manajemen keuangan lanjutan

122
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN UNTUK DIPERGUNAKAN DI LINGKUNGAN SENDIRI(IKOPIN)

Upload: keefe-bradley

Post on 02-Jan-2016

302 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN. UNTUK DIPERGUNAKAN DI LINGKUNGAN SENDIRI(IKOPIN ). BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL). Rima E Dasuki. BIAYA MODAL. MERUPAKAN SEMUA BIAYA YANG SECARA RIEL DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENDAPATKAN SUMBER DANA. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

UNTUK DIPERGUNAKAN DI LINGKUNGAN SENDIRI(IKOPIN)

Page 2: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

BIAYA MODAL(COST OF CAPITAL)

Rima E Dasuki

Page 3: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

BIAYA MODAL

MERUPAKAN SEMUA BIAYA YANG SECARA RIEL DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN DALAM RANGKA MENDAPATKAN SUMBER DANA.

BIAYA YANG DIKELUARKAN BISA IMLISIT MAUPUN EXPLISIT

PADA DASARNYA BIAYA MODAL MERUPAKAN PROSENTASE DARI BIAYA RIEL DENGAN PENERIMAAN BERSIH

Page 4: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

FUNGSI BIAYA MODAL ; Sebagai cut of rate atau tingkat pembatas suatu

keputusan investasi apakah diterima atau ditolak. Suatu investasi diterima bila keuntungan yang

diterima bisa menutup semua biaya modal yang dikeluarkan.

JENIS BIAYA MODAL ; •Biaya modal individual •Biaya modal perusahaan(biaya modal rata-rata tertimbang)

Page 5: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

BIAYA MODAL INDIVIDUAL Sumber dana jangka panjang ;1.dana dari hutang2.dana dari pemilik atau modal sendiri

1.Biaya hutang(cost of debt) Biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman

Page 6: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

2.Biaya saham preferen(cost of preferred stock) Saham preferen adalah surat bukti

kepemilikan saham yang memberikan penghasilan tetap berupa deviden yang besarnya telah ditentukan prosentasenya terhadap harga sahamnya

3.Biaya modal saham biasa Saham biasa adalah bukti kepemilikan

perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak istimewa seperti saham preferen,dibayarkan jika perusahaan mempunyai laba

Page 7: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

BIAYA MODAL PERUSAHAAN

Biaya modal rata-rata tertimbang Apabila perusahaan menggunakan kombinasi

beberapa jenis sumber dana, maka cost of capital yang perlu diperhitungkan adalah keseluruhan biaya modal (weighted average cost of capital/wacc)

Sifatnya eksplisit sama dengan discount rate yang dapat menjadikan present value dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan present value dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal modal tsb

Page 8: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

BIAYA MODAL MARGINAL TERTIMBANG Biaya modal rata-rata tertimbang

selalu berubah sepanjang terjadi perubahan jumlah kebutuhan dana perusahaan.

Dengan bertambahnya kebutuhan investor yang didanai dengan hutang jangka panjang baru,maka biaya rata-rata akan berubah,biasanya akan meningkat

WACC yang baru karena adanya tambahan kebutuhan modal disebut weighted marginal cost of capital/wmcc(biaya modal marjinal tertimbang)

Page 9: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

STRUKTUR MODAL

Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing dengan modal sendiri

Perubahan struktur modal dapat menyebabkan perubahan nilai perusahaan

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dapat diukur dengan harga saham atau biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh sumber dana ybs.

Page 10: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

: Setiap ada perubahan struktur modal akan

mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan,karena masing-masing jenis modal mempunyai biaya modal sendiri-sendiri.

Besarnya biaya modal keseluruhan akan digunakan sebagai cut of rate pada pengambilan keputusan investasi

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan kebijaksanaan struktur modal adalah:1.Persesuaian2.Pengawasan3.Laba atau earning pershare4.Tingkat risiko

Page 11: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

TEORI STRUKTUR MODAL

Asumsi:a.Keuntungan yang diperoleh perusahaan dianggap konstanb.Seluruh keuntungan yang diperoleh merupakan hak pemegang sahamc.Hutang yang digunakan bersifat permanend.Perusahaan dapat mengubah struktur modalnya secara langsung

PENDEKATAN TRADISIONAL :

Berpendapat bahwa pada pasar modal bisa dilakukan dengan melihat besarnya nilai perusahaan atau biaya modal.Bila tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan artinya sama dengan menurunkan biaya modal

Page 12: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

PENDEKATAN MODIGLIANI DAN MILLER Pendekatan ini menyatakan bahwa tidak

ada hubungan antara nilai perusahaan dan biaya modal dengan struktur modalnya

Ada proses arbitrase yang membuat harga saham atau nilai perusahaan baik yang menggunakan hutang ataupun tidak,ahirnya sama.

Proses arbitrase ini muncul karena investor bersifat rasional artinya investor lebih menyukai investasi yang sama tapi menghasilkan keuntungan yang lebih besar atau investasi yang lebih kecil tapi menghasilkan keuntungan yang sama

Page 13: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

STRUKTUR MODAL BILA ADA PAJAK Menurut Modigliani dan Miller apabila ada pajak maka

perubahan struktur modal menjadi relevan. Bunga yang dibayarkan berfungsi sebagai pengurang pajak. Perusahaan yang menggunakan hutang akan membayar

pajak lebih kecil,sehingga menghemat pajak,dan akan bisa meningkatkan nilai perusahaan

FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR MODAL OPTIMUM:•Tingkat penjualan•Struktur asset•Tingkat pertumbuhan perusahaan•Profitabilitas•Skala perusahaan•Variable laba,perlindungan pajak

•Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro

Page 14: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

KAPITALISASI DAN KAPITALISASI DAN STRUKTUR MODALSTRUKTUR MODAL

Hubungan Kapitalisasi dan Struktur Modal

Menurut Charles W. Gerstenberg :Kapitalisasi adalah sejumlah securities yang

beredar (outstanding) dalam bentuk modal saham dan obligasi

Susunan dari jenis–jenis modal yang membentuk kapitalisasi disebut sebagai struktur modal

Kesimpulan : Kapitalisasi menekankan pada arti kuantitatif sedangkan struktur modal menekankan pada arti kualitatif

Page 15: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Masalah kapitalisasi dan struktur modal dalamperusahaan umumnya timbul :

Pada saat mengorganisir atau mendirikan perusahaan baru

Pada waktu membutuhkan tambahan modal baru untuk ekspansi

Pada waktu diadakan konsolidasi, baik dalam bentuk merger atau akuisisi

Pada waktu diadakan rekapitalisasi recapitalization), debt readjusment dan

reorganisasi finansial

Page 16: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Teori–teori Kapitalisasi

Teori Kapitalisasi Berdasarkan Pendapatan (The Earning Theory of Capitalization)

Teori Kapitalisasi Berdasarkan Biaya(The Cost Theory of Capitalization)

Struktur Modal :Struktur modal merupakan perbandingan antara

modal

asing dengan modal sendiri

Struktur modal yang optimum :Struktur modal yang dapat meminimumkan

biaya penggunaan modal rata–rata (average cost of capital)

Page 17: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Arti penting teori struktur modal :

Setiap ada perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan karena masing–masing jenis modal mempunyai biaya modal sendiri–sendiri

Besarnya biaya modal keseluruhan ini akan digunakan sebagai cut of rate pada pengambilan keputusan investasi. Oleh karena itu, kebijakan struktur modal akan mempengaruhi keputusan investasi

Page 18: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Faktor–faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal :

Tingkat bunga

Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal, tingkat bunga yang berlaku pada saat itu sangat mempengaruhi. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Penarikan obligasi hanya akan dibenarkan apabila tingkat bunganya lebih rendah daripada earning power dari tambahan modal tersebut.

Page 19: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Stabilitas dari pendapatan

Stabilitas dan besarnya pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan akan menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan yang mempunyai pendapatan yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing.

Sebaliknya perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksikan, akan menanggung risiko tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar angsuran– angsuran utangnya pada tahun–tahun atau keadaan yang buruk.

Page 20: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Susunan dari aktiva

Banyak perusahaan industri yang sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang

permanen, yaitu modal sendiri sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai

pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutupi jumlah aktiva tetap plus aktiva lain

yang sifatnya permanen.

Page 21: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Kadar risiko dari aktiva

Tingkat atau kadar risiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan, makin besar derajat risikonya. Dalam hubungan ini dikenal adanya prinsip aspek risiko yang menyatakan bahwa apabila ada aktiva yang peka risiko, maka perusahaan harus lebih banyak

membelanjainya dengan modal sendiri, modal yang tahan risiko dan sedapat mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing atau modal yang takut risiko. Secara singkat dapat dikatakan bahwa semakin lama modal harus terikat, semakin tinggi derajat risikonya, semakin mendesak keperluan akan

pembelanjaan seluruhnya atau sebagian besar dengan modal sendiri.

Page 22: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan

Apabila jumlah modal yang dibutuhkan hanya dapat dipenuhi dari satu sumber saja, maka tidak perlu mencari sumber lain. Sebaliknya apabila jumlah

modal yang dibutuhkan sangat besar sehingga tidak dapat dipenuhi dari satu sumber saja (misalnya

dengan saham biasa), maka perlu dicari sumber lain (misalnya dengan saham preferen dan obligasi).

Keadaan pasar modal

Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan karena adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya apabila gelombang meninggi (up swing), para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam saham.

Page 23: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Sifat manajemen

Seorang manajer yang bersifat optimis dalam memandang masa depannya, mempunyai keberanian untuk menanggung risiko yang besar (risk seeker), lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari utang (debt financing) meskipun metode pembelanjaan dengan utang ini memberikan beban finansial yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang bersifat pesimis yang serba takut untuk menanggung risiko (risk averter), lebih suka membelanjai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari sumber intern atau dengan modal saham (equity financing yang tidak mempunyai beban finansial yang tetap.

Besarnya suatu perusahaan

Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Page 24: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

The Time Value of The Time Value of MoneyMoney

Money NOWis worth more than

money LATER!

Page 25: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

BASIC TYPESBASIC TYPES

Future value or present valueFuture value of an annuityPresent value of an annuityPerpetuities and growing perpetuities

Page 26: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

A sum of money today is called a A sum of money today is called a present value.present value.

We designate it mathematically with a subscript, as occurring in time period 0

For example: P0 = 1,000 refers to $1,000 today

Page 27: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

A sum of money at a future A sum of money at a future time is termed time is termed a future valuea future value

We designate it mathematically with a subscript showing that it occurs in time period n.

For example: Sn = 2,000 refers to $2,000 after n periods from now.

Page 28: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

As already noted, the number of time periods As already noted, the number of time periods

in a time value problem is designated by nin a time value problem is designated by n..

n may be a number of yearsn may be a number of monthsn may be a number of quartersn may be a number of any defined time

periods

Page 29: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

The interest rate or growth rate in a The interest rate or growth rate in a time value problem is designated by itime value problem is designated by i

i must be expressed as the interest rate per period.

For example if n is a number of years, i must be the interest rate per year.

If n is a number of months, i must be the interest rate per month.

Page 30: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

The first of the general type of time value The first of the general type of time value problems is called future value and present problems is called future value and present value problems. The formula for these value problems. The formula for these

problems is:problems is:(Future Value(Future Value))

Sn = P0(1+i)n

Page 31: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

An example problem:An example problem:

If you invest $1,000 today at an interest rate of 10 percent, how much will it grow

to be after 5 years?

Sn = P0(1+i)n

Sn = 1,000(1.10)5

Sn = $1,610.51

Page 32: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Another example problem:Another example problem:

Assume you will receive an inheritance of $100,000, six years from now. How much could you borrow from a bank today and spend now, such that the inheritance money will be exactly enough to pay off the loan plus interest when it is received? Assume the bank charges an interest rate of 12 percent?

Sn = P0(1+i)n so, P0 = Sn/(1+i)n

P0 = 100,000/(1.12)6

P0 = $50,663

Page 33: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Another example problem:Another example problem:

How long will it take for $10,000 to grow to $20,000 at an interest rate of 15% per year?

Sn = P0(1+i)n

20,000 = 10,000(1.15)n

n = 4.96 years (or, about 5 years)

Page 34: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

One more example problem:One more example problem:

If you invest $11,000 in a mutual fund today, and it grows to be $50,000 after 8 years, what compounded, annualized rate of return did you earn?

Sn = P0(1+i)n

50,000 = 11,000(1+i)8

i = 20.84 percent per year

Page 35: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

CalculationsCalculations

Some of the answers to the problems are tricky to work out with an ordinary calculator.

A financial calculator (one that has buttons for FV, PV, N, and I) can make these calculations very simple.

Time value tables can also be used to simplify the calculations.

Page 36: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

The next two general types of time The next two general types of time value problems involve value problems involve annuitiesannuities

An annuity is an amount of money that occurs (received or paid) in equal amounts at equally spaced time intervals.

These occur so frequently in business that special calculation methods are generally used.

Page 37: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

For example:For example:

If you make payments of $2,000 per year into a retirement fund, it is an annuity.

If you receive pension checks of $1,500 per month, it is an annuity.

If an investment provides you with a return of $20,000 per year, it is an annuity.

Page 38: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

A common mathematical symbol for A common mathematical symbol for an annuity amount is PMTan annuity amount is PMT

A financial calculator usually has a key labeled PMT

Time value tables for future value of annuities and for present value of annuities can also be used to simplify calculations.

OR, the following formulas can be used:

Page 39: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

For the future value of an For the future value of an annuity:annuity:

FV = PMT[(1+i)n - 1]/i

Page 40: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

For the present value of an For the present value of an annuity:annuity:

PV = PMT[(1+i)n -1]/[i(1+i)n]

Page 41: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

An example problem:An example problem:

If you save $50 per month at 12 percent per annum, how much will you have at the end of 20 years?

Note that since time periods are months, i = 12%/12 months = 1% per period, for 240 periods.

FV = PMT[(1+i)n - 1]/i FV = 50[(1.01)240 - 1]/.01 FV = $49,463

Page 42: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Another example problem:Another example problem:If you want to save $500,000 for

retirement after 30 years, and you earn 10 percent per annum, how much must you save each year?

FV = PMT[(1+i)n - 1]/i 500,000 = PMT[(1.1)30 - 1]/.1 PMT = $3,040 per year

Page 43: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

An example problem:An example problem:

If you borrow $100,000 today at 9 percent interest per annum, and repay it in equal annual payments over 10 years, how much are the payments?

PV = PMT[(1+i)n -1]/[i(1+i)n] 100,000 = PMT[(1+.09)10

-1]/[.09(1.09)10] PMT = $15,582 per year

Page 44: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Other annuity problems:Other annuity problems:

In some annuity problems you may need to solve for the number of periods, or to solve for the effective interest rate per period. These will require much more complicated mathematical solutions, but again, these calculations are very simple to make using a financial calculator.

Page 45: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

A last type of time value problem A last type of time value problem involves what are called, involves what are called, perpetuitiesperpetuities

A perpetuity is simply an annuity that continues forever (perpetually).

The formula for finding the present value of a perpetuity is:

PV = PMT/i

Page 46: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

CAPITAL BUDGETINGCAPITAL BUDGETING

Capital budgeting (penganggaran modal) :Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan tentang pengeluaran dana untuk jangka panjang.

Arti penting capital budgeting berkaitan dengan :• Jumlah dana investasi yang sangat besar• Jangka waktu terikatnya dana yang sangat panjang• Harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan datang• Konsekuensi kerugian karena kesalahan dalam pengambilan keputusan

Page 47: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Bentuk pengeluaran dana : Pembelian aktiva tetap Proyek-proyek jangka panjang

Jenis-jenis usulan investasi : Investasi penggantian Investasi penambahan kapasitas Investasi penambahan jenis produk baru

Sifat-sifat usulan investasi : Mutually exclusive Independent project Dependent project

Page 48: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Cash flow (aliran kas) : CF = earning after tax + depresiasi = EAT + depr + bunga (1 – pajak)

CF meliputi : a. Initial cash flow : Aliran kas yang berhubungan dengan seluruh pengeluaran kas

untuk investasi, yang dikeluarkan pada awal pendirian suatu proyek investasi.

b. Operational cash flow : Aliran kas yang dibutuhkan untuk menutup investasi, yang diterima setiap tahun selama usia investasi dalam bentuk net cash flow.

c. Terminal cash flow : Aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur

ekonomis suatu proyek investasi.

Cash out flow meliputi : Capital expenditure Revenue expenditure

Page 49: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

METODE PENILAIAN INVESTASI : Accounting rate of return method (ARR method) Payback period method (PP method) Net present value method (NPV method) Internal rate of return method (IRR method) Profitability index method (PI method)

ARR method : Rata-rata EAT Rata-rata investasi

PP method : Jika CF sama setiap tahun : PP = Investasi / CF Jika CF tidak sama setiap tahun, payback period

harus dicari dari tahun ke tahun

Page 50: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

NPV method : NPV = [CF x discount factor] – Investasi

IRR method : IRR = rr + NPVrr (rt – rr) TPVrr – TPVrt

PI method : PI = PV of CF / Investasi

Page 51: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

PEMILIHAN INVESTASI DENGAN UMUR BERBEDA

Metode yang dapat digunakan :a. Replacement chain approach (common life approach), merupakan

metode yang menjadikan kedua investasi yang umurnya berbeda dibuat menjadi sama dengan mengasumsikan membeli mesin tersebut beberapa kali, sehingga menghasilkan umur yang sama.

b. Equivalent annual annuity method, merupakan metode yang mencari NPV dari kedua investasi untuk kemudian dibuat rata-rata tahunan dengan cara membagi NPV tersebut dengan discount factor anuitasnya selama umur ekonomis masing-masing investasi.

Dengan demikian langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut :1. Menghitung NPV masing-masing investasi dengan tingkat diskonto tertentu2. Menghitung discount factor annuitas masing-masing investasi dengan discount rate yang sama dengan untuk mencari NPV3. Menghitung equivalent annual annuity (EAA) masing-masing investasi dengan cara membagi NPV investasi dengan discount factor annuity-nya

Page 52: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

CAPITAL RATIONING

Apabila pihak manajemen harus mengambil keputusan atas beberapa proyek investasi secara bersamaan, sementara dana yang tersedia terbatas, maka pihak perusahaan harus memilih proyek mana yang paling menguntungkan.

Tingkat keuntungan proyek diukur dari nilai profitability index-nya. Proyek dengan profitability index (PI) paling besar menempati rangking pertama.

Dasar pertimbangan adalah dengan melihat sifat proyek, apakah mutually exclusive, independent atau dependent.

Page 53: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

CAPM atau Model Penilaian Aktiva Modal menjelaskan adanya keseimbangan antara tingkat systematic risk dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portofolio

Latar belakang penggunaan CAPM :a. Pada umumnya, investor termasuk dalam risk averter yang menginginkan

adanya keseimbangan antara pendapatan dan risikonyab. Risiko dibedakan ke dalam kelompok systematic risk dan unsystematic risk

Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan minimum yang diisyaratkan (minimum required rates of return) dari investasi asset yang berisiko

Dasar-dasar CAPM :1. Terdapat hubungan antar tingkat pendapatan dengan risiko pasar dan

hubungannya dengan penilaian surat-surat berharga2. Dalam keseimbangan pasar, suatu surat berharga akan menghasilkan

ekspektasi pendapatan yang seimbang dengan risiko yang tidak terhindarkan

Page 54: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Ekuilibrium Pasar Modal

Ekuilibrium pasar terjadi jika harga-harga dari aktiva berada di suatu tingkat yang

tidak dapat memberikan insentif lagi untuk melakukan perdagangan spekulatif.

Implikasi dari asumsi ekuilibrium ini adalah sebagai berikut :a. Semua investor akan memilih portofolio pasar, yaitu portofolio yang

berisi semua aktiva yang ada di pasarb. Portofolio pasar ini merupakan portofolio aktiva berisiko yang optimal,

yaitu yang berada di efficient frontier (menurut Markowitz)Dalam keadaan ekuilibrium, semua aktiva berisiko harus berada di

portofolio pasar (M). Karena portofolio pasar menggunakan semua aktiva berisiko,

maka portofolio pasar ini merupakan portofolio dengan diversifikasi sempurna

Pendekatan CAPM :1. CML (Capital Market Line)

1. SML (Security Market Line)

Page 55: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Garis Pasar Modal (Capital Market Line – CML)

Keadaan ekuilibrium pasar yang menyangkut return ekspektasi dan risiko

dapat digambarkan oleh garis pasar modal (capital market line)

E(RP)

CML

E(RM) M

Premium risiko = E(RM) – RBR

RBR

Risiko portofolio

pasar

P

M

Page 56: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

CML merupakan garis yang menunjukan semua kemungkinan

kombinasi portofolio efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva berisiko

dan aktiva bebas risiko

Slope CML merupakan harga pasar dari risiko untuk portofolio efisien.

Harga pasar risiko menunjukkan tambahan return yang dituntut oleh

pasar karena adanya kenaikan risiko portofolio relatif terhadap risiko

pasar

Rumus-rumus :

Page 57: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line – SML)

CML menggambarkan trade-off antara risiko dan return ekspektasi untuk

portofolio efisien, sedangkan SML menunjukkan trade-off antara risiko dan

return ekspektasi untuk sekuritas individual. SML merupakan penggambaran

secara grafis dari model CAPM

Untuk portofolio, tambahan return ekspektasi diakibatkan oleh tambahan

risiko dari portofolio yang bersangkutan. Untuk sekuritas individual, tambahan

return ekspektasi diakibatkan oleh tambahan risiko individual tersebut, yang

diukur dengan beta ()

Beta menentukan besarnya tambahan return ekspektasi untuk sekuritas

individual, dengan argumentasi bahwa untuk portofolio yang didiversifikasi

secara sempurna, unsystematic risk cenderung hilang dan risiko yang relevan

hanya systematic risk (yang diukur dengan beta)

Page 58: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Secara konsensus, beta portofolio pasar bernilai 1 (satu)

Suatu sekuritas dengan beta :< 1 mempunyai tingkat risiko lebih kecil daripada risiko

pasar (atau return ekspektasinya lebih kecil daripada return ekspektasi portofolio pasar)

> 1 mempunyai tingkat risiko lebih besar daripada risiko pasar (atau return ekspektasinya lebih besar daripada return ekspektasi portofolio pasar)

= 1 mempunyai tingkat risiko sama dengan tingkat risiko pasar (atau return ekspektasinya sama dengan return ekspketasi portofolio pasar)

Persamaan SML untuk sekuritas ke-i :

E(Ri) = RBR + i. [ E(RM) – RBR ]

Cov Ri, RM

i = 2

M

Page 59: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

KEBIJAKAN DIVIDENKEBIJAKAN DIVIDEN

Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan

Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut sebagai dividend pay out ratio

Page 60: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

suatu perusahaan :

Posisi likuiditas perusahaan Kebutuhan dana untuk membayar

utangTingkat pertumbuhan perusahaanPengawasan (kontrol) terhadap

perusahaan

Page 61: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Berbagai macam kebijakan dividen :

Kebijakan dividen yang stabil

Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu

Kebijakan dividen dengan penetapan dividend pay out ratio yang konstan

Kebijakan dividen yang fleksibel

Page 62: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Stock dividendStock dividend adalah pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock).

Stock splitsStock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara proporsional. Lawan dari stock splits adalah reserve splits yang artinya perusahaan mengurangi jumlah lembar sahamnya.

Repurchasing of Stock Repurchasing of stock (pembelian kembali saham) dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : tender offer dan melalui pembelian kembali di pasar

Page 63: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

LEASINGLeasing :

Kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati

Tiga pihak utama yang terkait dalam transaksi leasing :

1. Lessor, yaitu perusahaan yang memberikan pembiayaan dalam bentuk

leasing. Lessor mempunyai hak kepemilikan atas barang modal

2. Lessee, yaitu perusahaan yang memanfaatkan jasa leasing

3. Supplier, yaitu perusahaan yang menjual barang modal

Page 64: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Bentuk leasing

a. Direct financial lease : Bentuk leasing ini terjadi apabila lessee mengadakan perjanjian sewa guna usaha atas aktiva tetap dimana kepemilikan aktiva tetap masih ada pada lessor. Lesse mempunyai hak untuk memilih apakah setelah habis masa kontrak akan membeli aktiva tetap yang bersangkutan atau akan memperpanjang masa sewa gunanya, atau bahkan menghentikan masa sewa.

b. Sale and lease back :Bentuk leasing ini terjadi apabila suatu perusahaan yang mempunyai aktiva tetap tidak mempunyai dana untuk membiayai operasinya, sehingga aktiva tetap tersebut dijual kepada perusahaan leasing untuk kemudian disewa lagi oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mempunyai dana untuk modal kerja, dan masih dapat memanfaatkan aktiva tetapnya untuk mendukung proses produksi.

c. Leverage lease :Nilai barang modal yang akan dibiayai oleh lessor terkadang sangat besar, sehingga lessor tidak mampu untuk menyediakan dana secara mandiri. Dengan demikian, lessor membutuhkan lembaga lain seperti bank atau lembaga keuangan lainnya untuk ikut membiayai. Leasing seperti ini disebut sebagai leverage lease.

Page 65: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Pembayaran sewa leasing :

a. Payment in advance (angsuran sewa leasing yang dibayar di muka)

Pembayaran sewa leasing yang pertama dibayarkan saat perjanjian leasing ditandatangani, dengan rumus :

S = Besarnya sewa

{(Nb – Ns) (1 + i) n-1 } i Nb = Nilai barang modal

S = Ns = Nilai sisa

(1 + i) n – 1 i = Tingkat bunga

n = Jumlah periode

b. Payment in arrears (angsuran sewa leasing yang dibayar di belakang)

Angsuran sewa yang pertama dibayar di belakang satu periode angsuran setelah perjanjian, dengan rumus :

{(Nb – Ns) (1 + i) n } i

S =

(1 + i) n – 1

Page 66: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Pembayaran sewa dapat dilakukan secara bulanan, kuartalan maupun semesteran. Bila pembayaran dilakukan secara kuartalan atau semesteran, maka tingkat bunganya dapat dihitung dengan menggunakan simple interest rate atau compound interest rate, sesuai dengan perjanjian.

Simple interest rate :

Bunga dihitung dengan cara membagi suku bunga setahun dengan jumlah periode

Compound interest rate :

C = { (1 + i) n – 1 } x 100%

C = compound interest rate

i = tingkat bunga dalam satu periode

n = jumlah data

Page 67: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

EKSPANSI

Ekspansi : perluasan modal, baik modal kerja saja, atau modal kerja dan modal tetap yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam

perusahaan

Ekspansi dapat dilakukan dengan cara :a. Ekspansi intern, co. menambah kapasitas pabrik, unit produksi, dan divisi barub. Merger dan akuisisi

Motif ekspansi :

a. Motif ekonomi : Ekspansi didasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar atau menstabilkan laba yang diperoleh

b. Motif psikologis : Ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada personal ambition dari pemilik perusahaan untuk memperoleh prestise

dan kekuasaan yang lebih besar

Bentuk-bentuk ekspansi :

a. Business expansion : ekspansi dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan struktur modal perusahan

b. Financial expansion : terjadi perubahan struktur modal karena adanya pembelian atau penambahan aktiva tetap

Page 68: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

LEVERAGELEVERAGE ANALANALYYSISSIS

Leverage

Penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap

Leverage operasi(operating leverage)

Leverage

Leverage finansial(financial leverage)

Page 69: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Leverage operasi (operating leverage) Penggunaan aktiva yang

menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa penyusutan. Penghasilan yang diperoleh atas penggunaan aktiva tetap

tersebut diharapkan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel

Leverage finansial (financial leverage) Penggunaan dana yang

menyebabkan perusahan harus menanggung beban tetap berupa bunga. Penghasilan yang diperoleh atas penggunaan dana tersebut diharapkan lebih besar daripada beban yang dikeluarkan

Page 70: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Operating LeverageUkuran operating leverage adalah DOL

(degree of operating leverage), dengan rumus :

DOL = % perubahan dalam EBIT % perubahan dalam sales

atau S – VC = Q ( P – V ) S – VC – FC Q ( P – V ) – FC

Ket. :S = SalesVC = Variable Cost ( total )V = Variable Cost per unitFC = Fixed CostQ = QuantityP = Price per unit

Page 71: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Financial LeverageUkuran financial leverage adalah DFL

(degree of financial leverage), dengan rumus :

DFL = EBIT EBIT – I

atau = Q ( P – V ) – FC Q( P – V ) – FC – I

I = bunga dalam rupiah

Page 72: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Leverage Kombinasi (Combine Leverage)

Pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak, yang diukur dengan DCL (degree of combine leverage)

DCL = S – VC EBIT – I

= Q ( P – V ) Q( P – V ) – FC – I

Page 73: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Indifferent Point

Tingkat EBIT yang dapat menyamakan keuntungan (diukur dengan EPS dan ROE) bagi pemegang saham pada berbagai kombinasi leverage factor

Leverage factor

Perbandingan antara hutang dengan modal sendiri

Page 74: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Apabila sebelum analisis perusahaan hanya mempunyai modal sendiri dalam struktur modalnya :

X ( 1 – T ) = ( X – C ) ( 1 – T ) S1 S2

Ket. :X = EBIT pada indifferent pointC = bunga hutang (Rp)T = pajakS1 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan modal sendiriS2 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan modal asing

Page 75: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Apabila sebelum analisis perusahaan mempunyai modal sendiri dan modal asing dalam struktur modalnya :

( X - C1 ) ( 1 – T ) = ( X – C2 ) ( 1 – T ) S1 S2

Ket. :C1 = bunga sebelum ada tambahan danaC2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana

Page 76: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

LEVERAGE ANALYSIS

Leverage

Penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau membayar beban tetap

Leverage operasi

(operating leverage)

Leverage

Leverage finansial

(financial leverage)

Page 77: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Leverage operasi (operating leverage) Penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya

tetap berupa penyusutan. Penghasilan yang diperoleh atas penggunaan aktiva tetap tersebut diharapkan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel

Leverage finansial (financial leverage) Penggunaan dana yang menyebabkan perusahan harus menanggung beban

tetap berupa bunga. Penghasilan yang diperoleh atas penggunaan dana tersebut diharapkan lebih besar daripada beban yang dikeluarkan

Page 78: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Operating LeverageUkuran operating leverage adalah DOL (degree of operating leverage), dengan rumus :

DOL = % perubahan dalam EBIT % perubahan dalam sales

atau S – VC = Q ( P – V ) S – VC – FC Q ( P – V ) – FC

Ket. :S = SalesVC = Variable Cost ( total )V = Variable Cost per unitFC = Fixed CostQ = QuantityP = Price per unit

Page 79: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Financial Leverage

Ukuran financial leverage adalah DFL (degree of financial leverage), dengan

rumus :

DFL = EBIT

EBIT – I

atau = Q ( P – V ) – FC

Q( P – V ) – FC – I

I = bunga dalam rupiah

Page 80: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Leverage Kombinasi (Combine Leverage)

Pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak, yang diukur dengan DCL (degree of combine leverage)

DCL = S – VC

EBIT – I

= Q ( P – V )

Q( P – V ) – FC – I

Page 81: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Indifferent Point

Tingkat EBIT yang dapat menyamakan keuntungan (diukur dengan EPS dan ROE) bagi pemegang saham pada berbagai kombinasi leverage factor

Leverage factor

Perbandingan antara hutang dengan modal sendiri

Page 82: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Apabila sebelum analisis perusahaan hanya mempunyai modal sendiri dalam struktur modalnya :

X ( 1 – T ) = ( X – C ) ( 1 – T ) S1 S2

Ket. :X = EBIT pada indifferent pointC = bunga hutang (Rp)T = pajakS1 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan modal sendiriS2 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan modal asing

Page 83: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Apabila sebelum analisis perusahaan mempunyai modal sendiri dan modal asing dalam struktur modalnya :

( X - C1 ) ( 1 – T ) = ( X – C2 ) ( 1 – T ) S1 S2

Ket. :C1 = bunga sebelum ada tambahan danaC2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana

Page 84: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

MERGER DAN AKUISISIMotif merger dan akuisisi : motif ekonomiKondisi saling menguntungkan terjadi bila dari peristiwa merger dan akuisisi diperoleh synergy

Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari perusahaan yang bergabung lebih besar daripada jumlah masing-masing nilai perusahaan

Di samping alasan synergy, akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan (dubious), yaitu diversifikasi dan EPS.

Dalam konsep CAPM, disebutkan bahwa diversifikasi hanya mengurangi risiko tidak sistematik saja sedangkan pasar biasanya menentukan nilai perusahaan berdasarkan risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan untuk alasan EPS yang dubious dapat dilihat dalam contoh berikut :

Page 85: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Contoh 1 :PT. A merencanakan akan mengakuisisi PT. B. Data dari kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

PT. A PT. BEPS Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00Harga per lembar saham Rp. 20.000,00 Rp. 8.000,00PER 10 x 4 xJumlah lembar saham 10 juta 10 jutaLaba setelah pajak Rp. 20 milyar Rp. 20 milyarNilai pasar equity Rp. 200 milyar Rp. 80 milyar

Misalnya PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini dengan cara menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi synergy. Bagaimana kondisi EPS, harga saham, PER, jumlah lembar saham, laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger?

Page 86: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Jawab : PT A (setelah merger)

PT. A EPS Rp. 2.857

Harga per lembar saham Rp. 20.000PER 7 xJumlah lembar saham 14 jutaLaba setelah pajak Rp. 40 milyar Nilai pasar equity Rp. 280 milyar

Analisis harga saham & EPS PT. A setelah merger ! Apakah PT. A diuntungkan dengan adanya merger ini ?

Page 87: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Menaksir Biaya dan Manfaat Akuisisi

Analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi pasar modal yang efisien sehingga harga saham yang tercantum di bursa merupakan harga yang wajar.

Contoh 2 : Jumlah lembar saham PT. Satu sebesar 10.000.000 lembar dengan harga saat ini sebesar Rp. 8.000 per lembar (nilai equity PT Satu = PVS = Rp. 80 milyar).

PT. Satu (sebagai acquired company) akan dibeli oleh PT. Dua (sebagai acquiring company). Kemungkinan para pemegang saham PT. Satu akan meminta harga yang lebih tinggi dari Rp. 8.000 per lembar karena jika PT. Dua hanya menawar dengan harga Rp. 8.000, maka pemegang saham PT. Satu juga dapat menjual saham yang mereka miliki ke bursa (atau pemodal lain) dan memperoleh harga yang sama. Jika PT. Dua menawarkan harga Rp. 9.000 per lembar, maka biaya akuisisi adalah : 10.000.000 x (Rp. 9.000 – Rp. 8.000) = Rp. 10 milyarDengan demikian PT. Dua hanya bersedia membayar PT. Satu dengan harga Rp. 10 milyar lebih mahal kalau dengan pembelian tersebut diharapkan PT. Dua akan mendapat manfaat yang lebih besar dari Rp. 10 milyar. Manfaat ini hanya akan terjadi jika diharapkan akan timbul synergy

Page 88: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Contoh 3 :PT. Dua adalah perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan PT.

Satu adalah perusahaan distribusi. Apabila diharapkan dari akuisisi tersebut PT. Dua akan dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp. 1 milyar pada tahun depan, dan penghematan tersebut diharapkan akan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya (sesuai dengan tingkat inflasi). Apabila tingkat keuntungan yang dipandang layak adalah 17%, maka manfaat akuisisi adalah :

Manfaat = 1 milyar / (0,17 – 0,10) = Rp. 14,3 milyar (manfaat positif menunjukkan adanya manfaat ekonomi)

Apabila jumlah lembar saham PT. Dua adalah Rp. 50 juta lembar dengan harga

Rp. 12.000 per lembar, maka PVD = Rp. 600 milyar.

Sedangkan gabungan PT. Dua dan PT. Satu setelah memperoleh synergy (PVSD)

adalah : (Rp. 600 milyar + Rp. 14,3 milyar + Rp. 80 milyar) = Rp. 694,3 milyar

Atau dapat dihitung dengan cara : Manfaat = PVSD – (PVD + PVS)

Manfaat bersih (NPV) = Rp. 14,3 milyar – Rp. 10 milyar = Rp. 4,3 milyar

Page 89: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Contoh 3 disebut sebagai operating synergy, yaitu synergy yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari

beberapa operasi sehingga dapat menekan biaya dan/atau menaikkan penghasilan

Financial synergy merupakan synergy yang berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan dari sumber

pendanaan (financing). Jenis synergy ini dapat diperoleh dari

conglomerate merger, yaitu penggabungan perusahaan dari berbagai jenis kegiatan yang secara operasional tidak berkaitan satu dengan yang lain, contoh : perusahaan semen yang membeli jaringan supermarket.

Page 90: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Contoh 4 :PT. A yang bergerak dalam bidang garmen mengakuisisi PT. B yang

bergerak dalam bidang farmasi. Sebagai akibat akuisisi tersebut, PT. A saat ini dapat meningkatkan utangnya dari Rp. 20 milyar menjadi Rp. 80 milyar tanpa

harus menanggung tingkat bunga yang lebih tinggi. Apabila tingkat bunga utang adalah 16% per tahun, tarif pajak 35% dan tambahan kemampuan

meminjam tersebut bersifat permanen, maka PV penghematan pajak karena

penggunaan tambahan utang tersebut adalah : 0,35 (20 milyar) = Rp. 7 milyar

Ini berarti bahwa PT. A mungkin menawar PT. B dengan harga lebih tinggi daripada harga pasar yang saat ini terjadi, sejauh tawaran tersebut tidak

lebih tinggi daripada Rp. 7 milyar. Jadi apabila harga pasar PT. B saat ini adalah

Rp. 30 milyar, PT. A dapat menawar dengan harga, misalnya Rp. 34 milyar.

Page 91: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Menaksir biaya apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham

Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham, maka pemegang saham perusahaan yang diakuisisi akan menjadi pemegang saham perusahaan yang mengakuisisi.

Contoh 5 :Berdasarkan contoh 2, apabila saham PT. Satu dihargai Rp. 9.000,- sedangkan 10 juta lembar saham tersebut akan diganti dengan saham PT. Dua, maka PT. Duaperlu menggantinya dengan jumlah lembar saham (harga saham PT. Dua adalah Rp. 12.000 per lembar)

10 juta x Rp. 9.000,- / Rp. 12.000,- = 7.500.000 lembar

Jumlah lembar saham yang baru adalah : 50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta lembar

Nilai perusahaan setelah merger (PVSD) adalah Rp. 694,3 milyar.

Dengan demikian harga saham adalah per lembar setelah merger adalah :Rp. 694,3 milyar / 57,5 juta lembar = Rp. 12.075 (dibulatkan)

Page 92: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Fiendly Merger dan Hostile Takeover

Friendly merger : Merger yang dilakukan secara bersahabat, yaitu melalui perundingan antara acquired company dan acquired company, kemudian hasilnya disampaikan kepada para pemegang saham

Hostile takeover : Merger yang dilakukan apabila pihak manajemen acquired company menolak untuk bekerjasama. Dengan cara ini, acquiring company secara langsung menawarkan persyaratan-persyaratan yang dinilai cukup menarik kepada pemegang saham acquired company. Misalnya, harga saham acquired company saat ini sebesar Rp. 8.000,- maka para pemegang saham akan ditawari harga yang lebih tinggi apabila mereka bersedia menjualnya ke acquiring company

Page 93: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

PEMILIHAN PORTOFOLIO

Masalah yang timbul dalam membentuk suatu portofolio adalah akan terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Apabila terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan : portofolio mana yang akan dipilih oleh investor ? Jika investor adalah rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal

Menurut Markowitz, untuk menentukan portofolio optimal, terlebih dahulu harus menentukan portofolio efisien.Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sudah pasti.

Page 94: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk

portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi n aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set atau attainable set atau feasible setKumpulan (set) dari portofolio yang efisien disebut dengan efficient

setatau efficient frontierPortofolio terbaik dari berbagai alternatif proporsi tiap saham disebut portofolio optimalLangkah pemilihan portofolio :1. Menentukan himpunan portofolio yang dapat dicapai, melalui

tabel himpunan dan gambar feasible set2. Menentukan portofolio efisien, yaitu portofolio yang memiliki

tingkat pendapatan tertinggi pada derajat risiko tertentu dengan menggunakan prinsip dominasi

3. Menentukan portofolio optimal dengan mencari titik singgung antara portofolio efisien dengan kurva indiferensi investor

Page 95: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Contoh :Diketahui informasi sebagai berikut :

Saham E(Rj) j2 j

A 0,1100 0,0309 0,1758 B 0,0950 0,0257 0,1604

CovAB = -0,0095

ρAB = -0,3350

a. Bila investor bersifat risk seeker, tentukan posisi portofolio optimalnya pada kombinasi saham A atas B : 100%, 60%, 50%, 0%

b. Tentukan juga posisi portofolio optimal seorang risk averter

Page 96: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

INVESTASI PENGGANTIAN : Investasi penggantian (replacement) :

penggantian aktiva tetap lama yang masih mempunyai umur ekonomis dengan aktiva tetap baru yang lebih menguntungkan.

Nilai buku : selisih antara harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

Dalam menilai kelayakan penggantian aktiva tetap, perlu dihitung : investasi bersih dan tambahan cashflow.

Page 97: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Perhitungan investasi bersih

Perhitungan penjualan aktiva tetap lama :Harga beli aktiva tetap lama xxxAkumulasi penyusutan xxxNilai buku xxxHarga jual aktiva tetap lama xxxLaba (rugi) penjualan aktiva tetap lama xxxPajak xxxLaba bersih penjualan aktiva tetap lama xxx

Perhitungan investasi bersih :Nilai buku aktiva tetap lama xxxLaba (rugi) penjualan aktiva tetap lama xxxPenerimaan bersih xxxHarga beli aktiva tetap baru xxxInvestasi bersih xxx

Page 98: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Perhitungan tambahan cash flow :

Penghematan tunai xxxTambahan penyusutan :

Penyusutan mesin baru xxxPenyusutan mesin lama xxx

xxxTambahan EBIT xxxPajak xxxTambahan EAT xxxTambahan penyusutan xxxTambahan cash flow xxx

Page 99: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO

Proses Investasi :1. Menentukan kebijakan investasi2. Analisis sekuritas3. Pembentukan portofolio4. Melakukan revisi portofolio5. Evaluasi kinerja portofolio

Portofolio : Investasi pada berbagai aset dengan tujuan mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan

Teori portofolio :Teori yang membicarakan hubungan antara tingkat keuntungandan tingkat risiko pada saat investor melakukan investasi pada

lebih dari satu jenis aset

Page 100: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Risiko portofolio : a. Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko

pasar b. Risiko tidak sistematik (un-systematic risk)

systematic risk + un-systematic risk = total risks

Diversifikasi : Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio lebih rendah daripada risiko setiap jenis aset (saham) secara individual

Page 101: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Return Portofolio

a. Return realisasi (realized return) portofolio

Rp = (Wi. Ri)

Rp = return realisasi portofolio Wi = porsi sekuritas i

terhadap seluruh sekuritas dalam portofolio

Ri = return realisasi sekuritas ke-i

b. Return ekspektasi (expected return) portofolio

E(Rp) = [ Wi. E(Ri) ]

Page 102: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Portofolio dengan dua aset (saham)

a. Return realisasi : Rp = Wa . Ra + Wb . Rb

b. Return ekspektasi :

E(Rp) = Wa . E(Ra) + Wb . E(Rb)

c. Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing surat berharga :

Wa = b [b – (ρab.a)] a

2 + b2 – 2 (ρab.ab)

Wb = a [a – (ρab.b)] a

2 + b2 – 2 (ρab.ab)

Wa + Wb = 1

Page 103: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

d. Risiko portofolio merupakan varians dari return sekuritas – sekuritas pembentuk portofolio tersebut

Var (Rp) = p2 = Wa

2 a2 + Wb

2 b2 + 2 WaWb Covab

Covarians merupakan pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua buah variabel, dengan rumus :

Covab = Cov (Ra Rb) = a b

= ([Ra – E(Ra)] . [Rb – E(Rb)] .Pi)

Wa = proporsi investasi pada saham a

Wb = proporsi investasi pada saham b

a2 = varians hasil saham a = var (Ra)

b2 = varians hasil saham b = var (Rb)

Page 104: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

e. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing–masing deviasi standarnya

ρab = Covab / ab

jika Covab = ρab . ab

maka rumus risiko portofolio (varians Rp) menjadi :

Var (Rp) = p2 = Wa

2 a2 + Wb

2 b2 + 2 WaWb ρab . ab

ρab = koefisen korelasi return saham a dan b, dimana -1 ≤ ρab ≤ 1 ρab = - 1 korelasi negatif sempurna, risiko dapat

didiversifikasi

ρab = 1 korelasi positif sempurna, risiko tidak dapat didiversifikasi

ρab = 0 tidak ada hubungan antara a dan b

Page 105: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO

Proses Investasi :

1. Menentukan kebijakan investasi

2. Analisis sekuritas

3. Pembentukan portofolio

4. Melakukan revisi portofolio

5. Evaluasi kinerja portofolio

Portofolio :

Investasi pada berbagai aset dengan tujuan mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan

Teori portofolio :

Teori yang membicarakan hubungan antara tingkat keuntungandan tingkat risiko pada saat investor melakukan investasi pada

lebih dari satu jenis aset

Page 106: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Risiko portofolio :

a. Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko pasar

b. Risiko tidak sistematik (un-systematic risk)

systematic risk + un-systematic risk = total risks

Diversifikasi :

Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio lebih rendah daripada risiko setiap jenis aset (saham) secara individual

Page 107: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Return Portofolio

a. Return realisasi (realized return) portofolio

Rp = (Wi. Ri)

Rp = return realisasi portofolio Wi = porsi sekuritas i terhadap seluruh

sekuritas dalam portofolio Ri = return realisasi sekuritas ke-i

b. Return ekspektasi (expected return) portofolio

E(Rp) = [ Wi. E(Ri) ]

Page 108: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Portofolio dengan dua aset (saham)

a. Return realisasi : Rp = Wa . Ra + Wb . Rb

b. Return ekspektasi :

E(Rp) = Wa . E(Ra) + Wb . E(Rb)

c. Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing surat berharga :

Wa = b [b – (ρab.a)] a

2 + b2 – 2 (ρab.ab)

Wb = a [a – (ρab.b)] a

2 + b2 – 2 (ρab.ab)

Wa + Wb = 1

Page 109: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

d. Risiko portofolio merupakan varians dari return sekuritas – sekuritas pembentuk portofolio tersebut

Var (Rp) = p2 = Wa

2 a2 + Wb

2 b2 + 2 WaWb Covab

Covarians merupakan pengukur yang menunjukkan arah pergerakan

dua buah variabel, dengan rumus :

Covab = Cov (Ra Rb) = a b

= ([Ra – E(Ra)] . [Rb – E(Rb)] .Pi)

Wa = proporsi investasi pada saham a

Wb = proporsi investasi pada saham b

a2 = varians hasil saham a = var (Ra)

b2 = varians hasil saham b = var (Rb)

Page 110: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

e. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing–masing deviasi standarnya

ρab = Covab / ab

jika

Covab = ρab . ab

maka rumus risiko portofolio (varians Rp) menjadi :

Var (Rp) = p2 = Wa

2 a2 + Wb

2 b2 + 2 WaWb ρab . ab

ρab = koefisen korelasi return saham a dan b, dimana -1 ≤ ρab ≤ 1

ρab = - 1 korelasi negatif sempurna, risiko dapat didiversifikasi

ρab = 1 korelasi positif sempurna, risiko tidak dapat didiversifikasi

ρab = 0 tidak ada hubungan antara a dan b

Page 111: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGALRETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL

realisasi

Return dan risiko

aktiva tunggal

ekspektasi

Return realisasi (realized return) dapat digunakan sebagai salah satu

pengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return

dan risiko di masa yang akan datang (expected return dan expected

risk)

Return dan risiko realisasi dihitung berdasarkan data historis.

Page 112: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

A. Pengukuran Return Realisasi

Return = capital gain (loss) + yield

dimana :

Capital gain (loss) = Pt – Pt-1 / Pt-1

Yield = Dt / Pt-1

dengan demikian :

Return = Pt – Pt-1 / Pt-1 + Dt / Pt-1

Pt = investasi pada saat iniPt-1 = investasi pada periode lalu

Page 113: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

B. Pengukuran Risiko Return Realisasi

= (Xi – X)2

n – 1

Keterangan : = risiko return realisasi Xi = nilai ke – i

X = nilai rata – rata n = jumlah dari observasi

Page 114: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

C. Pengukuran Return Ekspektasi

E(Ri) = (Ri.Pi)

Keterangan :

E(Ri)= ekspektasi return dari suatu aktiva atau sekuritas

Ri = hasil di masa depan ke – i

pi = probabilitas hasil masa depan ke – i

Page 115: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

D. Pengukuran Risiko Return Ekspektasi 2

Var (Ri) = Ri – E(Ri)

2

Var (Ri) = Ri – E(Ri) . Pi

= var (Ri)

Page 116: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

PENILAIAN (VALUATIONPENILAIAN (VALUATION))

1. Penilaian obligasi (bond valuation)a. Obligasi yang tidak mempunyai umur jatuh tempo (perpetual bond)

Vb = Ct / Kd Ct = Kupon obligasi, Ct = i x P

Kd= Biaya modal / suku bunga pinjaman yang wajar i = tingkat bunga obligasi P = nilai nominal obligasi

b. Obligasi yang mempunyai tanggal jatuh tempo, bunga dibayarkan

satu kali dalam satu tahun (annually)

Vb = Ct (PVIFA Kd % ; n) + P (PVIF Kd % ; n)

Page 117: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

c. Obligasi yang mempunyai tanggal jatuh tempo, bunga dibayarkan lebih dari satu kali dalam satu tahun, misalnya m kali, maka :

Vb = Ct / m (PVIFA Kd % / m ; t) + P (PVIF Kd % / m ; t) jangka waktu t = n.m

2. Penilaian Saham Preferen

Vps = Dps Pps

Dps = Dividen saham preferenPps = Biaya modal saham preferen

Page 118: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

3. Penilaian Saham Biasaa. Pendekatan Arus Dividen 1. Tanpa pertumbuhan (zero growth)

P0 = d1 / Ks

P0 = harga saham biasa (common stock) hari ini

dt = dividen yang diharapkan setiap tahun t dt = d0 (1 + g)t

d1 = dividen yang diharapkan di tahun pertama

Ks = Tingkat hasil pengembalian yang dibutuhkan

2. Laju pertumbuhan normal atau konstan

P0 = d1 / Ks – g

g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan

syarat : Ks > g

Page 119: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

3. Laju pertumbuhan super normal

P0 = d0 (1 + gs)t + dn + 1 + 1

(1 + Ks)t Ks – g (1 + Ks)n

g = tingkat pertumbuhan normalgs = tingkat pertumbuhan super normaln = periode pertumbuhan super normal

Page 120: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

b. Pendekatan Arus Kas Bebas atau Penilaian PerusahaanModal yang dimiliki perusahaan :1) Seluruhnya merupakan modal sendiri (unleverage), VU

2) Terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman (leverage), VL

Nilai perusahaan tanpa pinjaman (VU)

(1) Tanpa pertumbuhan

VU = S = X (1 – T)

KU

VU = nilai perusahaan tanpa pinjaman

X = laba operasi bersih perusahaanKU = biaya modal perusahaan tanpa pinjaman

S = nilai modal saham dalam perusahaanT = tarif pajak

Page 121: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

(2) Pertumbuhan normal atau konstan

VU = S = X0 (1 –T) (1 – b) (1 + g)KU – g

g = tingkat pertumbuhan = R.bb = rasio investasi bersih (I) dalam periode t

dengan NOI setelah pajak dalam periode t b = It / Xt (1 – T)

R = tingkat profitabilitas investasi baru dalam perusahaan

R = X (1 – T) / I

(3) Pertumbuhan super normal

VU = X0 (1 – T) (1 – b) (1 + gs)t + X0 (1 – T) (1 + gs)n

(1 + KU)t KU (1 + KU)n

gs = tingkat pertumbuhan super normal n = tahun – tahun pertumbuhan super normal

Page 122: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Nilai perusahaan dengan modal pinjaman (VL)

(Menurut Modigliani – Miller)

Ke = KU + (KU – Kd). D / E . (1 – T)

K = Kd (1 – T) . D / D + E + Ke . E / D + E

VL = D + E

VL = VU + T. D

VL = X (1 – T), tanpa pertumbuhan

KVL = X0(1 – T) (1 – b) (1 + g), pertumbuhan

konstan K – g

D = market value of debtE = market value of stock (equity)K = cost of capital of the firmKU = cost of capital unleverage