malaria tropika (plasmodium falciparum)

13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk anopheles yang mengadung parasit. Parasit malaria oleh Charles Louis Alphonse Laveran pada tahun 1880. Ada empat parasit yang menimbulkan gejala yang berbeda-beda. salah satunya adalah plasmodium falciparum. P. Falciparum adalah malaria yang menyebabkan kasus terbanyak dan paling ditakuti. Siklus hidup malaria memerlukan dua hospes yaitu manusia dan nyamuk anopheles betina. Pertama nyamuk akan menanamkan sporozoit yang berada di airliur nyamuk. Sporozoit tersebut menuju sel hati yang pada akhirnya masuk ke dalam eritrosit untuk memproduksi merozoite. Gejala klinis yang muncul dapat berupa demam yang dikarenakan oleh eritrosit yang mengeluarkan berbagai jenis antigen yang akan merangsang limposit. Limposit akan mengeluarkan TNF yang akan merangsang hipotalamus. Gejalan lainnya adalah anemia karena pecahnya sebagian sel darah merah. 1

Upload: yudis-pramana

Post on 08-Aug-2015

299 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

makalah singkat kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk anopheles

yang mengadung parasit. Parasit malaria oleh Charles Louis Alphonse Laveran

pada tahun 1880. Ada empat parasit yang menimbulkan gejala yang berbeda-beda.

salah satunya adalah plasmodium falciparum. P. Falciparum adalah malaria yang

menyebabkan kasus terbanyak dan paling ditakuti.

Siklus hidup malaria memerlukan dua hospes yaitu manusia dan nyamuk

anopheles betina. Pertama nyamuk akan menanamkan sporozoit yang berada di

airliur nyamuk. Sporozoit tersebut menuju sel hati yang pada akhirnya masuk ke

dalam eritrosit untuk memproduksi merozoite.

Gejala klinis yang muncul dapat berupa demam yang dikarenakan oleh

eritrosit yang mengeluarkan berbagai jenis antigen yang akan merangsang

limposit. Limposit akan mengeluarkan TNF yang akan merangsang hipotalamus.

Gejalan lainnya adalah anemia karena pecahnya sebagian sel darah merah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. apakah definisi dari malaria falciparum?

2. bagaimana etiologi dari malaria falciparum?

3. bagaimana patogenesis dari malaria falciparum?

4. apa saja gejala klinis dari malaria falciparum?

1

Page 2: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari pembahan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana definisi dari malaria falciparum

2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi dari malaria falciparum

3. Untuk mengetahui bagaimana pathogenesis dari malaria falciparum

4. Untuk mengetahui bagaimana gejala klinis dari malaria falciparum

2

Page 3: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Etiologi

Parasit malaria ditemukan oleh Charles Louis Alphonse Laveran pada

tahun 1880. Adalah seorang dokter bedah dari Perancis yang awalnya menemukan

parasit berbentuk pisang, yang sekarang dikenal sebagai bentuk gametosit dari

P.falciparum, dalam darah penderita malaria di bawah lensa mikroskop. Parasit

malaria digolongkan dalam genus Plasmodium dan mempunyai 4 spesies yaitu P.

falciparum, P. vivax, P. malaria, dan P. ovale. [1]

Dari keempat spesies itu, P. falciparium paling ditakuti karena menjadi

penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Hal itu dikarenakan eritrosit

yang terinfeksi oleh P. falciparum akan berikatan dengan endotel pembuluh

darah. Ikatan itu membentuk gumpalan (sludge) yang dapat menghambat aliran

darah ke beberapa organ termasuk organ vital seperti otak, jantung, hati dan

ginjal. Selanjutnya, organ-organ tersebut akan mengalami anoksia dan edema.[1]

Di sisi lain, P. vivax dan P. malariae adalah spesies yang dapat

menyebabkan relaps dan rekrudesensi. Rekrudesensi adalah berulangnya gejala

klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan

primer. Rekrudesensi dapat terjadi sesudah periode laten dari serangan primer.

Relaps dinyatakan sebagai berulangnya gejala klinik setelah periode yang lama

dari masa laten, sampai 5 tahun. Hal itu disebabkan kedua spesies itu mempunyai

bentuk hipnozoit yang dapat bertahan dalam hati cukup lama, dalam hitungan

bulan bahkan tahun. [1]

3

Page 4: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

Siklus Hidup

Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia

dan nyamuk anopheles betina.

1. Siklus pada manusia

Pada waktu nyamuk anopheles infektif menghisap darah manusia,

sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk kedalam

peredaran darah selama lebih kurang satu setengan jam. Setelah itu

sporozit akan masuk kedalam sel hati dan menjadi tropozoit hati.

Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10.000-

30.000 merozoit hati. [2]

Siklus ini disebit ekso-eritrosier yang berlangsung selama kurang lebih

dua minggu. Berbeda dengan Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale,

sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi skizon, tetapi

ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit

tersebut dapat tinggal didalam sel hati selama berbulan-bulan sampai

bertahun-tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan

menjadi aktif sehingga dapan menimbulkan relaps atau kambuh kembali.

[2]

Merozoit yang berasal dari skizon hati yang pecah akan masuk ke

peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Di dalam sel darah

merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai skizon

(8-30 merozoit). Proses perkembangan aseksual ini disebut skizogoni.

Selanjutnya eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang

keluar akan menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus

eritrositer.[2]

4

Page 5: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi

sel darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit jantan dan

betina).

Gambar 1.1 siklus hidup plasmodium falciparum

2. Siklus pada nyamuk anopheles betina

Apabila nyamuk anopheles betina menghisap darah yang mengandung

gametosit, di dalam tubuh nyamuk, gamet jantan dan betina melakukan

pembuahan menjadi zigot. Zigot berkembang menjadi ookinet kemudian

menembus dinding lambung nyamuk. Pada dinding luar nyamuk ookinet

akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini

bersifat infektif dan siap ditularkan ke manusia.[2]

5

Page 6: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

Masa inkubasi

Adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala

klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi bervariasi tergantung

spesies plasmodium.

Masa prepaten

Adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat

dideteksi dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopik.

Jenis Plasmodium Masa inkubasi (hari)

P. Falciparum 9 – 14 (12)

P. Vivax 12 – 17 (15)

P. Ovale 16 – 18 (17)

P. Malariae 18 – 40 (28)

2.2 Patogenesis

Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang

mengeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel

makrofag, monosit, atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin

antara lain TNF (tumor nekrosis faktor). TNF akan dibawa aliran darah ke

hipotalamus yang merupakan pusat pengaturan suhu tubuh dan terjadi demam.

Pada malaria falciparum, diperlukan waktu 36-48 jam dan demam dapat terjadi

setiap hari.[3]

Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun

yang tidak terinfeksi. Pada malaria falciparum, plasmodium falciparum

menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi pada

infeksi akut dan kronis. Sedangkan plasmodium vivax dan ovale hanya

menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah

6

Page 7: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

sel darah merah. Plasmodium malariae menginfeksi hanya sel darah merah tua

yang jumlahnya hanya 1% dari seluruh jumlah sel darah merah. Sehingga pada P.

Vivax, P. Ovale dan P. Malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis.[3]

Splenomegali, limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana

plasmodium dihancurkan oleh sel makrofag dan sel limposit. Penambahan sel-sel

radang ini akan menyebabkan limpa membesar [4]

Malaria berat

Plasmodium falciparum mempunyai patogenesis yang khusus. Eritrosit

yang terinfeksi P. Falciparum akan mengalami proses sekuestrasi yaitu

tersebarnya eritrosit yang berparasit tersebut ke pembuluh kapiler alat dalam

tubuh. Selain itu pada permukaan eritrosityang terinfeksi akan membentuk knob

yang berisi berbagai antigen P. Falciparum. Pada saat proses sitoadherasi, knob

tersebut akan berikatan dengan reseptor sel endotel kapiler. Akibat dari proses ini

terjadilah obstruksi (penyumbatan) dalam pembuluh kapiler yang menyebabkan

iskemia jaringan. terjadinya sumbatan ini juga didukung oleh terbentuknya

“rosette” yaitu bergelombolnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah

merah lainnya.[3]

Pada proses sitoaderensi ini diduga terjadi proses imunologik, yaitu

terbentuknya mediator-mediator antara lain sitokin (NTF, interleukin) dimana

mediator tersebut mempunya peranan dalam gangguan fungsi pada jaringan

tertentu.[3]

2.3 Manifestasi Klinik

7

Page 8: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

Trias Malaria

Masa inkubasi malaria berkisar antara 9- 30 hari. Gejala kliniknya dikenal

sebagai trias malaria yang terdiri dari demam, anemia dan splenomegali. Demam

khas pada malaria adalah menggigil selama 15-60 menit karena pecahnya skizon

eritrosit, lalu demam selama 2-6 jam kemudian berkeringat selama 2-4 jam.

