fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN STRATEGIS DISKOPERINDAG DALAM MERELOKASI PEDAGANG PASAR KRAGILAN
DI KABUPATEN SERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
SYAFRUDDIN INDRA
NIM. 6661101265
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, Desember 2016
ABSTRAK
Syafruddin Indra. 6661101265. Perencanaan Strategis Diskoperindag dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si.
Relokasi pedagang pasar merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk penataan pasar tradisional yang lebih baik guna menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah. Kurangnya minat pedagang untuk direlokasi, kurang optimalnya Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar baru, serta belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang dalam merelokasi pasar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori tantangan dalam Perencanaan Strategis menurut Byrson (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan Kabupaten Serang masih belum baik karena belum maksimalnya pembangunan pasar baru, dan sumber daya manusia Diskoperindag belum optimal. Meskipun pedagang tidak dibebankan biaya sewa namun stategi melalui sosialisasi dianggap masih belum memihak pedagang. Saran yang dapat diberikan yaitu percepatan pembangunan terminal dan trayek angkutan umum untuk mengembangkan potensi pasar baru, melakukan promosi dan mengajak stakeholder lainnya, serta melakukan pendekatan secara persuatif melalui pertemuan dan jajak pendapat antara Diskoperindag dan pedagang. Kata Kunci: Perencanaan Strategis, Relokasi Pedagang Pasar
ABSTRAK
Syafruddin Indra. 6661101265. The Strategic Planning of Diskoperindag in Relocation Traders Kragilan Market in Serang Regency. Departement of Public Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor: Dr. Agus Sjafari, M.Si. 2nd advisor: Maulana Yusuf, M.Si. Relocation traders market is Local Government efforts for the arrangement traditional market better in order to strengthen busniness sector small and medium. The lack of interest traders to be relocated, the less than optimal Departement of Cooperatives Industry and Trade (Diskoperindag), ineffective the development and supporting facilities in new market area, and there has been no the common ground between government and traders. The purpose of this research is to know the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan Market in Serang Regency. This research used a theory challenges in strategic planning according to Bryson (2007). The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. The method used is a descriptive qualitative. Data collection techniques which used are interview, observation and documentation. Data analysis used is technique data analysis Miles and Huberman (2008). The result shows that the strategic planning of Diskoperindag in relocation traders Kragilan market in Serang Regency is not good because that has not been developments of new markets, ineffective human resources in Diskoperindag. Although traders not charged rental costs, but a strategy through socialization they still consider to be not yet favoring traders. The recommendations that could be given are on development of terminal and public transport route, promote and getting other stakeholders, and approch persuative by a meeting and the poll between Diskoperindag and traders.
Keywords: The Strategic Planning, Relocation Market Traders
LEMBAR PERSEMBAHAN
“ Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.”
Imam Syafi’i
“Jadikan sabar dan ikhlas sebagai senjata sekaligus pelindung proses dalam hidup”
Syafruddin Indra
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
Atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan
Kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini
Aku persembahkan skripsi ini kepada Orang Tua ku, kakak-kakak ku
Serta ku persembahkan kepada sahabat-sahabat serta teman-teman ku.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH
SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang
berlimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dalam rangka
memenuhi salah satu syarat skripsi pada Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul
“Perencanaan Strategis DISKOPERINDAG Dalam Merelokasi Pedagang
Pasar Kragilan di Kabupaten Serang ”.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang senantiasa mendukung membimbing penulis. Maka dari itu
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing I yang memberikan semangat dan membimbing peneliti
dalam menyusun proposal ini dengan teliti dan sabar dari awal hingga
akhir.
3. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhroman., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
ii
7. Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
8. Maulana Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing II dalam
penyusunan skripsi. Yang telah membantu, membimbing, dan
memotivasi peneliti dalam proses penyusunan skripsi. Terima kasih
atas waktu, arahan dan pembelajaran sekaligus dukungan selama
proses penyusunan skripsi.
9. Titi Setiawati, M.Si Selaku Pembimbing Akademik. Terima kasih atas
dorongan moral yang diberikan, waktu dan tenaga dalam proses
perkuliahan selama ini.
10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan
bagi penulis untuk menempuh gelar Strata Satu. Mohon maaf apabila
selama ini belum bisa memberikan yang terbaik dan belum bisa
membalas segala kebaikan selama ini.
12. Terima kasih kepada kakak Alia dan Alinda yang memberikan
semangat dalam pembuatan skripsi ini.
13. Untuk Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Serang yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Untuk para pedagang pasar Kragilan yang telah bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
15. Sahabat-sahabatku BTNM Abdul Kocot, Hasbi, Ahmad Ijal, Andi
Monang, Sadam, Nurchalim, Tri Wijaya, Ichsan Cole, Viko yang
memberikan canda tawa dan pengalaman yang tak terlupakan.
16. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA Reguler
kelas B angkatan 2010, A. Fahrurrozi, Agryan WP, Dedi S, Dwi
Rahayu, Eka SK, Fauzi, Fani Mutia, Fityan Ahdiyat, Herly FH,
Ikhwanul M, Irma, Mayabela, M. Ishmat, M. Nurdin, Novryan A,
iii
Nona R, Putri Menes AS, Putri Pustika S, Reni BA, Rey Ambon,
Siska A, Haerul Umam, Vierta A, Yuanita R yang memberikan canda
tawa, masukan dan nasehat yang bermanfaat.
17. Kawan-kawan Jurusan Administrasi Negara FISIP UNTIRTA
Angkatan 2009 Ikram Wahdi, Sapei Abdullah, Kiswanto, Septian
Gestiardi, Adnan Lubis, Tri Tunggal, Riky Faisal, Alvian, yang telah
memberikan masukan-masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
18. Sahabat-sahabatku Penghuni Kosan Kalpataru, Adhi Tompel, Prapto,
Haniv Jambi, Kasmidun Kesman, Gunarso Ucok, Tb. Toha, Kiki,
Hermantos Mantos, terima kasih telah memberi semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
19. Sahabat-sahabatku Penghuni Apartement Asmara, Anton Kuping,
Fityan Mapex, Novryan Gepeng, Nurdin Bedeng, Umam Mulyana,
Rama Haw, Dwi Uwi, Gan Gan AA, Dyaz Z, terima kasih telah
memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
20. Terimakasih untuk kamu yang telah datang memberikan motivasi
untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepercayaan untuk menjadi
pribadi yang lebih baik.
21. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap
dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Serang, November 2016
Syafruddin Indra
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan
Abstrak
Abstract
Lembar Orisinalitas
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................... viii
Daftar Gambar ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 14
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 14
v
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 14
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 15
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 15
1.6.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 15
1.6.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR
2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 17
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 42
2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................................ 46
3.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 47
3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 48
3.4 Fenomena Yang Diamati ............................................................................ 48
3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 48
vi
3.4.2 Definisi Operasional ......................................................................... 49
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 49
3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 50
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................... 52
3.7.1 Teknik Analisis Data ....................................................................... 57
3.7.2 Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 59
3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 61
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 62
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ............................................. 62
4.1.1 Gambaran Umum Diskoperindag Kabupaten Serang ..................... 68
4.2 Deskripsi Data ............................................................................................ 79
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 79
4.1.1 Daftar Informan Penelitian .............................................................. 81
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 83
4.3.1 Masalah Manusia ........................................................................... 83
vii
4.3.2 Masalah Proses ............................................................................... 86
4.3.3 Masalah Struktural .......................................................................... 91
4.3.1 Masalah Institusional ...................................................................... 104
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 105
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 115
4.4 Saran .......................................................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Pasar Tradisional di Kabupaten Serang ........................................ 5
Tabel 1.2 Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap di Pasar Kragilan
Baru ................................................................................................ 8
Tabel 1.3 Jumlah Kios, Los dan Lapak di Pasar Kragilan Lama .................. 10
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ............................................................ 52
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 55
Tabel 3.3 Waktu Penelitian ........................................................................... 61
Tabel 4.1 Daftar Informan ............................................................................. 82
Tabel 4.2 Jumlah Pegawai dan Jabatan Diskoperindag Kab. Serang ............ 92
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan .................. 95
Tabel 4.4 Rencana Jumlah Pedagang yang akan Terserap ............................ 98
Tabel 4.5 Tabel Hasil Penelitian ................................................................... 113
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kondisi fisik bangunan di Pasar Kragilan baru ............................ 12
Gambar 1.2 Kondisi gerbang di Pasar Kragilan baru ...................................... 12
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 44
Gambar 3.1 Data dalam kualitatif menurut Miles dan Huberman ...................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan sudah berlangsung sejak
manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan
tersebut adalah memerlukan adanya Pasar bagi sarana pendukungnya. Pasar
merupakan kegiatan ekonomi yang termasuk salah satu perwjudan adaptasi
manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari oleh perkembangan ekonomi
yang pada awalnya hanya bersumber pada problem untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Pada hakikatnya, Pasar sering dijadikan sebagai wadah (tempat) sekaligus
wahana (proses) jual-beli barang berbagai kehidupan sehari-hari seperti bahan
pangan (beras, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan) dan kebutuhan lainnya.
Yang kemudian disebut sebagai Pasar tradisional. Pasar tradisional sudah menjadi
tempat perdagangan sejak dahulu, sejak manusia mulai melakukan pola sistem
dagang barter (tukar-menukar barang) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal
ini dilatarbelakangi bahwa semenjak dahulu manusia adalah makhluk sosial yang
selalu berkelompok, mencari tempat, dan menciptakan berbagai kegiatan serta
hiburan kelompok sebagai wadah berkumpul bersama. Tempat-tempat bersama ini
kemudian menjadi bentuk perkampungan yang kemudian dijadikan sebagai pusat
kegiatan perdagangan. Ketika uang ditetapkan sebagai alat tukar yang sah, saat itu
kemudian Pasar tradisional berkembang menjadi sarana penunjang perokonomian
handal masyarakat dalam sektor perdagangan, yaitu sebagai tempat pusat
2
diPasarkannya barang-barang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.
Dengan terjadinya perkembangan perekonomian maka Pasar tradisional
cenderung mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman dari waktu
ke waktu.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kepulauan yang terbagi menjadi beberapa provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, dimana setiap pemerintah daerah tersebut berhak dan
berkewajiban untuk mengatur serta mengurus pelaksaan rumah tangga daerah itu
sendiri dalam rangka otonomi daerah. Adanya otonomi daerah, segala urusan
pemerintahan dan pembangunan di daerah diatur sendiri oleh daerah termasuk
kebijakan ekonomi. Salah satu kebijakan ekonomi di Indonesia adalah pengaturan
Pasar tradisional.
Kebijakan mengenai pengaturan Pasar tradisional ini sudah diatur dalam
regulasi berupa Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern. Pada Bab V Pasal 15 ayat 2 Butir c dalam PP Nomor 112 Tahun 2007,
disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan Pasar tradisional, pemerintah
memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar
tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi Pasar
tradisional. Sesuai peraturan tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan
relokasi Pasar tradisional guna penataan Pasar tradisional yang lebih baik.
3
Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 13.450 Pasar tradisional yang
mampu menampung sekitar 13 juta pedagang kios dan lebih dari Sembilan juta
pedagang yang berstatus pedagang kaki lima (http://republika.co.id). Pasar
merupakan salah satu sarana yang mewujudkan pembangunan dalam
mensejahterahkan masyarakat. Pasar lahir dari beberapa keinginan orang untuk
memenuhi kebutuhan. Pada mulanya transaksi di Pasar dilakukan dengan tukar
menukar barang yang dimiliki dengan barang yang dikehendaki. Pasar begitu
akrab dengan kehidupan masyarakat baik yang ada di kota ataupun di Desa.
Provinsi Banten merupakan provinsi penyanggah Ibukota yang memiliki
potensi sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang cukup
berkembang, dengan berpenduduk kurang lebih 10.022.566 jiwa
(biropemerintahan.bantenprov.go.id) jumlah penduduk Banten semester I tahun
2015). Maka dari itu, Provinsi Banten membuka lebar peluang untuk Pasar
khususnya Pasar tradisional. Hal tersebut menjadi salah satu faktor untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat Provinsi Banten khususnya
melalui Pasar tradisional yang terdapat di daerahnya masing-masing. Hal ini yang
mengindikasikan bahwa diperlukan suatu Pasar tradisional di setiap Kabupaten/
Kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi Provinsi Banten sendiri
yang menjadi jalur dan gerbang masuknya pendistribusian komoditi yang bersasal
dari Pulau Sumatera maupun Pulau Jawa perlu memiliki Pasar yang tertata serta
terawat dengan baik. Kenyataannya sebagian besar Pasar tradisional memiliki
kondisi yang memprihatinkan dan memiliki manajemen pengelolaan Pasar yang
buruk sehingga berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti,
4
renovasi sedang, renovasi besar dan relokasi. Hal ini terbukti dengan pernyataan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) bahwa Pasar
tradisional di Banten sebanyak 121 Pasar dan sebesar 90 persen kondisinya
kumuh dan kurang tertib (http://kabar-banten.com).
Jika menelisik ke Kabupaten Serang yang merupakan salah satu dari
empat kabupaten dan empat kota di Provinsi Banten yang memiliki banyak
potensi daerah. Dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya,
Kabupaten Serang memiliki potensi pada bidang jasa, perdagangan, wisata dan
pendidikan. Dalam bidang perdagangan, kabupaten serang saat ini memiliki 13
(tigabelas) Pasar tradisional yang tersebar di wilayah Sebelah Barat dan Sebelah
Timur. Guna memenuhi regulasi Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dalam
hal penataan Pasar, Pemerintah Daerah Kabupaten Serang pun menerbitkan
Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 6 tahun 2012 yang bertujuan terwujudnya
keseimbangan usaha serta pemberdayaan usaha kecil dalam pengembangan
kemitraan yang berasaskan kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berwawasan lingkungan, kemandirian dan keseimbangan
kemajuan. Dengan adanya PERDA tersebut diharapkan pengelolaan dapat
berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat penjual,
pembeli, dan pihak lain yang terkait. Adapun, Pasar tradisional yang terdapat di
Kabupaten Serang tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
5
Tabel 1.1
Pasar Tradisional di Kabupaten Serang
No Wilayah Nama Pasar
1 Pasar Sebelah Barat
1. Pasar Anyer
2. Pasar Bojonegara
3. Pasar Serdang
4. Pasar Padarincang
5. Pasar Ciomas
6. Pasar Baros
7. Pasar HargaTani Keramatwatu
2 Sebelah Timur
1. Pasar Petir
2. Pasar Dukuh
3. Pasar Kragilan
4. Pasar Sukajaya
5. Pasar Tambak
6. Pasar Tirtayasa
Jumlah 13 Pasar Tradisional
(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang)
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, Kabupaten Serang memliki 13 Pasar
Tradisional, Yaitu di sebelah barat ada Pasar Anyer, Pasar Bojonegara, Pasar
Serdang, Pasar Padarincang, Pasar Ciomas, Pasar Baros dan Pasar Hargatani
Keramatwatu. Sedangkan di Sebelah Timur ada Pasar Petir Pasar Dukuh, Pasar
Kragilan dan Pasar Sukajaya, Pasar Tambak dan Pasar Tirtayasa.
Pemeliharaan dan peningkatan manajemen Pasar tradisional Pemerintah
Kabupaten Serang mengupayakan beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya
memberikan bimtek secara berkala, merevitalisasikan dan juga merelokasikan
Pasar tradisional. Alasan yang paling utama adalah untuk pembangunan terhadap
6
Pasar yang kumuh, kotor, dan tidak teratur serta sudah tidak memadai untuk
menampung sejumlah pedagang untuk menjadikannya lebih baik. Sedangkan,
alasan berikutnya yaitu demi terciptanya tata ruang yang rapih dan indah,
sebagaimana tercantum pada Bab II pasal 2 butir b dan c Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, disebutkan bahwa dalam rangka
penataan dan pendirian Pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan, yaitu : wajib
menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah
kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 luas lantai penjualan Pasar tradisional
dan wajib menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar tradisional yang bersih,
sehat, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.
Penataan Pasar yang lebih baik dan nyaman dikunjungi adalah bagaimana
melakukan manajemen pengelolaan Pasar yang baik salah satu yang dapat
dijadikan contoh adalah Pasar ciomas yang sudah memiliki manajemen
pengelolaan yang baik dan menjadikannya percontohan untuk Pasar tradisional
yang lainnya. Namun masih ada juga yang memiliki manajemen pengelolaan
kurang baik salah satunya adalah Pasar Kragilan yang dapat dilihat dengan kasat
mata kondisi fisik bangunan yang sudah tidak layak dan jika berlanjut masuk
kedalam Pasar tersebut yang minim fasilitas seperti sanitasi, toilet dan parkir
kendaraan.
Pasar Kragilan adalah Pasar Tradisional terletak di wilayah Kecamatan
Kragilan (Kabupaten Serang) yang kegiatan jual beli diPasar aktif pada hari senin
dan kamis. Tempat ini merupakan pusat transaksi jual beli barang dagangan hasil
bumi bagi masyarakat sekitar. Seiring perkembangan kota dan kabupaten, Pasar
7
mengalami pertumbuhan yang menuntut peningkatan mutu sarana dan
prasarananya. Menurut obsevasi awal yang peniliti lakukan Pasar lama yang
sudah ada ini kondisinya kumuh dan tidak terawat. Minimnya fasilitas bak
sampah di areal Pasar, toilet yang tidak layak, bangunan fisik yang tidak layak
adalah beberapa gambaran fisik yang terjadi di Pasar Kragilan lama.Selanjutnya,
Pasar Kragilan tidak memiliki lahan parkir sehingga pembeli yang datang
menggukan kendaraan pribadi memarkirkannya di bahu jalan. Keadaan tersebut
diperparah dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya
pula di bahu jalan yang langsung mengakibatkan kemacetan panjang di jalan
nasional Jakarta-Serang jika kegiatan Pasar aktif pada hari senin dan kamis. Lalu
mengenai pengelolaan sampah, ternyata belum dilakukan secara baik oleh UPT
Pasar Kragilan. Penumpukan sampah terjadi akibat tidak terangkutnya sampah
oleh truk yang disediakan DTRBP (Dinas Tata Ruang dan Bangunan Perumahan)
melalui koordinasi dengan UPT Pasar Kragilan. Penumpukan sampah dapat
terlihat pada sisi dalam Pasar maupun di bantaran sungai ciujung.
Melihat hal tersebut Pemerintah melalui Dinas Koperasi Perindustrian, dan
Perdagangan Kabupaten Serang merencanakan adanya relokasi Pasar Kragilan
yang saat ini berada di Desa Kragilan ke Desa Kendayakan di Kecamatan
Kragilan. Program perelokasian ini sudah dicanangkan ± (kurang lebih) 10 tahun
yang lalu, bahkan pembangunan fisik Pasar baru di Desa Kendayakan sedang
dalam proses penyelesaian. Adapun jumlah kios, los dan kaki lima yang disiapkan
Pasar baru yang terdapat di Desa Kendayakan adalah sebagai berikut:
8
Tabel 1.2
Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap
1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit
2. LOS = 332 Unit
1. Los Kelontong
2. Los Kain
3. Los Sayuran, Bumbu
dan Buah
4. Los Ikan dan Daging
5. Los Makanan dan
Jajanan
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 88 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 132 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 72 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 32 Unit
Ukuran ( 4,3 x 3 M ) = 88 Unit
3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 180 Unit
Jumlah Total Pedagang = 568 Unit
(Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang 2014)
Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan
terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di Desa Kragilan dapat menampung
568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima.
Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.
Beberapa kali pertemuan dan diskusi terbuka antara Pemerintah
Kabupaten dan para pedagang Pasar telah dilaksanakan tetapi belum ada titik
temu antara kedua belah pihak untuk merelokasi Pasar Kragilan. Tujuan
perelokasian Pasar menurut pihak pemerintah Kabupaten Serang adalah
mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk mendapatkan
tempat berjualan yang layak, menata para pedagang melalui zona sesuai komoditi
dagangannya, memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang
memadai bagi para pembeli dan pedagang, meningkatkan perkonomian
9
masyarakat sekitar, meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar dan
mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi Pasar yang lama. Hal-hal
tersebut lah yang menjadi beberapa maksud dan tujuan Dinas Koperasi,
Perindustrian, dan Perdagangan untuk adanya perelokasian Pasar yang sudah lama
berdiri di Desa Kragilan menuju Desa Kendayakan.
Tetapi respon berbeda pun keluar dari para pedagang terkait, menurut
Bapak Uci Syafroni selaku sekretaris Forum Komunikasi Pedagang Pasar (FKPP)
Pasar Kragilan Kabupaten Serang sendiri menyatakan penolakan adanya relokasi
Pasar tersebut. Menurutnya keberadaan Pasar Kragilan merupakan lokasi yang
mempunyai nilai sejarah. Selanjutnya Pasar Kragilan dinilai sebagai tempat yang
amat strategis bagi kelancaran para pedagang dan warga setempat dalam
menjalakan roda usahanya, karena keberadaannya di tengah-tengah keramaian
Kecamatan Kragilan. Lagipula di Desa Kendayakan lokasi tempat Pasar baru
Kragilan tersbut dianggap kurang aman bagi pedangang karena sering terjadi
pencurian. Sementara terkait dengan tujuan relokasi pasar relokasi pasar untuk
mengantisipasi kemacetan lalu lintas, sangat tidak efektif. Itu hanya dianggap
sebagai alasan yang tidak mendasar karena jika memang dengan merelokasi Pasar
Kragilan dapat mengurai kemacetan di jalur Jakarta-Serang, pabrik-pabrik seperti
di Indah Kiat Pulp and Paper dan jembatan Sentul pun terjadi kemacetan yang
lebih daripada di Pasar Kragilan.
Tuntutan yang dilayangkan pedagang Kragilan adalah akan lebih baik
merenovasi pasar lama Kragilan dari pada direlokasi. Sedangkan pasar baru yang
ada di Desa Kendayakan bisa dibuat untuk pasar induk Serang Timur, sebagai
10
upaya pemekaran pasar lama Kragilan Kabupaten Serang. Pasar Kragilan lama
sendiri mempunyai wilayah yang cukup untuk menampung para pedagang dengan
lahan yang terbagi dalam tiga areal berdagang, yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.3
Jumlah Kios, Los dan Lapak Kaki Lima di Pasar Kragilan Lama
AREAL UKURAN & UNIT
1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,75 M ) = 38 Unit
2. LOS Ukuran ( 2 x 1,75M) = 363 Unit
3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 124 Unit
Jumlah 525 Unit
Sumber : Peneliti 2016
Pasar Kragilan lama berdasarkan tabel diatas dapat lihat dapat menampung
sampai 525 unit dengan rincian pedagang di bagian kios sebesar 38 Unit,
sedangkan di bagian los sebesar 363 unit, dan juga pedagang kaki lima yang
berjumlah 124 unit. Pada saat survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti
kondisi sebagian kios, los dan pedagang kaki lima sangat tidak layak karena
bangunan yang ada sudah termakan usia dan belum dilakukannya renovasi
bangunan fisik Pasar oleh pihak terkait yaitu Diskoperindag Kabupaten Serang.
Kondisi fisik bangunan Pasar tidak dapat disepelekan karena menyangkut dengan
keselamatan para pedagang maupun pembeli di Pasar Kragilan lama itu sendiri.
UPT Pasar Wilayah Timur yang langsung dibawah naungan
Diskoperindag Kabupaten Serang adalah pengelola Pasar yang mempunyai
wewenang untuk memanajemen Pasar Kragilan. Berdasarkan wawancara dengan
koordinator UPT Pasar Kragilan yang bernama Bapak Komar menyatakan
11
relokasi Pasar Kragilan sendiri sudah direncanakan lama oleh Diskoperindag
Kabupaten Serang. Karena beberapa sebab dilapangan yang tidak memungkinkan
untuk dilaksanakannya relokasi para pedagang Pasar Kragilan rencana ini belum
berjalan sebagai mana mestinya.
Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan terdapat beberapa
masalah dalam Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang
Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun masalah-masalah yang dapat peniliti
berikan yaitu sebagai berikut.
Pertama, Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru
di Desa Kendayakan. Hal ini berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di
lapangan terhadap beberapa pedagang di Pasar Kragilan lama, hampir sebagian
pedagang menganggap bahwa dengan adanya relokasi Pasar Kragilan ke Desa
Kendayakan dapat menurunkan tingkat pendapatan pedagang, dikarenakan lokasi
pasar baru yang tidak strategis pada pusat keramaian Kecamatan Kragilan. Letak
pasar baru Kragilan yang tidak dilewati oleh kendaraan umum dan akses jalan
yang rusak merupakan faktor penyebab sebagian besar pedagang enggan untuk
dipindahkan ke pasar baru yang sudah berdiri. Karena hal tersebut merupakan
salah satu faktor pendukung yang bisa membuat Pasar Kragilan baru ramai
pengunjung
Kedua, Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang
yang direlokasi ke tempat yang baru. Seperti diketahui merelokasi pedagang Pasar
tradisional adalah memindahkan para pengusaha menengah sampai menengah
12
kebawah yang tingkat keuntungan maupun kerugiannya cepat sekali berputar. Jika
dagangan tidak laris dalam beberapa minggu mengakibatkan resiko gulung tikar
yang sangat besar dapat terjadi. Namun apabila pihak Diskoperindag menawarkan
sebuah solusi pemasaran yang baik dan dapat menjanjikan keramaian akan
tercipta di pasar yang baru. Ini dapat dilihat dari potensi pasar kaget yang buka di
bagian depan gerbang Pasar baru saat malam hari, menandakan sebuah Pasar
dapat diciptakan dengan potensi tersebut. Terlebih jika Diskoperindag membuat
solusi kebijakan pemasaran dan penyewaan los dan kios yang dapat
menguntungkan bagi para pedagang yang akan direlokasi.
Ketiga, Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di
kawasan pasar baru. Dimaksud dari sarana pendukung dan pengembangan yaitu
adalah kondisi fisik bangunan pasar baru yang belum sepenuhnya rampung
diselesaikan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan kondisi bangunan dan
gerbang yang hanya tertutupi oleh barisan seng pembatas. Kondisi ini akibat dari
rencana perolokasian yang tertunda lama sehingga bangunan terbengkalai. Dapat
dilihat dalam dokumentasi yang peniliti sertakan sebagai berikut.
Gambar 1.1 dan 1.2 Kondisi fisik bangunan dan gerbang di Pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan
13
Keempat, belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang
Pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan,
yang awalnya berada di Desa Kragilan ke pasar baru yang berada di Desa
Kendayakan. Berdasarkan observasi awal peneliti dalam wawancara dengan
Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunitas Pedagang Pasar (FKPP) Kragilan
sudah ada beberapa kali pertemuan antara pihak pemerintah dengan para
pedagang pasar untuk membahas rencana relokasi Pasar tersebut. Tetapi dari
beberapa kali pertemuan yang dilakukan tidak ada benang merah antara kedua
belah kubu, pihak pemerintah tetap dengan rencana relokasinya dan para
pedagang yang tetap enggan untuk direlokasi dan meminta untuk merenovasi
Pasar Kragilan yang bangunannya memang sudah termakan usia.
Dengan dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: ” Prencanaan Strategi Diskoperindag Dalam
Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang ”.
14
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditemukan
indentifikasi masalah yaitu :
1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di Desa
kendayakan.
2. Kurang optimalnya Diskoperindag (Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan) dalam memberikan kebijakan promosi untuk para pedagang
yang direlokasi.
3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar
yang baru.
4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedangang Pasar Kragilan
dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang Pasar Kragilan.
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti
membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai
Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan
Kabupaten Serang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari permasalahan yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan yang sekaligus membatasi permasalahan yang diteliti, perumusan
15
masalah tersebut adalah bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam
Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahaui
bagaimana Perencanaan Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang
Pasar Kragilan Kabupaten Serang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Strategi
Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Kegunaan Manfaat Teoritis atau akademis terkait dengan
kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap
perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis.
1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis
2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia
akademis khususnya teori mengenai partisipasi masyarakat, politik, dan
administrasi negara serta mengembangkan ilmu yang didapat selama
perkuliahan khususnya Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (SANKRI) yang di dalamnya menjelaskan fungsi lembaga
tinggi negara dan sistem penyelenggaraan negara
16
1.6.2 Manfaat praktis
Kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis
yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap objek penelitian,
baik individu, kelompok, maupun organisasi.
1. Dapat memberikan informasi, masukan serta pertimbangan kepada
Pemerintah Kabupaten Serang dalam melaksanakan kegiatan relokasi
Pasar lama Kragilan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan baca yang
bermanfaat bagi pembaca atau mahasiswa khususnya Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fisip Untirta dalam memberikan informasi
yang dibutuhkan ataupun dapat dijadikan bahan referensi, rujukan bagi
peneliti yang akan melaksanakan penelitian serupa.
17
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Perencanaan
Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan-dugaan
tentang masa depan karena penetapan prioritas-prioritas memerlukan perkiraan
yang tak tentu mengenai kemungkinan hasil-hasilnya, manfaat-manfaat dan biaya-
biayanya. Tak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik yang bisa
kita lakukan untuk mencari persamaan-persamaan di masa lampau. Perencanaan
adalah dimana proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.
Sebelum manajer dapar mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, mereka
harus membuat rencana yang memberikan tujuan dan arah oraganisasi
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Perencanaaan dapat berarti hal yang berbeda buat orang yang berbeda.
Bagi orang yang memiliki profesi tertentu, perencanaan dapat berarti suatu
kegiatan khusus yang memerlukan keahlian tertentu, sifatnya cukup rumit, banyak
menguras tenaga dan pikiran, serta membutuhkan waktu yang lama dalam
18
penyusunannya. Akan tetapi, bagi orang lain perencanaan dapat berarti suatu
pekerjaan sehari-hari, tidak rumit, bahkan bisa saja orang tersebut tidak menyadari
bahwa dia telah melakukan perencanaan (Tarigan, 2010).
2.1.2 Pengertian Strategi
Strategi tidak saja dilakukan oleh organisasi yang berorientasi pada
keuntungan saja, namun juga dibutuhkan dan dilakukan oleh organisasi yang
bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Strategi berasal dari bahasa Yunani
Kuno yang berarti “seni berperang”. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau
skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasaarnya strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan (Husein, 2008: 31). Dirgantoro (2001:5)
dalam bukunya “Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus dan Impementasi”
mengatakan bahwa strategi adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen”
dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana
mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk
membantu menenangkan persaingan di dalam pasar.
Dalam dunia bisnis, istilah strategi menunjukkan rencana yang disatukan,
luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
(William & Lawrence 1991: 9), Mulyadi (2001: 72) berpendapat bahwa strategi
adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi,
melalui misi. Pearce dan Robinson (1997: 20) menyatakan strategi sebaga suatu
19
rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk
berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan.
Selain definisi-definisi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus,
misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Husein
(2008:31), strategi didefinisikan sebagai berikut :
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hamper selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan komtensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan”.
Berdasarkan definisi-definisi strategi yang disampaikan oleh para
ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Cara tersebut berisi aturan main tentang
bagaimana perusahaan untuk melawan, kapan, dimana dan siapa yang akan
dilawan.
2.1.3 Perencanaan Strategis
Seperti kita ketahui bahwa tujuan dari rencana strategis adalah untuk
mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan
langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat
keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang
relevan untuk dilibatkan.
20
Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses
perencanaan strategis di dalam perencanaan strategis ini.
1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategis?
Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang
bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain
atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun
yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak
pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas
dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat
tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan. Orang-
orang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi.
Namun kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki
informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang
dilakukan.
2. Bagaimana memulai rencana strategis?
Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti pengarahan
ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis.
Selanjutnya dilakukan dengan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian
dan stakeholder yang ikut serta dalam perencanaan strategis. Diskusi kasus
penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan,
kelemahan dari factor-faktor internal hak kesepakatan serta ancaman yang
dihadapi dari lingkungan eksternal organisasi.
21
3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?
Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan
sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal,
karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum
tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan.
Dalam perencanaan strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak
harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari
posisinya di tempat yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk
mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen
puncak diperlukan untuk menimbulkan dan mendukung komitmen pada
tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk
meningkatkan kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan
stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa
dengan cepat dan tepat.
Perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi
mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat
keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan.
Menurut Stonner dan Wenkel (Bryson, 2007) mengemukakan lima
karakteristik perencanaan strategi yakni :
1. Berkaitan dengan pernyataan dasar dan memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut.
22
2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk
pengambilan keputusan sehari-hari.
3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan
lainnya.
4. Membantu memusatkan energy dan sumber daya organisasi pada kegiatan
yang menyangkut prioritas tinggi.
5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif
terlibat.
Menurut Bryson (2007:5) mendefinisikan “Perencanaan strategi sebagai
upaya yang di disiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting
membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang
dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi mengerjakan hal seperti
itu”
Menurut Bryson (2007:5) dalam bukunya “Perencanaan Strategi Bagi
Organisasi Sosial” manfaat dari perencanaan strategis adalah :
1. Membantu organisasi berfikir secara strategis dan mengembangkan
strategi-strategi yang efektif.
2. Memperjelas arah masa depan.
3. Menciptakan prioritas.
4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi di masa
depan.
23
5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan
keputusan.
6. Membantu menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-
bidang yang berada dibawah kontrol organisasi.
7. Membantu membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
8. Memecahkan masalah utama organisasi.
9. Memperbaiki kinerja organisasi.
10. Membantu menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif.
11. Membangun kerja kelompok dan keahlian.
Meski perencanaan strategis dapat memberikan seluruh manfaat diatas,
tidak ada jaminan semuanya akan tersedia. Karen satu hal, perencanaan
strategis hanyalah kumpulan konsep, prosedur dan alat.
2.1.3.1 Sistem Perencanaan Strategis
Sistem perencanaan strategis sering kali dipandang sebagai sistem dimana
para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas
fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (dalam Bryson, 2007) misalnya,
berpendapat bahwa sistem perencanaan strategis apapun harus menangani empat
persoalan penting yaitu :
1. Kemana kita akan pergi? (misi)
2. Bagaimana kita akan kesana? (strategi)
3. Apa blueprint tindakan kita? (anggran)
4. Bagaimana kita tahu jika kita berada diatas jalur? (kontrol)
24
Sistem perencanaan strategis berbeda-beda dalam beberapa dimensi.
Kekomprehensifan bidang keputusan yang tercakup, rasionalitas formal
proses keputusan, dan ketatnya kontrol yang dilakuakn terhadap
implementasi keputusan. System perencanaan strategis dapat diterapkan
kepada organisasi publik dan organisasi nirlaba, tanpa memperhatikan sifat
organisasi tertentu, masuk akan untuk mengkoordinasikan pembuatan
keputusan yang lintas tingkat dan fungsi maupun untuk memusatkan pada
bagaimana organisasi mengimplementasikan strateginya dan
menyelesaikan misinya.
Menurut Bryson (2007) langkah pertama untuk mengimplementasikan
strategi yang telah ditetapkan adalah membuat prencanaan strategik. Inti
dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana
membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan
anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (mis-visi-goal) dan
strategi yang telah ditetapkan organisasi.
Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan
yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik (the step-by step
sequence of actions). Sedangkan dalam rumusan anggran berisi rencana
kegiatan/ program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan semua kegiatan yang direncanakan.
Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana-rencana kegiatan.
25
1. Program
Program adalah penyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.
Program melibatkan restrukisasi organisasi, perubahan budaya internal
organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
2. Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,
setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru
dalam tindakan , tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan
performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi
keuangan organisasi.
3. Prosedur
Prosedur yang kadang disebut Standart Operating System (SOP).
Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang
berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas
atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusu merinci berbagai
aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program
organisai.
Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus
dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang
disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup
26
rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil
dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-
isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini
masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola
kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Impelementasi
strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan melalui pengembang program, anggran
dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya
organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan
pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi (keuangan, manusia,
peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi
strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih elas dan tepat
bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil
direalisasikan.
Bryson (2007:225) dalam bukunya “Perencanaan Strategis bagi
Organisasi Sosial” berpendapat bahwa perencanaan strategis tidak
mengimplementasikan dirinya sendiri. Orang menggunakan
perencanaan strategis untuk memperkuat dan melanjutkan prestasi
organisasi harus menghadapi empat tantangan menuju perencanaan
strategis yang efeketif. Empat tantangan yang dimaksud adalah :
1. Masalah manusia
Masalah manusia adalah manajemen perhatian dan komitmen.
Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan
27
prefensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hirearki
organisasi. Manajemen perhatian dan komitmen merupakan masalah
bagi individu, kelompok, organisasi dan komunitas.
a. Individu
Perlu dipahami karakter individu bahwa orang mempunyai
kemampuan terbatas untuk menangani kompleksitas. Orang tidak
akan memahamisepenuhnya informasi yang diajukan kepada
mereka, atau mereka akan meniru banyak faktor dan secara keliru
mendiagnosis situasinya. Perhatian khusus harus dilakukan bukan
dengan memberi terlalu banyak informasi kepada orang yang
terlibat dalam perencanaan strategis. Individu bersifat sangat
adaptif dan tidak mengakui perubahan bertahap.
b. Kelompok
Kelompok memiliki karakteristik yang dapat memunculkan
masalah bagi prencanaan strategis. Kelompol memaksakan tekanan
kuat untuk menyesuaikan diri, individu cenderung menyesuaikan
diri dengan norma yang telah mapan dalam kelompok apapun baik
karena mereka mempunyai hasrat kuat untuk menyesuaikan diri
didalamnya maupun karena kelompok memaksakan tekanan kuat
untuk menyesuaikan diri. Kelompok juga berusaha meminimalkan
konflik internal karena pembicaraan tentang isu strategis hampr
pasti memunculkan ketidaksepakatan yang serius, kecenderungan
yang pasti disesalkan bahwa kebanyakan kelompok akan menindas
28
diskusi. Harmoni kelompok akan menjadi prioritas yang lebih
tinggi ketimbang diskusi yang sungguh-sungguh mengenai masa
depan kelompok dan pilihan fundamental yang dihadapi. Terakhir,
kelompok heterogen yang sehari-harinya bekerja bersama-sama
akan memperoleh pandangan yang homogen dalam dua hingga tiga
tahun.
c. Organisasi
Beberapa karakteristik organisasi juga memperhadapkan masalah
pada perencanaan strategis. Paradoks lainnya dalam kehidupan
organisasi adalah sistem perencanaan strategis dapat
mengesampingkan pemikiran strategis. Dengan cara yang sama,
repitisi dan kompetensi dapat mengakibatkan lemahnya konsentrasi
dan kesadaran yang dengan demikian menimbulkan kesulitan
serius bagi individu, sehingga juga dapat memformalkan dan
sistem perencanaan repetitive menjadi sebab masalah yang mereka
coba hindari. Rata-rata MIS (Management Information System)
atau laporan penyelidik lingkungan diisi dengan halaman angka
dan grafik, apa yang biasanya terjadi adalah bahwa orang menjadi
jemu terhadap pesan-pesan dalam laporan ini. Data numerik saja
tidaklah mungkin berguna untuk memformulasikan dan
mengimplementasikan strategi. Orang harus dihadapkan secara
langsung pada situasi dimana secara pribadi, mereka harus
menghadapi isu itu dan harus memikirkan bagaimana membuat
29
sesuatu terjadi. Karakteristik selanjutnya adalah spesialisasi
menyaring persepsi dan memaksakan perilaku serta struktur dan
sistem menggantikan kepemimpinan.
d. Komunitas
Komunitas juga mempunyai sejumlah sifat yang memunculkan
sejumlah masalah serius bagi pelaksanaan perencanaan strategis.
Komunitas terdiri atas individu, kelompok serta organisasi dan
karenanya menggambarkan akumulasi karakteristik dan kesulitan
yang dibahas sebelumnya. Sebagian besar organisasi dalam
komunitas apapun melambangkan solusi kepada masalah lama.
Tak ada organisasi dalam komunitas yang mungkin mengandung
masalah penting apapun. Di kebanyakan komunitas tidak ada satu
orang, kelompok, atau organisasi yang berkuasa.
2. Masalah Proses
Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good
currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi
kearifan yang konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam
perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis menjadi “good
currency” dengan kata lain bagaimana anda menjual ide baru kepada
cukup banyak orang bahwa kearifan yang tidak konvensional diubah
menjadi kearifan yang konvensional. Beberapa prinsip muncul untuk
mengelola ide (the life cycle of ideas).
30
1. Kebutuhan dan ancaman, tetapi juga peluang adalah induknya
penemuan.
2. Ide berjalan baik dalam anarki yang diorganisir tetapi implementasi
ide tersebut merupakan sesuatu yang sulit.
3. Ide merupakan tempat berkumpul bagi tindakan kolektif. Ide itu
melampaui orang dan organisasi yang terisolasi orang dan struktur
adalah hasil samping dari ide yang sedang berubah.
4. Ide kali sumber daya sama dengan kekuasaan.
5. Setelah ide yang baik mati, berilah makanan atau kuburan.
Lingkaran perencanaan strategis biasanya dimulai dengan apresiasi dan
artikulasi kebutuhan dan ancaman. Tetapu peluang juga dapat merebut
perhatian, meskipun tampaknya jarang dilakukan ketimbang kebutuhan
dan ancaman, tujuan kusus perencanaan strategis adalah
menumbuhkembangkan apresiasi dan artikulasi peluang.
Inti perencanaan strategis adalah manajemen ide strategis melalui
pernyataan apresiasi, artikulasi, adposi, institusi, onaliasi dan
kerusakan. Selanjutnya, proses mengembangkan ide strategis lebih
penting dari pada mengisolasi individu dan organisasi. Dalam hal
demikian, menciptakan landasan bagi koalisi cukup besar untuk
menciptakan tindakan kolektif yang adalah tanda resmi tindakan
strategis yang efektif. Dengan kata lain ide kali sumber daya (orang,
uang, waktu, keahlian, perhatian) sama dengan kekuasaan, termasuk
kekuasaan mempengaruhi perubahan strategis yang bermanfaat.
31
3. Masalah Struktural
Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan
keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan
yang menguntungkan. Masalah struktural dalam perencanaan strategis
adalah mengaitkan lingkungan internal dan eksternal yang melintasi
tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana strategis adakah
meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-bagiannya,
mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan
pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha
menempatkan seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-
bagian itu mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan
maka masing-masing bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur
penting bagi reproduksi keseluruhan sistem.
Perencanaan strategis mungkin akan berhasil bila :
1. Perencanaan dan implementasi dipikirkan secara simultan.
2. Para perencana dan pelaksana dilibatkan secara simultan melintasi
tingkat-tingkat serta didalam dan diluar.
3. Implementasi dimulai sebelum perencanaan strategis lengkap.
Haruslah diakui bahwa formulasi dan impelementasi strategi merupaka
prestasi koletif, bikan prestasi individu atau kelompok kecil.
Manajemen hubungan seluruh bagian dapat dibuat lebih mudah bila
organiasi memiliki misi yang disetujui secara luas, bahkan lebih
mudah lagi jika memiliki visi keberhasilan yang disepakati secara luas.
32
Kesepakatan tentang visi dan misi akan melekatkan keseluruhan dalam
bagian-bagian, yang membuat manajemen transisi menjadi lebih
mudah, dan akan memfasilitasi keberhasilan kolektif bahwa
perencanaan strategis selalu efektif.
4. Masalah Institusional/ Kelembagaan.
Masalah institusional adalah pelaksanaan kepemimpinan tranformatif.
Masalah tersulit yang harus dihadapi perencanaan strtegis dapat
dipecahkan hanya melalui transformasi institusi. Transformasi
semacam itu tidak dapat terjadi tanpa kepemimpinan yang kuat.
Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis mencakup
transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi
yang sanagat stabil, yang diorganisir diseputar ide penting. Pola-pola
interaksi dalam organisasi publik dan nirlaba menjadi “lembaga”
manakala pola tersebut dimasuki nilai dan karakter-karakter
kelembagaan membentang sebagai produk sejarah yang mencakup
pola yang terpadu dengan maksud tertentu dan dengan dinamika.
Perkembangan karakter lembaga dan komunitas sebagian besar
merupakan tanggung jawab kepemimpinan. Tugas utama
kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi lembaga,
pengejawantahan maksud menjadi struktur dan sistemnya, pembelaan
integritasnya dan pengaturan konflik internal. Seiring denga itu makan
bahwa tuga kepemimpinan transformatif adalah melakukan redefinisi
tujuan, pengejawatahan tujuan-tujuan baru menjadi struktur dan
33
sistem, penciptaan pembelaan-pembelaan baru sesuai dengan tujuan-
tujuan baru, dan pengaturan baru konflik internal.
2.1.3.2 Konsep Perencanaan Strategis
Rencana atau perencanaan merupakan suatu konsep untuk mencapai
tujuan atau rancangan awal apa-apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah
organisasi. Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi
sekalipun dalam perjalanannya mengalami kendala, dan hambatan, hal
tersebut sangat membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuan.
Sedangkan strategi merupakan cara mencapai tujuan perusahaan atau organisasi
yang dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi,
strategi memberikan kekuatan bagi organisasi atau perusahan dalam menghadapi
lingkungan jangka panjang. Dari masing-masing definisi antara rencana,
perencanaan dan strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau
perencanaan strategis adalah konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
Allison dan Kaye (2004: 2) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan
utama dan metoda prioritas yang dipilih organisasi, menurutnya perencanaan
strategi itu mencangkup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang
tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek. Sedangkan
Bryson (2007: 24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu
cara untuk membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka
yang telah berubah, artinya dengan perencanaan strategis odapat membantu
organisasi dalam merumuskan dan memecahkan masalah yang sedang atau
34
akan dihadapi.
Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
mengatakan bahwa rencana strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) yang disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD
untuk periode 5 (lima) tahun. Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan
2 mengatakan bahwa Renstra SKPD harus memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan juga disusun sesuai dengan
tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD Daerah dan bersifat
indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam Permendagri No.
54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan tahapan
yaitu:
a. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD
b. Penyusunan Rencana Renstra SKPD
c. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD
d. Penetapan Renstra SKPD.
Bila dalam tahapan rencana strategis RKPD di atur dalam permendagri
no. 54 tahun 2010 lain halnya dengan prosesnya perencanaan strategis
menurut Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar
proses perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:
1. Bersiap-siap yaitu untuk menyiapkan sedia bagi perencanaan
35
strategis. 2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi 3. Menilai lingkungan 4. Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi umum,
strategi jangka panjang, san sasaran khusus 5. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis 6. Melaksanakan Rencana Strategis 7. Memantau dan mengevaluasi.
Dalam tahapan-tahapan yang disebutkan di atas setiap tahapannya
dilakukan untuk menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai
dievaluasi. Proses perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang
organisasi dalam mencapai kesepakatan tentang hasil akhir.
Sedangkan pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis di ungkap
kan oleh Bryson (2007: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses
perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:
1. memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis 2. mengidentifikasi mandat organisasi 3. memperjelas misi organisasi dan nilai-nilai 4. menilai envirinment eksternal dan internal untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan ancaman oportunities
5. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi 6. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu 7. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis 8. Membentuk visi organisasi yang efektif 9. mengembangkan proses implementasi yang efektif 10. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis
Dari dua proses rencana strategi yang dituturkan oleh allison dan kaye,
juga yang dituturkan oleh Bryson, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam tahapan proses rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu
baik dari aspek lingkungan, aspek organisasi itu sendiri yang akan membuat
rencana dan melaksanakannya. Intinya dalam tiap tahapan proses perencanaan
36
strategis hasil bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan awal.
Kini banyak sekali perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu matang
namun kurang memperhatikan kondisi yang ada di lapangan sehingga terkadang
rencana strategis tidak sesuai dengan masalah sebenarnya sehingga rencana
strategis menjadi sia-sia atau yang lebih parahnya rencana strategis dipaksakan
sehingga menimbulkan masalah baru.
2.1.4 Pengertian Pedagang
Damsar mendefinisilam pedagang sebagai orang atau instansi yang
memperjual belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara lansung
maupun tidak langsung. Sedangkan, Manning dan Effendi menggolongkan para
pedagang dalam tiga kategori, yaitu :
1. Penjual Borongan (Punggawa) Penjual borongan (punggawa) adalah istilah umum yang digunakan diseluruh Sulawesi selatan untuk menggambarkan perihal yang mempunyai cadangan penguasaan modal lebih besar dala hubungan perekonomian. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya.
2. Pengecer Besar
Pengecer besar dibedakan dalam dua kelompok, yaitu pedagang besar
yang termasuk pengusaha warung di tepi atau pojok depan sebuah
halaman rumah, dan pedagang pasa yaitu mereka yang memiliki hak
atas tempat yang tetap dalam jaringan pasar resmi.
37
3. Pengecer Kecil
Pengecer kecil termasuk kategori pedagang kecil sektor informal
mencakup pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun
mereka yang menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah orang
yang menjual suatu barang dalam suatu tempat tertentu baik saudagar maupun
masyarakat biasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, yang
mana kegiatannya dilakukan setiap hari atau hari-hari tertentu sebagai mata
pencaharian mereka.
2.1.5 Pengertian Pasar
H. Nystrom menyebutkan bahwa pasar adalah suatu tempat tertentu yang
digunakan sebagai tempat penyaluran barang dan jasa dari tangan produsen ke
konsumen. Dengan kata lain bahwa pasar adalah tempat transaksi barang dan jasa
antara produsen dan konsumen.
Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Pasal 1
pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu
baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,
plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
38
2.1.5.1 Pasar Tradisional
Menurut Bab I pasal I Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern. Pasal 1 Pasar tradisional adalalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah Termasuk Kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, Ios dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal
kecil dan dengan jual beli barang dagangan tawar menawar.
Marthon mendefinisikan pasar sebagai sebuah mekanisme yang dapat
mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas
barang dan jasa baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga. Mekanisme
pasar yang ada mempunyai peran yang cukup penting dalam menggerakan
kegiatan ekonomi, khususnya dalam sistem kapitalisme. Namun, peran
pengawasan dan intervensi pemerintah sangat terbatas. Dalam sosialisme yang
terjadi sebaliknya. Mekanisme pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh kebijakan
dan langkah yang diambil oleh pemerintah. Berdasarkan definisi Mujahidin, pasar
juga dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk
mempertukarkan barang- barang mereka.
Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menyatakan
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk atau
kelas produk tertentu, misalnya pasar perumahan, pasar besar dan lain-lain.
39
Sedangkan, dalam manajemen pemasaran konsep pasar terdiri atas semua
pelanggan potensial yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang
mungkin bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna
memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Hal-hal yang bermasalah pada pasar tradisional pada umumnya adalah :
1. Pasar tradisional merupakan infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat distribusi dan pemasaran.
2. Keberadaan kian menurun dengan berkembangnya pasar-pasar swasta modern khusunya di perkotaan. Serbuan pasar modern dengan dukungan kekuatan modal besar, sistem dan teknologi modern, berhadapan langsung dengan pedagang pasar tradisional.
3. Image pasar tradisional terkesan becek, kotor, kurang nyaman dan fasilits minim seperti parkir, toilet, tidak ada tempat pengelolaan sampah, fisik kurang terawat.
4. Pasar tradisional kurang mampu berkompetensi dengan pasar modern. 5. Pasar tradisional lemah dalam manajemen dan kurang mengantisipasi
perubahan.
Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional,
yaitu :
1. Lingkungan sosial sekitar pasar mulai mengalami perubahan. 2. Perubahan gaya hidup konsumen perkotaan. Konsumen ingin
mendapatkan pelayanan lebih, tidak hanya sekedar membeli barang. 3. Perubahan masa (kompetisi) pada pasar tradisional yang tidak menjadi
satu-satunya pusat perdagangan tempat perbelanjaan. 4. Globalisai sudah disadari, tetapi belum diantisipasi. 5. Tantangan selalu memberikan peluang semangat kompetisi dan upaya
tetap maju.
Pasar didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap manusia.
Namun, dalam kegiatan jual beli di pasar ada beberapa permasalahan yang terkait
dengan infrastruktur, image dan persaingan pasar yang ada di sekelilingnya salah
40
satunya pasar modern. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut
maka dibutuhkan faktor-faktor dalam mendukung kemajuan pasar tradisional
salah satunya yaitu dengan cara melakukan perubahan sosial terhadap pasar dalam
rangka pembangunan pasar kearah yang lebih baik.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan pasar
tradisonal agar konsumen dapat bertahan untuk berbelanja di pasar tradisional,
yaitu sebagai berikut :
1. Pengelolaan pasar harus lebih profesional. 2. Harus mampu mengubah pola pikir pedagang. 3. Mampu memenuhi keinginan konsumen dengan baik. 4. Sarana dan prasarana yang nyaman parkir, gang, penerangan, sirkulasi
udara, keamanan dan kebersihan. 5. Citra pasar tradisional harus diperbaiki. 6. Secara fisik, pasar tradisional harus mampu menarik konsumen untuk
berbelanja. 7. Harus mampu meningkatkan laba usaha yang berada di pasar
tradisional. 8. Kemampuan untuk memuaskan semua pihak yang terkait dengan pasar
tradisional.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasar tradisional adalah
salah satu komponen utama pembentukan komunitas masyarakat baik di desa
maupun di kota sebagai lembaga distribusi dengan berbagai macam kebutuhan
manusia seperti bahan makanan, sumber energi dan sumber daya lainnya serta
melakukan pengelolaan pasar yang lebih profesional.
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan
hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini
bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam
41
Potensi dan Manajemen Pengelolaan Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.
Walaupun fokus dan lokusnya tidak sama persis tetapi sangat membantu peneliti
menemukan sumber-sumber pemecahan masalah dalam ranah Potensi dan
Manajemen Pengelolaan Pasar Kragilan di Kabupaten Serang. Di bawah ini
adalah hasil penelitian yang peneliti baca:
Penelitian yang dilakukan oleh Dede Jualiadi, dengan judul Manajemen
Strategi Pengelolaan Ketertiban Pasar Baru Kota Cilegon. Pada penelitian tersebut
dijelaskan bahwa Pasar Baru Kota Cilegon merupakan pasar yang memiliki
potensi cukup tinggi karena letaknya yang strategis. Persaingan dengan pasar
modern, kotor, kurang nyaman, dan fasilitas minim, kurang dalam manajemen
serta kurangnya dalam mengantisipasi perubahan merupakan kendala yang ada di
Pasar Baru Kota Cilegon. Beberapa faktor yang membuat manajemen pasar
kurang optimal dikarenakan terkendala dengan kedisiplinan dari pegawai serta
kurangnya partisipasi yang dilakuakan oleh pedagang, Pendidikan yang kurang
dari pegawai menjadi faktor penghambat dalam proses sosialisasi terhadap
pedagang dan pengadaan sarana prasarana penunjang program kerja. Untuk
mengoptimalkannya, UPTD Pasar Baru Kota Cilegon perlu melakukan langkah-
langkah peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dan sumber daya pendukung
lainnya.
Penelitian lainnya yaitu oleh Najiah, dengan judul Efektivitas Relokasi
Pasar Ciomas di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2012. Pada
penelitian tersebut dijelaskan bahwa adanta penurunan pendapatan pedagang,
masih terdapat los yang tidak diisi dan adanya awning illegal, relokasi pasar yang
42
belum menyeluruh, terganggunya kenyamanan pengunjung, dan kerjasama yang
kurang baik antara pihak pengelola pasar dengan para pedagang serta pihak
Kecamatan Ciomas. Dan berdasarkan hasil penelitian tersebut kurang efektifnya
relokasi pasar ciomas di kabupaten serang tersebut.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang
hubungan antar-variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskprisikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya di
analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan antar-variabel yang diteliti.
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan
Toko Modern yang disahkan pada tanggal 27 Desember 2007 merupakan
kebijakan pemerintah yang berisi tentang pedoman bahwa untuk membina
pengembangan industri dan perdagangan barang, perlu memberikan pedoman
bagi penyelenggaraannya termasuk kaitannya dengan relokasi pasar
tradisional agar tercipta suasana tertib, aman, bersih, sehat dan tidak ada
perkesinambungan antara satu sama lain. Namun, dalam kenyataan ternyata
banyak permasalahan yang terjadi di lapangan yang merupakan input dalam
penelitian ini, di mana permasalahan yang terdapat dalam Manajemen Pasar
Kragilan Kabupaten Serang, yaitu : (1) Kurang minatnya pedagang untuk
direlokasi ke pasar yang baru di desa Kendayakan, (2) Kurang tepatnya dan
43
belum berjalannya rencana strategis yang telah pemerintah Kabupaten Serang
(DISKOPERINDAG), (3) Belum optimalnya pengembangan dan sarana
pendukung di kawasan pasar yang baru, dan (4) Tidak ada titik temu dalam
kegiatan sosialisasi antara pihak pemerintah dan para pedagang pasar
Kragilan, fokus penelitian adalah Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam
Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.
Untuk itu penulis, mengajukan penelitian mengenai Perencanaan Strategis
Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang.
Penelitian ini menggunakan teori Bryson yang menyatakan tantangan dalam
Perencanaan Strategis yang terdiri dari empat indikator yaitu Masalah Manusia,
Masalah Proses, Masalah Struktural dan Masalah Intitusional.
Untuk mempermudah memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan
kerangka berpikirnya sebagai berikut :
44
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berpikir (Sumber : Peneliti, 2016) 2.4 Asumsi Dasar
Menurut Arikunto (2002:61) asumsi atau tanggapan dasar adalah suatu hal
yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang dirumuskan secara jelas.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah peneliti rumuskan yaitu bahwa
pada perencanaan strategis Diskoperindag dalam merelokasi pedagang pasar
Kragilan di Kabupaten Serang ini dirasa kurang maksimal dan efisien dalam
PERMASALAHAN
1. Kurang minatnya pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan.
2. Kurang tepatnya dan belum berjalannya rencana strategis yang telah pemerintah Kabupaten Serang (DISKOPERINDAG).
3. Belum optimalnya pengembangan dan sarana pendukung di kawasan pasar yang baru.
4. Belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang pasar Kragilan dalam musyawarah tentang merelokasi pedagang pasar Kragilan
Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang
Mengetahui bagaimana Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pasar Kragilan di Kabupaten Serang
Bryson (2007:227) menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis :
1. Masalah Manusia. 2. Masalah Proses. 3. Masalah Struktural. 4. Masalah Institusional.
45
mengahadapi hambatan dari aspek-aspek manusia, proses, struktural dan juga
institusional.
Berdasarkan inti masalah di atas maka peneliti berasumsi bahwa
Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar
Kragilan di Kabupaten Serang belum berjalan optimal.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud
mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.
Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari
berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan
keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu
masalah. Dengan langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan
penelitian dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama
untuk objek dan subjek yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula
( Silalahi, 2010: 12-13 ). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian ( Moleong, 2006: 6 ).
Sedangkan menurut Sugiyono ( 2014: 15 ) mendefinisikan metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang dilandaskan pada filsafat pospositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, ( sebagai lawannya
adalah eksperimen ) dimana peneliti adaalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan triangulaasi (gabungan), analisis data bersifat
47
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Maka penelitian mengenai analisis manajemen pengelolaan
pasar kragilan lama peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, yang terdapat
dalam suatu konteks yang khusus yang alamiah. Peneliti mengumpulkan data
dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya mengamati
(observasi) dan wawancara mendalam. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan
peneliti dapat memahami situasi social, peran, peristiwa, interaksi, dan kelompok
serta kepentingan.
3.2 Fokus Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2014 : 285 ) menjelaskan bahwa dalam penelitian
kualitatif, gejala itu bersifat holistik ( menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan ),
sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang
meliputi aspek tempat (places), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis serta penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang di pandang ahli. Dalam penelitian mengenai Manajemen Strategi
Diskoperindag dalam merelokasi pasar Kragilan di Kabupaten Serang, maka
48
peneliti memfokuskan pada manajemen strategi dari cara pelaksanaan kebijakan
relokasi pasar Kragilan. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti dilapangan.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Serang dan lokasi penelitian
lainnya yaitu di instansi yang bersangkutan terhadap Manajemen Strategi
Dikoperindag dalam merelokasi pasar Kragilan Kabupaten Serang.
3.4 Fenomena yang diamati
3.4.1 Definisi Konsep
Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitiaan ini mengenai
Perencanaan Strategis Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar
Kragilan di Kabupaten Serang maka teori yang di gunakan adalah aspek-
aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan strategis Bryson
(2007:227) menyatakan tantangan dalam Perencanaan Strategis yaitu
meliputi:
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis yang akan digunakan dengan terlebih
dahulu menganalisis hal – hal yang berpengaruh terhadap
perusahaan atau organisasi.
49
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Manajemen
Strategi Diskoperindag Dalam Merelokasi Pedagang Pasar Kragilan Kabupaten
Serang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, maka
dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan fenomena-fenomena
penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan yaitu empat variabel
menurut Wheelen dan Hunger yang mempengaruhi manajemen strategi, yaitu :
1) Pengamatan Lingkungan, yakni mengamati lingkungan sekitar yang
dapat mempengaruhi manajemen strategi yang dipakai yang meliputi
analisis internal dan eksternal.
2) Perumusan Strategi, yakni mengamati perumusan strategi yang dibuat oleh
pelaksana program yang terdiri dari misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
yang dilaksanakan.
3) Implementasi Strategi, yakni mengamati kondisi proses
implementasi yang terjadi di lapangan, bagaimana implementasi dari
manajemen tersebut dilaksanakan.
4) Evaluasi dan Pengendalian, yakni mengamati fenomena dari pengawasan
terhadap suatu program dalam pelaksanaan manajemen.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Menurut Irawan ( 2006 : 17 ), dalam sebuah penelitian kualitatif yang menjadi
50
instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sedangkan menurut Moleong didalam
bukunya mengatakan salah satu ciri pokok dari tahapan penelitian kualitatif
adalah peneliti sebagai alat penelitian, untuk itu peneliti harus memilki bekal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Selanjutnya Nasution ( Sugiyono, 2005 : 60-61 ) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil uang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala Sesutu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian
kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti maka yang
menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalah dipelajari, maka
dapat dikembangkan suatu instrumen. Selanjutnya setelah fokus penelitian
menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan
data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
3.6 Informan Penelitian
Informan Penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci yang sesuai
dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu peneliti secara indvidu akan
turun ke tengah-tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan.
51
Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian
dimana dipilih secara purposive merupakan metode penetapan informan dengan
berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya teknik pengambilan informan
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Informan tersebut ditentukan dan
ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan, melainkan
berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi sesuai fokus masalah
penelitian ( Moleong, 2004:217 ). Disini peneliti memilih informan yaitu pegawai
pemerintah Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Serang,
Ketua Forum Komunikasi Pedagang Pasar, serta masyarakat konsumen pasar
kragilan.. Namun, untuk masyarakat konsumen pasar kragilan, peneliti tidak
menutup kemungkinan untuk menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (
Sugiyono, 2011 : 85 ).
Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada
jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran
informan sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
52
Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian
NO Informan Kode Informan Kode Informan 1 Instansi
1. Kepala Diskoperindag Kabupaten Serang
2. Kepala UPT Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Serang
3. Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang
I1-1
I1-2
I1-3
Key Informan
2 Kepala FKP Pasar Kragilan I2 Key Informan 3 Pedagang Pasar Kragilan I3 Key Informan 4 Konsumen Pasar Kragilan I4 Key Informan 5 Masyarakat Kecamatan Kragilan I5 Secondary Informan
(Sumber : Peneliti, 2016)
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara
mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah yang
akan di bahas. Menurut Lofland dan Lofland ( Moleong, 2006:157 ) sumber data
utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksdud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
53
pertanyaan itu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan.
Esterberg ( 2002 ) dalam Sugiyono ( 2005: 72 ) mendefinisikan
interview sebagai berikut :
“a meeting of two person to exchange information and idea through question and respones, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Susan Stainback ( Sugiyono, 2005: 72 ) mengemukakan bahwa:
“interviewing provide the researcher a mean to gain a deeper understanding of how the participants interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara makan peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan siyuasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik
observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama obsevasi,
peneliti juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang ada
didalamnya. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara
terstruktur dan tidak tersruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui informasi apa yang akan diperoleh.
Wawancara dilakukan dengan membawa instrumen sebagai
pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, dan material lain yang dapat
54
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Menurut Sugiyono
( 2005 : 74 ) mengatakan bahwa, wawancara tidak terstruktur atau terbuka
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun pedoman wawancara
yang isinya mengenai hal-hal yang nantinya akan ditanyakan kepada
informan yang akan memberikan jawab pada permasalahan yang ada.
Pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh informasi.
Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut :
55
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
(Sumber:Peneliti, 2016)
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau
lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti berpedoman kepada desain
penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penelitian selalu
dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk
membuktikan kebenaran masalah yang ada pada penelitian ini.
Nasution ( 1988 ) dalam Sugiyono ( 2005: 64 ) menyatakan bahwa
observasi adalah dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
No Dimensi Indikator Informan
1. Masalah Manusia 1. Manajemen perhatian
Instansi dan Masyarakat/ Pedagang
2. Masalah Proses 1. Manajemen ide strategis
Instansi
3. Masalah Struktural 1. Lingkungan internal
2. Lingkungan eksternal
Instansi dan Masyarakat/ Pedagang
4. Masalah Instutisional 1. Pola interaksi Instansi
56
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang
sangat kecil ( proton dan elektron ) maupun yang sangat jauh ( benda
ruang angkasa ) dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall ( 1995 ) dalam Sugiyono ( 2012 : 64 ) menyatakan
bahwa:
“Through observation the researches learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar. Studi dokumentasi merupakan
pelengkap dari penggunaaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber
data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan. Menurut Guba dan Lincoln ( 1981: 228 ) dalam Moleong
( 2006 : 216 ) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari
record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik. Dokumen dalam penelitian ini menggunakan berupa peraturan
perundang-undangan, jurnal, artikel, catatan serta dokumen lain yang
terkait dalam penelitian.
57
3.7.1 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai dilapangan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
analisis data Miles dan Huberman dalam buku Analisis Data Kualitatif ( 2009 :
16-20 ). Menurut kedua tokoh tersebut, bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif.
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif menurut Miles dan Huberman ( 2009 : 20 )
Berdasarkan gambar diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang
berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Kesimpulan-kesimpulan :
Penarikan/Verifikasi
Reduksi
Data
58
penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Namun dua hal
lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan. Kegiatan analisis data
dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduksi Data ( Data Reduction )
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatantertulis dilapangan. Sebagaimana diketahui,
reduksi data, berlangsung secara terus menerus selama proyek yang
berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data ( Data Display )
Alur penting yang keduadari kegiatan analisis adalah penyajian
data.penyajian data paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa
yang lalu adalah bentik teks naratif. Penyajian-penyajian yang dapat
meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua
dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu. Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam
bentuk teks naratif untuk memudahkan memahami apa yang terjadi dan
kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
59
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi ( Conclusions drawing / verification )
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi, yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk
dijadikan suatu kesimpulan penelitian. Kesimpulan awal yang
dikemukakan bersifat sementara, kemudian akan berubah bila ditemukan
temuan-temuan atau bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data selanjutnya.
3.7.2 Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan seiring
dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif harus
dilakukan sejak awal pengambilan data, display data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Adapun untuk pengujian keabsahan data, penelitian ini mengguanakan dua
cara yaitu:
a. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti mengumpul-kan data dengan triangulasi, maka sebenarnya
peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji keabsahan data, yaitu
mengecek keabsahan data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik. peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
60
teknik, karena dirasa bagi peneliti yaitu untuk menguji keabsahan data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber dengan melakukan wawancara dan untuk menguji keabsahan data yang
dilakukan dengan cara observasi.
b. Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah proses mengecek data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data, itu artinya data
tersebut valid sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang
ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak di sepakati oleh pemberi
data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila
perbedaannya tajam, maka peneliti harus mengubah temuannya dan harus
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan
membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
61
3.8 Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitianperlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang
akan dilakukan, dan berap alama akan dilakukan ( Sugiyono, 2005: 330 ). Berikut ini merupakan waktu penelitian mengenai penelitian
analisis Manajemen Pengelolaan Retribusi Parkir Di Kota Serang.
Tabel 3.3 Waktu Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu Penelitian
SEP 2015
OKT 2015
NOV 2015
DES 2015
JAN 2016
FEB 2016
MAR 2016
APR 2016
MEI 2016
JUNI 2016
JULI 2016
AUG 2016
SEP 2016
OKT 2016
1 Pengajuan Judul
2 Acc Judul
3 Observasi Awal
4 Proses Pencarian Data di Lapangan
5 Penyusunan Proposal Skripsi BAB I-III
6 Seminar Proposal
7 Revisi dan ACC Lapangan
8 Pengolahan Data
9 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
(Sumber: Peneliti, 2016)
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang
Banten merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Banten
berdiri pada tanggal 4 Oktober 2000 sesuai dengan UU No 23 tahun 2000, serta
dengan luas wilayah 9.1670,70 km2 dan populasi totalnya 10.644.030 jiwa
dengan kepadatan 1.161,91 km2 dari jumlah tersebut ada kenaikan dari tahun
ketahun yang tersebar ke 4 kabupaten dan 4 kota yang berada di Banten.
Tingginya jumlah penduduk dari tahun ke tahun karena adanya mobilitas
penduduk dari daerah lain yang ingin mengadu nasib di Provinsi Banten.
Menyebabkan tingginya kebutuhan lapangan kerja namun itu semua tidak di
dukung dengan peningkatan kualitasnya seperti peningkatan kualitas pendidikan,
kesehatan, bila faktor-faktor tersebut ditingkatkan maka perekonomian pun akan
naik dan dapat mensejahterakan masyarakat yang ada di Banten. Ironis kiranya,
provinsi yang bisa di bilang cukup dekat dengan ibukota Republik Indonesia
namun masih ada masyarakatnya yang hidup terbelakang. Masih banyak yang
harus dibenahi di Provinsi Banten mulai dari pemerintahan provinsi sampai
pemerintah kabupaten/kota, salah satunya adalah Kabupaten Serang.
Kabupaten Serang terletak di ujung Pulau Jawa bagian barat, adalah salah
satu Kabupaten dari 4 Kabupaten dan 3 Kota di wilayah Provinsi Banten yaitu
63
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon
dan Kota Tangerang, Kota Tangsel.
Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan
sebagai bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi
wilayah serta sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan
pembangunan pada pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa.
Kabupaten Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber
daya manusia potensial yang bertekad bulat bahu membahu membangun
wilayahnya secara maksimal. Mengandalkan kekayaan sumber alamnya cukup
berlimpah serta pemberdayaan seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan
mampu membuat dasar pijakan kuat sebagai modal untuk membangun wilayah
Kabupaten Serang seoptimal mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesar-
besarnya bagi rakyatnya.
Masyarakat Kabupaten Serang memiliki sifat-sifat religius, kekeluargaan
dan kegotongroyongan yang cukup kental. Sikap dan perilaku dalam kehidupan
sehari-hari mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dilandasi oleh
kesadaran penuh rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga keamanan dan
ketertiban di wilayahnya, sehingga potensi konflik gejolak politik di Kabupaten
Serang relatif rendah. Situasi ini jelas mendukung suasana yang tentram dan aman
serta kondusif untuk perkembangan dunia usaha, sehingga membuat banyak
investor merasa tenang dan nyaman melakukan aktivitasnya berusaha di wilayah
Kabupaten Serang.
64
Dengan latar belakang budaya yang kental dan sejarah heroik rakyatnya
yang terkenal gagah berani melawan penjajah Belanda dulu, memberikan warisan
warna khas keteguhan dan kegigihan masyarakat Serang dalam membangun
wilayah Serang untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama secara maksimal.
Semuanya tercermin pada lambang Kabupaten Serang yang bermottokan " Sepi
Ing Pamrih, Rame Ing Gawe " yang berarti " Semangat Selalu Bekerja Keras,
Tanpa MeMasyarakat & Seni Budaya Serang.
"Masyarakat Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam
yang taat dan patuh. Masyarakat Serang memiliki religiositas tinggi, berasas
gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung
jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Serang relatif mampu
membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana
kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar
dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang.
Perjalanan panjang sejarah dan keterbukaan Serang telah membentuk
masyarakat terdiri atas berbagai suku. Bukan hanya Jawa dan Sunda, tapi juga
menyambut kedatangan bangsa Arab, Cina, dan India. Kini semuanya telah
menyatu, menjadi masyarakat Serang. Mereka hidup rukun damai dalam
komunitas besar, tinggal menyebar di perkotaan dan pedesaan. Jumlah penduduk
Kabupaten Serang hanya 1,6 juta jiwa, dengan komposisi laki-laki dan perempuan
berimbang, dan laju populasi 2%. Penduduk tersebar merata di wilayah kabupaten
seluas 1.700 km2, hidup di dataran rendah dari 0 m sampai 1.778 m di atas
permukaan laut.
65
Memandang lanskap Kabupaten Serang dari udara akan terlihat wilayah
indah. Di bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa, merupakan dataran luas dan
rawa pasang surut. Makin selatan, dataran berubah menjadi perbukitan subur, dan
makin selatan lagi berubah menjadi pegunungan yang diselimuti hutan lebat. Ke
arah barat, akan tampak Selat Sunda yang berombak tenang dengan pantai
memanjang dari utara ke selatan.ngharap Imbalan " .
Masyarakat & Seni Budaya Serang
"Masyarakat Serang menganut agama Islam dan berlatar budaya Islam
yang taat dan patuh. Masyarakat Serang memiliki religiositas tinggi, berasas
gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan. Masyarakat memiliki tanggung
jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga Serang relatif mampu
membebaskan diri dari berbagai konflik etnik, sosial dan ekonomi. Suasana
kondusif ini menciptakan kenyamanan untuk dunia usaha. Berbagai usaha besar
dan skala menengah telah tumbuh dan berkembang di Serang.
Serang memiliki iklim tropis dengan curah hujan 3,92 mm/hari. Suhu rata-
rata antara 25ºC – 27ºC, dengan tekanan dan kelembaban 81.00 mb/bulan. Angin
lebih banyak bertiup dari barat dengan sesekali dari timur ketika musim kemarau.
Flora-fauna di Kabupaten Serang mendapat tempat di hati masyarakat serta bebas
berkembang. Fauna utama yakin memiliki lebih dari 50 jenis burung di habitat
Pulau Dua, pulau khusus yang dijadikan cagar alam bagi burung-burung yang
transit dari benua Australia dan Afrika.
66
Posisi Kabupaten Serang
Pada tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Serang dan Kota
Serang (Undang-undang Nomor 32 Tahun 2007) menjadi 28 Kecamatan di
Kabupaten Serang dan 6 Kecamatan di Kota Serang. Adapan kecamatan yang
masuk Kota Serang adalah Kecamatan Serang, Cipocok Jaya, Taktakan, Kasemen,
Curug dan Walantaka). Dan untuk langkah selanjutnya di Kota Serang pada tahun
2009 akan membentuk kelompok kerja AMPL Kota Serang yang terpisah dengan
Pokja AMPL Kabupaten Serang.
Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50’
sampai dengan 6°21’ Lintang Selatan dan 105°0’ sampai dengan 106°22’ Bujur
Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60
km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan
kedudukan secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara dibatasi dengan Laut Jawa
Sebelah Timur dibatasi Kabupaten Tangerang
Sebelah Barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda
Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Kabupaten Serang memiliki wilayah cukup luas 1.734,09 Km² dan
sumber daya alam yang banyak namun masih terbatas dalam pemanfaatanya.
Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Pola penggunaan lahan pada kawasan budidaya,
sebagian besar penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu sawah tadah
hujan dan irigasi, tegalan, kebun campuran, perkampunngan, perumahan dan jasa.
67
Sesuai dengan topografinya Kabupaten Serang memiliki wilyah dataran dan
bergelombang berada pada ketinggian 0 m – 1.778 m diatas permukaan laut
dengan curah hujan rata-rata 145,3 mm/bl. Suhu udara di Kabupaten Serang
berkisar 23,1 – 31,3 ˚C, sedangkan tingkat kelembaban rata-rata sekitar 78 % dan
rata-rata penyinaran matahari mencapai 69,2 %. Jika dibandingkan dengan luas
wilayahnya maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang adalah 1.076
jiwa/km persegi, dengan okupasi mata pencaharian penduduk terbanyak adalah
petani.
Topografi & Geografi Kabupaten Serang
Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi
mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl,
berhawa sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan.
Kabupaten serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan
Cidanau. Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat
layanan listrik dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon
genggam serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi.
Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Zona Industri serang
Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di
Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha
berada di sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin,
logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan
seperti Industri Gunanusa Utama Fabricators dan Berlian Sarana Utama.
68
Sedangkan Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande dan
Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115 ha. Terdapat beberapa kawasan
industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Modern Cikande.
Selain sektor industri, kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang
pertanian seperti kelapa dan melinjo yang menjadi khas Banten. Di sektor
kelautan potensi yang ada berupa ikan bandeng,udang windu, rumput laut dan
perikanan tambak. Sektor pariwisata juga memiliki potensi yang cukup besar. Hal
ini mengingat terdapat lokasi wisata berupa Pantai Anyer dan awasan Heritage
BAnten lama. Daya tarik wisata lain adalah Mercusuar, Karang Bolong dan Anyer
Kidul, Rawa Dano, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian air Panas Batukuwung dll.
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang
disingkat dengan Dinas KOPERINDAG dibentuk berdasarkan Perda No. 19
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang,
yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 27
Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas pada Dinas
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
Peraturan Daerah tersebut menggantikan Perda Nomor 9 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, dan Peraturan
Bupati No 25 Tahun Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian
69
dan Perdagangan (KOPERINDAG) Kabupaten Serang merupakan gabungan dari
dua dinas, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas
Koperasi & UMKM. Sebelumnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) dan Dinas Koperasi & UMKM juga pernah berada dalam satu atap
yang sama yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
(Disperindagkop). Sehingga secara historis kedua dinas yang saat ini tergabung
dalam DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN SERANG mempunyai keterkaitan.
Keberadaan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Serang memiliki arti strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten
Serang. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang telah
banyak memberikan konstribusi terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah,
khususnya dalam melaksanakan tugas pemerintahan dibidang perindustrian dan
perdagangan serta pembinaan pengelolaan pasar di Kabupaten Serang.
Penyelenggaraan pemerintahan, baik urusan pilihan bidang industri dan
perdagangan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota ini, mempunyai pengaruh besar
terhadap fokus dan titik berat dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang
berazaskan desentralisasi.
Dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah yang beberapa kali mengalami revisi, setiap daerah memiliki
kewenangan untuk mengatur daerahnya sendiri. Pemerintah Daerah berlomba-
70
lomba untuk membangun daerahnya, baik melalui dana dari pusat maupun daerah,
melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan
Sumber Daya Alam adalah merupakan sektor penting yang dapat menunjang
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat serta
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan demikian setiap daerah
dituntut kreatif dalam menggali potensi PAD nya, tidak hanya melalui sektor
pajak yang membebankan masyarakat, namun juga mengembangkan sektor
industri kecil yang ada di daerah untuk dapat bangkit, dan bersaing dalam
memasarkan produk-produk unggulannya di pasar. Sehingga outcome nya tidak
hanya pada meningkatnya PAD yang dihasilkan oleh pemerintah daerah, tapi juga
kesejahteraan masyarakat.
A. Lingkungan Strategis Kabupaten Serang
1. Letak Geografis
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang berada
di pusat Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten, yang sejak sejarah
berdirinya pemerintahan daerah di Kresidenan Banten Provinsi Jawa Barat pada
tahun 1950, Kabupaten Serang adalah pusat kegiatan sosial, budaya, ekonomi,
politik dan agama islam serta Hankam di wilayah Banten, sehingga sangat
strategis dan memudahkan koordinasi dan kerjasama antar dinas dan instansi
dalam melaksanakan penyelesaian tugas pokok dan fungsinya, maupun dalam
pelayanan publik kepada masyarakat di Kabupaten Serang, tepatnya berada di
71
jalan Veteran No. 4 Serang, Provinsi Banten, Telepon ( 0254 ) 216737, Faximile (
0254 ) 216744.
Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50' –
60 21' lintang selatan dan 1050 0' - 1060 22' bujur timur. Jarak terpanjang menurut
garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dn jarak terpanjang dari barat
ke timur sekitar 90 km. Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang
Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang
Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang
Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda
Letak geografis yang demikian merupakan keuntungan bagi Kabupaten
Serang. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit perhubungan
darat antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, juga sebagai daerah alternatif dan
penyangga (hinterland) Ibukota Negara, karena dari Kita Jakarta hanya berjarak
sekitar 70 km.
Wilayah Kabupaten Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki
ketinggian kurang dari 500 meter dan beriklim tropis dengan curah hujan dan hari
hujan banyak. Ukuran dalam sebulan rata-rata 39 mm dan rata-rata 14 hari hujan.
Sekitar 74 persen dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Serang digunakan
untuk lahan pertanian.
Dari segi fisiografi dan morfologi permukaan tanahnya, sebagian besar (±
35%) bagian utara Kabupaten Serang merupakan hilir tata air permukaan yang
mengarah ke Laut Jawa bagian Barat Daya, khususnya ke teluk Banten. Sekitar
72
50% wilayah merupakan perbukitan daerah hulu terutama di bagian selatan dan
sedikit di utara barat laut, yaitu Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo
Ampel.
Wilayah perairan Kabupaten Serang terdiri dari dua wilayah yakni Perairan Teluk
Banten (Laut Jawa) dan perairan Selat Sunda. Kabupaten Serang juga memiliki
beberapa wilayah pulau –pulau kecil sebanyak 16 pulau.
2. Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota yang
terdapat di Provinsi Banten. Luas administrasi wilayahnya adalah 1.467,35 km2,
terbagi ke dalam 29 kecamatan dan 314 desa, dan jumlah PNSD Kabupaten
Serang pada tahun 2011 sebanyak 11.797 orang. Dari jumlah tersebut tercatat
pegawai yang telah mencapai Golongan III keatas sebanyak 63,24 %,. Sementara
Golongan ! masih ada sebanyak 2,25 %, dan sisanya Golongan II sebanyak 34,50
% (Sumber Serang Dalam Angka 2011).
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Serang sebanyak 52 orang dan Tenaga Kerja
Kontrak ( TKK ) sebanyak 22 orang, serta Tenaga Kerjasukarela ( TKS )
sebanyak 86 orang. Tenaga Kerja Sukarela yang ada di Dinas Koperindag
Kabupaten Serang didayagunakan sebagai petugas kebersihan dan retribusi
pengelolaan Pasar se-Kabupaten Serang, serta membantu pengetikan surat dan
administrasi pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasar. Pegawai yang ada, baik dari
73
PNS, TKK, maupun TKS menjadikan kekuatan penunjang keberhasilan dan
pemberdayaan aparatur dalam melaksanakan program kerja dan kegiatan-kegiatan
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
c. Tugas Pokok dan Fungsi Serta Susunan Organisasi Dinas
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang, yang dijabarkan dalam
Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian
Tugas Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
merupakan penyelenggara pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berada di bawah tanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah
sesuai dengan bidang dan kewenangannya. Perda ini menggantikan Peraturan
Daerah Kabupaten Serang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang dan Peraturan Bupati Kabupaten
Serang Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas
Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
mempunyai tugas pokok Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan
mengawasi penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di bidang
Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan. Untuk melaksanakan tugas pokok
74
tersebut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang mempunyai
fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan
Daerah di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;
2. Pengaturan penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan;
3. Pelaksanaan penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan;
4. Pengawasan Penyelenggaran tugas Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan; dan
5. Pelaksanaan tugas tambahan.
Dengan Uraian Jabatan sebagai berikut ;
1. Perencanaan meliputi :
a. merumuskan dan menetapkan Visi dan Misi Dinas;
b. merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas;
c. merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Dinas;
d. merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja (RENJA) Dinas;
e. merumuskan Penetapan Kinerja (TAPKIN) Dinas;
f. merumuskan dan menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas;
75
g. merumuskan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas;
h. merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas;
i. merumuskan dan menetapkan Kebijakan Teknis di bidang Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan; dan
j. merumuskan dan menetapkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas.
2. Pengaturan meliputi :
a. membina, membagi tugas, memberi petunjuk dan bimbingan kepada
bawahannya; dan
b. mengkoordinasikan unit satuan kerja bawahannya.
3. Pelaksanaan meliputi :
a. memberikan pelayanan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan yang meliputi :
1) Koperasi;
2) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM);
3) Perindustrian; dan
4) Perdagangan;
b. menandatangani dokumen penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di
bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;
76
c. mengelola administrasi kepegawaian, keuangan dan aset Daerah di Dinas;
d. menandatangani naskah dinas dalam bentuk nota dinas, nota pengajuan
konsep naskah dinas, telaahan staf, laporan, surat pengantar, notulen dan
memo;
e. menandatangani naskah dinas dalam bentuk surat biasa, surat keterangan,
surat perintah, surat perintah tugas, surat perintah perjalanan dinas, surat
undangan, surat panggilan, nota dinas, nota pengajuan konsep naskah
dinas, lembar disposisi, dan daftar hadir;
f. melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dengan SKPD terkait;
g. melaksanakan fasilitasi dan konsultasi dalam upaya menyelesaikan
permasalahan terkait bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;
h. melaksanakan sosialisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;
i. melaksanakan konsultasi dengan atasannya dan instansi Pemerintah yang
lebih tinggi;
j. menyusun evaluasi hasil Rencana Kerja Dinas;
k. menyusun Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dinas;
l. menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas;
m. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas;
n. menyampaikan laporan keuangan Dinas secara bulanan, triwulanan,
semesteran dan tahunan kepada atasannya;
77
o. menyampaikan laporan penggunaan aset Daerah pada Dinas setiap
Triwulan dan Tahunan; dan
p. memberikan masukan dan pertimbangan kepada atasan.
4. Pengawasan meliputi :
a. melakukan pengawasan dan pengendalian pada setiap tahapan
pelaksanaan tugas dan fungsi;
b. memberikan penghargaan kepada bawahannya yang berprestasi;
c. memberikan sanksi kepada bawahannya yang melakukan pelanggaran
sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
d. menilai dan menandatangani Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP)
bawahannya;
e. menandatangani Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) bawahannya
dalam kapasitas sebagai atasan pejabat penilai;
f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran Dinas; dan
g. melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas tambahan meliputi :
a. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai
bidangnya;
b. melaksanakan tugas kedinasan lainnya dalam kapasitas sebagai tim dan
atau kepanitian lintas SKPD; dan melaksanakan tugas pembantuan baik
dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Banten.
78
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang secara
hirarkhi susunan organisasi dan tata kerja sebagai berikut :
1. Kepala Dinas,
2. Sekretaris,
3. Bidang Perindustrian,
4. Bidang Perdagangan,
5. Bidang Keperasi,
6. Bidang UMKM,
7. Unit Pelaksana Teknis Pasar,
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Sedangkan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang dan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Pasar sebagaimana terlampir dalam lampiran I dan II Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ini.
Kepala Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan Kabupten Serang
dalam melaksanakan tugas pokok tersebut dibantu oleh Sekretaris, para Kepala
Bidang dan Kepala Bagian, serta dilaksanakan secara teknis oleh para Kepala
Seksi dan Kepala Sub Bagian serta seluruh staf pelaksana secara sinergi dan
terpadu sesuai tugas dan fungsi serta tanggung jawabnya dalam lingkup dinas.
79
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah
didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses
penelitian berlangsung. Dalam penelitian mengenai Perencanaan Strategis Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Dalam Merelokasi
Pedagang Pasar Kragilan di Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teori
Bryson (2007) mengenai hambatan perencanaan strategis:
1. Masalah Manusia a. Manajemen perhatian
2. Masalah Proses a. Manajemen ide strategis
3. Masalah Struktural a. Lingkungan Internal b. Lingkungan Eksternal
4. Masalah Institusional a. Pola Interaksi
Mengingat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, maka data yang dihasilkan dan diperoleh bersifat
deskriptif berbentuk kata dan kalimat yang berasal baik dari hasil
wawancara dengan informan penelitian, hasil dari observasi di lapangan,
catatan lapangan penelitian atau pencarian dan pengumpulan data dilakukan
peneliti secara investigasi dimana peneliti melakukan wawancara kepada
sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga
informasi yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Informan
yang adapun sudah ditentukan dari awal karena peneliti menggunakan
teknik purposive dalam menentukan informan.
80
Data-data tersebut merupakan data-data yang berkaitan mengenai
Perencanaan Strategis Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
(DISKOPERINDAG) dalam merelokasi pedagang pasar Kragilan di
Kabupaten Serang. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi
lapangan, dan kajian pustaka kemudian dilakukan ke bentuk tertulis untuk
mendapatkan polanya serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu
berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan
permasalahan penelitian serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun
jawaban penelitian penulisan kode-kode, yaitu :
1. Kode Q untuk menunjukkan item pertanyaan, 2. Kode A Untuk menunjukkan item jawaban, 3. Kode I1-1 menunjukkan daftar informan dari Kepala Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 4. Kode I1-2 menunjukkan daftar informan dari Kepala Seksi Perdagangan
Dinas KOperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 5. Kode I1-3 menunjukkan daftar informan dari kepala UPT Pasar Wilayah
Timur Kabupaten Serang, 6. Kode I2 menunjukkan daftar informan dari Kepala FKP Pasar Kragilan
Kabupaten Serang, 7. Kode I3 menunjukkan daftar informan dari pedagang pasar Kragilan
Kabupaten Serang, 8. Kode I4 menunjukkan daftar informan dari konsumen pasar Kragilan
Kabupaten Serang, 9. Kode I5 menunjukkan daftar informan dari masyarakat Kecamatan
Kragilan Kabupaten Serang,
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan
kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian
dilapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut.
Analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
81
beberapa kategori dengan beberapa dimensi yang dianggap sesuai dengan
permasalahan penelitian dan kerangka teori yang telah diuraikan
sebelumnya. Dimensi-dimensi tersebut mengacu pada Teori hambatan
perencanaan strategis milik Bryson (2007) dan juga melihat pada UU No 7
Tahun 2014 tentang perdagangan, dan rencana pembangunan Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
4.2.2 Daftar Informan Penelitian
Pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian, peneliti telah
menjelaskan dalam pemilihan Informan diperoleh dari kunjungan lapangan yang
dilakukan di lokasi penelitian dimana dipilih secara purposive merupakan metode
penetapan informan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan, artinya
teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Informan tersebut ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada jumlah yang
dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran informasi
sesuai fokus masalah penelitian (Moleong, 2004:217). Disini peneliti memilih
informan yaitu pegawai pemerintah Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang, pedagang pasar, serta masyarakat Kecamatan
Kragilan baik itu pengunjung pasar atau tidak. Namun, untuk masyarakat
pengunjung pasar Kragilan, peneliti tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan Insidental. Teknik Insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu
82
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data ( Sugiyono, 2011 : 85 ).
Informan tersebut, ditentukan dan ditetapkan tidak berdasarkan pada
jumlah yang dibutuhkan, melainkan berdasarkan pertimbangan fungsi dan peran
informan sesuai fokus masalah penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Informan
No Kode Informan
Nama Informan Keterangan Usia Jenis Kelamin
1. I1-1 Ir. H. Budi Prihasto, MM
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
55 Tahun Laki-Laki
2. I1-2 Titi Purwitasari, S.Sos
Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
41 tahun Perempuan
3. I1-3 Atang Nurjaya, S.E
Kepala UPT Pasar Wilayah Timur Kabupaten Serang
47 Tahun Laki–laki
4. I2 Uci Syafroni Syafsaen
Kepala FKP Pasar Kragilan Kabupaten Serang
58 Tahun Laki-laki
5. I3-1 Sukmanah Pedagang Pasar Krgilan
42 Tahun Perempuan
6. I3-2 Abdul Rosyid Pedagang Pasar Kragilan
38 Tahun Laki-Laki
7. I4-1 Husnul Konsumen Pasar Kragilan
38 Tahun Laki-laki
8. I4-2 Fitriyana Konsumen Pasar Kragilan
41 Tahun Perempuan
9. I5-1 Ikram Wahdi Putra
Masyarakat Kecamatan Kragilan
25 Tahun Laki-laki
10. I5-1 Ijajah Masyarakat Kecamatan Kragilan
25 Tahun Laki-laki
(Sumber : Peneliti, 2016)
83
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan
fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan
teori yang peneliti gunakan. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi
Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota
Tangerang maka peneliti menggunakan teori hambatan perencanaan strategis
milik Bryson (2007) :
1. Masalah Manusia 2. Masalah Proses 3. Masalah Struktural 4. Masalah Institusional
Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:
4.3.1 Masalah Manusia
Masalah manusia adalah tentang manajemen perhatian. Perhatian orang-
orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan prefensi kebijakan
ditempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan
komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan
komunitas.
Pada temuan lapangan penolakan akan rencana relokasi pedagang
menjadi salah satu faktor masalah manusia yang dihadapi oleh Diskoperindag
Kabupaten Serang. Berawal dari kebijakan untuk mengakomodir seluruh
pedagang ke tempat yang baru dan pasar yang layak untuk pedagang. Hal ini
dipertegas melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu Titi selaku
Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
84
Kabupaten Serang bahwa sebagai berikut :
“Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan”. (wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Penolakan dari pedagang oleh perwakilan dari Forum Komunikasi
Pedagang Pasar (FKKP) Kragilan yang menyatakan bahwa : “Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan”. (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama).
Berdasarkan data dan wawancara diatas, sebenarnya Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang telah mengupayakan
mengakomodir para pedagang sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Namun
tidak strategis nya pasar baru dan dianggap hanya memindahkan kemacetan di
titik yang lain membuat para pedagang kontra dengan kebijakan ini. Sehingga
belum ada titik temu antara pihak pemerintah dan pedagang pasar Kragilan dalam
setiap musyawarah tentang merelokasi pedagang pasar Kragilan.
Lalu untuk menunjukan komitmen yang baik dari Diskoperindag
Kabupaten Serang untuk menarik minat pedagang agar tertarik untuk
dipindahkan ke desa Kendayakan adalah dengan tidak membebankan biaya untuk
pedagang yang mau direlokasi ke pasar baru. Bapak Atang mengungkapkan
85
beberapa persyaratan untuk para pedagang agar pendataan menjadi lancer dan
tertib, dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru.” (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan rencana komitmen yang
baik demi mencapai tujuan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang. Perencanaan yang dapat membuat pedagang tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk sewa kios, los dan kaki lima dengan menunjukan SKP
yang dimiliki oleh para pedagang di pasar yang baru. Hal ini bertujuan untuk
menyeleksi pedagang musiman yang kerap yang ingin mendapatkan tempat secara
gratis di pasar yang baru. Dengan adanya mayoritas pedagang yang memiliki SKP
ini memperbesar potensi untuk diadakannya relokasi yang tertib. Permasalahan
manusia pada aspek ini terdapat di para pedangan dan pemerintah yang
mempunyai kendala untuk menyatukan tujuan sebuah relokasi pasar. Para
pedagang yang enggan direlokasi menyatakan tempat yang kurang strategis pasar
di Desa Kendayakan untuk mereka berjualan. Masalah perhatian pemerintah akan
tanggapan pedagang yang masih kurang, menyebabkan permasalahan manusia
belum teratasi dengan baik.
86
4.3.2 Masalah Proses
Masalah proses adalah manajemen ide strategis menjadi good currency.
Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang
konvensional. Masalah proses yang terpenting dalam perencanaan strategis
adalah manajemen ide strategis menjadi “good currency” dengan kata lain
bagaimana anda menjual ide baru kepada cukup banyak orang bahwa kearifan
yang tidak konvensional diubah menjadi kearifan yang konvensional.
Prosedur atau Standard Operating Procedures (SOP) merupakan sistem
langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan diselesaikan. Prosedur secara
khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan
program-program. Dalam beberapa tahun terakhir Dinas Koperasi Industri dan
Perdagangan Kabupaten Serang telah melakukan berbagai tahapan yang panjang.
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu sebagai
berikut :
“Tahap – Tahap Prosedur yang berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya. Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP). Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD. Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2. Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun. Dan pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan.”. (Wawancara dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 1 Agustus 2016
87
pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).
Berdasarkan hasil wawancara dapat diuraikan langkah-langkah Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dari tahun ke tahun.
Berawal dari adanya keluhan masyarakat yang menyatakan kerap terjadi
kemacetan di sekitar pasar lama apabila di hari pasar buka yaitu senin dan kamis.
Lalu dibuatlah perencanaan relokasi dari desa Kragilan ke desa Kendayakan dan
juga dilakukan pendataan pedagang pasar Kragilan. Dalam pencairan anggaran
pembangunan pasar, terdapat kekurangan yang menyebabkan terlalu lamanya
kebijakan relokasi pedagang pasar Kragilan ini berjalan. Yaitu pencairan dana
yang mengalami dua tahap sehingga pembangunan pun tidak bisa langsung
dirampungkan segera. Hal ini pun diungkapkan lagi oleh Ibu Titi yaitu sebagai
berikut :
“Kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku Kepala Seksi Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
menganggarkan pembangunan pasar baru dalam dua tahap pencairan dana, yaitu
pada tahun 2014 dan 2016. Hal ini membuat pembangunan pun dilakukan dalam
dua tahap berbeda. Berikut adalah total penggaran yang dikeluarkan APBD untuk
pembangunan pasar Kragilan baru di Desa Kendayakan Kabupaten Serang.
88
Pada pembangunan tahap pertama yang memakan dana sebesar Rp
7.710.000.000,- (tujuah miliar tujuh ratus sepuluh juta rupiah) atau setara dengan
69,254% dari total anggaran yang dikeluarkan, meliputi pengerjaan :
1. Pekerjaan tanah (Cut & Fill Soil)
2. Pekerjaan saluran eksternal
3. Pekerjaan pagar luar keliling (depan, samping, belakang) dan pemasangan
pagar seng sekeliling bangunan exiting
4. Pembangunan los kelonting (2 Unit)
5. Pembangunan los kain (3 Unit)
6. Pembangunan los sayur (2 Unit)
7. Pembngunan los ikan dan daging (1 Unit)
8. Pembangunan los makanan dan jajanan (1 Unit)
9. Pembangunan kantor pengelola (1 Unit)
10. Pembangunan musholla (1 Unit)
11. Pembangunan toilet umum (1 Unit)
12. Pembangunan reservoir/ gudang (1 Unit)
13. Pemebangunan Tps (1 Unit)
Pada pembangunan tahap dua yang memakan dana sebesar Rp
3.422.800.000,- (tiga miliar empat ratus dua puluh dua delapan ratus ribu rupiah)
atau setara dengan 30,745% dari total anggaran yang dikeluarkan, meliputi
pengerjaan :
1. Pekerjaan jalanan dan pekerjaan area pedagang kaki lima (PKL)
2. Pekerjaan instalasi listrik, penyambungnan PLN, plumbing eksternal,
89
kran taman dan hydrant tower
3. Pekerjaan taman beserta lampu taman
4. Pengecatan pagar depan dan kaibon, dan pemasangan nama dan logo
stainless
5. Pembangunan kios (1 Unit)
6. Pembangunan pos jaga (1 Unit)
7. Pembangunan tempat cuci barang jualan (1 Unit)
8. Pembanguanan bak pengelohan air bekas/ IPAL (1 Unit)
Seperti yang telah dipaparkan diatas pembangunan pasar kragilan baru di
desa kendayakan kabupaten serang memiliki dua kali tahap pelaksaan
pembangunan. Dengan total pembangunan yang memakan anggaran sebesar Rp
11.132.800.00,- (sebelas miliar seratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu
rupiah) menjadikan pembangunan pasar ini memiliki sebuah konsep pasar
tradisional yang bersih. Apabila kebijakan ini merupakan bersifat mendesak
dalam tata kelola kota, seharusnya pencairan dan pembangunan harus dilakukan
dengan cepat karena mengurai kemacetan dan menciptakan pasar tradisional
yang layak merupakan hal penting yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat luas baik itu dalam tingkatan masyarakat Kecamatan maupun
Kabupaten Serang. Sehingga kebijakan relokasi nya pun dapat segera dilakukan
dengan adanya pembangunan pembangunan yang juga dapat meningkatkan
pengembangan Kabupaten Serang.
90
Sedangkan pada rencana strategis merupakan perumusan perencenaan
secara komprehensif tentang bagaimana perusahaan atau organisasi mencapai
misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan
meminimalkan keterbatasan bersaing.
“Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan.” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).
Tetapi strategi sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Koperasi
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Serang mengalami tanggapan minor
dari pedagang yang merasa di kala adanya sosialisasi tidak adanya komunikasi
dua arah yang baik. Bapak Uci selaku Sekretaris Forum Komunikasi Pedagang
Pasar Kragilan mengatakan sebagai berikut :
“Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang.” (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama). Sosialisi dianggap tidak berjalan efeketif dari mendengarkan pendapat
para pedagang juga diungkapkan Bapak Rosyid yang beberapa kali ikut datang
dalam acara tersebut, wawancara yaitu sebagai berikut :
“Susah, nggak mau mendengar pendapat dari pedagang kecil” (Wawancara dengan Bapak Rosyid selaku pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.30 WIB di Pasar Kragilan).
91
Strategi – strategi yang dilakukan pemerintah seharusnya menjadikan
langkah untuk menjalankan tujuan yang ada tetapi fungsi ini akan berdampak
negatif apabila tidak baik dalam pelaksanaanya. Seperti sosisalisasi yang tidak
menemukan titik tengah antara pihak pemerintah dan pedagang. Sebaiknya
apabila sosialisasi dilaksanakan tidaklah hanya menyampaikan rencana yang telah
dibuat oleh pihak pemerintah. Tetapi jajak pendapat dengan para pedagang juga
harus dilaksanakan dan dicari solusi untuk kedua belah pihak. Sehingga Pihak
pemerintah dapat membuat strategi yang diinginkan oleh pedagang tetapi tidak
bersinggungan dengan tujuan awal dari rencana relokasi pedagang. Berdasarkan
uraian wawancara diatas peneliti menganggap masalah proses belum terlaksana
dengan baik.
4.3.3 Masalah Struktural
Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.
Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.
Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan
dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para perencana
strategis adalah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam bagian-
bagiannya, mereka harus menggunakan pendekeatan holografik dan bukan
pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan
seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu
mempresentasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing
bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi
92
keseluruhan sistem. Dalam konteks penelitian ini tentunya mengacu pada
bagaimana menganalisis lingkungan internal organisasi khususnya yang menjadi
lokus penelitian ini yaitu Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang. Dalam hal ini lembaga pemerintah daerah yang selama ini
paling banyak terlibat adalah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang sehingga dalam hal ini perlunya analisis internal dari dinas
tersebut.
Adapun peneliti memuat rincian kekuatan Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dapat dilihat
pada tabel - tabel sebagai berikut :
TABEL 4.2
JUMLAH PEGAWAI DAN JABATAN
DINAS PERINDUSTRIAN & PERDAGANGAN KAB. SERANG
NO JABATAN ESELON PNS CPNS TKK TKS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kepala Dinas II 1 1
2 Sekretaris III a 1 - - - 1
3 Kepala Bidang III b 4 - - - 4
4 Kepala Sub
Bagian
IV a 3 - - - 3
5 Kepala Seksi IV a 12 - - - 12
6 Kepala UPT
Pasar
IV a 3 - - - 3
7 Kepala UPT
Metrologi
Iva 1 - - - 1
93
8 Kepala Sub
Bagian di UPT
Pasar dan
Metrologi
IVb 4 - - - 4
9 Staf Pelaksana - 23 - 22 86 131
JUMLAH 52 22 86 160
Sumber : DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.
Data pada tabel menunjukkan bahwa di Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Serang memiliki jumlah sebanyak 52 orang
Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang, dan Tenaga Kerja Kontrak ( TKK ) sebanyak
22 orang, serta Tenaga Kerjasukarela ( TKS ) sebanyak 86 orang. Tenaga Kerja
Sukarela yang ada di Dinas Koperindag Kabupaten Serang didayagunakan
sebagai petugas kebersihan dan retribusi pengelolaan Pasar se-Kabupaten
Serang, serta membantu pengetikan surat dan administrasi pada Unit Pelaksana
Teknis Dinas Pasar. Pegawai yang ada, baik dari PNS, TKK, maupun TKS
menjadikan kekuatan penunjang keberhasilan dan pemberdayaan aparatur dalam
melaksanakan program kerja dan kegiatan-kegiatan Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang.
M enurut peneliti jumlah ini terlalu banyak apabila sekedar
melakukan pelaksanaan rencana strategi di sebuah dinas tanpa ada praktik
langsung dilapangan dalam hal pengelolaannya.
Hal ini terungkap pada sela – sela wawancara dengan pak uci, yang
mengatakan sebagai berikut :
“Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah,
94
maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini”. (Wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan Lama).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu sukmanah yang merasa kurang
optimal pegawai lapangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang dalam pengelolaan sampah yang sudah ada retribusi harian
yang dibebankan kepada pedagang. Wawancaranya sebagai berikut :
“Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah
dibuangnya ke belakang pasar”. (Wawancara dengan Ibu Sukmanah
selaku pedagang pasar Kagilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.00 WIB di
Pasar Kragilan).
Pernyataan wawancara menggambarkan bahwa walaupun pasar Kragilan
lama adalah sebuah pasar kecil tetapi pasar ini memerlukan pengelolaan yang baik
dan benar. Karena banyaknya juga pedagang yang tidak bisa ditertibkan sehingga
menyebabkan kemacetan di jalan raya. Sehingga menurut peneliti alangkah lebih
baiknya pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan mengalokasikan
beberapa pegawai untuk turun langsung ke pasar agar mengetahui apa yang
dikeluhkan oleh pedagang dan mendengar keinginan para pedagang jika rencana
relokasi dijalankan, seperti pembinaan langsung terhadap para pedagang dalam
kondisi yang sangat natural.
Lebih jauh peneliti menjabarkan komposisi pegawai menurut Pendidikan
dan Golongan di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Serang yaitu sebagai berikut:
95
TABEL 4.3
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN JUMLAH
SD 8
SLTP 2
SLTA 19
D 1
D II -
D III / Sarjana Muda 4
S1 12
S2 7
JUMLAH 52
Sumber : DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Tabel di atas menunjukkan bahwa tentunya dalam Sumber Daya Manusia
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan sangat mumpuni. Kemampuan
dalam perencanaan memang tidak sama dalam kemampuan pelaksanaan, karena
kemampuan pelaksanaan tentu terdapat faktor-faktor yang entah itu menghambat
atau mempercepat pelaksanaan. Menurut peneliti kemampuan atau ketersediaan
sumber daya manusia maupun sumber daya anggaran seharusnya menjadi
kekuatan yang dimiliki karena kemapuan sumber daya untuk menghasilkan
sesuatu tergantung pengelolaanya, semuanya tergantung pada seberapa pintar dan
cermatnya dinas dalam melakukan pengelolaan entah itu sumber daya manusia
dan sumber daya anggaran, selain itu adanya diklat-diklat tentunya menjadi nilai
lebih dalam menjadikan suatu sumber daya manusia memiliki kemampuan yang
lebih.
96
Pasar Kragilan yang baru dan lama memerlukan pengelolaan yang baik
dalam pelaksaannya dan juga pengawasannya. Sumber daya yang ada
bagaimanapun kondisinya harus menjadi suatu kekuatan dalam hal
pengembangan perdagangan khususnya pengelolaan dan pengembangan pasar
yang baru, sumber daya yang ada harus di tingkatkan kualitasnya, agar dapat
memberikan sumbangsih bagi pengelolaan pasar tradisional. Hal ini juga
diperlukan dukungan dari kualitas kesadaran pedagang dalam ketertiban dan
kenyamanan pasar Kragilan, karena akan terasa percuma jika pedagang pun tidak
mau kooperatif dengan pihak dinas sendiri. Apapun yang akan direncanakan dan
dilaksanakan pemerintah tanpa memperhatikan atau meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang ada. Dengan adanya sumber daya yang berkualitas
dan dapat bekerja keras dan juga bekerja secara cerdas hal ini dapat
mempermudah relokasi pedagang pasar. Karena dengan seperti itu pedagang
akan mempercayai Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Serang dalam mengelola pasar yang baru untuk kemajuan bersama. Sehingga
masyarakat pun tidak enggan untuk datang berbelanja ke pasar tradisional
dibandingkan ke pasar modern.
Analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan untuk
mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan
eksternal perusahaan. Sehingga dalam perencanaan strategis dan dalam tahap
pelaksanaan implementasi strategis analisis lingkungan eksternal sangat
diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan
gambaran terhadap apa-apa saja terkait peluang yang dapat digali untuk
97
menghasilkan suatu keuntungan, dalam hal Implementasi rencana relokasi
pedagang pasar Kragilan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang di kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, tentunya sebelum
melakukan implementasi dan melakukan perencanaan yang pertama dilakukan
setelah menentukan visi dan misi adalah menentukan atau menganalisis
lingkungan eksternal. Dalam rencana pembangunan pasar Kragilan sendiri
memiliki maksud untuk meningkatkan keberadaan pasar tradisional menjadi
tempat transaksi jual beli masyarakat yang nyaman, layaknya pasar modern.
Sedangkan tujuannya adalah :
1. Mengakomodir keberadaan seluruh pedagang yang telah ada, untuk
mendapatkan tempat berjualan yang layak.
2. Menata para pedagang melalui zonasi sesuai komoditi dagangannya.
3. Memberikan ruang gerak dan sirkulasi udara serta cahaya yang memadai
bagi para pembeli dan pedagang.
4. Meningktkan perekonomian masyarakat sekitar.
5. Mengurai kemacetan yang sering terjadi di sekitar lokasi pasar lama.
6. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Sedangkan potensi yang ada di lokasi pasar Kragilan yang baru,
meliputi:
1. Akses menuju pasar Kragilan merupakan jalan kabupatendan mudah
dicapai.
2. Keberadaan pasar baru diindikasikan dapat mengurangi arus kemacetan
yang sering terjadi di jalan nasional Jakarta – Serang.
98
3. Kawasan di pasar baru yang berada di antara keramaian pemukiman
penduduk sehingga dapat menaikan keuntungan pedagang dalam
berjualan.
4. Pedagang tidak dibatasi waktu untuk membuka lapaknya sehingga dapat
membuka los dan kiosnya setiap hari.
Untuk mengetahui rencana pembangunan pasar yang baru di desa
Kendayakan peneliti memberikan rencana pembangunan kios, los dan kaki lima
yang terserap di pasar baru, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.4
Rencana Jumlah Pedagang Yang Akan Terserap 1. KIOS Ukuran ( 2,5 x 2,5 M ) = 56 Unit
2. LOS = 332 Unit
1. Los Kelontong
2. Los Kain
3. Los Sayuran, Bumbu dan
Buah
4. Los Ikan dan Daging
5. Los Makanan dan Jajanan
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 88 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 132 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 72 Unit
Ukuran ( 2 x 1,75 M ) = 32 Unit
Ukuran ( 4,3 x 3 M ) = 88 Unit
3. KAKI LIMA Ukuran ( 1,5 x 1,75 M ) = 180 Unit
Jumlah Total Pedagang = 568 Unit
(Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
Kab.Serang 2014)
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rencana pedagang yang akan
terserap di Pasar Kragilan Baru yang terdapat di desa Kragilan dapat menampung
568 Unit, yang terbagi dalam 56 kios, 332 unit los, dan 180 unit kaki lima.
Dengan ukuran yang berbeda antara kios, los dan kaki lima.
99
Di bawah ini merupakan pendapat lain dari pegawai dinas mengenai
potensi-potensi yang ada di pasar baru kragilan yaitu sebagai berikut :
“Luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk”. (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru)
Serupa dengan bapak atang, ibu titi pun mengungkapkan kalau potensi
yang ada di pasar kragilan baru sangat menguntungkan pedagang dalam
melakukan kegiatan jual beli dengan masyarakat, berikut pemaparannya :
“Pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data. Lalu pedagang dapat membuka los dan kiosnya setiap hari” (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang). Potensi-potensi di kawasan pasar baru yang berada di desa Kendayakan
pun dipaparkan oleh masyarakat kecamatan kragilan yang berhasil peneliti
wawancarai, kutipan wawancara yaitu sebagai berikut :
“Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat.” (Wawancara dengan Bapak Ikram selaku Masyarakat Kecamatan Kragilan pada 25 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB di kawasan Kecamatan Kragilan). Hal yang sama juga diungkapkan bapak Husnul selaku konsumen pasar
Kragilan sebagai konsumen yang ternyata tinggal di desa kendayakan dan
mempunyai rumah di sekitaran pasar baru di sana :
100
“Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat di desa tersebut”. (Wawancara dengan Bapak Husnul selaku konsumen pasar Kragilan pada 2 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan)
Beda hal dari sudut pandang pedagang yang menolak di relokasi ke desa
Kendayakan. Bapak Uci sebagai pedagang dan Sekretaris Forum Komunikasi
Pedagang Pasar Kragilan pun memiliki petisi penolakan dari pedagang yang
berisikan bahwa desa Kendayakan adalah daerah rawan tangan-tangan jahil yang
tidak bertanggung jawab dan tindakan kriminal. Menurut bapak Uci selaku
Kepala Forum Komunikasi Pedagang Pasar Kragilan membantah akan potensi
yang ada di sekitar lokasi asar yang baru, bapak uci beranggapan bahwa :
“Tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur”. (wawancara dengan Bapak Uci selaku Kepala Forum Komunikasi Pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 09.00 WIB di Pasar Kragilan).
Lalu penolakan lain pun diungkapkan oleh pedagang lainnya, Ibu
Sukmanah yang telah berjualan kurang lebih 30 tahun di pasar Kragilan lama
dikarenakan hal lain, Berikut wawancaranya adalah :
“Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar”. (Wawancara dengan Ibu Sukmanah selaku pedagang pasar Kagilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.00 WIB di Pasar Kragilan).
101
Pendapat dari kedua belah pihak memang adanya seperti kenyataan
dilapangan. Potensi yang terlihat pada lokasi pasar baru yang berada dikeramaian
pemukiman perumahan dan desa di Kendayakan dan rencana pembangunan los
dan kios yang cukup baik sehingga dapat meresap seluruh pedagang yang ada di
pasar lama tetapi memang lokasi yang masuk ke dalam jembatan sentul
membuat tidak adanya jalur angkutan untuk masuk ke pasar baru. Hal ini dapat
diantisipasi oleh pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Serang yang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk merencanakan pengadaan
jalur angkutan umum dan terminal di dekat lokasi pasar baru. Sedangkan tuntutan
dari pedagang yang menginginkan lebih dari itu, seperti pelebaran jalan di dekat
jembatan sentul tidak ada hanya sebatas perbaikan jalan yang rusak menuju pasar
baru.
Sedangkan hambatan-hambatan lain menurut ibu titi selaku kepala seksi
perdagangan adalah sebagai berikut
”Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang”. (Wawancara dengan Ibu Titi selaku kepala seksi perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan pada 1 Agustus 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang)
Pak atang sebagai pegawai dinas yang menjalankan tugasnya di lapangan
pun memberikan pendapat selaras mengenai hambatan yang terjadi. Yaitu
sebagai berikut :
“Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu
102
dapat menurunkan omset mereka tetapi pada pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami”. (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru). Ketakutan akan omset yang menurun diungkapkan oleh pedagang, seperti
bapak Rosyid yang sudah berdagang 20 tahun di pasar Kragilan. Wawancaranya
adalah sebagai berikut :
Menolak pasar untuk dipindah, sudah nyaman dagang disini dan jika dipindahkan ngga ada jaminan di pasar yang dikendayakan bakal ramai pembeli”. (Wawancara dengan Bapak Rosyid selaku pedagang pasar Kragilan pada 28 Juli 2016 pukul 11.30 WIB di Pasar Kragilan).
Pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
sadar akan hambatan-hambatan yang berasal dari pedagang. Seperti pandangan
bahwa pindahnya tempat pedagang akan mempengaruhi pendapatan mereka
berjualan. Yang seharusnya hal ini dapat diredam oleh pihak dinas dengan
memaparkan potensi di pasar baru dan ajakan yang kooperatif sehingga pedagang
tidak merasa dirugikan pada pemindahan tempat mereka mencari nafkah.
Hal ini diungkapkan oleh pedagang dalam kutipan di Fesbuk Banten
News. Yang berisikan seperti berikut :
Menurut Rohani, “jika pemerintah daerah bersikeras mau merelokasi para
pedagang Pasar Kragilan sama saja akan menyengsarakan rakyat. Bagaimana
para pedagang menafkahi keluarganya, sedangkan dilokasi Pasar yang akan
dibangun di Desa Kendayakan jauh dari dari jalan raya”.
(www.facebook.com/notes/fesbuk-banten-news/pedagang-pasar-kragilan-
keukeuh-tolak-direlokasi).
103
Apabila disimpulkan hambatan-hambatan yang dirasakan oleh pedagang
adalah sebagai berikut :
1. Pasar baru dapat menurunkan omset penjualan mereka
2. Lokasi pasar baru yang tidak strategis karena berada sekitar 2 kilometer
dari jalan raya
3. Pasar Kragilan lama merupakan lokasi yang mempunyai nilai sejarah
4. Relokasi pasar ke desa Kendayakan hanya memindahkan kemacetan
bukan mengurai kemacetan di jalan raya Jakarta – Serang
5. Lokasi pasar kragilan baru dinilai tidak aman sehingga menurunkan minat
pembeli
Menurut peneliti peningkatan potensi di sekitar pasar belum maksimal dan
hambatan lainnya adalah minat pedagang untuk direlokasi ke pasar yang baru
menambah pekerjaan rumah bagi Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang Kabupaten Serang. Sebaiknya pedagang dan pihak dinas
sendiri membuat suatu perjanjian yang tidak merugikan kedua belah pihak baik
dalam segi pemasaran pasar yang baru, hingga peningkatakan fasilitas sarana dan
prasarana penunjang di sekitar pasar. Contohnya yang telah terlaksana dengan
baik adalah relokasi PKL di kota Solo, dengan cara jamuan yang diadakan 54 kali
dan perjanjian pemasaran melalui media cetak dan televisi lokal. Lalu ada pula
perjanjian pemasangan spanduk di titik-titik strategis untuk semakin luas
pemasarannya. Berkaca dari hal tersebut peneliti merasa jika Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang memang serius untuk
104
memindahkan para pedagang tanpa adanya bentrokan fisik dikemudian hari perlu
mencontoh hal ini. Dengan adanya niatan baik untuk membuat tata kota yang
lebih tertib dan komunikasi yang efektif, pedagang pun akan sukarela untuk
direlokasi. Bagi pihak dinas pun dapat menjalakan tujuan adanya program relokasi
ini yaitu mengurai kemacetan di jalur Nasional Jakarta – Serang.
4.3.4 Masalah Institusional
Masalah instutisional adalah pelaksanaan transformatif. Masalah tersulit
yang harus dihadapi perencanaan strategis dapat dipecahkan hanya melalui
transformasi institusi. Masalah yang sangat sulit dalam perencanaan strategis
mencakup transformasi lembaga. Lembaga (institusional) adalah pola interaksi
yang sangat stabil, yang diorganisir di seputar ide penting. Dalam hal ini Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dalam meningkatkan
potensi yang ada di Desa Kendayakan akan mempunyai program dengan
berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dirasa bisa
mengangkat keramaian dan memudahkan masyarakat untuk mencapai pasar
Kragilan baru. Seperti diungkapkan oleh Bapak Budi selaku Kepala Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yaitu :
“Setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan.” (Wawancara dengan Bapak Budi selaku Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang pada 14 September 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang).
105
Ungkapan lain dari Bapak Atang tentang program lain seperti
pembangunan terminal di sekitar lokasi pasar Kragilan baru, Hal ini dikeluarkan
agar dapat pedagang pasar Kragilan mempertimbangkan diri agar mau direlokasi
ke pasar yang baru. Kutipan wawancaranya yaitu sebagai berikut :
“Melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.” (Wawancara dengan Bapak Atang selaku UPT Pasar Wilayah Timur pada 4 Agustus 2016 pukul 11.00 WIB di Kantor pasar Kragilan baru).
Berdasarkan wawancara diatas program antar Satuan Kerja perangkat
daerah terkait peningkatan-peningkatan tata letak dan perbaikan insfrastruktur di
Desa Kendayakan dirasa perlu dilakukan. Dengan adanya rencana relokasi
diperlukan program untuk meningkatkan potensi di sekitarnya, dan memang
perlu adanya infrastruktur yang membaik. Dalam pelaksanaannya saat ini di
lapangan baru perbaikan jalan yang telah dilaksanakan guna menuju akses Pasar
Kragilan yang berada di Desa Kendayakan. Padahal ada beberapa program
unggulan seperti pembuatan terminal dan mengadakan trayek angkutan umum
agar melewati pasar yang berlokasi di dalam, dan program-program ini belum
terlaksana.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan adalah isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti
dapatkan, atau rangkuman dalam hasil analisis penelitian yang telah disesuaikan
dengan teori yang peneliti gunakan. Perencanaan Strategis Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Dalam Merelokasi Pedagang
106
Pasar Kragilan di Kabupaten Serang dengan menggunakan teori tantangan dalam
Perencanaan Strategis Bryson (2007:227). Adapun di bawah ini akan dijelaskan
pembahasan terkait hasil penelitian di atas:
1. Masalah Manusia
Masalah manusia adalah tentang manajemen perhatian. Perhatian orang-
orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan prefensi kebijakan
ditempat kunci dalam proses dan hirearki organisasi. Manajemen perhatian dan
komitmen merupakan masalah bagi individu, kelompok, organisasi dan
komunitas.
Untuk mewujudkan pelaksaan yang maksimal atau yang efektif dan
efisien, tidak hanya membutuhkan komunikasi yang baik, dana yang banyak
tetapi juga perhatian dan komitmen dari para pelaksana untuk serius dalam
melaksanakan apa yang telah direncanakan dan hal paling bermasalah dalam
perencanaan adalah pelaksanaanya. Sering kali secara konseptual apa yang
direncanakan sudah sangat baik bahkan sempurna, namun tiba pada fase
pelaksanaan muncul berbagai macam kendala yang jika tidak diatasi dengan
cepat akan menghambat semua pelaksanaan rencana. Tuntutan akan perhatian
dan komitmen yang tinggi sangat diperlukan terlebih mengingat tugas poko dan
fungsi baik dari organisasi maupun semua elemen yang ada dalam organisasi.
Pada temuan lapangan terlihat tujuan Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang sudah baik, seperti yang tertera pada rencana
pembangunan pasar Kragilan adalah menciptakan pasar yang layak huni. Hal
107
ini terlihat baik dikarenakan pembangunan ini memiliki sifat yang bersentuhan
langsung dengan banyak kepentingan masyarakat luas. Sehingga dapat
menciptakan pasar tradisional yang memiliki tempat yang nyaman dan layak
untuk dikunjungi dalam membeli kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan kebijakan telah disiapkan untuk mengelola pasar Kragilan
baru agar menjadi lebih baik untuk para pedagang. Yaitu adanya sebuah
kebijakan yang tidak membebankan pedagangan untuk hal biaya penyewaan
tempat, pedagang yang sudah terdata di pasar yang lama telah memiliki jatah
lapak untuk dagangannya di pasar yang baru baik itu los, kios maupun kaki lima.
Syarat untuk mendapatkan kebijakan ini adalah dengan memiliki surat
keterangan pedagang (SKP) dan sudah terdata sebagai pedagang yang berada di
pasar Kragilan lama. Tetapi memang pedagang masih dikenakan retribusi
kebersihan setiap harinya, dengan jumlah yang berbeda-beda yaitu untuk kios
Rp2.000,- lalu los Rp1.500 dan juga kaki lima sebesar Rp 1.000,-. Jumlah
retribusi ini pun sama ketika pedagang berada di pasar kragilan yang lama dan
tidak menjadi masalah berarti untuk para pedagang. Jadi kebijakan untuk
membebaskan biaya sewa tempat di pasar yang baru kepada para pedagang sudah
dikatakan baik dan tepat, karena hal tersebut dapat menarik minat pedagang agar
tercapainya tujuan untuk merelokasi pedagang pasar Kragilan.
108
2. Masalah Proses
Proses dimaksud kali ini adalah dengan mengelola ide dalam
melaksanakan pilihan strategi. Strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang adalah dengan
mengadakannya sosialisasi pembangunan dan rencana relokasi pedagang dari
pasar lama ke pasar yang baru. Strategi sosialisasi yang tidak dapat
mengakomodir pendapat dari pedagang, membuat buruk keadaan dilapangan.
Pedagang yang enggan untuk direlokasi menyampaikan bahwa sosialiasi yang
tidak dapat mendengarkan keluhan dari sudut pandang pedagang sehingga
pemerintah dipandang arogan dalam hal ini. Peranan sosialisasi yang seharusnya
menjadi ujung tombak komunikasi langsung antara kedua belah pihak menjadi
tidak berjalan semestinya jika pemerintah tidak dapat mencapai kesepakatan.
Dilihat dari hal tersebut dalam strategi Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang dapat dikatakan belum maksimal dalam proses
perumusan strategi.
Sedangkan dari prsoes penganganggaran yang dilakukan oleh Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Kabupaten Serang
yaitu berasal dari APBD yang mengalami 2 tahap pencairan dengan total dana Rp
11.132.800.00,- (sebelas miliar seratus tiga puluh dua juta delapan ratus ribu
rupiah). Hal ini menyebabkan tujuan relokasi pedangang pasar Kragilan berjalan
dengan lama di lapangan dan pembangunan fisik pasar di desa Kendayakan yang
juga mengalami dua tahap pengerjaan. Saat ini pembangunan tahap kedua/akhir
telah dilakukan yang menargetkan rampung pada bulan desember 2016. Berbagai
109
tahapan telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Serang jika dilihat dari pencairan yang berdampak juga pada proses
pembangunan dilapangan yang memakan waktu kurang lebih 4 tahun bahkan bisa
lebih, juga terjadi ketegangan dengan pedagang. Membuat bagian penganggaran
menjadi kurang optimal.
Sehingga prosedur atau langkah Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten serang yang berjalan lama. Dimulai pada tahun 2012 dan
sampai saat ini masih dalam pembangunan dan diskusi dengan para pedagang
yang rencananya akan direlokasi.
3. Masalah Struktural
Masalah struktural adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan.
Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.
Masalah struktural dalam perencanaan strategis adalah mengaitkan lingkungan
internal dan eksternal yang melintasi tingkat-tingkat. Tantangan bagi para
perencana strategis adakah meyakinkan bahwa keseluruhannya terletak dalam
bagian-bagiannya, mereka harus menggunakan pendekatan holografik dan bukan
pendekatan komposisional. Para perencana harus berusaha menempatkan
seluruhnya dalam tiap-tiap bagiannya, sehingga bagian-bagian itu
mempresenrasikan seluruhnya. Bila hal ini dapat dilakukan maka masing-masing
bagian dari sistem akan mempunyai unsur-unsur penting bagi reproduksi
keseluruhan sistem.
110
Pada temuan lapangan menurut peneliti Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang belum memaksimalkan sumber daya manusia
yang ada untuk pengembangan dan pengelolaan pasar Kragilan baik itu di pasar
yang baru dan pasar yang lama. Pasar lama yang pengelolaannya yang tidak
maksimal dan perencanaan relokasi yang lambat sekitar kurang lebih 4 tahun
yang belum terealisasi menunjukan akan tidak terencana dengan baik oleh
Sumber Daya Manusia yang ada di Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang. Hal ini menunjukan kurang maksimalnya
kinerja dari sumber daya manusia di Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang.
Sedangkan analisis lingkungan eksternal dalam relokasi pasar ini adalah
pedagang dan juga masyarakat sebagai objek suatu kebijakan yang mempunyai
tanggapan pro dan kontra mengenai hal relokasi. Menjadi ancaman keberhasilan
suatu kebijakan yang tidak terencana dengan baik. Dalam hal ini ancaman yang
terjadi dikarenakan hambatan yang ada di lapangan yaitu seperti masyarakat
sekitar dan pedagang yang menolak untuk direlokasi ke pasar yang baru di desa
Kendayakan. Penolakan ini dianggap dapat menurunkan omset para pedagang
karena lokasi pasar yang kurang stategis dan alasan dari Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang ingin menghilangkan
kemacetan di sekitar pasar hanya alasan yang tidak tepat menurut para pedagang.
Karena memang apabila pasar dipindahkan ke lokasi yang baru itu hanya akan
memindahkan kemacetan di lokasi yang berbeda.
111
Menurut peneliti melihat tidak adanya titik temu akan kedua belah pihak
diperlukan jajak pendapat yang bisa mengakomodir keinginan dari para pedagang
sehingga dapat ditarik benang merah untuk melaksanakan relokasi. Seperti
mencontoh pada relokasi PKL di Kota Solo yang berlangsung secara damai,
pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang perlu
membuat pemasaran akan potensi dan lokasi pasar yang baru agar pedagang
direlokasi secara sukarela.
Dari aspek masalah struktural Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang belum dengan baik melakukannya baik dalam
sisi internal maupun eksternal.
4. Masalah Institusional
Berbicara mengenai pola interaksi dalam organisasi menjadi lembaga
manakala pola tersebut dimasuki oleh nilai dan karakter. Perkembangan karakter
lembaga dan komunitas sebgaian besar merupakan tanggung jawab kepemimpinan.
Dalam hal ini tugas utama kepemimpinan lembaga adalah pendefinisian misi
lembaga, struktur dan sistemnya, pembelaan integritasnya dan pengaturan konflik
internal.
Berdasarkan temuan di lapangan, Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang dalam meningkatkan potensi yang ada di Desa
Kendayakan akan mempunyai program dengan berkoordinasi dengan SKPD
yang dapat mengangkat keramaian dan memudahkan masyarakat untuk mencapai
pasar Kragilan baru seperti Dinas PU dan Dishub. Program-programnya adalah
112
seperti perbaikan akses jalan menuju pasar kragilan yang baru, lalu adanya
pengajuan traek angkutan umum untuk melintasi pasar yang baru, sehingga ada
pembangunan terminal di sekitar pasar yang baru dan adanya penambahan marka
jalan penunjuk untuk akses menuju pasar kragilan. Dari beberapa program diatas
baru perbaikan jalan yang telah terlaksanakan jika sudah terlaksananya relokasi
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang akan
melanjutkan koordinasi dengan SKPD terkait dalam menjalankan program
program yang belum terselesaikan guna meningkatkan keramaian dan
memudahkan akses konsumen untuk mencapai pasar kragilan yang baru. Jadi
dengan adanya program Diskoperindag yang berkoordinasi dengan SKPD dirasa
akan berjalan dengan baik.
Untuk memudahkan pemahaman, maka peneliti membuat tabel hasil
penelitian yaitu sebagai berikut :
113
Tabel 4.5
Tabel Hasil Penelitian
No Manajemen Strategi
1. Masalah Manusia Tujuan untuk meciptakan pasar yang layak bagi masyarakat bersinambung dengan tujuan Diskoperindag untuk menguatkan usaha dalam sektor kecil sampai menengah yang juga telah tergagas dalam pembangunan pasar baru di desa Kendayakan. Kebijakan yang menekan beban penyewaan los, kios dan pedagang kaki lima di pasar yang baru menjadi gratis merupakan langkah baik untuk mencapai tujuan relokasi pedagang pasar Kragilan.
a. Belum baik
2. Masalah Proses Anggaran yang di gunakan oleh Diskoperindag Kabupaten Serang berasal dari APBD dan mengalami dua tahap pencairan menyebabkan lamanya proses relokasi dan pembangunan di lapangan. Berbagai prosedur/tahapan telah dijalankan oleh Diskoperindag Kabpaten Serang, tetapi dilihat dari pencairan yang berdampak juga pada proses pembangunan di lapangan yang memakan waktu kurang lebih 4 tahun bahkan bisa lebih, sehingga membuat proses ini menjadi lebih lambat dan kurang optimal pelaksanaanya. Strategi pendekatan yakni melalui sosialisasi tidak dapat mengakomodir aspirasi dari pedagang. Pedagang yang enggan untuk direlokasi menyampaikan bahwa sosialiasi yang dilakukan tidak bisa dijadikan sarana untuk mendengarkan keluhan dari sudut pandang pedagang sehingga pemerintah dipandang tidak memihak pedagang dalam hal ini. Dengan kata lain, stategi melalui sosialisai dirasa tidak win-win solution.
Belum Baik
3. Masalah
Struktural
Lingkungan eksternal dalam relokasi pasar ini adalah pedagang dan juga masyarakat sebagai objek suatu kebijakan yang mempunyai tanggapan pro dan kontra mengenai hal relokasi. Menjadi ancaman bagi keberhasilan suatu kebijakan yang tidak terencana dengan baik. Mencakup struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Dengan struktur dan budaya yang ada dalam keorganisasian Diskoperindag Kabupaten Serang menjelaskan sumber daya yang ada. Diskoperindag Kabupaten Serang belum memaksimalkan sumber daya manusia yang ada untuk pengembangan dan pengelolaan pasar kragilan secara efektif.
Belum baik
4. Masalah Dengan adanya program dengan melibatkan SKPD terkait untuk meningkatkan potensi daerah sehingga
Belum baik
114
Institusional menarik minat pedagang, tetapi dari beberapa program yang ada hanya perbaikan jalan yang telah terlaksana program lainnya belum terlaksana sampai saat ini
115
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan yang ada di lapangan,
maka kesimpulan akhir penelitian tentang Perencanaan Strategis Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang dikatakan belum optimal.
Adapun kesimpulan yang berhasil didapatkan dari hasil penelitian adalah sebagai
berikut.
Dalam masalah manusia yang telah dilakukan Dinas Koperasi
Perindustrian Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang sudah cukup baik
dalam manajemen perhatian yang dilakukan oleh dinas terkait yaitu untuk
menguatkan usaha dalam sektor kecil dan menengah. Begitu pun untuk kebijakan
yang tidak membebankan biasa sewa los, kios dan pedagang kaki lima bagi para
pedagang yang mayoritas sudah memiliki Surat Keterangan Pedagang (SKP).
Masalah proses dalam rencana strategis di Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Serang masih belum baik dilihat dari dalam hal
penganggaran dan prosedur karena proses karena proses pencairan dari APBD
dilakukan melalui dua tahap, sehingga pembangunan pasar menjadi lebih lamban
dan kurang optimal. Sedangkan juga dari sisi strategi melalui sosialisasi masih
kurang baik karena belum bias menjadi sarana untuk mengakomodir aspirasi
pedagang dan cenderung tidak mendapatkan titik temu antara pihak pemerintah
116
dan pedagang, sehingga strategi yang dilakukan dianggap belum win-win
solution.
Dari sisi masalah struktural yaitu aspek internal dan eksternal terdapat
ancaman bagi keberhasilan relokasi pedagang pasar Kragilan karena rendahnya
minat untuk memindahkan dagangannya ke pasar baru yang ada di Desa
Kendayakan mengingat lokasi yang kurang strategis dan dirasa dapat mengurangi
omset bagi pedagang. Lalu dari sisi internal, Dinas Koperasi Perindsutrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang belum memaksimalkan Sumber Daya Manusia
yang ada untuk pengelolaan dan pembangunan yang efektif di pasar Kragilan.
Masalah institusional masih belum baik dilihat dari program yang telah
dibuat oleh Diskoperindag berkoordinasi dengan SKPD terkait, karena belum
terlaksananya pembangunan untuk mengingat minat pedagang melalui
pembangunan terminal di dekat area pasar yang baru dan trayek angkutan umum
menuju pasar yang baru. Begitu juga kebijkan promosi yang dianggap kurang
maksimal untuk memperkenalkan pasar baru di Desa Kendayakan kepada
masyrakat.
117
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas, maka
peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi
Dinas Koperasi Perindustrian dan Pedagangan Kabupaten Serang agar dapat
menjalankan dengan baik kebijakan relokasi pedagang pasar Kragilan, yaitu
diantaranya ;
a. Meningkatkan minat pedagang untuk direlokasi denga mengembangkan
potensi di area pasar baru yang berada di Desa Kendayakan melalui
percepatan pembangunan terminal di dekat area pasar baru dan trayek
angkutan umum menuju pasar baru sehingga potensi pasar baru dapat
lebih berkembang.
b. Melakukan promosi untuk relokasi melalui pembuatan papan reklame di
pusar keramaian atau tempat-tempat strategis, serta mengajak stakeholder
lainnya untuk mendukung relokasi pasar Kragilan.
c. Pihak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang
melalui evaluasi dan pengendalian di pasar Kragilan baru maupun lama.
Karena ini adalah sebuah tolak ukur untuk meningkatkan minat pedagang
dalam tata kelola yang dilakukan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Serang. Ketika terlaksana relokasi pedagang,
perlu adanya pembinaan terhadap pedagang maupun sumber daya manusia
yang ada di Diskoperindag. Hal ini dikarenakan dalam mewujudkan pasar
yang layak huni diperlukan sinergitas antara pengelola dan pedagang yang
terdapat di lokasi tersebut.
118
d. Melakukan pendataan secara persuasif melalui pertemuan secara intensif
antara pihak Diskoperindag dengan pedagang pasar serta melakukan jajak
pendapat guna mengakomodir aspirasi pedangang dan mengantisipasi
adanya penolakan keras dalam proses pelaksanaan relokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Allison, Michael; Kaye, Jude. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Pers.
Bryson, Jhon. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategik. Gramedia Widia Sarana. Jakarta.
Glueck, William F dan Lawrence R. Jauch. 1991. Manajemen Strategi dan
Kebijakan Perusahaan. Terjemahan: Murad dan Henry Sitanggang. Jakarta : PT.
GeloraAksara Pratama
Husein, Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
PT Rajagrafindo Persada.
Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Universitas Terbuka
: Jakarta.
Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Pearce II, John A. Robinson Jr, Richard B. 1997. Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Aditama : Bandung.
Sugiyono .2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
------------ . 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
------------ . 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ). CV. Alfabeta : Bandung.
Tarigan, R. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara.
Dokumen :
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
PP Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.
Rencana Pembangunan Pasar Kragilan Tahun Anggaran 2013-1014.
Sumber Lain :
Aliya, Lailatul. 2015. Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Dalam Meningkatkan Investasi Di Kota Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Juliadi, Dede. 2012. Manajemen Strategi Pengelolaan Ketertiban Pasar Baru Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Najiah. 2013. Efektivitas Relokasi Pasar Ciomas Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2012. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Website :
http://biropemerintahan.bantenprov.go.id//infomasi/kependudukan-dan-
pencatatan-sipil. Diakses pada Tanggal akses 14 Januari 2016.
http://anataranews.com/berita/ekonomi/makro/17149/empat-pasar-tradisional-di-
serang-terbengkalai. Diakses pada tanggal 5 Januari 2016.
http://kabar-banten.com/news/ekonomi/detail/4110. Diakses pada tanggal akses 5
Januari.
http://m.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/10/02/nct8ag-jumlah-pasar-
tradisional-semakin-menurun. Diakses pada tanggal akses 6 Januari 2016.
CATATAN LAPANGAN
No. Waktu Tempat Kegiatan / Hasil Informan
1. Juli 2016 ACC Lapangan - -
2. Juli 2016 FISIP Untirta Mengajukan surat izin penelitian
-
3. Juli 2016 DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Mengajukan surat izin penelitian
4. 28 Juli 2016 Pasar Kragilan Lama Wawancara Kepala FKP Pasar Kragilan
5. 28 Juli 2016 Pasar Kragilan Lama Wawancara Pedagang Pasar Kragilan
6. 1 Agustus 2016 DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Wawancara Kepala Seksi Perdagangan DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
7. 4 Agustus 2016 Kantor Pasar Kragilan Baru
Wawancara Kepala UPT Pasar Wilayah Timur
8. 25 Agustus 2016 Indomart Kragilan Wawancara Warga Kecamatan Kragilan
9. 25 Agustus 2016 Pasar Kragilan Lama Wawancara Konsumen Pasar Kragilan
10. 14 September 2016
DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
Wawancara Kepala DISKOPERINDAG Kabupaten Serang
MEMBER CHECK
Nama : Budi Prihasto
Pekerjaan : Kepala DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG
Peneliti : Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Pak Budi : Kurang lebih sudah 3 tahunan
Peneliti : Latar belakang adanya kebijakan relokasi pedagang pasar
kragilan?
Pak Budi : Tadinyakan pasar lama itu sudah tidak memenuhi persyaratan
terutama mengganggu arus lalu lintas karena kebetulan banyak
dilalui kendaraan-kendaraan besar untuk pengiriman barang-
barang produksi ke pabrik sekitaran wilayah serang timur. Yang
apabila terjadi di hari pasar buka, akan menyebabkan kemacetan
karena ramainya para pedagang yang mengambil bahu jalan dan
masyarakat yang lalu lalang disekitar pasar. Ya solusinya pasar
harus dipindahkan.
Peneliti : Adakah hambatan dari luar?
Pak Budi : Hambatannya masyarakat sudah terbiasa dengan pasar yang
berada di pinggir jalan harus berubah masuk agak kedalam sedikit
di pasar baru. Lalu dari pedagang sendiri, merasa sudah memiliki
lapak yang strategis dipindahkan menjadi agak kedalam. Kalau
dari pihak dinas sendiri mengalami hambatan di SDM nya sendiri
Peneliti : Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
Pak Budi : Terdapat pro dan kontra baik dari pedagang maupun masyarakat.
Peneliti : Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?
Pak Budi : Minatnnya, memalui sosialisasi terdapat pro dan kontra, lalu
setelah beberapa kali sosialisasi dan pengertian akhirnya mereka
setuju untuk dipindahkan.
Peneliti : Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?
Bu Budi : Sesuai dengan rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7
tahun 2014 untuk memberikan pasar yang layak.
Peneliti : Target dalam penyelesaian program relokasinya?
Pak Budi : Target karena tahun kemarin sempat tertunda karena perencaan
ulang, target menjadi tahun ini bulan desaember dirampungkan
pembangunan pasar baru. Lalu diadakannya pendataan ulang dan
relokasi pedagangnya.
Peneliti : Bagaimana prosedur relokasi pedagang pasar Kragilan?
Pak Budi : Mendekati pembangunan selesai akan ada pendataan lagi untuk
memastikan angka final dari para pedagang dan pembagian
penempatan los dan kios dengan pengundian langsung. Lalu ada
juga pembagian jadwal kapan direlokasinya.
Peneliti : Adakah evaluasi yang dilakukan?
Pak Budi : Ya harus ada evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui
kekurangan dari perencanaan relokasi ini. Mungkin setelah
bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk
membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan
juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan
jalan. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi kita, karena tidak
mungkin dinas kita sendiri yang mengerjakan hal hal tersebut.
Peneliti : Harapan bapak untuk program ini?
Pak Budi : Harapannya masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan
sebaik baiknya dan mau direlokasi sesuai janjinya dulu. Dan juga
mau direlokasi dengan aman, tertib dan lancar.
MEMBER CHECK
Nama : Titi Purwitasari
Pekerjaan : PNS/ DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG (Kepala
Seksi Usaha Penyaluran Perdagangan)
Peneliti : Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Bu Titi : Untuk pasar Kragilan itu sudah dari tahun 2012, pengajuan
usulan pendanaan pun sejak dari tahun 2012, karena belum selesai
masalah persetujuan dari pedagang untuk direlokasi akhirnya kami
pun memprioritaskan pasar kabupaten yang lain untuk
didahulukan.
Peneliti : Adakah hambatan dari luar?
Pak Titi : Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut
yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang
dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan
rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang. Lalu kendala yang
dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga
proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.
Peneliti : Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?
Bu Titi : Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan, masing-
masing sudah ditandatangi oleh para pedagang, mungkin masih ada
beberapa pedagang yang tidak setuju, Tahun 2015 kepala UPTD
sudah mempunyai draft usulan pedagang yang sudah menyetujui
untuk direlokasi, jadi masing masing pedagang sudah
menandatangani
Peneliti : Target dalam penyelesaian program relokasinya?
Bu Titi : Target penyelesaian pembangunan pengerjaan tanggal 26
desember 2016. Lalu 2 bulan kemudian sudah siap dihuni untuk
para pedagang.
Peneliti : Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana
relokasi?
Bu Titi : Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas
di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu
sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan
pendataan.
Peneliti : Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?
Bu Titi : Membuat pasar yang lebih layak huni sesuai dengan uu
perdagangan no 7 tahun 2014
Peneliti : Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
Bu Titi : kebijakan ini dijalankan sesuai dengan dalam rencana
pembangunan pasar kragilan yang dibuat oleh dinas
Peneliti : Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di
desa kendayakan?
Bu Titi : Banyak yang ditawarkan pada program ini, seperti pemberian los
kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan
fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan.
Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu
memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP
sehingga dapat langsung di data.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
Bu Titi : Sosialisasi dilakukan beberapa kali dengan para pedagangan
dengan hasil masih ada beberapa yang menolak untuk direlokasi
namun tidak sedikit pula yang mendukung seperti dari pedagang
emas maupun dari masyarakat kecamatan kragilan.
Peneliti : Anggaran yang digunakan dan disediakan?
Bu Titi : Anggaran program ini berasal dari APBD dan juga bantuan
gubernur (Bangub)
Peneliti : Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?
Bu Titi : Jika dibagi kegiatan pertahunnya adalah berawal dari permohonan
dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda
pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan
serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat
yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi
pasar kragilan.
Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya
Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi
mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui
SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP)
Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan
pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD
Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap
ke 2
Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan
selesai akhir tahun
Pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi
dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan
Peneliti : Bagaimana target dari program kerja?
Bu Titi : Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki
lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di
desa kendayakan.
Peneliti : Standar kinerja yang digunakan?
Bu Titi : Sesuai dengan SOP dan juga uu yang mengatur tentang ketertiban
pasar tradisional
Peneliti : Kapan Evaluasi dilakukan?
Bu Titi : Setelah di relokasi Evaluasi dan pengendalian yaitu melihat
perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi dari para
pedagang pertiap bulan
Peneliti : Hasil kinerja yang telah dicapai?
Bu Titi : Kinerja yang telah dicapai untuk saat ini pembangunan tahap II
yang sedang dilakukan di pasar yang baru dan juga perbaikan jalan
sentul yang berkoordinasi dengan dinas PU
MEMBER CHECK
Nama : Atang Nurjaya S.E
Pekerjaan : PNS/ DISKOPERINDAG KABUPATEN SERANG (Kepala
UPT Pasar Wilayah Timur)
Peneliti : Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Pak Atang : Sejak 2012 yang lalu
Peneliti : Adakah hambatan dari luar?
PakAtang : Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang
mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap
relokasi yaitu dapat menurunkan omset mereka tapi di pandangan
yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya dapat
menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami.
Peneliti : Target dalam penyelesaian program relokasinya?
Pak Atang : Ya saat bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan
desember nanti
Peneliti : Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana
relokasi?
Pak Atang : Jika ada yang tidak mau direlokasi ke pasar yang baru di desa
kendayakan baiknya diberi pengertian kemacetan yang sering
terjadi di jalan raya pasar lama tersebut dan juga potensi yang ada
di pasar baru desa kendayakan.
Peneliti : Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
Pak Atang : Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas
Peneliti : Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di
desa kendayakan?
Pak Atang : Ya yang dapat ditawarkan ke pedagang agar pasar baru ramai
dengan cara memberikan pengertian kalau luas tanah sekitar 2
hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini
juga banyak perumahan yang padat penduduk lalu melalui
koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk
angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah
dengan terminal angkutannya pula.
Peneliti : Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
Pak Atang : Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan
agendanya
Peneliti : Anggaran yang digunakan dan disediakan?
Pak Atang : Bukan Tupoksi saya kalau anggaran mungkin ditanyakan ke pak
kadis atau bu titi saja
Peneliti : Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?
Pak Atang : Kalau prosedur pemindahannya sudah direncanakan ketika
bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember
nanti pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali
untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP
(Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal
ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios
gratis yang disedikan dinas di pasar baru. Lalu akan dibagi
menurut zona jualan untuk para pedagang pasar.
Peneliti : Bagaimana target dari program kerja?
Pak Atang : Ya targetnya dapat merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru
tanpa terjadi bentrok yang mengakibatkan kerugian.
Peneliti : Standar kinerja yang digunakan?
Pak Atang : Kinerja dilapangan sesuai dengan instruksi dari pak kadis
Peneliti : Kapan Evaluasi dilakukan?
Pak Atang : Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada. Mungkin bisa dijawab
dengan bu titi
MEMBER CHECK
Nama : Uci Syafroni Syafsaen
Pekerjaan : Pedagang Pasar Kragilan (Sekretaris Forum Komunikasi
Pedagang Pasar Kragilan)
Peneliti : Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?
Pak Uci : Sudah dari tahun 1967 berati sudah 49 tahun berdagang disini.
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Uci : Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan
mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa
Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan
dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk
jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para
pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada
pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan.
Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di
gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke
pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu
bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur
Dan juga pedagang menginginkan jika memang kedepannya terjadi
relokasi, bebasnya segala biaya pungutan harian maupun biaya
lainnya.
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi?
Pak Uci : Ada, Sekitar lebih dari sepuluh kali sudah ada pertemuan untuk
sosialisasi relokasi pasar kragilan.
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Pak Uci : Jika benar terjadi dengan syarat pelebaran jalan di jembatan
sentul, insyaallah sedikit mengurangi adanya kemacetan yang
terjadi.
Peneliti : Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan
dari pedagang/ masyarakat?
Pak Uci : Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa
menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan
kepada para pedagang.
Peneliti : Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?
Pak Uci : Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah,
maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini.
MEMBER CHECK
Nama : Fitriyana
Pekerjaan : Konsumen Pasar Kragilan
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Ibu Fitri : Ibu mah ngga setuju. Kalo disana repot masuk kedalam nya
soalnya nambah ongkos ojek
Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Ibu Fitri : Iya ibu sering kesini buat belanja sayur, bumbu dan ikan.
Daripada harus ke pasar ciruas agak jauh dari rumah
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Ibu Fitri : Jangan di pindah kalau bisa mah kasian kalau nanti pasar disana
sepi, malah pedagang yang susah kedepannya
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah
setempat?
Ibu Fitri : Ibu tau dari masyarakat kabar relokasi, dari pemerintah setau ibu
belum ada
MEMBER CHECK
Nama : Husnul
Pekerjaan : Konsumen Pasar Kragilan
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Husnul : Setuju setuju aja, di desa kendayakan saya jadi lebih deket ke
pasarnya lagi juga ga buat jalan raya macet
Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Husnul : Ya berminat biarpun masih disini, apalagi kalau dekat sama
rumah saya di kendayakan mungkin sering kepasar buat membeli
keperluan
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Pak Husnul : Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan
banyak pemukiman masyarakat disini
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah
setempat?
Pak Husnul : Tidak ada tapi saya tau dari kepala desa selentingan selentingan
kabar kalau tahun depan
MEMBER CHECK
Nama : Ijajah
Pekerjaan : Masyarakat Kecamatan Kragilan
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Ijajah : Mendukung, bisa mengurangi kemacetan. Baguslah
Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Ijajah : Ya berminat kesana, tapi tidak kondusif dan pedagang yang tidak
beraturan didalam pasar
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Pak Ijajah : Iya ada, bisa mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang
lebih baik pasar jadi lebih tertata
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah
setempat?
Pak Ijajah : Sosialisasi buat masyarakat belum ada tapi kabar dari mulut ke
mulut sudah terdengar kalau pasar mau dipindahkan ke desa
kendayakan
MEMBER CHECK
Nama : Ikram Wahdi Putra
Pekerjaan : Masyarakat Kecamatan Kragilan
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Ikram : Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini
kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi
infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti
macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung
Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Ikram : minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja
senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin
kalau ibu rumah tangga bisa
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Pak Ikram : Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa
kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang
sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah
setempat?
Pak Ikram : Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau
ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar
masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.
MEMBER CHECK
Nama : Ikram Wahdi Putra
Pekerjaan : Masyarakat Kecamatan Kragilan
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Pak Ikram : Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini
kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi
infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti
macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung
Peneliti : Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
Pak Ikram : minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja
senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin
kalau ibu rumah tangga bisa
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Pak Ikram : Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa
kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang
sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari pemerintah
setempat?
Pak Ikram : Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau
ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar
masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.
MEMBER CHECK
Nama : Sukmanah
Pekerjaan : Pedagang Pasar Kragilan
Peneliti : Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?
Ibu Sukmanah : Sudah 30 tahun berdagang disini, kurang lebih 1986
Peneliti : Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
Ibu Sukmanah: Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di
kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal
turun angkutan langsung di depan pasar
Peneliti : Apakah terdapat sosialisasi?
Ibu Sukmanah : Ada ibu pernah ikut
Peneliti : Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi
terlaksana?
Ibu Sukmanah: Tidak malah membuat pedagang kecil gulung tikar
Peneliti : Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan
dari pedagang/ masyarakat?
Ibu Sukmanah: Pemerintah tetep maksa pedagang mau pindah ke pasar baru
padahal pedagang sudah menolak
Peneliti : Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?
Ibu Sukmanah: Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah
dibuangnya ke belakang pasar
TRANSKIP DATA
Peneliti Sudah berapa lama rencana proses relokasi dilaksanakan?
Kode
I1-1 Kurang lebih sudah 3 tahunan 1
I1-2
Untuk pasar Kragilan itu sudah dari tahun 2012, pengajuan usulan pendanaan pun sejak dari tahun 2012, karena belum selesai masalah persetujuan dari pedagang untuk direlokasi akhirnya kami pun memprioritaskan pasar kabupaten yang lain untuk didahulukan.
2
I1-3 Sejak 2012 yang lalu 3
Peneliti Latar belakang adanya kebijakan relokasi pedagang pasar kragilan?
I1-1
Tadinya kan pasar lama itu sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas karena kebetulan banyak dilalui kendaraan-kendaraan besar untuk pengiriman barang-barang produksi ke pabrik sekitaran wilayah serang timur. Yang apabila terjadi di hari pasar buka, akan menyebabkan kemacetan karena ramainya para pedagang yang mengambil bahu jalan dan masyarakat yang lalu lalang disekitar pasar. Ya solusinya pasar harus dipindahkan.
4
Peneliti Adakah hambatan dari luar?
I1-1
Hambatannya masyarakat sudah terbiasa dengan pasar yang berada di pinggir jalan harus berubah masuk agak kedalam sedikit di pasar baru. Lalu dari pedagang sendiri, merasa sudah memiliki lapak yang strategis dipindahkan menjadi agak kedalam. Kalau dari pihak dinas sendiri mengalami hambatan di SDM nya sendiri
5
I1-2
Sedikit dari beberapa pedagang yang kontra dari lokasi tersebut yang masih meragukan akankah mereka masih bisa berdagang dengan optimal ditempat yang baru, mungkin itu jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kabupaten Serang. Lalu kendala yang dihadapi seperti penggaran yang dilalui secara 2 tahap sehingga proses kontruksinya pun dilakukan bertahap.
6
I1-3
Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan. Bagi pedagang mungkin lebih banyak yang kontra karena pandangannya terhadap relokasi yaitu dapat menurunkan omset mereka tapi di pandangan yang pro terhadap kebijakan ini seperti pengguna jalan raya
7
dapat menjadi solusi kemacetan yang kerap dialami.
Peneliti Bagaimana minat pedagang/ masyarakat mengenai hal relokasi?
I1-1 Minatnnya, memalui sosialisasi terdapat pro dan kontra, lalu setelah beberapa kali sosialisasi dan pengertian akhirnya mereka setuju untuk dipindahkan.
8
I1-2
Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan, masing-masing sudah ditandatangi oleh para pedagang, mungkin masih ada beberapa pedagang yang tidak setuju, Tahun 2015 kepala UPTD sudah mempunyai draft usulan pedagang yang sudah menyetujui untuk direlokasi, jadi masing masing pedagang sudah menandatangani.
9
Peneliti Pedoman yang digunakan dalam pengrelokasian?
I1-1 Sesuai dengan rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 untuk memberikan pasar yang layak.
10
I1-2 Membuat pasar yang lebih layak huni sesuai dengan uu perdagangan no 7 tahun 2014
11
Peneliti Target dalam penyelesaian program relokasinya?
I1-1
Target karena tahun kemarin sempat tertunda karena perencaan ulang, target menjadi tahun ini bulan desaember dirampungkan pembangunan pasar baru. Lalu diadakannya pendataan ulang dan relokasi pedagangnya.
12
I1-2 Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima pada pasar baru dengan lahan yang cukup luas dan layak di desa kendayakan.
13
I1-3 Ya targetnya dapat merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok yang mengakibatkan kerugian.
14
Peneliti Bagaimana prosedur relokasi pedagang pasar Kragilan?
I1-1
Mendekati pembangunan selesai akan ada pendataan lagi untuk memastikan angka final dari para pedagang dan pembagian penempatan los dan kios dengan pengundian langsung. Lalu ada juga pembagian jadwal kapan direlokasinya.
15
I1-2
Jika dibagi kegiatan pertahunnya adalah berawal dari permohonan dari himpunan pedagang pasar kragilan dan ajuran dari organda pengguna kendaraan yang mengeluhkan kemacetan di lingkungan serang timur. Lalu di tahun 2012 melalui musyawarah masyarakat
16
yang ditanda tangani oleh muspika telah sepakat mau direlokasi pasar kragilan. Di tahun 2012 akhir dinas pun melakukan menyusun RAB nya Pada tahun 2013 pengerjaannya dan melakukan forum diskusi mengenai pembangunan jalan dan sarana pendukung. memalui SKPD pendukung (PU, Dinkes, Dishub dan DTRBP) Pada tahun 2014 pembaharun data pedagang dan melakukan pembangunan tahap 1 yang sesuai dengan RAPD Pada tahun 2015 dilakukan penggaran untuk pembangunan tahap ke 2 Tahun 2016 pembangunan tahap kedua dimulai dan ditargetkan selesai akhir tahun Pada tahun 2017 pendataan ulang pedagang yang mau direlokasi dan pemindahannya ke pasar kragilan di desa kendayakan
I1-3
Kalau prosedur pemindahannya sudah direncanakan ketika bangunan sudah rampung pembangunannya pada bulan desember nanti pedagang akan diajak musyawarah dan sosialisasi kembali untuk direlokasi. pendataan akhir pedagang yang memilik SKP (Surat Keterangan Pedagang) sejenis akta rumah seperti itulah. Hal ini untuk menghindari pedagang musiman yang mau los dan kios gratis yang disedikan dinas di pasar baru. Lalu akan dibagi menurut zona jualan untuk para pedagang pasar.
17
Peneliti Adakah evaluasi yang dilakukan?
I1-1
Ya harus ada evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari perencanaan relokasi ini. Mungkin setelah bangunan berdiri baru adanya koordinasi dengan dishub untuk membuat jalur angkutan umum yang melewati pasar baru, dan juga koordinasi PU untuk perbaikan jalan dan juga penerangan jalan. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi kita, karena tidak mungkin dinas kita sendiri yang mengerjakan hal hal tersebut..
18
I1-2 Setelah di relokasi Evaluasi dan pengendalian yaitu melihat perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi dari para pedagang pertiap bulan
19
I1-3 Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada. Mungkin bisa dijawab dengan bu titi
20
Peneliti Harapan bapak untuk program ini?
I1-1
Harapannya masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya dan mau direlokasi sesuai janjinya dulu. Dan juga mau direlokasi dengan aman, tertib dan lancar.
21
Peneliti Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya dalam rencana relokasi?
I1-2
Strategi yang sedang dilakukan saat ini seperti perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan lalu sosialisasi kepada pedagang untuk memberikan pengertian dan pendataan..
22
I1-3
Jika ada yang tidak mau direlokasi ke pasar yang baru di desa kendayakan baiknya diberi pengertian kemacetan yang sering terjadi di jalan raya pasar lama tersebut dan juga potensi yang ada di pasar baru desa kendayakan.
23
Peneliti Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
I1-2 kebijakan ini dijalankan sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan yang dibuat oleh dinas.
24
I1-3 Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas 25
Peneliti Program apa yang ditawarkan untuk pengembangan pasar baru di desa kendayakan?
I1-2 Banyak yang ditawarkan pada program ini, seperti pemberian los kios gratis kepada pedagang yang terdata dan juga perbaikan fasilitas di sekitar pasar Kragilan yang ada di desa Kendayakan. Syarat syarat pedagang jika ingin dipindahkan secara gratis yaitu memiliki surat surat keterangan pedagang (SKP) dan juga KTP sehingga dapat langsung di data.
26
I1-3 Ya yang dapat ditawarkan ke pedagang agar pasar baru ramai dengan cara memberikan pengertian kalau luas tanah sekitar 2 hektar untuk area pasar beda jauh dengan di pasar lama, lalu disini juga banyak perumahan yang padat penduduk lalu melalui koordinasi dengan SKPD yang lain sudah diajukan traek untuk angkutan umum masuk ke dalam kawasan pasar baru ditambah dengan terminal angkutannya pula.
27
Peneliti Bagaimana sosialisasi yang telah dilakukan?
I1-2 Sosialisasi dilakukan beberapa kali dengan para pedagangan dengan hasil masih ada beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung seperti dari pedagang emas maupun dari
28
masyarakat kecamatan kragilan. I1-3 Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai
dengan agendanya 29
Peneliti Anggaran yang digunakan dan disediakan?
I1-2 Anggaran program ini berasal dari APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub)
30
I1-3 Bukan Tupoksi saya kalau anggaran mungkin ditanyakan ke pak kadis atau bu titi saja
31
Peneliti Standar kinerja yang digunakan?
I1-2 Sesuai dengan SOP dan juga uu yang mengatur tentang ketertiban pasar tradisional
32
I1-3 Kinerja dilapangan sesuai dengan instruksi dari pak kadis
33
Peneliti Hasil kinerja yang telah dicapai?
I1-2 Kinerja yang telah dicapai untuk saat ini pembangunan tahap II yang sedang dilakukan di pasar yang baru dan juga perbaikan jalan sentul yang berkoordinasi dengan dinas PU
34
Peneliti Sudah berapa lama Bapak/ Ibu berdagang disini?
I2 Sudah dari tahun 1967 berati sudah 49 tahun berdagang disini.
35
I3-1 Sudah 30 tahun berdagang disini, kurang lebih 1986 36
I3-2 Sudah 20 tahun berdagang disini, kurang lebih 1996 37
Peneliti Bagaimana tanggapan tentang relokasi pasar Kragilan?
I2 Tetap pedagang berharap di renovasi bukan relokasi, dan mengenai adanya perbaikan jalan kearah pasar baru di desa Kendayakan silahkan untuk diperbaiki, dan apabila perbaikan jalan dibarengi dengan pelebaran jalan di sekitaran gerbang jalan masuk jembatan sentul, pada bagian kiri 2 meter dan kanan 2 meter para pedagang akan diajak musyawarah kembali. Karena jika tidak ada pelebaran jalan disana, sama saja hanya memindahkan kemacetan. Ini disebabkan angkutan umum yang suka berhenti sembarangan di gerbang masuk jembatan sentul yang merupakam akses jalur ke pasar baru di desa kendayakan. Sebagaimana selama ini kita tahu bahwa disana adalah jantung kemacetan di Kabupaten Serang timur Dan juga pedagang
38
menginginkan jika memang kedepannya terjadi relokasi, bebasnya segala biaya pungutan harian maupun biaya lainnya.
I3-1 Ngga setuju, karna lingkungan dan tempat nggak strategis. Kalo di kendayakan harus masuk naek ojek kalo disini kan enak tinggal turun angkutan langsung di depan pasar
39
I3-2 Menolak pasar untuk dipindah, sudah nyaman dagang disini dan jika dipindahkan ngga ada jaminan di pasar yang dikendayakan bakal ramai pembeli. Pembeli bakal milih ke pasar Ciruas
40
I4-1 Setuju setuju aja, di desa kendayakan saya jadi lebih deket ke pasarnya lagi juga ga buat jalan raya macet
41
I4-2 Ibu mah ngga setuju. Kalo disana repot masuk kedalam nya soalnya nambah ongkos ojek
42
I5-1 Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja, selama ini kan kondisi pasar di kragilan kurang kondusif dari segi infrastruktur dan fasilitasnya dan akibat akibat dari pasar seperti macet sampah sampah yang ada di bantaran sungai ciujung
43
I5-2 Mendukung, bisa mengurangi kemacetan. Baguslah 44
Peneliti Apakah terdapat sosialisasi?
I2 Ada, Sekitar lebih dari sepuluh kali sudah ada pertemuan untuk sosialisasi relokasi pasar kragilan.
45
I3-1 Ada ibu pernah ikut 46
I3-2 Ada, pernah ikut beberapa kali 47
Peneliti Adakah manfaat bagi pedagang/ masyarakat jika relokasi terlaksana?
I2 Jika benar terjadi dengan syarat pelebaran jalan di jembatan sentul, insyaallah sedikit mengurangi adanya kemacetan yang terjadi.
48
I3-1 Tidak malah membuat pedagang kecil gulung tikar 49
I3-2 Kalau diliat dari pandangan pemerintah mungkin bisa mengurangi kemacetan tapi kalau di sisi pedagang cuma mindahin kemacetan lagian juga omset dagang bisa berkurang
50
I4-1 Banyak manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan banyak pemukiman masyarakat disini
51
I4-2 Jangan di pindah kalau bisa mah kasian kalau nanti pasar disana sepi, malah pedagang yang susah
52
kedepannya
I5-1 Ya jelas ada, disitu kan nanti lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati. Manfaatnya pasti ada buat masyarakat
53
I5-2 Iya ada, bisa mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik pasar jadi lebih tertata
54
Peneliti Bagaimana respon Dinas & UPT terkait penolakan dan keluhan dari pedagang/ masyarakat?
I2 Respon dari pemerintah sendiri tetap kekeuh memaksa menginginkan adanya relokasi dan tidak ada solusi yang diberikan kepada para pedagang.
55
I3-1 Pemerintah tetep maksa pedagang mau pindah ke pasar baru padahal pedagang sudah menolak
56
I3-2 Susah, nggak mau mendengar pendapat dari pedagang kecil
57
Peneliti Bagaimana kinerja Dinas & UPT selama ini di pasar Kragilan?
I2 Terus terang saja kineja dinas & UPT istilah kata pakemlah, maksudnya ngga berjalan di pasar Kragilan ini.
58
I3-1 Masih kurang, ada pungutan kebersihan tapi masih sering sampah dibuangnya ke belakang pasar
59
I3-2 Iya tiap pasar buka senin dan kamis selalu ada uang retribusi kebersihan tapi ya tetep ada sampah yang nggak keangkut. Dan seterusnya pasar ini juga tidak ada renovasi pedahal sudah mau roboh, kasian pedagang yang was-was.
60
Peneliti Bagaimana minat berkunjung ke pasar Kragilan?
I4-1 Ya berminat biarpun masih disini, apalagi kalau dekat sama rumah saya di kendayakan mungkin sering kepasar buat membeli keperluan
61
I4-2 Iya ibu sering kesini buat belanja sayur, bumbu dan ikan. Daripada harus ke pasar ciruas agak jauh dari rumah
62
I5-1 minatnya karna pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis sulit untuk berkunjung untuk pekerja. Mungkin kalau ibu rumah tangga bisa
63
I5-2 Ya berminat kesana, tapi tidak kondusif dan pedagang yang tidak beraturan didalam pasar
64
Peneliti Apakah terdapat sosialisasi untuk masyarakat dari
pemerintah setempat? I4-1 Tidak ada tapi saya tau dari kepala desa selentingan
selentingan kabar kalau tahun depan 65
I4-2 Ibu tau dari masyarakat kabar relokasi, dari pemerintah setau ibu belum ada
66
I5-1 Karena tidak berhubungan langsung jadi tidak terlalu tau, ada atau ngga sosialisasi buat masyarakat, tapi dari komentar komentar masyarakat jadi tau bakal ada relokasi pasar.
67
I5-2 Sosialisasi buat masyarakat belum ada tapi kabar dari mulut ke mulut sudah terdengar kalau pasar mau dipindahkan ke desa kendayakan
68
KODING DATA
Kode Kata Kunci 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Sudah 3 tahunan Sejak dari tahun 2012 Sejak 2012 yang lalu Sudah tidak memenuhi persyaratan terutama mengganggu arus lalu lintas Pedagang yang merasa sudah memiliki lapak yang strategis Beberapa pedagang yang kontra Pasti ada pro dan kontra disetiap kebijakan Sosialisasi terdapat pro dan kontra Mayoritas pedagang sudah setuju untuk dipindahkan Rencana pembangunan dan UU perdagangan no 7 tahun 2014 UU perdagangan no 7 tahun 2014 Tahun ini bulan desaember Dapat mengakomodir seluruh pedagang los, kios maupun kaki lima Merelokasi pedagang pasar lama ke pasar baru tanpa terjadi bentrok Pendataan pedagang dan pembagian penempatan Kegiatan pertahunnya SKP (Surat Keterangan Pedagang) Harus ada evaluasi Perkuatan omset pedagang dan juga target retrubusi Evaluasi bagi dinas setiap tahun pasti ada Masyarakat dapat memanfaatkan pasar ini dengan sebaik baiknya Perbaikan fasilitas di sekitar pasar kragilan yang ada di desa kendayakan Pedagang diberikan pengertian akan kemacetan dan potensi di pasar baru Sesuai dengan dalam rencana pembangunan pasar kragilan Kebijakan dijalankan sesuai dengan rencana dinas Pemberian los kios gratis, SKP dan KTP Luas tanah, padat penduduk, traek untuk angkutan umum Beberapa yang menolak untuk direlokasi namun tidak sedikit pula yang mendukung Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali dan sesuai dengan agendanya APBD dan juga bantuan gubernur (Bangub) Bukan tupoksi saya Sesuai dengan SOP dan juga uu Sesuai dengan instruksi dari pak kadis Pembangunan tahap II dan perbaikan jalan sentul Sudah dari tahun 1967 Sudah 30 tahun berdagang Sudah 20 tahun berdagang Pedagang berharap di renovasi bukan relokasi Tidak setuju karena tempat tidak strategis Menolak pasar untuk dipindah
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Setuju setuju saja Ngga setuju Ya jika memang untuk perbaikan ya bagus bagus aja Mendukung Sekitar lebih dari sepuluh kali Ada Ada Syarat pelebaran jalan di jembatan sentul Membuat pedagang kecil gulung tikar Mengurangi kemacetan, Manfaatnya buat masyarakat di daerah kendayakan Pasar sepi Lokasinya strategis ya di dalem desa kendayakan, dekat dengan desa desa seperti kramat pematang sukajati Mengurangi kemacetan dan juga pengelolaan yang lebih baik Memaksa dan tidak ada solusi Memaksa pedagang mau pindah ke pasar baru Tidak mau mendengar pendapat pedagang Kinerja tidak berjalan Masih kurang Uang retribusi kebersiha Ya berminat Iya sering untuk berbelanja Pasar tradisional dan jadwal buka pasar hari kerja senin dan kamis Ya berminat Tidak ada Dari masyarakat kabar relokasi Tidak terlalu tau Belum ada
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Kepala UPT Pasar wilayah timur
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Serang di Kantor Pasar Kragilan Baru.
Wawancara dengan pedagang pasar Kragilan di Pasar
Kragilan lama.
Wawancara dengan Kepala DISKOPERINDAG
Kabupaten Serang di Kantor DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.
Wawancara dengan Kepala Seksi Perdagangan
DISKOPERINDAG Kabupaten Serang di Kantor
DISKOPERINDAG Kabupaten Serang.
Wawancara dengan pedagang pasar Kragilan di Pasar
Kragilan lama.
Rencana lengkap Master Plan Pasar Kragilan Desa
Kendayakan
Kantor UPT di pasar Kragilan desa Kendayakan
Plang Izin Mendirikan Bangunan Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II
Pembangunan Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II
Gerbang Pasar Kragilan di Desa Kendayakan Tahap II
Kemacetan jalan raya Serang-Jakarta di depan pasar Kragilan
lama
Kondisi los di pasar Kragilan lama
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2014
TENTANG
PERDAGANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN
Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang ekonomi
diarahkan dan dilaksanakan untuk memajukan
kesejahteraan umum melalui pelaksanaan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. bahwa pelaksanaan demokrasi ekonomi yang dilakukan melalui kegiatan Perdagangan
merupakan penggerak utama dalam pembangunan perekonomian nasional yang dapat memberikan daya
dukung dalam meningkatkan produksi dan memeratakan pendapatan serta memperkuat daya saing Produk Dalam Negeri;
c. bahwa peranan Perdagangan sangat penting
dalam meningkatkan pembangunan ekonomi, tetapi dalam perkembangannya belum memenuhi kebutuhan untuk menghadapi tantangan
pembangunan nasional sehingga diperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih
memberikan kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup
koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional;
d. bahwa peraturan perundang-undangan di bidang
ketentuan di bidang Perdagangan dalam kerangka
kesatuan ekonomi nasional guna menyikapi
Perdagangan mengharuskan adanya harmonisasi
perkembangan situasi Perdagangan era globalisasi pada masa kini dan masa depan;
e. bahwa ...
Menetapkan
MEMUTUSKAN:
: UNDANG-UNDANG TENTANG PERDAGANGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Perdagangan adalah tatanan kegiatan
yang
terkait
- 2 -
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang
tentang Perdagangan;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, Pasal 20, dan Pasal
33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik
Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi;
Dengan Persetujuan
Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
da
n
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di dalam
negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan
tujuan pengalihan hak atas Barang dan/atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.
2. Perdagangan Dalam Negeri adalah Perdagangan Barang dan/atau Jasa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak termasuk Perdagangan Luar Negeri.
3. Perdagangan Luar Negeri adalah Perdagangan yang mencakup kegiatan Ekspor dan/atau Impor atas
Barang dan/atau Perdagangan Jasa yang melampaui batas wilayah negara.
4. Perdagangan ...
- 3 -
4. Perdagangan Perbatasan adalah Perdagangan
yang dilakukan oleh warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di daerah perbatasan Indonesia
dengan penduduk negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5. Barang adalah setiap benda, baik berwujud
maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dan dapat diperdagangkan, dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha.
6. Jasa adalah setiap layanan dan unjuk kerja
berbentuk pekerjaan atau hasil kerja yang dicapai, yang diperdagangkan oleh satu pihak ke
pihak lain dalam masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha.
7. Produk Dalam Negeri adalah Barang yang dibuat dan/atau Jasa yang dilakukan oleh Pelaku Usaha di Indonesia.
8. Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu
yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/ keputusan internasional
yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengalaman, serta perkembangan pada masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
9. Standardisasi adalah proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan, memelihara, memberlakukan, dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan
semua pihak.
10. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang menyelenggarakan pengembangan dan pembinaan di bidang Standardisasi.
11. Distribusi adalah kegiatan penyaluran Barang secara
langsung atau tidak langsung kepada konsumen.
12. Pasar adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi Perdagangan.
13. Gudang ...
- 4 -
13. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang
tertutup dan/atau terbuka dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus
sebagai tempat penyimpanan Barang yang dapat diperdagangkan dan tidak untuk kebutuhan
sendiri.
14. Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan
warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha di bidang
Perdagangan.
15. Daerah Pabean adalah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, ruang udara di atasnya, serta tempat
tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-
Undang Kepabeanan.
16. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan Barang
dari Daerah Pabean.
17. Eksportir adalah orang perseorangan atau lembaga
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan Ekspor.
18. Impor adalah kegiatan memasukkan Barang ke
dalam Daerah Pabean.
19. Importir adalah orang perseorangan atau lembaga atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum, yang melakukan Impor.
20. Promosi Dagang adalah kegiatan mempertunjukkan, memperagakan, memperkenalkan, dan/atau menyebarluaskan informasi hasil produksi Barang
dan/atau Jasa untuk menarik minat beli konsumen, baik
di dalam negeri maupun di luar negeri, dalam jangka
waktu tertentu untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan mencari hubungan dagang.
21. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri adalah
Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler Republik Indonesia yang secara resmi mewakili dan
memperjuangkan kepentingan bangsa, negara, dan Pemerintah Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau di organisasi
internasional.
22. Kerja ...
- 5 -
22. Kerja Sama Perdagangan Internasional adalah
kegiatan Pemerintah untuk memperjuangkan dan mengamankan kepentingan nasional melalui
hubungan Perdagangan dengan negara lain dan/atau lembaga/organisasi internasional.
23. Sistem Informasi Perdagangan adalah tatanan, prosedur, dan mekanisme untuk pengumpulan,
pengolahan, penyampaian, pengelolaan, dan penyebarluasan data dan/atau informasi
Perdagangan yang terintegrasi dalam mendukung kebijakan dan pengendalian Perdagangan.
24. Perdagangan melalui Sistem Elektronik adalah Perdagangan yang transaksinya dilakukan
melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.
25. Komite Perdagangan Nasional adalah lembaga yang dibentuk untuk mendukung percepatan
pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan di bidang Perdagangan.
26. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
27. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati
atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
28. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perdagangan.
BA
B II
ASAS DAN
TUJUAN
Pasal 2
Kebijakan Perdagangan disusun berdasarkan asas:
a. kepentingan nasional;
b. kepastian hukum;
c. adil dan sehat;
d. keamanan berusaha;
e. akuntabel ...
- 6 -
e. akuntabel dan transparan;
f. kemandirian;
g. kemitraan;
h. kemanfaatan;
i. kesederhanaan;
j. kebersamaan; dan
k. berwawasan lingkungan.
Pasal 3
Pengaturan kegiatan Perdagangan bertujuan:
a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
b. meningkatkan penggunaan dan Perdagangan
Produk Dalam
Negeri;
c. meningkatkan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan;
d. menjamin kelancaran Distribusi dan ketersediaan Barang kebutuhan pokok dan Barang penting;
e. meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasarana
Perdagangan;
f. meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan koperasi, usaha mikro, kecil, dan
menengah, serta Pemerintah dan swasta;
g. meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional;
h. meningkatkan citra Produk Dalam Negeri, akses pasar, dan Ekspor nasional;
i. meningkatkan Perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif;
j. meningkatkan pelindungan konsumen;
k. meningkatkan penggunaan SNI;
l. meningkatkan pelindungan sumber daya alam; dan
m. meningkatkan pengawasan Barang dan/atau Jasa yang diperdagangkan.
BAB ...
- 7 -
BAB III LINGKUP
PENGATURAN
Pasal 4
(1) Lingkup pengaturan Perdagangan meliputi:
a. Perdagangan Dalam Negeri;
b. Perdagangan Luar
Negeri; c. Perdagangan
Perbatasan; d.
Standardisasi;
e. Perdagangan melalui Sistem
Elektronik;
f. pelindungan dan pengamanan
Perdagangan;
g. pemberdayaan koperasi serta usaha mikro,
kecil, dan menengah;
h. pengembangan Ekspor;
i. Kerja Sama Perdagangan Internasional;
j. Sistem Informasi
Perdagangan;
k. tugas dan wewenang Pemerintah di
bidang Perdagang
an;
l. Komite Perdagangan
Nasional;
m. pengawasan;
dan n.
penyidikan.
(2) Selain lingkup pengaturan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), juga diatur Jasa yang dapat diperdagangkan meliputi:
a. Jasa bisnis;
b. Jasa
distribusi;
c. Jasa
komunikasi;
d. Jasa
pendidikan;
e. Jasa lingkungan
hidup;
f. Jasa keuangan;
g. Jasa konstruksi dan teknik terkait;
h. Jasa kesehatan dan sosial;
i. Jasa ...
- 8 -
i. Jasa rekreasi, kebudayaan, dan olahraga;
j. Jasa pariwisata;
k. Jasa transportasi;
dan l. Jasa lainnya.
(3) Jasa dapat diperdagangkan baik di dalam negeri maupun melampaui batas wilayah negara.
BAB IV PERDAGANGAN
DALAM NEGERI
Bagian
Kesatu
Umum
Pasa
l 5
(1) Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan Dalam
Negeri melalui kebijakan dan pengendalian.
(2) Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
pada:
a. peningkatan efisiensi dan efektivitas Distribusi;
b. peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;
c. pengintegrasian dan perluasan Pasar dalam negeri;
d. peningkatan akses Pasar bagi Produk Dalam
Negeri; dan
e. pelindungan konsumen.
(3) Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
mengatur:
a. pengharmonisasian peraturan, Standar, dan prosedur kegiatan Perdagangan antara pusat
dan daerah dan/atau antardaerah;
b. penataan prosedur perizinan bagi kelancaran arus
Barang;
c. pemenuhan ...
- 9 -
c. pemenuhan ketersediaan dan
keterjangkauan Barang kebutuhan pokok masyarakat;
d. pengembangan dan penguatan usaha di
bidang Perdagangan Dalam Negeri, termasuk koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah;
e. pemberian fasilitas pengembangan sarana
Perdagangan;
f. peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri;
g. Perdagangan antarpulau;
dan h. pelindungan
konsumen.
(4) Pengendalian Perdagangan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. perizinan;
b. Standar; dan
c. pelarangan dan pembatasan.
Pasal 6
(1) Setiap Pelaku Usaha wajib menggunakan atau melengkapi label berbahasa Indonesia pada Barang yang diperdagangkan di dalam negeri.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan atau kelengkapan label berbahasa Indonesia diatur
dengan Peraturan Menteri.
Bagian Kedua
Distribusi
Barang
Pasal 7
(1) Distribusi Barang yang diperdagangkan di dalam
negeri secara tidak langsung atau langsung kepada konsumen dapat dilakukan melalui Pelaku Usaha Distribusi.
(2) Distribusi Barang secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan rantai Distribusi yang bersifat umum:
a. distributor dan
jaringannya; b. agen dan
jaringannya; atau c.
waralaba.
(3) Distribusi ...
-
10 -
(3) Distribusi Barang secara langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan pendistribusian khusus
melalui sistem penjualan langsung secara:
a. single level;
atau b.
multilevel.
Pasal 8
Barang dengan hak Distribusi eksklusif yang diperdagangkan dengan sistem penjualan langsung hanya
dapat dipasarkan oleh penjual resmi yang terdaftar sebagai anggota perusahaan penjualan langsung.
Pasal 9
Pelaku Usaha Distribusi dilarang menerapkan sistem skema piramida dalam mendistribusikan Barang.
Pasal 10
Pelaku Usaha Distribusi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 melakukan Distribusi Barang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta etika ekonomi dan bisnis dalam rangka tertib usaha.
Pasal
11
Ketentuan lebih lanjut mengenai Distribusi Barang diatur
dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Sarana
Perdagangan
Pasal
12
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengembangkan sarana Perdagangan
berupa:
a. Pasar rakyat;
b. pusat perbelanjaan; c. toko ...
-
11 -
c. toko swalayan;
d. Gudang;
e. perkulakan;
f. Pasar lelang komoditas;
g. Pasar berjangka komoditi;
atau h. sarana Perdagangan
lainnya.
(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Pelaku Usaha dalam mengembangkan sarana
Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal
13
(1) Pemerintah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas
pengelolaan Pasar rakyat dalam rangka peningkatan daya saing.
(2) Pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk:
a. pembangunan dan/atau revitalisasi Pasar rakyat;
b. implementasi manajemen pengelolaan
yang profesional;
c. fasilitasi akses penyediaan Barang dengan
mutu yang baik dan harga yang bersaing; dan/atau
d. fasilitasi akses pembiayaan kepada pedagang
Pasar di Pasar rakyat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan Pasar rakyat diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Presiden.
Pasal 14
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya melakukan pengaturan tentang pengembangan, penataan dan pembinaan yang setara dan berkeadilan terhadap
Pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan perkulakan untuk menciptakan
kepastian berusaha dan hubungan kerja sama yang seimbang antara pemasok dan pengecer dengan
tetap memperhatikan keberpihakan kepada koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah.
(2) Pengembangan ...
-
12 -
(2) Pengembangan, penataan, dan pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pengaturan perizinan, tata ruang, zonasi
dengan memperhatikan jarak dan lokasi pendirian, kemitraan, dan kerja sama usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan perizinan, tata ruang, dan zonasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.
Pasal
15
(1) Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1) huruf d merupakan salah satu sarana Perdagangan untuk mendorong kelancaran Distribusi
Barang yang diperdagangkan di dalam negeri dan ke luar negeri.
(2) Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan oleh setiap pemilik Gudang sesuai dengan penggolongan Gudang menurut luas dan
kapasitas penyimpanannya.
(3) Setiap pemilik Gudang yang tidak melakukan pendaftaran Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi
administratif berupa penutupan Gudang untuk jangka waktu tertentu dan/atau denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(4) Ketentuan mengenai tata cara pendaftaran
Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri.
(5) Ketentuan mengenai pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Pasal
16
(1) Di luar ketentuan Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah dapat menyediakan Gudang yang diperlukan untuk menjamin ketersediaan Barang kebutuhan
pokok rakyat.
(2) Gudang ...
-
13 -
(2) Gudang yang disediakan Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tertutup dan jumlah Barang
kebutuhan pokok rakyat yang disimpan dikategorikan sebagai data yang digunakan secara terbatas.
Pasal 17
(1) Setiap pemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yang melakukan penyimpanan Barang yang ditujukan
untuk diperdagangkan harus menyelenggarakan pencatatan administrasi paling sedikit berupa jumlah
Barang yang disimpan dan jumlah Barang yang masuk dan yang keluar dari Gudang.
(2) Setiap pemilik, pengelola, atau penyewa Gudang yang tidak menyelenggarakan pencatatan
administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
perizinan di bidang Perdagangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencatatan
administrasi Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 18
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
melakukan penataan, pembinaan, dan pengembangan terhadap Pasar lelang komoditas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf
f.
(2) Ketentuan mengenai penataan, pembinaan, dan pengembangan Pasar lelang komoditas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Presiden.
Pasal 19
(1) Pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengembangan Pasar berjangka
komoditi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf g.
(2) Ketentuan ...
-
14 -
(2) Ketentuan mengenai Pasar berjangka
komoditi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang
perdagangan berjangka komoditi.
Bagian Keempat
Perdagangan
Jasa
Pasal
20
(1) Penyedia Jasa yang bergerak di bidang Perdagangan Jasa wajib didukung tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyedia Jasa yang tidak memiliki tenaga teknis yang kompeten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan usaha;
dan/atau c. pencabutan izin usaha.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan
pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 21
Pemerintah dapat memberi pengakuan terhadap kompetensi tenaga teknis dari negara lain berdasarkan
perjanjian saling pengakuan secara bilateral atau regional.
Bagian Kelima
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri
Pasal
22
(1) Dalam rangka pengembangan, pemberdayaan, dan penguatan Perdagangan Dalam Negeri, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau pemangku
kepentingan lainnya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengupayakan peningkatan
penggunaan Produk Dalam Negeri.
(2) Peningkatan ...
- 15 -
(2) Peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan keberpihakan melalui promosi, sosialisasi, atau
pemasaran dan menerapkan kewajiban menggunakan Produk Dalam Negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan penggunaan Produk Dalam Negeri diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian
Keenam
Perdagangan
Antarpulau
Pa
sal
23
(1) Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan antarpulau untuk integrasi Pasar dalam negeri.
(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk:
a. menjaga keseimbangan antardaerah yang surplus dan daerah yang minus;
b. memperkecil kesenjangan harga antardaerah;
c. mengamankan Distribusi Barang yang
dibatasi Perdagangannya;
d. mengembangkan pemasaran produk unggulan setiap daerah;
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI Nama NIM Tempat, Tanggal Lahir Agama Alamat Telepon Email
: Syafruddin Indra : 6661101265 : Dumai, 24 Agustus 1992 : Islam : Jl. Utama Selatan IV No. 4 Rt 002/003 Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamaran Cengakareng Jakarta Barat, 11730 : 089608046434 : [email protected]
DATA PRIBADI Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Agama Kewarganegaraan
: Dumai, 24 Agustus 1992 : Laki-laki : Belum Menikah : Islam : Indonesia
IDENTITAS ORANGTUA Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu
: Lukmi Indrawarman : Acih Cahyawiarsih : Pensiunan PNS : Ibu Rumah Tangga
PENDIDIKAN 1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-2016
: SD Negeri 05 Pagi Cengkareng Barat : SMP Negeri 45 Jakarta Barat : SMA Negeri 94 Jakarta Barat : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara