manajemen dana zakat pada badan amil zakat...

82
MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA BOGOR DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh PUTRI NOVIANTI NIM. 1111046300017 KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018

Upload: doanlien

Post on 27-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

KOTA BOGOR DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

PUTRI NOVIANTI

NIM. 1111046300017

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018

Page 2: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

KOTA BOGOR DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

PUTRI NOVIANTI

NIM. 1111046300017

Pembimbing:

Dr. H. Abd. Azis Hsb., M.Pd

NIP. 195705111997031001

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018

Page 3: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
Page 4: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata 1 di Universita Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika disuatu saat terbukti bahwa karya ini bukan asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 04 Juni 2018

Putri Novianti

Page 5: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

ii

ABSTRAK

Putri Novianti, 1111046300017, Manajemen Dana Zakat Pada

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor dalam Upaya

Pemberdayaan Ekonomi Umat, Skripsi Strata (S1) Konsentrasi Manajemen

ZISWAF Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Syariah) Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Negeri Islam Syariah Hidayatullah Jakarta

1437 H/2016 M

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap zakat dan bagaimana

manajemen dana zakat pada BAZNAS Kota Bogor dalam upaya

pemberdayaan ekonomi umat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Deskriptif Kualitatif

dengan cara mengumpulkan data melalui survei berupa interview.

Manajemen pendayagunaan zakat berarti membahas usaha yang saling

berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat

secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan,

dalam pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor menyalurkan dana zakatnya

sebagai dana charity (bantuan sesaat) dan menganut prinsip manfaat atau

produktif, dalam pengelolaan BAZNAS Kota Bogor yang berkomitmen

menjadi yang sangat kuat untuk menarik dan menjaga kepercayaan muzzaki,

dalam pendistribusian zakat secara konsumtif dapat juga digunakan model

pendistribusian secara produktif, dengan memberdayakan zakat secara

optimal (mulai dari pemetaan data muzzaki, pencatatan muzzaki,

pengumpulan dana/benda zakat, pemetaan dan pencatatan penerima zakat)

yang selalu diupdate.

Kata kunci: Pendayagunaan Dana Zakat, Pengelolaan Dana Zakat,

Pendistribusian Dana Zakat, Pemberdayaan Ekonomi Umat .

Pembimbing: Dr. H. Abd. Aziz Hsb, M.Pd

Page 6: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

iii

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahiim..

Segala puji Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana telah

memberikan taufik dan hidayahnya kepada Penulis terutama dalam

penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam Penulis rangkaokan untuk

baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat yang telah

berkorban mengantarkan ummat dari zaman jahiliyah ke masa yang diterangi

dengan kecanggihan dan kecerdasan.

Tiada yang sempurna di dunia ini, begitu juga dalam hal penulisan

skripsi ini yang mungkin tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, tetapi

harapan penulis setidaknya skripsi ini dapat memberi manfaat untuk siapapun

yang membacanya, atau menjadi sumber inspirasi untuk penelitian-penelitian

berikutnya.

Rintangan dan hambatan yang datang silih berganti, Alhamdulillah

Penulis bisa melewati dan pada akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Penulis haturkan terimakasih kepada semua yang telah membantu baik moril

maupun materil, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum, terimakasih atas bimbingan dan pelayanan

yang diberikan kepada saya. Semoga Bapak menjadi pemimpin

yang diberkahi Allah. Aamiin.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A selaku Ketua Prodi Muamalat, Bapak

Dr. Abdurrauf, Lc, M.A selaku Sekretaris Prodi Muamalat.

Terimakasih karena telah memberikan pengarahan hingga skripsi

ini selesai.

3. Dosen Pembimbing, Bapak Dr. H. Abd. Aziz Hsb, M.Pd yang telah

memberikan ilmu, waktu dan bantuannya dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Page 7: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

iv

4. Bapak M. Mujibur Rohman, MA selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta dan terkasih

Ayahanda Muntohir dan Ibunda Herni Martinensi yang tiada henti-

hentiya selalu memberikan dukungan, baik berupa moril dan

materil, selalu memberikan kasih sayangnya dan selalu

memberikan pelajaran hidup serta selalu mendoakan penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

serta para pengurus perpustakaan yang senantiasa memberikan

pelayanan kepada mahasiswa.

7. Ketua Pimpinan BAZNAS Kota Bogor yang telah memberikan izin

penelitian kepada peneliti serta Pak H. Jejen Hermawan, S.Ag

selaku Sekretaris BAZNAS Kota Bogor dan semua karyawan

BAZNAS Kota Bogor yang telah meluangkan waktunya dan

memberikan arahan, informasi dan dukungan dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Adikku tersayang, Dhara Oktavianti, kakak sepupuku Ulfa Mutiara

dan keluargaku yang telah memberikan dukungan dan doanya.

9. Sahabat seperjuanganku Manajemen ZISWAF’11, serta teman-

teman KKN Patimura 2014. Terima kasih telah memberikan

dukungan dan semangatnya kepada penulis, semoga kita semua

dapat menjadi orang-orang yang berguna bagi nusa, bangsa

maupun agama. Aamiin.

10. Sahabat kecilku Erfa Dwi Jayanti yang selalu menemani dan

memberikan dukungan serta do’a kepada penulis dari awal

penulisan skripsi hingga penulisan skripsi ini selesai.

Page 8: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

v

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, terimakasih atas segala Rahmat dan

Ridho-Mu Ya Allah yang telaah membuat satu per satu impian dan cita-cita

terwujud. Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam

skripsi ini, karena penulis bukanlah makhluk yang sempurna. Dengan ini

penulis berharap semoga semua pihak yang telah membantu dalam menyusun

skripsi ini diberikan kebahagiaan oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca. Aamiin Ya

Rabbal’Alamin…

Jakarta, 04 Juni 2018

Putri Novianti

Page 9: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN …...................................................................... i

ABSTRAK ………………………………………………………………... ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………..... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………... 7

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu……………………………. 8

E. Metodologi Penelitian…………………………………………... 9

F. Pedoman Penulisan Skripsi……………………………………… 11

G. Sistematika Penulisan…………………………………………… 12

BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG MANAJEMEN DANA ZAKAT

A. Manajemen…………………………………………………….... 14

1. Pengertian Manajemen…………………………………………... 14

Page 10: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

2. Fungsi Manajemen………………………………………………. 16

3. Unsur-unsur Manajemen……………………………………….... 19

B. Zakat…………………………………………………………….. 20

1. Pengertian Dasar Hukum Zakat…………………………………. 20

a. Pengertian Zakat……………………………………..….. 20

b. Dasar Hukum Zakat……………………………..……… 21

2. Tujuan Hikmah dan Hakikat Zakat……………………………… 22

a. Tujuan Zakat…………………………………….…….. 22

b. Hikmah Zakat…………………………………………. 23

c. Hakikat Zakat………………………………………….. 24

C. Teori Pendayagunaan……………………………………………. 25

1. Pengertian Pendayagunaan………………………………………. 25

2. Pola-pola Pendayagunaan………………………………………... 26

3. Sasaran Pendayagunaan Zakat…………………………………… 27

Page 11: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

D. Teori Pengelolaan……………………………………………... 28

1. Pengertian Pengelolaan…………………………………………. 28

2. Model Pengelolaan………………………………………………29

E. Teori Pendistribusian………………………………………….. 29

1. Pengertian Pendistribusian…………………………………….. 29

2. Ruang Lingkup Pendistribusian………………………………... 30

3. Pengertian Pendistribusian……………………………………... 31

4. Macam-macam Pendistribusian……………………………….... 31

F. Pemberdayaan Ekonomi Umat…………………………………. 32

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat…………………………. 32

2. Pengertian Ekonomi Umat…………………………………….... 34

3. Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi……………………………... 35

4. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Umat…………………………. 36

Page 12: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA)

KOTA BOGOR

A. Latar Belakang Berdirinya BAZNAS Kota Bogor…................... 38

B. Landasan Hukum BAZNAS Kota Bogor……………………… 39

C. Visi dan Misi BAZNAS Kota Bogor…………………………… 39

D. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Bogor……………………. 40

E. Program Kerja dan Legalitas BAZNAS Kota Bogor………….. 47

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

A. Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor………………………… 58

B. Pengelolaan BAZNAS Kota Bogor……………………………. 60

C. Pendistribusian BAZNAS Kota Bogor………………………… 61

D. Pemberdayaan Ekonomi Umat Kota Bogor……………………. 61

BAB V PENUTUP………………………………………………………… 63

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 65

LAMPIRAN………………………………………………………………………. 67

Page 13: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen dalam bahasa Inggris berasal dari kata “to manage” yang dalam bahasa

Indonesia dapat berarti mengurus, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina, dan

memimpin.1

Kata benda “manajemen” atau management dapat mempunyai berbagai arti, sebagai

pengelola, pengendalian atau penanganan.Perlakuan secara terampil untuk menangani

sesuatu berupa skillfull treatment.Gabungan dari dua pengertian terseebut, yaitu yang

berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk

kerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.2

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan

mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah seni

atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman

pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain

mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama

mengandung kebenarannya.

Manajemen, keberadaannya merupakan tuntutan dalam pengaturan kehidupan

masyarakat.Manajemen adalah pekerjaan intelektual yang dilakukan orang dalam

hubungannya dengan organisasi bisnis, ekonomi, sosial dan yang lainnya.3

Dalam agama Islam dikenal adanya dana sosial yang bertujuan untuk membantu

kaum dhuafa. Sumber utama dana tersebut meliputi zakat, infaq, dan shadaqah, serta dapat

ditambahkan wakaf dan dana investasi kebajikan. Dalam konsep agama Islam, zakat wajib

1A.M Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Gama, 2001) cet-1 hal, 5S. 2Saud Hasan, Manajemen, Pokok-pokok Pengertian dan Soal Jawaban, (Yogyakarta: BPPE, 1989), cet-1 hal, 2.

3Ismail Nawawi, Zakat dalam Perpektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010), hal 46

Page 14: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

2

dibayarkan oleh umatnya yang telah mampu dengan batas tertentu (85 gram emas),

sedangkan infaq dan shadaqah lebih bersifat sukarela. Dana zakat merupakan sumber dana

yang potensial untuk dikembangkan. Sedangkan wakaf dimaksudkan sebagai dana “abadi”

dan produktif untuk masa panjang. Umat beragama mayoritas di Indonesia adalah beragama

Islam dan jika separuh saja dari jumlah itu membayar zakat, maka dapat dibayangkan

jumlah dana yang terkumpul.

Jika lebih khusus membahas mengenai potensi dana zakat, maka sangat menarik

sekali untuk dicermati seberapa jauh sebenarnya masyarakat telah menyadari bahwa dirinya

termasuk wajib zakat (muzakki) atau belum. Akan tetapi, informasi yang akurat yang dapat

memberikan penjelasan tersebut belum ada, hal ini salah satu penyebab potensi dana zakat

belum dapat dioptimalkan.

Karena berdasarkan data yang didapat pada tahun 2011, Lembaga Amil Zakat

sekelas Dompet Dhuafa saja baru mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 75 M pertahun,

pada tahun yang sama BAZ baru mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 30 M. Hal ini

menunjukan perlunya perhatian dari para praktisi zakat dan juga BAZ maupun LAZ agar

bisa memaksimalkan aktifitas penghimpunan.

Di sisi lain dikenal dengan adanya pajak sebagai salah satu pos pendapatan utama di

Indonesia. Dengan demikian, disinilah letak dilema, banyak para wajib pajak mengeluh dan

memprotes kebijakan pemerintah mengapa bagi sebagian para wajib pajak yang juga

merupakan wajib zakat harus membayar pajak dengan jumlah yang sama. Namun, sejak

dikeluarkan Undang-Undang tentang Zakat Nomor 23 tahun 2011 serta aturan-aturan yang

melengkapinya, maka bukti setoran zakat yang dikeluarkan oleh Badan Amil Zakat (BAZ)

atau Lembaga Amil Zakat (LAZ) resmi dapat diperhitungkan sebagai pengurang jumlah

setoran pajak penghasilan.

Manfaat berzakat adalah sebagai pembersih harta dari sekian banyak harta yang telah

dikaruniakan oleh Allah SWT kepada kita, bila tidak dikeluarkan zakatnya maka seperti kita

membeli seekor ayam yang kita makan sampai dengan kotorannya, sungguh sangat

menjijikan yang mestinya kita buang, karena itu tidak layak untuk kita makan. Begitupun

bila kita tidak berzakat, berarti kita memakan dari harta yang tidak layak kita makan.

Page 15: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

3

Tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatnya kesadaran dalam penunaian dan

dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam

upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial serta menjadi suatu

ketetapan hukum dalam upaya meningkatkan daya guna bagi masyarakat.

Sementara itu, dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat dikemukakan bahwa pengelolaan zakat, melalui amil zakat bertujuan:

a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat

b) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan

Namun persoalan yang sangat mendasar dan menjadi salah satu sebab berfungsinya

zakat sebagai instrument pemerintah dan belum terkumpulnya dana zakat secara optimal di

BAZ maupun di LAZ adalah karena pengetahuan masyarakat terhadap harta yang wajib

dikeluarkan masih terbatas pada sumber-sumber konvensional yang secarajelas dinyatakan

dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan persyaratan tertentu. Oleh karena itu, pembahasan

yang penting dalam fiqih zakat adalah sumber-sumber zakat yang wajib dikeluarkan

zakatnya.Apabila dikaitkan dengan kegiatan ekonomi yang harus berkembang dari waktu-

kewaktu.4

Untuk mencapai tujuan ideal dalam upaya pengelolaan zakat termasuk dalam

pengelolaan infaq dan shadaqah perlu diperhatikan 4 (empat) pokok kriteria yang akan

menghantarkan tercapainya tujuan tersebut, keempat pokok kriteria itu adalah:

1. Ilmu, yaitu suatu ilmu yang harus dimiliki, terutama ilmu tentang zakat, infaq dan

shadaqah secara kaffah (keseluruhan) berdasarkan dalil-dalil yang qad’i.

2. Amal, yaitu penerapan ilmu yang telah dimiliki baik itu ilmu tentang zakat, infaq

dan shadaqah secara kaffah, maupun ilmu manajemen yang sehat.

3. Dakwah, yaitu mengajak kepada orang lain untuk mengetahui, mengkaji dan

mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya itu.

4Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: GIP, 2002), h. 1-2

Page 16: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

4

4. Sabar, yaitu tabah dan tangguh dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan

baik dalam menuntut ilmunya, mengamalkan, maupun berdakwah.5

Oleh karena itu, zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) sebagai suatu kekuatan actual dalam

Islam yang perlu dikelola oleh sebuah lembaga khusus yang menangani ZIS, yaitu salah satu

nya Badan Amil Zakat (BAZ) yang merupakan sebuah lembaga dalam mengutamakan

sistem manajemen sebagaimana yang digunakan dalam bidang perekonomian masyarakat

lainnya.

Fenomena ini menggambarkan beberapa masalah tengah dihadapi oleh Badan Amil

Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) kontribusi umat Islam akan mengangkat tiga

unsure manajemen yang meliputi: Manajemen Pengelolan, Manajemen Pendayagunaan, dan

Manajemen Pendistribusian Zakat. Dari tiga unsur tersebut merupakan tolak ukur dari

terbentuknya pemberdayaan ekonomi umat. Oleh karena itu sisi keilmuan manajemen perlu

implementasi pada pengelolaan dana zakat Badan Amil Zakat (BAZ), agar dana zakat yang

sudah terhimpun dapat dikelola dan disalurkan atau didistribusikan kepada para mustahiq

yang memang berhak untuk menerimanya.

Menurut pasal 1 UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat yang dimaksud

dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam

menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata

keagamaan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, meningkat nya

hasil dan daya guna zakat.

Pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh pemerintah

sesuai dengan tingkatan dan Lembaga Amil Zakat yang dibentuk masyarakat dan di payungi

pemerintah.Pengelolaan zakat juga mencakup pengelolaan infaq, shadaqah, dll. Untuk

menjamin pengelolaan zakat sebagai amanah agama, dalam UU 38 Tahun 1999 tentang

5Abdurahman Qadir, Zakat: Dalam Dimensi Madhdah Dan Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),

cet.ke-!, h.65-69

Page 17: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

5

Pengelolaan Zakat ditentukan adanya unsur pertimbangan dan unsur pengawasan yang

terdiri dari atas ulama, kaum cendikia dan masyarakat.

Manajemen pendayagunaan zakat adalah pemanfaatan dana zakat secara maksimum

tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya, sehingga berdayaguna untuk mencapai

kemaslahatan umat.6

Pola pendayagunaan zakat adalah dengan menginvestasikan dana zakat. Yusuf

Qardhawi dalam Fiqhuz Zakat mengemukakan bahwa pemerintah Islam diperbolehkan

membangun pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari dana zakat untuk kemudian

kepemilikan dan keuntungannya bagi kepentingan fakir miskin, sehingga akan terpenuhi

kebutuhan hidup mereka sepanjang masa. Pengganti pemerintah saat ini dapat diperankan

oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang amanah dan professional.7

Manajemen pendistribusian zakat adalah penyaluran, pembagian, pengiriman barang-

barang dan sebagainya kepada orang banyak atau beberapa tempat.8Jadi pendistribusian

zakat adalah penyaluran zakat kepada orang yang berhak menerima (mustahiq) baik secara

konsumtif ataupun produktif.

Hal pertama langkah pendistribusian zakat adalah dengan melakukan distribusi lokal

atau lebih mengutamakan mustahiq dalam lingkungan terdekat dengan lembaga zakat

dibandingkan pendistribusian untuk wilayah lainnya, hal itu dikenal dengan sebutan

“centralistic”.

Kelebihan sistem centralistic dalam pengalokasian zakat adalah memudahkan

pendistribusiannya ke setiap provinsi.Hampir di setiap negara Islam memulai

pendistribusian zakat dari pusat lalu meluas hingga mencakup banyak daerah.9

Dari sini, maka disepakati bahwasannya pendistribusian zakat dilakukan di mana

zakat tersebut dikumpulkan. Apabila ternyata zakat hanya dipergunakan sebagian saja atau

6Kementrian Agama RI, Pedoman Zakat Sembilan Seri, hal, 95-96

7Ismail Nawawi, Zakat Dalam Perspektif Fiqh, Sosial, dan Ekonomi, (Surabaya: ITS Press, 2010), hal, 84

8Meity Taqdir Qadratillah, et al. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, (Jakarta: Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), hal, 100 9Yusuf Qardhawi, Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Terj. Sari Narulita, Dauru az-Zakah fi

ilaj al-Musykilat al-Iqtisadiyah), (Jakarta: Zikrul Media Intelektual, 2005), hal, 139

Page 18: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

6

tidak sama sekali karena tidak ada lagi dan tidak ditemukan mustahiq yang berhak menerima

di daerah tersebut, maka diperbolehkan zakat didistribusikan ke luar daerah, baik dengan

menyerahkan penanganannya kepada pemimpin negara atau kepada lembaga zakat pusat.

Untuk mengetahui potensi zakat tersebut diperlukan suatu pengelolaan yang mampu

mendayagunakan seluruh potensi zakat. Sedangkan untuk mendistribusikan dan mengelola

dana zakat diperlukan penanganan konsep manajemen secara tepat dengan memperhatikan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola pelaksanaan sistem zakat.

Apabila fungsi-fungsi manajemen dan unsur-unsurnya telah berjalan dan terpenuhi

dengan baik dan sempurna, maka lembaga zakat (BAZNAS) akan mencapai tujuannya

secara efektif dan efisiensi, dimana tujuan dari pengelolaan zakat adalah meningkatnya

kesadaran dalam penuaian dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan

peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

keadilan sosial serta meningkatnya daya guna dan hasil guna bagi masyarakat.

Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) seperti yang berada di Kota

Bogor merupakan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan keadilan dan

pemberdayaan ekonomi umat kehadiran BAZNAS Kota Bogor diharapkan dapat membantu

terlaksananya pemerataan ekonomi umat dalam pendayagunaan dana zakat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dalam latar belakan masalah, maka penulis

tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam sebuah karya ilmiah berupa skripsi

dengan judul “Manajemen Dana Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Kota Bogor Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat”.Untuk mengetahui sejauh

mana pengaplikasian manajemen pendayagunaan zakat yang terdapat pada BAZNAS Kota

Bogor.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Banyak hal yang dapat dibahas tentang dana zakat, infaq dan shadaqah antara lain

pengumpulan, pengelolaan, pendistribusian dan yang menyangkut pendayagunaan dana

zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana telah disinggung dalam latar belakang masalah,

maka supaya pembahasan dalam skripsi ini tidak melebar dan meluas, penulis membatasi

Page 19: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

7

masalah pada sisi manajemen pendayagunaan dan zakat pada BAZNAS Kota Bogor serta

pelaksanaanya dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat.

2. Perumusan Masalah

Supaya pembahasan lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu membuat

perumusan masalah. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah:

a. Bagaimana manajemen dana zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota

Bogor.

b. Bagaimanakah pemberdayaan umat di Kota Bogor.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui manajemen dana zakat di Kota Bogor melalui Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kota Bogor.

b. Untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi umat di Kota Bogor.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi hasanah

ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I terutama manajemen ZISWAF agar dapat

mengetahui isi manajerial BAZNAS Kota Bogor dalam mendayagunakan dana zakat.

b. Manfaat Praktis; Penelitian ini secara praktis adalah untuk menggambarkan

manajemen pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor

dalam hal pemberdayaan ekonomi umat di Kota Bogor.

c. Manfaat Kelembagaan: Penelitian ini diharapkan sebagai media yang dapat

memberikan masukan dan membantu mengembangkan BAZNAS Kota Bogor dalam

pendayagunaan dana zakat.

Page 20: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

8

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan,

penelitian melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya masih kurang

dapat perhatian dari para peneliti, untuk itu tidak mengatakan belum pernah diteliti sama

sekali, adapun penelitian yang sudah dibahas antara lain:

No Nama Skripsi Isi Perbedaan

1.

M. Syahril

Syamsuddin,

Pemberdayaan

Ekonomi Umat

Melalui Zakat

Produktif, Skripsi S1,

Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta,

tahun 2010

Dalam skripsi ini

membahas tentang

penerapan fungsi

manajemen

penghimpunan dan

pendayagunaan ZIS.

Berbeda dengan

skripsi kali ini yakni

objek penelitian

yang penulis teliti

adalah tentang

pendayagunaan

dana zakat untuk

pemberdayaan

ekonomi umat.

2.

Anton Riyanto, Pola

Pendayagunaan Dana

Zakat, Infaq dan

Shadaqah Pada

Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM)

Masyarakat Mandiri

Dalam Upaya

Pemberdayaan Usaha

Kecil Menengah,

Skripsi S1,

Manajemen Dakwah,

Dalam skripsi ini

membahas tentang

pola-pola

pendayagunaan zakat

yang dilakukan oleh

LSM Masyarakat

Mandiri.

Berbeda dengan isi

skripsi kali ini yakni

objek penelitian

yang penulis teliti

adalah tentang

pendayagunaan

dana zakat untuk

pemberdayaan

ekonomi umat.

Page 21: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

9

Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta

tahun 2010.

3.

Yahya Ramdani,

Manajemen

Pendayagunaan Dana

Zakat Pada Badan

Amil Zakat Daerah

(BAZDA) Kota

Tangerang Dalam

Upaya Pemberdayaan

Ekonomi Umat,

Skripsi S1,

Manajemen Dakwah,

Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi,

UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta

tahun 2012.

Dalam skripsi ini

membahas tentang

manajemen

pendayagunaan dana

zakat pada BAZDA

Kota Tangerang.

Berbeda dengan isi

skripsi kali ini yakni

yang penulis teliti

adalah BAZNAS

Kota Bogor.

E. Metodologi Penelitian

1. Pengumpulan data

a) Pendekatan Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu menemukan

pengetahuan tetang seluas-luasnya objek research pada suatu masa atau saat tertentu,

disebut menggunakan metode deskriptif. Kata ini datang dari latin deskriptivus,

Page 22: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

10

artinya bersifat uraian. Urain di sini berarti lukisan tentang keadaan objek pada suatu

waktu atau saat tertentu.10

Dimana menurut Bodgan dan Taylor, metode kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diambil.Penelitian ini diarahkan pada latar dari

individu tersebut secara utuh.

b) Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

metode deskriptif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara

memaparkan atau menggambarkan situasi atau peristiwa dari penelitian.

Penelitian ini dipilih oleh penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin

mendapatkan gambaran dariManajemen Pendayagunaan Dana Zakat Pada Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi

Umat.Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini.Penulis mendapatkan data-data

yang diperlukan melalui temuan di lapangan dengan mencari data-data yang ada

yaitu penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Penelitian yang dilakukan yaitu dengan menguraikan fakta-fakta yang terjadi

secara alamiah dengan menggambarkannya secara kesemua kegiatan yang dilakukan

melalui pendekatan lapangan, dimana usaha pengumpulan data dan informasi secara

intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan,

penulis akan mendapatkan data-data pengelolaan dana zakat diBadan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kota Bogor dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat.

10

Taliziduhu Ndraha, Research Teori Metodologi Administrasi, (Jakarta: P.T. Bina Aksara, 1981 Jil.I & II. Penerbit)

h. 105.

Page 23: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

11

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data dibagi dalam dua kategori:

a) Sumber data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.11

b) Sumber data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam

bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.

3. Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi

Observasi merupakan metode mengumpulkan data dengan mengamati langsung

dilapangan. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung ke

lokasi penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

manajemen pendayagunaan dana zakat pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Kota Bogor .

b) Wawancara

Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survei.

Wawancara juga merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.

c) Dokumentasi

Pengumpulan data-data yang diperlukan dengan cara memperoleh data

dokumentasi tentang Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Bogor dari lokasi

penelitian serta mencari bahan pustaka/buku rujukan yang berkaitan dengan judul

skripsi yang sedang dibuat ini.

F. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2012).”

11

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004) Hal.

42.

Page 24: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

12

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara global tentang penulisan ini, maka sistematika penulisan

karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi yang meliputi, (a) Latar Belakang Masalah, (b) Pembatasan dan

Perumusan Masalah, (c) Tujuan dan Manfaat Penelitian, (d) Tinjauan (Review)

Kajian Terdahulu, (e) Metodologi Penelitian, (f) Pedoman Penulisan Skripsi,

(g) Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Yaitu yang terdiri dari, (A) Manajemen, (1) Pengertian Manajemen, (2) Fungsi

Manajemen, (3) Unsur-unsur Manajemen, (B) Zakat, (1) Pengertian Dasar

Hukum Zakat, (a) Pengertian Zakat, (b) Dasar Hukum Zakat, (2) Tujuan,

Hikmah dan Hakikat Zakat, (a) Tujuan Zakat, (b) Hikmah Zakat, (c) Hakikat

Zakat, (C) Teori Pendayagunaan, (1) Pengertian Pendayagunaan, (2) Pola-pola

Pendayagunaan, (3) Sasaran Pendayagunaan Zakat, (D) Teori Pengelolaan, (1)

Pengertian Pengelolaan, (2) Pola-pola Pengelolaan, (E) Teori Pendistribusian,

(1) Pengertian Pendistribusian, (2) Ruang Lingkup Pendistribusian, (3)

Macam-macam Pendistribusian, (F) Pemberdayaan Ekonomi Umat, (1)

Pengertian Pemberdayaan Masyarakat, (2) Pengertian Ekonomi Umat, (3)

Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi, (4) Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Umat.

BAB III : GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA)

KOTA BOGOR

Terdiri dari, (a) Latar Belakang Berdirinya Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Bogor, (b) Landasan Hukum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Bogor, (c) Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Bogor, (d) Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Kota Bogor, (e) Program Kerja dan Legalitas Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Kota Bogor.

BAB IV : ANALISIS PENELITIAN

Temuan Data dan Analisis Manajemen Dana Zakat yang terdapat pada

BAZNAS Kota Bogor yang meliputi, (a) Pendayagunaan BAZNAS Kota

Page 25: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

13

Bogor, (b) Pengelolaan BAZNAS Kota Bogor, (c) Pendistribusian BAZNAS

Kota Bogor, (d) Pemberdayaan Ekonomi Umat Kota Bogor.

BAB V :PENUTUP

Bab ini merupakan penutup dari skripsi, yang di dalamnya menguraikan

tentang, kesimpulan dari pembahasan dan saran-saran yang sifatnya

membangun lembaga tersebut.

Page 26: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

14

BAB II

TINJAUAN TEORI TENTANG MANAJEMEN DANA ZAKAT

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan kata kerja “to manage”

secara umum berarti mengurusi.12

Dalam kamus besar bahasa Indonesia manajemen berarti:

a. Proses penggunaan sumberdaya yang efektif untuk mencapai sasaran

b. Pimpinan yang bertanggungjawab atas jalannya perusahaan13

Pada sumber lain disebutkan bahwa manajemen berarti proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan

penggunaan sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, yang telah

ditetapkan.14

Selanjutnya kata benda “manajemen” atau management dapat mempunyai berbagai

arti.Pertama, sebagai pengelolaan, pengendalian atau penanganan (managing).Kedua,

perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillfull treatment.Ketiga,

gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu

perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerjasama dalam mencapai suatu tujuan

tertentu.

Adapun manajemen menurut istilah, dalam hal ini para ahli berpendapat diantaranya:

a. DRS, H. Melayu, S. P. Hasibuan

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

tertentu.15

12

A.M Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, Buku Panduan Untuk Mahasiswa, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Gama, 2001), cet. ke-1 hal. 5S. 13

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) edisi ke-111

hal. 708. 14

Saud Hasan, Manajemen, Pokok-pokok Pengertian dan Soal Jawaban, (Yogyakarta: BPPE, 1989), cet. ke-1 hal.

2. 15

H. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian & Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hal. 2.

Page 27: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

15

b. Zaini Muchtaram

Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi

tercapainya tujuan organisasi secara efektif.16

c. George R. Terry

Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing,

actuating dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan

dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.17

d. Andrew F. Sikula

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,

komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi

dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk dan jasa secara efisien.

Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan

mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah seni

(Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman

pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain

mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama

mengandung kebenarannya.

Jika menyimak definisi-definisi di atas dapatlah ditarik kesimpulan mengenai

manajemen, bahwa:

a. Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.

c. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif dan

terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.

d. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan

kerjasama dalam suatu organisasi.

e. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggungjawab.

f. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.

16

Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan Ikfa, 1996), cet. ke-1, hal. 3. 17

Yayat M. Harujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT. Grazsindo, 2004), cet. ke-3, hal. 3.

Page 28: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

16

g. Manajemen hanya alat untuk mencapai tujuan.

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis

pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu

kesatuan administrative. Para ilmuan telah sepakat bahwa pada dasarnya jenis keseluruhan

fungsi-fungsi manajemen dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi organik

dan fungsi yang digolongkan kepada jenis fungsi-fungsi organic dan fungsi penunjang:

a. Fungsi organik adalah keseluruhan fungsi utama, yang mutlak diperlukan oleh

para manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan penjabaran

kebijakasanaan dasar atau strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus

digunakan sebagai dasar bertindak.

b. Fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh

orang-orang atau satuan kerja dalam organisasi dan dimaksudkan mendukung semua

fungsi organic pra manajer.18

Menurut George R. Terry seperti dikutip Yayat M. Herujito dalam bukunya: Dasar-

dasar Manajemen merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi pokok

yaitu:

a. Planning c. Actuating

b. Organizing d. Controlling19

Supaya lebih muda untuk dipahami penjelasan, arti, dan maksud dari setiap fungsi

manajemen tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penentuan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang

seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan

orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan

dilaksanakan.20

18

Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) cet-2. 19

Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, hal. 18. 20

A. M. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001) hal. 54.

Page 29: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

17

Proses perencanaan menurut Abdul Rosyad Shaleh dalam bukunya Manajemen

Dakwah Islam, terdiri dari beberapa langkah-langkah yaitu:

a) Perkiraan dan penghitungan masa depan (forcasting).

b) Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

c) Penetapan tindakan-tindakan dan prioritas pelaksanaannya.

d) Penetapan metode.

e) Penetapan penjadwalan waktu.

f) Penetapan lokasi.

g) Penetapan biaya, fasilitas dan factor-faktor leinnya yang diperlukan.21

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah membagi pekerjaan yang telah ditetapkan tersebut

kepada para anggota organisasi sehingga pekerjaan terbagi habis kedalam unit-unit

kerja.Pembagian pekerjaan ini disertai pendelegasian kewenangan agar masing-

masing melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab.Untuk mengatur urutan

jalannya arus pekerjaan harus dibuat ketentuan mengenai prosedur dan hubungan

kerja antar unit.

Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan

berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan

bagian-bagiannya, pengelompokan aktivitas-aktivitas, penugasan, pendelegasian

wewenang untuk melaksanakannya, serta pengkoordinasian hubungan-hubungan

wewenang dan informasi baik secara horizontal maupun vertical dalam struktur

organisasi.22

Langkah-langkah pokok proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dan

Stoner James A. F:

1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan

organisasi.

21

Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993) cet ke-3, hal. 54. 22

Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, hal. 82.

Page 30: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

18

2) Pembagian kerja kedalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dapat

dilakukan oleh seseorang untuk sekelompok orang.

3) Mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang sama secara logis menjadi

departemen-departemen dan menyusun skema kerjasama antar departemen.

4) Menetapkan mekanisme (aturan main) untuk mengkoordinasikan pekerjaan

anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.

5) Membatu efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah

penyesuaian untuk mempertahankan atau untuk meningkatkan efektivitas.23

c. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan adalah upaya manajer dalam menggerakan orang-orang untuk

melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien berdasarkan perencanaan dan

pembagian tugas masing-masing, untuk menggerakan orang-orang tersebut

diperlukan tindakan memberikan motivasi, menjalani hubungan, penyelenggaraan

komunikasi dan pengembangan atau peningkatan pelaksana.24

Ada 5 fungsi penggerakan, yaitu:

1) Untuk mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi pengikut.

2) Melunakkan daya resistensi pada seseorang/orang-orang.

3) Untuk membuat seseorang/orang-orang suka mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya.

4) Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan,

kesayangan, kecintaan kepada pemimpin, tugas serta organisasi tempat

mereka bekerja.

5) Untuk menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab

secara penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap Tuhannya, negara,

masyarakat, serta tugas yang diembannya.25

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematis untuk menetapkan kinerja

standar pada perencanaan, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang

23

Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, hal. 126-127. 24

Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, hal. 112. 25

A. M. Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Menejemen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), hal.

87-88.

Page 31: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

19

telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan

mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan

perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah

digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna mencapai tujuan tersebut.26

Adapun langkah-langkah dalam proses pengawasan yaitu: Pertama,

menetapkan standar. Kedua, mengukur kinerja/program rencana.Ketiga,

memperbaiki penyimpangan.27

3. Unsur-unsur Manajemen

Dalam kegiatan atau aktivitas manajemen guna mencapai tujuan yang efektif dan

efisien, maka sangat diperlukan sekali adanya fasilitas atau sarana-sarana alat kerja yang

disebut sumber atau unsur-unsur manajemen. Sarana atau unsur-unsur manajemen itu lebih

dikenal dengan 6M, yaitu: Man (manusia), Money (uang), Material (beban), Machine

(mesin), Methods (metode atau cara kerja), dan Market (pasar).

a) Man (manusia)

Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

baik ditinjau dari sudut proses ataupun bidan diperlukan adanya campur

tangan manusia, tanpa adanya manusia suatu rencana/aktivitas tidak akan

mungkin mencapai tujuan.

b) Money (uang)

Untuk melakukan aktivitas diperlukan uang, seperti upah atau gaji orang-

orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan, bekerja dalam

proses produksi, membeli bahan-bahan, berbagai macam peralatan yang

dibutuhkan, dan lainnya guna mencapai tujuan.

c) Material (beban)

Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan beban-beban,

yaitu seperti menggunakan sumber daya alam, karena beban yang dibutuhkan

dalam operasional guna untuk menghasilkan barang atau jasa untuk dijual.

d) Machine (mesin)

26

Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, hal. 115. 27

A.M. Kardaman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, hal. 161.

Page 32: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

20

Demikian juga halnya dengan mesin, terlebih dalam kemajuan teknologi

dewasa ini, mesin bukan lagi sebagai pembantu bagi manusia melainkan

sebaliknya manusia telah diubah kedudukannya sebagai pembantu mesin.

e) Methods (metode atau cara kerja)

Metode adalah cara yang digunakan dalam mewujudkan rencana yang

telah ditentukan sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Metode atau cara juga sangat menentukan kelancaran jalannya roda

manajemen dalam suatu organisasi. Dengan metode atau cara yang baik,

maka suatu organisasi akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga

akan mencapai tujuan dengan efektif dan efisiensi.

f) Market (pasar)

Barang-barang hasil produksi suatu lembaga atau perusahaan tentunya

segera dipasarkan.Oleh sebab itu aktivitas pemasaran dalam manajemen

ditetapkan sebagai salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.Penguasaan

diperlukan guna menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ketengan

konsumen.28

B. Zakat

1. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat

a. Pengertian Zakat

Zakat berasal dari bentuk kata zakat yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan

berkembang.29

Dalam kitab-kitab hukum Islam perkataan zakat diartikan dengan suci,

tumbuh dan berkembang serta berkah. Dan jika pengertian ini dihubungkan dengan harta,

maka menurut ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh dan berkembang,

bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang

punya harta).30

Sedangkan menurut istilah, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang

telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan

28

Zaini Muchtaram, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-amin dan Ikfa, 1996), cet. ke-1 hal. 45. 29

Drs. K.H Didin Hafidhudhin. Msc, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Shadaqah (Jakarta: Gema Insani Press,

1998), cet. ke-1, hal. 13. 30

M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1998), hal. 41.

Page 33: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

21

kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.31

Kaitan antara makna

secara bahasa dan istilah ini berkaitan sekali yaitu bahwa setiap harta yang sudah

dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, tumbuh, dan berkembang.

Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi pemerataan karunia Allah

Swt sebagai fungsi sosial ekonomi, sebagai perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa

kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat,

sebagai pengikat bathin antara golongan kaya dan miskin dan zakat juga sebagai sarana

membangun kedekatan antara yang kuat dengan yang lemah.

Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan mengeluarkannya,

tetapi dibalik pengurangan yang bersifat zahir ini, hakikatnya akan bertambah dan

berkembang yang hakiki di sisi Allah SWt. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi

ganda, transedental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam

kehidupan umat manusia, terutama umat Islam. Zakat juga dapat mensucikan diri (pribadi)

dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi murah hati, peka

terhadap rasa kemanusiaaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta berkah, dengan begitu

akhirnya tercipta suasana ketenangan bathin yang terbebas dari tuntunan Allah SWT dan

kewajiban kemasyarakatan yang selalu melingkupi hati.

Mengutip dari Yusuf Qardhawi Ibnu Taimiyah berkata: Jiwa orang yang berzakat itu

menjadi bersih dan kekayaannya akan bersih pula, bersih dan bertambah maknanya.32

Berarti

suci dan tumbuh tidak dipakai hanya untuk kekayaan.

b. Dasar Hukum Zakat

Zakat sebagi rukun Islam yang ketiga di samping sebagai ibadah dan bukti

ketundukan kepada Allah SWT, juga memiliki fungsi sosial yang sangat besar, di samping

merupakan salah satu pilar ekonomi Islam. Jika zakat, infaq, dan shadaqah ditata dengan

baik, baik penerimaan dan pengambilannya maupun pendistribusiannya, insya Allah akan

mampu mengetaskan masalah kemiskinan atau paling tidak mengurangi masalah

kemiskinan.

31

Didin Hafidhudhin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Shadaqah, (Jakarta: Gema Pres, 1998), cet. ke-1,

hal.13. 32

Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat: Studi Komperasi Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Al-Qur’an

dan Hadis (Jakarta: Mizan, 1996), cet. ke-4, hal. 34.

Page 34: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

22

Zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan hukum dasar

zakat yang sangat kuat, antara lain:

a. Surat Al Baqarah ayat 110 sebagai berikut:

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, apapun yang diusahakan oleh

dirimu tentu kamu akan mendapat pahalanya disisi Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui kegiatan apapun yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Baqarah: 110)

b. Surat At-Taubah ayat 11 sebagai berikut:

Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, Maka

(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama, dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu

bagi kaum yang mengetahui.” (Qs. At-Taubah: 11)

c. Surat At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang

miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk

mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,

dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. At-Taubah: 60)

Adapun dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu:

Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a dia berkata: Aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a Kalau ia

menyebutkan hadits Nabi SAW, ia mengatakan “Nabi menyambung silaturrahmi, dan ifaf

(menahan diri dari perbuatan buruk).” (Bukhari II, 1993: 320)

Dari uraian nash diatas dapat dipahami mengenai kewajiban membayar zakat.

Pemahaman ini berdasarkan pada kejelasan shigot berupa redaksi dalam bentuk fiil amar

yang berarti kewajiban atau perintah, oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib bagi setiap

muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk menunaikan zakat.

2. Tujuan, Hikmah dan Hakikat Zakat

a. Tujuan Zakat

Yang dimaksud dengan tujuan zakat dalam hubungan ini adalah sasaran praktisinya

tujuan tersebut adalah sebagai berikut:33

33

M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf” (Jakarta: UI Press, 1988), hal. 40.

Page 35: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

23

a. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.

b. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang.

c. Mengangkat derajat dan membantunya keluar dari kesulitan hidup mustahiq.

d. Sarana pemerataan pendapatan (Rizki) untuk mencukupi keadilan sosial.

b. Hikmah Zakat

Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam melaksanakan ibadah zakat.Zakat

merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, vertical dan horizontal.34

Artinya secara

vertical, zakat sebagai ibadah dan wujud ketakwaan dan kesyukuran seorang hamba kepada

Allah atas nikmat berupa harta yang di berikan Allah kepadanya serta untuk membersihkan

dan mensucikan diri dan hartanya itu.Dalam konteks inilah zakat bertujuan untuk menata

hubungan seorang hamba dengan Tuhannya sebagai pemberi rezeki.

Sedangkan secara horizontal, zakat bertujuan mewujudkan rasa keadilan sosial dan

kasih sayang di antara pihak yang mampu dengan pihak yang tidak mampu dan dapat

memperkecil problema dan kesenjangan sosial serta ekonomi umat.Dalam konteks ini zakat

diharapkan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan di antara kehidupan ummat

manusia, terutama Islam.

Dalam hal ini, para ulama telah membahas mengenai apa hikmah dan tujuan dari

adanya zakat. Di antaranya, menurut Yusuf Qardhawi, secara umum terdapat dua tujuan dari

ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan individu dan untuk kehidupan ssosial

kemasyarakatan.Tujuan pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat kikir, mengembangkan

sifat suka berinfak atau member, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan

batin dan menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesame manusia. Dengan ungkapan lain,

esensi dari semua tujuan ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya jiwa

manusia dengan nilai-nilai spiritual yang dapat meningkatkan harkat dan martabat

manusia.35

Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas.Dari segi

kehidupan masyarakat, zakat merupakan bagian dari sistem jaminan sosial dalam

Islam.Kehidupan masyarakat sering terganggu oleh problem kesenjangan, gelandangan,

34

Asnaini, “Zakat produktif dalam Persektif Hukum Islam” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008). 35

Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera, 1991), hal. 848-876.

Page 36: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

24

problem kematian dalam keluarga dan hilangnya perlindungan, bencan alam maupun

cultural dan lain sebagainya.36

Hikmah yang terkandung di dalamnya, baik yang berkaitan dengan Allah SWT

maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara lain:37

a. Mensyukuri karunia Illahi, menumbuh suburkan harta dan pahala serta

membersihkan diri dari sifat kikir, dengki dan iri.

b. Melindungi masyarkat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan.

c. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang

dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat

menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin.

3. Hakikat Zakat

Adapun hakikat zakat, berdasarkan dalil-dalil yang mewajibkannya adalah

merupakan hak mustahiq dan bukan merupakan pemberian atau kebaikan hati orang-orang

kaya semata. Dengan kata lain, zakat mencerminkan kewajiaban bagi orang-orang kaya dan

hak yang legal bagi golongan miskin, baik diminta maupun tidak.38

Dengan demikian di dalam zakat tidak ada istilah hutang budi, balas budi, malu

ataupun hina.Hal ini karena hakikatnya zakat adalah pemberian dari Allah SWT.Lagi pula

menurut Islam seseorang yang kaya tidaklah berlebihan kedudukannya di sisi Allah dari

orang miskin karena hartanya.Karena yang membedakannya hanya derajat ketaqwaannya.

Hakikat zakat yang demikian menanamkan kesadaran bahwa segala yang ada di

bumi dan dilangit serta seisinya adalah milik Allah dan harta yang dimiliki seseorang itu

pada hakikatnya adalah amanah dari Allah SWT semata. Hal ini didasarkan pada firman

Allah SWT yang berbunyi:

Artinya: “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-

hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasannya Allah Maha Penerima taubat lagi

Maha Penyayang.” (Qs. At-Taubah: 104)

Berdasarkan surat At-Taubah ayat 104, zakat adalah menyerahterimakan harta benda

kepada Allah SWT, sebelum diterima oleh orang fakir dan orang yang berhak menerimanya.

36

Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera, 1991), hal. 881-917. 37

Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera, 1991), hal. 15. 38

Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 44.

Page 37: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

25

Zakat adalah proses pengoperan hak milik kepada Allah SWT. Dengan demikian hakikat

zakat sebenarnya adalah mengeluarkan harta benda kepada Allah SWT.

Artinya orang fakir miskin menerima pengalihan harta itu bukan dari orang

kaya.Akan tetapi dari Allah Ta’ala.Harta yang diberikan kepada Allah kepada orang kaya

dikembalikan lagi oleh mereka kepada Allah, dan Allah yang berikan kepada orang

miskin.39

Jadi orang miskin bukan menerima harta dari orang kaya melainkan dari Allah.

C. Teori Pendayagunaan

1. Pengertian Pendayagunaan

Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun pengertian

pendayagunaan itu sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah:

a. Pengusaha agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.

b. Pengusaha (tenaga dan sebagainya) agar mampu menjalankan tugasnya

dengan baik.40

Kata guna dalam bahasa Arab yaitu: Al-Istitsmar berasal dari kata Istatsmara-

yastatsmiru, yaitu menggapai sesuatu hasil. Kata Istatsmara Al-Maal-tsammarahu, artinya

adalah mempergunakan harta (maal) tersebut untuk memproduksi keuntungan. Secara istilah

kata guna adalah mempergunakan harta benda untuk menciptakan sesuatu, baik secara

langsung dengan membeli alat-alat produksi, maupun secara tidak langsung.41

Maka dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha

dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik. Adapun

pendayagunaan zakat merupakan bentuk dari proses optimalisasi pendayagunaan dana zakat

agar lebih efektif, bermanfaat dan berdayaguna.

39

Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 46. 40

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal.

189. 41

www.pendayagunaanlembagaamilzakat.org.com

Page 38: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

26

2. Pola-pola Pendayagunaan

Tentang pola pendayagunaan zakat, perlu diingat bahwa zakat mempunyai dua jenis

fungsi utama: Pertama, adalah untuk membersihkan harta benda dan jiwa manusia supaya

senantiasa berada dalam keadaan fitrah. Kedua, zakat itu juga berfungsi sebagai dana

masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial guna mengurangi

kemiskinan.

Berdasarkan pengamatan dan bacaan kepustakaan dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa pemanfaatan zakat adalah pendayagunaan zakat yang termasuk dalam kategori

pertama yaitu zakat konsumtif tradisional sifatnya.Dalam hal ini zakat diberikan kepada

yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti

zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari.Kategori kedua adalah zakat Konsumtif kreatif. Yang dimaksud pernyataan tersebut

adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula. Seperti misalnya

diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa, dll.Kategori ketiga adalah zakat

produktif tradisional.Adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif,

misalnya kambing, sapi, mesin jahit dan sebagainya.Sedangkan kategori keempat adalah

zakat produktif kreatif.Adalah semua pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk

modal yang dapat dipergunakan untuk membantu pendayagunaan usaha kecil.42

Pendayagunaan zakat adalah penafsiran yang longgar terhadap distribusi dan alokasi

(jatah). Zakat sebagaimana disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 60, seiring dengan

tuntutan perkembangan zaman dan sesuai dengan cita dan rasa syariat, serta pesan dan kesan

ajaran Islam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola pendayagunaan zakat adalah cara/sistem

distribusi dan alokasi dana zakat berdasarkan dengan tuntutan perkembangan zaman dan

sesuai dengan cita dan rasa syariat, serta pesan dan kesan ajaran agama Islam.43

Surat At-Taubah ayat 60 menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa zakat itu

diberikan.Para ahli tafsir menguraikan kedudukan ayat tersebut dalam uraian yang beragam,

baik terhadap kuantitas, kualitas dan prioritas. Penjelasan yang beragam dari para ulama

42

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1988), cet. ke-1, hal. 62-63. 43

Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan Nasional, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1995), hal. 5.

Page 39: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

27

terhadap maksud ayat tersebut menunjukan bahwa konsep pendayagunaan atau pihak-pihak

yang berhak menerima zakat, dalam penerapannya memberikan atau membuka keluasan

pintu ijtihad bagi mujtahid termasuk kepala negara dan Badan Amil Zakat, untuk

mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi

sesuai dengan kemaslahatan yang dapat dicapai dari potensi zakat tersebut.44

3. Sasaran Pendayagunaan Zakat (Reinterpretasi 8 Ashnaf)

Kebijakan pendayagunaan zakat diarahkan kepada sasaran dalam pengertian yang

lebih luas, secara tepat guna, efektif dengan distribusi yang serba guna dan produktif.Sistem

pendayagunaan zakat menggunakan metode prioritas sesuai tuntutan kebutuhan umat untuk

mencapai masyarakat adil dan makmur, dan untuk melaksanakan alokasi dan distributor

dalam kebijakan fiscal.45

Zakat, dilihat dari si penerimanya, membebaskan manusia dari sesuatu yang

menghinakan martabat mulia manusia dan merupakan kegiatan tolong menolong yang

sangat baik, dalam menghadapi problema kehidupan dan perkembangan zaman.46

Allah

SWT menetapkan delapan golongan mustahik (asnaf mustahik), terdiri dari fakir, miskin,

amil, muallaf, riqob, ghorimin, fisabilillah dan ibnu sabil.

Klasifikasi golongan mustahik dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu:

a. Kelompok Permanen

Termasuk kedalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil dan muallaf.

Keempat golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada diwilayah kerja

organisasi pengelolaan zakat dank arena itu penyaluran dana kepada mereka akan

terus menerus atau dalam waktu lama walaupun secara individu penerima berganti-

ganti.

b. Kelompok Temporer

Termasuk kedalam kelompok ini adalah riqob, ghorimin, fisabilillah dan ibnu

sabil. Keempat golongan mustahik ini diasumsikan tidak selalu ada, maka

44

Hamid Abidin (ed.), Reinterpretesi Pendayagunaan ZIS, hal. 8-9. 45

Sjechul Hadi Purnomo, Pendayagunaan Zakat dalam Rangka Pembangunan Nasional, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1995) cet. ke-2, hal. 91. 46

Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat. Penerjemah Salman Harun, dkk (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2004) hal. 867.

Page 40: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

28

penyaluran dana kepada mereka tidak akan terus menerus atau tidak dalam waktu

panjang sesuai dengan sifat permasalahan yang melekat pada empat golongan ini.

Untuk penerimaan dana selain zakat lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan

mustahik zakat, kecuali hal itu diisyaratkan oleh muzzaki pada saat dana diterima. Penentuan

penerima dana selain zakat dapat mengacu kepada golongan mustahik zakat. Terlebih dalam

kondisi kemiskinan yang luar biasa seperti saat ini, maka golongan fakir miskin tepat sekali

apabila dijadikan acuan. Setelah menetapkan kebijakan umum penerima dana, maka criteria

lebih spesifik harus dibuat dalam pedoman teknis. Organisasi/lembaga pengelolaan zakat

harus menetapkan jumlah penghasilan untuk menentukan seseorang masuk kedalam kategori

fakir miskin.

D. Teori Pengelolaan

1. Pengertian Pengelolaan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengelolaan berasal dari kata “kelola” yaitu

mengendalikan, menyelenggarakan, dan mengurus.47

Dan didefinisikan juga pengelolaan

adalah langkah-langkah yang dilakukan dengan cara apapun yang mugkin, guna untuk

membuat data yang dapat dipergunakan bagi suatu maksud tertentu.48

Sedangkan, dalam

pengelolaan mempunyai arti:

a. Proses, cara perbuatan mengelola.

b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain.

c. Proses yang membantu merumuskan kebijakan dana tujuan organisasi.

d. Proses yang melibatkan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam

melaksanakan kebijakan dan pencapaian tujuan.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pengelolaan dana zakat yang efektif tidak

akan tercipta tanpa adanya pengelolaan atau manajemen yang baik. Suatu pengelolaan atau

manajemen yang baik dapat dilaksanakan dengan mengukur atau mengarahkan berbagai

sumber daya yang ada demi tercapainya suatu tujuan.49

Sedangkan definisi pengelolaan

47

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 623. 48

Aliminsyah, Kamus Istilah Manajemen Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. (Bandung: CV Yrama Widya, 2004),

hal. 232. 49

Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin dan IKFA, 1996), hal. 42-43.

Page 41: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

29

zakat sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dang

pengorganisasian dalam pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Jadi,

pengelolaan dalam organisasi zakat sampai pendistribusian tepat sasaran dengan

pengawasan sehingga sesuai dengan tujuan.

2. Model Pengelolaan

Dana yang terkumpul melalui sistem manajemen pengelolaan zakat yang

professional, amanah dan transparan disamping untuk bantuan yang bersifat konsumtif bagi

para mustahik juga merupakan sumber yang potensial untuk dapat dimanfaatkan untuk

pembiyaan usaha-usaha produkif dalam rangka peningkatan kesejahteraan hidup

masyarakat. Pemberdayaan ekonomi melalui zakat untuk menghindari intervensi politis

keuangan Islam dan untuk pula membantu fakir miskin yang secara tidak langsung

berpengaruh terhadap hasil produksi, peghasilan dalam kekayaan yang dapat diwujudkan

untuk mencapai target perkembangan ekonomi serta sumbangsih dalam mengentaskan

pertumbuhan ekonomi, dengan cara melakukan pengembangan ekonomi atau mengatur

unsure-unsur hasil produksi.50

E. Teori Pendistribusian

1. Pengertian Distribusi

Kata distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti pembagian

atau penyaluran, secara terminology distribusi adalah penyaluran (pembagian, pengiriman)

kepada beberapa orang atau ke berapa tempat. Pengertian lain mendefinisikan distribusi

sebagai penyaluran barang keperluan sehari-hari (terutama dalam masa darurat) oleh

pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan sebagainya.51

Distribusi artinya proses yang menunjukan penyaluran barang dari produsen sampai

ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi

sedangkan konsumen adalah orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang

yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.

Menurut Philip Kotler dalam bukunya “Management Pemasaran” mangatakan

bahwa: Distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam

50

Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003), hal. 217. 51

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, hal.

612.

Page 42: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

30

proses untuk menjadikan produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

Dalam hal ini distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan (membagikan, mengirimkan)

kepada orang atau ke berapa tempat.52

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa

distribusi adalah organisasi yang paling bergantung dalam memasarkan sebuah produk dari

produsen kepada konsumen menjadi sebuah produk yang siap digunakan.

Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha mempelancar dan mempermudah barang dan jasa produsen sampai ke tangan

konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, dan saat

dibutuhkan) konsumen.

Dengan kata lain distribusi merupakan aktifitas pemasaran yang mampu:

a. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat

merealisasikan kegunaan/fasilitas bentuk, tempat dan kepemilikan.

b. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing chanel flow) secara fisik dan

non fisik.53

2. Ruang Lingkup Distribusi

Ruang lingkup penyaluran zakat harus dibagikan kepada anggota masyarakt desa

atau boleh dipindahkan ke desa lain lebih membutuhkan, jika disalah satu desa tersebut

sudah tidak memerlukan pembagian zakat dalam arti kata tidak ada yang berhak menerima

zakat karena sudah demikian makmur dan kekayaan yang merata.

Pendapat para ulama tentang ruang lingkup penyaluran zakat terbagi menjadi 3

macam kriteria:

1. Zakat tidak boleh dipindahkan atau dengan kata lain zakat yang dikumpulkan dari

satu tempat seharusnya dibagi kepada yang berhak pada tempat yang sama juga,

kecuali jika keadaan darurat menghendaki, maka boleh dipindah sebagiannya.

2. Zakat itu boleh dipindahkan, demikian pendapat yang dianut Imam Malik r.a

dalam soal ini dalil yang dipakai sandaran oleh pendapat ini adalah hadits yang

diriwayatkan oleh Adaruquthni yang menceritakan Mu’adz mengatakan kepada

52

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet. ke-3, hal.

308. 53

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2001), cet. ke-5, hal. 185.

Page 43: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

31

penduduk Yaman: beri aku baju atau pakaian sebagai pengganti jagung dan syiir

dalam berzakat.

3. Saham (hak) fakir miskin dibagi di tempat pengumpulan, sedang saham-saham

yang lain boleh dipindah sesuai dengan kebijakan pemerintah.

3. Pendistribusian Zakat

Pendistribusian zakat adalah suatu aktifitas atau kegiatan untuk mengatur sesuai

dengan fungsi manajemen dalam upaya penyaluran dana zakat yang diterima dari pihak

mujakki kepada mustahik sehingga tercapai tujuan organisasi secara efektif.

Sistem pendistribusian zakat dari masa ke masa mengalami perubahan. Semula lebih

banyak disalurkan untuk kegiatan konsumtif tetapi belakangan ini banyak pemanfaatan dana

zakat untuk kegiatan produktif.

Dengan upaya seperti ini dapat diharapkan dapat tumbuh setara dari yang terendah

(mustahik) ke yang lebih tinggi (muzzaki).

4. Macam-macam Distribusi Zakat

Dana zakat pada awalnya lebih didominasi oleh pola pendistribusian secara

konsumtif, namun demikian pada pelaksanaan yang lebih mutakhir saat ini, zakat mulai

dikembangkan dengan pola distribusi dana zakat secara produktif. Sebagaimana yang

dirancang dalam buku Pedoman Zakat yang diterbitkan Ditjen Bimas Islam Haji

Departemen Agama (2002:244), untuk pendayaan dana zakat, bentuk inovasi distribusi

dikategorikan dalam empat bentuk berikut:

1. Distribusi bersifat “konsumtif tradisional”, yaitu zakat dibagi kepada mustahik

untuk dimanfaatkan secara langsung. Seperti zakat fitrah yang diberikan kepada

fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat maal yang

dibagikan kepada korban bencana alam.

2. Distribusi bersifat “konsumtif kreatif’, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk lain

dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau

beasiswa.

Page 44: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

32

3. Distribusi bersifat “produktif tradisional”, yaitu zakat diberikan dalam bentuk

barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain

sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha

yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.

4. Distribusi bersifat “produktif kreatif”, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk

pemodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal pedagang

usaha kecil.

Pola distribusi lainnya, yang sangat menarik untuk segera dikembangkan adalah pola

menginvestasikan dana zakat. Konsep ini, belum pernah dibahas secara mendetail oleh

ulama-ulama salaf (terdahulu), dengan begitu konsep ini masih membuka pintu ijtihad bagi

setiap pemikir Islam untuk rembuk membahas inovasi pola distribusi ini.54

F. Pemberdayaan Ekonomi Umat

1. Pengertian Pemberdayaan

Istilah pemberdayaan masyarakat mengacu pada kata empowerment yang berarti

penguatan.Yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki

sendiri oleh masyarakat.Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah

penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang

mengorganisir diri mereka.Maka pendekatan pemberdayaan masyarakat yang diharapkan

adalah yang dapat memposisikan individu sebagai subjek bukan sebagai objek.55

Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar power yang berarti

kemampuan berbuat, mencapai, melakukan dan memungkinkan. Awalan em berasal dari

bahasa latin atau Yunani, yang berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan dapat berarti

kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreatifitas. Dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia kata pemberdayaan diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan

yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.56

54

Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencama Prenada Media Group, 2008), cet. ke-2, hal.

153-154. 55

Setiana L, Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat”, dalam Nurjanah, ed., Implikasi Filsafat

Konstruktivisme Untuk Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Press, 2007), cet. ke-1, hal.

79. 56

Muhammad Zen, dkk. Zakat dan Wirausaha, cet. ke-1, hal. 53.

Page 45: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

33

Dalam membuat program pemberdayaan, amil harus menyadari penuh posisinya

adalah menjadi pengelola.Sebagai mediator, amil harus paham bahwa mengemas program

sesungguhnya hak mustahik untuk segera sampai. Artinya tanpa program pun, mustahik

sudah berhak mengambil dana zakat yang menjadi haknya. Hak-hak mustahik inilah yang

harus dijadikan landasan.Agar dalam bekerja amil tak pernah lepas dari semangat khidmat.57

Pemberdayaan dalam kaitannya dengan penyampaian kepemilikan harta zakat

kepada mereka yang berhak, terbagi keempat bagian, yaitu:

a. Pemberdayaan sebagian dari kelompok yang berhak akan harta zakat, misalnya

fakir miskin, yaitu dengan memberikan harta zakat kepada mereka sehingga dapat

memenuhi kebutuhan mereka.

b. Pemberdayaan sebagian kelompok yang berhak atas harta zakat, adalah para fakir.

Dengan memberikan sejumlah harta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka

dan memberdayakan mereka yang memang tidak memiliki keahlian apa pun, baik

kerajinan maupun perdagangan.

c. Pemberdayaan sebagian kelompok yang berhak akan harta zakat, yang memiliki

penghasilan baru dengan ketidak mampuan mereka. Mereka adalah pegawai zakat

dan para muallaf.

d. Pemberdayaan sebagian kelompok yang berhak akan harta zakat untuk

mewujudkan arti dan maksud sebenarnya dari zakat selain mereka yang telah

disebutkan di atas. Diantaranya adalah hamba sahaya, fisabilillah, ibnusabil, dan

ghorimin.58

Strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kerakyatan

semisal usaha ekonomi lemah merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat

wirausaha perwujudan potensi dana potensial yang perlu dikelola secara professional dan

bertanggung jawab untuk memajukan kesejahteraan umum.59

Dalam membahas konsep pemberdayaan hukum atau kewajiban zakat, kita perlu

membahas terlebih dahulu bagaimana suatu konsep dalam kehidupan itu menjadi lebih

57

Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi 8 Terapkan 4 Prinsip Dasar, (Jakarta: Institut Manajemen

Zakat, 2004), cet. ke-1, hal. 222. 58

Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari’ah, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 84-86. 59

Didin Hafiduddin, Problematika Zakat Kotemporer Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, (Jakarta: Forum

Zakat, 2003), hal. 27.

Page 46: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

34

berdaya.Berdayanya konsep seperti kewajiban zakat sebagai suatu rukun Islam ditentukan

oleh beberapa hal, diantaranya adalah, konsep itu memiliki kesatuan dan keutuhan dari

seluruh dimensinya.60

2. Pengertian Ekonomi Umat

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, umat adalah manusia.61

Manusia adalah

sebagai pelaku ekonomi. Istilah umat/masyarakat (community) dalam konteks pemberdayaan

masyarakat diartikan sekelompok orang yang bertempat tinggal disuatu wilayah geografis

tertentu dan satu sama lain salin berinteraksi untuk mencapai tujuan hidupnya.62

Menurut pengertian lain masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berkaitan

dengan sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum khas dan hidup bersama. Masyarakat

adalah yang terdiri dari individu-individu yang hidup secara berkelompok.63

Sedangkan ekonomi adalah kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang-

barang material dan jasa-jasa “ekonomi umat” dapat disebut dengan “ekonomi rakyat”.Maka

ekonomi umat adalah kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan oleh

“orang kecil” (le pepit people).64

Di satu sisi, sebagian besar umat hanya memiliki faktor-faktor produksi yang sangat

minim sehingga menyebabkan hasil produktifitas yang rendah. Sementara dipihak lain,

sebagian pelaku ekonomi kuat, maju dan berkembang menguasai beberapa factor ekonomi.

Situasi inilah yang melahirkan dikotomi antara pelaku ekonomi yang kuat dengan pelaku

ekonomi yang lemah, yang akhirnya dikonotasikan dengan ekonomi rakyat.Ekonomi rakyat

pada dasarnya merupakan pandangan istilah, yang berarti perekonomian yang

diselenggarakan oleh rakyat sebagai usaha ekonomi yang menjadi sumber penghasilan

keluarga atau orang perorangan.

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh pakar ekonomi mengenai ekonomi umat:

a. Gunawan Sumodiningrat dalam bukunya, “Pemberdayaan Masyarakat dan

Jaringan Pengaman Sosial”. Mendefinisikan ekonomi umat adalah segala kegiatan

60

Safwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Pendekatan Transformatif, (Jakarta: PT. Citra

Putra Bangsa, 1997), cet. ke-1, hal. 140. 61

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1997), cet. ke-1, hal. 563. 62

Elly Irawan, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1991), cet. ke-1, hal.3. 63

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), cet. ke-1, hal. 75. 64

M. Dawan Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, (Jakarta: LSAF, 1999), cet. ke-1, hal. 397.

Page 47: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

35

dan upaya rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya (basic needs), yaotu

pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.65

b. M. Dawan Raharjo dalam bukunya, “Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan:

Sistem Syari’ah Perjalanan Gagasan BMT di Indonesia, karangan Baihaqi Abdul

Majid dan Syarifudin A. Rasyad (ed)”. Mendefinisikan ekonomi umat adalah

partisipatif yang memberikan akses fair dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat

dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi tanpa harus mengorbankan fungsi

sumber daya alam dan lingkungan sebagai sistem pendukung kepada umat secara

berkelanjutan.66

c. H.S. Dillon, seorang pengamat ekonomi menjelaskan bahwa ekonomi kerakyatan

adalah suatu sistem ekonomi yang memihak kepada kepentingan ekonomi

sebagian besar rakyat secara manusiawi, adil dan demokratis. Kepentingan

ekonomi sebagian rakyat ini terdapat dalam kehidupan ekonomi manusia, petani,

nelayan, buruh, pedagang kecil dan para pengangguran. Ini yang merupakan

realitas yang sesungguhnya ekonomi rakyat.67

Ekonomi umat adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.

Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan

oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumber daya

ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan,

kerajinan, makanan, dsb, yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan

keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

3. Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi

Pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai cirri-ciri atau unsur poko

sebagai berikut:

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai.

65

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 1999), cet. ke-1, hal. 69. 66

Baihaqi Abdul Majid dan Syarifudin A. Rasyad (ed), Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan: Sistem Syari’ah

Perjalanan Gagasan BMT di Indonesia, (Jakarta: PINBUK, 2001), cet. ke-1, hal. 34. 67

M. Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Umat, (Jakarta: Nusa Madani, 2001), cet. ke-1, hal. 4.

Page 48: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

36

b. Mempunyai wadah kegiatan yang terorganisir.

c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut secara harus sesuai dengan

kebutuhan dan sumber daya setempat.

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait.

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan.

f. Menekankan pada tingkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama

dalam wirausaha.

g. Ada keharusan membantu seluruh masyarakat khususnya masyarakat lapisan

bawah. Jika tidak, maka solidaritas dan kerjasama sulit tercapai.

h. Akan lebih efektif bila program pengembangan masyarakat pada awalnya

memperoleh bantuan dan dukungan pemerintah. Selain itu dari sumber-sumber

organisasi sukarela non pemerintah harus dimanfaatkan.68

4. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi

Tujuan pemberdayaan ekonomi adalah mengarahkan dan mendorong perubahan

dengan memperkuat kedudukan dan peran ekonomi umat dalam perekonomian

nasional.Dengan demikian, pelaku ekonomi umat mampu menikmati yang dihasilkannya

dan seterusnya mampu menghasilkan dan bermanfaat secara berkelanjutan.69

Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:

menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang,

memberdayakan dan memperkuat potensi daya yang dimiliki oleh masyarakat, sebagai

upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta kemungkinan

terjadinya eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Dalam pemberdayaan ekonomi umat diperlukan adanya percepatan proses perubahan

struktual yang meliputi:

1. Perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern.

2. Dari ekonomi yang lemah ke ekonomi yang tangguh.

68

Muhammad Zen, dkk, Zakat dan Wirausaha, hal. 55. 69

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Mempertajam Pemulihan Ekonomi, Sasaran Kajian

Informasi, 08 November-Desember, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), cet. ke-1, hal 37.

Page 49: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

37

3. Dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar.

4. Dari ketergantungan kepada kemandirian

Perubahan struktual tersebut mengsyaratkan langkah-langkah mendasar yang

meliputi pengalokasian sumberdaya, penguatan kelembagaan serta pemberdayaan dan

peningkatan kualitas sumberdaya.70

Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa tujuan pokok pemberdayaan

ekonomi umat adalah meningkatkan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik melalui

pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia maupun dengan memfasilitasi infrastruktur

yang mendukung dan baik.

70

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Rosdakarya,

2001), cet. ke-1, hal. 70.

Page 50: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

38

BAB III

GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA BOGOR

A. Latar Belakang Berdirinya Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor

Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bogor telah didirikan pada tahun 1981 oleh

Pemerintah Daerah Kota Bogor yang berkedudukan di bawah Sekretaris Daerah Kota Bogor

dan diketuai langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Bogor dengan pengurusnya adalah

pegawai Pemerintah Daerah Kota Bogor. Pada awalnya lembaga ini bernama Badan Amil

Zakat Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) Kota Bogor.

Kebijakan serta pokok program penyaluran dana zakat, infaq dan shodaqoh lebih

difokuskan kepada fakir miskin dan sabilillah, dengan objek zakat yang paling utama adalah

zakat fitrah yang biasa dikeluarkan umat Islam hanya pada bulan Ramadhan saja.Kebijakan

program kerja Badan Amil Zakat berdasarkan pada keputusan bersama Menteri Dalam

Negeri dan Departemen Agama Nomor 29 Tahun 1991 tentang Pembinaan Badan Amil

Zakat Infaq dan Shodaqoh.

Namun sejak diberlakukannya undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat, nama BAZIS Kota Bogor diubah menjadi BAZ Kota Bogor, sebagai

lembaga yang berkedudukan semi Independen yang tidak diketuai langsung oleh Sekretaris

Daerah Kota Bogor melainkan pengurus BAZ diajukan oleh Kepala Kantor Departemen

Agama Kota Bogor kepada Walikota Bogor kemudian diterbitkanlah Surat Keputusan

Walikota Bogor dengan masa bakti selama 3 tahun. BAZ Kota Bogor merupakan badan

hukum yang operasionalnya diatur oleh undang-undang yang mencakup kegiatan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan tugas pokok

mengumpulkan dan mendayagunakan serta mendistribusikan dana zakat, infaq dan

shodaqoh umat Islam di Kota Bogor. 71

Sebagai lembaga publik yang tidak berorientasi pada keuntungan (non profit

organization) BAZ Kota Bogor memerankan dua peranan penting yaitu sebagai lembaga

pengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh dari umat Islam yang ada di Kota Bogor dan

71

Buku Panduan BAZNAS Kota Bogor

Page 51: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

39

sekaligus sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memiliki fungsi

memberdayakan dan mensejahterakan umat. Seiring perubahan waktu dan perkembangan

zaman, BAZ Kota Bogor terus berupaya membenahi diri dengan memperbaharui setiap

program yang ada, hingga pada akhirnya nanti BAZ Kota Bogor menjai lembaga pengelola

zakat, infaq dan shodaqoh pilihan masyarakat, yang dipercaya umat dalam menyalurkan

dana zakat, infaq dan shodaqoh.

B. Landasan Hukum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor yang memiliki lokasi kantor di

Menara Masjid Raya Bogor, JL. Pajajaran, No. 10, Bogor, Baranangsiang, Bogor Timur -

Kota Bogor 16143 Jawa Barat ini memiliki landasan hukum dalam berdiri dan

mengoprasionalkan kegiatannya, yang mengacu pada UU RI Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Zakat dan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 Tahun 2011 Tentang

Pelaksanaan Pengelolaan Zakat. Serta keputusan Direktur Jenderal Bimas Islam & Urusan

Haji Nomor D. 291 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

C. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor

Visi

“Lembaga Amanah yang Memakmurkan dan Mensejahterakan Umat”

Misi

Membangkitkan kesadaran berzakat, berinfaq dan bershadaqah.

Menghimpun, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infaq dan shadaqah.

Mendorong perputaran dana umat menuju kehidupan ekonomi yang berkeadilan.

Meningkatkan martabat kaum mustahiq menuju kemakmuran dan kesejahteraan.

Stategi

Menggencarkan da’wah yang membangkitkan kesadaran berzakat, berinfaq,

bershadaqah dan berwakaf.

Page 52: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

40

Menggalang dukungan pemerintah, kalangan dunia usaha dan kaum professional

untuk mengoptimalkan penarikan zakat, infaq dan shadaqah.

Mendata potensi muzakki dan membina para muzakki melalui berbagai forum.

Menciptakan hubungan kemitraan dengan berbagai lembaga sosial Islam dalam

mengoptimalkan pendayagunaan dana zakat, infaq dan shadaqah.

Mensosialisasikan setiap langkah BAZ dengan memanfaatkan berbagai media

publikasi.

Membentuk jaringan relawan penggerak kesadaran berzakat, berinfaq dan

bershadaqah dari kalangan generasi muda Islam.

Meningkatkan kapabilitas amilin melalui pendidikan dan pelatihan.

D. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor

KETUA : Drs. H.A. Chatib Malik

WAKIL KETUA : H. Dede Supriatna, S.Ag, M.Pd.I

SEKRETARIS : H. Jejen Hermawan, S.Ag

Page 53: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

41

WAKIL SEKRETARIS : Husen Assoleh, S.Ag

BENDAHARA : Nuryatmi

WAKIL BENDAHARA : Sahidul Burhan, SE

BIDANG BIDANG

1. Bidang Pengumpulan

a. Ketua : Drh. Kundan Du’ali, MBA

b. Sekretaris : Husnan, SP

c. Anggota : 1) Bambang Juanda

2) Ahmad Khairul Umam, SH,MA.HK

3) Syarif Hidayatullah, S.Ag

2. Bidang Pendayagunaan dan Pendistribusian

a. Ketua : Iwan Diantara

b. Sekretaris : Rulli Indrawan, ST

c. Anggota : 1) Oon Tabroni

2) Badri, S.Pd.i

3) Erwin Maulana

4) Ahmad Rifai, S.HI

3. Bidang Pengembangan

a. Ketua : Hasbullah, SE, MA.Ek

b. Sekretaris : Deni Lubis, MA

c. Anggota : 1) Nurdat ilhamsyah, S.Pd.I

2) H. Khairun Naim, Lc, M.EI

3) Titono Wahyudi, S.Pd.I

Page 54: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

42

1 BIDANG KELEMBAGAAN

Di dalam bidang kelembagaan BAZNAS Kota Bogor selalu ada kegiatan

pelaksanaan untuk membuat BAZNAS Kota Bogor aktif dan terpercaya.

Dalam pelaksanaan program kesekretariatan BAZNAS kota Bogor adalah merupakan

motor sebuah lembaga untuk tercapainya berbagai program kerja, adapun kegiatan-

kegiatannya adalah kegiatan rutinitas dan kegiatan insidental.

2 BIDANG PENGUMPULAN

Di dalam bidang yang satu ini yaitu bidang pengumpulan selalu terbuka apa saja

aktivitas yang di lakukan oleh BAZNAS Kota Bogor, untuk menjadikan BAZNAS Kota

Bogor sebagai lembaga amil yang amanah, professional dan akuntabel. Maka dari itu

BAZNAS Kota Bogor telah menempuh sejumlah langkah dan upaya. Langkah dan upaya

pertama bermula dari komitmen seluruh pengurus mulai dari manajemen sampai karyawan,

semua langkah dan upaya itu untuk meningkatkan pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah

di Kota Bogor. Komitmen ini menjadi modal awal yang sangat kuat untuk menarik dan

menjaga kepercayaan para muzzaki terhadap BAZNAS Kota Bogor.

Adapun program-program di bidang pengumpulan seperti yang di jelaskan

sebelumnya tersusun ke dalam 6 aktivitas utama yaitu :

1. Mengkomunikasikan kegiatan BAZNAS secara intensif

2. Merekrut muzakki baru

3. Menggemakan zakat ramadhan

4. Merawat muzakki existing

5. Menguatkan struktur jaringan UPZ Masjid (FORSIL) dan Gebu Cinta.

Page 55: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

43

2.1 MENGKOMUNIKASIKAN KEGIATAN BAZNAS SECARA INTENSIF

BAZNAS Kota Bogor selalu terbuka kepada masyarakat contohnya seperti kegiatan

kedua ini mengkomunikasikan kegiatan BAZNAS secara intensif kepada masyarakat Kota

Bogor dan muzakki yang telah menyalurkan zakat, infaq dan shadaqahnya kepada BAZNAS

Kota Bogor, agar bisa terus menerus masyarakat percaya terhadap BAZNAS Kota Bogor

untuk menyalurkan zakat, infaq dan shadaqahnya.

Adapun egiatan yang termasuk dalam aktivitas yang sudah di jelaskan di atas sebagai

berikut adalah :

1. Liputan kegiatan BAZNAS dalam media lokal.

2. Memperkuat pengelolaan dengan mengupdate Web, Facebook, Whatsapp dan

Twiter.

3. Mengirimkan update kegiatan via sms center dan BBM minimal dua minggu sekali.

4. Mengecek tools marketing (profil lembaga, perhitungan zakat spesifik, profil

program unggulan: kesehatan, paket senyum, masjid berdaya).

5. Kerjasama iklan layanan masyarakat dengan radio-radio.

6. Penyebaran spanduk tematik di tempat tertentu.

7. Penerbitan iklan advertorial BAZNAS stu halaman di media lokal secara berkala.

Secara umum kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Beberapa kegiatan baznas dapat

diliput oleh media lokal (jurnal bogor, radar bogor dan inilah bogor). Selain itu juga terup

date di web site, group whatsapp, twitter dan facebook. Tools marketing juga dapat

diproduksi dan didistribusikan ke muzakki melalui kasir, dinas-dinas dan counter-counter

zakat saat ramadhan. Iklan layanan masyarakat dengan menampilkan rekening baznas tampil

setiap hari di Koran radar bogor.

2.2 MEREKRUT MUZAKKI BARU

Setelah kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS Kota Bogor meningkat maka

akan timbulnya muzakki-muzakki yang baru untuk menyalurkan zakat, infaq dan

shadaqahnya ke BAZNAS Kota Bogor bisa berasal dari PNS pemda Kota Bogor maupun

Page 56: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

44

masyarakat umum karena tidak semua dana yang ada di BAZNAS Kota Bogor dari kalangan

pegawai pemda saja tapi semua masyarakat umum yang berada di Kota Bogor.

Secara keseluruhan kegiatan terbagi dua, yaitu : kegiatan rekrutmen di lingkungan

Pemda Kota Bogor dan rekrutmen dari masyarakat umum.

1.1 Kegiatan rekrutmen muzakki baru di lingkungan Pemda Kota Bogor.

1. Pertemuan UPZ dinas 3 bulanan.

2. Roadshow sosialisasi zakat di dinas-dinas.

3. Mendorong program pemotongan zakat profesi langsung di dinas-dinas.

4. Pemasangan standing banner/spanduk di kantor-kantor dinas tentang ajakan zakat

profesi.

Silaturahmi dengan UPZ-UPZ dinas terselenggara satu kali yang dilanjutkan dengan

roadshow ke pegawai di dinas masing-masing. BAZNAS pada tahun ini telah mengunjungi

kurang lebih 15 dinas. Dalam sosialisasi tersebut disampaikan undang-undang zakat hingga

surat edaran walikota terkait kewajiban berzakat ke BAZNAS Kota Bogor. Disamping itu

juga dilakukan simulasi penghitungan zakat profesi. Standing banner ajakan berzakat juga

dipasang di kantor-kantor dinas kota bogor.

1.2 Kegiatan rekrutmen muzakki baru dari masyarakat umum dan perusahaan.

1. Memperoleh 500 no HP dan email baru calon muzakki.

2. Ajak muzakki mengisi form muzakki, sediakan anjuran di depan kasir.

3. Telepon dan korom email secara terprogram di kasir.

4. Gathering perusahaan-perusahaan di Kota Bogor bersama Kadin Kota Bogor.

5. Menerbitkan kartu NPWZ, bekerjasama dengan BAZNAS Pusat.

Penerbitan NPWZ BAZNAS Kota Bogor merupakan hal yang baru dilahirkan pada

tahun 2014 ini. NPWZ akan memastikan pertumbuhan jumlah muzakki BAZNAS Kota

Bogor dari tahun ke tahun.

Page 57: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

45

Kegiatan lain yang juga menjadi inovasi pada tahun 2014 ini adalah terselenggaranya

kegiatan gathering para pemimpin dan pemilik perusahaan bersama Kadin Kota Bogor dan

BAZNAS Kota Bogor. Semoga secara bertahap aktivitas ini akan berdampak pada

kesadaran berzakat di kalangan pengusaha Kota Bogor.

2.3 MENGGEMAKAN ZAKAT RAMADHAN

Momentum ramadhan merupakan waktu yang paling dinanti oleh para pegiat zakat di

tanah air. Tidak dipungkiri bahwa pada saat ramadhanlah pendapatan ZIS tertinggi diperoleh

para pengelola zakat. Oleh karenanya momentum ramadhan pun tidak dilewatkan BAZNAS

Kota Bogor untuk menggemakannya. Kegiatan pengumpulan ZIS yang diselenggarakan

pada Ramadhan yaitu :

1. Menetapkan tema Ramadhan.

2. Pembukaan counter zakat di Mall (pusat-pusat perbelanjaan): Giant Yasmin, Botani

Square, Plaza Ekalokasari, BMC, dll.

3. Rekrutmen dan pelatihan relawan untuk menjaga counter.

4. Produksi tools marketing zakat di Ramadhan (profil, leaflet, spanduk, baliho, dll.

5. Kerjasama dengan berbagai pihak untuk sosialisasi zakat.

Tumbuh & Kuat dengan Zakat adalah tema yang diangkat pada Ramadhan. Dengan

tema ini diharapkan semakin mengokohkan para muzakki bahwa zakat sejatinya berdampak

bagi dirinya sendiri.

2.4 MERAWAT MUZAKKI EXISTING

Kegiatan ini bertujuan agar muzakki yang telah menitipkan ZIS.nya melalui

BAZNAS Kota Bogor dapat terus mempercayakan zakatnya. Kegiatan untuk merawat

muzakki existing, baik PNS, perusahaan maupun masyarakat umum, adalah:

1. Meningkatkan pelayanan dengan kemudahan jemput zakat, zakat via bank/atm dan

layanan, via mesin IDC.

2. Mengirimkan rekap laporan tahunan dan triwulan/individu maupun dinas.

3. Buat merchandise muzakki (kaos, stiker, pin) isinya ajakan berzakat ke BAZNAS

Kota Bogor.

Page 58: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

46

4. Layanan informasi penyaluran ZIS via sms ke muzakki secara berkala.

2.5 MENGUATKAN JARINGAN UPZ MASJID (FORSIL)

BAZNAS Kota Bogor terus mendorong tumbuhnya UPZ Masjid di mesjid-mesjid

seputar Kota Bogor dalam rangka terus menggalakan penggalian dana ummat dan

pengelolaanya agar berdampak lebih luas. BAZ Kota Bogor memposisikan UPZ masjid

sebagai mitra BAZ Kota Bogor dalam mengelola dana ummat. Keberadaannya harus dapat

dioptimalkan untuk menyelesaikan masalah ummat di tingkat lokal, terutama di lingkungan

masjid.

Oleh karena itu, BAZ Kota Bogor memberikan keleluasaan bagi UPZ masjid untuk

mengelola dana ummat yang terkumpul di setiap UPZ masjid. BAZ Kota Bogor tidak

memperhitungkan berapa banyak yang disetorkan setiap UPZ masjid ke BAZ Kota Bogor.

Tetapi, BAZ Kota Bogor berusaha mengarahkan agar UPZ Masjid mampu berdaya untuk

warga sekitarnya dari dana zakat.

1. Membantu dana operasional rutin FORSIL UPZ Masjid.

2. Pembentukan dan pelatihan pengurus UPZ Masjid angkatan V dan VI.

3. Silaturahmi seluruh pengurus UPZ Masjid.

3 BIDANG PENDAYAGUNAAN

Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Berbeda dengan sumber keuangan untuk pembangunan, zakat tidak memiliki dampak baik

apapun kecuali ridha mengharap pahala dari Allah semata. Namun demikian bukan berarti

mekanisme zakat tidak ada sistem kontrolnya. Pengembangan zakat bersifat produktif

dengan cara dijadikannya dana zakat sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi

penerimanya dan supaya fakir miskin dapat menjalankan kehidupannya.

Di BAZNAS Kota Bogor pendayagunaan dan pendistribusiannya adalah salah satu

bidang yang ada dalam kelembagaan BAZNAS Kota Bogor, dimana tupoksi dari bidang ini

adalah untuk menyalurkan dan mendistribusikan dana zakat, infak dan shadaqah kepada

mustahik atau masyarakat yang berhak untuk mendapatkan dana zakat sesuai dengan asnaf.

Dana zakat, infak dan shadaqah tersebut dikumpulkan melalui bidang pengumpulan

Page 59: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

47

BAZNAS Kota Bogor dari para muzaki baik perorangan maupun lembaga-lembaga usaha

yang ada dikota bogor dan sekitarnya. sebagai bidang yag bertugas menyalurkan dan

mendistribusikan dana zakat, infak dan shadaqah yang terkumpul di BAZNAS Kota Bogor,

Bidang Pendayagunaan dan Pendistribusian ini memiliki program kerja yang terstruktur dan

terencana dengan berdasarkan pada asnaf.

Penyusunan program kerja bidang pendayagunaan dan pendistribusian dilaksanakan

dalam forum rapat kerja (Raker) BAZNAS Kota Bogor yang diselenggarakan pada awal

tahun, penyusunan program kerja tersebut dibuat dan disusun untuk rencana kerja yang akan

dikerjakan selama dalam kurun waktu 1 tahun. Rencana kerja yang telah tersusun tersebut

dalam jangka waktu tiga bulan sekali akan dilakukan evaluasi dalam forum rapat triwulan

dan pada saat akhir tahun seluruh program kerja yang telah dilaksanakan ataupun yang

belum terlaksana harus dilaporkan untuk dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban

bidang pada forum rapat akhir tahun. Setiap bidang wajib menyampaikan dan menyususn

laporan dari progress pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja yang

telah dibuat.

3.1 PROGRAM KERJA BIDANG PENDAYAGUNAAN

Adapun program kerja Bidang Pendayagunaan dan Pendisitribusian adalah sebagai

berikut:

1. Program Bogor Sehat adalah program kerja yang fokus untuk melayani dan

membantu masyarakat dhuafa yang berkaitan dengan masalah kesehatan.

2. Program Bogor Cerdas adalah program kerja yang fokus dalam membantu

masyarakat dhuafa yang berkaitan dengan masalah pendidikan dan peningkatan

kapasitas masyarakat.

3. Program Bogor Peduli adalah program kerja yang fokus melayani kesejahteraan

masyarakat dhuafa dan membantu masyarakat yang terkena bencana.

4. Program Bogor Berdakwah adalah program kerja yang focus pada kegiatan-kegiatan

dakwah untuk meningkatkan kapasitas keimanan umat.

5. Program Bogor Berdaya adalah program kerja yang focus menangani masalah

pemberdayaan ekonomi masyarakat dhuafa.

Page 60: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

48

Dibawah ini dapat dilihat penjabaran dari program kerja bidang pendayagunaan dan

pendistribusian tersebut yang telah direncanakan pada saat rapat kerja awal tahun kemudian

dapat dilihat juga realisasi dari perencanaan terdapat program-program yaitu:

1. BOGOR SEHAT

Untuk menciptakan bogor yang sehat maka BAZNAS Kota Bogor mengadakan

beberapa kegiatan untuk melayani kebutuhan sehat masyarakat dhuafa yang ada di Kota

Bogor, adapun kegiatannya yaitu:

Layanan Klinik Dhuafa Ibnu Sina (KDIS)

Layanan Medical Plus (MedPlus)

Layanan Healty Emergency Case (HEC)

Layanan Penyediaan Mobil Ambulance

Layanan Pemeriksaan Kesehatan Keliling

Kegiatan layanan kesehatan tersebut merupakan program kerja yang BAZNAS Kota

Bogor siapakan dalam melayanai masalah kesehatan masyarakat, pola kerja yang di

laksanakan dalam menjalankan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut dengan pendekatan

tanggap dan tepat sasaran. Untuk menjamin dana zakat ini agar tepat sasaran maka semua

data pemohon calon penerima manfaat akan diverifikasi secara faktual kelapangan/ on the

spot setelah tindakan penanganan awal dilakukan, tentu ini menjadi tahapan dari standar

operasional program kesehatan.

Sampai saat ini program kesehatan masih menjadi program unggulan dari BAZNAS

Kota Bogor, dan tidak sedikit BAZNAS dari daerah-daerah lain berkunjung dan

mempelajari sistem program kesehatan yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Bogor untuk

diterapkan didaerahnya masing-masing. Adapun laporan dari masing-masing program

layanan kesehatan yang dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Bogor Bidang Pendayagunaan

dan Pendistribusian adalah sebagai berikut:

1.1 Layanan Klinik Dhuafa Ibnu Sina (KDIS)

Program pelayanan kesehatan Klinik Dhuafa Ibnu Sina dibuka didua tempat yaitu

Masjid Agung dan dikomplek PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, pelayanannya dibuka dari

Page 61: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

49

pukul 08.00-11.00 wib. Kemudian Untuk memastikan layanan klinik kesehatan ini tepat

sasaran bidang pendayagunaan telah membuatkan standart operation procedure (SOP)

sebagai alur untuk menentukan layak tidaknya calon penerima manfaat mendapatkan kartu

penerima manfaat klinik dhuafa ibnu sina. Berikut ini dapat dilihat standart operation

procedure (SOP) Klinik Dhuafa Ibnu Sina BAZNAS Kota Bogor.

Dukungan pemerintah secara optimal tentu sangat membantu dalam pelaksanaan

pengelolaan potensi dana zakat yang ada di Kota Bogor. Semakin besar dana zakat yang

terhimpun oleh BAZNAS Kota Bogor maka semakin besar juga manfaat yang akan

dirasakan oleh masyarakat khususnya masyarakat dhuafa yang ada dikota Bogor ini.

Selanjutnya dapat dilihat juga keluhan kesehatan masyarakat yang memeriksakan

kesehatannya di klinik ibnu sina BAZNAS Kota Bogor berdasarkan pada hasil diagnose

dokter, baik dari klinik Ibnu Sina yang berlokasi di masjid agung maupun yang berlokasi

dikomplek PDAM Tita Pakuan.

1.2 Layanan Medical Plus (MedPlus) dan Healty Emergency Case (H.E.C)

Layanan Medical Plus dan layanan Healty Emergency Case merupakan program

kesehatan yang disediakan oleh BAZNAS Kota Bogor dalam menangani dan membantu

masyarakat yang memerlukan perawatan rumah sakit dan respon cepat terhadap tindakan

cepat untuk penyelamatan pasien agar dapat tertangani secara medis. Pola pendekatan

program layanan ini bersifat pendampingan terhadap pasien untuk rujukan rumah sakit.

Tentu prioritas utama pelayanan dikhususkan buat masyarakat yang berdomisili di

Kota Bogor karena disetiap daerah terdapat lembaga BAZNAS. Seperti yang telah dibahas

sebelumnya bahwa semua data pemohon terlebih dahulu diilakukan verifikasi lapangan agar

keterjaminan tepat sasaran program dapat tercapai.

1.3 Layanan Penyediaan Mobil Ambulance

Layanan mobil ambulance yang disediakan oleh BAZNAS Kota Bogor terdiri dari

layanan mobil jenazah dan layanan mobil ambulan khusus untuk mengantar orang sakit,

keberadaan mobil ambulan tentu sangat membantu masayrakat terutama masyarakat dhuafa

karena pelayanan yang diberikan oleh BAZNAS Kota Bogor bersifat gratis tidak dipungut

Page 62: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

50

biaya sama sekali dan keberadaan mobil ambulance ini diprioritaskan untuk masyarakat

yang tidak mampu atau masyarakat dhuafa.

1.4 Layanan Klinik Keliling

Kegiatan layanan pemeriksaan kesehatan keliling merupakan program yang

diselenggarakan oleh BAZNAS Kota Bogor guna menyisir lapisan masyarakat yang belum

tersentuh oleh layanan kesehatan klinik dhuafa Ibnu Sina. Sehingga diharapkan dengan

adanya kegiatan klinik keliling ini pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat dhuafa

lebih merata. Dari pengalaman lapangan bahwa masyarakat begitu antusias dan menyambut

secara positif dilaksanakannya pemeriksaan kesehatan langsung dilakukan dilokasi, hal

tersebut terlihat dari banyaknya masyrakat yang datang ke posko pemeriksaan kesehatan.

Biasanya kegiatan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan keliling dilaksanakan

berdasarkan permintaan dari kelompok-kelompok masyarakat yang peduli terhadap kondisi

kesehatan masyarakat dhuafa. Sehingga model kegiatannya bersifat multi stakeholders,

dimana dalam pelaksanaan teknisnya melibatkan beberapa pihak terkait seperti kelompok

masyarakat, pemerintah kota dan instansi pemerintahan serta perusahaan swasta. Namun

masyarakat sendiri yang diwakili oleh pengurus warga setempat dapat mengajukan langsung

kepada BAZNAS Kota Bogor untuk dilaksanakan kegiatan klinik keliling diwilayahnya.

2. BOGOR CERDAS

Cerdas adalah kemampuan atau keterampilan untuk mencegah masalah atau

menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu atau

kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh dan kemampuan

beradaptasi dengan situasi yang baru terhadap lingkungan.

Maka BAZNAS Kota Bogor mengadakan program bogor cerdas untuk menangani

masalah pendidikan dan penguatan kapasitas masyarakat Kota Bogor. Program ini

diharapkan dapat membantu dan mendorong terwujudnya masyarakat yang cerdas dengan

memiliki pendidikan yang cukup sehingga memiliki daya saing.

Di Kota Bogor pemerintah Kota telah menunjukkan komitmennya dalam menjamin

warganya agar dapat sekolah dengan membuat kebijakan mengratiskan biaya sekolah

Page 63: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

51

sampai tingkatan sekolah menengah pertama (SMP) disekolah-sekolah negeri yang ada di

Kota Bogor, tentu kebijakan ini sangat strategis bagi kepentingan bangsa kedepan. Belum

lama ini Walikota Bogor juga telah mengeluarkan kebijakan yang strategis terkait dengan

upaya mendorong dan membantu masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang cukup

dengan menghapus biaya masuk sekolah ditingkatan sekolah menengah atas diseluruh

sekolah-sekolah SMA negeri yang ada di Kota Bogor.

Tentu upaya untuk menangani masalah pendidikan seharusnya juga menjadi

perhatian semua pihak, sehingga percepatan pembangunan manusia dibidang pendidikan

dapat menunjukkan progress yang signifikan. Pendidikan merupakan pilar utama dalam

membangun bangsa, semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin kuat

negaranya. Oleh karena itu BAZNAS Kota Bogor memiliki komitmen yang kuat dalam

membangun masyarakat melalui dunia pendidikan, kita ingin bangsa ini menjadi bangsa

yang cerdas, berakhlak mulia dan bermartabat sehingga memiliki daya saing tinggi. Upaya-

upaya BAZNAS Kota Bogor dalam menunjukkan komitmennya tersebut ditunjukkan

dengan membuat program-program yang konkret melalui bidang pendayagunaan dan

pendistribusian.

Adapun kegiatan yang diselenggarakan oleh BAZNAS Kota Bogor pada program

pendidikan dibagi menjadi empat bagian, yaitu : pertama, bantuan reguler setiap bulan untuk

pelajar, santri dan mahasiswa. Kedua, tunjangan reguler untuk guru ngaji, ketiga bantuan

pendidikan bersifat kasuistis (non reguler) dan keempat, mengadakan pelatihan peningkatan

kapasitas bagi masyarakat.

2.1 Layanan Beasiswa Reguler

Program layanan beasiswa reguler yang diselenggarakan oleh BAZNAS Kota Bogor

merupakan wujud komitmen BAZNAS Kota Bogor dalam menangani masalah pendidikan

di Kota Bogor, beasiswa yang diberikan bersifat rutin dan dibagikan dalam setiap bulannya.

Pada program ini yang menerima bantuan besiswa adalah para pelajar, santri dan

mahasiswa, dimana para penerima manfaat ini mendapatkan bantuan biaya pendidikan

secara rutin dari BAZNAS Kota Bogor. Para penerima manfaat program ini diprioritaskan

untuk masyarakat miskin yang ada di Kota Bogor dan untuk memastikannya semua calon

Page 64: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

52

penerima manfaat akan dilakukan verifikasi lapangan baik ke rumah calon penerima

manfaat maupun kesekolah tempat penerima manfaat mengenyam pendidikannya.

2.2 Layanan Beasiswa Kasuistik (Non Reguler)

Program layanan ini untuk merespon permohonan masyarakat yang datang ke

BAZNAS Kota Bogor untuk meminta bantuan dalam masalah biaya pendidikan, karena

jumlah kuota penerima besiswa reguler sudah diplot dan ditentukan pada saat rapat kerja

awal tahun, sehingga untuk mengakomodir masyarakat yang tidak masuk program besiswa

reguler BAZNAS Kota Bogor menyiapkannya dengan program beasiswa kausistik. Program

beasiswa kausistik ini dilakukan karena masyarakat yang datang dan meminta bantuan biaya

pendidikan dari BAZNAS cukup banyak. Namun semua permohonan akan dilakukan

verifikasi terlebih dahulu guna memastikan bantuan dapat tersalurkan dengan baik dan

sesuai dengan sasaran.

Pada program layanan bantuan kasuistik ini paling banyak permintaan pada saat

menjelang akhir semester, permohonan biasanya masalah tunggakan biaya pendidikan per-

bulan. Karena biasanya menjelang ujian semesteran pihak sekolah sering melakukan

ultimatum kepada siswa agar segala tunggakan harus dilunasi sebelum ujian dilaksanakan,

sehingga banyak permohonan yang datang ke BAZNAS untuk meminta bantuan biaya

pendidikan. Oleh karena itu BAZNAS dalam upaya mengatasi persoalan –persoalan klasik

ini telah membangun komuniasi secara produktif dan membuat kerjasama dengan

stakeholders terkait dibidang pendidikan guna meminimalisir siswa yang terpaksa tidak

mengikuti ujian semesteran dikarenakan tidak mampu membayar tunggakan biaya

pendidikan.

Kedepan tentu harus dicarikan solusi yang permanen dalam mengatasi masalah yang

berkaitan dengan siswa-siswa yang orangtuanya memiliki keterbatasan ekonomi. Seperti

yang telah dibahas sebelumnya bahwa proses pencairan bantuan yang diberikan BAZNAS

terhadap penerima manfaat bergantung pada progres asupan anggaran para muzaki yang

membayarkan zakat, infak dan shadaqahnya ke BAZNAS Kota Bogor, sehingga hal tersebut

sedikit mengganggu dari kelancaran pendistribusiannya karena besaran alokasi anggaran

yang ditetapkan oleh bagian keuangan itu hanya bersifat asumsi.

Page 65: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

53

2.3 Layanan Tunjangan Guru Ngajiku

Program tunjangan guru ngaji merupakan upaya BAZNAS Kota Bogor dalam upaya

memberikan penghargaan kepada para guru ngaji yang telah membantu anak-anak generasi

bangsa ini agar tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas, berakhlak mulia dan bertakwa

kepada Allah SWT. Oleh sebab itu sudah sepantasnya para mujahid ini diberikan

penghargaan dan perhatian yang besar oleh kita semua terutama para pemangku kebijakan

karena kiprahnya yang sangat mulia ini. Tunjangan yang diberikan kepada para guru ngaji

ini dianggarkan setiap bulan dan diberikannya pada setiap semester sekali tepatnya pada

bulan juni dan bulan desember, besaran per bulannya adalah sebesar Rp 100,000 jadi karena

diberikannya per semester totalnya menjadi sebesar Rp 600,000 sehingga dalam satu tahun

per guru ngaji mendapat tunjangan sebesar Rp 1,200,000.

3. BOGOR BERDA’WAH

Dakwah adalah komunikasi, akan tetapi komunikasi belum tentu dakwah, adapun

yang membedakannya adalah terletak pada isi dan orientasi pada kegiatan dakwah dan

kegiatan komunikasi. Pada komunikasi isi pesannya umum bisa juga berupa ajaran agama,

sementara orientasi pesannya adalah pada pencapaian tujuan dari komunikasi itu sendiri,

yaitu munculnya efek dan hasil yang berupa perubahan pada sasaran. Sedangkan pada

dakwah isi pesannya jelas berupa ajaran Islam dan orientasinya adalah penggunaan metode

yang benar menurut ukuran Islam. Dakwah merupakan komunikasi ajaran-ajaran Islam dari

seorang da’i kepada ummat manusia dikarenakan didalamnya terjadi proses komunikasi.

BAZNAS Kota Bogor mengadakan program dakwah atau syiar islam ini untuk

menunjang kegiatan dakwah di Kota Bogor dan bersifat partisifatif, selain kegiatan

partisipatif dalam kegiatan keagamaan pada program ini juga mengalokasikan anggaran

untuk berpartisipasi dalam pembangunan masjid/mushola dan madrasah. BAZNAS sebagai

institusi umat tentu memiliki tanggung jawab dalam menegakkan syiar islam khususnya di

Kota Bogor, oleh karena itu BAZNAS berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah di

Kota Bogor. Adapun kegiatan pada program dakwah/syiar islam adalah sebagai berikut:

a. Program partisipasi aktif dalam kegiatan dakwah atau syiar islam

b. Program bantuan renovasi bangunan masjid, mushola dan madrasah

Page 66: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

54

c. Program pelatihan pengurusan jenazah

Ketiga program tersebut merupakan program yang sudah direncanakan pada saat

rapat kerja BAZNAS Kota Bogor, dari ketiga program tersebut yang belum terlaksana

adalah program pelatihan pengurusan jenazah hal tersebut dikarenakan masalah teknis dan

keterbatasan sumber daya pengurus.

4. BOGOR PEDULI

Dalam hidup bermasyarakat perlu adanya kepedulian antara manusia satu dengan

manusia lainnya.Rasulullah pun mengajak umatnya untuk peduli kepada sesama makhluk

Allah, dan saling bergotong-royong untuk saling membantu. Dan meringankan penderitaan

orang lain sangat dianjurkan untuk umat Rasulullah.

BAZNAS Kota Bogor juga mengadakan masalah kepedulian bukan hanya di

kesehatan dan di pendidikan saja. Program BAZNAS Kota Bogor yang khusus menangani

masalah-masalah yang berkaitan dengan bantuan kemanusiaan, pada program layanan

bantuan kemanusiaan ini BAZNAS Kota Bogor menyiapkan empat kegiatan layanan yang

diberikan kepada mayarakat. Ke empat program tersebut merupakan program yang sudah

ditetapkan pada hasil rapat kerja BAZNAS Kota Bogor tahun 2014 Bidang Pendayagunaan

dan Pendistribusian. Adapun jenis layanan yang sudah ditetapkan pada program

kemanusiaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Layanan Program Paket Senyum

b. Layanan Bantuan Tanggap Bencana

c. Layanan Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

d. Layanan Bantuan Ibnu Sabil dan Ghorimin

Pada program layanan kemanusiaan ini BAZNAS Kota Bogor membaginya menjadi

dua model, yaitu pertama model bantuan reguler seperti program paket senyum yang

diberikan secara rutin dalam setiap bulannya kepada asnaf faqir dan miskin. Kemudian yang

kedua model bantuan kasuistik seperti bantuan bencana alam, bantuan perbaikan rumah

tidak layak huni (RTLH) dan bantuan untuk ibnu sabil dan ghorimin, jenis bantuan yang

kedua ini bersifat incidental atau sesuai permintaan dan pengajuan. Khusus untuk bantuan

Page 67: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

55

perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) dan Ghorimin datanya akan disurvei kelapangan

untuk di verifikasi dan di validasi informasinya.

4.1 Layanan Program Paket Senyum

Kegiatan layanan paket senyum adalah program yang khusus diberikan masyarakat

yang masuk kepada kategori asnaf faqir dan miskin, bentuk layanan tersebut adalah

pemberian paket sembako dengan senilai Rp 150,000 dan uang tunai sejumlah Rp 100,000

diberikan secara rutin dalam setiap bulannya. Kegiatan ini tentu didasarkan atas perhatian

yang besar dari BAZNAS Kota Bogor terhadap masyarakat yang memang sangat

memerlukan uluran tangan kita.

4.2 Layanan Bantuan Tanggap Bencana

Program ini dikhususkan untuk merespon kejadian-kejadian yang berkaitan dengan

bencana alam yang terjadi Kota Bogor, karena iklim dan kountur lahan dikota bogor ini

sangat memungkinkan sewaktu-waktu terjadinya bencana alam seperti longsor dan angin

kencang disertai hujan lebat. Oleh karena itu BAZNAS Kota Bogor melalui Bidang

Pendayagunaan dan Pendistribusian menyiapkan program layanan bantuan tanggap bencana.

Pada tahun 2014 BAZNAS Kota Bogor telah menyalurkan bantuan bencana alam yang

terjadi dibeberapa tempat di Kota Bogor, bencana alam yang terjadi rata-rata berupa tanah

longsor yang menimpa rumah warga karena diakibatkan hujan lebat sebelumnya.

Bantuan yang disalurkan BAZNAS Kota Bogor kepada korban bencana alam

bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan, sebelum bantuan diberikan tim divisi

tanggap bencana BAZNAS Kota Bogor terlebih dahulu turun kelapangan untuk melakukan

pemetaan dan memastikan bentuk bantuan yang dibutuhkan diloksasi kejadian bencana

alam. Bisasanya bantuan yang dibutuhkan berupa sembako, bahan-bahan material bangunan

dan uang tunai.

4.3 Layanan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

Program layanan ini merupakan bentuk perhatian BAZNAS Kota Bogor kepada

masyarakat yang memerlukan sentuhan dan uluran tangan kita semua untuk pemenuhan

Page 68: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

56

tempat tinggal yang layak, BAZNAS Kota Bogor telah mentargetkan bantuan perbaikan

rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak enam rumah namun dalam pelaksanaannya hanya

tiga rumah yang direalisasikan dikarenakan ada arahan dari dewan pertimbangan untuk

mengalihkan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) keprogram kemanusiaan

yang lain karena program RTLH ini telah dikerjakan oleh pemerintah kota. Pada tahun 2014

ini pemerintah Kota Bogor telah mencanangkan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni

(RTLH) sebanyak 2000 rumah.

4.4 Layanan Bantuan Ibnu Sabil dan Ghorimin

Program layanan ini merupakan program untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan bantuan BAZNAS Kota Bogor dalam menangani kesulitan hidup yang

disebabkan masalah hutang piutang dan masyarakat yang sedang mengalami kesulitan dalam

perjalanan. Program ini wajib dilaksanakan oleh BAZNAS Kota Bogor karena keduanya

bagian dari asnaf yang berhak mendapatk dana zakat.

5. BOGOR BERDAYA

Pertama-tama perlu dipahami arti dan makna pemberdayaan dan pembangunan

masyarakat, keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang

bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar meliki kesehatan fisik dan mental,

serta didik dan kuat inovatif, tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi, sedangkan

pembangunan masyarakat adalah suatu hal yang perlu untuk kemampuan masyarakat itu

sendiri.

Program Bogor Berdaya merupakan program yang fokus pada peningkatan kapasitas

ekonomi masyarakat, program ini direncanakan sebagai program unggulan BAZNAS Kota

Bogor. BAZNAS Kota Bogor memiliki perhatian besar pada program pemberdayaan

ekonomi umat ini, bidang pendayagunaan dan pendistribusian sebagai leading sector pada

program ini sesungguhnya telah melakukan pendataan dan pemetaan wilayah di Kecamatan

Bogor Selatan tepatnya dikelurahan Cikaret. Wilayah ini direncanakan sebagai file project

untuk pelaksanaan kegiatan program ini. Pola kerja pada program ini bersifat bantuan modal

Page 69: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

57

usaha, penguatan kelompok usaha dan pendampingan, yang kemudian tidak menutup juga

bagi stakeholders lain untuk ikut terlibat secara aktif pada program ini.

Page 70: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

58

BAB IV

ANALISIS PENELITIAN

A. Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor

Tentang pendayagunaan dana zakat, perlu diingat kembali bahwa zakat itu

mempunyai dua fungsi utama. Pertama, adalah untuk membersihkan harta benda dan jiwa

supaya senantiasa berada dalam keadaan fitrah. Kedua, zakat itu juga berfungsi sebagai dana

masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial guna mengurangi kemiskian.

Dalam hal yang kedua ini pemanfaatannya mempunyai arti yang penting, sebagai salah satu

upaya untuk mencapai keadilan sosial.72

Adapun penyalurannya dana zakat kepada mustahik dapat bersifat hibah atau

bantuan, dengan memperhatikan skala prioritas kebutuhan mustahik dan penyalurannya

sebagai berikut:

1. Bantuan sesaat yaitu membantu mustahik dalam menyelesaikan atau

mengurangi masalah yang sangat mendesak atau darurat.

2. Bantuan pemberdayan yaitu membantu mustahik untuk meningkatkan

kesejahteraan baik secara perorangan maupun kelompok, melalui program

atau kegiatan yang berkesinambungan.73

Sedangkan BAZNAS Kota Bogor mengumpulkan dan menyalurkan dana zakatnya

sebagai dana charity (bantuan sesaat) sebagai berikut:

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

PENERIMAAN

Penerimaan zakat dari

muzakki personal

1,403,404,859 1,662,118,827 1,605,272,920

Penerimaan zakat dari 633,744,072 1,023,335,978 844,407,618

72

M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Press, 1998) Hal. 61-62 73

Cheidar S. Bamulain dan Abu Bakar, Revitalisasi Filantropi Islam: Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di

Indonesia (Jakarta: Pusat Budaya dan Bahasa UIN Jakarta, 2005)., cet ke-1

Page 71: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

59

muzakki instansi

Penerimaan zakat dari

perusahaan

864,322,212 71,277,467 715,306,904

Penerimaan dari kerjasama

zakat

- - 145,215,000

Penerimaan bagi hasil dana

zakat

1,169,582 862,741 359,255

Jumlah penerimaan 2,902,640,725 2,757,595013 3,310,561,697

PENYALURAN

Penyaluran kepada fakir 471,459,129 652,230,502 479,430,258

Penyaluran kepada miskin 756,729,200 778,791,999 642,135,064

Penyaluran kepada Riqab - - -

Penyaluran kepada Gharim 18,950,000 35,800,000 21,700,000

Penyaluran kepada Muallaf 700,000 3,280,000 100,000

Penyaluran kepada

Fisabilillah

759,147,400 930,001,126 727,764,638

Penyaluran kepada Ibnu

Sabil

11,913,000 11,740,500 9,321,200

Penyaluran kepada Amil 362,830,091 344,699,377 413,820,212

Biaya penyusutan

bangunan dari dana zakat

- - -

Penghapusan piutang tak

tertagih

- - -

Jumlah Penyaluran 2,381,728,819 2,756,543,503 2,435,276,373

Surplus/Defisit 520,911,906 1,051,510 875,285,324

Transfer dana dari/kepada

dana lain

(400,000,000) (280,000,000) (380,000,000)

Page 72: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

60

SALDO AWAL 1,424,110,995 1,545,022,901 1,266,074,411

SALDO AKHIR 1,545,022,901 1,266,074,411 1,761,359,735

B. Pengelolaan BAZNAS Kota Bogor

Dalam upaya meningkatkan pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah di kota Bogor,

BAZNAS kota Bogor telah menempuh sejumlah langkah dan upaya. Langkah dan upaya

pertama bermula dari komitmen seluruh jajaran pengurus mulai dari level manajemen

sampai karyawan, untuk menjadikan BAZNAS kota Bogor sebagai lembaga amil yang

amanah, profesional, dan akuntabel. Komitmen ini menjadi modal awal yang sangat kuat

untuk menarik dan menjaga kepercayaan para muzakki (pembayar zakat-red) terhadap

BAZNAS kota Bogor.

Program-program di bidang pengumpulan tersusun ke dalam 5 aktivitas utama yaitu:

1. Mengkomunikasikan kegiatan BAZNAS secara intensif

Kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan seluruh aktivitas BAZNAS kepada

masyarakat Kota Bogor umumnya dan muzakki pada khususnya, sehingga diharapkan

secara terus menerus mampu membangun kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS

Kota Bogor yang diwujudkan dengan menitipkan zakat, infak dan shadaqohnya.

2. Merekrut muzzaki baru

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah muzakki yang menitipkan

ZIS.nya di BAZNAS Kota Bogor yang berasal dari PNS pegawai pemda Kota Bogor

maupun masyarakat umum.

3. Menggemakan zakat ramadhan 1436 H

Momentum ramadhan merupakan waktu yang paling dinanti oleh para pegiat zakat

di tanah air. Tidak dipungkiri bahwa pada saat ramadhanlah pendapatan ZIS tertinggi

diperoleh para pengelola zakat. Oleh karenanya momentum ramadhan 1436 H pun tidak

dilewatkan BAZNAS Kota Bogor untuk menggemakannya.

Page 73: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

61

4. Merawat muzakki existing

Kegiatan ini bertujuan agar muzakki yang telah menitipkan ZIS.nya melalui

BAZNAS Kota Bogor dapat terus mempercayakan zakatnya. Kegiatan untuk merawat

muzakki existing, baik PNS, perusahaan maupun masyarakat umum.

5. Menguatkan struktur jaringan UPZ Masjid (FROSIL) dan Gebu Cinta

BAZNAS Kota Bogor terus mendorong tumbuhnya UPZ Masjid di mesjid-mesjid

seputar Kota Bogor dalam rangka terus menggalakan penggalian dana ummat dan

pengelolaanya agar berdampak lebih luas. BAZ kota Bogor memposisikan UPZ masjid

sebagai mitra BAZ Kota Bogor dalam mengelola dana ummat.

C. Pendistribusian BAZNAS Kota Bogor

Sistem pendistribusian zakat dari masa ke masa mengalami perubahan. Semula lebi

banyak disalurkan untuk kegiatan konsumtif tetapi belakangan ini banyak pemanfaatan dana

zakat untuk kegiatan produktif.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor saat ini tudak hanya

mendistribusikan dana zakat bersifat konsumtif, seperti berupa santunan tetapi

memprioritaskan pada zakat bersifat produktif berupa program Bogor Kreatif yaitu bantuan

dalam bidang pertanian yang membantu para petani untuk menjadi petani yang cerdas dan

kreatif, pendamping usaha kecil dan mikro, dan pelatihan kewirausahaan.

Sedangkan untuk penggunaan dana zakat sendiri diberikan kepada mustahik zakat

yaitu delapan asnaf (golong) yaitu: fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, ghorim, fi sabilillah,

dan Ibnu Sabil. Dari delapan asnaf itu, yang mesti didahulukan adalah fakir dan miskin.

D. Pemberdayaan Umat Kota Bogor

Mengenai pemberdayaan, pada dasarnya strategi pemberdayaan masyarakat dalam

pengembangan ekonomi kerakyatan semisal usaha ekonomi lemah merupakan usaha

ekonomi lemah merupakan usaha untuk memandirikan masyarakat lewat wirausaha

perwujudan potensi dana potensial yang perlu dikelola secara professional dan bertanggung

Page 74: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

62

jawab untuk memajukan kesejahteraan umum.74

Setiap program pemberdayaan yang

dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Bogor dalam pendayagunaan,

pengelolaan dan pendistribusian dana zakat dengan target jangka panjang dari konsep

pemberdayaan dapat mensejahterakan mustahik, yang kemudian mustahik akan menjadi

muzakki.

Hal ini sesuai dengan arti pemberdayaan sebagai upaya-upaya yang bertujuan

meningkatkan kekuatan/daya, kemampuan dan mental para mustahik yang lemah, sehingga

mampu berusaha untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya, dari situlah terbentuknya

kemandirian dari proses pemberdayaan tersebut.

Terkait dengan pemanfaatan zakat, selama ini digolongkan menjadi empat bentuk:

pertama konsumtif tradisional, kedua konsumtif kreatif, ketiga produktif tradisional,

keempat produktif kreatif. Dalam bentuk yang ketiga dan keempat ini perlu dikembangkan

karena zakat dalam bentuk ini dengan berupa pemberian barang-barang produktif dan

pemberian modal usaha yang dapat mendorong pemberdayaan mustahik pada sektor usaha,

tetapi harus diiringi dengan pola pendayagunaan yang efektif dan tepat sasaran, guna

mencapai transformasi dalam pemberdayaan itu.

Pada setiap tahunnya, besar atau kecilnya prosentase pendayagunaan, pengelolaan

dan pendistribusian dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh yang disalurkan untuk mustahik

disesuaikan dengan perkembangan sosial masyarakat Kota Bogor dengan terlebih dahulu di

musyawarahkan melalui rapat Badan Pembina tahun 2014 kemudian ditetapkan dengan

adanya keputusan dari Ketua BAZNAS Kota Bogor dengan pembagian sebagai berikut:

1) Sabilillah 12,5 % 5) Fakir 12,5%

2) Ibnu Sabil 12,5% 6) Miskin 12,5%

3) Ghorimin 12,5% 7) Muallaf 12,5%

4) Riqob 12,5% 8) Amilin 12,5%

74

Didin Hafiduddin, Problematika Zakat Kontemporer Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, (Jakarta: Forum

Zakat, 2003) Hal. 27.

Page 75: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Manajemen pendayagunaan zakat berarti membahas usaha yang saling berkaitan dalam

menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah

sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan, dalam pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor

menyalurkan dana zakatnya sebagai dana charity (bantuan sesaat) dan menganut prinsip

manfaat atau produktif dalam kemasan Bogor Sehat, Bogor Sehat, Bogor Peduli, Bogor

Berdakwah dan Bogor Berdaya. Dalam pengelolaan BAZNAS Kota Bogor yang

berkomitmen menjadi yang sangat kuat untuk menarik dan menjaga kepercayaan

muzzaki. Dalam pendistribusian zakat secara konsumtif dapat juga digunakan model

pendistribusian secara produktif berupa program Bogor Kreatif yaitu bantuan dalam

bidang pertanian yang membantu para petani untuk menjadi petani yang cerdas dan

kreatif, pendamping usaha kecil dan mikro, dan pelatihan kewirausahaan.

2. Dengan memberdayakan zakat secara optimal (mulai dari pemetaan data muzzaki,

pencatatan muzzaki, pengumpulan dana/benda zakat, pemetaan dan pencatatan penerima

zakat) yang selalu diupdate, insya Allah masalah perekonomian khususnya tentang

kemiskinan financial masyarakat kita akan mendapat enjeksi solutif, sehingga kita akan

melihat lahirnya masyarakat yang sejahtera dari sisi ekonomi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran

yang mungkin bermanfaat bagi pembaca diantaranya:

a. Perlunya penambahan data dalam pendayagunaan, pengelolaan dan

pendistribusian dana zakat sehingga semakin lengkap isi dari penelitian ini.

Page 76: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

64

b. Penulis tidak meneliti manajemen dana zakat pada tahun 2017 sehingga penelitian

ini kurang lengkap.

Berdasarkan dari keterbatasan penelitian diatas, maka peneliti memberikan

saran untuk peneliti mendatang:

1) Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat menambah data-data yang lengkap

agar penelitian yang didapat memberikan informasi yang lebih baik.

2) Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti dari tahun sebelum

penelitian ini dibuat supaya bisa mendapatkan informasi yang jelas.

Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat masih belum mempercayai BAZNAS

khususnya masyarakat Kota Bogor, jadi diperlukan kesadaran masyarakat untuk

mempercayai BAZNAS karena BAZNAS adalah lembaga pemerintah untuk

memberdayakan umat.

Masyarakat belum mempercayai untuk berzakat, jadi diperlukan sosialisasi

mengenai macam-macam zakat dan manfaat berzakat sehingga masyarakat percaya terhadap

BAZNAS.

Page 77: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf, UI Press. Jakarta.

Al-Jamal, M. Abdul Munim dan Abdullah, Salahudin. 1992.Ensiklopedi Ekonomi Islam, Bahasa

Pustaka. Kuala Lumpur.

Arsip Laporan Tahunan BAZNAS Kota Bogor

Bariadi, Lili. Zen, Muhammad Zen. Hudri, M. 2005. Zakat dan Wirausaha, CED.Ciputat.

Buku Panduan BAZNAS Kota Bogor

Deliarnov.2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Departemen Agama Republik Indonesia, Undang-undang RI No. 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat, Departemen Agama RI, Jakarta, 2002.

Doa, Djamal. 2002.Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat Harta, Nuansa

Madani. Jakarta.

Fakhruddin. 2008. Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, UIN Malang Press. Yogyakarta.

Hafidhuddin, Dr. K.H Didin Hafidhuddin. 2002.Zakat dalam Perekonomian Modern, Gema

Insani. Jakarta.

Hafidudin, Didin. 2001.Islam Aplikatif, Gema Insani. Jakarta.

Kuntarno dan Tajang, Mohammad Nasir. 2006. Zakat & Peran Negara, FOZ. Jakarta.

Laporan BAZNAS Kota Bogor Tahun 2014-2015.

Nata, Abuddin. 1999.Pengelolaan Zakat dan Infak/Sedekah di DKI Jakarta, BAZIS DKI.

Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu. 1981.Research Teori Metodologi Administrasi, PT Bina Aksara. Jakarta.

Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.

Page 78: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

66

Qardhawi, Yusuf. 1996. Hukum Zakat, Litera Antar Nusa. Jakarta.

Sudewo, Eri. 2004. Manajemen Zakat, Spora Internusa Prima. Jakarta.

Umar, Husein. 2004.Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Internet:

http://www.academia.edu/6372743/Evaluasi-pengelolaan-zakat-di-indonesia

http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=398

http://pujiasstutik.blogspot.com/2013/04/pengelolaan-zakat.html

http://www.zisindosat.com/manajemen-pengelolaan-dana-zakat/

http://www.afdoluamala.org/pengelolaan-zakat-sesuai-syariah/

Page 79: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

67

BUKTI WAWANCARA

Narasumber : Bapak H. Jejen Hermawan, S.Ag

Jabatan : Sekretaris BAZNAS Kota Bogor

Hari/Tanggal : Rabu, 06 April 2016

Waktu : 11.00 WIB

Tempat Wawancara : Kantor BAZNAS Kota Bogor

Poin-poin wawancara:

1. Apa yang melatar belakangi berdirinya BAZNAS Kota Bogor ?

Jawab : Yang pertama perintah Allah, di dalam Al-Qur’an ada 38 surat dan 88 ayat yang

menceritakan tentang zakat bahkan tidak terpisah dengan hadist dan didalam Al-Qur’an

itu disebutkan terkait dengan bagaimana zakat ini sebetulnya dari tahun 1960 sudah ada

lembaga seperti ini tetapi tidak formal tidak diresmikan seperti di tempat-tempat lain ada

di Aceh ada BHA (Badan Harta Agama), kalau di Priyangan Bogor yaitu BAZ (Badzn

Amil Zakat), kemudian di Jakarta ada BAZIS (Badan Amil Zakat, Infak dan Shadaqah),

ketika jaman Pak Harto di usulkan dibuatkan UU tetapi pada saat itu informasinya

ataupun komunitasnya ataupun yang paham tentang itu masih tabuh sehingga tidaak

diterbitkan UU tapi terbitlah Yayasan Bakti Amal Nusantara Teater yang gambar masjid,

kemudian di tahun-tahun kesini semua sepakat namanya menjadi BAZIS, kemudian di

tahun 1999 turunlah UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan namanya di

ubah menjadi BAZ, kemudian yang baru tahun 2011 UU No. 23 tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat maka namanya di ubah lagi dari BAZIS kemudian BAZ kemudian

BAZNAS.

2. Bagaimana sosialisasi BAZNAS kepada masyarakat ?

Jawab : Sosialisasinya dengan mengadakan metedeologi bisa melalui ceramah, bisa

melalui artikel, melalui media elektronik, melalui khutbah jum’at, kemudian mereka

diberikan brosur-brosur dan turun ke setiap DKM setiap Ramadhan ketiap-tiap masjid

berbarengan dengan tarling Walikota Bogor kepada mereka, atau kita membuat event

Ramadhan bulan sadar zakat BAZNAS Kota Bogor, jadi Ramadhan itu harus jadi bulan

Page 80: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

68

sadar zakat semua lini harus mengeluarkan zakat baik dari perkantoran, kelembagaan

atau pribadi.

3. Siapa yang membantu BAZNAS dalam menyalurkan dana zakat tersebut ?

Jawab : BAZNAS sendiri punya tim untuk menyalurkan zakat, BAZNAS sendiri bisa

langsung menyalurkan dana zakat atau BAZNAS bekerjasama dengan lembaga-lembaga

penyaluran zakat dan itu sampai kepada masyarakat, tekisnya bisa mereka datang

langsung ke BAZNAS untuk penyaluran zakatnya atau kami datang langsung ke mereka,

contoh seperti bantuan bencana alam kita langsung datang ke mereka, survey lapangan.

4. Bagaimana mekanisme pengelolaan yang digunakan ?

Jawab : Mekanismenya setelah dana itu terkumpul dari berbagai lini kalau di hari-hari

biasa dari dinas yang ada di Kota Bogor, kantor-kantor dinas, kantor perusahaan daerah

juga menyetorkan ke BAZNAS Kota Bogor untuk berzakat jadi sistemnya bukan setor

tapi berzakat mereka membayarkan zakatnya, menitipkan kepada BAZNAS, dia bayar

zakat di titipkan di BAZNAS dari pemerintah Daerah melalui BUMD, kemudian ada

perorangan juga yang datang, dia berzakat ke kita sebab bagi perorangan bagi perusahaan

itu bisa mengurangi objek pajak. Setelah terkumpul oleh kita di kumpulkan terkait

presentasenya sebab kita menyalurkan zakat berdasarkan asnaf.

5. Bagaimana mekanisme pendistribusian yang digunakan ?

Jawab : Setelah permohonan datang akan dayagunakan berdasarkan survey, bantuan-

bantuan akan digulirkan itu mekanismenya berdasarkan hasil survey, pencairannya

datang ke sini kasih proposal kebidang pendayagunaan berdasarkan survey, setelah

survey nanti dibagi kebutuhannya kembali lagi kesini nanti lapor kepada ketua apa yang

dibutuhkan jadi tetap berdasarkan hasil survey supaya tidak salah, kalau dana zakat salah

kan nantinya berdosa.

6. Bagaimana mekanisme pendayagunaan yang digunakan ?

Jawab : Kalau pendayagunaan lebih ke ekonomi karena kalau sudah di distribusikan

sifatnya habis tapi kalau pendayagunaan di dayagunakan jadi mustahik itu berdayaguna,

makanya ada yang minta batuan modal usaha supaya dia berdayaguna bagaimana caranya

kita survey tetap ke bawah. Waktu tahun 2010 kita sudah hamper 1.000 punya nasabah

kelompok tiap bulan setor kita pinjamkan 500.000, dia setor 50.000/bulan selama 10

bulan jadi tidak ada bunga dan tidak ada administrasi. Kita juga melakukan pembinaan,

Page 81: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

69

dibina oleh kita cara usaha yang baik seperti apa, terutama kita bina terkait dengan

mental berzakat dan berinfak artinya bahwa usaha bisa sukses ini bukannya dari

pengelolaannya tetapi sukses dari sisi infaknya, dia sadar berinfak dan berzakat sebab

harus dia yakini bahwa kalau dana yang diinfakkan hasilnya berlipat ganda dari Allah

SWT.

7. Apa faktor pendukung dari dana zakat dalam pengelolaan, pendayagunaan dan

pendistribusian ?

Jawab : Faktor pendukung BAZNAS itu banyak sekali secara normatif otomatis faktor

pendukungnya adalah kepercayaan umat, jadi kalau umat sudah percaya kepada

BAZNAS akan lebih maju sebab dia yakin dan percaya menitipkan dana zakatnya

melalui BAZNAS, secara kelembagaan faktor yang mendukung itu adalah dari

peusahaan-perusahaan Pemerintah Daerah, kemudian faktor yang sangat mendukung

pada pengelolaan adalah SDM yang sangat menghuni terkait dengan pengelolaan zakat

itu faktor yang sangat mendukung sebab umat menitipkan zakat ke BAZNAS kalo

pengelolaannya tidak paham terkait dengan zakat, infaq dan shadaqah dan tidak paham

dengan manajemen pengelolaan zakat maka sama dengan memberikan amanah kepada

orang yang tidak paham maka hancur pengelolaannya, maka dari itu semua yang ada di

sini harus paham tentang keilmuan zakat kalau paham tidak sebatas hafal tidak sebatas

tahu.

8. Apa faktor penghambat dari dana zakat dalam pengelolaan, pendayagunaan dan

pendistribusian ?

Jawab : Penghambatnya salah satunya masih banyak khususnya warga masyarakat Bogor

yang tidak percaya kepada BAZNAS atau yang belum percaya, itu faktor penghambat

yang sangat mempengaruhi terhadap pengumpulan zakat jadi mereka belum percaya

kepada BAZNAS maka dari itu langkah-langkah kita supaya mereka percaya kepada

BAZNAS laporan keuangan itu setiap 6 bulan sekali melalui Radar Bogor, itu dalam

membentuk transparasi agar senantiasa mereka percaya dan yakin untuk menitipkan

zakatnya kepada BAZNAS Kota Bogor kemudian melalui sosialisasi sebab kalau tidak

transparan mereka tidak percaya kesananya akan mempengaruhi. Sampai saat ini masih

ada beberapa yang belum yakin dan percaya kepada BAZNAS padahal BAZNAS Kota

Page 82: MANAJEMEN DANA ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41353/1/PUTRI NOVIANTI-FEB.pdf · Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui

70

Bogor itu sejak tahun 2010 sudah mendapatkan penghargaan sehingga banyak orang

yang studibanding kepada kita.

9. Bagaimana BAZNAS dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat ?

Jawab : Melalui bantuan dana bergulir kepada masyarakat kemarin kita mencoba untuk

kepada usaha kakilima pada pertanian, kita sewakan tempatnya, garapannya, belikan

bahannya, tunning, traktonya dan mereka menggarap nanti panennya untuk mereka,

kedepannya juga besar lagi bantuannya tidak hanya dipertanian, dulu kita pernah

dipertenakan punya pengusaha kambing di Bogor Utara ada masyarakat sudah terbiasa

memelihara kambing, mereka kekurangan modal oleh kita coba bantu mereka

kandangnya diperbaiki kemudian kambingya kita belikan jadi mereka hanya memelihara

kambingnya, begitu waktu Idul Adha kita ualkan kambingnya. Sekarang petaninya tidak

berkembang jadi kita stimulan tidak terus menerus bantuannya itu.

Dengan ini menyatakan bahwa hasil wawancara ini adalah benar

Tanda Tangan Dibawah Ini Adalah Yang Bersangkutan

Bogor, 06 April 2016

Putri Novianti H. Jejen Hermawan, S.Ag

Pewawancara Nara sumber