malpraktik kedokteran

35
KIAT DOKTER DALAM MENGHADAPI TUNTUTAN MALPRAKTEK

Upload: ihwan-muslimin

Post on 02-Sep-2015

280 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

malpraktik dalam ilmu kedokteran adalah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TRANSCRIPT

Slide 1

KIAT DOKTER DALAM MENGHADAPI TUNTUTAN MALPRAKTEKOleh Kelompok Mojokerto D:Gede Kurnia Mayura09700150Dendy Bahtiar09700200Eka P Frendy09700193Moch Ihwanul M09700207Tunik Sugianto09700233Verawati09700102Vendy Dwi Prastyo09700218LATAR BELAKANGFaktor Penyebab: Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting dalam hidup seseorangSarana pelayanan kesehatanInterpretasi yang salah

Malpraktek ini terbukti dilakukan dokter setelah melalui sidang yang dilakukan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

Seorang dokter tidak bisa disalahkan bila tindakan yang dilakukaan dirinya dalam upaya penyembuhan pasien sudah sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP).

Tujuan Penulisan

Tujuan Tujuan Umum Mengetahui cara-cara dokter dalam menghindari dan menghadapi tuntutan malpraktekTujuan Khusus Mengetahui definisi dan jenis jenis malpraktek. Mengetahui unsur-unsur malpraktek. Mengetahui batasan malpraktek. Mengetahui cara-cara menghindari malpraktek. Mengetahui cara-cara menghadapi tuntutan malpraktek

DefinisiMalpraktek Secara harfiah mal memiliki arti salah, praktek memiliki arti pelaksanaan atau tindakan sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesiJenis MalpraktekEthical malpractice Kelalaian dalam menjalani panduan dan standar etika yang ada secara umumTindakan tidak profesional yang dilakukan dengan mengabaikan standar etikaHukuman pencabutan izin praktek.

Legal malpractice Administrative malpractice

Civil malpractice

Criminal malpractice

terjadi apabila dokter atau tenaga kerja kesehatan lain melakukan pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang berlakudimana dokter karena pengobatannya dapat mengakibatkan pasien meninggal atau luka tetapi dalam waktu yang sama tidak melanggar hukum pidanaterjadi ketika seorang dokter yang menangani sebuah kasus telah melanggar undang-undang hukum pidanaUsaha usaha menghindari malpraktek

Semua tindakan sesuai indikasi medis Bekerja sesuai standar profesi Membuat informed consent Mencatat semua tindakan yang dilakukanApabila ragu-ragu konsultasikan dengan konsulen Memperlakukan pasien secara manusiawi Menjalin komunikasi yang baik

Semua tindakan sesuai indikasi medis

Prinsip-prinsip :Tenaga kesehatan yang :lulus pendidikan dengan memperoleh ijasah kompetensi hasil ujian memiliki surat ijin praktek (SIP)

Dalam bertindak: ijin atau persetujuan pihak pasien dan keluarganya. menerapkan standar pelayanan dan protap Menulis Rekam MedisPoint 4,5, dan 6 di atas harus dirahasiakan sesuai dengan peraturan PP No.10 tahun 1966

Dalam menangani pasien berdasarkan indikasi menerangkan mengenai resikomenerapkan etika umum dan etika profesidikonsultasikan kepada tenaga kesehatan yang kompetentuntutan pasien dan keluarganya harus diselesaikan secara komunikasi yang sehatBekerja sesuai standar profesi pasal 2 Kodeki, disebutkan bahwa, Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. sesuai dengan ilmu kedokteran mutakhir, sarana yang tersedia, kemampuan pasien, etika umum, etika kedokteran, hukum dan agama

Membuat informed consent Persetujuan Tindakan Medik adalah Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 585 Tahun 1989 )Inform Consent

Implied Consent Expressed Consent dokter dapat menangkap persetujuan tindakan medis tersebut dari isyarat yang diberikan/dilakukan pasiendinyatakan secara lisan maupun tertulisbeberapa masukan sebagai berikut:Penjelasan lengkap mengenai prosedurDeskripsi tentang efek-efek sampingankeuntungan-keuntungan lamanya prosedur hak pasien untuk menarik kembali consent PrognosisMencatat semua tindakan yang dilakukan Rekam Medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena bermanfaat bagi pasien, dokter maupun bagi rumah sakit.Berikut pasal yang mengatur mengenai rekam medis : a. Pasal 46 b. Pasal 47

Fungsi Rekam Mediskepentingan penyakitnyamelindungi rumah sakit maupun dokter dalam segi hukum meneliti medik maupun administratif

Isi Rekam MedisDiagnosisRiwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik Catatan perkembanganHasil Laboratorium dan X-RaySemua tindakan pengobatan medik, konsultasi

Apabila ragu-ragu konsultasikan dengan konsulen dapat berkonsultasi dengan dokter penanggung jawab pasien (DPJP). Pada saat emergency, dokter berhak melakukan upaya penyelamatan nyawa pasien terlebih dahulu

Memperlakukan pasien secara manusiawi menghargai dan merawat pasiennya secara manusiaMenjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar. Berdasarkan perjanjian (ius contractu) Berdasarkan hukum (ius delicto)

berupa terapeutik secara sukarela antara dokter dengan pasie berdasarkan kehendak bebasBerlaku prinsip siapa merugikan orang lain harus memberikan ganti rugiSengketa Medik Ketidakpuasan pasien atau keluarganya terhadap pelayanan dokterGagal Berkomunikasi Krisis waktu

Penyelesaian ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan dokterHubungan pasien dan SPK (Sarana Pelayanan Kesehatan)SPK tidak bisa menjanjikan kesembuhan, melainkan memberikan usaha maksimal sesuai dengan standar pelayanan untuk kesembuhan pasien.

Pemahaman masyarakat tentang malpraktek Anggapan bahwa layanan di rumah sakit harus selalu sempurna, seolah olah stigma di masyarakat adalah layanan rumah sakit yang baik, pasien pasti sembuh. Dokter dianggap serba bisa, kalau tidak sembuh, berarti malpraktekUnsur malpraktek

Unsur kesengajaan (intensional)Menahan-nahan pasien (pasal 333 KUHP)Membuka rahasia kedokteran tanpa hak (pasal 322 KUHP)Aborsi ilegal (pasal 349 KUHP)Euthanasia Memberikan keterangan palsu (pasal 267 KUHP )Melakukan praktek tanpa ijin (pasal 2 kodeki)

Unsur Pelanggaran Negligence (kelalaian) Malfeasance (pelanggaran jabatan) unlawful/improperMisfeasanceimproper performanceLack of skill Melakukan tindakan diluar kemampuan atau kompetensi tidak melakukan sesuatu tindakan tertentuDereliction of the duty Damage/kerugianIndirect causal relationship Sanksi Pelanggaran Disiplin Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (Perkonsil) Nomor 16 tahun 2006 pasal 27 ayat (2), dokter yang terbukti bersalah melakukan pelanggaran disiplin kedokteran diberikan sanksi disiplin

Sanksi disiplin yang diberikan dapat berupa: Pemberian peringatan tertulis; Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik ((Pasal 28 ayat (2)) dan/atau Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan (pasal 28 ayat (3))

Sanksi disiplin ini diputuskan pada sidang Majelis Pemeriksa Disiplin (MPD), yang merupakan keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia di tingkat Provinsi(MKDKI-P)Wewenang MKDKI (Perkonsil No.15 tahun 2006 ):Menerima pengaduanMenetapkan jenis pengaduanMemeriksa pengaduanMemutuskan ada tidaknya pelanggaranMenentukan sanksiMenyusun tata cara penanganan kasus pelanggaranMenyusun buku pedomanMembina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas MKDKI-PPemeriksaan Awal

pengaduan tertulis kepada MKDKIMajelis Pemeriksa Awalkasus diluar disiplininvestigasikasus pelanggaran etikkasus pelanggaran disiplinStandar Profesi Dokter

Standar Profesi Medis dapat diformulasikanTerapiHarus sesuai dengan ukuran medis (kriteria yang ditentukan dalam kasus konkret yang dilaksanakan berdasarkan ilmu pengetahuan medikkemampuan rata-rata yang dimiliki oleh seorang dokterkondisi yang samasarana dan upaya yang wajar7 (tujuh) area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dokter layanan primer : Profesionalitas yang luhur Mawas diri dan pengembangan diri Komunikasi efektif Pengelolaan informasi Landasan ilmiah ilmu kedokteran Keterampilan klinis Pengelolaan masalah kesehatan

Usaha Menghadapi MalpraktekInformal defence, dengan mengajukan buktiFormal/legal defence, yakni melakukan pembelaanKasus 4. Kasus dr. Ayu Tanggal 10 April 2010 Ny. JF (25) yang sedang hamil anak kedua masuk ke RS Dr Kandau Manado atas rujukan Puskesmas atas indikasi ketuban pecah dini. Pada waktu itu, ia didiagnosis oleh Puskesmas dalam tahap persalinan pembukaan dua. Selanjutnya di RS Dr Kandau Manado, Ny.F dilakukan observasi inpartu. Namun setelah delapan jam, tidak ada kemajuan dalam persalinan dan muncul tanda-tanda gawat janin,sehingga ketika itu diputuskan untuk dilakukan pengambilan tindakan yaitu operasi caesar. Pada saat sayatan pertama operasi caesar dimulai, pasien mengeluarkan darah yang berwarna kehitaman. Dokter menyatakan hal tersebut adalah tanda bahwa pasien kurang oksigen. Setelah itu bayi berhasil dikeluarkan, namun pasca operasi kondisi pasien semakin memburuk dan sekitar 20 menit kemudian, pasien dinyatakan meninggal dunia Tanggal 15 September 2011 Atas kasus ini, tim dokter yang terdiri atas dr Ayu, dr Hendi Siagian dan dr Hendry Simanjuntak, dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) hukuman 10 bulan penjara karena laporan malpraktik keluarga korban. Namun Pengadilan Negeri (PN) Manado menyatakan ketiga terdakwa tidak bersalah dan bebas murni.Hal tersebut dikarenakan dari hasil otopsi ditemukan bahwa sebab kematiannya adalah karena adanya emboli udara pada bilik jantung kanan, sehingga mengganggu peredaran darah. Emboli udara merupakan hal yang tidak dapat diprediksi oleh dokter sebelumnya. Kasus ini masih bergulir karena jaksa mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung yang kemudian dikabulkan. 18 September 2012 dr. Dewa Ayu dan dua dokter lainnya yakni dr. Hendry Simanjuntak dan dr. Hendy Siagian akhirnya masuk daftar pencarian orang (DPO). 11 Februari 2013 Keberatan atas keputusan tersebut, PB POGI melayangkan surat ke Mahkamah Agung dan dinyatakan akan diajukan upaya Peninjauan Kembali (PK). Dalam surat keberatan tersebut, POGI menyatakan bahwa putusan PN Manado menyebutkan ketiga terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan kalau ketiga dokter tidak bersalah melakukan tindak pidana. Sementara itu, Majelis Kehormatan dan Etika Profesi Kedokteran (MKEK) menyatakan tidak ditemukan adanya kesalahan atau kelalaian para terdakwa dalam melakukan operasi pada pasien. 8 November 2013 dr. Ayu diputuskan bersalah oleh Mahkamah Agung dengan putusan 10 bulan penjara. Pada kasus ini terdapat beberapa tuntutan yang ditujukan oleh dokter,

KESIMPULANMalpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar prosedur operasionaltidak melakukan suatu tindakan tertentudereliction of the duty atau penyimpangan kewajibandamage atau kerugiandirect causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata