analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll system...

104
ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM DAN ZAKAT DIGITAL TERHADAP PENERIMAAN ZAKAT PADA BAZNAS PERIODE 2016-2017 Oleh Siti Jamila NIM: 11140860000076 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2018 M

Upload: others

Post on 20-Sep-2019

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM

DAN ZAKAT DIGITAL TERHADAP PENERIMAAN ZAKAT PADA

BAZNAS PERIODE 2016-2017

Oleh

Siti Jamila

NIM: 11140860000076

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2018 M

Page 2: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

i

Page 3: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

ii

Page 4: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

iii

Page 5: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

iv

Page 6: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Siti Jamila

2. Nama Panggilan : Mila

3. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Desember 1995

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl. Lagoa Terusan Gg. V B2 no. 28 Rt 009/ Rw.

004 Kel. Lagoa Kec. Koja Jakarta Utara

6. Status : Belum Menikah

7. Kewarganegaraan : Indonesia

8. Nomor Hp : 081288782595

9. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK : RA UPEKA Lagoa

2. SD : SDN Lagoa 07

3. SMP : SMP Negeri 30 Jakarta

4. SMA : MA Al Fithrah PP. Assalafi AL Fithrah Surabaya

5. S1 : Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Abdul Wahid

Tempat & Tanggal Lahir : Bangkalan, 27 Desember 1964

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Ibu : Kiptiyah

Tempat & Tanggal Lahir : Bangkalana, 08 Januari 1967

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Sekertaris Departemen Bahasa PP. Assalafi Al Fithrah Surabaya 2011-2013

2. Kepala Perpustakaan Putri PP. Assalafi Al Fithrah Surabaya 2012-2014

3. Ketua OSIS MA. Al Fithrah PP. Assalafi Al Fithrah Surabaya 2012-2013

Page 7: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

vi

4. Sekertaris Majelis Kebersamaan Pembahasan Ilmiah (MKPI) PP. Assalafi Al

Fithrah Surabaya 2013-2014

5. Anggota BAF (Buletin Al Fithrah) 2013-2014

6. Anggota Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Ekonomi Syariah 2014-2015

7. Sekretaris Divisi Sosial & Agama Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA-F)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2016

8. Kepala Departemen Advokasi dan Kenegaraan Dewan Eksekutif Mahasiswa

(DEMA-F) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2016-2017

Page 8: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

vii

ABSTRACT

The aims of this research is to analyze the effectiveness and efficiency of payroll

system zakah and digital zakah to acceptance of zakah funds by National Board of

Zakah Republic of Indonesia in 2016-2017. This study applied Data Envelopment

Analysis (DEA) and Allocation to Collection Ratio methods with DEAFrontier

and Ms. Excel 2010. The results of this study indicate that both of payroll system

zakah and digital zakah have a high level of efficiency and effectiveness. This'

shows that public awareness in fulfilling profession of zakah was high. This

research is expexted to be a reference for zakah institutions and zakat practitioners

in measuring the level of efficiency and effectiveness of a program.

Keywords: Zakah, Payroll System of Zakah, Digital Zakah, Effectiveness,

Efficiency

Page 9: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat efisiensi dan efektivitas dari

zakat payroll system dan zakat digital terhadap penerimaan dana zakat pada

BAZNAS tahun 2016-2017. Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment

Analysis (DEA) dengan software DEA Frontier dan Microsoft Excel 2010 dan

Allocation to Collection Ratio (ACR) yang membandingkan rasio penyaluran dengan

penghimpunan dana zakat dari masing-masing program. Hasil dan temuan dari

penelitian ini menunjukkan bahwa baik zakat payroll system maupun zakat digital

memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat profesi sudah tinggi. Penelitian ini

diharapkan dapat menjadi acuan bagi lembaga zakat dan praktisi zakat dalam mengukur

tingkat efisiensi dan efektivitas sebuah program.

Kata kunci : Zakat, Zakat Payroll System, Zakat Digital, Efektivitas, Efisiensi

Page 10: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

ix

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Alhamdulillahi rabbi-l-alamin, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu

wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Efisiensi

Zakat Payroll System dan Zakat Digital pada BAZNAS Periode 2016-2017”

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1)

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tak lupa penulis

curahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah ‘alayhi wa

Sallam beserta keluarga dan para shahabatnya.

Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan

permintaan maaf kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua Orang Tua, Bapak dan Mama yang tidak pernah lelah mendoakan,

mendidik, memberikan dukungan dan motivasi baik materi maupun non-

materi, serta mengingatkan tanpa henti. Terima kasih tiada hingga,

karena Bapak dan Mama penulis mampu menyelesaikan studi ini.

Semoga Allah SWT. selalu memberikan kesehatan dan keberkahan amiin.

2. Adik satu-satunya, Aconk, Keluarga besar Bani Marsu’ei, yang selalu

memberikan dukungan tanpa henti kepada penulis. Semoga Allah SWT

selalu memberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala urusan

kalian.

3. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin Lc., MA., selaku dosen pembimbing I

dan Ibu RR. Tini Anggraeni ST., M.Si selaku dosen pembimbing II yang

dengan segala kerendahan hatinya selalu bersedia meluangkan waktunya

untuk memberikan pengarahan, berbagi pengetahuan, ilmu yang

bermanfaat, serta saran dan kritik yang sangat berarti bagi penulis dalam

Page 11: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

x

penyelesaian tugas akhir ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

Bapak dan Ibu.

4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, M. Arief Mufraini, Lc., M.Si,

beserta seluruh staff, terutama Pak Ajib, yang dengan segala kerendahan

hatinya selalu bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

pelayanan akademik selama masa perkuliahan hingga detik-detik

mendekati sidang, semoga Allah selalu limpahkan kesehatan agar tetap

semangat dalam bertugas.

5. Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

dan dan Ibu RR. Tini Anggraeni ST., M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Ekonomi Syariah sekaligus pembimbing II penulis. Semoga dapat

menjadi panutan untuk Jurusan Ekonomi Syariah dalam memajukannya.

6. Dosen pembimbing akademik, Elvira Sitna Hajar, M. Si, yang selalu

memberikan arahan atas keberlangsungan kegiatan perkuliahan,

memberikan motivasi agar selalu bisa meningkatkan prestasi baik

akademik maupun non-akademik, serta masukan yang sangat berarti

selama penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala

kebaikan Ibu.

7. Ilzam Multazam, pemberi semangat dan tempat berbagi keluh kesah

penulis selama penyelesaian tugas akhir. Terima kasih atas segala

semangat, dukungan, baik materi maupun non-materi. Semoga Allah

berkenan dan mempermudah atas segala niat baik ini.

8. Teman-teman seperjuangan, Prof Budi, Belle, iyem, Zaria, Nurrohmen,

Inut, Andini, yang tak ada hentinya untuk saling mengingatkan, saling

membantu dan memberikan motivasi, semoga Allah SWT. tetap menjaga

tali silaturrahmi dan persaudaraan diantara kita.

9. Sahabat dari SD, Rahmika Febrianti, tempat berbagi apapun yang kita

punya, mulai dari keluh kesah, cerita, masalah hingga kuota, u r always

be My Unbiological Sister.

10. Teman-teman Ekonomi Syariah 2014 yang tidak bisa penulis sebutkan

satu per satu. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.

Page 12: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xi

11. Senior Ekonomi Syariah 2013, Kak Zyra, Bang Iqbal Syafei, Kak Nunu,

dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-per satu. Terimakasih

atas segala kebaikan kalian, semoga Allah SWT berikan kelancaran dan

kemudahan di segala urusan kalian.

12. Pihak-pihak yang membantu kelancaran dalam proses pembuatan hingga

penyelesaian tugas akhir ini. Semoga Allah SWT membalas segala

kebaikannya.

Page 13: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 14

A. Landasan Teori ............................................................................................... 14

1. Teori Zakat Profesi ................................................................................... 14

a. Pengertian Zakat Profesi ................................................................... 14

b. Dasar hukum zakat profesi ................................................................ 15

c. Sejarah munculnya Zakat profesi ...................................................... 18

d. Syarat-Syarat Wajib Zakat Profesi .................................................... 21

e. Pengqiyasan Zakat Profesi ................................................................ 23

2. Konsep Efektivitas dan Efisiensi ................................................................ 27

Page 14: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xiii

a. Pengertian Efektivitas ................................................................................ 29

b. Tolak ukur efektivitas ................................................................................. 30

c. Pengertian efisiensi ..................................................................................... 34

d. Metode pengukuran efisiensi ....................................................................... 35

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 41

C. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 48

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 50

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 50

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................................. 51

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 52

D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 54

1. Data Envelopment Analysis (DEA) ........................................................... 54

2. Allocation to Collection Ratio.................................................................... 54

E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 56

1. Variabel Input ........................................................................................... 56

2. Variabel output .......................................................................................... 56

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 58

1. Zakat Payroll System ................................................................................ 58

2. Zakat Digital ............................................................................................. 61

3. Kriteria Penilaian Efektivitas dan Efisiensi ............................................... 63

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................................ 64

1. Hasil Pengujian Efisiensi ........................................................................... 67

a. Hasil Efisiensi Pada Zakat Payroll System ........................................... 67

b. Hasil Efisiensi pada Zakat Digital ........................................................ 69

c. Hasil Efisiensi Zakat Payroll System terhadap Penerimaan Dana Zakat 71

d. Hasil Efisiensi Zakat Digital terhadap Penerimaan Dana Zakat ............ 72

2. Hasil Pengujian Efektivitas ........................................................................ 73

a. Hasil Efektivita Pada Zakat Payroll System .......................................... 74

b. Hasil Efisiensi pada Zakat Digital......................................................... 76

Page 15: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xiv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 79

A. Kesimpulan .................................................................................................... 79

B. Saran ............................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 84

Page 16: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Jumlah Penghimpunan Dana ZIS ................................................................. 2

Tabel 1.2: Penghimpunan dan Penyaluran Dana berdasarkan OPZ ................................ 8

Tabel 2.1: Perbedaan Zakat Profesi di Indonesia ......................................................... 23

Tabel 2.2: Penghitungan Zakat Profesi Berdasarkan Penggolongan Jenisnya ............... 26

Tabel 2.3: Kriteria Efektivitas Kinerja Keuangan ........................................................ 30

Tabel 2.4: Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan ........................................................... 36

Tabel 4.1: Kriteria Efektifitas Kinerja Keuangan ........................................................ 64

Tabel 4.2 : Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan .......................................................... 64

Tabel 4.3 : Data Variabel Input dan Output BAZNAS ................................................. 65

Tabel 4.4: Efisiensi Program Zakat Payroll System berdasarkan Output dan Input ...... 68

Tabel 4.5: Efisiensi Program Zakat Digital berdasarkan Output dan Input ................... 70

Tabel 4.6: Efisiensi Variabel Independent Zakat Payroll System terhadap Penerimaan

Dana Zakat ................................................................................................................. 71

Tabel 4.7: Efisiensi Variabel Independent Zakat Digital terhadap Penerimaan Dana

Zakat........................................................................................................................... 72

Tabel 4.8: Tolak Ukur Efektivitas Zakat Payroll System ............................................. 74

Tabel 4.9: Tolak Ukur Efektivitas Zakat Digital .......................................................... 76

Page 17: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Proporsi Penghimpun Zakat Berdasarkan OPZ.......................................... 8

Gambar 4.1: Diagram Variabel input-output ............................................................... 66

Gambar 4.2 : Efisiensidan Efektivitas Zakat Payroll System ....................................... 75

Gambar 4.3 : Efisiensi dan Efektivitas Zakat Digital ................................................... 77

Page 18: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Efisiensi ZPS dan Zakat Digital...................................................................

Lampiran 2: Efisiensi ZPS dan Zakat Digital Terhadap Total Penerimaan Zakat .............

Page 19: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu sektor terpenting dalam filantropi

islam. Menurut UU Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat,

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau

badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai

dengan syariat islam. Zakat bagi umat islam dianggap sebagai bagian dari

ajaran pokok yang harus ditunaikan, dikarenakan zakat merupakan salah

satu dari rukun islam. Oleh karena itu, hukum menunaikan zakat adalah

wajib, sehingga akan mendapat pahala bagi yang menjalankannya dan

dipandang berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya. Sebagai rukun

islam ketiga, zakat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai ibadah fardhiyyah

(individual) untuk mengharmoniskan hubungan dengan Allah dan sebagai

ibadah mu’amalah ijtima’iyyah (sosial) dalam rangka menjalin hubungan

dengan sesama manusia.(Qadir, 1998: 67)

Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas

penduduk Muslim yaitu sejumlah 216,66 juta penduduk atau dengan

persentase Muslim sebesar 85 persen dari total populasi (BPS, 2015).

Fakta ini menyiratkan bahwa zakat memiliki potensi besar dan dapat

berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan. Data zakat, infaq, dan

sedekah (ZIS) di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat kenaikan jumlah

penghimpunan zakat dari tahun 2002 hingga 2015 (lihat Tabel 1.1).

Page 20: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

2

Tabel 1.1: Jumlah Penghimpunan Dana ZIS Pada Tahun 2002-2015

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa penghimpunan dana ZIS terus

mengalami peningkatan dalam kurun waktu 13 tahun. Pada tahun 2005 dan

tahun 2007, terjadi kenaikan penghimpunan ZIS hampir 100 persen yang

diprediksi karena adanya bencana nasional di tanah air (tsunami Aceh dan

gempa bumi Yogyakarta). Jika dirata-ratakan dari tahun 2002 sampai 2015,

maka pertumbuhan penghimpunan ZIS mencapai angka rata-rata kenaikan

Tahun Rupiah

(Miliar)

USD (Juta) Pertumbuhan

(%)

Pertumbuhan

GDP (%)

2002 68.39 4.98 - 3.7

2003 85.28 6.21 24.70 4.1

2004 150.09 10.92 76.00 5.1

2005 295.52 21.51 96.90 5.7

2006 373.17 27.16 26.28 5.5

2007 740 53.86 98.30 6.3

2008 920 66.96 24.32 6.2

2009 1200 87.34 30.43 4.9

2010 1500 109.17 25.00 6.1

2011 1729 125.84 15.30 6.5

2012 2200 160.12 27.24 6.23

2013 2700 196.51 22.73 5.78

2014 3300 240.17 22.22 5.02

2015 3700 269.29 21.21 4.79

Page 21: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

3

sebesar 39,28 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat

peningkatan kesadaran masyarakat yang cukup tinggi untuk berzakat melalui

organisasi pengelola zakat (OPZ). Tren pertumbuhan ini juga

mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap

kinerja OPZ, baik BAZNAS maupun LAZ.(BAZNAS, 2016:17)

Pertumbuhan penghimpunan dana zakat ini juga sejalan dengan

peningkatan GDP pada tahun 2002-2015. Namun terjadi penurunan pada

tahun 2006 sebesar 0.3% yang disebabkan oleh bencana nasiomal di tanah air

yakni tsunami Aceh dan Gempa Bumi Yogyakarta, dan pada tahun 2009 yang

disebabkan oleh krisis ekonomi global dengan kemerosotan drastis yakni

sebesar 1.3%. Tren pertumbuhan GDP ini cenderung tidak stabil jika

dibandingkan dengan tren pertumbuhan zakat yang cenderung terus

meningkat. Hal ini mengindikasikan potensi zakat untuk terus dikembangkan

sebagai alat penghimpunan dana sosial negara.

Dunia zakat memiliki potensi untuk dikembangkan secara ekonomi. Pada

satu dekade terakhir, zakat mengalami perkembangan yang pesat jika dilihat

dari pertumbuhannya. Namun, pertumbuhan zakat tersebut masih sangat jauh

dengan potensi zakat sebenarnya. Menurut Kahf, total potensi zakat di negara-

negara anggota OIC berkisar antara 1,8 – 4,34 persen dari total PDB. Jika

potensi zakat ini dikalikan dengan PDB harga berlaku tahun 2010 dari negara-

negara anggota OIC, maka potensi zakat dunia mencapai USD 600 miliar.

(Beik, 2015)

Page 22: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

4

Potensi zakat di Indonesia sangat besar. Hal tersebut juga sudah disadari

oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian BAPPENAS, yang telah

mengintegrasikan program-program zakat di OPZ ke dalam program nasional

pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). Selain itu, BAPPENAS

juga memasukkan zakat ke dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015. Berdasarkan MAKSI,

BAZNAS diarahkan sebagai koordinator dalam pengaturan, pengumpulan,

dan distribusi zakat nasional, dengan Kementerian Agama sebagai regulator

dan pengawas kinerja BAZNAS.

Selain itu, Indonesia pada 25 September 2015 lalu telah turut berkontribusi

dalam penandatanganan dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) di

New York, Amerika Serikat yang berisikan kesepakatan antar negara untuk

menuntaskan masalah-masalah ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di

berbagai dunia melalui program yang berkelanjutan. Program pembangunan

berkelanjutan tersebut setidaknya memiliki 17 tujuan dan 169 target

pencapaian dalam kurun waktu 15 tahun (2015-2030).

Dalam hal ini, tentunya porsi keterkaitan zakat dengan SDGs sangatlah

erat, dikarenakan pengentasan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan yang

berkualitas, air dan sanitasi juga merupakan tujuan dari kinerja program

penyaluran dan pemberdayaan zakat. Hal ini juga didukung dengan adanya

UU. Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, yang menyebutkan

bahwa zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan untuk

meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, dalam UU

Page 23: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

5

tersebut juga dijelaskan bahwa pengelolaan zakat setidaknya memiliki dua

tujuan, yakni meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam

pengelolaan zakat, dan meingkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Dalam menghitung potensi zakat, terdapat beberapa studi yang membahas

mengenai potensi zakat di Indonesia: (Al Arif, 2010) Studi PIRAC

menunjukkan bahwa potensi zakat di Indonesia memiliki kecenderungan

meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei ke 10 kota besar di Indonesia,

PIRAC menunjukkan bahwa potensi rata-rata zakat per muzakki mencapai Rp

684.550,00 pada tahun 2007, meningkat dari sebelumnya yaitu Rp 416.000,00

pada tahun 2004. PEBS FEUI menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari

populasi Muslim Indonesia dengan asumsi 95 persen muzakki yang membayar

zakat, maka dapat diproyeksikan potensi penghimpunan dana zakat pada tahun

2009 mencapai Rp 12,7 triliun (Indonesia Economic Outlook, 2010).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta menunjukkan bahwa potensi zakat nasional dapat mencapai Rp 19,3

triliun. Dan Penelitian Firdaus et al (2012) menyebutkan bahwa potensi zakat

nasional pada tahun 2011 mencapai angka 3,4 persen dari total PDB, atau

dengan kata lain potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 217

triliun. Jumlah ini meliputi potensi penerimaan zakat dari berbagai area,

seperti zakat di rumah tangga, perusahaan swasta, BUMN, serta deposito dan

tabungan. terakhir adalah Penelitian BAZNAS, potensi zakat nasional pada

tahun 2015 sudah mencapai Rp 286 triliun. Angka ini dihasilkan dengan

Page 24: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

6

menggunakan metode ekstrapolasi yang mempertimbangkan pertumbuhan

PDB pada tahun-tahun sebelumnya (dapat dilihat di Tabel 1.1).

Dalam Outlook Zakat Indonesia 2017, BAZNAS menyebutkan bahwa

potensi zakat di Indonesia yang digambarkan oleh berbagai studi tersebut,

belum didukung oleh penghimpunan dana zakat di lapangan. Data terkini

menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang cukup tinggi antara potensi

zakat dengan penghimpunan dana zakatnya. Hal ini dapat dilihat dari data

aktual penghimpunan zakat, infaq dan sedekah nasional oleh OPZ resmi pada

tahun 2015 yang baru mencapai Rp 3,7 triliun atau kurang dari 1,3 persen

potensinya. (BAZNAS, 2016)

Tidak optimalnya potensi tersebut diduga disebabkan oleh beberapa hal,

antara lain:

1. Rendahnya kesadaran wajib zakat (muzakki), rendahnya kepercayaan

terhadap BAZ dan LAZ, dan perilaku muzakki yang masih berorientasi

jangka pendek, desentralis dan interpersonal.

2. Basis zakat yang tergali masih terkonsentrasi pada beberapa jenis zakat

tertentu, seperti zakat fitrah dan profesi.

3. Masih rendahnya insentif bagi wajib zakat untuk membayar zakat,

khususnya terkait zakat sebagai pengurang pajak sehingga wajib zakat

tidak terkena beban ganda

Menanggapi hal tersebut, pemerintah berinisiatif mengeluarkan

regulasi-regulasi dalam upaya memajukan perzakatan nasional ke arah

Page 25: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

7

pembanguna ekonomi yang lebih merata, diantaranya disahkannya UU

No. 23 Tahun 2011 yang mengatur tentang perencanaan, pelaksanaan dan

pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat oleh BAZNAS. dan Regulasi turunannya yang terangkum dalam PP

No. 14/2014 dan Inpres No. 3/2014.

Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat,

BAZNAS, Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ)

merupakan institusi yang diberikan amanat untuk mengelola zakat.

BAZNAS adalah lembaga dibentuk pemerintah yang bertugas

mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat. Dan

kewajiban LAZ dan UPZ untuk melaporkan kegiatan penghimpunan dan

pendayagunaan zakat yang telah dilakukannya kepada BAZNAS, dan

bukan kewajiban untuk menyetorkan zakat kepada BAZNAS.

(Hafidhuddin, 2012:43)

Dalam UU No. 23 Tahun 2011 tersebut juga disebutkan bahwa tujuan

pengelolaan zakat adalah agar mampu mneingkatkan efektivitas dan

efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat serta mampu meningkatkan

manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dana

penanggulan kemiskinan. (Masuko, 2014)

Penghimpunan dana zakat terus mengalami peningkatan secara

signifikan, salah satu indikator yang menunjukkan hal tersebut antara lain

Page 26: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

8

berdasarkan total dana yang berhasil disalurkan secara efektif pada tabel

berikut:

Tabel 1.2 : Penghimpunan dan Penyaluran Dana Berdasarkan

Organisasi Pengelola Zakat Tahun 2016

Instansi Penghimpunan Penyaluran daya

serap Rp. % Rp %

BAZNAS

Rp

97,637,657,910 2.53

Rp

77,163,262,785 3.43

61.60%

BAZNAS

Provinsi

Rp

644,859,329,420 17.65

Rp

342,186,614,275 15.2

BAZNAS

Kab/Kota

Rp

876,626,483,800 24

Rp

568,772,590,869 25.26

LAZ

Rp

2,039,218,862,993 55.82

Rp

1,263,512,276,616 56.11

Total

Rp

3,653,273,250,292 100

Rp

2,251,634,744,545 100

Cukup

Efektif

Pada tabel 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa penghimpunan dan

penyerapan dana zakat pada tahun 2016 secara kumulatif memperoleh data

serap sebesar 61,6%. Capaian ini menunjukkan bahwa OPZ yang terdiri

dari BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ

cukup efektif dalam penyerapan dana yang digunakan.

Penghimpunan dana BAZNAS pada tahun 2016 berdasarkan tabel 1.2

sebesar Rp. 97,637,657,910 ini meningkat sebesar Rp. 15,365,014,617 jika

dibandingkan dengan penghimpunan pada tahun 2015 sebesar Rp.

82,272,643,293.

Page 27: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

9

Gambar 1.1: Proporsi Penghimpunan Zakat berdasarkan Organisasi

Pengelola Zakat (OPZ)

Menurut grafik diatas, secara umum, proporsi penghimpunan dana

zakat oleh BAZNAS selalu berada di urutan terbawah daripada BAZNAS

Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota maupun LAZ.

Dalam upaya peningkatan penghimpunan dan penyerapan dana zakat,

BAZNAS dan OPZ lain terus mengupayakan berbagai perencanaan

program kerja dan kerja sama dengan beberapa instansi baik negeri

maupun swasta, yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan

penghimpunan dan penyerapan dana zakat disetiap tahunnya. Program-

program tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni program penyerapan dan

program penyaluran dana zakat, yang keduanya sama-sama bertujuan

untuk membangun trust masyarakat kepada lembaga amil zakat terutama

BAZNAS.

Dewasa ini, Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa

dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan

sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan

Page 28: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

10

untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi

juga memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam

melaku-kan aktivitas manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak

manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi teknologi yang telah dihasilkan

dalam dekade terakhir ini.

Era modern diidentikkan dengan era masyarakat digital. Setiap

aktivitas manusia akan digerakkan melalui serangkaian teknologi digital.

Teknologi ini dioperasikan dengan menekan beberapa digit (angka) yang

di susun dengan berbagai urutan. Relasi yang terbangun di antara individu

adalah relasi pertukaran digital, setiap manusia hanya me-lakukan

serangkaian transaksi atau interaksi melalui simbol-simbol digital.

Transaksi perdagangan, komunikasi, semuanya digerakkan secara digital.

Setiap individu akan memiliki identitas digital yang mampu mengenali

siapa dirinya, setiap manusia sudah diberi nomor urut: melalui nomor

identitas (e-KTP), nomor handphone, nomor telepon, nomor rekening

bank, nomor ATM, nomor rekening listrik, rekening telepon, rekening air,

PIN (Personal Identification Number) ATM, semuanya menggunakan

sistem digital.

Menurut data dari KOMINFO, Indonesia menduduki peringkat

keenam dalam pengguna akses internet terbesar di dunia sebesar 112,6 juta

jiwa setelah China, US, India, Brazil dan Jepang. (Hidayat, 2014)

Dijelaskan pula pernyataan dari Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan

Informatika (SDPP) . “Dunia teknologi dan internet berkembang sangat

Page 29: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

11

pesat di dunia, tak terkecuali Indonesia. Imbasnya, jumlah pengguna

internet saat ini semakin besar dan bertambah terus setiap harinya. Yakni

sekitar 55 juta orang dari 245 juta jiwa penduduk Indonesia.

Melihat dari kondisi dan permasalahan diatas, Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) berdasarkan UU No. 23 tahun 2011 tentang peranan

BAZNAS sebagai regulator dan operator dalam institusi zakat, namun

kenyataan yang terjadi dilapangan menurut tabel 1.2 penyerapannya

merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan BAZNAS Provinsi,

BAZNAS Kabupaten/Kota, bahkan Lembaga Amil Zakat (LAZ) swasta

lainnya.

Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat,

dengan penggunaan internet nomer 6 di dunia, pengumpulan dana zakat

juga terus mengembangkan inovasi yang bertujuan untuk memperluas

jaringan muzakki serta optimalisasi penyerapan dana zakat dari

masyarakat.

BAZNAS, dalam hal ini terus mengembangkan beberapa program

layanan untuk meningkatkan penghimpunan dana zakat serta memberikan

kemudahan kepada masyarakat untuk menunaikan zakat.

Jenis program penghimpunan BAZNAS tersebut antara lain Layanan

Jemput Zakat, Muzaki Corner, Zakat Digital dan Zakat Payroll System

(ZPS).Zakat Payroll System hingga kini terus dikembangkan oleh

BAZNAS dengan cara bermitra dengan beberapa institusi/perusahaan, baik

Page 30: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

12

pemerintah maupun swasta. Zakat Payroll System merupakan layanan

kemudahan dari BAZNAS yang dikembangkan untuk menghadirkan zakat

secara online yang langsung tersalurkan ke mitra BAZNAS, atau pengguna

program spesifik sesuai keinginan muzakki dengan kemajuan teknologi.

Layanan ini telah berjalan kurang lebih sekitar lima tahun di BAZNAS.

Selain Zakat Payroll System, ada juga zakat digital yang

dikembangkan BAZNAS dengan melakukan kemitraan dengan social

crowdfunding Kitabisa.com yang telah berjalan kurang lebih dua tahun.

Selama kurang lebih dua tahun ini mendapatkan respon yang positif dari

masyarakat. Hingga saat ini, Kitabisa.com mampu mengumpulkan dana

zakat sebesar Rp. 516.312.336 pada tahun 2016 dan Rp. 1.929.029.595

pada tahun 2017.

Melihat dari hal tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa

pelaksanaan zakat online yang telah berjalan selama dua tahun tersebut

banyak memberikan kontribusi positif bagi penghimpunan dan penyerapan

dana zakat di masyarakat. Dikarenakan adanya kemudahan dan trust dari

masyarakat atas BAZNAS dan kitabisa.com untuk mengelola,

menghimpun dan menyalurkan dana zakat melalui zakat online yang

masih terus dikembangkan hingga saat ini, baik dari zakat online itu

sendiri.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

13

Permasalahan ini merupakan tugas banyak pihak, selain BAZNAS,

pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengoptimalkan peran

BAZNAS dalam penyerapan dana zakat di masyarakat.

Oleh karena itu, penulis bermaksud ingin melihat perbandingan serta

Efisiensi dan Efektivitas Program Layanan Zakat Payroll System dan

Zakat Digital Terhadap Peningkatan Penerimaan Zakat di Indonesia, yang

akan mengambil fokus pada jenis program layanan Zakat Payroll System

Zakat Digital yang merupakan Kerjasama BAZNAS dengan Kitabisa.com.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengamati latar belakang permasalahan yang ada, maka

penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti pokok permasalahan

mengenai bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas Program Layanan

Zakat Payroll System dan Zakat Digital Terhadap Peningkatan Penerimaan

Zakat di Indonesia dalam kurun waktu 2016-2017.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut, maka penulis memiliki tujuan yaitu

untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan

zakat Payroll System dalam penyerapan dana zakat pada BAZNAS pada

tahun 2016-2017.

Sedangkan untuk manfaat penelitian, penulis berharap penelitian ini

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BAZNAS dalam memperhatikan

kinerja institusinya dalam hal efisiensi dan efektivitas program

penghimpunan dana zakat, terutama payroll system dan zakat digital.

Page 32: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

14

selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penggiat zakat

agar bisa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam penghimpunan dana

zakat.

Page 33: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Zakat Profesi

a. Pengertian Zakat Profesi

Zakat Profesi terdiri dari dua kata yaitu zakat dan profesi. Dalam

literatur fiqh klasik, zakat ialah hak yang dikeluarkan dari harta atau

badan. Atau menurut Wahbah Az Zuhayly, zakat ialah penunaian hak

yang wajib yang terdapat dalam harta. (Marimin & Fitria, 2015)

Sedangkan Profesi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

ialah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilann, kejujuran, dan sebagainya) tertentu. (KBBI)

Zakat profesi lebih populer dengan zakatu kasb al-‘amal wa al-mihn

al hurrah )زكاة كسب العمل والمهن الحرة ( atau zakat atas penghasilan kerja

dan profesi bebas. (Riyadi, 2015)

Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil apa yang

diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Misalnya pekerjaan yang

menghasilkan uang baik itu pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa

tergantung dengan orang lain, berkat kecekatan tangan ataupu otak

(professional), maupun pekerjaan yang dikerjakan seseorang buat pihak

lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan

memperoleh upah yang diberikan, dengan tangan, otak, ataupun

Page 34: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

16

keduanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah,

ataupun honorarium. (Marimin & Fitria, 2015)

Oleh karena itu, pengertian zakat profesi dapat disimpulkan sebagai

hak yang dikeluarkan oleh seorang muslim atas hasil yang ia peroleh

seperti upah, gaji, ataupun honor dari pekerjaan atau profesinya yang

telah mencapai nishab dan haul.

b. Dasar Hukum Zakat Profesi

Pengenaan zakat atas kekayaan yang diperoleh dari hasil suatu

profesi didasarkan pada nash-nash yang bersifat umum, diantaranya

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah:267 berikut:

ض ر األ ن م م ك ا ل ن ج ر خ ا أ م م و م ت ب س ك ام ات ب ي ط ن ا م و ق ف ن ا أ و ن م أ ن ي ذ ا ال ه ي أ آيا قلى و م َل ت ي م و

ا ف ي ه و ض ي ه إَل أ ن ت غ م ذ ت م ب آخ ل س ن و ن ه ت ن ف ق و ب ي ث م ال خ ي د قلى م ا أ ن هللا غ ن يٌّ ح و ل م اع البقرة : (و

۲۴۷ (

“Wahai Orang-Orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil

usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan

dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk untuk

kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mengambilnya, melainkan

dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji” (QS. Al-Baqarah : 267).

Kata ما كسبتم diatas, mencakup pengertian apa saja dari hasil

usahamu, seperti jasa atau profesi. (Shobirin, 2015) Keumuman ayat

Page 35: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

17

tersebut mengindikasikan bahwa merupakan kewajiban bagi setiap

orang yang beriman untuk mengeluarkan zakat atas apa-apa yang telah

ia peroleh dari usahanya di muka bumi ini, sehingga ayat tersebut dapat

digunakan untuk berbagai jenis zakat dan shadaqah.

Kemudian dalam surat at-taubah:103 juga dinyatakan:

ع ي م س هللا و م ه ل ن ك س ك وت ل ص إن م ه ي ل ع ل ص ا و ه ب م ه ي ك ز ت و م ه ر ه ط ت ة ق د ص م ه ال و أم ن م ذ خ

ل ي م )التوبة (۱۰۳ : ع

Artinya : “Ambillah sedekah (zakat) dari sebagian harta mereka,

dengan sedekah itu membersikhkan dan mensucikan mereka, dan

berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.” (At-Taubah:103)

Ayat tersebut menunjukkan makna terminologi generik pada harta

kekayaan dan tidak menyebutkan darimana harta tersebut diperoleh.

Keumuman ayat ini juga mengindikasikan bahwa terdapat gaji atau

upah yang merupakan bagian dari harta kekayaan tersebut, sehingga

harus dikeluarkan zakatnya. (Shobirin, 2015)

Selain itu, terdapat pula hadits yang menerangkan tentang zakat

profesi, yang didasarkan atas keumuman makna dari hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari, antara lain:

Page 36: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

18

“Setiap orang muslim wajib bersedekah, Mereka bertanya: “Wahai

Nabi Allah, bagaimana yang tidak berpunya?”, Nabi menjawab:

“Bekerjalah untuk mendapat sesuatu untuk dirinya, lalu bersedekah”.

Mereka bertanya kembali: “kalau tidak mempunyai pekerjaan?, Nabi

menjawab: “Kerjakan kebaikan dan tinggalkan keburukan, hal itu

merupakan sedekah.” (HR. Bukhari)

Dalam hadist tersebut, Yusuf Qardhawi menafsirkan keumuman dari

makna hadits diatas bahwa zakat wajib atas penghasilan sesuai dengan

tuntunan islam yang menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam jiwa

seorang muslim. (Marimin & Fitria, 2015, hal. 7)

Selain dasar Al-Qur’an dan hadits diatas, banyak dari kalangan

ulama kontemporer juga berpendapat adanya zakat profesi, diantaranya

Syaikh Abdurrahman Hasan, Syaikh Muhammad Abu Zahrah, Syaikh

Abdul Wahab Khalaf dan Syaikh Yusuf Qardhawi. Mereka berpendapat

bahwa semua penghasilan yang melalui kegiatan profesi seperti dokter,

pengacara, konsultan, seniman, pegawai negeri dan lain sebagainya,

apabila telah mencapai nishab maka wajib dikenakan zakatnya.

(Shobirin, 2015: 9)

Sedangkan dalam hal qiyas, wajibnya zakat profesi diqiyaskan pada

tindakan khalifah Mu’awiyah yang mengenakan zakat atas penghasilan

sesuai dengan tuntunan islam yang mengenakan zakat atas pemberian

menurut ukuran yang berlaku dalam negara islam, dan Khalifah Umar

Page 37: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

19

bin Abdul Aziz yang memungut zakat pemberian (‘utiyat) dan hadiah.

Juga memungut zakat dari para pegawainya setelah menerima gaji, serta

menarik zakat dari orang yang menerima barang sitaan (mazalim)

setelah dikembalikan kepadanya. (Marimin & Fitria, 2015:7)

c. Sejarah Munculnya Zakat Profesi

Zakat profesi merupakan salah satu kasus baru dalam fiqh (hukum

islam) yang tidak memiliki aturan hukum yang tegas, baik dalam Al-

Quran, As-Sunnah, maupun kitab-kitab para ulama mujtahid seperti

Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad ibn

Hanbal. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jenis-jenis usaha atau

pekerjaan masyarakat pada masa Nabi dan ulama-ulama mujtahid.

Sedangkan hukum islam merupakan refleksi dari peristiwa-peristiwa

hukum yang terjadi ketika hukum itu ditetapkan. (Marimin & Fitria,

2015: 3)

Pada zaman Rasulullah SAW, mayoritas umat muslim memiliki tiga

pekerjaan atau profesi, diantaranya ialah petani, pedagang, dan

peternak. Dari ketiga profesi tersebutlah maka muncullah kewajiban

mengeluarkan zakat untuk harta yang telah mereka hasilkan, seperti

zakat pertanian, peternakan, perdagangan, emas dan perak, maupun

zakat bagi barang temuan (rikaz).

Dikisahkan Rasulullah SAW pada saat itu bukanlah orang yang kaya

dan bukan juga orang yang miskin. Imam Bukhari meriwayatkan

Page 38: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

20

profesi atau pekerjaan Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi Nabi

ialah sebagai pengembala kambing dengan upah beberapa qirath. (Zen,

2014)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW bersabda: “Tidaklah Allah

mengutus seorang Nabi melainkan dia mengembalakan kambing”. Para

sahabat bertanya: “termasuk engkau juga?” maka Beliau menjawab:

“Ya, aku pun mengembalakannya dengan upah beberapa qirath untuk

penduduk Makkah”. (HR. Bukhari)

Secara umum, pengeluaran zakat atas harta penghasilan telah

dilakukan Rasulullah SAW yang diikuti oleh para sahabat dan tabi’in

yang hidup setelah mereka. Hal ini terjadi atas perubahan-perubahan

yang berlangsung di kalangan kaum muslimin. Sebagai contoh, pada

awal mula pemerintahan, islam tidak mengenal adanya sistem gaji atau

upah untuk tentara. Mereka hanya mendapatkan hasil rampasan perang

yang mereka dapatkan, setelah dipotong seperlima untuk ahlul bayt.

Akan tetapi, pada masa Umar bin Khattab, beliau mulai

memberlakukan sistem gaji kepada tentara dan sebagian sahabat yang

bekerja memajukan islam. Selain itu, Umar bin Khattab ialah sahabat

yang melakukan ijtihad memungut zakat bagi umat islam yang

memiliki pekerjaan sebagai pedagang kuda dikarenakan penghasilannya

menyebabkan ia menjadi kaya raya. (Zen, 2014)

Page 39: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

21

Tidak munculnya berbagai jenis pekerjaan dan jasa atau yang sering

disebut dengan profesi pada masa Rasulullah SAW dan ulama mujtahid

pada masa lalu menjadikan zakat profesi tidak terlalu dikenal (tidak

familiar) dalam sunnah dan kitab-kitab fiqh klasik.

Istilah zakat profesi sendiri dipopulerkan oleh Yusuf Qardhawi pada

tahun 1969 dalam kitab Fiqh Az Zakah dengan penggunaan kata zakatu

kasb al-‘amal wa al-mihn al hurrah الحرة() زكاة كسب العمل والمهن yang

dapat diartikan dengan pencarian dan profesi, yaitu berbagai usaha yang

menghasilkan harta kekayaan yang berupa uang dan sebagainya. Yusuf

Al Qardhawi menilai zakat profesi/upah kerja termasuk dalam jenis

maal mustafaad )مال مستفاد(, yaitu yang tidak tumbuh dari harta wajib

zakat yang dimiliki. (Zen, 2014)

Pada umumnya, Ahli Fiqh menerjemahkan maal al mustafad

menjadi tiga jenis: pertama, harta yang tumbuh dari harta wajib zakat

yang dimiliki seseorang. Contohnya adalah keuntungan dari barang

dagangan, binatang ternak yang lahir sebelum berlalunya haul, dll.

Kedua, harta yang sejenis dengan harta wajib zakat yang dimiliki

seseorang, namun tidak tumbuh darinya. Contohnya: harta yang

diperoleh dari pembelian, hadiah dan warisan. Ketiga, harta yang

berbeda jenis dengan harta wajib zakat yang dimiliki seseorang.

Contohnya: sejumlah onta yang baru dibeli/ diberi/ diwarisi seseorang,

dan ia memiliki barang dagangan yang sudah mencapai nishab.

(Qardhawi, 1969)

Page 40: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

22

Kajian dan praktik zakat profesi ini mulai marak di Indonesia kira-

kira sejak tahun 90-an akhir dan awal tahun 2000-an. Khususnya

setelah kitab Yusuf Qardhawi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia oleh Didin Hafidhuddin yang diterbitkan pada tahun 1999.

(Riyadi, 2015, hal. 5) Sejak saat itu, zakat profesi mulai banyak

diterapkan oleh lembaga pengelola zakat di Indonesia, baik lembaga

milik pemerintah (BAZNAS) atau milik swasta (LAZ).

d. Syarat-Syarat Wajib Zakat Profesi

Harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus memenuhi persyaratan

yang ditentukan syara’. Pada zakat profesi, kewajiban zakat disyaratkan

mencapai nishab, atau harta yang dimiliki sudah mencapai nishab.

(Shobirin, 2015) Nishab ialah jumlah harta benda minimum yang

dikenakan zakat.

Tidak ada ketetapan yang pasti tentang nishab, waktu, ukuran dan

cara mengeluarkan zakat profesi. Namun terdapat beberapa

kemungkinan kesimpulan dalam menentukan nishab, ukuran dan waktu

mengeluarkan zakat profesi. (Shobirin, 2015)

Yusuf Al-Qardhawi sendiri menganalogikan zakat profesi dengan

zakat uang, nishabnya senilai 85 gram emas dengan ukuran zakat 2,5%.

Adapun waktu pengeluarannya terdapat dua kemungkinan; pertama,

memberlakukan nishab dalam setiap jumlah pendapatan atau

penghasilan yang diterima. Dengan demikian, penghasilan yang

Page 41: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

23

mencapai nishab seperti gaji yang tinggi dan honorarium yang besar

pada golongan profesi wajib dikenakan zakat, sedangkan yang tidak

mencapai nishab tidak wajib menunaikan zakat. Kedua, mengumpulkan

gaji atau penghasilan yang diterima berkali-kali dalam waktu tertentu

hingga mencapai nishab. (Qardhawi, 1969)

Selain itu, Syaikh Muhammad Al-Ghazali dalam bukunya “Islam wa

Awdha Al-Iqtishadiyah” menyebutkkan bahwa zakat profesi

dinisbatkan terhadap zakat pertanian yang ukuran zakatnya sebesar

sepersepuluh (10%) bagi yang hanya mengandalkan tadah hujan atau

seperduapuluh (5%) bagi petani yang menggunakan irigasi. Dari

statement tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, siapa yang

mempunyai pendapatan yang tidak kurang dari pendapatan seorang

petani, maka diwajibkan baginya untuk berzakat. Adapun nishabnya

ialah disetarakan dengan 653 kg padi. Oleh karena itu, seorang dokter,

pengacara, insinyur, pengusaha, PNS, karyawan dan sebagainya wajib

mengeluarkan zakat dikarenakan memiliki pendapatan yang besar.

Adapun haulnya ialah saat menerima gaji, dan nishabnya adalah 10%

dari sisa pendapatan bersih. (Shobirin, 2015)

Terdapat pula pendapat madzhab Imamiyah atau yang biasa disebut

dengan madzhab Ahlul-Bait, yang menetapkan zakat profesi sebesar

20% dari hasil pendapatan bersih, sama seperti dalam laba perdagangan

serta setiap hasil pendapatan lainnya, berdasarkan pemahaman mereka

Page 42: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

24

berkaitan dengan firman Allah SWT. Dalam QS. Al-Anfal (8):41

tentang ghanimah. (Al-habsyi, 1999)

ن وابن ى ب ر ق ى ال ذ ل و ل و س لر ل و ه س م خ ِل أن ف ئ ي ش ن م م ت م ن ا غ م أن آو م ل اع و س اك ال م ى و ال ي ت م و

ب ي ل الس ل ن ا على ع ب َل مآ أن ز وهللا قلىعان م ج ى ال ق الت م و ي قان ر ف ال م و ا ي ن د إن ك ن ت م آ من ت م ب اهلل و

(۶۱)األنفال : ير د ق ئ ي ش على كل

Artinya: “Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh

sebagai rampasan perang, maka seperlimanya untuk Allah, Rasul,

kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil.( Maka yang

demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami

turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqan, yaitu pada

hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

e. Pengqiyasan Zakat Profesi

Adapun zakat profesi di Indonesia hukumnya ialah diperbolehkan

(halal). Hal ini mengacu pada Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3

Tahun 2003 tentang zakat penghasilan (profesi). Sedangkan untuk

prakteknya, zakat profesi di Indonesia pun masih belum menemukan

kesamaan, baik dalam qiyas, nishab maupun haul. Untuk lebih jelasnya

berikut tabel perbedaan zakat profesi di Indonesia (Zen, 2014):

Tabel 2.1: Perbedaan Zakat Profesi di Indonesia

No. Pengelola

Zakat

Qiyas Nishab Haul Kadar

Zakat

1. Fatwa

MUI No. 3

Zakat

Perdagang

85 gram

emas

Cukup

haul, dapat

2,5%

Page 43: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

25

Tahun

2003

an ditunaikan

tahunan

atau

bulanan

2. BAZNAS Zakat

pertanian,

dibayarkan

ketika

mendapatk

an

hasilnya

653 Kg

gabah dan

524 kg

beras

makanan

pokok,

dibayarkan

dari

pendapatan

kotor

Tanpa ada

haul

Dianalogik

an kepada

zakat emas

dan perak

yaitu

sebesar

2,5% atas

dasar

kaidah

“Qiyas Ash

Shabah”

3. BAZDA

Lebak

Dianalogik

an kepada

zakat

perdagang

an/

‘auduttijar

ah

85 gram

emas

Cukup haul 2,5%

4. BAZNAS Dianalogik 85 gram Cukup 2,5% dari

Page 44: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

26

Kab.

Sukabumi

an kepada

zakat

perdagang

an

emas haul,

ditunaikan

tahunan

atau

bulanan

seluruh

penghasilan

kotor

5. YBM BRI Zakat

pertanian

5 wasaq

atau 652,8

kg gabah

setara

dengan

520 kg

beras

Tanpa ada

haul

Di qiyaskan

zakat emas

dan perak

2,5%

6. LAZIS

Amaliah

ASTRA

Di

analogikan

kepada

zakat

perdagang

an

85 Emas

gram

Cukup

Haul

Sebesar

2,5%

7. Syiah Dianalogik

an kepada

zakat rikaz

85 gram

Emas

Tanpa haul Sebesar

20%

Page 45: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

27

Dari tabel diatas, dapat difahami bahwa setidaknya terdapat empat

model yang berbeda bagi masyarakat Indonesia dalm penentuan kadar

zakat profesi, pertama; dianalogikan kepada perdagangan dengan

nishab 85 gram emas dan kadarnya 2,5%, kedua; dianalogikan kepada

zakat pertanian yang nishabnya 653kg gabah atau 520 kg beras dan

kadarnya 5%, ketiga; dianalogikan kepada zakat pertanian dengan kadar

2,5%, keempat; dianalogikan terhadap rikaz yang nishabnya 85 gram

emas dan kadarnya 2,5%.

Dari empat model penghitungan zakat profesi tersebut, dapat dibuat

sebuah penghitungan yang menggambarkan ilustrasi zakat profesi

diatas sebagai berikut:

Tabel 2.2 :

Penghitungan Zakat Profesi Berdasarkan Penggolongan Jenisnya

No Nishab Tarif Simulasi Penghasilan Zakatnya

1 Emas/Perda

gangan

2,5% 85 gram emas x Rp.

500.000 = Rp. 42.500.000

Rp. 42.500.000/12 = Rp.

3.542.667

Rp.

3.543.667 x

2,5% = Rp.

88.567

2

Pertania

(Gabah)

5% 653 x Rp. 5000 = Rp.

3.265.000

Rp.

3.265.000 x

5% = Rp.

163.250

Pertanian

(Beras)

5% 520 x Rp. 7000 = Rp.

3.640.000

Rp.

3.640.000 x

Page 46: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

28

5% = Rp.

182.000

3

Pertanian

(Gabah)

2,5% 653 x Rp. 5000 = Rp.

3.265.000

Rp.

3.265.000 x

2,5% = Rp.

81.625

Pertanian

(Beras)

2,5% 520 x Rp. 7000 =Rp.

3.640.000

Rp.

3.640.000 x

2,5% =

91.000

4 Rikaz 20% 85 gram emas x Rp.

500.000 = 42.500.000

42.500.000 /12 = Rp.

3.542.667

Rp.

3.542.667 x

20% = Rp.

708.533

Sumber : (Zen, 2014)

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan apabila seorang muslim memiliki

gaji sebesar Rp. 3.650.000 (UMR DKI Jakarta 2018), maka jika menurut

jenis penghitungan yang pertama dan ketiga, zakat yang harus ditunaikan

ialah Rp. 91.250, atau jika menurut perhitungan kedua; zakat yang harus

dikeluarkan ialah sebesar Rp. 182.500, dan jika menurut penghitungan

yang keempat, maka zakat yang harus ditunaikan ialah seperlimanya, atau

senilai Rp. 730.000.

2. Konsep Efektifitas dan efisiensi

Efektifitas dan efisiensi merupakan salah satu kriteria untuk menilai

kinerja pusat pertanggungjawaban. Kriteria ini hampir selalu digunakan

Page 47: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

29

dalam arti relatif, bukan secara absolut/mutlak (Anthony, 1994). Di dalam

organisasi nirlaba, diperlukan adanya sebuah efektifitas dan efisiensi kerja.

Hal ini berbeda dengan organisasi laba yang menggunakan laba sebagai

tolak ukur kinerjanya.

Menurut Wise, setidaknya terdapat 3E atas penilaian bagi organisasi

nirlaba, yakni economy, efficiency, dan effectiveness, atau yang biasa

disebuut dengan indikator performa. Indikator performa untuk sebuah

institusi zakat sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui apakah institusi

tersebut berfungsi seperti seharusnya atau tidak. Indikator-indikator ini

setidaknya mencakup beberapa hal penting, seperti periode penyaluran,

efektivitas alokasi dana, rasio biaya operasional dalam penghimpunan

dana, kualitas pemerintah, kualitas penyaluran program, serta maksimum

dana yang diizinkan untuk ditahan dsb. (BAZNAS & Bank Indonesia,

2016)

Hubungan antara input dan dan output adalah ukuran dari efisiensi,

sedangkan hubungan antara output yang dicapai dengan tujuan organisasi

adalah ukuran dari efektifitas. (Wise, 2002)

Efektifitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektifitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya akan dicapai. Sedangkan efisiensi berasal

dari kata efisien selalu berkaitan dengan perbandingan antara pengeluaran

Page 48: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

30

(output) dengan pemasukan (input) dengan membandingkan jumlah yang

dihasilkan dari suatu input yang digunakan.

a. Pengertian Efektifitas

Efektifitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point), dan

mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Efektifitas ialah hasil guna

yang ditekankan pada efek, hasilnya dan kurang memperdulikan

pengorbanan yang perlu diberikan untuk memperoleh hasil tersebut.

sedangkan efisiensi (daya guna) penekanannya disamping pada hasil yang

ingin dicapai, juga besarnya pengorbanan pengorbanan untuk mencapai

hasil tersebut perlu diperhitungkan. (Syamsi, 1988:2).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektifitas

adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan,

manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau

tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya

tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan.

Sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006, efektifitas adalah

pencapaian hasil program dengan target yang relah ditetapkan, yaitu

dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil (output-outcome).

Outcome dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah.

Efektifitas pada dasarnya mengacu pada kemampuan setiap organisasi

dalam mencapai tujuan. Efektifitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu

Page 49: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

31

organisasi dalam memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang ada

dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.

b. Tolak Ukur Efektivitas

Efektifitas memiliki beberapa ukuran yang dapat dilihat diantaranya

adalah seberapa banyak hasil yang dihasilkan dibandingkan dengan

tujuan awal organisasi, seberapa puas pelanggan dalam menggunakan

barang yang telah dihasilkan oleh organisasi dan seberapa kreatif

organisasi dalam menyampaikan hasil produknya.

Ukuran efektifitas dan efisiensi ini telah diatur oleh Depdagri,

Kemendagri No. 690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian

Kinerja Keuangan.

Tabel 2.3:

Kriteria Efektifitas Kinerja Keuangan

Kinerja

Keuangan (%)

Kriteria

>100 Sangat Efektif

90-100 Efektif

80-90 Cukup efektif

60-80 Kurang Efektif

<60 Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996

Page 50: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

32

Berdasarkan pendapat Duncan, untuk mengetahui efektifitas dapat

dilihat dengan menilai atau mengukur haal-hal berikut: (Steers,

1985:53)

1) Integrasi, yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus

dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya.

2) Ketepatan sumber daya manusia (SDM), merupakan suatu usaha

yang dilakukan dalam memilih pihak-pihak yang menjalankan

program pembangunan. Pemilihan ini dilakukan supaya

pelaksanaan program dapat berjalan sesuai dengan tujuan.

3) Ketepatan penggunaan peralatan atau perlengkapan, dalam hal ini

perlengkapan yang akan digunakan selama proses pelaksanaan

pembangunan dapat dilakukan oleh pemerintah daerah atau

masyarakat tersendiri.

4) Ketepatan penggunaan waktu yang tersedia, seluruh aktivitas yang

dilakukan dalam proses pembangunan waktu yang diperlukan lebih

banyak maka hal ini juga berarti bahwa pelaksanaan pembangunan

kurang efektif.

5) Ketepatan penggunaaan sumber daya alam (SDA), dalam hal ini

sumber daya alam yang ada harus digunakan sesuai dengan

kebutuhan.

Sedangkan menurut pendapat S.P. Siagian, untuk mengetahui

efektivitas dapat dilihat dengan menilai atau mengukur hal-hal berikut:

Page 51: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

33

1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah

dan tujuan organisasi dapat tercapai.

2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi

adalah berada pada jalan yang diikuti dalam melakukan berbagai

upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para

implementer tidak tersesat dalam pencapaian organisasi.

3) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan

dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah

ditetapkan, artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-

tujuan dengan usaha pelaksanaan kegiatan operasional.

4) Perencanaan yang matang, pada hakikatnya berani memutuskan

sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi di masa depan.

5) Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih

perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat.

Sebab apabila tidak, para pelaksana akan kurang memiliki

pedoman bertindak dan bekerja.

6) Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator

efektivitas organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif.

Dengan sarana dan prasarana yang tersedia dan mungkin

disediakan oleh organisasi.

Page 52: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

34

7) Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidaka akan mencapai sasarannya.

8) Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik,

mengingat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas

organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan

pengendalian.

Sedangkan dalam penelitian ini, tolak ukur yang dipakai ialah

metode rasio efektivitas penyerapan dana zakat atau Allocation to

Collection Ratio (ACR). Rasio efektivitas ini mengukur kemampuan

lembaga zakat dalam menyalurkan dana zakatnya dengan cara membagi

total dana penyaluran dengan total dana penghimpunan. (BAZNAS,

Outlook Zakat Indonesia 2018, 2018)

ACR ini dinyatakan dalam presentase yang dapat diklasifikasikan ke

dalam lima kategori:

1) Highly effective (Jika ACR > 90%)

2) Effective (Jika ACR mencapai 70-89%)

3) Fairly Effective (Jika ACR mencapai 50-69%)

4) Below Expectation (Jika ACR mencapai 20-49%)

5) Ineffective (Jika ACR <20%)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

efektifitas merupakan konsep yang penting bagi sebuah organisasi

Page 53: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

35

dalam mencapai sasarannya, atau dapat dikatakan bahwa efektifitas

merupakan tingkat ketercapaian tujuan yang telah dilaksanakan

dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Pengertian Efisiensi

Efisiensi menurut KBBI ialah tepat atau sesuai untuk mengerjakan

(menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga,

biaya) atau mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat.

Konsep efisiensi berasal dari konsep mikroekonomi (Teori Produsen

dan teori Konsumen) yang mencoba untuk selalu memaksimalkan

utilitas atau kepuasan, baik dari sudut pandang konsumen maupun

produsen. Teori produsen mencoba untuk memaksimalkan kegunaan

atau kepuasan dengan memaksimumkan keuntungan atau

meminimumkan biaya dari sudut pandang produsen, sedangkan teori

konsumen mencoba untuk memaksimalkan kegunaan atau kepuasan

dari sudut pandang individu. (Ascarya & Yumanita, 2008)

Efisiensi menurut Harjum Muharam (2007) ialah kemampuan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau dalam pandangan

matematikanya didefinisikan sebagai perhitungan rasio output

(keluaran) dan input (masukan) atau jumlah keluaran (output) yang

dihasilkan dari satu input yang digunakan. (Muharam & Pusvitasari,

2007)

Page 54: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

36

Menurut Farell (1957), pengukuran efisiensi suatu perusahaan

terbagi menjadi tiga, yaitu:

1) Teknik efisiensi menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan

untuk mencapai output maksimal dengan input yang tetap.

2) Alokasi efisiensi menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan

untuk menggunakan input dalam proporsi optimal.

3) Efisiensi ekonomi ialah efisiensi yang dihasilkan dari kombinasi

dua pengukuran dalam teknik efisiensi dan alokasi efisiensi.

(Hosen, 1997)

Sama halnya dengan bentuk perusahaan, maka efisiensi dalam

perusahaan nirlaba seperti lembaga pengelola zakat juga merupakan

sebuah tolak ukur dalam mengukur kinerja lembaga tersebut. Secara

keseluruhan, efisiensi dalam perusahaan nirlaba dapat didekomposisi

menjadi efisiensi dalam skala (scale efficiency), efisiensi dalam cakupan

(scope efficiency) efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi

alokasi (allocative efficiency). (Muharam & Pusvitasari, 2007)

d. Metode Pengukuran Efisiensi

Ukuran efektifitas dan efisiensi ini telah diatur oleh Depdagri,

Kemendagri No. 690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian

Kinerja Keuangan.

Page 55: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

37

Tabel 2.4:Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan

Kinerja

Keuangan (%)

Kriteria

>100 Sangat Efisien

90-100 Efisien

80-90 Cukup Efisien

60-80 Efisien

<60 Tidak Efisien

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996

Pengukuran efisiensi terhadap perusahaan memiliki dua pendekatan,

yaitu pendekatan parametric dan non parametric. Jenis pendekatan

parametric memerlukan informasi yang akurat untuk melihat hubungan

antara biaya yang dikeluarkan (output) terhadap pendapatan yang

dihasilkan (input). Pendekatan jenis ini memperhitungkan random error

(faktor eksternal) dan menghasilkan kesimpulan secara statistik

sehingga mengurangi kesalahan dalam ukuran dan outliers. Sedangkan

jenis pendekatan non parametric tidak menggunakan informasi,

sehingga sedikit data yang dibutuhkan lebih sedikit asumsi yang

diperlukan dan sampel yang lebih sedikit dapat dipergunakan.

1) Data Envelopment Analysist (DEA)

Data Envelopment Analysis atau disingkat DEA pertama kali

diperkenalkan pada tahun 1978 oleh Charnes A, Cooper WW dan

Rhodes E dalam jurnal Operational Research dengan judul “Measuring

The Efficiency of Decision Making Units”. Jurnal tersebut membahas

Page 56: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

38

pengembangan langkah-langkah pengambilan keputusan efisiensi yang

dapat digunakan dalam mengevaluasi Unit Pengambil Keputusan

(Charnes et al.,1978).

DEA adalah teknik berbasis pemrograman linear untuk

mengevaluasi efisiensi relatif dari unit pengambilan keputusan, dengan

cara membandingkan antara DMU satu dengan DMU lain yang

memanfaatkan sumber daya yang sama untuk menghasilkan output

yang sama, dimana solusi dari model tersebut mengindikasikan

produktifitas atau efisiensi suatu unit dengan unit lainnya. Tujuan akhir

dari DEA dimaksudkan sebagai metode untuk evaluasi kinerja dan

benchmarking. Efisiensi relatif dari DMU diukur dengan

memperkirakan rasio bobot output untuk suatu input dan

membandingkannya dengan DMU lainnya. DMU yang mencapai

efisensi 100% dianggap efisien sedangkan DMU dengan nilai dibawah

100% dianggap tidak efisien. DEA mengidentifikasi satu set DMU

yang efesien dan digunakan sebagai tolak ukur untuk perbaikan DMU

yang tidak efisien. DEA juga memungkinkan melakukan perhitungan

jumlah yang diperlukan untuk perbaikan dalam input dan output pada

DMU sehinggan menjadi efisien. Ukuran dasar efisiensi yang

digunakan dalam DEA adalah rasio total output total input.

Secara matematis, formulasi DEA dapat dirumuskan sebagai

berikut (Ascarya & Yumanita, 2008) :

Page 57: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

39

Efisiensi DMU = ∑ −1 𝜇𝑘𝑦𝑘𝑗

𝑝𝑘

∑ =𝑛𝑡𝑖 1𝑋𝑖𝑗

Keterangan:

DMU = Unit Pengambil Keputusan (UPK)

n = UPK yang akan dievaluasi

m = input-input yang berbeda

p = output yang berbeda

xij = Jumlah input I yang dikonsumsi oleh UPKj

ykj = jumlah output yang diproduksi oleh UPKj

a) Model-Model DEA

Terdapat dua model DEA yang sering digunakan, yakni model

Charnes, Chooper dan Roodes (CCR) dan model Banker, Charnes

dan Cooper (BCC). (Ascarya & Yumanita, 2008)

I) Model CCR

Model CCR ini dikembangkan oleh Charnes, Chooper dan

Roodes (1978). Model ini mengasumsikan bahwa penambahan

input sebesar n kali akan meningkatkan output sebesar n kali

juga. Atau bisa disebut dengan asumsi Constant Retun to Scale

(CRS). Oleh karenanya, model ini sering juga disebut dengan

CRS. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah

bahwa setiap Pengambil Keputusan (UPK) beroperasi pada

skala yang optimal. Dengan demikian, efisiensi dengan model

ini juga disebut dengan efisiensi Overall. (Akbar, 2009)

II) Model BCC

Page 58: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

40

Dikembangkan oleh Banker, Charnes dan Cooper (1984).

Mereka menyatakan bahwa Persaingan dan kendala-kendala

keuangan dapat menyebabkan perusahaan untuk tidak

beroperasi pada skala optimalnya.

Untuk mengatasi problem ini, mereka mengajukan asumsi

Variabel Return to Scale (VRS). Artinya, jika ada penambahan

input sebesar n kali, maka tidak akan menyebabkan output

meningkat sebesar n kali. Bisa lebih besar atau lebih kecil).

Kondisi dimana ia dapat menghasilkan output yang lebih besar

disebut dengan Increasing Return to Scale (IRS). Dan jika

menghasilkan kurang dari n kali, maka disebut dengan kondisi

Decreasing Return to Scale (DRS). Efsiensi yang dihitung

dengan asumsi VRS inilah yang disebut sebagai efisiensi tekni

”murni” (Pure Technical Efficiency). UPK yang efisien

berdasarkan model ini sering disebut dengan efisien secara

teknis.

b) Pendekatan yang Digunakan

Terdapat bermacam-macam definisi konseptual dalam

mendefiniskan input dan output dalam membentuk sebuah model

efisiensi yang tepat. Hadad, et.al. (2003) menjelaskan konsep yang

digunakan dalam mendefinisikan hubungan input dan output dalam

industri perbankan, yaitu:

Page 59: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

41

I) Pendekatan Produksi, Pendekatan ini melihat institusi finansial

sebagai produser dari akun deposit dan kredit pinjaman. Di sini

output merupakan jumlah dari akun-akun tersebut atau dari

transaksi-transaksi yang terkait. Sedangkan input adalah

jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset tetap dan

material lainnya.

II) Pendekatan intermediasi, Melihat institusi keuangan sebagai

lembaga perantara dalam jasa keuangan, yang merubah dan

mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus kepada

unit-unit defisit. Dalam hal ini, input-input seperti biaya tenaga

kerja, modal, dan pembayaran bunga pada deposito, dengan

output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman dan investasi

finansial.

III) Pendekatan aset, Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah

institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman, yang

mendekati pendekatan intermediasi, dimana output benar-

benar didefinisikann dalam bentuk aset-aset. (Hadad & et.al,

2003)

2) Stochastic Frontier Analysis (SFA)

Metode Penelitian ini pertama kali dikemukakan oleh Meeusen

dan Van Den Broeck (1977) dan Aigner, Lovell, dan Schmidt

(1977). SFA merupakan tekhnik pengukuran efisiensi dengan

menggunakan pendekatan parametric. Oleh karena itu, SFA

Page 60: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

42

menganggap adanya dua bagian error term. Efisiensi dalam

pendekatan ini mengikuti distribusi asimetris, biasanya setengah

normal (half normal). Sedangkan kesalahan acak (random error)

terdistribusi simetrik standar. (Hartono, 2009)

Nilai efisiensi yang dihasilkan berupa skor 0-1. Sebuah

perusahaan dianggap efisien jika menghasilkan skor yang

mendekati 1. Begitu juga sebaliknya, semakin mendekati 0 maka

perusahaan tersebut dianggap semakin tidak efisien.

Metode SFA ini menggunakan ս (error yang dapat

dikendalikan) untuk mendapatkan nilai efisiensi tersebut. (Rino &

Harjum, 2011)

Dalam penelitian ini, penulis memilih untuk memilih

menggunakan pendekatan produksi dimana penulis melihat

efektifitas dan efisiensi zakat digital dan payroll system melalui

output seperti penerimaan penghimpunan dana zakat dan jumlah

muzakki dengan input biaya operasional dll.

B. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti,

Tahun, dan Judul

Penelitian

Model Analisis Hasil Penelitian

1 Muhammad

Firdaus, Irfan Syauqi

Beik, Tonny Irawan,

Data Panel Penghimpunan dana

zakat selama satu

dekade terakhir terus

Page 61: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

43

Bambang Juanda,

2012, Economics

Estimation and

Determinations of

Zakat Potential in

Indonesia,

mengalami

peningkatan. Ini

dilihat dari

peningkatan

sebanyak 408,47%

dari 2005 ke 2010.

Total potensi zakat

di Indonesia ialah

217T atau sekitar

3.40% dari GDP

Masyarakat banyak

yang rutin

mengeluarkan zakat

setiap bulannya

dikarenakan

langsung dipotong

oleh perusahaan.

20,8%

membayar zakat

namun tidak rutin,

Dan sekitar 8.5%

penduduk tidak

membayar zakat

Page 62: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

44

sama sekali.

2 Friska Tyas

Illacartika Sary,

Skripsi, 2016,

Analisa Tingkat

Efisiensi dan

Tingkat

Produktivitas Bank

Umum Syariah

(BUS) Periode 2011-

2015

Stochasti

c Frontier

Analysis

(SFA)

Regresi

Data

Panel

Bank Umum Syariah

selama periode

2011-2015 memiliki

nilai rata-rata

efisiensi sekitar 0,94

atau 94,46%. Hal ini

menunjukkan bahwa

BUS telah mencapai

tingkat efisiensi

namun masih

mengalami fluktuasi.

Nilai efisiensi

tertinggi terjadi pada

tahun 2014 dengan

rata-rata efisiensi

tertinggi ialah Bank

Syariah Mandiri

sebesar 97.30%

3 Ariel Sharon

Sumenge, 2013,

Analisis Efektifitas

dan Efisiensi

Deskriptif

Kuantitatif

Tingkat dan kriteria

efektifitas anggaran

belanja BAPPEDA

Minahsan Selatan

Page 63: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

45

Pelaksanaan

Anggaran Belanja

Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah (BAPPEDA)

Minahasa Selatan

pada tahun 2008-

2012 sangat

bervariasi, tingkat

efektifitas tertinggi

terjadi pada tahun

2010 dan yang

terendah terjadi pada

tahun 2011.

Anggaran belanja

BAPPEDA

Kabupaten Minahasa

Selatan tahun 2008-

2012, secara

keseluruhan sudah

diolah secara efisien.

Pengelolaan

anggaran belanja

sudah memenuhi

syarat efisiensi yaitu

penggunaan dana

yang minimum

untuk mencapai hasil

maksimum.

Page 64: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

46

4 Nasher Akbar,

2009, Analisis

Efisiensi Organisasi

Pengelola Zakat

Nasional dengan

Pendekatan Data

Envelopment

Analysis

DEA Peningkatan kinerja

pengelolaan ZIS

terus mengalami

peningkatan di tiap

tahunnya.

Dari 23 LAZ di

Indonesia, baru

terdapat 5 OPZ

(21,4%) yang efisien

secara skala dan

overall, 12 OPZ

(52,17%) yang sudah

efisien secara teknis,

dan sisanya

dianggap perlu untuk

meningkatkan

efisiensinya.

OPZ yang paling

efisien dari tahun ke

tahun sebesar 100%

ialah LAZ Dompet

Dhuafa

5. Rahmad Kadry, DEA Pada penelitian ini

Page 65: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

47

Analisis Efisiensi

Lembaga Amil

Zakat (LAZ) Di

Indonesia dengan

Metode Data

Envelopment

Analysis (DEA),

Skripsi S1 UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta

menunjukkan tingkat

efisiensi skala

tertinggi dimiliki

oleh YBUI BNI

sebesar 81% lalu

Rumah Zakat 76%

LAZIS Swadaya

Ummah 74% dan

Dompet Dhuafa

sebesar 74% dan

diharapkan

selanjutnya LAZ

dapat meningkatkan

pemberdayaan

kepada mustahik.

6. Aulia Zahra,

Prayogo P. Harto,

Ahmad Bisyri AS,

Pengukuran Efisiensi

Organisasi Pengelola

Zakat dengan

Metode Data

Envelopment

DEA Kinerja OPZ sudah

cukup efisien secara

teknis, yakni sekitar

90,04% pada tahun

2012 dan terus

mengalami

peningkatan di setiap

tahunnya.

Page 66: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

48

Analysis OPZ terus

meningkatkan

kualitas manajemen

dalam penggunaan

input untuk

menghimpun dan

menyalurkan dana

ZIS.

OPZ yang beroperasi

di lingkungan

perusahaan atau

lembaga bisnis

perkantoran

(perbankan)

cenderung lebih

efisien dikarenakan

dalam melakukan

penghimpunan

menerapkan adanya

sistem pemotongan

gaji para karyawan

tersebut.

Page 67: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

49

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini ialah total penerimaan dana

zakat yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas yakni zakat payroll system

dan zakat digital.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2011 pasal 53 menjelaskan bahwa

BAZNAS berwenang melakukan pengumpulan zakat melalui UPZ atau

secara langsung, yang dalam hal ini merupakan bagian perencanaan dalam

upaya optimalisasi penghimpunan dana zakat.

Salah satunya ialah zakat payroll system yang merupakan pelaksanaan

Inpres No. 3 tahun 2014 tentang optimalisasi penghimpunan dana zakat di

kementerian, lembaga negara, BUMN dan BUMS. Dan zakat digital yang

merupakan penemuan baru di era digital.

Variabel independen dalam penelitian ini ialah program layanan zakat

payroll system dan zakat digital. Sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah penerimaan total dana zakat selama masa penelitian

yakni 2016-2017.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat efisiensi dan efektivitas

zakat payroll system dan zakat digital terhadap penerimaan dana zakat

pada BAZNAS. Pengukuran efisiensi pada penelitian ini menggunakan

metode Data Envelopment Analysist (DEA), sedangkan pengukuran

efektivitas menggunakan Allocation to Collection Ratio (ACR). Berikut

skema dari kerangka pemikiran pada penelitian ini:

Page 68: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

50

Page 69: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, hal

ini bermaksud agar penelitian yang dilalukan tetap sesuai dengan tujuan

penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang

sejauh mana efektivitas dan efisiensi zakat payroll system dan zakat digital

berpengaruh terhadap penerimaan dana zakat di BAZNAS selama periode

2016-2017.

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen (terikat) dan dua

variabel independen (tidak terikat). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah variabel penerimaan dana zakat pada BAZNAS, sedangkan dua

variabel independen yang digunakan antara lain: zakat payroll system dan

zakat digital.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan telah

dipublikasikan oleh suatu instansi tertentu. Dalam penelitian ini data yang

digunakan diperoleh dari PID BAZNAS ( Pusat Informasi dan Data Badan

Amil Zakat Nasional).

Jenis penelitian yang digunakan ialah gabungan dari penelitian kuantitatif

secara deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang

melibatkan pengolahan terhadap variabel input maupun output yang

digunakan dalam penelitian, dan penelitian deskriptif (descriptive research)

Page 70: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

52

adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan obyek yang diteliti. (Sugiono,

2009:9)

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari dan meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

obyek atau subyek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Mufraini, 2013:35)

Populasi juga dapat dikatakan sebagai kumpulan dari semua

kemungkinan orang-orang, benda-benda, ukuran lain, yang menjadi objek

perhatian atau kumpulan objek yang menjadi perhatian. (Suharyadi &

Purwanto, 2013:7) sedangkan sampel adalah suatu bagian dari populasi

tertentu yang menjadi perhatian.

Sampel dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni sampel

probabilitas dan non-probabilitas. Menurut Suharyadi dan Purwanto

(2103), Sampel probabilitas merupakan suatu sampel yang dipilih

sedemikian rupa dari sebuah populasi sehingga masing-masing anggota

populasi memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan

sampel. Sedangkan sampel non-probabilitas adalah sampel yang dipilih

sedemikian rupa dari sebuah populasi sehingga setiap anggota tidak

memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah metode

Judgement Sampling atau biasa disebut dengan Puposive Sampling yang

Page 71: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

53

merupakan bagian dari sampel non-probablitas, atau memiliki pengertian

sebuat penelitian yang dalam pengumpulan datanya atas dasar strategi

kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (Teguh, 2005)

Peneliti memiliki pertimbangan mengenai ketersediaan data atas

penerimaan dana zakat secara merinci, terutama terhadap seberapa besar

efektivitas dan efisiensi penerimaan dana zakat dari program layanan zakat

payroll system dan zakat digital.

Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan ialah data sekunder,

atau data yang dikumpulkan oleh beberapa peneliti lain dan digunakan

dalam bentuk mentah. Data yang digunakan bersumber dari Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) dengan mengambil seluruh populasi yaitu

laporan keuangan tahunan BAZNAS, dan sampel berupa data berupa biaya

operasional dan data penerimaan zakat untuk zakat payroll system dan

zakat digital.

Data yang digunakan diambil dari laporan keuangan tahunan berupa

laporan penerimaan dana zakat dan biaya operasional pada masing-masing

layanan program zakat payroll system dan zakat digital pada rentang waktu

januari 2016 hingga desember 2017.

C. Metode Pengumpulan Data

Langkah penting lainnya yang perlu dilakukan di dalam penelitian

sebelum peneliti sampai kepada konklusi adalah metode pengumpulan

data. Seorang peneliti akan sulit melakukan verifikasi terhadap objek yang

Page 72: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

54

menjadi bahan penelitiannya tanpa ada fakta-fakta yang mendasarinya.

(Teguh, 2005)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

sekunder atau data yang diperoleh tidak secara langsung melainkan dari

instansi tertentu yang dapat berupa laporan atau catatan yang dikeluarkan.

Data sekunder ini dapat diambil dari informasi yang dikeluarkan oleh

suatu instansi tertentu yang dapat berupa data harian, mingguan, bulanan,

triwulan, atau bahkan tahunan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Library Research

Landasan teori dan pengembangan hipotesis yang terkait

dalam penelitian ini diambil dan dibentuk dari literatur-literatur

yang bersumber dari buku-buku, jurnal, dan tulisan-tulisan lainnya

yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini.

2. Internet Research

Dalam penelitian ini data yang digunakan ialah data sekunder

atau data yang tidak didapatkan secara langsung oleh peneliti. Data

ini diambil dari situs/ website resmi pemerintah Indonesia dan

salah satu social crowdfunding di Indonesia, diantaranya ialah PID

BAZNAS (Pusat Informasi dan Data Badan Amil Zakat Nasional)

Kitabisa.com dan website resmi Kementrian Dalam Negeri. data

Page 73: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

55

yang diambil adalah data laporan keuangan dengan periode 2016-

2017.

3. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari

lembaga atau pihak-pihak yang terkait dengan penelitian.

(Mufraini, 2013, hal. 46) data sekunder pada penelitian ini

bersumber dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis statistik non

parametrik. Yakni Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur

tingkat efisiensi dan Allocation to Collection Ratio (ACR) untuk

mengukur tingkat efektivitas.

1. Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah teknik

pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi

efisiensi relatif dari sebuah kumpulan unit-unit pembuat keputusan

atau Decision Making Units (DMU) dalam mengelola sumber daya

(input) dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output)

dengan jenis yang lama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari

input ke output tidak diketahui.

Efisiensi = Jumlah tertimbang input

Jumlah tertimbang output

Page 74: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

56

DEA merupakan alat ukur efisiensi relatif yang digunakan

untuk mengevaluasi bagaimana suatu proses pengambilan

keputusan dalam suatu unit, dalam hal ini program pengumpulan

dana zakat di BAZNAS, Program Zakat Payroll System dan Zakat

Digital Kitabisa.com. selanjutnya proses tersebut akan membentuk

suatu garis frontier yang terbentuk dari program-program

penghimpunan dana zakat di BAZNAS. Program yang efisien akan

menunjukkan nilai 1. Namun pengertian efisien tidak berarti

memberikan output yang paling maksimum, tetapi yang

memberikan gambaran best practices dari output diantara program

yang dijadikan sampel.

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode

Data Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan software

DEAFrontier. Metodologi DEA adalah sebuah metode

nonparametrik yang menggunakan model program linier untuk

menghitung perbandingan rasio output dan input untuk semua unit

atau Decision Making Unit (DMU) yang dibandingkan. DEA

pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada

tahun 1978. Metode ini tidak memerlukan sebuah fungsi persamaan

dan hasil perhitungannya bersifat relatif. (Siswadi & Arafat, 2004)

2. Allocation to Collection Ratio (ACR).

Tolak ukur yang dipakai ialah metode rasio efektivitas

penyerapan dana zakat atau Allocation to Collection Ratio (ACR).

Page 75: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

57

Rasio efektivitas ini mengukur kemampuan lembaga zakat dalam

menyalurkan dana zakatnya dengan cara membagi total dana

penyaluran dengan total dana penghimpunan. (BAZNAS, Outlook

Zakat Indonesia 2018, 2018)

ACR ini dinyatakan dalam presentase yang dapat

diklasifikasikan ke dalam lima kategori:

1) Highly effective (Jika ACR > 90%)

2) Effective (Jika ACR mencapai 70-89%)

3) Fairly Effective (Jika ACR mencapai 50-69%)

4) Below Expectation (Jika ACR mencapai 20-49%)

5) Ineffective (Jika ACR <20%)

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian dalam ini terdiri atas variabel dependen

dan independen yang akan dijelaskan berikut:

1. Operasional Variabel Input

Variabel Input yang digunakan pada penelitian ini ialah variabel

penerimaan dana zakat BAZNAS pada tahun 2016 dan 2017.

Besarnya total penerimaan dana zakat menandakan bahwa semakin

banyak muzakki yang mempercayakan BAZNAS sebagai amil yang

bertugas menyalurkan dana zakatnya kepada mustahik.

2. Operasional Variabel Output

Page 76: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

58

Variabel Output sering disebut juga variabel bebas yang

mempengaruhi terhadap variabel dependen atau terikat. Adapun

variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Zakat Payroll System, atau zakat yang terhimpun atas kesediaan

muzakki dalam pemotongan gaji secara otomatis oleh perusahaan

sebagai bentuk penunaian zakat kepada lembaga amil zakat

(LAZ) yang telah bermitra dengan perusahaan, dalam hal ini

BAZNAS, yang terdiri atas besarnya pendapatan zakat payroll

system sebagai output dan biaya operasional yang harus

dikeluarkan sebagai input.

b. Zakat digital, atau pembayaran zakat mandiri yang dilakukan

secara online melalui crowdfunding website sebagai salah satu

mitra BAZNAS dalam penghimpunan dana zakat di Indonesia.

Yang dalam hal ini diambil besarnya pendapatan zakat digital

sebagai output dan biaya operasional yang harus dikeluarkan

sebagai input.

Page 77: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Zakat Payroll System

Payroll System merupakan sebuah mekanisme penggajian yang

dilakukan oleh perusahaan kepada pegawai berdasarkan sistem.

Payroll system dalam perusahaan biasanya akan melakukan kemitraan

terhadap lembaga tertentu (biasanya lembaga keuangan baik bank

maupun non bank) untuk melakukan pembayaran gaji/upah kepada

pegawainya secara otomatis melalui rekening pegawai dari perusahaan

tersebut.

Zakat via Payroll System (ZPS) merupakan salah satu program

layanan penghimpunan dana zakat profesi oleh Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) melalui pemotongan langsung dari gaji seorang

karyawan di sebuah perusahaan yang telah bermitra dengan BAZNAS.

ZPS merupakan layanan kemudahan berupa otomatisasi zakat di

institusi/perusahaan sehingga karyawan membawa pulang gaji yang

sudah bersih dari kewajiban zakat. Zakat via Payroll System ini

dimaksudkan untuk memfasilitasi pimpinan dan karyawan perusahaan

untuk menunaikan zakat dengan cara diperhitungkan langsung dalam

daftar gaji.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam penghimpunan

zakat profesi ini berlandaskan kepada Instruksi Presiden Republik

Page 78: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

60

Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan

Zakat di Kementerian/Lembaga, Sekretariat Jenderal lembaga Negara,

Sekretariat jenderal Komisi Negara, Pemerintah Daerah, Badan Usaha

Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah melalui Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS).

Dalam pelaksanaannya, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

melakukan kemitraan dalam menghimpun dana zakat di sekitar 20

kementerian, 19 lembaga negara, 19 BUMN, dan 41 Badan Usaha

Milik Swasta. (BAZNAS, 2017)

Pada pembayaran zakat melalui payroll system ini, karyawan yang

bersedia untuk melalukan potong gaji diharuskan mengisi form

kesediaan membayar zakat dengan langsung potong gaji yang

ditujukan kepada bagian SDM. Hal ini dikarenakan tidak seluruh

karyawan merasa setuju untuk menunaikan zakat di setiap bulannya

dan lebih nyaman untuk menunaikannya sekali dalam setahun.

Setidaknya Zakat via payroll system memiliki beberapa mekanisme

yang perlu diperhatikan, diantaranya:

a. Manajemen perusahaan memfasilitasi pimpinan dan karyawan

untuk menunaikan zakat dengan cara diperhitungkan langsung

dalam daftar gaji.

b. Karyawan mengisi form kesediaan membayar zakat melalui

potong gaji langsung yang ditujukan kepada bagian SDM atau

bagian gaji.

Page 79: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

61

c. Pembayaran zakat dilakukan langsung dari gaji setiap bulan

dan ditransfer ke rekening BAZNAS oleh bagian keuangan.

d. Bagian SDM menyerahkan data karyawan yang membayar

zakat kepada BAZNAS dalam file berformat excel.

e. Karyawan memperoleh kartu NPWZ (Nomor Pokok Wajib

Zakat), BSZ (Bukti Setor Zakat) dan Laporan Donasi atas zakat

yang ditunaikan.

Zakat via payroll system ini memiliki beberapa keutamaan

dibandingkan program layanan penghimpunan zakat lainnya, antara

lain:

a. Memudahkan karyawan (penunaian zakat langsung dipotong

dari gaji oleh bagian SDM perusahaan).

b. Meringankan karyawan (dilakukan setiap bulan secara

otomatis).

c. Tertib (karyawan sebagai wajib zakat terhindar dari lupa).

d. Menjadikan sebuah keikhlasan. Hal ini dikarenakan muzakki

tidak langsung berhubungan dengan mustahik sehingga tidak

muncul rasa tinggi hati dsb.

e. Tepat sasaran dan berdaya guna (penyaluran zakat melalui

program pendistribusian dan pendayagunaan BAZNAS yang

berkesinambungan).

Page 80: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

62

2. Zakat Digital

Zakat Digital merupakan salah satu program layanan

penghimpunan zakat online pada BAZNAS melalui portal

kitabisa.com yang dapat diakses dari website maupun mobile apps.

layanan ini bertujuan melayani muzakki dengan lebih baik, terlebih

kepada generasi muda yang sehari-harinya akrab dengan internet.

Zakat digital ini menghimpun dibidang zakat secara umum (tidak

terbatas pada zakat profesi saja) dikarenakan muzakki bebas

mendonasikan zakatnya secara online.

Setidaknya terdapat tiga manfaat kelebihan dari program layanan

zakat digital ini, antara lain:

a. Pengguna atau user dapat menunaikan zakat secara instant yang

langsung tersalurkan baik ke mitra LAZ atau BAZNAS, ataupun

program penyaluran spesifik yang diinginkan. Contoh:

Pengguna ingin menyalurkan zakatnya untuk membantu anak

yatim, maka ia dapat melihat katalog program zakat yang

bertema anak yatim dan langsung memilih program yang ingin

dibantu.

b. User akan mendapatkan laporan penggunaan dana dari mitra

LAZ/BAZNAS di website dan email. Hal ini bertujuan untuk

membangun kepercayaan muzakki terhadap mitra lembaga zakat

dan memberikan ghirrah agar lebih giat lagi dalam membantu

program-program yang ada.

Page 81: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

63

c. User tidak perlu melakukan konfirmasi zakat jika mengikuti

prosedur zakat di kitabisa.com menggunakan kode unik untuk

metode paymentnya. Kode unik ini dimaksudkan agar lebih

mudah dideteksi oleh sistem tanpa harus melakukan verifikasi.

Berikut mekanisme pembayaran zakat pada zakat digital:

1) Membuka website www.kitabisa.com atau mobile apps

Kitabisa-Donasi Zakat Online.

2) Klik “Zakat” pada bagian kanan atas webpage.

3) Pilih Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang diinginkan, tersedia

BAZNAS, Global Zakat, Rumah Yatim, Dompet Dhuafa,

LAZISMU, Rumah Zakat dan LAZISNU. (dalam hal ini klik

BAZNAS).

4) Setelah webpage BAZNAS muncul, klik “Tunaikan Zakat”.

5) Lalu user akan dialihkan kepada page yang berisikan nominal

yang akan didonasikan, lalu klik “lanjut”.

6) Masuk ke metode pembayaran, user memasukkan identitas diri,

email dan nomor telepon seluler yang bisa dihubungi.

7) Pilih metode pembayaran yang diinginkan (ATM, mobile

banking atau SMS banking, kemudian klik “lanjut”.

8) Webpage akan menampilkan nomor rekening dan nominal yang

harus dibayarkan, selanjutnya user akan menerima sms dan

email notification mengenai detail pembayaran beserta kode

unik yang harus disertakan pada nominal pembayaran zakat.

Page 82: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

64

9) Zakat telah berhasil ditunaikan.

Dengan adanya zakat digital ini, BAZNAS berharap dapat semakin

memaksimalkan penyerapan penghimpunan dana zakat dari

masyarakat, terutama pendekatan kepada kalangan muda dan produktif

yang saat ini memiliki jumlah populasi terbanyak di Indonesia, dengan

cara memberikan akses yang mudah dan dekat dengan kehidupan

sehari-hari mereka yaitu internet. Kerjasama dengan mitra zakat ini pula

diharapkan akan semakin meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga

zakat sehingga penyerapan dana zakat dari muzakki bisa semakin

dioptimalkan. Kerja sama antara Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) dengan Social Crowdfunding Kitabisa.com in baru berjalan

sekitar dua tahun, yakni sejak 2016. Dan kerja sama ini pula yang

kemudian memunculkan kerja sama dengan mitra-mitra lainnya seperti

Bukalapak, Matahari, Tokopedia, bahkan memunculkan startup baru

milik BAZNAS www.startzakat.com.

3. Kriteria Penilaian Efektifitas dan efisiensi

Untuk menentukan tingkat efektifitas dan efisiensi sebuah

perusahaan nirlaba seperti Badan Amil Zakat Nasional, maka

dibuatlah ukuran atau kriteria sebagai acuan dalam peningkatan

efektifitas dan efisiensi. Ukuran efektifitas dan efisiensi ini telah

diatur oleh Depdagri, Kemendagri No. 690.900.327 tahun 1996

tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan.

Page 83: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

65

Tabel 4.1

Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan

Kinerja

Keuangan (%)

Kriteria

>100 Sangat Efisien

90-100 Efisien

80-90 Cukup Efisien

60-80 Kurang Efisien

<60 Tidak Efisien

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996

Tabel 4.2

Kriteria Efektifitas Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan

(%)

Kriteria

>100 Sangat Efektif

90-100 Efektif

80-90 Cukup efektif

60-80 Kurang Efektif

<60 Tidak Efektif

Sumber: Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996

B. Hasil dan Analisis Penelitian

Organisasi pengelola zakat dikatakan memiliki kinerja yang baik

apabila dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensinya sehingga mencapai

100% atau setara dengan 1. Dan semakin tingkat efektifitas dan

efisiensinya menjauh dari angka 100% atau mendekati 0, maka akan

semakin tidak efektif dan efisien.

Menurut Huri & Susilowati (2004), efisiensi dapat diartikan sebagai

perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau

jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu (input) yang digunakan.

Sebuah perusahaan dapat dikatakan efisien bila:

Page 84: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

66

1. Menggunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibandingkan

jumlah input yang digunakan oleh perusahaan lain dengan

menghasilkan output yang sama.

2. Menggunakan jumlah input yang sama dengan perusahaan lain,

namun menghasilkan output yang lebih besar.

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan memasukkan input dan output

ke dalam software DEAFrontier untuk diolah menjadi nilai-nilai efisiensi.

Sedangkan untuk pengukuran efektifitas, metode analisis data yang

digunakan ialah metode analisis deksriptif. Menurut Permendagri No. 13

tahun 2006, efektifitas adalah pencapaian hasil program dengan target

yang relah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan

hasil (output-outcome). Outcome dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka

menengah.

Berikut data dari laporan penerimaan dana penerimaan zakat payroll

system dan zakat digital serta laporan penerimaan dana zakat BAZNAS

selama quartal tahun 2016-2017 yang dijadikan variabel input dan output:

Page 85: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

67

Tabel 4.3: Data Variabel Input dan Output BAZNAS Tahun Zakat Digital Zakat Payroll System

Total penerimaan

Zakat

Input Output Input Output

Biaya

Operasional

Penerimaan Biaya

Operasional

Penerimaan

2016 Rp

32,269,521.00

Rp

516,312,336

Rp

2,356,463,387

Rp

26,931,010,141 Rp 97,637,657,910

2017 Rp

197,071,632.69

Rp

2,353,146,123

Rp

5,025,247,984

Rp

57,431,405,537

Rp

157,752,636,318.85

Sumber: PID BAZNAS

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa baik variabel input dan

output selalu mengalami peningkatan dari tahun 2016 dan 2017, baik dari

segi biaya operasional zakat digital, penerimaan zakat digital, biaya

operasional zakat payroll system, dan penerimaan zakat payroll system.

Begitu pula dengan penerimaan dana zakat yang mengalami kenaikan pada

tahun 2017 sebesar Rp. 60,114,978,408.85 dari penerimaan dana zakat

pada tahun 2016. Hal ini mengindikasikan bahwa keduanya, baik zakat

payroll system dan zakat digital berpengaruh positif terdahap penerimaan

dana zakat keseluruhan pada BAZNAS.

Dalam penelitian ini, baik variabel input maupun output penulis

melakukan interpolasi data dari tahunan menjadi quartal untuk menambah

jumlah n dan melihat sejauh mana tingkat efisiensi dan efektivitas dari

variabelnya.

1. Hasil Pengujian Efisiensi

Setelah variabel input dan output diolah ke dalam Data Envelopment

Analysis (DEA), maka akan dapat diketahui hasil efisiensinya. Pengujian

efisiensi dalam penelitian ini terdapat dua tahap, yakni pengujian efisiensi

Page 86: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

68

terhadap program itu sendiri dan efisiensi terhadap total penerimaan zakat

keseluruhan, yang dalam penelitian ini merupakan variabel terikat

(dependent).

a. Tahap pertama

Pada tahap pertama ini akan dilakukan pengujian efisiensi atas

program itu sendiri, pada tahap ini penguji menggunakan data dari

masing-masing program, yakni perbandingan antara biaya operasional

sebagai input dan penerimaan dana zakat sebagai output pada tahun

2016 quartal pertama hingga 2017 quartal keempat.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan software DEAFrontier

dengan model Constant Return to Scale (CRS) yang berorientasi pada

variabel input, maka dapat dilihat tingkat efisiensinya pada tabel

berikut:

1) Pengujian Efisiensi Program Zakat Payroll System

Efisiensi pada program layanan ini dilakukan dengan

membandingkan biaya operasional sebagai input dan penerimaan

dana zakat sebagai output pada tahun 2016 quartal pertama hingga

2017 quartal keempat. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat

bagaimana besaran efisiensi dari program layanan zakat payroll

system tersebut.

Tabel 4.4 : Efisiensi Program Zakat Payroll System berdasarkan

output dan input

Tahun Persentase Efisiensi (%) Kriteria Efisien

2016Q1 97,03 Efisien

Page 87: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

69

2016Q2 97,14 Efisien

2016Q3 97,23 Efisien

2016Q4 97,31 Efisien

2017Q1 97,40 Efisien

2017Q2 97,45 Efisien

2017Q3 97,51 Efisien

2017Q4 97,77 Efisien

Sumber : Data sekunder diolah

Dalam metode Data Envelopment Analysis (DEA), sebuah

program dapat dikatakan semakin efisien apabila memiliki skor

mendekati 100%, dan inefisien jika semakin menjauhi skor 100%

dan mendekati skor 0.

Dari hasil pengolahan data efisiensi program layanan Zakat

Payroll System (ZPS) dalam kurun waktu dua tahun (2016-2017)

telah mencapai tahap efisien dan terus mengalami peningkatan

disetiap quartalnya, hal ini berpengaruh positif terhadap tingkat

efisiensi program tersebut.

Efisiensi tertinggi pertama terjadi pada tahun 2017 quartal

keempat dengan skor efisiensi sebesar 97,77. Sedangkan efisiensi

tertinggi kedua dan ketiga terjadi pada quartal keempat dan ketiga

dengan skor 97,51 dan 97,45. Sedangkan efisiensi dengan skor nilai

terendah terjadi pada 2016 quartal pertama dengan skor 97,03.

Page 88: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

70

Peningkatan efisiensi ini terjadi seiring meningkatnya output

yang diterima dengan menambah input untuk biaya operasional

pelayanan muzakki dalam program layanan ZPS terhadap pekerja

atau karyawan dari kementerian, lembaga negara, BUMN dan

BUMS yang telah terdaftar sebagai mitra BAZNAS, serta biaya

promosi untuk memberikan edukasi program layanan ZPS terhadap

pekerja atau karyawan dari kementerian, lembaga negara, BUMN

dan BUMS yang belum terdaftar sebagai mitra BAZNAS.

2) Pengujian Efisiensi Program Zakat Digital

Pengujian Efisiensi pada program layanan ini dilakukan

dengan membandingkan biaya operasional sebagai input dan

penerimaan dana zakat sebagai output pada tahun 2016 quartal

pertama hingga 2017 quartal keempat. Pengujian ini dimaksudkan

untuk melihat bagaimana besaran efisiensi dari program layanan

zakat digital.

Tabel 4.5 : Efisiensi Program Zakat Digital berdasarkan output dan

input

Tahun Persentase Efisiensi (%) Kriteria Efisien

2016Q1 96.04 Efisien

2016Q2 96.67 Efisien

2016Q3 97.20 Efisien

2016Q4 97.64 Efisien

2017Q1 98.12 Efisien

2017Q2 98.35 Efisien

Page 89: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

71

2017Q3 98.70 Efisien

2017Q4 100.00 Sangat Efisien

Sumber: Data sekunder diolah

Dari hasil pengolahan data efisiensi program layanan Zakat

Digital (ZD) dalam kurun waktu dua tahun (2016-2017) telah

mencapai tahap efisien bahkan sangat efisien dan terus mengalami

peningkatan disetiap quartalnya, hal ini berpengaruh positif terhadap

tingkat efisiensi program tersebut.

Efisiensi tertinggi terjadi pada 2017 quartal keempat dengan skor

100 atau dikategorikan sangat efisien, dan efisiensi terendah terjadi

pada 2016 quartal pertama. Peningkatan efisiensi ini terjadi

dikarenakan adanya penambahan biaya promosi pada tahun 2017

yang mengakibatkan melonjaknya output yang diterima sehingga

dapat meningkatkan efisiensi.

b. Tahap Kedua

Pada tahap kedua ini, akan dilakukan pengujian efisiensi Zakat

Payroll System dan Zakat Digital terhadap penerimaan dana zakat

pada BAZNAS pada 2016 quartal pertama hingga 2017 quartal

keempat.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan software DEAFrontier

dengan model Constant Return to Scale (CRS) yang berorientasi pada

variabel input, maka dapat dilihat tingkat efisiensinya pada tabel

berikut:

Page 90: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

72

Tabel 4.6:Efisiensi variabel independent Zakat Payroll System

terhadap Penerimaan Dana Zakat

Tahun Jenis Data Persentase Efisiensi

(%)

Kriteria Efisien

2016Q1 ZPS 81,72 Cukup Efisien

2016Q2 ZPS 81,14 Cukup Efisien

2016Q3 ZPS 80,635 Cukup Efisien

2016Q4 ZPS 80,20 Cukup Efisien

2017Q1 ZPS 79,73 Kurang Efisien

2017Q2 ZPS 79,48 Kurang Efisien

2017Q3 ZPS 79,11 Kurang Efisien

2017Q4 ZPS 77,73 Kurang Efisien

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

Berdasarkan hasil pengolahan metode DEA pada zakat payroll

system terhadap penerimaan dana zakat), didapatkan hasil yang cukup

berbeda dari masing-masing variabel. Zakat payroll system mendapatkan

titik efisiensi tertinggi selama masa penelitian ialah pada 2016 quartal

pertama. Program ini mendapatkan skor 81,72 atau dapat dikatakan

sebagai cukup efisien.

Dari data tersebut, selama masa penelitian, tingkat efisiensi zakat

payroll system berkisar pada skor 77-81 atau dapat dikategorikan dalam

skor kurang efisien-cukup efisien. Artinya, penerimaan dana zakat

payroll system hingga saat ini belum dianggap efisien jika dibandingkan

dengan penerimaan zakat secara keseluruhan. Hal ini bisa saja

Page 91: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

73

disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang

mempengaruhi keputusan muzakki dalam menunaikan zakat via payroll

system.

Tabel 4.7:Efisiensi variabel independent Zakat Digital terhadap

penerimaan dana zakat

Tahun Jenis Data Persentase Efisiensi

(%)

Kriteria Efisien

2016Q2 ZD 97,72 Efisien

2016Q3 ZD 95,81 Efisien

2016Q4 ZD 94,19 Efisien

2017Q1 ZD 92,49 Efisien

2017Q2 ZD 91,63 Efisien

2017Q3 ZD 90,36 Efisien

2017Q4 ZD 85,70 Cukup Efisien

Sumber: Data yang Diolah

Sedangkan untuk zakat digital, berdasarkan tabel 4.5, skor efisiensi

untuk zakat digital berkisar pada angka/skor 85-100 atau dapat

dikategorikan dalam skor cukup efisien hingga efisiensi maksimal. Hal ini

menandakan bahwa penerimaan dana zakat digital saat ini memiliki

pengaruh efisiensi yang cukup besar terhadap penerimaan dana zakat

secara keseluruhan. Tentunya hal ini juga tidak terlepas dari faktor

eksternal dan internal yang mempengaruhi keputusan muzakki dalam

menunaikan zakat digital via Kitabisa.com.

Page 92: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

74

2. Hasil Pengujian Efektivitas

Efektivitas memiliki beberapa ukuran yang dapat dilihat diantaranya

adalah seberapa banyak hasil yang dihasilkan dibandingkan dengan tujuan

awal organisasi, seberapa puas pelanggan dalam menggunakan barang

yang telah dihasilkan oleh organisasi dan seberapa kreatif organisasi dalam

menyampaikan hasil produknya.

Pengujian efektivitas dalam penelitian ini ialah menggunakan metode

rasio efektivitas penyerapan dana zakat atau Allocation to Collection Ratio

(ACR). Rasio efektivitas ini mengukur kemampuan lembaga zakat dalam

menyalurkan dana zakatnya dengan cara membagi total dana penyaluran

dengan total dana penghimpunan. (BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia

2018, 2018)

ACR ini dinyatakan dalam presentase yang dapat diklasifikasikan ke

dalam lima kategori:

1) Highly effective (Jika ACR > 90%)

2) Effective (Jika ACR mencapai 70-89%)

3) Fairly Effective (Jika ACR mencapai 50-69%)

4) Below Expectation (Jika ACR mencapai 20-49%)

5) Ineffective (Jika ACR <20%)

Berdasarkan kriteria ACR tersebut, maka efektivitas pada penelitian

ini adalah:

Page 93: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

75

Tabel 4.8:

Tolak Ukur Efektivitas Zakat Payroll System

Program

Layanan

Tahun Penghimpunan Penyaluran ACR

(%)

Keterangan

Zakat

Payroll

System

2016Q1 5.77 4.70 82.45 Effective

2016Q2 5.96 4.93 82.71 Effective

2016Q3 6.10 5.11 83.77 Effective

2016Q4 6.19 5.25 84.81 Effective

2017Q1 9.02 7.75 85.92 Effective

2017Q2 7.91 6.83 86.34 Effective

2017Q3 5.64 4.91 87.05 Effective

2017Q4 2.20 1.98 90 Effective

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6, efektivitas yang dihasilkan melalui metode

ACR ini membandingkan antara total dana yang disalurkan terhadap total

dana yang telah terhimpun, dalam hal ini berupa variabel zakat payroll

system dan zakat digital kitabisa.

Zakat payroll system berdasarkan tabel tersebut, selama masa penelitian

pada tahun 2016-2017, memperoleh skor yang berkisar pada 82-90, yang

dalam hal ini termasuk kategori effective hingga highly effective.

Efektivitas tertinggi diperoleh pada 2017 quartal keempat atau pada akhir

masa penelitian, hal ini selaras dengan hasil efisiensinya yang juga

mendapatkan skor tertinggi pada 2017 quartal keempat. Hal ini disebabkan

dengan terus meningkatnya promosi yang dilakukan, baik dari pihak

BAZNAS maupun mitra BAZNAS. sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada tahun 2017 quartal keempat, zakat payroll system merupakan titik

Page 94: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

76

efisiensi dan efektivitas maksimum. Hal ini bisa dilihat melalui diagram

berikut:

Gambar 4.2:

Efektivitas dan Efisiensi Zakat Payroll System

Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat bahwasannya titik efisiensi

maksimum dan efektivitas maksimum menghasilkan jarak yang paling

pendek diantara kedua garis tersebut. dapat disimpulkan bahwa 2017

quartal keempat merupakan periode paling efisien dan efektif bagi zakat

payroll system, dengan titik efisiensi maksimum 97.77 dan titik efektivitas

maksimum 90.

Tabel 4.9:

Tolak Ukur Efektivitas Zakat Digital

Program

Layanan

Tahun Penghimpunan Penyaluran ACR

(%)

Keterangan

Zakat

Digital

2016Q1 4.72 4.69 99.36 Highly

effective

2016Q2 4.95 4.91 99.29 Highly

effective

2016Q3 5.13 5.10 99.32 Highly

effective

2016Q4 5.27 5.23 99.32 Highly

effective

2017Q1 7.78 7.73 99.31 Highly

70

75

80

85

90

95

100

2016Q1 2016Q2 2016Q3 2016Q4 2017Q1 2017Q2 2017Q3 2017Q4

Zakat Payroll System

efektivitas efisiensi

Page 95: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

77

effective

2017Q2 6.86 6.81 99.30 Highly

effective

2017Q3 4.93 4.90 99.29 Highly

effective

2017Q4 2.00 1.98 99.24 Highly

effective

Sumber: Data sekunder yang diolah

Sedangkan pada zakat digital, efektivitas dari program ini menghasilkan

skor Allocation to Collection Ratio (ACR) berkisar 99% atau mendekati

efektivitas sempurna. Artinya, program ini telah mencapai titik efektivitas

yang tinggi pada masa penelitian ini dilakukan, yakni pada 2016-2017.

Efektivitas tertinggi pada program ini terjadi pada awal mula masa

penelitian, yakni pada 2016 quartal pertama sebesar 99.36% dan

efektivitas terendah pada masa akhir penelitian, yakni sebesar 99.24%. hal

ini disebabkan oleh kecenderungan masyarakat yang lebih suka

menunaikan zakat ketika awal tahun secara sekaligus atau satu tahun satu

kali, selain itu juga terdapat faktor lain yang tidak bisa penulis jelaskan

satu persatu.

Hal ini berbanding terbalik dengan nilai efisiensi yang mencapai tingkat

efisien maksimum pada 2017 quartal keempat sebesar 100% dan efisiensi

terendah pada 2016 quartal pertama sebesar 96,04%. Artinya, 2016 quartal

pertama merupakan titik efektivitas tertinggi namun memiliki efisiensi

terendah. Hal ini bisa dilihat melalui diagram berikut:

Page 96: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

78

Gambar 4.3:

Efisiensi dan Efektivitas Zakat Digital

Berdasarkan diagram 4.2, dapat disimpulkan bahwa tingkat efektifitas

dan efisiensi zakat digital tertinggi ialah pada tahun 2017 quartal ketiga,

yakni ketika efisiensinya mencapai skor 98.7 dan efektivitas mencapai

skor 99,29. Sehingga pada periode ini dikatakan paling efektif dan efisien

bagi zakat digital kitabisa.com.

94

95

96

97

98

99

100

101

2016Q1 2016Q2 2016Q3 2016Q4 2017Q1 2017Q2 2017Q3 2017Q4

Zakat Digital

efisiensi efektivitas

Page 97: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

79

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis efektivitas dan efisiensi zakat payroll system dan zakat

digital pada penerimaan dana zakat pada BAZNAS tahun 2016 dan 2017, dengan

menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang menggunakan

pendekatan produksi dalam menentukan variabel input dan output, berikut kesimpulan

dari penelitian ini:

1. Tingkat efisiensi zakat payroll system berkisar pada angka 97 atau termasuk

kategori efisien. Efisiensi tertinggi pada masa penelitian terjadi pada tahun 2017

pada quartal keempat, yakni sebesar 97,77. Dan efisiensi terendah terjadi pada

2016 quartal pertama dengan skor 93,33. Sedangkan untuk total penerimaan dana

zakat, tingkat efisiensi zakat payroll system ini berkisar pada angka 77-81 atau

termasuk kategori kurang hingga cukup efisien. Hal tersebut mengartikan bahwa

program zakat payroll system sendiri sudah memiliki tingkat efisiensi yang tinggi,

namun kurang dianggap efisien jika dibandingkan dengan total penerimaan zakat.

2. Tingkat efisiensi zakat digital kitabisa selama masa penelitian berkisar antara skor

96-100, atau termasuk kategori efisien hingga sangat efisien. Tingkat efisiensi

zakat digital ini terus mengalami peningkatan selama masa penelitian, mulai dari

skor 96.04 pada 2016 quartal pertama, hingga mencapai skor 100 pada akhir masa

penelitian. Sedangkan untuk total penerimaan dana zakat, tingkat efisiensi dari

zakat digital dianggap sudah termasuk kategori efisien hingga cukup efisien,

karena skor yang didapat berkisar 85-97. Hal tersebut mengartikan bahwa

program zakat digital sudah memiliki tingkat efisiensi yang sangat tinggi, baik

pada program itu sendiri maupun terhadap total penerimaan dana zakat.

Page 98: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

80

3. Tingkat efektivitas zakat payroll system sudah berkisar antara skor 82-90. Hal ini

mengartikan bahwa program ini sudah efektif dalam pelaksanaan programnya.

4. Sedangkan untuk zakat digital, tingkat efektivitasnya berkisar pada skor 99 atau

dapat diartikan sebagai sangat efektif.

5. Titik efisiensi dan efektivitas tertinggi untuk zakat payroll system berada pada

tahun 2017 quartal keempat, atau ketika efisiensi dan efektivitasnya berada pada

titik tertinggi, yakni berturut-turut 97.77 dan 90.

6. Titik efisiensi dan efektivitas tertinggi untuk zakat digital ialah pada tahun 2017

quartal ketiga. Yakni ketika efisiensinya mencapai skor 98.7 dan efektivitas

mencapai skor 99,29

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan implikasi atau saran

untuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan praktisi zakat, sebagai berikut:

1. BAZNAS sebagai pusat koordinasi zakat nasional harus lebih transparan dan

mendetail dalam mempublikasikan laporan, terutama terhadap laporan program

layanan penghimpunan dana zakat, hal ini tidak hanya untuk meningkatkan

kepercayaan muzakki, tetepai juga untuk keperluan dalam bidang pendidikan dan

penelitian.

2. BAZNAS harus memperhatikan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

inefisiensi atau inefektif, sehingga dapat memperbaiki tingkat efisiensi dan efektivitas

pada tahun-tahun berikutnya sehingga dapat meningkatkan performa kinerja dan

produktivitasnya. Menurut penulis, BAZNAS sudah cukup baik dan terencana dalam

mengelola zakat, namun tetap harus memperhatikan program-program menarik untuk

menghimpun dana zakat.

Page 99: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

81

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Nasher. (2009). Analisis Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Nasional

dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis. TAZKIA Islamic Finance

& Bussiness Review, 4(2)

Al Arif, M. Nur Rianto. (2010). Efek Penggandaan Zakat dan Implikasinya

terhadap program pengentasan kemiskinan. Jurnal Ekbisi Fakultas Syariah

UIN Sunan Kalijaga, 5 (1) : 42-49

Al Habsyi, Muhammad Bagir. (1999). Fiqh Praktis menurut Al-Quran As Sunnah

dan Pendapat Para Ulama. Bandung: Mizan

Andiani, K., Hafidhuddin, D., Beik, I. S., Ali, K. M. (2018). Strategy of BAZNAS

and Laku Pandai for Collecting and Distributing Zakah in Indonesia. Al-

Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economic). Vol.

10(2)

Anthony, Robert N. (1994). Management Control in Nonprofit Organizations.

Burr Ridge: Irwin

Ascarya. Yumanita, Diana. (2008). Comparing The Efficiency of Islamic banks In

Malaysia and Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan

Azwar, Saifudin. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offiset

Badan Amil Zakat Nasional. (2015). Zakat Via Payroll System. Artikel diakses

pada 19 April 2018, dari http://pusat.baznas.go.id/zakat-via-payroll-system/

Badan Amil Zakat Nasional, Bank Indonesia. (2016). Core Principles for

Effective Zakat Supervision. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional

Badan Amil Zakat Nasional. (2016). Indonesia Zakat Outlook 2017. Gambaran

Umum Perzakatan Indonesia. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional.

Badan Amil Zakat Nasional. (2016). Indonesia Zakat Outlook 2017. Proporsi

Penghimpunan Dana Zakat Nasional berdasarkan OPZ. Jakarta: Badan

Amil Zakat Nasional.

Badan Amil Zakat Nasional. (2017). Indonesia Zakat Outlook 2018. Prospek

Pertumbuhan Zakat 2018. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional.

Badan Amil Zakat Nasional. (2017). Annual Report UPZ. Pengumpulan Badan

Amil Zakat Nasional. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional.

Badan Amil Zakat Nasional. (2017). Annual Report UPZ. Penyaluran Badan

Amil Zakat Nasional. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional.

Page 100: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

82

Badan Amil Zakat Nasional. (2017). Indonesia Zakat Outlook 2017. Prospek

Pertumbuhan Zakat 2018. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional

Beik, Irfan Syauqy. (2015). Towards International Standardization of Zakat.

Conference Paper

Budiani, Ni Wayan. (2009). Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran

Karang Taruna. OJS, 1(2)

Hadad, Muliaman Dharmansyah, et al. (2003). Pendekatan Parametrik untuk

Efisiensi Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data

Envelopment Analysis (DEA). Biro Stabilitas Sistem Keuangan Bank

Indonesia

Hafidhuddin, Didin. (2012). Manajemen Zakat Indonesia. Jakarta: Forum Zakat

Hartono, Edy. (2009). Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia

dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Analysis

(Studi Pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2004-2007). Tesis. Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Hidayat, Wicak. (2014). Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam di Dunia.

Artikel diakses pada 15 Oktober 2017 dari

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4286/Pengguna+Internet+Ind

onesia+Nomor+Enam+Dunia/0/sorotan_media

Hosen, Muhammad Nadratuzzaman. (1997). Methods in Efficiency

Huri, Mumu Daman. Susilowati Indah. (2004). Pengukuran Efisiensi Relatif

Emiten Perbankan Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Jurnal Dinamika Pembangunan, 1(2)

Ichsan, Nurul. (2016). Akad Bank Syariah. Asy-Syir’ah: Jurnal ilmu Syariah dan

Hukum, 50(2).

Marimin, Agus. Fitria, Tira Nur. (2015). Zakat Profesi (Zakat Penghasilan)

Menurut Hukum Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 1(1)

Masuko, Siti. (2014). Strategi Penyaluran Dana LAZIS Yayasan Amaliah Astra

Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

Masyita, Dian. (2018) Lesson Learned of Zakah Management from Different Era

and Countries. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 10(2).

Mufraini, Arief. (2013). Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam.

Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.

Page 101: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

83

Muharam, Harjum. Pusvitasari, Rizki. (2007). Analisis Perbandingan Efisiensi

Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(3)

Qadir, Abdurrahman. (1998). Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Qardhawi, Yusuf. (1969). Fiqih Zakat. Bairut: Muassah Risalah.

Rino. Harjum. (2011). Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan Metode Stochastic Frontier

Analysis Periode 2005-2009

Riyadi, Fuad. (2015). Kontroversi Zakat Profesi Perspektif Ulama Kontemporer.

ZISWAF, 2(1).

Rusydiana, Aam Slamet. Al-Farisi, Salman. (2016). The Efficiency of Zakah

Institutions Using Data Envelopment Analysis. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu

Ekonomi Syariah, 8(2)

Saharuddin, Desmadi. Rama, Ali. (2007). Currency System and It’s Impact on

Economic Stability. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 9(2)

Shobirin. (2015). Teknik Pengelolaan Zakat Profesi. Jurnal Zakat dan Wakaf, 2(2)

Siswadi, Erwinta. Arafat, Wilson. (2004). Mengukur Efisiensi Relatif Kantor

Cabang Bank dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis

(DEA). Manajemen Usahawan, 1.

Steers, M. Richard. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Suharyadi. Purwanto. (2013). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Jakarta: Salemba Empat.

Suma, Muhammad Amin.(2013). Zakat, Infak dan Sedekah: Modal dan Model

Ideal Pembangunan Ekonomi Keuangan Modern. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu

Ekonomi Syariah, 5(2)

Sumenge, Ariel Sharon. (2013). Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan

Anggaran Belanja badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Minahasa Selatan. Jurnal EMBA, 1(3)

Page 102: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

84

Teguh, Muhammad. (2005). Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tim Penulis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2010). Indonesia

Economic Outlook 2010. Jakarta: Grasindo

Widarwati, Estu,. Et al.(2017). Strategic Approach for Optimizing of Zakah

Institution Performance: Customer Relation Management. Al-Iqtishad:

Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 9(1).

Wise, Lois Recascino. (2002). Public Management reform: Competing Drivers of

Change. American Society for Public Administration

Zen, Muhammad. (2014). Zakat Profesi Sebagai Distribusi Pendapatan Ekonomi

Islam. Human Falah, 1(1).

Page 103: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Efisiensi ZPS dan Zakat Digital

Inputs Outputs

Y Cost

DMU No. DMU Name Input-Oriented CRS Sum of Optimal Lambdas

Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 Payroll 2016 Q1 0.97035 2.806 Decreasing 2.806 digital 2017 Q4

2 Payroll 2016 Q2 0.97143 2.900 Decreasing 2.900 digital 2017 Q4

3 payroll 2016 Q3 0.97236 2.970 Decreasing 2.970 digital 2017 Q4

4 payroll 2016 Q4 0.97317 3.018 Decreasing 3.018 digital 2017 Q4

5 payroll 2017 Q1 0.97405 4.405 Decreasing 4.405 digital 2017 Q4

6 payroll 2017 Q2 0.97450 3.864 Decreasing 3.864 digital 2017 Q4

7 payroll 2017 Q3 0.97517 2.754 Decreasing 2.754 digital 2017 Q4

8 payroll 2017 Q4 0.97777 1.078 Decreasing 1.078 digital 2017 Q4

9 digital 2016 Q1 0.96045 2.270 Decreasing 2.270 digital 2017 Q4

10 digital 2016 Q2 0.96675 2.396 Decreasing 2.396 digital 2017 Q4

11 digital 2016 Q3 0.97201 2.499 Decreasing 2.499 digital 2017 Q4

12 digital 2016 Q4 0.97649 2.579 Decreasing 2.579 digital 2017 Q4

13 digital 2017 Q1 0.98121 3.825 Decreasing 3.825 digital 2017 Q4

14 digital 2017 Q2 0.98359 3.383 Decreasing 3.383 digital 2017 Q4

15 digital 2017 Q3 0.98706 2.441 Decreasing 2.441 digital 2017 Q4

16 digital 2017 Q4 1.00000 1.000 Constant 1.000 digital 2017 Q4

Page 104: ANALISIS EFISIENSI & EFEKTIVITAS ZAKAT PAYROLL SYSTEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40558/1/SITI JAMILA-FEB.pdf · analisis efisiensi & efektivitas zakat payroll

85

Lampiran 2

Efisiensi ZPS dan Zakat Digital Terhadap Total Penerimaan Zakat

Inputs Outputs

Y Total Y

DMU No. DMU Name Input-Oriented CRS Sum of Optimal Lambdas

Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 Payroll 2016 Q1 0.81727 1.000 Decreasing 1.000 digital 2016 Q1

2 Payroll 2016 Q2 0.81144 1.025 Decreasing 1.025 digital 2016 Q1

3 payroll 2016 Q3 0.80635 1.042 Decreasing 1.042 digital 2016 Q1

4 payroll 2016 Q4 0.80201 1.052 Decreasing 1.052 digital 2016 Q1

5 payroll 2017 Q1 0.79732 1.526 Decreasing 1.526 digital 2016 Q1

6 payroll 2017 Q2 0.79486 1.333 Decreasing 1.333 digital 2016 Q1

7 payroll 2017 Q3 0.79118 0.945 Increasing 0.945 digital 2016 Q1

8 payroll 2017 Q4 0.77734 0.363 Increasing 0.363 digital 2016 Q1

9 digital 2016 Q1 1.00000 1.000 Constant 1.000 digital 2016 Q1

10 digital 2016 Q2 0.97724 1.025 Decreasing 1.025 digital 2016 Q1

11 digital 2016 Q3 0.95812 1.042 Decreasing 1.042 digital 2016 Q1

12 digital 2016 Q4 0.94199 1.052 Decreasing 1.052 digital 2016 Q1

13 digital 2017 Q1 0.92496 1.526 Decreasing 1.526 digital 2016 Q1

14 digital 2017 Q2 0.91631 1.333 Decreasing 1.333 digital 2016 Q1

15 digital 2017 Q3 0.90368 0.945 Increasing 0.945 digital 2016 Q1

16 digital 2017 Q4 0.85709 0.363 Increasing 0.363 digital 2016 Q1