manajemen anestesi pada sektio sesarea

90
Manajemen Anestesi pada Seksio Sesarea Herman Tuah Sitohang 080100106 Eva Marini Simbolon 080100146 Pardi Mulia Daulay 080100355 Pembimbing : Dr. Andriamuri P. Lubis, Sp.An DEPARTEMEN/SMF ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF RSUP HAJI ADAM MALIK/FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 Laporan Kasus 03/14/2022 1

Upload: hermansitohang

Post on 25-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

04/17/2023 1

Manajemen Anestesi pada Seksio Sesarea

Herman Tuah Sitohang 080100106Eva Marini Simbolon 080100146Pardi Mulia Daulay 080100355

Pembimbing :Dr. Andriamuri P. Lubis, Sp.An

DEPARTEMEN/SMF ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIFRSUP HAJI ADAM MALIK/FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2013

Laporan Kasus

04/17/2023 2

Overview

BAB 1Pendahuluan

BAB 2Tinjauan Pustaka

BAB 3Laporan Kasus

BAB 4Masalah dan Pembahasan

04/17/2023 3

PENDAHULUAN1

04/17/2023 4

Pendahuluan Sectio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan

janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus.

WHO memperkirakan bahwa terdapat peningkatan persalinan dengan seksio sesarea menjadi 10-15% dari semua persalinan di negara berkembang dan 20-25% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Salah satu indikasi seksio sesarea jika ditinjau dari faktor ibu adalah Disproporsi sefalopelvik (panggul sempit)

Perubahan anatomi dan fisiologi terjadi pada banyak sistem organ selama kehamilan dan persalinan.

04/17/2023 5

Manajemen Anestesi pada Seksio Sesarea

Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu

Hamil

Keadaan Ibu dan Janin

Peningkatan Persalinan dengan SC

04/17/2023 6

TINJAUAN PUSTAKA2

7

Perubahan Fisiologis Ibu Hamil

04/17/2023

8

1. Berat Badan dan KomposisiPenambahan BB normal selama

trimester pertama adalah 1-2 kg dan masing-masing 5-6 kg pada trimester 2 dan 3.

Implikasi Klinisnya:Konsumsi oksigen meningkat sehingga

harus diberikan okesigen sebelum induksi anestesi umum. Penusukan spinal atau epidural anestesi menjadi lebih sulit. Karena penambahan berat badan dan penambahan besar buah dada kemungkinan menimbulkan kesulitan intubasi.

04/17/2023

9

II. Perubahan Kardiovaskular

SV meningkat, HR meningkat CO meningkat

CO lebih meningkat menjelang persalinan (His) karena terjadi plasenta autotransfusi

Hati-hati peningkatan CO pada penderita katup jantung

Uterus membesar penekanan aortocaval (saat supine) Supine Hypotensive

Naiknya posisi diafragma mengakibatkan perpindahan posisi jantung dalam dada terlihat adanya pembesaran jantung pada gambaran radiologis dan deviasi aksis kiri dan perubahan gelombang T pada elektrokardiogram (EKG).

04/17/2023

10

Implikasi Klinis:Peningkatan CO mungkin tidak

dapat ditoleransi oleh wanita hamil dengan penyakit katup jantung (misalnya stenosis aorta, stenosis mitral) atau penyakit jantung koroner. Dekompensasio jantung berat dapat terjadi pada 24 minggu kehamilan, selama persalinan, dan segera setelah melahirkan.

04/17/2023

11

III. Perubahan Hematologi

Volume darah maternal meningkat (sesuai usia kehamilan) akibat perubahan osmoregulasi dan sistem renin-angiotensin

Anemia Fisiologis (Volume darah meningkat 45%, sel darah merah meningkat 30%)

Hiperkoagulasi Konsentrasi fibrinogen dan faktor I, VII,VIII, IX,X,XII (hanya faktor XI yang mungkin mengalami penurunan.)

04/17/2023

12

Implikasi Klinis:Peningkatan volume darah

mempunyai beberapa fungsi penting: memenuhi kebutuhan akibat pembesaran uterus dan unit feto-plasenta, mengisi reservoir vena, melindungi ibu dari perdarahan akibat melahirkan, dan karena ibu menjadi hipercoagulabel selama proses kehamilan. Keadaan ini berlangsung sampai 8 minggu setelah melahirkan.

04/17/2023

13

IV. Perubahan Sistem RespirasiUterus membesar Diafragma

terdorong ke atas Functional residual capacity (FRC), Expiratory reserve volume (ERV), Residual volume (RV) menurun.

FRC turun Cadangan Oksigen turun

Kebutuhan Okesigen meningkat FRC turun, Ventilasi semenit meningkat

MAC turun Lebih sensitif terhadap obat anestesi inhalasi

04/17/2023

14

Implikasi Klinisnya: Penurunan FRC, peningkatan ventilasi

semenit, serta adanya penurunan MAC akan menyebabkan paturien lebih sensitive terhadap anestetika inhalasi daripada wanita yang tidak hamil.

Disebabkan karena peningkatan edema, vaskularisasi, fragilitas membran mukosa, harus dihindari intubasi nasal, dan digunakan pipa endotrakhea yang lebih kecil daripada untuk wanita yang tidak hamil.

04/17/2023

15

V. Perubahan Sistem RenalProgesteron meningkat GFR, RBF

meningkatGFR meningkat BUN, Kreatinin

turun = FisiologisImplikasi Klinis:Kadar normal BUN dan kreatinin

parturien 40% lebih rendah dari wanita yang tidak hamil, maka bila BUN dan kreatinin sama seperti wanita yang tidak hamil menunjukkan adanya fungsi ginjal yang abnormal.

04/17/2023

16

VI. Perubahan Sistem Gastrointestinal

HormonProgesteron plasma meningkat

Pergerakan sal.cerna, absorbsi mankan, tekanan sphincter oesophageal menurun

Plasma Cholineseterase menurun Resiko pemanjangan blokade neuromuskular (Succinylcholine)

Hormon Gastrin meningkat Sekresi as.lambung meningkat

AnatomikUterus membesar tekanan

intragastrik meningkat04/17/2023

17

Implikasi Klinis:Wanita hamil harus selalu

dianggap lambung penuh tanpa melihat lama puasa prabedah. Bila mungkin anestesi umum dihindari. Dianjurkan penggunaan rutin antacid non-partikel. Perubahan gastrointestinal akan kembali dalam 6 minggu postpartum.

04/17/2023

18

VII. Perubahan Sistem Saraf Pusat & Perifer

Sekresi Progesteron dan Endorfin meningkat MAC turun

Uterus membesar Obstruksi dari vena cava inferior Distensi vena pleksus epidural dan meningkatkan volume darah epidural (Obstruksi Epidural) Sensitivitas anestesi lokal pada spinal dan epidural anlgesia meningkat

04/17/2023

19

Implikasi Klinisnya:Dosis anestestika lokal harus

dikurangi. Peningkatan sensitivitas anestesi lokal yang digunakan untuk spinal dan epidural analgesia terjadi sampai 36 jam postpartum.

04/17/2023

20

VIII.Perubahan Sistem MuskuloskeletalHormon relaxin relaksasi ligamen

dan melunakkan jaringan kolagen.Implikasi Klinis:Relaksasi ligament dan jaringan

kolagen dari columna vertebralis merupakan sebab utama dari terjadinya lordosis selama kehamilan, yang menyulitkan dilakukan spinal atau epidural analgesi.

04/17/2023

21

IX. Sirkulasi Uteroplasenta

Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama kehamilan dan mencapai nilai rata rata antara 500ml sampai 700ml di masa aterm.

Aliran darah uterin menurun selama periode hipotensi maternal (karena hipovolemia, perdarahan, dan kompresi aortocaval, dan blokade simpatis, kontraksi uterus)

Pertukaran gas respirasi, nutrisi, dan ekskresi janin melalui plasenta Pertimbangkan obat yang berdifusi melewati plasenta

04/17/2023

22

Implikasi Klinis:Perhatikan obat yang menembus sawar darah plasenta.

04/17/2023

23

Seksio Sesarea

04/17/2023

24

Definisi

Seksio sesarea merupakan lahirnya janin melalui insisi dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi).

04/17/2023

25

Indikasi Absoluta. Berasal dari ibu Induksi persalinan yang gagal Proses persalinan tidak maju (distosia

persalinan) Disproporsi sefalopelvik b. Uteroplasenta Bedah uterus sebelumnya (sesar klasik) Riwayat ruptur uterus Obstruksi jalan lahir (fibroid) Plasenta previa, abruptio plasenta berukuran

besar c. Janin Gawat janin/ hasil pemeriksaan janin tidak

meyakinkan Prolaps tali pusat Malpresentasi janin

04/17/2023

26

Indikasi Relatifa. Riwayat ibu bedah sesar elektif berulang penyakit ibu b. Uteroplasenta riwayat bedah uterus

sebelumnya presentasi funik pada saat

persalinan c. Janin malpresentasi janin makrosomia kelainan janin

04/17/2023

27

Kontraindikasi

Infeksi piogenik dinding abdomen

Janin abnormal yang tidak dapat hidup, janin mati (kecuali untuk menyelamatkan nyawa ibu)

Kurangnya fasilitas, perlengkapan atau tenaga yang sesuai.

04/17/2023

28

Teknik Seksio Sesarea

1.Insisi AbdominalInsisi Abdominal Vertikal

Insisi Abdominal Transversal

2. Insisi Uterus3. SC Klasik04/17/2023

29

Anestesi Regional SC

04/17/2023

30

I. ANESTESI SPINAL

04/17/2023

31

Disebut juga spinal analgesia atau subarachnoid nerve block (deposit obat anestesi lokal di dalam ruangan subarachnoid).

Blok saraf yang spinalis hilangnya aktivitas sensoris, motoris dan otonom.

Blokade dari medulla spinalis dimulai kaudal dan kemudian naik ke arah sephalad.

Obat anestesi lokal yang lebih mempengaruhi sensoris daripada motoris.

Serabut saraf yang bermielin tebal (fungsi motoris dan propioseptif) paling resisten dan kembalinya fungsi normal paling cepat, sehingga diperlukan konsentrasi tinggi obat anestesi lokal untuk memblokade saraf tersebut.

04/17/2023

32

Indikasi Anestesi Spinal 1. Operasi ekstrimitas bawah (operasi jaringan

lunak, tulang atau pembuluh darah). 2. Operasi di daerah perineal : Anal, rectum

bagian bawah, vaginal, dan urologi. 3. Abdomen bawah : Hernia, usus halus bagian

distal, appendik, rectosigmoid, kandung kencing, ureter distal, dan ginekologis

4. Abdomen atas : Kolesistektomi, gaster, kolostomi transversum. Tetapi spinal anestesi untuk abdomen bagian atas tidak dapat dilakukan pada semua pasien sebab dapat menimbulkan perubahan fisiologis yang hebat.

5. Seksio Sesarea (Caesarean Section). 6. Prosedur diagnostik yang sakit, misalnya

anoskopi, dan sistoskopi. 04/17/2023

33

Kontraindikasi Absolut1. Gangguan pembekuan darah (ujung

jarum spinal menusuk pembuluh darah

perdarahan hebat darah menekan medulla spinalis. 2. Sepsis (Resiko meningitis) 3. Tekanan intrakranial yang meningkat

(Akibat terjadi kehilangan cairan serebrospinal).

4. Bila pasien menolak. 5. Adanya dermatitis kronis atau infeksi

kulit di daerah tusukan6.Penyakit sistemis dengan sequele

neurologis (anemia pernisiosa, neurosyphilys, dan porphiria)

7. Hipotensi.

04/17/2023

34

Kontraindikasi Relatif

1. Pasien dengan perdarahan.

2. Problem di tulang belakang.

3. Anak-anak. 4.Pasien tidak kooperatif, psikosis.

04/17/2023

35

Teknik Anestesi SpinalMedulla spinalis berakhir di

vertebra L2, karena ditakutkan menusuk medulla spinalis saat penyuntikan, maka spinal anestesi umumnya dilakukan setinggi L4-L5, L3-L4, L2-L3

04/17/2023

36

Adapun teknik dari anestesi spinal adalah sebagai berikut3:

1. Inspeksi dan palpasi daerah lumbal yang akan ditusuk (dilakukan ketika kita visite pre-operatif), sebab bila ada infeksi atau terdapat tanda kemungkinan adanya kesulitan dalam penusukan, maka pasien tidak perlu dipersiapkan untuk spinal anestesi.

2. Posisi pasien

a) Posisi Lateral Pada umumnya kepala diberi bantal setebal 7,5-10cm,

lutut dan paha fleksi mendekati perut, kepala ke arah dada.

b) Posisi duduk Dengan posisi ini lebih mudah melihat columna

vertebralis, tetapi pada pasien-pasien yang telah mendapat premedikasi mungkin akan pusing dan diperlukan seorang asisten untuk memegang pasien supaya tidak jatuh. Posisi ini digunakan terutama bila diinginkan sadle block.

c) Posisi Prone Jarang dilakukan, hanya digunakan bila dokter bedah

menginginkan posisi Jack Knife atau prone.

04/17/2023

37

3. Kulit dipersiapkan dengan larutan antiseptik seperti betadine, alkohol, kemudian kulit ditutupi dengan “doek” bolong steril.

4. Cara penusukan. Pakailah jarum yang kecil (no. 25, 27 atau 29). Makin

besar nomor jarum, semakin kecil diameter jarum tersebut, sehingga untuk mengurangi komplikasi sakit kepala (PSH=post spinal headache),

Penarikan stylet dari jarum spinal akan menyebabkan keluarnya likuor bila ujung jarum ada di ruangan subarachnoid. Bila likuor keruh, likuor harus diperiksa dan spinal analgesi dibatalkan. Bila keluar darah, tarik jarum beberapa mili meter sampai yang keluar adalah likuor yang jernih. Bila masih merah, masukkan lagi stylet-nya, lalu ditunggu 1 menit, bila jernih, masukkan obat anestesi lokal, tetapi bila masih merah, pindahkan tempat tusukan. Darah yang mewarnai likuor harus dikeluarkan sebelum menyuntik obat anestesi lokal karena dapat menimbulkan reaksi benda asing (Meningismus).

04/17/2023

38

Obat-Obat Anestesi SpinalObat anestesi lokal yang biasa dipakai

untuk spinal anestesi adalah lidokain, bupivakain, levobupivakain, prokain, dan tetrakain.

Lidokain adalah suatu obat anestesi lokal yang poten, yang dapat memblokade otonom, sensoris dan motoris.

Mula kerjanya 2 menit dan lama kerjanya 1,5 jam.

Dosis rata-rata 40-50mg untuk persalinan, 75- 100mg untuk operasi ekstrimitas bawah dan abdomen bagian bawah, 100- 150mg untuk spinal analgesia tinggi.

Lama analgesi prokain < 1 jam, lidokain ± 1-1,5 jam, tetrakain 2 jam lebih.

04/17/2023

39

Level AnestesiUntuk keperluan klinik, level anestesi dibagi atas : 1. Sadle block anesthesia : zona sensoris anestesi

kulit pada segmen lumbal bawah dan sakral. 2. Low spinal anesthesia : level anestesi kulit

sekitar umbilikus (T10) dan termasuk segmen torakal bawah, lumbal dan sakral.

3. Mid spinal anesthesia : blok sensoris setinggi T6 dan zona anestesi termasuk segmen torakal, lumbal, dan sacral.

4. High spinal anesthesia : blok sensoris setinggi T4 dan zona anestesi termasuk segmen torakal 4-12, lumbal, dan sacral.

Makin tinggi spinal anestesia,

semakin tinggi blokade vasomotor, motoris dan hipotensi, serta respirasi yang tidak adekuat semakin mungkin terjadi.

04/17/2023

40

Level anestesi tergantung dari :Volume obat, Konsentrasi obatBarbotase, Kecepatan suntikanValsava, tempat suntikanPeningkatan tekanan intra-

abdomenTinggi pasienGravitas larutan

04/17/2023

41

Masalah Anestesi SpinalI. Sistem Kardiovaskulera) Penurunan resistensi perifer Vasodilatasi arteriol dan arteri

terjadi pada daerah yang diblokade akibat penurunan tonus vasokonstriksi simfatis.

Venodilatasi akan menyebabkan peningkatan kapasitas vena dan venous return.

Proksimal dari daerah yang diblokade akan terjadi mekanisme kompensasi, yakni terjadinya vasokonstriksi.

04/17/2023

42

b) Penurunan Tekanan Sistolik dan Tekanan Arteri Rerata

Penurunan tekanan darah tergantung dari tingginya blokade simpatis. Bila tekanan darah turun rendah sekali, terjadi risiko penurunan aliran darah otak. Bila terjadi iskemia medulla oblongata terlihat adanya gejala mual-muntah.

Tekanan darah jarang turun > 15 mmHg dari tekanan darah asal.

Tekanan darah dapat dipertahankan dengan pemberian cairan dan atau obat vasokonstriktor. Duapuluh menit sebelum dilakukan spinal anestesi diberikan cairan RL atau NaCl 10-15 ml/kgBB. Vasokonstriktor yang biasa digunakan adalah efedrin. Dosis efedrin 25-50 mg i.m. atau 15-20 mg i.v. Mula kerja-nya 2-4 menit pada pemberian intravena, dan 10-20menit pada pemberian intramuskuler. Lama kerja-nya 1 jam.

04/17/2023

43

c) Penurunan denyut jantung. Bradikardi umumnya terjadi karena penurunan

pengisian jantung yang akan mempengaruhi myocardial chronotropic stretch receptor, blokade anestesi pada serabut saraf cardiac accelerator simfatis (T1-4). Pemberian sulfas atropin dapat meningkatkan denyut jantung dan mungkin juga tekanan darah.

2. Sistim Respirasi Bisa terjadi apnoe yang biasanya disebabkan

karena hipotensi yang berat sehingga terjadi iskemia medula oblongata.

Terapinya : berikan ventilasi, cairan dan vasopressor. Jarang disebabkan karena terjadi blokade motoris yang tinggi (pada radix n.phrenicus C3-5). Kadang-kadang bisa terjadi batuk-batuk kering, maupun kesulitan bicara.04/17/2023

44

3. Sistim Gastrointestinal Diperlihatkan dengan adanya mual muntah

yang disebabkan karena hipotensi, hipoksia, pasien sangat cemas, pemberian narkotik, over-aktivitas parasimpatis dan traction reflex (misalnya dokter bedah manipulasi traktus gastrointestinal).

4. Headache (PSH=Post Spinal Headache) Sakit kepala pascaspinal anestesi mungkin

disebabkan karena adanya kebocoran likuor serebrospinal. Makin besar jarum spinal yang dipakai, semakin besar kebocoran yang terjadi, dan semakin tinggi kemungkinan terjadinya sakit kepala pascaspinal anestesi. Bila duramater terbuka bisa terjadi kebocoran cairan serebrospinal sampai 1- 2minggu. Kehilangan CSF sebanyak 20ml dapat menimbulkan terjadinya sakit kepala. Post spinal headache (PSH) ini pada 90% pasien terlihat dalam 3 hari postspinal, dan pada 80% kasus akan menghilang dalam 4 hari.

04/17/2023

45

5. Backache Sakit punggung merupakan masalah setelah suntikan di

daerah lumbal untuk spinal anestesi.

6. Retensio Urinae Penyebab retensio urine mungkin karena hal-hal-hal

sebagai berikut : operasi di daerah perineum pada struktur genitourinaria, pemberian narkotik di ruang subarachnoid, setelah anestesi fungsi vesica urinaria merupakan yang terakhir pulih.

7. Komplikasi Neurologis Permanen Jarang sekali terjadi komplikasi neurolois permanen. Hal-

hal yang menurunkan kejadiannya adalah karena : dilakukan sterilisasi panas pada ampul gelas, memakai syringedan jarum yang disposible, spinal anestesi dihindari pada pasien dengan penyakit sistemik, serta penerapan teknik antiseptik.

8. Chronic Adhesive Arachnoiditis Suatu reaksi proliferasi arachnoid yang akan

menyebabkan fibrosis, distorsi serta obliterasi dari ruangan subarachnoid. Biasanya terjadi bila ada benda asing yang masuk ke ruang subarachnoid.

04/17/2023

46

II. ANESTESI EPIDRUAL

04/17/2023

47

Keuntungan epidural anestesi:1.Kejadian dan beratnya hipotensi ibu

lebih rendah2.Tidak ada tusukan dura, menyebabkan

berkurangnya kejadian PDPH.3.Dengan memasang kateter, dapat

dipakai untuk operasi yang lama juga untuk menghilangkan sakit pada periode pasca bedah.

Kerugian epidural anestesi adalah:1. Teknik lebih sulit daripada anestesi

spinal.2. Onset obat anestesi lebih lama.3.Membutuhkan obat anestesi local yang

lebih banyak.04/17/2023

48

Masalah: Ada perbedaan efek kardiovaskular

antara epidural anestesi dan spinal anestesi untuk seksio sesarea.

Penurunan tekanan darah umumnya lebih kurang pada epidural karena onset bloknya lebih lambat. Bila ditambahkan ephinephrin maka harus diperhatikan karena absorpsi sistemik dan ephhinephrin dapat menyebabkan penurunan tekanan darah ibu akibat efek betamimetik.04/17/2023

49

KomplikasiKejadian suntikan intravaskuler memalui

epidural kateter kurang lebih 2,3%Kejadian menusuk duramater 0,2-20%Kejadian PDPH dengan jarum epidural

no.17 adalah 76%.Kejadian emboli udara pada vena 9,5%-

65%, yang bisa terjadi pada anestesi spinal, anestesi epidural atau anestesi umum

Kejadian menggigial 14-68%, mekanisme belum jelas tetapi dapat diterapi dengan epidural fentanil/subfentanil atau petidin intravena.

04/17/2023

50

Kontraindikasi

Hipotensi beratGangguan koagulasiKelainan neurologisPasien menolakKesulitan teknisSepsis. Local atau general

04/17/2023

51

Keuntungan

Perbedaan Anestesi Spinal dan Epidural

Sederhana, Cepat Reliabel Paparan obat mininal Ibu bangun Kejadian hipotensi rendah Menghindari tusukan duramater Dengan kateter dapat digunakan

untuk operasi yang lama dan anestesi pasca bedah.

Hipotensi Mual muntah Headache Lebih kompleks Mula kerja lama Diperlukan anestesi lokal yang lama

banyak.

Kerugian

Spinal

Epidural

Spinal

Epidural

04/17/2023

52

Anestesi Umum SC

04/17/2023

53

Keuntungan anestesi umum:induksinya cepat mudah dikendalikankegagalan anestesi tidak adadapat menghindari terjadinya

hipotensiKerugian anestesi umum:kemungkinal adanya aspirasimasalah pengelolaan jalan nafasbayi terkena obat-obat narkotik kemungkinan awareness

04/17/2023

54

Maternal AspirasiAspirasi pneumonia akibat aspirasi cairan

lambung disebut sebagai Mendelson syndrome, maka penting sekali menetralkan asam lambung. Tetapi pemberian antacid jangan berbentuk partikel.

Glycopyrrolate suatu antichlonergic dapat menurunkan sekresi gaster, tetapi dapat menyebabkan relaksasi sphincter gastrooesophageal, sehingga meningkatkan resiko regurgitasi dan aspirasi.

Cimetidin dan ranitidine suatu histamin (H2) reseptor antagonis dapat menghambat sekresi asam lambung dan menurunkan volume gaster.

Metoclopramid dapat meningkatkan motilitas gaster dan karena itu tonus sphincter oesephagus menigkat, sering diberikan sebelum anestesi umum pada seksio sesarea. Metoclopramide juga berefek anti emetic sentral yang bekerja di chemoreceptor trigger zone (CTZ).

04/17/2023

55

Pengelolaan Jalan nafasPenurunan saturasi O2 pada parturien lebih

cepat daripada pasien-pasien yang tidak hamil. Hal ini dihubungkan dengan penigkatan konsumsi O2 dan penuruan FRC. Preoksigenasi dengan oksigen 100% mutlak harus dilakukan sebelum mulai induksi anestesi.

Induksi yang cepat dengan tekanan Cricoid (Selluck maneuver) diikuti intubasi endotrakeal adalah metode yang sering dilakukan.

04/17/2023

56

Depresi NeonatusPenyebab depresi neonatus pada anestesi

umum:1. Penyebab fisiologishipoventilasi ibuhiperventilasi ibupenurunan perfusi uteroplasenta disebabkan

kompresi aortocaval2.Penyebab Farmakologisobat-obat induksi: pentotal (dosis 4mg/kgBB) pelemas otot: succynilcholine rendahnya konsentrasi oksigenN2O dosis tinggi (>50%) dan obat anestesi

inhalasi lainnyaefek memanjangnya interval induction-

delivery dan uterine incision-delivery

04/17/2023

57

AwarnessMasalah utama anestesi umum untuk

seksio sesarea adalah kejadian awarness karena kita memakai dosis kecil dan kosentrasi rendah obat anestesi untuk mengurangi efek pada foetus.

Kejadian awareness sekitar 17-36%. Penggunaan konsentrasi kecil volatile

anesthetic dapat mencegah awareness dan recall tanpa efek yang jelek pada neonates atau perdarahan uterus yang banyak.

04/17/2023

04/17/2023 58

LAPORAN KASUS3

04/17/2023 59

Ny. Y, 21 tahun, G1P0A0, 50 kg, datang ke RSUP HAM dengan keluhan mules-mules mau melahirkan. Hal ini dialami os sejak tanggal 9/10/2013 pukul 18.00 WIB. Mules-mules dirasakan semakin lama semakin sering. Riwayat keluar lendir darah (+) dialami sejak tanggal 9/10/2013 pukul 18.00 WIB. Keluar air-air dari kemaluan (-), BAB & BAK (+) normal.

04/17/2023 60

• RPT/RPO : (-)/(-)• HPHT : 12 Januari 2013• TTP : 19 Oktober 2013• ANC : 8x bidan• Riwayat Persalinan : Hamil ini

Dari pemeriksaan Adekuasi Panggul : Panggul SempitDari pemeriksaan USG : KDR (38-39 mgu) + PK + AH

04/17/2023 61

Kronologis Waktu Kejadian (Time Sequence)

Tgl 9-10 -2013.Pkl. 19.30 WIB Masuk IGD RSHAM

Tgl , 9-10-2012 Pkl 21.30. Konsul anestesi Pkl. 22.00 WIBACC tindakan anestesi

Tgl 9-10-2013Pkl. 23.45 WIB,OPERASI SC

04/17/2023 62

Pemeriksaan Fisik di VK IGD pukul 21.45 WIB

• B1 :Airway : clear, gurgling/snoring/crowing:-/-/-, RR: 20 x/mnt , SP: Vesikuler, ST(-), Mallampati : 1, JMH (Jarak Mentum Hyoid): >6 cm, GL(Gerakan Leher) bebas , Riwayat asma (-) alergi (-), batuk (-), sesak (-).

• B2 :Akral : H/M/K, TD : 120/70 mmHg, HR : 88 x/mnt, reguler, T/V kuat/cukup. Temp : 36,5°C

• B3 :Sens : CM, Pupil: isokor Ø 3 mm / 3mm, RC +/+

• B4 :UOP : BAK (+), kateter terpasang, volume : 100cc/2 jam, warna : kuning

04/17/2023 63

• B5 :Abdomen: membesar asimetris,teregang kanan, peristaltik (+),Mual (-), muntah (-). TFU 3 jari bawah px. Gerak janin (+), His (+), DJJ: 140x/men , MMT: 18.00 wib (09-10-13)

• B6 :Oedem pretibial (-)

04/17/2023 64

Persiapan Anestesi

• SIA (Surat Izin Anestesi) + inform consent• Nil Per Os sejak direncanakan operasi• Pasang iv line dengan abbocath bore besar 18G, dan

pastikan lancar• Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah• Oksigen via nasal canul 2 Lpm• Pemberian antasida 30 ml, ½ jam sebelum operasi• Pasang kateter dan nilai UOP (+)• Tidur posisi miring kekiri• Observasi DJJ (Denyut Jantung Janin)• Persiapan pasien, obat, alat untuk anestesi dan

resusitasi bayi

04/17/2023 65

Laboratorium

• Hb : 12,20 gr/dl• Leukosit : 11.580 /mm3• Ht : 35,30 %• Trombosit : 250.000/mm3• HST : 12,9(13,5)/0,95/30,7(34,8)/14,7 (15,8)• RFT : 8,40/0,41• E : 138/4/108• KGD : 93,9 g/dL

04/17/2023 66

Diagnosa : Primigravida + Kehamilan Dalam Rahum (38-40) minggu + Presentasi Kepala + Anak Hidup + Inpartu + Panggul Sempit

• Tindakan : SC• PS-ASA: 1 E• Teknikanestesi: RA-SAB• Posisi : Supine

04/17/2023 67

Pemeriksaan Fisik di KBE IGD pukul 23.30 WIB

• B1 :Airway : clear, gurgling/snoring/crowing:-/-/-, RR: 18 x/mnt, SP: Vesikuler, ST(-), Mallampati : 1, JMH: >6 cm, GL : bebas, Riwayat asma (-) alergi (-), batuk (-), sesak (-)

• B2 :Akral : H/M/K, TD : 120/70 mmHg, HR : 90 x/mnt, reguler, T/V kuat/cukup.

• B3:Sens : CM, Pupil: isokor Ø 3 mm / 3mm, RC +/+• B4: UOP : BAK (+), volume : 50 cc/jam , warna : kuning

jernih• B5:Abdomen: membesar asimetris, peristaltik (+), Mual (-),

muntah (-). TFU 3 jari bawah px. Gerak janin (+), His (+), DJJ: 140 x/mnt

• B6:Oedem pretibial (-)

04/17/2023 68

Persiapan Alat dan Obat

• Intubasi set dewasa• Guedel• ETT 7,0 dan 6,5• Suction set• O2 dan nasal canule• Set spinal• Intubasi set bayi• ETT no 2,5• Suction catheter bayi• AMBU bag bayi• Laryngoscope bayi• O2 nasal kanul• Guedel bayi,Stilet Bayi

04/17/2023 69

Persiapan obat dan alat intubasi

04/17/2023 70

Persiapan spinal

04/17/2023 71

Tehnik Anestesi

• Pastikan IV line Lancar.• Preload 1000 cc RL• Posisi LLD• Identifikasi L3-L4• Desinfeksi dengan povidon iodine dan alkohol 70% • Insersi Spinocan 25 Gkutis-subkutis-ligsupraspinosum-

liginterspinosum-ligflavum-duramater-subarachnoidCSF (+), darah (-) aspirasi injeksi Bupivacaine 0,5 % 15 mg dengan arah bevel cephalad.

• Kembalikan keposisi supine, atur blok setinggi Th6, ganjal pinggul kanan.

• Monitoring hemodinamik pasca tindakan dan durante operasi

04/17/2023 72

Pre spinal

04/17/2023 73

Post spinal

04/17/2023 74

Durante Operasi

• Hemodinamik– TD : 90-110/63-70 mmHg– HR : 60-105 x/mnt– RR : 18 - 20 x/mnt

• Cairan : RL:PO : 1000 cc RL • DO : 1000 cc RL• Perdarahan : 300 cc• Penguapan + maintenance : 360 cc/jam• UOP : 50 cc/jam• Lahir bayi perempuan, BB 2950 gr, PB 47 cm anus (+), apgar

8/9• Delivery time: 10 menit• Lama operasi: 2 jam

04/17/2023 75

Pemeriksaan Fisik Post Operasi pukul 02.00wib

• B1: Airway : clear, RR: 19 x/mnt , SP: Vesikuler,ST(-), Sp02 : 100%

• B2: Akral :H/M/K, TD : 110/70 mmHg,HR : 83x/mnt, reguler, T/V : kuat/cukup

• B3: Sens : CM, RC +/+, Pupil: isokor Ø 3 mm/3mm,• B4:UOP : BAK (+) volume 50 cc/jam, warna kuning• B5:Abdomen Soepel, simetris, peristaltik (+),LO

tertutup verband,TFU setinggi 2 jari atas simphisis ,kontraksi uterus kesan baik

• B6:Oedem(-)

04/17/2023 76

Planning Post Operasi

• Bed Rest • IVFD RL 20 gtt/men• Diet MB• Inj.Cefotaxim 1 gr / 8 jam /iv• Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv• Cek darah rutin post operasi• Monitoring TTV dan bromage score

04/17/2023 77

Foto bayi

04/17/2023 78

04/17/2023 79

Follow up Follow up Tanggal Subjektif Objektif Status lokalisata Diagnosa Terapi

10/10/2013 Nyeri luka operasi

Sens: CMTD: 110/70 mmHgHR : 84 x/iRR: 22 x/iT: 370c Anemia : (-)Ikterik :(-)Sianosis: (-)Dyspnoe: (-)Edema: (-)

Abdomen : soepel, pristaltik normalTFU: 1 jari bawah pusatP/V: (-), luchia rubra (+)LO: tertutup perban(+) ,kasah keringBAK : via kateter, uop 100cc/jam, kuningBAB: (-), flatus (-)ASI: +/+

Post SC a/i panggul sempit + NH 0

IVFD RL 20 gtt/i Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jam

04/17/2023 80

11/10/2013 Nyeri luka operasi

Sens: CMTD: 120/80 mmHgHR : 84 x/iRR: 22 x/iT: 36,50c Anemia : (-)Ikterik :(-)Sianosis: (-)Dyspnoe: (-)Edema: (-)

Abdomen : soepel, pristaltik normalTFU: 2 jari bawah pusatP/V: (-), lochia rubra(+)LO: tertutup perban(+) ,kasah keringBAK : via kateter, uop 40 cc/jam, kuningBAB: (-), flatus (+)ASI: +/+

Post SC a/i panggul sempit + NH 1

IVFD RL 20 gtt/i Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam Inj. Ranitidin 50 mg/ 8 jamCefadroxil 2x500 mgPct 3x500 mgB comp 2x1Rencana: - aff kateter - aff infus - mobilisasi

04/17/2023 81

12/10/2013 Nyeri luka operasi

Sens: CMTD: 120/80 mmHgHR : 80 x/iRR: 20 x/iT: 37 0c Anemia : (-)Ikterik :(-)Sianosis: (-)Dyspnoe: (-)Edema: (-)

Abdomen : soepel, pristaltik (+) normalTFU: 2 jari bawah pusatP/V: (-), lochia rubra(+)LO: tertutup perban(+) ,kasah keringBAK : normalBAB: (-), flatus (+)ASI: +/+

Post SC a/i panggul sempit + NH 2

Cefadroxil 2x500 mgPct 3x500 mgB comp 2x1 Rencana: - terapi lanjut- pelvimetri radiologik- PBJ

04/17/2023 82

MASALAH DAN PEMBAHASAN4

04/17/2023 83

MASALAH

Pasien Emergency NPO (dipuasakan)Pada ibu hamil, waktu pengosongan lambung memanjang resiko aspirasi

lebih besar berikan antasida syrup 30 ml ½ jam sebelum operasi menaikkan pH lambung

Pastikan iv line terpasang bore besar dan lancarSupine hypotention syndrome posisi ibu tidur miring ke kiri./ganjal pinggul kananRuang subarachnoid menyempit, densitas CSF meningkat, volume CSF berkurang -> Kurangi dosis pemberian obat anestesi lokal

Pre-Operasi

04/17/2023 84

Durante operasi Teknik RA-SAB :

* Potensial terjadi hipotensiPastikan iv line lancar, preload cairan 10-20 ml/kgBB, pastikan

volume intravaskular cukupSedia Efedrin

* High Block atau Total SpinalPertahankan jalan nafas. Beri bantuan nafas. Siapkan peralatan

intubasi. Resusitasi cairan.Atur tinggi blok sampai Th.IVJangan diberikan saat HIS

Menggigil beri oksigen, selimuti pasien, hangatkan cairan, bila bayi sudah lahir beri inj. Pethidin 0,5 mg/kgBB atau inj. Tramadol 1 mg/kgBB

Bradikardi siapkan SA teraplus

Durante Operasi

04/17/2023 85

PDPH ingatkan pasien agar tidak angkat kepala, duduk atau berdiri 24 jam sesudah operasi, bila terjadi PDPH resusitasi cairan, beri paracetamol tab dan cafein

Infeksi Beri antibiotik yang adekuat

Nyeri Beri analgetik adekuat

Post-Operasi

04/17/2023 86

Teori KasusPada dasarnya penanganan yang terbaik pada panggul sempit (cervico-pelvical disproportion) adalah dengan seksio sesarea.Panggul sempit merupakan salah satu indikasi utama (ditinjau dari faktor ibu) dilakukannya seksio sesarea. Usia kehamilan, keadaan ibu dan keadaan janin harus diawasi dengan baik, dan menjadi pertimbangan untuk melakukan terminasi kehamilan dengan seksio sesarea.

Ny. Y, 21 tahun, G1P0A0, 50 kg, datang dengan keluhan mules-mules mau melahirkan. Hal ini dialami os sejak tanggal 9/10/2013 pukul 18.00 WIB. Riwayat keluar lendir darah (+) dialami sejak tanggal 9/10/2013 pukul 18.00 WIB. Dari pemeriksaan adekuasi panggul, panggul pasien sempit.Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, pasien didiagnosa dengan PG + KDR (38-39 mgu) + PK + AH + Inpartu + Anak Hidup + Panggul Sempit. Pasien direncanakan Seksio Sesarea Cito.

04/17/2023 87

Kriteria ASA (Kriteria fisik untuk menilai kesehatan pasien sebelum operasi) terbagi atas: ASA I pasien sehat organik, fisiologik,

psikiatri, biokimia. ASA II pasien dengan penyakit

sistemik ringan atau sedang. ASA III pasien dengan penyakit

sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas.

ASA IV pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat.

ASA V pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.

ASA VI donor atau transplantasi

(E) Menandakan kasus emergensi

Berdasarkan Kriteria ASA (American Society of Anesthesiologist), pasien dinyatakan dengan ASA 1E. Hal ini karena pasien sehat fisiologik, psikiatri dan biokimia. Tidak ada penyakit sistemik ringan, sedang atau keadaan yang mengancam jiwa.Tanda E menyatakan bahwa terdapat keadaan emergensi pada pasien yaitu pasien sedang inpartu namun panggul pasien sempit sehingga tidak dapat dilakukan SC.

04/17/2023 88

Salah satu indikasi teknis anestesi spinal adalah Seksio Sesarea.

Pasien didiagnosa dengan PG + KDR (38-39 mgu) + PK + AH + Inpartu + Anak Hidup + Panggul Sempit. Pasien akan menjalani SC dengan teknik spinal anestesi karena prosedur sederhana, paparan obat minimal, dan ibu sadar serta pasien tidak memiliki kontraindikasi absolut dan relatif dari spinal anestesi.

Kontraindikasi Absolut SA adalah Gangguan pembekuan darah, sepsis, tekanan intrakranial yang meningkat, bila pasien menolak, dermatitis kronis atau infeksi kulit di daerah tusukan, penyakit sistemis, hipotensi.

Kontraindikasi relatif SA adalah pasien dengan perdarahan, problem di tulang belakang, anak-anak, pasien tidak,

kooperatif, psikosis.

04/17/2023 89

Medulla spinalis berakhir di vertebra L2, karena ditakutkan menusuk medulla spinalis saat penyuntikan, maka spinal anestesi umumnya dilakukan setinggi L4-L5, L3-L4, L2-L3

Cara penusukan. Pakailah jarum yang kecil (no. 25, 27 atau 29). Makin besar nomor jarum, semakin kecil diameter jarum tersebut, sehingga untuk mengurangi komplikasi sakit kepala (PSH=post spinal headache),

Teknik Anestesi

Pastikan IV line Lancar. Preload 1000 cc RL Posisi LLD Identifikasi L3-L4 Desinfeksi dengan povidon iodine dan

alkohol 70% Insersi Spinocan 25 Gkutis-subkutis-

ligsupraspinosum-liginterspinosum-ligflavum-duramater-subarachnoidCSF (+), darah (-) aspirasi injeksi Bupivacaine 0,5 % 15 mg dengan arah bevel cephalad.

Kembalikan keposisi supine, atur blok setinggi Th6, ganjal pinggul kanan.

Monitoring hemodinamik pasca tindakan dan durante operasi

04/17/2023 90Terima Kasih…