manajemen kepala sekolah dalam ...repository.uinjambi.ac.id/768/1/mmp 1622635 herman.p...salmah,...

159
i MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KARIR GURU DI SMP NEGERI 2 KATEMAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister (S2) Dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam Oleh: Herman. P MMP. 1622635 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    i

    MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KARIR GURU DI SMP NEGERI 2 KATEMAN KABUPATEN

    INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

    Gelar Magister (S2) Dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

    Oleh:

    Herman. P MMP. 1622635

    PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    P A S C A S A R J A N A Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731 e-mail: [email protected]

    MOTTO

    ِّيَْبلَُوُكمْْ َْوَرفََعْبَعَْضُكْمْفَْوَقْبَْعٍضَْدَرٰجٍتْل ىَْجعَلَُكْمَْخٰلٰٓئ َفْاْْلَْرض وَْهَُوْالَّذ

    ْ﴿اْلنعامْ:١٦٥ يٌمٌۢ ح قَاب َْوإ نَّهُۥْلَغَفُوٌرْرَّ يُعْاْلع َْربََّكَْسر ف ىَْمآَْءاتَٰىُكْمْْۗإ نَّ

    Artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi

    dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)

    beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-

    Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya

    dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

    (Q.S. Al An’am: 165)1

    1 Tim Penerjemah Kementerian Agama RI, al-Quran Tajwid dan Terjemah (Bandung:

    Sygma, 2010), hal 150.

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan rasa syukur yang tiada terkira atas Rahmat dan Nikmat dari

    Allah Swt, maka tesis ini kupersembahkan untuk :

    Ayahku terhormat Abdurrahman dengan pengorbanan , perjuangan dan

    do’anya membesarkan penulis.

    Ibundaku termulia Hj. Salmah, yang tak pernah putus dalam kasih

    sayang dan senantiasa berdoa untuk penulis.

    Kedua mertua yang telah mencurahkan kasih dan sayang yang ikhlas

    H. Saat dan Hj. Rohani

    Istriku tercinta Nurlela Amd. Keb yang selalu memberikan motivasi dan

    semangat serta kasih sayang sehingga dapat terselesaikan tesis ini,

    Dan seluruh keluarga tersayang yang juga senantiasa mendoakan.

  • ix

    ABSTRAK

    Herman. P, Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengembangan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, Tesis, Manajemen Pendidikan Islam, Program Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen kepala sekolah yang diterapkan untuk mendukung pengembangan karir guru di sekolah.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Situasi sosial adalah SMP Negeri 2 Kateman. Subjek penelititan adalah kepala sekolah dan guru. Subjek diambil dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Pengecekan keabsahan data melalui perpanjangan pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi.

    Hasil penelitian terdiri dari tiga temuan. (1) Kendala manajemen kepala sekolah dalam pengembangan karir guru yakni pengembangan guru tidak dimasukkan ke dalam program visi dan misi sekolah, fungsi pengawasan belum terlaksana dengan baik karena tidak dilakukan pengawasan secara berkelanjutan, dan tidak adanya pembinaan secara intensif kepada guru. (2) Kepala sekolah telah menjalankan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan yang dilakukan secara rutin, pengorganisasian melalui pembagian tugas secara langsung, penggerakkan melalui sebuah komando. (3) Pengembangan karir guru belum mencapai kualifikasi yang memadai, tidak terdapat peningkatan jenjang karir selama lebih dari lima tahun, dan pelaksanaan karir guru sesuai dengan perilaku kompeten sebagaimana bidang keahlian. (4) upaya manajemen kepala sekolah dalam mendukung pengembangan karir guru yang diberikan dalam bentuk pelatihan dan penyediaan fasilitas sekolah yang digunakan guru secara bergantian.

    Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa manajemen kepala sekolah yang diimplementasikan belum mendukung pengembangan karir guru secara optimal karena masih lemahnya pengawasan dan pembinaan. Penelitian merekomendasikan kepada kepala sekolah untuk membangun sistem mentoring bagi kepengurusan pengembangan karir guru di sekolah.

    Kata Kunci: Manajemen, Pengembangan Karir, Kepala Sekolah, dan

    Guru

  • x

    ABSTRAK

    Herman. P, Principal Management in Career Development at SMP Negeri 2 Kateman, District of Indragiri Hilir Riau Province, Thesis, Islamic Education Management, Post-Graduate of Instutute for Islamic Studies Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018.

    This research is purposed to recognize how is principal

    management that implementated to support teacher career development of in school.

    This research used qualitative approach. The social situation was

    in SMP Negeri 2 Kateman. Research subjects were principal and teachers, taken by purposive sampling. Data collecting technique consisted of observation, interview, and documentation. The methods of analyzing data consisted of data collecting, data reduction, data display, and conclusion / verification. The methods of validity data were observation longing, trianggulation, and checking friend through discussion.

    The fingdings of this research include three parts. (1) The

    troubles of principal management in teacher career development are teacher development hasn’t included in school vision and mission, controlling function hasn’t implementated well due to principal did not supervise continously, and nothing intensive mentoring for teacher. (2) Principal has done management functions that consist of regularly plan, organizing by job description direcly, actuating by command. (3) teacher career development has not reached in good qualification, there is no improving in career stage in more than five years, and teacher career has run appropiate with kompetence behavior in same expert area. (4) The effort of principal management to support teacher career development that giving the training and equipping school facilitates for teacher by turns.

    Base on the elaboration above is concluded that principal management that implementated has not support teacher career development significant due to the low controlling and mentoring. The research recommends for principal to build mentoring system for managing teacher career development in school.

    Key Word: Management, Career Development, Principal, Teacher

  • xi

    KATA PENGANTAR

    Peneliti mengucapkan segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik

    dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan sebaik-

    baiknya guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister

    (S.2) pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, di

    Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Shalawat dan salam juga dikhaturkan kepada Nabi

    Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah

    membawa umat manusia dari kehidupan yang tidak berperadaban

    menuju kepada masyarakat yang penuh dengan semangat ilmu

    pengetahuan dan penuh dengan keadaban.

    Peneliti menyadari dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari

    bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, peneliti

    mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Hadri Hasan selaku Rektor UIN STS Jambi

    2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga MA selaku Direktur Pascasarjana

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, M. Pd dan Ibu Dr. Raudhoh, M. Pd.I selaku

    pembimbing I dan pembimbing II.

    4. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku wakil direktur Pascasarjana UIN STS Jambi.

    5. Bapak Kesbanglinmas Provinsi Jambi dan Kepala Dinas Bina Kesbang

    Provinsi Jambi yang telah memberikan izin penelitian.

    6. Kepala SMP Negeri 2 Kateman.

    7. Para Guru, staf SMP Negeri 2 Kateman

    8. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Pascasarjana UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    9. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi

    10. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi

  • xii

    11. Semua yang membantu yang tidak dapat peneliti sampaikan satu

    persatu.

    Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan tesis

    ini. Oleh sebab itu, saran dan tanggapan guna penyempurnaan tesis ini akan

    penulis terima. Semoga tesis ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.

    Akhirnya penulis ucapkan terimakasih.

    Jambi, 21 November 2018 Penulis,

    HERMAN. P NIM. MMP. 1622635

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i LEMBAR LOGO ..................................................................................... ii NOTA DINAS .......................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... v HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii ABSTRAK .............................................................................................. ix ABSTRACT ............................................................................................ x KATA PENGANTAR ............................................................................... xi DAFTAR ISI. ........................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .............................................................................. .xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 12 C. Fokus Penelitian ....................................................................... 12 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 13

    BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

    A. Landasan Teori ......................................................................... 14 1. Manajemen Kepala Sekolah ................................................. 14 2. Pengembangan Karir Guru…………................................. .... 26

    B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 37

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian .............................................................. 40 B. Situasi Sosial dan Subyek Penelitian ........................................ 42 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 43 D. Teknik Pengumpulan Data...................................... .................. 45 E. Teknik Analisis Data ................................................................. 49 F. Uji Keterpercayaan Data ........................................ .................. 51 G. Pelaksanaan dan Waktu Penelitian............................... ............ 56

    BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN DAN ANALISIS HASIL

    PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 2 Kateman

    1. Sejarah Singkat .................................................................... 57 2. Letak Geografis .................................................................... 60 3. Struktur Organisasi ............................................................... 60 4. Tenaga Pendidik .................................................................. 64

  • xiv

    5. Peserta Didik ........................................................................ 67 6. Sarana dan Prasarana ......................................................... 69

    B. Temuan Penelitian 1. Kendala Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan

    Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ................................... 71 2. Manajemen Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Kateman ....... 73 3. Pengembangan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ......... 79 4. Upaya Manajemen Kepala Sekolah dalam mengembangkan

    Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ................................... 83 C. Analisis Penelitian

    1. Kendala Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ................................... 85

    2. Manajemen Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Kateman ....... 88 3. Pengembangan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ......... 96 4. Upaya Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan

    Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman………………………..109

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................. 118 B. Implikasi ................................................................................. 119 C. Rekomendasi.......................................................................... 123 D. Penutup .................................................................................. 125

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 126 LAMPIRAN CURRICULUM VITAE

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan

    khusus, jabatan dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan

    dengan masa kehidupan kerja seorang individu. Istilah yang dikedepankan

    dalam pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang. Jika

    seseorang beraktivitas atau menduduki suatu posisi dalam suatu lingkungan

    sosial, sementara untuk melakukan hal itu ia harus memiliki kecakapan

    khusus, mengerjakan tugas-tugas tertentu dan menjabat, makabisa

    dikatakan bahwa orang tersebut berkarir. Demikian juga, jika seseorang

    dalam suatu rentang masa bekerja untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan

    diri dan keluarganya, maka dikatakan bahwa orang tersebut memiliki karir.

    Untuk menjadi guru yang profesional sehingga dapat meningkatkan

    karir, guru perlu memiliki kompetensi pedagogik yaitu, kemampuan pendidik

    menciptakan suasana dari pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan

    peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disiapkan (1) memiliki

    pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (2) memiliki pemahaman

    terhadap peserta didik; (3) mampu mengembangkan kurikulum atau silabus;

    (4) mampu menyusun rancangan pembelajaran; (5) melaksanakan

    pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) melakukan evaluasi hasil

    belajar dengan prosedur yang benar; (7) mampu mengembangkan potensi

    peserta didik untuk mengaktualkan berbagai potensi yang dimilikinya.2

    Kinerja guru untuk meningkatkan karir adalah dengan perilaku nyata

    yang ditampilkan oleh guru sebagai prestasi kerja berdasarkan standar yang

    ditetapkan dan sesuai dengan perannya di sekolah. Peran guru yang

    dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran.

    Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan

    2 Syaiful Sagata, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

    Alfabeta, 2009), hal 158-159,

  • 2

    pada umumnya, karena guru2 memegang peranan dalam proses

    pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses

    pendidikan secara keseluruhan. Guru merupakan perencana, pelaksana

    sekaligus sebagai evaluator pembelajaran di kelas.

    Pengembangan karir merujuk pada proses pengembangan keyakinan

    dan nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan

    pengetahuan tentang dunia kerja sepanjang hayat. Sehingga dengan

    pengertian ini, pengembangan karir tidak hanya mencakup rentang usia kerja

    produktif seseorang, melainkan lebih luas lagi, yakni sepanjang hayat

    seseorang. Pengembangan karir ini meliputi pengembangan keyakinan dan

    nilai seseorang berkenaan dengan dunia kerjanya, yakni orang tersebut

    harus meyakini ’kebenaran’ dari apa yang ia lakukan (pekerjaan) untuk

    kehidupannya itu dan menerapkan nilai-nilai yang mendorong kemajuan

    kehidupannya, misalnya: kerajinan, keuletan, kejujuran, pantang menyerah

    dan hemat. Penyesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti

    juga merupakan upaya pengembangan karir yang sedikit banyak

    mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja seseorang.

    Fenomena di lembaga pendidikan saat ini adalah banyak guru-guru

    yang sudah mengabdikan diri pada sebuah sekolah dan berlangsung sudah

    cukup lama, tetapi belum mengalami peningkatan, baik dari tingkat jenjang

    pendidikan maupun dari kondisi pengetahuan. Perubahan pada diri guru

    sangat dibutuhkan, mengingat begitu pesat perubahan kebutuhan pendidikan

    yang bahkan menggeser paradigma-paradigma lama yang sudah tidak

    sesuai untuk diterapkan kembali.

    Salah satunya, jika dulu pendidik dipandang sebagai sumber informasi

    utama, maka pada saat sekarang ini pandangan seperti itu perlu disingkirkan.

    Sumber-sumber informasi pada abad ini telah menimbulkan kelebihan

    informasi bagi setiap manusia di muka bumi ini. Informasi yang tersedia jauh

    lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan peninjauan

    kembali terhadap peningkatan pengetahuan dan kualifikasi guru. Karena

  • 3

    tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja guru akan memberikan

    kontribusi bagi peningkatan karir guru.

    Pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan

    saat ini dan memiliki fokus lebih pada jangka panjang. Pengembangan

    mempersiapkan karyawan untuk tetap sejalan dengan perubahan dan

    pertumbuhan organisasi. Aktivitas pengembangan dan pelatihan memiliki

    potensi untuk menyelaraskan para karyawan dengan strategi organisasi.

    Beberapa manfaat pengembangan seperti kepuasan karyawan,

    meningkatnya semangat, tingkat retensi yang lebih tinggi, turnover yang lebih

    rendah, dan hasil akhir yang lebih baik.3

    Pengembangan diri bagi seorang guru menjadi hal yang krusial. Dimana

    guru merupakan sumber daya aparatur negara yang memiliki tugas

    menyelenggarakan tugas-tugas pendidikan dan memberikan pelayanan

    untuk memenuhi kebutuhan publik atau masyarakat secara profesional dan

    berkualitas. Dalam mewujudkan pelaksanaaan pelayanan pendidikan akan

    ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain adalah faktor profesionalisme

    guru sebagai petugas pendidikan, sedangkan untuk mendapatkan guru yang

    professional diperlukan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan

    tuntutan organisasi pendidikan. Di dalam pengembangan karir inilah terjadi

    proses peningkatan kemampuan guru dalam menjalankan tugas secara

    profesional untuk mencapai karir yang diinginkan.

    Salah satu aktivitas organisasi untuk memajukan kemampuan

    pegawainya adalah pengembangan karier pegawai. Pengembangan karier

    pegawai dilakukan berdasarkan dimensi kualifikasi, dimensi kompetensi,

    dimensi penilaian kinerja, dan dimensi kebutuhan instansi pemerintah untuk

    masa kini dan masa yang akan datang, dengan dilaksanakan secara

    berencana dan berkelanjutan, adil dan transparan dan terintegrasi dengan

    3R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerjemah Bayu Airlangga

    (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 211.

  • 4

    kegiatan SDM Aparatur lainnya.4

    Adapun indikator peningkatan karir dalam penelitian ini adalah meliputi

    peningkatan kemampuan guru dalam pelaksanaan tugasnya, tingkat

    kepuasan guru, kepedulian atasan terhadap guru, serta perubahan sikap dan

    perilaku guru dalam menjalankan tugasnya.

    Sedangkan Grandtheory pengembangan karir sebagaimana yang

    dikemukakan Mary Ann Bopp bahwa pegawai harus memutuskan keinginan

    karir mereka dan masuk ke dalam konteks kerjasama antara pegawai,

    organisasi dan pimpinan. Pegawai harus mencapai kinerja tertentu, dan

    organisasi bertanggungjawab memastikan lingkungan yang tepat dan

    peluang pengembangan karir, sehingga pegawai dapat meningkatkan

    kemampuan mereka. Pimpinan perlu memastikan harapan karir pegawai dan

    membantu mereka mencapai tujuan karir.5

    Pengembangan karir guru diatur dalam Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 32 yaitu:

    1. Ayat (1) Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan

    pengembangan profesi dan karir.

    2. Ayat (4) Pembinaan dan pengembangan karir guru sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) meliputi: penugasan, kenaikan pangkat, dan

    promosi.6

    Beberapa hal dalam proses pengembangan perlu dilakukan

    manajemen aparatur sipil negara atau PNS dijelaskan Undang-Undang

    Nomor 5 tahun 2014, yang meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,

    pengadaan, pangkat, dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi,

    4 Linda Felecia Rostanti dkk, Analisis Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil

    Berdasarkan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara di

    Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah (Universitas Diponegoro, 2016), hal. 2

    5 Bopp, Mary Ann, et.al, Agile Career Development: Lessons and Approaches from IBM

    (Boston: Pearson Education Inc, 2010), hal. 55.

    6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, hal.

    15.

  • 5

    mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,

    pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlidungan.

    Pengembangan karir guru akan erat kaitannya dengan prestasi guru

    pada sebuah lembaga pendidikan. Sebuah pembentukan kesadaran akan

    tugas yang telah dibebankan akan mempengaruhi aktivitas guru di sekolah.

    Guru dalam meningkatkan karir harus berusaha mengelola kemampuannya

    dan berjalan seiring dengan tujuan lembaga pendidikan. Oleh karena itu,

    pengembangan karir guru harus direncanakan baik oleh guru sendiri maupun

    pimpinan. Dengan adanya perencanaan karier yang baik dalam rangka

    mengembangkan karier guru, maka guru dan juga pimpinan akan dapat

    membuat strategi, apasaja yang harus dilakukan oleh pihak manajemen

    untuk meraih posisi atau jenjang tertentu. Pengembangan karier mempunyai

    berbagai manfaat karier jangka panjang yang akan membantu pegawai untuk

    menjalankan tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Para

    guru sebagai salah satu unsur manajemen sumber daya manusia yang

    penting bagi lembaga pendidikan, harus dilatih dan dikembangkan di bidang

    tertentu untuk mengurangi dan menghilangkan kebiasaan kerja yang tidak

    profesional serta untuk mempelajari ketrampilan baru yang akan

    meningkatkan hasil kerja dan prestasi guru.

    Usaha pejabat pemerintah dalam mengembangkan sumber daya

    manusia dalam organisasi govermental memiliki peranan penting dalam

    menentukan pencapaian tujuan pembangunan pada umumnya, khususnya

    sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan sosial dan memberikan

    pelayanan publik terbaik. Untuk melakukan hal ini, tentunya perlu

    meningkatkan kualitas aparat pemerintah sehingga mereka dapat melakukan

    tugas mereka sebaik-baiknya untuk mempercepat pencapaian tujuan. Oleh

    karena itu, aparat pemerintah harus memiliki beberapa karakteristik seperti

    keahlian tinggi dan keterampilan, pengetahuan yang luas, bakat dan potensi

    yang baik, kepribadian yang baik, motivasi, moral dan etos kerja. Untuk

    mencapai karakteristik tersebut, pejabat pemerintah harus mengembangkan

    potensi mereka dengan berpartisipasi dalam program pendidikan dan

  • 6

    pelatihan yang berkaitan dengan bidang keahlian mereka. Sistem penilaian

    kerja yang berkaitan dengan pengembangan karir bagi guru harus

    disiapkan.7

    Kepala sekolah perlu mengawasi perkembangan guru agar mereka

    dapat menggunakan waktu untuk melaksanakan kewajibannya sesuai

    kesempatan yang dimilikinya. Dan kepala sekolah mengawasi bagaimana

    perkembangan karir para guru selama mengajar di sekolah tersebut.

    Komunikasi guru dan kepala sekolah merupakan bagian penting dalam

    peningkatan karir guru ke depan.

    Dalam dunia pendidikan, komunikasi yang efektif berarti guru mengerti

    dengan tanggung jawab dalam proses menyampaikan pemikiran,

    penjelasan, ide, pandangan dan informasi. Hal inilah yang dibangun pada

    pendidikan modern saat ini. Modern education is one among several projects

    launched by the modernizing states.8 Pendidikan modern adalah salah satu

    dari upaya yang diluncurkan oleh negara maju untuk membangun sumber

    daya manusia yang kompetitif.

    Peningkatan karir guru tidak terlepas dari bagaimana manajemen

    sebuah lembaga pendidikan difungsikan. Peningkatan karir guru berkaitan

    erat dengan peluang yang disediakan oleh organisasi dan hubungan guru

    dengan pimpinan. Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolah sehingga

    kepala sekolah memiliki wewenang untuk mendorong dan memberikan

    kesempatan kepada para guru melakukan peningkatan karir mereka.

    Untuk mewujudkan tujuan karir yang diharapkan maka harus adanya

    manajemen kepala sekolah yang baik dan efektif yaitu kepemimpinan kepala

    sekolah yang efektif yaitu kepala sekolah harus memiliki kemampuan

    memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga

    7 M. Harlie, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja

    Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan

    (Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 10, Nomor 4, 2012), hal. 860.

    8Joseph Zajda, The Politics of Education Reforms, (London : Spinger, 2010), hal. 22.

  • 7

    sekolah lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,

    lancar dan produktif. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat

    waktu dan tepat sasaran, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan

    masyrakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka

    mewujudkan visi an misi sekolah serta tujuan pendidikan. Mampu

    menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan

    pendidik, dapat bekerja secara kolaboratif serta mewujudkan tujuan sekolah

    secara efektif, efesien, produktif dan akuntabel sesuai dengan ketentuan

    yang telah ditetapkan.

    Tugas kepala sekolah mengatur jalannya sekolah dan dapat

    bekerjasama dan berhubungan erat dengan masyarakat. Kepala sekolah

    wajib membangkitkan semangat staf guru-guru dan pegawai sekolah untuk

    bekerja dengan baik, membangun visi dan misi, kesejahteraan, hubungan

    dengan pegawai sekolah dan siswa, mengembangkan kurikulum. Salah satu

    tugas kepala sekolah adalah sebagai pembina dan pembimbing guru agar

    bekerja dengan betul dalam proses pembelajaran siswanya.

    Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang harus mampu

    menciptakan sebuah visi untuk lembaga dan menggerakkan staf maupun

    peserta didik merealisasikan visi tersebut. Leithwood dan Jantzi

    mengemukakan peran pemimpin bahwa “Developing and maintaining shared

    norms and expectations with students, staff, and families in the school”.9

    Peran pemimpin pendidikan yaitu mengembangkan dan mempertahankan

    aturan dan harapan dengan peserta didik, staf, dan warga sekolah bersama-

    sama.

    James menjelaskan harapan mengenai pemimpin yang baik, bahwa

    we expected that good-to-great leaders would begin by setting a new vision

    9 Linda Darling-Hammond, Preparing Principals for a Changing World : Lessons From

    Effective School Leadership Programs, (United Stated: Jossey-Bass, 2010), hal. 14.

  • 8

    and strategy.10 Sebuah studi mengharapkan bahwa pemimpin yang baik

    dan hebat akan mulai dengan mengatur visi dan strategi baru. Kepala

    sekolah bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengendalian kegiatan

    yang dilakukan oleh pegawai dan mengamati mereka secara berkala,

    demikian pula tanggungjawab kepala sekolah terhadap semua lini lembaga

    pendidikan.

    Kutipan diatas ini mengkolaborasikan Firman Allah:

    ۟اْأَٰمٰنت ُكْمَْوأَنتُْمْتَْعلَُمونَْ: ُسوَلَْوتَُخونُوٰٓ يَنَْءاَمنُو۟اََْلْتَُخونُو۟اْهللاََْوالرَّ ٰيٰٓأَيَُّهاْالَّذ

    Artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al-Anfaal : 27)11

    Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas

    memimpin suatu sekolah, tempat diselenggaranya proses belajar mengajar

    atau tempat terjadinya interaksi antar guru yang memberi pelajaran dan murid

    menerima pelajaran. Kata memimpin dari rumusan tersebut mengandung

    makna luas yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada

    pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Husaini Usman menyatakan bahwa

    kepala sekolah sebagai manager dituntut mengorganisir seluruh sumber

    daya sekolah menggunakan prinsip team work yang mengandung pengertian

    adanya rasa kebersamaan (Together), pandai merasakan (Empathy), saling

    membantu (Asist), saling penuh kedewasaan (Maturity), saling mematuhi

    (Willingness), saling teratur (Organization), saling menghormati (Respect),

    dan saling berbaik hati (Kindness). Kepemimpinan kepala sekolah yang baik

    harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program

    10 James H. Stronge, et.al, Qualities of Effective Principals, (USA: Association for Supervision

    and Curriculum Development, 2008), hal. 37.

    11Departemen Agama R.I, Al Qur’an dan Terjemahannya.

  • 9

    pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala

    sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat dan kemampuan serta

    keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.12

    Sekolah merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik.

    Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat

    dimensi yang satu sama yang lain saling berkaitan dan saling menentukan.

    Sedang bersifat unik karena sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana

    terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan

    kehidupan manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebut,

    sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.

    Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dalam

    Wahjosumidjo. Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui

    tugas-tugas dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah.13

    Tingkat kemajuan sekolah sangat dtientukan oleh sejauh mana tingkat

    kemampuan kepemimpinan kepala sekolah di dalam meningkatkan prestasi

    guru dan siswa. Keberhasilan sekolah ditunjukan dengan kinerja kepala

    sekolah. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus memahami dan

    mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan perubahan sekolah

    melalui manajemen kepala sekolah sehingga sekolah yang dipimpinnya

    menjadi lebih efektif.

    Indikator mengenai manajemen kepala sekolah sebagai pedoman

    dalam penelitian awal, diambil menurut Douglas yang dikutip oleh Daryanto

    yaitu: memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan

    mekanisme kerja, mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab,

    12 Euis Karwati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang

    Bermutu (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 37-38.

    13 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.

    (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hal. 37.

  • 10

    memberikan tanggung jawab pada personil sekolah sesuai dengan sifat dan

    kemampuannya.14

    Grandtheory mengenai manajemen kepala sekolah yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah menurut Griffin, sebagaimana yang dikutip Danim,

    mendefinisikan bahwa manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,

    pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya

    manusia untuk mencapai sasaran (goal) secara efektif dan efesien.15

    Berdasarkan pemaparan grandtheory serta indikator peningkatan karir

    guru dan manajemen kepala sekolah yang dijadikan sebagai landasan

    berpikir, maka peneliti melakukan pengamatan awal di lapangan. Dan

    ditemukan bahwa:

    Grandtour penelitian pertama, terdapat beberapa guru SMP Negeri 2

    Kateman yang masih mengalami kendala dalam meningkatkan karir mereka.

    Hal ini terindikasi dari adanya guru yang belum mencapai kualifikasi

    pendidikan minimal. Hal ini terlihat dari adanya guru yang belum mencapai

    pendidikan pada perguruan tinggi. Dan terdapat guru yang sudah memiliki

    masa mengajar lama tetapi belum mengalami suatu peningkatan. Kedua,

    berdasarkan hasil pengamatan maka ditemukan bahwa masih kurangnya

    koordinasi aktif antara kepala sekolah dengan guru SMP Negeri 2 Kateman

    dan kurangnya dorongan dari kepala sekolah kepada guru untuk mengelola

    karir secara berkelanjutan. Kurangnya koordinasi antara pimpinan dengan

    guru menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pengembangan karir guru

    berjalan lambat. Kepala sekolah kurang memiliki upaya yang inovatif dan

    motivatif dalam menggerakkan para guru untuk melaksanakan

    pengembangan karir..16

    14 Daryanto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Yogyakarta: Gava Media, 2013), hal.3

    15 Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan KepemimpinanTransformasional Kepala

    Sekolahan, (Jakarta: Reneka Cipta, 2009), hal 2

    16 Observasi, Oktober 2017.

  • 11

    Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kateman sebagai

    pertimbangan bahwa untuk melihat perkembangan karir guru maka jenjang

    atau jabatan guru menjadi bagian dari pengembangan karir. Dalam

    pengamatan sementara permasalahan yang dialami guru dalam peningkatan

    karir bahwa masih lambat dan belum terkoordinir dengan baik oleh kepala

    sekolah.

    Fenomena kurangya pengembangan karir para guru hampir dapat

    ditemukan di mana-mana, baik karena kelemehan dari diri sendiri dalam

    melakukan pengembangan maupun karena salah sasaran sehingga tidak

    mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Hal serupa

    dapat terjadi pada setiap pegawai pada umumnya. Oleh karenanya,

    diperlukan sebuah usaha manajerial dari seorang pimpinan yang

    memungkinkan dijalankannya kinerja dengan baik, efisiean dan tepat

    sasaran. Melalui sebuah manajemen, seorang kepala sekolah

    bertanggungjawab sepenuhnya untuk mengendalikan prestasi kerja guru

    agar senantiasa terarah dan berdaya guna. Kurangnya intervensi manajerial

    dari kepala sekolah berkemungkinan besar akan menyebabkan lemahnya

    pengembangan diri serta kinerja dari para guru itu sendiri.

    Lemahnya kepemimpinan kepala sekolah berimbas pada tidak

    terlaksananya fungsi-fungsi manajerial yang dapat menjamin bagi

    pengembangan karir para guru. Hasil wawancara penulis dengan para guru

    menunjukkan bahwa sosok kepala sekolah cendrung pasif, kurang inovatif

    dan hanya berjalan apa adanya, dan kurang komunikatif.17 Kepemimpinan

    kepala sekolah sangat mempengaruhi perilaku anggota suatu lembaga

    pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah itu sendiri, agar bersedia bekerja

    sama guna mencapai tujuan pendidikan telah ditetapkan. Oleh karenanya,

    pendekatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah mendorong

    dan mengarahkan seluruh guru agar menciptakan pengembangan karir yang

    baik. Namun hal tersebut tidak dilakukan. Sebagai akibat dari lemahnya

    17 Wawancara, Oktober 2017.

  • 12

    kepemimpinan dan tidak berjalannya fungsi-fungsi manajerial kepala

    sekolah, pengembangan karir guru tidak menunjukkan suatu prestasi yang

    memuaskan.

    Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

    “Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengembangan Karir Guru di SMP

    Negeri 2 Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka peneliti

    membentuk grand question yaitu manajemen kepala sekolah belum dapat

    mengembangkan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman secara optimal.

    Kemudian merujuk grand question, maka rumusan masalah penelitian

    diuraikan sebagai berikut:

    5. Mengapa manajemen kepala sekolah belum berjalan dalam

    pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman?

    6. Bagaimana manajemen kepala sekolah di SMP Negeri 2 Kateman?

    7. Bagaimana pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman?

    8. Bagaimana upaya manajemen kepala sekolah dalam mengembangkan

    karir guru di SMP Negeri 2 Kateman?

    C. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan tidak

    mengalami bias. Adapun fokus penelitian yaitu terletak pada pembahasan

    mengenai manajemen yang dijalankan oleh kepala sekolah dan

    pengembangan karir guru. Manajemen kepala sekolah mencakup unsur-

    unsur manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

    dan pengawasan. Pengembangan karir guru akan mencakup jenjang karir,

    jabatan guru, dan peluang karir. Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 2

    Kateman sebagai salah satu tempat yang strategis.

  • 13

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui kendala manajemen kepala sekolah dalam

    pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman

    b. Untuk mengetahui manajemen kepala sekolah di SMP Negeri 2

    Kateman.

    c. Untuk mengetahui pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman.

    d. Untuk mengetahui upaya manajemen kepala sekolah dalam

    pengembangan guru di SMP Negeri 2 Kateman.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Hasil penelitian dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk melakukan

    perbaikan terhadap bidang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

    dalam pengembangan karir.

    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak

    kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 2 Kateman dalam meningkatkan

    karir guru melalui manajemen kepala sekolah yang profesional.

    c. Penelitian ini bermanfaat untuk menyelesaikan studi S2 di UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi

    bahan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah khasanah

    akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu

  • 14

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

    A. Landasan Teori

    1. Manajemen Kepala Sekolah

    Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang

    melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah

    tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen

    adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing (pengelolaan),

    sedang pelaksananya disebut manager atau pengelola.18

    Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan adalah ilmu seni

    mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

    lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Manajemen menurut G.R Terry adalah suatu proses yang khas yang terdiri

    dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

    pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

    sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

    dan sumber-sumber lainnya. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel,

    manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui

    kegiatan orang lain.19 Sedangkan manajemen pendidikan merupakan proses

    manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan

    segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif.20

    Menurut Mary Parker Follet dalam Nanang Fattah, manajemen

    sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen

    mencapai tujuan dari organisasi dengan cara mengatur orang lain.

    Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur yaitu pandangan,

    18 George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara),

    2012, hal. 1.

    19Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara,

    2009), hal. 2-3.

    20Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

    Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 87.

  • 15

    pengetahuan teknis dan komunikasi yang perlu dikembangkan sebagai

    keterampilan.21

    Henri Fayol, yang dikutip Hikmat, ia menjabarkan fungsi manajemen

    yang terdiri dari perencanaan, (planning), pengorganisasian (organizing),

    mengelolaan staf (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian

    (coordinating), pelaporan (reporting), dan penganggaran (budgeting).22

    Fungsi manajemen pada prinsipnya dimulai dari perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan, dan penilaian terhadap semua program kerja

    sekolah dengan mengeliminasi pemborosan (efisien) dan memaksimalkan

    sumber daya yang tersedia meningkatkan pencapaian (keefektifan).23

    Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya

    yang ada mempunyai empat fungsi yaitu perencanaan, peng-organisasian,

    penggerakan, dan pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Terry

    bahwa bahwa fungsi manajemen mencakup kegiatan perencanaan,

    pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk

    mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya

    manusia dan sumber daya lainnya. Tugas dan tanggung jawab kepala

    sekolah adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

    mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan

    sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar, administrasi kantor,

    administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan,

    administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, dan administrasi

    hubungan masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan

    organisasional, kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tugas dan

    tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,

    21 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),

    hal. 3.

    22 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 30

    23Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung :

    Alfabeta, 2011), hal. 56.

  • 16

    penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh sumber daya yang ada dan

    kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.24

    Adapun sintesis dari pemapararan teori manajemen kepala sekolah di

    atas adalah proses pengembangan kegiatan kerja sama kepala sekolah

    dengan seluruh personil sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang

    telah ditetapkan.

    Pearce menyatakan, Good management brings a degree of order and

    consistency to key dimensions like the quality and profitability of products.25

    Manajemen yang baik memberikan tingkat konsistensi untuk menjamin

    produk yang berkualitas dan menguntungkan. Implementasi manajemen

    yang efektif bagi sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil

    dalam bidangnya dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja

    yang lebih produktif, efektivitas kinerja, dan efisiensi sistem.

    Unsur manajemen terdiri dari: man, money, methode, machines,

    materials, dan market yang disingkat dengan 6 M. Menurut Oemar Hamalik,

    manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan

    usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,

    menggunakan metode yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang

    ditentukan sebelumnya.26

    Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas

    mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka. Kepala

    sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat

    diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah

    lembaga.27 Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang

    dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran

    24 Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara.

    20015), hal. 14. 25John A. Pearce, Strategic Management, (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2008), hal. 359.

    26Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2010), hal. 16.

    27 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta : Kalam Mulia, 2013), hal. 409.

  • 17

    sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan

    bertahap.28

    Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah

    sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator,

    supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM).29 Menurut James H.

    Stronge, komponen utama dari tanggung jawab manajemen organisasi

    kepala sekolah, meliputi:

    - Koordinasi keamanan, operasi harian, dan pemeliharaan fasilitas.

    - Menggunakan data dalam manajemen organisasi.

    - Mencari dan mengalokasikan sumber daya fiskal.

    Mengatur dan mengelola sumber daya teknologi. 30

    Dalam menjalankan fungsi sebagai manajer kepala sekolah perlu

    berpedoman pada prinsip-prinsip penyelenggaraan manajemen

    sekolah antara lain:

    a. Perencanaan secara jelas, sederhana, fleksibel dan seimbang

    b. Organisasi tegas dan memiliki asas-asas: adanya kesatuan komando,

    adanya pengawasan yang terus menerus, adanya pembagian tanggung

    jawab yang seimbang, adanya pembagian tugas yang logis dengan

    memperhatikan usia, masa kerja, pangkat, dan kemampuan

    c. Staffing secara tepat, the right man on the right place

    d. Pengarahan secara terus menerus oleh setiap unsur pimpinan kepada

    bawahan

    e. Koordinasi yang menimbulkan suasana kerja dan kerja sama secara

    harmonis

    28Minnah El Widdah dkk, Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah,

    (Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 97.

    29 E. Mulyasa, Manjadi Kepala sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),

    hal 97-98

    30 James H. Stronge, Qualities of Effective Principals (USA: Association for Supervision

    and Curriculum Development, 2008), hal. 89-90.

  • 18

    f. Pengawasan secara cermat sehingga terhindar dari penyimpangan-

    penyimpangan kegiatan

    g. Pelaporan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara dan

    mengembangkan hal-hal yang baik

    h. Pembiayaan yang hemat, merata, dan dapat dipertanggungjawabkan

    i. Pelaksanaannya berlangsung secara tertib, lengkap, tepat, dan cepat

    sehingga siap dipakai

    j. Peka terhadap pembaharuan agar dapat melayani proses pembaharuan

    pendidikan.31

    Berikut ini akan dijelaskaan mengenai fungsi dan tujuan manajemen

    kepala sekolah yaitu:

    a. Fungsi Manajemen Kepala Sekolah

    Manajemen kepala sekolah adalah melaksanakan suatu proses untuk

    mencapai tujuan-tujuan organisasi (sekolah) dengan cara melakukan

    kegiatan dari empat fungsi utama yaitu: merencanakan (planning),

    mengorganisasi (organizing), memimpin (leading) dan mengendalikan

    (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang

    berkesinambungan.32

    Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus

    memahami langkah-langkah pokok manajemen. Peran pemimpin sebagai

    model merupakan perpaduan antara karakter dan kompetensi. Peran

    pemimpin di sekolah membawa serta harapan dalam setiap pekerjaannya.33

    Langkah-langkah pokok manajemen adalah tugas pokok yang harus

    dikerjakan oleh pemimpin terdiri dari merencanakan (to plan),

    31Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 184.

    32 Muhammad Rohman dan sofan Amri, Manajemen Pendidikan Analisis dan Sulusi

    Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran Yang Efektif (Jakarta : PT.

    Prestasi Pustakarya, 2012), hal, 24.

    33Veithzal Rivai, Education Management, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), hal. 745.

  • 19

    mengorganisasikan (to organize), menempatkan (staffing), menggerakkan

    (to command), mengarahkan (to direct), dan mengendalikan (to control).

    Fungsi manajemen kepala sekolah dijabarkan sebagai berikut:

    1) Fungsi perencanaan (planning)

    Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-

    kegiatan atau program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

    Perencanaan meliputi kegiatan apa yang akan dicapai, bagaimana

    mencapai, berapa lama waktu, berapa personel yang dibutuhkan, dan

    berapa banyak biayanya.

    Planning-goal setting, this aspect of an organization's performance has

    to do with behaviour that reflects the extent of its ability to set goals and

    objectives and systematically plan for the future.34 Pengaturan tujuan

    perencanaan, ini merupakan aspek dari kinerja organisasi yang harus

    dilakukan dengan perilaku yang mencerminkan sejauh mana

    kemampuannya untuk menetapkan tujuan dan sasaran dan rencana yang

    sistematis bagi masa depan.

    Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a) Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai

    b) Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan

    dilakukan

    c) Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan

    d) Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan

    e) Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan

    bagaiaman pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan35

    Syarat-syarat dalam menyusun perencanaan yang perlu diperhatikan

    adalah:

    34 J.S. Pounder, Public accountability in Hong Kong higher education: Human resource

    management implications of assessing organizational effectiveness (United Kingdom:

    Emerald Group Publishing, ISSN: 09513558, 2014), hal.465.

    35 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2010), hal. 15.

  • 20

    a) Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.

    b) Bersifat sederhana, realistis, praktis.

    c) Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian

    tindakan sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.

    d) Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan

    serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu.

    e) Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan

    digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.

    f) Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya, dan waktu serta

    kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia

    dengan sebaik-baiknya.

    g) Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi

    pelaksanaan.36

    Kegiatan perencanaan mengandung beberapa unsur, sebagai berikut:

    a. Pengumpulan informasi secara reguler, untuk pembuatan assessment

    b. Pembuatan perkiraaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan yang tersedia

    c. Membuat analisis identifikasi adanya ketidakseimbangan antara tenaga

    kerja yang dibutuhkan dan tersedia

    d. Identifikasi berbagai alternatif pemecahan masalah ketidakseimbangan

    antara tenaga kerja yang dibutuhkan dan tersedia

    e. Adanya integrasi dari rencana tersebut dengan rencana pembangunan

    untuk perencanaan tenaga kerja makro dan perencanaan perusahaan

    (corporate planning) untuk perencanaan tenaga kerja mikro

    f. Hal-hal tersebut dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu37

    2) Fungsi pengorganisasian (organizing)

    Fungsi pengorganisasian perlu diciptakan untuk mewujudkan struktur

    organisasi sekolah yang efektif dan efisien, uraian tugas tiap bidang di

    36 Ibid.

    37Suryosubroto, Op.Cit., hal 184-185.

  • 21

    sekolah, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, serta penentuan

    sumber daya manusia dan sumber daya yang dibutuhkan.38

    Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada

    orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Pengorganisasian

    menentukan orang yang akan melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip

    pengorganisasian.

    Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengorganisasian sekolah antara

    lain mencakup:

    1) Menetapkan tugas yang harus dikerjakan

    2) Siapa yang mengerjakan

    3) Bagaimana tugas itu dikelompokkan

    4) Siapa melapor ke siapa

    5) Di mana keputusan itu harus diambil

    Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah

    bahwa pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab, hendaknya

    disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan, dan

    kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas

    tersebut.

    Fungsi organisasi dapat diartikan bermacam-macam:

    a) Organisasi dapat diartikan sebagai memberi struktur, terutama dalam

    penyusunan/penempatan personel, pekerjaan/pekerjaan, material, dan

    pikiran-pikiran di dalam struktur.

    b) Organisasi dapat pula ditafsirkan sebagai menetapkan hubungan antara

    orang-orang. Kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab

    masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju

    pada tercapainya tujuan-tujuan atau maksud-maksud kegiatan

    pendidikan atau pengajaran.

    38Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah

    “Membangun Sekolah Yang Bermutu (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 144.

  • 22

    c) Organisasi sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha untuk

    menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.39

    Organisasi ialah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk

    hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai

    maksud-maksud dan tujuan pendidikan.40

    3) Fungsi penggerakan (actuating)

    Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting dalam

    menggerakkan personel sekolah melaksanakan program kerjanya.

    Menggerakkan adalah tugas pemimpin dengan memberikan rangsangan

    kepada anggota untuk bekerja dengan antusias.

    Cara terbaik untuk menggerakkan para anggota organisasi adalah

    dengan cara pemberian komando dan tanggung jawab utama para

    bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang diberikan. Penggerakan

    merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin kepada para

    bawahannya dengan jalan mengarahkan dan memberikan petunjuk agar

    mereka mau melaksanakan tugasnya dengan baik menuju tercapainya

    tujuan yang telah ditentukan bersama.41

    Fungsi penggerakan merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan-

    kegiatan perencanaan dan pengorganisasian. Penekanan dari fungsi

    penggerakan proyek adalah penciptaan kerja sama antara anggota

    kelompok serta peningkatan semangat kerja keseluruhan anggota untuk

    tercapainya tujuan organisasi. Kegiatan pengarahan dan bimbingan

    sebagai perwujudan fungsi penggerakan dalam manajemen memerlukan

    penciptaan dan pengembangan komuniksi secara efektif dan efisien.42

    39 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hal. 17.

    40 Ibid.

    41 Kompri, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 24.

    42 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan

    Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 56.

  • 23

    Oleh karena itu ilmu komunikasi ditempatkan sebagai bagian dari

    fungsi penggerakan. Tujuan komunikasi di lingkungan sebuah organisasi

    adalah untuk mempengaruhi tingkah laku penerima informasi, yang

    dinyatakan dengan merubah kegiatan atau tindakannya dari yang tidak

    mendukung dan tidak ikut serta menjadi mendukung dan ikut serta dalam

    usaha memajukan dan mengembangkan organisasi, agar tujuannya

    tercapai secara efektif dan efisien. Pelaksanaan atau penggerakan

    dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan

    melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk

    tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau

    satuan kerja yang dibentuk.43

    Pada aspek penggerakan yang menjadi titik fokus adalah faktor

    kepemimpinan sebagai penggerak komponen organisasi, terutama

    mengikat para komponen organisasi agar bersedia menyumbangkan

    tenaganya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.44

    4) Fungsi pengawasan (controling)

    Controling atau pengawasan adalah proses pengawasan kinerja

    sebuah organisasi. Caranya dengan mengevaluasi rencana awal dan

    kenyataan yang terjadi. Kalau ditemukan masalah, langkah perbaikan bisa

    dilakukan dengan cepat dan tepat.45 Proses evaluasi kinerja dapat

    dilakukan melalui monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program.

    Pengukuran kinerja dilakukan melalui tahapan pengumpulan data,

    pengukuran, dan penetapan tingkat kinerja.46

    43 Ibid., hal 57.

    44 Sukarji, Manajemen dalam Pendidikan Islam (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hal.

    95.

    45 Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

    hal. 239.

    46Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana

    Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 411.

  • 24

    Harold Koontz dan Cyril O’Donnel yang dikutip Kompri,

    mengemukakan asas/prinsip pengendalian/pengawasan sebagai berikut:

    a) Prinsip tercapainya tujuan. Pengawasan harus ditujukan ke arah

    tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi) untuk

    menghindarkan penyimpangan/deviasi dari perencanaan.

    b) Prinsip efisiensi. Pengawasan efisiensi bila dapat menghindarkan

    deviasi-deviasi dari perencanaan sehingga tidak menimbulkan hal-hal

    lain yang di luar dugaan.

    c) Prinsip tanggung jawab. Pengawasan hanya dapat dilaksanakan apabila

    manager dapat bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan

    rencana.

    d) Prinsip pengendalian terhadap masa depan, ditujukan ke arah

    pencegahan, penyimpangan, perencanaan yang terjadi, baik pada waktu

    sekarang maupun mada yang akan datang.

    e) Prinsip pengendalian langsung. Teknik kontrol yang paling efektif adalah

    manager mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas baik,

    pengendalian dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia sering

    berbuat salah.

    f) Prinsip refleksi perencanaan. Pengawasan disusun dengan baik

    sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan perencanaan.

    g) Prinsip pengendalian individu. Pengendalian dan teknik pengendalian

    harus sesuai dengan kebutuhan manager.

    h) Prinsip pengawasan terhadap strategis. Pengendalian yang efektif dan

    efisien memerlukan perhatian yang ditentukan terhadap faktor-faktor

    yang strategis dalam perusahaan.

    i) Prinsip peninjauan kembali, sistem kontrol harus ditinjau berkali-kali agar

    sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.

    j) Prinsip tindakan, pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-

    ukuran rencana organisasi, staffing, dan directing.47

    47 Kompri, Op.Cit., hal 25-26.

  • 25

    Agama Islam telah memberikan sebuah contoh bagaimana proses

    manajemen berlangsung dalam kehidupan manusia. Sebagaimana Firman

    Allah Swt berikut ini:

    َف َسنَٖة م ِّ َداُرهُۥٓ أَلأ قأ ٖم َكاَن مِّ هِّ فِّي يَوأ ُرُج إِّلَيأ ضِّ ثُمَّ يَعأ َرأ َن ٱلسََّمآءِّ إِّلَى ٱۡلأ َر مِّ َمأ ا تَعُدُّوَن يَُدب ُِّر ٱۡلأ مَّ

    Artinya: “Dia (Allah) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)

    itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu

    tahun menurut perhitunganmu”.48

    Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam supervisi

    manajemen sumber daya manusia (guru) di sekolah adalah sebagai berikut:

    Perencanaan. Perencanaan adalah suatu cara untuk mencoba menetapkan

    keperluan tenaga kerja kependidikan untuk suatu periode tertentu baik

    secara kualitas maupun kuantitas dengan cara-cara tertentu. Rekrutmen.

    Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya

    calon tenaga kependidikan yang sesuai dengan lowongan yang tersedia.

    Sumber-sumber dimana terdapatnya calon tenaga kependidikan tersebut

    dapat diperoleh melalui macam-macam sumber misalnya lembaga

    pendidikan, departemen tenaga kerja, biro-biro konsultan iklan di media

    massa dan sebagainya. Seleksi. Seleksi pada dasarnya merupakan usaha

    yang sistematis yang dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka yang

    dterima adalah dianggap paling tepat, baik dengan kriteria yang telah

    ditetapkan ataupun jumlah yang dibutuhkan. Place (penempatan),

    penampilan kerja, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, keselamatan

    kerja, pengembangan karir untuk meningkatkan profesionalitas dan

    kelanjutan (pensiun).49

    48 Depertemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya (Bandung: Sigma, 2012)

    49 Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Referensi Gaung

    Persada Press Group, 2013), hal. 11-12.

  • 26

    b. Tujuan Manajemen Kepala Sekolah

    Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan yang

    menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada

    usaha seorang manager. Tujuan manajemen dalam suatu organisasi dapat

    diklasifikasikan menurut hirarki tertentu. Hirarki tujuan yang dimaksud adalah

    tujuan pokok, tujuan bagian, tujuan kelompok, tujuan kesatuan dan tujuan

    individu. Kepala sekolah juga merupakan seorang manager, yang mana

    fungsi manager dalam organisasi dalam hal ini sekolah dilihat dari dua sudut

    yaitu fungsi menurut proses: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

    Pemotivaisan dan pengendalian. Fungsi menurut spesialisais kerja:

    keuangan, ketenagakerjaan, pemasaran, pembelian dan produksi50

    Kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai seorang pemimpin

    profesional. Ciri khas kepala sekolah yang profesional adalah menguasasi

    secara baik pekerjaanya melebihi rata-rata personalia lainnya sesuai dengan

    kode etik profesinya. Menurut Wahjosumidjo sekolah yang berhasil adalah

    sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil. Kepemimpinan sekolah yang

    “baik” akan mencitrakan kultur sekolah yang berhasil mendorong guru

    bekerja dengan penuh dedikasi dan siswa belajar keras tanpa paksaan.

    Dengan kata lain, Wahjosumidjo mengisyaratkan pentingnya pemimpin

    sekolah yang memiliki harapan tinggi terhadap guru dan siswa. Di samping

    itu, kepemimpinan sekolah yang yang berhasil akan memberi kesempatan

    kepada siswa untuk menjadi diri sendiri, terbiasa dengan hidup tertib, dan

    memanfaatkan peraturan-peraturan sekolah.

    Berdasarkan pemapararan teori manajemen kepala sekolah maka

    disintesiskan bahwa manajemen kepala sekolah adalah pengelolaan

    kegiatan kerja sama kepala sekolah dengan seluruh personil sekolah untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator manajemen kepala sekolah

    dalam penelitian ini adalah mencakup perencanaan (planning),

    50 H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 30-32.

  • 27

    pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengawasan

    (controling) untuk mewujudkan pengembangan karir guru.

    2. Pengembangan Karir Guru

    a. Konsep Karir

    Gottfredso mengembangkan sebuah teori karir melalui teori

    “circumscription and compromise”. Teori ini dikutip oleh Mukhtar dengan

    mendefinisikan bahwa peningkatan karir merupakan suatu proses yang

    membutuhkan tingkat profisiensi kognitif yang tinggi. Pertumbuhan dan

    perkembangan kognitif merupakan alat untuk mengembangkan suatu peta

    kognitif tentang jabatan dan konsepsi diri yang digunakan untuk

    mengevaluasi kesesuaian berbagai alternatif jabatan. Setiap individu harus

    berusaha menilai kesesuaian antara diri dengan karir yang prospek.51

    Karir merupakan peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk

    mencapai suatu rencana karir dan peningkatan oleh departemen personalia

    untuk mencapai suatu rencana karir sesuai dengan jalur atau jenjang

    organisasi. Pengembangan karir juga dipandang sebagai suatu proses

    mengidentifikasi potensi karir pegawai dan materi serta menerapkan cara-

    cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Manfaat

    pengembangan karir untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan

    meningkatkan suplai karyawan yang berkemampuan.52

    Pemikiran Islam yang menganjurkan umat manusia untuk bekerja

    sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an yakni:

    نونَِ َوَرسولُهُِ َعَملَُكم ّللَاُِ فََسيََرى اعَملوا َوقُلِ مِ إ لىِ َوَستَُردّونَِ ۖ ِ َوالُمؤم الغَيبِ عال

    تَعَملونَِ ُكنتُم ب ما فَيُنَبّ ئُُكم َوالَشهادَة ِ

    51 Mukhtar dkk, Pengembangan Karir Tenaga Pendidik: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

    Magnum Pustaka Utama, 2016), hal. 26-27.

    52 Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: CAPS, 2013), hal. 183-

    184.

  • 28

    Artinya: “dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

    orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

    dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan

    yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu

    kerjakan.” (Q.S At-Taubah: 105)

    b. Pengembangan Karir Guru

    Chris Rowley dan Keith Jackson menyatakan bahwa karir merupakan

    pergerakan seseorang melalui sebuah urutan pekerjaan-pekerjaan selama

    hidupnya. Pengembangan karir adalah sebuah usaha yang diorganisasikan

    dan direncanakan yang terdiri dari aktivitas-aktivitas terstruktur yang akan

    dihasilkan di dalam sebuah usaha perencanaan yang timbal balik di antara

    pekerja dengan organisasi tempat bekerja.53

    Pengembangan karir menunjukkan serangkaian kegiatan seumur hidup

    yang berkontribusi pada eksplorasi, pembentukan, kesuksesan, dan

    pemenuhan karir seseorang.54 Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur

    keberhasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru dapat terlihat pada

    aktivitas pembelajaran dan administrasi sekolah yang dikerjakan karena

    dorongan kepala sekolah serta tuntutan iklim organisasi dan juga meru-

    pakan dorongan dari dalam dirinya.55

    53 Rowley, Chris, Manajemen Sumber Daya Manusia: the Key Concept, Penerjemah: Elviyola

    Pawan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 18-19.

    54 Dessler, Gary, Human Resource Management, 13th ed (USA: Pearson, 2013), hal. 327.

    55 Damam, Pengaruh Kerjasama, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi

    Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai

    Durian (Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 285-300), hal. 278.

  • 29

    Gambar 2.1 Elemen Pengembangan Karir56

    1

    2 3

    Elemen pengembangan karir di atas menurut Mary Ann Bopp. Pegawai

    harus memutuskan keinginan karir mereka dan masuk ke dalam konteks

    kerjasama antara pegawai, organisasi dan manajer. Pegawai harus

    mencapai kinerja tertentu, dan organisasi bertanggungjawab memastikan

    lingkungan yang tepat dan peluang pengembangan karir, sehingga pegawai

    dapat meningkatkan kemampuan mereka. Sedangkan manajer perlu

    memastikan harapan karir pegawai dan membantu mereka mencapai tujuan

    karir yang realistis. Penting bagi pegawai untuk mensejajarkan keinginan

    mereka dengan perubahan tujuan dan strategi organisasi. Sehingga pegawai

    dapat memastikan rencana dan harapan karir akan terwujud dengan bekerja

    bersama manajer di sebuah organisasi.

    Pengembangan karir mempunyai manfaat bagi karyawan dan

    organisasi, meliputi:

    a. Mendorong karyawan mengembangkan diri dan kemampuan

    b. Menambah rasa kepedulian yang tinggi terhadap organisasi

    c. Mencegah terjadinya keresahan di kalangan karyawan

    56Bopp, Mary Ann, et.al, Agile Career Development: Lessons and Approaches from IBM

    (Boston: Pearson Education Inc, 2010), hal. 55.

    Company business

    strategy and goal

    Person

    al

    go

    als

    an

    d

    as

    pir

    ati

    on

    s

    Career opportunities in the company

    Partnership betwee

    n organization,

    manager, and employees

  • 30

    d. Mengurangi karyawan yang meninggalkan organisasi

    e. Mengisi lowongan yang tersedia, akibat mutasi atau promosi

    f. Mengoptimalkan penggunaan pengetahuan, kemampuan, dan

    keterampilan karyawan sesuai dengan potensi bersangkutan.57

    Seorang guru yang profesional memiliki kualifikasi pendidikan profesi

    yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang

    ditekuninya, dan meningkatkan kemampun seiring perubahan kebutuhan

    media dalam pendidikan saat ini. Media are undergoing tumultuous change,

    and media education needs an equally profound reinvention.58 Media

    mengalami perubahan yang menggemparkan, dan media pendidikan juga

    membutuhkan perubahan besar.

    Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41

    Tahun 2009 dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

    utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

    formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.59

    Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab

    untuk membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun

    klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.60 Dari sisi kepribadian untuk

    tumbuh menjalani profesionalisasi, ciri-ciri umum guru profesional adalah,

    melakukan profesionalisasi diri, memotivasi diri, memiliki disiplin diri,

    57 M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rajawali

    Perss, 2013), hal. 351.

    58 John V Pavlik, A Vision for Transformative Leadership: Rethinking Journalism and

    Mass Communication Education for the Twenty-First Century (Columbia: Journalism

    & Mass Communication Educator, 2013), hal. 216.

    59Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan

    Profesi Guru dan Dosen, Tunjungan Khusus Guru dan Dosen serta Tunjungan Kehormatan

    Profesor.

    60 Syaful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan

    Teoritis Psikologis (Jakarta: Rineka Cipta: 2010), hal. 31-32.

    http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/indexinglinkhandler/sng/au/Pavlik,+John+V/$N?accountid=25704http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/pubidlinkhandler/sng/pub/Journalism+$26+Mass+Communication+Educator/ExactMatch/34564/DocView/1444145064/abstract/E0B4011C6E8421BPQ/9?accountid=25704http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/pubidlinkhandler/sng/pub/Journalism+$26+Mass+Communication+Educator/ExactMatch/34564/DocView/1444145064/abstract/E0B4011C6E8421BPQ/9?accountid=25704

  • 31

    mengevaluasi diri, memiliki kesadaran diri, melakukan pengembangan diri,

    menjadi pembelajar, melakukan hubungan efektif, berempati tinggi dan taat

    asas pada kode etik.61

    Seorang guru atau konselor hendaklah melakukan berbagai upaya

    untuk meningkatkan keempat macam kompetensi yang harus dimilikinya

    (pribadi, sosial, pedagogik, dan profesional) agar karir profesionalnya itu

    dapat berkembang lebih baik. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk

    meningkatkan kompetensi dan karirnya adalah berpartisipasi dalam forum

    atau kegiatan ilmiah profesional; membuat karya tulis ilmiah/populer, karya

    seni, dan karya teknologi; dan melaksanaka penelitian/pengkajian kerja

    profesionalnya baik secara individual maupun kolaboratif.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

    karir antara lain:

    1. Kinerja, apabila karyawan memiliki kinerja yang baik maka ia mempunyai

    kesempatan untuk pengembangan karir.

    2. Loyalitas, integritas yang tinggi dari seorang karyawan.

    3. Dikenal, orang yang memiliki kinerja baik dan loyalitas tinggi terhadap

    organisasi akan dikenal oleh para pimpinan.

    4. Bawahan, seorang pemimpin akan memanfaatkan keterampilan yang

    dimiliki oleh bawahan.

    5. Kesempatan pengembangan, memanfaatkan waktu untuk

    mengembangkan diri, seperti mengikuti pelatihan atau seminar.62

    Sasaran pembinaan karir adalah meningkatkan efektivitas karir

    pegawai yang meliputi empat karakteristik yaitu kinerja, sikap,

    adaptabilitas, dan identitas.63

    61 Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 23.

    62Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta,

    2009), hal. 169-170.

    63Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia : Teori, Aplikasi, dan Isu

    Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 140.

  • 32

    1. Kinerja karir (career performance), berhubungan langsung dengan

    efektivitas organisasi, yang merefleksikan tingkat kontribusi individu

    terhadap kinerja organisasi

    2. Sikap karir (career attitude), mengacu kepada cara individu melihat dan

    mengevaluasi karirnya. Pegawai yang memiliki sikap karir yang positif

    akan memiliki persepsi dan evaluasi positif tehadap karirnya. Individu

    yang memiliki sikap positif lebih kuat akan mempunyai komitmen

    terhadap organisasi dan terlibat dalam pekerjaan.

    3. Adaptabilitas karir (career adaptability), berhubungan langsung dengan

    fleksibilitas, daya saing dan pengembangan organisasi. Oleh karena itu

    individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan baru

    (pengetahuan dan keahlian). Maka ia memampukan organisasi untuk

    merespon tuntutan yang senantiasa berubah-ubah, sehingga organisasi

    akan menanggung resiko keuangan dan kehilangan pekerjaan. Maka

    adaptabilitas karir mengindikasikan aplikasi pengetahuan, keahlian, dan

    teknologi paling terdepan.

    4. Identitas karir (career identity), mengandung dua komponen penting yaitu

    tingkat kesadaran yang konsisten dan jelas dari individu menyangkut

    minat, nilai-nilai, dan ekspresi mereka terhadap masa depan dan tingkat

    konsistensi kehidupan individu sepanjang waktu. Sehingga identitas karir

    terkait langsung dengan kepuasan pegawai dalam bekerja.

    Menurut Donal L. Caruth organisasi memiliki beberapa tujuan

    dalam menerapkan program perencanaan dan pengembangan karier

    terhadap kebutuhan kelembagaan dan kebutuhan dari karyawan,

    yaitu: tujuan organisasi: meningkatkan pemanfaatan dari personalia,

    mengurangi perputaran, meningkatkan motivasi dan komitmen,

    mengurangi keusangan pegawai, meningkatkan efektivitas organisasi,

    membantu merekrut orang-orang yang sangat berbakat, membantu

    memberikan kesempatan kerja yang sama, menghilangkan rintangan

    untuk kelancaran kenaikan, bertanggung-jawab secara sosial. Tujuan

    individu: menganjurkan pertumbuhan, mengembangkan keterampilan

  • 33

    baru, kepuasan pekerja, harapan, meningkatkan kemampuan pekerja.

    64

    Menurut Hadari Nawawi dalam Maisah, ada tiga fase program

    pengembangan karir:

    a. Fase perencanaan

    Fase ini merupakan aktivitas menyelaraskan rancangan pekerja dan

    rancangan organisasi mengenai pengembangan karir di lingkungannya.

    Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi kekurangan dan

    kelebihan pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan demikian

    dapat dilakukan berbagai usaha untuk membantu pekerja, bantuan atau

    usaha antara lain:

    1) Bantuan memilih jalur pengembangan karir sesuai dengan yang tersedia.

    Pemilihan itu harus berdasarkan kemampuan, yang bagi setiap pekerja

    harus diyakini bahwa kemampuannya benar-benar menunjang untuk

    dapat melaksanakaan pekerjaan secara efektif dan efisien.

    2) Memperbaiki kekurangan atau kelemahan, bagi pekerja yang

    menunjukkan kesungguhan dan membutuhkannya untuk mewujudkan

    karir yang sukses

    b. Fase pengarahan

    Fase ini bermaksud untuk membantu para pekerja agar mampu

    mewujudkan perencanaannya menjadi kenyataan, yakni dengan

    memantapkan tipe karir yang diinginkannya, dan mengatur langkah-langkah

    yang harus ditempuh untuk mewujudkannya. Terdapat dua cara

    pendekatan, yaitu:

    1) Pengarahan dengan menyelenggarakan konseling karir

    2) Menyelenggarakan pelayanan informasi

    c. Fase pengembangan

    Fase ini adalah tentang waktu yang digunakan pekerja untuk

    64Donald L. Caruth, et.al, Staffing The Contemporary Organization : A Guide To Planning,

    Recruiting, And Selecting For Human Resource Professionals, (USA : Praeger, 2009), hal.

    261-262.

  • 34

    memenuhi persyaratan yang memungkinkannya melakukan gerak dari

    suatu posisi ke posisi yang lain yang diinginkannya. Selama fase ini pekerja

    dapat melakukan kegiatan memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,

    keterampilan/keahlian dan sikapnya. Dalam fase ini pekerja harus berusaha

    mewujudkan kreativitas dana inisiatifnya yang dapat mendukung untuk

    memasuki posisi/jabatan di masa yang akan dating. Kegiatan-kegiatan yang

    dapat dilakukan:

    1) Penyelenggaraan sistem mentor

    System mentor adalah cara pengembangan dengan menyelenggarakan

    hubungan antara pekerja senior dengan pekerja yunior sebagai kolega

    atau pasangan kerja. Pekerja senior bertindak sebagai mentor

    (pembimbing) bertugas memberikan keteladanan, membantu dan

    mengatur dalam menghubungi pejabat untuk mendapatkan informasi,

    dan memberikan dukungan secara umum, dalam usaha pekerja yunior

    mengembangkan karirnya.

    2) Pelatihaan

    Pelatihan dalam rangka pengembangan karir bagi para pekerja sangat

    luas cakupannya, tidak sekedar yang diselenggarakan secara

    melembaga dan formal di kelas, laboratorium dan lainnya.65

    Uraian tahap-tahap pengembangan karir menurut Marwansyah

    yaitu:

    a. Tahap I, para profesional muda masuk ke sebuah organisasi dengan

    kompetensi teknis yang mereka miliki, tetapi seringkali tanpa

    pemahaman yang memadai tentang kebutuhan dan ekspektasi

    organisasi. Hubungan yang terbangun dengan atasan berbentuk

    apprenticeship/pemagangan. Pada tahap ini, pekerja baru diharapkan

    untuk menunjukkan kompetensi mereka dan belajar serta mengikuti

    petunjuk dari senior.

    b. Tahap II (advancement/peningkatan), menuntut para profesional untuk

    65Maisah, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Referensi, 2013), hal. 19-21

  • 35

    bekerja secara mandiri. Seseorang bisa masuk ke tahap ini jika ia mampu

    menunjukkan kompetensi dalam bidang tertentu yang bersifat teknis.

    Kegiatan utama seorang profesional adalah menjadi kontributor

    independen yang menyumbang gagasan dalam bidang tertentu. Tahap II

    penting bagi perkembangan karir di masa depan.

    c. Tahap III (maintenance/pemeliharaan). Pada tahap ini, kegiatan pokok

    para profesional adalah memberikan pelatihan dan berinteraksi dengan

    orang lain. Fokus utamanya adalah pekerjaan bawahan. Bagi atasan

    yang berhasil dan merasa puas mengembangkan bawahannya ke

    pekerjaan yang lebih baik dan lebih tinggi jenjangnya, dapat dengan

    senang hati tetap berada pada tahap ini hingga pensiun.

    d. Tahap IV (strategic thinking/pemikiran strategik) tidak semua profesional

    mampu ke tahap ini yaitu membentuk arah organisasi itu sendiri. Pada

    tahap ini perhatian diarahkan ke perencanaan strategis jangka panjang.

    Para profesional bisa berperan sebagai manajer, entrepreneur, dan

    penggagas ide. Para profesional tahap IV harus belajar mempengaruhi

    yakni mempraktikkan kepemimpinan melalui penanaman gagasan,

    seleksi dan perancangan organisasi.66

    Program jenjang karier mendesain jabatan untuk memberikan

    seseorang prospek untuk promosi, membentuk tingkat status bagi

    guru, menyesuaikan kemampuan guru dengan pekerjaan dalam

    jabatan, dan mendistribusikan tanggung jawab bagi pengembangan

    pada staf profesional.67 Rencana pembangunan yang terpisah seperti

    bagian dari penilaian kinerja, perencanaan karier, suksesi /

    pengembangan, dan program yang berpotensi tinggi.68

    66 Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 209-

    210.

    67 Priadi Surya, Aspek Pengembangan Karier Guru Sebagai Wakil/Pembantu Kepala

    Sekolah (Assistantprincipal) (EEDESI, Manajemen Pendidikan, No. 01/Th IV/April/2008), hal. 12. 68Bechet, Thomas P. Strategic Staffing: A Comprehensive System for Effective Workforce

    Planning (New York: Amacom, 2008), hal.179.

  • 36

    Pengembangan karier pegawai yang efektif akan memperbaiki

    dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai,

    agar semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam

    mewujudkan tujuan organisasi dengan lingkungan yang selalu

    berubah. Dalam hal ini UU No 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil

    negara (Pasal 89) menyebutkan bahwa pengembangan karier PNS

    dilakukan berdasarkan dimensi kualifikasi, dimensi kompetensi,

    dimensi penilaian kinerja dan dimensi kebutuhan Instansi Pemerintah,

    yang dijelaskan sebagai berikut:

    a. Dimensi Kualifikasi

    Kualifikasi merupakan persyaratan yang telah dipenuhi terkait dengan

    kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau

    jabatan tertentu atau untuk memperoleh kewenangan dan legitimasi

    dalam menjalankan profesinya, atau pekerjaannya. Setiap bidang

    pekerjaan memerlukan syarat yang telah dipenuhi oleh pegawai agar

    proses dan hasilnya dapat mencapai tujuan dari bidang tersebut.

    b. Dimensi kompetensi

    Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan

    suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan

    pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh

    pekerjaan tersebut. Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang

    di tempat kerja, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan

    keterampilan yang diperlukan oleh individu yang memungkinkan

    menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga

    mencapai standar.

    c. Dimensi Penilaian Kinerja

    Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa / mengkaji dan

    mengevaluasi secara berkala kinerja pegawai. Kinerja sebagai panduan

    dari hasil kerja dan kompetensi. Penilaian kinerja merupakan proses

    dimana organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja pegawaianya.

    Bahwa penilaian kinerja pegawai merupakan suatu proses berkelanjutan

  • 37

    dalam menilai kualitas kerja pegawai dan usaha untuk memperbaiki unjuk

    kerja pegawai.

    d. Dimensi Kebutuhan Instansi Pemerintah

    Kebutuhan Instansi Pemerintah, sebagai wadah tempat proses kegiatan

    manajemen SDM aparatur berlangsung, antara masing-masing pegawai

    menetapkan dan menerapkan tujuan kariernya dan organisasi

    merancang dan menerapkan program pengembangan karier yang ber

    kualifikasi, kompetensi dan penilaian kinerja yang dapat menghasilkan

    orang-orang yang profesional untuk memenuhi kebutuhan organisasi di