manajemen kepala sekolah dalam ...repository.uinjambi.ac.id/768/1/mmp 1622635 herman.p...salmah,...
TRANSCRIPT
-
i
i
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KARIR GURU DI SMP NEGERI 2 KATEMAN KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Magister (S2) Dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
Herman. P MMP. 1622635
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
P A S C A S A R J A N A Jl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731 e-mail: [email protected]
MOTTO
ِّيَْبلَُوُكمْْ َْوَرفََعْبَعَْضُكْمْفَْوَقْبَْعٍضَْدَرٰجٍتْل ىَْجعَلَُكْمَْخٰلٰٓئ َفْاْْلَْرض وَْهَُوْالَّذ
ْ﴿اْلنعامْ:١٦٥ يٌمٌۢ ح قَاب َْوإ نَّهُۥْلَغَفُوٌرْرَّ يُعْاْلع َْربََّكَْسر ف ىَْمآَْءاتَٰىُكْمْْۗإ نَّ
Artinya: “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-
Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya
dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Q.S. Al An’am: 165)1
1 Tim Penerjemah Kementerian Agama RI, al-Quran Tajwid dan Terjemah (Bandung:
Sygma, 2010), hal 150.
-
viii
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang tiada terkira atas Rahmat dan Nikmat dari
Allah Swt, maka tesis ini kupersembahkan untuk :
Ayahku terhormat Abdurrahman dengan pengorbanan , perjuangan dan
do’anya membesarkan penulis.
Ibundaku termulia Hj. Salmah, yang tak pernah putus dalam kasih
sayang dan senantiasa berdoa untuk penulis.
Kedua mertua yang telah mencurahkan kasih dan sayang yang ikhlas
H. Saat dan Hj. Rohani
Istriku tercinta Nurlela Amd. Keb yang selalu memberikan motivasi dan
semangat serta kasih sayang sehingga dapat terselesaikan tesis ini,
Dan seluruh keluarga tersayang yang juga senantiasa mendoakan.
-
ix
ABSTRAK
Herman. P, Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengembangan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, Tesis, Manajemen Pendidikan Islam, Program Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen kepala sekolah yang diterapkan untuk mendukung pengembangan karir guru di sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Situasi sosial adalah SMP Negeri 2 Kateman. Subjek penelititan adalah kepala sekolah dan guru. Subjek diambil dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Pengecekan keabsahan data melalui perpanjangan pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi.
Hasil penelitian terdiri dari tiga temuan. (1) Kendala manajemen kepala sekolah dalam pengembangan karir guru yakni pengembangan guru tidak dimasukkan ke dalam program visi dan misi sekolah, fungsi pengawasan belum terlaksana dengan baik karena tidak dilakukan pengawasan secara berkelanjutan, dan tidak adanya pembinaan secara intensif kepada guru. (2) Kepala sekolah telah menjalankan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan yang dilakukan secara rutin, pengorganisasian melalui pembagian tugas secara langsung, penggerakkan melalui sebuah komando. (3) Pengembangan karir guru belum mencapai kualifikasi yang memadai, tidak terdapat peningkatan jenjang karir selama lebih dari lima tahun, dan pelaksanaan karir guru sesuai dengan perilaku kompeten sebagaimana bidang keahlian. (4) upaya manajemen kepala sekolah dalam mendukung pengembangan karir guru yang diberikan dalam bentuk pelatihan dan penyediaan fasilitas sekolah yang digunakan guru secara bergantian.
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa manajemen kepala sekolah yang diimplementasikan belum mendukung pengembangan karir guru secara optimal karena masih lemahnya pengawasan dan pembinaan. Penelitian merekomendasikan kepada kepala sekolah untuk membangun sistem mentoring bagi kepengurusan pengembangan karir guru di sekolah.
Kata Kunci: Manajemen, Pengembangan Karir, Kepala Sekolah, dan
Guru
-
x
ABSTRAK
Herman. P, Principal Management in Career Development at SMP Negeri 2 Kateman, District of Indragiri Hilir Riau Province, Thesis, Islamic Education Management, Post-Graduate of Instutute for Islamic Studies Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018.
This research is purposed to recognize how is principal
management that implementated to support teacher career development of in school.
This research used qualitative approach. The social situation was
in SMP Negeri 2 Kateman. Research subjects were principal and teachers, taken by purposive sampling. Data collecting technique consisted of observation, interview, and documentation. The methods of analyzing data consisted of data collecting, data reduction, data display, and conclusion / verification. The methods of validity data were observation longing, trianggulation, and checking friend through discussion.
The fingdings of this research include three parts. (1) The
troubles of principal management in teacher career development are teacher development hasn’t included in school vision and mission, controlling function hasn’t implementated well due to principal did not supervise continously, and nothing intensive mentoring for teacher. (2) Principal has done management functions that consist of regularly plan, organizing by job description direcly, actuating by command. (3) teacher career development has not reached in good qualification, there is no improving in career stage in more than five years, and teacher career has run appropiate with kompetence behavior in same expert area. (4) The effort of principal management to support teacher career development that giving the training and equipping school facilitates for teacher by turns.
Base on the elaboration above is concluded that principal management that implementated has not support teacher career development significant due to the low controlling and mentoring. The research recommends for principal to build mentoring system for managing teacher career development in school.
Key Word: Management, Career Development, Principal, Teacher
-
xi
KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik
dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister
(S.2) pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, di
Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Shalawat dan salam juga dikhaturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah
membawa umat manusia dari kehidupan yang tidak berperadaban
menuju kepada masyarakat yang penuh dengan semangat ilmu
pengetahuan dan penuh dengan keadaban.
Peneliti menyadari dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Hadri Hasan selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Prof. Dr. H. A. Husein Ritonga MA selaku Direktur Pascasarjana
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, M. Pd dan Ibu Dr. Raudhoh, M. Pd.I selaku
pembimbing I dan pembimbing II.
4. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku wakil direktur Pascasarjana UIN STS Jambi.
5. Bapak Kesbanglinmas Provinsi Jambi dan Kepala Dinas Bina Kesbang
Provinsi Jambi yang telah memberikan izin penelitian.
6. Kepala SMP Negeri 2 Kateman.
7. Para Guru, staf SMP Negeri 2 Kateman
8. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Pascasarjana UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
9. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi
10. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi
-
xii
11. Semua yang membantu yang tidak dapat peneliti sampaikan satu
persatu.
Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan tesis
ini. Oleh sebab itu, saran dan tanggapan guna penyempurnaan tesis ini akan
penulis terima. Semoga tesis ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.
Akhirnya penulis ucapkan terimakasih.
Jambi, 21 November 2018 Penulis,
HERMAN. P NIM. MMP. 1622635
-
xiii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i LEMBAR LOGO ..................................................................................... ii NOTA DINAS .......................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... v HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii ABSTRAK .............................................................................................. ix ABSTRACT ............................................................................................ x KATA PENGANTAR ............................................................................... xi DAFTAR ISI. ........................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .............................................................................. .xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 12 C. Fokus Penelitian ....................................................................... 12 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori ......................................................................... 14 1. Manajemen Kepala Sekolah ................................................. 14 2. Pengembangan Karir Guru…………................................. .... 26
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian .............................................................. 40 B. Situasi Sosial dan Subyek Penelitian ........................................ 42 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 43 D. Teknik Pengumpulan Data...................................... .................. 45 E. Teknik Analisis Data ................................................................. 49 F. Uji Keterpercayaan Data ........................................ .................. 51 G. Pelaksanaan dan Waktu Penelitian............................... ............ 56
BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 2 Kateman
1. Sejarah Singkat .................................................................... 57 2. Letak Geografis .................................................................... 60 3. Struktur Organisasi ............................................................... 60 4. Tenaga Pendidik .................................................................. 64
-
xiv
5. Peserta Didik ........................................................................ 67 6. Sarana dan Prasarana ......................................................... 69
B. Temuan Penelitian 1. Kendala Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan
Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ................................... 71 2. Manajemen Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Kateman ....... 73 3. Pengembangan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ......... 79 4. Upaya Manajemen Kepala Sekolah dalam mengembangkan
Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ................................... 83 C. Analisis Penelitian
1. Kendala Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ................................... 85
2. Manajemen Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Kateman ....... 88 3. Pengembangan Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman ......... 96 4. Upaya Manajemen Kepala Sekolah dalam Mengembangkan
Karir Guru di SMP Negeri 2 Kateman………………………..109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 118 B. Implikasi ................................................................................. 119 C. Rekomendasi.......................................................................... 123 D. Penutup .................................................................................. 125
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 126 LAMPIRAN CURRICULUM VITAE
-
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan
khusus, jabatan dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan
dengan masa kehidupan kerja seorang individu. Istilah yang dikedepankan
dalam pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang. Jika
seseorang beraktivitas atau menduduki suatu posisi dalam suatu lingkungan
sosial, sementara untuk melakukan hal itu ia harus memiliki kecakapan
khusus, mengerjakan tugas-tugas tertentu dan menjabat, makabisa
dikatakan bahwa orang tersebut berkarir. Demikian juga, jika seseorang
dalam suatu rentang masa bekerja untuk memperoleh nafkah bagi kehidupan
diri dan keluarganya, maka dikatakan bahwa orang tersebut memiliki karir.
Untuk menjadi guru yang profesional sehingga dapat meningkatkan
karir, guru perlu memiliki kompetensi pedagogik yaitu, kemampuan pendidik
menciptakan suasana dari pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan
peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disiapkan (1) memiliki
pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (2) memiliki pemahaman
terhadap peserta didik; (3) mampu mengembangkan kurikulum atau silabus;
(4) mampu menyusun rancangan pembelajaran; (5) melaksanakan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) melakukan evaluasi hasil
belajar dengan prosedur yang benar; (7) mampu mengembangkan potensi
peserta didik untuk mengaktualkan berbagai potensi yang dimilikinya.2
Kinerja guru untuk meningkatkan karir adalah dengan perilaku nyata
yang ditampilkan oleh guru sebagai prestasi kerja berdasarkan standar yang
ditetapkan dan sesuai dengan perannya di sekolah. Peran guru yang
dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran.
Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan
2 Syaiful Sagata, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal 158-159,
-
2
pada umumnya, karena guru2 memegang peranan dalam proses
pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Guru merupakan perencana, pelaksana
sekaligus sebagai evaluator pembelajaran di kelas.
Pengembangan karir merujuk pada proses pengembangan keyakinan
dan nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan
pengetahuan tentang dunia kerja sepanjang hayat. Sehingga dengan
pengertian ini, pengembangan karir tidak hanya mencakup rentang usia kerja
produktif seseorang, melainkan lebih luas lagi, yakni sepanjang hayat
seseorang. Pengembangan karir ini meliputi pengembangan keyakinan dan
nilai seseorang berkenaan dengan dunia kerjanya, yakni orang tersebut
harus meyakini ’kebenaran’ dari apa yang ia lakukan (pekerjaan) untuk
kehidupannya itu dan menerapkan nilai-nilai yang mendorong kemajuan
kehidupannya, misalnya: kerajinan, keuletan, kejujuran, pantang menyerah
dan hemat. Penyesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti
juga merupakan upaya pengembangan karir yang sedikit banyak
mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja seseorang.
Fenomena di lembaga pendidikan saat ini adalah banyak guru-guru
yang sudah mengabdikan diri pada sebuah sekolah dan berlangsung sudah
cukup lama, tetapi belum mengalami peningkatan, baik dari tingkat jenjang
pendidikan maupun dari kondisi pengetahuan. Perubahan pada diri guru
sangat dibutuhkan, mengingat begitu pesat perubahan kebutuhan pendidikan
yang bahkan menggeser paradigma-paradigma lama yang sudah tidak
sesuai untuk diterapkan kembali.
Salah satunya, jika dulu pendidik dipandang sebagai sumber informasi
utama, maka pada saat sekarang ini pandangan seperti itu perlu disingkirkan.
Sumber-sumber informasi pada abad ini telah menimbulkan kelebihan
informasi bagi setiap manusia di muka bumi ini. Informasi yang tersedia jauh
lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal inilah yang menyebabkan peninjauan
kembali terhadap peningkatan pengetahuan dan kualifikasi guru. Karena
-
3
tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman kerja guru akan memberikan
kontribusi bagi peningkatan karir guru.
Pengembangan melibatkan pembelajaran yang melampaui pekerjaan
saat ini dan memiliki fokus lebih pada jangka panjang. Pengembangan
mempersiapkan karyawan untuk tetap sejalan dengan perubahan dan
pertumbuhan organisasi. Aktivitas pengembangan dan pelatihan memiliki
potensi untuk menyelaraskan para karyawan dengan strategi organisasi.
Beberapa manfaat pengembangan seperti kepuasan karyawan,
meningkatnya semangat, tingkat retensi yang lebih tinggi, turnover yang lebih
rendah, dan hasil akhir yang lebih baik.3
Pengembangan diri bagi seorang guru menjadi hal yang krusial. Dimana
guru merupakan sumber daya aparatur negara yang memiliki tugas
menyelenggarakan tugas-tugas pendidikan dan memberikan pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan publik atau masyarakat secara profesional dan
berkualitas. Dalam mewujudkan pelaksanaaan pelayanan pendidikan akan
ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain adalah faktor profesionalisme
guru sebagai petugas pendidikan, sedangkan untuk mendapatkan guru yang
professional diperlukan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan
tuntutan organisasi pendidikan. Di dalam pengembangan karir inilah terjadi
proses peningkatan kemampuan guru dalam menjalankan tugas secara
profesional untuk mencapai karir yang diinginkan.
Salah satu aktivitas organisasi untuk memajukan kemampuan
pegawainya adalah pengembangan karier pegawai. Pengembangan karier
pegawai dilakukan berdasarkan dimensi kualifikasi, dimensi kompetensi,
dimensi penilaian kinerja, dan dimensi kebutuhan instansi pemerintah untuk
masa kini dan masa yang akan datang, dengan dilaksanakan secara
berencana dan berkelanjutan, adil dan transparan dan terintegrasi dengan
3R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerjemah Bayu Airlangga
(Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 211.
-
4
kegiatan SDM Aparatur lainnya.4
Adapun indikator peningkatan karir dalam penelitian ini adalah meliputi
peningkatan kemampuan guru dalam pelaksanaan tugasnya, tingkat
kepuasan guru, kepedulian atasan terhadap guru, serta perubahan sikap dan
perilaku guru dalam menjalankan tugasnya.
Sedangkan Grandtheory pengembangan karir sebagaimana yang
dikemukakan Mary Ann Bopp bahwa pegawai harus memutuskan keinginan
karir mereka dan masuk ke dalam konteks kerjasama antara pegawai,
organisasi dan pimpinan. Pegawai harus mencapai kinerja tertentu, dan
organisasi bertanggungjawab memastikan lingkungan yang tepat dan
peluang pengembangan karir, sehingga pegawai dapat meningkatkan
kemampuan mereka. Pimpinan perlu memastikan harapan karir pegawai dan
membantu mereka mencapai tujuan karir.5
Pengembangan karir guru diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 32 yaitu:
1. Ayat (1) Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir.
2. Ayat (4) Pembinaan dan pengembangan karir guru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: penugasan, kenaikan pangkat, dan
promosi.6
Beberapa hal dalam proses pengembangan perlu dilakukan
manajemen aparatur sipil negara atau PNS dijelaskan Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2014, yang meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat, dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi,
4 Linda Felecia Rostanti dkk, Analisis Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara di
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah (Universitas Diponegoro, 2016), hal. 2
5 Bopp, Mary Ann, et.al, Agile Career Development: Lessons and Approaches from IBM
(Boston: Pearson Education Inc, 2010), hal. 55.
6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, hal.
15.
-
5
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlidungan.
Pengembangan karir guru akan erat kaitannya dengan prestasi guru
pada sebuah lembaga pendidikan. Sebuah pembentukan kesadaran akan
tugas yang telah dibebankan akan mempengaruhi aktivitas guru di sekolah.
Guru dalam meningkatkan karir harus berusaha mengelola kemampuannya
dan berjalan seiring dengan tujuan lembaga pendidikan. Oleh karena itu,
pengembangan karir guru harus direncanakan baik oleh guru sendiri maupun
pimpinan. Dengan adanya perencanaan karier yang baik dalam rangka
mengembangkan karier guru, maka guru dan juga pimpinan akan dapat
membuat strategi, apasaja yang harus dilakukan oleh pihak manajemen
untuk meraih posisi atau jenjang tertentu. Pengembangan karier mempunyai
berbagai manfaat karier jangka panjang yang akan membantu pegawai untuk
menjalankan tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Para
guru sebagai salah satu unsur manajemen sumber daya manusia yang
penting bagi lembaga pendidikan, harus dilatih dan dikembangkan di bidang
tertentu untuk mengurangi dan menghilangkan kebiasaan kerja yang tidak
profesional serta untuk mempelajari ketrampilan baru yang akan
meningkatkan hasil kerja dan prestasi guru.
Usaha pejabat pemerintah dalam mengembangkan sumber daya
manusia dalam organisasi govermental memiliki peranan penting dalam
menentukan pencapaian tujuan pembangunan pada umumnya, khususnya
sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan sosial dan memberikan
pelayanan publik terbaik. Untuk melakukan hal ini, tentunya perlu
meningkatkan kualitas aparat pemerintah sehingga mereka dapat melakukan
tugas mereka sebaik-baiknya untuk mempercepat pencapaian tujuan. Oleh
karena itu, aparat pemerintah harus memiliki beberapa karakteristik seperti
keahlian tinggi dan keterampilan, pengetahuan yang luas, bakat dan potensi
yang baik, kepribadian yang baik, motivasi, moral dan etos kerja. Untuk
mencapai karakteristik tersebut, pejabat pemerintah harus mengembangkan
potensi mereka dengan berpartisipasi dalam program pendidikan dan
-
6
pelatihan yang berkaitan dengan bidang keahlian mereka. Sistem penilaian
kerja yang berkaitan dengan pengembangan karir bagi guru harus
disiapkan.7
Kepala sekolah perlu mengawasi perkembangan guru agar mereka
dapat menggunakan waktu untuk melaksanakan kewajibannya sesuai
kesempatan yang dimilikinya. Dan kepala sekolah mengawasi bagaimana
perkembangan karir para guru selama mengajar di sekolah tersebut.
Komunikasi guru dan kepala sekolah merupakan bagian penting dalam
peningkatan karir guru ke depan.
Dalam dunia pendidikan, komunikasi yang efektif berarti guru mengerti
dengan tanggung jawab dalam proses menyampaikan pemikiran,
penjelasan, ide, pandangan dan informasi. Hal inilah yang dibangun pada
pendidikan modern saat ini. Modern education is one among several projects
launched by the modernizing states.8 Pendidikan modern adalah salah satu
dari upaya yang diluncurkan oleh negara maju untuk membangun sumber
daya manusia yang kompetitif.
Peningkatan karir guru tidak terlepas dari bagaimana manajemen
sebuah lembaga pendidikan difungsikan. Peningkatan karir guru berkaitan
erat dengan peluang yang disediakan oleh organisasi dan hubungan guru
dengan pimpinan. Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolah sehingga
kepala sekolah memiliki wewenang untuk mendorong dan memberikan
kesempatan kepada para guru melakukan peningkatan karir mereka.
Untuk mewujudkan tujuan karir yang diharapkan maka harus adanya
manajemen kepala sekolah yang baik dan efektif yaitu kepemimpinan kepala
sekolah yang efektif yaitu kepala sekolah harus memiliki kemampuan
memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruh warga
7 M. Harlie, Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier terhadap Kinerja
Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan
(Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 10, Nomor 4, 2012), hal. 860.
8Joseph Zajda, The Politics of Education Reforms, (London : Spinger, 2010), hal. 22.
-
7
sekolah lainnya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,
lancar dan produktif. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat
waktu dan tepat sasaran, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
masyrakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka
mewujudkan visi an misi sekolah serta tujuan pendidikan. Mampu
menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan
pendidik, dapat bekerja secara kolaboratif serta mewujudkan tujuan sekolah
secara efektif, efesien, produktif dan akuntabel sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
Tugas kepala sekolah mengatur jalannya sekolah dan dapat
bekerjasama dan berhubungan erat dengan masyarakat. Kepala sekolah
wajib membangkitkan semangat staf guru-guru dan pegawai sekolah untuk
bekerja dengan baik, membangun visi dan misi, kesejahteraan, hubungan
dengan pegawai sekolah dan siswa, mengembangkan kurikulum. Salah satu
tugas kepala sekolah adalah sebagai pembina dan pembimbing guru agar
bekerja dengan betul dalam proses pembelajaran siswanya.
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang harus mampu
menciptakan sebuah visi untuk lembaga dan menggerakkan staf maupun
peserta didik merealisasikan visi tersebut. Leithwood dan Jantzi
mengemukakan peran pemimpin bahwa “Developing and maintaining shared
norms and expectations with students, staff, and families in the school”.9
Peran pemimpin pendidikan yaitu mengembangkan dan mempertahankan
aturan dan harapan dengan peserta didik, staf, dan warga sekolah bersama-
sama.
James menjelaskan harapan mengenai pemimpin yang baik, bahwa
we expected that good-to-great leaders would begin by setting a new vision
9 Linda Darling-Hammond, Preparing Principals for a Changing World : Lessons From
Effective School Leadership Programs, (United Stated: Jossey-Bass, 2010), hal. 14.
-
8
and strategy.10 Sebuah studi mengharapkan bahwa pemimpin yang baik
dan hebat akan mulai dengan mengatur visi dan strategi baru. Kepala
sekolah bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengendalian kegiatan
yang dilakukan oleh pegawai dan mengamati mereka secara berkala,
demikian pula tanggungjawab kepala sekolah terhadap semua lini lembaga
pendidikan.
Kutipan diatas ini mengkolaborasikan Firman Allah:
۟اْأَٰمٰنت ُكْمَْوأَنتُْمْتَْعلَُمونَْ: ُسوَلَْوتَُخونُوٰٓ يَنَْءاَمنُو۟اََْلْتَُخونُو۟اْهللاََْوالرَّ ٰيٰٓأَيَُّهاْالَّذ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al-Anfaal : 27)11
Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas
memimpin suatu sekolah, tempat diselenggaranya proses belajar mengajar
atau tempat terjadinya interaksi antar guru yang memberi pelajaran dan murid
menerima pelajaran. Kata memimpin dari rumusan tersebut mengandung
makna luas yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada
pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Husaini Usman menyatakan bahwa
kepala sekolah sebagai manager dituntut mengorganisir seluruh sumber
daya sekolah menggunakan prinsip team work yang mengandung pengertian
adanya rasa kebersamaan (Together), pandai merasakan (Empathy), saling
membantu (Asist), saling penuh kedewasaan (Maturity), saling mematuhi
(Willingness), saling teratur (Organization), saling menghormati (Respect),
dan saling berbaik hati (Kindness). Kepemimpinan kepala sekolah yang baik
harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program
10 James H. Stronge, et.al, Qualities of Effective Principals, (USA: Association for Supervision
and Curriculum Development, 2008), hal. 37.
11Departemen Agama R.I, Al Qur’an dan Terjemahannya.
-
9
pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala
sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat dan kemampuan serta
keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.12
Sekolah merupakan lembaga yang bersifat kompleks dan unik.
Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat
dimensi yang satu sama yang lain saling berkaitan dan saling menentukan.
Sedang bersifat unik karena sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana
terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan
kehidupan manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebut,
sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.
Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dalam
Wahjosumidjo. Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui
tugas-tugas dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah.13
Tingkat kemajuan sekolah sangat dtientukan oleh sejauh mana tingkat
kemampuan kepemimpinan kepala sekolah di dalam meningkatkan prestasi
guru dan siswa. Keberhasilan sekolah ditunjukan dengan kinerja kepala
sekolah. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus memahami dan
mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan perubahan sekolah
melalui manajemen kepala sekolah sehingga sekolah yang dipimpinnya
menjadi lebih efektif.
Indikator mengenai manajemen kepala sekolah sebagai pedoman
dalam penelitian awal, diambil menurut Douglas yang dikutip oleh Daryanto
yaitu: memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja, mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab,
12 Euis Karwati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang
Bermutu (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 37-38.
13 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hal. 37.
-
10
memberikan tanggung jawab pada personil sekolah sesuai dengan sifat dan
kemampuannya.14
Grandtheory mengenai manajemen kepala sekolah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menurut Griffin, sebagaimana yang dikutip Danim,
mendefinisikan bahwa manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
manusia untuk mencapai sasaran (goal) secara efektif dan efesien.15
Berdasarkan pemaparan grandtheory serta indikator peningkatan karir
guru dan manajemen kepala sekolah yang dijadikan sebagai landasan
berpikir, maka peneliti melakukan pengamatan awal di lapangan. Dan
ditemukan bahwa:
Grandtour penelitian pertama, terdapat beberapa guru SMP Negeri 2
Kateman yang masih mengalami kendala dalam meningkatkan karir mereka.
Hal ini terindikasi dari adanya guru yang belum mencapai kualifikasi
pendidikan minimal. Hal ini terlihat dari adanya guru yang belum mencapai
pendidikan pada perguruan tinggi. Dan terdapat guru yang sudah memiliki
masa mengajar lama tetapi belum mengalami suatu peningkatan. Kedua,
berdasarkan hasil pengamatan maka ditemukan bahwa masih kurangnya
koordinasi aktif antara kepala sekolah dengan guru SMP Negeri 2 Kateman
dan kurangnya dorongan dari kepala sekolah kepada guru untuk mengelola
karir secara berkelanjutan. Kurangnya koordinasi antara pimpinan dengan
guru menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pengembangan karir guru
berjalan lambat. Kepala sekolah kurang memiliki upaya yang inovatif dan
motivatif dalam menggerakkan para guru untuk melaksanakan
pengembangan karir..16
14 Daryanto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Yogyakarta: Gava Media, 2013), hal.3
15 Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan KepemimpinanTransformasional Kepala
Sekolahan, (Jakarta: Reneka Cipta, 2009), hal 2
16 Observasi, Oktober 2017.
-
11
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kateman sebagai
pertimbangan bahwa untuk melihat perkembangan karir guru maka jenjang
atau jabatan guru menjadi bagian dari pengembangan karir. Dalam
pengamatan sementara permasalahan yang dialami guru dalam peningkatan
karir bahwa masih lambat dan belum terkoordinir dengan baik oleh kepala
sekolah.
Fenomena kurangya pengembangan karir para guru hampir dapat
ditemukan di mana-mana, baik karena kelemehan dari diri sendiri dalam
melakukan pengembangan maupun karena salah sasaran sehingga tidak
mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Hal serupa
dapat terjadi pada setiap pegawai pada umumnya. Oleh karenanya,
diperlukan sebuah usaha manajerial dari seorang pimpinan yang
memungkinkan dijalankannya kinerja dengan baik, efisiean dan tepat
sasaran. Melalui sebuah manajemen, seorang kepala sekolah
bertanggungjawab sepenuhnya untuk mengendalikan prestasi kerja guru
agar senantiasa terarah dan berdaya guna. Kurangnya intervensi manajerial
dari kepala sekolah berkemungkinan besar akan menyebabkan lemahnya
pengembangan diri serta kinerja dari para guru itu sendiri.
Lemahnya kepemimpinan kepala sekolah berimbas pada tidak
terlaksananya fungsi-fungsi manajerial yang dapat menjamin bagi
pengembangan karir para guru. Hasil wawancara penulis dengan para guru
menunjukkan bahwa sosok kepala sekolah cendrung pasif, kurang inovatif
dan hanya berjalan apa adanya, dan kurang komunikatif.17 Kepemimpinan
kepala sekolah sangat mempengaruhi perilaku anggota suatu lembaga
pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah itu sendiri, agar bersedia bekerja
sama guna mencapai tujuan pendidikan telah ditetapkan. Oleh karenanya,
pendekatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah mendorong
dan mengarahkan seluruh guru agar menciptakan pengembangan karir yang
baik. Namun hal tersebut tidak dilakukan. Sebagai akibat dari lemahnya
17 Wawancara, Oktober 2017.
-
12
kepemimpinan dan tidak berjalannya fungsi-fungsi manajerial kepala
sekolah, pengembangan karir guru tidak menunjukkan suatu prestasi yang
memuaskan.
Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengembangan Karir Guru di SMP
Negeri 2 Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka peneliti
membentuk grand question yaitu manajemen kepala sekolah belum dapat
mengembangkan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman secara optimal.
Kemudian merujuk grand question, maka rumusan masalah penelitian
diuraikan sebagai berikut:
5. Mengapa manajemen kepala sekolah belum berjalan dalam
pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman?
6. Bagaimana manajemen kepala sekolah di SMP Negeri 2 Kateman?
7. Bagaimana pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman?
8. Bagaimana upaya manajemen kepala sekolah dalam mengembangkan
karir guru di SMP Negeri 2 Kateman?
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan tidak
mengalami bias. Adapun fokus penelitian yaitu terletak pada pembahasan
mengenai manajemen yang dijalankan oleh kepala sekolah dan
pengembangan karir guru. Manajemen kepala sekolah mencakup unsur-
unsur manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan. Pengembangan karir guru akan mencakup jenjang karir,
jabatan guru, dan peluang karir. Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 2
Kateman sebagai salah satu tempat yang strategis.
-
13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui kendala manajemen kepala sekolah dalam
pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman
b. Untuk mengetahui manajemen kepala sekolah di SMP Negeri 2
Kateman.
c. Untuk mengetahui pengembangan karir guru di SMP Negeri 2 Kateman.
d. Untuk mengetahui upaya manajemen kepala sekolah dalam
pengembangan guru di SMP Negeri 2 Kateman.
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk melakukan
perbaikan terhadap bidang manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam pengembangan karir.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 2 Kateman dalam meningkatkan
karir guru melalui manajemen kepala sekolah yang profesional.
c. Penelitian ini bermanfaat untuk menyelesaikan studi S2 di UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi
bahan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah khasanah
akademik sehingga berguna untuk pengembangan ilmu
-
14
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Manajemen Kepala Sekolah
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen
adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing (pengelolaan),
sedang pelaksananya disebut manager atau pengelola.18
Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan adalah ilmu seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen menurut G.R Terry adalah suatu proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel,
manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain.19 Sedangkan manajemen pendidikan merupakan proses
manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan
segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif.20
Menurut Mary Parker Follet dalam Nanang Fattah, manajemen
sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain. Manajemen
mencapai tujuan dari organisasi dengan cara mengatur orang lain.
Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur yaitu pandangan,
18 George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara),
2012, hal. 1.
19Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 2-3.
20Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 87.
-
15
pengetahuan teknis dan komunikasi yang perlu dikembangkan sebagai
keterampilan.21
Henri Fayol, yang dikutip Hikmat, ia menjabarkan fungsi manajemen
yang terdiri dari perencanaan, (planning), pengorganisasian (organizing),
mengelolaan staf (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian
(coordinating), pelaporan (reporting), dan penganggaran (budgeting).22
Fungsi manajemen pada prinsipnya dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan penilaian terhadap semua program kerja
sekolah dengan mengeliminasi pemborosan (efisien) dan memaksimalkan
sumber daya yang tersedia meningkatkan pencapaian (keefektifan).23
Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya
yang ada mempunyai empat fungsi yaitu perencanaan, peng-organisasian,
penggerakan, dan pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Terry
bahwa bahwa fungsi manajemen mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. Tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan
sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar, administrasi kantor,
administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan,
administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, dan administrasi
hubungan masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan
organisasional, kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
21 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
hal. 3.
22 Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 30
23Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2011), hal. 56.
-
16
penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh sumber daya yang ada dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.24
Adapun sintesis dari pemapararan teori manajemen kepala sekolah di
atas adalah proses pengembangan kegiatan kerja sama kepala sekolah
dengan seluruh personil sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Pearce menyatakan, Good management brings a degree of order and
consistency to key dimensions like the quality and profitability of products.25
Manajemen yang baik memberikan tingkat konsistensi untuk menjamin
produk yang berkualitas dan menguntungkan. Implementasi manajemen
yang efektif bagi sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil
dalam bidangnya dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja
yang lebih produktif, efektivitas kinerja, dan efisiensi sistem.
Unsur manajemen terdiri dari: man, money, methode, machines,
materials, dan market yang disingkat dengan 6 M. Menurut Oemar Hamalik,
manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan
usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya,
menggunakan metode yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya.26
Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas
mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka. Kepala
sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat
diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah
lembaga.27 Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang
dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran
24 Hendiyat Soetopo, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara.
20015), hal. 14. 25John A. Pearce, Strategic Management, (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2008), hal. 359.
26Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 16.
27 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta : Kalam Mulia, 2013), hal. 409.
-
17
sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap.28
Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah
sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator,
supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM).29 Menurut James H.
Stronge, komponen utama dari tanggung jawab manajemen organisasi
kepala sekolah, meliputi:
- Koordinasi keamanan, operasi harian, dan pemeliharaan fasilitas.
- Menggunakan data dalam manajemen organisasi.
- Mencari dan mengalokasikan sumber daya fiskal.
Mengatur dan mengelola sumber daya teknologi. 30
Dalam menjalankan fungsi sebagai manajer kepala sekolah perlu
berpedoman pada prinsip-prinsip penyelenggaraan manajemen
sekolah antara lain:
a. Perencanaan secara jelas, sederhana, fleksibel dan seimbang
b. Organisasi tegas dan memiliki asas-asas: adanya kesatuan komando,
adanya pengawasan yang terus menerus, adanya pembagian tanggung
jawab yang seimbang, adanya pembagian tugas yang logis dengan
memperhatikan usia, masa kerja, pangkat, dan kemampuan
c. Staffing secara tepat, the right man on the right place
d. Pengarahan secara terus menerus oleh setiap unsur pimpinan kepada
bawahan
e. Koordinasi yang menimbulkan suasana kerja dan kerja sama secara
harmonis
28Minnah El Widdah dkk, Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah,
(Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 97.
29 E. Mulyasa, Manjadi Kepala sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
hal 97-98
30 James H. Stronge, Qualities of Effective Principals (USA: Association for Supervision
and Curriculum Development, 2008), hal. 89-90.
-
18
f. Pengawasan secara cermat sehingga terhindar dari penyimpangan-
penyimpangan kegiatan
g. Pelaporan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara dan
mengembangkan hal-hal yang baik
h. Pembiayaan yang hemat, merata, dan dapat dipertanggungjawabkan
i. Pelaksanaannya berlangsung secara tertib, lengkap, tepat, dan cepat
sehingga siap dipakai
j. Peka terhadap pembaharuan agar dapat melayani proses pembaharuan
pendidikan.31
Berikut ini akan dijelaskaan mengenai fungsi dan tujuan manajemen
kepala sekolah yaitu:
a. Fungsi Manajemen Kepala Sekolah
Manajemen kepala sekolah adalah melaksanakan suatu proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi (sekolah) dengan cara melakukan
kegiatan dari empat fungsi utama yaitu: merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading) dan mengendalikan
(controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang
berkesinambungan.32
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus
memahami langkah-langkah pokok manajemen. Peran pemimpin sebagai
model merupakan perpaduan antara karakter dan kompetensi. Peran
pemimpin di sekolah membawa serta harapan dalam setiap pekerjaannya.33
Langkah-langkah pokok manajemen adalah tugas pokok yang harus
dikerjakan oleh pemimpin terdiri dari merencanakan (to plan),
31Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 184.
32 Muhammad Rohman dan sofan Amri, Manajemen Pendidikan Analisis dan Sulusi
Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran Yang Efektif (Jakarta : PT.
Prestasi Pustakarya, 2012), hal, 24.
33Veithzal Rivai, Education Management, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), hal. 745.
-
19
mengorganisasikan (to organize), menempatkan (staffing), menggerakkan
(to command), mengarahkan (to direct), dan mengendalikan (to control).
Fungsi manajemen kepala sekolah dijabarkan sebagai berikut:
1) Fungsi perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-
kegiatan atau program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.
Perencanaan meliputi kegiatan apa yang akan dicapai, bagaimana
mencapai, berapa lama waktu, berapa personel yang dibutuhkan, dan
berapa banyak biayanya.
Planning-goal setting, this aspect of an organization's performance has
to do with behaviour that reflects the extent of its ability to set goals and
objectives and systematically plan for the future.34 Pengaturan tujuan
perencanaan, ini merupakan aspek dari kinerja organisasi yang harus
dilakukan dengan perilaku yang mencerminkan sejauh mana
kemampuannya untuk menetapkan tujuan dan sasaran dan rencana yang
sistematis bagi masa depan.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
b) Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan
c) Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan
d) Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan
e) Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan
bagaiaman pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan35
Syarat-syarat dalam menyusun perencanaan yang perlu diperhatikan
adalah:
34 J.S. Pounder, Public accountability in Hong Kong higher education: Human resource
management implications of assessing organizational effectiveness (United Kingdom:
Emerald Group Publishing, ISSN: 09513558, 2014), hal.465.
35 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 15.
-
20
a) Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.
b) Bersifat sederhana, realistis, praktis.
c) Terinci, memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian
tindakan sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.
d) Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan
serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu.
e) Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang yang akan
digarap dalam perencanaan itu, menurut urgensinya masing-masing.
f) Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya, dan waktu serta
kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia
dengan sebaik-baiknya.
g) Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi
pelaksanaan.36
Kegiatan perencanaan mengandung beberapa unsur, sebagai berikut:
a. Pengumpulan informasi secara reguler, untuk pembuatan assessment
b. Pembuatan perkiraaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan yang tersedia
c. Membuat analisis identifikasi adanya ketidakseimbangan antara tenaga
kerja yang dibutuhkan dan tersedia
d. Identifikasi berbagai alternatif pemecahan masalah ketidakseimbangan
antara tenaga kerja yang dibutuhkan dan tersedia
e. Adanya integrasi dari rencana tersebut dengan rencana pembangunan
untuk perencanaan tenaga kerja makro dan perencanaan perusahaan
(corporate planning) untuk perencanaan tenaga kerja mikro
f. Hal-hal tersebut dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu37
2) Fungsi pengorganisasian (organizing)
Fungsi pengorganisasian perlu diciptakan untuk mewujudkan struktur
organisasi sekolah yang efektif dan efisien, uraian tugas tiap bidang di
36 Ibid.
37Suryosubroto, Op.Cit., hal 184-185.
-
21
sekolah, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, serta penentuan
sumber daya manusia dan sumber daya yang dibutuhkan.38
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Pengorganisasian
menentukan orang yang akan melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip
pengorganisasian.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengorganisasian sekolah antara
lain mencakup:
1) Menetapkan tugas yang harus dikerjakan
2) Siapa yang mengerjakan
3) Bagaimana tugas itu dikelompokkan
4) Siapa melapor ke siapa
5) Di mana keputusan itu harus diambil
Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah
bahwa pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab, hendaknya
disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan, dan
kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas
tersebut.
Fungsi organisasi dapat diartikan bermacam-macam:
a) Organisasi dapat diartikan sebagai memberi struktur, terutama dalam
penyusunan/penempatan personel, pekerjaan/pekerjaan, material, dan
pikiran-pikiran di dalam struktur.
b) Organisasi dapat pula ditafsirkan sebagai menetapkan hubungan antara
orang-orang. Kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab
masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju
pada tercapainya tujuan-tujuan atau maksud-maksud kegiatan
pendidikan atau pengajaran.
38Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah
“Membangun Sekolah Yang Bermutu (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 144.
-
22
c) Organisasi sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.39
Organisasi ialah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai
maksud-maksud dan tujuan pendidikan.40
3) Fungsi penggerakan (actuating)
Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting dalam
menggerakkan personel sekolah melaksanakan program kerjanya.
Menggerakkan adalah tugas pemimpin dengan memberikan rangsangan
kepada anggota untuk bekerja dengan antusias.
Cara terbaik untuk menggerakkan para anggota organisasi adalah
dengan cara pemberian komando dan tanggung jawab utama para
bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang diberikan. Penggerakan
merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang pemimpin kepada para
bawahannya dengan jalan mengarahkan dan memberikan petunjuk agar
mereka mau melaksanakan tugasnya dengan baik menuju tercapainya
tujuan yang telah ditentukan bersama.41
Fungsi penggerakan merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan-
kegiatan perencanaan dan pengorganisasian. Penekanan dari fungsi
penggerakan proyek adalah penciptaan kerja sama antara anggota
kelompok serta peningkatan semangat kerja keseluruhan anggota untuk
tercapainya tujuan organisasi. Kegiatan pengarahan dan bimbingan
sebagai perwujudan fungsi penggerakan dalam manajemen memerlukan
penciptaan dan pengembangan komuniksi secara efektif dan efisien.42
39 Ngalim Purwanto, Op.Cit., hal. 17.
40 Ibid.
41 Kompri, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 24.
42 Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 56.
-
23
Oleh karena itu ilmu komunikasi ditempatkan sebagai bagian dari
fungsi penggerakan. Tujuan komunikasi di lingkungan sebuah organisasi
adalah untuk mempengaruhi tingkah laku penerima informasi, yang
dinyatakan dengan merubah kegiatan atau tindakannya dari yang tidak
mendukung dan tidak ikut serta menjadi mendukung dan ikut serta dalam
usaha memajukan dan mengembangkan organisasi, agar tujuannya
tercapai secara efektif dan efisien. Pelaksanaan atau penggerakan
dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi memiliki perencanaan dan
melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk
tersedianya personil sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau
satuan kerja yang dibentuk.43
Pada aspek penggerakan yang menjadi titik fokus adalah faktor
kepemimpinan sebagai penggerak komponen organisasi, terutama
mengikat para komponen organisasi agar bersedia menyumbangkan
tenaganya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.44
4) Fungsi pengawasan (controling)
Controling atau pengawasan adalah proses pengawasan kinerja
sebuah organisasi. Caranya dengan mengevaluasi rencana awal dan
kenyataan yang terjadi. Kalau ditemukan masalah, langkah perbaikan bisa
dilakukan dengan cepat dan tepat.45 Proses evaluasi kinerja dapat
dilakukan melalui monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program.
Pengukuran kinerja dilakukan melalui tahapan pengumpulan data,
pengukuran, dan penetapan tingkat kinerja.46
43 Ibid., hal 57.
44 Sukarji, Manajemen dalam Pendidikan Islam (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hal.
95.
45 Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
hal. 239.
46Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 411.
-
24
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel yang dikutip Kompri,
mengemukakan asas/prinsip pengendalian/pengawasan sebagai berikut:
a) Prinsip tercapainya tujuan. Pengawasan harus ditujukan ke arah
tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi) untuk
menghindarkan penyimpangan/deviasi dari perencanaan.
b) Prinsip efisiensi. Pengawasan efisiensi bila dapat menghindarkan
deviasi-deviasi dari perencanaan sehingga tidak menimbulkan hal-hal
lain yang di luar dugaan.
c) Prinsip tanggung jawab. Pengawasan hanya dapat dilaksanakan apabila
manager dapat bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
rencana.
d) Prinsip pengendalian terhadap masa depan, ditujukan ke arah
pencegahan, penyimpangan, perencanaan yang terjadi, baik pada waktu
sekarang maupun mada yang akan datang.
e) Prinsip pengendalian langsung. Teknik kontrol yang paling efektif adalah
manager mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas baik,
pengendalian dilakukan oleh manager atas dasar bahwa manusia sering
berbuat salah.
f) Prinsip refleksi perencanaan. Pengawasan disusun dengan baik
sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan perencanaan.
g) Prinsip pengendalian individu. Pengendalian dan teknik pengendalian
harus sesuai dengan kebutuhan manager.
h) Prinsip pengawasan terhadap strategis. Pengendalian yang efektif dan
efisien memerlukan perhatian yang ditentukan terhadap faktor-faktor
yang strategis dalam perusahaan.
i) Prinsip peninjauan kembali, sistem kontrol harus ditinjau berkali-kali agar
sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
j) Prinsip tindakan, pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-
ukuran rencana organisasi, staffing, dan directing.47
47 Kompri, Op.Cit., hal 25-26.
-
25
Agama Islam telah memberikan sebuah contoh bagaimana proses
manajemen berlangsung dalam kehidupan manusia. Sebagaimana Firman
Allah Swt berikut ini:
َف َسنَٖة م ِّ َداُرهُۥٓ أَلأ قأ ٖم َكاَن مِّ هِّ فِّي يَوأ ُرُج إِّلَيأ ضِّ ثُمَّ يَعأ َرأ َن ٱلسََّمآءِّ إِّلَى ٱۡلأ َر مِّ َمأ ا تَعُدُّوَن يَُدب ُِّر ٱۡلأ مَّ
Artinya: “Dia (Allah) mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu
tahun menurut perhitunganmu”.48
Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam supervisi
manajemen sumber daya manusia (guru) di sekolah adalah sebagai berikut:
Perencanaan. Perencanaan adalah suatu cara untuk mencoba menetapkan
keperluan tenaga kerja kependidikan untuk suatu periode tertentu baik
secara kualitas maupun kuantitas dengan cara-cara tertentu. Rekrutmen.
Rekrutmen merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya
calon tenaga kependidikan yang sesuai dengan lowongan yang tersedia.
Sumber-sumber dimana terdapatnya calon tenaga kependidikan tersebut
dapat diperoleh melalui macam-macam sumber misalnya lembaga
pendidikan, departemen tenaga kerja, biro-biro konsultan iklan di media
massa dan sebagainya. Seleksi. Seleksi pada dasarnya merupakan usaha
yang sistematis yang dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka yang
dterima adalah dianggap paling tepat, baik dengan kriteria yang telah
ditetapkan ataupun jumlah yang dibutuhkan. Place (penempatan),
penampilan kerja, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, keselamatan
kerja, pengembangan karir untuk meningkatkan profesionalitas dan
kelanjutan (pensiun).49
48 Depertemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya (Bandung: Sigma, 2012)
49 Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Referensi Gaung
Persada Press Group, 2013), hal. 11-12.
-
26
b. Tujuan Manajemen Kepala Sekolah
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan yang
menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada
usaha seorang manager. Tujuan manajemen dalam suatu organisasi dapat
diklasifikasikan menurut hirarki tertentu. Hirarki tujuan yang dimaksud adalah
tujuan pokok, tujuan bagian, tujuan kelompok, tujuan kesatuan dan tujuan
individu. Kepala sekolah juga merupakan seorang manager, yang mana
fungsi manager dalam organisasi dalam hal ini sekolah dilihat dari dua sudut
yaitu fungsi menurut proses: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
Pemotivaisan dan pengendalian. Fungsi menurut spesialisais kerja:
keuangan, ketenagakerjaan, pemasaran, pembelian dan produksi50
Kepala sekolah dituntut mampu berperan sebagai seorang pemimpin
profesional. Ciri khas kepala sekolah yang profesional adalah menguasasi
secara baik pekerjaanya melebihi rata-rata personalia lainnya sesuai dengan
kode etik profesinya. Menurut Wahjosumidjo sekolah yang berhasil adalah
sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil. Kepemimpinan sekolah yang
“baik” akan mencitrakan kultur sekolah yang berhasil mendorong guru
bekerja dengan penuh dedikasi dan siswa belajar keras tanpa paksaan.
Dengan kata lain, Wahjosumidjo mengisyaratkan pentingnya pemimpin
sekolah yang memiliki harapan tinggi terhadap guru dan siswa. Di samping
itu, kepemimpinan sekolah yang yang berhasil akan memberi kesempatan
kepada siswa untuk menjadi diri sendiri, terbiasa dengan hidup tertib, dan
memanfaatkan peraturan-peraturan sekolah.
Berdasarkan pemapararan teori manajemen kepala sekolah maka
disintesiskan bahwa manajemen kepala sekolah adalah pengelolaan
kegiatan kerja sama kepala sekolah dengan seluruh personil sekolah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator manajemen kepala sekolah
dalam penelitian ini adalah mencakup perencanaan (planning),
50 H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 30-32.
-
27
pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengawasan
(controling) untuk mewujudkan pengembangan karir guru.
2. Pengembangan Karir Guru
a. Konsep Karir
Gottfredso mengembangkan sebuah teori karir melalui teori
“circumscription and compromise”. Teori ini dikutip oleh Mukhtar dengan
mendefinisikan bahwa peningkatan karir merupakan suatu proses yang
membutuhkan tingkat profisiensi kognitif yang tinggi. Pertumbuhan dan
perkembangan kognitif merupakan alat untuk mengembangkan suatu peta
kognitif tentang jabatan dan konsepsi diri yang digunakan untuk
mengevaluasi kesesuaian berbagai alternatif jabatan. Setiap individu harus
berusaha menilai kesesuaian antara diri dengan karir yang prospek.51
Karir merupakan peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu rencana karir dan peningkatan oleh departemen personalia
untuk mencapai suatu rencana karir sesuai dengan jalur atau jenjang
organisasi. Pengembangan karir juga dipandang sebagai suatu proses
mengidentifikasi potensi karir pegawai dan materi serta menerapkan cara-
cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Manfaat
pengembangan karir untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan
meningkatkan suplai karyawan yang berkemampuan.52
Pemikiran Islam yang menganjurkan umat manusia untuk bekerja
sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an yakni:
نونَِ َوَرسولُهُِ َعَملَُكم ّللَاُِ فََسيََرى اعَملوا َوقُلِ مِ إ لىِ َوَستَُردّونَِ ۖ ِ َوالُمؤم الغَيبِ عال
تَعَملونَِ ُكنتُم ب ما فَيُنَبّ ئُُكم َوالَشهادَة ِ
51 Mukhtar dkk, Pengembangan Karir Tenaga Pendidik: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Magnum Pustaka Utama, 2016), hal. 26-27.
52 Danang Sunyoto, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: CAPS, 2013), hal. 183-
184.
-
28
Artinya: “dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Q.S At-Taubah: 105)
b. Pengembangan Karir Guru
Chris Rowley dan Keith Jackson menyatakan bahwa karir merupakan
pergerakan seseorang melalui sebuah urutan pekerjaan-pekerjaan selama
hidupnya. Pengembangan karir adalah sebuah usaha yang diorganisasikan
dan direncanakan yang terdiri dari aktivitas-aktivitas terstruktur yang akan
dihasilkan di dalam sebuah usaha perencanaan yang timbal balik di antara
pekerja dengan organisasi tempat bekerja.53
Pengembangan karir menunjukkan serangkaian kegiatan seumur hidup
yang berkontribusi pada eksplorasi, pembentukan, kesuksesan, dan
pemenuhan karir seseorang.54 Salah satu faktor yang menjadi tolak ukur
keberhasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru dapat terlihat pada
aktivitas pembelajaran dan administrasi sekolah yang dikerjakan karena
dorongan kepala sekolah serta tuntutan iklim organisasi dan juga meru-
pakan dorongan dari dalam dirinya.55
53 Rowley, Chris, Manajemen Sumber Daya Manusia: the Key Concept, Penerjemah: Elviyola
Pawan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 18-19.
54 Dessler, Gary, Human Resource Management, 13th ed (USA: Pearson, 2013), hal. 327.
55 Damam, Pengaruh Kerjasama, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai
Durian (Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 2, Maret 2015, hal 285-300), hal. 278.
-
29
Gambar 2.1 Elemen Pengembangan Karir56
1
2 3
Elemen pengembangan karir di atas menurut Mary Ann Bopp. Pegawai
harus memutuskan keinginan karir mereka dan masuk ke dalam konteks
kerjasama antara pegawai, organisasi dan manajer. Pegawai harus
mencapai kinerja tertentu, dan organisasi bertanggungjawab memastikan
lingkungan yang tepat dan peluang pengembangan karir, sehingga pegawai
dapat meningkatkan kemampuan mereka. Sedangkan manajer perlu
memastikan harapan karir pegawai dan membantu mereka mencapai tujuan
karir yang realistis. Penting bagi pegawai untuk mensejajarkan keinginan
mereka dengan perubahan tujuan dan strategi organisasi. Sehingga pegawai
dapat memastikan rencana dan harapan karir akan terwujud dengan bekerja
bersama manajer di sebuah organisasi.
Pengembangan karir mempunyai manfaat bagi karyawan dan
organisasi, meliputi:
a. Mendorong karyawan mengembangkan diri dan kemampuan
b. Menambah rasa kepedulian yang tinggi terhadap organisasi
c. Mencegah terjadinya keresahan di kalangan karyawan
56Bopp, Mary Ann, et.al, Agile Career Development: Lessons and Approaches from IBM
(Boston: Pearson Education Inc, 2010), hal. 55.
Company business
strategy and goal
Person
al
go
als
an
d
as
pir
ati
on
s
Career opportunities in the company
Partnership betwee
n organization,
manager, and employees
-
30
d. Mengurangi karyawan yang meninggalkan organisasi
e. Mengisi lowongan yang tersedia, akibat mutasi atau promosi
f. Mengoptimalkan penggunaan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan karyawan sesuai dengan potensi bersangkutan.57
Seorang guru yang profesional memiliki kualifikasi pendidikan profesi
yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang
ditekuninya, dan meningkatkan kemampun seiring perubahan kebutuhan
media dalam pendidikan saat ini. Media are undergoing tumultuous change,
and media education needs an equally profound reinvention.58 Media
mengalami perubahan yang menggemparkan, dan media pendidikan juga
membutuhkan perubahan besar.
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2009 dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.59
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun
klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.60 Dari sisi kepribadian untuk
tumbuh menjalani profesionalisasi, ciri-ciri umum guru profesional adalah,
melakukan profesionalisasi diri, memotivasi diri, memiliki disiplin diri,
57 M. Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rajawali
Perss, 2013), hal. 351.
58 John V Pavlik, A Vision for Transformative Leadership: Rethinking Journalism and
Mass Communication Education for the Twenty-First Century (Columbia: Journalism
& Mass Communication Educator, 2013), hal. 216.
59Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan
Profesi Guru dan Dosen, Tunjungan Khusus Guru dan Dosen serta Tunjungan Kehormatan
Profesor.
60 Syaful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan
Teoritis Psikologis (Jakarta: Rineka Cipta: 2010), hal. 31-32.
http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/indexinglinkhandler/sng/au/Pavlik,+John+V/$N?accountid=25704http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/pubidlinkhandler/sng/pub/Journalism+$26+Mass+Communication+Educator/ExactMatch/34564/DocView/1444145064/abstract/E0B4011C6E8421BPQ/9?accountid=25704http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/pubidlinkhandler/sng/pub/Journalism+$26+Mass+Communication+Educator/ExactMatch/34564/DocView/1444145064/abstract/E0B4011C6E8421BPQ/9?accountid=25704
-
31
mengevaluasi diri, memiliki kesadaran diri, melakukan pengembangan diri,
menjadi pembelajar, melakukan hubungan efektif, berempati tinggi dan taat
asas pada kode etik.61
Seorang guru atau konselor hendaklah melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan keempat macam kompetensi yang harus dimilikinya
(pribadi, sosial, pedagogik, dan profesional) agar karir profesionalnya itu
dapat berkembang lebih baik. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan kompetensi dan karirnya adalah berpartisipasi dalam forum
atau kegiatan ilmiah profesional; membuat karya tulis ilmiah/populer, karya
seni, dan karya teknologi; dan melaksanaka penelitian/pengkajian kerja
profesionalnya baik secara individual maupun kolaboratif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
karir antara lain:
1. Kinerja, apabila karyawan memiliki kinerja yang baik maka ia mempunyai
kesempatan untuk pengembangan karir.
2. Loyalitas, integritas yang tinggi dari seorang karyawan.
3. Dikenal, orang yang memiliki kinerja baik dan loyalitas tinggi terhadap
organisasi akan dikenal oleh para pimpinan.
4. Bawahan, seorang pemimpin akan memanfaatkan keterampilan yang
dimiliki oleh bawahan.
5. Kesempatan pengembangan, memanfaatkan waktu untuk
mengembangkan diri, seperti mengikuti pelatihan atau seminar.62
Sasaran pembinaan karir adalah meningkatkan efektivitas karir
pegawai yang meliputi empat karakteristik yaitu kinerja, sikap,
adaptabilitas, dan identitas.63
61 Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 23.
62Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta,
2009), hal. 169-170.
63Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia : Teori, Aplikasi, dan Isu
Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 140.
-
32
1. Kinerja karir (career performance), berhubungan langsung dengan
efektivitas organisasi, yang merefleksikan tingkat kontribusi individu
terhadap kinerja organisasi
2. Sikap karir (career attitude), mengacu kepada cara individu melihat dan
mengevaluasi karirnya. Pegawai yang memiliki sikap karir yang positif
akan memiliki persepsi dan evaluasi positif tehadap karirnya. Individu
yang memiliki sikap positif lebih kuat akan mempunyai komitmen
terhadap organisasi dan terlibat dalam pekerjaan.
3. Adaptabilitas karir (career adaptability), berhubungan langsung dengan
fleksibilitas, daya saing dan pengembangan organisasi. Oleh karena itu
individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan baru
(pengetahuan dan keahlian). Maka ia memampukan organisasi untuk
merespon tuntutan yang senantiasa berubah-ubah, sehingga organisasi
akan menanggung resiko keuangan dan kehilangan pekerjaan. Maka
adaptabilitas karir mengindikasikan aplikasi pengetahuan, keahlian, dan
teknologi paling terdepan.
4. Identitas karir (career identity), mengandung dua komponen penting yaitu
tingkat kesadaran yang konsisten dan jelas dari individu menyangkut
minat, nilai-nilai, dan ekspresi mereka terhadap masa depan dan tingkat
konsistensi kehidupan individu sepanjang waktu. Sehingga identitas karir
terkait langsung dengan kepuasan pegawai dalam bekerja.
