang untuk melindungi kreditor. Tanpa

adanaya aturan ini, perusahaan yang berada dalam kesulitan mungkin akan

mendistribusikan sebagian besar asetnya kepada pemegang saham dan tidak menyisakan

apa-apa bagi para pemberi utang. ( divden likuidasi dapat dibayarkan dari modal, namun

dividen ini harus dinyatakan demikian, dan harus tidak mengurangi modal di bawah batas

yang dinyatakan dalam kontrak utang ).

- Ketersediaan kas. Dividen tunai hanya dapat dibayarkan dengan kas. Jadi, kekurngan kas

pada bank dapat membatasi pembayaran dividen. Namun, kemampuan untuk melakukan

pinjaman akan dapat menutupi factor ini.

- Denda pajak atas laba yang tidak terakumulasi secara wajar. Untuk mencegah orang-

orang kaya menggunakan perusahaan untuk menghindari pajak pribadi, peraturan

perpajakn memiliki pajak khusus atas laba yang terakumulasi secara tidak wajar. Jadi,

jika IRS dapat membuktikan bahwa rasio pembayaran dividen suatu perusahaan secara

sengaja diturunkan guna membantu para pemeganng sahamnya menghindari pajak

pribadi, perusahaan tersebut dapat dikenakan denda dalam jumlah besar. Factor ini

terutama relevan bagi perusahaan yang dimiliki secara pribadi.

2. Peluang investasi

Page 11: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

- Jumlah peluang investasi yang menguntungkan. Jika suatu perusahaan memiliki banyak

peluang investasi yang menguntungkan, hal ini cenderung akan menghasilkan sasaran

rasio pembayaran yang rendah, dan kebalikannya jika perusahaan memiliki sedikit

peluang investasi yang menguntungkan.

- Kemungkinan mempercepat atau menunda proyek. Kemampuan untuk mempercepat atau

menunda proyek akan memungkinkan suatu perusahaan lebih patuh kepada kebijakan

dividen yang stabil.

3. Ketersediaan dan biaya sumber-sumber modal alternative

- Biaya penjualan saham baru. Jika suatu perusahaan perlu mendanai investasi dalam

tingkat tertentu, perusahaan dapat mendapatkan ekuitas dengan menahan laba atau

menerbitkan saham biasa baru.

- Kemampuan untuk mensubstitusi utang dengan ekuitas. Perusahaan dapat mendanai

tingkat investasi tertentu menggunakan baik itu utang atau ekuitas. Biaya transaksi saham

yang rendah memungkinkan kebijakan dividen yang lebih fleksibel karena ekuitas dapat

dihimpun melalui penahanan laba atau penjualan saham baru. Situasi yang sama berlaku

bagi kebijakan utang : jika perusahaan dapat menyesuaikan rasio utangnya tanpa harus

meningkatkan WACC secara tajam, perusahaantersebut dapat membayar dividen yang

diharapkan, bahkan meskipun laba mengalami fluktuasi, dengan meningkatkan rasio

utangnya.

- Pengendalian. Jika manajemen berkepentingan dengan mempertahankan pengendalian,

perusahaan bisa jadi enggan untuk menjual saham baru, sehingga mungkin akan menahan

lebih banyak laba daripada seharusnya. Akan tetapi, jika pemegang saham menginginkan

dividen yang lebih tinggi dan terpampang perang mandate ( proxy fight ) di depan mata,

maka dividen akan dinaikkan.

4. Dampak kebijakan dividen pada ₨

Dampaknya dapat dilihat dari 4 faktor :

- Keinginan pemegang saham untuk mendapatkan laba saat ini versus masa depan

- Anggapan tingkat resiko dividen versus keuntungan modal

- Keuntugan pajak atas keuntungan modal dibandingkan dividen

- Muatan informasi dividen (sinyal)

Page 12: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

KASUS TERINTEGRASI

Southheastern Steel Company

Kebijakan dividen Southheastern Steel Company (SSC) didirikan 5 tahun yang lalu untuk

mengeksploitasi proses pengecoran secara kontinyu yang baru. Para pendiri SSC, Donald

Brown dan Margo Valencia, sebelumnya bekerja di departemen penelitian perusahaan baja

besar terintegrasi, tetapi ketika perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan proses

yang baru itu ( yang dikembangkan oleh Brown dan Valencia ) mereka memutuskan untuk

mengerjakannya sendiri. Salah satu keunggulan proses yang baru adalah modal yang

dibutuhkan relative kecil jika dibandingkan dengan perusahaan baja pada umumnya,

sehingga Brown dan Valencia telah mampu menghindari penerbitan saham baru,dan

karenanya mereka memiliki seluruh saham perusahaan. Namun, SSC kini telah mencapai

tahap dimana dibutuhkan modal ekuitas dari luar jika perusahaan ingin mencapai sasaran

pertumbuhannya namun dengan tetap mempertahankan struktur modal sasaran sebesar 60 %

ekuitas dan 40% utang. Jadi Brown dan Valencia telah memutuskan untuk membawa

perusahaan masuk bursa. Sampai dengan saat ini, Brown dan Valencia telah menggaji diri

mereka sendiri dengan jumlah yang wajar tetapi secara berkala menginvestasikan kembali

seluruh laba setelah pajak perusahaan, sehingga kebijakan dividen bukan merupakan suatu

permasalahan. Namun sebelum berbicara dengan investor dari luar yang potensial, mereka

harus menentukan kebijakan dividen terlebih dahulu.

Page 13: Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )

BAB III

KESIMPULAN

Pada umunya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan yaitu

dengan mengharapkan return dalam bentuk capital again . Dilain pihak perusahaan juga

mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan

kelangsungan hidup yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan kepada para

pemegang saham. Dividen merupakan sebagian laba perusahaan yang dibagikan oleh

perusahaan kepada pemegang saham. Penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan

kepada pemegang saham sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk

menentukan kebijakan dividen yang optima. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah

laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen

atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang Besar

kecilnya pembagian dividen ditentukan dalam RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham.

Ketika memutuskan seberapa besar jumlah kas yang akan didistribusikan manajer

keuangan harus selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

pemegang saham. Setiap perubahan kebijakan pembayaran akan mengakibatkan dua dampak

yang berlawanan, sehingga kebijakan dividen yang optimal harus menghasilkan

keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa depan yang memaksimalkan

harga saham.