Keringat yang dihasilkan dapat sangat banyak hingga membasahi tempat tidur.

Setelah berkeringat biasanya penderita justru akan merasa lebih enakan tapi

lemas. Gejala ini terus berulang dengan periode tertentu sesuai dengan jenis

plasmodiumnya. Di daerah endemis, gejala khas ini seringkali tidak ditemukan

karena sebagian besar sudah memiliki imunitas di dalam tubuhnya. Gejala klinik

mungkin didahului dengan sakit kepala, lemah, nyeri otot dan nyeri tulang.[1]

. Penyakit malaria ini khas ditandai dengan nyeri kepala yang hebat

dengan suhu badan yang sangat tinggi 390 C – 420 C, untuk gejala menggigil

lebih tampak pada malaria tertiana (plasmodium vivax). Hal ini menyebabkan

penderita bisa mengalami tingkat kesadaran delirium, dimana pasien kadang akan

mengalami kesulitan dalam orientasi, dan terkadang halusinasi. Plasmodium

falcifarum ini bisa menyerang saraf – saraf otak dan menyebabkan komplikasi

yang dinamakan “Malaria Cerebral”, dimana pasien akan mengalami perubahan

tingkah laku hingga hilang kewarasannya, gila red. Bila hal ini terjadi pastikan

lingkungan perawatan aman dan pakaikan “restriction stripe” bila memang pasien

tidak bisa terkontrol tingkah lakunya.[2]

8

Page 9: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Malaria falciparum / malaria tropika adalah penyakit yang disebabkan oleh

plasmodium falciparum. Penyakit ini paling sering ditemukan di daerah tropis.

Gigitan nyamuk yang mengadung P. Falciparum akan merusak eritrosit. Gejala

dari malaria tropika adalah demam yang disertai demam yang mengigil. Gejala

yang paling mematikan ketika P. Falciraum sampai pada otak dan menyebabkan

malaria cerebral.

3.2 Saran

Pasien dengan Malaria falciparum akan sangat rentan kekurangan cairan

karena mual dan muntah yang sering, Rasa mual ini timbul karena demam dan

juga nyeri ulu hati. Perawatan yang harus diberikan adalah edukasi untuk

sebanyak mungkin mengkonsumsi air minum. Indikator kurangnya asupan cairan

bisa dilihat dari warna air kencing yang bisa menjadi sangat keruh hingga merah

yang dikenal dengan istilah Black Water Fever. Bila ini terjadi sudah bisa

dipastikan bahwa fungsi ginjal mengalami kerusakan dan harus diperiksakan

fungsinya sekaligus juga fungsi hati. Memasang jalur intravena untuk cairan

adalah cara yang tepat dan suatu keharusan untuk malaria dengan

hiperparasitemia.

Daftar Pustaka

9

Page 10: Malaria Tropika (Plasmodium Falciparum)

1. Felix. 2006. Penyakit Rawa-Rawa Yang Mendunia Majalah Farmacia. Fifth

Edition. Jakarta.

2. Wijanarko A, Wibowo B, Wartomo A, et all. 2008. Pedoman Penatalaksaan

Kasus Malaria di Indonesia.

3. Adegbaju, A. 2008. Malaria. Available at

http://www.indonesiaindonesia.com/kesehatan/malaria. Accessed on 1 Februari

2012.

4. Bupa medical team. 2010. Malaria, the disease. Available at

www.bupa.co.uk/individuals/health -information/directory/m/malaria/malaria-

disease. Accessed on 1 Februari 2012.

5. Larry Moran. 2007. Plasmodium falciparumcauses malaria. Available at

www.http://sandwalk.blogspot.com/2007/07/plasmodium-falciparum-causes-

malaria.html . Accessed on 1 Februari 2012

10