Menurut Donal L. Caruth organisasi memiliki beberapa tujuan
dalam menerapkan program perencanaan dan pengembangan karier
terhadap kebutuhan kelembagaan dan kebutuhan dari karyawan,
yaitu: tujuan organisasi: meningkatkan pemanfaatan dari personalia,
mengurangi perputaran, meningkatkan motivasi dan komitmen,
mengurangi keusangan pegawai, meningkatkan efektivitas organisasi,
membantu merekrut orang-orang yang sangat berbakat, membantu
memberikan kesempatan kerja yang sama, menghilangkan rintangan
untuk kelancaran kenaikan, bertanggung-jawab secara sosial. Tujuan
individu: menganjurkan pertumbuhan, mengembangkan keterampilan
-
33
baru, kepuasan pekerja, harapan, meningkatkan kemampuan pekerja.
64
Menurut Hadari Nawawi dalam Maisah, ada tiga fase program
pengembangan karir:
a. Fase perencanaan
Fase ini merupakan aktivitas menyelaraskan rancangan pekerja dan
rancangan organisasi mengenai pengembangan karir di lingkungannya.
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi kekurangan dan
kelebihan pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan demikian
dapat dilakukan berbagai usaha untuk membantu pekerja, bantuan atau
usaha antara lain:
1) Bantuan memilih jalur pengembangan karir sesuai dengan yang tersedia.
Pemilihan itu harus berdasarkan kemampuan, yang bagi setiap pekerja
harus diyakini bahwa kemampuannya benar-benar menunjang untuk
dapat melaksanakaan pekerjaan secara efektif dan efisien.
2) Memperbaiki kekurangan atau kelemahan, bagi pekerja yang
menunjukkan kesungguhan dan membutuhkannya untuk mewujudkan
karir yang sukses
b. Fase pengarahan
Fase ini bermaksud untuk membantu para pekerja agar mampu
mewujudkan perencanaannya menjadi kenyataan, yakni dengan
memantapkan tipe karir yang diinginkannya, dan mengatur langkah-langkah
yang harus ditempuh untuk mewujudkannya. Terdapat dua cara
pendekatan, yaitu:
1) Pengarahan dengan menyelenggarakan konseling karir
2) Menyelenggarakan pelayanan informasi
c. Fase pengembangan
Fase ini adalah tentang waktu yang digunakan pekerja untuk
64Donald L. Caruth, et.al, Staffing The Contemporary Organization : A Guide To Planning,
Recruiting, And Selecting For Human Resource Professionals, (USA : Praeger, 2009), hal.
261-262.
-
34
memenuhi persyaratan yang memungkinkannya melakukan gerak dari
suatu posisi ke posisi yang lain yang diinginkannya. Selama fase ini pekerja
dapat melakukan kegiatan memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan/keahlian dan sikapnya. Dalam fase ini pekerja harus berusaha
mewujudkan kreativitas dana inisiatifnya yang dapat mendukung untuk
memasuki posisi/jabatan di masa yang akan dating. Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan:
1) Penyelenggaraan sistem mentor
System mentor adalah cara pengembangan dengan menyelenggarakan
hubungan antara pekerja senior dengan pekerja yunior sebagai kolega
atau pasangan kerja. Pekerja senior bertindak sebagai mentor
(pembimbing) bertugas memberikan keteladanan, membantu dan
mengatur dalam menghubungi pejabat untuk mendapatkan informasi,
dan memberikan dukungan secara umum, dalam usaha pekerja yunior
mengembangkan karirnya.
2) Pelatihaan
Pelatihan dalam rangka pengembangan karir bagi para pekerja sangat
luas cakupannya, tidak sekedar yang diselenggarakan secara
melembaga dan formal di kelas, laboratorium dan lainnya.65
Uraian tahap-tahap pengembangan karir menurut Marwansyah
yaitu:
a. Tahap I, para profesional muda masuk ke sebuah organisasi dengan
kompetensi teknis yang mereka miliki, tetapi seringkali tanpa
pemahaman yang memadai tentang kebutuhan dan ekspektasi
organisasi. Hubungan yang terbangun dengan atasan berbentuk
apprenticeship/pemagangan. Pada tahap ini, pekerja baru diharapkan
untuk menunjukkan kompetensi mereka dan belajar serta mengikuti
petunjuk dari senior.
b. Tahap II (advancement/peningkatan), menuntut para profesional untuk
65Maisah, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Referensi, 2013), hal. 19-21
-
35
bekerja secara mandiri. Seseorang bisa masuk ke tahap ini jika ia mampu
menunjukkan kompetensi dalam bidang tertentu yang bersifat teknis.
Kegiatan utama seorang profesional adalah menjadi kontributor
independen yang menyumbang gagasan dalam bidang tertentu. Tahap II
penting bagi perkembangan karir di masa depan.
c. Tahap III (maintenance/pemeliharaan). Pada tahap ini, kegiatan pokok
para profesional adalah memberikan pelatihan dan berinteraksi dengan
orang lain. Fokus utamanya adalah pekerjaan bawahan. Bagi atasan
yang berhasil dan merasa puas mengembangkan bawahannya ke
pekerjaan yang lebih baik dan lebih tinggi jenjangnya, dapat dengan
senang hati tetap berada pada tahap ini hingga pensiun.
d. Tahap IV (strategic thinking/pemikiran strategik) tidak semua profesional
mampu ke tahap ini yaitu membentuk arah organisasi itu sendiri. Pada
tahap ini perhatian diarahkan ke perencanaan strategis jangka panjang.
Para profesional bisa berperan sebagai manajer, entrepreneur, dan
penggagas ide. Para profesional tahap IV harus belajar mempengaruhi
yakni mempraktikkan kepemimpinan melalui penanaman gagasan,
seleksi dan perancangan organisasi.66
Program jenjang karier mendesain jabatan untuk memberikan
seseorang prospek untuk promosi, membentuk tingkat status bagi
guru, menyesuaikan kemampuan guru dengan pekerjaan dalam
jabatan, dan mendistribusikan tanggung jawab bagi pengembangan
pada staf profesional.67 Rencana pembangunan yang terpisah seperti
bagian dari penilaian kinerja, perencanaan karier, suksesi /
pengembangan, dan program yang berpotensi tinggi.68
66 Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 209-
210.
67 Priadi Surya, Aspek Pengembangan Karier Guru Sebagai Wakil/Pembantu Kepala
Sekolah (Assistantprincipal) (EEDESI, Manajemen Pendidikan, No. 01/Th IV/April/2008), hal. 12. 68Bechet, Thomas P. Strategic Staffing: A Comprehensive System for Effective Workforce
Planning (New York: Amacom, 2008), hal.179.
-
36
Pengembangan karier pegawai yang efektif akan memperbaiki
dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai,
agar semakin mampu memberikan kontribusi terbaik dalam
mewujudkan tujuan organisasi dengan lingkungan yang selalu
berubah. Dalam hal ini UU No 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil
negara (Pasal 89) menyebutkan bahwa pengembangan karier PNS
dilakukan berdasarkan dimensi kualifikasi, dimensi kompetensi,
dimensi penilaian kinerja dan dimensi kebutuhan Instansi Pemerintah,
yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Dimensi Kualifikasi
Kualifikasi merupakan persyaratan yang telah dipenuhi terkait dengan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau
jabatan tertentu atau untuk memperoleh kewenangan dan legitimasi
dalam menjalankan profesinya, atau pekerjaannya. Setiap bidang
pekerjaan memerlukan syarat yang telah dipenuhi oleh pegawai agar
proses dan hasilnya dapat mencapai tujuan dari bidang tersebut.
b. Dimensi kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan
suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang
di tempat kerja, mengidentifikasi karakteristik pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan oleh individu yang memungkinkan
menjalankan tugas dan tanggung jawab secara efektif sehingga
mencapai standar.
c. Dimensi Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa / mengkaji dan
mengevaluasi secara berkala kinerja pegawai. Kinerja sebagai panduan
dari hasil kerja dan kompetensi. Penilaian kinerja merupakan proses
dimana organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja pegawaianya.
Bahwa penilaian kinerja pegawai merupakan suatu proses berkelanjutan
-
37
dalam menilai kualitas kerja pegawai dan usaha untuk memperbaiki unjuk
kerja pegawai.
d. Dimensi Kebutuhan Instansi Pemerintah
Kebutuhan Instansi Pemerintah, sebagai wadah tempat proses kegiatan
manajemen SDM aparatur berlangsung, antara masing-masing pegawai
menetapkan dan menerapkan tujuan kariernya dan organisasi
merancang dan menerapkan program pengembangan karier yang ber
kualifikasi, kompetensi dan penilaian kinerja yang dapat menghasilkan
orang-orang yang profesional untuk memenuhi kebutuhan organisasi di